DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015"

Transkripsi

1 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ala, yang telah memberikan Rakhmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015 dapat diselesaikan. LKIP ini merupakan bentuk laporan dan pertanggungjawaban Dinas Peternakan dan Perikanan pada pelaksanaan kegiatan secara kinerja dan anggaran pada tahun Laporan ini merupakan bentuk transparansi pelaksanaan kegiatan peternakan dan perikanan pada tahun Laporan ini berisikan tentang perbandingan target kinerja dan anggaran yang sudah ditetapkan pada dokumen perencanaan dinas dengan realisasi kinerja dan anggaran pada tahun Selain itu, LKIP ini juga membandingkan data realisasi kinerja pada kurun tahun (2010 s.d 2015). Laporan ini juga bisa dijadikan sebagai evaluasi dan bahan dasar pengambilan kebijakan pembangunan peternakan dan perikanan pada waktu yang akan datang. Demikian penyusunan Laporan ini, semoga bermanfaat bagi yang berkepentingan Soreang, Februari 2016 Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Ir H. Hermawan Pembina Utama Muda NIP i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... viiv DAFTAR LAMPIRAN... viiii IKHTISAR EKSEKUTIF... viiiii BAB I PENDAHULUAN...1 A. Gambaran Umum...1 B. Permasalahan...4 BAB II PERENCANAAN KINERJA...5 A. Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun B. Perjanjian Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA...12 A. Capaian Kinerja Organisasi (Disnakan)...12 B. Realisasi Anggaran...63 BAB IV P E N U T U P...66 ii

4 DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Tujuan Kedua... 6 Tabel 2. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Ketiga... 6 Tabel 3. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Keempat... 7 Tabel 4. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Kelima... 7 Tabel 5. Sasaran, indikator sasaran pada tahun Tabel 6. Target dan Realisasi Indikator Sasaran Tahun Tabel 7. Target dan realisasi indikator kinerja pada Dinas peternakan dan Perikanan Tahun Tabel 8. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Ruminansia Besar Tahun Tabel 9. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Ruminansia Kecil Tahun Tabel 10. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Unggas Tahun Tabel 11. Stimulan ternak dari Disnakan tahun Tabel 12. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Akseptor IB Tahun Tabel 13. Pelaksanaan Inseminasi Buatan di Kabupaten Bandung tahun Tabel 14. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudidaya Tabel 15. Dukungan Program/ Kegiatan Kepada Ketercapaian Indikator Sasaran Peningkatan Populasi Peternakan TA Tabel 16. Perbandingan target dan realisasi indikator pemotongan ternak di RPH tahun Tabel 17. Perbandingan target dan realisasi jumlah penyediaan produk ternak tahun Tabel 18. Dukungan Program/ Kegiatan Kepada Ketercapaian Indikator Sasaran Peningkatan Produksi Peternakan TA Tabel 19. Perbandingan target dan realisasi indikator produksi ikan konsumsi tahun Tabel 20. Target dan realisasi produksi ikan konsumsi pada tahun iii

5 Hal Tabel 21. Stimulan Bantuan Perikanan Kepada Masyarakat Tahun Tabel 22. Kelompok penerima sertifikat CBIB tahun Tabel 23. Perbandingan target dan realisasi indikator produksi benih ikan tahun Tabel 24. Jumlah Stimulan induk ikan tahun Tabel 25. Dukungan Program pada Indikator Sasaran Peningkatan produksi Ikan Produksi dan Benih TA Tabel 26. Target dan realisasi pencapain indikator Persentase jumlah penyakit hewan prioritas yang tertanggulangi tahun Tabel 27. Perbandingan target dan realisasi indikator status kesehatan hewan tahun Tabel 28. Target dan realisasi persentase peningkatan status kesehatan hewan. 41 Tabel 29. Realisasi Vaksinasi AI/ND di Kabupaten Bandung Tahun Tabel 30. Vaksinasi Brucellosis pada Tahun Tabel 31. Hasil Vaksinasi Rabies Tahun Tabel 32. Hasil Vaksinasi Rabies tahun Tabel 33. Eliminasi HPR dari tahun Tabel 34. Dukungan Program pada Indikator Sasaran Peningkatan Kesehatan Hewan/ Ternak TA Tabel 35. Target dan Realisasi Hasil Uji pada PAH tahun Tabel 36. Hasil Uji laboratorium Kesmavet Tahun Tabel 37. Dukungan Program pada Indikator Sasaran Peningkatan Kesehatan Masyarakat Veteriner untuk Menjamin Keamanan Pangan TA Tabel 38. Perbandingan Target dan Realisasi indikator Pemanfaatan Teknologi Tahun Tabel 39. Fasilitasi teknologi berupa alat/sarana peternakan dan perikanan tahun Tabel 40. Dukungan Program pada Indikator Sasaran Peningkatan Kesehatan Masyarakat Veteriner untuk Menjamin Keamanan Pangan TA Tabel 41. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator peningkatan produksi olahan ikan Tabel 42. Produksi Olahan Kabupaten Bandung Tahun Tabel 43. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Peningkatan Produksi Olahan Ternak tahun iv

6 Hal Tabel 44. Dukungan Program pada Indikator Sasaran Peningkatan Kesehatan Masyarakat Veteriner untuk Menjamin Keamanan Pangan TA Tabel 45. Ringkasan anggaran Belanja Langsung TA v

7 DAFTAR GRAFIK Hal Grafik 1. Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 2. Data Populasi Ternak Unggas Di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 3. Perkembangan Kebuntingan pada Betina akseptor IB tahun Grafik 4. Perbandingan Target dan Realisasi Fasilitasi Kelompok Pembudidaya Peternakan Tahun Grafik 5. Perbandingan Target dan Realisasi Pemotongan di RPH Grafik 6. Data Produksi Daging, Telur, dan Susu di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 7. Jumlah pembudidaya yang mendapat sertifikat CBIB Tahun Grafik 8. Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Ikan Konsumsi di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 9. Perbandingan Target dan RealisasiProduksi Benih ikan di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 10. Peningkatan intervensi jenis penyakit ternak dan hewan di kabupaten Bandung tahun Grafik 11. Perkembangan Vaksinasi AI/ND di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 12. Perkembangan Vaksinasi Brucellosis di Kabupaten Bandung Tahun Grafik 13. Peningkatan pelayanan dan pencegahan penyakit ternak/ hewan tahun Grafik 14. Peningkatan Kualitas PAH (Produk Asal Hewan) yang HAUS Tahun Grafik 15. Perbandingan target dan realisasi fasilitasi alat/sarana teknologi peternakan dan perikanan di Kabupaten Bandung Grafik 16. Produksi Produk Peternakan Tahun vi

8 DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun Lampiran 2. Rencana Aksi Lampiran 3. Indikator Kinerja Utama (IKU) Disnakan Lampiran 4. Daftar Fasilitasi Kelompok Peternak Pembudidaya vii

9 IKHTISAR EKSEKUTIF Terdapat 17 Indikator utama yang ditetapkan pada tahun 2015, 15 indikator utama diantaranya dapat memenuhi bahkan melebihi target yang ditetapkan, sedangkan 2 indikator lainnya belum dapat memenuhi target yang ditetapkan. Indikator utama yang mencapai target bahkan melebihi Populasi ternak unggas, Fasilitasi kelompok pembudidaya, penyediaan telur, penyediaan susu, dan pelayanan kesehatan hewan serta beberapa indikator yang lain. Pencapaian ini tidak terlepas dari peran serta stakeholders peternakan/perikanan, masyarakat dan seluruh masyarakat peternakan dan perikanan yang didukung pula oleh peran aktif pemerintah Kabupaten Bandung pada proses pembangunan. Indikator lain yang belum mencapai target yang sudah ditetapkan diantaranya populasi ruminansia besar dan penyediaan daging. Realisasi tertinggi dicapai oleh indikator Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudidaya yang mencapai 475 % dari target yang ditetapkan. Capain terendah ialah indikator Jumlah penyediaan daging yang hanya 85,82% dari target yang ditetapkan. Berdasarkan kondisi tersebut maka khusus untuk beberapa indikator yang belum mencapai target yang ditetapkan haruslah mendapatkan prioritas agar pada akhir rencana strategis target yang tidak tercapai dapat terkompensasi Anggaran belanja langsung yang dialokasikan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung untuk mendukung pencapain indikator tersebut pada tahun 2015 ialah sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau 83,96%. Jumlah anggaran tersebut dipergunakan untuk mencapai beberapa target indikator yang telah ditetapkan di dalam Renstra Disnakan, dimana turunannya dibuat Renja dan Dokumen Anggaran sebagai target tahunan dari Dinas Peternakan dan Perikanan. Permasalahan utama yang dihadapi ialah sebagai berikut: - Belum jelasnya mengenai mekanisme pelaksanaan UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya mengenai aturan hibah yang harus diberikan kepada kelompok yang berbadan hukum membuat beberapa pelaksanaan kegiatan terhambat. - Cukup lamanya musim kemarau pada tahun 2015 mempengaruhi pada capaian target terutama untuk produksi ikan konsumsi, penyediaan pakan ternak, dan komoditas lainnya. viii

10 - Adanya kebijakan pembatasan impor sapi bakalan oleh pemerintah pusat membuat capaian sasaran terutama penyediaan daging tidak terlaksana secara optimal. - Masih terbatasnya penerapan teknologi dan perlunya peningkatan pengetahuan pembudidaya ikan serta peternak. - Masih rendahnya daya saing produk peternakan dan perikanan sehingga belum memberikan nilai tambah untuk pelaku usaha Adapun penanggulangan permasalahan yang dihadapi pada tahun 2015 ialah sebagai berikut : - Melakukan asistensi dan konsultasi mengenai mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan aturan UU No. 23 tahun 2014 tersebut ke tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat. - Fasilitasi sarana dan kegiatan untuk mengurangi dampak kekeringan seperti dengan memberikan pompa untuk perikanan, penerapan teknologi pengawetan pakan dan lainnya. - Berkoordinasi dengan instansi lain pada tingkat Kabupaten, provinsi, dan pusat untuk mengatasi masalah penyediaan daging serta harga daging yang mengalami peningkatan. - Peningkatan stimulan teknologi serta peningkatan kualitas SDM peternak, pelaku usaha, dan pembudidaya ikan ix

11 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Isu food security dan food safety merupakan hal yang menjadi perhatian utama baik pada level daerah, nasional maupun dunia. Dimana dewasa ini kekurangan penyediaan produk pangan menjadi masalah utama di level internasional terutama untuk beberapa negara berkembang dan negara tertinggal. Selain isu ketersediaan pangan keamanan pangan juga menjadi isu yang cukup penting untuk diperhatikan mengingat banyaknya kasus produk pangan yang tidak layak konsumsi baik secara kondisi produk atau aturan etika yang ada. Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Bandung menanggapi isu tersebut dengan membuat sebuah instansi yang berkaitan dengan ketersediaan dan keamanan pangan produk peternakan dan perikanan melalui Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2007 dimana didalamnya terdapat Tupoksi Dinas Peternakan dan Perikanan yaitu Merumuskan kebijaksanaan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang pelayanan dan pengembangan peternakan dan perikanan yang meliputi peternakan, perikanan, kesehatan hewan dan pembinaan usaha peternakan dan perikanan serta melaksanakan ketatausahaan dinas Adapun Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung berdasarkan pada aturan tersebut adalah sebagai berikut: 1

12 KEPALA DINAS JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAG. PENYUSUNAN PROGRAM SUB BAG. KEUANGAN SUB BAG. UMUM dan KEPEGAWAIAN BIDANG PETERNAKAN BIDANG PERIKANAN BIDANG KESEHATAN HEWAN BIDANG BINA USAHA SEKSI PERBIBITAN SEKSI PEMBENIHAN SEKSI PENGENDALIAN PENYAKIT HEWAN SEKSI PENGOLAHAN & PEMASARAN HASIL PETERNAKAN SEKSI PRODUKSI SEKSI PRODUKSI SEKSI SARANA PELAYANAN KESEHATAN HEWAN SEKSI PENGOLAHAN & PEMASARAN HASIL PERIKANAN SEKSI PENGEMBANGAN SEKSI KESEHATAN IKAN & LINGKUNGAN SEKSI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER SEKSI PELAYANAN PETERNAKAN & PERIKANAN UPTD PUSKESWAN UPTD RUMAH POTONG HEWAN UPTD PEMBENIHAN IKAN UPTD PERBIBITAN TERNAK SUB BAG. TU SUB BAG. TU SUB BAG. TU SUB BAG. TU Berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Nomor 5 Tahun 2008 tanggal 26 Februari 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Tupoksi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut: KEPALA DINAS Tugas Pokok: Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan merumuskan serta mempertanggung jawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kelautan dan perikanan serta sebagian bidang pertanian dan ketahanan pangan SEKERTARIS Tugas Pokok : Sekertarismempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan 2

13 yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan. BIDANG PETERNAKAN Tugas Pokok : Bidang Peternakan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan peternakan yang meliputi perbibitan, produksi dan pengembangan. BIDANG PERIKANAN Tugas Pokok : Bidang Perikanan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan perikanan yang meliputi pembenihan, produksi serta kesehatan ikan dan lingkungan. BIDANG KESEHATAN HEWAN Tugas Pokok : Bidang Kesehatan Hewan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan kesehatan hewan yang meliputi pengendalian penyakit hewan, sarana dan pelayanan kesehatan hewan serta kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet). BIDANG BINA USAHA Tugas Pokok : Bidang Bina Usaha mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas tugas di bidang pengelolaan pembinaan usaha peternakan dan perikanan yang meliputi pengolahan dan pemasaran hasil peternakan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta pelayanan peternakan dan perikanan. UPTD PERBIBITAN TERNAK Tugas Pokok : UPTD Perbibitan Ternak mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan pengembangan perbibitan ternak. UPTD PEMBENIHAN IKAN Tugas Pokok : 3

14 UPTD Pembenihan Ikan mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan pengembangan pembenihan ikan. UPTD RUMAH POTONG HEWAN Tugas Pokok : UPTD Rumah Potong Hewan mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan pengendalian rumah potong hewan (RPH) dan rumah potong unggas (RPU). UPTD PUSAT KESEHATAN HEWAN DAN LABORATORIUM Tugas Pokok : UPTD Pusat Kesehatan Hewan dan Laboratorium mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan pengembangan pusat kesehatan hewan dan laboratorium. B. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran dan program yang sudah ditetapkan diantaranya: - Belum jelasnya mengenai mekanisme pelaksanaan UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya mengenai aturan hibah yang harus diberikan kepada kelompok yang berbadan hukum membuat beberapa pelaksanaan kegiatan terhambat. - Cukup lamanya musim kemarau pada tahun 2015 mempengaruhi pada capaian target terutama untuk produksi ikan konsumsi, penyediaan pakan ternak, dan komoditas lainnya. - Adanya kebijakan pembatasan impor sapi bakalan oleh pemerintah pusat membuat capaian sasaran terutama penyediaan daging tidak terlaksana secara optimal. - Masih terbatasnya penerapan teknologi dan perlunya peningkatan pengetahuan pembudidaya ikan serta peternak. - Masih rendahya daya saing produk peternakan dan perikanan sehingga belum memberikan nilai tambah untuk pelaku usaha 4

15 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Rencana strategis merupakan bahan dasar pengukuran kinerja instansi pemerintah. Renstra merupakan target/ kebijakan yang telah ditentukan untuk 5 tahun. Selain itu, rencana strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya lainnya agar mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik regional, nasional maupun global. Analisis terhadap kinerja organisasi baik secara internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategis instansi pemerintah pada umumnya, khususnya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu menengah maka Dinas Peternakan dan Perikanan menyusun Renstra sesuai dengan yang diamanatkan dalam peraturan maupun perundang-undangan.tujuan dari penyusunan Renstra itu sendiri ialah sebagai acuan pelaksanaan kebijakan dan bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Dinas Peternakan dan Perikanan.Visi dan Misi Dinas Peternakan dan Perikanan untuk tahun ialah: MISI DISNAKAN 1. Meningkatkan Kualitas SDM dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan profesionalisme aparatur dalam rangka pelayanan prima. 2. Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas peternakan dan perikanan berbasis teknologi dan sumberdaya lokal yang unggul. 3. Menciptakan keseimbangan ekosistem Sumber Daya Alam yang mendukung keberlanjutan pembangunan Peternakan dan Perikanan. 4. Mengembangkan usaha Peternakan dan Perikanan sebagai usaha ekonomi produktif yang mandiri dan berdaya saing. TUJUAN Mendorong Peningkatan Kualitas SDM Aparatur Yang dapat Mewujudkan Pelayanan Prima, serta Pemberdayaan Masyarakat Peternakan dan Perikanan yang Kreatif dan inovatif dalam pengembangan usaha 1. Terpenuhinya Penyediaan Produk Peternakan dan Perikanan dengan Pengembangan Agribisnis Berbasis Ekonomi Lokal 2. Meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ternak dan Ikan untuk Peningkatan Kualitas Produk Peternakan dan Ikan Terkendalinya dampak Pembangunan Peternakan dan Perikanan dengan Memperhatikan Sarana Prasarana, Daya Dukung serta Daya T ampung lingkungan Misi 1 VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN BANDUNG YANG MAJU, MANDIRI DAN BERDAYA SAING, MELALUI TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN PEMANTAPAN PEMBANGUNAN PERDESAAN, BERLANDASKAN RELIGIUS, KULTURAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN Misi 1 VISI MENJADIKAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN SEBAGAI INSTITUSI YANG PROFESIONAL DALAM MEWUJUDKAN PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG UNGGUL, BERDAYA SAING DENGAN MEMANFAATKAN SUMBER DAYA LOKAL YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Misi 3 Meningkatkan Pendapatan untuk Meningkatkan Daya Beli dan Ketahanan Pangan Masyarakat Melalui Pengembangan Aktivitas Ekonomi Berbasis Potensi Lokal MISI KABUPATEN BANDUNG (RPJMD) 1. Meningkatkan profesionalisme birokrasi. 2. Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan Iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda. 3. Memantapkan pembangunan perdesaan. 4. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah. 5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah. 6. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing. 7. Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan 5

16 Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan Kedua: Terpenuhinya penyediaan produk peternakan dan perikanan untuk konsumsi didalam daerah dengan ketersediaan infrastuktur peternakan dan perikanan yang mampu mendukung peningkatan produksi ternak dan ikan yang unggul. Sasaran pada tahun 2015 yang ditetapkan sebagai upaya untuk mencapai tujuan ini ialah seperti terurai pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Tujuan Kedua Sasaran Indikator Kinerja Utama 1. Tercapainya populasi Jumlah populasi Ruminansia Besar (ekor) peternakan Jumlah populasi Ruminansia Kecil (ekor) Jumlah populasi ternak unggas (ekor) Persen akseptor Inseminasi Buatan(IB) sapi potong yang bunting (%) 2. Tercapainya produksi peternakan 3. Tercapainya produksi ikan konsumsi, benih, dan ikan olahan Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudidaya (Kelompok) Jumlah penyediaan daging (Ton) Jumlah penyediaan telur (Ton) Jumlah penyediaan susu (Ton) Pemotongan ternak di RPH (ekor) Persen peningkatan Ikan konsumsi (%) Persen peningkatan Ikan Benih (%) Dimana sasaran dan tujuan ini didukung hampir oleh seluruh program yang ada pada Dinas Peternakan dan Perikanan, namun program dengan kegiatan yang secara langsung mendukung pada sasaran ini ialah sebagai berikut: a. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan b. Pengembangan budidaya perikanan c. Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau, dan Air Tawar. Tujuan Ketiga: Meningkatnya pencegahan dan pengendalian Penyakit ternak dan Ikan untuk peningkatan kualitas produk peternakan dan Ikan. Pada tujuan ini terdapat 2 sasaran untuk tahun 2015 yang ditetapkan seperti terurai pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Ketiga Sasaran Indikator Kinerja Utama 1. Tercapainya Peningkatan kesehatan hewan/ ternak - Persentase jumlah penyakit hewan prioritas yang tertanggulangi (%) - Persen status kesehatan (%) 6

17 2. Pencapaian Peningkatan Persen produk Pangan asal hewan yang HAUS (%) kesmavet untuk mendukung jaminan keamanan pangan Adapun program yang mendukung pada pencapaian indikator sasaran ini ialah program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular ternak. Tujuan Keempat: Terkendalinya dampak pembangunan peternakan dan perikanan dengan memperhatikan sarana prasarana dan daya dukung serta daya tampung lingkungan. Pada tujuan ini terdapat 1 sasaran untuk tahun 2015 yang ditetapkan sebagai upaya pencapain tujuan seperti terurai pada tabel dibawah ini: Tabel 3. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Keempat Sasaran Indikator Kinerja Utama Tercapainya Peningkatan pemanfaatan hasil ikutan Persen pemanfaatan teknologi peternakan dan perikanan ( %) produksi peternakan serta penerapan teknologi peternakan dan perikanan Sasaran ini didukung oleh 2 program yaitu: 1. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan 2. Program Pengembangan Budidaya Perikanan Tujuan Kelima: Meningkatkan pendapatan untuk meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal. Pada tujuan ini ada 1 sasaran yang ditetapkan utuk tahun 2015 yaitu seperti terurai pada tabel dibawah ini: Tabel 4. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Kelima Sasaran Indikator Kinerja Utama Tercapainya Peningkatan - Persen peningkatan produksi olahan ikan (%) produk olahan peternakan - Persen peningkatan produksi olahan ternak (%) dan perikanan yang berdaya saing Sasaran ini didukung oleh 2 program utama yaitu : 1. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan 2. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Sebagai upaya pencapaian Tujuan pada akhir periode Renstra Tahun 2015 maka di tetapkan beberapa sasaran dengan beberapa Indikator utama yang akan diurai pada 7

18 bagian bab utama sedangkan untuk indikator tambahan terdapat pada lampiran.indikator Kinerja utama pada Dinas peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut: Tabel 5. Sasaran, indikator sasaran pada tahun Sasaran Indikator Kinerja Utama Target Tahun Tercapainya populasi Jumlah populasi Ruminansia Besar peternakan (ekor) Jumlah populasi Ruminansia Kecil (ekor) Jumlah populasi ternak unggas (ekor) Tercapainya produksi peternakan Persen akseptor Inseminasi Buatan/IB sapi potong yang bunting (%) Jumlah Fasilitasi Peternak pembudidaya (kelompok) (231 akumulasi) - Jumlah penyediaan daging (ton) Jumlah penyediaan telur (ton) Jumlah penyediaan susu (ton) Pemotongan ternak di RPH (ekor) Tercapainya produksi ikan konsumsi, benih, dan ikan olahan 4. Tercapainya peningkatan kesehatan hewan/ ternak/ ikan 5. Tercapainya Peningkatan kesehatan masyarakat veteriner untuk mendukung jaminan keamanan pangan - Persen peningkatan Ikan konsumsi (%) - Persen peningkatan ikan Benih (%) - Persentase jumlah penyakit hewan prioritas yang tertanggulangi (%) - Persen peningkatan status kesehatan (%) - Persen produk Pangan asal hewan yang HAUS (%) 7 (35 akumulasi) 7 (35 akumulasi) 32 68,9 75 8

19 Sasaran Indikator Kinerja Utama Target Tahun Persen pemanfaatan teknologi 3,04 peternakan dan perikanan ( %) 6. Tercapainya pemanfaatan hasil ikutan produksi peternakan serta penerapan teknologi peternakan dan perikanan 7. Tercapainya peningkatan produk olahan peternakan dan perikanan yang berdaya saing - Persen peningkatan produksi olahan ikan (%) - Persen peningkatan produksi olahan ternak (%) 5,9 (36 akumulasi) 9,67 (40 Akumulasi) 9

20 Adapun Perbandingan antara target dan realisasi capaian indikator sasaran dapat ialah seperti yang tersaji pada tabel dibawah ini: Tabel 6. Target dan Realisasi Indikator Sasaran Tahun Sasaran Tercapainya populasi peternakan Tercapainya produksi peternakan Tercapainya produksi ikan konsumsi, benih, dan ikan olahan Tercapainya peningkatan kesehatan hewan/ ternak/ ikan Indikator Kinerja Utama Target Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 2015 Jumlah populasi Ruminansia , Besar (ekor) Jumlah populasi Ruminansia , Kecil (ekor) Jumlah populasi ternak unggas ,784, (ekor) Jumlah Fasilitasi Peternak 60 (60 60 (60 41 ( ( ( ( ( ( (231 pembudidaya (kelompok) akumulasi) akumulasi) akumulasi) akumulasi) akumulasi) akumulasi) akumulasi) akumulasi) akumulasi) - Jumlah penyediaan daging , (ton) - Jumlah penyediaan telur (ton) , Jumlah penyediaan susu (ton) , Pemotongan ternak di RPH (ekor) - Persen peningkatan Ikan 7 (7 7,19 (7,19 7 (14 19,59 7(21 7,05 (33,83 7(28 8,92 (42,74 7 (35 konsumsi (%) akumulasi) akumulasi) akumulasi) (26,78 akumulasi) akumulasi) akumulasi) akumulasi) akumulasi) - Persen peningkatan ikan Benih (%) - Persentase jumlah penyakit hewan prioritas yang tertanggulangi (%) - Persen peningkatan status kesehatan (%) 7 (7 akumulasi) 9,16 (9,16 akumulasi) 7 (14 akumulasi) akumulasi) 10,86 (20,02 akumulasi) 7(21 akumulasi) 8,45(28,47 akumulasi) 7(28 akumulasi) 10,93 (39,40 akumulasi) 7 (35 akumulasi) , , ,40 68,9 10

21 Sasaran Tercapainya Peningkatan kesehatan masyarakat veteriner untuk mendukung jaminan keamanan pangan Tercapainya peningkatan produk olahan peternakan dan perikanan yang berdaya saing Indikator Kinerja Utama - Persen produk Pangan asal hewan yang HAUS (%) - Persen peningkatan produksi olahan ikan (%) - Persen peningkatan produksi olahan ternak (%) Target Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 2015 Na Na 60 62, , (6 akumulasi) 15,19 (15,19 akumulasi) 6 (12 akumulasi) Na Na 8 (8 akumulasi) 4,37 (19,57 akumulasi) 28,56 (28,56 akumulasi) 6 (18 akumulasi) 8 (16 akumulasi) 4,23 (23,81 akumulasi) 10,63 (39,19 akumulasi) 6 (24 akumulasi) 8,44 (24,4 akumulasi) 6 (29,81 akumulasi) 19,24 (58,44 akumulasi) 5,9 (30 akumulasi) 9,67 (34,07 Akumulasi) 11

22 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi (Disnakan) Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja yang mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja, yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan Dinas Peternakan dan perikanan Kabupaten Bandung sebagaimana tertuang dalam Rencana strategis. Pada tahun 2015 Terdapat 7 sasaran strategis dan 17 indikator sasaran prioritas pada Dinas Peternakan dan Perikanan. Adapun uraian realisasi tiap indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 7. Target dan realisasi indikator kinerja pada Dinas peternakan dan Perikanan Tahun 2015 Sasaran Indikator Kinerja Utama Target 2015 Realisasi 2015 Persen Tercapainya populasi peternakan Tercapainya Peningkatan produksi peternakan Tercapainya Peningkatan produksi ikan konsumsi, dan benih a. Jumlah populasi Ruminansia Besar (ekor) b. Jumlah populasi Ruminansia Kecil (ekor) c. Jumlah populasi ternak unggas (ekor) d. Persentase akseptor Inseminasi Buatan/IB sapi potong yang bunting (%) e. Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudidaya (kelompok) a. Jumlah penyediaan daging (ton) b. Jumlah penyediaan telur (ton) c. Jumlah penyediaan susu (ton) d. Jumlah Pemotongan ternak di RPH (ekor) a. Persentase peningkatan Ikan konsumsi (%) b. Persentase Ikan Benih (%) , ,38 6,159,209 6,586, ,94 40 (231 akumulasi) , (479 akumulasi) 475 (207 akumulasi) , , , ,81 7 (35 akumulasi) 6,98 (46,24 akumulasi) 99,71 7 5,95 85,00 12

23 Sasaran Indikator Kinerja Utama Target 2015 Realisasi 2015 Persen Tercapainya kesehatan hewan/ ternak Tercapainya kesehatan masyarakat veteriner untuk mendukung jaminan keamanan pangan Tercapainya Peningkatan Penerapan teknologi serta pemanfaatan hasil ikutan produksi peternakan dan perikanan Tercapainya produk olahan peternakan dan perikanan yang berdaya saing a. Persentase jumlah penyakit hewan prioritas yang tertanggulangi (%) b. Persen peningkatan status kesehatan (%) Persentase produk Pangan asal hewan yang HAUS (%) Persentase fasilitasi teknologi peternakan dan perikanan (%) a. Persentase peningkatan produksi olahan ikan (%) b. Persentase peningkatan produksi olahan ternak (%) ,00 68,9 69,4 100, ,6 110,13 3,04 3,09 101,64 5,9 11,49 194,7 9,67 11,89 122,9 - Analisis Capaian Kinerja Organisasi (Disnakan) Analisis akuntabilitias kinerja dilakukan dengan cara membandingkan tiap indikator sasaran dengan target pada tahun bersangkutan. Selain itu dilakukan penelahaan secara komprehensif dengan membandingkannya pada realisasi tahun sebelumnya serta pada target tahun yang akan datang. Adapun analisa sasaran pada Dinas Peternakan dan Perikanan untuk tahun 2015 ini ialah sebagai berikut: Sasaran Pertama Tujuan Kedua: Tercapainya populasi peternakan a. Jumlah Populasi Ruminansia Besar Indikator ini ditetapkan untuk mengukur proses pembangunan peternakan yang bersifat pengadaan ternak ruminansia secara langsung, maupun kegiatan penunjang lain seperti penyediaan sarana manajemen, penanggulangan penyakit serta kegiatan lainnya yang dapat menunjang pencapaian populasi ruminansia besar yang sudah ditetapkan. Adapun ruminansia yang dijadikan sebagai indicator dalam hal ini ialah sapi 13

24 perah dan sapi potong. Adapun indikator untuk sasaran ini terurai seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 8. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Ruminansia Besar Tahun Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Realisasi tahun Mendorong Populasi , Peternakan (Ruminansia Besar) 1. Sapi perah (ekor) , Sapi potong (ekor) , Sumber Data: laporan Bidang Peternakan 2015 Realisasi populasi ternak ruminansia besar masih berada dibawah angka target yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya: - Terhambatnya dukungan pemerintah terutama pada akhir tahun 2015 dikarenakan adanya UU 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah yang mengharuskan penerima bantuan berbentuk badan hukum sehingga beberapa bantuan serta pengadaan ternak tidak dapat dilaksanakan. - Pertumbuhan populasi ternak dipengaruhi pula oleh harga daging yang melonjak tinggi sedangkan harga susu tidak meningkat sehingga banyak peternak sapi perah menjual ternaknya untuk menjadi daging. - Tingginya harga bakalan ternak yang berpengaruh pada jumlah ternak yang dipelihara oleh peternak pada budidaya sapi perah, tingginya harga bakalan juga dapat mendorong peternak untuk menjual pedet keluar wilayah Kabupaten Bandung. - Khusus untuk sapi potong, pertumbuhan populasi dipengaruhi oleh adanya kebijakan pemerintah pusat untuk mengurangi sementara impor sapi bakalan yang berpengaruh kepada stock populasi ternak di beberapa feed lot. Namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan populasi sapi perah dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 0,5 %. Pertumbuhan populasi untuk ternak sapi potong juga menunjukan tren yang positif yaitu mencapai 0,3%. 14

25 b. Jumlah Populasi Ruminansia Kecil Ruminansia kecil yang diperhitungkan dalam indikator ini ialah ternak domba dan kambing dimana didalamnya termasuk kambing perah. Perbandingan target dan realisasi ternak ruminansia kecil untuk tahun 2015, tersaji pada tabel dibawah ini: Tabel 9. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Ruminansia Kecil Tahun Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi (%) tahun 2014 Mendorong Populasi Peternakan (Ruminansia Kecil) , Domba (ekor) , Kambing (ekor) , Sumber Data: laporan Bidang Peternakan 2015 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa pencapaian target untuk ternak domba belum dapat memenuhi apa yang telah ditetapkan atau hanya mencapai 105,38% dari target. Capain ini yang melebihi target ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: - Beralihnya beberapa peternak ternak ruminansia besar khususnya ternak sapi perah ke usaha tani dan memelihara domba sebagai pekerjaan sampingan seperti diwilayah Kertasari, Pangalengan, Cilengkrang dan Arjasari. - Peran aktif peternak dalam mencoba jenis usaha yang dianggap menguntungkan serta adanya stimulan, pembinaan serta pendampingan dari pemerintah. Khusus ternak kambing dapat memenuhi target yang ditetapkan hal ini lebih dikarenakan oleh semakin tingginya populasi ternak kambing perah yang memang tujuan utama pemeliharaanya untuk menghasilkan susu kambing. Peningkatan tersebut didukung oleh peran aktif peternak dalam membudidayakan kambing serta stimulant dari pemerintah terutama dengan sumber anggaran APBN. c. Jumlah Populasi Ternak Unggas Ternak unggas yang dihitung menjadi indikator dalam hal ini ialah khusus untuk jenis unggas yang secara umum biasa dipelihara oleh peternak serta memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi (ayam buras, ayam ras petelur, ayam pedaging). Jenis unggas lain seperti itik manila (entog), puyuh, dan unggas lainnya tidak dimasukan 15

26 dalam indikator selian karena populasinya yang masih sedikit juga secara pemeliharaan oleh peternak di Kabupaten Bandung masih sangat terbatas. Uraian target dan realisasi perjenis unggas pada tahun 2015 seperti tersaji pada tabel 14 dibawah ini: Tabel 10. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Ternak Unggas Tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi (%) tahun 2014 Mendorong Populasi , Peternakan Unggas (ekor) a. Ayam Buras 2,000, , b. Ayam Ras Petelur 492, , c. Ayam Pedaging 3,251, , d. Itik 414, , Data bidang peternakan 2015 Pada tabel terlihat bahwa pencapaian target populasi unggas untuk beberapa jenis unggas seperti ayam buras dan ayam petelur belum dapat mencapai angka yang ditargetkan. Capain yang belum sesuai dengan rencana ini lebih dikarenakan oleh : - Masih tingginya harga pakan ternak terutama untuk pakan ayam petelur, yang berakibat kepada biaya produksi tinggi sehingga para peternak menahan untuk menambah populasi ternak yang dipelihara. Pada jenis unggas lain seperti ayam pedaging dan itik capain pada tahun 2015 melebihi angka yang direncanakan yaitu 112,75% untuk ternak ayam pedaging dan 105,40% untuk ternak itik. Salah satu pendukungnya yaitu terjadinya peningkatan dukungan teknologi penetasan dan ternak itik yang di distribusikan ke masyarakat. Selain itu, adanya beberapa skema metode kerjasama antara perusahaan dengan peternak yang dapat dianggap menguntungkan peternak karena metode kredit dalam proses pembayarannya. Hal tersebut meningkatkan minat peternak untuk membudidayakan ayam pedaging lebih banyak. Persentase capaian realisasi anggaran dari 5 kegiatan yang secara langsung mendukung indikator ini ialah 84,6%. Adapun nilai rata-rata persentase capaian kinerja untuk indikator ini ialah 106,94%. Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka efektivitas dari indikator sasaran ini ialah sebesar 1,26 yang artinya setiap Rp. 1,- dipergunakan akan menghasilkan 1,26 satuan hasil kinerja. 16

27 Populasi ternak ruminansia (ekor) Sedangkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Peternakan dan Perikanan untuk mendukung peningkatan populasi sapi perah memberikan beberapa stimulan dengan sumber anggaran Kabupaten diantaranya seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini: Tabel 11. Stimulan ternak dari Disnakan tahun Jenis ternak Jumlah Sapi potong (ekor) Sapi perah (ekor) Domba (ekor) Kambing (ekor) Kelinci (ekor) ayam buras (ekor) Itik (ekor) ayam pelung (ekor) Sumber: DPA bidang Peternakan TA diolah. Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa tiap tahunnya stimulan ternak mengalami peningkatan. Khusus ternak itik akumulasi paling banyak dimana sampai 2015 mencapai sebanyak ekor. Komoditas lainnya yang mendapat alokasi anggaran yang cukup tinggi yaitu ternak sapi potong dan ternak domba. Gambaran pertumbuhan tiap komoditi untuk ternak ruminansia dapat dilihat pada Grafik dibawah ini: Grafik 1. Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun , , , , ,000 50,000 - Sapi Perah Sapi Potong Domba Kambing ,702 16, ,437 20, ,045 36, ,107 26, ,937 28, ,795 24, ,358 28, ,910 25, ,643 28, ,099 26, ,824 28, ,219 26,311 17

28 Populasi Unggas (ekor) Sumber: Laporan Tahunan dan Data Bidang Peternakan 2015 diolah. Berdasarkan grafik 3 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan untuk ternak ruminansia tertinggi dicapai oleh ternak sapi potong yang mencapai 69,84% sedangkan pertumbuhan terendah dicapai oleh ternak sapi perah sebesar 13,88%. Adapun rata-rata pertumbuhan untuk ternak ruminansia selama 5 tahun mencapai 31,61%. Populasi ternak unggas, secara umum mengalami penurunan populasi sebesar -0,70% pertahun. penurunan tersebut terutama disumbang dari penurunan populasi ayam broiler dan ayam petelur sebesar -0,57% dan -3,27% pertahunnya. Populasi ternak unggas lainnya yaitu ternak ayam buras mengalami pertumbuhan sebesar 9.07% pertahun. Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak unggas dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 2. Data Populasi Ternak Unggas Di Kabupaten Bandung Tahun ,500,000 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000 - Ayam Buras Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik ,373, ,917 4,383, , ,644, ,951 4,420, , ,863, ,129 2,443, , ,881, ,663 2,584, , ,990, ,832 3,484, , ,996, ,508 3,665, ,217 Sumber: Data Bidang Peternakan diolah. d. Persen akseptor Inseminasi Buatan/IB sapi potong yang bunting Persentase betina akseptor IB sapi potong yang bunting merupakan indikator yang penting dalam mendorong pencapaian sasaran peningkatan populasi ternak, 18

29 karena keberhasilan suatu perkawinan buatan akan berbanding lurus dengan jumlah anak yang dihasilkan. Atas dasar pertimbangan tersebut khusus indikator ini dimasukan sebagai indikator yang dibahas. Pada tahun 2015 target dan realisasi dari indikator ini seperti tercantum pada tabel dibawah ini: Tabel 12. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Akseptor IB Tahun 2015 Realisasi tahun ,00 61,00 110,91 53,71 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persen akseptor Inseminasi Buatan (IB) sapi potong yang bunting (%) Sumber: Data Bidang Peternakan 2015 diolah Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa realisasi capaian akseptor IB yang bunting cukup tinggi mencapai 110,91% dari target yang ditetapkan capaian yang cukup tinggi ini dimungkinkan oleh beberapa hal diantaranya: Peran aktif dari masyarakat yang melaporkan secara langsung jika ada akseptor yang berahi ke petugas. Adanya Fasilitasi untuk melaksanakan kegiatan IB antaralain: peralatan, bahan baku, dan sarana penunjang lainnya. Fasilitasi sub-kegiatan pada tahun 2015 yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan untuk mendukung indikator sasaran ini ialah: - Pengadaan semen beku 300 straw - Pengadaan N2 cair 550 liter - Plastik sheet dan plastik glove 14 pak - Pengadaan hormon FGf2 5 vial - Fasilitasi pertemuan peternak pembibitan sapi potong dan petugas IB 1 kali Jumlah pelayanan IB pada tahun 2015 seperti tersaji pada tabel dibawah ini: Tabel 13. Pelaksanaan Inseminasi Buatan di Kabupaten Bandung tahun Jumlah dosis Jumlah PKB Jumlah Kebuntingan Jumlah Kelahiran (Dosis) (ekor) (ekor) Sumber: laporan Bidang Peternakan

30 Persentase Kebuntingan (%) Adapun perkembangan laporan kebuntingan dari tahun tersaji pada grafik dibawah ini: Grafik 3. Perkembangan Kebuntingan pada Betina akseptor IB tahun Persentase Sumber: Laporan Bidang Peternakan Berdasarkan grafik dapat terlihat persentase kebuntingan akseptor IB yang dilayani berada pada tahun 2015 yang mencapai 61%. Sedangkan nilai terendah terdapat pada tahun 2011 yang hanya 29,5%. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kualitas semen beku, keahlian petugas IB, kelengkapan sarana dan prasarana IB serta lainnya. Nilai efektivitas dari indikator ini ialah sebesar 1,13 dimana nilai ini diperoleh dari hasil pembagian antara nilai capain kinerja dibagi dengan nilai realisasi anggaran. d. Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudidaya (Kelompok) Fasilitasi peternak pembudidaya merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur peran serta pemerintah dalam rangka memberikan stimulan kepada kelompok peternak pembudidaya. Atas dasar pertimbangan tersebut khusus indikator ini dimasukan sebagai indikator yang dibahas. Pada tahun 2015 target dan realisasi dari indikator ini seperti tercantum pada tabel dibawah ini: Tabel 14. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudidaya 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudiaya (kelompok) 40 (231 akumulasi) 190 (479 akumulasi) Capaian (%) 475% (207% akumulasi) Realisasi tahun (289 akumulasi) 20

31 Sumber laporan kegiatan bidang peternakan 2015 Capaian target untuk indicator sasaran ini sangat tinggi dengan nilai realisasi mencapai 475% pada tahun 2015 dan sebesar 207% dari indicator akumulatif selama 5 tahun. Hal ini lebih disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: - Terdapatnya alokasi anggaran dari sumber APBD Provinsi, dari pusat melalui DBHCHT yang meningkatkan jumlah kelompok pembudidaya yang difasilitasi oleh pemerintah. - Terjadinya redistribusi rencana penerima kegiatan sehingga terjadi penambahan jumlah kelompok penerima bantuan. - Peran aktif petugas penyuluhan pada tingkat kecamatan yang membina dan membantu pelaksanaan kegiatan dilapangan Daftar kelompok peternak pembudidaya penerima fasilitasi bantuan dari Dinas Peternakan dan Perikanan pada Tahun 2015 sebanyak 190 kelompok diuraikan pada lampiran 4: Adapun Perbandingan kelompok penerima bantuan selama 5 tahun dapat digambarkan pada grafik dibawah ini : Grafik 4. Perbandingan Target dan Realisasi Fasilitasi Kelompok Pembudidaya Peternakan Tahun Realisasi Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudiaya (kelompok) Target Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudiaya (kelompok) Sumber Data : Bidang Peternakan (diolah) 21

32 Berdasarkan Grafik dapat disimpulkan bahwa realisasi jumlah kelompok pembudidaya ternak yang mendapat fasilitasi bantuan mulai Tahun 2014 dan 2015 realisasi cukup signifikan hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yaitu: 1. Peningkatan alokasi anggaran untuk kegiatan peningkatan kapasitas kelompok pembudidaya ternak 2. Adanya alokasi anggaran dengan sumber anggaran dari APBD Provinsi juga dari APBN Sasaran ini didukung oleh 1 program pada urusan pertanian yaitu Program Peningkatan Hasil Produksi Peternakan yang didalamnya memuat beberapa kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan populasi dan fasilitasi kelompok peternakan. Adapun dukungan kegiatan pada pencapaian indicator sasaran ialah seperti terurai pada tabel dibawah ini: Tabel 15. Dukungan Program/ Kegiatan Kepada Ketercapaian Indikator Sasaran Peningkatan Populasi Peternakan TA 2015 Program Kegiatan TA 2015 Dukungan ke Pencapain Indikator Sasaran TA 2015 Peningkatan Hasil 1. Pembangunan - Penyediaan bibit sapi perah berkualitas Produksi Peternakan Sarana dan - Diiseminasi teknologi kepada masyarakat Prasarana Perbibitan Ternak 2. Perbibitan Dan - Distribusi bibit ternak kepada masyarakat Perawatan Ternak - Peningkatan Pengetahuan mengenai Recording, IB dan Reproduksi untuk masyarakat - Fasilitasi sarana prasarana IB kepada 3. Pengembangan agribisnis peternakan 4. Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil tembakau melalui Bantuan Peternakan 5. Pengembangan Agribisnis Peternakan (Bantuan Gubernur) masyarakat - Distribusi ternak ruminansia besar, Ruminansia kecil, Unggas dan ternak satwa harapan kepada masyarakat - Peningkatan keahlian mengenai budidaya ternak - Distribusi ternak ruminansia besar, Ruminansia kecil, Unggas dan ternak satwa harapan kepada masyarakat petani tembakau di Kabupaten Bandung - Peningkatan keahlian mengenai budidaya ternak - Distribusi ternak ruminansia besar, Ruminansia kecil, kepada masyarakat - Peningkatan keahlian mengenai budidaya ternak 22

33 Sasaran Kedua Tujuan Kedua : Tercapainya Produksi Peternakan a. Jumlah Pemotongan di RPH (ekor) Indikator jumlah pemotongan di RPH dipergunakan sebagai indikator untuk mengukur kemampuan pelayanan dinas dalam proses pemotongan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Indikator ini juga menunjukan kemampuan dinas dalam pemenuhan pendapatan asli daerah (PAD). Capaian indikator juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat mengenai import sapi karena sebagian besar sapi yang dipotong di RPH merupakan sapi import. Tabel 16. Perbandingan target dan realisasi indikator pemotongan ternak di RPH tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Realisasi tahun Pemotongan ternak di RPH , Sumber laporan kegiatan bidang peternakan 2015 Berdasarkan tabel diatas terlihat pencapaian indikator pemotongan dapat tercapai dengan nilai yang cukup tinggi mencapai 147% dari target yang sudah ditetapkan. Capaian pemotongan yang cukup tinggi ini lebih didorong oleh beberapa hal yaitu: - Adanya peningkatan sarana dalam pelayanan pemotongan di RPH kabupaten Bandung terutama di RPH MBC - Harga pelayanan pemotongan (Perda pemotongan) yang lebih murah di Kabupaten Bandung membuat pemotong memilih tempat pemotongan di Kabupaten Bandung Khususnya di MBC. - RPH di Kabupaten Bandung khususnya MBC tidak mengintervensi pengaturan jual beli karkas dan kulit (ditentukan oleh bandar dan pedagang) sehingga pelaku pemotongan tertarik untuk memotong di RPH MBC. Adapun perbandingan target dan realisasi pemotongan dari tahun dapat digambarkan pada Grafik dibawah ini: 23

34 Grafik 5. Perbandingan Target dan Realisasi Pemotongan di RPH ,000 80,000 70,000 60,000 50,000 61,495 52,046 83,455 66,903 40,000 30,000 20,000 23,200 22,486 37,480 37,316 10,000-9,200 9, Target Pemotongan (ekor) Realisasi Pemotongan (ekor) Sumber Data: Laporan Tahunan UPTD RPH Tahun diolah Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa secara keseluruhan realisasi pemotongan di RPH berada jauh diatas target yang telah ditetapkan. Capaian yang cukup tinggi ini merupakan dampak dari peningkatan sarana prasarana pemotongan khususnya RPH Baleendah secara terus-menerus sehingga dapat memenuhi standar pemotongan untuk sapi import. Selain itu, tarif pemotongan yang cukup murah menjadi daya tarik tersendiri untuk para bandar memotong di RPH Kabupaten Bandung. Jika dibandingkan antara capaian kinerja dengan capaian anggaran pada tahun 2015 maka diperoleh angka efektivitas untuk indikator ini yaitu sebesar 1,53 Perhitungan tersebut didapat dengan membandingkan antara capaian kinerja yang mencapai 147,81% dengan capaian anggaran yang mencapai 96,5%. 24

35 b. Jumlah Penyediaan Daging, Telur dan Susu (Ton) Indikator ini memiliki keterkaitan yang erat dengan indikator populasi yang biasanya berbanding lurus jadi jika populasi meningkat maka produksi produk peternakan juga akan meningkat dan sebaliknya. Indikator ini ditetapkan untuk menggambarkan tentang proses dukungan pemerintah dalam proses penyediaan produk peternakan. Adapun indikator yang digunakan untuk sasaran ini terurai sebagai berikut: Tabel 17. Perbandingan target dan realisasi jumlah penyediaan produk ternak tahun 2015 Realisasi Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) tahun 2014 a. Jumlah Penyediaan , Daging (Ton) b. Jumlah Penyediaan , Telur (Ton) c. Jumlah Penyediaan Susu , (Ton) Sumber Laporan Kegiatan Bidang Peternakan 2015 Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa pencapain penyediaan susu dan telur pada tahun 2015 dapat melebihi angka yang ditetapkan yaitu sebesar 118 ton untuk produk telur dan penyediaan susu realisasinya lebih sebesar ton dari target yang sudah ditetapkan. Khusus untuk penyediaan daging pencapaian target sebesar hanya sebesar 85,85%. Capaian penyediaan telur dan susu yang dapat melebihi target yang ditetapkan ditunjang oleh beberapa hal yaitu: - Semakin meningkatnya teknologi pakan sapi perah yang bias meningkatkan produktivitas - Peran aktif peternak dalam peningkatan keahlian serta adanya stimulant pakan dari berkualitas dari pemerintah - Terjadinya peningkatan populasi ternak unggas terutama ayam buras dan ternak itik sebagai penyumbang produksi telur utama di wilayah Kabupaten Bandung. Grafik data produksi Daging, Telur dan Susu di Kabupaten Bandung dari tahun 2010 sampai 2015 dapat dilihat dibawah ini: 25

36 Produksi (ton) Grafik 6. Data Produksi Daging, Telur, dan Susu di Kabupaten Bandung Tahun ,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 - Daging Telur Susu ,183 8,323 62, ,356 7,823 67, ,839 7,297 59, ,799 7,639 59, ,095 7,795 61, ,761 8,819 71,602 Sumber: Data Bidang Peternakan Tahun Khusus untuk produksi daging pencapaiannya tidak sesuai dengan target yang ditetapkan hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya : - Belum terdapatnya sentra pembibitan sapi potong di Kabupaten Bandung - Adanya kebijakan pusat yang menggangu perkembangan dan pertumbuhan ternak penghasil daging khususnya sapi Upaya tindaklanjut yang perlu dilakukan pada masa yang akan datang terutama untuk mengoreksi produksi pada masa yang akan datang diantaranya sebagai berikut: - Merubah system pemeliharaan ternak penghasil daging dari system penggemukan ke system penyediaan bibit dan bakalan dengan cara memprioritaskan pengadaan ternak sapi potong bakalan ke sapi potong betina. 26

37 - Meningkatkan penggemukan sapi perah jantan - Peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak. - Peningkatan pemanfaatan teknologi inseminasi buatan - Peningkatan kualitas pakan ternak dengan introduksi jenis HMT baru atau sumber pakan lainnya Nilai rata-rata capaian kinerja indikator ini mencapai 99,53%. Indikator ini didukung oleh beberapa program seperti Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, dan Program Peningkatan penerapan teknologi peternakan, nilai rata-rata capaian anggaran dari tiga program yang mendukung indikator ini mencapai 89,53%. Berdasarkan angka-angka tersebut maka nilai efektivitas untuk indikator ini ialah sebesar 1,11 yang artinya setiap 1 rupiah dari kegiatan ini bisa mendongkrak nilai kinerja sebesar 1,11 satuan. Sumbangsih anggaran pemerintah tentunya hanya stimulan untuk masyarakat. Partisipasi nyata masyarakat dilapangan dalam proses pembangunan tetap yang paling utama dan paling mendongkrak capain target yang ditetapkan. Sasaran ini didukung oleh beberapa program yaitu seperti terurai pada tabel dibawah ini: Tabel 18. Dukungan Program/ Kegiatan Kepada Ketercapaian Indikator Sasaran Peningkatan Produksi Peternakan TA Program Kegiatan TA 2015 Dukungan ke Pencapain Indikator Sasaran TA Pembangunan - Diiseminasi teknologi kepada masyarakat Sarana dan - Penyediaan produksi susu asal sapi perah Prasarana Perbibitan Ternak 2. Perbibitan Dan Perawatan Ternak a. Peningkatan Hasil Produksi Peternakan 3. Pengembangan agribisnis peternakan 4. Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil tembakau melalui Bantuan Peternakan - Distribusi bibit ternak kepada masyarakat - Peningkatan Pengetahuan mengenai Recording, IB dan Reproduksi untuk masyarakat - Distribusi ternak ruminansia besar, Ruminansia kecil, Unggas dan ternak satwa harapan kepada masyarakat - Peningkatan keahlian mengenai budidaya ternak - Distribusi ternak ruminansia besar, Ruminansia kecil, Unggas dan ternak satwa harapan kepada masyarakat petani tembakau di Kabupaten Bandung - Peningkatan keahlian mengenai budidaya ternak 27

38 Program Kegiatan TA 2015 Dukungan ke Pencapain Indikator Sasaran TA Pengembangan - Distribusi ternak ruminansia besar, Agribisnis Ruminansia kecil kepada masyarakat Peternakan (Bantuan Gubernur) - Peningkatan keahlian mengenai budidaya ternak b. Program Peningkatan penerapan teknologi peternakan Peningkatan sarana dan prasarana teknologi Rumah Potong Hewan - Penyediaan sarana prasarana pemotongan ternak yang sesuai standar sebagai upaya untuk menjamin Food Safety and Food Security Sasaran Ketiga Tujuan Kedua: Tercapainya Peningkatan produksi ikan konsumsi dan benih a. Persentase peningkatan produksi ikan konsumsi (%) Indikator ini ditetapkan untuk mengukur kinerja proses pembangunan Dinas Peternakan dan Perikanan dalam penyediaan produk asal ikan. Adapun indikator yang ditetapkan terurai sebagai berikut: Tabel 19. Perbandingan target dan realisasi indikator produksi ikan konsumsi tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi (%) 2014 Peningkatan produksi Ikan konsumsi (%) 7 6,98 99,73 8,92 Sumber: Data Bidang Perikanan 2015 Berdasarkan tabel diatas pencapaian peningkatan produksi ikan konsumsi untuk tahun 2015 mencapai 99,73% dan berada dibawah target peningkatan yang sudah ditetapkan sebesar 7%. Pada tahun 2015 ini ditargetkan produksi ikan konsumsi mencapai ton atau meningkat sebesar 7% dari realisasi produksi pada tahun 2014 namun hanya terjadi peningkatan sebesar 846 Ton dari realisasi 2014 atau peningkatan produksi sebesar 6,98%. Pencapaian peningkatan ikan konsumsi yang kurang dari target yang ditetapkan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: - Musim kemarau yang cukup lama membuat produksi ikan konsumsi dari sector minapadi dibawah target - System pemeliharaan yang masih bersifat individual dan tidak tersentra pada satu wilayah membuat pembudidaya kesulitan dalam menanggulangi permasalahan mengenai penyakit ikan dan kekurangan air. 28

39 Namun jika dibandingkan antara target produksi ikan konsumsi dengan realisasi tahun 2015 maka secara total target yang ditetapkan dapat tercapai yaitu sebesar 101,79%. Target yang dapat terlampaui realisasinya yaitu produksi ikan konsumsi di ait tenang (KAT) dan Perairan Umum (PU), namun untuk produksi ikan yang berasal dari mina padi hanya dapat terealisasi sebesar 85,54%. Uraian produksi ikan konsumsi berdasarkan jenis usaha perikanan seperti tersaji pada tabel dibawah ini : Tabel 20. Target dan realisasi produksi ikan konsumsi pada tahun No Jenis Usaha Target (Ton) Realisasi Capaian Realisasi (Ton) (%) 2014 (Ton) 1 Kolam Air 9.537, , , ,300 Tenang (KAT) 2 Mina Padi 3.063, ,220 85, ,839 4 Perairan Umum 142, , ,08 134,800 Jumlah , , , ,943 Sumber: Data Bidang Perikanan 2015 Adapun beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Peternakan dan Perikanan ialah memberikan beberapa stimulant kepada pembudidaya dengan uraian sebagai berikut: Tabel 21. Stimulan Bantuan Perikanan Kepada Masyarakat Tahun No Jenis Bantuan Tahun Kolam balistik 8 terpal 70 unit 118 unit 195 unit 80 unit 2. Ikan lele 1 paket Benih Lele 48ribu ekor ekor ekor ekor 3. Pakan ikan lele 100 Kg 5600 Kg Kg Kg 6240 Kg 4 Ikan Nila: 2250 liter a. Ukuran 3-5 cm 200 liter 700 liter 250 liter 1780 liter b. Ukuran kg Kg - - cm 5 Pakan ikan nila kg Kg 700 Kg 2650 Kg 1850 Kg 29

40 No Jenis Bantuan Tahun Benih udang ekor ekor - - galah 7 Pakan udang kg 250 Kg - - galah 8 Ikan Hias: a. Ikan Koki ekor 60 ekor 30 ekor b. Induk paket 30 ekor 20 paket Lobster c. Induk Koi ekor 200 ekor - 9 Benih ikan Mas Kg 700 Kg 5-8 cm dan 100 liter 3-5 cm 450 liter Sumber: DPA Bidang PerikananTahun diolah a. Pembinaan dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan secara administrasi dan teknis agar kelompok mendapat sertifikasi CBIB. Pada tahun tahun 2015 ini terdapat 42 Pembudidaya/kelompok yang mendapatkan sertifikasi CBIB. Adapun daftar kelompok penerima seperti tersaji pada tabel dibawah ini: 30

41 Tabel 22. Kelompok penerima sertifikat CBIB tahun No Pelaku Usaha Komoditas Lokasi Nilai CBCB Masa Berlaku 1 Dudang Juhana Farm Ikan lele Desa Pasirmulya Kec.Banjaran Cukup 2 tahun 2 Wahyudin Farm Ikan lele Desa Sindangpanon Kec.Banjaran Baik 3 tahun 3 Yusuf Kholidin Farm Ikan lele Desa Pasirmulya Kec.Banjaran Baik 3 tahun 4 Pokdakan Tirta Mekar Ikan mas Ikan Desa Cipinang Kec.Cimaung Baik 3 tahun lele 5 Rizal Solihin Farm Ikan lele Desa Sangiang Kec.Sangiang Baik 3 tahun 6 Pokdakan Mekar Mukti Ikan lele Desa Padamukti Kec.Solokan jeruk Baik 3 tahun 7 Candra Permana Farm Ikan lele Desa Cileunyi kulon Kec.Cileunyi Sangat 4 tahun Baik 8 lim ibrahim farm Ikan lele Desa Rancaekek kulon Kec.rancaekek Baik 3 tahun 9 Hendy Ahmad Farm Ikan lele Desa Racaekek kencana Kec.rancaekek Baik 3 tahun 10 Oman Abdurahman Farm Ikan lele Ikan Desa Jelegon Kec.Rancaekek Baik 3 tahun Mas Ikan Nila 11 Asep Roswandi Farm Ikan lele Desa Pasirmulya Kec.Banjaran Baik 3 tahun 12 Triyana Adi Putra Farm Ikan lele Desa Cileunyi wetan Kec.Cileunyi Baik 3 tahun 13 Asep Suhendar Farm Ikan lele Kelurahan warga mekar Kec.Baleendah Baik 3 tahun 14 Didin Suhendi Farm Ikan lele Kelurahan warga mekar Kec.Baleendah Cukup 2 tahun 15 Kosasih Farm Ikan lele Kelurahan warga mekar Kec.Baleendah Baik 3 tahun 16 Pokdakan Mina Bagus Ikan lele Desa Padamukti Kec.Solokan jeruk Baik 3 tahun 17 Mamat Rahmat Farm Ikan Nila Kelurahan warga mekar Kec.Baleendah Cukup 2 tahun 18 Firman Farm Ikan lele Kelurahan warga mekar Kec.Baleendah Baik 3 tahun 19 Ana Farm Ikan lele Kelurahan warga mekar Kec.Baleendah Baik 3 tahun 20 Budi Hermawan Farm Ikan lele Kelurahan warga mekar Kec.Baleendah Baik 3 tahun 31

42 No Pelaku Usaha Komoditas Lokasi Nilai CBCB Masa Berlaku 21 Romi Farm Ikan Nila Desa Cibeet Kec.Ibun Baik 3 tahun 22 Maman Ipo Farm Ikan Nila Desa Cibeet Kec.Ibun Baik 3 tahun 23 Kelompok tani "Banda Riksa" Ikan Nila Desa Cibeet Kec.Ibun Baik 3 tahun 24 H. Ade Yusuf Farm Ikan Nila Desa Cibeet Kec.Ibun Baik 3 tahun 25 Agus Sopari Farm(Pokdakan lele Ikan lele Desa Sangiang Kec.Sangiang Baik 3 tahun sangkuriang) 26 Irvan Nurdin AW Farm Ikan lele Desa Cileunyi kulon Kec.Cileunyi Baik 3 tahun 27 Iyan Sofyan Farm Ikan lele Kelurahan warga mekar Kec.Baleendah Baik 3 tahun 28 Hasan Mustofa Farm(Pokdakan Baraya) Ikan lele Desa Rancamanyar Kec.Baleendah Baik 3 tahun 29 Usep Sopandi Farm(Pokdakan Baraya) Ikan lele Desa Rancamanyar Kec.Baleendah Baik 3 tahun 30 Yahya Kamil Ikan Nilem Desa Cimaung Kec.Cimaung Cukup 2 tahun 31 Karyana Ikan Mas Desa Cimaung Kec.Cimaung Baik 3 tahun 32 Iyan Suryana Ikan gurame Desa Cimaung Kec.Cimaung Baik 3 tahun 33 Taryat Ikan Nila Desa Cimaung Kec.Cimaung Baik 3 tahun 34 Bambang farm Ikan Lele Desa Cimaung Kec.Cimaung Cukup 2 tahun 35 Enang Ikan Patin Desa Cimaung Kec.Cimaung Baik 3 tahun 36 Ahmad Ripki Ikan Nila Desa Cimaung Kec.Cimaung Baik 3 tahun 37 Heri Cahria Farm Ikan Mas Desa Cimaung Kec.Cimaung Cukup 2 tahun 38 Ipan Isamail Ikan Nila Desa Margamukti Kec.Pangalengan Baik 3 tahun 39 Yana Suryana Ikan Nila Desa Margamukti Kec.Pangalengan Baik 3 tahun 40 Cutarman Ikan Nila Desa Margamukti Kec.Pangalengan Baik 3 tahun 41 Rowin Rahmatuloh Ikan Nila Desa Margamukti Kec.Pangalengan Baik 3 tahun 42 Wildan Kuntanto Ikan Nila Desa Margamukti Kec.Pangalengan Baik 3 tahun Sumber data : Bidang Kesehatan Hewan Tahun

43 Pada setiap tahunnya pembudidaya ikan yang mendapat sertifikat selalu bertambah. Adapun gambaran pembudidaya yang mendapat sertifikat CBIB ialah sebagai berikut: Grafik 7. Pertumbuhan kelompok yang mendapat sertifikat CBIB dari tahun Grafik 7. Jumlah pembudidaya yang mendapat sertifikat CBIB Tahun Jumlah Pembudidaya Bersetifikat CBIB (orang akumulasi) Jumlah Pembudidaya Bersetifikat CBIB (orang akumulasi) b. Penunjang usaha budidaya ikan berwawasan lingkungan berupa fasilitasi pengendalian penyakit ikan seperti: Pematauan penyakit ikan dan lingkungan di 6 lokasi, penyakit oikan 8 lokasi, kualitas air 5 lokasi dan perairan umum 5 lokasi. Sosialisasi pengendalian penyakit ikan serta pemantauan obat ikan 1 kali Penyebaran obat dan bahan kimia sebanyak 2 jenis Restocking ikan lokalita (nila, Mas, tawes dan nilem) di 8 lokasi Fasilitasi kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas) perairan umum dan Culture Base Fisheries (CBF) 1 kelompok. Adapun data produksi ikan konsumsi di Kabupaten Bandung untuk tahun dapat digambarkan pada Grafik dibawah ini: 33

44 Produksi Ikan Konsumsi (Ton) Grafik 8. Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Ikan Konsumsi di Kabupaten Bandung Tahun ,970 10,398 11, , , , Target (Ton) Realisasi (Ton) Sumber: Data Bidang Perikanan Tahun Berdasarkan Grafik realisasi ikan konsumsi dari tahun ketahunnya konsisten selalu berada diatas jumlah yang telah ditetapkan. Selain itu, setiap tahunnya produksi ikan konsumsi di Kabupaten Bandung menunjukan peningkatan. Selama 5 tahun terjadi peningkatan sebesar 59 % (rata-rata 11,97% pertahun) jika dibandingkan dengan target selama 5 tahun dimana pertumbuhan diharapkan mencapai 35% maka angka realisasi tersebut jauh melebihi target yang ditetapkan (171 %). Adapun nilai efektivitas dari kinerja dari indicator ini ialah sebesar 1,34. Persentase tersebut diperoleh dengan membandingkan persentase capaian realisasi anggaran dari 2 kegiatan perikanan yang secara langsung mendukung indicator ini yaitu kegiatan pembinaan dan pengembangan perikanan (realisasi anggaran 84%) dan kegiatan Peningkatan pengendalian penyakit ikan dan lingkungan kawasan perikanan (realisasi anggaran 64,2%), sehingga rata-rata 34

45 realisasi anggaran 2 kegiatan tersebut ialah 74,1 %. Hasil tersebut dibandingkan dengan realisasi kinerja yang mencapai 99,73%. b. Persentase Peningkatan Produksi Benih Ikan (%) Indikator persentase peningkatan produksi benih ikan dipergunakan untuk mengukur keberhasilan pemerintah dalam memproduksi dan menjamin ketersediaan benih ikan. Wilayah Kabupaten Bandung merupakan wilayah pembenihan untuk Kabupaten lain seperti Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat dan lainnya. Tabel 23. Perbandingan target dan realisasi indikator produksi benih ikan tahun 2015 Capaian Realisasi Indikator Kinerja Target Realisasi (%) 2014 Peningkatan produksi 7 5,95 85,00 10,93 Benih ikan (%) Sumber: Data Bidang Perikanan dan UPTD BBI 2015 diolah Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa capain peningkatan produksi benih ikan sebesar 5,95% dari target yang ditetapkan 7%. Capaian produksi benih yang dibawah target ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: - Musim kemarau yang cukup lama membuat produksi benih ikan tidak optimal - Permintaan pasar akan benih mengalami penurunan karena hampir semua wilayah pembesaran mengalami kekeringan yang membuat lama waktu budidaya berkurang Namun walaupun secara peningkatan tidak tercapai namun jika ditinjau dari target jumlah benih yang dihasilkan maka jumlahnya melebihi target sebanyak ribek. Pada tahun 2015 ini produksi benih ikan ditargetkan sebanyak ribek dan dapat terealisasi sebesar (100,13%). Perkembangan produksi benih ikan pertahunnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 35

46 PRODUKSI BENIH IKAN (RIBEK) Grafik 9. Perbandingan Target dan RealisasiProduksi Benih ikan di Kabupaten 1,800,000 Bandung Tahun ,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000, ,000 1,636,820 1,544,833 1,518,140 1,410,650 1,418,822 1,317,721 1,326,002 1,239,254 1,158,181 1,188,641 1,088,942 1,033,010 Target (Ribek) Realisasi (Ribek) 600, , , Sumber: Data Bidang Perikanan Tahun Berdasarkan tabel diatas maka perkembangan produksi benih ikan di Kabupaten Bandung menunjukan trend positif. Selama kurun 5 tahun terjadi peningkatan sebesar 55,56% pada produksi benih ikan di Kabupaten Bandung atau rata-rata peningkatan produksi benih ikan pertahunnya mencapai 11,11% atau lebih tinggi 4,11% dari target rata-rata peningkatan produksi benih ikan pertahun yang telah ditetapkan ( 7%). Pencapaian ini sangat dipengaruhi oleh peran serta para pembenih ikan dilapangan sedangkan pemerintah berperan memberikan dorongan serta stimulan untuk mengakselerasi pencapain produksi. Adapun peran pemerintah Kabupaten Bandung dalam pencapaian produksi benih ini ialah dengan memberikan stimulan induk ikan, Pakan, dan sarana budidaya untuk para pembudidaya ikan. Jumlah induk, benih, pakan dan sarana budidaya yang diberikan dari tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 36

47 Tabel 24. Jumlah Stimulan induk ikan tahun No Jenis Bantuan Tahun a. Calon Induk 80 Kg Kg kg 350 Kg 200 Kg ikan mas b. Calon induk 5 paket paket 33 paket 14 paket Nila c. Calon induk 5 paket 35 paket 16 paket 136 paket 129 paket 60 paket Lele 2. Pakan 700 Kg 1700 Kg 6820 Kg kg 8850 Kg 2340 Kg 3. Kakaban buah 450 buah 800 buah 255 buah 4. Pupuk kg Waring buah 93 buah 544 m2 6. Lambit buah Benih ikan mas gelas 5100 gelas 1000 gelas 8. Benih ikan nila liter Udang Galah ekor 10 Timbangan buah 16 buah Sumber: Laporan Kegiatan Bidang Perikanan Tahun Jika dibandingkan antara nilai capain kinerja dengan realisasi anggaran kegiatan maka nilai efektivitas dari kinerja dari indicator ini ialah sebesar 1,66 satuan kinerja. Angka tersebut diperoleh dari pembagian antara persentase capai kinerja indicator produksi benih ikan sebesar 137,96 % dengan nilai capaian realisasi anggaran yang mendukung indicator tersebut yaitu kegiatan pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan (99,7%) dan kegiatan pengembangan bibit ikan unggul (66,5%) sehingga rata-rata 2 kegiatan tersebut sebesar sebesar 83,1%. Artinya setiap 1 rupiah yang dianggarkan dapat memberikan efek sebesar 1,66 satuan kinerja pada indikator. 37

48 Sasaran ini didukung oleh 2 program utama yang berhubungan secara langsung mewujudkan capain indicator yang telah ditetapkan. Adapun uraian program ialah sebagaimana tersaji pada tabel dibawah ini: Tabel 25. Dukungan Program pada Indikator Sasaran Peningkatan produksi Ikan Produksi dan Benih TA Program Kegiatan TA 2015 Dukungan Kepada Capaian Indikator Sasaran 2015 a. Pengembangan 1. Pengembangan Bibit - Penyediaan benih ikan berkualitas Budidaya Perikanan Ikan Unggul - Diiseminasi teknologi kepada b. Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar 2. Pendampingan Pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan 3. Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan Peningkatan pengendalian penyakit ikan dan lingkungan kawasan perikanan pembenih ikan - Fasilitasi Indukan, pakan, sarana pembenihan pada masyarakat pembenih di Kabupaten Bandung - Peningkatan SDM pembenih ikan di Kabupaten Bandung - Diiseminasi Teknologi pembenihan ikan - Fasilitasi Benih, pakan, sarana Budidaya pada masyarakat Pembudidaya ikan di Kabupaten Bandung - Peningkatan SDM Pembudidaya ikan di Kabupaten Bandung - Fasilitasi CBIB untuk pembudidaya ikan - Diiseminasi Teknologi budidaya ikan - Pengawasan kelestarian lingkungan perairan umum dengan restocking dan pembetukan Pokmaswas - Pengendalian penyakit hewan dengan melakukan pengambilan sampel ikan - Pengedalian Kualitas air dengan melakukan kontrol logam berat dan sampel air - Peningkatan SDM Masyarakat perikanan mengenai pengadalian dan penanggulangan penyakit ikan 38

49 Sasaran Berdasarkan Pertama keputusan Tujuan Ketiga: menteri Tercapainya pertanian No Kesehatan 4026/kpts/OT.140/2013 Hewan/ternak tentang a. Persentase Jumlah Penyakit Hewan Prioritas yang Tertanggulangi (%) Penetapan Penyakit Hewan Menular Strategis terdapat 25 jenis penyakit hewan dan ternak yang perlu mendapatkan penanganan dan merujuk pula pada hasil surveillance di lapangan, maka Kabupaten Bandung memprioritaskan kegiatan pengendalian untuk 8 jenis penyakit yaitu: Anthrax, Rabies, Brucelossis, AI (HPAI dan LPAI ), ND, IBR, Helminthiasis, dan Parasit darah. Adapun capaian indikator kinerja pada tahun 2015 ialah sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini: Tabel 26. Target dan realisasi pencapain indikator Persentase jumlah penyakit hewan prioritas yang tertanggulangi tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase jumlah penyakit hewan prioritas yang tertanggulangi (%) Sumber: laporan bidang Keswan 2015 diolah Capaian Realisasi (%) Berdasarkan tabel dapat terlihat bahwa capain pada indikator ini mencapai 100% dengan jumlah penyakit yang bisa diintervensi sebanyak 8 jenis penyakit. Namun jika dibandingkan dengan tahun 2014 terdapat kenaikan sebesar 4 % atau 1 jenis penyakit yang diintervensi ditambahkan. Kenaikan ini tentunya berdasarkan beberapa pertimbangan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: - Dukungan anggaran yang meningkat pada tiap tahunnya - Adanya dukungan dan bantuan dari provinsi maupun dari pusat untuk penanggulangan penyakit tersebut - Terdapatnya tambahan petugas penanggulangan dan pengendalian penyakit dari masyakarat maupun dari pusat. - Adanya tambahan sarana pusat pelayanan kesehatan hewan di beberapa wilayah/ kecamatan di kabupaten Bandung. Selama 5 tahun ( ) pada tiap tahunnya selalu ada peningkatan pada intervensi jenis penyakit. Adapun peningkatan penanggulangan jenis penyakit tersebut dapat digambarkan pada grafik dibawah ini : 39

50 Grafik 10. Peningkatan intervensi jenis penyakit ternak dan hewan di kabupaten Bandung tahun PERKEMBANGAN PENYAKIT HEWAN PRIORITAS YANG TERTANGANI (%) Sumber data: Bidang Kesehatan Hewan diolah Adapun nilai efektivitas dari indikator ini ialah sebesar 1,07 satuan. Persentase tersebut diperoleh dengan membandingkan persentase capain indikator kinerja dengan realisasi angaran program/kegiatan yang mendukung indikator tersebut. Dimana arti dari nilai tersebut ialah 1 rupiah anggaran bias mendongkrak capain indicator sebesar 1,07 satuan kinerja. b. Persentase Peningkatan Status Kesehatan Hewan/ Ternak(%) Indikator sasaran ini ditetapkan untuk mengukur kinerja dinas dalam pelayanan kesehatan hewan. Adapun uraian indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 27. Perbandingan target dan realisasi indikator status kesehatan hewan tahun 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Realisasi (%) 2014 Persen peningkatan status kesehatan (%) 68,9 69,4 100,73 67,40 Sumber: laporan bidang Keswan 2015 diolah Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa capain pada tahun 2015 indicator ini mencapai 100,73%. Status peningkatan kesehatan hewan merupakan angka yang diperoleh dari perhitungan persentase penyakit yang dilakukan 40

51 penanggulangan atau pelayanan oleh bidang kesehatan hewan maupun oleh UPTD Puskeswan. Adapun uraian persentase sumbangsih dari tiap pelayanan dan penanggulangan sebagai berikut: Tabel 28. Target dan realisasi persentase peningkatan status kesehatan hewan Jenis Pelayanan/Penanggulangan Penyakit Target 2015 (%) Realisasi 2015 (%) Capaian a. Penanggulangan Penyakit 47,75 48,75 102,09 Keterangan Rabies AI/ND Helminthiasis Brucellosis b. Pelayanan Keswan Pelayanan Kesehatan Hewan Rata-Rata 68,9 69,4 100,72 Sumber: Data bidang Keswan 2015 diolah Selain itu capain ini juga didukung oleh beberapa faktor diantaranya: - Adanya peningkatan pengetahuan mengenai penyakit ternak dan hewan dimasyarakat melalui sosialisasi dan penyuluhan. - Fasilitasi pelayanan, peralatan, sarana dan prasarana kesehatan hewan dari pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas peternakan dan Perikanan - Adanya petugas tambahan/ partisipasi dari masyarakat desa dengan petugas bantuan dari Kementrian Pertanian untuk penanganan penyakit dilapangan Uraian pencegahan dan penanggulangan penyakit yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan ielah sebagai berikut: a) Pengendalian AI dan ND Penyakit AI dan ND merupakan penyakit yang menyerang pada unggas yang dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi. Khusus untuk penyakit AI (Avian Influenza) penyakit ini dapat menular pada manusia dan dapat menyebabkan kematian. Sehingga berdasarkan hal tersebut maka penting sekali dilakukan pencegahan dan penanggulangan penyakit ini. Masyarakat pada umumnya memiliki pengetahuan dan pengalaman terhadap penyakit ND sehingga kematian yang disebabkan oleh penyakit AI masih dianggap disebabkan oleh penyakit ND. Fakta di lapangan pun memperlihatkan bahwa 41

52 kejadian AI dapat disertai dengan penyakit ND sehingga pengendalian yang dilakukan tidak hanya untuk AI tetapi juga untuk ND. Pada tahun 2015 vaksinasi AI dan ND dilaksanakan di 18 kecamatan 34 desa dengan pengulangan 1 bulan dan 3 bulan kemudian. Pengendalian AI/ND ini dilakukan terutama pada wilayah yang dikhawtirkan berpotensi terjadi penyakit tersebut seperti di Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Paseh, Cikancung, Cicalengka dan lainnya. Pada tahun 2015 ini dilakukan vaksinasi pada beberapa komoditas unggas dengan uraian sebagai berikut: Tabel 29. Realisasi Vaksinasi AI/ND di Kabupaten Bandung Tahun 2015 No Jenis Unggas Jumlah Vaksinasi (ekor) Keterangan 1 Ayam Itik Entog Angsa Burung 88 Jumlah Sumber data : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun diolah Berdasarkan tabel vaksinasi unggas paling banyak dilakukan untuk ternak itik sebanyak ekor (47,75%), kedua ayam ekor (47,25%), entog ekor (4,52%) angsa 113 ekor (0,27%) dan Burung 88 ekor (0,21%). Alokasi vaksin yang cukup tinggi untuk ternak itik hal ini lebih dikarenakan pada 2 tahun terakhir kasus AI paling banyak terjadi pada ternak itik disbanding ternak unggas lainnya. Hal ini dimungkinkan karena mobilitas ternak itik yang cukup tinggi (terutama dengan sistem angon yang berpindah-pindah (nomaden)), dibandingkan dengan unggas lain bersifat diam pada satu tempat. Jumlah pelaksanaan vaksinasi sebagai upaya pengendalian AI dan ND dari tahun dapat terlihat pada grafik dibawah ini: 42

53 Grafik 11. Perkembangan Vaksinasi AI/ND di Kabupaten Bandung Tahun , ,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 - Ayam Itik Entog Angsa Burung Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun diolah. Berdasarkan grafik terjadi penurunan dalam jumlah vaksinasi pada tiap tahunnya hal ini dikarenakan target vaksinasi dilakukan pada daerah kasus saja yang setiap tahunnya menurun. Sebagai upaya untuk mengontrol efektivitas vaksinasi AI yang telah dilaksanakan maka dilakukan survailance dan monitoring pada penyakit AI/ND. Hasil dari survailance ini menunjukan bahwa dari 250 sampel yang diambil jumlah sampel yang hasilnya positif sebanyak 35,6 % untuk AI dan untuk ND sebanyak 42 % menunjukan hasil positif Melihat kondisi tersebut perlu ditingkatkan kembali kebersihan yang mencakup pada pemeliharaan unggas seperti kebersihan kandang (Good Farming Practice), kebersihan lingkungan kandang ataupun kebersihan penjaga kandang dan hal yang tak kalah penting adalah metode vaksinasi yang memperhatikan 43

54 handling vaksin (dari mulai persiapan sampai aplikasinya), ternak serta metode pengambilan sampelnya. b) Pengendalian Brucellosis Pengendalian brucellosis di Kabupaten Bandung sangat penting untuk dilakukan terutama untuk ternak sapi perah mengingat Kabupaten Bandung merupakan wilayah pengembangan ternak sapi perah. Penyakit brucellosis ialah jenis penyakit yang menyerang pada sistem reproduksi sapi yang dapat mengakibatkan keguguran pada sapi yang terkena penyakit ini. Bahaya lain dari penyakit ini ialah dapat menular pada manusia sehingga penyakit ini sangat strategis untuk dicegah dan ditanggulangi. Pada tahun 2015, vaksinasi Brucellosis dilakukan pada bulan Februari, Maret dan Agustus di 3 kecamatan yaitu Pasirjambu, Ciwidey dan Cilengkrang.kecamatan Tersebut dipilih mengingat kecamatan yang lain seperti Pangalengan, kertasari vaksinasinya sudah dilaksanakan pada TA Adapun uraian realisasi pelayanan vaksinasi pada tahun 2015 ialah sebagai berikut: Tabel 30. Vaksinasi Brucellosis pada Tahun 2015 No. Kecamatan Desa Vaksin Awal (ekor) Jumlah Hewan yang Divaksin Dewasa Dara Pedet Vaksin Ulang an (ekor) Vaksin Awal (ekor) Vaksin Ulang an (ekor) Vaksin Awal (ekor) Vaksin Ulanga n (ekor) Total (ekor) 1 Pasir Jambu Cibodas Pasir Jambu Cisondari Pasir Jambu Mekarmaju Pasir Jambu Cukang genteng Pasir Jambu Mekarsari Pasir Jambu Cukanggenteng Pasir Jambu Cibodas Pasir Jambu Cisondari Pasir Jambu Cikoneng Pasir Jambu Tenjolaya Pasir Jambu Sugih Mukti Ciwidey Lebakmuncang Ciwidey/ Panundaan/ Rancabali Alamendah Cilengkrang Cilengkrang Cilengkrang Ciporeat Pasir Jambu Cibodas Pasir Jambu Tenjolaya Pasir Jambu Mekarsari

55 No. Kecamatan Desa Vaksin Awal (ekor) Jumlah Hewan yang Divaksin Dewasa Dara Pedet Vaksin Ulang an (ekor) Vaksin Awal (ekor) Vaksin Ulang an (ekor) Vaksin Awal (ekor) Vaksin Ulanga n (ekor) Jumlah Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2015 Vaksinasi brucellosis pada tahun 2015 ini terjadi penurunan realisasinya jika dibanding dengan tahun 2014 yang mencapai 3268 ekor hal ini lebih dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya adanya beberapa kegiatan yang bersamaan kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi dan gertak birahi baik dari Deptan maupun provinsi. Adapun jika digambarkan vaksinasi selama 5 tahun maka terjadi fluktuasi sesuai dengan kasus dan kejadian dari penyakit itu sendiri. Perkembangan vaksinasi brucellosis dari tahun dapat digambarkan sebagai berikut: Grafik 12. Perkembangan Vaksinasi Brucellosis di Kabupaten Bandung Tahun Total (ekor) Jumlah ternak sapi yang divaksin Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun Berdasarkan grafik dapat terlihat bahwa vaksinasi tertinggi dilakukan pada tahun 2011 yang mencapai ekor dan tahun 2014 sebanyak ekor dan yang terendah pada tahun

56 c) Pengendalian Rabies Penyakit rabies ialah salah satu penyakit zoonosis (penyakit hewan yang bisa menular ke manusia). Penyakit ini sering disebut juga penyakit anjing gila. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian untuk korban yang digigit oleh Hewan Pembawa Rabies (HPR). Penyakit rabies ialah salah satu penyakit zoonosis (penyakit hewan yang bisa menular ke manusia). Penyakit ini sering disebut juga penyakit anjing gila. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian untuk korban yang digigit oleh Hewan Pembawa Rabies (HPR). Pada tahun 2015, melaksanakan kegiatan pada daerah yang vaksinasi, yaitu daerah resiko tinggi atau pernah ada laporan kasus penggigitan, daerah perbatasan dengan Kabupaten/Kota yang resiko tinggi rabies dan populasi HPR yang tinggi, dimana selama 3 tahun terakhir belum diintervensi dengan kegiatan vaksinasi. Berdasarkan hasil kegiatan di tahun sebelumnya dan adanya asumsi penambahan populasi, maka target vaksinasi rabies sebanyak 6500 ekor HPR, namun terealisasi sebanyak 4582 ekor yang dilakukan di 25 kecamatan di 86 desa. Realisasi vaksinasi yang kurang dari target ternyata dipengaruhi oleh karena berkurangnya populasi di daerah target karena dijual dan hilang. Adapun uraian vaksinasi rabies pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 31. Hasil Vaksinasi Rabies Tahun 2015 Kecamatan Desa Anjing Jenis Hewan yang Divaksin Kucing Lain-Lain (Monyet, rubah dll) Total (ekor) Majalaya Majasetra Banjaran Tarajusari Banjaran Banjaran Wetan Pameungpeuk Bojongkunci Banjaran Banjaran Wetan Pameungpeuk Rancatungku Pameungpeuk Sukasari Banjaran Kiangroke Banjaran Kiangroke Cangkuang Cangkuang Cangkuang Bandasari Cangkuang Tanjungsari

57 Kecamatan Desa Anjing Jenis Hewan yang Divaksin Kucing Lain-Lain (Monyet, rubah dll) Total (ekor) Cangkuang Nagrak Cangkuang Ciluncat Cangkuang Pananjung Rancabali Cipelah Pameungpeuk Langonsari Pameungpeuk Rancamulya Kertasari Cibeureum Ciparay Ciparay Ciparay Sumbersari Pangalengan Margaluyu Pangalengan Sukamanah Pangalengan Pulosari Pangalengan Wanasari Pangalengan Margamulya Ciparay Serangmekar Ciparay Pakutandang Ciparay Mekarlaksana Ciparay Babakan Ciparay Sagaracipta Cikancung Cikasungka Cikancung Mekarlaksana Nagreg Citaman Nagreg Bojong Nagreg Nagreg Kendan Nagreg Nagreg Pasir Jambu Sugihmukti Ciwidey Ciwidey Ciwidey Rawabogo Cimenyan Cimenyan Cimenyan Mandala Mekar Cimenyan Padasuka Kutawaringin Padasuka Kutawaringin Kutawaringin Kutawaringin Kutawaringin Kutawaringin Sukamulya Cicalengka Panenjoan Nagreg Mandalawangi Rancaekek Rancaekek Wetan Rancaekek Rancaekek Kencana Rancaekek Jelegong Rancaekek Bojongloa

58 Kecamatan Desa Anjing Jenis Hewan yang Divaksin Kucing Lain-Lain (Monyet, rubah dll) Total (ekor) Kutawaringin Kopo Arjasari Wargaluyu Arjasari Patrolsari Cimaung Campaka Mulya Cimaung Pasirhuni Ciparay Gunung Leutik Ciparay Bumiwangi Ciparay Mekarsari Pacet Sukarame Paseh Karang Tunggal Paseh Loa Cikancung Mandalasari Cikancung Srirahayu Majalaya Majalaya Majalaya Neglasari Solokanjeruk Rancakasumba Ibun Laksana Soreang Kramat Mulya Soreang Panyirapan Katapang Cilampeni Katapang Banyusari Baleendah Manggahang Baleendah Malakasari Baleendah Wargamekar Baleendah Bojong Malaka Pasir Jambu Cisondari Ciwidey Sukawening Pasir Jambu Margamulya Pasir Jambu Tenjolaya Pasir Jambu Mekarsari Pasir Jambu Cukanggenteng Ciwidey Panundaan Rancabali Cipelah Ibun Mekarwangi TOTAL Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun Adapun rekapitulasi kegiatan vaksinasi dari tahun dapat terlihat pada tabel dibawah ini: 48

59 Tabel 32. Hasil Vaksinasi Rabies tahun Jenis HPR Yang di Vaksin ( Ekor ) Tahun Lain-lain Kera, Anjing Kucing rubah, dll Jumlah Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2015 Upaya pengendalian rabies selain vaksinasi dilakukan juga dengan pengendalian populasinya melalui eliminasi terhadap HPR (Hewan Pembawa Rabies) dan dengan pengendalian angka kelahiran melalui tindakan operatif terhadap hewan tersebut ( kastrasi pada hewan jantan ). Tahun 2015 ini dilaksanakan eliminasi HPR yang dilakukan oleh masyarakat ( berdasarkan permintaan ) mereka mengajukan permohonan stichine untuk diberikan kepada anjing liar yang biasa mengganggu sapi-sapi yang baru beranak. Berdasarkan permohonan masyarakat, sebanyak 40 ekor yang diklaim untuk dieliminasi, walaupun jumlah sebenarnya yang mati karena dieliminasi tidak terlaporkan karena HPR tersebut tidak ditemukan bangkainya.. Sementara pelakasanaan kastrasi dilakukan terhadap 50 ekor kucing-kucing liar. Jumlah HPR yang dieliminasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 33. Eliminasi HPR dari tahun Tahun Kec. Lokasi HPR yang dieliminasi Ekor) Total Anjing Kucing Kera (Ekor) Sumber : Bidang kesehatan hewan 2015 Berdasarkan table maka pada tiap tahunnya (2010 ke 2015) jumlah eliminasi pada HPR ini mengalami penurunan hal ini lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: 49

60 - Terjadinya penurunan kasus penyakit ternak terutama pada tahun 2015 yang cukup signifikan - Adanya pengalihan prioritas penanngulangan penyakit dari pencegahan ke pencegahan penyakit ternak dan hewan. d) Pengendalian Anthraks, IBR,Helminthiasis dan Parasit Darah ( babesiosis ) Kabupaten Bandung merupakan daerah bebas anthraks sehingga tindakan yang dilaksanakan adalah surveillance pada ternak yang masuk ke Kabupaten Bandung terhadap kondisi fisik dan titer antibody yang dimilikinya. Pada tanggal 21 September 2015 menjelang Idul Qurban dimana lalu lintas ternak dari luar daerah meningkat. Sebanyak 60 sampel darah diambil dari sapi dan diuji dengan metode elisa. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa 59 sampel titernya dibawah 60 yang menandakan bahwa hewan tersebut belum pernah divaksin atau terpapar oleh bakteri anthraks sehingga hewan tersebut aman untuk dipelihara maupun diperdagangkan sedangkan 1 sampel menunjukkan hasil positif yang kemungkinan hewan tersebut pernah divaksin sebelumnya dan hewan tidak menunjukkan gejala klinis sehingga secara umum, ternak yang ada di wilayah Kabupaten Bandung aman dari penyakit anthraks Begitu pula dengan pengendalian penyakit IBR dimana Kabupaten Bandung berdasarkan surveillance dari laboratorium daerah di Kabupaten Bandung menunjukkan adanya serologi positif namun laporan dan peneguhan diagnosa adanya kasus IBR belum pernah terdata di Kabupaten Bandung pada tahun 2014 sehingga surveillance dilakukan pada 12 ternak yang beresiko terkena penyakit ini yaitu ternak- ternak yang berada di sekitar ternak impor yang divaksin IBR sebelum ternak tersebut masuk dan didapatkan data bahwa ternak tersebut sebanyak 10 ternak positif IBR dan 2 diantaranya negative IBR. Dari 12 ekor ternak yang positif tersebut tidak menunjukkan gejala klinis terserang IBR namun karena merupakan ternak impor yang memungkinkan ada vaksinasi sebelumnya dan masih menunjukkan kekebalan. Sementara 60 sampel yang diambil dari lokasi ternak bukan impor menunjukkan hasil negative yang menandakan bahwa hewan tersebut belum pernah divaksin atau terpapar oleh virus IBR sehingga hewan tersebut aman untuk dipelihara maupun 50

61 dikawinkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wilayah Kabupaten Bandung masih terbebas dari penyakit IBR. Penyakit hewan menular strategis lainnya yang dikendalikan adalah helminthiasis.surveilance dilakukan pada ternak yang dilayani oleh UPTD Puskeswan dan laboratorium.dimana tindakan pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa tindakan pengobatan yang telah dilakukan telah berhasil meng-eliminir cacing yang ada di tubuh ternak tersebut 100 sampel diambil untuk dilakukan pengujian yang sebelumnya telah mendapatkan pengobatan dan 74 % diantaranya sehat, dan 303 sampel lainya yang diperiksa ternyata juga sebanyak 77 % diantaranya menunjukkan tidak terinfeksi dengan cacing. Sedangkan 100 sampel lainnya yang diuji untuk dilakukan pengobatan kembali hanya menunjukkan kesembuhan sebesar 43,1 % sehingga dibutuhkan kembali pengobatan lanjutan serta kontrol cara pemberian pakan terhadap individu tersebut. Surveilance identifikasi parasit darah yang dilakukan berdasarkan hasil surveillance di Kecamatan Pangalengan Pada tahun 2014 ditemukan adanya hasil positif parasit darah Theileriosis dan pada tahun yang sama telah dilakukan kembali pengambilan sampel untuk lokasi yang sama menunjukkan hasil negatif. Sedangkan Bulan Mei 2015 dilakukan pengambilan sampel darah di Kecamatan Arjasari dan didapatkan pula hasil positif theileriosis pada sapisapi perah maka pengendalian yang dilakukan adalah dengan pengobatan dan pengendalian caplak melalui penyemprotan. Surveilance juga dilakukan pada ternak sapi potong yang datang dari wilayah timur Indonesia, dari 20 sampel yang diuji ternyata tidak ditemukan parasit darah. Untuk hasil demikian maka dapat direkomendasikan untuk dilakukan surveillance lanjutan di lokasi positif untuk melihat keberhasilan pengendalian yang dilakukan dan juga pada lokasi penampungan ternak yang dilalulintaskan dari daerah Indonesia Timur (NTT,NTB maupun Madura ) mengingat prevalensinya yang cukup tinggi terhadap penyakit parasit darah ( tripanosoma, babesiosis ). Selama 5 tahun jumlah pelayanan keswan mencapai kurang lebih 250 ribu ekor dimana pada setiap tahunnya pelayanan dan pencegahan penyakit yang dilakukan berfluktuatif sesuai dengan jumlah kasus yang terjadi. Adapun 51

62 uraian jumlah pelayanan dan pencegahan penyakit ternak / hewan dapat digambarkan pada grafik dibawah ini: Grafik 13. Peningkatan pelayanan dan pencegahan penyakit ternak/ hewan tahun Peningkatan Status Kesehatan Hewan (%) Sumber data: Laporan Bidang Kesehatan Hewan diolah. Berdasarkan grafik peningkatan status kesehatan hewan tertinggi dapat dicapai pada rentang tahun yang peningkatannya mencapai 3,65%. Sedangkan realisasi terendah dicapai pada rentang tahun yang hanya mencapai 1,25%. Hal ini tentunya berbanding lurus jumlah pelayanan dan jumlah vaksinasi pada tahun bersangkutan. Sasarn ini secara langsung didukung 1 program yaitu Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Menular. Program ini terdiri dari beberapa kegiatan yang berkontribusi secara langsung pada capaian indicator sasaran yang telah ditetapkan. Uraian keterkaitan/ dukungan kegiatan pada indikator dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 34. Dukungan Program pada Indikator Sasaran Peningkatan Kesehatan Hewan/ Ternak TA Program Kegiatan TA 2015 Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 1. Pemeliharaan Kesehatan dan Dukungan Kepada Capaian Indikator Sasaran Pelayanan Vaksinasi dan Pengobatan pada penyakit ternak/hewan 52

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rakhmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

KATA PENGANTAR. Rakhmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) Tahun Anggaran 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung 40911 Jl. Raya

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : WORKSHOP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA RABIES DINAS PETERNAKAN KAB/KOTA SE PROVINSI ACEH - DI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) 231590 Garut PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 1 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015

Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015 Formulir Evaluasi Hasil Renja Dinas Peternakan dan Kabupaten Bandung Triwulan IV Tahun 2015 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan x Belanja Rutin x xx Belanja Rutin x xx 1

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) Instansi Visi : Dinas, : Terwujudnya Masyarakat Yang Sehat dan Produktif Melalui Pembangunan, Kelautan dan yang Berwawasan agribisnis dan Berbasis Sumberdaya lokal Misi 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan

Lebih terperinci

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Aceh Target Indikator Lainnya Target Renstra ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ARAH KEBIJAKAN ( KEMENTAN RI ) PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN 2015-2019 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERUBAHAN PROGRAM WAKTU PROGRAM 2010-2014 2015-2019 DALAM RANGKA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) Pemerintah Kabupaten Blitar PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PERTERNAKAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 Jl. Cokroaminoto No. 22 Telp. (0342) 801136 BLITAR 1 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014 CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014 1 Peningkatan Produksi Ternak Dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal a. Pengembangan Kawasan Sapi Potong (Kelompok) 378 335 88,62 b. Pengembangan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme

Lebih terperinci

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5. NO KOMODITAS POPULASI (EKOR) PRODUKSI DAGING (TON) 1 Sapi Potong 112.249 3.790,82 2 Sapi Perah 208 4,49 3 Kerbau 19.119 640,51 4 Kambing 377.350 235,33 5 Domba 5.238 17,30 6 Babi 6.482 24,55 7 Kuda 31

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 21 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA BIMA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KOTA BIMA TAHUN 2016

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B A N D U N G D I N A S P E R T A N I A N

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B A N D U N G D I N A S P E R T A N I A N Lakip Disnakan TA 2010 1 P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B A N D U N G D I N A S P E R T A N I A N 2 0 1 7 KATA PENGANTAR P uji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ala, yang

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA SKPD Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timnur untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis SKPD sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2014 LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2015 KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BAB II. PERJANJIAN KINERJA BAB II. PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009-2014 Rencana Stategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2014 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Pembangunan Peternakan Provinsi Jawa Timur selama ini pada dasarnya memegang peranan penting dan strategis dalam membangun

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Strategis (RENSTRA) 20142019 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana program indikatif dimaksudkan sebagai pedoman bagi aktifitas pembangunan yang

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT REALISASI RUPIAH MURNI REALISASI

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 A. Program. Sebagai upaya untuk mewujudkan sasaran pembangunan peternakan ditempuh melalui 1 (satu) program utama yaitu Program Pengembangan Agribisnis. Program ini bertujuan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj.IP) LAPORAN KINERJA INSTANSI DINAS TANAMAN PEMERINTAH PANGAN DAN PETERNAKAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PACITAN LAPORAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA Medan, Desember 2014 PENDAHULUAN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Suamtera Utara sebagai salah

Lebih terperinci

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Desember 2017

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Desember 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN P erencanaan Strategis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

VISI. Terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera melalui peningkatan pembangunan peternakan.

VISI. Terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera melalui peningkatan pembangunan peternakan. VISI Terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera melalui peningkatan pembangunan peternakan. MISI 1. Meningkatkan peluang ekonomi dan lapangan kerja untuk kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, penaan indikatif.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016 1 KATA PENGANTAR Kewajiban penyusunan Perjanjian Kinerja didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Lampiran. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 0 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN MISI : Mewujudkan Peningkatan Produksi dan Konsumsi Hasil Peternakan PROGRAM. Pengembangan data/ informasi/ statistik

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 21 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN JL. Soekarno Hatta no Telp. (0321) , Fax (0321)

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN JL. Soekarno Hatta no Telp. (0321) , Fax (0321) PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN JL. Soekarno Hatta no. 168 172 Telp. (0321) 861784, 861334 Fax (0321) 867163 JOMBANG 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DINAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 205 I. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) merupakan dokumen perencanaan yang disusun berpedoman kepada Rencana Strategis (Renstra) dan mengacu

Lebih terperinci

: PERTANIAN ORGANISASI : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman sebelum perubahan

: PERTANIAN ORGANISASI : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman sebelum perubahan URUSAN PEMERINTAHAN : 2.01. - PERTANIAN ORGANISASI : 2.01.03. - DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman. 345 Jumlah 2.01.2.01.03.00.00.4. PENDAPATAN 220.750.000,00 254.900.000,00 15,47 2.01.2.01.03.00.00.4.1.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKjIP) 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

LAPORAN KINERJA (LKjIP) 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT LAPORAN KINERJA (LKjIP) 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LAHAT Jalan Pramuka no.063 Tr.Kemambang Lahat Telepon/Fax (0731) 321886 Kode

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG DINAS PEPERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERTANIAN Jl. Raya Soreang Km 17 Bandung Telp. (022) 5891703 Fax (022) 5891703 e-mail distan@bandungkab.go.id website www.distan.bandungkab.goid

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 206-202 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG 206 PROVINSI BALI BUPATI BADUNG KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Purwokerto, Juli 2013 Juni Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas. Ir. H. SUGIYATNO, MM NIP

Purwokerto, Juli 2013 Juni Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas. Ir. H. SUGIYATNO, MM NIP Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap satuan kerja Pemerintahan diwajibkan membuat Rencana Strategis (Renstra) sebagai pedoman kerja

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2009-2014 1. VISI : Terwujudnya peningkatan kontribusi subsektor peternakan terhadap perekonomian. 2. MISI : 1. Menjamin pemenuhan kebutuhan produk

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN PETERNAKAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN PETERNAKAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN PETERNAKAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG DINAS PETERNAKAN TAHUN 2014 DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Sasaran dan Target Kinerja Sasaran Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR SERTA SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : : ROOSABARDINA, S.Pt : KEPALA BIDANG KELAUTAN

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN 2018-2021 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA No Tujuan OPD Indikator Tujuan Sasaran OPD Indikator Sasaran (impact) Program/ Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN IKU Indikator Kinerja Utama RPJMD RKA Rencana Kerja dan Anggaran DPA Dokumen Pelaksanaan Anggaran RENSTRA Rencana Strategis RKT Rencana Kinerja Tahunan PK Perjanjian Kinerja KINERJA AKTUAL Eselon II Eselon

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis

Lebih terperinci

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD

KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD KERTAS KERJA EVALUASI KESELARASAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BESERTA INDIKATOR KINERJA SKPD SASARAN RPJMD Meningkatnya produktivitas PDRB ADHB usaha masyarakat, koperasi, UMKM berbasis pertanian dan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014 SKPD No Misi dan kebijakan : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Program yang direncanakan CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014 Indikator Program

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 113 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG A. Dasar Pembentukan Organisasi Pembentukan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur merupakan unsur pelaksana urusan Pemerintahan di bidang peternakan yang berada

Lebih terperinci

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016 Disampaikan pada: MUSRENBANGTANNAS 2015 Jakarta, 04 Juni 2015 1 TARGET PROGRAM

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

Terlampir. Terlampir

Terlampir. Terlampir KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

(Rp.) , ,04

(Rp.) , ,04 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI SUMATERA BARAT BELANJA LANGSUNG URUSAN : PILIHAN ( PERTANIAN ) KEADAAN S/D AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja (Renja) Dinas Peternakan Kabupaten Bima disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk merencanakan berbagai kebijaksanaan dan strategi percepatan

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 No Program/ Kegiatan Rincian Pekerjaan 1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 1.1 Kegiatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

ANGKERAN PENGUMPULAN DATA

ANGKERAN PENGUMPULAN DATA ANGKERAN PENGUMPULAN DATA A. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP 2015 PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR DINAS PETERNAKAN PERIKANAN DAN KELAUTAN Jl. Slamet Riyadi No. 8 Telp/Fax. 0263 261293 Cianjur Jl. Arif Rahman Hakim

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN Anggaran : 207 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3. 03 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 3. 03. 0 Dinas

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Bagian Kesatu Kepala Balai Pasal 94 (1) Kepala Balai mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional Dinas

Bagian Kesatu Kepala Balai Pasal 94 (1) Kepala Balai mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional Dinas BAB XXI BALAI PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN Pasal 93 Susunan Organisasi Balai Pengembangan Peternakan dan Pelayanan Kesehatan Hewan terdiri dari : a. Kepala

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR CAPAIAN TUJUAN

PENGUKURAN KINERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR CAPAIAN TUJUAN PENGUKURAN KINERJA 2009-2013 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TARGET Tahun Dasar Realisasi NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA CAPAIAN TUJUAN 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6 7 8

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu kewaktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN 2017 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Unit 11 (Lantai 2 dan 3) PUSAT PEMERINTAHAN MANGUPRAJA

Lebih terperinci

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014 BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS JL. MUHAMMAD AMIN KM. 12,5 MUARA BELITI TELP. (0733) 4540026 E-Mail. Nakkanmusirawas@Gmail.Com TAHUN 2015

Lebih terperinci

Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian Kabupaten Bandung KONDISI AWAL 2015

Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian Kabupaten Bandung KONDISI AWAL 2015 Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian 2016- Kabupaten Bandung TUJUAN SASARAN INDIKATOR AWAL PROGRAM/KEGIATAN 2.01 1 1 Program Pelayanan Administrasi

Lebih terperinci