BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA

Transkripsi

1 BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA 2.1. Tingkat Kemiskinan Persentase penduduk miskin Salatiga pada tahun 2011 sebesar 7,80% berada di bawah rata-rata capaian Jawa Tengah yaitu sebesar 16,21%, sedangkan capaian ratarata nasional sebesar 12,36%. Jika dibandingkan dengan kota lainnya seperti Magelang, Surakarta, Pekalongan dan Tegal, presentase penduduk miskin di Salatiga masih lebih rendah (lebih baik). Kondisi tersebut bisa dilihat pada grafik 2.1 di bawah ini Jateng :16,21% Nas : 12,36% Magelang Surakarta Salatiga Semarang Pekalongan Tegal Gambar 2.1 : Grafik Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan (%) Salatiga Tahun 2011 Sumber: Publikasi BPS Persentase penduduk miskin Salatiga sampai pada tahun 2011 adalah sebesar 7,80%. Persentase penduduk miskin Salatiga dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ( ) cenderung menurun. Kenaikan persentase penduduk miskin pernah terjadi pada tahun 2010 sebesar 8,28% dari tahun sebelumnya (2009) sebesar 7,82%. Perkembangan penduduk miskin Salatiga dapat dilihat pada grafik 2.2 di bawah ini. SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 1

2 Gambar 2.2 : Grafik Perkembangan Tingkat Kemiskinan (%) Salatiga, Tahun Tren lima tahun terakhir angka kemiskinan di Salatiga menunjukkan tren menurun. Kondisi ini dapat dilihat dari capaian kinerja tingkat kemiskinan Salatiga yang mengalami perbaikan hampir disetiap tahun selama lima tahun tersebut. Kinerja tidak efektif hanya pernah terjadi pada tahun Penurunan tingkat kemiskinan Salatiga dapat dilihat pada grafik 2.3 di bawah ini ,43 18,99 17,48 16,11 16, Tingkat Kemiskinan (%) Linear (Trendline) Gambar 2.3: Penurunan Tingkat Kemiskinan (%) Salatiga Tahun Sumber : Publikasi BPS, diolah Penurunan angka kemiskinan Salatiga dari tahun 2010 sebesar 8,28% menjadi 7,80% pada tahun 2011 telah terlihat relevan (sejalan) dengan provinsi maupun nasional. SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 2

3 Tingkat relevansi kemiskinan Salatiga dapat dilihat pada gambar grafik 2.4 di bawah ini Nasional Provinsi Jawa Tengah Salatiga Sumber : Publikasi BPS Gambar 2.4 : Grafik Relevansi Tingkat Kemiskinan (%) Salatiga Terhadap Provinsi dan Nasional Tahun Dilihat dari sisi jumlahnya, penduduk miskin Salatiga pada tahun 2011 sebesar jiwa. Kondisi tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik 2.5 perkembangan jumlah penduduk miskin di Salatiga selama lima tahun terakhir ( ) di bawah ini. 16,000 15, ,000 14,500 14,000 13,500 13,000 12, ,000 Gambar 2.5 : Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Salatiga, Tahun Dilihat dari sisi jumlahnya, di Salatiga jumlah penduduk miskin pada tahun 2011 sebesar jiwa. Jumlah tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 3

4 Magelang, akan tetapi lebih rendah jika dibandingkan dengan Surakarta, Semarang, Pekalongan dan Tegal. Posisi relatif jumlah penduduk miskin Salatiga dapat dilihat pada grafik 2.6 di bawah ini. 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10, Gambar 2.6 : Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Salatiga Tahun 2011 Sumber: Publikasi BPS, diolah 2.2. Garis Kemiskinan Penduduk dikatakan miskin apablila memiliki rata-rata pengeluaran per- kapita per bulan dibawah Garisk Kemiskinan (GK). Dalam menghitung GK, BPS melihat dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Dalam menghitung GKM, BPS memberikan definisi bahwa GKM adalah merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan kkalori per kapita per hari. Paket komonditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Sedangkan GKBM adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. Pada tahun 2011, garis kemiskinan Salatiga sebesar Rp ,- termasuk kategori lebih tinggi dari rata-rata garis kemiskinan Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp ,- maupun nasional sebesar Rp ,-. Akan tetapi kondisi garis kemiskinan Salatiga termasuk paling rendah jika dibandingkan dengan 5 kota lainnya di Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan kebutuhan hidup layak di Salatiga sampai pada tahun 2011 lebih murah dibandingkan 5 kota lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 2.7 di bawah ini. SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 4

5 , , , , , ,000 50,000 - Magelang Surakarta Salatiga Semarang Tegal Pekalongan Gambar 2.7: Grafik Posisi Relatif Garis Kemiskinan (Rp) Salatiga Tahun 2011 Nasional (Rp ) Jawa Tengah (Rp ) Sumber: Publikasi BPS, diolah Garis kemiskinan menjadi ukuran yang paling berpengaruh terhadap perubahan jumlah penduduk miskin. Kenaikan garis kemiskinan jika tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan masyarakat maka akan berdampak pada kenaikan jumlah penduduk miskin. Untuk itu perlu ada penekanan dalam menghadapi tren atau kenaikan garis kemiskinan dengan mendorong program dan kegiatan sektor riil yang menyentuh langsung kepada masyarakat dengan kategori berpenghasilan rendah. Dalam hal ini pemerintah Salatiga perlu berhati-hati terhadap adanya fenomena kecenderungan peningkatan garis kemiskinan karena garis kemiskinan naik tajam terutama pada dua tahun terakhir ( ). Untuk itu diperlukan pengendalian serius terhadap indikator garis kemiskinan sehingga jumlah penduduk miskin tidak meningkat. Tren garis kemiskinan Salatiga dapat dilihat pada grafik 2.8 di bawah ini. 260, , , , , , , Sumber: Publikasi BPS, diolah Gambar 2.8 : Grafik Garis Kemiskinan Salatiga (Rp) Tahun SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 5

6 Sampai saat ini di kantor BPS kabupaten/kota tidak menyiapkan atau menyediakan angka konsumsi yang dominan membentuk garis kemiskinan. Untuk itu gambaran dapat kami sampaikan komponen-komponen yang dominan membentuk garis kemiskinan Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut : Tabel : 2.1 Daftar Komoditi Makanan yang Memberi Pengaruh Besar pada Kenaikan Garis Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 No Komoditi (%) Komoditi Desa (%) Makanan : 1 Beras 40,33 Beras 41,31 2 Rokok kretek filter 11,16 Rokok kretek filter 8,85 3 Tempe 5,41 Tempe 5,22 4 Gula pasir 4,92 Gula pasir 5,17 5 Telur ayam ras 4,52 Telur ayam ras 3,98 6 Tahu 4,17 Tahu 3,78 7 Daging ayam ras 2,84 Mie instan 3,35 8 Mie instan 2,75 Daging ayam ras 2,38 9 Bawang merah 1,84 Bawang merah 2,04 10 Cabe merah 1,36 Cabe rawit 1,57 Non Makanan 1 Perumahan 21,04 Perumahan 19,69 2 Pendidikan 10,46 Pakaian jadi anakanak 7,60 3 Listrik 7,11 Pakaian jadi 7,43 perempuan dewasa 4 Bensin 7,02 Pakaian jadi lakilaki 7,37 dewasa 5 Pakaian jadi anakanak 6,92 Listrik 6, Indeks Kedalaman Kemiskinan Untuk mengukur kesenjangan pengeluaran masing masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, dilihat dari Indeks Kedalaman Kemiskinannya. Semakin kecil nilai Poverty Gap Index, semakin besar potensi ekonomi untuk dana pengentasan kemiskinan berdasarkan identifikasi karakteristik penduduk miskin dan juga untuk target sasaran bantuan dan program. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) sebagai rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan di Salatiga pada tahun 2011 adalah sebesar 1,30 sedikit lebih tinggi dibandingkan SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 6

7 0,71 1,30 1,37 1,61 1,89 1,89 dengan Semarang. Akan tetapi capaian Salatiga dibandingkan dengan Magelang, Surakarta, Pekalongan dan Tegal capaiannya sudah lebih baik dengan berada lebih rendah. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar grafik 2.9 berikut ini Jateng : 2, Nasional : 2, Magelang Surakarta Salatiga Semarang Pekalongan Tegal Gambar 2.9: Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Provinsi Jawa Tengah 2011 Sumber: Publikasi BPS, diolah Dilihat dari tren selama lima tahun terakhir ( ), Indeks Kedalaman Kemiskinan di Salatiga pencapaiannya cenderung positif. Akan tetapi dalam kurun waktu tersebut, indeks kedalaman kemiskinan Salatiga terlihat meningkat pada dua tahun terakhir ( ). Kondisi perkembangan indeks kedalaman kemiskinan Salatiga bisa dilihat pada gambar grafik 2.10 di bawah ini ,33 1,28 1, , , Gambar 2.10: Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Salatiga Tahun SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 7

8 Dilihat dari sisi kinerja penurunan indeks kedalaman kemiskinan di Salatiga selama lima tahun terakhir ( ) masih terlihat belum efektif. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan kinerja indeks kedalaman kemiskinan yang mengalami perbaikan hanya terjadi pada tahun 2008 dan Pencapaian tersebut perlu didorong kembali untuk meningkatkan kinerja indeks kedalaman kemiskinan sehingga kesenjangan penduduk miskin dengan garis kemiskinan tidak semakin melebar. Efektivitas penurunan indeks kedalaman kemiskinan Salatiga dapat dilihat pada gambar grafik 2.11 berikut ini ,33 1,28 1, ,83 0,94 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Linear (Trendline) Gambar 2.11 : Efektifitas Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Salatiga Tahun Dari sisi relevansi penurunan indeks kedalaman kemiskinan yang dicapai oleh Salatiga dapat dilihat pada grafik 2.12 di bawah ini. SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 8

9 ,84 2,99 1,33 4,25 2,77 1,28 2,89 2,50 0,83 2,49 2,56 2,21 2,08 0,94 Nasional Provinsi Jawa Tengah Salatiga Gambar 2.12: Relevansi Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Salatiga Terhadap Nasional Tahun ,30 Berdasarkan pada gambar grafik di atas, capaian indeks kedalaman Saatiga pada tahun 2011 terlihat tidak relevan dengan pencapaian indeks kedalaman kemiskinan Provinsi Jawa Tengah maupun Nasional. Kenaikan indeks kedalaman Salatiga terlihat tidak searah dengan pencapaian nasional dan ditengarai menjadi salah satu penyumbang meningkatnya indeks kedalaman Provinsi Jawa Tengah Indeks Keparahan Kemiskinan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Kondisi tahun 2011 indeks keparahan kemiskinan (P2) Salatiga sebesar 0,33 menunjukkan kondisi yang lebih baik dengan berada di bawah rata-rata indeks keparahan kemiskinan Provinsi Jawa Tengah (0,66) dan Nasioal (0,55). Jika disandingkan dengan wilayah kota lainnya di Jawa Tengah, capaian Salatiga pada tahun 2011 sudah lebih baik dari Magelang, Surakarta dan Tegal. Sedangkan capaian yang lebih rendah dari Salatiga adalah Semarang dan Pekalongan. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar grafik 2.13 di bawah ini. SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 9

10 0,18 0,36 0,33 0,32 0,46 0, Jateng : 0,66 Nas : 0, Magelang Surakarta Salatiga Semarang Pekalongan Tegal Gambar 2.13 : Posisi Relatif Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Provinsi Jawa Tengah 2011 Sedangkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir ( ), indeks keparahan kemiskinan Salatiga menujukkan tren menurun. Akan tetapi jika dilihat pada capaian tahun 2011, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Salatiga menunjukkan capaian meningkat yaitu sebesar 0,33 indeks, dibandingkan tahun sebelumnya (2010) sebesar 0,16 indeks, yang mana terjadi kenaikan indeks mencapai dua kali dari angka indeks tahun Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Salatiga dapat dilihat pada gambar grafik 2.14 di bawah ini Gambar 2.14 : Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Salatiga Tahun Pencapaian penurunan indeks keparahan kemiskinan Salatiga masih terlihat belum efektif jika dilihat dalam lima tahun terakhir ( ). Kinerja indeks keparahan SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 10

11 kemiskinan cenderung membaik hanya pada tahun 2009 dan 2010, sedangkan tahuntahun lainnya terlihat cukup tinggi. Dengan melihat kondisi tersebut, menjadi perhatian untuk kinerja tahun berikutnya jangan sampai tren capaian pada tahun terjadi kembali pada tahun Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik 2.15 di bawah ini ,32 0,34 0,33 0,17 0,16 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Linear (Trendline) Dilihat dari sisi relevansi penurunan indeks keparahan kemiskinan yang dicapai oleh Salatiga terhadap tujuan provinsi dan nasional dapat dilihat pada grafik 2.16 berikut di bawah ini. Gambar 2.15: Efektifitas Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Salatiga Tahun Pada grafik 2.16 di atas dapat dilihat capaian indeks keparahan Salatiga pada tahun 2011 menunjukkan kondisi tidak relevan dengan tujuan pencapaian indeks keparahan kemiskinan Provinsi Jawa Tengah maupun Nasional. Kenaikan indeks Nasional Provinsi Jawa Tengah Salatiga Gambar 2.16: Relevansi Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Salatiga Terhadap Nasional Tahun SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 11

12 keparahan Salatiga terlihat tidak searah dengan pencapaian nasional dan ditengarai menjadi salah satu penyumbang meningkatnya indeks keparahan Provinsi Jawa Tengah Komposisi Jumlah Individu Berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan Tingkat Kecamatan di Salatiga Kondisi penduduk miskin Salatiga yang diklasifikasikan ke dalam penduduk sangat miskin, hampir miskin dan rentan miskin lainnya dilihat berdasarkan distribusi tingkat kecamatan dapat dilihat pada grafik 2.17 di bawah ini. Sidorejo ,516 Sidomukti ,607 Tingkir ,631 Argomulyo 501 1,135 1,693 0% 20% 40% 60% 80% 100% Sumber: PPLS 2011, diolah Paling Miskin Miskin Rentan Miskin Lainnya Gambar 2.17 : Grafik Komposisi Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan (jiwa) Tingkat Kecamatan Dengan melihat grafik di atas, kecamatan dengan jumlah penduduk paling miskin, miskin dan rentan miskin tertinggi berada di Kecamatan Argomulyo, sedangkan miskin paling rendah berada di Kecamatan Tingkir. Dilihat berdasarkan distribusi pada tingkat kelurahan seperti yang tersaji pada grafik 2.18 di bawah ini. SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 12

13 KAUMAN KIDUL BUGEL SALATIGA SIDOREJO LOR BLOTONGAN PULUTAN KALICACING MANGUNSARI DUKUH KECANDRAN GENDONGAN KUTOWINANGUN SIDOREJO KIDUL KALIBENING TINGKIR LOR TINGKIR TENGAH KUMPULREJO TEGALREJO LEDOK RANDUACIR CEBONGAN NOBOREJO Sumber: PPLS 2011, diolah 0% 20% 40% 60% 80% 100% Paling Miskin Miskin Rentan Miskin Lainnya Gambar 2.18: Grafik Komposisi Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan (jiwa) Tingkat Kecamatan Dari gambar grafik 2.18 di atas, penduduk miskin Salatiga berdasarkan data terpadu PPLS 2011 persebarannya adalah sebagai berikut : 1. Jumlah penduduk kategori paling miskin tertinggi berada di Kelurahan Noborejo (140 jiwa), Kelurahan Kumpulrejo (162 jiwa) Kecamatan Argomulyo dan Blotongan (108 jiwa) Kecamatan Sidorejo. 2. Jumlah penduduk kategori miskin paling tinggi berada di Kelurahan Kumpulrejo (302 jiwa) Kecamatan Argomulyo dan Kutowinangun (320 jiwa) Kecamatan Tingkir. 3. Jumlah penduduk kategori rentan miskin paling tinggi berada di Kelurahan Kutowinangun (729 jiwa) ) Kecamatan Tingkir dan Mangunsari (706 jiwa) Kecamatan Sidomukti. SPKD KOTA SALATIGA BAB II - 13