BAB III METODE PENELITIAN
|
|
- Suparman Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Improvement Pada proses improvement ini menguraikan tentang alur jalannya improvement kursi pengemudi dari segi ergonomic pada Bus HINO RK-260. Diagram alur improvement ini diperlukan untuk mempermudah penulis dalam melakukan tahapan-tahapan improvement, sehingga tujuan dari improvement bisa tercapai dengan benar. Diagram alur improvement ini merupakan gambaran secara umum proses improvement dari mulai mulai observasi kursi pengemudi pada bus RK-260, pengukuran kursi, sampai pada tahap kesimpulan. Langkah-langkah improvement: 1. persiapan pembuatan alat dimana penulis berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan pihak pihak yang terkait untuk menuangkan ide membuat atau memodifikasi kursi bagi pengemudi bus untuk kenyamanan saat berkendara. 2. Ketika ide pembuatan atau memodifikasi kursi ergonomic telah disetujui oleh dosen pembimbing dan pihak pihak yang terkait, maka penulis melanjutkan dengan mencari literature atau jurnal yang berkaitan dengan kursi ergonomic guna menambah wawasan dan masukan pada memodifikasi kursi tersebut. 3. Langkah selanjutnya penulis merancang miniature kursi dengan skala kecil guna mempermudah penulis melakukan tahapan tahapan selanjutnya. 37
2 38 4. Setelah pembuatan miniature kursi telah jadi, kemudian penulis membuat rangkaian kursi ergonomic ini dengan memperhitungkan panjang, tinggi dan lebar kursi ergonomic ini, serta menambahkan fitur fitur yang bermanfaat untuk kenyamanan bagi pengemudi disaat berkendara dengan menempuh jarak yang cukup jauh. 5. Ketika rangkaian kursi yang telah selesai, penulis membuat rangkaian kelistrikan guna menunjang kelayakan kursi ergonomis ini saat digunakan oleh pengemudi. 6. Setelah rangkaian kursi dan rangkaian kelistrikan sudah terpasang satu sama lain dan berfungsi, maka penulis melakukan pengujian pada pengendara bus bus dengan rute dan waktu tempuh yang berbeda beda. 7. Kemudian penulis memasukkan data data yang diperoleh kedalam tabel dan grafik guna mendapatkan perbedaan antara sebelum dan sesudah memakai kursi pengemudi ergonomic ini guna mendapatkan data yang akurat.
3 39 Mulai NO Persiapan Pembuatan NO YES Miniatur Kursi Pengemudi Seat Driver Ergonomic System (SDES) Instalasi Alat YES Pengujian Data Hasil Uji Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram Alur Improvement Kursi Pengemudi 3.2 Skema Alur Pengujian Mulai Dalam tahap mulai ini penulis mencoba mencari literaur-literatur tentang sabuk pengaman. Mulai dari tentang sabuk pengaman, komponen sabuk pengaman serta perkembangan sabuk pengaman dari tahun ketahun termasuk teknologiteknologi canggih yang dipasang atau digunakan pada sabuk pengaman seperti saat ini.
4 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap dimana penulis mulai memikirkan tentang pembuatan alat serta komponen apa saja yang dibruhkan dalam pembuatan alat SDES. Serta penulis juga semakin mengembangkan pemikiran penulis agar dalam pembuatan alat SDES ini dapat bekerja dengan baik sehingga hasil yang didapatkan pun sesuai dengan tujuan penulis serta pembuatan alat ini sesuai dengan judul tugas akhir yang penulis ajukan Pembuatan Penulis memulai pembuatan dalam tahap ini, pembuatan miniature kursi pengemudi, pembuatan alat SDES serta instalasi alat pada kendaraan. Pembuatan Miniature Kursi Pengemudi Pada pembuatan miniature kursi pengemudi, penulis menggunakan bahan besi sebagai bahan yang paling utama dalam pembuatan kerangka atau meja dimana kerangka ini mempunyai fungsi untuk menahan atau menopang miniature kursi pengemudi serta box alat SDES.
5 41 Gambar 3.2 Kerangka Penopang Kursi Pengemudi Gambar 3.3 Kerangka Kursi Pengemudi
6 42 Pembuatan Alat SDES (Seat Driver Ergonomic System) Selain pembuatan miniature kursi pengemudi, penulis juga membuat alat SDES atau hal yang sangat penting dalam pembuatan kursi pengemudi ini. Gambar 3.4 SDES (Seat Driver Ergonomic System) Dalam alat SDES ini banyak berbagai komponen yang digunakan, dimana komponen ini mempunyai fungsi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh penulis. Dalam pembuatan rangkaian komponen SDES ini penulis meminta bantuan kepada seseorang yang profesional dan ahli dalam merangkai komponen sehingga dapat bekerja dan berfungsi sesuai dengan kebutuhan penulis.
7 43 Instalasi Alat SDES (Seat Driver Ergonomic System) Saat alat SDES ini sudah selesai pengerjaanya serta pembuatan miniature sabuk pengaman sudah selesai maka penulis melakukan percobaan cara kerja dari alat SDES ini untuk diinstalasi pada miniature sabuk pengaman.dalam pemasangan alat SDES pada mesin motor yang digunakan sebagai alat peraga penulis melakukan beberapa tahapan pada saat instalasi alat SDES ini, berikut beberapa tahapanya : 1. yang pertama penulis lakukan dalam instalasi alat SDES ini adalah pengambilan arus listrik yang ada pada bagian Ignition Switch yang terhubung pada aki atau baterai pada kendaraan, Gambar 3.5 Push Button Penulis menghubungkan 2 kabel pada alat SDES ke 2 switch yang berfungsi sebagai memaju mundurkan kursi pengemudi serta mengubah posisi senderan pada kursi pengemudi. Tujuan dari pengambilan arus listrik pada kunci kontak dikarenakan kunci kontak pada saat diputar kerah on maka aki atau battery yang ada digunakan dapat aktif sehingga alat SDES ini dapat langsung aktif ataupun bekerja. Alat SDES ini bekerja pada tegangan 12V DC. Pengambilan arus listrik ini dengan memutus
8 44 kabel yang ada pada kunci kontak yang berfungsi untuk menghidupkan atau mengaktifkan listrik yang terhubung dengan aki atau battery lalu disambungkan dengan kabel yang ada pada alat SDES untuk mengaktifkan alat SDES ini. 2. Setelah melakukan pengambilan arus listrik pada bagian kunci kontak, penulis menggunakan gear penggerak pada kursi pengemudi sebagai komponen pembantu untuk membantu merubah posisi kursi pengemudi agar lebih mudah posisi ergonomic. Gambar 3.6 Sambungan Gear Penggerak dengan Alat SDES 3. Saat penyambungan kabel yang ada pada kunci kontak dan alat SDES sudah mulai tersambung dengan benar, maka penulis mencoba mengaktifkan alat SDES dengan memutar kunci kontak kearah on sehingga alat SDES aktif yang ditandai menyalanya LED yang terpasang pada box SDES.
9 45 Gambar 3.7 Box SDES Setelah dilakukan pemasangan sensor yang sudah terhubung dengan alat SDES, maka penulis merapikan posisi box SDES agar terlihat rapih dan penulis mencoba untuk menjalankan fungsi dari alat SDES ini. Gambar 3.8 Posisi SDES
10 Pengujian SDES (Seat Driver Ergonomic System) Setelah tahap pembuatan selesai dilakukan dan setelah penulis melakukan penelitian tentang penggunaan kursi pengemudi terhadap 4 pengemudi bus HINO RK-260 yang ada di PEMDA DKI, maka penulis melakukan pengujian terhadap kursi pengemudi dengan cara memasangkan alat SDES ini pada bus HINO RK-260 yang mereka kendarai sehari-hari sesuai dengan hari operasional bus tersebut. Dalam pemasangan alat SDES ini penulis meminta bantuan pemasangan alat SDES ini kepada seseorang yang berwenang dalam perawatan-perawatan bus ini dikarenakan dengan peraturan yang berlaku di PEMDA DKI tersebut. Dalam proses pemasangan tidak jauh beda dengan pemasangan pada alat peraga yang sudah dijelaskan sebelumnya. Tetapi ada beberapa perbedaan pada pemasangan alat SDES ini. Yang dilakukan oleh penulis adalah memasangkan sensor pada bagian bawah kursi pengemudi yang diletakkan pada bawah senderan kursi pengemudi yang bertujuan untuk memberikan peringatan kepada pengemudi bahwa posisi senderan kusi pengemudi memiliki sudut kemiringan senderan pengemudi yang kurang ergonomis, sehingga dapat mengurangi terjadinya kelelahan serta sakit pada bagian postur tubuh tertentu pada pengemudi Data Hasil Uji Setelah melakukan pengujian terhadap 4 pengemudi bus yang ada di PEMDA DKI, maka penulis mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dimana tujuan dari pembuatan kursi pengemudi ini dapat terpenuhi dan sesuai dengan keinginan penulis. Dari hasil data yang didapat oleh penulis sebelum dan sesudah pemasangan alat SDES ini pada bus HINO RK-260 sebagai berikut :
11 47 Sebelum Pemasangan Alat SDES pada bus HINO RK-260 Sebelum dilakukan pemasangan alat SDES yang dilakukan oleh penulis terhadap 4 bus yang dikemudikan oleh para pengemudi. Penulis mendapatkan hasil keluhan pada bagian kursi pengemudi yang dijadikan rata rata dari 4 pengemudi bus sebesar 35%, dimana keluhan pada kursi pengemudi ini pengemudi merasakan kelelahan dan sakit pada bagian postur tubuh tertentu dikarenakan posisi sudut senderan pada kursi pengemudi kurang nyaman, sehingga pengemudi hanya mampu menempuh jam operasional selama 4 jam disetiap harinya. Sesudah Pemasangan Alat SDES pada bus HINO RK-260 Setelah dilakukan pemasangan alat SDES pada 4 bus tersebut maka penulis mendapatkan hasil yang memuaskan dikarenakan keluhan keluhan yang sering dirasakan oleh pengemudi berkurang dan pengemudi mampu menpuh jam operasional selama 8 jam disetiap harinya. Dari hasil pemasangan alat SDES pada kursi pengemudi dapat membantu untuk mengurangi keluhan keluhan yang sering dirasakan oleh pengemudi Kesimpulan Setelah dilakukannya pengujian terhadap 4 pengemudi bus yang ada di PEMDA DKI, dan penulis mendapatkan dari hasil data uji yang dilakukan dengan Sebelum dan Sesudah pemasangan alat SDES ini maka penulis dapat disimpulkan bahwa posisi sudut kemiringan pada kursi pengemudi dapat mempengaruhi kondisi tubuh pengemudi sehingga dapat mengganggu aktifitas dalam berkendara. Tetapi sesudah pemasangan alat SDES ini pengemudi merasakan perbedaan pada kondisi
12 48 tubuh pada saat mengendarai bus dimana pengemudi dapat mencapai jam operasional yang jauh lebih lama dari sebelumnya. 3.3 Metode Pengujian Dalam melakukan pengujian ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Pengujian Waktu Tempuh pada Pengemudi (Jam) Pada pengujian ini penulis mengambil data dengan melakukan pendataan waktu tempuh (jam) pada pengemudi. Apabila hasil data sudah didapat pada bus dengan No.Pol. B 7122 EQ, maka dilakukan pengujian yang sama pada bus dengan No.Pol. B 7577 EQ, B 7120 EQ dan B 7309 EQ dengan rute operasional yang berbeda beda Pengujian Waktu Tempuh Operasional (22 Hari) Pada pengujian ini penulis mengambil data dengan melakukan pendataan waktu tempuh target operasional (22 Hari). Apabila hasil data sudah didapat pada bus dengan No.Pol. B 7122EQ, maka dilakukan pengujian yang sama pada bus dengan No.Pol. B 7577 EQ, B 7120 EQ dan B 7309 EQ dengan rute operasional yang berbeda beda. 3.4 Langkah-langkah Pembuatan Kursi Pengemudi dari Segi Ergonomic 1. Melakukan pengukuran-pengukuran teknik pada kursi sebelum modifikasi. 2. Melakukan pembuatan miniatur kursi pengemudi. 3. Membuat rangkaian Seat Driver Ergonomic System (SDES) sensor.
13 49 4. Pengaplikasian Seat Driver Ergonomic System (SDES) sensor pada kursi pengemudi. 3.5 Langkah-langkah Pembuatan Seat Driver Ergonomi System (SDES) 1. Membuat desain Printed Circuit Board (PCB) sesuai dengan gambar skema rangkaian yang sudah di desain sebelumnya. 2. Mengatur input (12 V) untuk memastikan rangkaian yang dipakai. 3. Proses pemasangan komponen-komponen ke Printed Circuit Board (PCB) atau perakitan. 4. Cek hasil rangkaian. 5. Pengaplikasian buzzer ke system kursi pengemudi ergonomic
14 Skema Box Seat Driver Ergonomi System (SDES) Resistor Push button LED indikator IC relay IC regulator Transistor Diode Kondensator Elektrolit Gambar 3.9 Skema Box Seat Driver Ergonomic System (SDES) 3.7 Komponen Seat Driver Ergonomic System (SDES) IC Regulator Gambar 3.10 IC Regulator
15 51 IC LM7812 adalah kode regulator yang bekerja pada tegangan positif yang berarti mereka menghasilkan tegangan output positif. IC LM7812 memiliki tiga kaki. Dari tampak depan, maka kaki pertama (kaki paling kiri jika dilihat dari depan) adalah input positif, kaki berikutnya atau kaki kedua adalah negative dan kaki ketiga sebagai outputnya. IC LM7812 ini mendukung tegangan input berapa saja di atas tegangan output yang diinginkan mencapai maksimum V, tergantung pada merek dan biasanya outputnya 1 atau 1,5 ampere Integrated Circuit (IC) Gambar 3.11 Integrated Circuit (IC) Integrated Circuit atau biasa disingkat IC adalah suatu komponen elektrolik yang dibuat dari bahan semi konduktor, dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti resistor, kapasitor, diode dan transistor yang terintgritasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil. IC digunakan untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektrolik agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil.
16 Printed Circuit Board (PCB) Gambar 3.12 Printed Circuit Board (PCB) Printed Circuit Board atau biasa disingkat PCB adalah sebuah papan yang digunakan untuk mendukung semua komponen-komponen elektronika yang berada diatasnya. Papan PCB juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk menghubungkan antara suatu komponen dengan komponen lainnya Resistor Gambar 3.13 Resistor
17 53 Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan di desain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistensi tertentu (tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin, nilai tengangan terhadap resistansi berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hokum Ohm LED indikator Gambar 3.14 LED Indikator Lampu LED atau kepanjangannya Light Emitting Diode adalah suatu lampu indicator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronnika tersebut.
18 Buzzer Gambar 3.15 Buzzer Buzzer adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara Box Gambar 3.16 Box Box berfungsi untuk melindungi rangkaian system elektonika, agar tidak terjadi konsleting listrik
19 Relay Gambar 3.17 Relay Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen elektromekanikal (electromechanical) yang terdiri dari dua bagian utama yakni: electromagnet (Coil), dan menikal (seperangkat kontak saklar atau switch Sensor Sensor adalah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik Diode Gambar 3.18 Diode
20 56 Diode adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur) Kondensator Elektrolit (Elco) Gambar 3.19 Kondensator Elektrolit (Elco) Kondensator Elektrolit atau biasa disingkat Elco adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negative, ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negative atau yang dekat tanda minus (-) adalah kaki negative, nilai kapasitasnya dari 0,47µF (mikrofarad) sampai ribuan mikrofarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt.
21 Reed Switch Gambar 3.20 Reed Switch Reed Switch adalah sebuah saklar listrik yang dioperasikan oleh medan magnet. Bagiannya terdiri dari sepasang kontak logam mengandung besi dalam amplop tertutup rapat dalam kaca. Dalam keadaan biasa kontak terbuka, kontak akan menutup ketika medan magnet terdeteksi. Setelah medan magnet ditarik dari saklar, saklar reed akan kembali ke posisi semula Transistor Gambar 3.21 Transistor Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
22 Push Button Gambar 3.22 Push Button Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. 3.8 Rangkaian Pembuatan Seat Driver Ergonomic System (SDES) Gambar 3.23 Skema Instalasi Alat
23 59 F. 5A Ignition Switch SDES Seat Driver Buzzer Sensor Baterai Gambar 3.24 Rangkaian Seat Driver Ergonomic System (SDES) Pada gambar diatas merupakan rangkaian arus listrik buzzer pada alat kursi pengemudi bus RK260. Piranti elektronik ini berfungsi sebagai pengontrol seat driver agar posisi pengemudi mendapatkan posisi nyaman dan membuat pengemudi tidak cepat capek pada saat berkendara. Rangkaian elektronik ini dilengkapi dengan sensor yang berfungsi sebagai input laporan awal ke rangkaian yang mana pada saat posisi duduk pada pengemudi merasa tidak nyaman berdasarkan atas standar yang telah ditentukan pada alat ini, maka sensor akan akan langsung membaca kondisi tersebut. Sehingga pengemudi akan segera memposisikan kursi pengemudi yang nyaman, aman, serta menjaga keselamatan saat mengemudi kendaraan. Rangkaian ini dilengkapi dengan buzzer yang mana buzzer ini akan berbunyi, jika laporan yang diterima dari SDES pada kondisi atau posisi yang tidak benar. Contoh adalah posisi tubuh pengemudi pada saat duduk terlalu miring kekanan atau terlalu miring kekiri atau bisa juga posisi tubuh pengemudi saat duduk terlalu tegak, sehingga posisi tubuh bagian punggung menjadi tidak nyaman. Buzzer tidak akan berhenti
24 60 berbunyi sebelum posisi tubuh pengemudi saat duduk belum memposisikan tubuhnya dengan benar. Alat ini dirancang dengan tujuan banyak postur tubuh dengan posisi duduk yang nyaman, maka pengemudi tidak akan cepat lelah dan capek. Sehingga postur tubuh keselamatan dalam berkendara dapat dikondisikan sebagai tujuan utama. Yang dimaksud dengan posisi mengemudi yang benar yaitu dimana posisi tubuh pengemudi pada bagian paha dan betis memiliki sudut yaitu 110 dan pada posisi tubuh pengemudi pada bagian lengan atas dan lengan bawah memiliki sudut Spesifikasi Kendaraan Tabel 3.1. Spesifikasi Bus HINO RK-260 HINO RK-260 Kemampuan Kekuatan Tanjakan (tan %) 35,7 Model Tipe J08E-UF Mesin 4 langkah Segaris; Direct Injection; Turbo Charge Mesin Intercooler Tenaga Maks. (PS/rpm) 260/2.500 Momen Puntir Maks. (Kgm/rpm) 76/1.500 Jumlah Silinder 6 Diameter x Langkah Piston (mm) 112 x 130 Isi Silinder (cc) 7.684
25 61 Tipe Pelat Kering Tunggal dengan Coil Spring; Kopling Hydraulic Operation; Dilengkapi Clutch Booster. Diameter (mm) 380 Tipe MF06S Perbandingan Gigi (ke-1) 8,189 (ke-2) 5,34 Transmisi (ke-3) 3,076 (ke-4) 1,936 (ke-5) 1,341 (ke-6) 1 (mundur) 7,142 Tipe Integral Power Kemudi Steering Radius Putar Min. (m) 9,2 Sumbu Depan Reverse Elliot, I-Section Beam Belakang Full-floating, single reduction, single speed by
26 62 hypoid gearings Perbandingan Gigi Akhir 4,3 Rem Utama Full Air dengan Rem Rem Pelambat Rem Parkir Sirkuit Ganda; Lead & Trail Shoe Terletak Pada Pipa Gas Buang. Spring Brake Pada Roda Belakang Roda & Ban Ukuran Rim 20 x 7,00t Ukuran Ban 10, PR Sistem Listrik Aki (V - Ah) 12V - 120Ah x 2 Tangki Solar Kapasitas (L) 270 Jarak Sumbu Roda WB (mm) Total Panjang OL (mm) Lebar OW (mm) Dimensi Tinggi OH (mm) Lebar Jejak Depan FR Tr (mm) Belakang RR Tr (mm) Julur Depan FOH (mm) Belakang ROH (mm) Suspensi Depan & Belakang Rigid axel dengan Pegas
27 63 Daun semielliptical; Couble Acting Shock Absorber dengan Stabilizer Depan (Kg) Berat Chassis Belakang (Kg) Total (Kg) GVWR (Kg) Cara Pemasangan Kursi Pengemudi Ergonomic Agar kursi pengemudi ergonomic dapat bekerja dengan baik, kita harus melakukan pemasangan kursi pengemudi ergonomic dengan cara yang benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pemasangan adalah: 1. Lakukan pengambilan power setelah kunci kontak atau ignition switch, yang terhubung dengan relay supply power yang bergantung pada kunci kontak. Hal ini untuk memastikan bahwa kursi pengemudi ergonomic dapat diaktifkan dan dimatikan bersamaan dengan keseluruhan system. 2. Lakukan koneksi kabel menggunakan skun dan konektor pada kabel sehingga kapanpun anda menginginkan system kembali ke standar, yang anda lakukan hanyalah mengganti sensor dan kabelnya, dan tidak perlu mengganti cable harness. Letakkan buzzer di bagian dashboard untuk memudahkan pengemudi mendapatkan peringatan setiap posisi duduk pengemudi tidak benar, dengan suara sinyal yang cukup keras.
28 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Kursi Pengemudi dalam Berkendara Dalam berkendara pengemudi harus memperhatikan beberapa hal penting pada kursi pengemudi. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kursi pengemudi dalam berkendara: 1. Dimulai dengan mengatur tempat duduk bagian bawah. Diatur tidak terlalu jauh dari posisi pedal-pedal. Ketika kaki kiri sedang mengoperasikan pedal koling, kaki dapat menapak secara maksimal kelantai kendaraan. Selain itu, ketika kaki kiri sedang mengoperasikan pedal kopling tumit masih bisa menempel pada permukaan lantai. 2. Selanjutnya dalam posisi normal, kedua kaki diatur agar tidak terlalu menekuk. Kondisi menekuk berjam-jam akan membuat sirkulasi darah pada bagian kaki tidak lancer. Konsekuensinya adalah kepenatan. Hal ini ternyata mempengaruhi kualitas konsentrasi. Dengan demikian kepenatan harus dapat diantisipasi dengan baik. 3. Kemudian atur posisi badan dengan menggunakan pengaturan kursi pengemudi. Caranya tempatkan salah satu tangan pada titik paling jauh dari linkar kemudi. Yaitu (jika kemudi diibaratkan sebuah jam) pada jam 12, tangan harus lurus dan pergelangan tangan tepat di jam 12. Maka jarak badan anda sudah tepat. 4. Pada posisi normal kedua tangan diletakkan pada posisi aman yaitu pada jam 9 3 senderung antara Dengan posisi ini maka pengoperasian setir akan leluasa. Jika terjadi tabrakan, badan pengemudi tidak terlalu dekat dengan kolom setir. Sehingga benturan keras pun pada badan dapat terhindar. Dalam keadaan mobil bergerak liar pengemudi pun akan dapat mengolah roda kemudinya tanpa harus menggerakkan punggungnya keluar dari backrest atau sandaran kursi.
29 65 Posisi duduk dimana punggung kadang menempel kadang tidak menempel pada sandaran adalah indikasi posisi duduk yang terlalu jauh dari lingkaran kemudi. Sebaliknya ketika tangan sedang menarik ke bawah dan siku menempel pada perut, maka ini menandai bahwa posisi duduk terlalu dekat.
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa power loss pada engine bus Hino R260 yang diakibatkan kesalahan pemindahan gigi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa Ketepatan Tekanan Tutup Radiator pada Bus Hino R260. Diagram alur penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian analisa lokal overheating pada mesin bus 6 silinder. Diagram alur penelitian ini diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PROSES PEMBUATAN SABUK PENGAMAN
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PROSES PEMBUATAN SABUK PENGAMAN Dalam pembuatan safety belt safe control system (SSCS) pada kendaraan roda empat maupun lebih terlebih dahulu harus dilakukan proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Pembuatan Pada proses pembuatan alat ini menguraikan tentang alur jalannya pembuatan alat pendeteksi beban penumpang pada bus untuk menghindari beban yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALUR PENELITIAN Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 20 Dalam bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian perbandingan antara menggunakan alat Semi-automatic
Lebih terperinciTUGAS AKHIR IMPROVEMENT KURSI PENGEMUDI BUS HINO RK-260 DARI SEGI ERGONOMIC
TUGAS AKHIR IMPROVEMENT KURSI PENGEMUDI BUS HINO RK-260 DARI SEGI ERGONOMIC Diajukan Guna Memenuhi SyaratKelulusan Mata KuliahTugasAkhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Imam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALUR PENELITIAN Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PERANCANGAN PEMBUATAN ALAT SENSOR SINYAL BUNYI POLISI TIDUR
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PERANCANGAN PEMBUATAN ALAT SENSOR SINYAL BUNYI POLISI TIDUR Gambar 4.1 Perancangan Alat Sensor Sinyal Bunyi Pada rangkaian yang diatas membutuhkan tegangan 5 V dengan
Lebih terperinciBAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK
BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK 24.1 Sistem EPS (ELEKTRONIK POWER STEERING) Elektronik Power Steering merupakan sistem yang membantu pengoperasian stering waktu dibelokkan dengan menggukan motor
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul
Lebih terperinciBAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN
BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengertian Alat Electrical Load Capability of Sensor (ELCOS) adalah suatu alat untuk mengetahui beban penumpang yang terdapat di dalam bus ataupun di bus yang lainnya. Alat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi
Lebih terperinciMAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)
MAKALAH Speaker Aktif Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18 SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) 431368. KUDUS-59319 1 Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah
Lebih terperinciGambar Lampu kepala
BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan
Lebih terperinciAVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk
AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur
Lebih terperinci1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.
TUGAS MANDIRI KELAS XI SCI Jum at 2 September 2016 1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. 2. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Odometer Kopling Problem dan Pemasangan Buzzer. Nomor Polisi Nomor Chasis Nomor Engine
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel dan Grafik Hasil Pengujian ini. Hasil dari pengujian masing-masing bus Hino RK260 yang dilakukan di bawah Tabel 4.1 Odometer Kopling Problem dan Pemasangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KESALAHAN PADA PEMASANGAN TERMINAL BATERAI KENDARAAN
PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KESALAHAN PADA PEMASANGAN TERMINAL BATERAI KENDARAAN Saparudin, Sukma Firdaus, Marlia Adriana Jurusan Mesin Otomotif Politeknik Negeri Tanah Laut Email : Syafar.dea@gmail.com
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)
Lebih terperinciROBOT LINE FOLLOWER ANALOG
ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,
Lebih terperinciPROTOTIPE PALANG PINTU OTOMATIS UNTUK BUSWAY BERBASIS INFRA RED
PROTOTIPE PALANG PINTU OTOMATIS UNTUK BUSWAY BERBASIS INFRA RED Suratun 1, Sri Nur Anom 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor. Jl. KH Sholeh Iskandar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Aspek Teknis 4.1.1 Data Target dan Tonase Unit Dump Truck Dari hasil pengambilan data pada PT. Masdar Mega Mas, didapatkan data sebagai berikut. Jumlah unit dump truck yang
Lebih terperinciUSER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA
USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI 2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN DAN ANALISA TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL
BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL V.1 Peralatan Pengujian Simulasi pengujian dilakukan terhadap test bed yang telah dibuat. Peralatan yang terdapat dalam test bed ini meliputi;
Lebih terperinciAdapun cara kerja mikrokontroler adalah sebagai berikut: mikrokontroler akan mengambil data hand brake switch
Semakin pesatnya teknologi, kadang membuat banyak orang kurang memahami dengan seksama atas hasil teknologi tersebut Contoh seorang pengemudi mobil yang tidak tahu persis dunia otomotif yang akhirnya kurang
Lebih terperinciUSER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI
USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI PELAJAR ELEKTRONIKA INDUSTRI 2008 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG 2 CREW Agung Wahyu Sekar Alam
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. mungkin timbul dapat ditekan dan dihindari. gagasan dan didasari oleh teori serta fungsi dari software visual basic,
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan
Lebih terperinciBAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)
BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan
Lebih terperinciDELTA LOW COST LINE FOLLOWER
DELTA LOW COST LINE FOLLOWER SPESIFIKASI: - Rasio Gigi: 1:22 - Dua motor DC - Battery Pack A3 4 pcs (Battery tidak termasuk) - Part A Line Follower (Sungut penjejak garis) - Infrared dengan lapisan pelindung
Lebih terperinciBAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Perancangan Interior yang Ergonomis Perancangan interior yang ergonomis adalah sebagai berikut : Kursi Depan Tinggi alas duduk : 280 mm Lebar alas duduk
Lebih terperinciUSER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU
USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW M. Hendra Sony Sanjaya DAFTAR ISI 3 DAFTAR ISI 1. Lampu Emergency...
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560
RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,
Lebih terperinciPemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu
Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Umum Sebuah robot adalah kesatuan perangkat yang tersusun dari mekanik yang di dalamnya tertanam serangkaian elektrik dengan fungsi dan kerja yang dapat ditentukan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini ditujukan kepada pengguna kursi roda yang mengendarai mobil dalam kegiatan sehari-hari. Kesulitan para pengguna kursi roda yang mengendarai mobil adalah melipat, memindahkan, dan
Lebih terperinciKUNCI OTOMATIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN RFID
KUNCI OTOMATIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN RFID Aprianto Ramadhona Yuliansyah Andika Putra Fredi Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Telah
Lebih terperinci2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015
10 2 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015 di Laboratorium Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
22 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat
Lebih terperinciRangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter
Modul Praktikum Rangkaian Listrik A. AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada rancang bangun pengukur kecepatan kendaraan menggunakan sensor GMR adalah metode deskriftif dan eksperimen. Melalui
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian
Lebih terperinciUSER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI
USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI SISWA KELAS XII TEI2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW 11268/130.EI Suryo Hadi Sampurno
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio No. Hasil / Kondisi Standar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tahanan sekering voltase battery Tegangan pada
Lebih terperinciJenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya
Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut
Lebih terperinciKOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika
Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,
Lebih terperinciCATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT
CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN LEMBAR PERSOALAN...... ii HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO..v KATA PENGANTAR.vi ABSTRACT viii DAFTAR ISI ix DAFTAR NAMA SIMBOL..
Lebih terperinciSmart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien
BERKENDARA YANG BAIK Sustainability Engineering Design Biogas Power Compressed Renewable Methane Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien 1. Pengecekan Bagian Luar Mobil Sebelum menggunakan mobil
Lebih terperinciBAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS
BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem pr Bateray/ accu Program Power supply Setting timer maksimal 15 menit Start Atmega 16 Display Driver Lampu Reset Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Accu
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 32 3.1 Langkah-langkah Perancangan Langkah dalam membuat rancangan alat kontrol menormalkan fungsi sein pada mobil saat lampu hazard difungsikan ini dilandasi dengan ide awal karena
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,
41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciKOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X
KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver
Lebih terperinciBAB III KONSEP RANCANGAN
37 BAB III KONSEP RANCANGAN 3. Kondisi Saat Ini Saat ini program studi Teknik Elektro belum memiliki alat peraga Hand- Held Metal Detector, yang mana menurut penulis sangat penting untuk menambah wawasan
Lebih terperinciBab IV. Switch, Relay dan Semikonduktor pengendali daya
Bab IV Switch, Relay dan Semikonduktor pengendali daya 43 4.1. Pendahuluan Kemampuan yang paling sering ada pada sistem pengaturan adalah kemampuan untuk mengatur aliran daya listrik yang biasa ada diantara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di jaman seperti sekarang ini, kehidupan manusia tidak terlepas dari piranti
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di jaman seperti sekarang ini, kehidupan manusia tidak terlepas dari piranti teknologi canggih baik berbentuk elektronik maupun tekologi lain. Di Indonesia sendiri selain
Lebih terperinciPENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL
PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL Komponen elektronika adalah komponen yang tidak bisa dipisahkan pada setiap alat atau perangkat elektronik dalam kebutuhan kita sehari-hari,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam
Lebih terperinciSEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE
SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.
33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan
Lebih terperinciROBOT LINE FOLLOWER (LINE TRACKING ROBOT)
ROBOT LINE FOLLOWER (LINE TRACKING ROBOT) Epan Adi Chandra 1), Prof.Dr.Ir.H. Didik Notosudjono.,M.Sc. 2), Ir. Dede Suhendi.,MT. 3) ABSTRAK Robot Line Follower (Line Tracking Robot) adalah suatu robot yang
Lebih terperinciKOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA
KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan
Lebih terperinciPertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen
Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
30 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN. 7-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 7 KESIMPULAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Aktifitas penyandang cacat kaki dalam menggunakan sepeda motor bebek yang dimodifikasi Berdasarkan hasil pengamatan, didapat gerakan-gerakan yang dilakukan saat menggunakan
Lebih terperinciUSER MANUAL PENGENDALI PINTU GESER SEDERHANA MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI
USER MANUAL PENGENDALI PINTU GESER SEDERHANA MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI SISWA KELAS XII TEI2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW Danang Hadi Wibowo NIS.
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab 3 telah dibahas tahapan yang dilakukan dalam merancang sistem hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa keseimbangan, analisa pusat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran
Lebih terperinciTabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus
BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang
7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga
Lebih terperinciUSER MANUAL INDIKATOR LEVEL AIR MATA DIKLAT : OTOMASI & PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA XII TEI 1 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU
USER MANUAL INDIKATOR LEVEL AIR MATA DIKLAT : OTOMASI & PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA XII TEI 1 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW AGUS SAYHKUL MUSAFAK EKO SUDARWANTO JATI
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)
PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. St. Syahrir No.124 Telp./Faks. (0752) 82243 Kode Pos 27118 Silaing Bawah BERITA ACARA PENJELASAN
Lebih terperinciGambar Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18
Gambar 3.14. Sistem kelistrikan solenoid pengunci tutup tangki bahan bakar... 16 Gambar 4.1. Menggerinda bagian dalam pintu... 18 Gambar 4.2. Bagian yang digerinda... 18 Gambar 4.3. Motor wiper yang telah
Lebih terperinciBAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas
BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram
Lebih terperinciMODIFIKASI SISTEM HEADLAMP LIVINA DENGAN PERGERAKAN ADAPTIVE
MODIFIKASI SISTEM HEADLAMP LIVINA DENGAN PERGERAKAN ADAPTIVE Yusuf Kusuma Hodianto 1), Ian Hardianto Siahaan 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236.
Lebih terperinciUSER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA
USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010/2011 CREW 2 CREW 11240/102.EI
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Metode pengumpulan Data Secara garis besar metodelogi penelitian yang dilakukan seperti digambarkan pada flowchart dibawah ini : MULAI IDENTIFIKASI MASALAH PEMBAHASAN DAN PEMBATASAN
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan
III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat dalam kehidupan manusia. Banyaknya aktifitas manusia menyebabkan banyaknya sarana yang digunakan untuk mempermudah kegiatan
Lebih terperinciUSER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA
USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA SISWA XII TEI-1 ELEKTRONIKA INDUSTRI 2008 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH DI SMKN 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW MOH.BAHRUDIN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciGambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift
BAB III CARA PEMBUATAN ALAT Miniatur lift yang akan dibuat adalah lift pada gedung tiga lantai. Miniatur lift adalah lift yang tanpa pintu (pintu manual). Setiap lantai memiliki tiga tombol yaitu dua tombol
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.
Lebih terperinciBAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen
BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PERANCANGAN SISTEM KONTROL MOTOR LISTRIK DENGAN SAKLAR CAHAYA ( LDR )
BAB IV PROSES PERANCANGAN SISTEM KONTROL MOTOR LISTRIK DENGAN SAKLAR CAHAYA ( LDR ) Dalam studi perancangan system control ini melalui beberapa proses yang perlu diperhatikan antara lain proses perakitan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN SPEED LIMITER Kecepatan tinggi merupakan salah satu faktor utama penyebab kecelakaan lalu-lintas darat. Disisi lain banyak perusahaan otomotif yang saling berlomba
Lebih terperinciBAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN
BAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN 1. Papan sirkuit cetak Gambar 64. Foto dari desain sirkuit dan realisasinya Papan sirkuit cetak (bahasa Inggris: printed circuit board atau PCB) adalah sebuah papan yang penuh
Lebih terperinciUSER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG
USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 CREW 2 CREW ESA KURNIAWAN NIS : 11246/108.EI DAFTAR ISI 3 DAFTAR ISI 1. Keran Air Otomatis... 4
Lebih terperinci