BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pemikiran m engenai ku alitas, da n pe mikiran s etiap or ang pa sti be rbeda-beda

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pemikiran m engenai ku alitas, da n pe mikiran s etiap or ang pa sti be rbeda-beda"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Kualitas 1. Pengertian Kualitas Dalam ke hidupan s ehari-hari, t idak s edikit or ang yang m embicarakan tentang m asalah k ualitas. N amun s etiap o rang me miliki b erbagai ma cam pemikiran m engenai ku alitas, da n pe mikiran s etiap or ang pa sti be rbeda-beda sesuai d engan k ualitas yang me reka n ilai. K ualitas s endiri me miliki b anyak kriteria yang berubah secara terus menerus, orang yang berbeda akan menilai atau mengartikan dengan kriteria yang berbeda pula. Konsep kua litas s ering dianggap s ebagai ukur an r elatif ke baikan s uatu produk atau jasa yang terdiri dari kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Konsep desain m erupakan f ungsi s pesifikasi pr oduk, s edangkan kua litas ke sesuaian merupakan s uatu ukur an s eberapa j auh s uatu produk m emenuhi k riteria at au spesifikasi kua litas yang t elah di tetapkan. A kan t etapi a spek t ersebut b ukanlah satu-satunya aspek dari kualitas. Banyak p akar d an o rganisasi yang m encoba m engartikan k ualitas berdasarkan s udut pa ndangnya m asing-masing. M eskipun s ebenarnya pengertiannya h ampir sama satu sama lain. Hansen dan Mowen (2000: ) berpendapat b ahwa kua litas s uatu pr osuk atau j asa m erupakan s esuatu yang memenuhi atau melewati pengaharapan pelanggan akan delapan dimensi berikut: 6

2 a. Kinerja (performances) Merujuk ke bagian konsisten dan baiknya fungsi suatu produk. b. Estetika (esthetics) Berkaitan dengan penampilan produk-produk yang berwujud (misalnya, gaya dan k ecantikan) s ekaligus j uga d engan p enampilan f asilitas, p eralatan, personel, dan perlengkapan komunikasi yang berkaitan dengan jasa. c. Kemampuan memberikan jasa (serviceability) Berkaitan dengan kemudahan pemeliharaan dan atau perbaikan suatu produk. d. Bentuk (features) Merujuk ke karakteristik suatu produk yang membedakan produk yang sejenis secara fungsional. e. Kemampuan untuk diandalkan (reliability) Adalah probabilitas suatu produk atau jasa dalam melakukan fungsinya untuk jangka waktu tertentu. f. Kecocokan dengan kegunaan (fitness for use) Merupakan kesesuaian suatu produk dengan fungsi-fungsinya seperti apa yang diinginkan. g. Daya tahan (durability) Merupakan jangka waktu dimana produk tersebut berfungsi. h. Kesesuaian (conformance) Merupakan s uatu t olak ukur m engenai ba gaimana s uatu pr oduk da pat atau bisa memenuhi spesifikasinya.

3 2. Sumber Kualitas Menurut T jiptono da n Diana ( 2000:34) m engatakan pa ling t idak a da lima sumber kualitas yang biasa dijumpai yaitu : a. Program, ke bijakan, d an s ikap yang m elibatkan kom itmen da n m anajemen puncak. b. Sistem informasi yang menekankan, baik pada waktu maupun pada detail. c. Desain pr oduk yang m enekankan ke andalan da n pe rjanjian e kstensif pr oduk sebelum dilepas ke pasar. d. Kebijakan p roduksi da n t enaga ke rja yang menekankan pe ralatan yang terpelihara ba ik, pe kerjaan yang t erlatih ba ik, da n pe nemuan pe nyimpangan secara tepat. e. Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama. 3. Peran Penting Kualitas Kualitas s angat p enting ba gi or ganisasi a taupun ba gi pe rusahaan. A da beberapa alasan yang membuat suatu organisasi ataupun perusahaan memerlukan kualitas didalam menjalankan kinerjanya. Ariani (2003:9-11) mengidentifikasikan enam pentingnya kualitas, yaitu ; a. Meningkatkan reputasi perusahaan Perusahaan ataupun organisasi yang telah menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas p asti ak an mendapatkan s uatu p redikat s ebagai p erusahaan at au organisasi yang kons isten da lam m engutamakan kua litas. O leh ka rena i tu, perusahaan at au o rganisasi m enjadi dikenal ba nyak m asyarakat da n

4 memperoleh n ilai le bih dimata ma syarakat. K arena me mperoleh n ilai l ebih dari masyarakat inilah perusahaan atau organisasi lebih dipercaya masyarakat dan secara otomatis reputasi perusahaan atau organisasi akan meningkat. b. Menurunkan biaya Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa untuk menghasilkan produk atau jasa yang b erkualitas s elalu b erdampak p ada p eningkatan b iaya atau i dentik dengan harga yang mahal. Namun hal itu bukanlah masalah lagi karena, untuk menghasilkan pr oduk a tau j asa yang b erkualitas p erusahaan atau o rganisasi tidak perlu mengeluarkan biaya yang tinggi. H al ini dapat dilakukan dengan cara berorintasi pada customer satisfaction, yaitu dengan mendasarkan jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Dengan begitu, tidak akan terjadi pemborosan yang harus dibayar mahal oleh perusahaan atau organisasi. c. Meningkatkan pangsa pasar Pangsa p asar ak an m eningkat ap abila m inimasi b iaya t ercapai, k arena perusahaan at au organisasi da pat m enekan ha rga, w alaupun ku alitas t etap menjadi yang terutama. Hal inilah yang nantinya dapat mendorong konsumen untuk m embeli da n m embeli l agi p roduk a tau j asa t ersebut s ehingga menyebabkan pangsa pasar meningkat. d. Dampak internasional Perusahaan atau organisasi yang mampu menawarkan produk atau jasa yang berkualitas, s elain ak an d iterima d i p asar l okal, p roduk atau j asa yang ditawarkan j uga ak an d iterima d i p asar i nternasional. D imana h al i ni ak an

5 menimbulkan kesan yang baik tersendiri terhadap perusahaan atau organisasi yang menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas tersebut. e. Adanya pertanggungjawaban produk Semakin meningkatnya persaingan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, maka pe rusahaan atau organisasi a kan di tuntut l ebih be rtanggung j awab terhadap de sain, pr oses, dan pe ndistribusian pr oduk a tau j asa t ersebut unt uk memenuhi ke butuhan d an ha rapan p elanggan. Selain i tu, pi hak pe rusahaan atau organisasi tidak perlu lagi mengeluarkan biaya uang begitu besar hanya untuk m emberikan jaminan t erhadap p roduk at au j asa yang d itawarkan tersebut. f. Untuk penampilan produk Kualitas a kan m ebuat p roduk a tau j asa di kenal, da n ha l i ni a kan m embuat perusahaan atau organisasi yang menghasilakan produk atau manawarkan jasa juga di kenal da n di percaya m asyarakat l uas. H al i ni m enyebabkan t ingkat kepercayaan pe langgang da n m ayarakat a kan be rtambah, s erta a kan menimbulkan fanatisme tertentu dari para konsumen terhadap barang atau jasa apapun yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut Biaya Kualitas 1. Pengertian Biaya Kualitas Di d alam m enghasilkan s uatu p roduk at au j asa yang d apat d iterima at au berkualitas, m aka di perlukan s uatu bi aya yang tidak s edikit. B iaya-biaya y ang

6 digunakan unt uk m enghasilkan pr oduk a tau j asa yang be rkualitas i nilah yang disebut sebagai biaya kualitas. Garrison dan Noreen (2001:846) menyatakan bahwa, biaya kualitas adalah biaya yang mengacu pada semua biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya barang cacat atau biaya yang harus dikeluarkan karena adanya barang cacat. Hansen dan Mowen ( 2001: ) bi aya ku alitas m erupakan bi aya yang t imbul ka rena kualitas yang mungkin buruk dan mungkin ada. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa bi aya ku alitas be rkaitan de ngan du a s ub-kategori d ari a ktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kualitas, yaitu: a. Aktivitas kontrol Aktivitas yang di lakukan ol eh s uatu pe rusahaan unt uk m enghindari a tau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi, aktivitas kontrol terdiri dari aktivitas pencegahan dan aktivitas penilaian. b. Aktivitas gagal Aktivitas yang di lakukan ol eh s uatu p erusahaan a tau p elanggannya da lam menanggapi kua litas b uruk ( kualitas bur uk memang t elah a da). D alam menanggapi kualitas buruk yang muncul sebelumnya pengiriman suatu produk yang j elek k e pe langgan, a ktivitas i ni di klasifikasikan s ebagai a ktivitas kegagalan internal dan aktivitas kegagalan eksternal. Biaya kua litas a dalah bi aya yang t erjadi atau m ungkin a kan t erjadi ka rena kualitas yang bu ruk. Ini be rarti bi aya ku alitas a dalah bi aya yang be rhubungan dengan pe nciptaan, p engidentifikasian, pe rbaikan, da n pe ncegahan k erusakan (Nasution, 2005:172).

7 2. Pengukuran Biaya Kualitas Menurut Hansen dan Mowen (2001:967) biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu: a. Biaya kualitas yang dapat diamati Merupakan biaya-biaya yang tersedia dari pencatatan akuntansi perusahaan. b. Biaya kualitas yang tersembunyi Merupakan bi aya ke sempatan yang di hasilkan da ri kua litas bu ruk ( biaya kesempatan biasanya tidak diakui dalam catatan akuntansi). 3. Klasifikasi Biaya Kualitas Menurut N asution ( 2005: ) bi aya ku alitas di kelompokkan m enjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut: a. Biaya pencegahan (prevention control) Biaya ini merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan produk yang di hasilkan. B iaya i ni m eliputi yang be rhubungan de ngan pe rancangan, pelaksanaan, dan pemelihara sistem kualitas. Ada be berapa m acam bi aya yang t ermasuk dalam ke lompok bi aya pencegahan, yaitu sebagai berikut: 1) Biaya perencanaan kualitas Biaya p erencanaan k ualitas ad alah b iaya-biaya yang di keluarkan un tuk aktivitas-aktivitas yang berkaitan de ngan pa tokan r encana kua litas pr oduk yang d ihasilkan, rencana t entang k eandalan, r encana p emeriksanaan, s istem data, dan rencana khusus dari jaminan kualitas.

8 2) Biaya tinjauan produk baru Biaya-biaya yang di keluarkan unt uk p enyiapan us ulan t awaran, pe nilaian rancangan b aru d ari s egi k ualitas, p enyiapan p rogram p ercobaan, dan pengujian unt uk m enilai pe nampilan pr oduk ba ru, s erta a ktivitas-aktivitas kualitas lainnya selama tahap pengembangan dan praproduksi dari rancangan produk baru. 3) Biaya rancangan proses atau produk Merupakan bi aya-biaya yang di keluarkan w aktu pe rencanaan pr oduk atau pemilihan pr oses pr oduksi yang di maksudkan unt uk m eningkatkan keseluruhan kualitas produk tersebut. 4) Biaya pengendalian proses Biaya-biaya yang di keluarkan unt uk t eknik p engendalian p roses, s eperti diagram p engendalian yang m emantau p roses p embuatan d alam u saha mencapai kualitas produksi yang dikehendaki. 5) Biaya pelatihan Biaya-biaya ya ng dikeluarkan untuk pengembangan, penyiapan, pelaksanaan, penyelenggaraan, dan pemeliharaan program latihan formal masalah kualitas. 6) Biaya audit kualitas Biaya-biaya yang di keluarkan unt uk m engevaluasi t indakan yang t elah dilakukan terhadap rencana kualitas keseluruhan. b. Biaya deteksi/penilaian (detection/appraisal cost) Biaya yang t erjadi unt uk m enentukan apakan pr oduk da n j asa s esuai dengan p ersyaratan-persyaratan k ualitas. T ujuan u tama fungsi d eteksi at au

9 penilaian i ni a dalah un tuk m enghindari t erjadinya kesalahan d an k erusakan sepanjang pr oses pe rusahaan. Adapun yang t ermasuk da lam ke lompok bi aya deteksi atau penilaian, yaitu sebagai berikut: 1) Biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku yang dibeli Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memeriksa dan menguji kesesuain bahan baku yang dibeli dengan kualifikasi yang tercantum dalam pesanan. 2) Biaya pemeriksaan dan pengujian produk Biaya ini meliputi biaya yang terjadi untuk meneliti kesesuaian hasil produksi dengan standar perusahaan, termasuk meneliti pengepakan dan pengiriman. 3) Biaya pemeriksaan kualitas produk Biaya i ni m eliputi bi aya unt uk m elaksanakan pemeriksaan ku alitas pr oduk dalam proses maupun produk jadi. 4) Biaya evaluasi persediaan Biaya ini meliputi biaya yang terjadi untuk menguji produk di gudang, dengan tujuan unt uk m endeteksi t erjadinya pe nurunan kua litas pr oduk s elama di gudang. c. Biaya kegagalan internal (internal failure cost) Biaya yang t erjadi k arena ad a k etidaksesuaian dengan p ersyaratan d an terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirimkan ke pihak luar (pelanggan). Pengukuran bi aya i ni di lakukan de ngan m enghitung ke rusakan pr oduk s ebelum meninggalkan pe rusahaan. Biaya k egagalan i nternal t erdiri at as b eberapa j enis biaya, yaitu sebagai berikut:

10 1) Biaya sisa bahan (scrap) Biaya i ni adalah kerugian yang t erjadi k arena ad anya s isa b ahan b aku yang tidak terpakai dalam upaya memenuhi tingkat kualitas yang dikehendaki. 2) Biaya pengerjaan ulang Biaya i ni m eliputi bi aya e kstra yang di keluarkan unt uk m elakukan pr oses pengerjaan ulang agar dapat memenuhi standar kualitas yang diisyaratkan. 3) Biaya untuk memperoleh bahan baku Biaya ini meliputi biaya-biaya tambahan yang timbul karena adanya aktivitas menagih penolakan dan pengaduan terhadap bahan baku yang telah dibeli. 4) Factory contact engineering cost Biaya ini merupakan biaya yang berhubungan dengan waktu yang digunakan oleh pa ra a hli pr oduk yang t erlibat da lam m asalah-masalah p roduksi yang menyangkut kualitas. d. Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost) Biaya yang t erjadi ka rena pr oduk a tau j asa y ang gagal m emenuhi persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirim pada para pelanggan. Dari semua biaya-biaya kualitas yang ada, biaya kegagalan eksternal merupakan bi aya yang pa ling m erugikan. Biaya-biaya yang t ermasuk d alam kategori ini adalah: 1) Biaya penanganan keseluruhan selama masa garansi Biaya i ni m eliputi s emua b iaya yang t erjadi k arena ad anya k eluhan-keluhan tertentu, s ehingga di perlukan pe meriksaan, r eparasi, a tau pe nggantian a tau pertukaran produk.

11 2) Biaya penanganan keluhan di luar masa garansi Biaya in i me rupakan b iaya-biaya yang b erkaitan d engan k eluhan-keluhan yang timbul setelah berlalunya masa garansi. 3) Biaya produk Biaya i ni m erupakan ke seluruhan bi aya pe layanan pr oduk yang di akibatkan oleh us aha unt uk m emperbaiki ke tidaksempurnaan a tau unt uk pe ngujian khusus, a tau unt uk m emperbaiki c acat yang b ukan di sebabkan ol eh a danya keluhan pelanggan. 4) Product Liability Biaya i ni m erupakan bi aya yang t imbul s ehubungan de ngan j aminan a tau pertanggungjawaban atas kegagalan memenuhi standar kualitas. 5) Biaya penarikan kembali produk Biaya i ni t imbul ka rena a danya pe narikan kembali s uatu pr oduk a tau komponen produk tertentu. Biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal tidak perlu terjadi bila tidak ada kerusakan. 4. Tujuan Biaya Kualitas Sitanggang da n C arolina ( 2010) m engungkapkan t ujuan bi aya kua litas sebagai berikut: a. Memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial. b. Memproyeksikan m engenai ka pan bi aya d an pe nghematan i tu t erjadi da n dibuat.

12 Jadi, tujuan pe mbuatan bi aya ku alitas a dalah unt uk m empermudah pr oses keputusan m anajemen. Selain i tu j uga, a gar pe rusahaan da pat m emproyeksikan kapan biaya terjadi, serta agar perusahaan dapat mengefisiensikan biaya. Dengan adanya tujuan biaya kualitas, perusahaan mengharapkan agar biaya kualitas dapat dipergunakan dengan baik. 5. Pandangan Terhadap Biaya kualitas Menurut Tjiptono dan Diana (2001:41-42) terdapat banyak anggapan bahwa peningkatan kualitas pasti dibarengi dengan peningkatan biaya, sehingga kualitas yang t inggi be rarti bi aya yang l ebih t inggi pul a. Tjiptono da n D iana ( 2001:41), mengatakan a spek e konomis da ri kua litas j auh m elebihi bi ayanya. A da t iga kategori p endangan yang b erkembang di antara pa ra pr aktisi m engenai bi aya kualitas: a. Kualitas semakin tinggi berarti biayanya semakin tinggi pula. b. Biaya p eningkatan k ualitas l ebih r endah d aripada p enghematan yang dihasilkan. c. Biaya k ualitas m erupakan b iaya yang b esarnya m elebihi b iaya yang te rjadi bila produk atau jasa dihasilkan secara benar sejak awal Produktivitas 1. Pengertian Produktivitas Menurut N asution ( 2005:281) pr oduktivitas m erupaka ni sbah atau r asio antara h asil k egiatan ( output) k eluaran d an s egala pengorbanan ( biaya) unt uk mewujudkan ha sil t ersebut ( input) m asukan. M enurut H ansen d an M owen

13 (2001:1010) pr oduktivitas be rkenaan de ngan kegiatan m emproduksi output dengan efisien dan secara khusus merujuk ke relasi antara output dan input yang digunakan unt uk m emproduksi output. S edangkan m enurut S unarto ( 2007:350) produktivitas a dalah uk uran e fesiensi ekonomi yang m engikhtisarkan n ilai da ri output relatif terhadap nilai dari input yang dipakai untuk menciptakannya. 2. Level Produktivitas Menurut Sunarto (2007:351) level produktivitas adalah unit-unit analisis yang dipakai unt uk m enghitung a tau m endefinisikan pr oduktivitas. P roduktivitas industri a dalah pr oduktivitas t otal yang di raih oleh s emua pe rusahaan da lam industri tertentu. Produktivitas perusahaan, sesuai dengan namanya, adalah level produktivitas yang di raih s ebuah p erusahaan i ndividual. P roduktivitas uni t a tau produktivitas i ndividual m asing-masing m engacu ke pada pr oduktivitas yang diraih ol eh s ebuah uni t a tau de partemen da lam or ganisasi da n ol eh seorang pekerja tunggal. 3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Banyak f aktor yang m empengaruhi pr oduktivitas ke rja, ba ik yang berhubungan dengan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan d an k ebijaksanaan p emerintah secara k eseluruhan. M enurut Sedarmayanti (2001:71), adalah : a. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim. b. Tingkat ke terampilan, y ang di tentukan ol eh pendidikan, l atiahan da lam manajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik industri.

14 c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha be rsama a ntara pi mpinan or ganisasi da n t enaga k erja u ntuk meningkatkan pr oduktivitas m elalui l ingkaran pe ngawasan da n p anitian mengenai kerja unggul. d. Manajemen produktivitas, yaitu ; manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistemn kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas. e. Efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas. f. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko kreativitas dalam berusaha dan pada jalar yang benar dalam berusaha. 4. Pengukuran Produktivitas Menurut H ansen da n M owen ( 2001:1012) pe ngukuran pr oduktivitas berkenaan de ngan pe nilaian kua ntitatif t erhadap pe rubahan produktivitas. Tujuannyya adalah untuk menilai apakah efisiensi produksi telah meningkat atau menurun. P engukuran produktivitas i ni da pat be rsifat a ktual a tau p erspektif. Pengukuran produktivitas aktual membuat manajer dapat menilai, memonitor, dan mengontrol p erubahan-perubahan. S edangkan pe ngukuran p roduktivitas prospektif lebih mengarah kepengamatan ke depan, dan ini merupakan input bagi pengambilan keputusan strategis. Produktivitas pa rsial m erupakan p roduktivitas da ri s atu i nput t unggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output dan input dengan rumus sebagai berikut: Rasio Produktivitas = output input

15 Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, ukuran itu disebut pe ngukuran pr oduktivitas pa rsial. Jika output dan input diukur da lam kuantitas fisik, maka diperoleh ukuran produktivitas operasional, jika output dan input dinyatakan da lam s atuan rupiah, m aka diperoleh ukur an pr oduktivitas keuangan. Merurut H ansen M owen ( 2009:295) p embuatan pr oduk m elibatkan beberapa input utama, seperti tnaga kerja, bahan, modal, dan energi. Menurut Sunarto (2007:351) terdapat banyak bentuk-bentuk produktivitas. Produktivitas f aktor t otal a dalah i ndikator m enyeluruh t entang s eberapa ba ik sebuah pe rusahaan m emanfaatkan s emua s umber da yanya, s eperti t enaga k erja, modal, ba han ba ku, da n e nergi, unt uk m enciptakan s emua pr oduk da n j asanya. Kelemahan t erbesar d ari p roduktivitas f aktor t otal ad alah b ahwa s emua elemen harus di ekspresikan d alam ukur an yang s ama yaitu u ang. P roduktivitas f aktor total j uga t idak m enyediakan w awasan yang s empit t entang b agaimana s ituasi dapat di ubah unt uk m enaikkan pr oduktivitas. Konsekuensinya, s ebagian be sar organisasi lebih suka menghitung rasio produktivitas parsial. Rasio semacam ini hanya m enggunakan s atu ka tegori s umber da ya. C ontoh, pr oduktivitas t enaga kerja dapat dihitung dengan rumus sederhana berikut: Produktivitas tenaga kerja = Output Tenaga Kerja Langsung Keunggulan m etode i ni yaitu, t idak pe rlu m engubah s atuan i nput ke s atuan yang l ain. S elain i tu, metode i ni j uga m enyediakan w awasan khus us ke pada

16 manajer t entang b agaimana p engubahan b erbagai input sumber da ya mempengaruhi. 5. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Peningkatan Produktivitas Menurut Hansen da n M owen ( 2009:299) pe ningkatan kua litas da pat meningkatkan produktivitas dan juga sebaliknya. Sebagai contoh, jika pengerjaan ulang berkurang karena menurunnya unit produk cacat, maka lebih sedikit tenaga kerja da n ba han yang di gunakan unt uk m enghasilkan output yang s ama. Penurunan j umlah uni t c acat m emperbaiki kua litas, s edangkan pe ngurangan jumlah input yang digunakan meningkatkan produktivitas. Karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, peningkatan kualitas a kan m eningkatkan pr oduktivitas. Jadi, pe ningkatan kua litas secara umum akan tercermin pada ukuran-ukuran produktivitas. Namun, ada juga caracara l ain u ntuk m eningkatkan pr oduktivitas. s ebuah pe rusahaan m ungkin s aja memproduksi ba rang de ngan s edikit a tau t anpa cacat, t etapi m asih m enjalankan proses yang tidak efisien. 2.2 Penelitian Terdahulu Salah s atu penelitian yang p ernah di lakukan da n m empunyai ke miripan antara l ain : D wi H ermanto ( 2010) d engan j udul Pengaruh B iaya Kualitas Terhadap P eningkatan Produktivitas ( Studi P ada P T S emanggi M as Sejahtera Surabaya), dengan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa biaya kegagalan

17 eksternal t idak m empunyai p engaruh yang s ignifikan t erhadap t ingkat produktivitas. 2.3 Rerangka Pemikiran Berdasarkan p enjabaran d i at as, m aka r erangka p emikirannya ad alah sebagai berikut: Biaya kualitas Biaya Pencegahan Biaya Deteksi/Penilaian Biaya Kegagalan Internal Biaya Kegagalan Eksternal Produktivitas Gambar 1 Pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat produktivitas PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2.4 Perumusan Hipotesis Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 :Biaya pencegahan berpengaruh positif terhadap produktivitas. H 2 :Biaya deteksi atau penilaian berpengaruh positif terhadap produktivitas. H 3 :Biaya kegagalan internal berpengaruh negatif terhadap produktivitas. H 4 :Biaya kegagalan eksternal berpengaruh negatif terhadap produktivitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin be rlomba-lomba unt uk m enawarkan produk yang da pat m emenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin be rlomba-lomba unt uk m enawarkan produk yang da pat m emenuhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa i ni p erkembangan d unia b isnis s emakin cep at, s ehingga s etiap organisasi bi snis m anapun m emiliki s uatu t antangan yang ha rus di hadapi yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. apapun. D alam ka jian manajemen s trategik, pe ngukuran h asil ( performance)

BAB 1 PENDAHULUAN. apapun. D alam ka jian manajemen s trategik, pe ngukuran h asil ( performance) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dan yang akan datang banyak perusahaan dituntut untuk m enempuh l angkah-langkah yang s trategik da lam be rsaing p ada kondi si apapun.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk t erus di gali, dikembangkan da n di tingkatkan p eranannya unt uk

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk t erus di gali, dikembangkan da n di tingkatkan p eranannya unt uk 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan na sional merupakan s uatu ke giatan yang be rlangsung s ecara terus-menerus da n be rkesinambungan yang bertujuan unt uk m eningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi XRD (X-Ray Diffraction) Hasil ka rakterisasi X RD sampel di tunjukkan pa da G ambar 4.1 berupa grafik peak to peak, sedangkan data XRD yang berupa grafik search

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi E konomi t elah m endorong m asyarakat unt uk s elalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi E konomi t elah m endorong m asyarakat unt uk s elalu 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi E konomi t elah m endorong m asyarakat unt uk s elalu memperhatikan pe rusahaan pe rbankan, unt uk melakukan ev aluasi t erhadap laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISA MANAJEMEN DALAM PENYALURAN KREDIT PADA. PT BANK BUKOPIN Tbk, CABANG UTAMA SURABAYA

ANALISA MANAJEMEN DALAM PENYALURAN KREDIT PADA. PT BANK BUKOPIN Tbk, CABANG UTAMA SURABAYA 1 ANALISA MANAJEMEN DALAM PENYALURAN KREDIT PADA PT BANK BUKOPIN Tbk, CABANG UTAMA SURABAYA Oleh : MUKHAMAD NURHIDAYAT NPM : 11.2.01.07221 Program Studi : Akuntansi SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. bagi pe rusahaan t ersebut, maka s udah sepantasnya apabila perusahaan m enaruh

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. bagi pe rusahaan t ersebut, maka s udah sepantasnya apabila perusahaan m enaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karyawan memiliki peranan yang penting bagi setiap perusahaan. Berbeda dari s ebuah m esin, ka ryawan m ampu t erus b erkembang da n m ampu m elakukan berbagai

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS

PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS Agustin Mustika Dewi mustika_agustin@yahoo.com Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The development of

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan manapun, k arena k inerja m erupakan gambaran d ari k emampuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Kualitas 1. Pengertian Biaya Kualitas Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang kualitas produk, manajemen perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya dapat menjadi penentu apakah suatu usaha dapat berkembang atau sekedar bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di bidang industri akhir-akhir ini menuntut perusahaan untuk berpikir bagaimana caranya agar dapat bertahan di tengah pesatnya persaingan.

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN PRIMA TERHADAP LOYALITAS DAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. AYU INDAH LAMONGAN

PENGARUH PELAYANAN PRIMA TERHADAP LOYALITAS DAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. AYU INDAH LAMONGAN PENGARUH PELAYANAN PRIMA TERHADAP LOYALITAS DAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. AYU INDAH LAMONGAN Oleh: WINNY KOES DZULKARNAEN NPM 09.1.02.04268 PROGRAM STUDI : MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas)

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Kualitas yang rendah dapat menjadikan produk sangat mahal bagi produsen dan konsumennya. Konsekuensi

Lebih terperinci

EVALUASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA CV. WAHANA MULYA

EVALUASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA CV. WAHANA MULYA EVALUASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA CV. WAHANA MULYA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi SEM (Scanning Electron Microscopy)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi SEM (Scanning Electron Microscopy) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi SEM (Scanning Electron Microscopy) Pengujian s truktur m ikro da ri s emen s eng oxi da da n e ugenol ( zinc oxide eugenol cement) dilakukan d engan m enggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya Definisi mengenai biaya dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara ge ografis, Kota P adang terletak pada 100 05 05-100 34 09 BT da n 00 44 00-1 08 35 LS. Sisi barat K ota P adang dibatasi ol eh s amudera H india, Kabupaten

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: alokasi, optimasi, kehandalan, interval pemeliharaan pencegahan. B1 Scale. Roller Mill Hammer Mill. Sifter. Purifier.

ABSTRAK. Kata kunci: alokasi, optimasi, kehandalan, interval pemeliharaan pencegahan. B1 Scale. Roller Mill Hammer Mill. Sifter. Purifier. PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E (Studi Kasus: PT ISM Bogasari Flour Mills Surabaya) Edi Suhandoko, Bobby

Lebih terperinci

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Definisi Kualitas Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas

Lebih terperinci

Quality Management. D Rizal Riadi

Quality Management. D Rizal Riadi Quality Management D Rizal Riadi Pengertian Quality is Compormance to Requirement (pemenuhan tingkat standar yang ditentukan oleh para konsumen terhadap suatu barang) Philip Crosby Quality is fitness for

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Fernando Pasaribu dalam tulisannya Pengukuran dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Fernando Pasaribu dalam tulisannya Pengukuran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Fernando Pasaribu dalam tulisannya Pengukuran dan Pengendalian Biaya Mutu dan Produktivitas (rowlandpasaribu.wordpress.com, 2013:2), dikatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 21 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Bank dan Perbankan 2.1.1.1 Pengertian Bank dan Perbankan Bank m erupakan s alah satu l embaga k euangan yang b erperan s ebagai perantara d ana yaitu

Lebih terperinci

QUALITY COST OF PRODUCT

QUALITY COST OF PRODUCT QUALITY COST OF PRODUCT Kualitas telah menjasi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa, juga bagi usaha kecil dan usaha besar. Penekanan pada kualitas ini telah cukup lama

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI PENINGKATAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR TANGKAP BOLA KELOMPOK B TK ABA PANDES I WEDI KLATEN.

JURNAL PUBLIKASI PENINGKATAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR TANGKAP BOLA KELOMPOK B TK ABA PANDES I WEDI KLATEN. JURNAL PUBLIKASI PENINGKATAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR TANGKAP BOLA KELOMPOK B TK ABA PANDES I WEDI KLATEN Disusun Oleh : NAMA NIM : SRI WINARSIH : A53B090033 2012 2 3 PENINGKATAN MOTORIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (LIPI) di ka wasan P USPITEK, S erpong, T angerang, Laboratorium F isika

BAB III METODE PENELITIAN. (LIPI) di ka wasan P USPITEK, S erpong, T angerang, Laboratorium F isika BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini d ilakukan selama en am bulan. T empat pe nelitian dilakukan d i Laboratorium F isika Lembaga I lmu Penegetahuan I ndonesia (LIPI)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. program pe mbangunan masyarakat unt uk m ewujudkan pe mbangunan milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. program pe mbangunan masyarakat unt uk m ewujudkan pe mbangunan milenium BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MDG s ( Millenium D evelopment G oals) m erupakan s uatu i ndikator program pe mbangunan masyarakat unt uk m ewujudkan pe mbangunan milenium internasional. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas merupakan suatu hal yang paling esensial bagi suatu perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

FAKUlTAS HUKUM UNIVERSITAS SURABAYA SURABAYA

FAKUlTAS HUKUM UNIVERSITAS SURABAYA SURABAYA TINJ AUAN TENTANG KEKUATAN MENGIKAT DARI PERJANJIAN BAKU PADA DRY CLEANING HYATT REGENCY SURABAYA ABSTRAK SKRIPSI OLEH BAMBANG SUGENG WALUYO NRP 2870285 NIR~ 87.7.004.12021.38203 FAKUlTAS HUKUM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II BIAYA MUTU. kemampuan suatu produk untuk memenuhi atau melebihi harapan. konsumen ( Hansen and Mowen, 2000, hal: 30 )

BAB II BIAYA MUTU. kemampuan suatu produk untuk memenuhi atau melebihi harapan. konsumen ( Hansen and Mowen, 2000, hal: 30 ) 12 BAB II BIAYA MUTU A. MUTU 1. Definisi Mutu Mutu bila diterjemahkan ke dalam bahasa bisnis adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi atau melebihi harapan konsumen ( Hansen and Mowen, 2000, hal: 30

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)

TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM) TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM) PENGARUH MOTIVASI, PENGAWASAN DAN DISIPLIN KERJATERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLA KEUANGAN DAN KEKAYAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAPM

Lebih terperinci

TESIS. Tesis ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar M.Si UNIVERSITAS TERBUKA. Diajukan Oleh

TESIS. Tesis ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar M.Si UNIVERSITAS TERBUKA. Diajukan Oleh TESIS PENGARUH PENILAIAN KINERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ-UT) KUPANG Tesis ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh

Lebih terperinci

Nurina Setyaning Putri

Nurina Setyaning Putri MODEL SIMULASI SISTEM DINAM MIK UNTUK MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KETE ERSEDIAAN BERAS DAN UBI KAYU (STUDI KASUS KABU UPATEN MALANG) Nurina Setyaning Putri 5208100042 Latar Be elakang erananlahansawahdipulaujawamasihsangatstrategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia sekarang telah masuk era pasar bebas. Perekonomian tidak lagi dibatasi oleh jarak dan waktu. Persaingan pada saat ini lebih kompetitif

Lebih terperinci

Penerapan Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada Catering ABC

Penerapan Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada Catering ABC Penerapan Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Produksi Pada Catering ABC Mustika Rahmi Eka Rosalina Irda Rosita Politeknik Negeri Padang Abstrak Persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KAPSUL EKSTRAK DAUN JATI BELANDA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KAPSUL EKSTRAK DAUN JATI BELANDA SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KAPSUL EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (GUAZUMA ULMIFOLIA) TERHADAP BERAT BADAN DAN UKURAN LINGKAR PERUT PADA MAHASISWI DENGAN BERAT BADAN BERLEBIH RIZKY NOVI ANGGRAINI NIM. 151410483005

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR BAURAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN YANG BERORIENTASI PADA KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN. Minto Waluyo

PENGARUH FAKTOR BAURAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN YANG BERORIENTASI PADA KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN. Minto Waluyo PENGARUH FAKTOR BAURAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN YANG BERORIENTASI PADA KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN Minto Waluyo PENGARUH FAKTOR BAURAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN YANG BERORIENTASI PADA KEUNGGULAN

Lebih terperinci

BAB II BIAYA MUTU. kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara oprasional

BAB II BIAYA MUTU. kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara oprasional 10 BAB II BIAYA MUTU 2.1. Mutu 2.1.1. Pengertian Mutu Mutu adalah ukuran relatif dari kebendaan. Mendefinisikan mutu dalam rangka kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Biodata Responden (Pemilik Usaha) : 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Umur : 4. Lama bekerja :

Lampiran 1. A. Biodata Responden (Pemilik Usaha) : 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Umur : 4. Lama bekerja : LAMPIRAN 79 Lampiran 1 A. Biodata Responden (Pemilik Usaha) : 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Umur : 4. Lama bekerja : B. Pernyataan : Beri tanda cek ( ) pada jawaban yang paling sesuai dengan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia industrial saat ini, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia industrial saat ini, perusahaan-perusahaan BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia industrial saat ini, perusahaan-perusahaan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan kompetitif. Baik yang bergerak di bidang manufaktur,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI PROVINSI JAWA TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI PROVINSI JAWA TIMUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI PROVINSI JAWA TIMUR Oleh: DINDA REZKI GIOVANI NPM : 10.1.01.06827 Program Studi : Akuntansi SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan adanya kegiatan pemasaran akan menimbulkan penawaran produk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS MELALUI PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA KUALITAS (STUDI KASUS PADA UD GUYUB SANTOSO BLITAR BLITAR) Dewi Lestianingrum

PENGENDALIAN KUALITAS MELALUI PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA KUALITAS (STUDI KASUS PADA UD GUYUB SANTOSO BLITAR BLITAR) Dewi Lestianingrum PENGENDALIAN KUALITAS MELALUI PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA KUALITAS (STUDI KASUS PADA UD GUYUB SANTOSO BLITAR BLITAR) Dewi Lestianingrum STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak : Biaya kualitas (cost of quality)

Lebih terperinci

matematika disekolah telah memberi sumbangan besar dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (Asikin, 2001: 1-2 ). Hasil belajar pada dasarnya da

matematika disekolah telah memberi sumbangan besar dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (Asikin, 2001: 1-2 ). Hasil belajar pada dasarnya da P ENE RAPAN M ETODE D ISCOVERY U NTUK MENINGKATKAN H ASIL BELAJAR M ATERI L INGKARAN SISWA KELAS VIII- I S MP N EGERI 10 MALANG O leh: D ewi Ratih Puspaning Ayu Pembimbing: (1) S ubanji dan (2) S ukoriyanto

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah kehidupan yang lebih dinamis, efisien dan efektif. Keadaan ini memaksa manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penjualan adalah tindak lanjut dari pemasaran dan merupakan kegiatan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penjualan adalah tindak lanjut dari pemasaran dan merupakan kegiatan yang 22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penjualan Penjualan adalah tindak lanjut dari pemasaran dan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap produsen memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap produsen memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era perdagangan setiap perusahaan akan menghadapi persaingan ketat dengan produsen lain dalam seluruh dunia. Meningkatnya itensitas persaingan dan jumlah pesaing

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kepmenkes no 128 tahun 2004, Puskesmas adalah Unit Pelaksana

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kepmenkes no 128 tahun 2004, Puskesmas adalah Unit Pelaksana 20 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas 2.1.1 Pengertian Puskesmas Menurut Kepmenkes no 128 tahun 2004, Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota yang bertanggungjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat tercapai. Untuk itu pencapaian tujuan ini perlu ditunjang oleh

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat tercapai. Untuk itu pencapaian tujuan ini perlu ditunjang oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Tujuan ini dilakukan agar perusahaan dapat bertahan hidup dan terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi globalisasi yang semakin cepat kemajuannya memicu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi globalisasi yang semakin cepat kemajuannya memicu persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi globalisasi yang semakin cepat kemajuannya memicu persaingan yang ketat di antara perusahaan-perusahaan. Mutu penting artinya dan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memuat teori-teori yang mendasari penelitian dan dijadikan pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan berkaitan dengan kepuasan dan ketidakpuasan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis pada PT.BINTANG ALAM SEMESTA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA (Studi Pada Hotel Bisanta Bidakara)

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA (Studi Pada Hotel Bisanta Bidakara) PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA (Studi Pada Hotel Bisanta Bidakara) Oleh: REZEKI IRMAWATI MULIA NPM: 10.1.01.06647 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) SURABAYA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KARIER PEGAWAI PADA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KARIER PEGAWAI PADA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KARIER PEGAWAI PADA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAPM diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Biaya Kualitas a. Pengertian Biaya Kualitas Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas yang buruk. Menurut Blocher,

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Geomorfologi di daerah penelitian diamati dengan melakukan interpretasi peta topografi, citra SRTM, dan pengamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

Sesuai Belum Tentu Efektif

Sesuai Belum Tentu Efektif EMUN UD DK B DJDKN LK UKUR EFEKF YEM eringkali perusahaan menetapkan jumlah temuan audit sebagai tolak ukur keberhasilan sistem: Jika temuan audit sedikit, maka dianggap sistem sudah berjalan efektif.

Lebih terperinci

kualitas Lely Riawati, ST, MT P e n g e n d a l I A N k u A l i T A s

kualitas Lely Riawati, ST, MT P e n g e n d a l I A N k u A l i T A s P e n g e n d a l I A N k u A l i T A s kualitas Lely Riawati, ST, MT Latar Belakang: Perubahan Terjadi Karena Sifat Sementara pendeknya umur produk (perkembangan teknologi, perubahan selera konsumen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya merupakan entitas yang dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh para pendirinya. Salah satu tujuan perusahaan yang

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BIAYA KUALITAS DAN PRODUK CACAT Studi Kasus di PT. Kanisius Yogyakarta SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA BIAYA KUALITAS DAN PRODUK CACAT Studi Kasus di PT. Kanisius Yogyakarta SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA BIAYA KUALITAS DAN PRODUK CACAT Studi Kasus di PT. Kanisius Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh :

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO BENCANA TSUNAMI UNTUK KAWASAN PESISIR KOTA PADANG (Studi kasus: Kecamatan Padang Barat) TESIS

ANALISIS RESIKO BENCANA TSUNAMI UNTUK KAWASAN PESISIR KOTA PADANG (Studi kasus: Kecamatan Padang Barat) TESIS ANALISIS RESIKO BENCANA TSUNAMI UNTUK KAWASAN PESISIR KOTA PADANG (Studi kasus: Kecamatan Padang Barat) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa. Ukuran yang esensial untuk suatu produk yang dikatakan

Lebih terperinci

belajar yaitu dengan sistem belajar modul

belajar yaitu dengan sistem belajar modul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Mahasiswa Universitas Terbuka Sejak berdirinya Universitas Terbuka sebagai lembaga pendidikan tinggi negeri yang -ke-45 di Indonesia, dalam perjalanannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya

Lebih terperinci

Konsep E-Electronics

Konsep E-Electronics Konsep E-Electronics Latar Belakang Pembuatan E-Electronics Pada umumnya masyar akat dalam mencar i bar ang-bar ang elekt r onik yang diinginkan seper t i TV, Kulkas,Ac,VCD maupun DVD player dan bar angbar

Lebih terperinci

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK Desain Produk : Dwi Purnomo www. agroindustry.wordpress.com Setelah membaca bab ini,diharapkan: Memahami arti dan pentingnya peranan mutu suatu produk Mengetahui batasan mutu produk

Lebih terperinci

POLA KERJA DAN KONFLIK BURUH (Studi Pabrik Tapioka CV Menara Di Desa Purwonegoro Kecamatan Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara) SKRIPSI

POLA KERJA DAN KONFLIK BURUH (Studi Pabrik Tapioka CV Menara Di Desa Purwonegoro Kecamatan Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara) SKRIPSI POLA KERJA DAN KONFLIK BURUH (Studi Pabrik Tapioka CV Menara Di Desa Purwonegoro Kecamatan Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS BIAYA MUTU. meningkatkan permintaan pelanggan dan mengurangi biaya. Mutu merupakan

BAB II ANALISIS BIAYA MUTU. meningkatkan permintaan pelanggan dan mengurangi biaya. Mutu merupakan BAB II ANALISIS BIAYA MUTU 2. 1. Mutu Memberikan perhatian yang lebih pada mutu suatu produk atau jasa, dapat meningkatkan profitabilitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan permintaan pelanggan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI INDUSTRI PENGERINGAN

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI INDUSTRI PENGERINGAN LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI INDUSTRI PENGERINGAN Oleh Aftin Ardheasari A1H010033 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2011 I. PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

u dasar dijadikan kemudian laporan, membuat ennya m ntuk berargumentasi penerapan jauh seberapa melihat. enyimpulkan m Metode disimpulkan diatas, pen

u dasar dijadikan kemudian laporan, membuat ennya m ntuk berargumentasi penerapan jauh seberapa melihat. enyimpulkan m Metode disimpulkan diatas, pen AB II B AJIAN TEORISTIS K Penerapan Metode Hakikat.1 2 Pengertian Metode.1.1 2 Permana, Sumantri agala, S n menyataka (Abimanyu,dkk,2010:7.17) pertanyaan membuktikan percobaan terte ipotesis h n. u t n

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metode-metode, dan alat-alat yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN NALAR KONSEP

BAB II LANDASAN TEORI DAN NALAR KONSEP BAB II LANDASAN TEORI DAN NALAR KONSEP Biaya kualitas Menurut Hansen dan Mowen (2005:7), kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegitan yang dilakukan karena mungkin atau telah terdapat kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi membuat persaingan antar perusahaan terus semakin ketat, sehingga menuntut perusahaan untuk menerapkan standar kualitas pada produk yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan pelayanan secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

BAB II LANDASAN TEORI. pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan suatu tingkat kesempurnaan yang diharapkan dan pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. (Wyckof dalam Tjiptono,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing baik dalam hal berbisnis, penguasaan pasar, yang tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha. Salah satu cara dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha. Salah satu cara dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha. Salah satu cara dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG STIE STAN Indonesia Mandiri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

2 k e s erta tahun, seperti : pembukaan lahan untuk pertanian, perkebunan, penebangan liar t ersebut Nasional pembukaan akses jalan m erupakan ancaman

2 k e s erta tahun, seperti : pembukaan lahan untuk pertanian, perkebunan, penebangan liar t ersebut Nasional pembukaan akses jalan m erupakan ancaman 1 I. P ENDAHULUAN A. L atar Belakang I ndonesia t i nggi, sehingga adalah negara merupakan negara memiliki keanekaragaman hayati sangat negara kepulauan ini d ikenal s ebagai memiliki negara megabiodiversi

Lebih terperinci

H ALAMAN PERSETUJUAN PELAYANAN KESEHATAN DAN MAKANAN YANG LAYAK B AGI NARAPIDANA DI DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN Y OGYAKARTA D iaj

H ALAMAN PERSETUJUAN PELAYANAN KESEHATAN DAN MAKANAN YANG LAYAK B AGI NARAPIDANA DI DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN Y OGYAKARTA D iaj P ENULISAN HUKUM / SKRIPSI PELAYANAN KESEHATAN DAN MAKANAN YANG LAYAK BAGI NARAPIDANA DI DALAM LEMBAGA P EMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN Y OGYAKARTA D isusun oleh : D IAH RATNA RAHAYU N PM : 05 05 09212

Lebih terperinci

BAB II BIAYA KUALITAS

BAB II BIAYA KUALITAS BAB II BIAYA KUALITAS 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Ada berbagai macam pengertian dari kualitas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996), kualitas adalah ukuran baik buruknya sesuatu. Kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bersaing dengan industri lain, berkompetisi dan meraih profit yang sebesar-besarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. bersaing dengan industri lain, berkompetisi dan meraih profit yang sebesar-besarnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi pada masa sekarang ini telah mengubah wajah dunia kearah kehidupan yang lebih instan, dinamis serta selalu mengedepankan tingkat efektivitas

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR (TELKOMSEL) GRAPARI PEMUDA SURABAYA BAGIAN DIRECT SALES DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DIAJUKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR. Abstrak

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR. Abstrak PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR 1 Neser Ike Cahyaningrum, 2 Ismaini Zain 1,2 Jurusan Statistika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globlisasi adalah adanya persaingan bebas. Persaingan bebas menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. globlisasi adalah adanya persaingan bebas. Persaingan bebas menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah perusahaan di dunia ke arah kehidupan yang lebih dinamis, efisien, dan efektif. Dampak adanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Restoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas yang didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang tumbuh pesat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berupa informasi yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV. Tahap-Tahap Audit Kecurangan IV.1. Perencanaan Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAW SARAI?

BAB V KESIMPULAN DAW SARAI? BAB V KESIMPULAN DAW SARAI? Berdasarkan uraian terdahulu. pada Bab ini penulis akan menarik kesimpulan isi skripsi guna memberi saran -.ia ran perbaikan sebagai hasil dari pada pembahasan yang telah dilakukan.

Lebih terperinci