BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan data melalui tes berupa kuesioner tertulis. Sedangkan sebagai tolak ukur ungkapan penolakan yang natural, penulis juga mengumpulkan data berupa kuesioner kepada native speaker PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data tes dari responden, dilaksanakan tiga kali dengan dengan rincian sebagai berikut: 1) Tes pertama dilakukan pada tanggal 19 Mei 2011, pukul kepada 28 orang mahasiswa tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia tahun ajaran 2010/ ) Tes kedua dan ketiga dilakukan pada tanggal 26 Mei 2011, pukul kepada 31 orang mahasiswa tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia tahun ajaran 2010/ Selain itu, penulis juga mengumpulkan data dari native speaker. Data diperoleh dari orang Jepang yang tinggal di Jepang maupun orang Jepang yang tinggal di Indonesia. Penulis mengumpulkan tujuh buah data dari native speaker. 59

2 4.2. ANALISIS DATA Dari 27 orang jumlah keseluruhan responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, diperoleh 162 buah tuturan penolakan yang akan dianalisis berdasarkan klasifikasi unsur-unsur yang disusun oleh Ookura (2002). Setelah mengklasifikasikan berdasarkan unsur-unsur tersebut, penulis menganalisis ungkapan apa saja yang sering dipakai oleh responden dalam melakukan penolakan. Kemudian pada akhir analisis ditarik kesimpulan mengenai apakah responden dapat menggunakan ungkapan penolakan dengan tepat, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan ketika melakukan penolakan terhadap ajakan dan permintaan, dan menganalisis kesulitan yang muncul pada saat menyatakan penolakan. Berikut adalah hasil analisis tuturan penolakan di setiap situasi Penolakan Terhadap Ajakan Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Tinggi Pada situasi ini, strata mitra tutur lebih tinggi dan strata responden (penolak) lebih rendah. Responden berperan sebagai pegawai (karyawan). Situasi yang disajikan adalah responden diajak makan malam bersama oleh atasannya. Akan tetapi, sesuai dengan tujuan penelitian responden diminta untuk menolak ajakan tersebut karena telah mempunyai janji lain. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis. 60

3 Tabel 4.1 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan ketidakikutsertaan Penyampaian ketidakikutsertaan Menyebutkan acara Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan undangan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha kehadiran Ucapan terimakasih Pamit Keinginan kehadiran Lain-lain Dari tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa 100% dari responden menyatakan alasan ketidakikutsertaannya ketika menolak undangan dari mitra tutur yang strata sosial/ usia lebih tinggi. Responden menyampaikan alasan mereka dengan berbagai pola seperti ~kara dan ~node. Untuk memperhalus penyampaian alasan, responden menyampaikan alasan dengan pola yakusokuga haitte shimaimashite atau youjiga haiteshimaimasunode. Presentase cara penyampaian alasan dapat dilihat dalam grafik dibawah ini. 61

4 Grafik 1 Alasan その他 (~ けど ) ~ て ~ から ~ ので ~ ので 33.3 ~ から 33.3 ~ て 22.2 その他 7.4 Penyampaian alasan penolakan yang umumnya digunakan responden adalah ~kara dan ~node. Penyampaian alasan dengan ungkapan ~node mempunyai kesan yang lebih halus dibandingkan ~kara. Presentase penggunaan ungkapan ini sama, yaitu berkisar 33.3%. Pada situasi ini, terdapat 4 orang responden yang memberikan alasan yang tidak selaras dengan situasi yang diberikan. 88.9% responden menyatakan permintaan maaf karena tidak dapat ikut serta. Ungkapan yang digunakan seperti moushiwake arimasen, sumimasen dan gomennasai. Untuk lebih memperhalus penyampaian maaf, responden menggunakan ~が atau 本当に~. Penuturan maaf paling halus adalah 本当に申し訳ございません.... Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 62

5 Grafik 2 Maaf ごめんすみません申し訳ありません 申し訳ありません 25.9 すみません 51.8 ごめん 11.1 Umumnya responden menyampaikan maaf dengan menggunakan すみません daripada 申し訳ありません meskipun strata sosial mitra tutur lebih tinggi. Penggunaan すみません dirasa lebih netral dan dapat digunakan pada strata sosial manapun, karena cenderung sopan. Oleh karena itu, 51,8% responden menggunakan ungkapan すみません. Ditemukan pula responden yang menyampaikan maaf dengan ungkapan ごめん sebanyak 3 orang. Pada strata sosial yang lebih tinggi, ungkapan ごめん dirasa kurang sopan, meskipun ada responden yang menyatakannya dengan 本当にごめんなさい. Sumimasen lebih santun daripada gomen, tetapi gomen terasa lebih dekat dan akrab dibandingkan dengan sumimasen. Pada situasi ini, mitra tutur memiliki 63

6 power dan distance 1 dengan penutur. Selain itu, terdapat 11.1% responden yang tidak mengungkapkan maaf yaitu 3 orang. 40.7% menggunakan penggilan seperti 部長 先生 dan 社長. Responden yang menyebutkan acara yang tidak dapat dihadiri sebanyak 18.5%. Undangan yang tidak dapat dihadiri disini adalah acara makan-makan 食事 atau ご飯を食べる. 37% responden menyampaikan ketidakikutsertaannya dengan menggunakan ungkapan ちょっと無理です, 今ちょっとできません atau 参加できません. Penyampaian ketidakikutsertaan lebih vulgar seperti 行けません % mengekspresikan harapan dan menjanjikan keikutsertaannya di lain waktu dengan menyatakan ungkapan-ungkapan seperti: たぶん 他の日にできます よろしかったら次の日 一緒に行っていただきませんか 今度は皆と一緒にできると思います 今度行きますよ 他の機会お願いします 1 Power atau kekuasaan mengacu kepada tiga tipe hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur, yaitu apakah status mitra tutur lebih tinggi, sejajar ataupun lebih rendah dari penutur. Distance atau jarak mengacu kepada jarak secara kejiwaan (psychological distance) yang terdapat pada penutur dan mitra tutur. 64

7 25.9% menyampaikan keinginan untuk dapat ikut berpartisipasi dalam acara tersebut dengan ungkapan seperti berikut ini: 一緒にご飯を食べたいんですけど ぜひ行きたいんですが... 実は 行きたいんですが 実は皆と一緒に食事したいですが 食事をしたいんですが... Selain itu, 14.8% dari responden menyampaikan penyesalannya dengan 悪いんですけど atau あいにく. Selanjutnya, 7.4% responden menyampaikan rasa terimakasih mereka atas undangannya. Ungkapan yang digunakan untuk mengekspresikan rasa terimakasih yang digunakan adalah よかった! atau それはよかったんだけど % responden mengakhiri percakapan dengan berpamitan. Ungkapan yang digunakan adalah 失礼なんですけど dan お先に帰っていただけませんか 48.1% dari responden menyampaikan hal-hal lain. Hal-hal lain disini adalah pengulangan sebagian kalimat yang diucapakan mitra tutur (repetition) そうですか 仕事が終わった後で食事しますか atau 今ですか atau 今日ですか? dan adjuncts atau pause seperti ああ... atau あの.... Presentase unsur yang paling banyak digunakan responden pada situasi ini adalah penyampaian alasan (100%), maaf (88.8%) dan unsur-unsur lain (48.1%). 65

8 Adapun unsur-unsur lain yang digunakan pada strategi penolakan ini dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 3 Unsur Lain Pause Repeat Repeat 7.5 Pause 40.7 Strategi penolakan ajakan pada strata lebih tinggi yang banyak digunakan responden adalah すみません... から atau すみません... ので. Pada situasi dan strata seperti ini, responden banyak menggunakan pengisi jeda (pause) ketika ingin menyatakan penolakan Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Sederajat Pada situasi ini, strata mitra tutur dan responden (penolak) sederajat. Responden berperan sebagai pegawai. Situasi yang disajikan adalah responden diajak makan di restoran favorit mitra tutur, akan tetapi menu di restoran tersebut tidak cocok dengan selera responden. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis. 66

9 Tabel 4.2 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan ketidakikutsertaan Penyampaian ketidakikutsertaan Menyebutkan acara Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan undangan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha kehadiran Ucapan terimakasih Pamit Keinginan kehadiran Lain-lain Pada tingkat usia atau strata sosial yang sederajat, hasil yang diperoleh dari responden adalah 92.6% menyampaikan alasan ketidakikutsertaannya. Umumnya responden menyatakan alasan ketidakikutsertaan dengan berkata jujur, seperti A レストランのメニューはあまりおいしくないです, それは Seafood レストランじゃない?, メニューはあまりおいしくないと思ったのに.... Pada situasi ini, untuk menghindari gangguan secara eksplisit dan tegas terhadap mitra tutur, responden menggunakan strategi penolakan tidak langsung atau implisit yang dikategorikan sebagai off record oleh Brown dan Levinson. Dapat dilihat pada kalimat それは Seafood レストランじゃない? terdapat bentuk konjugasi ~じゃない?, bentuk lain dari ~じゃありませんか atau ~ じゃないですか. Konjugasi ini memiliki beberapa fungsi, yaitu 67

10 mengekspresikan keheranan atau penemuan; sebagai bentuk kritikan; juga sebagai konfirmasi/ penegasan (Sunagawa dalam Nurbaeti, 2009:46). Kalimat diatas merupakan contoh dari fungsi konjugasi ~じゃないですか sebagai konfirmasi/ penegasan. ~し diakhir kalimat 私は Seafood などが食べられないし merupakan pola kalimat yang digunakan untuk menyatakan beberapa sebab atau alasan. Selain itu juga menyatakan perasaan ingin menekankan keberadaan alasan atau sebab yang lebih dari satu. Meskipun demikian, ~し juga dapat digunakan untuk menyatakan salah satu dari alasan itu. Dalam hal ini, penggunaan ~し berbeda dengan ~から karena ~し mengandung arti selain yang diungkapkan, masih ada alasan lain yang tidak disebutkan. Presentase cara penyampaian alasan dapat dilihat dalam grafik dibawah ini. Grafik 4 Alasan その他 ~ けど ~ から ~ ので ~ ので 7.4 ~ から 11.1 ~ けど 3.7 その他

11 44.4% responden mengungkapkan alasan dengan ~んだ atau ~です. ~んだ adalah ungkapan untuk menjelaskan dengan kuat sebab, alasan, dasar pemikiran dan sebagainya. だ merupakan 助動詞 ( じょうどし ) jenis 断定 ( だんてい ) atau keputusan yang termasuk kedalam gaya bahasa informal bersama dengan kata です (bentuk sopan dari だ ), keduanya menyatakan suatu keputusan yang jelas (Sudjianto dan Dahidi dalam Nurbaeti, 2009:26). 51.8% menyampaikan permintaan maaf. Ungkapan permintaan maaf yang dipakai responden adalah ちょっと..., すみません, ごめんね... atau ごめんなさい. Akhiran ね pada kata ごめんね merupakan partikel akhir yang mengandung penekanan terhadap tindakan yang terkandungn di dalamnya, yaitu permintaan maaf. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 5 Maaf ごめんちょっとすみません すみません 14.8 ちょっと 11.1 ごめん

12 Pada strata sederajat, 25.9% responden memilih ungkapan ごめん sebagai strategi penolakan. Namun ada juga responden yang menggunakan ungkapan yang lebih halus seperti ちょっと atau すみません. Ungkapan ちょっと memiliki makna yang samar, terkesan menggantung dan tidak tegas. Selain itu, 48.2% responden tidak mengungkapkan maaf. 70.3% dari responden menyampaikan hal-hal diluar dari kriteria seperti menawarkan pilihan restoran yang lain, menyampaikan opini, menyampaikan saran, mengekspresikan keragu-raguan dan menyatakan pengulangan. Dengan rincian sebagai berikut: いいですけど特別の店はどう? (Saran) 近いしサービスもいい (Opini) イタリアレストランですか (Pengulangan) あのレストランか どうかなあ (Ragu-ragu) ああ (Pause) 11.1% menyampaikan ketidakikutsertaan dengan 私は行かない atau 私は行かないかもしれません atau 今ちょっと. 14.8% menyampaikan keinginan kehadiran/ keikutsertaannya dengan menggunakan 実は一緒に食べたいんです atau とてもほしいんだけど dan sebagainya. Selain itu, 7.4% responden menyampaikan penyesalan dengan mengungkapkan 悪いんだけど. Presentase unsur yang paling banyak digunakan responden pada situasi ini adalah penyampaian alasan (92.6%), maaf (51.8%) dan unsur-unsur lain (48.1%). 70

13 Adapun unsur-unsur lain yang digunakan pada strategi penolakan ini dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 6 Unsur Lain Pause Repeat Opinion Suggest Ragu-ragu Pending Pending 3.7 Ragu-ragu 7.5 Suggest 37 Opinion 7.5 Repeat 18.5 Pause 3.7 Berdasarkan hasil analisis diatas, strategi penolakan terhadap ajakan yang digunakan responden pada strata sejajar adalah ごめん... です. Dalam penolakan pada strata dan situasi seperti ini, responden menyertakan saran (suggestion) sebagai supportive move 2. 2 Supportive move adalah alasan yang sesuai dengan situasi pertuturan (Narande; 2004). 71

14 Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Rendah Pada situasi ini, strata mitra tutur lebih rendah dan strata responden (penolak) lebih tinggi. Responden berperan sebagai karyawan (senior). Situasi yang disajikan adalah junior mengajak responden untuk berbelanja, tetapi responden merasa dirinya sedang tidak enak badan.. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis. Tabel 4.3 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan ketidakikutsertaan Penyampaian penolakan Menyebutkan acara Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan undangan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha kehadiran Ucapan terimakasih Pamit Keinginan kehadiran Lain-lain Responden menyatakan alasan ketidakikutsertaan sebanyak 96.2%. Responden dengan jujur menyatakan alasan ketidakikutsertaan dengan berbagai pola kalimat sebagai berikut. Presentase penggunaan ungkapan untuk menyatakan alasan pada strata rendah dapat dilihat dari grafik berikut ini. 72

15 Grafik 7 Alasan その他 ~ て ~ から ~ ので ~ ので 18.5 ~ から 44.4 ~ て 18.5 その他 14.8 Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa 44.4% responden menggunakan ~から untuk menyatakan alasan penolakan. Strata mitra tutur lebih rendah dari penutur sehingga penyampaian alasan dapat menggunakan pola apapun. 81.5% responden menyatakan pernyataan ketidakikutsertaan (penolakan) dengan menggunakan kalimat langsung direct. Adapun ungkapan yang banyak digunakan oleh responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 73

16 Grafik 8 Penolakan 行きたくないできないやりたくない やりたくない 3.7 できない 11.1 行きたくない 59.2 Berdasarkan grafik diatas, ungkapan penolakan yang banyak digunakan adalah ikitakunai. Tuturan penolakan yang dilakukan responden terdengar lebih langsung atau direct dengan pemakaian strategi direct dipertengahan tuturan. Akan tetapi sebagian besar responden melanjutkan tuturan penolakan dengan menambahkan strategi lainnya untuk memperhalus penolakan yang dilakukan seperti dengan menambahkan pemberian alasan ataupun meminta maaf pada awal tuturan. Responden yang menyatakan permintaan maaf sebanyak 70.1%. permintaan maaf. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 74

17 Grafik 9 Maaf ごめんちょっとすみません申し訳ない 申し訳ない 3.7 すみません 11.1 ちょっと 3.7 ごめん 55.5 Pada situasi mitra tutur lebih rendah, responden menggunakan ungkapan ごめん yaitu sebanyak 55.5% atau sejumlah 15 orang. Meskipun begitu, 1 orang responden menggunakan ungkapan 申し訳ない, pada dasarnya ungkapan ini tidak digunakan jika penutur adalah senior dan mitra tutur adalah junior. Selain itu, responden juga menyatakan hal-hal lain di luar unsur-unsur yang ada seperti menyatakan opini, saran, apresiasi, pengisi jeda, menjanjikan penerimaan di waktu yang akan datang, mengusulkan waktu yang akan datang dan juga meminta izin untuk pulang sebanyak 59.2%. Presentase unsur yang paling banyak digunakan responden pada situasi ini adalah penyampaian alasan (96.2%), pernyataan ketidakikutsertaan (81.5%) dan maaf (74%). Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka didapat strategi 75

18 penolakan ごめん... から dan disertai dengan pernyataan penolakan seperti 行きたくない. Dari data yang telah dianalisis diatas mengenai pernyataan penolakan terhadap ajakan dengan berbagai strata sosial dan usia di atas, diperoleh data sebagai berikut. Tabel 4.4 No Unsur Ujaran Penolakan Atas Sama Rendah 1 Panggilan Permintaan Maaf Alasan Ketidakikutsertaan Pernyataan Ketidakikutsertaan Menyebutkan Acara Menyampaikan rasa terimakasih Penyebutan Undangan Janji Sebelumnya Mengekspresikan Harapan Mendoakan Acara Menyenangkan Penyesalan Usaha Kehadiran Ucapan Terimakasih Pamit Keinginan Kehadiran Lain-lain Dari tabel diatas terlihat bahwa pada penolakan dengan strata sosial lebih tinggi responden menggunakan panggilan seperti 社長 atau 部長 sebanyak 40.7%. Hal ini tidak terlihan pada strategi penolakan terhadap teman sejawat atau pada mitra tutur yang lebih muda. Unsur selanjutnya yaitu permintaan maaf, tampak pada setiap strata sosial, dengan pesentase tertinggi terdapat pada strata sosial tingkat atas yaitu 88.8%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan strategi penolakan untuk menyampaikan permintaan 76

19 maaf. Permintaan maaf dapat digunakan pada strategi penolakan dalam strata manapun. Penyampaian maaf responden bervariatif, mulai dari ごめんなさい sampai 申し訳ございません. Dalam hal ini, pemahaman responden pada tingkat kesopanan yang dapat dilihat dari pemilihan bahasa cukup baik, meskipun pada situasi yang ditunjukan kepada strata atas masih terdapat beberapa responden yang menggunakan ごめなさい. Pada umumnya responden menyatakan alasan ketidakikutsertaannya pada strata sosial manapun. Pada strata sosial yang lebih tinggi presentase menunjukkan 100% responden menyatakan alasan ketidakikutsertan. Pada umumnya responden menyatakan alasan ketidakikutsertaan dengan bahasa yang menggantung seperti ~ので... ですけど... ~のに... ~くて... dan ~ちょっと.... Hal ini dilakukan untuk mencegah penuturan penolakan secara langsung untuk tetap menjaga muka mitra tutur (positive politeness). Presentase pernyataan ketidakikutsertaan terbanyak terdapat pada situasi strata sosial rendah sebanyak 81.5%, sedangkan pada strata atas sebanyak 37%. Presentase terendah terdapat pada strata sosial yang setara yaitu 11.1%. berdasarkan data tersebut, penulis menyimpulkan pada strata sosial yang sama, responden cenderung menyatakan saran daripada pernyataan ketidakikutsertaan. Menyebutkan acara ketika menyatakan penolakan dilakukan responden pada strata atas dan strata bawah sejumlah 18.5%. Selanjutnya responden menyatakan rasa terimakasih atas undangan yang ditawarkan kepada mitra tutur tingkat atas dengan presentase 7.4%. Meskipun presentase yang ditunjukkan 77

20 hanya sedikit, ungkapan rasa terimakasih sama sekali tidak ditemukan pada strata yang sejajar dan strata rendah. Ekspresi harapan ditunjukkan responden sebanyak 33.3% pada strata atas, sedangkan untuk strata rendah hanya sebanyak 7.4%, presentase terendah terdapat pada strata sosial yang sama. Sedangkan pernyataan penyesalan 14.8% digunakan pada strategi penolakan kepada strata atas dan pada strata setara dan rendah masing-masing 7.4%. Responden lebih mengekspresikan penyesalan ketika menolak ajakan dari strata atas. Selanjutnya, pernyataan pamit digunakan pada strata atas sebanyak 7.4%, dan tidak ditemukan pada strata yang sejajar dan strata yang rendah. Pernyataan keinginan kehadiran terdapat pada strata manapun, presentase tertinggi terdapat pada strata rendah yaitu 29.6% dan 25.9% untuk strata atas. Sedangkan untuk strata yang setara presentasenya hanya berkisar 14.8%. Selain unsur-unsur yang telah dirumuskan oleh Ookura Miwako, terdapat pula unsur yang dipakai oleh responden namun tidak tercantum diatas. Unsurunsur tersebut diantaranya menyatakan opini, izin, berjanji kehadiran yang akan datang, menyatakan apresiasi, membuat jeda (pause), membuat pernyataan yang ragu-ragu, menyatakan pengulangan, menyatakan saran dan membuat pernyataan untuk menunda. 78

21 Penolakan Terhadap Permohonan Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Tinggi Pada situasi ini, strata mitra tutur lebih tinggi dan strata responden (penolak) lebih rendah. Responden berperan sebagai karyawan (junior). Situasi yang disajikan adalah suatu hari, seorang senior meminta tolong kepada responden untuk memperbaiki komputernya yang rusak, pada saat yang sama responden sedang sibuk mengerjakan laporan yang harus di kumpulkan besok. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis berdasarkan data yang diperoleh. Tabel 4.5 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan tidak memberi bantuan Penyampaian penolakan Menyebutkan permohonan Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan permohonan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha untuk dapat membantu Ucapan terimakasih Pamit Keinginan untuk membantu Lain-lain Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 96.3% responden menyatakan alasan kenapa tidak dapat memberi pertolongan seperti yang diminta. Alasan yang dipakai responden adalah sebagai berikut. 79

22 Grafik 10 Alasan ~ その他 ~ て ~ から ~ ので ~ ので 29.6 ~ から 33.3 ~ て 25.9 ~ その他 7.4 Pengungkapan alasan pada strata sosial lebih tinggi yang dipakai responden sebagai strategi penolakan terhadap permohonan mitra tutur adalah ~から yaitu sebanyak 33.3%. Dalam penyampaian alasan, untuk memperhalus bahasa yang digunakan dan untuk memberi kesan penyesalan, ungkapan yang dipakai adalah ~てしまいまして. Terdapat beberapa responden yang menyatakan alasan yang tidak sesuai dengan situasi yang telah di siapkan sebanyak 2 orang. 88.9% responden menyatakan permintaan maaf karena tidak dapat membantu, dengan menyatakan ungkapan-ungkapan seperti berikut. 80

23 Grafik 11 Maaf ごめんすみません申し訳ありません 申し訳ありません 11.1 すみません 63 ごめん 14.8 Grafik diatas adalah presentase penggunaan ungkapan yang menyatakan maaf. Dalam strategi penolakan terhadap permohonan dari mitra tutur dengan strata lebih tinggi, responden menggunakan ungkapan すみません sebanyak 63%. Meskipun kedudukan mitra tutur lebih tinggi, terdapat 4 orang responden yang menggunakan ungkapan ごめん sebagai permohonan maaf karena tidak bisa membantu. 37% responden menyampaikan ketidaksanggupan memberikan pertolongan dengan menyampaikan ungkapan-ungkapan penolakan secara langsung dengan presentase seperti grafik berikut. 81

24 Grafik 12 Penolakan ちょっと時間がありません無理できません ~ しない ~ しない 3.7 できません 無理 時間がありません 7.4 ~ ちょっと 3.7 Dari grafik diatas, ungkapan penolakan yang banyak digunakan adalah 無理 dan できません sebanyak 11.1%. sedangkan 63% responden tidak menggunakan ungkapan penolakan secara langsung. 14.8% menyatakan harapan/keinginan untuk dapat memberikan pertolongan. 29.6% menggunakan よびかけ. 22.2% menyampaikan penyesalan karena tidak dapat memberikan pertolongan. 11.1% menyampaikan usaha untuk dapat memberikan pertolongan dengan menjanjikan waktu lain. Dan 37% responden menyatakan hal-hal lain seperti menawarkan alternatif lain. Dari hasil analisis maka dapat diketahui strategi yang banyak digunakan responden pada situasi ini adalah すみません... から dengan disertai ungkapan penolakan できません dan 無理. 82

25 Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Sederajat Pada situasi ini, strata mitra tutur dan penutur sederajat. Responden berperan sebagai teman mitra tutur. Situasi yang disajikan adalah responden dimintai tolong untuk membantu teman pindah rumah, tetapi disaat yang sama responden menpunyai janji lain yang tidak dapat ditinggalkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis berdasarkan data yang diperoleh. Tabel 4.6 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan tidak memberi bantuan Penyampaian penolakan Menyebutkan permohonan mitra tutur Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan undangan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha untuk dapat membantu Ucapan terimakasih Pamit Keinginan untuk membantu Lain-lain Dalam situasi ini, 100% responden menyampaikan alasan. Berikut ini adalah grafik yang menunjukan presentase penggunaan ungkapan untuk menyatakan alasan. 83

26 Grafik 13 Alasan その他 ~ て ~ から ~ ので ~ ので 18.5 ~ から 25.9 ~ て 25.9 その他 29.6 Penyampaian alasan pada situasi ini menggunakan ~ ある dan diperhalus dengan ~んだ. ~んだ adalah gaya bahasa informal dari ~ んです. Menurut Tanaka (Nurbaeti, 2009:49) ~ んだ adalah ungkapan untuk menjelaskan dengan kuat sebab, alasan, dasar pemikiran dan sebagainya. Responden tidak mengakhiri pernyataan alasan dengan menggunakan ungkapan kara atau node, tetapi hanya melakukan penegasan pada kalimat yang dijadikan alasan. Contohnya pada kalimat 今ちょっと約束があったんだ. 88.9% menyampaikan permintaan maaf karena tidak dapat ikut membantu. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 84

27 Grafik 14 Maaf ごめんすみません申し訳ありません 申し訳ありません 14.8 すみません 22.2 ごめん 51.8 Pada strata sederajat, responden menggunakan ungkapan ごめん sebagai strategi permintaan maaf karena tidak dapat mengabulkan permohonan mitra tutur. Penggunaan ごめん bervariasi, responden menghaluskan ungkapan ini dengan menyatakan ごめなさい atau memberikan akhiran ね yang mengandung penekanan terhadap tindakan yang terkandung didalamnya, yaitu permintaan maaf. 44.4% menyampaikan ketidakikutsertaannya untuk membantu. Adapun pernyataan yang banyak dipakai responden dalam menyampaikan ketidakikutsertaan dalam membantu adalah sebagai berikut. 85

28 Grafik 15 Penolakan できない無理たつけられない ~ ちょっと ~ ちょっと 3.7 たつけられない 3.7 無理 14.8 できない 14.8 Ungkapan penolakan yang banyak dipakai dalam situasi ini adalah 無理 dan できない dengan presentase 14.8%. 44.4% menyatakan keinginannya untuk dapat membantu seperti 助けてあげたいんだけど atau 本当に手伝いたいけど. Hal ini menunjukkan bahwa responden menghargai permintaan tolong mitra tutur dengan mengekspresikan keinginannya untuk dapar berpartisipasi untuk dapat membantu. 14.8% mengekspresikan penyesalannya, dengan menyampaikan あいにく atau 悪いだけど. Maksud dari penyesalan disini adalah penyesalan karena tidak dapat melakukan apa yang mitra tutur minta. 7.4% menyampaikan usaha untuk dapat memberikan bantuan dengan その後 すぐ君の家へ行く. Responden manyatakan usaha mereka untuk dapat melakukan permintaan 86

29 mitra tutur, dengan mengusahakan akan memberi bantuan, jika urusan responden sudah selesai. Sedangkan 18.5% menyatakan hal-hal lain seperti pengulangan, pause, menawarkan saran diwaktu lain dan memberi alternatif lain. その後どう? merupakan saran yang ditawarkan penutur kepada mitra tutur untuk dapat memenuhi permintaan mitra tutur. 明日でしょう? merupakan pengulangan yang dilakukan semata-mata untuk memastikan apa yang dikatakan mitra tutur dan juga untuk menegaskan alasan yang akan diberikan. あの... merupakan pause atau jeda sebelum penutur mengutarakan alasan atau pernyataan tidak dapat membantu. Dan juga 他の友達 いいでしょう... merupakan pernyataan mengungkapkan alternatif lain sebagai pengganti ketidak sanggupan penutur untuk mengabulkan permintaan mitra tutur. Berdasarkan analisis diatas, strategi penolakan yang dilakukan untuk penolak permohonan dengan situasi ini adalah ごめん... ある / んだ disertakan dengan tuturan penolakan secara langsung seperti 無理 dan できない Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Rendah Pada situasi ini, strata mitra tutur lebih rendah dan strata responden (penolak) lebih tinggi. Responden berperan sebagai mahasiswa (senior). Situasi yang disajikan adalah mitra tutur meminta responden untuk menjelaskan materi perkuliahan yang belum dipahami. Akan tetapi, responden sedang sibuk dengan laporan yang harus dikirim besok. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis berdasarkan data yang diperoleh. 87

30 Tabel 4.7 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan tidak memberi bantuan Penyampaian penolakan Menyebutkan permohonan mitra tutur Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan undangan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha untuk dapat membantu Ucapan terimakasih Pamit Keinginan untuk membantu Lain-lain Dari data yang diperoleh, 96.3% responden menyatakan alasan tidak dapat memberikan bantuan. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 88

31 Grafik 16 Alasan その他 ~ て ~ から ~ ので ~ ので 14.8 ~ から 37 ~ て 11.1 その他 33.3 Dari gambar diatas, diketahui bahwa 37% responden menyatakan alasan dengan menggunakan pola ~から. 66.7% responden menyatakan permintaan maaf karena tidak bisa membantu. Pernyataan maaf dinyatakan dengan ごめん ada juga responden yang menyatakan maaf dengan すみません. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 89

32 Grafik 17 Maaf ちょっとごめんすみません申し訳ありません 申し訳ありません 3.7 すみません 3.7 ごめん 51.8 ちょっと 3.7 Perbedaan presentase terlihat jelas, responden menggunakan ungkapan ごめん untuk menyatakan maaf kepada mitra tutur yang strata lebih rendah. Dalam situasi ini, percakapan terjadi antara senior dan junior dalam lingkungan universitas, penggunaan ungkapan 申し訳ありません pada situasi ini dirasa tidak perlu, karena umumnya ungkapan tersebut digunakan untuk orang yang dihormati dan disegani oleh penutur. 55.6% responden menyatakan hal-hal lain seperti manyatakan opini, memberi saran (suggest), pause, penundaan (pending) dan pengulangan (repeat). Diantaranya dapat dilihat dari grafik di bawah ini. 90

33 Grafik 18 Lain-Lain Opini Suggest Pending Pause Repeat Repeat 3.7 Pause Pending Suggest 29.6 Opini 3.7 Dalam menolak permintaan mitra tutur dengan strata lebih rendah, unsur yang banyak dipakai adalah suggest atau saran. Pada situasi ini, responden memberikan saran untuk membantu dilain waktu. Selain itu, responden menyatakan saran menggunakan kalimat perintah seperti 自分でやろ 自分のことは自分でやりなさい. Hal tersebut tidak ditemukan pada situasi yang lain. Ada kemungkinan responden menyadari bahwa kedudukannya lebih tinggi daripada mitra tutur dan tidak ingin direpotkan olehnya, sesuai dengan teori kesopanan Brown dan Levinson yaitu, negative politeness. 37% responden menyampaikan tidak dapat ikut membantu dengan pernyataan seperti berikut: 手伝えない 今はちょっと 今ちょっと無理だなあ... 91

34 君にようそを説明しない 教えてあげることができません 22.2% menyatakan usaha untuk dapat membantu. Adapaun pernyataan yang dibuat responden seperti レポートが終わると大丈夫けど dan このレポートした後で 手伝ってあげられる. 22.2% responden juga menyatakan keinginan untuk dapat membantu dengan menggunakan pernyataan 教えたいんだけど.... Sedangkan 11.1% responden menyatakan penyesalan karena tidak dapat membantu. Adapun pernyataan yang dipakai yaitu 悪いんですが. Berdasarkan analisis tersebut, strategi penolakan yang didapat adalah ごめん... から disertai dengan saran (suggest). Dari data yang telah dianalisis diatas mengenai pernyataan penolakan terhadap permintaan dengan berbagai strata sosial dan usia di atas, diperoleh data sebagai berikut. 92

35 Tabel 4.8 No Unsur Ujaran Penolakan Atas Sama Rendah 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan tidak memberi bantuan Penyampaian penolakan Menyebutkan permohonan Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan undangan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha untuk dapat membantu Ucapan terimakasih Pamit Keinginan untuk membantu Lain-lain Hasil analisis diatas menunjukan strategi yang dilakukan untuk menolak permohonan dari data yang telah diperoleh. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 29.6% responden menggunakan nama panggilan ketika menolak permohonan pada strata atas, 7.4% digunakan pada strata sejajar dan 3.7% pada strata bawah. Presentase permintaan maaf karena tidak dapat mengabulkan permohonan mitra tutur pada strata atas dan sederajat masing-masing adalah 88.9%, sedangkan pada strata bawah hanya 63%. Ini menunjukan lebih responden umumnya menyatakan permintaan maaf pada strategi penolakan tehadap permohonan, karena presentase data yang didapat menunjukan angka diatas 50%. 100% responden manyampaikan alasan tidak dapat membantu pada strata sederajat dan 96.3% masing-masing pada strata atas dan bawah. Dalam strategi 93

36 penolak yang dilakukan responden pada situasi apapun dan untuk strata sosial apapun, selalu disertai dengan alasan tidak dapat membantu. Penyampaian penolakan (tidak dapat membantu) sebanyak 51.9% pada strata sederajat, 44.4% pada strata atas dan 33.3% pada strata bawah. Umumnya ungkapan yang dipakai adalah ~ 無理. 33.3% menyebtukan permohonan mitra tutur pada situasi strata atas, hal ini tidak ditemukan pada strata sederajat dan bawah. 14.8% responden mengekspresikan harapan dapat ikut membantu, yang ditunjukan pada strata atas. Sedangkan pada strata sederajat dan bawah tidak ditemukan. Pernyataan penyesalan tampak pada semua strata dengan presentase 22.2% pada strata atas, 14.8% pada strata sederajat dan 11.1% pada strata bawah. Selanjutnya presentase usaha untuk dapat membantu, 22.2% ditunjukan responden pada strata bawah, dan 7.4% masing-masing pada strata atas dan sederajat. Selanjutnya 44.4% menyampaikan keinginan untuk dapat membantu ditunjukan pada strata sederajat. 22.2% keinginan untuk dapat membantu ditunjukan pada strata bawah dan 18.5% untuk strata atas. Unsur yang lain seperti memberikan alternatif lain, saran, penundaan, pengulangan, empati dan perintah. 55.6% kepada strata bawah, 37% pada strata atas dan 18.5% pada strata sederajat. 94

37 Penolakan Terhadap Ajakan (Native Speaker) Sebagai tolak ukur tentang ungkapan penolakan yang natural, penulis mengumpulkan data dari native speaker. Dari 7 native speaker diperoleh 42 data. Data yang telah dianalisis kemudian dibandingkan dengan data yang diperoleh dari responden. Tujuannya adalah untuk melihat persamaan dan perbedaan antara strategi penolakan yang dihasilkan oleh responden dengan native speaker Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Tinggi Tabel 4.9 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan ketidakikutsertaan Penyampaian ketidakikutsertaan Menyebutkan acara Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan undangan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha kehadiran Ucapan terimakasih Pamit Keinginan kehadiran Lain-lain % responden menyatakan alasan tidak dapat ikut serta, ungkapan yang digunakan pada situasi seperti ini adalah sebagai berikut: 今日は 先約があるので 今日はこれからの予定がありまして どうしても外せない約束があるので 95

38 今日はこれからの予定がありまして Grafik 19 Alasan ~ ので ~ て ~ あります ~ あります 14.2 ~ て 28.5 ~ ので 57.1 Ungkapan yang paling banyak digunakan untuk menyatakan alasan pada situasi ini adalah ~ので dengan presentase 57.1%. 85.7% responden menyatakan permintaan maaf dengan ungkapan seperti すみません 申し訳ありません atau 大変申し訳ありません. Responden tidak menggunakan ungkapan ごめん pada situasi ini. pada situasi ini, 1 orang native speaker tidak mengungkapkan pernyataan maaf karena menolak ajakan, walaupun mitra tutur memiliki status sosial yang lebih tinggi. Rasa terima kasih atas undangan disampaikan responden sebanyak 57.1%. ungkapan yang dipakai adalah この度は食事へのお誘いありがとうございます お誘いを頂ありがとうございます お誘い大変ありがとうございます 96

39 71.4% responden menyatakan penyesalan dengan ungkapan せっかくの皆さんでの食事会なのにせっかく誘っていただいたのですがとても残念なのですが本当に残念ですご遠慮させていただきます 57.1% responden mengekaspresikan harapan. よろしかったら 次の機会にまたお誘いください また今度の機会にぜひ誘ってください また次の機会によろしくお願いしますまた今度の機会にぜひ誘ってください 42.9% responden menyatakan ketidakikutsertaan dengan menggunakan ungkapan 参加できません 参加することができません 行くことができません 本日はご遠慮させていただきます 42.9% responden menggunkan yobikake hyougen. Selain itu, 14.3% responden menyebutkan acara yang tidak dapat dihadiri. 14.3% responden juga mengekspresikan harapan untuh dapat ikut pada acara tersebut dengan uungkapan 行きたいのはやまやまですが. 97

40 Dari hasil analisis diatas, strategi penolakan yang dilakukan oleh penutur asli Jepang pada situasi ini adalah すみません... ので atau 申し訳ありません... ので disertakan dengan ungkapan penyesalan 残念 dan せっかく Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Sederajat Tabel 4.10 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan ketidakikutsertaan Penyampaian ketidakikutsertaan Menyebutkan acara Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan undangan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha kehadiran Ucapan terimakasih Pamit Keinginan kehadiran Lain-lain % responden menyatakan alasan tidak dapat ikut serta, adapun penyampaian alasan yang digunakan native speaker pada situasi seperti berikut ini. 今日は用があって ~ 料理はちょっと苦手なの でもちょっと辛いものは苦手なので 98

41 嫌いなメニューでも 私はそのレストランのメニューはあまりすきではないのです Pada situasi seperti ini, native speaker menyatakan alasan dengan direct maupun indirect. Ungkapan ~ 苦手 digunakan sebagai pernyataan tidak langsung agar mitra tutur mengubah tempat makan. Sedangkan ungkapan メニューはあまりすきではないのです merupakan pernyataan yang langsung. 57.1% responden menyatakan rasa terimakasih dengan ungkapan 誘ってくれてありがとう! dan 誘ってもらえてすごく嬉しいんだけど % mengekspresikan harapan. Sebagai pelengkap pernyataan alasan, disertai juga dengan penyampaian harapan, seperti berikut. また 別の機会に誘ってくれる できましたら 他のレストランにしてもらえれば嬉しいのです 違う料理の時は絶対また誘ってね 28.6% masing masing pada permintaan maaf dengan menggunakan ungkapan ごめん dan 申し訳ない. Tidak semua responden native speaker menyampaikan maaf ketika menolak ajakan teman. Penyampaian ungkapan tidak hadir dengan menggunakan ungkapan langsung seperti 行けないや hanya 1 orang responden yang menggunakan ungkapan ini. Unsur lain seperti mengekspresikan opini yang positif あなたのススメもメニューを食べましょう そのレストラン美味しいけど 今日は 別のレストランにしない (Good opinion)14.3% mengekspresikan usaha kehadiran. 99

42 Pada strata sosial yang sederajat dengan situasi ini, strategi penolakan yang dilakukan responden adalah menyatakan terimakasih atas undangan/ ajakan 誘ってくれてありがとう, alasan dan menyampaikan harapan Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Rendah Tabel 4.11 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan ketidakikutsertaan Penyampaian ketidakikutsertaan Menyebutkan acara Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan undangan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha kehadiran Ucapan terimakasih Pamit Keinginan kehadiran Lain-lain % responden menyampaikan permintaan maaf dengan menggunakan ごめん dan すみません. Ungkapan gomen diperjelas dengan ね. Ungkapan 申し訳ありません tidak digunakan pada situasi ini karena status mitra tutur lebih rendah. 100% responden native speaker menyatakan alasan penolakan, alasan yang banyak digunakan adalah dengan pola ~て, meskipun ada juga responden yang menggunakan pola ~から dan ~ んだ untuk 100

43 menyatakan alasan penolakan. 57.1% responden menyampaikan ketidakikutsertaannya dengan ungkapan langsung seperti 出かけられません 状態ではないんだ 行けそうにないなぁ ダメなの 28.6% responden mengungkapkan rasa terimakasih atas ajakan mitra tutur dengan mengunakan ungkapan 誘ってくれたさって どうもありがとうございます. Presentase penyampaian harapan juga sebanyak 28.6% dengan また今度誘ってね atau また 今度一緒に行こうね. Selain itu, untuk melengkapi ungkapan penolakan, disertakan juga ungkapan penyesalan dengan ungkapan 悪いが atau せっかくくれたのに. 14.3% mengungkapkan keinginan kehadiran dengan ungkapan とても一緒に買い物にいけるような. 57.1% menggunakan unsur lain seperti memberikan saran, penundaan dan opini. Dari data yang telah dianalisis diatas mengenai pernyataan penolakan terhadap ajakan dengan berbagai strata sosial dan usia di atas, diperoleh data sebagai berikut. 101

44 Tabel 4.12 No Unsur Ujaran Penolakan Atas Sama Rendah 1 Panggilan Permintaan Maaf Alasan Ketidakikutsertaan Pernyataan Ketidakikutsertaan Menyebutkan Acara Menyampaikan rasa terimakasih Penyebutan Undangan Janji Sebelumnya Mengekspresikan Harapan Mendoakan Acara Menyenangkan Penyesalan Usaha Kehadiran Ucapan Terimakasih Pamit Keinginan Kehadiran Lain-lain Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan yobikake hanya muncul pada ungkapan penolakan terhadap strata atas, hal ini serupa dengan yang terjadi pada sampel penelitian. Presentase permintaan maaf yang tertinggi nampak pada strata atas yaitu 85.7%, sedangkan yang paling rendah nampak pada strata sederajat sebanyak 28.6%. 100% responden menyampaikan alasan ketidakikutsertaan yang terlihat pada strata atas dan bawah, sedangkan pada strata sederajat hanya 71.4%. Presentase pernyataan ketidakikutsertaan secara langsung terbanyak muncul pada strata rendah 57.1%. Pernyataan terima kasih pada strata atas dan sederajat masing-masing sejumlah 57.1%, sedangkan pada strata rendah hanya berkisar 28.6%. Presentase penyampaian harapan muncul pada strata atas yaitu 57.1%. Sedangkan ungkapan penyesalan pada strata atas sebanyak 71.4% dan pada strata bawah sebanyak 42.9%, hal ini tidak tampak pada strata sederajat. 102

45 Sebaliknya, penyampaian usaha kehadiran hanya muncul pada strata sederajat sejumlah 14.3%. 14.3% menyatakan ungkapan untuk berpamitan yang hanya muncul pada strata atas. penyampaian keinginan kehadiran pada strata atas dan bawah masingmasing 14.3% dan tidak muncul pada strata sederajat. Unsur lain yang digunakan native speaker sebanyak 57.1% digunakan ketika menyatakan penolakan pada strata bawah dengan menyatakan saran Penolakan Terhadap Permohonan (Native Speaker) Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Tinggi Tabel 4.13 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan tidak memberi bantuan Penyampaian penolakan Menyebutkan permohonan Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan permohonan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha untuk dapat membantu Ucapan terimakasih Pamit Keinginan untuk membantu Lain-lain % respoden menyatakan alasan ketidakikutsertaan mereka. Sebagian besar menyatakan alasan dengan pola ~ ので, selain itu ada juga responden yang 103

46 menyatakan alasan dengan pola ~ んです dan ~ て. 85.7% responden menyatakan permintaan maaf karena tidak dapat ikut serta dengan ungkapan すみません, 申し訳ありませんが ataupun 申し訳ないのですが. Presentase 28.6% masing-masing untuk menyampaikan ketidakikutsertaan secara langsung dan usaha kehadiran. 71.4% responden menyatakan hal-hal lain diluar unsur yang sudah ada yaitu penundaan untuk dapat membantu di lain waktu dan saran dengan ungkapan よかったら直すのは明日でもいいですか, それが終わってからでもいいですか?, これが終わったら 見てみます, 明日以降でもいいですか dan 他の人にお願いしていただけませんか Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Sederajat Tabel 4.14 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan tidak memberi bantuan Penyampaian penolakan Menyebutkan permohonan Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan permohonan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha untuk dapat membantu Ucapan terimakasih Pamit Keinginan untuk membantu Lain-lain

47 Pada situasi ini, 71.4% responden menyampaikan maaf dengan ungkapan 申し訳ありませんが dan ごめんね. 100% responden menyatakan alasan tidak bisa membantu. 57.1% menyatakan penolakan secara langsung dengan ungkapan 断る, 行けない dan できません. 28.6% responden menyatakan usaha untuk dapat membantu dengan ungkapan 後片付けるとかで人手が必要なら そのときに手伝わせて. 57.1% menyatakan keinginan untuk dapat membantu dengan ungkapan-ungkapan seperti berikut. お手伝いをしたいのはやまやまなんですが 手伝いに行きたいけどできたらお手伝いに行きたいんだけどとっても手伝いたいんだけど もっと早く言ってもらえたら行けなんだけど 105

48 Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Rendah Tabel 4.15 No Unsur Ujaran Jumlah % 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan tidak memberi bantuan Penyampaian penolakan Menyebutkan permohonan Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan permohonan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha untuk dapat membantu Ucapan terimakasih Pamit Keinginan untuk membantu Lain-lain Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa 28.6% menyampaikan permintaan maaf. Ungkapan maaf yang muncul pada situasi dan strata sosial lebih rendah hanya ごめん. 71.4% menyatakan alasan dengan ungkapan ~ んだ dan ~ から. 42.9% menyampaikan usaha untuk dapat membantu. Dari data yang telah dianalisis diatas mengenai pernyataan penolakan terhadap permohonan dengan berbagai strata sosial dan usia di atas, diperoleh data sebagai berikut. 106

49 Tabel 4.16 No Unsur Ujaran Penolakan Atas Sama Rendah 1 Panggilan Permintaan maaf Alasan tidak memberi bantuan Penyampaian penolakan Menyebutkan permohonan Mengekspresikan rasa terimakasih Penyebutan permohonan Janji sebelumnya Mengekspresikan harapan Mendoakan acara menyenangkan Penyesalan Usaha untuk dapat membantu Ucapan terimakasih Pamit Keinginan untuk membantu Lain-lain Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa yobikake hanya digunakan untuk strata atas. Permintaan maaf karena tidak dapat membantu terdapat pada semua strata dengan presentase tertinggi pada strata atas 85.7%. penyampaian alasan juga nampak pada semua strata, dengan persentase paling kecil pada strata rendah 71.4%. Penyampaian penolakan tidak ditemukan pada strata bawah, sedangkan ungkapan penyesalan hanya ditemukan pada strata bawah sebanyak 14.3%. sedangkan usaha untuk dapat membantu terdapat pada strata manapun dengan presentase terbesar untuk strata rendah sebanyak 42.9%. keinginan untuk membantu tidak ditemukan pada strata atas, dan presentase tertinggi pada strata sederajat yaitu 57.1%. Dalam analisis ungkapan penolakan terhadap permohonan, unsur-unsur yang lainnya yang banyak digunakan adalah pemberian saran, penundaan kesanggupan membantu di lain waktu. 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari analisa data yang diperoleh dari kuisoner yang diberikan kepada responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam mengungkapkan penolakan terhadap

Lebih terperinci

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo Pemahaman Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester V Universitas Riau Oleh: Nunung Nurhayati 1 Anggota: 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: hayatin001@gmail.com, No. HP:082382432073

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 4 KESIMPULAN Sebelumnya, telah dilakukan penelitian tentang realisasi penolakan dalam bahasa Jepang terhadap permohonan, penawaran, undangan, dan pemberian saran. Hasil penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebuah kegiatan penelitian, tidak akan terlepas dari metode penelitian yang digunakan untuk menjawab seluruh masalah penelitian. Selain mencakup metode, penelitian

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG Asteria Permata Martawijaya Pendahuluan Tindak tutur tidak langsung adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen bermakna terima kasih dalam bahasa Jepang dan ungkapan persalaman berterima kasih dalam bahasa Indonesia No Ungkapan Persalaman Kalimat Penutur Mitra

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Danwa ( 談話 ) Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse (wacana), teks atau bunshou (karangan). Danwa adalah ungkapan bahasa berupa suatu

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan responden dalam menggunakan keigo. Instrumen berupa tes dan non tes disebarkan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

SHJ Student Voice. For Indonesian Students. SHJ Language School

SHJ Student Voice. For Indonesian Students. SHJ Language School SHJ 201 7 Student Voice For Indonesian Students SHJ Language School 留学生アンケート 名前 :Miranti Yunita 年齢 :26 性別 : 男 女 アルバイト : 無 有 らいにちねんげつ 来日年月 たいざいきかん 2015 年 6 月滞在期間 15 ヶ月 もくてき 1 日本へ留学する目的について ( どうして日本への留学を選んだか?

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室 DIKTAT KULIAH Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 中級日本語 New Approach Japanese Intermediate Course 日本語研究者教材開発室 By: 小柳昇 (2002,203,2004) Pengantar Diktat ini disusun untuk memberikan penjelasan dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut : 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori shuujoshi Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か ぜ ぞ さ わ よ ね disebut sebagai shuujoshi. Yang dimaksud dengan shuujoshi menurut gendai nihongo bunpo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu BAB 3 Analisis Data Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu のだ dalam novel Yaneura no Shoujo dan membaginya menjadi empat sub bab. 3.1 Analisis Fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaannya, seperti komunikasi lisan maupun tertulis. Menurut Leech (1999:

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR

BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR 10 BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai kerangka teori yang digunakan sebagai landasan untuk menganalisis data sebagaimana telah dirumuskan dalam Bab 1 Pendahuluan. Teori inti

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

mahasiswa dalam memulai sebuah komunikasi, seperti あの 失礼します, こん

mahasiswa dalam memulai sebuah komunikasi, seperti あの 失礼します, こん BAB IV PEMBAHASAN Setelah analisa dilakukan didapatkan hasil berupa rangkaian tindak tutur (speech act set) ajakan yang dibagi menjadi 3 jenis bagian yaitu pra-invite, invite dan post-invite. Di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra SKRIPSI LARAS BUDIARTI 2014110903 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh Bab 3 Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis penyebab utama kenakalan remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh pertama yang dibahas adalah tokoh Yusei

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, penulis akan menganalisis penyebab gangguan depresi yang dialami oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini diceritakan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya,

Bab 3. Analisis Data. yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya, Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini penulis akan menganalisis dua penyebab utama tindakan bunuh diri yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya, sedangkan yang ke dua

Lebih terperinci

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang mengakibatkan perekonomian Jepang hancur. Adanya perubahan terjadi setelah pasca perang dunia

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI Desak Made Sri Mardani Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian yang membahas tindak tutur berkaitan dengan strategi penolakan telah beberapa kali dilakukan. Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa yang kita pakai pada saat ini tidaklah sama dengan bahasa yang digunakan dengan berabad-abad yang lalu. Manusia selalu berbicara dengan berbeda tergantung

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis mengenai bait bait yang ada pada

Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis mengenai bait bait yang ada pada Bab 3 Analisis Data Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis mengenai bait bait yang ada pada lagu Rising Sun karya Atsushi Sato sebagai korpus data, dihubungkan dengan teori teori sintaksis dan semantik.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif ABSTRAK Skripsi ini berjudul Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Drama Ichi Rittoru no Namida karya Masanori Murakami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindak tutur tidak langsung literalyang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Didalam kehidupan bermasyarakat, bahasa sangat penting digunakan untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Chaer (2004:32) mengatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan BAB 3 ANALISIS DATA Berdasarkan pada teori-teori yang ada pada bab dua, pada bab tiga ini, saya akan mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan dalam komik yang menjadi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Kelas Kata Seperti halnya bahasa lain, dalam bahasa Jepang juga terdapat kelas kata. Setiap kelas kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat. Menurut

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia 2.1.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang Menurut Fujisawa (1981) dalam bukunya yang berjudul Zusetsu

Lebih terperinci

STRATEGI PENGGUNAAN TUTURAN MEMINTA MAAF DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM KIMI NI TODOKE KARYA NAOTO KUMAZAWA SKRIPSI

STRATEGI PENGGUNAAN TUTURAN MEMINTA MAAF DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM KIMI NI TODOKE KARYA NAOTO KUMAZAWA SKRIPSI STRATEGI PENGGUNAAN TUTURAN MEMINTA MAAF DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM KIMI NI TODOKE KARYA NAOTO KUMAZAWA SKRIPSI OLEH FIRDA OCTAVIANING NASTITI NIM 105110201111077 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci