BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Sebelum melakukan pengolahan dan analisis data, penulis melakukan observasi kondisi yang ada di area final inspection VLC saat ini. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data-data, sehingga data tersebut dapat dianalisis menggunakan teori antrian lalu dilakukan simulasi. Adapun data hasil observasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Model sistem antrian area final inspection. 2. Data kedatangan kendaraan. 3. Data waktu pelayanan. 4. Data total biaya pelayanan. Untuk data total biaya pelayanan akan di tampilkan saat melakukan perhitungan optimalisasi jumlah server Model Sistem Antrian Pada sistem antrian di area final inspection penulis mengamati model sistem antrian yang digunakan saat ini yaitu jenis model antrian satu saluran satu tahap yang berarti kendaraan yang ingin menggunakan fasilitas pelayanan, menunggu dalam sebuah antrian sampai gilirannya untuk dilayani. Model sistem antrian ini didasarkan beberapa asumsi diantaranya kedatangan mengikuti distribusi poisson, waktu

2 67 pelayanan mengikuti distribusi eksponensial, disiplin antrian kendaraan yang datang dilayani terlebih dahulu (First Come First Served). Selain itu penulis juga melihat adanya keterbatasan antrian dikarenakan luas lokasi yang ada. Batas antrian yang diijinkan sebanyak 16 unit kendaraan. Gambaran model sistem antrian di final inspection saat ini sebagai berikut : Keterangan : = Aliran proses = Area washing dan final inspection = Tenaga kerja = Kendaraan export Gambar 4.1 Model sistem antrian area final inspection Dari gambaran model diatas, dibawah ini merupakan gambar kondisi yang ada di lapangan sebenarnya

3 68 Sumber Kedatangan (Washing). Area Final Inspection Antrian Final Inspection Gambar 4.2 Kondisi lapangan di area final inspection Data Kedatangan Kendaraan di Final Inspection Data kedatangan didapatkan dengan pengamatan langsung di area final inspection. Data dikumpulkan dengan mencatat waktu kedatangan setiap kendaraan yang datang ke area final inspection setelah selesai proses pencucian. Pengamatan dilakukan pada bulan April 2010, data yang didapatkan merupakan data kedatangan kendaraan ke final inspection selama 2 minggu. Pengamatan mewakili semua hari kecuali sabtu dan minggu, dikarenakan sabtu minggu merupakan hari libur kerja. Berikut ini pada tabel 4.1 merupakan data kedatangan kendaraan ke final inspection selama 2 minggu.

4 69 Tabel 4.1 Data kedatangan kendaraan export ke area final inspection Hari / Tanggal Interval Waktu Jumlah Kedatangan Senin 12/04/2010 Selasa 13/04/2010 Rabu 14/04/2010 Kamis 15/04/2010 8:00-9: :00-10: :00-11: :00-12: :00-14: :00-15: :00-16:00 7 8:00-9: :00-10: :00-11: :00-12: :00-14: :00-15: :00-16: :00-9: :00-10: :00-11: :00-12: :00-14: :00-15: :00-16:00 9 8:00-9: :00-10: :00-11: :00-12: :00-14: :00-15: :00-16:00 12

5 70 Tabel 4.1 Data kedatangan kendaraan export ke area final inspection (lanjutan) Hari / Tanggal Interval Waktu Jumlah Kedatangan Jumat 16/04/2010 Senin 19/04/2010 Selasa 20/04/2010 Rabu 21/04/2010 8:00-9: :00-10: :00-11: :00-12: :00-14: :00-15: :00-16: :00-9: :00-10: :00-11: :00-12: :00-14: :00-15: :00-16:00 8 8:00-9: :00-10: :00-11: :00-12: :00-14: :00-15: :00-16:00 4 8:00-9: :00-10: :00-11: :00-12: :00-14: :00-15: :00-16:00 11

6 71 Tabel 4.1 Data kedatangan kendaraan export ke area final inspection (lanjutan) Hari / Tanggal Interval Waktu Jumlah Kedatangan Kamis 22/04/2010 Jumat 23/04/2010 8:00-9: :00-10: :00-11: :00-12: :00-14: :00-15: :00-16: :00-9:00 7 9:00-10: :00-11: :00-12: :00-14: :00-15: :00-16:00 8 Dari data diatas maka dibuatkan rangkuman total data jumlah kedatangan kendaraan dan grafik jumlah kedatangan selama pengamatan. Rangkuman total ditampilkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Data total jumlah kedatangan kendaraan export ke area final inspection Hari Tanggal Jumlah Kedatangan Senin 12-Apr Selasa 13-Apr Rabu 14-Apr Kamis 15-Apr Jumat 16-Apr Senin 19-Apr Selasa 20-Apr Rabu 21-Apr Kamis 22-Apr Jumat 23-Apr TOTAL 816

7 72 Grafik 4.1 Total jumlah kedatangan kendaraan export ke area final inspection Jika dilihat dari tabel total jumlah kedatangan kendaraan export ke area final inspection, dapat dilihat jumlah kedatangan kendaraan yang paling banyak yaitu pada tanggal 21 April Untuk menganalisis data antrian harus pada periode sibuk, maka data yang akan digunakan untuk analisis antrian adalah data tanggal 21 April 2010 dengan jumlah kedatangan 104 unit kendaraan Pengujian Distribusi Data Kedatangan Pengujian distribusi data kedatangan dilakukan untuk mengetahui apakah pola data kedatangan tersebut mengikuti suatu distribusi statistik tertentu, sehingga bisa diketahui sistem antrian apa yang sesuai untuk perhitungan. Pengujian distribusi data kedatangan menggunakan pola distribusi diskret. Berikut merupakan tabel dan grafik data kedatangan kendaraan yang akan dilakukan pengujian distribusi.

8 73 Tabel 4.3 Data kedatangan kendaraan terbanyak Interval Waktu Kedatangan Frekuensi Kedatangan 8:00-9: :00-10: :00-11: :00-12: :00-14: :00-15: :00-16:00 11 TOTAL 104 Grafik 4.2 Frekuensi kedatangan kendaraan berdasarkan waktu totalkendaraan 104 Rata-rata tingkat kedatangan = λ = = = jumlahwaktu 7 14,86 unit/jam Tabel data diatas akan dilakukan pengujian distribusi dengan uji Goodness of Fit menggunakan software SPSS 15. Berikut ini hasil pengujian yang dilakukan oleh SPSS 15.

9 74 Tabel 4.4 Uji Goodness of Fit data kedatangan Pengujian goodness of fit pada SPSS menggunakan Kolmogorov Smirnov karena pengujian lebih fleksibel dibandingkan dengan Chi Square. Hasil pengujian dengan SPSS 15 menunjukkan bahwa data berdistribusi Poisson dengan cara membandingkan nilai signifikansi (Asymp. Sig) dengan nilai taraf nyata yang telah ditetapkan sebesar 0,05. Asymp. Sig > Taraf Nyata Poisson 0,954 > 0,05 Data kedatangan dapat disimpulkan berdistribusi Poisson karena nilai signifikansi lebih besar dari nilai taraf nyata pada distribusi Poisson Data Pelayanan Kendaraan di Final Inspection Data pelayanan kendaraan ke area final inspection dikumpulkan dengan mencatat waktu pelayanan pada kedatangan terbanyak untuk setiap kendaraan yang di cek pada

10 75 area tersebut. Pencatatan data pelayanan kendaraan di final inspection dicatat dalam satuan menit untuk setiap 1 unit kendaraan yang masuk. Waktu pelayanan (xi) Tabel 4.5 Data Pelayanan Kendaraan export ke area final inspection Frekuensi (fi) xi. fi xi 2. fi Waktu pelayanan (xi) Frekuensi (fi) xi. fi xi 2. fi 3, ,067 36,401 4, ,000 48,000 3,03 1 3,033 9,201 4,02 1 4,017 16,134 3,10 1 3,100 9,610 4,03 1 4,033 16,268 3,15 1 3,150 9,923 4,07 1 4,067 16,538 3,18 1 3,183 10,134 4,08 1 4,083 16,674 3,22 1 3,217 10,347 4,20 1 4,200 17,640 3,25 1 3,250 10,563 4,25 1 4,250 18,063 3,28 1 3,283 10,780 4,33 1 4,333 18,778 3,30 1 3,300 10,890 4,47 1 4,467 19,951 3,32 1 3,317 11,000 4,48 1 4,483 20,100 3,33 1 3,333 11,111 4,53 1 4,533 20,551 3,37 1 3,367 11,334 4,62 1 4,617 21,314 3,42 2 6,833 23,347 4,68 1 4,683 21,934 3,47 1 3,467 12,018 4,75 1 4,750 22,563 3,48 1 3,483 12,134 4,80 1 4,800 23,040 3,50 1 3,500 12,250 4,83 1 4,833 23,361 3,53 2 7,067 24,969 4,88 1 4,883 23,847 3,62 1 3,617 13,080 4,92 2 9,833 48,347 3,63 1 3,633 13,201 4,95 1 4,950 24,503 3,67 1 3,667 13,444 4,97 2 9,933 49,336 3,68 2 7,367 27,134 5,03 1 5,033 25,334 3,70 1 3,700 13,690 5,05 1 5,050 25,503 3,73 1 3,733 13,938 5,10 1 5,100 26,010 3,75 2 7,500 28,125 5,20 1 5,200 27,040 3,77 1 3,767 14,188 5,27 1 5,267 27,738

11 76 Waktu pelayanan (xi) Tabel 4.5 Data Pelayanan Kendaraan export ke area final inspection (lanjutan) Frekuensi (fi) xi. fi xi 2. fi Waktu pelayanan (xi) Frekuensi (fi) xi. fi xi 2. fi 5,47 1 5,467 29,884 7,05 1 7,050 49,703 5, ,000 60,500 7,15 1 7,150 51,123 5,57 1 5,567 30,988 7,25 1 7,250 52,563 5,60 1 5,600 31,360 7,33 1 7,333 53,778 5,62 1 5,617 31,547 7,42 1 7,417 55,007 5,65 1 5,650 31,923 7,50 1 7,500 56,250 5,73 1 5,733 32,871 7,75 1 7,750 60,063 5,78 1 5,783 33,447 7,92 1 7,917 62,674 5,92 1 5,917 35,007 8,05 1 8,050 64,803 5,95 1 5,950 35,403 8,10 1 8,100 65,610 6,08 1 6,083 37,007 8,55 1 8,550 73,103 6,12 1 6,117 37,414 8,67 1 8,667 75,111 6,13 1 6,133 37,618 8,75 1 8,750 76,563 6,17 1 6,167 38,028 8,83 1 8,833 78,028 6,22 1 6,217 38,647 9,08 1 9,083 82,507 6,25 1 6,250 39,063 9,25 1 9,250 85,563 6,33 1 6,333 40,111 9,45 1 9,450 89,303 6,47 1 6,467 41,818 9,57 1 9,567 91,521 6,57 1 6,567 43,121 10, , ,023 6,73 1 6,733 45,338 10, , ,721 6,92 1 6,917 47,840 Total , ,85 6,97 1 6,967 48,534 Rata-rata waktu pelayanan = Xi. fi fi = 549, = 5,28menit Rata-rata tingkat pelayanan = µ = 60 = 11,353unit / 5,284 jam

12 77 Dari data di atas dibuatkan rangkuman jumlah kendaraan yang dilakukan pengecekan permenitnya. Berikut merupakan tabel rangkuman total pelayanan kendaraan dan grafik untuk waktu pelayanan. Tabel 4.6 Rangkuman data pelayanan kendaraan Waktu pelayanan (menit) Frekuensi Observasi Grafik 4.3 Frekuensi waktu pelayanan kendaraan

13 Pengujian Distribusi Data Pelayanan Sama halnya dengan data kedatangan, data pelayanan dilakukan juga pengujian goodness of fit untuk menentukan distribusi yang sesuai dengan distribusi statistik yang ada. Untuk data kedatangan menggunakan pola distribusi diskrit, sedangkan untuk data pelayanan menggunakan pola distribusi kontinyu. Dari grafik dapat dilihat data pelayanan mengikuti pola distribusi eksponensial. Untuk mendukung grafik diatas maka dilakukan pengujian data pelayanan dengan menggunakan software SPSS 15. Berikut ini hasil pengujian yang dilakukan oleh SPSS 15. Tabel 4.7 Uji Goodness of Fit data pelayanan Hasil pengujian dengan SPSS 15 menunjukkan bahwa data berdistribusi eksponensial dengan cara membandingkan nilai signifikansi (Asymp. Sig) dengan nilai taraf nyata yang telah ditetapkan sebesar 0,05. Asymp. Sig > Taraf Nyata eksponensial 0,997 > 0,05

14 79 Data kedatangan dapat disimpulkan berdistribusi eksponensial karena nilai signifikansi lebih besar dari nilai taraf nyata pada distribusi eksponensial. 4.2 Pengolahan Data Antrian Berdasarkan hasil pengujian data kedatangan dan data waktu pelayanan kendaraan yang dilakukan pada sistem antrian di area final inspection, model sistem antrian awal yang digunakan yaitu jenis model antrian satu saluran satu tahap dengan jumlah kedatangan terbatas. Hal ini berarti sistem antrian yang ada sekarang hanya ada sebuah antrian didepan fasilitas pelayanan yang berisi satu saluran dengan kedatangan yang dibatasi. Model antrian yang ada saat ini didasarkan beberapa asumsi yaitu data kedatangan berdistribusi poisson, data pelayanan berdistribusi eksponensial, disiplin antri First In First Serve (FCFS), dan panjang antrian dibatasi sebanyak 16 unit. Dari hasil pengumpulan data dan observasi, ditemukan antrian pada sistem antrian yang ada saat ini. Untuk itu penulis bermaksud memberikan usulan untuk menambah jumlah server sehingga tidak terjadi antrian dan merubah model antrian menjadi jenis model antrian banyak saluran satu tahap. Server yang dimaksudkan disini adalah operator untuk jalur baru final inspection. Usulan menambah jumlah server ini dimaksudkan menambah operator baru pada jalur ke dua di final inspection. Untuk lokasi jalur ke dua di final inspection sendiri sudah ada tetapi belum beroperasi. Dalam menambah jumlah server hal yang perlu diperhatikan adalah waktu tunggu dan total biaya pelayanan akan dikeluarkan perusahaan. Untuk itu dilakukan

15 80 pengolahan data sistem antrian yang ada saat ini dan sistem antrian usulan, lalu dilakukan analisis optimalisasi jumlah server yang akan diimplementasikan Karakteristik Sistem Antrian Awal Sistem antrian awal dimodelkan sebagai [M/M/1]:[FCFS/16/ ] dengan k=1 sehingga karakteristik operasi antriannya sebagai berikut : Rata-rata tingkat kedatangan (λ) = 14,857 unit/jam Rata-rata tingkat pelayanan (µ) = 11,353unit/jam Ukuran antrian maksimum (N) = 16 unit Utilisasi server (Rho) ρ = λ/µ ρ = 14,857unit / jam 11,353unit / jam ρ = 1,309 Keterangan : ρ > 1 antrian akan terjadi ρ 1 antrian tidak akan terjadi Karena λ < µ,,maka perhitungan selanjutnya harus memakai λ eff dimana lamda ini memiliki nilai lebih kecil agar kondisi pada sistem antrian ini mencapai stabilitas. Probabilitas sistem antrian kosong (Po)

16 81 1 ρ P o = N ρ 1 1,309 P o = ,309 0,309 P o = 95,816 P o = 0,0032 Angka diatas menunjukkan bahwa sistem antrian dengan 1 server sangat sibuk karena peluang sistem antrian sangat kecil. Probabilitas sistem antrian menunggu (Pn) P n = P 16 = 1 ρ 1 ρ N ,309 N ρ 1 1, , ,309 P 16 = 73, ,816 P 16 = 0,238 Jumlah kedatangan unit yang diperkirakan dalam sistem (L s ) N + 1 { ( ) } N ρ 1 N + 1 ρ + Nρ L s = N + 1 (1 ρ)(1 ρ ) N ρ 1 ( N + 1) ρ + Nρ L s = N + 1 (1 ρ)(1 ρ ) N + 1 { }

17 { 11, ,309 } 1,309 1 ( 16 + ) L s = 382,596 L s = 29, 573 L s = 12,937 unit (1 1,309)(1 1, ) Laju kedatangan efektif (λ eff ) λ eff = λ ( 1 Pn) λ eff = 14,857(1 0,238) λ eff = 11,316 unit / jam Dalam hal ini λ eff < µ yaitu 11,316 unit/jam < 11,353 unit/jam Utilisasi server efektif dengan λ eff : ρ (dengan λ eff ) = 11,316unit / 11,353unit / jam jam ρ (dengan λ eff ) = 0,9967 Jumlah kedatangan unti yang diperkirakan dalam antrian (L q ) L q = L s - λ eff µ L q = 12,937 - L q = 11,941 unit 11,316 11,353

18 83 Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian (W q ) W q = L q λ eff W q = 11,941 11,316 W q = 1,055 jam Waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem (W s ) W s = W q + µ 1 W s = 1, ,353 W s = 1,143 jam Karakteristik Sistem Antrian Usulan Sistem antrian usulan yang akan dilakukan perhitungan ada 2, yaitu sistem antrian dengan menggunakan dua server dan tiga server. Sistem antrian usulan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. a. Dua Server Sistem antrian usulan dimodelkan sebagai [M/M/2]:[FCFS/16/ ] dengan k=2 dan karakteristik operasi antriannya sebagai berikut : Rata-rata tingkat kedatangan (λ) = 14,857 unit/jam

19 84 Rata-rata tingkat pelayanan (µ) = 11,353unit/jam Ukuran antrian maksimum (N) = 16 unit Utilisasi server (Rho) ρ = ρ = λ µc 14,857 11,353 2 ρ = 0,654 unit / jam Probabilitas sistem antrian kosong (Po) P o = 1 c n = 0 n ρ n! + c ρ ρ 1 c ρ c! 1 c N c P o = 1 c n= 0 0,654 0! 0 0, ! 1 2 0,654 0, ,654 2! P o = P o = , ,428(1) + 2(0,673) 1 0, , , P o = [ 1,972] 1

20 85 P o = 0,507 Probabilitas sistem antrian menunggu (Pn) P n = n ρ n c! c c Po 16 0,654 P n = 0, !2 3 1, P n = 0, P n = 1, Jumlah kedatangan unit yang diperkirakan dalam antrian (L q ) c+ 1 ρ ( c 1)!( c ρ) L q = P 1 ( N c) L q = 0 2 ρ c N c ρ c N c ρ 1 c 0, ,654 (2 1)!(2 0,654) 2 0, ( 16 2) 0, , L q = 0,506 0,155 0, 327 L q = 0,026 unit Jumlah kedatangan unit yang diperkirakan dalam sistem (L s )

21 86 L s = λ eff L q + µ L s = 11,316 0, ,353 L s = 1,022 unit Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian (W q ) W q = W q = L q λ eff 0,026 11,316 W q = 0,0023 jam Waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem (W s ) W s = W q + µ 1 W s = 0, ,353 W s = 0,0903 jam b. Tiga Server Sistem antrian usulan dimodelkan sebagai [M/M/3]:[FCFS/16/ ] dengan k=3 dan karakteristik operasi antriannya sebagai berikut :

22 87 Rata-rata tingkat kedatangan (λ) = 14,857 unit/jam Rata-rata tingkat pelayanan (µ) = 11,353 unit/jam Ukuran antrian maksimum (N) = 16 unit Utilisasi server (Rho) ρ = ρ = λ µc 14,857 11,353 3 ρ = 0,436 unit / jam Probabilitas sistem antrian kosong (Po) P o = 1 c n= 0 n ρ n! c ρ ρ 1 c + ρ c! 1 c N c+ 1 1 P o = 1 c n= 0 0,436 0! 0 0, ! 1 0, ! 2 3 0,436 0, ,436 3! P o = P o = , , ,083(1) + 6(0,854) 0, , , ,

23 88 P o = [ 1,548] 1 P o = 0,646 Probabilitas sistem antrian menunggu (Pn) P n = n ρ n c! c c Po 16 0,436 P n = 0, !3 6 1, P n = 0, P n = 1, Jumlah kedatangan unit yang diperkirakan dalam antrian (L q ) c+ 1 ρ ( c 1)!( c ρ) L q = P 1 ( N c) L q = 0 2 ρ c N c ρ c N c ρ 1 c 0, ,436 (3 1)!(3 0,436) 2 0, ( 16 3) 0, , L q = 0,646 0,0028 0, 145 L q = 0,0003 unit Jumlah kedatangan unit yang diperkirakan dalam sistem (L s )

24 89 L s = L s = λ eff L q + µ 0, L s = 0,997unit 11,316 11,353 Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian (W q ) W q = W q = W q = L q λ eff 0, ,353 2, jam Waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem (W s ) W s = W q + µ 1 W s = 2, ,353 W s = 0,088 jam Perhitungan Biaya Pelayanan Untuk menghitung total biaya pelayanan didapat dari rumus : TC = C1.s + C2.Ls(s)

25 90 Dimana : C1 = Biaya tenaga kerja per jam C2 = Biaya menunggu s = Jumlah server Ls(s) = Jumlah rata-rata pelanggan dalam sistem untuk setiap server Untuk menghitung total biaya pelayanan masing-masing server diperlukan data biaya pelayanan dan biaya menunggu. Dalam kasus ini, yang termasuk dalam biaya menunggu yaitu sebagai berikut : Biaya lembur operator Biaya menunggu kendaraan saat mengantri Dengan adanya menunggu maka akan ada biaya penambahan lembur karyawan. Berdasarkan pengamatan dilapangan didapatkan informasi mengenai biaya yang ada di PT ADM yaitu Biaya pelayanan (C1) adalah upah reguler yang diberikan perusahaan untuk seorang operator di final inspection sebesar Rp 7.600,-/jam. Sedangkan biaya menunggu (C2) adalah upah lembur operator di pelabuhan dan final inspection sebesar Rp ,-/jam dan dijumlahkan dengan biaya menunggu kendaraan saat mengantri sebesar Rp 4.900,-/jam, sehingga besar biaya menunggu Rp ,-/jam. Apabila seorang kendaraan yang akan dilayani terlalu lama menunggu maka akan mengakibatkan terjadinya penumpukan dan dalam hal ini operator harus bekerja lembur untuk menyelesaikannya.

26 91 Total biaya pelayanan sistem antrian satu server C1 = Rp 7.600,-/jam C2 = Rp ,-/jam s = 1 server Ls = 12,937 TC = C1.s + C2.Ls(s) TC = (Rp 7.600,-) (1) + (Rp ,-) (12,937) = Rp 7.600,- + Rp ,10 = Rp ,10 /jam Total biaya pelayanan sistem antrian dua server C1 = Rp 7.600,-/jam C2 = Rp ,-/jam s = 2 server Ls = 1,022 TC = C1.s + C2.Ls(s) TC = (Rp 7.600,-) (2) + (Rp ,-) (1,022) = Rp ,- + Rp ,60 = Rp ,60/jam Total biaya pelayanan sistem antrian tiga server

27 92 C1 = Rp 7.600,-/jam C2 = Rp ,-/jam s = 3 server Ls = 0,997 TC = C1.s + C2.Ls(s) TC = (Rp 7.600,-) (3) + (Rp ,-) (0,977) = Rp ,- + Rp ,10 = Rp ,10/jam Analisis Pengolahan Data Antrian Pada analisa pengolahan data antrian akan dilakukan pencarian jumlah server yang paling optimal. Menurut Taha (2007,p594) dalam mengambil keputusan mengenai masalah antrian dapat menggunakan pendekatan model biaya. Model biaya pada dasarnya menyeimbangkan jenis biaya yang bertentangan yaitu : - Biaya penawaran pelayanan. - Biaya penundaan dalam penawaran pelayanan. Untuk mendukung hal tersebut maka dibuatkan rangkuman perbandingan hasil perhitungan sistem antrian awal dan usulan. Berikut merupakan rangkuman perbandingan hasil perhitungan sistem antrian awal dan usulan.

28 93 Tabel 4.8 Rangkuman perbandingan hasil perhitungan sistem antrian JUMLAH SERVER Model Antrian [M/M/1]:[FCFS/16/ ][M/M/2]:[FCFS/16/ ][M/M/3]:[FCFS/16/ ] ρ 1, , , Po 0,32% 50,69% 64,61% Lq 11,9406 Unit 0,0256 Unit 2,58x10-4 Unit Ls 12,937 Unit 1,0224 Unit 0,997 Unit Wq 1,0551 Jam 2,267x10-3 Jam 2,28x10-5 Jam Ws 1,1432 Jam 0,0903 Jam 0,0881 Jam ρ (dengan λeff ) 0,99674 Dari hasil rangkuman di atas terlihat bahwa waktu tunggu yang paling kecil dengan menggunakan tiga server yaitu Wq = 2,28 x 10-5 Jam. Penggunaan tiga server belum bisa dikatakan yang paling optimal, karena laju pelayanan optimal tergantung juga dengan biaya pelayanan yang ada. Belum tentu laju pelayanan baik tetapi biaya yang dikeluarkan biaya yang paling baik. Untuk itu dibuatkan juga rangkuman perbandingan biaya sistem antrian awal dan usulan. Berikut merupakan rangkuman biaya dari sistem antrian awal dan usulan. Tabel 4.9 Rangkuman perbandingan biaya sistem antrian Jumlah Server EOC EWC ETC (Total Biaya) 1 Rp 7.600,00 Rp ,10 Rp ,10 2 Rp ,00 Rp ,60 Rp ,60 3 Rp ,00 Rp ,10 Rp ,10 Dari rangkuman yang ada maka dilakukan perhitungan untuk menentukan jumlah pelayanan yang paling optimal. Dalam menentukan jumlah pelayanan optimal,

29 94 digunakan data jumlah kedatangan yang diperkirakan dalam sistem (Ls) dan perbandingan antara biaya pelayanan dan biaya menunggu. Perhitungan jumlah server dan tabel pembanding yang paling optimal sebagai berikut : Biaya Pelayanan (C1) = Rp 7.600,- Biaya Menunggu (C2) = Rp ,- C1/C2 = / = 0,3004 Dari perhitungan diatas diterapkan kondisi ini dan dibuatkan tabelnya Ls(c) Ls(c+1) C1/C2 Ls(c-1) Ls(c) Tabel 4.10 Perhitungan penentuan jumlah server optimal Jumlah Server (c) Ls (c) Ls(c-1) - Ls(c) 1 12,937 12, ,022 11, ,997 0,025 Besar C1/C2 = 0,3004. Jika dilihat dari tabel besar nilai tersebut ada diantara jumlah server 2 dan server 3. Maka kondisi diterapkan sebagai berikut. Ls(c) Ls(c+1) = 0,025 0, ,915 = Ls(c-1) Ls(c) Dari perhitungan tersebut, angka yang paling dekat untuk perbandingan antara biaya pelayanan dan biaya menunggu (C1/C2) terdapat pada jumlah final inspection dengan dua server = 11,915. Sehingga dapat disimpulkan sementara, jumlah final inspection dengan dua server merupakan jumlah yang server yang optimal. Untuk mendukung kesimpulan sementara tersebut, maka dilakukan simulasi dengan menggunakan promodel 7.0.

30 Simulasi Data dengan Promodel 7.0 Selain melakukan perhitungan dengan menggunakan karakteristik operasi antrian, dalam melakukan pemecahan masalah juga digunakan berbagai macam cara yaitu dengan mensimulasikannya. Dalam melakukan simulasi, menggunakan suatu alat bantu program Promodel 7.0. Simulasi ini dilakukan bertujuan mencari jumlah final inspection yang optimal. Dalam simulasi sederhana ini melibatkan sistem yang memiliki karakteristik random, maka hasil dari simulasi pada kenyataannya juga akan bersifat random. Hasil dari eksekusi tunggal terhadap simulasi hanya mewakili satu dari beberapa keluaran yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, diperlukan eksekusi dengan beberapa kali pengujian untuk menguji hasil kebenaran. Jumlah pengujian harus disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang dibutuhkan oleh keluaran. Untuk tingkat ketelitian yang tinggi, dibutuhkan jumlah pengulangan pengujian yang lebih banyak supaya diperoleh kesesuaian keluaran dengan tingkat keyakinan yang telah ditetapkan. Untuk melakukan suatu simulasi, terdapat elemen-elemen penting yang harus dirancang karena sangat mempengaruhi jalan dan hasil simulasi. Dalam membuat simulasi suatu model dengan menggunakan program promodel, harus didefinisikan sejumlah elemen dasar yang harus ada dalam setiap model, yaitu : 1. Lokasi (Location) 2. Entitas (Entity) 3. Proses (Processing)

31 96 4. Kedatangan (Arrivals) Sebelum melakukan perancangan model antrian, maka hal yang terlebih dahulu dilakukan pendefinisian informasi umum mengenai model pada General Information yang meliputi : Gambar 4.3 Tampilan dari elemen General Information 1. Judul Model (title) : judul dari model yang akan dibuat 2. Unit Waktu (time unit) : satuan unit waktu dalam menit 3. Unit Jarak (distance unit) : satuan unit jarak dibuat dalam meter Elemen Simulasi Final Inspection Untuk 1 Server Layout Model Antrian Dalam melakukan perancangan model antrian sederhana ini, simulasi akan dilakukan terhadap setiap kendaraan export yang akan masuk ke final inspection. Di

32 97 kondisi yang pertama ini simulasi dilakukan pada kondisi yang sekarang yaitu satu server final inspection. Kendaraan dikatakan berada dalam sistem yaitu ketika tiba dan memasuki final inspection untuk dilayani, setelah selesai maka keluar dari area final inspection. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat pada gambar layout berikut : Gambar 4.4 Layout model untuk 1 final inspection Lokasi (Locations) Lokasi (locations) adalah tempat untuk memproses entitas dalam sistem. Untuk model ini terbagi atas : Gambar 4.5 Tampilan dari elemen location 1 final inspection 1. Enter (Washing) : tempat dimana kendaraan masuk ke sistem setelah selesai proses washing.

33 98 2. Antrian final inspection : tempat dimana kendaraan mengantri untuk dilayani, lokasi ini menggambarkan pergerakan dari entitas dalam sistem, dengan jumlah 1 unit dan kapasitas 16 unit. 3. Final Inspection : lokasi dimana kendaraan dilayani, terdiri dari final inspection dengan jumlah masing-masing 1 unit dan kapasitas 1 entitas sekali proses. Karakteristik untuk tiap lokasi diisi pada Location Edit Tabel yang terdiri dari kolom-kolom sebagai berikut : 1. Icon, merupakan petunjuk grafik yang mewakili lokasi yang bersangkutan. 2. Name, merupakan nama lokasi. 3. Cap, (Capacity), banyaknya produk yang dapat diproses dalam satu unit waktu. Pengisian Infinite akan mengatur kapasitas pada nilai maksimum yang diijinkan. 4. Unit, merupakan banyaknya unit lokasi tersebut. 5. Dts, merupakan pilihan untuk melakukan pengaturan Down Times dari mesin dapat berdasarkan waktu, banyaknya material yang masuk ataupun lama pemakaian. 6. Stat, merupakan pilihan seberapa detail lokasi tersebut akan dicatat secara statistik pada saat simulasi dijalankan, time series berarti mengumpulkan statistik dasar dari seri waktu dalam lokasi, dan merupakan pilihan yang paling detail. 7. Rules, mendefinisikan bagaimana lokasi memilih entitas yang akan dipilih untuk diproses. Dalam model ini digunakan Oldest by Priority, yaitu menunggu entitas yang menunggu paling lama.

34 99 8. Notes, digunakan untuk menambah keterangan mengenai lokasi yang bersangkutan Entitas (Entities) Entitas (entities) adalah segala sesuatu yang diproses oleh sistem. Dalam model ini nama entitas yang digunakan adalah Pickup (kendaraan export). Karakteristik dari entitas dimasukkan dalam Entities Editor yang terdiri atas beberapa kolom yaitu : Gambar 4.6 Tampilan dari elemen Entities 1 final inspection 1. Icon, merupakan petunjuk grafik yang mewakili entitas yang bersangkutan pada saat simulasi dijalankan. 2. Name, nama entitas yaitu pickup. 3. Speed (Fpm), digunakan untuk menentukan kecepatan entitas yang bergerak sendiri (bukan kecepatan entitas akan diproses), dengan default 150 meter permenit. 4. Stat, merupakan pilihan seberapa detail lokasi tersebut akan dicatat secara statistik pada saat simulasi dijalankan. Time series berarti mengumpulkan statistik dasar dari seri waktu dalam lokasi, dan merupakan pilihan yang paling detail.

35 Note, pengisian informasi tambahan tentang entitas Proses (Processing) Merupakan elemen yang paling penting karena didalamnya mendefinisikan rute dari entitas didalam sistem dan proses-proses yang akan dialami pada tiap lokasi yang dimasukinya. Proses ini terdiri dari dua tabel yaitu Process Edit Table yang menspesifikasikan apa yang terjadi pada entitas ketika tiba pada lokasi, dan Routing Edit Table yang menspesifikasikan kemana entitas akan dirutekan setelah proses selesai. Gambar 4.7 Tampilan dari elemen Processing (Enter) 1 final inspection Gambar 4.8 Tampilan dari elemen Processing (Antrian_Final_Inpection) 1 final inspection Gambar 4.9 Tampilan dari elemen Processing (Final_Inpection) 1 final inspection

36 Entity, menunjukkan entitas yang sedang kita buat prosesnya, yaitu pickup. 2. Locations, menunjukkan lokasi tempat entitas tersebut mengalami proses atau operasi, terdiri dari : a. Enter (washing) : tempat dimana pickup masuk ke sistem setelah proses washing. b. Antrian_final_inpection : tempat dimana pickup mengantri untuk dilayani, lokasi ini menggambarkan pergerakan dari entitas dalam sistem. c. Final_inspection : lokasi dimana pickup dilayani, terdiri dari final_inpecion 3. Operations, logik operasi yang dijalankan, untuk model ini wait E(5,28) artinya waktu pelayanan unit berdistribusi eksponensial dengan rata-rata waktu pelayanan 5,28 menit. Sedangkan rute entitas dimasukkan pada Routing Edit Table, yang terdiri dari kolom : 1. Output, menunjukkan entitas yang keluar dari operasi tersebut. 2. Destination, menunjukkan lokasi tujuan entitas yang berikutnya. 3. Rule, berisi aturan-aturan rute. First 1 artinya unit yang datang langsung dilayani oleh destination tersebut, sedangkan Turn artinya unit yang masuk akan dilayani secara bergantian. 4. Move logic, berisikan baris program untuk aturan perpindahan route entity.

37 Kedatangan (Arrivals) Kedatangan (arrivals) menunjukkan masuknya entitas kedalam sistem,baik dari jumlahnya, lokasi tempat kedatangannya ataupun, frekuensi waktu kedatangan. Karakteristik dari kedatangan didefinisikan dalam Arrivals Editor yang terdiri dari kolom : Gambar 4.10 Tampilan dari elemen Arrivals 1 final inspection 1. Entity, merupakan nama atau jenis entitas yang akan diatur kedatangannya, yaitu pickup. 2. Locations, menunjukkan pada lokasi mana entitas tersebut akan memasuki sistem, yaitu enter. 3. Qty each, menunjukkan banyaknya entitas yang tiba pada setiap kedatangan, yaitu 1 artinya 1 unit pickup tiap kali kedatangan. 4. First Time, menunjukkan waktu pada saat entitas pertama kali memasuki sistem. 5. Occurrences, merupakan jumlah kedatangan entitas selama 1 kali simulasi dijalankan. Dalam hal ini jumlah kedatangan yaitu 816 unit dalam 1 kali simulasi.

38 Frequency, merupakan interval waktu antara dua kedatangan. Yaitu p(60/14,857) dimana ada kedatangan sebesar 14,857 unit untuk tiap 1 jam kedatangan mengikuti distribusi Poisson. 7. Logic, merupakan tempat menambahkan logika pemrograman untuk mengatur kedatangan entitas dengan lebih detail, pada model ini dikosongkan. 8. Disable, pilihan No, digunakan jika kita ingin menon-aktifkan kedatangan yang bersangkutan secara sementara karena alasan tertentu Elemen Simulasi Final Inspection Untuk 2 Server & 3 Server Layout Model Antrian Sama halnya dengan kondisi pada 1 final inspection, hanya pada pembuatan model ini ditambah satu final inspection menjadi 2 server final inspection dan 3 server final inspection. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar layout berikut :

39 104 Gambar 4.11 Layout model untuk 2 dan 3 final inspection Lokasi (Locations) Lokasi pada model ini, sama seperti model sebelumnya hanya dilakukan simulasi penambahan jumlah server yaitu dua server dan tiga server sehingga terdapat lokasi baru yaitu final_inpection2 dan final_inpection3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 4.12 Tampilan dari elemen location 2 dan 3 final inspection Karakteristik untuk tiap lokasi yang diisi pada Location Edit Table sama seperti pada model 1 final inspection.

40 Entitas (Entities) Entitas merupakan segala sesuatu yang diproses dalam sistem. Dalam penambahan jumlah server, entitas tidak terdapat perbedaan dari 1 final inspection. Entitas yang digunakan tetap yaitu kendaraan pickup. Karakteristik dari entitas yang dimasukan dalam Entities Editor pun sama tidak berbeda. Oleh karena itu tidak ditampilkan tampilannya, dan dapat dilihat pada gambar Proses (Processing) Sama seperti elemen lokasi dan entitas, pada elemen proses dengan penambahan 2 dan 3 server, langkah-langkah Process Edit Table dan Routing Edit Table tidak terlalu banyak tambahan. Tetapi karena jumlah lokasinya ditambah menjadi 2 dan 3 final inspection maka proses dan rutenya juga ditambah. Setelah entitas memasuki lokasi antrian final inspection, rute entitas dapat memasuki final inpesction 1, final inspection 2, atau final inspection 3 tergantung lokasi mana yang sedang tidak melayani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.13 Tampilan dari elemen Processing 2 dan 3 final inspection

41 Kedatangan (Arrivals) Pada elemen kedatangan dengan tambahan jumlah server sama seperti model satu server. Masuknya entitas dalam sistem, baik banyaknya, dan lokasi tempat kedatangannya, frekuensi serta waktu kedatangannya sama. Karena tampilannya sama dengan model satu server maka untuk tampilannya dapat dilihat digambar Menjalankan Simulasi Sebelum simulasi dijalankan terlebih dahulu memasukan data-data yang terdapat pada tabel Simulation Option. Baik untuk menjalankan simulasi 1 final inspections maupun 3 final inspections pengisian data yang terdapat pada tabel Simulation Option adalah sama, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 4.14 Tampilan dari elemen Simulation Options 1. Run Length, diisi dengan memilih bagaimana simulasi ini akan dijalankan. Apakah berdasarkan waktu, mingguan, tanggal kalender. Pada model ini diisi berdasarkan waktu.

42 Run Hours, lamanya simulasi berjalan dalam 1 hari adalah 7 yang berarti bahwa simulasi dijalankan berdasarkan pada lamanya waktu operasi. Lamanya waktu operasi selama 1 hari adalah 7 jam karena istirahat 1 jam. 3. Warmup Period, tidak diisi karena tidak adanya simulasi awal sebelum dilakukan pengetesan. 4. Clock Precision, tingkat ketelitian perhitungan yang diinginkan adalah 0,001 dan pengukuran berdasarkan menit. 5. Output Reporting, jenis report yang akan dibuat adalah jenis report standar. 6. Number of Replication, banyaknya simulasi yang akan diulang adalah 100 kali simulasi, karena diperlukan adanya keakuratan data. 7. Disable, mengaktifkan dan menon-aktifkan fungsi yang ingin ditampilkan atau tidak. Dalam simulasi ini yang perlu diaktifkan adalah fungsi animation dan time series, untuk array export dan cost tidak dinon-aktifkan. 8. At Start, mengaktifkan dan menon-aktifkan fungsi pada saat simulasi pertama dijalankan. Pada simulasi ini tidak ada yang di aktifkan. 9. General, mengaktifkan dan menon-aktifkan fungsi umum seperti menampilkan animation script, common random number, skip resource DTS. Pada simulasi ini fungsi yang ada di non-aktifkan. Setelah semuanya ditentukan maka dapat dimulai langsung dengan menekan run yang ada pada bagian bawah menu. Selesai simulasi berjalan maka akan tampil report selection. Untuk mengeluarkan data hasil simulasi pada kolom scenario dipilih normal run dan untuk kolom replication dipilih averaged yang berarti data

43 108 ditampilkan berdasarkan rata-rata pengulangan 100 kali simulasi. Tampilan report selection dapat dilihat seperti gambar dibawah. Gambar 4.15 Tampilan dari elemen Report Selection Untuk input dan output dari program simulasi selengkapnya pada tiap kondisi dapat dilihat pada lampiran Hasil Running Test simulasi final inspection Berikut ini merupakan tampilan dari hasil running test simulasi final inspection menggunakan Promodel 7.0 untuk masing-masing jumlah server. Running test 1 final inspection Running test 2 final inspection

44 109 Running test 3 final inspection Gambar 4.16 Tampilan running test final inspection Dari tampilan running test dapat dilihat pada jumlah server 1 terjadi antrian yang cukup banyak, ketika server ditambahkan menjadi 2 antrian terjadi kembali tetapi tidak terlalu padat, jika ditambahkan menjadi 3 server maka antrian semakin tidak kelihatan. Jadi dapat disimpulkan semakin banyak jumlah server maka antrian yang ada pada jalur antrian final inspection akan semakin sedikit. 4.4 Analisis Simulasi Data Hasil keluaran simulasi yang akan dianalisa pada sub bab di bawah ini merupakan hasil rata-rata dari 100 kali replikasi yang dijalankan selama 7 jam atau satu hari

45 110 waktu operasi. Dari hasil keluaran ini akan dianalisa perbandingan dari kedua model yaitu 2 final inspection dan 3 final inspection, berikut akan dijabarkan pemecahan masalah untuk kedua kondisi tersebut Tingkat Utilitas Final Inspection Dari hasil simulasi menggunakan promodel 7.0 maka didapat tingkat utilitas masing-masing server ketika melakukan percobaan dengan menggunakan 1 final inspection, 2 final inspection, dan 3 final inspection. Tingkat utilitas hasil simulasi ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 4.11 Persentase tingkat utilitas final inspection Server No Final Inspection 1 unit Percentage Utilization Final Inspection 2 unit Final Inspection 3 unit 1 96,94% 65,52% 43,65% 2 64,69% 43,34% 3 42,96% Rata-Rata 96,94% 65,11% 43,32% Pada tabel dapat dilihat tingkat utilisasi masing-masing final inspection ketika jumlahnya ditambahkan semakin kecil, itu berarti kegunaan final inspection semakin sedikit dengan kata lain aktifitas operator bekerja pada penambahan server tidak terlalu tinggi. Dari tabel tersebut jika ditampilkan grafiknya sebagai berikut.

46 111 Utilization 1 final inspection Utilization 2 final inspection Utilization 3 final inspection Grafik4.4 Tingkat Utilitas final inspection untuk masing-masing jumlah server

47 112 Semakin tinggi tingkat utilitas final inspection maka antrian pada final inspection semakin tinggi juga. Berarti cara untuk mengurangi antrian bisa dilakukan dengan menambah jumlah server. Walaupun semakin banyak jumlah final inspections lebih baik, tidak bisa dibilang jumlah yang banyak merupakan jumlah yang paling optimal. Oleh karena waktu menganggur dan waktu menunggu juga perlu dipertimbangkan Tingkat Waktu Menganggur Dengan adanya penambahan server memungkinkan terjadinya waktu menganggur untuk masing-masing final inspection. Hasil simulasi yang dijalankan untuk data waktu menganggur masing-masing final inspection ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 4.12 Persentase tingkat waktu menganggur final inspection Server No Percentage Idle Time (waktu menganggur) Final Inspection 1 unit Final Inspection 2 unit Final Inspection 3 unit 1 3,06% 34,48% 56,35% 2 35,31% 56,66% 3 57,04% Rata-Rata 3,06% 34,90% 56,68% Hasil pada tabel menunjukkan bahwa waktu menganggur untuk penambahan server meningkat. Dengan menambahnya jumlah server final inspection maka operasional masing-masing final inspection juga akan turun, tampilan ini dapat dilihat pada grafik berikut.

48 113 Idle time 1 final inspection Idle time 2 final inspection Idle time 3 final inspection Grafik4.5 Tingkat waktu mengganggur final inspection untuk masing-masing jumlah server

49 114 Dari grafik waktu menganggur diatas dapat dilihat bahwa waktu menganggur untuk 3 final inspection lebih besar apabila dibandingkan dengan 2 final inspection dan 1 final inspection, sehingga dari kedua perbandingan tingkat kegunaan fasilitas tersebut dapat dilihat bahwa tingkat kegunaan fasilitas untuk 1 final inspection dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan 2 final inspection dan 3 final inspection Tingkat Waktu Menunggu Tingkat waktu menunggu dilihat dari kedatangan entity (pickup) kedalam sistem. Waktu menunggu hasil simulasi dituliskan dalam istilah blocked atau dengan kata lain terkena hambatan. Persentase waktu tunggu masing-masing final inspection ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 4.13 Persentase tingkat waktu menunggu final inspection Percentage Waiting Time (waktu menunggu) Final Inspection 1 unit Final Inspection 2 unit Final Inspection 3 unit 15,32% 11,60% 1,64% Untuk lebih jelas melihat perbedaan waktu tunggu pada masing-masing jumlah final inspection dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

50 115 Entity state 1 final inspection Entity state 2 final inspection Entity state 3 final inspection Grafik4.6 Tingkat waktu menunggu Final Inspection untuk masing-masing jumlah server

51 116 Dari perbandingan ketiga kondisi di atas, dilihat dari keadaan entitas dalam sistem berada dalam keadaan operasi (in operation) diketahui bahwa 3 final inspection paling besar dibandingkan dengan jumlah 2 final inspection dan 1 final inspection, ini menunjukkan bahwa keadaan entitas dalam sistem berada dalam keadaan operasi (in operation) pada 3 final inspection lebih baik dari 2 final inspection dan 1 final inspection. Selain itu jika waktu menunggunya (blocked) semakin besar maka akan ada kendaraan yang gagal untuk dilayani sehingga menimbulkan kerugian yang lebih besar. 4.5 Evaluasi Kinerja Jika dilihat dari jumlah kendaraan yang datang menuju final inspection per jamnya, jumlah kendaraan yang datang lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pelayanan yang diberikan perjamnya, sehingga mengakibatkan adanya penumpukan kendaraan dan menimbulkan suatu masalah antrian. Maka dilakukan analisa terhadap optimalisasi jumlah final inspection yang ada saat ini dengan penambahan jumlah server final inspection. Pada subbab sebelumnya telah dilakukan analisa perhitungan sistem antrian dengan menggunakan perhitungan optimalisasi sistem antrian dan analisa menggunakan simulasi promodel 7.0. Sistem yang ada saat ini terdiri dari 1 final inspection dan rencana usulannya dengan menambah menjadi 2 final inspection atau 3 final inspection. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan analisa teori dapat diketahui

52 117 jumlah server yang paling optimal. Sistem yang ada saat ini dengan jumlah 1 server memiliki total biaya pelayanan sebesar Rp ,10 sedangkan sistem antrian usulan dengan jumlah 2 server sebesar Rp ,60 dan dengan jumlah 3 server sebesar Rp ,10. Dari total biaya dapat dilihat penambahan server mengakibatkan kurangnya biaya yang dikeluarkan, tetapi ketika jumlah server ditambah menjadi 3, mengalami peningkatan kembali total biaya pelayanan. Jika dilihat dari segi waktu dan melakukan simulasi menggunakan Promodel 7.0, waktu menunggu dengan kondisi saat ini yaitu 1 server sebesar 15,32% sedangkan waktu menunggu sistem antrian usulan dengan jumlah 2 server sebesar 11,60% dan dengan jumlah 3 server 1,64%. Dari perhitungan waktu menunggu, dapat dilihat jumlah 3 server mendapatkan waktu menunggu yang paling sedikit. Dalam hal ini waktu menunggu yang sedikit belum tentu merupakan hal yang baik karena disaat jumlah kedatangan menurun maka tingkat menganggur dengan jumlah server yang banyak pasti akan semakin meningkat sehingga menjadi tidak efektif. Dari hasil analisa diatas maka dapat disimpulkan untuk evaluasi kerja, penambahan jumlah server dapat mengurangi waktu tunggu yang ada, tetapi bertambahnya jumlah server diikuti juga penambahan total biaya yang terjadi seperti perhitungan biaya penambahan 2 server menjadi 3 server. Untuk itu pemilihan jumlah server final inspection yang paling optimal lebih baik menggunakan 2 server final inspection.

53 Rencana Implementasi Istilah Time is money memang sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi saat ini. Setiap perusahaan pasti menginginkan suatu kinerja yang memiliki mutu tinggi dengan waktu yang efektif sehingga tidak mengalami kerugian biaya dan kalah dengan pesaing lainnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan hal tersebut adalah dengan menentukan jumlah server yang optimal sehingga waktu tunggu dan total biaya pelayanan dapat berkurang. Masalah adanya antrian di area final inspection VLC PT ADM saat ini mempengaruhi pada proses pemindahan kendaraan ke area shipping line untuk siap dikirim ke pelabuhan. Untuk mengatasi masalah tersebut, rencana implementasi yang akan dilakukan PT ADM dengan menambah jumlah server final inspection dari 1 final inspection menjadi 2 final inspection. Tampilan model sistem antrian baru di final inspection sebagai berikut. Gambar 4.17 Model sistem antrian 2 server final inspection

54 119 Dari gambaran model sistem antrian 2 server diatas, kondisi usulan yang akan terjadi dilapangan sebagai berikut. Gambar 4.18 Area final inspection dengan 2 server

Sony Kamilie 1 ; Jonny 2. ABSTRACT. Keywords: total server, service time, waiting time, queueing, simulation ABSTRAK

Sony Kamilie 1 ; Jonny 2. ABSTRACT. Keywords: total server, service time, waiting time, queueing, simulation ABSTRAK ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA AREA FINAL INSPECTION DI VEHICLE LOGISTIC CENTER PT ADM UNTUK OPTIMALISASI JUMLAH SERVER, WAKTU TUNGGU, DAN TOTAL BIAYA PELAYANAN Sony Kamilie 1 ; Jonny 2 1, 2 PT ASTRA DAIHATSU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT Plaza Toyota Green Garden yang berlokasi di Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

(MODUL II PROMODEL) BAB I PENGENALAN SISTEM

(MODUL II PROMODEL) BAB I PENGENALAN SISTEM 1 (MODUL II PROMODEL) BAB I PENGENALAN SISTEM A. Sistem Sistem merupakan sesuatu yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Uji Kesesuaian Distribusi Dalam penelitian ini kedatangan pasien diasumsikan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan diasumsikan berdistribusi Eksponensial. Untuk menguji kebenarannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Pendahuluan Antrian merupakan suatu fenomena yang timbul dalam aktivitas manusia. Antrian yang muncul disebabkan oleh aktivitas pelayanan yang tidak diimbangi

Lebih terperinci

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG)

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG) bidang TEKNIK UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG) AGUS RIYANTO, IYAN ANDRIANA, GABRIEL SIANTURI Program Studi Teknik

Lebih terperinci

KOMPUTER INDUSTRI (PROMODEL)

KOMPUTER INDUSTRI (PROMODEL) KOMPUTER INDUSTRI (PROMODEL) Disusun Oleh: Nama / NPM : 1. A. Sofwan Yusuf / 30408016 2. Ganjar Artha Kusuma / 30408384 3. Heidy Olivia Thaeras / 30408421 4. M. Gilang B. Abdillah / 31408559 Kelas : 3ID02

Lebih terperinci

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah ANALISIS Pada bab ini akan dikemukakan analisa terhadap pemecahan masalah yang dihadapi dan diperoleh dari pengolahan data serta pembahasan yang ada berdasarkan alternatif yang ada. 4.4 Analisis Tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Penjualan Senayan City PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berlokasi di Senayan City, Jakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah Bank Mega cabang Puri Indah beroperasi dari hari Senin hingga Jumat. Bank Mega cabang Puri Indah mulai beroperasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Kinerja Sistem Antrian Pada supermarket saga swalayan Padang Pariaman Sumatera Barat terdapat 7 kasir yang bertugas melayani para konsumen

Lebih terperinci

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI ANALISIS SISTEM ANTRIAN SEPEDA MOTOR PADA SPBU RAWA LUMBU DI BEKASI TIMUR NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : 19211173 DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI Latar Belakang PENDAHULUAN Pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Simulasi 2.1.1 Pengertian Metode Simulasi Simulasi ialah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari suatu sistem nyata (Siagian, 1987).

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori Antrian merupakan waktu tunggu yang dialami pelanggan untuk mencapai tujuan, dikarenakan jumlah pelanggan melebihi kapasitas layanan yang tersedia. Waktu tunggu yang terlalu lama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil PITSTOP Autowash & SPA PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal 14 Juli 2010 dengan notaris R.Suryawan Budi Prasetiyanto, SH, MKn. /

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tahapan penelitian serta penentuan variabel. Diharapkan bab ini dapat memberikan gambaran bagaimana penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk memecahkan

Lebih terperinci

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Teori Antrian. Prihantoosa  Pendahuluan.  Teori Antrian : Intro p : 1 Pendahuluan Teori Antrian Prihantoosa pht854@yahoo.com toosa@staff.gunadarma.ac.id Last update : 14 November 2009 version 1.0 http://openstat.wordpress.com Teori Antrian : Intro p : 1 Tujuan Tujuan : Meneliti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang penulis lakukan di PT Plaza Toyota Green Garden dapat disimpulkan kebijakan pengelolaan antrian pelanggan secara kualitatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka berfikir yang digunakan oleh penulis dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran 62 3.2 Langkah-Langkah Penelitian 1. Langkah-1

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Zarah Ayu Annisa 1308030058 Dosen Pembimbing : Dra. Sri Mumpuni R., MT PENDAHULUAN Antrian Meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho 8 LAMPIRAN Struktur Organisasi PT. Soho 83 LAMPIRAN Perhitungan Jumlah Sampel Minimum Menurut Sritomo (995, p 84), untuk menetapkan jumlah observasi yang seharusnya dibuat (N ) maka disini harus diputuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini yang dipilih dalam penelitian ini adalah Bank Permata cabang Citra Raya. Berlokasi di Ruko Taman Raya Jl. Raya Boulevard Blok K 01

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah PT. Bank Permata Tbk PT Bank Permata Tbk (PermataBank) merupakan hasil merger 5 (lima) Bank yaitu PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Artamedia, PT.

Lebih terperinci

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro Berikut ini adalah pembahasan mengenai sistem antrian teller BRI Cik Ditiro dan optimasinya berdasarkan model tingkat aspirasi. Deskripsi mengenai sistem antrian teller BRI Cik Ditiro dapat diuraikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Sistem Antrian Populasi pasien merupakan sumber masukan dari suatu sistem antrian, dalam hal ini pasien yang datang pada sistem antrian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana

Lebih terperinci

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang Pendahuluan Antrian Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Masalah yang timbul dalam antrian adalah bagaimana mengusahakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Yang dimaksud pelayanan pada area anti karat adalah banyaknya output pallet yang dapat dihasilkan per hari pada area tersebut. Peningkatan pelayanan dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek beroperasi dari hari Senin hingga hari Minggu. Bank Central

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2004 / 2005 Studi Perlakuan Mesin Poles di PT. Bridgestone Tire Indonesia Terhadap Efisiensi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL) OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL) Diyan Mumpuni 1, Bambang Irawanto 2, Dr. Sunarsih 3 1,2,3 Jurusan Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO Fajar Etri Lianti Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Antrian merupakan kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan kasir untuk membayar barang yang kita beli, menunggu pengisian bahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1 : Uji Distribusi dengan Perhitungan Manual Uji Kolmogorov-Smirnov 1. Selang Kedatangan Lini 1 Langkah-langkahnya adalah: 1. Data dari hasil pengamatan diurutkan mulai dari nilai pengamatan

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI DEPARTEMEN WASHING PADA PT MARK DYNAMICS INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMULASI PROMODEL TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan

Lebih terperinci

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * RIKA KARTIKA, SUSY

Lebih terperinci

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Teori Antrian Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Contoh Kendaraan berhenti berderet-deret menunggu di traffic light. Pesawat menunggu lepas landas di bandara. Surat antri untuk diketik oleh sekretaris.

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 741-749 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT.

Lebih terperinci

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Model Antrian M E T O D E S T O K A S T I K Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapaun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami

Lebih terperinci

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog Model Antrian Tito Adi Dewanto S.TP tito math s blog titodewanto@yahoo.com LOGO Intro Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Intro Siapapun yang

Lebih terperinci

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Teori Antrian Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Bentuk Umum Teori Antrian Pelayanan Tunggal Pelayanan Multipel Pendahuluan Banyak waktu dihabiskan untuk menunggu oleh manusia, produk, dll Penyediaan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. pihak perusahaan PT. Muliapack Intisempurna. Pengumpulan data ini

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. pihak perusahaan PT. Muliapack Intisempurna. Pengumpulan data ini 98 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu pengumpulan data secara langsung dan secara tidak langsung. Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan untuk menjawab pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini mencakup pemeriksaan steady state, uji distribusi,

Lebih terperinci

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN ABSTRAKSI Teori Antrian merupakan teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian dan barisbaris penengguan, yang formasinya merupakn suatu fenomena biasa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menunggu didepan loket untuk mendapatkan tiket kereta api, menunggu pengisian

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menunggu didepan loket untuk mendapatkan tiket kereta api, menunggu pengisian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Analisis Antrian 2.1.1.1 Pengantar Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Menunggu didepan loket untuk mendapatkan tiket

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 81-90 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Counter Fiesta Steak Restaurant adalah sebuah restaurant cepat saji yang menjual makanan hotplate dan hanya memiliki 1 jalur antrian dengan 1 buah loket pemesanan sekaligus pembayaran yang dilayani

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] Lhokseumawe-Aceh, 13-14 Agustus 2017 ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA Anwar 1, Mukhlis

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Pendahuluan Analisis antrian pertama kali diperkenalkan oleh A.K Erlang (1913) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu membandingkan

Lebih terperinci

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK)

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK) MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK) 1 Sugito, 2 Alan Prahutama, 3 Rukun Santoso, 4 Jenesia Kusuma Wardhani 1,2,3,4 Departemen Jurusan Statistika FSM Universitas Diponegoro e-mail:

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data kedatangan pelanggan per jam dan penghitungan Steady-state. No Hari/Tanggal Periode Waktu (Per Jam) 1 Selasa

Lampiran 1: Data kedatangan pelanggan per jam dan penghitungan Steady-state. No Hari/Tanggal Periode Waktu (Per Jam) 1 Selasa LAMPIRAN 108 Lampiran 1: Data kedatangan pelanggan per jam dan penghitungan Steady-state Data Kedatangan Pelanggan Per Jam No Hari/Tanggal Periode Waktu (Per Jam) 1 Selasa 06.00-07.00 Kedatangan (Sepeda

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 24 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian, yang sering disebut sebagai teori antrian (queueing theory) merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( ) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 127-134 ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):(

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Sistem pelayanan multiple (multiple-server system) atau biasa disebut multiserver single queue merupakan baris antrian tunggal yang dilayani

Lebih terperinci

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01 (2017), hal 51-60. ANALISIS MODEL DISTRIBUSI JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT IBU DAN

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung pada PT. Bank BRI Cabang Medan Putri Unit Medan Labuhan. Pengamatan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK)

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK) ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK) Penulis: Gargentiana Gian Program Studi Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian ANTRIAN Jika permintaan terhadap suatu jasa melebihi suplai, akan mengakibatkan terjadi antrian. Masalah tersebut dapat terjadi pada berbagai keadaan. Sebagai contoh Kendaraan menunggu lampu lalu lintas,

Lebih terperinci

OPTIMASI PELAYANAN BONGKAR MUAT BARANG PADA SISTEM ANTRIAN PT HONDA PROSPECT MOTOR DENGAN SINGLE AND MULTI CHANNEL QUEUEING ANALYSIS

OPTIMASI PELAYANAN BONGKAR MUAT BARANG PADA SISTEM ANTRIAN PT HONDA PROSPECT MOTOR DENGAN SINGLE AND MULTI CHANNEL QUEUEING ANALYSIS OPTIMASI PELAYANAN BONGKAR MUAT BARANG PADA SISTEM ANTRIAN PT HONDA PROSPECT MOTOR DENGAN SINGLE AND MULTI CHANNEL QUEUEING ANALYSIS Heldy Juliana, Dr. Naniek Utami H., S.Si,MT.*) heldyjuli@gmail.com Program

Lebih terperinci

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Teori

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota Kegiatan pelayanan di terminal bustransjakarta tujuan Blok M Kota di mulai sejak pukul

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 1 Hal. 45 49 (2014) ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon SALMON NOTJE AULELE Staf Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

Penelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian

Penelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian Banyaknya penelpon di waktu sibuk(jam kerja) Operator telepon terbatas Penelpon menunggu dilayani Teoriyang menyangkut studi matematis dari antrianantrian A.K. Erlang tahun 1910 Teori Antrian Proses antrian

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM Model Antrian Teori antrian pertama kali diciptakan oleh A.K. Erlang seorang ahli matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan model antrian mengalami perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan di depan loket bioskop, bank, antrian untuk dilayani saat servis

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan di depan loket bioskop, bank, antrian untuk dilayani saat servis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan kondisi antrian. Pada sistem non manufaktur kita jumpai kondisi antrian ketika menunggu pelayanan di depan

Lebih terperinci

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2014 Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * RIKA KARTIKA, SUSY SUSANTY,

Lebih terperinci

Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado. A Model Queue at The Payment System at Golden Supermarket Manado

Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado. A Model Queue at The Payment System at Golden Supermarket Manado Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado Marni Sumarno 1, Yohanes Langi 2, Luther Latumakulita 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, marnisumarno93@gmail.com 2

Lebih terperinci

Adrian et al., Antrian Teori Antrian Pada Loket Pembayaran Pusat Perbelanjaan Carrefour...

Adrian et al., Antrian Teori Antrian Pada Loket Pembayaran Pusat Perbelanjaan Carrefour... 1 ANALISIS TEORI ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN PUSAT PERBELANJAAN (KASIR) CARREFOUR JEMBER, JL. HAYAM WURUK JEMBER (Analysis Theory Application on the Payment System at Carrefour Supermarket Hayam Wuruk

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ Afif hakim 1), Dicky Suryapranatha 2) USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ Afif hakim 1), Dicky Suryapranatha 2) Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik sistem antrian Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang dimulai dari jam 08.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada penelitian tugas akhir ini, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik

BAB V ANALISA HASIL. Pada penelitian tugas akhir ini, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik BAB V ANALISA HASIL Pada penelitian tugas akhir ini, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik dari sistem antrian kita telah mengambil dua data, yaitu data waktu antar kedatangan kendaraan dan data waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation)

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Bab 4: Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-Hill, Singapore, 2003. Bab 4: Simulasi Event-Diskrit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi MODEL ANTRIAN Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 11 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Teori antrian merupakan teori yang menyangkut studi matematis

Lebih terperinci

Unnes Journal of Mathematics

Unnes Journal of Mathematics UJM 3 (1) (2014) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm ANALISIS PROSES ANTRIAN MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE DI LOKET ADMINISTRASI DAN RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapapun yang pergi

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 719-729 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI ANTRIAN MODEL MULTI CHANNEL SINGLE PHASE DALAM OPTIMASI LAYANAN PEMBAYARAN PELANGGAN PADA SENYUM MEDIA STATIONERY JEMBER

APLIKASI TEORI ANTRIAN MODEL MULTI CHANNEL SINGLE PHASE DALAM OPTIMASI LAYANAN PEMBAYARAN PELANGGAN PADA SENYUM MEDIA STATIONERY JEMBER 1 APLIKASI TEORI ANTRIAN MODEL MULTI CHANNEL SINGLE PHASE DALAM OPTIMASI LAYANAN PEMBAYARAN PELANGGAN PADA SENYUM MEDIA STATIONERY JEMBER THE APPLICATION OF MULTI CHANNEL SINGLE PHASE MODEL OF QUEUING

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan dua subbab yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori. Subbab tinjauan pustaka memuat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Subbab landasan teori memuat

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Proses Antrian Suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 94 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Didalam Proses Pengolahan data dan analisa untuk pemecahan permasalahan yang terjadi didalam bagian Bleaching, Dyeing, finishing PT. Mulia Knitting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB I PENDAHULUAN Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat

Lebih terperinci

TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Modul PROMODEL /2018. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia

TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Modul PROMODEL /2018. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER 8 2017/2018 Modul PROMODEL 2 Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia Kode Mata Praktikum BAB VIII PROMODEL 2 8.1 TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikanmampumengoperasikanfungsi-fungsitambahanseperti

Lebih terperinci

Model Antrian Pengangkutan Slag dengan Pendekatan Matematis: Studi Kasus pada PT. Inco Sorowako

Model Antrian Pengangkutan Slag dengan Pendekatan Matematis: Studi Kasus pada PT. Inco Sorowako Vol. 5 No. 99-07 Januari 009 Model Antrian Pengangkutan Slag dengan Pendekatan Matematis: Studi Kasus pada PT. Inco Sorowako Muhammad Rusman Abstrak Pengangkutan slag merupakan bagian penting dari sistem

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdiri PT. Inti Pantja Press Industri merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam group Astra Motor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN Evi Shofiyatin 1), Ika Nur Oktaviani 1), Khusnul Khanifah Kalana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus yang dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus yang dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui dan BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi kasus yang dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui dan menjadi mampu menjelaskan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS Umi Marfuah 1), Anita Syarifah 2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Email: umi.marfuah1@yahoo.co.id

Lebih terperinci

STUDI ANTRIAN KENDARAAN PADA PINTU KELUAR GERBANG TOL PASTEUR. Gayus Purob NRP : Pembimbing : V. Hartanto. Ir.,M.Sc.

STUDI ANTRIAN KENDARAAN PADA PINTU KELUAR GERBANG TOL PASTEUR. Gayus Purob NRP : Pembimbing : V. Hartanto. Ir.,M.Sc. STUDI ANTRIAN KENDARAAN PADA PINTU KELUAR GERBANG TOL PASTEUR Gayus Purob NRP : 0021034 Pembimbing : V. Hartanto. Ir.,M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009 Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel

Lebih terperinci