Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web"

Transkripsi

1 Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web Artikel Ilmiah Peneliti: Indra Septy ( ) Charitas Fibriani, S.Kom., M.Eng. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga April 203

2 Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Peneliti: Indra Septy ( ) Charitas Fibriani, S.Kom., M.Eng. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga April 203

3

4

5

6

7

8 Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web ) Indra Septy, 2) Charitas Fibriani Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 5077, Indonesia ) indrasepty3@yahoo.co.id, 2) charitasfibriani@yahoo.com Abstract Salatiga government has urban design masterplan Salatiga as a reference for the design layout of the city of Salatiga, including the design of healthcare facilities Salatiga and analyze of health facilities location based on indeks sentralitas marshall for health facilities that belong tobe. As for the analysis of the location of health facilities based on Marshal centralized index for positioning judging by the number of health facilities. This research serves as an alternative of urban design for health facilities by considering 2 factors, population and area by classifying both factors. Keywords : Urban Design, Health Facielities Abstrak Pemerintah Kota Salatiga memiliki masterplan perancangan tata kota Salatiga sebagai acuan dalam perancangan tata kota Salatiga, termasuk di dalamnya perancangan fasilitas kesehatan kota Salatiga adapun analisis mengenai lokasi fasilitas kesehatan didasarkan pada indeks sentralis Marshal untuk penentuan posisi dilihat dari jumlah fasilitas kesehatan. Penelitian kali ini sebagai alternatif pengambilan keputusan dalam perancangan tata kota bagian fasilitas kesehatan. Perencanaan fasilitas kesehatan ini memperhatikan faktor-faktor yakni jumlah penduduk dan luas wilayah dengan mengklasifikasi kedua faktor tersebut. Kata Kunci : Tata Kota, Fasilitas Kesehatan ) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

9 . Pendahuluan Kota Salatiga merupakan kota yang dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang. Secara administratif Kota Salatiga memiliki 4(empat) Kecamatan dan 22 Kelurahan. Pada salah satu misi dari Kota Salatiga adalah Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pelayanan kepada masyarakat dapat berupa penyediaan fasilitas-fasilitas yang memadai seperti pengadaan sarana umum, mengembangkan pusat kegiatan olahraga, mengembangkan kegiatan wisata budaya, dan lain-lain[]. Salah satu pelayanan yang diberikan adalah pelayanan pada sektor kesehatan. Kesehatan merupakan keadaan bagi setiap warga negara untuk terus melangsungkan kehidupannya dan kesehatan merupakan kebutuhan bagi tiap manusia yang bersifat mutlak, untuk mengembangkan setiap potensi pada dirinya, manusia memerlukan kesehatan yang baik. Lebih lanjut dikatakan dalam visi dan misi kota Salatiga mengenai departemen kesehatan yang salah satunya berbunyi meningkatkan derajat kesehatan, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani serta salah satu visinya berbunyi menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan maka kesehatan dianggap penting juga sarana kesehatan yang ada sebagai tempat bagi tiap warga negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Penelitian kali ini merupakan penelitian yang akan membahas mengenai perancangan tata kota bagian fasilitas kesehatan mengunakan faktor-faktor yang diambil adalah jumlah penduduk dan luas wilayah yang dimana faktor tersebut merupakan standar kebutuhan saran fasilitas kesehatan[2]. Sedangkan dalam master plan kota Salatiga, perancangan tata ruang fasilitas kesehatan didapatkan dari indeks sentralis marshal yang didapatkan dari jumlah fasilitas kesehatan tiap kecamatan[]. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana menganalisis dan merancang perencanaan tata kota pada fasilitas kesehatan kota Salatiga dengan memanfaatkan sistem informasi geografi berbasis web. 2. Kajian Pustaka Penelitian mengenai Sistem Informasi Geografis telah banyak dilakukan dan pemetaan fasilitas kesehatan kota Salatiga juga telah dilakukan yakni Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Lokasi Sarana Kesehatan Berbasis Web di Kota Salatiga. Penelitian ini membahas mengenai pemetaan fasilitas kesehatan, jadi penelitian ini lebih kepada sistem yang memetakan fasilitas kesehatan secara kontekstual [3]. Penelitian lainnya ialah Perancangan Sistem Informasi Geografis Penyebaran Penyakit Malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur dimana penelitian ini juga membahas mengenai pemetaan secara kontekstual daerah-daerah lokasi malaria dengan bantuan sistem informasi geografi dalam program visual basic 6.0 dengan sistem ini para pengguna dapat mengetahui

10 informasi mengenai penyebaran penyakit malaria di dinas kesehatan kabupaten sumba timur pada sebuah aplikasi desktop menggunakan visual basic tersebut [4]. Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terkait sistem informasi geografis, maka dilakukan penelitian mengenai analisis dan perancangan tata kota pada bagian fasilitas kesehatan dengan memanfaatkan sistem informasi geografi berbasis web. Penelitian ini memuat analisis mengenai potensi-potensi rencana pembangunan fasilitas kesehatan di kota Salatiga dengan memperhatikan faktor-faktor seperti luas wilayah, dan jumlah penduduk di tiap kelurahan sesuai dengan data dari masterplan kesehatan kota Salatiga. Penelitian ini membandingkan penentuan lokasi kesehatan berdasarkan masterplan kesehatan yang dibuat oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Salatiga dengan perancangan lokasi kesehatan menggunakan teknik overlay terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi seperti luas wilayah dan jumlah penduduk []. Sistem Infomasi Geografi Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yakni sistem, informasi, geografis, dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG. Melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi atau SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsure sistem informasi geografis. Klasifikasi dalam sistem informasi geografis pada dasarnya merupakan pemetaan suatu besaran yang memiliki interval-interval(domain) tertentu ke dalam interval-interval yang lain berdasarkan batas-batas atau kategori yang ditentukan, klasifikasi dalam sistem informasi geografis termasuk didalamnya adalah equal interval classification yang merupakan klasifikasi dari data yang terdistribusi secara rata[5]. Perancangan Lokasi Kesehatan Penentuan lokasi kesehatan menurut masterplan kesehatan kota Salatiga dengan menggunakan metode indeks marshall yang menekankan pada bobot yang berdasarkan pada jumlah fasilitas di masing-masing kecamatan. Setiap fasilitas kesehatan memiliki bobot yang berbeda, dimana kecamatan sidorejo terdapat 3 fasilitas, kecamatan Tingkir adalah 33, Argomulyo 02 dan Sidomukti 28 buah fasilitas yang dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Persebaran Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga[] Fasilitas\Kecamatan Sidorejo Tingkir Argomulyo Sidomukti Balai pengobatan milik 0 0 pemerintah Balai Pengobatan milik Swasta 0 0 Puskesmas Induk 2 2 Rumah Bersalin 0 2 Puskesmas Pembantu Posyandu Praktek Dokter Umum Praktek Dokter Gigi Praktek Dokter Spesialis

11 Apotik Toko Obat 0 0 Untuk bobot IS yang telah dihitung dari masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Indeks Sentralitas Masing-masing Kecamatan Kota Salatiga[] Kecamatan Bobot IS Sidorejo Tingkir Argomulyo Sidomukti Setelah menentukan bobot fasilitas setiap kecamatan kemudian dihitung panjang interval, tetapi sebelum menghitung panjang interval terlebih dahulu dihitung banyaknya kelas interval dengan Rumus. f= +3.3 log n () Keterangan : f : banyaknya kelas interval n : jumlah kecamatan Setelah mendapatkan banyaknya kelas interval kemudian dicari panjang interval dengan Rumus 2. c : x2-x/f (2) Keterangan : c : panjang interval x : bobot IS terendah x2 : bobot IS tertinggi f : banyaknya kelas interval Penelitian kali ini berdasarkan faktor yang ada yakni luas wilayah dan jumlah penduduk, berdasarkan standar kebutuhan sarana kesehatan kota Salatiga dimana pos kesehatan adalah tiap (satu) pos kesehatan dapat melayani 3000 jiwa penduduk[]. Berdasarkan konsep tersebut, pada setiap 3000 jiwa di suatu kelurahan memiliki (satu) pos kesehatan[2]. Jumlah pos kesehatan ideal yang dianjurkan di suatu kelurahan didapat dari penduduk di suatu kelurahan dibagi oleh jumlah penduduk minimum yang dapat dilayani oleh (satu) pos kesehatan yang dapat dilihat pada Rumus 3. Fs=JPn/JPs (3) Keterangan Fs : Kebutuhan Fasilitas Kesehatan JPn : Jumlah Penduduk dalam keadaan sebenarnya JPs : Jumlah Penduduk dalam standar fasilitas kesehatan = 3000 Rumus 3 merupakan rumus untuk mengetahui standar kebutuhan fasilitas kesehatan perkelurahan kemudian saat didapatkan standar kebutuhan fasilitas kesehatan kemudian dikurangi dengan fasilitas kesehatan yang ada yang dapat dilihat pada Rumus 4. SFs=Fs-Fsn (4) Keterangan 3

12 SFs : Standar kebutuhan fasilitas kesehatan Fs : Kebutuhan fasilitas kesehatan Fsn : Fasilitas Kesehatan tiap kelurahan dalam keadaan sebenarnya. Rumus 4 akan menghasilkan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dari tiap kelurahan, setelah itu hasil akan diklasifikasi menggunakan klasifikasi equal interval dengan Rumus 5. Eq=(Xmax-Xmin)/Nc (5) Keterangan Eq : Equal Interval Xmax : nilai terbesar Xmin : nilai terendah Nc : jumlah kelas yang akan dibuat Rumus 5 akan menghasilkan hasil klasifikasi dari data sesuai dengan kelas yang dibuat. 3. Metode dan Perancangan Penelitian yang dilakukan, diselesaikan dalam tujuh tahapan, sebagai berikut : ) identifikasi masalah, 2) perumusan masalah, 3) penelusuran pustaka, 4) rancangan penelitian, 5) pengumpulan data, 6) pengolahan data, dan 7) penyimpulan hasil. Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Penelusuran Pustaka Rancangan Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyimpulan Hasil Gambar. Tahapan Penelitian [7] Tahapan penelitian pada Gambar, dijelaskan sebagai berikut. Identifikasi Masalah, Perencanaan lokasi kesehatan pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif, data diperoleh dari masterplan Kota Salatiga yaitu data luas wilayah dan jumlah penduduk kelurahan. Data tersebut diolah menggunakan konsep overlay untuk mendapatkan lokasi strategis penentuan lokasi kesehatan. Perumusan Masalah, Perumusan masalah pada penelitian kali ini adalah bagaimana menganalisis dan merancang tata ruang kota bagian fasilitas kesehatan dengan memanfaatkan sistem informasi geografis berbasis web di Kota Salatiga. 4

13 Penelusuran Pustaka, Pustaka yang didapat untuk penelitian ini adalah yakni Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Lokasi Sarana Kesehatan Berbasis Web di Kota Salatiga. Penelitian yang dilakukan membahas mengenai pemetaan fasilitas kesehatan, jadi penelitian ini lebih kepada sistem yang memetakan fasilitas kesehatan secara kontekstual [3]. Penelitian lainnya adalah Perancangan Sistem Informasi Geografis Penyebaran Penyakit Malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur dimana penelitian ini juga membahas mengenai pemetaan secara kontekstual daerah-daerah lokasi malaria dengan bantuan sistem informasi geografi dalam program visual basic 6.0, dengan sistem ini para pengguna dapat mengetahui informasi mengenai penyebaran penyakit malaria di dinas kesehatan kabupaten Sumba Timur pada sebuah aplikasi desktop menggunakan visual basic tersebut [4]. Rancangan Penelitian, Penelitian ini menganalisis penentuan lokasi kesehatan Kota Salatiga berdasarkan masterplan kesehatan dan menganalisis penentuan lokasi kesehatan menggunakan faktor luas daerah dan jumlah penduduk [2]. Pengumpulan Data, Data-data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif mengenai jumlah penduduk dan luas wilayah kota Salatiga yang didapatkan dari masterplan kesehatan kota Salatiga[]. Pengolahan Data, Data luas daerah dan jumlah penduduk diubah menjadi bentuk data spasial. Kemudian data tersebut diolah menggunakan standar penentuan lokasi []. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil, Analisis penentuan lokasi kesehatan berdasarkan masterplan kesehatan dan Analisis penentuan lokasi kesehatan menggunakan faktor luas wilayah dan jumlah penduduk [2]. Perancangan proses dalam penelitian ini, dilakukan menggunakan diagram-diagram Unified Modelling Language (UML). Gambar 2 menunjukkan Use case diagram dari sistem informasi analisis persebaran fasilitas kesehatan kota Salatiga, dimana terdapat 2 (dua) aktor yakni admin dan user, dimana hak akses yang diperbolehkan untuk admin, yang membedakannya dengan user adalah admin dapat mengelola data seperti data peta Salatiga, data peta persebaran fasilitas kesehatan dan data peta analisis persebaran fasilitas kesehatan kota Salatiga dimana mengelola data di sini adalah edit dan hapus data, admin tidak dapat menambah data karena data di sini akan sesuai dengan keberadaan geografis dari peta, sedangkan user hanya dapat melihat informasi Salatiga, melihat peta Salatiga, melihat peta persebaran fasilitas kesehatan kota Salatiga dan melihat peta hasil analisis persebaran kesehatan kota Salatiga. 5

14 Melihat informasi salatiga Admin Melihat Peta Salatiga User mengelola data peta mengelola data peta salatiga persebaran kesehatan k... Melihat Peta Persebaran kesehatan Kota Salatiga <<extend>> <<extend>> Melihat peta hasil analisis persebaran kesehatan edit data peta salatiga edit data persebaran Gambar 2. Use Case Diagram Gambar 3 menunjukkan class diagram dari sistem informasi analisis persebaran fakultas kesehatan dimana Peta Salatiga akan menghasilkan peta persebaran fasilitas kesehatan dan berelasi one to one karena satu peta akan menghasilkan satu peta, untuk satu peta Salatiga akan menghasilkan satu peta persebaran fasilitas kesehatan di kota Salatiga dan juga dari (satu) peta persebaran fasilitas kesehatan tentu akan menghasilkan (satu) peta analisis persebaran fasilitas kesehatan kota Salatiga dengan relasi one to one, sedangkan pada class diagram mengelola data peta salatiga dan mengelola data persebaran kesehatan kota Salatiga, masing-masing memiliki relasi one to one karena setiap admin mengelola data pasti akan mengelola data satu persatu. 6

15 Melihat Peta Salatiga(B) setcriteria() melihat peta Salatiga getcriteria() 0....* Peta Salatiga KodeKecamatan KodeKelurahan NamaKecamatan NamaKelurahan LuasWilayah JumlahPenduduk ViewPetaSalatiga() adddatapetasalatiga() editdatapetasalatiga() deletedatapetasalatiga() edit data peta Salatiga control mengelola data peta salatiga getcriteria() Mengelola Data Peta Salatga setkodekecamatan() setkodekelurahan() SetNamaKecamatan() setnamakelurahan() setluaswilayah() setjumlahpenduduk() melihat peta Faskes editdata() setcriteria() peta f askes Salatiga melihat peta faskes Salatiga getcriteria() mengelola data persebaran * KodeKecamatan KodeKelurahan NamaFasilitasKesehatan Alamat Jumlah InformasiKesehatan viewpetafaskes() adddatapetafaskes() editdatapetafaskes() deletedatapetafaskes() peta analisis kodekecamatan KodeKelurahan NamaFasilitasKesehatan viewpetaanalisis() adddataanalisis() editdataanalisis() DeleteDataAnalisis()..* 0.. melihat peta analisis GetDataPeta() Melihat Peta Analisis setcriteria() setkodekecamatan() setkodekelurahan() setnamafasilitaskesehatan() setalamat() setjumlah() setinformasikesehatan() control mengelola data persebaran edit data persebaran editdatapersebaran() Gambar 3. Class Diagram Perancangan Analisis Salatiga memiliki 4 (empat) kecamatan dengan 22 kelurahan dimana dari 22 kelurahan tersebut memiliki jumlah penduduk dan luas wilayah masing-masing tiap kelurahan tersebut, dimana Sidorejo memiliki kelurahan Blotongan, Sidorejo Lor, Salatiga, Bugel, Kauman Kidul dan Pulutan, untuk kecamatan Tingkir memiliki kelurahan Kutowinangun, Gendongan, Sidorejo Kidul, Kalibening, Tingkir Lor dan Tingkir Tengah, kecamatan Noborejo memiliki kelurahan Noborejo, Ledok, Tegalrejo, Kumpulrejo, Randuacir dan Cebongan sedangkan untuk kecamatan Sidomukti memiliki kelurahan Kecandran, Dukuh, Mangunsari dan Kalicacing. Pada masterplan kesehatan Kota Salatiga, jumlah fasilitas setiap kecamatan diberikan bobot IS, kemudian dihitung lebar interval dan panjang interval. Setelah didapat lebar dan panjang interval akan ditentukan orde interval. Pada perencanaan lokasi kesehatan menggunakan faktor luas wilayah dan jumlah penduduk []. Penelitian ini akan mengklasifikasikan luas wilayah dan jumlah penduduk untuk mendapatkan kelurahan yang membutuhkan fasilitas kesehatan menggunakan teknik overlay. Faktor pertama, jumlah penduduk menghasilkan jumlah fasilitas ideal yang dibutuhkan di setiap kelurahan, hasil tersebut dikurangi dengan jumlah fasilitas kesehatan yang dimiliki di setiap kelurahan tersebut, selanjutnya menggunakan equal interval untuk mengklasifikasikan hasil tersebut, yaitu fasilitas 0- adalah rendah, 2-3 sedang dan 4-5 tinggi. 7

16 Faktor kedua, luas wilayah diklasifikasikan menggunakan equal interval dan menghasilkan 68.9 ha ha adalah klasifikasi rendah, adalah klasifikasi sedang, dan ha adalah klasifikasi tinggi. Pada data spasial dari kedua faktor dilakukan teknik overlay. Hasil yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan tata ruang. Dimana jumlah penduduk memiliki bobot lebih besar daripada luas wilayah, sehingga prioritas utama bagi penentuan lokasi kesehatan adalah jumlah penduduk [2]. 4. Hasil dan Pembahasan Implementasi halaman tata ruang fasilitas kesehatan akan menampilkan peta kelurahan kota Salatiga dengan rencana tata ruang fasilitas kesehatan milik BAPPEDA kota Salatiga, dimana perkembangan tata ruang fasilitas kesehatan kota Salatiga sesuai dengan BAPPEDA kota Salatiga terbagi dalam beberapa kecamatan yakni Mangunsari, Sidorejo Lor, Kutowinangun, Sidorejo Kidul, Cebongan. Gambar 4 menunjukkan implementasi halaman tata ruang fasilitas kesehatan, dimana terlihat dari faktor lokasi yakni 3 fasilitas kesehatan dari Sidorejo Lor, 33 Tingkir, 02 Argomulyo dan 28 Sidomukti lalu diberikan bobot masing-masing untuk tiap fasilitas yang ada pada fasilitas kesehatan, sehingga didapatkan Sidorejo memiliki bobot , Tingkir , Argomulyo , dan Sidomukti Untuk mengetahui banyaknya kelas interval digunakan Rumus, yang dijelaskan sebagai berikut, +3.3 log 4 (jumlah kecamatan) = , sehingga diketahui banyaknya kelas interval adalah 3. Untuk mengetahui panjang interval digunakan Rumus 2, yang dijelaskan sebagai berikut, ( )/3 = 8.0/3 = Setelah mengetahui panjang interval kemudian dibagi menjadi 3 (tiga) orde dari orde yang tertinggi ke terendah dengan panjang yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Hirarki Orde [] Orde Perhitungan Orde Orde Orde Hasil orde tersebut dicocokkan dengan bobot IS pada tiap kecamatan seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Pembagian Hirarki Kecamatan Berdasarkan Interval Orde di Kota Salatiga[] Kecamatan Bobot IS Kelas Interval Hirarki Sidorejo Tingkir Argomulyo Sidomukti

17 Berdasarkan data pada Tabel 4 didapatkan bahwa kecamatan Sidomukti dan Sidorejo, masing-masing berada pada hirarki pusat pelayanan kesehatan dan 2, untuk hasil penyebaran fasilitas kesehatan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Implementasi Halaman Tata Ruang Fasilitas Kesehatan Implementasi Halaman Analisis Tata Ruang Fasilitas Kesehatan Tabel jumlah penduduk dan luas wilayah menunjukkan jumlah penduduk dan luas wilayah dari masing-masing kelurahan, yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Tabel Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah per Kelurahan Kota Salatiga Kelurahan Luas Wilayah(ha) Jumlah Penduduk Blotongan Sidorejo Lor Salatiga Bugel Kauman Kidul Pulutan Kutowinangun Gendongan Sidorejo Kidul Kalibening Tingkir Lor Tingkir Tengah Noborejo Ledok Tegalrejo Kumpulrejo Randuacir Cebongan Kecandran Dukuh Mangunsari Kalicacing Tabel 5 menunjukkan tabel luas wilayah dan jumlah penduduk dimana di dalam peta akan dilakukan overlay dari tabel jumlah penduduk dan tabel luas wilayah, dimana terlebih dahulu menghitung jumlah fasilitas kesehatan yang dibutuhkan oleh tiap kelurahan, jika (satu) fasilitas kesehatan dapat menangani 3000 jiwa jadi tiap jumlah penduduk akan dibagi 3000 sehingga dihasilkan kebutuhan fasilitas tiap kelurahan yang ditunjukkan pada Tabel 6. 9

18 Tabel 6. Tabel Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Berdasarkan Jumlah Penduduk Kelurahan Jumlah Penduduk Kebutuhan Fasilitas Blotongan Sidorejo Lor Salatiga Bugel 2823 Kauman Kidul 3777 Pulutan 3709 Kutowinangun Gendongan Sidorejo Kidul 5239 Kalibening 642 Tingkir Lor Tingkir Tengah 4422 Noborejo Ledok Tegalrejo Kumpulrejo Randuacir Cebongan 400 Kecandran Dukuh Mangunsari Kalicacing Tabel 6 yang berisikan kebutuhan fasilitas yang didapat dari jumlah penduduk dibagi dengan 3000, kemudian jumlah fasilitas yang ada akan dikurangi dengan jumlah fasilitas yang ada di tiap kelurahan seperti terlihat pada Tabel 8, dan juga dengan klasifikasi dengan equal interval. Tabel 7. Hasil Klasifikasi Jumlah Penduduk Kelas Klasifikasi Berdasarkan data pada Tabel 7, hasil klasifikasi dikategorikan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu hasil klasifikasi rendah, sedang dan tinggi, sesuai dengan kebutuhan fasilitas yang ditampilkan dengan rumus (5+0)/3, dimana 5 adalah nilai terbesar dari kebutuhan fasilitas, dan 0 adalah nilai terkecil dari kebutuhan fasilitas, sedangkan 3 adalah jumlah kelas klasifikasi yang akan dibuat yakni rendah, sedang, dan tinggi. Hasil klasifikasi berdasarkan kategori dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Klasifikasi Kebutuhan Fasilitas Kelurahan Jumlah Penduduk Kebutuhan Fasilitas Jumlah Fasilitas Kebutuhan Fasilitas- Jumlah Fasilitas Klasifikasi Blotongan Sedang Sidorejo Lor Rendah Salatiga Sedang 0

19 Bugel Rendah Kauman Kidul Rendah Pulutan Rendah Kutowinangun Tinggi Gendongan Rendah Sidorejo Kidul Rendah Kalibening Rendah Tingkir Lor Sedang Tingkir Tengah Rendah Noborejo Rendah Ledok Rendah Tegalrejo Rendah Kumpulrejo Sedang Randuacir Rendah Cebongan Rendah Kecandran Sedang Dukuh Rendah Mangunsari Rendah Kalicacing Rendah Demikian pula dengan luas wilayah akan diklasifikasi sebanyak 3 kelas yakni rendah, sedang dan tinggi dengan perhitungan ( )/3 yang akan dihasilkan nilai 86.7, hasil dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Klasifikasi Luas Wilayah Kelurahan Luas Wilayah Klasifikasi Blotongan Sedang Sidorejo Lor Sedang Salatiga Rendah Bugel Sedang Kauman Kidul Rendah Pulutan Rendah Kutowinangun Sedang Gendongan Rendah Sidorejo Kidul Sedang Kalibening Rendah Tingkir Lor Rendah Tingkir Tengah Rendah Noborejo Sedang Ledok Rendah Tegalrejo Rendah Kumpulrejo Tinggi Randuacir Sedang Cebongan 38.0 Rendah Kecandran Sedang Dukuh Sedang Mangunsari Sedang Kalicacing Rendah Klasifikasi luas wilayah pada Tabel 9, menunjukkan klasifikasi wilayah dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi, kemudian data pada Tabel 8 dn Tabel 9, antara jumlah penduduk dengan luas wilayah digabung (overlay), maka

20 didapatkan klasifikasi sesungguhnya dari kebutuhan fasilitas kesehatan dengan faktor luas wilayah dan jumlah penduduk, yang dapat dilihat pada Tabel 0. Tabel 0. Hasil Overlay Tabel Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Kelurahan Klasifikasi Jumlah Klasifikasi Luas Wilayah Klasifikasi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Penduduk Blotongan Sedang Sedang Membutuhkan Sidorejo Lor Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Salatiga Sedang Rendah Tidak Membutuhkan Bugel Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Kauman Kidul Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Pulutan Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Kutowinangun Tinggi Sedang Membutuhkan Gendongan Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Sidorejo Kidul Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Kalibening Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Tingkir Lor Sedang Rendah Tidak Membutuhkan Tingkir Tengah Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Noborejo Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Ledok Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Tegalrejo Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Kumpulrejo Sedang Sedang Membutuhkan Randuacir Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Cebongan Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Kecandran Sedang Sedang Membutuhkan Dukuh Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Mangunsari Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Kalicacing Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Berdasarkan data pada Tabel 0, ditentukan hasil klasifikasi yang dibutuhkan atau tidak, dengan rumus sebagai berikut : If((kebutuhan_fasilitas= tinggi ) and (luas= tinggi )) then Membutuhkan Fasilitas Kesehatan end Else If((kebutuhan_fasilitas= tinggi ) and (luas= sedang )) then Membutuhkan Fasilitas Kesehatan end Else If((kebutuhan_fasilitas= tinggi ) and (luas= rendah )) then tidak Membutuhkan Fasilitas Kesehatan end Else If((kebutuhan_fasilitas= sedang ) and (luas= tinggi )) then Membutuhkan Fasilitas Kesehatan end Else If((kebutuhan_fasilitas= sedang ) and (luas= sedang )) then Membutuhkan Fasilitas Kesehatan end Else If((kebutuhan_fasilitas= sedang ) and (luas= rendah )) then Tidak Membutuhkan Fasilitas Kesehatan end Else If((kebutuhan_fasilitas= rendah ) and (luas= tinggi )) then Tidak Membutuhkan Fasilitas Kesehatan end 2

21 Else If((kebutuhan_fasilitas= rendah ) and (luas= sedang )) then Tidak Membutuhkan Fasilitas Kesehatan end Else If((kebutuhan_fasilitas= rendah ) and (luas= rendah )) then Tidak Membutuhkan Fasilitas Kesehatan Berdasarkan penentuan klasifikasi tersebut disimpulkan bahwa 4 (empat) kelurahan membutuhkan fasilitas kesehatan yakni Blotongan (Sidorejo), Kumpulrejo (Argomulyo), Kecandran (Sidomukti), Kutowinangun (Tingkir), dan hasil tersebut ditunjukkan dalam bentuk peta pada Gambar 5. Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa daerah yang berwarna coklat tua merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk tinggi dan luas wilayah sedang, karena dari kebutuhan fasilitas, kebutuhan dari kelurahan tersebut berkisar antara 4-5, dan setelah dibandingkan dengan perhitungan data kuantitatif yang ada, data pada tiap kelurahan tersebut membutuhkan 5 (lima) fasilitas, sedangkan daerah yang berwarna coklat muda adalah daerah dengan luas wilayah sedang dan jumlah penduduk sedang, dan dari kebutuhan fasilitas kesehatan yang didapatkan berkisar antara 2-3 yakni klasifikasi sedang, setelah dibandingkan dengan perhitungan data kuantitatif yang ada, kelurahan tersebut membutuhkan 2 (dua) fasilitas kesehatan. Gambar 5. Implementasi Halaman Analisis Tata Ruang Fasilitas Kesehatan Gambar 5 menunjukkan bahwa terdapat 4 (empat) kelurahan yang membutuhkan fasilitas kesehatan dilihat dari faktor-faktor, yakni kelurahan Kutowinangun dengan jumlah penduduk yang tinggi dan luas wilayah yang sedang, serta Blotongan, Kecandran dan Kumpulrejo yang memiliki luas wilayah sedang dan jumlah penduduk sedang. Pada Gambar 5, untuk daerah Kutowinangun ditandai dengan warna coklat tua, dan daerah Blotongan, Kecandran dan kumpul Rejo ditandai dengan warna coklat muda. 3

22 5. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut, ) Variabel-variabel yang digunakan untuk menentukan keberadaan fasilitas kesehatan antara lain jumlah penduduk, luas wilayah yang ada di kota Salatiga (masterplan kesehatan kota Salatiga); dan 2) Penelitian ini menjadi alternatif keputusan dalam pengambilan keputusan perancangan pembangunan fasilitas kesehatan kota Salatiga kedepannya dengan memperhatikan faktor luas wilayah dan jumlah penduduk dimana terdapat 4 (empat) kelurahan yang memerlukan fasilitas kesehatan ditandai dengan luas wilayah yang termasuk klasifikasi sedang dan jumlah penduduk tinggi serta luas wilayah sedang dan jumlah penduduk sedang. Saran untuk penelitian ke depan adalah analisis bisa dikembangkan dengan penyebaran rumah sakit, puskesmas dan fasilitas kesehatan lain secara khusus. 6. Daftar Pustaka []. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Salatiga Masterplan Kesehatan Kota Salatiga [2]. Mirsa, Rinaldi Elemen Tata Ruang Kota. Graha Ilmu : Yogyakarta [3]. Kurnianto Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Lokasi Sarana Kesehatan Berbasis Web di Kota Salatiga, Skripsi: Fakultas Teknologi Informasi, UKSW, Salatiga. [4]. Tototana, Aldian Umbu. 20. Perancangan Sistem Informasi Geografis Penyebaran Penyakit Malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Skripsi: Fakultas Teknologi Informasi, UKSW, Salatiga. [5]. Prahasta, Eddy Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Penerbit Informatika : Bandung [6]. Prahasta, Eddy Sistem Informasi Geografis: Membangun Aplikasi Web-Based GIS dengan MapServer. Penerbit Informatika : Bandung [7]. Hasibuan, Zainal A Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Infomasi: Konsep, Teknik, dan Aplikasi, Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. 4

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 96 /Kpts/KPU-Kota /2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 96 /Kpts/KPU-Kota /2016 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA MOR 96 /Kpts/KPU-Kota-012-329537/2016 TENTANG DAFTAR PEMILIH TETAP PADA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA SALATIGA

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 71 /Kpts/KPU-Kota /2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 71 /Kpts/KPU-Kota /2016 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA MOR 71 /Kpts/KPU-Kota-012-329537/2016 TENTANG DAFTAR PEMILIH SEMENTARA PADA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN KOTA SALATIGA MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN KOTA SALATIGA MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN KOTA SALATIGA MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI Charitas Fibriani 1 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA SALATIGA PENCAIRAN TRIWULAN 1 PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2017

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA SALATIGA PENCAIRAN TRIWULAN 1 PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2017 SD NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN NAMA REKENING (BUKAN NAMA PRIBADI) NOMOR REKENING NAMA BANK 1 SD NEGERI TEGALREJO 04 Kec. Argomulyo SD NEGERI TEGALREJO 04 2033062195 Bank Jateng 185 29.600.000 2 SD NEGERI

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA

BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA 5.68 7.80 11.06 10.04 10.81 12.90 BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA 2.1. Tingkat Kemiskinan Persentase penduduk miskin Salatiga pada tahun 2011 sebesar 7,80% berada di bawah rata-rata capaian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG (APBD) KOTA SALATIGA

LAMPIRAN 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG (APBD) KOTA SALATIGA LAMPIRAN 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG (APBD) KOTA SALATIGA PETUNJUK PENGISIAN Untuk menjawab berilah tanda silang (x) pada pilihan yang tersedia dan mohon untuk diberi alasan secara tertulis. Data Informan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1992 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SALATIGA DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SEMARANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara kerja memahami bagaimana suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan (Wasito, 1995

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENOMORAN NASKAH DINAS

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENOMORAN NASKAH DINAS BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENOMORAN NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SALATIGA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Informasi Geografis untuk Optimalisasi Program Bantuan Kemiskinan di Salatiga Berbasis Aplikasi Desktop

Implementasi Sistem Informasi Geografis untuk Optimalisasi Program Bantuan Kemiskinan di Salatiga Berbasis Aplikasi Desktop Implementasi Sistem Informasi Geografis untuk Optimalisasi Program Bantuan Kemiskinan di Salatiga Berbasis Aplikasi Desktop Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BATAS DAERAH KOTA SALATIGA DENGAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SALATIGA Saddam Pradika 1), Wiharyanto Oktiawan 2), Dwi Siwi Handayani 2) ABSTRACT

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SALATIGA Saddam Pradika 1), Wiharyanto Oktiawan 2), Dwi Siwi Handayani 2) ABSTRACT RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SALATIGA Saddam Pradika 1), Wiharyanto Oktiawan 2), Dwi Siwi Handayani 2) ABSTRACT Salatiga is a city which located between Semarang District consist of 4

Lebih terperinci

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur.

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur. BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Wilayah menjelaskan kondisi umum Kota Salatiga yang mencakup: kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah,

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA 2012

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA 2012 Daftar Isi Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geografis,

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP)

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA Provinsi Jawa Tengah Disiapkan oleh: POKJA PPSP KOTA SALATIGA 1 Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan Survei Dari survei lokasi yang dilakukan diperoleh posisi dan data berbagai informasi kantor pelayanan umum yang terdiri dari empat Kantor Kecamatan,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Hasil dan pembahasan penelitian akan diawali dengan gambaran umum tentang wilayah administratif Kota Salatiga, Dinas Petanian dan Perikanan Kota

Lebih terperinci

WALIKOTA SALATIGA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 46 TAHUN 2011

WALIKOTA SALATIGA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 46 TAHUN 2011 WALIKOTA SALATIGA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 SALINAN BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH, PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau strategi menyeluruh untuk memperoleh data yang di perlukan (Soehartono, 1999:9). Untuk itu dalam bab ini akan dijelaskan mengenai proses

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Pelayanan Umum Berbasis Mobile Phone (Studi Kasus : Kota Pati) SKRIPSI

Sistem Informasi Geografis Pelayanan Umum Berbasis Mobile Phone (Studi Kasus : Kota Pati) SKRIPSI Sistem Informasi Geografis Pelayanan Umum Berbasis Mobile Phone (Studi Kasus : Kota Pati) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh : Aditiya Vichy

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PRAKATA... iv. ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN... vi. ABSTRACT... vii. INTISARI... viii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. PRAKATA... iv. ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN... vi. ABSTRACT... vii. INTISARI... viii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PRAKATA... iv ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN... vi ABSTRACT... vii INTISARI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN FASILITAS KESEHATAN PADA BPJS KOTA SEMARANG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN FASILITAS KESEHATAN PADA BPJS KOTA SEMARANG 1 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN FASILITAS KESEHATAN PADA BPJS KOTA SEMARANG Danang Soeko Rahardjo, Program Studi Teknik Informatika, S1, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, danangsukoraharjo@gmail.com

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Kota Magelang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Magelang, sebelah

1. Pendahuluan Kota Magelang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Magelang, sebelah 1. Pendahuluan Kota Magelang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Magelang, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Secang, sebelah timur

Lebih terperinci

Lampiran. Hasil Wawancara: LKM Kumpulrejo Ismadi 3 Februari 2014

Lampiran. Hasil Wawancara: LKM Kumpulrejo Ismadi 3 Februari 2014 Lampiran Hasil Wawancara: LKM Kumpulrejo Ismadi 3 Februari 2014 LKM Kumpulrejo memiliki anggota sejumlah 10 orang yang berasal dari berbagai wilayah di kelurahan kumpulrejo. Guna menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Samarinda merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Indonesia serta salah satu kota terbesar di Kalimantan. Seluruh wilayah kota ini berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2014 TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2030 PUBLIKASI KARYA ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemanfaatan data spasial belakangan ini semakin meningkat sehubungan dengan kebutuhan masyarakat agar segalanya menjadi lebih mudah dan praktis terkait

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. 110º.27'.56,81" sampai dengan 110º.32'.4,64" Bujur Timur dan 007º.17'

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. 110º.27'.56,81 sampai dengan 110º.32'.4,64 Bujur Timur dan 007º.17' BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 3.1.1 Letak Geografis Dilihat secara astronomi Kota Salatiga terletak di antara 110º.27'.56,81" sampai dengan 110º.32'.4,64" Bujur

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISEM III. 1. Analisa Sistem ang Berjalan Analisa sistem yang berjalan dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis lokasi apotek 24 jam yang tersebar

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM GARUT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM GARUT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM GARUT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Rubi Setiawan 1, Dede Kurniadi 2, H. Bunyamin 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA Disusun Oleh : Widya Lestafuri K3513074 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM Potensi Daerah Kota Salatiga

4. GAMBARAN UMUM Potensi Daerah Kota Salatiga 4. GAMBARAN UMUM Potensi Daerah Kota Salatiga Kota Salatiga terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang, berjarak ± 47 Km dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah yakni Kota Semarang kearah selatan.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2030 WALIKOTA SALATIGA PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR TAHUN 2011

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada.

1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DENGAN TEKNIK GEODESIGN DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KECAMATAN BEKASI TIMUR Dr. Lintang Yuniar B., MSc *), Novitasari Kuswidyandari **) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi dari Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

Nilai Informasi Konsep Sistem Informasi Sistem Informasi Geografis Pengertian Geografi

Nilai Informasi Konsep Sistem Informasi Sistem Informasi Geografis Pengertian Geografi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv RINGKASAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

3. Metode Penelitian

3. Metode Penelitian 1. Pendahuluan Pada era informasi ini, kebutuhan informasi menjadi semakin kompleks dan beragam. Masyarakat memerlukan akses secara cepat dan mudah untuk memperoleh informasi. Dengan semakin berkembangnya

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Tahun 2012 LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KOTA SALATIGA PROPINSI JAWA TENGAH 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting

Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting Artikel Ilmiah Diajukan kepada Program Studi Sistem Informasi guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi mengenai geografis semakin dibutuhkan oleh banyak pihak misalnya informasi jarak antar daerah, lokasi, fasilitas, sumberdaya alam yang dicari, dan banyak

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Perancangan Aplikasi Penilaian dan Pengelolaan Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks Antropometri Berbasis Web (Studi Kasus: Dinas Kesehatan Kota Salatiga) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi geografis ( SIG ), hingga saat ini, merupakan sistem yang sangat menarik. Sistem ini cenderung selalu dibuat untuk interaktif ini dapat mengintegrasikan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web

Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web E-journal Teknik Informatika, volume 6, No. 1 (2015), ISSN : 2301-8364 1 Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web Jenry Jimmy Masudara 1), Yaulie D. Y. Rindengan 2), Xaverius B.

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRACT

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRACT DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

Manfaat dan Penerapan Sistem Informasi Geografis Dalam Mengelola Data Pada Perumahan (Studi Kasus di Perumahan Mutiara Regency Ciawi)

Manfaat dan Penerapan Sistem Informasi Geografis Dalam Mengelola Data Pada Perumahan (Studi Kasus di Perumahan Mutiara Regency Ciawi) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Manfaat dan Penerapan Sistem Informasi Geografis Dalam Mengelola Data Pada Perumahan (Studi Kasus di Perumahan Mutiara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh petugas

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh petugas BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi posyandu pada kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR MODUL PROGRAM... i ii iii iv v vii x

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... Halaman i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Masalah Bab ini di jelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang di usulkan dari sistem yang ada pada Apotek Kimia Farma. Analisis yang penulis lakukan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN FASILITAS KESEHATAN PADA BPJS KOTA SEMARANG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN FASILITAS KESEHATAN PADA BPJS KOTA SEMARANG Techno.COM, Vol. 14, No. 2, Mei 2015: 135-144 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN FASILITAS KESEHATAN PADA BPJS KOTA SEMARANG Danang Soeko Rahardjo 1, Sugiyanto 2 1,2 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan dalam memberikan informasi tentang lokasi Bengkel Resmi Honda pada CV. Indako Trading Co masih

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pendidikan merupakan hal penting yang harus didapatkan oleh seluruh warga negara Indonesia (Praditya, 2014). Satuan pendidikan merupakan bagian dari sektor pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN I

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN I DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ii iii iv v vi viii xiv xv BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1.Latar Belakang I-1 1.2.Identifikasi

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Geografis Pendidikan Tinggi di Kota Palembang Berbasis Web

Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Geografis Pendidikan Tinggi di Kota Palembang Berbasis Web Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Geografis Pendidikan Tinggi di Kota Palembang Berbasis Web Handra Agustiyanto 1 A.Haidar Mirza, S.T.,M.Kom 2 Usman Ependi, M.Kom 3 1) Mahasiswa Informatika

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Pasar di Kota Medan, masih bersifat manual, yaitu untuk pencarian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian 3.1 Proses Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian Tahap Pengerjaan Tugas Akhir Input Proses Output Studi Literatur -Teori mengenai web GIS -Teori perancangan

Lebih terperinci

K") KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. Jalan Argosari, Tetep, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

K) KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. Jalan Argosari, Tetep, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA PEI{GT'UUUAI{ NOMOR : 5'o3 /NPU-SI, PG-OL2.5295,57 l!r'tu 2Ot6 TEf,TAIfG PENGUMUMAN HASIL SELEKSI ADMINISTRASI CALON ANGGOTA PANITIA PEMUNGUTAN SUARA (PPS) SE KOTA SALATIGA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo. 2 orang tenaga medis, 3 orang tenaga paramedik, Higienie

BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo. 2 orang tenaga medis, 3 orang tenaga paramedik, Higienie BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo Puskesmas Tegalrejo Salatiga didirikan pada tanggal 23 April 1987 di Subinti Tegalrejo Salatiga. Saat itu puskesmas hanya memiliki 12 orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

Integrasi Teknologi Google Earth dan Flash Dalam Penyajian Sistem Informasi Sekolah SMA dan SMK di Kota Salatiga.

Integrasi Teknologi Google Earth dan Flash Dalam Penyajian Sistem Informasi Sekolah SMA dan SMK di Kota Salatiga. Integrasi Teknologi Google Earth dan Flash Dalam Penyajian Sistem Informasi Sekolah SMA dan SMK di Kota Salatiga. Artikel Ilmiah Peneliti : Nur Fiqi Faisal Reza 672007154 Frederik Samuel Papilaya, S.Kom.,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi kantor telkom di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis pemetaan masyarakat miskin di kecamatan Medan Johor yang meliputi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 420/93/401/2018./101/2016

KEPUTUSAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 420/93/401/2018./101/2016 PEMERINTAH KOTASALATIGA DINAS PENDIDIKAN JalanLMU Adisucipto Nomor 2 Salatiga Kode Pos 50711 Telp.(0298) 324979 Faks. (0298) 324844 Website : disdik.salatiga.go.id E-maildisdik@salatiga.go.id KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam dunia yang telah berkembang saat ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi trend setter dalam setiap aspek kehidupan. Web adalah salah satu

Lebih terperinci

REVIEW JURNAL. Disusun Oleh : Istikomah K Yuliana Ariyanti K

REVIEW JURNAL. Disusun Oleh : Istikomah K Yuliana Ariyanti K REVIEW JURNAL Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pelayanan Kesehatan Masyarakat Berbasis Web (Studi Kasus: Kota Semarang) Author : Gita Amalia Sindhu Putri, Bambang Sudarsono, Arwan Putra Wijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Kota medan memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, baik itu yang memiliki perekonomian menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KONVEKSI DI KABUPATEN KUDUS

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KONVEKSI DI KABUPATEN KUDUS RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KONVEKSI DI KABUPATEN KUDUS R. Rhoedy Setiawan, Putri Kurnia Handayani Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Muria

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis letak SD Negeri di kecamatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Berjalan Didalam sistem yang sedang berjalan saat ini informasi mengenai data sarana dan prasarana yang ada didalam wilayah kecamatan Medan Deli

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2012 NOMOR 1

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2012 NOMOR 1 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2012 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SALATIGA TAHUN 2011-2016 PEMERINTAH KOTA

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum pada Sistem Informasi Geografis outlet binaan teleshindo cluster medan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Pada SMA Negeri 1 Wewewa Tengah

Perancangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Pada SMA Negeri 1 Wewewa Tengah Perancangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Pada SMA Negeri 1 Wewewa Tengah Artikel Ilmiah Peneliti : Seprianus Alfian Tanggela (682006055) M. A. Ineke Pakereng, M.Kom. Michael Bezaleel Wenas, S.Kom.,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Bank BTPN di kota Medan yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1 Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN PATI

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN PATI LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN PATI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 34 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem informasi geografis lokasi tempat bersejarah

Lebih terperinci

KAJIAN SPASIAL PERENCANAAN LOKASI SARANA KESEHATAN MILIK PEMERINTAH BERDASARKAN PROYEKSI KEBUTUHAN DI KOTA SALATIGA TAHUN

KAJIAN SPASIAL PERENCANAAN LOKASI SARANA KESEHATAN MILIK PEMERINTAH BERDASARKAN PROYEKSI KEBUTUHAN DI KOTA SALATIGA TAHUN KAJIAN SPASIAL PERENCANAAN LOKASI SARANA KESEHATAN MILIK PEMERINTAH BERDASARKAN PROYEKSI KEBUTUHAN DI KOTA SALATIGA TAHUN 2016-2035 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI COVER... i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL...xii

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Ahmad Hasanuddin, Ilyas Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitasi Islam Indragiri (UNISI) Jl.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Peranan Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) di Kecamatan

BAB IV PENUTUP. 1. Peranan Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) di Kecamatan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa peranan Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) di Kecamatan Argomulyo dan Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan ini, semua kegiatan yang dilakukan memerlukan informasi dan bisa juga dikatakan bahwa semua kegiatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis menentukan lokasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN TEMPAT KESEHATAN DI KOTA JAMBI. Erick Fernando STIKOM DINAMIKA BANGSA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN TEMPAT KESEHATAN DI KOTA JAMBI. Erick Fernando STIKOM DINAMIKA BANGSA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN TEMPAT KESEHATAN DI KOTA JAMBI Erick Fernando STIKOM DINAMIKA BANGSA Erick.fernando_88@yahoo.com Abstrak Sistem Informasi Geografi adalah sistem informasi yang

Lebih terperinci

PEMETAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Bagus Satria Aditama 1, Slamet Sudaryanto N. 2 Jurusan Tehnik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Jl.

Lebih terperinci

Implementasi dan Pengembangan Dashboard Sistem Informasi Survey Kepuasan Pelanggan Berbasis Website di LPMAI UKSW dengan Skala Pengukuran Slovin

Implementasi dan Pengembangan Dashboard Sistem Informasi Survey Kepuasan Pelanggan Berbasis Website di LPMAI UKSW dengan Skala Pengukuran Slovin Implementasi dan Pengembangan Dashboard Sistem Informasi Survey Kepuasan Pelanggan Berbasis Website di LPMAI UKSW dengan Skala Pengukuran Slovin Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem Informasi yang menunjukkan letak atau pemetaan pada suatu tempat. Dimana yang dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan untuk memperoleh informasi secara cepat dan mudah telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dunia, tidak terkecuali bagi masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

SAMBUTAN WALIKOTA SALATIGA

SAMBUTAN WALIKOTA SALATIGA i ii iii SAMBUTAN WALIKOTA SALATIGA Assalaamu alakum Wr. Wb; Teriring rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut baik dengan diterbitkannya Buku oleh Bappeda Kota Salatiga. Informasi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk 2010 telah mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2010). Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah telah menerapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Wilayah Kota Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Wilayah Kota Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Wilayah Kota Salatiga Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Bab I : Pendahuluan Bab II : Landasan Teori

DAFTAR ISI Bab I : Pendahuluan Bab II : Landasan Teori DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Halaman Pengesahan Dosen Penguji... iii Abstrak... iv Kata pengantar... v Daftar Isi... vii Daftar Tabel... xiv Daftar Gambar...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan saat ini adalah sebagai berikut : III.1.1. Analisa Input Input dari sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu bidang ilmu yang tergolong baru, saat ini telah mampu menyelesaikan masalah routing, baik untuk masalah pencarian

Lebih terperinci