BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Produksi Proses produksi dapat di definisikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna dapat berupa benda atau tangible material seperti mobil, pakaian, radio, obat, motor, dan sebagainya, namun juga dapat berupa jasa ( intangable material ) sepeti informasi, pelayanan, programer komputer, jasa dokter, pilot pesawat, dosen dan sebagainya. Dari definisi diatas, dapat dilihat bahwa proses produksi pada hakekatnya adalah proses pengubahan ( transformasi ) dari bahan atau komponen ( input ) menjadi produk lain yang mempunyai nilai lebih tinggi atau dalam proses terjadi penambahan nilai, seperti ditunjukkan dalam gambar berikut ini :

2 8 Input Mesin Bahan/ komponen Energi Disain Proses Transformasi Proses produksi dengan menggunakan berbagai macam fasilitas produksi Output Barang Jasa Produk sampingan Sisa siasa Proses Gambar 2.1 Proses Produksi Pabrik Dalam gambar 2.1 memperhatikan bahwa setelah semua unsur input dibutuhkan tersedia, maka proses produksi dapat dimulai yang meliputi proses pembuatan dalam unit unit perakitan dengan prosedur yang benar dan dikontrol untuk mendapatkan kesesuaian dengan desain yang telah ditetapkan. Proses produksi akan berakhir ketika produk yang dihasilkan dilakukan dengan pengepakan untuk siap dikirimkan ke konsumen. Dengan demikian dalam proses produksi terjadi berbagai macam proses, yaitu ( 1 ) proses pembuatan ( 2 ) proses perakitan, ( 3 ) proses pengujian, ( 4 ) proses pengepakan Perkembangan Teknologi Proses Produksi Proses produksi yang terjadi dalam berbagai macam pabrik saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sebagai akibat kemajuan yang dicapai dibidang teknologi dan komputer. Perubahan pada teknologi proses ini akan berakibat langsung pada desain produk sebagai salah satu unsur input yang akan masuk dalam proses produksi, karena harus menyesuaikan dengan karakteristik serta prosedur yang dimiliki oleh proses produksi dalam membuat produk.

3 9 Faktor faktor pendorong kemajuan dibidang teknologi proses produksi akhir akhir ini terutama disebabkan oleh tiga faktor penting,yaitu : 1) Usaha untuk meningkatkan kualitas, terutama didorong oleh permintaan produk yang lebih baik. Beberapa usaha untuk mencapai hai ini antara lain - Memperbaiki konstruksi mesin hingga mampu menghasilkan kualitas produk yang diinginkan. - Pengembangan dan penyempurnaan proses produksi yang baru 2) Usaha untuk meningkatkan produktifitas, terutama didorong oleh permintaan untuk menghasilkan produk dengan harga lebih bersaing. Beberapa usaha untuk mencapai hal ini antara lain : - Mengusahakan cara produksi yang lebih cepat. - Peningkatan waktu pemakaian mesin dengan meningkatkan otomatisasi pada proses produksi. 3) Usaha untuk meningkatkan fleksibilitas, terutama didorong oleh berbagai hal seperti : - Umur produk yang semakin pendek. - Makin banyaknya variasi produk sejenis yang karena perbedaan selera konsumen. - Makin sedikitnya jumlah komponen yang dibuat sehingga tidak lagi ekonomis. Menghadapi perkembangan teknologi proses produksi, manajer dituntut untuk memiliki dan menentukan bentuk teknologi proses yang

4 10 akan digunakan termasuk mekanisasi dan otomatisasi adalah upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mekanisme pekerjaan, dengan mengganti aktivitas manusia dengan aktivitas mesin. Penggunaan otomatisasi memerlukan pertimbangan yang serius mengenai akibatnya yang timbul terutama dengan pekerja dalam pabrik, karena otomatisasi akan meningkatkan keubutuhan tenaga kerja operator yang memerlukan pendidikan terampil. Industri industri yang mengolah atau menghasilkan produk dengan variasi rendah lebih banyak menghasilkan produk berbagai jenis melaksanakan otomatisasi unit unit produksi, mulai dari penerimaan bahan baku hingga produk siap dikirim ke konsumen Manajemen Kualitas (Quality Management/QM) Manajemen kualitas di definisikan sebagai sebuah filosofi atau sebuah pendekatan yang dipakai oleh manajemen untuk menyusun sekumpulan prinsip, dimana satu sama lain saling mendukung dan masingmasing bagian didukung dengan seperangkat teknik dan implementasi. Manajemen kualitas modern didasari oleh tiga prinsip dasar : 1. Fokus pada pelanggan 2. Partisipasi dan kerja sama semua individu di dalam perusahaan 3. Fokus pada proses yang didukung oleh perbaikan dan pembelajaran secara terus menerus

5 Prinsip Manajemen Kualitas Prinsip - prinsip ini merupakan landasan filosofi six sigma, dan walaupun terdengar sederhana, amat berbeda dengan praktik manajemen tradisi lama. Dahulu, perusahaan jarang berusaha memahami tuntutan pelanggan eksternal, apalagi pelanggan internal 2.4. Pengertian Kualitas Kualitas dari produk ( barang / jasa ) merupakan faktor dasar kepuasan konsumen dalam menentukan produk yang akan dibeli atau dipakai. Sehingga kualitas dari produk merupakan faktor kunci bagi keberhasilan perusahaan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas biasa disebut sebagai 9M, meliputi : Market ( pasar ), Money ( uang ), Management ( manajemen ), Man ( manusia ), motivation ( motivasi ), Material ( bahan ), Machine and Machanization ( mesin dan mekanisasi ), Modern Information Methods ( metode informasi modern ), Mounting Product Requirements ( persyaratan proses produksi ) ( Feigenbaum, AV, 1992 ). Kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia. Banyak pakar dan organisai yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandang masing-masing. Peningkatan kualitas merupakan fokus dari penelitian ini. Oleh karena itu kata kualitas perlu dipahami dan didefinisikan terlebih dahulu ( Gasvers, V, 2001 ). Banyak pakar di bidang kualitas yang

6 12 mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Beberapa diantaranya yang paling terkenal adalah yang dikembangkan oleh 3 pakar kualitas tingkat internasional, yaitu W. Edwards Deming, Philip B Crosby dan Joseph M. Juran. Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, dari definisi-definisi terdapat beberapa kebersamaan yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut ( Tjiptono, F & Diana, A 2001 ) : a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah ( misalnya apa yang diungkap kurang berkualitas pada masa yang akan datang ). Atau bisa disimpulkan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan ( Tjiptono, F & Diana, A, 2001 ). Goetsch Davis, 1994 membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupannya yaitu: Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

7 Perspektif Terhadap Kualitas David Garvin, 1994 mengidentifikasi adanya lima alternative perspektif kualitas yang biasa digunakan: 1. Transcedental Approach Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit di definisikan dan dioperasionalkan maupun di ukur. Perspektif ini umumnya di terapkan dalam karya seni seperti seni music, seni tari, seni drama dan seni rupa. Definisi seperti ini sangat sulit untuk di jadikan sebagai dasar perencanaan dalam manajemen kualitas. 2. Product -Based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dimiliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi individual. 3. User-Based Approach Kualitas dalam pendekatan ini di dasarkan pada pemikiran bahwa kualitastergantung pada orang yang memandangnya dan produk yang palingmemuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera (fitness for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. 4. Manufacturing-Based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supplybased atau dari sudut pandang produsen yang mendefinisikan

8 14 kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratannya (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang menentukan kualitasa dalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan dan bukan konsumenyang menggunakanya. 5. Value-Based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas didefinisikan sebagai affordable excellence.oleh karena itu kualitas dalam pandangan ini bersifat relative, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai Definisi Kualitas Feigenbaum dalam bukunya Total Quality Control mengatakan bahwa kualitas adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk, mulai dari pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk tersebut memenuhi harapan-harapan konsumen. Jadi performansi merupakan ukuran kualitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas yang muncul dari suatu produk merupakan kompromi dari sekelompok karakteristik-karakteristik yang diinginkan konsumen yang berhasil ditangkap dan diterjemahkan oleh produsen. Konsumen merupakan elevator kualitas karena pada akhirnya konsumen yang memutuskan suatu kualitas, bukan insinyur,

9 15 pemasaran, atau manajemen.mereka memilih dengan kemampuannya, produk mana yang memenuhi persyaratan. Konsumen yang puas merupakan definisi praktis dari kualitas tinggi.pencapaian dan pemeliharaan tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas produk, merupakan faktor yang menentukan kesehatan, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memuaskan konsumen, produk harus tiba dalam jumlah, waktu, tempat dan memberikan fungsi yang tepat untuk suatu periode waktu dan harga yang sesuai. Jadi sasaran kebutuhannya ialah kualitas yang membangun keseimbangan yang tepat antara biaya produk dan nilai yang diterima oleh konsumen Dimensi Kualitas Secara umum, dimensi kualitas menurutgarvin (dalam Gazperz, 1997:3) sebagaimana ditulis oleh M. N. Nasution (2005: 4-5) dan Douglas C. Montgomery (2001:2) dalam bukunya,mengidentifikasikan delapan dimensi kualitas yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitasbarang, yaitu sebagai berikut 1. Performa ( performance) Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakankarakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membelisuatu produk.

10 16 2. Keistimewaan ( features) Merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. 3. Keandalan (reliability) Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinyasecara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu. 4. Konformasi (conformance) Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. 5. Daya tahan (durability) Merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu. 6. Kemampuan Pelayanan (serviceability) Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan/ kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan. 7. Estetika (esthetics) Merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan individual.

11 17 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) Bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk tersebut Pengendalian Kualitas Pengendalian adalah suatu proses pendelegasian tanggung jawab dan wewenang untuk suatu aktivitas manajemen,dalam menopang usaha-usaha atau sarana dalam rangka menjamin hasilhasil yang memuaskan. Pengertian kualitas juga banyak diberikan oleh orang yang ahli dalam bidang manajemen mutu terpadu, diantaranya : 1. Menurut Philip B. Crosby ( 1976 ) Kualitas adalah comformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan pencegahan, yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik (acceptable quality level). 2. Menurut Deming ( 1982 ) Kualitas merupakan kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa

12 18 yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan. 3. Menurut A. V. Feigenbaum (1983) Feigenbaum mengatakan bahwa kualitas adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk, mulai dari pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk tersebut memenuhi harapan-harapan konsumen. Jadi performansi merupakan ukuran kualitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas yang muncul dari suatu produk merupakan kompromi dari sekelompok karakteristik-karakteristik yang diinginkan konsumen yang berhasil ditangkap dan diterjemahkan oleh produsen. 1. Menurut Scherkenbach (1991) Kualitas ditentukan oleh pelanggan, dimana pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut. 2. Menurut Elliot (1993) Kualitas merupakan sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat, dikatakan sesuai dengan tujuan. Saat ini oleh banyak perusahaan, mutu diartikan sebagai penyesuaian sepenuhnya terhadap kebutuhan pelanggan. Karena

13 19 mutu adalah sesuatu yang sifatnya dapat terus berubah maka diperlukan suatu proses perbaikan mutu yang berkesinambungan. Salah satu konsep manajemen mutu yang mengutamakan pemenuhan keinginan atau kebutuhan pelanggan melalui perbaikan mutu yang berkesinambungan serta melibatkan seluruh sumber daya yang ada diperusahaan adalah kaizen. 2.5 Kaizen Pengertian Kaizen Kaizen merupakan istilah dalam bahasa jepang terhadap konsep Continous Incremental Improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Kaizen berarti penyempurnaan yang berkesinambungan yang melibatkan setiap orang. Pendekatan ini hanya dapat berhasil dengan baik apabila dengan disertai dengan sumber daya manusia yang tepat. Faktor manusia merupakan dimensi yang terpenting dalam perbaiakan kualitas dan produktivitas Tujuan Utama Kaizen Tujuan utama Kaizen adalah peningkatan terus menerus dalam kualitas, biaya dan delivery atau yang dekenal dengan Quality Cost Delivery ( QCD ). Quality yang dimaksud bukan hanya kualitas dari produk yang dihasilkan, tapi juga kualitas dari proses yang menghasilkan produk atau jasa. Cost berbicara mengenai biaya secara keseluruhan, mulai dari design, produk,

14 20 produksi, penjualan dan pelayanannya. Delivery berarti memenuhi permintaan sesuai dengan waktu dan jumlah yang diinginkan. Bila ketiga hal ini menyatu maka terjadilah yang disebut kepuasan pelanggan Konsep Dasar Kaizen Semangat kaizen yang tinggi dalam perusahaan jepang telah membuat mereka maju pesat dan unggul dalam kualitas. Kaizen pada dasarnya merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang bertujuan untuk melaksanakan perbaikan secara terus-menerus. Semangat kaizen berlandaskan pada pandangan berikut ( Gasvers,V, 2001 ) : 1. Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan esok harus lebih baik daripada hari ini 2. Tidak boleh ada satu hari pun yang lewat tanpa perbaikan/ peningkatan 3. Masalah yang timbul merupakan suatu kesempatan untuk melaksanakan perbaikan / peningkatan 4. Menghargai adanya perbaikan/peningkatan meskipun kecil 5. Perbaikan/peningkatan tidak harus memerlukan investasi yang besar Metode Kaizen Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya merupakan keseluruhan kumpulan aktivitas, dimana berusaha mencapai

15 21 kondisi fitness for use tidak peduli dimana aktivitas tersebut akan dilaksanakan yaitu mulai pada saat produk dirancang, diproses, sampai selesai dan didistribusikan kekonsumen. Kegiatan pengendalian kualitas antara lain akan meliputi aktivitas-aktivitas perencanaan kualitas pada saat merancang ( desain ) produk dan proses pembuatannya. Pengendalian dalam penggunaan segala sumber material yang dipakai dalam proses produksi ( incoming material control ), analisa tindakan koreksi dalam kaitannya dengan cacat-cacat yang dijumpai pada produk yang dihasilkan. Parameter yang menentukan suatu produk harus mampu memenuhi kosep fitnes for use ada dua macam yaitu parameter kualitas desain ( quality of design ) dan parameter kualitas kesesuaian ( quality of conformance ) ( Wign josoebroto, S, 2003 ). Keberhasilan perusahaan-perusahaan jepang dalam perbaikan kualitas dan reduksi biaya terus-menerus yang membuat mereka unggul dipasar global merupakan akibat dari penerapa filosofi kaizen ( perbaikan terus-menerus) pada perusahaan ( Yulianto Nur Saputro, Dwi. 205 ) Gemba Kaizen Gemba berarti tempat kerja ( work place / shop floor ). Kaizen berarti perbaikan teris menerus. Jadi gemba kaizen berarti peningkatan terus menerus di tempat kerja.

16 22 Ada tiga prinsip dasar didalam melakukan Gemba Kaizen yaiu : 1. Housekeeping 2. Muda Elimination 3. Standarization S Prinsip Dasar Housekeeping Salah satu prinsip dasar dalam penerapan Kaizen adalah housekeeping yang berarti penataan workplace dengan menjaga kebersihan dan kerapihan. Gerakan 5-S memperoleh namanya dari inisial kata jepang yang dimulai dari huruf S : Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke, sebagai bagian dari manajemen visual suatu program menyeluruh. Petunjuk mengulangi langkah-langkah itu seringkali dipasang detempat kerja guna melatih karyawan untuk dapat mematuhi peraturan yang diterapkan perusahaan ( Masaaki Imai, 1997 ). 1. Seiri ( Pemilahan ) Seiri berarti memilih dan mengelompokkan barang-barang sesuai dengan jenis dan fungsinya,sehingga jelas mana yang tidak diperlukan.situasinyayaitu semua barang dan bahan berantakan disuatu area bercampur baur tidak menentu sehngga tidak jelas mana yang penting, diperlukan dan tidak diperlukan.

17 23 2. Seiton ( Penataan ) Seiton berarti menyusun dan meletakkan bahan dan barang sesuai dengan tempatnya agar mudah ditemukan kembali atau dijangkau bila diperlukan 3. Seiso ( Kebersihan ) Seiso berarti membersihkan semua fasilitas dan lingkungan kerja dari kotoran serta membuang sampah pada tempatnya. 4. Seiketsu ( Pemeliharaan ) Seiketsu berarti memelihara semua barang atau peralatan, pakaian, tempat kerja dan material lainnya tetap dalam kondisi bersih dan tertata rapih. 5. Shitsuke ( Pembiasaan ) Shitsuke berarti membentuk sikap untuk memenuhi aturan aturan dan disiplin mengenai kebersihan dan kerapihan peralatan dan tempat kerja 2.6. Seven Tools Seven Tools atau tujuh alat pemecahan masalah merupakan alat yang membantu proses pemecahan masalah. Tujuh alat ini biasanya digunakan beriring dengan delapan langkah ( 8 Step ), Fungsinya adalah untuk memperjelas hal hal yang diuraikan pada delapan langkah dalam bentuk diagram diagram.

18 24 Tujuh alat pemecah masalah tersebut adalah : 1. Lembar Pengumpukan Data / Check Sheet Digunakan untuk mempermudah pengumpulan data, dimana seluruh data dari masing masing bagian dikumpulkan dalam bentuk laporan, kemudian mengkoreksi data yang berhubungan dengan masalah yang akan diatasi. 2. Stratifikasi ( Penggolongan ) Digunakan untuk menguraikan persoalan menjadi golongan sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur unsur tunggal dalam persoalan, seperti : - Jenis cacat / kerusakan - Penyebab kerusakan - Lokasi kerusakan - Material dari pembuatan, unit kerja, operator, waktu, dan sebagainya. 3. Diagram Pareto Merupakan diagram yang terdiri dari grafik balok dan grafik garis yang menggambarkan perbandingan masing masing jenis masalah terhadap keseluruhan. Grafik ini dapat digunakan untuk mempersempit daerah masalah, karena selalu ada sumber masalah yang dominan, menggambarkan jenis persoalan sebelum dan sesudah perbaikan.

19 25 4. Diagram Sebab Akibat Biasa disebut dengan tulang ikan ( Fish Bond Diagram ) yaitu diagram yang menunjukan faktor faktor yang menjadi sebab dari suatu akibat. Berguna untuk menemukan faktor yang berpengaruh, sember sumber permasalahan dan faktor penyebab dari suatu masalah. 5. Histogram Digunakan untuk memudahkan mengetahui distribusi frekwensi atau data yang ada untuk melihat persoalan. Diagram ini menunjukan harga rata rata dan derajat penyebaran sehingga kita jadi lebih mudah dalam melihat jenis data yang punya frekwensi tertinggi maupun terendah. Selain distribusi frekwensi bisa juga digunakan untuk menunjukan distribusi intensitas, produktifitas, distribusi nilai dan lain lain. 6. Diagram Pencar Suatu diagram yang menggambarkan korelasi dari suatu penyebab yang berkesinambungan terhadap penyebab lain atau terhadap akibat / karakteristik mutu, digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi dari suatu penyebab terhadap penyebab lain. 7. Grafik ( Control Chart ) Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk gambar, kelebihannya adalah : - Data lebih cepat, mudah, jelas dan menarik untuk dilihat

20 26 - Korelasi dengan data yang lalu dapat dipaparkan sekaligus sebagai perbandingan - Perbandingan dengan data lain yang berhubungan dapat terlihat jelas. Jenis grafik terdiri dari 3 macam, yaitu : - Grafik Garis ( Line Graph ) - Grafik balok ( Bar Graph ) - Grafik Lingkaran ( Cyrcle Graph ) Control Chart merupakan grafik garis penentuan batas maksimum dan minimum yang merupakan batas daerah pengendalian, mempermudah mengamati perubahan data dari waktu ke waktu dan melihat penyimpangan Delapan Langkah Pemecahan Masalah Delapan langkah pemecahan masalah ini mengikuti penjabaran siklus PDCA ( Plan Do Check Action ). Siklus ini merupakan aspek yang penting dalam kegiatan Quality Control Cyrcle. Adapun kedelapan langkah tersebut adalah : 1. Menemukan Persoalan Langkah pertama ini mengambil tema sesuai dengan prioritas masalah yang ada dan akan dipecahkan. Teknik pengendalian mutu yang dipakai dalam langkah ini adalah : grafik, diagram pareto,

21 27 dan histogram. 2. Menemukan sebab persoalan Dilakukan dengan cara mendaftarkan semua sebab yang mungkin dengan teknik sumbang saran ( brainstorming ). Teknik ini merupakan cara yang efektif untuk memunculkan ide kreatif dari setiap anggota untuk berpartisipasi. 3. Mencari Faktor Yang Paling Berpengaruh Menganalisa sebab sebab yang telah ditemukan, meneliti dan menguji sebab sebab tersebut dan menemukan prioritas utama untuk dipecahkan. Alat yang digunakan adalah diagram pencar. 4. Merencanakan Langkah Yang Tepat Langkah ini dapat dilakukan dengan cara : - Memikirkan segala cara penanggulangan yang mungkin - Mempelajari dan memilih cara penanggulangan yang paling efektif terhadap penyebab utama. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan pertanyaan sebagai barikut : Why What Where Who How : Mengapa perlu penanggulangan : Apa tujuan penanggulangan : Dimana penanggulangan dilaksanakan : Siapa yang melaksanakan : Bagaimana pelaksanaan

22 28 - Siapkan rencana pelaksanaannya dan informasikan ke personil yang terkait 5. Melaksanakan Rencana Pelaksanaan penanggulangan harus sesuai rencana penanggulangan, dan pembagian tugas harus secara adil sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing masing anggota. 6. Memeriksa Hasil Pada tahap ini langkah yang dilakukan meliputi : - Membandingkan hasil dengan rencana - Mengetahui penyimpangan penyimpangan yang terjadi dengan menggunakan alat diagram batang atau diagram grafik. 7. Mencegah Timbulnya Permasalahan Yang Sama Untuk mencegah timbulnya masalah yang sama, setiap hasil yang telah dicapai haruslah dibuat standarisasi, tujuannya antara lain untuk menurunkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam produksi. 8. Memperhatikan Persoalan Yang Masih ada Maksudnya adalah melihat kembali persoalan yang belum terselesaikan atau masalah yang lain dan kemudian mulai kembali dari langkah 1 sampai 8, begitu seterusnya sampai semua masalah selesai.

23 29

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir DELAPAN LANGKAH 8. Menetapkan target 1. Menentukan tema & analisa situasi 9. Standarisasi & rencana 2. Menetapkan target 6. Evaluasi hasil 3. Analisa faktor penyebab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KAIZEN

PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KAIZEN 1 Dinamika Teknik Juli PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KAIZEN Firman Ardiansyah Ekoanindiyo Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. VII, No. 2 Juli 2013 Hal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality) BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin BAB II TINJAUAN PUSTAKA Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin dicapai, tentunya hasil akhir yang diharapkan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1

MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1 MANAGEMENT INDUSTRI (QUALITY CONTROL) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 1 MATERI KULIAH Konsep Kualitas Perkembangan Pengendalian Mutu Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) Gugus Kendali

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Kualitas Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : a. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya b. Crosby (1979)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku

Lebih terperinci

Definisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu

Definisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Mutu 2.1.1. Definisi Sebuah perusahaan akan berfokus pada bagaimana memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, dimana hal tersebut hanya didapatkan apabila perusahaan

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kualitas (Mutu) Kualitas adalah standar mutu untuk suatu produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi yang berada dalam batas-batas toleransi yang diperbolehkan

Lebih terperinci

Quality Management. D Rizal Riadi

Quality Management. D Rizal Riadi Quality Management D Rizal Riadi Pengertian Quality is Compormance to Requirement (pemenuhan tingkat standar yang ditentukan oleh para konsumen terhadap suatu barang) Philip Crosby Quality is fitness for

Lebih terperinci

KUALITAS, PENDEKATAN INPUT- PROSES-OUTPUT NUR HADI WIJAYA, STP, MM

KUALITAS, PENDEKATAN INPUT- PROSES-OUTPUT NUR HADI WIJAYA, STP, MM KUALITAS, PENDEKATAN INPUT- PROSES-OUTPUT NUR HADI WIJAYA, STP, MM Bagaimana supaya ber kualitas Harus ada SISTEM di dalam suatu organisasi SISTEM adalah suatu proses/ kegiatan yang meliputi perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari suatu perusahaan pada dasarnya adalah untuk memperoleh laba yang optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Namun disamping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan harus dapat memahami keinginan konsumen, sehingga perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan harus dapat memahami keinginan konsumen, sehingga perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kualitas Dalam membeli suatu produk konsumen selalu berharap agar barang yang dibelinya dapat memuaskan segala keinginan dan kebutuhannya. Untuk

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 EMA503 Manajemen Kualitas Detail Mata Kuliah 2 Kode EMA503 Nama Manajemen Kualitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Pokok Bahasan 3 Pengantar & Definisi Mutu TQM QFD Budaya Mutu Biaya Mutu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kaizen Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang terhadap konsep continuous incremental improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Menurut Tjiptono dan Diana

Lebih terperinci

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA Kualitas didefinisikan dalam banyak cara. Menurut James Martin, konsultan komputer terkenal, mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kualitas/Mutu Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan penilaian atas biaya, mutu dan waktu. Kualitas menurut ISO 8402 adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis menyajikan beberapa teori yang berhubungan dengan tugas akhir untuk dijadikan landasan teori dalam pembahasan selanjutnya. Teori berisi definis-definisi maupun

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas yang didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang tumbuh pesat, perusahaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ANALISIS DEFECT PADA PROSES PRODUKSI DENGAN METODE QCC (QUALITY CONTROL CIRCLE) DAN SEVEN TOOLS DI PT. HILON SURABAYA (STUDI KASUS FINISHING PRODUK MATRAS) SKRIPSI Oleh : ANDRI HERMAWAN 0532010128 JURUSAN

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 EMA503 Manajemen Kualitas Detail Mata Kuliah 2 Kode EMA503 Nama Manajemen Kualitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi Mata Kuliah 3 Mata kuliah Manajemen Kualitas dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting sebagian besar organisasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting sebagian besar organisasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting sebagian besar organisasi mengingat mutu menyangkut organisasi secara keseluruhan maka pasti operasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Dasar Kualitas Produk dan jasa berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen ( kepuasan pelanggan). Untuk mengetahui apa yang di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang berfungsi untuk lindungi tubuh, selain lindungi tubuh pakaian pun saat ini digunakan untuk menunjang fashion,

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Perumahan II.1.1 Pengertian Perumahan Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU 1 PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU EMA503 Manajemen Kualitas Kontrak Perkuliahan 2 Kode Mata Kuliah : EMA-503 Nama Mata Kuliah : Manajemen Kualitas Kelas/Seksi : 01 & 10 Nama Dosen : Taufiqur Rachman E-mail

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER Mata Kuliah Dosen Hari / Tanggal Waktu Tempat : Manajemen Mutu Terpadu : 1. Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, M. Pd. 2. Nugraha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber

BAB III LANDASAN TEORI. atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Produksi Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Operasi merupakan salah satu fungsi dari bisnis disamping financial, marketing,maupun personalia. Operation tidak dapat berdiri sendiri, melaikan harus selalu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen dan Manajemen Operasional 2.1.1 Definisi Manajemen Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya

Lebih terperinci

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas)

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Kualitas yang rendah dapat menjadikan produk sangat mahal bagi produsen dan konsumennya. Konsekuensi

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengendalian Kualitas Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini mendorong perusahaan untuk lebih mengembangkan pemikiran-pemikiran unuk memperoleh cara yang efektif

Lebih terperinci

BAB II BIAYA MUTU. kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara oprasional

BAB II BIAYA MUTU. kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara oprasional 10 BAB II BIAYA MUTU 2.1. Mutu 2.1.1. Pengertian Mutu Mutu adalah ukuran relatif dari kebendaan. Mendefinisikan mutu dalam rangka kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di bidang industri akhir-akhir ini menuntut perusahaan untuk berpikir bagaimana caranya agar dapat bertahan di tengah pesatnya persaingan.

Lebih terperinci

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU PERTEMUAN #1 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi #1 EBM503

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kualitas Kualitas atau mutu adalah satu kata kunci yang harus terus dijaga oleh suatu industri atau perusahaan untuk dapat memberikan kepuasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum membahas mengenai pengertian manajemen produksi dan operasi, terlebih dahulu perlu diketahui bahwa manajemen produksi

Lebih terperinci

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Definisi Kualitas Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena berguna untuk membantu usaha tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu memberikan keuntungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Konsep Dasar Kualitas Secara definitif yang dimaksudkan dengan kualitas atau mutu suatu produk/jasa adalah derajat atau tingkatan dimana produk atau jasa tersebut

Lebih terperinci

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK Desain Produk : Dwi Purnomo www. agroindustry.wordpress.com Setelah membaca bab ini,diharapkan: Memahami arti dan pentingnya peranan mutu suatu produk Mengetahui batasan mutu produk

Lebih terperinci

MUTU. Disusun: Ida Yustina

MUTU. Disusun: Ida Yustina MUTU Disusun: Ida Yustina 1 PERUBAHAN PARADIGMA DALAM MANAJEMEN (DAFT) Paradigma Lama Organisasi Vertikal Paradigma baru Organisasi Pembelajar Kekuatan-kekuatan Organisasi Pasar Tenaga Kerja Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun tidak sedikit pula pelaku usaha kuliner yang gulung tikar alias

BAB I PENDAHULUAN. Namun tidak sedikit pula pelaku usaha kuliner yang gulung tikar alias BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis makanan (kuliner) merupakan salah satu bisnis yang dewasa ini berkembang pesat dan memiliki potensi berkembang yang cukup besar. Sudah banyak pelaku

Lebih terperinci

MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. TEKNIK PENGENDALIAN MUTU Gugus Kendali Mutu dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu menggunakan teknik : SEVEN TOOLS.

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengendalian Kualitas Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini mendorong perusahaan untuk lebih mengembangkan pemikiran-pemikiran unuk memperoleh cara yang efektif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Kualitas 1. Pengertian Biaya Kualitas Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang kualitas produk, manajemen perlu

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI. Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015

MANAJEMEN PRODUKSI. Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015 MANAJEMEN PRODUKSI Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015 Produksi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan barang/jasa lain yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada kondisi saat ini, salah satu sektor pembangunan yang harus diperhatikan oleh suatu negara adalah perekonomian. Maka pertumbuhan industri sangatlah

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Quality (mutu) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Kualitas Kualitas adalah sesuatu yang terus menerus dicari oleh manusia. Manusia mencari pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dirinya, begitu pula

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit untuk diprediksi. Keadaan ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

10/6/ Pengantar

10/6/ Pengantar Lecturer Content: Pengantar Konsep Pengendalian Kualitas / QC Quality of Conformance (Kualitas Kesesuaian/Kesamaan} Konsep Biaya dalam QC Tools / Penerapan Teknik Statistika dalam QC Proses Evolusi QC

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Banyak sekali pengertian mengenai definisi tentang kualitas. Beberapa ahli memberikan pengertian atau definisi tentang kualitas sesuai dengan cara pandang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan salah satu dari hal terpenting bagi perusahaan untuk membantu organisasi mencapai tujuan utamanya adalah mendapatkan laba atau

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flow Chart Pemecahan Masalah Dalam flow chart pemecahan masalah dalam penelitian ini menggambarkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam melakukan penelitian.

Lebih terperinci

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran". Penelitian tersebut dilakukan di PT.

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran. Penelitian tersebut dilakukan di PT. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Almunir Yudha Putra Raharja, mahasiswa Universitas Islam Indnesia pada tahun 2004 dengan judul "Evaluasi Pengendalian Kualitas Prduk Menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya Definisi mengenai biaya dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ ABSTRACT - Farid Juliyanto 1, Evi Yuliawati Teknik Industri, e-mail 1 : farid.juliyanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak.

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk hasil pertanian, umumnya rawan akan kerusakan saat pengolahan maupun saat penanganan bahannya. Untuk menghindari hal tersebut, setiap perusahaan akan menerapkan

Lebih terperinci

QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *)

QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *) QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *) Abstrak Dalam perjalanan menuju TQM/ TOTAL QUALITY MANAGEMENT, hingga kini masih ada pihak-pihak yang mempertanyakan konsep tersebut dan bahkan menanggapinya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Produk Menurut Philip Kotler (2002:407) definisi produk adalah: A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk adalah

Lebih terperinci

Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini?

Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini? Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini? Apa itu 5S? Koni-Chi-Wa Let s start 5S. 5S memberi jawaban untuk kita, karena 5S merupakan teknik penanganan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN DELI SERDANG

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN DELI SERDANG PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN DELI SERDANG R U K M I N I Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara email : rukminimsi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MUTU PELAYANAN KESEHATAN Dasar-dasar Pemahaman

MUTU PELAYANAN KESEHATAN Dasar-dasar Pemahaman MUTU PELAYANAN KESEHATAN Dasar-dasar Pemahaman dra. AYUN SRIATMI, M.Kes PROGRAM STUDI S-2 KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG JOSEPH JURAN - Mutu sebagai keistimewaan produk - Mutu berarti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

Lebih terperinci