BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. pihak perusahaan PT. Muliapack Intisempurna. Pengumpulan data ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. pihak perusahaan PT. Muliapack Intisempurna. Pengumpulan data ini"

Transkripsi

1 98 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu pengumpulan data secara langsung dan secara tidak langsung. Pengumpulan data secara langsung dilakukan melalui observasi dan wawancara terhadap pihak perusahaan PT. Muliapack Intisempurna. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan dan topik yang akan diambil pada PT. Muliapack Intisempurna. Pengumpulan data tidak langsung meliputi pengambilan data historis dari laporan operasional mesin. Pada tahap ini, dilakukan penyaringan data dan menentukan batasan serta ruang lingkup masalah untuk memudahkan pengumpulan data. Data yang diperoleh antara lain data interval waktu kedatangan pallet ke mesin slitting, waktu pelayanan, dan rata-rata waktu proses dari tiap mesin di perusahaan tersebut. Selanjutnya data yang dikumpulkan akan diolah sehingga dapat dilakukan analisa hasil dan pembahasan penelitian. Data-data waktu pada tabel pengumpulan data semua satuannya telah diganti dalam bentuk menit agar lebih memudahkan perhitungan. Adapun data-data yang diperoleh dari perusahaan PT. Muliapack Intisempurna ditampilkan dan dikelompokkan sebagai berikut.

2 Data Waktu Proses Mesin Printing, Laminating, dan Slitting Tabel 4. Data Waktu Proses Keseluruhan Mesin Job Printing Laminating Slitting SUMBER TABEL : PT. Muliapack Intisempurna 4..2 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting Dalam perhitungan waktu kedatangan, waktu memasuki dan meninggalkan sistem dalam Tabel 4.2 sampai 4.0, karena dilakukan pengamatan selama 3 hari maka pada hari kedua ditambahkan 24 jam dan ketiga ditambahkan 48 jam.

3 00 No Tabel 4.2 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting Interval Kedatangan (menit) Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu Proses (menit) Waktu Meninggalkan Sistem SUMBER TABEL : PT. Muliapack Intisempurna 4..3 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 2 No Tabel 4.3 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 2 Interval Kedatangan (menit) Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu Proses (menit) Waktu Meninggalkan Sistem SUMBER TABEL : PT. Muliapack Intisempurna

4 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 3 No Tabel 4.4 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 3 Interval Kedatangan (menit) Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu Proses (menit) Waktu Meninggalkan Sistem SUMBER TABEL : PT. Muliapack Intisempurna 4..5 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 4 No Tabel 4.5 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 4 Interval Kedatangan (menit) Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu Proses (menit) Waktu Meninggalkan Sistem SUMBER TABEL : PT. Muliapack Intisempurna

5 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 5 No Tabel 4.6 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 5 Interval Kedatangan (menit) Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu Proses (menit) Waktu Meninggalkan Sistem SUMBER TABEL : PT. Muliapack Intisempurna 4..7 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 6 No Tabel 4.7 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 6 Interval Kedatangan (menit) Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu Proses (menit) Waktu Meninggalkan Sistem SUMBER TABEL : PT. Muliapack Intisempurna

6 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 7 No Tabel 4.8 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 7 Interval Kedatangan (menit) Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu Proses (menit) Waktu Meninggalkan Sistem SUMBER TABEL : PT. Muliapack Intisempurna 4..9 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 8 No Tabel 4.9 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 8 Interval Kedatangan (menit) Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu Proses (menit) Waktu Meninggalkan Sistem SUMBER TABEL : PT. Muliapack Intisempurna

7 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 9 No Tabel 4.0 Data Interval Kedatangan Mesin Slitting 9 Interval Kedatangan (menit) Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu Proses (menit) Waktu Meninggalkan Sistem SUMBER TABEL : PT. Muliapack Intisempurna 4.. Earliest Due Date (EDD) Mesin Slitting Tabel 4. Earliest Due Date (EDD) Mesin Slitting SUMBER TABEL : PT. Muliapack Intisempurna Task (i) Processing Due Date Time (ti) (di)

8 Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan berdasarkan pada data-data yang telah dikumpulkan baik sumbernya berasal dari data aktual perusahaan, hasil pengamatan, wawancara dan observasi langsung, data historis, maupun hasil perhitungan lainnya. Pengolahan data ini bertujuan untuk memperoleh suatu hasil atau nilai dengan menggunakan dasar-dasar metode perhitungan yang nantinya akan dianalisa dampak dan pengaruhnya bagi perusahaan Gantt Chart Gantt Chart berfungsi untuk menunjukkan adanya antrian yang terjadi di pabrik, terutama pada mesin Slitting. Berikut adalah gambaran antrian yang digambarkan dengan Gantt Chart menggunakan software Microsoft Project 2007, yang menggambarkan tingkat antrian yang terjadi setelah pengerjaan 20 job menggunakan empat seri mesin printing-laminating-slitting.

9 06 SUMBER GAMBAR: Software Microsoft Project 2007 Gambar 4. Gantt Chart Kelompok Mesin SUMBER GAMBAR: Software Microsoft Project 2007 Gambar 4.2 Gantt Chart Kelompok Mesin 2 Gambar 4.3 Gantt Chart Kelompok Mesin 3 SUMBER GAMBAR: Software Microsoft Project 2007

10 07 SUMBER GAMBAR: Software Microsoft Project 2007 Gambar 4.4 Gantt Chart Kelompok Mesin 4 Dari Gantt Chart diatas dapat terlihat pengerjaan job semakin lama semakin besar waktu tunggunya, terutama pada mesin slitting. Pengerjaan di mesin pertama yaitu pada mesin printing, tidak menunggu terlalu lama karena merupakan pengerjaan tahap pertama. Namun pada mesin slitting dapat terlihat bar yang semakin lama semakin panjang disebabkan oleh waktu tunggu yang lama menunggu selesainya pengerjaan job-job sebelumnya Diagram Sebab-Akibat Terjadinya Antrian Diagram Sebab-Akibat yang dikenal sebagai diagram Fishbone merupakan salah satu metode paling sederhana namun efektif untuk menganalisa sumber-sumber penyebab dari suatu masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Pada diagram berikut digambarkan berbagai penyebab antrian dengan permasalahan utama di ujung depan tulang ikan berikut rincian penyebab umum dan khususnya digambarkan sebagai tulang utama dan

11 08 tulang-tulang kecil untuk menganalisis secara keseluruhan penyebab dari permasalahan antrian dengan perilaku Multiple Waiting Line With Jockeying pada mesin slitting. SUMBER GAMBAR : Hasil Pengamatan Gambar 4.5 Diagram Sebab Akibat Distribusi Data Kedatangan dan Pelayanan Dalam perhitungan dan analisa antrian kita perlu mengetahui terlebih dahulu distribusi data tingkat kedatangan dan pelayanan dari antrian dan server yang tersedia saat ini. Berikut adalah pengujian distribusi data kedatangan (λ) dan tingkat pelayanan (μ) dengan perhitungan menggunakan software Minitab 4.0.

12 Pengujian Distribusi Tingkat Kedatangan dengan Software Minitab 4.0 Percent Weibull Probability Plot for Interval Kedatangan LSXY Estimates-Censoring Column in Censor Percent Lognormal C orrelation C oefficient Weibull Lognormal Exponential * Normal Interval Kedatangan Interval Kedatangan 0000 Percent Exponential Percent Normal Interval Kedatangan Interval Kedatangan Gambar 4.6 Grafik Probability Plot of Interval Kedatangan SUMBER GAMBAR: Software Minitab Goodness-of-Fit Anderson-Darling Correlation Distribution (adj) Coefficient Weibull Lognormal Exponential * Normal Table of Percentiles Standard 95% Normal CI Distribution Percent Percentile Error Lower Upper Weibull Lognormal Exponential Normal

13 0 Weibull Lognormal Exponential Normal Weibull Lognormal Exponential Normal Weibull Lognormal Exponential Normal Table of MTTF Standard 95% Normal CI Distribution Mean Error Lower Upper Weibull Lognormal Exponential Normal

14 Pengujian Distribusi Tingkat Pelayanan dengan Software Minitab 4.0 Probability Plot for Pelayanan LSXY Estimates-Censoring Column in Censor Percent Weibull 200 Pelayanan 500 Percent Lognormal Pelayanan 500 C orrelation C oefficient Weibull Lognormal Exponential * Normal Percent Exponential Percent Normal Pelayanan Pelayanan 500 Gambar 4.7 Grafik Probability Plot of Tingkat Pelayanan SUMBER GAMBAR: Software Minitab Goodness-of-Fit Anderson-Darling Correlation Distribution (adj) Coefficient Weibull Lognormal Exponential * Normal Table of Percentiles Standard 95% Normal CI Distribution Percent Percentile Error Lower Upper Weibull Lognormal Exponential Normal

15 2 Weibull Lognormal Exponential Normal Weibull Lognormal Exponential Normal Weibull Lognormal Exponential Normal Table of MTTF Standard 95% Normal CI Distribution Mean Error Lower Upper Weibull Lognormal Exponential Normal Perhitungan Antrian Yang Terjadi Pada Mesin Slitting Dari Gantt Chart ditunjukkan bahwa tingkat antrian yang tinggi terjadi di mesin Slitting. Melalui pengujian diatas, diketahui bahwa distribusi interval kedatangan berdistribusi Poisson dikarenakan hasil yang didapat bahwa interval kedatangan memiliki distribusi eksponensial, dimana kedua distribusi tersebut memiliki sifat yang sama., sedangkan tingkat pelayanannya terdistribusi secara eksponensial. Antrian pada mesin Slitting saat ini berupa antrian multi-channel, dengan perilaku antrian multiple waiting line with jockeying dan jumlah server yang memadai saat ini sebanyak 9 server. Pada pengamatan selama 58 jam diketahui total tingkat kedatangan ke mesin Slitting sebanyak 87 pallet.

16 3 87pallet Mean waktu kedatangan = 58jam =.5 pallet / jam Karena interval kedatangan terdistribusi Poisson, maka: jam Poisson exp = menit / pallet Mean waktu pelayanan = 37 menit / pallet Tingkat Kedatangan (λ) = Tingkat Pelayanan (μ) = 60menit =.5 pallet / jam 60menit 37 = 0.6 pallet / jam ρ = Dengan c (server) = 9, maka peluang terjadi antrian adalah: λ c. μ =.5 9x0.6 =.05 ρ > ; traffic intensity tinggi sehingga terjadi antrian yaitu : Dengan jumlah server 9, maka perhitungan rata-rata waktu tunggu saat ini

17 4 Tabel 4.2 Tabel Perhitungan Waktu Tunggu Dengan c = 9 Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu tunggu

18 5 Tabel 4.2 Tabel Perhitungan Waktu Tunggu Dengan c = 9 (Lanjutan) Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu tunggu

19 6 Tabel 4.2 Tabel Perhitungan Waktu Tunggu Dengan c = 9 (Lanjutan) Waktu Kedatangan Waktu Memasuki Sistem Waktu tunggu Rata -rata 2208,62

20 7 *) Perhitungan biaya tunggu (waiting cost) setiap hari dengan 9 server Asumsi : Cost akibat menunggu mengakibatkan lost sales Rp. 2000,-/menit Total produksi/hari = 24 jamx60menit 37 = 3.88 pallet Operator cost = Rp ,- (Rp /shift) Maka waiting cost = Wq x cost x total produksi/hari = 2208,62 menit x Rp.2000 x 3.88 pallet = Rp ,- Total cost = Rp Rp = Rp ,- ρ = Jika dilakukan penambahan server menjadi 0 server (c = 0) λ c. μ =.5 0x0.6 = 0.94 ρ < ; masih terjadi antrian, namun dapat diatasi dengan 0 server Dengan jumlah server 0, probabilitas sistem antrian kosong yaitu : c c (c. ρ) (c. ρ) Po = + c!( ρ) n= 0 n! n

21 8 = 0 c (0x0.94) (0x0.94) + 0!( 0.94) n= 0 0! 0 (0x0.94) +! (0x0.94) ! 0 = [ ( ) ] = [ ] = [ ] - = Probabilitas antrian kosong sangat kecil *) Banyak pallet yang membentuk antrian λ Po.. ρ μ Lq = 2 c!( ρ) c = x 0.6 0!( 0.94) 0 2 x0.94 = = 2.9 pallet *) Banyak pallet yang mengantri dalam sistem Ls = Lq + μ λ =

22 9 = pallet. *) Waktu menunggu rata-rata dalam antrian Wq = λ Lq = = 8.55 jam *) Waktu yang diperlukan untuk menunggu dalam sistem Ws = Wq + μ = = 4.80 jam *) Probabilitas terjadi delay dalam sistem D = c (c. ρ).po c!( ρ) = = 0 (0x0.94) x !( 0.94) D = 0.79

23 20 *) Perhitungan biaya tunggu (waiting cost) setiap hari dengan 0 server Asumsi : Cost akibat menunggu mengakibatkan lost sales Rp. 2000,-/menit Total produksi/hari = 24 jamx60menit 37 = 3.88 pallet Operator cost = Rp ,- (Rp /shift) Maka waiting cost = Wq x cost x total produksi/hari = 8.55 jam (53 menit) x Rp.2000 x 3.88 pallet = Rp ,- Total cost = Rp Rp = Rp ,- ρ = Jika dilakukan penambahan server menjadi server (c = ) λ c. μ =.5 x0.6 = 0.86 ρ < ; masih terjadi antrian, namun dapat diatasi dengan server Dengan jumlah server, probabilitas sistem antrian kosong yaitu : c c (c. ρ) (c. ρ) Po = + c!( ρ) n= 0 n! n

24 2 = c (x0.86) (x0.86) +!( 0.86) n= 0 0! 0 (x0.86) +! (x0.86) ! = [ ( ) ] = [ ] = [ ] - = Probabilitas antrian kosong sangat kecil *) Banyak pallet yang membentuk antrian λ Po.. ρ μ Lq = 2 c!( ρ) c = x 0.6!( 0.86) 2 x0.86 = = 3.20 pallet *) Banyak pallet yang mengantri dalam sistem Ls = Lq + μ λ =

25 22 = pallet. *) Waktu menunggu rata-rata dalam antrian Wq = λ Lq = = 2.2 jam *) Waktu yang diperlukan untuk menunggu dalam sistem Ws = Wq + μ = = 8.37 jam *) Probabilitas terjadi delay dalam sistem D = c (c. ρ).po c!( ρ) = = (x0.86) x !( 0.86) D = 0.53

26 23 *) Perhitungan biaya tunggu (waiting cost) setiap hari dengan server Asumsi : Cost akibat menunggu mengakibatkan lost sales Rp. 2000,-/menit Total produksi/hari = 24 jamx60menit 37 = 3.88 pallet Operator cost = Rp ,- (Rp /shift) Maka waiting cost = Wq x cost x total produksi/hari = 2.2 jam (27.2 menit) x Rp.2000 x 3.88 pallet = Rp ,- Total cost = Rp Rp = Rp ,- ρ = Jika dilakukan penambahan server menjadi 2 server (c = 2) λ c. μ =.5 2x0.6 = 0.79 ρ < ; masih terjadi antrian, namun dapat diatasi dengan 2 server Dengan jumlah server 2, probabilitas sistem antrian kosong yaitu : c c (c. ρ) (c. ρ) Po = + c!( ρ) n= 0 n! n

27 24 = 2 c (2x0.79) (2x0.79) + 2!( 0.79) n= 0 0! 0 (2x0.79) +! (2x0.79) ! 2 = [ ( ) ] = [ ] = [53.08] - = Probabilitas antrian kosong sangat kecil *) Banyak pallet yang membentuk antrian λ Po.. ρ μ Lq = 2 c!( ρ) c = = x 0.6 2!( 0.79) x0.79 = 0.26 pallet *) Banyak pallet yang mengantri dalam sistem Ls = Lq + μ λ =

28 25 = pallet. *) Waktu menunggu rata-rata dalam antrian Wq = λ Lq = = 0.7 jam *) Waktu yang diperlukan untuk menunggu dalam sistem Ws = Wq + μ = = 6.42 jam *) Probabilitas terjadi delay dalam sistem D = c (c. ρ).po c!( ρ) = = 2 (2x0.79) x !( 0.79) D = 0.32

29 26 *) Perhitungan biaya tunggu (waiting cost) setiap hari dengan 2 server Asumsi : Cost akibat menunggu mengakibatkan lost sales Rp. 2000,-/menit Total produksi/hari = 24 jamx60menit 37 = 3.88 pallet Operator cost = Rp ,- (Rp /shift) Maka waiting cost = Wq x cost x total produksi/hari = 0.7 jam (0.2 menit) x Rp.2000 x 3.88 pallet = Rp ,- Total cost = Rp (Rp x 3) = Rp ,- Asumsi biaya pengoperasian sarana per hari (EOCi) = Biaya Tenaga Kerja + Biaya lain-lain (listrik, maintenance) = Rp / hari + Rp / hari = Rp / hari Dari perhitungan diatas dengan sistem untuk model i, dari rumus (M/M/) : (GD/ / ), dapat diketahui tingkat pelayanan yang optimum sebagai berikut.

30 27 Tabel 4.3 Tabel Perhitungan Pelayanan Optimum Model i EOCi EWCi ETCi 9 server Rp Rp Rp server Rp Rp Rp server Rp Rp Rp server Rp Rp Rp Dari tabel perhitungan pelayanan yang optimum dapat diketahui bahwa jumlah server yang optimum adalah server, dimana dapat dikatakan optimum jika tingkat pelayanan meningkat, biaya waktu menunggu menurun (jumlah kedua biaya ini minimum).

31 Perancangan Tata Letak Untuk Penambahan Mesin Slitting Gambar 4.8 Tata Letak Ruangan Mesin Slitting (sekarang) SUMBER GAMBAR: PT. Muliapack Intisempurna

32 29 Gambar 4.9 Tata Letak Ruangan Mesin Slitting setelah penambahan mesin (usulan) SUMBER GAMBAR: PT. Muliapack Intisempurna

33 Perhitungan BEP Penambahan Server (Mesin) Dari perhitungan penentuan jumlah server antrian yang optimal, diketahui bahwa jumlah server yang memadai untuk jumlah antrian saat ini adalah 0 server. Sedangkan saat ini hanya tersedia 9 mesin. Oleh karena itu diperlukan pembelian mesin baru. Berikut perhitungan BEP untuk penambahan mesin Slitting baru. Biaya pembelian mesin = $ = Rp Fixed Cost = Biaya mesin + Biaya Bangunan (Biaya bangunan diasumsikan 0 sebab ruang yang dibutuhkan telah tersedia) Variable Cost = Tenaga Kerja + Bahan Baku + Maintenance Cost TC ( Total Cost ) = Fixed Cost + Variable Cost p = rata-rata harga jual per satuan produk = Rp / roll c = ongkos variabel untuk membuat produk Ongkos total pembuatan 325 roll produk (Jan 2009) = Rp ,- Ongkos total pembuatan 33 roll produk (Feb 2009) = Rp ,- Asumsi ongkos-ongkos variabel berhubungan secara proposional dengan jumlah produk yang dihasilkan.

34 3 c = c = a b n a n b c = c = Rp / roll p = Rp / roll Jumlah yang harus diproduksi sehingga BEP tercapai: n = = FC p c Rp Rp Rp = 2875 roll Perusahaan memproduksi rata-rata meter produk per bulan Panjang gulungan (roll) = 8000 m Rata-rata jumlah roll yang diproduksi = = 32.5 roll / bulan Maka BEP akan tercapai pada: BEP = = 4.2 bulan 3.43 tahun

35 Perhitungan Kelayakan Penambahan Mesin Slitting Biaya Pembelian Mesin (P) = $ = Rp Waktu proses palet pada mesin slitting = 37 menit Waktu proses per roll = menit / roll = 2.06 jam / roll Jumlah roll yang dapat diproduksi buah mesin slitting selama tahun = 300harix24 jam = roll / tahun 2.06 jam Annual Worth (A) = roll x Rp = Rp / tahun Asumsi bahwa MARR (i) = 0% dan mesin dapat berproduksi hingga 0 tahun kedepan. NPW = - Rp Rp (P/A, 0%, 0) = - Rp Rp (6,446) = - Rp Rp = Rp NPW > 0

36 Penjadwalan Metode CDS (Campbell, Dudek, and Smith) Pengolahan data dengan metode penjadwalan CDS menggunakan data waktu proses untuk mengerjakan 20 pekerjaan yang sudah dikelompokkan dalam 4 kelompok seri mesin printing, laminating dan slitting. Masingmasing 4 kelompok seri mesin mengerjakan 5 pekerjaan sehingga jika digabungkan jumlah total yang dikerjakan adalah 20 pekerjaan. Dari gambar Gantt Chart terbukti terjadi antrian pada mesin slitting. Total Flow Time pada pengerjaan 20 job dapat dilihat dan dibandingkan pada perhitungan sebelum dan sesudah menggunakan penjadwalan dengan metode CDS. Satuan waktu dalam tabel perhitungan adalah dalam menit. Tabel 4.4 Data Waktu Proses Mesin Printing, Laminating, Slitting Mesin/Job M M M Tabel 4.5 Kumulatif Waktu Proses Mesin Printing, Laminating, Slitting dengan Metode FCFS (Sekarang) Mesin/Job M M M

37 34 Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8735 menit n i= Perhitungan CDS Tahap Tabel 4.6 Perhitungan Tahap CDS Mesin/Job M M Alternatif Urutan : Tabel 4.7 Perhitungan Alternatif Mesin/Job M M M

38 35 Tabel 4.8 Kumulatif Alternatif Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 2 Urutan : Tabel 4.9 Perhitungan Alternatif 2 Mesin/Job M M M

39 36 Tabel 4.20 Kumulatif Alternatif 2 Mesin/Job F F F n Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit i= Alternatif 3 Urutan : Tabel 4.2 Perhitungan Alternatif 3 Mesin/Job M M M

40 37 Tabel 4.22 Kumulatif Alternatif 3 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 4 Urutan : Tabel 4.23 Perhitungan Alternatif 4 Mesin/Job M M M

41 38 Tabel 4.24 Kumulatif Alternatif 4 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 5 Urutan : Tabel 4.25 Perhitungan Alternatif 5 Mesin/Job M M M

42 39 Tabel 4.26 Kumulatif Alternatif 5 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 6 Urutan : Tabel 4.27 Perhitungan Alternatif 6 Mesin/Job M M M

43 40 Tabel 4.28 Kumulatif Alternatif 6 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 7 Urutan : Tabel 4.29 Perhitungan Alternatif 7 Mesin/Job M M M

44 4 Tabel 4.30 Kumulatif Alternatif 7 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 8 Urutan : Tabel 4.3 Perhitungan Alternatif 8 Mesin/Job M M M

45 42 Tabel 4.32 Kumulatif Alternatif 8 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 9 Urutan : Tabel 4.33 Perhitungan Alternatif 9 Mesin/Job M M M

46 43 Tabel 4.34 Kumulatif Alternatif 9 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 0 Urutan : Tabel 4.35 Perhitungan Alternatif 0 Mesin/Job M M M

47 44 Tabel 4.36 Kumulatif Alternatif 0 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = 9365 menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif Urutan : Tabel 4.37 Perhitungan Alternatif Mesin/Job M M M

48 45 Tabel 4.38 Kumulatif Alternatif Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 2 Urutan : Tabel 4.39 Perhitungan Alternatif 2 Mesin/Job M M M

49 46 Tabel 4.40 Kumulatif Alternatif 2 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 3 Urutan : Tabel 4.4 Perhitungan Alternatif 3 Mesin/Job M M M

50 47 Tabel 4.42 Kumulatif Alternatif 3 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 4 Urutan : Tabel 4.43 Perhitungan Alternatif 4 Mesin/Job M M M

51 48 Tabel 4.44 Kumulatif Alternatif 4 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 5 Urutan : Tabel 4.45 Perhitungan Alternatif 5 Mesin/Job M M M

52 49 Tabel 4.46 Kumulatif Alternatif 5 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 6 Urutan : Tabel 4.47 Perhitungan Alternatif 6 Mesin/Job M M M

53 50 Tabel 4.48 Kumulatif Alternatif 6 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 7 Urutan : Tabel 4.49 Perhitungan Alternatif 7 Mesin/Job M M M

54 5 Tabel 4.50 Kumulatif Alternatif 7 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = 9360 menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 8 Urutan : Tabel 4.5 Perhitungan Alternatif 8 Mesin/Job M M M

55 52 Tabel 4.52 Kumulatif Alternatif 8 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 9 Urutan : Tabel 4.53 Perhitungan Alternatif 9 Mesin/Job M M M

56 53 Tabel 4.54 Kumulatif Alternatif 9 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 20 Urutan : Tabel 4.55 Perhitungan Alternatif 20 Mesin/Job M M M

57 54 Tabel 4.56 Kumulatif Alternatif 20 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = 9350 menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 2 Urutan : Tabel 4.57 Perhitungan Alternatif 2 Mesin/Job M M M

58 55 Tabel 4.58 Kumulatif Alternatif 2 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 22 Urutan : Tabel 4.59 Perhitungan Alternatif 22 Mesin/Job M M M

59 56 Tabel 4.60 Kumulatif Alternatif 22 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 23 Urutan : Tabel 4.6 Perhitungan Alternatif 23 Mesin/Job M M M

60 57 Tabel 4.62 Kumulatif Alternatif 23 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = 9355 menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 24 Urutan : Tabel 4.63 Perhitungan Alternatif 24 Mesin/Job M M M

61 58 Tabel 4.64 Kumulatif Alternatif 24 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Perhitungan CDS Tahap 2 Tabel 4.65 Perhitungan Tahap 2 CDS Mesin/Job M + M M 2 + M Alternatif Urutan :

62 59 Tabel 4.66 Perhitungan Tahap 2 Alternatif Mesin/Job M M M Tabel 4.67 Kumulatif Tahap 2 Alternatif Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 2 Urutan :

63 60 Tabel 4.68 Perhitungan Tahap 2 Alternatif 2 Mesin/Job M M M Tabel 4.69 Kumulatif Tahap 2 Alternatif 2 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = 9390 menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 3 Urutan :

64 6 Tabel 4.70 Perhitungan Tahap 2 Alternatif 3 Mesin/Job M M M Tabel 4.7 Kumulatif Tahap 2 Alternatif 3 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 4 Urutan :

65 62 Tabel 4.72 Perhitungan Tahap 2 Alternatif 4 Mesin/Job M M M Tabel 4.73 Kumulatif Tahap 2 Alternatif 4 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 5 Urutan :

66 63 Tabel 4.74 Perhitungan Tahap 2 Alternatif 5 Mesin/Job M M M Tabel 4.75 Kumulatif Tahap 2 Alternatif 5 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Alternatif 6 Urutan :

67 64 Tabel 4.76 Perhitungan Tahap 2 Alternatif 6 Mesin/Job M M M Tabel 4.77 Kumulatif Tahap 2 Alternatif 6 Mesin/Job F F F Total Flow Time (TFT) = Ft i = menit Makespan = 8625 menit n i= Maka pilihan tahap alternatif 24 karena memiliki total flow time terkecil yaitu menit dengan urutan pekerjaan [ ] TFT sekarang TFT usulan Efisiensi waktu alir = x00% TFT sekarang = x00% = 3.29 % 96675

68 Perhitungan dengan Metode Penjadwalan Sekarang dengan First Come First Serve (FCFS) Tabel 4.78 Processing Time Mesin Slitting Selama 3 Hari (Sekarang) Processing Time Task (i) (ti) Urutan = Rata-rata waktu alir : Fs = ((n ti) + (n ti) +...) n Fs = (0 x x x x x x x x x x 285 ) = 820 menit

69 66 Tabel 4.79 Perhitungan Lateness Mesin Slitting Sekarang dengan Metode FCFS Task (i) Processing Time (ti) Cumulative Processing Time (Ci) Due Date (di) Lateness (Ci - di) Total Lateness Rata-rata lateness = lateness = task(i) = menit = - 5,67 jam Urutan = Rata-rata lateness = - 5,67 jam = 0 Max lateness = 0

70 Perhitungan dengan Metode Penjadwalan Shortest Processing Time (SPT) Tabel 4.80 Processing Time Mesin Slitting Selama 3 Hari Setelah Diurutkan dari Processing Time yang Paling Kecil Processing Task (i) Time (ti) Urutan : Rata-rata waktu alir : Fs = ((n ti) + (n ti) +...) n Fs = (0 x x x x x x x x x x 435 ) = 250,2 menit

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT Plaza Toyota Green Garden yang berlokasi di Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Pengumpulan Data Kerusakan Mesin Dalam penelitian ini, penulis meneliti kerusakan pada mesin kempa yang merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Siloam Hospitals Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 94 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Didalam Proses Pengolahan data dan analisa untuk pemecahan permasalahan yang terjadi didalam bagian Bleaching, Dyeing, finishing PT. Mulia Knitting

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah Bank Mega cabang Puri Indah beroperasi dari hari Senin hingga Jumat. Bank Mega cabang Puri Indah mulai beroperasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Penjualan Senayan City PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berlokasi di Senayan City, Jakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 42 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Start Observasi Lingkungan Produksi Studi Literatur Identifikasi Masalah Pengumpulan Data (dalam satu periode produksi) Menentukan Waktu Proses Tiap Pesanan Penjadwalan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan untuk selanjutnya dianalisa dalam penjadwalan menggunakan pola kedatangan job secara statis dengan menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

ABSTRAK. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal ABSTRAK Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal ini mendorong perkembangan semua sektor usaha yang ada di Indonesia. Salah satu sektor yang paling berkembang adalah industri

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Uji Kesesuaian Distribusi Dalam penelitian ini kedatangan pasien diasumsikan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan diasumsikan berdistribusi Eksponensial. Untuk menguji kebenarannya

Lebih terperinci

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang Soesetyo, et al. / Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang / Jurnal Titra, Vol. 2, No.2, Juni 24, pp. 47-54 Penjadwalan Predictive Maintenance

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini yang dipilih dalam penelitian ini adalah Bank Permata cabang Citra Raya. Berlokasi di Ruko Taman Raya Jl. Raya Boulevard Blok K 01

Lebih terperinci

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Teori Antrian. Prihantoosa  Pendahuluan.  Teori Antrian : Intro p : 1 Pendahuluan Teori Antrian Prihantoosa pht854@yahoo.com toosa@staff.gunadarma.ac.id Last update : 14 November 2009 version 1.0 http://openstat.wordpress.com Teori Antrian : Intro p : 1 Tujuan Tujuan : Meneliti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi penjadwalan Secara umum, penjadwalan merupakan proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan untuk merencanakan produksi

Lebih terperinci

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah ANALISIS Pada bab ini akan dikemukakan analisa terhadap pemecahan masalah yang dihadapi dan diperoleh dari pengolahan data serta pembahasan yang ada berdasarkan alternatif yang ada. 4.4 Analisis Tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 24 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian, yang sering disebut sebagai teori antrian (queueing theory) merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tahapan penelitian serta penentuan variabel. Diharapkan bab ini dapat memberikan gambaran bagaimana penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk memecahkan

Lebih terperinci

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ.

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Perb bandingan Penjadwalan FCFS, EDD, SPT dan LPT Jika di ilakukan perbandingan antara ke 4 metode yang digunakan, maka akan did dapatkan hasil sebagai berikut : Dari tabel

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang penulis lakukan di PT Plaza Toyota Green Garden dapat disimpulkan kebijakan pengelolaan antrian pelanggan secara kualitatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Produksi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem produksi dari beberapa teori yang sudah ada, serta ruang lingkup sistem produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Teori Antrian Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Contoh Kendaraan berhenti berderet-deret menunggu di traffic light. Pesawat menunggu lepas landas di bandara. Surat antri untuk diketik oleh sekretaris.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Optimasi merupakan pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Peranan Penjadwalan dan Pengaruhnya Penjadwalan adalah proses pengambilan keputusan yang memainkan peranan penting dalam industri manufaktur maupun jasa.

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Penjadwalan Penjadwalan adalah aktivitas perencanaan untuk menentukan kapan dan di mana setiap operasi sebagai bagian dari pekerjaan secara keseluruhan harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Antrian merupakan kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan kasir untuk membayar barang yang kita beli, menunggu pengisian bahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 60 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil dan Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Lini Produksi Kritis Pada pengolahan data tahap ini dilakukan perbandingan total kerusakan yang terjadi pada ketiga lini produksi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Kinerja Sistem Antrian Pada supermarket saga swalayan Padang Pariaman Sumatera Barat terdapat 7 kasir yang bertugas melayani para konsumen

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Pertemuan 13 & 14 Outline: Scheduling Referensi: Tersine, Richard J., Principles of Inventory and Materials Management, Prentice-Hall, 1994. Wiratno, S. E.,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga

Lebih terperinci

PERBAIKAN JADWAL PRODUKSI MENGGUNAKAN CDS DI PT. TAESUNG ABADI

PERBAIKAN JADWAL PRODUKSI MENGGUNAKAN CDS DI PT. TAESUNG ABADI Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615-2584 Buku 1 ISSN (E) : 2615-3343 PERBAIKAN JADWAL PRODUKSI MENGGUNAKAN CDS DI PT. TAESUNG ABADI Didien Suhardini1 1), Larasati Citra Nuristya 2),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan produksi telah dilakukan, antara lain oleh Wigaswara (2013) di PT Bejana Mas Perkasa.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Rudyanto (2011) melakukan penelitian tentang rancang bangun sistem informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem infomasi

Lebih terperinci

Analisis Dan Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith (CDS) Pada PT. Muliaglass Container

Analisis Dan Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith (CDS) Pada PT. Muliaglass Container Analisis Dan Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Metode Campbell Dudek Smith (CDS) Pada PT. Muliaglass Container Nama : Putra Octavianus NPM : 35412750 Jurusan Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Teknik

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menggunakan teori dan model antrian untuk menganalisa operasi 1. Penggunaan teori antrian 2. Struktur masalah antrian 3. Distribusi

Lebih terperinci

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * RIKA KARTIKA, SUSY

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdiri PT. Inti Pantja Press Industri merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam group Astra Motor

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT United Tractor.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian tugas akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan. 2.1 Sistem Menurut

Lebih terperinci

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Teori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan Danau Agung 1 Blok A4, Sunter Agung Jakarta Utara. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

3.1.1 Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia Produk yang dilayani oleh teller PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Unit Magelang

3.1.1 Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia Produk yang dilayani oleh teller PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Unit Magelang DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i HALAMAN PERSEMBAHAN... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR RUMUS... x DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRACT... xii INTISARI... xiii BAB 1 PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009 Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel

Lebih terperinci

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian ANTRIAN Jika permintaan terhadap suatu jasa melebihi suplai, akan mengakibatkan terjadi antrian. Masalah tersebut dapat terjadi pada berbagai keadaan. Sebagai contoh Kendaraan menunggu lampu lalu lintas,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa Jumlah Pekerjaan dalam Sistem Jika dilakukan perbandingan jumlah pekerjaan dalam sistem dari penjadwalan produksi Thermowell di PT. Rangga Olah Cipta Systems yang ditelah

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X didirikian oleh seorang konsultan di sebuah pabrik yang memproduksi sepatu pria. Penjadwalan produksi yang selama ini dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan metode First-Come, First-Served

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penjadwalan Produksi Pada Proses Printing Body Pada latar belakang masalah, diidentifikasi bahwa selain pada proses component making, bottleneck juga terjadi pada proses

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan PITSTOP Autowash

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan PITSTOP Autowash BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dari hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan PITSTOP Autowash & SPA pada saat ini perusahaan PITSTOP Autowash & SPA memiliki 1

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Sebelum melakukan pengolahan dan analisis data, penulis melakukan observasi kondisi yang ada di area final inspection VLC saat ini. Observasi dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. vii. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. vii. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QUR AN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan

Lebih terperinci

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Model Antrian M E T O D E S T O K A S T I K Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapaun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian ini dilakukan dengan analisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil PITSTOP Autowash & SPA PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal 14 Juli 2010 dengan notaris R.Suryawan Budi Prasetiyanto, SH, MKn. /

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) 11 Dinamika Teknik Juli PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. VII, No. 2

Lebih terperinci

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X = 0. Perlu diketahui bahwa luas kurva normal adalah satu (sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah

Lebih terperinci

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN ABSTRAKSI Teori Antrian merupakan teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian dan barisbaris penengguan, yang formasinya merupakn suatu fenomena biasa yang terjadi

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK P.T. Indo Extrusions adalah perusahaan yang berskala internasional dan bergerak di bidang pengolahan logam nonferos terutama alumunium. Terletak di jalan Leuwi Gajah No. 134, Cimindi, Cimahi menerapkan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah 7 BAB PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah dikembangkan dilakukan pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengujian model dalam masalah job shop dengan

Lebih terperinci

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM 1 PENJADWALAN (SCHEDULING) Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai. Oleh karena itu pemahaman mengenai konsep penjadwalan sangat

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Zarah Ayu Annisa 1308030058 Dosen Pembimbing : Dra. Sri Mumpuni R., MT PENDAHULUAN Antrian Meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Perusahaan harus bisa melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 11 12 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC (Planning Production Schedule of PVC Pipe Product in PT Harapan Widyatama Pertiwi)

Lebih terperinci

TEKNIK Vol. V, No. 1 Januari 2011 Hal 1-12

TEKNIK Vol. V, No. 1 Januari 2011 Hal 1-12 1 Dinamika Teknik Januari PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC Abstract Scheduling of production basically resource allocation to finish a group of work to be

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Production Scheduling, Makespan, CDS Algorithm (Campbell, Dudek, and Smith), FCFS Methods (First Come First Serve).

ABSTRACT. Keywords: Production Scheduling, Makespan, CDS Algorithm (Campbell, Dudek, and Smith), FCFS Methods (First Come First Serve). ABSTRACT PT. X is a company engaged in manufacturing, especially in the sewing business. Production scheduling is implemented using the company's production system First Come First Serve (FCFS). FCFS perform

Lebih terperinci

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2014 Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X * RIKA KARTIKA, SUSY SUSANTY,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan bagian yang penting dari proses produksi sebelum pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat memperpanjang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 42 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah dan Penjelasannya 3.1.1 Studi Pendahuluan Untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti di PT. Furin Jaya, maka penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi Menurut Heinzer dan Render (2011;4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian mengenai preventive maintenance mesin pada PTPTN XIII menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

Lebih terperinci

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI ANALISIS SISTEM ANTRIAN SEPEDA MOTOR PADA SPBU RAWA LUMBU DI BEKASI TIMUR NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : 19211173 DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI Latar Belakang PENDAHULUAN Pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: metode First Come First Serve (FCFS), metode Campbell Dudek and Smith (CDS), total waktu produksi, penjadwalan produksi

ABSTRAK. Kata kunci: metode First Come First Serve (FCFS), metode Campbell Dudek and Smith (CDS), total waktu produksi, penjadwalan produksi ABSTRAK CV. Megah Jaya Abadi merupakan perusahaan konveksi dimana penjadwalan produksi saat ini dibuat dengan metode First Come, First Serve (FCFS) yang artinya pesanan dibuat sesuai dengan urutan pesanan

Lebih terperinci

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG)

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG) USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG) Yudit Christianta 1, Theresia Sunarni 2 12 Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM Model Antrian Teori antrian pertama kali diciptakan oleh A.K. Erlang seorang ahli matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan model antrian mengalami perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan setelah mempelajari cara pengolahan data yang bener pada saat tinjauan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Di bawah ini merupakan urutan dari pada tahapan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis : Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 95 96 Uji Kesesuaian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah 67 3.1 Penelitian Pendahuluan Sebagai langkah awal penelitian, maka dilakukan penelitian pendahuluan untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang CV. Greeng Inspiration merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, yang menawarkan jasa pembuatan pakaian seperti, kaos oblong, kaos berkerah, polo,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Umum Penjadwalan Produksi Untuk mengatur suatu sistem produksi agar dapat berjalan dengan baik, diperlukan adanya pengambilan keputusan yang tepat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam mengasilkan produk yang telah disepakati sesuai dengan kesepakatan. Penjadwalan produksi sangat erat

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Sistem Produksi Secara umum, sistem produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengubah masukan (input) sumber daya menjadi barang jadi atau barang setengah

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data dilakukan di perusahaan manufaktur piston selama bulan Desember 2009 sampai Januari 2010. Piston Federal Izumi khusus diciptakan sebagai suku cadang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dalam dunia usaha akhir-akhir ini semakin besar,

PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN. Arus globalisasi dalam dunia usaha akhir-akhir ini semakin besar, PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi dalam dunia usaha akhir-akhir ini semakin besar, perusahaan-perusahaan mulai menjalankan usahanya tanpa mengenal batasan negara,

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu membandingkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang penulis pilih dalam penelitian ini adalah Bank Mega cabang Puri Indah. Berlokasi di Rukan Sentra Niaga Puri Indah Blok T-6 No.22 Kembangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi,

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori Antrian merupakan waktu tunggu yang dialami pelanggan untuk mencapai tujuan, dikarenakan jumlah pelanggan melebihi kapasitas layanan yang tersedia. Waktu tunggu yang terlalu lama

Lebih terperinci

ABSTRAK Giffler dan Thompson

ABSTRAK Giffler dan Thompson ABSTRAK Untuk tetap dapat bersaing, maka setiap perusahaan perlu melakukan perbaikan secara terus menerus dalam berbagai faktor. PT. Sarana Wira Reksa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 34 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Antrian Antrian merupakan aktivitas yang tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Suka atau tidak suka, manusia tetap harus melakukan aktivitas antrian tersebut.

Lebih terperinci