BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan untuk menjawab pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini mencakup pemeriksaan steady state, uji distribusi, menentukan model antrean, perhitungan ukuran keefektifan dan optimasi sistem antrean. A. Analisis Antrean Hal-hal yang dijelaskan mencakup pemodelan permasalahan sistem antrean sesuai dengan karakteristik antrean, pemeriksaan steady state, uji distribusi, menentukan model antrean, perhitungan ukuran keefektifan dan optimasi sistem antrean. 1. Karakteristik antrean Menurut Siswanti (27) ada tiga komponen dalam sistem antrean yaitu, tingkat kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population), antrean dan tingkat pelayanan. Tiga komponen sistem antrean tersebut dalam sistem antren kendaraan di SD Muhammadiyah Sokonandi adalah sebagai berikut : a. Kedatangan populasi yang akan dilayani (calling population) Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). 49

2 Untuk sistem antrean kendaraan di SD Muhammadiyah Sokonandi populasi yang dapat dilayani bersifat terbatas sesuai dengan area parkir yang tersedia untuk yaitu di sepanjang ruas Jl Kapas, sehingga apabila badan jalan tersebut telah penuh setiap kendaraan akan mengantre di ruas jalan lain atau membatalkan untuk masuk dalam sistem antrean. Sedangkan pola kedatangan kendaraan pada sistem ini bersifat acak dimana setiap kedatangan tidak dipengaruhi oleh kedatangan sebelumnya, pola kedatangan dalam hal ini dinyatakan sebagai kedatangan per satuan waktu sehingga dapat ditentukan distribusi antar waktu kedatangannya. Dalam suatu sistem antrean terdapat beberapa jenis perilaku dari populasi yang akan dilayani yaitu pelanggan akan sabar menanti dalam sistem antrean hingga mendapatkan pelayanan, disisi lain terdapat pula pelanggan yang melakukan penolakan (balking) atau pembatalan (reneging) untuk melakukan antrean. Pada sistem antrean kendaraan ini, diasumsikan perilaku dari populasi yang akan dilayani akan tetap dalam sistem antrean hingga kendaraan mendapatkan pelayanan. Sehingga kendaraan yang mengantarkan maupun menjemput akan tetap melanjutkan antrean apabila telah memasuki sistem, tidak ada kendaraan yang putar balik karena panjangnya antrean kendaraan. b. Antrean Pada sistem antrean di SD Muhammadiyah Sokonandi ruang parkir yang tersedia adalah ruas jalan, maka panjang antrean kendaraan menjadi terbatas. Sehingga apabila tidak terdapat ruang untuk parkir dalam kondisi tertentu di sepanjang Jl Kapas yaitu jalan tepat didepan sekolah, maka kendaraan akan diparkirkan di ruas jalan lain. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab 5

3 terjadinya kemacetan di jalan-jalan umum yang berdekatan dengan sekolah tersebut. c. Fasilitas pelayanan Karakteristik pelayanan dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu tata letak secara fisik dari sistem antrean, disiplin antrean dan waktu pelayanan. Tata letak fisik dari sistem antrean digambarkan dengan jumlah saluran atau jumlah pelayanan yang disebut juga channel dan jumlah pemberi layanan yang disebut juga server. Jumlah pelayanan dalam sistem ini berarti ruas jalan yang dapat digunakan untuk parkir kendaraan, khususnya kendaraan pengantar dan penjemput. Sistem antrean ini hanya terdapat satu tahapan pelayanan (channel) yaitu pada saat kendaraan berhenti untuk parkir lalu meninggalkan tempat parkirnya. Sedangkan terdapat 7 pemberi layanan (server) yaitu hanya ada 7 mobil yang dapat diparkirkan di ruas jalan depan sekolah. jumlah server atau pemberi layanan parkir ini juga berarti banyaknya kapasitas sistem antrean. Model antrean antrean tersebut adalah model antrean Single channel multi server. Gambar 4.1 Single channel multi server. Setiap fasilitas pelayanan mempunyai aturan yang digunakan untuk memutuskan pelanggan mana yang akan dipilih dari antrean untuk memulai 51

4 pelayanan hal ini yang dimaksud dengan disiplin antrean. Seperti yang diungkapkan oleh Thomas J Kakaiy (24), terdapat empat jenis disiplin antrean yaitu FCFS (First Come First Server), LIFO (Last In Last Out), SIRO (Service In Random Order), dan PS (priority Server). Untuk disiplin antrean dalam sistem ini termasuk ke dalam disiplin antrean FCFS, yaitu kendaraan yang dilayani terlebih dahulu adalah kendaraan yang datang paling pertama. Kendaraan pertama yang datang tentu akan menempati ruang parkir yang masih tersedia sedangkan kendaraan berikutnya akan mengantre. 1. Hasil Penelitian Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data sekunder yang merupakan data dari Laporan akhir Dinas Perhubungan tahun 215, dalam laporan tersebut terdapat analisis mengenai keluar masukkanya kendaraan di area pendidikan. Salah satu sekolah yang menjadi objek penelitian oleh Dinas Perhubungan adalah SD Muhammadiyah Sokonandi dan juga menjadi objek penelitian dalam skripsi ini. Sehingga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan khususnya mengenai antrean kendaraan pada waktu pengantaran dan penjemputan siswa,karena di pusat kegiatan pendidikan yang berjenjang SD yang mendominasi adalah usia <17 tahun. Berikut adalah data jumlah siswa berdasarkan usia : 52

5 Tabel 4.1 Jumlah siswa berdasarkan usia pada tahun 215 Usia (Th) Kelas I Kelas II Jumlah Siswa menurut Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas III IV V VI Jumlah Jumlah (sumber : Laporan SD Muhammadiyah Sokonandi) Berdasarkan data pada tabel 4.1 tersebut, rentang usia pada jenjang SD khususnya di SD Muhammadiyah Sokonandi adalah 5-12 tahun. Sehingga kebanyakan siswa yang bersekolah masih diantar dan dijemput terkecuali untuk siswa yang tinggal didekat sekolah yang hanya berjalan kaki untuk berangkat sekolah. Hal inilah yang menyebabkan pada saat jam masuk maupun jam pulang sekolah kondisi jalan di sekitar sekolah menjadi sangat crowded. Permasalahan tersebut juga merupakan permasalahan yang dikeluhkan oleh pihak sekolah. 53

6 SD Muhammadiyah Sokonandi yang berada di Jl. Kapas No.56, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, DIY. Jalan tersebut bukan termasuk jalan yang padat kendaraan, namun berdekatan dengan SMP 2 Muhammadiyah dan SMA 1 Muhammadiyah. Sehingga pada jam masuk dan pulang sekolah kondisi jalan menjadi sangat padat kendaraan. Pengamatan oleh Dinas Perhubungan dilakukan selama 4 jam, 2 jam pertama pada jam masuk yaitu Pukul 6. s.d 8. WIB dan 2 jam berikutnya pada jam pulang yaitu Pukul 13. s.d 15. WIB. Dari kedua waktu tersebut diharapkan dapat mewakili keadaan pada setiap harinya. Kecuali pada waktu tertentu misalnya pada tahun ajaran baru, pada musim hujan, dll yang akan meningkatkan jumlah mobil. Berikut ini adalah data hasil perhitungan jumlah kedatangan kendaraan yang parkir dan jumlah kendaraan yang selesai dilayani atau selesai parkir dalam inverval 1 menit. Tabel 4.2 Tabel Data kedatangan dan kepergian kendaraan Jam Motor Mobil Masuk Keluar Akumulasi Masuk Keluar Akumulasi Jumlah

7 Jam Motor Mobil Masuk Keluar Akumulasi Masuk Keluar Akumulasi JUMLAH (sumber : Laporan Akhir 215 Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta) Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat banyaknya kendaraan masuk dan keluar pada setiap interval waktu 1 menit, disertai pula akumulasi kendaraan dalam setiap intervalnya. Akumulasi kendaraan merupakan pengurangan jumlah kendaraan yang masuk dalam sistem antrean dengan kendaraan yang keluar sistem antrean. Hal ini brarti jumlah akumulasi merupakan sisa kendaraan yang ada dalam sistem, seperti pada pukul 8. antrean motor masih terdapat 4 motor dalam sistem antrean dan pada antrean mobil terdapat 1 sisa antrean mobil. Sedangkan pada pukul 15. terdapat 2 sisa antrean mobil dan tidak terdapat antrean motor. Masuk dan keluarnya kendaraan dapat ditampilkan dalam sebuah grafik sebagai berikut : 55

8 Laju Kendaraan Pukul kedatangan motor kepergian motor kedatangan mobil kepergian mobil Gambar 4.2 Laju kedatangan dan kepergian kendaraan pukul Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa volume kendaraan tertinggi terjadi pada Pukul sehingga terjadi penumpukkan kendaraan yang menyebabkan suatu antrean panjang. Sedangkan grafik pada pukul pada saat penjemputan disajikan grafik sebagai berikut : 56

9 Laju kendaraan Pukul kedatangan motor kepergian motor kedatangan mobil kepergian mobil Gambar 4.3 Laju kedatangan dan kepergian kendaraan pada pukul Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa ada penumpukkan kendaraan pada pukul Penumpukkan kendaraan tersebutlah yang menyebabkan adanya suatu sistem antrean sehingga antrean kendaraan tersebut akan menganggu kelancaran lalu lintas di jalan tersebut dikarenakan tidak tersedianya area parkir tertentu untuk kendaraan pengantar maupun penjemput siswa. Sistem antrean kendaraan di SD Muhammadiyah Sokonandi memiliki kondisi sebagai berikut : 1. Kendaraan dikatakan telah memasuki sistem antrean dimulai saat kendaraan telah berada di Jalan Kapas depan SD Muhammadiyah Sokonandi. 2. server yang tersedia merupakan sepanjang jalan di depan SD Muhammadiyah Sokonandi yang dapat digunakan untu memarkirkan 57

10 kendaraan. Dalam hal ini terdapat 7 kendaraan yang dapat parkir di depan sekolah, sehingga banyaknya server adalah 7. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan jumlah motor dengan dua pintu masuk telah terhitung secara akumulasi sehingga tidak dapat diketahui jumlah motor per server. Dengan demikian peneliti tidak dapat melakukan analisis sistem antrean pada kendaraan motor. Sehingga peneliti hanya dapat menganalisis antrean yang terjadi pada mobil pada jam masuk maupun jam pulang sekolah. Dimana tepat terdapat satu pintu masuk dan satu pintu keluar sesuai dengan data yang telah dilaporkan oleh Dinas Perhubungan. Berikut ini diberikan analisis mengenai sistem antrean mobil pada saat pengantaran yaitu Pukul 6. s.d 8. dan saat penjemputan yaitu Pukul a. Laju kedatangan dan laju pelayanan mobil Data kedatangan kendaraan berdasarkan berhentinya mobil untuk parkir. Kendaraan tersebut parkir di badan jalan depan sekolah, sehingga suatu kendaraan dikatakan telah masuk dalam sistem antrean apabila mobil berhenti di badan jalan ataupun berhenti tetap di depan pintu gerbang sekolah. Data kedatangan kendaraan terdapat pada Lampiran 3. Berdasarkan data kedatangan yang terdapat pada Lampiran 3, dapat diperoleh laju kedatangan kendaraan dengan menggunakan pengelompokkan berdasarkan interval waktu. I menandai banyaknya interval waktu sehingga, 58

11 Dengan adalah interval ke. Selanjutnya menandai banyaknya kendaraan yang datang selama interval di interval ada kendaraan, maka banyaknya kendaraan selama kurun waktu adalah: dimana, adalah banyaknya kendaraan yang datang di interval. Jadi, di dalam setiap interval yang sama tersebut kendaraan datang secara acak (random). Jika pada setiap interval tersebut dibagi menjadi n sub interval dengan asumsi dan proses yang sama, maka kedatangan pada setiap interval waktu tetap dapat dinyatakan dengan distribusi Poisson (Siswanto, 27: 219). Dengan demikian, rata-rata laju kedatangan kendaraan pada setiap interval waktu tersebut dapat dinyatakan dengan: Dengan demikian, jika λ menyatakan rata-rata laju kedatangan kendaraan per interval waktu, maka menyatakan rata-rata waktu antar kedatangan kendaraan. Sedangkan dalam sistem antrean rata-rata waktu pelayanan (mean server rate) diberi simbol μ merupakan banyaknya kendaraan yang dapat dilayani dalam satuan waktu, maka rata-rata waktu yang dipergunakan untuk melayani setiap kendaraan diberi simbol satuan. 59

12 Berikut adalah tabel kedatangan mobil pada Pukul pada interval waktu 1 menit yang disusun berdasarkan Tabel 4.2 Tabel 4.3 Kedatangan mobil pada Pukul 6. Interval dengan i kedatangan interval waktu I i kedatangan pada interval I i kendaraan pada kurun waktu I i )

13 Interval dengan i kedatangan interval waktu I i kedatangan pada interval I i kendaraan pada kurun waktu I i ) Dari tabel 4.3 Distribusi kedatangan kendaraan pada masing-masing interval dijelaskan sebagai berikut: 1. Interval waktu dengan kendaraan yang masuk ( sebanyak 2 interval 2. Interval waktu dengan 1 kendaraan yang masuk ( sebanyak 3 interval 3. Interval waktu dengan 2 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 2 interval 4. Interval waktu dengan 3 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 1 interval 5. Interval waktu dengan 4 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak interval 6. Interval waktu dengan 5 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 1 interval 7. Interval waktu dengan 6 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak interval 8. Interval waktu dengan 7 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak interval 9. Interval waktu dengan 8 kendaraan yang masuk ) sebanyak interval 1. Interval waktu dengan 9 kendaraan yang masuk ) sebanyak 1 interval dst 33. Interval waktu dengan 32 kendaraan yang masuk sebanyak 1 interval 61

14 Laju rata-rata kedatangan dari tabel 4.3 tersebut diperoleh sebagai berikut : Jadi rata-rata laju kedatangan kendaraan adalah,59167 kendaraan per menit. Berikut ini tabel laju pelayanan kendaraan pada Pukul 6. s.d 8. Tabel 4.4 Waktu pelayanan kendaraan pada Pukul Interval dengan i kedatangan interval waktu I i pelayanan pada interval I i kendaraan pada kurun waktu I i ( )

15 Interval dengan i kedatangan interval waktu I i kedatangan pada interval I i kendaraan pada kurun waktu I i ) Dari tabel 4.4 Distribusi kedatangan kendaraan pada masing-masing interval dijelaskan sebagai berikut. 1. Interval waktu dengan kendaraan yang masuk ( sebanyak 4 interval 2. Interval waktu dengan 1 kendaraan yang masuk ( sebanyak 2 interval 3. Interval waktu dengan 2 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 1 interval 4. Interval waktu dengan 3 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 1 interval 5. Interval waktu dengan 4 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak interval 6. Interval waktu dengan 5 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak interval 7. Interval waktu dengan 6 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 1 interval 8. Interval waktu dengan 7 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak interval 9. Interval waktu dengan 8 kendaraan yang masuk ) sebanyak 1 interval 1. Interval waktu dengan 9 kendaraan yang masuk ) sebanyak interval dst 29. Interval waktu dengan 28 kendaraan yang masuk sebanyak 1 interval 63

16 Dari tabel 4.4 dapat dihitung rata-rata laju pelayanan kendaraan per 1 menit, maka diperoleh : Jadi rata-rata laju pelayanan kendaraan adalah,58333 kendaraan per menit. Sistem antrean kendaraan di SD Muhammadiyah ini terdapat selisih jumlah frekuensi kedatangan dengan frekuensi pelayanan, hal ini dikarenakan selama waktu penelitian terdapat 71 mobil yang masuk dalam sistem antrean sedangkan yang dapat dilayani adalah 7 mobil sedangkan 1 mobil tidak terlayani. Dalam model antrean ini 1 mobil yang tidak terlayani berarti bahwa 1 mobil tersebut tidak meninggalkan sistem antrean atau tetap dalam kondisi terparkir. Berikut adalah kedatangan dan pelayanan mobil pada Pukul 13. s.d 15. dalam interval 1 menit. Tabel 4.5 Kedatangan mobil Pukul Interval dengan i kedatangan kendaraan pada pelayanan pada interval waktu I i kurun waktu I i interval I i ( )

17 Interval dengan i kedatangan interval waktu I i kedatangan pada interval I i kendaraan pada kurun waktu I i ) Dari tabel 4.5 Distribusi kedatangan kendaraan pada masing-masing interval dijelaskan sebagai berikut. 1. Interval waktu dengan kendaraan yang masuk ( sebanyak 2 interval 2. Interval waktu dengan 1 kendaraan yang masuk ( sebanyak 3 interval 3. Interval waktu dengan 2 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 2 interval 4. Interval waktu dengan 3 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 1 interval 5. Interval waktu dengan 4 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 1 interval 6. Interval waktu dengan 5 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 1 interval 7. Interval waktu dengan 6 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak interval 8. Interval waktu dengan 7 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak interval 9. Interval waktu dengan 8 kendaraan yang masuk ) sebanyak interval 1. Interval waktu dengan 9 kendaraan yang masuk ) sebanyak 9 interval Sehingga dapat dihitung rata-rata laju kedatangan kendaraan per 1 menit, maka diperoleh 65

18 Jadi rata-rata laju kedatangan kendaraan pada pukul adalah,26667 kendaraan dalam setiap menit. Berikut adalah pelayanan mobil pada Pukul dalam interval 1 menit : Tabel 4.6 Pelayanan mobil pada Puku Interval dengan i kedatangan interval waktu I i pelayanan pada interval I i ( kendaraan pada kurun waktu I i ( ) Dari tabel 4.6 Distribusi kedatangan kendaraan pada masing-masing interval dijelaskan sebagai berikut. 1. Interval waktu dengan kendaraan yang masuk ( sebanyak 7 interval 2. Interval waktu dengan 1 kendaraan yang masuk ( sebanyak 1 interval 3. Interval waktu dengan 2 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 1 interval 66

19 4. Interval waktu dengan 3 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak 1 interval 5. Interval waktu dengan 4 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak interval 6. Interval waktu dengan 5 kendaraan yang masuk ( ) sebanyak interval dst 16. Interval waktu dengan 15 kendaraan yang masuk ) sebanyak 1 interval Dari tabel 4.6 dapat dihitung rata-rata laju pelayanan kendaraan per 1 menit, maka diperoleh Jadi rata-rata laju pelayanan kendaraan setiap 1 menit adalah,275 kendaraan per menit. b. Pemeriksaan steady state Jika menyatakan rata- rata laju kedatangan kendaraan dan menyatakan rata-rata laju pelayanan, maka berarti laju kedatangan lebih besar dari laju pelayanan, dengan demikian akan muncul suatu antrean pelayanan. Hal ini menyebabkan pelayanan sistem tidak efektif. Sedangkan berarti laju kedatangan lebih kecil dibandingkan dengan laju pelayanan, maka tidak terjadi suatu antrean karena pelayanan yang tersedia lebih banyak dibandingkan dengan kedatangan laju kedatangan. Selanjutnya jika, maka sistem antrean berada dalam keadaan steady state jika. Nilai dan yang diperoleh dapat dikelompokkan dalam satu tabel tingkat kegunaan dan kondisi steady state seperti berikut : 67

20 Tabel 4.7 Tingkat kegunaan dan kondisi steady state. Waktu Steady state ,144 Belum ,39 Ya Dari hasil yang diperoleh pada uji distribusi dan pemeriksaan steady state dapat disimpulkan bahwa laju kedatangan kendaraan pada Pukul dalam keadaan belum stabil, hal ini berarti kedatangan kendaraan lebih besar dibandingkan dengan pelayanan ruang parkir. Keadaan ini menyatakan bahwa sistem antrean kendaraan tidak steady state. Untuk melihat kapan keadaan sistem antrean dalam keadaan steady state dapat dilakukan perhitungan kembali dengan mengubah rata-rata laju pelayanan dan rata-rata laju kedatangan. Artinya memperkecil atau hingga tercapai kondisi steady state. Cara memperkecil atau yaitu dengan pengurangan satu per satu baik kedatangan maupun pelayanan. Berdasarkan beberapa percobaan pengurangan, sistem dalam keadaan steady state pada pukul 6. s.d 7.3. Selanjutnya, dilakukan perhitungan ulang rata-rata laju kedatangan dan rata-rata laju pelayanan sebagai berikut : 68

21 Tabel 4.8 pengurangan kedatangan mobil. Interval dengan i kedatangan interval waktu I i kedatangan pada interval I i ( kendaraan pada kurun waktu I i ( )

22 Interval dengan i kedatangan interval waktu I i kedatangan pada interval I i kendaraan pada kurun waktu I i ) Dari tabel 3.8 Pengurangan distribusi kedatangan kendaraan terdapat pada interval dengan 1 kedatangan keendaraan. Sehingga jumlah kendaraan menjadi 7 kendaraan. Selanjutnya,dapat dihitung kembali rata-rata laju kedatangan kendaraan per 1 menit. Maka diperoleh : Jadi rata-rata laju kedatangan kendaraan setiap 1 menit adalah,58333 kendaraan per menit. Dari hasil pengurangan rata-rata laju kedatangan. selanjutnya, dilakukan perhitungan kembali kestabilan sistem antrean sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil perhitungan steady state setelah pengurangan. Waktu Steady state Ya 7

23 Dari hasil pengurangan diketahui bahwa sistem antrean dalam keadaan steady state pada pukul 6. s.d 7.5 dengan laju rata-rata kedatangan sama dengan rata-rata laju pelayanan. Namun, simulasi ini tidak dapat digunakan sebagai solusi kestabilan sistem antrean karena hal ini berarti menghilangkan kedatangan kendaraan pada waktu tertentu. Dengan demikian perlu dilakukan pendekatan lain yaitu dengan membentuk kembali distribusi peluang berdasarkan pada pilihan atau pengadaan bilangan acak yaitu simulasi Monte Carlo. Sedangkan sistem antrean pada Pukul sudah dalam keadaan steady state. Sehingga dapat langsung dilakukan perhitungan ukuran keefektifitasnya sesuai dengan model antrean yang terlebih dahulu ditentukan. c. Uji distribusi laju kedatangan dan pelayanan Pada umumnya model antrean diasumsikan bahwa waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial atau sama dengan rata-rata kedatangan dan rata-rata pelayanannya mengikuti distribusi Poisson. Distribusi poisson juga merupakan probabilitas diskrit yang dapat meramalkan jumlah kedatangan pada suatu waktu tertentu.(gross dan Haris, 1998). Dalam hal ini, kedatangan kendaraan terdistribusi secara acak pada masing-masing interval waktu tetap dalam kurun waktu yang tidak terputus disebut proses Poisson (Siswanto, 27: 218). Berikut ini adalah asumsi kedatangan dengan proses Poisson : 1) Kedatangan kendaraan bersifat acak 71

24 2) Kedatangan kendaraan antar interval waktu tidak saling mempengaruhi Untuk menguji asumsi distribusi data menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan hipotesis : H : data sampel dianggap berasal dari populasi yang berdistribusi poisson dan eksponensial H 1 : data sampel dianggap berasal dari populasi yang tidak berdistribusi poisson dan eksponensial atau berdistribusi general. Statistik uji : Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov. Tingkat Signifikansi : alpha,5 ( Daerah Penolakan : H ditolak jika,5 atau Dalam pengujian ini dilakukan secara manual, dengan data yang digunakan yaitu kedatangan kendaraan berdasarkan interval waktu seperti pada Tabel 4.2. Berikut hasil perhitungan rata-rata laju kedatangan berdasarkan interval waktu: Selanjutnya dilakukan perhitungan fungsi probabilitas distribusi Poisson dengan tujuan untuk memperoleh nilai (frekuensi kumulatif distribusi Poisson). Berikut uraian perhitungan fungsi probabilitas distribusi Poisson) dengan interval waktu t = 1 menit dan adalah interval waktu ke. 72

25 Tabel 4.1 Hasil perhitungan fungsi probabilitas distribusi Poisson. interval waktu I i Hasil fungsi probabilitas distribusi poisson 1,192 2,384 3,576 5,96 9,173 32, Setelah diperoleh nilai dari fungsi probabilitas distribusi Poisson, kemudian mencari fungsi probabilitas dari data hasil observasi. Fungsi probabilitas dari data hasil observasi diperoleh dari frekuensi dibagi dengan total frekuensi (lihat Tabel 4.3). Hal ini dilakukan untuk membandingkan apakah ada perbedaan antara data frekuensi distribusi Poisson dengan data frekuensi observasi.hasil kedua data frekuensi dari distribusi Poisson dan observasi tersebut dapat disusun dalam tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil perhitungan fungsi probabilitas data observasi. kedatangan pada interval I i ( Hasil fungsi probabilitas dari data observasi 2,1818 3,2727 2,1818 1,99 1,99 73

26 kedatangan Hasil fungsi probabilitas dari pada interval I i ( data observasi 1,99 1,99 11 Hasil kedua dengan dinyatakan data frekuensi dari distribusi Poisson dan data frekuensi observasi sehingga dapat disusun dalam tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil semua data frekuensi Data frekuensi distribusi poisson Frekuensi Frekuensi Frek Relatif Kumutatif Data frekuensi observasi Frek Frekuensi Relatif Frekuensi Kumutatif 2,1818,1818,1818 1,192,192 3,2727,4545,4353 2,384,576 2,1818,6363,5787 3,576,1152 1,99,7272,612 5,961,2113 1,99,8181,668 9,173,3843 1,99,99, ,615,9993 1,99,9999,6 Berdasarkan tabel 4.12 hasil perhitungan dari semua frekuensi diperoleh Setelah diperoleh selanjutnya dilakukan perbandingan dengan. Nilai ditentukan dengan menggunakan tabel Kolmogorov-Smirnov pada lampiran 9 dengan taraf signifikansi 5% dan N = 36, sehingga diperoleh: 74

27 Berdasarkan tabel Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai sebesar,241. Hal ini menunjukkan bahwa ditolak, karena nilai yaitu,612 >,241. Dalam hal ini berarti bahwa waktu antar kedatangan kendaraan tidak berdistribusi poisson atau berarti berdistribusi general. Dalam menentukan keputusan hipotesis tersebut bisa juga dengan menggunakan p-value menggunakan software SPSS. Dilakukan pula pengujian distribusi dengan software SPSS. Hasil pengujian yang tampil pada lembar output SPSS dengan Uji Kolmogrov-Sminov pada uji kedatangan kendaraan pada pukul sebagai berikut : Tabel 4.13 Hasil Uji Distribusi Kedatangan kendaraan Pukul One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 2 VAR 1 N 12 Poisson parameter. a Mean 5,9167 Most Extreme Differences Absolute.174 Positive.18 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.64 Asymp. Sig. (2-tailed).859 a. Test Distribution is Poisson Intepretasi dari output tabel uji kolmogorov Sminov tersebut sebagai berikut: a. N merupakan jumlah data sample yang di uji pada Kolmogorof Smirnov sebanyak 12 75

28 b. Poisson Parameter Mean merupakan parameter (rata-rata laju kedatangan atau pelayanan) kendaraan per satuan waktu adalah 5,9167 kendaraan/menit c. Most Extreme Differences Absolute merupakan nilai statistik D pada Uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai D pada uji Kolmogorov-Smirnov diatas sebesar,174 d. Kolmogorov-Smirnov Z pada hasil output tersebut sebesar,64. Hal ini berarti p-value >,5, sehingga diterima dan data terdistribusi secara normal. e. Asymp. Sig. (2-tailed) merupakan p-value yang dihasilkan dari uji. Pada hasil output nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar,859. Dengan demikian berarti bahwa H ditolak sehingga data sampel dianggap berasal dari populasi tidak distribusi poisson dan eksponensial, karena p-value < α yaitu,859 >,5 Uji pelayanan pada pukul diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.14 Hasil uji distribusi pelayanan pada pukul One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test VAR5 N 12 Mean Most Extreme Absolute.514 Differences Positive.514 Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed).4 76

29 Berdasarkan hasil output uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.14 dapat dilihat nilai asymp. Sig. (2-tailed) atau p-value sebesar,4. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H diterima sehingga data data sampel dianggap berasal dari populasi berdistribusi poisson dan eksponensial, karena p- value <>α yaitu,4>,5. Uji kedatangan kendaraan pada pukul diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.15 Hasil Uji distribusi kedatangan kendaraan pada pukul One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test VAR5 N 12 Poisson Parameter a Mean Most Extreme Absolute.165 Differences Positive.165 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.571 Asymp. Sig. (2-tailed).9 Berdasarkan hasil output uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.15 dapat dilihat nilai asymp. Sig. (2-tailed) atau p-value sebesar,9. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H diterima sehingga data data sampel dianggap berasal dari populasi dengan distribusi poisson dan eksponensial, karena p-value > α yaitu,9>,5. Uji pelayanan pada pukul diperoleh hasil sebagai berikut 77

30 Tabel 4.16 Hasil Uji distribusi pelayanan pukul One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test VAR5 N 12 Eksponensial Parameter a Mean 2.75 Most Extreme Absolute.519 Differences Positive.519 Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed).3 Berdasarkan hasil output uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.16 dapat dilihat nilai asymp. Sig. (2-tailed) atau p-value sebesar,3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H diterima sehingga data data sampel dianggap berasal dari populasi berdistribusi poisson dan eksponensial, karena p-value < α yaitu,3>,5. Dari uji distribusi dengan uji Kolmogrof-Sminov menggunakan program SPSS tersebut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4.17 Distribusi kedatangan dan pelayanan kendaraan. No Waktu Jenis Asymp. Sig.(2-tailed) Hasil Pengujian Kedatangan,859 H diterima Pelayanan,4 H diterima Kedatangan,9 H diterima Pelayanan,3 H diterima 78

31 2. Model Antrean Penulisan model antrean mengikuti notasi Kendall yang pertama kali dikemukakan oleh D.G.Kendall dalam bentuk a/b/c, kemudian oleh A.M. Lee ditambahkan simbol d dan e sehingga menjadi (a/b/c):(d/e/f) yang disebut notasi kendall-lee ( Taha, 1996:627). Dimana a merupakan bentuk distribusi kedatangan/ input distribusi b adalah bentuk distribusi pelayanan/keberangkatan atau output distribusi, c adalah jumlah jalur/ fasilitas pelayanan dalam sistem atau jumlah channel d adalah disiplin pelayanan, e adalah jumlah pelayanan maksimum yang diijinkan dalam sistem, dan f adalah besarnya populasi masukan/ sumber kedatangan. Huruf a, b dan c dapat diganti dengan menggunakan kode M, D, G dan R, dengan M adalah pola kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial, D adalah waktu antar kedatangan atau waktu pelayanan tetap, G adalah distribusi umum, dan R menyatakan bilangan bulat positif yang lebih besar atau sama dengan satu. Pada sistem antrean kendaraan ini terdapat dua model antrean yaitu : a. Model antrean kendaraan pada Pukul Berdasarkan distribusi yang telah diuji, model antrean kendaraan dapat dinotasikan dalam bentuk (M/M/7: FCFS/ ). Model antrean tersebut adalah model antrean dengan distribusi antar kedatangan terdistribusi Poisson, waktu pelayanan terdistribusi eksponensial, jumlah server 7 yaitu berupa banyaknya ruas jalan yang tersedia untuk parkir kendaraan pengantar maupun penjemput. 79

32 Disiplin pelayanan First Come First Served (FCFS) artinya yang datang pertama dilayani pertama kali, panjang antrean terbatas dan sumber input tak terbatas. b. Model antrean kendaraan pada Pukul Model antrean dinotasikan dalam bentuk (M/M/7: FCFS/ ). Model antrean tersebut adalah model antrean dengan waktu antar kedatangan mengikuti distribusi markovian yaitu berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan mengikuti distribusi markovian berupa distribusi Eksponensial), jumlah server yaitu berupa banyaknya ruas jalan yang dapat menampung kendaraan untuk parkir yaitu 3 mobil parkir di jalan setapak dan 4 mobil parkir di ruas jalan. Disiplin pelayanan First Come First Served (FCFS) artinya yang datang pertama dilayani pertama kali, panjang antrean terbatas dan sumber input tak terbatas. 3. Ukuran Keefektifan Sistem Antrean a. Ukuran keefektifitasan sistem antrean kendaraan pada Pukul Ukuran keefektifan sistem antrean dapat digambarkan dengan rata-rata jumlah kedatangan dalam antrean, rata-rata waktu tunggu dari suatu kedatangan dan persentase waktu luang dari pelayanan. Ukuran keefektifan ini dapat digunakan untuk memutuskan jumlah pelayanan yang harus diberikan, perubahan yang harus dilakukan dalam kecepatan pelayanan atau perubahan lain dalam sistem antrean. Ukuran ukuran steady state kinerja antrean yang terpenting dalam suatu system antrean menurut Hamdi.A (1997) adalah : : jumlah kendaraan yang diperkirakan dalam sistem atau rata-rata jumlah pelanggan yang berada dalam sistem. 8

33 : jumlah kendaraan yang diperkirakan dalam antrean atau rata-rata jumlah pelanggan yang berada pada antrean. : waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem atau rata-rata waktu menunggu dalam sistem. : waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrean atau rata-rata waktu menunggu dalam antrean. Ukuran keektifan pada sistem antrean mobil pada pukul belum dalam keadaan stabil atau steady state, sehingga tidak dapat dihitung menggunakan rumus pada model. Dengan demikian dilakukan suatu simulasi laju pelayanan dengan menggunakan simulasi Monte Carlo. Simulasi Monte Carlo merupakan simulasi yang melibatkan penggunaan angka acak sampling dengan distribusi peluang yang dapat diketahui dan untuk memodelkan sistem, dimana waktu tidak memegang peranan yang substantif (model statis). Untuk mempermudah dan mempercepat perhitungan maka digunakan fasilitas yang tersedia pada Microsoft Excel. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran maka rata-rata waktu menunggu dalam antrean dan panjang antrean selalu berubah-ubah. Perubahan yang terus menerus ini disebabkan karena simulasi Monte Carlo menggunakan bilangan acak. Oleh karena itu, penulis melakukan 2 kali ulangan secara berurutan pada kedua ukuran keefektifan tersebut. Berikut merupakan tabel hasil ulangan dan : 81

34 Ulangan Tabel 4.18 Tabel Ulangan ukuran keefektifan antrean mobil Rata-rata waktu menunggu dalam antrean ( Ukuran Keefektifan Rata-rata panjang antrean 1 37,11 7, ,98 5,38 3 2, ,47 6, ,15 4,9 6 11,21 2,1 7 41,16 6,7 8 23,7 3,8 9 38,11 6, ,42 4, ,16 4, ,83 5, ,21 7, ,6 5, ,32 5, ,73 4, ,91 8, ,84 3, ,76 4, ,94 3,82 Berdasarkan tabel 3.18 tersebut kemudian dibuat grafik untuk mencari nilai tengah dari kedua keefektifan tersebut. Nilai tengah dicari dengan menggunakan batas bawah dan batas atas. Pada Tabel 3.18 dapat dilihat bahwa nilai batas bawah berada pada ulangan ke-17 dan batas atas berada pada ulangan ke-6. Nilai batas bawah terdapat pada ulangan ke-17 dan batas atas pada ulangan ke-6. Berikut merupakan grafik kedua ukuran keefektifan dari tabel 3.18: 82

35 7 rata rata waktu menunggu dalam antrean Gambar 4.4 Rata-rata waktu menunggu dalam antrean Rata-rata panjang antrean kendaraan Gambar 4.5 Rata-rata panjang antrean kendaraan. Dari gambar 4.4 dan 4.5 tersebut dapat diperoleh bahwa nilai rata-rata waktu menunggu dalam antrean dan panjang antrean kendaraan adalah :. 83

36 Dari perhitungan ukuran keefektifan menggunakan monte Carlo tersebut, dapat disajikam dalam sebuah tabel sebagai berikut : Tabel 4.19 Hasil perhitungan Monte Carlo. Waktu menit 21 detik 6 Berdasarkan hasil simulasi Monte Carlo diperoleh rata-rata waktu menunggu kendaraan dalam sistem antrean selama 24 menit 21 detik, panjang antrean kendaraan 5,52 dengan pembulatan menjadi 6 kendaraan. b. Ukuran keefektifitasan sistem antrean kendaraan pada Pukul Sistem antrean kendaraan pada waktu penjemputan siswa sudah dalam keadaan steady state dimana laju antar kedatangan kurang dari laju pelayanan. Dengan demikian dapat dicari ukuran keefektifitasanya berdasarkan model sistem antrean (M/G/7:FCFS/ dalam hal ini kapasitas sistem dibatasi sampai (ukuran panjang maksimum kendaraan). pada hal umum dengan probabilitas kendaraan dalam sistem antrean dan mencatat, menggunakan rumus pada persamaan (2...) sebagai berikut : 1) Peluang kendaraan tidak mendapat pelayanan 84

37 85

38 86

39 Jadi diperoleh yaitu peluang kendaraan tidak mendapat pelayanan adalah,76 atau 76%. Dari hasil tersebut dapat dicari nilai sebagai berikut : 2) Rata-rata banyaknya kendaraan dalam antrean =. () Jadi diperoleh banyaknya kendaraan dalam antrean pada saat penjemputan adalah mobil. 3) Rata-rata banyaknya kendaraan dalam sistem antrean dimana 87

40 sehingga dapat dicari sebagai berikut :. Jadi diperoleh banyaknya kendaraan dalam sistem antrean pada saat penjemputan adalah, mobil. 4) Rata-rata waktu yang dibutuhkan kendaraan dalam sistem antrean Jadi waktu yang diperlukan oleh setiap kendaraan dalam sistem antrean adalah 3 menit 37 detik. 5) Rata-rata waktu yang dibutuhkan kendaraan dalam antrean Jadi waktu yang diperlukan kendaran untuk mengantre adalah detik. 88

41 Dari hasil perhitungan ukuran keefektifan antrean kendaraan pada Pukul menggunakan rumus model antrean (M/M/7:FCFS/ ), dapat disajikan dalam sebuah tabel sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil perhitungan ukuran keefektifan antrean kendaraan pada Pukul Waktu detik 3 menit 37 detik 1 Berdasarkan hasil ukuran keefektifan sisten antrean yang disajikan dalam tabel 4.2 tersebut bahwa sistem antrean pada Pukul yang telah dalam keadaan stabil atau steady state bahwa rata-rata panjang antrean mobil sebanyak mobil pada setiap menitnya dan waktu yang dibutuhkan untuk mengantre adalah detik. Rata-rata panjang sistem antrean mobil sebanyak 1 pada setiap menitnya dan setiap mobil berada dalam sistem antrean selama 3 menit 37 detik. 4. Optimasi Antrean Kendaraan Perhitungan ukuran keefektifan sistem antrean yang diperoleh menjadi pertimbangan untuk perubahan sistem antrean tersebut. Baik pada perubahan jumlah pelayanan maupun perubahan kecepatan pelayanan. Sistem antrean pada Pukul sudah dalam keadaan stabil atau optimal selain karena sistem tersebut sudah dalam keadaan steady state juga karena panjang antrean dan waktu yang dibutuhkan untuk mengantre sudah dalam standar antrean sesuai dengan tempat yang tersedia. Sedangkan sistem antrean pada Pukul belum 89

42 dalam stabil karena belum dalam keadaan steady state dan dari hasil perhitungan simulasi Monte Carlo juga menunjukkan bahwa panjang antrean mencapai 7 mobil dan waktu yang dibutuhkan mencapai 24 menit. Jumlah antrean mobil tersebut tentu akan mengganggu kestabilan laju lalu lintas jalan karena kendaraan yang melewati jalan tersebut tidak hanya kendaraan pengantar ke SD Muhammadiyah Sokonandi tetapi banyak kendaraan umum lainnya. Dengan demikian perlu dilakukan optimasi sistem antrean pada Pukul Agar sistem antrean dalam kondisi stabil, maka ada alternatif yang dapat dilakukan pada sistem antrean kendaraan di SD Muhammadiyah yaitu dengan mengubah rata-rata waktu pelayanan. Pemilihan alternatif dengan mengubah tentunya dengan memperkecil waktu pelayanan. Hal ini berarti bahwa setiap mobil harus buru-buru dalam memarkirkan atau menurunkan anak yang diantarnya. Alternatif ini telah diupayakan oleh pihak sekolah sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala SD Muhammadiyah Sokonandi dengan cara sosialisasi kepada seluruh wali yang mengantarkan anaknya menggunakan mobil. Alternatif ini dapat dilakukan dengan cara memberikan batas waktu maksimal untuk setiap mobil sehingga dapat mengurangi jumlah antrean kendaraan. Penulis menganalisis dengan berbagai kemungkinan batas waktu antrean yaitu 4,5 dan 6 menit sistem antrean belum dalam keadaan steady state, sehingga penulis mengambil batas waktu antrean maksimal 3 menit untuk setiap kendaraan. Dengan demikian sistem antrean sudah dalam keadaan steady state. Hasil perhitungan dengan pemberian batas waktu sebagai berikut : 9

43 Tabel 4.21 Hasil Pemberian Batas Waktu Parkir Interval dengan i kedatangan interval waktu I i pelayanan pada interval I i ( kendaraan pada kurun waktu I i ( )

44 Selanjutnya,dapat dihitung kembali rata-rata laju kedatangan kendaraan per 1 menit. Maka diperoleh Jadi rata-rata laju pelayanan kendaraan setiap 1 menit adalah,61818 kendaraan per menit. Tabel 4.22 Hasil perhitungan steady state setelah pemberian batas waktu parkir Waktu Steady state ,9436 Ya Dilakukan kembali uji pelayanan pada pukul diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.23 Hasil uji distribusi pelayanan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 11 Eksponensial Parameter a Most Extreme Differences Mean VAR Absolute.475 Positive.475 Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed).14 Berdasarkan hasil output uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.23 dapat dilihat nilai asymp. Sig. (2-tailed) atau p-value sebesar,14. Dengan demikian 92

45 dapat disimpulkan bahwa H ditolak sehingga data data sampel dianggap berasal dari populasi tidak distribusi poisson dan eksponensial, karena p-value > α yaitu,14>,5. Berdasarkan hasil uji distribusi, data pelayanan kendaraan setelah dilakukan pembatasan waktu parkir diperoleh bahwa data pelayanan terdistribusi general. Hal ini berarti bahwa model antrean tidak berubah sehingga dapat dihitung dengan rumus pada model antrean M/M/7 sebagai berikut : Setelah adanya pemberian batas parkir dalam sistem antrean sehingga telah memenuhi keadaan stabil maka model antrean M/M/7:FCFS/ dengan, dan. Dapat diperoleh ukuran keefektifan sebagai berikut: 6) Peluang kendaraan tidak mendapat pelayanan 93

46 94

47 95

48 Jadi diperoleh yaitu peluang kendaraan tidak mendapat pelayanan adalah,47 atau 47%. Dari hasil tersebut dapat dicari nilai sebagai berikut : 1. Rata-rata banyaknya kendaraan dalam antrean (,87) =,4 Jadi diperoleh banyaknya kendaraan dalam antrean pada saat penjemputan adalah mobil. 96

49 2. Rata-rata banyaknya kendaraan dalam sistem antrean dimana sehingga dapat dicari sebagai berikut :. Jadi diperoleh banyaknya kendaraan dalam sistem antrean pada saat penjemputan adalah,997 1 mobil. 3. Rata-rata waktu yang dibutuhkan kendaraan dalam sistem antrean Jadi waktu yang diperlukan oleh setiap kendaraan dalam sistem antrean adalah 1 menit 4 detik. 97

50 4. Rata-rata waktu yang dibutuhkan kendaraan dalam antrean. Jadi waktu yang diperlukan kendaran untuk mengantre adalah 4 detik. Waktu Tabel 4.24 Hasil Optimasi Pemberian Batas Waktu Parkir detik 1 menit 4 detik 1 Berdasarkan tabel 4.24 diperoleh bahwa dengan memberikan batas waktu parkir untuk setiap mobil pengantar maksimal 3 menit diperoleh bahwa sistem antrean dalam keadaan steady state dengan kondisi antrean kendaraan stabil seperti pada tabel B. Analisis Kebutuhan Parkir Karakteristik kebutuhan parkir yang ada di kawasan SD Muhammadiyah Sokonandi dapat diketahui melalui salah satu pendekatan. Pendekatan yang digunakan adalah metode penyediaan kebutuhan parkir. Kebutuhan parkir lebih mudah dikaji secara kuantitatif karena lebih terkait dengan dimensi fisik kendaraan di kawasan studi. Untuk menghitung kendaraan yang dapat parkir 98

51 selama beberapa periode waktu tertentu di suatu kawasan, baik parkir diluar jalan maupun di tepi jalan. Pada setiap jenis kendaraan mempunyai nilai standar dalam Satuan Ruang Parkir (SRP). Satuan Ruang Parkir (SRP) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang parkir mobil dengan penumpang golongan I adalah 2,3m x 5m. Menurut Abubakar (1995) luas area yang dibutuhkan untuk antrean kendaraan dapat disamakan panjang antrean kendaraan. Berdasarkan hal tersebut disesuaikan dengan panjang antrean kendaraan yang terjadi di SD Muhammadiyah Sokonandi sehingga diperoleh analisis kebutuhan parkir sebagai berikut : Jam Optimasi Tabel 4.25 Kebutuhan Ruang parkir Jumlah ratarata kendaraan per menit (a) Satuan Ruang Parkir (m x m) (b) Kebutuhan Satuan Ruang Parkir (m 2 ) (a)x(b) Monte Carlo 7 2,3 x 5 8,5 Pemberian batas waktu parkir 1 2,3 x 5 11, ,3 x 5 11,5 Berdasarkan tabel 4.25 menunjukkan bahwa apabila pada saat pengantaran Pukul 6.-8., sistem parkir yang disediakan oleh SD Muhammadiyah Sokonandi terdapat satu pintu masuk untuk mobil maka dibutuhkan ruang parkir seluas 8,5 m 2 yang diperoleh dari rata-rata panjang antrean kendaraan pada antrean ditambah dengan 1 mobil yang sedang mengantre sehingga dalam perhitungan menjadi 7 mobil. Namun apabila terdapat kebijakan dari pihak 99

52 sekolah untuk pemberian batas maksimal waktu parkir untuk pengantar maupun penjemput maka dibutuhkan ruang parkir seluas 11,5 m 2. Hasil perhitungan ratarata kendaraan dalam sistem antrean ini khusus pada mobil pengantar dan penjemput siswa di SD Muhammadiyah Sokonandi, sedangkan kendaraan yang melalui jalan tersebut tidak hanya mobil dengan kepentingan tersebut. Sehingga apabila antrean mobil tetap diparkirkan di tepi jalan akan menganggu aktifitas lalu lintas di kawasan tersebut. Berbeda dengan antrean pada saat penjemputan pukul , sistem antrean yang terjadi sudah optimal karena sudah dalam keadaan steady state hanya dengan 7 server dan 7 kapasitas kendaraan, sehingga ruang parkir yang dibutuhkan seluas 11,5 m 2. Dalam hal ini kebutuhan lahan belum termasuk ruang yang digunakan sebagai server. Namun kebutuhan parkir tetap ditentukan pada maksimal kendaraan yang berkemungkinan ada dalam sistem antrean yaitu 8,5 m 2 apabila tidak dilakukan optimasi. Penentuan panjang dan lebar dari luas yang disarankan tersebut belum dapat ditentukan secara spesifik oleh peneliti, hanya saja ukuran lebar tersebut harus lebih dari 2,3 m. Berdasarkan uraian terdapat beberapa solusi optimasi dari sistem antrean di SD Muhammadiyah Sokonandi sebagai berikut Optimasi sistem antrean dilakukan dengan cara mengubah waktu pelayanan dengan memberikan batas waktu maksimal parkir 3 menit. Namun apabila tidak dilakukan optimasi maka ruang parkir yang dibutuhkan SD Muhammadiyah Sokonandi seluas 8,5 m 2. 1

BAB III METODE PENELITIAN. maka perlu dijelaskan mengenai cara-cara yang ditempuh selama proses

BAB III METODE PENELITIAN. maka perlu dijelaskan mengenai cara-cara yang ditempuh selama proses BAB III METODE PENELITIAN Pada pelaksanaan penelitian untuk mempermudah pemecahan masalah, maka perlu dijelaskan mengenai cara-cara yang ditempuh selama proses penelitian. Bab metode penelitian ini menjelaskan

Lebih terperinci

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro Berikut ini adalah pembahasan mengenai sistem antrian teller BRI Cik Ditiro dan optimasinya berdasarkan model tingkat aspirasi. Deskripsi mengenai sistem antrian teller BRI Cik Ditiro dapat diuraikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN KENDARAAN DAN KEBUTUHAN PARKIR DI SD MUHAMMADIYAH SOKONANDI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI

ANALISIS SISTEM ANTREAN KENDARAAN DAN KEBUTUHAN PARKIR DI SD MUHAMMADIYAH SOKONANDI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI ANALISIS SISTEM ANTREAN KENDARAAN DAN KEBUTUHAN PARKIR DI SD MUHAMMADIYAH SOKONANDI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) 2013 ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) Disusun oleh: Dian Fitriana Arthati (09.5934), Dede Firmansyah (09.5918), Eka Fauziah Rahmawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruang parkir harus selalu dilakukan mengingat minimnya lokasi yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. ruang parkir harus selalu dilakukan mengingat minimnya lokasi yang tersedia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan kendaraan tentu membutuhkan keseimbanggan dalam masalah ruang parkir. Setiap kendaraan baik berupa kendaraan umum maupun pribadi sudah pasti

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori Antrian merupakan waktu tunggu yang dialami pelanggan untuk mencapai tujuan, dikarenakan jumlah pelanggan melebihi kapasitas layanan yang tersedia. Waktu tunggu yang terlalu lama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori antrean, model-model antrean, uji distribusi Kolmogorov-Smirnov,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori antrean, model-model antrean, uji distribusi Kolmogorov-Smirnov, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjabarkan beberapa kajian literatur yang digunakan untuk analisis sistem antrean pada penelitian. Beberapa hal yang akan dibahas berkaitan dengan teori antrean, model-model

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT Plaza Toyota Green Garden yang berlokasi di Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( ) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 127-134 ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):(

Lebih terperinci

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang Pendahuluan Antrian Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Masalah yang timbul dalam antrian adalah bagaimana mengusahakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. analisis sistem antrean dalam penelitian. Adapun hal-hal yang di kaji meliputi

BAB II KAJIAN TEORI. analisis sistem antrean dalam penelitian. Adapun hal-hal yang di kaji meliputi BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini menguraikan tentang kajian literatur yang diperlukan dalam analisis sistem antrean dalam penelitian. Adapun hal-hal yang di kaji meliputi teori antrean, model-model antrean,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Menurut Gross (2008), proses stokastik adalah himpunan variabel acak Semua kemungkinan nilai yang dapat terjadi pada variabel acak X(t) disebut ruang keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang penting dipelajari karena menyangkut pengembangan berpikir dan erat dengan kehidupan sehari-hari serta bidang lain. Hal ini diperkuat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan BAB III PEMBAHASAN Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan disiplin antrean Preemptive dengan pola kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial.

Lebih terperinci

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01 (2017), hal 51-60. ANALISIS MODEL DISTRIBUSI JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT IBU DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan dua subbab yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori. Subbab tinjauan pustaka memuat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Subbab landasan teori memuat

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Zarah Ayu Annisa 1308030058 Dosen Pembimbing : Dra. Sri Mumpuni R., MT PENDAHULUAN Antrian Meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Sistem Antrian Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) 2. Antrian 3. pelayanan Masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Penjualan Senayan City PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berlokasi di Senayan City, Jakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Uji Kesesuaian Distribusi Dalam penelitian ini kedatangan pasien diasumsikan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan diasumsikan berdistribusi Eksponensial. Untuk menguji kebenarannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan permasalahan, sehingga perlu dijelaskan tentang cara-cara/ metode

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan permasalahan, sehingga perlu dijelaskan tentang cara-cara/ metode BAB III METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian digunakan dalam rangka mempermudah memecahkan permasalahan, sehingga perlu dijelaskan tentang cara-cara/ metode yang ditempuh selama proses penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah Bank Mega cabang Puri Indah beroperasi dari hari Senin hingga Jumat. Bank Mega cabang Puri Indah mulai beroperasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah sistem pelayanan tertentu. Dalam pelaksanaan pelayanan pelaku utama dalam

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN Evi Shofiyatin 1), Ika Nur Oktaviani 1), Khusnul Khanifah Kalana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikasikan pada tahun 1909 oleh Agner

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive,

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive, BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan tentang dasar-dasar yang digunakan dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive, mencangkup tentang teori antrean, pola kedatangan

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 125-138) ISSN : 2450 766X ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU 1

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN MULTIPLE PHASE DI PELAYANAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI

ANALISIS SISTEM ANTREAN MULTIPLE PHASE DI PELAYANAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI ANALISIS SISTEM ANTREAN MULTIPLE PHASE DI PELAYANAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] Lhokseumawe-Aceh, 13-14 Agustus 2017 ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA Anwar 1, Mukhlis

Lebih terperinci

mulai Identifikasi masalah dan tujuan dan Pengambilan data (pengamatan) Statistika deskriptif Uji asumsi tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan

mulai Identifikasi masalah dan tujuan dan Pengambilan data (pengamatan) Statistika deskriptif Uji asumsi tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan L A N G K A H mulai Identifikasi masalah dan tujuan dan Pengambilan data (pengamatan) Statistika deskriptif Uji asumsi tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan A N A L I S I S Analisis sistem nyata Dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan berkelompok (batch arrival) satu server, mencakup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Teori Antrian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian (queueing) sangat sering ditemukan. Mengantri sering harus dilakukan jika kita menunggu giliran misalnya mengambil

Lebih terperinci

STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR

STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR PROS ID I NG 2 0 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR Nur Ali & David Ferdi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unhas Jl. Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Sistem Antrian Antrian ialah suatu garis tunggu pelanggan yang memerlukan layanan dari satu/lebih

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009 Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG Jurnal Matematika UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 44 51 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG ZUL AHMAD ERSYAD, DODI DEVIANTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB I PENDAHULUAN Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan yang teridentifikasi adalah bagaimana melihat performansi antrian hauler pada jalan 7F. Oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Teori Antrian Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Teori Antrian (Queueing Theory), meliputi studi matematika dari antrian

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Sistem Antrian Antrian ialah suatu garis tunggu pelanggan yang memerlukan layanan dari satu/lebih

Lebih terperinci

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Teori

Lebih terperinci

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana Muhamar kadaffi Jurusan Teknik Elektro,Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 E-mail : muhamar10@yahoo.com Abstrak --

Lebih terperinci

Pendahuluan. Teori Antrian. Pertemuan I. Nikenasih Binatari. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. September 6, 2016

Pendahuluan. Teori Antrian. Pertemuan I. Nikenasih Binatari. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. September 6, 2016 Pendahuluan Pertemuan I Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY September 6, 2016 Diskusi Pendahuluan Pertemuan Pertama : Metode Pembelajaran : Small Group Discussion, Discovery learning. Diskusikan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemodelan dan Simulasi Model merupakan representasi sistem dalam kehidupan nyata yang menjadi fokus perhatian dan menjadi pokok permasalakan. Pemodelan dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah PT. Bank Permata Tbk PT Bank Permata Tbk (PermataBank) merupakan hasil merger 5 (lima) Bank yaitu PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Artamedia, PT.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN SISTEM LBE

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN SISTEM LBE BIDANG ILMU : REKAYASA LALU LINTAS LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN SISTEM LBE STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR TIM PENGUSUL Dr. Ir. H. Nur Ali, MT NIDN : 0005014901 David

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 741-749 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Antrian merupakan kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan kasir untuk membayar barang yang kita beli, menunggu pengisian bahan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Menurut. Ukuran Keefektifan Rumus ProModelStudent. Rumus

BAB V PENUTUP. Menurut. Ukuran Keefektifan Rumus ProModelStudent. Rumus BAB V PENUTUP 5.. Kesimpulan Dari pembahasan skripsi dengan judul Analisis Efektivitas Sistem Antrian Bank BCA cabang Jamika Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut. Model antrian yang paling tepat digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini diuraikan tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam pembahasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini diuraikan tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam pembahasan BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam pembahasan model antrian M/M/1/N dengan retensi pelanggan yang membatalkan antrian, mencakup tentang model antrian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Yang dimaksud pelayanan pada area anti karat adalah banyaknya output pallet yang dapat dihasilkan per hari pada area tersebut. Peningkatan pelayanan dapat dilihat dari

Lebih terperinci

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK)

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK) MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK) 1 Sugito, 2 Alan Prahutama, 3 Rukun Santoso, 4 Jenesia Kusuma Wardhani 1,2,3,4 Departemen Jurusan Statistika FSM Universitas Diponegoro e-mail:

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO Fajar Etri Lianti Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 PROFIL UMUM PENGADILAN NEGERI SEMARANG Pengadilan Negeri Semarang merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan peradilan umum yang berkedudukan di Kota Semarang dan berfungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. probabilitas, teori antrean, model-model antrean, analisis biaya antrean, uji

BAB II KAJIAN TEORI. probabilitas, teori antrean, model-model antrean, analisis biaya antrean, uji BAB II KAJIAN TEORI Bab ini menjabarkan beberapa kajian literatur yang digunakan untuk analisis sistem antrean. Beberapa hal yang akan dibahas berkaitan dengan teori probabilitas, teori antrean, model-model

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB ANDASAN TEORI. Teori Antrian Sistim ekonomi dan dunia usaha (bisnis) sebagian besar beroperasi dengan sumber daya yang relatif terbatas.sering terjadi pada orang, barang, dan komponen harus menunggu

Lebih terperinci

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Teori Antrian. Prihantoosa  Pendahuluan.  Teori Antrian : Intro p : 1 Pendahuluan Teori Antrian Prihantoosa pht854@yahoo.com toosa@staff.gunadarma.ac.id Last update : 14 November 2009 version 1.0 http://openstat.wordpress.com Teori Antrian : Intro p : 1 Tujuan Tujuan : Meneliti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang penulis lakukan di PT Plaza Toyota Green Garden dapat disimpulkan kebijakan pengelolaan antrian pelanggan secara kualitatif

Lebih terperinci

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog Model Antrian Tito Adi Dewanto S.TP tito math s blog titodewanto@yahoo.com LOGO Intro Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Intro Siapapun yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kantor BPS (Badan Pusat Statistik) yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM. PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM. PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG SKRIPSI Oleh: MASFUHURRIZQI IMAN 24010210141002 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 1 Hal. 45 49 (2014) ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon SALMON NOTJE AULELE Staf Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015 ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015  ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER Dari sebuah artikel BUDAYA ANTRI MEMBERI BANYAK MANFAAT, kalimat pembuka dari kata seorang guru di Australia menyatakan, Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai matematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI ANTRIAN 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN Semua jenis bisnis terutama bisnis jasa menginginkan pelanggan untuk menunggu di beberapa titik proses layanan (Dickson et al., 2005).

Lebih terperinci

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Teori Antrian Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Contoh Kendaraan berhenti berderet-deret menunggu di traffic light. Pesawat menunggu lepas landas di bandara. Surat antri untuk diketik oleh sekretaris.

Lebih terperinci

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT QUEUES ANALYSIS M/M/ TYPE WITH SLOW AND FAST PHASE SERVICE SYSTEM Oleh: Erida Fahma Nurrahmi NRP. 1208 100 009 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

Penelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian

Penelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian Banyaknya penelpon di waktu sibuk(jam kerja) Operator telepon terbatas Penelpon menunggu dilayani Teoriyang menyangkut studi matematis dari antrianantrian A.K. Erlang tahun 1910 Teori Antrian Proses antrian

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN PASIEN BPJS RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA SKRIPSI

ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN PASIEN BPJS RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA SKRIPSI ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN PASIEN BPJS RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI Oleh TT 2D Bibba Nur Aristya 1231130009 Dewi Sekar Putih 1231130042 Dinari Gustiana Cita D. 1231130006 D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MALANG 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres kerja dan kepuasan kerja yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang

Lebih terperinci

MODEL SISTEM ANTRIAN

MODEL SISTEM ANTRIAN MODEL SISTEM ANTRIAN Pendahuluan Teori antrian ditemukan oleh AK Erlang seorang ahli matematika Denmark tahun 1909 Sistem antrian berkembang karena fasilitas pelayanan (server) yang semakin mahal dan terbatas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 24 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian, yang sering disebut sebagai teori antrian (queueing theory) merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat

Lebih terperinci

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X ABSTRACT

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 71-80 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X Melati

Lebih terperinci

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 10 Teori Antrian PENDAHULUAN ntrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan checkin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir. Landasan teori

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir. Landasan teori BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan berbagai macam landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir. Landasan teori yang dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN MODEL MULTI SERVER PADA PERUSAHAAN ASURANSI XYZ DI KOTA TASIKMALAYA TUGAS AKHIR SKRIPSI

ANALISIS SISTEM ANTREAN MODEL MULTI SERVER PADA PERUSAHAAN ASURANSI XYZ DI KOTA TASIKMALAYA TUGAS AKHIR SKRIPSI ANALISIS SISTEM ANTREAN MODEL MULTI SERVER PADA PERUSAHAAN ASURANSI XYZ DI KOTA TASIKMALAYA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU

ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 201 (Hal 139-148) ISSN : 2450 7X ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU V. R. Vitasari 1, Rais 2, A. Sahari 3 1,3 Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi

I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI KANTOR BPJS MENGGUNAKAN MATLAB Bella Nurbaitty Shafira 1), Risdawati Hutabarat 2), Winal Prawira 3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung BNShafira@gmail.com, Risdawatihtb@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini dilakukan pada Polisi Lalu Lintas, mulai tanggal 1 Juli 2011-25 Juli 2011 dengan menyebar 100 kuesioner. Berikut ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG SKRIPSI. Oleh: LENTI AGUSTINA LIANASARI TAMBUNAN

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG SKRIPSI. Oleh: LENTI AGUSTINA LIANASARI TAMBUNAN ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG SKRIPSI Oleh: LENTI AGUSTINA LIANASARI TAMBUNAN 24010210141006 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan Firdaus Tarigan 1, Susiana 2 1 Mahasiswa Jurusan Matematika, UNIMED E-mail: f_trg@ymail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Husein Sastranegara International Airport adalah satu-satunya airport yang ada di kota Bandung. Salah satu fasilitas yang tersedia di airport tersebut adalah lahan parkir kendaraan roda empat untuk

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2 MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2 Dengan memperhatikan hal ini, banyak perusahaan mengusahakan untuk mengurangi waktu menunggu sebagai komponen utama dari perbaikan kualitas. Umumnya, perusahaan dapat

Lebih terperinci

MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK

MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK Sugito 1, Tarno 2, Agus Rusgiono 3, Jenesia Kusuma Wardhani

Lebih terperinci

SISTEM ANTRIAN PENGISIAN BAHAN BAKARSEPEDA MOTOR PADA SPBU PT. FIKRI DARMAWAN KABUPATEN MELAWI

SISTEM ANTRIAN PENGISIAN BAHAN BAKARSEPEDA MOTOR PADA SPBU PT. FIKRI DARMAWAN KABUPATEN MELAWI Buletin Ilmiah ath. tat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. (7), hal 3. ITE ANTRIAN PENGIIAN BAHAN BAKAREPEDA OTOR PADA PBU PT. FIKRI DARAWAN KABUPATEN ELAWI ri Rezeki Permatasari, Helmi, Hendra Perdana

Lebih terperinci