Bab 2. Landasan Teori. amae, maka ia pasti akan teringat akan perilaku seorang bayi dalam hubungannya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2. Landasan Teori. amae, maka ia pasti akan teringat akan perilaku seorang bayi dalam hubungannya"

Transkripsi

1 Bab 2 Landasan Teori 2.1. Konsep Amae Mengenai amae, Doi (1992:74) berkata bahwa ketika seseorang mendengar istilah amae, maka ia pasti akan teringat akan perilaku seorang bayi dalam hubungannya dengan ibunya. Doi (2007:81) juga menjelaskan bahwa: 大ていは生後一年の後半に 乳児が漸く物心がつき 母親を求めるようになった時 はじめて この子は甘えている というのである すなわら甘えとは 乳児の精神がある程度発達して 母親が自分とは別の存在であることを知覚した後に その母親を求めることを指していう言葉である いいかえれば甘え始めるまでは 乳児の精神生活はいわば胎内の延長で 母子未分化の状態にあると考えなければならない しかし精神の発達とともに次第に自分と母親が別々の存在であることを知覚し しかもその別の存在である母親が自分に欠くべからざるものであることを感じて母親に密着することを求めることが甘えであるということができるのである Biasanya seorang bayi baru akan dikatakan anak ini melakukan amae ketika berusia enam bulan ke atas dan telah memiliki kesadaran serta menginginkan ibunya. jadi amae adalah perilaku bayi yang ketika kesadarannya telah tumbuh sampai tingkat tertentu, mengerti bahwa ia dan ibunya merupakan keberadaan yang terpisah, dan setelah itu menunjukkan bahwa ia menginginkan ibunya. Dengan kata lain sampai bayi mulai amae, kesadarannya masih merupakan kelanjutan dari ketika ia masih dalam kandungan dan bayi serta ibunya belum terpisah. Namun seiring dengan pertumbuhan kesadarannya, bayi mulai mengerti bahwa ia dan ibunya merupakan keberadaan yang terpisah, dan lebih lagi ia merasakan bahwa keberadaan ibu yang terpisah darinya merupakan hal yang amat penting sehingga ia ingin mendekat dengan sang ibu, dan hal inilah yang dimaksud dengan amae. Selanjutnya Doi (1992:78) juga berkata bahwa amae merupakan upaya bayi untuk membina suatu perpaduan dengan ibunya. Dengan demikian, amae dapat ditafsirkan sebagai suatu usaha untuk menentang kenyataan keberadaan yang terpisah, yang sebenarnya merupakan kenyataan yang tak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. 11

2 Jadi amae merupakan suatu usaha untuk memperoleh identitas melalui perpaduan dengan orang lain. Karena itu amae juga berfungsi untuk mengurangi rasa sepi yang disebabkan perpisahan. Istilah amae bukanlah ungkapan satu-satunya yang dipakai dalam psikologi mengenai sifat ketergantungan ini. Terdapat juga kata amai yang dipakai tidak hanya dalam arti manis yang dirasakan lidah, tetapi juga mengungkapkan sifat seseorang. Jika seseorang berkata bahwa A bersikap amai terhadap B, itu berarti bahwa A membiarkan B berlaku amaeru terhadap A, yakni membiarkannya bersikap mengandalkan diri dan mengharapkan sesuatu dari tali perhubungan antara kedua orang itu. Kata amai ini juga dapat dipakai untuk menggambarkan pandangan seeorang terhadap suasana, dalam arti orang tersebut memiliki pandangan yang amat optimistis tanpa mempunyai suatu pengertian yang cukup tentang seluk-beluk realita yang dihadapi. Menurut Doi (1992:74), akar kata amae yakni ama berasal dari kata uma-uma, yang mengungkapkan hasrat seorang anak untuk menyusu atau makan. Ia juga mengatakan bahwa umashi atau enak dapat diartikan sama dengan amashi atau manis, dengan demikian memperkuat spekulasi mengenai adanya hubungan antara ama dan uma dari istilah uma-uma. Maka dapat disimpulkan bahwa ama dari amae, berhubungan dengan dunia kanak-kanak. Walau begitu tidak berarti bahwa amae merupakan perilaku yang hanya dimiliki anak-anak. Doi (1992:78) berkata bahwa ketika sudah dewasa sekalipun, dalam membina hubungan baru antar sesama manusia, amae dalam berbagai bentuknya selalu muncul, setidaknya pada taraf permukaan. Johnson (1993:162) memberikan contoh spektrum perilaku amae yang terdapat dalam orang dewasa. Misalnya saja pada tingkat paling ringan, amae dapat terlihat pada 12

3 tinkah laku dan perasaan seorang murid yang meminta bantuan khusus dari seorang profesor. Jika perasaan amae orang tersebut tidak dipenuhi namun ia masih mempertahankan keinginan untuk melakukan amaeru tersebut, tahap selanjutnya bisa dilihat dari kemurungan orang tersebut selama beberapa saat. Pada tingkat yang lebih lanjut lagi, orang tersebut bisa terlihat frustasi dan terus-menerus mengeluh mengenai hubungannya dengan sang profesor. Pada akhir spektrum ini orang tersebut mungkin akan terlihat tidak berdaya dan bimbang sampai bisa berakibat menjadi depresi, bolos dari kelas, tidak bisa menyelesaikan tugas, dan menghindari kontak dengan semua orang. Johnson (1993:7) berkata bahwa amae merupakan kebutuhan untuk ditanggapi, dirawat, dihargai, dan diperhatikan secara khusus. Selanjutnya Johnson (1993:84) juga berkata bahwa amae berhubungan dengan pola afiliasi dan saling ketergantungan yang mengatur sifat alamiah dari suatu hubungan akrab. Johnson (1993:211) juga menjelaskan bahwa amae bisa diidentifikasikan sebagai dorongan bawah sadar (primer), yang bergerak sendiri maupun bersama dorongan lain untuk mencari afiliasi dengan obyek eksternal terutama dalam pertemuan yang melibatkan rasa aman, pemanjaan, penghargaan, dan kasih sayang nonseksual. Yamaguchi (2006:165) berkata bahwa amae dapat diartikan sebagai presumed acceptance of one s inappropriate behaviour or request yang artinya asumsi diterimanya suatu kelakuan atau permintaan seseorang yang tidak sepantasnya. Misalnya saja, seorang anak berusia sepuluh tahun meminta ibunya untuk memakaikan baju padanya. Dalam hubungan amae, sang pelaku amaeru akan mengasumsikan bahwa permintaan yang tidak sepantasnya ia minta itu akan dikabulkan karena sikap positif atau setidaknya non-negatif dari lawannya. Jadi walaupun tidak sepantasnya anak berumur sepuluh tahun berperilaku seperti itu, dalam hubungan amae perilaku seperti itu 13

4 diperbolehkan. Karena amae berkaitan dengan permintaan yang tidak pantas, bisa jadi ada yang menyangka bahwa pelaku amaeru tidaklah disukai. Sebenarnya tidak demikian karena perilaku amae, setidaknya kadang-kadang, dianggap sebagai tanda cinta. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Doi dalam Johnson (1993:157) bahwa dalam kata amae terdapat aura permisif dan manis. Karena alasan itulah jika seseorang memperlihatkan perlaku amae, ia dianggap mengekspresikan cintanya terhadap orang yang bersangkutan. Sebaliknya jika seseorang tidak pernah melakukan amae, orang tersebut dianggap dingin dan tidak pernah mengungkapkan cintanya terhadap siapapun. Doi dalam Johnson (1993:84) berkata bahwa walaupun sifat ketergantungan yang ia bahas dibangun dalam konteks budaya Jepang, ia dengan jelas mengatakan bahwa motif ini merupakan motif yang universal, walau dalam masyarakat barat sudah dimodifikasi atau disamarkan. Ia juga berkata bahwa masyarakat barat tidak sensitif terhadap sikap amae orang lain. Hal ini terlihat dalam cara psikiater Amerika menghadapi para pasien mereka. Seringkali wawancara dilangsungkan dalam kamar-kamar yang memiliki cermin satu arah. Doi pun mengambil kesimpulan bahwa psikiater Amerika kurang peka terhadap perasaan putus asa dari pasien mereka. Dengan kata lain, mereka lambat menemukan hasrat amae yang terselubung dalam diri pasien mereka. Hal ini dipertegas oleh pendapat Johnson (1993:158) yang mengatakan bahwa terjemahan amae ke dalam Bahasa Inggris memiliki konotasi negatif, seperti merajuk, dan dimanjakan. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa barat memiliki pandangan negatif mengenai sifat amae ini dan berpikir bahwa tidak sepantasnya sifat ini dimiliki oleh orang dewasa, berbeda dengan bangsa Jepang yang memiliki sikap toleransi lebih besar terhadap perilaku amae. Selain itu Johnson (1993:231) juga mengemukakan beda pandangan antara psikiater Jepang dan barat. Jika di barat orang yang bermasalah dalam 14

5 hubungan dengan orang lain diusahakan untuk memperoleh kembali kebebasannya dari hubungan tersebut, di Jepang orang tersebut akan diusahakan untuk dapat menjalin kembali hubungan tersebut. Mengenai kekhasan konsep amae dalam bahasa Jepang selanjutnya Doi (2007:23) menuliskan:... 甘えという語が日本語に特有なものでありながら 本来人間一般に共通な心理的現象を現しているという事実は 日本人にとってこの心理が非常に身近なものであることを示すとともに 日本の社会構造もまたこのような心理を許容するようにできあがっていることを示している いいかえれば甘えは日本人の精神構造を理解するための鍵概念となるばかりでなく にほんの社会構造を理解するための鍵概念ともなるということができる...Istilah amae yang merupakan suatu istilah yang khas dalam Bahasa Jepang, pada dasarnya merupakan fenomena psikologis umum yang dialami semua manusia. Amae adalah sesuatu yang sangat erat hubungannya dengan psikologi Jepang serta tatanan masyarakat Jepang yang mengizinkan sikap amae. Bisa dibilang amae adalah konsep utama untuk memahami struktur jiwa dan tatanan masyarakat bangsa Jepang. Dalam masyarakat Jepang, menurut Doi (1992:56), amae sebagai tradisi merupakan ideologi masyarakat Jepang. Ideologi bukan berarti kajian mengenai paham paham, melainkan suatu pandangan atau konsep utama, yang merupakan landasan aktual atau potensial bagi suatu sistem masyarakat yang lengkap. Hal ini terlihat misalnya pada tekanan akan hubungan vertikal dalam masyarakat Jepang sebagai ciri khas Bangsa Jepang. Doi juga berpendapat bahwa kedenderungan untuk amae-lah yang menyebakan terjadinya penekanan pada hubungan vertikal dalam masyarakat. Ia juga merasa yakin bahwa apa yang secara tradisional disebut dengan jiwa Jepang atau hati nurani Yamato, maupun berbagai ideologi yang lebih khusus seperti pemujaan terhadap kaisar dan junjungan tinggi terhadap sistem kekaisaran, dapat diuraikan dalam ungkapan amae. 15

6 Doi (1992:57) bercerita tentang salah seorang pasiennya, yang setelah dirawat beberapa waktu memperoleh kesadaran baru bahwa ia ingin mengandalkan diri pada orang lain. Ia berkata ia ingin agar seseorang bersedia meng-hoshitsu dia, dalam arti memberikan wewenang terhadap pasien tersebut, namun sebenarnya memikul seluruh tanggung jawab dari pasien itu. Istilah hoshitsu ini unik karena dulunya kata ini hanya berlaku bagi kaisar, dalam hubungannya dengan konstitusi Meiji. Diceritakan bahwa kaisar berada pada kedudukan di mana dia mengharapkan bahwa orang-orang di sekelilingnya yang menangani segala persoalan yang merupakan tanggung jawabnya, baik besar maupun kecil, atau bahkan urusan negara. Kaisar amat bergantung pada orang-orang yang ada di sekelilingnya, tetapi dalam status atau kedudukan, orang-orang di sekeliling kaisarlah yang merupakan pembantunya. Kaisar tidak ubahnya seorang bayi yang berada dalam pangkuan sang ibu, namun kedudukannya adalah yang tertinggi di dalam negeri, sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat Jepang memberikan tempat yang terhormat bagi sikap kekanak-kanakan yang amat menggantungkan diri. Tidak hanya kaisar, tetapi semua orang di Jepang yang menduduki posisi-posisi tinggi, seakanakan ditopang oleh orang-orang di sekeliling mereka. Dengan kata lain, seseorang yang menghayati sikap menggantungkan diri yang kekanak-kanakan memiliki syarat-syarat yang dibutuhkan untuk berdiri dalam puncak masyarakat Jepang Konsep Sumanai Mengenai istilah sumanai, Doi (2007:24) berkata bahwa: 次に すまない という言語について少し詳く説明したいと思う それは謝罪という一見異なる状況いずれに際してもこの言葉が使われるという特殊な事情が存するためである... 私はこの すまない という語は元来動作や仕事が 済む という場合の杏定形ではないかと思っている と 16

7 いうのはやるべきことをやっていないから すまない のだと考えられるからである したがってこの言葉には相手に迷惑をかけたことに対する詑びの気持が強くあわれている そしてこのことこそ実は相手の親切を謝するにも すまない という言葉が理由なのである すなわら親切な行為をすることがその行為の主にとって若干の負担となったであろうことを察するから すまない というのであって ベネデイクトが想像するように 親切に対して返礼せねばならないことを直ちに意識するためではない... しかし問題は なぜ日本人が親切な行為に対し単純に感謝するのでは足れりとせず 相手の迷惑を想像して詫びねばならぬかということである それは詫びないと 相手が非礼ととりはなしないか その結果相手の好意を失いはしないかと恐れるからである したがって相手の好意をうしないたくないので そして今後も末永く甘えさせてほしいと思うので 日本人は すまない という言葉を頻発すると考えられるのである Selanjutnya akan dijelaskan istilah sumanai secara lebih terperinci. Istilah ini dipakai baik untuk menyatakan terima kasih dan permintaan maaf yang saling bertolak belakang Saya menafsirkan kata ini sebagai bentuk negatif dari kata kerja sumu yang berarti mengakhiri... artinya ada sesuatu yang harusnya dilakukan tapi tidak dilakukan sehingga hal tersebut belum selesai. Lalu dalam kata ini juga terasa kuat permintaan maaf karena sudah membuat orang lain kesusahan karena dirinya dan juga perasaan berterima kasih atas kebaikan tersebut. Dengan kata lain, kata sumanai dipakai untuk menunjukkan bahwa kebaikan tersebut telah membebani orang yang melakukan kebaikan itu, bukan seperti Benedict katakan berasal dari kewajiban untuk membalas kebaikan tersebut pertanyaannya adalah mengapa orang Jepang merasa tidak cukup hanya berterima kasih atas kebaikan orang lain, tapi juga merasa harus meminta maaf. Hal itu karena jika tidak minta maaf, ia takut dianggap tidak sopan dan pada akibatnya bisa kehilangan niat baik dari orang tersebut sedangkan ia berpikir ingin ber-amae terhadap orang itu selama-lamanya. Doi (1992:54) juga mengungkapkan bahwa di Jepang orang tidak mengucapkan kata maaf atau sumanai dalam hubungannya dengan sesuatu yang telah selesai, melainkan sebagai sesuatu yang berkelanjutan. Orang Jepang juga condong untuk menegaskan kekurangmampuan pada pihaknya untuk melaksakan sesuatu di masa mendatang, dengan demikian berarti seseorang mengucapkan maaf sebelum melakukan sesuatu. Permohonan maaf orang Jepang kerap kali mengandung nada memaafkan diri, suatu sikap yang lahir dari kenyataan bahwa perasaan bersalah orang Jepang sejak awal telah bercampur baur dengan rasa malu. Pada umumnya, permohonan maaf dengan 17

8 mengucapkan sumanai dimaksudkan untuk mencegah agar jangan sampai kehilangan niat baik pihak yang dimaksud. Johnson (1993:167) berkata bahwa sumanai berarti meminta maaf, merasa menyesal, sadar diri, atau merasa bersalah dan merupakan ungkapan umum dalam Bahasa Jepang, terkadang digunakan untuk menyatakan penyesalan karena tidak dapat memenuhi suatu harapan. Bagi orang Jepang permintaan maaf merupakan sesuatu yang rumit, dan sering kali disertai dengan melebih-lebihkan kesalahan sendiri. Fungsi dari menyalahkan diri sendiri secara berlebihan itu adalah untuk menangkis atau meminimalisasi tuduhan orang lain atas kesalahan yang telah ia perbuat. Dengan mengambil tanggung jawab secara berlebih-lebihan, ia dapat menghindarkan hukuman dan tuduhan dari orang lain dan sekaligus melindungi orang lain yang seharusnya benarbenar bertanggung jawab Konsep Tsumi Doi (1992:46) mengatakan bahwa rasa berdosa, baik yang dialami bangsa barat maupun bangsa Jepang awalnya bermula dari pengkhianatan orang yang melakukan dosa tersebut terhadap kelompoknya. Namun karena setelah berabad-abad peranan kelompok menghilang dan digantikan oleh Tuhan, bangsa barat kini tidak begitu menyadari adanya unsur pengkhianatan terhadap kelompok dalam perasaan berdosa. Menurut Doi (2007:50), bangsa Jepang mengalami perasaan berdosa terutama dalam hubungannya dengan kelompok: これにひきかえ日本人の場合は 上述したごとく 自分がそこに属している人たちの信頼を裏切るということに最も強く罪悪感を感じるのであるが このことをいいかえて 罪悪感は人間関係の函数であるといってもよいであろう 例えば 相手が自分に一番近い身内殊に親の場合は 普通あまり罪が自覚されないが これは両者が密着していて どんなに裏切っても許 18

9 されるという甘えがあるからであると思われる しかし 死んで知る親の恩 というように 親の死後これまで抑圧されていた罪の意識が自覚されることはある Berlawanan dengan orang barat, jika orang Jepang mengkhianati kepercayaan kelompoknya maka mereka akan mengalami perasaan berdosa yang paling kuat. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa rasa berdosa merupakan suatu fungsi dari hubungan antar manusia. Misalnya jika dengan kerabat yang paling dekat biasanya orang Jepang tidak begitu merasakan perasaan berdosa karena kedua belah pihak begitu dekat sehingga terdapat sifat amae yang mengasumsikan bahwa berkhianat seperti apapun akan dimaafkan. Tapi seperti pepatah on terhadap orang tua baru disadari setelah mereka meninggal, rasa berdosa pun baru akan disadari setelah orang tua meninggal. Pada umumnya orang Jepang suka bertindak dalam kelompok. Bagi seorang Jepang sangat sukar untuk melangkahi kelompok dan bertindak secara perorangan. Hal ini dikarenakan orang Jepang biarpun secara samar-samar, akan merasa berkhianat jika ia bertindak sendirian tanpa memberi perhatian pada keinginan kelompok di mana ia menjadi anggota. (Doi, 1992:52) Lebih lanjut lagi Doi (1992:47) menjelaskan bahwa orang Jepang merasa berdosa terutama ketika dalam suatu hubungan telah terjalin giri dan pengkhianatan mengakibatkan putusnya hubungan itu. Dalam keadaan seperti demikian, istilah sumanai berperan sebagai pengakuan rasa bersalah. Selain itu mengenai hubungan antara sumanai dengan tsumi Doi (2007:50) selanjutnya menjelaskan bahwa: なお罪の感覚そのものは しては いけない ことを仕出かした時に始まるといえるが しかし いけない ことをして すまない と思うのでなければ内面的な罪の自覚とはならないと一般的に考えられている それ故 すまない という罪悪感は当然実際の謝罪行為に直結する このように日本人の罪悪感は 裏切りに発して謝罪に終るという構造を極めて鮮明に示しているが Lalu perasaan akan dosa dimulai ketika seseorang melakukan hal yang seharusnya tidak boleh ia lakukan. Tapi jika setelah melakukan hal yang dilarang itu tidak disertai perasaan sumanai, berarti ia tidak menjadi sadar akan dosa dalam kalbu. Karena alasan tersebutlah maka perasaan sesal sumanai terkait langsung 19

10 dengan tindakan permintaan maaf. Dengan demikian, jelas sekali perasaan berdosa orang Jepang dimulai dengan pengkhianatan dan diakhiri permintaan maaf Konsep Kuyami Kuyami berarti penyesalan, dalam makna menyesalkan bahwa sesuatu telah terjadi di luar kemampuan seseorang untuk menghindarinya atau karena telah terlambat berbuat sesuatu. Contohnya terdapat dalam kalimat seperti kalau saja saya mengetahuinya sebelumnya... kuyami merupakan ungkapan sesal karena membiarkan sesuatu yang menjadi sebab penyesalan itu tetap ada. Dengan kata lain, suatu rasa sesal saja tidak memadai; ini harus dibarengi dengan perasaan kalau saja saya tidak... yang tetap mengganggu pikiran seseorang. Selain itu kuyami juga dapat ditafsirkan sebagai suatu penyesalan telah membiarkan dirinya terperosok ke dalam suatu situasi di mana terpaksa merasakan sesal (Doi, 1992:133). Selanjutnya Doi juga menjelaskan mengenai kuyami ini berdasarkan pengalamannya sendiri. Sewaktu ia mengalami kehilangan seseorang yang dekat dengannya, timbullah suatu perasaan menyesal yang dalam sekali. Ia berharap bahwa ia sempat berbuat ini dan itu bersama orang yang telah tiada. Walaupun ia insaf bahwa rasa sesal seperti apapun tidak akan dapat mengubah hal yang telah terjadi, untuk waktu yang lama ia tidak dapat mengatasi rasa bersalahnya tersebut. Ia mengalami timbulnya suatu rasa bersalah baru terhadap yang telah meninggal, dan ia menyesalkan rasa bersalah tersebut. Dalam hal kehilangan orang yang dikasihi, sebab dari penderitaan mental amat jelas, namun ada juga kasus-kasus lainnya di mana penderitaan tersebut timbul tanpa diketahui dari mana asalnya. Kasus yang paling biasa adalah keadaan mental yang lazimnya disebut sebagai melankolia atau kemurungan. Pada kasus ini, sebab utama dari keadaan demikian tidak dapat segera dijelaskan. Walau begitu orang yang bersangkutan tampak 20

11 tenggelam dalam suatu suasana muram durja dan rasa kehilangan akal, dan diganggu oleh berbagai perasaan sesal masa lalu. Selain itu dalam kemurungan tersebut terjadi ciri-ciri menyalahkan diri sendiri yang merupakan kuyami. Doi (1992:136) juga berkata bahwa kuyami tidak semata-mata patologis, melainkan bisa juga ditemukan pada individu normal. Begitupun kuyami dapat berubah menjadi depresi kalau sudah meliputi seluruh jiwa. Perkembangan kuyami pada seseorang, pada awalnya terjadi karena timbulnya rintangan terhadap amae. Orang tersebut berusaha mengatur suasana agar dia lega atau, namun perasaan kesal karena amae yang terintangi itu tidak akan hilang atau, dan sebagai akibatnya dia akan merasa frustasi. Kalau perasaan demikian tidak membantu, timbullah kuyami, yakni sesal campur putus asa. Goss (2005:39) berkata bahwa di Jepang penyesalan merupakan hal yang penting bagi dependensi dalam hubungan antar manusia. Di Jepang ketika seorang tamu pergi, tuan rumah bukan berkata, terima kasih sudah datang, melainkan maaf saya tidak bisa berbuat lebih banyak lagi untuk anda. Dengan kata lain, tuan rumah tersebut berkata bahwa dirinya tidak cukup baik dalam menjalani hubungan dengan orang yang bertamu itu. Penyesalan merupakan bagian dari setiap hubungan dependensi, karena rasa berhutang budi tidak pernah selesai tercukupi. Begitu pula dengan perpisahan kepada orang yang telah meninggal, akan terasa penyesalan karena tidak bisa berbuat lebih banyak lagi bagi orang yang telah meninggal itu. Orang yang masih hidup kemudian akan merasakan kesedihan, bukan hanya karena ditinggal pergi, namun juga karena selamanya akan berhutang budi pada yang telah meninggal itu. 21

12 2.2 Teori Fiksi Nurgiyantoro (2002:2) mengatakan bahwa fiksi merupakan cerita rekaan karena berupa karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah. Jadi karya fiksi merupakan suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan tidak sungguh sungguh sehingga ia tidak perlu dicari kebenarannya dalam dunia nyata. Tokoh, penokohan, dan tempat yang disebut sebut dalam fiksi adalah tokoh, peristiwa, dan tempat yang bersifat imajinatif. Altenbernd dan Lens dalam Nurgiyantoro (2005:2) mengartikan fiksi sebagai karya yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan hubungan antar manusia. Karya fiksi merupakan hasil dari pengalaman dan pengamatan sang pengarang terhadap kehidupan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia. Lebih lanjut lagi Nurgiyantoro (2002:3) mengatakan bahwa: Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama, interaksinya dengan diri sendiri, dan interaksinya dengan Tuhan. Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Walau berupa khayalan, tidak benar jika fiksi dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penghayatan dan perenungan secara intens, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, perenungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Fiksi merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni. Fiksi merupakan model model kehidupan sebagaimana yang diidealkan oleh pengarang sekaligus menunjukkan sebagai karya seni yang berunsur estetik dominan. Nurgiyantoro juga menyatakan bahwa pertama tama, suatu karya fiksi haruslah merupakan sebuah cerita yang menarik dan juga bertujuan memberikan hikmah kepada pembacanya. Jika suatu cerita menarik, tentu orang akan tertarik untuk mengikuti cerita tersebut sehingga melalui sarana cerita itu pembaca secara langsung dan tak langsung 22

13 dapat belajar, merasakan, dan menghayati berbagai permasalahan yang sengaja dilontarkan pengarang. Pembaca lalu akan ikut merenungkan masalah hidup dan kehidupan, sehingga pembaca tersebut akan bisa menjadi lebih arif. 2.3 Teori Penokohan Nurgiyantoro (2002:3) menjelaskan istilah tokoh merujuk pada pelaku cerita dalam sebuah kisah fiksi, sedangkan watak, perwatakan, dan karakter, merujuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca dan lebih mengarah kepada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan tokoh dan perwatakan sebab ia mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Nurgiyantoro (2002:160) berkata bahwa penokohan adalah pelukisan, gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah tokoh. Walaupun tokoh cerita hanya merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah merupakan tokoh yang hidup secara wajar, sewajar sebagaimana kehidupan manusia yang terdiri dari darah dan daging, yang mempunyai pikiran dan perasaan. Kehidupan tokoh cerita adalah kehidupan dalam dunia fiksi, maka ia haruslah bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan cerita dengan perwatakan yang disandangnya. Tokoh cerita mempunyai posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanah, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca Kita harus menyadari bahwa hubungan antara tokoh fiksi dengan realitas kehidupan manusia tidak hanya berupa hubungan kesamaan saja, melainkan juga pada hubungan perbedaan. 23

14 Tokoh manusia nyata memang memiliki kebebasan, namun tokoh fiksi tidak pernah berada dalam keadaan benar benar bebas. Tokoh karya fiksi hanyalah bagian yang terlihat dari keseluruhan bentuk artistik yang menjadi tujuan penulisan fiksi itu sendiri (Nurgiyantoro, 2002:200). 2.4 Teknik Montase Menurut Minderop (2005:150), teknik montase adalah sebuah istilah yang berasal dari dunia perfilman, yang berarti memilah-milah, memotong-motong, serta menyambung-nyambung (pengambilan) gambar sehingga menjadi satu keutuhan. Menurut Humphrey dalam Minderop (2005:151), teknik montase adalah suatu teknik di dalam bidang perfilman yang mengacu pada kelompok unsur yang digunakan untuk memperlihatkan antar hubungan atau asosiasi gagasan, misalnya pengalihan imaji yang mendadak atau imaji yang tumpang tindih satu dan lainnya. Minderop (2005:153) juga berkata bahwa teknik ini sering digunakan untuk menciptakan suasana melalui serangkaian impresi dan observasi yang diatur secara cepat. teknik ini digunakan dalam penyajian ekacakap dalaman karena pikiran-pikiran yang susul-menyusul di dalamnya terkadang tidak selalu berada dalam urutan yang logis. Teknik ini dapat juga menyajikan kesibukan latar (misalnya hiruk-pikuk kota besar) atau suatu kekalutan (misalnya kekalutan pikiran) atau aneka tugas seorang tokoh (secara simultan dan dinamis). Melalui teknik ini dapat direkam sikap kaotis yang menguasai kehidupan kota besar yang dirasakan oleh penghuninya. 24

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaannya, seperti komunikasi lisan maupun tertulis. Menurut Leech (1999:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Davies dan Osamu Ikeno (2002:95), giri merupakan kunci dalam

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Davies dan Osamu Ikeno (2002:95), giri merupakan kunci dalam Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Giri( 義理 ) Menurut Davies dan Osamu Ikeno (2002:95), giri merupakan kunci dalam memahami konsep budaya Jepang dan karakteristik tertentu pola perilaku di antara masyarakat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI OLEH: SATRIO PRIBADI NIM 105110209111012 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI DENNY KUSNO NURRAKHMAN, Herniwati 1, Linna Meilia Rasiban 2 Departemen Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Danwa ( 談話 ) Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse (wacana), teks atau bunshou (karangan). Danwa adalah ungkapan bahasa berupa suatu

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Di antaranya teori mengenai konsep kemampuan berbahasa, penerjemahan dan Keigo. Teori

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

BJ システムについて Mengenai BJ System

BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムは日本語の文法 および漢字を基準にして独自に開発したシステム教材です BJ System adalah sistem pembelajaran bahasa Jepang yang berdasarkan tata bahasa dan tulisan KANJI. 文法を基準にしておりますので 汎用性の高い日本語を習得できます

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Masyarakat Jepang yang Berhubungan dengan Amae ( 甘え )

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Masyarakat Jepang yang Berhubungan dengan Amae ( 甘え ) Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Masyarakat Jepang yang Berhubungan dengan Amae ( 甘え ) Konsep masyarakat Jepang bersifat tidak logis dan lebih intuitif, kenyataan ini berhubungan erat dengan besarnya pengaruh

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia 2.1.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang Menurut Fujisawa (1981) dalam bukunya yang berjudul Zusetsu

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 品詞 Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu kelas

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut : 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori shuujoshi Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か ぜ ぞ さ わ よ ね disebut sebagai shuujoshi. Yang dimaksud dengan shuujoshi menurut gendai nihongo bunpo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau komunikasi. Apa yang terdapat pada komunikasi tersebut terdapat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 SKRIPSI OLEH: AHMAD ALFIAN NIM 105110213111001 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ilmu bahasa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna dari sebuah komunikasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ilmu bahasa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna dari sebuah komunikasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pragmatik Ilmu bahasa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna dari sebuah komunikasi seperti apa yang ingin disampaikan oleh penutur (penulis) dan diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

LAMPIRAN Triarini Amelia, 2014

LAMPIRAN Triarini Amelia, 2014 LAMPIRAN Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mata Kuliah/Kode : Chukyu Sakubun I Bobot/Waktu : 2 SKS/100 menit Semester/Kelas : Genap/4C Pertemuan Ke- : 1 Hari : Selasa A. Tujuan Pembelajaran Umum Perkuliahan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Ikumen Moteki (2011: 7) menjelaskan bahwa istilah Ikumen berasal dari permainan kata seperti halnya Ikemen. Moteki memberikan definisinya mengenai Ikumen sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh Bab 3 Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis penyebab utama kenakalan remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh pertama yang dibahas adalah tokoh Yusei

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penokohan Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam suatu cerita. Menurut Nurgiyantoro (2012), penokohan adalah pelukisan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

KEGAGALAN AMAE PADA TOKOH SHUUYA WATANABE DALAM FILM KOKUHAKU KARYA SUTRADARA TETSUYA NAKASHIMA SKRIPSI OLEH WAHYU AJI SETIAWAN NIM

KEGAGALAN AMAE PADA TOKOH SHUUYA WATANABE DALAM FILM KOKUHAKU KARYA SUTRADARA TETSUYA NAKASHIMA SKRIPSI OLEH WAHYU AJI SETIAWAN NIM KEGAGALAN AMAE PADA TOKOH SHUUYA WATANABE DALAM FILM KOKUHAKU KARYA SUTRADARA TETSUYA NAKASHIMA SKRIPSI OLEH WAHYU AJI SETIAWAN NIM 105110200111042 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE OLEH NINA JULIANA HELMI 0701705035 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA 2011

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

SILABUS MATA KULIAH. Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang SILABUS MATA KULIAH Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Jokyu Kaiwa I/JP 301 Bobot : 2 SKS Semester : 5 Jenjang : S-1 Dosen : Herniwati, S.Pd. M.Hum. Linna Meilia

Lebih terperinci

MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI

MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI SKRIPSI MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI PUTU TRISNA WINDASARI 1101705037 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul KATA PENGANTAR Pertama-tama puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Perkembangan

Lebih terperinci

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Selain

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan

Bab 2. Landasan Teori. yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Fiksi Nurgiyantoro (2005:2) menjelaskan bahwa karya fiksi menyaran kepada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN KARYA BANANA YOSHIMOTO DENGAN MENGGUNAKAN TEORI JUNG TIPE INTROVERT DARI CARL GUSTAV JUNG Disusun Oleh : MILATI DEFITA RETNO PRATIWI

Lebih terperinci

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Cicik Hariati Rusni Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

sosial pada masa Edo yang terdiri dari samurai ataushi ( 士 ), petani atau nō ( 農 ), buruh

sosial pada masa Edo yang terdiri dari samurai ataushi ( 士 ), petani atau nō ( 農 ), buruh 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Moral Bushidō dalam Masyarakat Jepang Setiap orang pasti mempunyai moral yang dipegang untuk menjadi pedoman hidupnya. Moral telah diajarkan sejak manusia kecil, dan keluarga

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Sintaksis Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra SKRIPSI LARAS BUDIARTI 2014110903 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016 LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi Sarjana yang berjudul : A N A L I S I S K O N S E P E M O S I P A D A T O K O H H A K I M D E C I M D A L A M F I L M ANIMASI DEATH PARADE Telah diuji dan diterima

Lebih terperinci

難民認定申請書 ( 再申請用 ) Permohonan Untuk Memperoleh Status Pengungsi (Untuk Permohonan Ulang)

難民認定申請書 ( 再申請用 ) Permohonan Untuk Memperoleh Status Pengungsi (Untuk Permohonan Ulang) 別記第七十四号の二様式 ( 第五十五条関係 ) Formulir lampiran nomor 74-2 (Berhubungan dengan Pasal 55) インドネシア語 日本国政府法務省 Kementerian Kehakiman Jepang 難民認定申請書 ( 再申請用 ) Permohonan Untuk Memperoleh Status Pengungsi (Untuk Permohonan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM 115110600111011 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GAMBARAN KEHIDUPAN SAMURAI PASCA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN SHOGUN DALAM FILM RUROUNI KENSHIN KARYA SUTRADARA OTOMO KEISHI SKRIPSI

GAMBARAN KEHIDUPAN SAMURAI PASCA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN SHOGUN DALAM FILM RUROUNI KENSHIN KARYA SUTRADARA OTOMO KEISHI SKRIPSI GAMBARAN KEHIDUPAN SAMURAI PASCA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN SHOGUN DALAM FILM RUROUNI KENSHIN KARYA SUTRADARA OTOMO KEISHI SKRIPSI OLEH HARINA TITISANTI 0911120117 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI QUICK ON THE DRAW DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

EFEKTIVITAS STRATEGI QUICK ON THE DRAW DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG EFEKTIVITAS STRATEGI QUICK ON THE DRAW DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG Senandung Nacita, Melia Dewi Judiasri 1, Neneng Sutjiati 2 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Agar memperoleh ketepatan dalam penggunaan kata pada sebuah kalimat, maka diperlukan pengetahuan untuk menguasai makna dan konsep dalam kata-kata yang dipilih. Pengetahuan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI Desak Made Sri Mardani Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI

KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI OLEH ALLIN WEDARI 0911120005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室 DIKTAT KULIAH Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 中級日本語 New Approach Japanese Intermediate Course 日本語研究者教材開発室 By: 小柳昇 (2002,203,2004) Pengantar Diktat ini disusun untuk memberikan penjelasan dalam bahasa

Lebih terperinci

ABSTRAK INDONESIA ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM KOMIK YAMATO NADESHIKO SHICHI HENGE KARYA TOMOKO HAYAKAWA

ABSTRAK INDONESIA ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM KOMIK YAMATO NADESHIKO SHICHI HENGE KARYA TOMOKO HAYAKAWA ABSTRAK INDONESIA ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM KOMIK YAMATO NADESHIKO SHICHI HENGE KARYA TOMOKO HAYAKAWA Skripsi ini membahas masalah psikologis dari tokoh Nakahara Sunako. Tujuan penulisan skripsi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI OLEH HELDA DEWI ARINDAH NIM 105110200111005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH OLEH YEKTI SULISTIYO NIM 105110207111004 PROGRAM STUDI S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI i ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI Nurida Ekarini 2012110088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, penulis akan menganalisis penyebab gangguan depresi yang dialami oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini diceritakan tentang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA 2012110024 FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016 i HALAMAN PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut penelitian dari Setiadi (2012: 9) menyatakan bahwa budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi dan daya yang membedakan makna antara budaya dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

Dhiar Rachma Diyanthi, Melia Dewi Judiasri 1, Dianni Risda 2. Abstrak

Dhiar Rachma Diyanthi, Melia Dewi Judiasri 1, Dianni Risda 2. Abstrak Diyanthi, Judiasri, Risda, The Effectivity of Cooperative Learning EFEKTIVITAS METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG (PENELITIAN EKSPERIMEN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karya fiksi tidak harus sama dan memang tidak perlu disamakan dengan kebenaran yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. karya fiksi tidak harus sama dan memang tidak perlu disamakan dengan kebenaran yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fiksi Novel dan cerpen merupakan sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti alur, tokoh dan penokohan dan sebagainya. Kebenaran dalam karya fiksi

Lebih terperinci