BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge management Menurut Polanyi tahun 1996 Knowledge terbagi atas 2 yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge dimana tacit knowledge adalah pengetahuan yang tersimpan pada orang yang sulit untuk dibahasakan, dan di rangkai dalam bentuk kata-kata, atau tulisan atau gambar. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang di tangkap dan ditranslasikan kedalam bentuk seperti kata-kata, rekaman audio atau gambar. (Dalkir, 2005, p8) Menurut Pasternack tahun 1999 Knowledge management adalah kegiatan yang tersusun secara sistematis untuk menangkap, menyusun struktur, mengelola, dan menyebarkan pengetahuan pada seluruh bagian dari organisasi agar organisasi tersebut dapat bekerja lebih cepat, menggunakan kembali best practice, dan mengurangi usaha untuk pengerjaan kembali suatu proyek. (Dalkir, 2005, p.3) 2.2 Komponen dasar penyusun KM Banyak pada literatur-literatur yang mengidentifikasikan komponen terpenting dari KM yaitu manusia, proses dan teknologi informasi.. Manusia adalah salah satu elemen pondasi, mereka bertanggung jawab dalam membuat, membagikan dan mengaplikasikann pengetahuan di dalam organisasi. Proses yang berhubungan dengan KM berfungsi untuk mendapatkan, 6

2 7 menghasilkan, mengorganisasikan dan mendistribusikan dari pengetahuan di dalam perusahaan. Dan pada bagian teknologi informasi berperan dalam pengumpulan dan membuat pengetahuan tersebut dapat di akses oleh pengguna, dan setiap elemen yang dinyatakan diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk keefektifannya. (Fong P. a, 2004, p1-43) 1. Manusia Manusia bertanggung jawab dalam memilih kepada siapa saja ia akan berbagi, menentukan topiknya, menentukan metodenya dan akhirnya bagaimana memberdayakan pengetahuan tersebut. jadi kesuksesan dari program KM ini berada pada level penerimaan dan kemauan dari orang untuk membagikan dengan orang lain. Pembagian pengetahuan dapat menciptakan lingkungan yang positif dalam ide pertukaran dimana orang yang memberikan dapat melakukan antisipasi dalam mendapatkan pengetahuan yang sesuai di masa depan, mendapatkan penghargaan sebagai ahli dan sebagai pemenuhan dari pencapaian dan kepuasan pribadi. Menurut Dyer ada 4 tantangan utama dalam implementasi knowledge management diantaranya adalah : (1) karyawan tidak mempunyai waktu untuk knowledge management; (2) budaya organisasi pada saat ini tidak mendorong karyawan untuk berbagi pengetahuan; (3) kurang pemahaman tentang knowledge management dan keuntungannya bagi organisasi; (4) ketidakmampuan untuk mengukur keuntungan keuangan dari implementasi knowledge management.

3 8 Penghalang pada pembagian pengetahuan adalah ketakutan pada berkolaborasi pada orang yang salah dan pengetahuan digunakan tanpa adanya pengakuan ataupun penghargaan. Salah satu alasan keengganan seseorang untuk membagikan apa yang diketahuinya dapat termasuk tidak yakin kepada siapa ia akan berkerjasama atau bagaimana menyampaikan pengetahuan dan nilai-nilai budaya dapat juga menjadi penghalang. Pondasi utama dalam membangun sebuah budaya berbagi pengetahuan adalah kepercayaan pada level personal dan level organisasi yang didukung dengan lingkungan yang mendorong dan memberi penghargaan kepada orang yang membagi dan memberikan penolakan bahkan hukuman kepada orang yang tidak berpartisipasi. CEO dan dewan direksi memegang peranan tentang bagaimana pandangan organisasi terhadap Knowledge Management. Pemimpin harus mendorong tentang pentingnya program KM (DeTienne et al. 2004). Untuk memimpin program KM, organisasi perlu menunjuk senior manajemen baru, yaitu CKO (Chief Knowledge Officer). CKO bertanggung jawab dalam pengembangan KM pada Organisasi, CKO diharapkan melakukan penyeimbangan pada aspek dari sosial dan aspek teknis dari KM. 2. Proses Mengungkapkan, mendapatkan, menterjemahkan, mengorganisasikan dan membagi pengetahuan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, dan

4 9 kemudian memotivasi orang untuk menggunakannya adalah perjalanan yang berkelanjutan. Pengetahuan dan pengeloaannya adalah sesuatu yang dinamis dan membutuhkan proses yang terus-menerus dalam mengakumulasi dan mengeksploitasi dari pengetahuan yang belum diketemukan. Untuk menggambarkan proses dari konversi dari pengetahuan dari 1 tahapan ke tahapan lainnya. Model proses socialization, externalization, combination, internalization (SECI). (Nonaka, 2005) Model konversi dari knowledge manjadi 4 cara yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Tacit knowledge ke Explicit knowledge, disebut dengan proses Externalization. 2. Tacit knowledge ke Tacit Knowledge, disebut dengan proses Socialization. 3. Explicit knowledge ke Explicit knowledge, disebut dengan proses Combination. 4. Explicit knowledge ke Tacit knowledge, disebut proses Internalization. 3. Teknologi Walaupun teknologi mempunyai koneksi yang sedikit terhadap pengetahuan, pengumpulan data dan komunikasi membuat individu, menjadi tidak terbatas pada wilayah geografisnya, secara cepat dan mudah membagi

5 10 pengetahuan mereka melalui metode seperti , internet, videoconfrencing, dan intranets. Teknologi memampukan perusahaan untuk menyebarkan pengetahuan secara cepat dan lancar ke seluruh organisasi. Baru-baru ini organisasi melihat teknologi sebagai salah satu dasar tantangan dalam mendesign maupun mengimplementasikan Knowledge Management System(KMS) dialam perusahaan dan mulai meluncurkan proyek KM yang berfokus pada teknologi informasi untuk mendapatkan, mengumpulkan, akses dan membagikan explicit knowledge. walaupun teknologi merupakan salah satu fasilitator dalam mengelola dan menyebarkan pengetahuan, banyak riset yang menunjukkan bahwa individu tidak secara langsung mau membagikan pengetahuan yang disebabkan oleh beragam alasan yang membuat penghalang dalam sebuah implementasi dari KMS yang sukses. Banyak pengadopsi awal dari prinsip KM melakukan pendekatan awal pada teknologi informasi dalam jangka waktu yang pendek, perbaikanperbaikan yang cepat dalam perspektif informasi, daripada mengakui nilainilai jangka panjang dari keunggulan kompetitif. Implementasi knowledge management system memerlukan berbagai tools cukup beragam yang ikut terlibat dalam sepanjang siklus knowledge management. Teknologi digunakan untuk memfasilitasi terutama komunikasi, kolaborasi, dan konten manajemen untuk knowledge capture, sharing, dissemination, and application. (Dalkir Kimiz, 2005, p.219).

6 Budaya Organisasi Budaya organisasi menjelaskan tentang cara pandang secara kolektif mengenai kepercayaan, nilai-nilai yang dianut oleh karyawan pada tempat kerja. Karyawan belajar mengenai budaya organisasi pada hari pertama mereka bekerja di tempat barunya. Menurut Edgar H. Schein, isu-isu yang termasuk ke dalam budaya Organisasi, adalah : Isu mengenai kelangsungan hidup organisasi Untuk bertahan dan berkembang, setiap organisasi harus mengembangkan asumsi yang bersemangat di dalam organisasinya, tentang apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukannya. Ada beberapa komponen yang ada pada isu kelangsungan hidup organisasi di antaranya adalah : 1. Misi, strategi, goals Untuk dapat bertahan dan bertumbuh setiap organisasi harus mengembangkan asumsi yang layak tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Ketika organisasi pertama kali berdiri, pendirinya dan para pemimpin yang pertama memimpin mempunyai insting yang kuat mengenai identitas dan misinya, apa yang mereka ingin capai, produk atau pasar yang mereka akan kembangkan, siapa mereka dan bagaimana cara menjangkaunya.

7 12 2. Tujuan : struktur, sistem dan proses Bagaimana organisasi memutuskan untuk mencapai strategi dan tujuannya adalah level kedua dari isi budaya. Organisasi dapat mengembangkan struktur organisasi yang formal, dimana hirarki dari organisasi mungkin bertingkat-tingkat, ataupun mengembangkan hirarki organisasi yang flat/rata. 3. Pengukuran : Pendeteksian kesalahan dan cara mengkoreksinya. Isu ketiga pada budaya, adalah bagaimana organisasi mengukur dirinya sendiri, mendeteksi kesalahan, dan cara mengkoreksi kesalahan. Pada banyak organisasi indikator performa keuangan merupakan salah satu indikator utama dalam mendeteksi kesalahan, tetapi biasanya asumsi dari budaya mendominasi bagaimana informasi tersebut di terjemahkan pada organisasi Isu Integrasi dalam organisasi Organisasi terdiri dari orang-orang yang bekerjasama dengan tujuan yang sama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam isu integrasi dalam organisasi tertera di bawah ini : 1. Bahasa umum dan konsep Perwujudan dari budaya yang paling jelas adalah bahasa umum dan cara berfikir yang sama. Pada suatu organisasi ketika seorang karyawan mencoba mencari tahu bagaimana kode etik berpakaian, ataupun berbicara dengan atasan mereka, atau pun cara berlaku pada pertemuan

8 13 group, bagaimana menguraikan berbagai jargon, ataupun berapa lama mereka harus tetap berada di kantor adalah perwujudan dari bahasa umum dan konsep yang ada di organisasi. 2. Batas kelompok dan identitas Setiap organisasi mengembangkan cara bagaimana mengidentifikasikan tingkat dari keanggotaan, mulai dari cara berpakaian, lencana, ataupun slot tempat parkir, bagian dari saham, dll. Penerimaan dari keanggotaan dari anggota baru ialah ketika orang tersebut diberikan informasi rahasia tentang apa yang terjadi, siapa saja didalam anggota tersebut dan siapa saja diluar anggota tersebut. 3. Hubungan antara relasi dan kekuasaan Setiap organisasi berbeda asumsinya mengenai relasi kekuasaan dan tingkat keakraban yang dianggap wajar diantara anggotanya. Beberapa organisasi mungkin juga menerapkan sistem egaliter dimana organisasi percaya bahwa setiap orang sederajat. 4. Penghargaan terhadap kerja dan status Setiap organisasi mengembangkan sistem penghargaan dan status. Hal yang paling nyata adalah meningkatnya gaji sesuai dengan promosi jabatan. Salah satu hal yang sulit bagi karyawan baru dalam organisasi adalah dalam menterjemahkan sistem status dan penghargaan. Apa saja kelakuan yang diharapkan, bagaimana kita mengetahui bahwa kita mengerjakan hal yang benar atau salah, kelakuan apa yang dihargai

9 14 dan kelakuan apa yang mendapat hukuman, bagaimana kita dapat mengetahui ketika kita dihargai atau dihukum Asumsi yang lebih dalam Budaya organisasi paling utama terkandung dalam budaya nasional dimana organisasi berada. Asumsi yang mendalam tentang budya nasional akan direfleksikan dalam organisasi melalui latar belakang budaya para pendiri, pemimpin dan anggotanya. Asumsi yang lebih dalam dapat dikategorikan dalam list di bawah ini : 1. Asumsi mengenai relasi manusia pada lingkungannya Budaya berbeda pada mereka yang percaya bahwa manusia seharusnya dominan, atau bersimbiosis, atau mempunyai relasi yang pasif terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam komunitas di benua asia asumsi yang diperoleh adalah manusia seharusnya menyatu dengan alam, ataupun manusia harus menurut terhadap alam. 2. Asumsi mengenai sifat dasar dari manusia Budaya berbeda dalam tingkatan jika mereka mengasumsikan nilai manusia pada hakikatnya adalah baik atau jahat, ataupun pada tingkatan mereka dapat mengasumsikan bahwa sifat manusia dapat diperbaiki atau dirubah. Beberapa mengasumsikan bahwa pada dasarnya manusia adalah malas dan hanya bekerja bila mendapatkan

10 15 insentif dan kontrol dikatakan sebagai teori X. beberapa manajer berasumsi bahwa pada dasarnya manusia mempunyai motivasi untuk bekerja dan hanya memerlukan sumber daya dan kesempatan yang sesuai atau teori Y. 3. Asumsi mengenai relasi manusia Apakah masyarakat biasanya terorganisasi dari group atau komunitas atau masyarakat terorganisasi dari individu. Jika terjadi konflik antar individu, siapa yang diharapkan untuk melakukan pengorbanan. Organisasi mencerminkan dari apa yang dikemukakan diatas, pada perusahaan yang paternalistic, perusahaan akan mengurus anda jika anda terbukti loyal kepada perusahaan. 4. Asumsi mengenai sifat dari realitas dan kebenaran Pada tempat kita tumbuh, akan menumbuhkan kepercayaan dan asumsi mengenai sesuatu yang dapat dianggap nyata dan benar. Moral dan prinsip-prinsip religius mungkin akan mendominasi keputusan bisnis pada beberapa organisasi. Pada beberapa organisasi mungkin sikap berbohong dapat diterima sebagai konsekuensi politik, tetapi pada organisasi lain sikap seperti ini dapat menghasilkan hukuman yang serius karena mereka menekankan pada moral yang kuat. 5. Asumsi dari waktu Ada 2 asumsi yang mendasari dari sifat waktu, yaitu monochronic time oleh Edward Hall yaitu konsep yang menyatakan pada satu waktu

11 16 hanya satu hal saja yang dapat terjadi. Waktu juga dapat dilihat sebagai Polychronic time yaitu kita dapat mengerjakan beberapa hal pada waktu yang sama. 6. Asumsi mengenai tempat/ruang Tempat mempunyai arti simbolis yang sangat penting. Tata ruang kantor yang terbuka akan berakibat pada orang dapat dengan mudah berkomunikasi dengan yang lainnya, sedangkan kantor yang tertutup dengan pintu akan membuat simbol bahwa mereka harus berpikir untuk mereka sendiri. Asumsi mengenai ruang merefleksikan asumsi mengenai konsep individualistis atau bekerja dalam group. Terkadang ruang kerja juga menandakan status dan jabatan. Makin tinggi ruang kerja, makin tinggi juga status dan jabatan orang tersebut. 7. Hal-hal yang tidak diketahui Elemen yang terpenting dari budaya adalah asumsi untuk berkembang untuk menyediakan kenyamanan ketika berhubungan dengan sesuatu yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi. 2.4 Pengembangan budaya organisasi yang mendukung KM Menurut Debowski tahun 2006 ada beberapa tahapan dalam merencanakan perencanaan pengembangan budaya organisasi yang mendukung program KM.

12 17 Tabel 2.1 pengembangan budaya organisasi (Debowski, 2006, p.96 97) Proses Mengidentifikasi tujuan utama yang akan dicapai Mengidentifikasikan sponsor utama Mengidentifikasi ruang lingkup dari program Mengidentifikasi orang yang berkontribusi Strategi/ hal yang harus dilakukan Mengembangkan pernyataan yang secara jelas menyatakan tujuan utama yang akan dicapai Menjelaskan kebutuhan dari sponsor utama Mendiskusikan sejauh mana sponsor ingin dilibatkan dalam proses Menjelaskan ekspetasi yang diharapkan Menjelaskan hasil yang akan dicapai Menyiapkan pernyataan berapa lama program itu akan berjalan dan apa yang dicapai Menempatkan orang-orang yang dapat menampung feedback untuk diteruskan kepada stakeholder Menjelaskan tugas dan tanggung jawab dari tiap orang yang berkontribusi Mengumpulkan informasi tentang budaya organisasi dan aktifitas pengetahuan yang ada sekarang ini Melakukan analisa terhadap umpan balik yang didapatkan Apakah ada program sejenis yang sedang berjalan, apakah sukses atau gagal Mencari tahu isu budaya apa yang harus diselesaikan.

13 18 Proses Mempertimbangkan konteks/ penerimaan dari organisasi Menentukan tujuan kunci pengembangan utama Mengidentifikasi seluruh aktifitas yang berhubungan dengan KM Mengidentifikasi anggota yang sesuai untuk menjadi kontributor dan diberikan tugas dan tanggung jawabnya Perencanaan untuk mengkomunikasikan dan melakukan sosialisasi program Perencanaan untuk mengevaluasi dan memonitor penerimaan pada organisasi Strategi/ hal yang harus dilakukan Dengan mempertimbangkan budaya yang ada sekarang, apakah konsekuensi ataupun kekhawatiran bila program dijalankan Melakukan identifikasi individu, atau group yang berkontribusi pada proses perubahan ini. Memecahkan tujuan menjadi kepada sesuatu yang lebih spesifik, terukur dan dapat tercapai dalam waktu tertentu Melakukan identifikasi pada setiap pekerjaan yang akan dilakukan Menempatkan kontributor pada setiap tugas, untuk dapat memonitor perkembangannya Dengan mempertimbangkan kemampuan dan kapabilitas dari tiap orang, baru kemudian diberikan tugas dan tanggungjawabnya Mengembangkan perencanaan komunikasi, termasuk waktu dan isi dari program Merencanakan bagaimana mengevaluasi dan memonitor hasil Merencanakan bagaimana umpan balik dapat dikumpulkan Menyiapkan waktu yang dibutuhkan dan komitmen pelaksanaan. Meninjau rencana secara keseluruhan apakah mempunyai cukup sumber daya untuk dilaksanakan

14 Lokasi penyimpanan pengetahuan Gambar 2.1 Lokasi penyimpanan pengetahuan (Irma Becerra,2010,p33) Didalam organisasi tempat penyimpanan pengetahuan dapat di kategorikan pengetahuan yang tersimpan dalam People, Artifacts, Organizational Entities People Tidak sedikit jumlah pengetahuan yang tersimpan pada individu ataupun pada group. Contohnya pada penyedia layanan profesional misalnya firma hukum, cukup banyak pengetahuan yang tersimpan pada pikiran dari tiap individu anggota dari firma hukum tersebut Artifacts Seiring dengan berkembangnya organisasi, pengetahuan yang cukup banyak juga dapat tersimpan dalam bentuk artifacts, beberapa pengetahuan tersimpan dalam praktek, rutin organisasi, atau pola-pola interaksi yang diulang-

15 20 ulang. Pada kasus ini pengetahuan dimasukkan kedalam prosedur, aturan-aturan dan norma-norma yang dikembangkan melalui pengalaman dan waktu Knowledge in organizational entries Pengetahuan juga tersimpan di dalam organizational entities. Entitas dalam organisasi dapat dikelompokkan menjadi organizational unit (pengetahuan yang terdapat pada satu bagian dari organisasi), entire organization, dan interorganizational relationship (Contohnya relasi antara organisasi dengan pelanggannya) 2.6 Process KM Dalam proses KM ada 4 proses utama yang harus diperhatikan yaitu Knowledge Discovery, Knowledge Capture, Knowledge Sharing dan Knowledge Application yang dibahas dibawah ini : Knowledge Discovery Didefenisikan sebagai pengembangan dari pengetahuan tacit atau explicit dari data dan informasi atau dari hasil sintesa dari pengetahuan yang sebelumnya. Knowledge Discovery biasanya didapatkan melalui proses combination dan socialization. Combination Dalam proses combination, dimana pengetahuan-pengetahuan yang ada diatur ulang, di kategorikan kembali dan di beri konteks baru untuk menghasilkan explicit knowledge yang baru contoh nya pada

16 21 pembuatan proposal baru kepada client, explicit data, informasi dan pengetahuan yang sebelumnya terkandung pada proposal yang sebelumnya dapat dikombinasikan menjadi proposal yang baru. Socialization Penyampaian dari tacit knowledge kepada individu, biasanya dilakukan dengan melakukan aktifitas yang dilakukan bersama daripada dengan menggunakan instruksi yang lisan atau tertulis. Misalnya dengan melakukan transfer ide dan gambaran. Magang membantu pendatang baru untuk melihat bagaimana orang lain berpikir Knowledge Capture Proses dari pengambilan dari explicit atau tacit knowledge yang tersimpan pada orang, artifacts, atau organizational entities. Proses capture knowledge dilakukan oleh 2 subproses dari KM yaitu externalization dan Internalization. Externalization Mengkonversi tacit knowledge menjadi bentuk explicit seperti katakata, konsep-konsep bentuk, gambar-gambar, atau metaphor, analogi, dan narasi. Internalization Melakukan konversi dari explicit knowledge kepada tacit knowledge. Hal ini merepresentasikan dari proses tradisional belajar. Explicit knowledge dapat masukkan ke dalam praktek dan latihan-latihan,

17 22 supaya individu memperoleh pengetahuan dan dapat merasakan apa yang individu lain telah alami Knowledge Sharing Adalah suatu proses dimana explicit atau tacit knowledge dikomunikasikan kepada individu lain. 2 subproses KM yang dilakukan pada knowledge sharing adalah exchange dan socialization. Exchange. Yang membedakan dengan socialization adalah pada fokus dari pembagian explicit knowledge. exchange digunakan untuk mengkomunikasikan atau melakukan transfer explicit knowledge diantara individu, group dan organisasi Knowledge Application Pengetahuan didalam organisasi berkontribusi pada performa dari organisasi dalam pengambilan keputusan dan melakukan tugas-tugas. Semakin baik proses yang dilakukan pada knowledge discovery, capture, dan sharing. Maka semangkin besar kemungkinan pengetahuan yang diperlukan itu ada untuk pengambilan keputusan dan melakukan tugas-tugas. Pada proses dari aplikasi pengetahuan yang sudah ada maka ada 2 subproses dari KM yang menyangkut pemberdayaan dari pengetahuan yaitu direction dan routines.

18 23 Direction Proses dimana individu yang memiliki pengetahuan mengarahkan kerja kepada individu lain tanpa melakukan transfer pengetahuan kepada individu alasan yang mendasari arahan tersebut. Arahan hanya melibatkan transfer dari instruksi atau keputusan tapi tidak dari pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan tersebut. Routines Melibatkan utilisasi dari pengetahuan yang tersimpan didalam prosedur, peraturan dan norma-norma yang mengarahkan kepada prilaku di masa depan. Gambar 2.2 Process KM (Irma Becerra, 2010, p57) 2.7 Core Knowledge Analysis Core knowledge adalah pengetahuan yang bersifat strategis atau operasional yang menyumbangkan hasil yang besar kepada proses dan hasil yang dilakukan oleh suatu organisasi.

19 24 Core Knowledge Analysis Phase 1 Clarifying the core knowledge scope 1. Identify core business and its knowledge requirement 2. Define the knowledge domain 3. Review knowledge capabilities Phase 2 Define core knowledge parameter 4. Define core knowledge 5. Develop the core knowledge policy Phase 3 Develop core knowledge structure 6. Map core knowledge 7. Build the knowledge repository Manage Core Knowledge Gambar 2.3 Developing core knowledge framework (Debowski, 2006, p ) Phase 1 Clarify core knowledge scope Identify core business and its knowledge requirements Setiap organisasi mempunyai ciri khas yang unik, beragam faktor dapat mempengaruhi bagaimana organisasi itu beroperasi. Langkah pertama yang paling penting dilakukan adalah untuk mengenal organisasi kita secara utuh, berikut ini adalah beberapa contoh pertanyaan yang dapat membantu mengenal core business kita, yaitu : Apa saja aktifitas-aktifitas yang utama yang dilakukan oleh organisasi? Arahan dari organisasi untuk masa depan dan prioritas-prioritas yang diambil oleh organisasi tersebut? Apa saja pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung fungsifungsi dari organisasi atau prioritas-prioritas yang telah ditetapkan?

20 25 Apakah ada unsur-unsur pengetahuan lain yang unik atau special yang dibutuhkan organisasi? Define the knowledge domain Tahap berikutnya setelah mendefenisikan dari core knowledge adalah melakukan investigasi tentang area-area pengetahuan apa saja secara spesifik yang perlu ditumbuhkan di lingkungan organisasi. Knowledge domain mungkin mempunyai 2 level : Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seluruh anggota dibagikan dan digunakan sebagai pemenuhan utama penyelesaian pekerjaan. Pengetahuan yang bersifat strategis yang dikembangkan terusmenerus. Informasi dari knowledge domain dapat disimpulkan dari deskripsi pekerjaan yang harus dilakukan, proyek, dan rencana-rencana unit kerja, performance indicator, dll Review knowledge capabilities Pengembangan KM dipengaruhi oleh kemampuan dan kebutuhan dari karyawan. Untuk membuat system knowledge management yang efektif maka harus di teliti apakah pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan dan pengetahuan apa yang karyawan harus ketahui. Pertanyaan utama yang biasanya ditanyakan pada tahapan ini adalah : Apa yang benar-benar diketahui oleh karyawan kita? Apa yang seharusnya mereka ketahui?

21 26 Bagaimana mereka dapat mendapatkan pengetahuan ini? Phase 2 Define core knowledge parameter Defining core knowledge Core knowledge adalah pengetahuan yang bersifat strategis atau operasional yang berkontribusi besar terhadap proses dan hasil yang terjadi di organisasi. Penulisan core knowledge ke dalam bentuk yang explicit akan mendorong pengembangan dari core knowledge dan pengintegrasian ke dalam struktur proses dan aktifitas pengetahuan yang sedang berjalan. Kategori dari core knowledge dibagi menjadi 3 level : Basic core knowledge Adalah pengetahuan yang utama yang dihasilkan, dibagikan dan diakses ataupun dikelola oleh seluruh karyawan. Basic core knowledge adalah dasar bagi pengetahuan yang dibutuhkan pada saat ini.contoh dari knowledge objects disini adalah pelanggan, pangsa pasar, dll. Strategic core knowledge Adalah pengetahuan yang penting bagi pencapaian hasil dari organisasi, pengetahuan ini berkembang secara pesat dan mungkin tidak dapat diakses oleh seluruh anggota pada organisasi. Contoh knowledge objects adalah ide-ide dari pihak manajemen, akses kepada arahan dari para ahli, dll.

22 27 Developmental core knowledge Berhubungan dengan pengetahuan yang secara potensial akan bermanfaat bagi organisasi, tetapi masih dipelajari dan di teliti manfaatnya Develop the core knowledge policy Organisasi perlu menyampaikan defenisi core knowledge yang disetujui dan yang diharapkan kepada seluruh anggota dari organisasi. Pengembangan knowledge policy adalah salah satu cara untuk mendukung proses Knowledge management dalam organisasi. Dalam penerapannya core knowledge policy harus bersifat stabil, dengan kata lain tanpa banyak adanya perubahan-perubahan yang besar dan diterapkan secara konsisten untuk jangka waktu yang lama. Dilema yang harus dijawab dalam penerapan core knowledge adalah : Apa dan bagaimana dan kapan pekerja akan membagikan core knowledge mereka? Siapa yang bertanggung jawab dalam menjalankan policy ini? Bagaimana policy ini di integrasikan kedalam proses dan sistem pada organisasi? Kerahasiaan dan nilai kompetitif dari core knowledge?

23 Phase 3 Develop the core knowledge structure Map Core knowledge Menjelaskan tentang kategori pada core knowledge dan area-area yang dianggap penting oleh organisasi. Peta dari core knowledge dapat berupa relational knowledge map yang berupa pengkategorian pengetahuan berdasarkan topik dari subjek atau operational knowledge map yang mendokumentasikan aktifitas-aktifitas fungsional dari suatu organisasi. Research and development Techniques Trials Results Competitor Products Patents and licences Registered patents IP legislation Royalties Licence management Marketing Customer relations management Budget projects campaigns Pharmaceutical products Product Characteristic Facts sheets Customer feedback Trial evaluations Litigation Contributor profiles Staff Partners Client Education Client services Previous strategies Online education Facts sheets Gambar 2.4 Relational knowledge map of pharmaceutical firm. (Debowski, 2006, p.185)

24 29 Pharmaceutical division Product units Customer Services Financial group Marketing services Research and development Legal unit Management services Account management Human resources management Planning and asset management Customer service Knowledge management services Computing services Gambar 2.5 Relational and operational knowledge map of a pharmaceutical firm (Debowski, 2006, p.185) Build the knowledge repository Knowledge repository adalah unsur yang penting dalam strategi knowledge management, repository dapat berisi tentang sumber daya utama yang terdapat dalam organisasi. Dalam penyusunan isi dari sumber daya, pengelolaan repository dapat dibagi menjadi 2 : Structured repository management strategies, adalah metode untuk mengorganisasikan core knowledge pada penyusunan yang umun dan terstruktur dengan rapi dengan judul dan penjelasan dari isi. Unstructured repository management strategies, memungkinkan pengelolaan core knowledge lebih kearah pengaturan yang lebih individual/ sesuai dengan keinginan pengguna.

25 30 Prinsip utama dari design core repository, adalah : 1. Repository harus dapat mengatur bentuk dan isi dari pengetahuan yang direkam. 2. Level dari control ditentukan oleh organisasi 3. System harus memberikan kemudahan dalam pengaksesan informasi 2.8 Knowledge Management Goal Menurut Probst dalam (Wu, K., 2011) mengusulkan 3 level knowledge goals: 1. Normative Knowledge Goals, berhubungan dengan visi umum dari kebijakan organisasi dan semua aspek dari budaya organisasi 2. Strategic Knowledge Goals, serangkaian program jangka panjang yang membantu realisasi visi 3. Operational Knowledge Goals, membantu untuk memastikan bahwa program tujuan strategic dilaksanakan dalam aktivitas sehari-hari perusahaan. Idealnya, tiga level knowledge goals diatas melengkapi satu sama lain dan seharusnya berkontribusi untuk merealisasikan tujuan organisasi.

26 Fishbone Diagram Gambar 2.6 Fishbone diagram Fishbone diagram (diagram tulang ikan) atau dikenal juga dengan Ishikawa diagram diperkenalkan oleh Khoru Ishikawa pada tahun 1960, yang pada saat itu mempelopori proses manajemen mutu di galangan kapal Kawasaki Jepang dan menjadi salah satu pendiri manajemen modern. Diagram tulang ikan ditunjukkan seperti gambar 2.7. Penyebab (Cause) biasanya dikelompokkan dalam beberapa kategori utama untuk menidentifikasi sumber sumber yang bervariasi. Kategori kategori biasanya meliputi: 1. People; Siapa saja yang terlibat dalam proses. 2. Methods; Bagaimana proses dilakukan dan persyaratan khusus untuk melakukan, misanya prosedur, kebijakan, aturan dan lain lain. 3. Machines; Peralatan pendukung proses. 4. Materials; Bahan baku, suku cadang dalam membuat produk.

27 32 5. Measurment; Data yang digunakan untuk mengukur suatu proses. 6. Environment; Kondisi, budaya kerja dan iklim. Dengan membuat daftar penyebab seperti pada kategori penyebab diatas maka akan dapat dicarikan solusi dari efek / permasalahan suatu proses. Hal ini tentu memudahkan bagi analis untuk menentukan mana yang menjadi faktor utama dan faktor sekunder Flowchart diagram Flowchart diagram adalah diagram yang merepresentasikan sebuah proses yang ditunjukkan melalui langkah-langkah yang dilambangkan dalam berbagai macam bentuk bangun ruang yang disusun dalam alur urutan tertentu yang dihubungkan oleh tanda panah. Diagram ini dapat memberikan langkah-langkah pemecahan sebuah masalah. Flowchart dapat digunakan untuk menganalisa, mendesain, dokumentasi atau mengatur sebuah proses atau program seperti yang ditunjukan pada gambar 2.7

28 33 Gambar 2.7 Contoh flowchart 2.11 KM Metrics Categories Salah satu cara pengukuran dari kesuksesan KM di dalam organisasi adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif dapat menghilangkan kelemahan dari penilaian subjektif dari metode kualitatif. Pada KM pendekatan ini digunakan untuk mengukur explicit knowledge dan mengkaitkan dampaknya baik dalam pengambilan keputusan dan performa pelaksanaan kerja. Pendekatan kuantitatif menggunakan matriks. Matriks adalah alat ukur baik input maupun output yang berhubungan dengan kinerja KM dalam organisasi. Input adalah faktor pendorong yang memungkinkan KM dapat dilaksanakan dan output adalah hasil dari KM.

29 34 Tidak ada standard yang digunakan dalam pengukuran kinerja KM, tetapi pengukuran dari non financial dapat secara umum dikelompokkan menjadi 4 kategori customer, structural, human, and development (Von Krough et al, 2005). Tabel 2.2 Metrics Categories KM

30 Komponen Knowledge Management System Tabel 2.3 Komponen KMS ( Debowski, 2006, p.144) 1. Business process management Secara strategis business process management mengarahkan dan mempertajam pembangunan KMS dengan membangaun strategi perusahaan untuk knowledge management. Hal ini secara langsung berpengaruh pada KMS dan aspek lain knowledge management yang menentukan akses terhadap knowledge tertentu, knowledge yang memiliki prioritas tinggi dan bagaimana dukungan terhadap akses knowledge.

31 36 2. Content management system Terdapat banyak sumber pengetahuan yang ditemukan dalam organisasi. Namun sulit untuk mengidentifikasi, mengelola dan mengakses secara efisien. Terdapat sumber yang terstruktur dan tidak terstruktur, official, dinamis dan archive content. content management system memastikan effective content dan document management sehingga KMS secara efektif menghubungkan end user dengan banyak sumber Intelectual Content baik dalam maupun luar organisasi. 3. Web content management system Web management system mengoperasikan platform teknologi KMS. Pada level dasar, ini menyediakan kapasitas teknologi untuk menghubungkan KMS dengan user dan sumber knowledge yang lain yang berada didalam dan diluar organisasi. Adanya server, interface dan KMS portal yang mendukung web content mangement system. 4. Knowledge applications management Knowledge application management menyediakan pengguna dengan kemudahan dan efektivitas knowledge tools. Fungsi utamanya adalah memfasilitasi pembentukan knowledge, kolaborasi dan komunikasi. Efektivitas KMS sebagian tergantung pada kapasitas user untuk menciptakan knowledge baru dan mengelola workflows menggunakan teknologi yang ada dan manajemen aplikasi knowledge yang mendukung hal ini.

32 37 Ada tiga (3) kriteria yang harus diraih agar implementasi KMS berhasil (Debowski, 2006, p.151): 1. Sistem merefleksikan dan responsif terhadap kebutuhan perusahaan. 2. Sistem merefleksikan prinsip-prinsip KM, terutama pendorong untuk kolaborasi dan komunikasi. 3. Sistem merefleksikan perhatian yang dalam terhadap individual diseluruh fase pengembangannya Knowledge Management System Development Dalam tahapan pengembangan sistem KMS, tahapan-tahapan yang dilalui adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan kebutuhan tentang KMS Tidak semua KMS sesuai untuk kebutuhan organisasi, beberapa hal yang harus di pertimbangkan adalah nilai dari sistem kepada bisnis, apakah gap dalam hal struktur teknologi yang akan KMS penuhi, kemungkinan mengintegrasikan KMS dengan sistem lainnya, kebutuhan untuk melakukan hubungan dengan rekan kerja dan lokasi yang berbeda, potensial pengguna yang akan menggunakan sistem. 2. Mengidentifikasikan kebutuhan dari KMS Identifikasi kebutuhan adalah tahapan dimana mencari dukungan dari sponsor untuk pengembangan KMS, apa saja kebutuhan dari pengguna, melakukan riset tentang KMS yang ada.

33 38 3. Mengklarifikasi kebutuhan KMS Melakukan defenisi dari kriteria pengguna dan pengetahuan yang akan digunakannya, vendor yang yang menyediakan aplikasi, prioritas dari aplikasi, dan biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi. 4. Memilih KMS dan komponen yang ada Berdasarkan hasil dari evaluasi dari sistem KMS yang sudah dilakukan maka dilakukan pemilihan terhadap sistem KMS yang paling sesuai dengan kebutuhan. 5. Melakukan implementasi dari KMS implementasi sistem KMS dilakukan pada group yang kecil terlebih dahulu untuk memudahkan memonitor evaluasi. 6. Melakukan Evaluasi Melakukan evaluasi terhadap KMS yang ada dan fitur-fiturnya, biaya yang harus dikeluarkan, pengembangan untuk kedepan Value Discipline Model Model dari value dicipline (Wiersema, 1993) adalah sebuah strategic tools, untuk membantu organisasi dalam menempatkan posisinya tentang proposisi nilai di mata pelanggannya.

34 39 Ada 3 model yang diajukan yaitu : Operating Excellence Product Leadership Customer Intimacy Tabel 2.4 Principles of Value Diciplines Product Leadership Operational Excellence Customer Intimacy Penekanan pada inovasi budaya yang mendukung eksperimen dan inovasi dan penghargaan produk/ pembaharuan jasa Manajemen resiko Berorientasi pada resiko manajemen yang memungkinkan organisasi untuk mengambil resiko dan mengambil keuntungan dari resiko tersebut Pengelolaan SDM yang efisien pekerja dilatih dengan cara yang paling efisien dan biaya terendah untuk mengerjakan sesuatu. Pengelolaan transaksi yang efisien memaksimalkan efisiensi dari setiap bagian dari transaksi, termasuk supply chain dari organisasi tersebut. Mempunyai jasa yang lengkap yang bertujuan untuk melayani permintaan pelanggan dapat melibatkan berbagai layanan yang berasal dari supplier lain dengan sistem pengaturan kontrak

35 40 Product Leadership Operational Excellence Customer Intimacy Pengakuan bahwa kesuksesan organisasi saat ini dan masa depan terletak di tangan orang-orang yang berbakat Pengakuan akan kebutuhan untuk mengedukasi dan memimpin pasar pada penggunaan produk atau jasa baru Pencarian pada sistem pengukuran memastikan ketelitian pada kualitas dan kontrol biaya, dengan tujuan pengukuran untuk mencari cara untuk mengurangi biaya Pengelolaan pada ekspetasi pelanggan menyediakan produk atau jasa yang bervariasi untuk mengelola ekspetasi dari pelanggan. Filosifi dari organisasi yang menghasilkan praktek-praktek bisnis yang mendorong pada pengetahuan yang dalam mengenai apa yang diinginkan oleh pelanggan dan pemikiran-pemikiran bagaimana meningkatkan kepuasaan pelanggan

36 41 Tabel 2.5 Dimensions of value diciplines Product Leadership Operational Excellence Customer Intimacy Kematangan dalam kemampuan mempertahankan tingkat dari penyampaian produk / jasa kepada pelanggan dan berusaha untuk memperbaiki terus menerus kemampuan penyampaian produk / jasa tersebut. Memanfaatkan kemampuan intelektual dari SDM Mengembangkan dan menggunakan aset intelektual untuk meningkatkan penyampaian dari produk atau jasa. Responsif meminimalkan waktu respon dan reproduksi dari penyampaian suatu produk /jasa. Performa organisasi meningkatkan efisiensi melalui pembaharuan proses dan kecepatan dari penyampaian produk/ jasa Kualitas mendekteksi, memahami dan menghilangkan masalah-masalah pada proses, produk atau jasa yang berdampak pada efisiensi sebelum dan sesudah penyampaian dari produk/ jasa tersebut Biaya menganalisa dan menyesuaikan proses dan produk untuk mendapatkan biaya yang paling efektif dalam penyampaian produk / jasa. Jangkauan dan luas cakupan meningkatkan lokasilokasi/ akses dimana pelanggan dapat menghubungi organisasi. Waktu silus meningkatkan waktu penyampaian kepada pelanggan antara kebutuhan dan pengiriman dari produk / jasa tersebut. Identifikasi produk kemampuan untuk mengidentifikasi produk / jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan.

37 Studi kasus Edmonton Public School dalam penerapan Knowledge Management Sebagai perbandingan studi kasus, maka untuk studi kasus pembanding diambil dari white paper aplikasi alfresco yang diimplementasikan di bidang pendidikan pada Edmonton Public School. Edmonton Public School adalah sekolah terbesar di kanada pada propinsi Alberta, yang menyediakan jasa pendidikan kepada lebih dari 80,000 murid dan mempunyai 200 cabang sekolah yang tersebar. Hasil audit pada tahun 2006 ditemukan bahwa sekolah hanya dapat memenuhi 60% dari persyaratan dokumendokumen yang dibutuhkan oleh murid-murid berkebutuhan khusus. Sekolah mengalami 40% kehilangan hasil-hasil ujian dari murid-murid yang dilakukan secara individu oleh guru-guru, masalah ini disebabkan karena dokumen tidak ditemukan atau hilang ketika murid ada yang dipindahkan. kejadian ini menimbulkan beberapa laporan harus dibuat kembali dan membutuhkan biaya sekitar $1000 sampai $1500 per laporan. Sekolah per wilayah juga menyimpan dan mengelola dokumen dari karyawan-karyawan, sekitar 12,000, dokumen karyawan. sekolah mengalami penambahan dari tempat penyimpanan untuk dokumen-dokumen dan sistem dokumen yang berbentuk kertas-kertas membuat proses penerimaan karyawan menjadi tidak efisien. Setiap manajer harus berpergian ke kantor pusat untuk melakukan review terhadap aplikasi - dan beberapa manajer juga menginginkan untuk melihat aplikasi yang sama.

38 Solusi Dengan guru yang berjumlah 12,000 dan beberapa staff administrator membutuhkan untuk mengakses ke bagian laporan dari murid-murid. Aplikasi Alfresco menyediakan biaya yang murah untuk biaya kepemilikan dari aplikasi. Alfresco mendukung Open Standard, sehingga memudahkan untuk melakukan integrasi alfresco dengan sistem yang sudah ada, termasuk sistem informasi murid yang mengelola proses penerimaan siswa dan menghasilkan laporan rapor dari siswa. Sekarang ketika siswa mendaftar masuk atau ketika hasil rapor dibuat, dokumen ini secara otomatis tersimpan di alfresco. Bagian IT juga membuat arsitektur informasi dan struktur pengelompokan di alfresco dengan menggunakan folder dan tipe dokumen untuk membantu mengelola dan mengkategorikan mereka. sekolah per wilayah dapat mendefenisikan secara unik metadata yang mereka perlukan untuk setiap dokumen untuk mendukung kebutuhan mereka. Bagian IT juga menambahkan kebijaksanaan untuk mengelola dokumen untuk memastikan sekolah sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. Tim dari project mengembangkan antarmuka untuk melakukan proses scan dokumen untuk kebutuhan memasukkan ujian dari siswa kedalam sistem dari lokasi tempat scan dokumen yang berbeda dari sekolah. Metadata diambil dari Sistem Informasi Siswa dan ketika dokumen di scan secara otomatis akan disimpan di dalam repository Alfresco. Sekolah kemudian dapat menyimpan hasil dari ujian secara elektronik yang diselesaikan dan menyediakan hasil cetakan kertas untuk sekolah.

39 44 Dengan data siswa tersimpan secara elektronik, tim project bekerja melakukan scan dan mengkonversi data pekerja ke dalam format elektronik dan menyimpannya di dalam Alfresco. Sistem pendataan pekerja telah merampingkan proses penerimaan karyawan baru dengan membuat informasi bagi pekerja yang melamar tersedia secara online, menghilangkan biaya untuk menyewa manajer untuk berpergian ke kantor pusat untuk mereview aplikasi dan data-data Kesimpulan Edmonton Public School menyediakan catatan siswa yang konsisten kedalam sistem yang dapat diakses oleh banyak pengguna, dari wilayah yang berbeda melalui portal wilayah. Edmonton Public School dapat menghemat pengeluaran lebih dari 1 miliar dollar dengan mengurangi waktu yang diperlukan untuk administrasi, mengurangi biaya pencetakan dan biaya kertas; mengurangi biaya untuk penciptaan dokumen yang hilang, dan mengurangi tempat penyimpanan dokumen. Edmonton Public School Mengotomatisasi perpindahan dokumen dari Sistem Informasi Siswa, Sentralisasi tempat scan dokumen dan situs lainnya tempat Alfresco menyimpan repository nya. Edmonton Public School dapat mengelola standar untuk penyampaian bahan ujian murid-murid dengan lebih baik.

40 45 Pada tahun 2011, anggota staff menggunakan sistem data siswa sebanyak , dengan rata-rata penggunaan per hari sebanyak Studi kasus : Knowledge management pada sekolah di Malaysia Perkembangan yang cepat dari bidang ICT (Information Communication Technology). Membuat menteri pendidikan malaysia mencanangkan pernyataan visi untuk mendukung pendidikan nasional di malaysia dengan Mengembangkan kualitas sistem pendidikan yang bertaraf internasional yang akan mengembangkan potensi individu seutuhnya dan memenuhi aspirasi negara. Salah satu program pendidikan adalah mengembangkan Malaysian Smart Schools Project atau yang dikenal juga sebagai Smart School Integrated Solution (SSIS), program ini diluncurkan pada bulan juli Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan ulang proses dari belajar dan mengajar. Ada total 90 sekolah yang berpartisipasi dalam program SSIS, sekolah ini dipilih berdasarkan baiknya performa dan lokasi yang dapat berfungsi sebagai penghubung pendidikan untuk lingkungannya. Infrastruktur dari teknologi yang digunakan pada Smart Schools memungkinkan pengelolan dan sistem pembelajaran yang terpadu. Dalam case study ini dilakukan riset untuk mengukur pengaruh pada pengelolaan, budaya dan teknologi yang digunakan dalam penciptaan, pengambilan, penyimpanan, aplikasi dan pembagian pengetahuan. Penelitan dilakukan pada 25 Smart Schools dan 25 Non Smart Schools yang akan diambil sampelnya dari 5 area yang berada di Malaysia. Dari sekolah tersebut kemudian

41 46 akan diambil masing-masing 50 guru secara acak dari latar belakang yang berbeda untuk mengikuti survei. Kuisioner dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama berisi 9 pertanyaan mengenai latar belakang responden, termasuk jenis kelamin, posisi, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan akses ke . Bagian kedua dibagi menjadi 5 sub bagian yang berhubungan dengan variabel dari model riset, yaitu : pentingnya mengelola pengetahuan ( 12 pertanyaan) ; fasilitas dan metode dalam mengelola pengetahuan (17 pertanyaan) baik dengan menggunakan cara tradisional maupun dengan menggunakan bantuan teknologi dan banyaknya frekuensi penggunaan; penghalang dalam penyebaran pengetahuan (20 pertanyaan) ; aktivitas penyebaran pengetahuan yang dibagi menjadi : pengambilan pengetahuan (5 pertanyaan), penciptaan pengetahuan (5 pertanyaan), pembagian pengetahuan ( 5 pertanyaan), aplikasi pengetahuan (6 pertanyaan) dan penyimpanan pengetahuan (6 pertanyaan), semua pertanyaan ini berhubungan dengan cara mengelola pengetahuan pada lingkungan kerja. Pada bagian terakhir dari kuisioner berisi mengenai faktor-faktor yang mendukung dalam mengelola pengetahuan, manajemen (8 pertanyaan), budaya (9 pertanyaan), dan teknologi (7 pertanyaan) Hasil riset Dari 50 kuisioner yang disebarkan ke setiap sekolah, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : kedua sekolah baik Smart Schools dan Non Smart Schools setuju bahwa penting dalam mengelola pengetahuan, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan.

42 47 Pengetahuan dapat digunakan pada proses pengambilan keputusan dan untuk meningkatkan efisiensi dari staff. Mengelola pengetahuan dapat juga meningkatkan kecepatan pemberian informasi kepada stakeholder (guru, orang tua, dan komunitas secara keseluruhan), dan dapat juga meningkatkan produktifitas dalam penciptaan dan penggunaan pengetahuan baru. Banyak responden yang setuju bahwa pengelolaan pengetahuan mendorong staff untuk membagikan pengetahuannya, dengan kata lain meningkatkan kerjasama tim. Tetapi yang paling penting dalam pengelolaan pengetahuan adalah waktu dan manfaat dari biaya yang dikeluarkan. Pada frekuensi dari penggunaan fasilitas dan metode dalam mengelola pengetahuan. Responden lebih setuju seringnya penggunaan pada metode tradisional, yaitu menggunakan kertas dan papan tulis daripada teknologi, walaupun pada sekolah yang termasuk Smart Schools. Ini diakibatkan pada kompleksitas yang dirasakan dari penggunaan teknologi dan fasilitas komputer yang kurang memadai. Penghalang dari pembagian pengetahuan, dirasakan dari keterbatasan fasilitas, dan kurangnya alokasi waktu kepada staff dikarenakan beban pekerjaan pada kedua sekolah. teknologi dirasakan tidak mencukupi ataupun sudah ketinggalan zaman dan staff kurang percaya diri ketika menggunakan alat elektronik dan beberapa menyatakan kurangnya komitmen dari manajemen sekolah. Penciptaan pengetahuan biasanya dipengaruhi oleh diskusi-diskusi sosial, kerjasama tim atau proyek pekerjaan, disamping aktifitas individu seperti membaca dan refleksi diri. Responden setuju bahwa pembagian pengetahuan juga

43 48 didapatkan melalui diskusi-diskusi informal, responden menyetujui bahwa teman mereka selalu siap untuk membagikan dan mengkontribusikan ide baru. Mentoring adalah salah satu cara dalam pembagian pengetahuan. Aplikasi pengetahuan pada konteksnya dapat meningkatkan pengalaman. Pengetahuan dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau ketika orang meminta nasihat, dan mengerjakan tugas yang di kelola melalui aturan-aturan, prosedur ataupun rutin organisasi. Pada penyimpanan pengetahuan, ditemukan bahwa responden lebih mudah mengakses pengetahuan explicit daripada tacit. Responden menganggap mereka dapat mengakses informasi secara mudah. Tetapi anggapan itu tidak begitu jelas ketika ditanyakan mana yang lebih baik menyimpan dalam bentuk kertas atau elektronik. Pada faktor-faktor yang berkontribusi pengelolaan pengetahuan, responden setuju bahwa manajemen mendorong pembagian pengetahuan dan memfasilitasi realisasi dari ide-ide secara terus menerus. Responden setuju bahwa manajemen mendorong pembelajaran bagi para staff, mengorganisasi pelatihanpelatihan yang sesuai dan mempromosikan akuisisi pengetahuan baik dari dalam maupun dari luar. Responden menganggap teknologi dapat dipertimbangkan sebagai alat yang dapat mengakselerasi pertumbuhan dari aktifitas-aktifitas pengetahuan. Teknologi seperti jaringan, database, dan e-forums dapat memfasilitasi dari pemberian dan pembagian pengetahuan, dan juga informasi yang terbaru. Fasilitas teknologi sepertinya dipakai secara luas dan berfungsi dengan baik di sekolahsekolah secara nasional.

44 49 Budaya Sekolah yang mendukung di identifikasikan mendukung pembagian pengetahuan, budaya memotivasi staff untuk membagi pengetahuan, dengan memperlihatkan komitmen dari pemimpin, menunjukkan keterbukaan untuk berubah, timbal balik kepercayaan dan pembelajaran diantara diantara staff. Kebanyakan dari responden setuju bahwa sekolah adalah organisasi pembelajar, dengan adanya budaya membagi pengetahuan. Responden bersifat netral terhadap orang-orang yang enggan dalam membagi pengetahuan karena mereka menganggap pembagian pengetahuan bersifat sebagai aset personal setiap individu dan bagaimana individu tersebut menggunakan pengetahuan sebagai keuntungan personal daripada keuntungan organisasi. Hasil dari statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara Smart School (SS) dan Non Smart School (NSS) dalam pentingnya mengelola pengetahuan, tetapi dalam hal fasilitas dan metode untuk mengelola pengetahuan diperlihatkan adanya perbedaan. Hasil ini sejalan dengan sekolah yang disurvei. dimana SS mempunyai peralatan dan fasilitas yang baik yang memungkinkan terjadinya keuntungan dalam hal teknologi sebagai hal yang memungkinkan terjadinya knowledge management. Diantara aktifitas penciptaan pengetahuan, guru pada sekolah NSS menciptakan pengetahuan lebih banyak daripada sekolah SS. Waktu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi, banyaknya tugas guru merupakan sesuatu yang rutin. Guru SS mempunyai tendensi mempunyai beban kerja yang lebih tinggi dikarenakan mereka harus mengerjakan berbagai tugas administrasi yang berat.

45 50 Salah satu faktor yang berkontribusi pada penerapan knowledge management, adalah dari hasil statistik yang menyatakan bahwa pandangan guru terhadap teknologi dan manajemen lebih tinggi pada sekolah SS Kesimpulan Manajemen, teknologi dan faktor budaya berkorelasi dengan aktifitas pengetahuan yang terjadi di sekolah. Manajemen menyediakan pondasi dan infrastruktur yang mendukung agar pembagian pengetahuan dapat terjadi. Teknologi memungkinkan knowledge management dapat terjadi di sekolah, sedangkan budaya adalah faktor yang penting dalam penciptaan pengetahuan. Beberapa penghalang yang menghalangi aktifitas pengetahuan adalah waktu, tenggang waktu, beban kerja, perilaku berbagi, dan infrastruktur teknologi. Setiap faktor berkontribusi dalam hal yang berbeda dalam pengelolaan pengetahuan. Manajemen menyediakan framework yang mendukung dalam pemberian sumber daya, proses pengambilan keputusan dan praktek-praktek yang inovatif supaya aktifitas pengetahuan dapat terjadi. Teknologi menyediakan mekanisme untuk menyimpan, membagikan dan memberikan informasi dan pengetahuan. Budaya menekankan pada relasi dari seluruh aktifitas pengetahuan dengan memberi arahan, dan mendorong interaksi sosial maupun profesional diantara COPs. Mempertimbangkan perbedaan diantara sekolah SS dan sekolah NSS dalam hal alokasi pembiayaan, fasilitas dan birokrasi, diperoleh kesimpulan tipe sekolah bukan merupakan faktor yang dominan yang mempengaruhi aktifitas pengetahuan. Beban tambahan ditemukan pada sekolah kategori SS disebabkan oleh harapan dari orang tua yang tinggi mengenai performa dari sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Knowledge Menurut Modi Lakulu, Mohd Hasan Selamat (February 2010) knowledge adalah campuran dari pengalaman, value, informasi kontekstual, dan wawasan yang memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ

Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Knowledge Management Solution untuk Divisi Operasional: Studi Kasus PT. XYZ Dimas Setiawan 1, Dana Indra Sensuse 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Indonesia 1 dimas_setiawan.mailbox@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulia Group didirikan pada tahun 1965 oleh keluarga Joko S. Tjandra. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan dan industri. Seiring dengan berjalannya

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge management Knowledge adalah sebuah proses mentranslasi informasi (seperti data) dan pengalaman masa lalu menjadi hubungan/relasi yang berarti yang dapat dimengerti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Knowledge Management System Pada point ini membahas mengenai landasan teori knowledge management system yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penulisan ini. 2.1.1.

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi, BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dalam industri yang berbasis teknologi, inovasi sangat diperlukan untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto THE DIRECTION PHASE Titien S. Sukamto THE DIRECTION PHASE Fase ini merupakan waktu untuk mengembangkan arah dari SI organisasi, identifikasi dimana SI berada di masa depan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan dampak pada berkembangnya proses bisnis. Proses bisnis dengan dukungan TI dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi

Lebih terperinci

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan 18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi pada era modern ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Penggunaan aplikasi tidak hanya tertuju pada kebutuhan unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Internet telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai organisasi, khususnya di dunia usaha. Internet menyediakan banyak kelebihan dalam dunia usaha, seperti tersedianya

Lebih terperinci

SI, Organisasi, Manajemen

SI, Organisasi, Manajemen APK D3/IT/MIS/E1/0806 Manajemen Sistem Informasi SI, Organisasi, Manajemen Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Pokok Bahasan Sistem Informasi Pengertian SI, Tujuan dan Manfaat SI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai 6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tata kelola departemen TI Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai mencerminkan perubahan bisnis dan kondisi pasar serta isu-isu yang berkembang (D.Lutchen,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan bisnis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam menjalankan sebuah perusahaan. Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Strategi dan Pengukuran Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Strategi dan Pengukuran Knowledge Management. Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Strategi dan Pengukuran Knowledge Management Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Memahami lebih jelas mengenai strategi knowledge management. Memahami lebih detail dari mulai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi dalam pasar tidaklah mudah. Diperlukan analisis pasar dan pengalaman baik berbentuk fisik maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu teknik yang banyak diminati perusahaan untuk mengelola asset pengetahuannya. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan dasar, prinsip, struktur dan poin kunci framework TOGAF sebagai pendekatan arsitektur enterprise

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sistem Informasi dan Pengendalian Internal PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Disusun oleh: Kelompok 2 Alberta Vinanci R Danu Pradipta Diana Mayung B. Dina Puspasari 14/377038/EE/06971 14/377052/EE/06985

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah : 19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.

Lebih terperinci

Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso)

Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso) Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada setiap kegiatan penyelenggaraan organisasi

Lebih terperinci

E-Government Capacity Check

E-Government Capacity Check EKOJI999 Nomor 146, 1 Februari 2013 E-Government Capacity Check oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Oleh : Ariyan Zubaidi 23509025 MAGISTER INFORMATIKA SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya.

BAB III METODOLOGI. secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode merupakan suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seni dan kebudayaan adalah suatu media yang memiliki peran cukup besar dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Sistem Informasi Bisnis 1 Outline Materi Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Proses Bisnis Sistem Informasi Bisnis (e-bisnis) Jenis Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Jenis Knowledge Terdapat dua jenis knowledge yang terdapat pada perusahaan, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah knowledge

Lebih terperinci

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby Project Integration Management Inda Annisa Fauzani 1106010300 Indri Mahadiraka Rumamby 1106070376 Project Integration Management Develop Project Charter Develop Project Management Plan Direct and Manage

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berdirinya sebuah organisasi di dasarkan oleh visi atau tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Dilakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan agar kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek Modul ke: Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek Fakultas 02Deva Prudensia Setiawan, S.T., M.M. Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Manajemen Proyek Isi Manajemen Proyek Organisasional

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered BAB IV PERANCANGAN Pada bab ini dilakukan perancangan model komunitas belajar dengan prinsip psikologis learner-centered sesuai dengan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, berikut penjelasannya. IV.1

Lebih terperinci

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III Analisis Faktor Knowledge Management Bab III menjelaskan tahapan analisis faktor-faktor berpengaruh pada KM, yang ditujukan untuk mengidentifikasi komponen pembangun KMS sebagai landasan berpikir

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0 PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0 Nur Aeni Hidayah 1, Zainuddin Bey Fananie 2, Mirza Hasan Siraji 3 1 Prodi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

Organisasi dan System Analyst

Organisasi dan System Analyst Organisasi dan System Analyst Organisasi Perusahaan Organisasi sebagai sistem yang dirancang untuk mencapai suatu target dan sasaran melalui orang, dan sumber daya yang tersedia. Organisasi terdiri dari

Lebih terperinci

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para pelaku bisnis akan menambah nilai

Lebih terperinci

Strategic Management for Government Organization. Yodhia Antariksa. Pusdiklat Spimnas. Bidang Kepemimpinan.

Strategic Management for Government Organization. Yodhia Antariksa. Pusdiklat Spimnas. Bidang Kepemimpinan. Strategic Management for Government Organization Yodhia Antariksa 1 Fasilitator Anda Yodhia Antariksa Master of Science in Human Resource Development, Texas A&M University under Fubright Scholarship Program

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM 4.1 Analisa Studi Kasus Penerapan sistem informasi dalam fungsi bisnis pada setiap organisasi dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan bahwa untuk menerapkan sistem

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan sumbangan besar terhadap peradaban manusia, salah satunya adalah pada kegiatan bisnis dan organisasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Enterprise

Manajemen Resiko Enterprise Manajemen Resiko Enterprise Rosa Ariani Sukamto 23507024 IS-7075 Manajemen Resiko Abstrak Resiko dari segi finasial dan operasional selalu dihadapi oleh semua perusahaan tanpa terkecuali. Oleh karena itu

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL PENDAHULUAN Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang

Lebih terperinci

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) with COBIT Framework introductory IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 Tujuan Memahami manfaat IT Governance Mengerti kapan perlu mengaplikasikan IT Governance Mengerti prinsip2 dasar

Lebih terperinci

Developing an Enterprise Architecture Management Plan

Developing an Enterprise Architecture Management Plan Developing an Enterprise Architecture Management Plan Learning Objectives LOGO Memahami tujuan dari rencana pengelolaan EA Melihat format contoh untuk rencana pengelolaan EA Memahami jenis konten yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN. berjalan dengan baik sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat bagi

BAB V SIMPULAN. berjalan dengan baik sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat bagi BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dan dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. Informasi merupakan kekuatan vital dalam menentukan jalannya suatu perusahaan, karena informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce Pengantar Sekilas E-Bisnis E-bisnis menghubungkan semua karyawan, pelanggan, pemasok, dan stakeholders lainnya tanpa pandang wilayah geografis. E-bisnis pakai standar data elektronik umum dan otomatisasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

Project Stakeholder Management merupakan proses untuk. Identify Stakeholders Proses mengidentifikasi individu, kelompok,

Project Stakeholder Management merupakan proses untuk. Identify Stakeholders Proses mengidentifikasi individu, kelompok, Project Stakeholder Management merupakan proses untuk mengidentifikasi individu, kelompok, atau organisasi yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proyek, untuk menganalisa harapan stakeholder dan

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System

Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Bab IV Perancangan Arsitektur Knowledge Management System Penulisan bab IV ini ditujukan untuk menjelaskan tahapan perancangan arsitektur KMS melalui studi kasus serta menjelaskan tahapan perumusan strategi

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

Arsitektur Knowledge Management

Arsitektur Knowledge Management Arsitektur Knowledge Management Aloysius Airlangga Bajuadji, S.Kom, M.Eng Tujuan & Definisi Arsitektur KM Tujuan penyusunan arsitektur KM adalah untuk menyediakan kerangka dan landasan bagi pengembangan

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Proyek Kumpulan orang-orang untuk menyelesaikan suatu permasalahan Sebuah aktivitas yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah hasil

Lebih terperinci