ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG
|
|
- Devi Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG STIE STAN Indonesia Mandiri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Total Quality Management (TQM) pada Divisi Tempa & Cor pada suatu perusahaan publik (PT. X) di Bandung, dengan mengkaji perbedaan antara sebelum dan sesudah implementasi biaya kualitas TQM. Teknik analisis yang digunakan adalah t-test related-sample. Sampel yang diambil adalah data biaya kualitas 5 tahun sebelum implementasi TQM dan 5 tahun biaya kualitas sesudah implementasi TQM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: implementasi TQM yang dilaksanakan pada Divisi Tempa & Cor sudah memadai. Biaya kualitas yang terjadi pada Divisi Tempa & Cor dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori biaya yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan metode uji hipotesis diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,413, jika dibandingkan dengan nilai t- tabel sebesar 2,132, maka t-hitung > t-tabel sehingga kesimpulannya H 0 ditolak. Ini berarti bahwa hipotesis bahwa biaya kualitas sebelum implementasi TQM lebih besar dari biaya kualitas sesudah implementasi TQM. Kata kunci : total quality management, biaya kualitas, implementasi, t-test related-sample. I. PENDAHULUAN Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibatnya persaingan pun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya juga mengalami hal yang sama. Organisasi/perusahaan yang dulu bersaing hanya pada tingkat lokal, regional atau nasional kini harus pula bersaing dengan perusahaanperusahaan dari seluruh penjuru dunia (Sularso dan Murdijanto, 2004:72) 36
2 Globalisasi merupakan tantangan namun sekaligus memberikan peluang pada mereka untuk tumbuh dan berkembang sehingga memiliki daya saing yang makin kuat. Perusahaan perlu membuat perencanaan untuk kelangsungan hidupnya di arena persaingan global karena tidak ada tempat bagi perusahaan untuk bersembunyi dari pesaing-pesaingnya (Ellitan dan Anatan, 2007:2). Persaingan global ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam meminta produk dan jasa yang berkualitas tinggi (Blocher et al., 2000:204). Untuk dapat bertahan dan berhasil dalam lingkungan seperti itu, perusahaan harus menciptakan value bagi konsumen dalam bentuk produk dan jasa serta pelayanan yang berkualitas, sehingga perusahaan juga memperoleh value. Untuk menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap manusia, proses dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan mengimplementasikan TQM. Thompson dan Strickland dalam Sri Hadiati (2007:145) menyatakan bahwa untuk menjamin kemampuan suatu industri bertahan dalam era global ini, maka penerapan TQM bukan lagi merupakan suatu pilihan, tetapi suatu keharusan. TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis yang berupaya memaksimumkan daya saing organisasi melalui: fokus pada kepuasan konsumen, keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi (Krajewski et al., dalam Setiawan, 2006:2). Faktor yang sangat penting untuk keberhasilan TQM adalah adanya ukuran yang benar-benar mencerminkan kebutuhan dan harapan pelanggan, baik internal maupun eksternal. Sistem pengukuran yang baik untuk TQM juga harus membuat semua karyawan mengetahui perkembangan yang telah dicapai menuju kualitas total dan perbaikan lain yang dibutuhkan (Blocher et al., 2000:215). Salah satu sistem pengukuran kinerja kualitas yang sering digunakan adalah dengan mengukur biaya kualitas. Ross (1994) dalam Tjiptono dan Diana (2003:41) menyatakan bahwa salah satu manfaat dari informasi biaya kualitas adalah untuk dijadikan ukuran kinerja yang objektif. 37
3 Dalam paradigma lama, dikatakan bahwa kualitas itu mahal, hal ini dikarenakan paradigma tersebut beranggapan bahwa kesalahan tidak dapat dihindari dan oleh karena itu sangatlah mahal biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki semua defect. Sebaliknya TQM berpendapat bahwa zero defect seharusnya menjadi sasaran perusahaan, quality is free, tidak berdampak pada peningkatan biaya kualitas bahkan akan menghemat biaya tersebut (Tjiptono dan Diana, 2003:44-45; Dorothea (2003:29). Blocher et al., (2000:225) memberikan contoh mengenai kekeliruan paradigma lama tersebut. Berdasarkan kajiannya terhadap sebuah perusahaan pemanufakturan kecil, Blocher et al., mendemonstrasikan penurunan biaya kegagalan internal, biaya kegagalan eksternal dan biaya kualitas total semua menurun. Untuk kasus Indonesia, salah satu perusahaan di Indonesia yang telah mengimplementasikan TQM adalah PT. X yang dimulai tahun Berbagai motivasi cukup mendorong agar PT. X mengimplementasikan TQM, diantaranya adalah mutu, produktivitas dan efisiensi, serta tantangan di masa yang akan datang. Berdasarkan uraian diatas yang menyatakan masih adanya perbedaan pandangan terhadap biaya kualitas, maka melihat perbedaan mengenai biaya kualitas antara sebelum dan sesudah implementasi TQM menjadi penting. II. REVIEW LITERATUR DAN HIPOTESIS TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis yang berupaya memaksimumkan daya saing organisasi melalui: fokus pada kepuasan konsumen, keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi (Krajewski et al., dalam Setiawan, 2006:2). Menurut Tjiptono dan Diana (2003:10) dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan TQM. 38
4 Menurut Feigenbaum dalam Nasution (2001:72), tujuan pencapaian TQM adalah (1) meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas perusahaan; (2) untuk memberikan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen; (3) untuk meningkatkan kerjasama dan semangat kerja karyawan; dan (4) untuk meningkatkan dan menjaga citra perusahaan. Dalam melakukan perbaikan kualitas secara terus-menerus dan pencegahan kerusakan produksi, diperlukan biaya kualitas. Biaya kualitas yang makin menurun merupakan salah satu indikasi kualitas barang atau jasa makin baik, yang dapat memberi kepuasan kepada pelanggan (Nasution, 2005:172) Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas yang buruk (Tjiptono dan Diana, 2003:34). Biaya kualitas dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu (1) biaya pencegahan (prevention cost); (2) biaya deteksi/penilaian (detection/appraisal cost); (3) biaya kegagalan internal (internal failure cost); dan (4) biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost). Claude dan Sanjay (2001) dalam Hatane (2008), mengemukakan bahwa setiap dana yang dikeluarkan untuk prevention costs akan kembali beberapa kali lipat melalui penurunan failure costs. Dana yang dikeluarkan untuk corrective action (prevention and appraisal costs) umumnya merupakan biaya utama bagi perusahaan yang berusaha mengurangi masalah-masalah yang timbul karena kualitas, karena semakin lama masalah kualitas tidak dapat diselesaikan, semakin besar failure costs yang harus ditanggung perusahaan. Namun, keuntungan yang diperoleh dari aktivitas pencegahan tersebut (prevention activities) tidak dapat langsung dirasakan dan diukur. Dalam cost of quality management, manajemen perusahaan harus dapat mengontrol besarnya costs yang harus dikeluarkan untuk setiap kategeri cost of quality. Shank dan Govindarajan (1994) dalam Hatane (2008) mengindikasikan bahwa ketika perusahaan menghabiskan dana yang cukup besar untuk kegiatan failure (internal and external failure costs), total quality costs berkisar 25% dari total penjualan. Sebaliknya, ketika perusahaan menghabiskan sebagian besar dananya untuk kegiatan prevention, total quality costs berada dalam kisaran 5% dari total penjualan. Selain itu hasil studi Pike dan Barnes (1994) pada European Materials Group menunjukkan bahwa setelah diimplementasikannya TQM dalam lima tahun jumlah 39
5 keluhan berkurang 45%, returns dan allowance berkurang 40%, scrap menurun 35%, tingkat ketidakhadiran menurun 25% dan biaya kualitas berkurang 25%. Hasil studi kasus yang dilakukan oleh Pheng dan Theo (2004) pada Perusahaan Konstruksi di Singapura menunjukkan bahwa setelah diimplementasikannya TQM, Perusahaan Konstruksi tersebut mengalami pengurangan biaya kualitas. Supriyono (2007) mengungkapkan bahwa sebelum penerapan TQM, biasanya biaya dan produk yang tidak memenuhi persyaratan konsumen jumlahnya relatif tinggi. Namun setelah penerapan TQM, biaya mutu dan produk serta pelayanan yang tidak memenuhi persyaratan konsumen diharapkan jumlahnya relatif semakin kecil, bahkan dicita-citakan sebesar nol. Oleh karena itu, timbul istilah quality is free. Bebas dari kerusakan, bebas dari kesalahan, bebas biaya (dalam arti biaya menjadi relatif sangat kecil), bebas ketidaktepatan waktu. Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka dapat diajukan hipotesis nol: Biaya kualitas sebelum implementasi TQM lebih kecil atau sama dengan biaya kualitas sesudah implementasi TQM. III. METODE DAN PROSEDUR Dalam penelitian ini metode penelitian yang akan digunakan adalah studi komparatif. Sampel adalah data biaya kualitas 5 tahun sebelum implementasi TQM yaitu biaya kualitas tahun 1988, 1989, 1990, 1991,dan 1992 dan 5 tahun biaya kualitas sesudah implementasi TQM yaitu1994, 1995, 1996, 1997, dan Teknik analisis yang digunakan adalah uji beda rata-rata, yang membandingkan biaya rata-rata sebelum dan sesudah implementasi TQM, dengan menggunakan t-test sample related, pada tingkat signifikansi 5%. Untuk melakukan uji beda rata-rata akan digunakan rumus sebagai berikut: dan Kalkulasi nilai t hitung menggunakan rumus t-test sample related: 40
6 Dimana: dan dan IV. TEMUAN-TEMUAN Suatu produk yang berkualitas dapat dicapai apabila semua pihak dalam perusahaan dapat bekerjasama dengan baik untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat merusak kualitas suatu produk yang dihasilkan, baik itu pada saat pemilihan pemasok, proses produksi sampai kepada proses pemasaran produk. Sementara itu seorang manajer memerlukan suatu ukuran kualitas yang dapat membantu mereka memenuhi tujuan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Salah satu informasi yang sering digunakan dalam rangka meninjau kualitas yang dihasilkan adalah dengan menghitung biaya kualitas. Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas yang buruk. Biaya kualitas yang terjadi pada Divisi Tempa & Cor PT. X adalah sebagai berikut: 1. Biaya Pencegahan. Biaya pencegahan merupakan biayabiaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencegah produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Biaya Penilaian. Biaya penilaian adalah biaya-biaya yang terjadi dalam mendeteksi produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Biaya penilaian terdiri dari:. Gaji dan Tunjangan Bagian Quality Control 41
7 . Upah Lembur Bagian Quality Control. Biaya Perlengkapan dan Peralatan Bagian Quality Control 3. Biaya Kegagalan. Adalah biaya yang terjadi ketika produk tidak sesuai dengan spesifikasi Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi TQM berikut: Data biaya kualitas sebelum implementasi TQM selama lima tahun dalam tabel Tabel 1. Biaya Kualitas (Dalam Rp.000) BIAYA BIAYA PENCEGAHAN Gaji dan Tunjangan Bag. Teknik Cor 17, , , , , Gaji dan Tunjangan Bagian PPC 14, , , , , Gaji dan Tunjangan Bagian Pemeliharaan Mesin 12, , , , , Biaya Research & Depelovement 2, , , , , Biaya Training 6, , , , , Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin Produksi 24, , , , , Biaya Peralatan Bagian Teknik Cor 2, , , , , Biaya Peralatan Bagian PPC 3, , , , , Upah Lembur Bagian Teknik Cor 3, , , , , Upah Lembur Bagian Pemeliharaan Mesin 2, , , , , Upah Lembur Bagian PPC 2, , , , , TOTAL BIAYA PENCEGAHAN 92, , , , , BIAYA PENILAIAN Gaji dan Tunjangan Bagian Quality Control 17, , , , , Upah Lembur Bagian Quality Control 3, , , , , Biaya Peralatan Bagian Quality Control 2, , , , , TOTAL BIAYA PENILAIAN 24, , , , , BIAYA KEGAGALAN Afkir 55, , , , , Pengerjaan Ulang 184, , , , , TOTAL BIAYA KEGAGALAN 240, , , , ,
8 TOTAL BIAYA KUALITAS 357, , , , , (Sumber : Bagian Keuangan Divisi Tempa & Cor PT. X ) Tabel berikut menyajikan data biaya kualitas sesudah implementasi TQM: Tabel 2. Biaya Kualitas (Dalam Rp.000) BIAYA BIAYA PENCEGAHAN Gaji dan Tunjangan Bagian Teknik Cor 30, , , , , Gaji dan Tunjangan Bagian PPC 24, , , , , Gaji dan Tunjangan Bag.Pemlhraan Mesin 22, , , , , Biaya Research & Depelovement 4, , , , , Biaya Training 11, , , , , Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin Produksi 30, , , , , Biaya Peralatan Bagian Teknik Cor 3, , , , , Biaya Peralatan Bagian PPC 4, , , , Upah Lembur Bagian Teknik Cor 3, , , , , Upah Lembur Bagian Pemeliharaan Mesin 3, , , , , Upah Lembur Bagian PPC 2, , , , , BIAYA PENILAIAN TOTAL BIAYA Gaji dan Tunjangan Bagian PENCEGAHAN 142, , , , , Quality Control 33, , , , , Upah Lembur Bagian Quality Control 4, , , , , Biaya Peralatan Bagian Quality Control 4, , , , , TOTAL BIAYA PENILAIAN 41, , , , , BIAYA KEGAGALAN Afkir 7, , , , , Pengerjaan Ulang 29, , , , , TOTAL BIAYA KEGAGALAN 36, , , , , TOTAL BIAYA KUALITAS 221, , , , ,
9 (Sumber: Bagian Keuangan Divisi Tempa & Cor PT. X ) Dari informasi data biaya kualitas yang disajikan dalam tabel 1 dan tabel 2 penulis dapat membandingkan total biaya kualitas sebelum dan sesudah implementasi TQM, dan perbandingan biaya tersebut disajikan dalam tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi TQM (Dalam Rp.000) Keteranga Sebelum Implementasi TQM n Jumlah % Biaya Pencegahan 92, , , , , , % Biaya Penilaian 24, , , , , , % Biaya Kegagalan 240, , , , , , % Total Biaya Kualitas 357, , , , , ,376, % Keteranga Sesudah Implementasi TQM n Jumlah % Biaya Pencegahan 142, , , , , , % Biaya Penilaian 41, , , , , , % Biaya Kegagalan 36, , , , , , % Total Biaya Kualitas 221, , , , , ,097, % Dari tabel diatas terlihat bahwa sebelum implementasi TQM distribusi proporsi biaya kualitas yang terbesar adalah biaya kegagalan dengan persentase dari total biaya kualitas sebesar 50,65%, dan proporsi terbesar kedua adalah pada biaya pencegahan sebesar 38,39% dan proporsi biaya penilaian sebesar 10,96%. Angka persentase tersebut menunjukkan bahwa sebelum diimplementasikannya TQM biaya yang dikeluarkan untuk produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi sangat besar dan menjadi biaya terbesar jika dibandingkan dengan elemen biaya kualitas lainnya. Sedangkan setelah implementasi TQM distribusi proporsi masing-masing elemen biaya kualitas berbeda dibandingkan dengan sebelum diimplementasikannya TQM dimana proporsi terbesar terjadi pada biaya pencegahan dengan persentase 67,21% dari total biaya kualitas, kemudian proporsi biaya penilaian sebesar 22,00% dan 44
10 proporsi biaya kegagalan sebesar 10,79%. Dari informasi biaya tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan proporsi biaya pencegahan dibandingkan sebelum implementasi TQM dari 38,39% menjadi 67,21%, hal ini menunjukkan bahwa dengan diimplementasikannya TQM perusahaan lebih banyak mengeluarkan biaya pencegahan untuk mencegah terjadinya produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Biaya penilaian setelah diimplementasikannya TQM menjadi lebih besar dibandingkan dengan sebelum implementasi dari 10,96% menjadi 22,00%, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan juga lebih banyak mengeluarkan biaya untuk menilai atau mendeteksi produk yang dihasilkan sesuai atau tidak dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Selain itu, setelah diimplementasikannya TQM terjadi penurunan proporsi biaya kegagalan dimana sebelum implementasi TQM proporsi biaya kegagalan ini sebesar 50,65% setelah diimplementasikannya TQM proporsinya turun menjadi 10,79%, hal ini mengindikasikan terjadi penurunan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Dan secara keseluruhan jumlah biaya kualitas sebelum implementasi TQM lebih besar dibandingkan dengan biaya kualitas sesudah implementasi TQM Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka berikut ini akan diuraikan rangkaian proses pengujian hipotesis: Uji beda rata-rata. Tabel 4 merupakan perhitungan dari uji beda rata-rata dan tabel 5 dan 6 merupakan alat bantu penghitungan simpangan baku dan varians. Tabel 4. Perhitungan Uji Beda Rata-rata No 1 357, , , , , , , , , , Σ 1,376, ,097, n , ,
11 Tabel 5. Perhitungan Simpangan Baku No 1 357, , ,724,823, ,566, , , ,623, ,805, , , ,932, , , ,493,021, ,089, , , ,431,514, ,801,144,213 Σ 1,376, ,097, ,419,914, ,272, n , , Tabel 6. Perhitungan Varians No 1 357, , ,724,823, ,566, , , ,623, ,805, , , , , ,932, , , ,493,021, ,089, , , ,431,514, ,801,144,213 1,097,859.0 Σ 1,376, ,419,914, ,272, ,854,978, ,818, n , , Tabel 7. Perhitungan Koefisien Korelasi No 1 357, , ,230,613, ,708,563, ,154,809, , , ,872,448, ,644,903, ,950,128, , , ,853,748, ,044,082, ,212,289, , , ,392,591, ,035,738, ,134,177, , , ,329,625, ,244 47,622,757, ,679,027,133.1 Σ 1,376, ,097, ,530,958, ,074,162,
12 berikut: = Dari hasil perhitungan sebelumnya maka dihitung besarnya nilai t hitung sebagai = 2,413 Jadi nilai dari t-hitung = 2,413 Menentukan derajat kebebasan (dk). Untuk menentukan derajat kebebasan (dk) maka terlebih dahulu harus diketahui apakah variansnya homogen atau tidak. Oleh karena itu dilakukan uji homogenitas varians dengan uji F. Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan F tabel dengan dk pembilang (5-1=4) dan dk penyebut (5-1=4). Berdasarkan dk tersebut dan harga F tabel untuk kesalahan 5% F tabel=6,39 dan untuk taraf kesalahan 1% maka F tabel=15,98. Karena F hitung > F tabel baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1 % maka artinya bahwa varians tidak homogen. Oleh karena itu derajat kebebasan untuk mencari t-tabel adalah dk=n 1-1 atau n 2-1sehingga nilai dk: dk = n 1-1 atau n 2-1 = 5-1 = 4 1. Menentukan t-tabel 47
13 Untuk menentukan t-tabel adalah dengan pengujian pihak kanan, dengan tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah sebesar 5% dengan dk = 4, maka diperoleh nilai dari t-tabel = 2, Pengujian hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Untuk menguji hipotesis yang diajukan tersebut apakah diterima atau ditolak, maka nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel. Perbandingan nilai t-hitung dan t- tabel disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 8. Perbandingan Nilai t-hitung dan t-tabel t-hitung t-tabel 2,413 2,132 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t-hitung (2,413) > t-tabel (2,132), dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak pada taraf nyata 5%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis Biaya kualitas sebelum implementasi TQM lebih besar dari biaya kualitas sesudah implementasi TQM dapat dikonfirmasikan. V. IMPLIKASI Berdasarkan temuan-temuan, sebaiknya, Divisi Tempa & Cor PT. X membagi kategori biaya kegagalan kedalam dua kelompok biaya yaitu biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal sehingga perusahaan bisa menilai seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi sebelum produk tersebut sampai ke tangan konsumen dan seberapa besar biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan produk tersebut sudah sampai ke tangan konsumen. Sehingga dengan demikian perusahaan bisa menilai apakah produk yang dihasilkannya sudah sesuai dengan spesifikasi atau tidak, dan perusahaan bisa menilai seberapa besar ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan karena seperti yang diungkapkan oleh Horngren et al. (2008:295) bahwa salah satu ukuran nonfinansial kepuasan pelanggan adalah dengan mengukur jumlah unit cacat yang dikirimkan ke pelanggan sebagai persentasi total unit yang dikirimkan, sehingga hal ini bisa dijadikan masukan bagi perusahaan untuk 48
14 berproduksi lebih baik lagi agar bisa menghemat biaya dan agar produk yang dihasilkan perusahaan bisa menciptakan kepuasan bagi konsumen REFERENSI Ariani, Dorothea Wahyu Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Ghalia Indonesia. Blocher, Edward J., Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin Manajemen Biaya, Ed.1 Alih Bahasa: Susty Ambarriani. Salemba Empat. Ellitan, Lena., dan Lina Anatan Manajemen Operasi dalam Era Baru Manufaktur. Penerbit ALFABETA. Hadiati, Sri Pengaruh Faktor-Faktor Manajemen Mutu Terpadu Terhadap Proses Bisnis Internal dan Keunggulan Bersaing Industri Manufaktur yang Memperoleh Iso 9000 Di Jawa Timur. Jurnal Ekonomi Manajemen. Diakses 18 September Hatane, Semuel Penerapan TQM Suatu Evaluasi Melalui Karakteristik Kerja. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,Vol. 5 No. 1. Diakses 18 September Horngren, Chrales T., Srikant M. Datar., dan George Foster Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Ed. 11. INDEKS. Nasution, M.N Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Ed. 2. Ghalia Indonesia. Setiawan, Wicaksono Pengaruh Implementasi TQM (TQM) Terhadap Budaya Kualitas. Thesis. Diakses 18 September 2008, Web Site Sularso., dan Murdijanto Pengaruh Penerapan TQM Terhadap Kualitas Sumberdaya Manusia. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol.6 No.1. Supriyono Manajemen Biaya. BPFE. Tjiptono, Fandi., dan Diana TQM. Ed.5. ANDI. 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis pada PT.BINTANG ALAM SEMESTA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perolehan data yang diperoleh dalam penelitian pada Divisi Tempa dan Cor pada PT. PINDAD (persero), kemudian hasil dari pengujian hipotesis maka
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dengan menggunakan teori-teori yang relevan sebagai dasar analisis, penulis menarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan
81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan dalam Bab IV dan dikaitkan dengan rumusan masalah pada Bab I, maka dapat dihasilkan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih dari krisis dan mulai masuknya era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas saat ini, perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strategi untuk
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PADA PT MITRA SEJATI MULIA INDUSTRI
PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PADA PT MITRA SEJATI MULIA INDUSTRI Retno Martanti Endah Lestari Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Muhammad Mahdi Hakim Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang semakin ketat, oleh sebab itu perusahaan harus mampu bersaing dengan menawarkan produk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V Kesimpulan dan Saran 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT. X, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah kehidupan yang lebih dinamis, efisien dan efektif. Keadaan ini memaksa manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing baik dalam hal berbisnis, penguasaan pasar, yang tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, bagi negara-negara di dunia memasuki fase baru yang membuat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, bagi negara-negara di dunia memasuki fase baru yang membuat kehidupan di negara-negara tersebut semakin mengglobal. Hal ini terlihat di sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia sekarang telah masuk era pasar bebas. Perekonomian tidak lagi dibatasi oleh jarak dan waktu. Persaingan pada saat ini lebih kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Asean Free Trade Area (AFTA) yang berlaku pada tahun 2003 dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki era globalisasi dan informasi, akhir-akhir ini perkembangan dunia usaha menghadapi tingkat persaingan yang tidak dipastikan. Berlakunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjiptono (2003:4) Total Quality Management dapat diartikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian secara harafiah berasal dari kata total yang berarti keseluruhan atau terpadu, quality yang berarti kualitas, dan management telah disamakan dengan manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya merupakan entitas yang dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh para pendirinya. Salah satu tujuan perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas merupakan suatu hal yang paling esensial bagi suatu perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat
Lebih terperinciPELAPORAN BIAYA KUALITAS SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PT PEMBANGKITAN JAWA BALI
PELAPORAN BIAYA KUALITAS SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PT PEMBANGKITAN JAWA BALI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini memunculkan persaingan yang begitu ketat dalam dunia bisnis. Perusahaan yang dulu hanya bersaing di tingkat lokal, regional atau
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PENGENDALIAN PRODUK CACAT (STUDI PADA CV. EKA PUTRA LAS)
PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PENGENDALIAN PRODUK CACAT (STUDI PADA CV. EKA PUTRA LAS) Intan Winarsih Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Masyarakat akan semakin kritis memilih barang dan jasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibatnya persaingan pun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya
Lebih terperinciPENGARUH HARGA POKOK PRODUKSI DAN BIAYA KUALITAS TERHADAP HARGA JUAL (Studi Kasus Pada Perusahaan Sagitria Kelom Geulis Tasikmalaya)
PENGARUH HARGA POKOK PRODUKSI DAN BIAYA KUALITAS TERHADAP HARGA JUAL (Studi Kasus Pada Perusahaan Sagitria Kelom Geulis Tasikmalaya) MIA AMELIA 093403099 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Biaya Kualitas 2.1.1.1. Pengertian Biaya Kualitas Biaya kualitas merupakan kegiatan penting dalam produksi perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya dapat menjadi penentu apakah suatu usaha dapat berkembang atau sekedar bertahan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN CAHAYA BARU PUTRA
hal. 70-88 PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN CAHAYA BARU PUTRA Eva Faridah Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis vae_everal@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi membuat persaingan antar perusahaan terus semakin ketat, sehingga menuntut perusahaan untuk menerapkan standar kualitas pada produk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2003, bagi Indonesia, adalah memasuki fase baru yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki tahun 2003, bagi Indonesia, adalah memasuki fase baru yang membuat seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara ini semakin mengglobal. Semenjak tahun
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT Liza Christina Garment Industry dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cooperation (APEC) pada tahun 2010 serta Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha perdagangan bebas di Indonesia ditandai dengan ditetapkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC)
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasar hasil analisis dan pembahasan yang tersaji dalam bab sebelumnya, maka hasil penelitin ini dapat disimpulkan : 1. Perusahaan telah melakukan pengendalian
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: biaya kualitas, aktivitas pengendalian kualitas, dan efisiensi biaya produksi.
ABSTRAK Era globalisasi menyebabkan persaingan di berbagai bidang menjadi semakin ketat. Demikian juga dalam bidang industri khususnya industri tekstil. Masuknya pengusaha-pengusaha asing menuntut perusahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Biaya Kualitas a. Pengertian Biaya Kualitas Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas yang buruk. Menurut Blocher,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha di Indonesia mengalami perubahan ketika memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas. Hal ini dikarenakan Indonesia terlibat dalam kawasan perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah ada maupun menciptakan jenis usaha baru. Hal ini berdampak pada ketatnya
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dapat meningkatkan daya saing melalui kapabilitas yang dimiliki dalam organisasi. Kemampuan bersaing setiap perusahaan mengacu pada posisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan
BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Kualitas 1. Pengertian Biaya Kualitas Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang kualitas produk, manajemen perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas yang didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang tumbuh pesat, perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi adalah sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama. Sejalan dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat membawa dampak terhadap tatanan kehidupan umat manusia. Perubahan yang cepat dan mendasar terjadi dalam kehidupan di segala
Lebih terperinciPenerapan Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada Catering ABC
Penerapan Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Produksi Pada Catering ABC Mustika Rahmi Eka Rosalina Irda Rosita Politeknik Negeri Padang Abstrak Persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas seperti saat sekarang. Persaingan global ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi globalisasi yang semakin cepat kemajuannya memicu persaingan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi globalisasi yang semakin cepat kemajuannya memicu persaingan yang ketat di antara perusahaan-perusahaan. Mutu penting artinya dan merupakan salah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT X, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas ini, perusahaan semakin dituntut untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam negeri, namun juga luar negeri. Perusahaan harus memproduksi barang / jasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi dan perdagangan bebas membuat dunia bisnis semakin dinamis. Persaingan yang harus dihadapi suatu perusahaan bukan hanya berasal dari
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA DESAIN PRODUK DAN BIAYA KUALITAS PRODUK TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada Perusahaan Sandal Sepvia Tasikmalaya)
PENGARUH BIAYA DESAIN PRODUK DAN BIAYA KUALITAS PRODUK TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada Perusahaan Sandal Sepvia Tasikmalaya) Syara Permata Mutmainnah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk
Lebih terperinciPENGENDALIAN BIAYA KUALITAS DENGAN PENDEKATAN ZERO DEFECT UNTUK MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada CV. Tri Mulya Onix, Tulungagung)
PENGENDALIAN BIAYA KUALITAS DENGAN PENDEKATAN ZERO DEFECT UNTUK MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada CV. Tri Mulya Onix, Tulungagung) Fitri Solaeka Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP HASIL PRODUKSI PADA PERUSAHAAN BRILLIANTE ETHNIC HOMADE TASIKMALAYA. Oleh : AGIL ALI ALATAS
ABSTRAK PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP HASIL PRODUKSI PADA PERUSAHAAN BRILLIANTE ETHNIC HOMADE TASIKMALAYA Oleh : AGIL ALI ALATAS 123402154 Pembimbing : H. Asep Budiman Dian Kurniawan Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapai era persaingan global, setiap perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia. Meningkatnya intensitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari produk seperti : performansi (performance), keandalan (reliability), mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan menempuh berbagai macam agar tetap survive. Saat ini sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan akan suatu perusahaan yang tanggap untuk mempertahankan daya saingnya. Dalam persaingan bisnis yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi. 2.1. PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini
Lebih terperinciPenerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan
Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Abstract Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan adalah merupakan elemen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi TQM
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penyusunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mampu mempertahankan eksistensinya. Untuk mengatasi persaingan yang
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia usaha yang penuh persaingan, suatu perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan eksistensinya. Untuk mengatasi persaingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam meningkatkan kualitas secara sistematis dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya produktivitas kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa. Ukuran yang esensial untuk suatu produk yang dikatakan
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA KUALITAS DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA OPERASIONAL (Studi Kasus pada pada UD. Harapan Makaroni Dua saudara Top Ciamis)
PENGARUH BIAYA KUALITAS DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA OPERASIONAL (Studi Kasus pada pada UD. Harapan Makaroni Dua saudara Top Ciamis) Iwan Hermansyah 1 Dadan Darmawan ABSTRACT This research objektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini tentunya membawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini tentunya membawa pengaruh terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia. Persaingan usaha yang semakin ketat juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis bagi suatu perbankan. Dunia perbankan yang dulu bersaing hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini telah menjangkau berbagai aspek kehidupan terutama dalam hal dunia perbankan di Indonesia. Dalam hal ini perkembangan teknologi dan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade. Perdagangan Bebas ASEAN China (ASEAN China Free Trade
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Era perdagangan bebas di Indonesia yang ditandai dengan berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Agreement / AFTA) pada tahun 2003 dan
Lebih terperinciMANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN
Pert 8 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya lingkungan mendapatkan perhatian yang semakin besar dalam manajemen perusahaan. Peraturan mengenai lingkungan menjadi
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGHARGAAN, DAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT.
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGHARGAAN, DAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (PERSERO) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit untuk diprediksi. Keadaan ini merupakan kelanjutan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total Quality Management merupakan
Lebih terperinciBAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka, dapat dijelaskan kesimpulan sebagai berikut: a. Penerapan unsur utama
Lebih terperinciTOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN. Suto Prabowo
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN Suto Prabowo Abstrak Peningkatan mutu pendidikan harus ditingkatkan terus menerus dan berkesinambungan. Total Quality Management adalah salah satu model
Lebih terperinciPENERAPAN BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ZERO DEFECT DALAM MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN PADA CV. BAHANA KARYA GRESIK
PENERAPAN BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ZERO DEFECT DALAM MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN PADA CV. BAHANA KARYA GRESIK Nurmalia Indra Apriliani Widodo, Arief Rahman, Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas
Lebih terperinciBAB5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dari bah sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
BAB5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dari bah sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksinya telah menyadari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh pihak manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi yang sangat pesat, akan
Lebih terperinciMUTU. Disusun: Ida Yustina
MUTU Disusun: Ida Yustina 1 PERUBAHAN PARADIGMA DALAM MANAJEMEN (DAFT) Paradigma Lama Organisasi Vertikal Paradigma baru Organisasi Pembelajar Kekuatan-kekuatan Organisasi Pasar Tenaga Kerja Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keadaan perekonomian dunia sudah memasuki era globalisasi, dimana sangat dirasakan persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya sangat
Lebih terperinciPENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP HARGA POKOK PRODUK (Study Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Blok) Oleh :
PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP HARGA POKOK PRODUK (Study Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Blok) Oleh : IRVAN NURDIANSYAH RIZAL (Jurusan Akuntansi FE Universitas Siliwangi) Tedi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing domestik saja tetapi juga didatangi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah kualitas, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin pesatnya laju perkembangan dunia usaha, setiap perusahaan akan berusaha untuk dapat bertahan di dunia usaha yang semakin kompetitif
Lebih terperinciPENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )
PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciTQM IMPLEMENTATION. The Need for Change Background. The New Manufacturing Environment 03/06/2015
TQM IMPLEMENTATION Presented by: Nur Hasanah, SE, MSc The Need for Change Background Perubahan dalam semua aspek kehidupan. Perubahan bersifat makro dan mikro. Perubahan dalam lingkungan pemanufakturan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan jasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, pertumbuhan bisnis di sektor industri jasa sangat cepat perkembangannya. Hal ini disebabkan karena semakin besarnya populasi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut, yaitu: a) Selama
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BIAYA KUALITAS DAN PRODUK CACAT Studi Kasus di PT. Kanisius Yogyakarta SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA BIAYA KUALITAS DAN PRODUK CACAT Studi Kasus di PT. Kanisius Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh :
Lebih terperinciBAB 1` PENDAHULUAN. Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun
BAB 1` PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun kelompok, mandiri maupun di bawah kendali orang lain, pasti bertujuan untuk mencapai sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia perdagangan. Bahkan krisis ekonomi di Indonesia yang berkepanjangan membuat persaingan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian, pembahasan, dan wawancara yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada 9 faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap produsen memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era perdagangan setiap perusahaan akan menghadapi persaingan ketat dengan produsen lain dalam seluruh dunia. Meningkatnya itensitas persaingan dan jumlah pesaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay
Lebih terperinciBAB II ANALISIS BIAYA MUTU. meningkatkan permintaan pelanggan dan mengurangi biaya. Mutu merupakan
BAB II ANALISIS BIAYA MUTU 2. 1. Mutu Memberikan perhatian yang lebih pada mutu suatu produk atau jasa, dapat meningkatkan profitabilitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan permintaan pelanggan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya Definisi mengenai biaya dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi
Lebih terperinciTata Yustia Putra
Pengaruh Total Quality Management terhadap kinerja manajerial dengan Sistim Pengendalian Manajemen dan Sistim Pengukuran Kinerja sebagai variabel moderating pada PT. Lavilla Creative SKRIPSI Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, untuk mencapai tujuan perusahaan menciptakan kinerja yang unggul dan mencapai laba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus pula bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan sangat dinamis di abad perdagangan bebas seperti saat sekarang. Perkembangan perdagangan dunia menuntut perusahaanperusahaan yang sudah ada
Lebih terperinci