BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. 110º.27'.56,81" sampai dengan 110º.32'.4,64" Bujur Timur dan 007º.17'

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. 110º.27'.56,81" sampai dengan 110º.32'.4,64" Bujur Timur dan 007º.17'"

Transkripsi

1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis Dilihat secara astronomi Kota Salatiga terletak di antara 110º.27'.56,81" sampai dengan 110º.32'.4,64" Bujur Timur dan 007º.17' sampai dengan 007º.17'.23" Lintang Selatan. 53 Secara morfologi Kota Salatiga berada di daerah cekungan kaki Gunung Merbabu, di antara gunung-gunung kecil antara lain : Gajah Mungkur, Telomoyo dan Payung Rong. Kota Salatiga beriklim tropis, berhawa sejuk dan udaranya segar. 54 Topografi kota Salatiga berada pada ketinggian kurang lebih 450 meter sampai dengan 850 meter di atas permukaan laut (dpl). Permukaan tanahnya sebagian besar bergelombang dan banyak terdapat sungai. Kondisi topografi kota Salatiga pada masing-masing Kecamatan adalah: Kecamatan Sidorejo berada pada ketinggian ± 450 m - 712,5 m dpl. 2. Kecamatan Tingkir berada pada ketinggian ± 510 m m dpl. 3. Kecamatan Argomulyo berada pada ketinggian ± 595 m m dpl. 53 Profil Daerah Kota Salatiga, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Salatiga, 2010, hal Ibid, hal Ibid, hal. 3 56

2 terdiri dari: Kecamatan Sidomukti berada pada ketinggian ± 515 m m dpl. Kondisi topografi Kota Salatiga terbagi dalam tiga bagian permukaan a. Daerah bergelombang ± 65 % terdapat di wilayah Dukuh, Ledok, Kutowinangun, Salatiga, Sidorejo Lor, Bugel, Kumpulrejo, dan Kauman Kidul. b. Daerah miring ± 25 % terdapat di wilayah Tegalrejo, Mangunsari, Sidorejo Lor, Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan, Kecandran, Randuacir, Tingkir Tengah, dan Cebongan. c. Daerah datar ± 10 % terdapat di wilayah Kalicacing, Noborejo, Kalibening, dan Blotongan. Secara administrasi Kota Salatiga dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang. Wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut: Utara a. Kecamatan Pabelan: Desa Pabelan dan Pejaten. b. Kecamatan Tuntang: Desa Kesongo dan Watu Agung. 2. Timur a. Kecamatan Pabelan: Desa Ujung-ujung, Sukoharjo dan Glawan. b. Kecamatan Tengaran: Desa Bener, Tegal Waton dan Nyamat. 3. Selatan a. Kecamatan Getasan: Desa Sumogawe, Samirono dan Jetak. b. Kecamatan Tengaran: Desa Patemon dan Karang Duren. 4. Barat a. Kecamatan Tuntang: Desa Candirejo, Jombor, Sraten dan Gedongan. b. Kecamatan Getasan: Desa Polobogo. 56 Ibid, hal Ibid, hal. 1 57

3 3.1.2 Pembagian Wilayah Kota Salatiga Dengan Luas Masing-Masing Kecamatan dan Kelurahan Luas wilayah Kota Salatiga pada tahun 2011 tercatat sebesar 5.678,110 hektar atau km². 58 Luas Wilayah Kota Salatiga terbagi dalam 4 Kecamatan dan 22 Kelurahan dengan luas tanah sebagai berikut: Tabel 2 Luas Masing-Masing Kecamatan dan Kelurahan Kecamatan Kelurahan Luas (ha) Kecamatan Kelurahan Luas (ha) Argomulyo 1.852,690 Sidomukti 1.145,850 Noborejo 332,200 Kecandran 399,200 Cebongan 138,100 Dukuh 377,150 Randuacir 377,600 Mangunsari 290,770 Ledok 187,330 Kalicacing 78,730 Tegalrejo 188,430 Sidorejo 1.624,720 Kumpulrejo 629,030 Pulutan 237,100 Tingkir 1.054,850 Blotongan 423,800 Tingkir 137,800 Sidorejo 271,600 Tengah Lor Tingkir Lor 177,300 Salatiga 202,000 Kalibening 99,600 Bugel 294,370 Sidorejo Kidul 277,500 Kauman 195,850 Kidul Kutowinangun 293,750 Gendongan 68,900 Sumber: Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei Ibid, hal. 2 58

4 Berdasarkan tabel 2 tersebut maka dapat dilihat bahwa kecamatan yang memiliki wilayah paling luas adalah Kecamatan Argomulyo dengan luas wilayah 1.852,690 ha, dan kecamatan yang memiliki wilayah paling sempit adalah Kecamatan Tingkir dengan luas wilayah 1.054,850 ha. Sedangkan kelurahan yang memiliki wilayah paling luas adalah Kelurahan Kumpulrejo dengan luas wilayah 629,030 ha, dan kelurahan yang paling sempit wilayahnya adalah Kelurahan Gendongan dengan luas wilayah 68,900 ha. 3.2 Tata Guna Tanah Kota Salatiga Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil. 59 Penggunaan tanah adalah penggunaan untuk segala kegiatan baik untuk pertanian maupun untuk non pertanian. Penggunaan tanah merupakan proses yang selalu dinamis dan dapat mencerminkan aktivitas penduduk suatu wilayah atau daerah tertentu. Selain itu penggunaan tanah merupakan salah satu faktor utama aktivitas ekonomi penduduk untuk menunjang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 60 Penggunaan tanah di Kota Salatiga dilaksanakan dalam berbagai kegiatan, antara lain perumahan, jasa, perusahaan, perindustrian, pertanian meliputi 59 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah 60 Deny Catur Purnayudha, Permasalahan Hukum Pengadaan Tanah Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Di Kecamatan Sidomukti Salatiga, UNDIP, Semarang, 2010, hal

5 sawah, tegalan, kebun campur, perkebunan dan lain-lain sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3 Luas Penggunaan Tanah Per Kecamatan Kota Salatiga Tahun 2011 (Ha) Perumahan Jasa Perusahaan Perindustrian Pertanian: a. Sawah b. Tegalan c. Kebun Campur d. Perkebunan Lain-lain Argomulyo Tingkir Sidomukti Sidorejo Jumlah 651, ,1400 3, , , , , , , , , , ,0400 7, , , , , ,7800 Sumber: Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei , , ,8400 4, , , , , , , , ,0800 0, , , , , , , , , , ,8488 2,991, , , , , ,9600 Dari tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar wilayah Kota Salatiga digunakan untuk pemukiman yaitu 2.142,9463 ha atau sekitar 41,92 % dari luas keseluruhan. Sedangkan penggunaan tanah yang paling kecil adalah untuk keperluan perusahaan yaitu 47,8900 ha atau sekitar 1,35 % saja. 61 Kecamatan Sidorejo memiliki luas tanah untuk pemukiman terbanyak karena di daerah tersebut terdapat perumahan-perumahan seperti, Perumahan Lembah Hijau, 61 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei

6 Perumahan Dliko Indah, Perumahan Domas, Perumahan Kemiri, Perumahan Cemara. Selain perumahan juga terdapat pusat pendidikan antara lain Universitas Kristen Satya Wacana, Sekolah Tinggi Bahasa Asing, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMA, dimana disekitar perguruan tinggi tersebut terdapat perumahan yang digunakan sebagai kos bagi mahasiswa, contoh seperti yang terdapat di daerah Kemiri. Penggunaan tanah paling luas dibidang jasa terdapat di Kecamatan Sidomukti dimana terdapat hotel-hotel atau penginapan antara lain Hotel Beringin, Hotel Ngawen Indah, Hotel Slamet. Selain hotel juga terdapat rumah sakit seperti Rumah Sakit Umum, dan Rumah Sakit Paru-Paru. Penggunaan tanah untuk keperluan perusahaan paling luas terdapat di Kecamatan Tingkir, antara lain di Kelurahan Gendongan dimana terdapat perusahaan pengolahan daging, serta perusahaan konveksi yang terdapat di Kelurahan Tingkir Tengah, Kelurahan Kalibening dan Kelurahan Tingkir Lor. Penggunaan tanah untuk perindustrian banyak terdapat di Kecamatan Argomulyo. karena terdapat pabrik-pabrik antara lain yaitu pabrik Damatex dan pabrik Timatex. Sedangkan penggunaan tanah untuk pertanian paling luas terdapat di Kecamatan Argomulyo yang berupa perkebunan baik dalam tanah pertanian maupun pekarangan, seperti kelapa, cengkeh, tembakau, tebu, salak dan perkebunan kopi banyak terdapat di daerah Ngawen, Bendosari dan Kumpulrejo. Jumlah penduduk Kota Salatiga pada tahun 2010 tercatat berjumlah jiwa 62, dan pada tahun 2011 jumlah penduduk meningkat mencapai jiwa Buku Kerja Pemerintah Kota Salatiga, Humas Setda Kota Salatiga, 2010, hal Agenda Kerja Pemerintah Kota Salatiga, Humas Setda Kota Salatiga, 2011, hal

7 Pertambahan jumlah penduduk tersebut memungkinkan permintaan akan tanah untuk perumahan meningkat. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tanah untuk pembangunan perumahan tersebut adalah dengan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian. 3.3 Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Non Pertanian Kota Salatiga Pembangunan memerlukan ketersediaan tanah yang cukup. Namun tanah merupakan sumber daya alam yang sifatnya terbatas. Intensitas pembangunan yang membutuhkan penyediaan tanah yang relatif luas untuk berbagai keperluan menuntut alih fungsi tanah pertanian menjadi tanah non pertanian. Dinamika perubahan Kota Salatiga telah tumbuh dan bergerak cukup pesat. Alih fungsi tanah pertanian menjadikan luas areal tanah pertanian di Salatiga mengalami penyusutan hingga m² yang mana pada tahun 2010 tercatat m², berkurang menjadi m² pada tahun Tanah pertanian yang dialih fungsi tersebut terdiri dari tanah pertanian berstatus tegal maupun tanah pertanian berstatus sawah. Kegiatan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian berstatus tegal maupun sawah Kota Salatiga pada tahun 2011 tersebut tersebar di empat Kecamatan sebagaimana tersebut dalam tabel berikut. 64 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei

8 Tabel 4 Alih Fungsi Tanah Tegal Kota Salatiga Tahun 2011 (m²) Kecamatan dan Kelurahan Argomulyo 1. Randuacir 2. Ledok 3. Tegalrejo 4. Kumpulrejo Tingkir 1. Sidorejo Kidul 2. Kutowinangun Sidomukti 1. Dukuh 2. Mangunsari Sidorejo 1. Pulutan Luas Tanah Tegal Tahun Luas Tanah Tegal Yang Di Alih Fungsi Sidorejo Lor Jumlah Sumber: Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012 Luas Tanah Tegal Tahun Dari tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa alih fungsi tanah pertanian berstatus tegal pada tahun 2011 mencapai m². Kelurahan yang mengalami alih fungsi tanah tegal paling luas adalah Kelurahan Dukuh yaitu m² untuk kawasan permukiman, sedangkan kecamatan yang mengalami alih fungsi tanah tegal paling luas terdapat di Kecamatan Argomulyo yaitu berjumlah m², juga untuk kawasan permukiman. 65 Selain tanah pertanian yang berstatus tegal, terdapat pula tanah pertanian yang berstatus sawah yang dialihfungsikan sebagaimana disebutkan dalam tabel berikut. 65 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei

9 Tabel 5 Alih Fungsi Tanah Sawah Kota Salatiga Tahun 2011 (m²) Kecamatan dan Kelurahan Luas Tanah Sawah Tahun 2010 Luas Tanah Sawah Yang Di Alih Fungsi Luas Tanah Sawah Tahun 2011 Argomulyo 1. Ledok Tingkir 1. Tingkir Tengah 2. Kalibening 3. Kutowinangun Sidomukti 1. Kecandran Sidorejo 1. Pulutan 2. Blotongan 3. Sidorejo Lor 4. Salatiga 5. Bugel Jumlah Sumber: Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei Berdasarkan tabel 5 tersebut dapat dilihat bahwa alih fungsi tanah pertanian berstatus sawah pada tahun 2011 mencapai m². Kelurahan yang mengalami alih fungsi tanah sawah paling luas terdapat di Kelurahan Kalibening dengan luas mencapai m² untuk kawasan permukiman. Sedangkan kecamatan yang mengalami alih fungsi tanah sawah paling luas terdapat di Kecamatan Sidorejo yaitu berjumlah m² untuk kawasan permukiman dan lainnya. 66 Dari tabel alih fungsi lahan tegal dan tabel alih fungsi lahan sawah tersebut, nampak bahwa daerah yang 66 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei

10 mengalami alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian paling luas terdapat di Kelurahan Dukuh dengan tanah pertanian berstatus tegal seluas m². Kelurahan Dukuh mengalami alih fungsi tanah pertanian paling luas dikarenakan untuk memenuhi keperluan pembangunan berupa perumahan karena jumlah penduduk yang relatif banyak. Tanah petanian di daerah Dukuh dialih fungsi oleh para pemilik tanah kemudian dijual kepada kontraktor untuk dijadikan perumahan. Selain itu penggunaan tanah di Kelurahan Dukuh sebagian besar masih merupakan tanah pertanian yang berupa tegalan bersifat produktif dan non produktif, dan dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun termasuk dalam kawasan peruntukan perumahan dengan kepadatan rendah. Sehingga memungkinkan alih funngsi tanah pertanian untuk pembangunan perumahan Prosedur Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Non Pertanian Kota Salatiga 68 Pada tahun 2011 Kota Salatiga mengalami kegiatan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian. Dalam pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian tersebut diperhatikan beberapa hal antara lain adalah peraturan perundang-undangan, prosedur, dan pihak-pihak yang berwenang. Salah satu peraturan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan alih fungsi tanah 67 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 20 Juni Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 20 Juni

11 pertanian adalah peraturan mengenai tata ruang wilayah. Kota Salatiga pada tanggal 8 Agustus 2011 mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun Dengan demikian di Salatiga telah terjadi pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian sebelum dan sesudah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun tersebut diundangkan. Berikut adalah beberapa contoh pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian sebelum dan sesudah diundangkannya Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun yang terdapat di Kecamatan Sidomukti Kelurahan Dukuh Salatiga Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 Sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun , Kota Salatiga telah terjadi alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian. Contoh pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian terletak di lingkungan Kembangarum dengan Sertipikat HM. No. 353 berstatus tegal seluas 514 m² dan di daerah Ngemplak dengan Sertipikat HM. No berstatus tegal seluas 423 m² seperti yang dipaparkan berikut ini Sertipikat HM. No. 353 atas nama Mardi Subarkah Mardi Subarkah dengan alamat Jl. Merak No. 58 Klaseman Salatiga, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, mengajukan permohonan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian 66

12 ke non pertanian berstatus tegal dengan mengisi formulir permohonan dan diketahui oleh Sugeng Wahyono, SE selaku Kepala Kelurahan Dukuh kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga pada tanggal 6 April 2011, dengan keterangan sebagai berikut: 1. Mengenai diri pemohon Nama : Mardi Subarkah Tempat dan tanggal lahir : Salatiga, 29 Desember 1962 Kewarganegaraan Pekerjaan/Jabatan Alamat : WNI : Wiraswasta : Jl. Merak No. 58, Klaseman Salatiga 2. Mengenai tanah yang dimohon perubahannya Kelurahan Kecamatan Kota : Dukuh : Sidomukti : Salatiga Luas : 514 m² Batas-batas, Utara : Jalan Timur : Sumarno Selatan : Triarso Barat : Jalan No. Sertipikat : 353/Dukuh Penggunaan tanah saat ini : Tegalan 67

13 Akan dipergunakan untuk : Tempat tinggal 3. Surat yang dilampirkan: a. Salinan Kartu Tanda Penduduk atas nama Mardi Subarkah b. Sertipikat HM. No. 353 atas nama Mardi Subarkah c. Gambar rencana penggunaan tanah d. Surat pernyataan bahwa: Nama Pekerjaan Alamat : Mardi Subarkah : Wiraswasta : Jl. Merak No. 58 Klaseman Atas nama perorangan menyatakan bahwa apabila permohonan atas sebidang tanah: Letak tanah: a. Kelurahan : Dukuh b. Kecamatan : Sidomukti c. Kota : Salatiga Dengan tujuan penggunaan tanah adalah bidang bukan pertanian yaitu perumahan, dapat dikabulkan maka menyatakan: 1. Menjaga kualitas tanah sebaik-baiknya dengan sistem pengawetan tanah dan air. 68

14 2. Menjaga dan mencegah terjadinya pencemaran air, tanah dan udara di sekitarnya yang disebabkan oleh sampah kotoran, limbah industri dan sebagainya. Apabila tidak melaksanakan atau menyimpang dari yang tertulis dalam surat pernyataan, maka bersedia membongkar kembali atau menyerahkan kembali hak atas tanah kepada pemerintah. Kemudian diadakan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor 400.9/38/PTP/V/2011 tanggal 25 Mei 2011 yaitu sidang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian dan pemeriksaan tanah ke lapang. Susunan panitia tersebut adalah: 1. Ribut Hari Cahyono, SH, M.Hum (Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku Ketua merangkap Anggota) 2. Martinus Mijan Rukait (atas nama Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga, selaku Wakil Ketua merangkap Anggota) 3. Drs. Susanto (Kepala Bappeda Kota Salatiga, selaku Anggota 4. Wiryawan (atas nama Kepala Bagian Hukum Setda Kota Salatiga, selaku Anggota) 69

15 5. Ir. Husnani (Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga, selaku Anggota) 6. Nunuk Dartini, Spd, MSi (Camat Sidomukti Kota Salatiga, selaku Anggota) 7. Sugeng Wahyono, SE (Lurah Dukuh, Kecamatan Sidomukti, selaku Anggota) 8. Samsul Ma arif, BSc (Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku Sekretaris) Dalam sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, tiap anggota memberikan tanggapan-tanggapan sebagai berikut: a. Bappeda Kota Salatiga 1. Lokasi yang dimohon masuk dalam kawasan pemukiman 2. Dalam membangun diminta untuk memperhatikan sempadan jalan 3. Memperhatikan masalah penghijauan lingkungan dan saluran pembuangan air 4. Prinsip tidak ada keberatan b. Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga 1. Sesuai dengan tata ruang Kota Salatiga lokasi yang dimohon diperuntukkan sebagai kawasan pemukiman 70

16 2. Prinsip dari bagian tata pemerintahan tidak ada masalah c. Bagian Hukum Setda Kota Salatiga 1. Berdasarkan tata ruang peruntukkan tanah sudah jelas (kawasan pemukiman) 2. Prinsip tidak ada masalah d. Dinas Pertanian Kota Salatiga 1. Tanah yang dimohon adalah tanah tegalan kurang produktif 2. Prinsip tidak ada masalah e. Camat Sidomukti 1. Lokasi yang dimohon masuk dalam kawasan pemukiman 2. Tidak ada masalah karena sekitar lokasi sudah merupakan pemukiman f. Lurah dukuh 1. Fisik dilapangan adalah kebun campur 2. Akan dibangun tempat tinggal tidak ada keberatan Setelah sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, Berita Acara Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Nomor 400.9/35/PPT/VI/2011 diajukan kepada Walikota tanggal 16 Juni 2011 yang menyebutkan bahwa Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non 71

17 Pertanian telah mengadakan pemeriksaan dan peninjauan lapangan atas permohonan ijin perubahan penggunaan tanah dari: Nama Alamat Pekerjaan : Mardi Subarkah : Jl. Merak No. 58, Klaseman, Mangunsari, Sidomukti : Wiraswasta Untuk merubah atas sebidang tanah miliknya dari tanah pertanian yaitu tegal ke tanah non pertanian yang akan digunakan untuk tempat tinggal, yang terletak di: Lingkungan Kelurahan Kecamatan Kota : Kembangarum : Dukuh : Sidomukti : Salatiga Dengan batas-batas sebagai berikut: Utara Timur Selatan Barat : Jalan : Sumarno : Paulus Triarso : Jalan Sebagaimana tersebut dalam Sertipikat Hak Milik No. 353 Kelurahan Dukuh seluas 514 m², dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Hubungan pemohon dengan tanah tersebut adalah milik sendiri 72

18 2. Tanah yang diajukan perubahan penggunaan tanah tersebut fisiknya kurang produktif 3. Dengan perubahan penggunaan tanah ini tidak mengganggu produksi pangan 4. Perubahan penggunaan tanah tersebut tidak mengganggu saluran air/irigasi 5. Kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada 6. Kemungkinan sumur disekitarnya menjadi kering tidak ada 7. Lokasi yang dimohon terletak pada kawasan pemukiman 8. Lokasi yang dimohon sesuai terkait dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun Kepastian luas tanah yang diberikan pertimbangan untuk disetujui ijin perubahan penggunaan tanahnya seluas 514 m² Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Panitia berkesimpulan bahwa perubahan penggunaan tanah seperti yang dimohon tidak terdapat keberatan-keberatan, dan selanjutnya agar permohonan dapat diijinkan dengan alasan-alasan/syarat-syarat: 73

19 1. Paling lambat 12 bulan setelah ijin perubahan penggunaan tanah diterbitkan, pemohon harus sudah memulai kegiatan/pembangunan sesuai dengan permohonan/rencana induk 2. Bagi pembangunan yang menggunakan tenaga kerja harus menggunakan tenaga kerja setempat 3. Berita Acara lebih lanjut akan ditetapkan dalam Keputusan Ijin Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, yang akan dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka permohonan perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian untuk rumah tempat tinggal, atas nama Mardi Subarkah letak tanah di Kembangarum Dukuh Sidomukti Salatiga dapat dikabulkan. Berdasarkan hasil sidang telah memberikan saran dan pendapat untuk menanggapi permohonan dari Mardi Subarkah, pada prinsipnya tidak keberatan, dengan syarat: pemohon wajib mentaati dan melaksanakan saran-saran dari panitia. Berdasarkan Berita Acara Sidang Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga mengeluarkan Surat Keputusan Nomor /461/2011 tentang Ijin Perubahan Penggunaan 74

20 Tanah Pertanian ke Non Pertanian tanggal 28 Juni 2011 yang menyatakan: Menimbang: a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, pemegang hak atas tanah wajib menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, b. bahwa dalam rangka pengendalian perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian perlu mendapatkan ijin dari Kepala Kantor Pertanahan, c. bahwa dari hasil pemeriksaan oleh panitia pertimbangan yang dibentuk dengan Keputusan Walikota Nomor /23/2002 tanah yang menjadi obyek permohonan sudah sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota, d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 75

21 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 5. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Salatiga Memperhatikan: 1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 590/11108/SJ tanggal 24 Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. 2. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Yang Tidak Terkendalikan. 3. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Non Pertanian Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang. 4. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5334/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah 76

22 Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian. 5. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5335/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah tingkat Kabupaten/Kota. 6. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua BAPPENAS Nomor 5417/MK/10/1994 tanggal 4 Oktober 1994 tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan Perumahan. 7. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian 8. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor tanggal 5 Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering 9. Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor /23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. 77

23 10. Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Rangka Pemberian Ijin Perubahan Penggunaan Tanah Nomor 400.9/38/PTP/V/2011 tanggal 25 Mei Berita Acara Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Nomor 400.9/35/PPT/VI/2011 tanggal 16 Juni Memutuskan untuk memberikan ijin perubahan tanah pertanian ke non pertanian kepada: Nama : Mardi Subarkah Peruntukkan : Rumah Tinggal Letak Tanah : Kembangarum, Dukuh, Sidomukti, Salatiga Luas : 514 m² (Sertipikat HM. No. 353) Sertipikat HM. No atas nama Noer Aini Komala Maedi Aloysius dengan alamat Jl. Nyai Jinten 23 B Pengilon, Sidomukti, Salatiga, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Noer Aini Komala yang beralamat Jl. Wibisono No. 12 Dukuh, Sidomukti, Salatiga, mengajukan permohonan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian berstatus tegal dengan mengisi formulir permohonan dan diketahui oleh Sugeng Wahyono, SE selaku Kepala Kelurahan Dukuh kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga pada tanggal 24 Mei 2011, dengan keterangan sebagai berikut: 78

24 1. Mengenai diri pemohon Nama : Maedi Aloysius bertindak untuk Komala dan atas nama Noer Aini Tempat dan tanggal lahir : Magelang, 4 Mei 1953 Kewarganegaraan Pekerjaan/Jabatan Alamat : WNI : PNS : Jl. Nyai Jinten No. 23 B Pengilon Sidomukti Salatiga 2. Mengenai tanah yang dimohon perubahannya Kelurahan Kecamatan Kota : Dukuh : Sidomukti : Salatiga Luas : 423 m² Batas-batas, Utara : Noer Aini Komala, Jalan Timur : Noer Aini Komala, Dardjo Selatan : Noer Aini Komala Barat : Paimin, Jalan No. Sertipikat : 1209/Dukuh Penggunaan tanah saat ini : Tegalan Akan dipergunakan untuk : Tempat tinggal 79

25 3. Surat yang dilampirkan a. Salinan Kartu Tanda Penduduk atas nama Maedi Aloysius b. Sertipikat HM. No atas nama Noer Aini Komala c. Gambar rencana penggunaan tanah d. Surat pernyataan bahwa: Nama Pekerjaan Alamat : Maedi Aloysius : PNS : Jl. Nyai Jinten No. 23 Pengilon Atas nama Noer Aini Komala menyatakan bahwa apabila permohonan atas sebidang tanah: Letak tanah: a. Kelurahan : Dukuh b. Kecamatan : Sidomukti c. Kota : Salatiga Dengan tujuan penggunaan tanah adalah bidang bukan pertanian yaitu perumahan, dapat dikabulkan maka menyatakan: 1. Menjaga kualitas tanah sebaik-baiknya dengan sistem pengawetan tanah dan air 80

26 2. Menjaga dan mencegah terjadinya pencemaran air, tanah dan udara di sekitarnya yang disebabkan oleh sampah kotoran, limbah industri dan sebagainya. Apabila tidak melaksanakan atau menyimpang dari yang tertulis dalam surat pernyataan, maka bersedia membongkar kembali atau menyerahkan kembali hak atas tanah kepada pemerintah. Kemudian diadakan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor 400.9/44/PTP/VI/2011 tanggal 13 Juni 2011 yaitu sidang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian dan pemeriksaan tanah ke lapang. Susunan panitia tersebut adalah: 1. Ribut Hari Cahyono, SH, M.Hum (Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku Ketua merangkap Anggota) 2. Martinus Mijan Rukait (atas nama Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga, selaku Wakil Ketua merangkap Anggota) 3. Drs. Susanto (Kepala Bappeda Kota Salatiga, selaku Anggota 4. Wiryawan (atas nama Kepala Bagian Hukum Setda Kota Salatiga, selaku Anggota) 81

27 5. Ir. Husnani (Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga, selaku Anggota) 6. Nunuk Dartini, Spd, MSi (Camat Sidomukti Kota Salatiga, selaku Anggota) 7. Sugeng Wahyono, SE (Lurah Dukuh, Kecamatan Sidomukti, selaku Anggota) 8. Samsul Ma arif, BSc (Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku Sekretaris) Dalam sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, tiap anggota memberikan tanggapan-tanggapan sebagai berikut: a. Bappeda Kota Salatiga 1. Lokasi yang dimohon masuk dalam kawasan campuran 2. Memperhatikan masalah penghijauan lingkungan dan saluran pembuangan air 3. Prinsip tidak ada keberatan b. Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga 1. Sesuai dengan tata ruang Kota Salatiga lokasi yang dimohon diperuntukkan sebagai kawasan campuran 2. Prinsip dari bagian tata pemerintahan tidak ada masalah c. Bagian Hukum Setda Kota Salatiga 82

28 1. Berdasarkan tata ruang peruntukkan tanah sudah jelas (kawasan campuran) 2. Prinsip tidak ada masalah d. Dinas Pertanian Kota Salatiga 1. Tanah yang dimohon adalah tanah tegalan kurang produktif 2. Prinsip tidak ada masalah e. Camat Sidomukti 1. Lokasi yang dimohon masuk dalam kawasan campuran 2. Tidak ada masalah karena sekitar lokasi sudah merupakan pemukiman f. Lurah dukuh 1. Fisik dilapangan sudah berdiri bangunan rumah 2. Prinsip tidak ada keberatan Setelah sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, Berita Acara Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Nomor: 400.9/41/PPT/VI/2011 diajukan kepada Walikota tanggal 16 Juni 2011 yang menyebutkan bahwa Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian telah mengadakan pemeriksaan dan peninjauan lapangan atas permohonan ijin perubahan penggunaan tanah dari: 83

29 Nama : Maedi Aloysius untuk dan atas nama Noer Aini Komala Alamat Pekerjaan : Jl. Nyai Jinten 23 B, Mangunsari, Sidomukti, Salatiga : PNS Untuk merubah atas sebidang tanah kuasanya dari tanah pertanian yaitu tegal ke tanah non pertanian yang akan digunakan untuk rumah tempat tinggal, yang terletak di: Lingkungan Kelurahan Kecamatan Kota : Ngemplak : Dukuh : Sidomukti : Salatiga Dengan batas-batas sebagai berikut: Utara Timur Selatan Barat : Noer Aini Komala : Noer Aini Komala : Noer Aini Komala : Jalan Sebagaimana tersebut dalam Sertipikat Hak Milik No Kelurahan Dukuh seluas 2345 m² (yang dimohon seluas 423 m²), dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Hubungan pemohon dengan tanah tersebut adalah kuasa tanah orang lain 84

30 2. Tanah yang diajukan perubahan penggunaan tanah tersebut fisiknya kurang produktif 3. Dengan perubahan penggunaan tanah ini tidak mengganggu produksi pangan 4. Perubahan penggunaan tanah tersebut tidak mengganggu saluran air/irigasi 5. Kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada 6. Kemungkinan sumur disekitarnya menjadi kering tidak ada 7. Lokasi yang dimohon terletak pada kawasan campuran 8. Lokasi yang dimohon sesuai terkait dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun Kepastian luas tanah yang diberikan pertimbangan untuk disetujui ijin perubahan penggunaan tanahnya seluas 423 m² Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Panitia berkesimpulan bahwa perubahan penggunaan tanah seperti yang dimohon tidak terdapat keberatan-keberatan, dan selanjutnya agar permohonan dapat diijinkan dengan alasan-alasan/syarat-syarat: 85

31 1. Paling lambat 12 bulan setelah ijin perubahan penggunaan tanah diterbitkan, pemohon harus sudah memulai kegiatan/pembangunan sesuai dengan permohonan/rencana induk 2. Bagi pembangunan yang menggunakan tenaga kerja harus menggunakan tenaga kerja setempat 3. Berita Acara lebih lanjut akan ditetapkan dalam Keputusan Ijin Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, yang akan dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka permohonan perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian untuk rumah tempat tinggal, atas nama Noer Aini Komala letak tanah di Ngemplak Dukuh Sidomukti Salatiga dapat dikabulkan. Berdasarkan hasil sidang telah memberikan saran dan pendapat untuk menanggapi permohonan dari Maedi Aloysius untuk dan atas nama Noer Aini Komala, pada prinsipnya tidak keberatan, dengan syarat: pemohon wajib mentaati dan melaksanakan saran-saran dari panitia. Berdasarkan Berita Acara Sidang Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga mengeluarkan Surat Keputusan Nomor /461/2011 tentang Ijin Perubahan Penggunaan 86

32 Tanah Pertanian ke Non Pertanian tanggal 28 Juni 2011 yang menyatakan: Menimbang: a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, pemegang hak atas tanah wajib menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, b. bahwa dalam rangka pengendalian perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian perlu mendapatkan ijin dari Kepala Kantor Pertanahan, c. bahwa dari hasil pemeriksaan oleh panitia pertimbangan yang dibentuk dengan Keputusan Walikota Nomor /23/2002 tanah yang menjadi obyek permohonan sudah sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota, d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 87

33 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 5. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Salatiga Memperhatikan: 1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 590/11108/SJ tanggal 24 Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. 2. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan. 3. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Non Pertanian Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang. 4. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5334/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah 88

34 Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian. 5. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 5335/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah tingkat Kabupaten/Kota. 6. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua BAPPENAS Nomor 5417/MK/10/1994 tanggal 4 Oktober 1994 tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan Perumahan. 7. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian 8. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor tanggal 5 Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering 9. Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor /23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. 89

35 10. Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Rangka Pemberian Ijin Perubahan Penggunaan Tanah Nomor 400.9/44/PTP/VI/2011 tanggal 13 Juni Berita Acara Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Nomor 400.9/41/PPT/VI/2011 tanggal 16 Juni Memutuskan untuk memberikan ijin perubahan tanah pertanian ke non pertanian kepada: Nama : Maedi Aloysius untuk dan atas nama Noer Aini Komala Peruntukkan : Rumah Tinggal Letak Tanah : Ngemplak, Dukuh, Sidomukti, Salatiga Luas : 423 m² (sebagian dai Sertipikat HM. No. 1209) Dari kedua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa jangka waktu pemrosesan permohonan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian yang paling lama adalah permohonan atas nama Mardi Subarkah yaitu, setelah diterimanya permohonan tanggal 6 April 2011 panitia melakukan sidang dan pemeriksaan tanah yang dimohon ke lapang pada tanggal 25 Mei 2011 dengan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor 400.9/38/PTP/V/2011 atau tepatnya 49 hari setelah diterimanya permohonan. Setelah dilakukan peninjauan lapang, berita acara pemeriksaan diajukan kepada Walikota tanggal 16 Juni 90

36 2011 atau 22 hari setelah dilakukan peninjauan lapang dengan Berita Acara Pemeriksaan Tanah Nomor 400.9/35/PPT/VI/2011. Sedangkan jangka waktu pemrosesan permohonan alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian yang paling cepat adalah permohonan atas nama Noer Aini Komala yaitu, permohonan diajukan pada tanggal 24 Mei 2011 kemudian panitia melakukan sidang dan pemeriksaan tanah yang dimohon ke lapang 20 hari setelah diterimanya permohonan, tepatnya pada tanggal 13 juni 2011 dengan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor 400.9/44/PTP/VI/2011. Setelah melaksanakan penelitian tanah ke lapang, berita acara pemeriksaan diajukan kepada Walikota tanggal 16 Juni 2011 dengan Berita Acara Pemeriksaan Tanah Nomor 400.9/41/PPT/VI/2011, atau 3 hari setelah diadakan peninjauan lapang. Berita acara pemeriksaan atas nama Mardi Subarkah dan Noer Aini Komala, diajukan kepada Walikota di hari yang sama pada tanggal 16 Juni 2011 dengan susunan panitia pertimbangan yang sama yaitu: 1. Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku Ketua merangkap Anggota 2. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga, selaku Wakil Ketua merangkap Anggota 3. Kepala Bappeda Kota Salatiga, selaku Anggota 4. Kepala Bagian Hukum Setda Kota Salatiga, selaku Anggota 5. Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga, selaku Anggota 91

37 6. Camat Sidomukti Kota Salatiga, selaku Anggota 7. Lurah Dukuh, Kecamatan Sidomukti, selaku Anggota 8. Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku Sekretaris Terhadap permohonan atas nama Mardi Subarkah dan Noer Aini Komala tersebut panitia berpendapat bahwa tidak ada keberatan dan dapat dikabulkan karena lokasi yang dimohon sesuai dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 5 Tahun 1996 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Salatiga Tahun dan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 8 Tahun 1997 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kotamadya Salatiga Tahun 1997 sampai dengan Tahun 2004 yaitu terletak pada kawasan pemukiman untuk permohonan atas nama Mardi Subarkah dengan HM. No. 353 dan kawasan campuran untuk permohonan atas nama Noer Aini Komala dengan HM. No Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Tanah Nomor 400.9/35/PPT/VI/2011 tanggal 16 Juni 2011 atas nama Mardi Subarkah, Kepala Kantor Pertanahan mengeluarkan Surat Keputusan untuk memberikan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian 12 hari berikutnya tanggal 28 Juni 2011 dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga Nomor 400.9/33.73/461/2011. Kemudian berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Tanah Nomor 400.9/41/PPT/VI/2011 tanggal 16 Juni 2011 atas nama Noer Aini Komala, 92

38 Kepala Kantor Pertanahan mengeluarkan Surat Keputusan untuk memberikan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian 12 hari berikutnya tanggal 28 Juni 2011 dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga Nomor 400.9/33.73/461/2011. Jadi jangka waktu pemrosesan permohonan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian sebelum Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 adalah, pelaksanaan sidang dan peninjauan lapang setelah diterimanya permohonan berkisar antara 20 sampai dengan 49 hari. Kemudian pembuatan berita acara hasil pemeriksaan lapang setelah dilakukan peninjauan lapang berkisar antara 3 sampai dengan 22 hari. Selanjutnya Surat Keputusan dikeluarkan 12 hari setelah Berita Acara diterima oleh Walikota Sesudah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 Sesudah Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun , Kota Salatiga telah terjadi alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian. Contoh pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian terletak di lingkungan Warak dengan Sertipikat HM. No berstatus tegal seluas 104 m² dan di daerah Ngemplak dengan Sertipikat HM. No berstatus tegal seluas 883 m² seperti yang dipaparkan berikut ini Sertipikat HM. No atas nama Karsiyem 93

39 Karsiyem dengan alamat Warak RT 06 RW 06 Dukuh Sidomukti Salatiga, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, mengajukan permohonan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian berstatus tegal dengan mengisi formulir permohonan dan diketahui oleh Sugeng Wahyono, SE selaku Kepala Kelurahan Dukuh kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga pada tanggal 10 Oktober 2011, dengan keterangan sebagai berikut: 1. Mengenai diri pemohon Nama : Karsiyem Tempat dan tanggal lahir : Salatiga, 12 Agustus 1943 Kewarganegaraan Pekerjaan/Jabatan Alamat : WNI : Jualan : Warak RT 06 RW 06 Dukuh Sidomukti Salatiga 2. Mengenai tanah yang dimohon perubahannya Kelurahan Kecamatan Kota : Dukuh : Sidomukti : Salatiga Luas : 104 m² Batas-batas, Utara : Jalan Timur : HM No Selatan : HM No

40 Barat : HM No No. Sertipikat : 3300/Dukuh Penggunaan tanah saat ini : Tegalan Akan dipergunakan untuk : Tempat tinggal 3. Surat yang dilampirkan a. Salinan Kartu Tanda Penduduk atas nama Karsiyem b. Sertipikat HM. No atas nama Karsiyem c. Gambar rencana penggunaan tanah d. Surat pernyataan bahwa: Nama Pekerjaan : Karsiyem : Jualan Alamat : Dukuh Warak RT 06 RW 06 Atas nama perorangan menyatakan bahwa apabila permohonan atas sebidang tanah: Letak tanah: a. Lingkungan : Warak b. Kelurahan : Dukuh d. Kecamatan : Sidomukti e. Kota : Salatiga Dengan tujuan penggunaan tanah adalah bidang bukan pertanian yaitu perumahan, dapat dikabulkan maka menyatakan: 95

41 1. Menjaga kualitas tanah sebaik-baiknya dengan sistem pengawetan tanah dan air 2. Menjaga dan mencegah terjadinya pencemaran air, tanah dan udara di sekitarnya yang disebabkan oleh sampah kotoran, limbah industri dan sebagainya. Apabila tidak melaksanakan atau menyimpang dari yang tertulis dalam surat pernyataan, maka bersedia membongkar kembali atau menyerahkan kembali hak atas tanah kepada pemerintah. Kemudian diadakan Pertimbangan Teknis Pertanahan Nomor 400.9/62/PTP/XI/2011 tanggal 3 November 2011 yaitu sidang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian dan pemeriksaan tanah ke lapang. Susunan panitia tersebut adalah: 1. Ribut Hari Cahyono, SH, M.Hum (Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku Ketua merangkap Anggota) 2. Martinus Mijan Rukait (atas nama Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga, selaku Wakil Ketua merangkap Anggota) 3. Jadi Amali (atas nama Kepala Bappeda Kota Salatiga, selaku Anggota 96

42 4. Wiryawan, SH (atas nama Kepala Bagian Hukum Setda Kota Salatiga, selaku Anggota) 5. Beni Sudafto (atas nama Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga, selaku Anggota) 6. Sugeng Wahyono, SE (atas nama Camat Sidomukti Kota Salatiga, selaku Anggota) 7. Sugeng Wahyono, SE (Lurah Dukuh, Kecamatan Sidomukti, selaku Anggota) 8. Samsul Ma arif, BSc (Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, selaku Sekretaris) Dalam sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, tiap anggota memberikan tanggapan-tanggapan sebagai berikut: a. Bappeda Kota Salatiga 1. Berdasarkan RTRW Kota Salatiga, lokasi yang dimohon diperuntukkan sebagai kawasan pemukiman kepadatan rendah 2. Dalam membangun tidak boleh menghabiskan lahan (sisa lahan untuk open space/lahan peresapan) 3. Prinsip tidak ada keberatan b. Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga 97

43 1. Lokasi yang dimohon telah sesuai dengan RTRW Kota Salatiga Tahun Tidak ada keberatan untuk dibangun rumah tinggal c. Bagian Hukum Setda Kota Salatiga 1. Berdasarkan tata ruang peruntukkan tanah sebagai kawasan pemukiman kepadatan rendah 2. Prinsip tidak ada masalah d. Dinas Pertanian Kota Salatiga 1. Kaitannya dengan RTRW, lokasi yang dimohon telah sesuai 2. Jika belum segera dibangun diminta tanah tetap dimanfaatkan 3. Sisa tanah yang tidak dimohon diminta untuk tetap dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian 4. Sependapat dengan tim yang lain, dan intinya juga tidak ada keberatan e. Camat Sidomukti 1. Lokasi yang dimohon telah sesuai dengan tata ruang wilayah (kawasan pemukiman kepadatan rendah) 2. Lokasi yang dimohon telah berdiri bangunan rumah 3. Prinsip tidak ada keberatan untuk dibangun rumah tinggal 98

44 e. Lurah dukuh 1. Untuk pemohon atas nama Karsiyem telah sesuai dengan tata ruang kota 2. Prinsip tidak ada keberatan Setelah sidang panitia dan peninjauan tanah ke lapang, Berita Acara Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Nomor: 400.9/59/PPT/XI/2011 diajukan kepada Walikota tanggal 17 November 2011 yang menyebutkan bahwa Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian telah mengadakan pemeriksaan dan peninjauan lapangan atas permohonan ijin perubahan penggunaan tanah dari: Nama Alamat Pekerjaan : Karsiyem : Warak RT 06 RW 06 Dukuh, Sidomukti : Jualan Untuk merubah atas sebidang tanah miliknya dari tanah pertanian yaitu tegal ke tanah non pertanian yang akan digunakan untuk tempat tinggal, yang terletak di: Lingkungan Kelurahan Kecamatan Kota : Warak : Dukuh : Sidomukti : Salatiga Dengan batas-batas sebagai berikut: 99

45 Utara : Jalan Timur : HM No Selatan : HM No Barat : HM No Sebagaimana tersebut dalam Sertipikat Hak Milik No Kelurahan Dukuh seluas m² (yang dimohon seluas 104 m²), dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Hubungan pemohon dengan tanah tersebut adalah milik sendiri 2. Tanah yang diajukan perubahan penggunaan tanah tersebut fisiknya kurang produktif 3. Dengan perubahan penggunaan tanah ini tidak mengganggu produksi pangan 4. Perubahan penggunaan tanah tersebut tidak mengganggu saluran air/irigasi 5. Kemungkinan pencemaran udara, air sungai tidak ada 6. Kemungkinan sumur disekitarnya menjadi kering tidak ada 7. Lokasi yang dimohon terletak pada kawasan pemukiman kepadatan rendah 8. Lokasi yang dimohon mendukung terkait dengan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun

46 9. Kepastian luas tanah yang diberikan pertimbangan untuk disetujui ijin perubahan penggunaan tanahnya seluas 104 m² Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Panitia berkesimpulan bahwa perubahan penggunaan tanah seperti yang dimohon tidak terdapat keberatan-keberatan, dan selanjutnya agar permohonan dapat diijinkan dengan alasan-alasan/syarat-syarat: 1. Paling lambat 12 bulan setelah ijin perubahan penggunaan tanah diterbitkan, pemohon harus sudah memulai kegiatan/pembangunan sesuai dengan permohonan/rencana induk 2. Bagi pembangunan yang menggunakan tenaga kerja harus menggunakan tenaga kerja setempat 3. Berita Acara lebih lanjut akan ditetapkan dalam Keputusan Ijin Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, yang akan dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka permohonan perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian untuk rumah tempat tinggal, atas nama Karsiyem letak tanah di Warak Dukuh Sidomukti Salatiga dapat dikabulkan. Berdasarkan hasil sidang telah memberikan saran dan pendapat untuk menanggapi permohonan dari Karsiyem, pada prinsipnya tidak 101

47 keberatan, dengan syarat: pemohon wajib mentaati dan melaksanakan saran-saran dari panitia. Berdasarkan Berita Acara Sidang Pemeriksaan Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian, Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga mengeluarkan Surat Keputusan Nomor /473/2011 tentang Ijin Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian tanggal 28 November 2011 yang menyatakan: Menimbang: a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, pemegang hak atas tanah wajib menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, b. bahwa dalam rangka pengendalian perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian perlu mendapatkan ijin dari Kepala Kantor Pertanahan, c. bahwa dari hasil pemeriksaan oleh panitia pertimbangan yang dibentuk dengan Keputusan Walikota Nomor /23/2002 tanah yang menjadi obyek permohonan sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan. 102

48 Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 5. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun Memperhatikan: 1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 590/11108/SJ tanggal 24 Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. 2. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan. 3. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Non Pertanian Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang. 103

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat yang dilakukan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat yang dilakukan di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat yang dilakukan di seluruh wilayah baik

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BATAS DAERAH KOTA SALATIGA DENGAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1992 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SALATIGA DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SEMARANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 71 /Kpts/KPU-Kota /2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 71 /Kpts/KPU-Kota /2016 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA MOR 71 /Kpts/KPU-Kota-012-329537/2016 TENTANG DAFTAR PEMILIH SEMENTARA PADA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 96 /Kpts/KPU-Kota /2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 96 /Kpts/KPU-Kota /2016 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA MOR 96 /Kpts/KPU-Kota-012-329537/2016 TENTANG DAFTAR PEMILIH TETAP PADA PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA SALATIGA

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. yang terdiri dari kata Land dan Reform. Land artinya tanah, sedangkan

BAB II PEMBAHASAN. yang terdiri dari kata Land dan Reform. Land artinya tanah, sedangkan 9 BAB II PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka a. Landreform Undang-Undang No. 56 Prp Tahun 1960 merupakan Undang-Undang landefrom di Indoneisa. Landreform berasal dari kata-kata dalam bahasa Inggris yang terdiri

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENOMORAN NASKAH DINAS

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENOMORAN NASKAH DINAS BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENOMORAN NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SALATIGA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur.

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur. BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Wilayah menjelaskan kondisi umum Kota Salatiga yang mencakup: kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah,

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA 2012

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA 2012 Daftar Isi Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geografis,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas sepintas tentang beberapa item dari kondisi fisik wilayah Kota Salatiga sebagai pengetahuan umum tentang tempat dimana komunitas punk

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dinamika perkembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG (APBD) KOTA SALATIGA

LAMPIRAN 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG (APBD) KOTA SALATIGA LAMPIRAN 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG (APBD) KOTA SALATIGA PETUNJUK PENGISIAN Untuk menjawab berilah tanda silang (x) pada pilihan yang tersedia dan mohon untuk diberi alasan secara tertulis. Data Informan

Lebih terperinci

BAB IV PEREMPUAN PEMANDU KARAOKE

BAB IV PEREMPUAN PEMANDU KARAOKE BAB IV PEREMPUAN PEMANDU KARAOKE Bab empat akan lebih dibahas mengenai asal usul Sarirejo dan aktor yang ada di dalam Sarirejo. Sarirejo sendiri bagi warga kota Salatiga dan sekitarnya lebih di kenal dengan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA

BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA 5.68 7.80 11.06 10.04 10.81 12.90 BAB II KONDISI UMUM KEMISKINAN KOTA SALATIGA 2.1. Tingkat Kemiskinan Persentase penduduk miskin Salatiga pada tahun 2011 sebesar 7,80% berada di bawah rata-rata capaian

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL KELURAHAN KUMPULREJO

BAB IV PROFIL KELURAHAN KUMPULREJO BAB IV PROFIL KELURAHAN KUMPULREJO Dalam bab ini akan di jabarkan mengenai gambaran umum Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga dan gambaran perempuan miskin yang ada di Kelurahan Kumpulrejo. 4.1 Gambaran

Lebih terperinci

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA SALATIGA PENCAIRAN TRIWULAN 1 PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2017

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA SALATIGA PENCAIRAN TRIWULAN 1 PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2017 SD NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN NAMA REKENING (BUKAN NAMA PRIBADI) NOMOR REKENING NAMA BANK 1 SD NEGERI TEGALREJO 04 Kec. Argomulyo SD NEGERI TEGALREJO 04 2033062195 Bank Jateng 185 29.600.000 2 SD NEGERI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2012 NOMOR 1

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2012 NOMOR 1 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2012 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SALATIGA TAHUN 2011-2016 PEMERINTAH KOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 SALINAN BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH, PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan waktu pertumbuhan penduduk yang cepat. fungsi. Masalah pertanahan akan selalu timbul dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan waktu pertumbuhan penduduk yang cepat. fungsi. Masalah pertanahan akan selalu timbul dari waktu ke waktu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan kemakmuran masyarakat telah menempuh berbagai cara diantaranya dengan membangun perekonomian yang kuat, yang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

SAMBUTAN WALIKOTA SALATIGA

SAMBUTAN WALIKOTA SALATIGA i ii iii SAMBUTAN WALIKOTA SALATIGA Assalaamu alakum Wr. Wb; Teriring rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut baik dengan diterbitkannya Buku oleh Bappeda Kota Salatiga. Informasi maupun

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 7 Peraturan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP)

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA Provinsi Jawa Tengah Disiapkan oleh: POKJA PPSP KOTA SALATIGA 1 Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 10 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 10 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 10 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web

Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web Artikel Ilmiah Peneliti: Indra Septy (682009072) Charitas Fibriani,

Lebih terperinci

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN A. Geografi Dari sisi letak geografis, Kota Surakarta atau Kota Solo berada di cekungan antara lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2030 WALIKOTA SALATIGA PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR TAHUN 2011

Lebih terperinci

WALIKOTA SALATIGA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 46 TAHUN 2011

WALIKOTA SALATIGA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 46 TAHUN 2011 WALIKOTA SALATIGA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran No.647, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR. Izin Lokasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5TAHUN 2015 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG DANAU RAWA PENING

BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG DANAU RAWA PENING BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG DANAU RAWA PENING Pada bagian ini, penulis ingin memaparkan mengenai kondisi danau Rawa Pening secara umum baik mengenai lokasi geografis, kondisi alam atau kondisi topografi,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM Potensi Daerah Kota Salatiga

4. GAMBARAN UMUM Potensi Daerah Kota Salatiga 4. GAMBARAN UMUM Potensi Daerah Kota Salatiga Kota Salatiga terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang, berjarak ± 47 Km dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah yakni Kota Semarang kearah selatan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Hasil dan pembahasan penelitian akan diawali dengan gambaran umum tentang wilayah administratif Kota Salatiga, Dinas Petanian dan Perikanan Kota

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 3A TAHUN 2014 TENTANG ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 3A TAHUN 2014 TENTANG ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 3A TAHUN 2014 TENTANG ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SALATIGA Saddam Pradika 1), Wiharyanto Oktiawan 2), Dwi Siwi Handayani 2) ABSTRACT

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SALATIGA Saddam Pradika 1), Wiharyanto Oktiawan 2), Dwi Siwi Handayani 2) ABSTRACT RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SALATIGA Saddam Pradika 1), Wiharyanto Oktiawan 2), Dwi Siwi Handayani 2) ABSTRACT Salatiga is a city which located between Semarang District consist of 4

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BELITUNG, Menimbang :

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. : a. bahwa bahwa berdasarkan Surat Panitia Pemungutan

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA. : a. bahwa bahwa berdasarkan Surat Panitia Pemungutan SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR 41 /Kpts/KPU-Kota-012.329537 /2Ot7 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SALATIGA NOMOR

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR : /133/KEP/ /2015 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR : /133/KEP/ /2015 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR : 188.45/133/KEP/422.012/2015 TENTANG PENETAPAN LOKASI PENGADAAN TANAH RUMAH DINAS KETUA DAN WAKIL KETUA DPRD KOTA BATU DI DESA PESANGGRAHAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara kerja memahami bagaimana suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan (Wasito, 1995

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN KOTA SALATIGA MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN KOTA SALATIGA MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN KOTA SALATIGA MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI Charitas Fibriani 1 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2014 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2014 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2014 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KEPADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN BANDUNG UTARA DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG DAN KABUPATEN BANDUNG

Lebih terperinci

MENTERI NEGERI AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGERI AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI NEGERI AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 1993 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN LOKASI DALAM RANGKA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LOKASI Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, bahwa pengalihan hak atas tanah dan investasi di

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN TATA CARA PENETAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan basis perekonomiannya berasal dari sektor pertanian. Hal ini disadari karena perkembangan pertanian merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2009 NOMOR 31 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan sumber daya alam. Hasil bumi yang berlimpah dan sumber daya lahan yang tersedia luas, merupakan modal mengembangkan dan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN MENJADI NON PERTANIAN DI WILAYAH PEMERINTAH KOTA SALATIGA S K R I P S I

PELAKSANAAN ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN MENJADI NON PERTANIAN DI WILAYAH PEMERINTAH KOTA SALATIGA S K R I P S I PELAKSANAAN ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN MENJADI NON PERTANIAN DI WILAYAH PEMERINTAH KOTA SALATIGA S K R I P S I Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH 3.1 TINJAUAN UMUM KOTA MAGELANG MAGELANG

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH 3.1 TINJAUAN UMUM KOTA MAGELANG MAGELANG BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH 3.1 TINJAUAN UMUM KOTA MAGELANG MAGELANG 3.1.1 KONDISI ADMINISTRATIF KOTA MAGELANG MAGELANG Kota Magelang merupakan salah satu kota yang terletak di tengah Jawa Tengahyang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa Peraturan Walikota Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN WALIKOTA BLITAR,

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN WALIKOTA BLITAR, 1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN SANTUNAN KEMATIAN WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6a TAHUN 2011 TENT ANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6a TAHUN 2011 TENT ANG WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6a TAHUN 2011 TENT ANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tanah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tanah merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan manusia di permukaan bumi. Dengan tanah manusia dapat hidup, berkembang, dan melakukan aktifitasnya

Lebih terperinci

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR BERITA KABUPATEN CIANJUR DAERAH NOMOR 41 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PENCETAKAN SAWAH BARU DI KABUPATEN CIANJUR BUPATI CIANJUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

- 1 - KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG TATA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2011

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2011 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 2

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 10 TAHUN

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 10 TAHUN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 0 TAHUN 206 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 207 PEMERINTAH KOTA SALATIGA TAHUN 206 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... i ii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE SUMBER-SUMBER AIR ATAU BADAN AIR DI WILAYAH KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 34 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BITUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA BITUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BITUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Rapat Koordinasi Nasional Pendampingan Penyusunan RANPERDA Crown Plaza Hotel,Jakarta 18 Februari 2016 LETAK GEOGRAFIS Kota Bitung adalah salah

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Kota Salatiga 1. Kondisi Geografis Kota Salatiga terletak antara 007.17 dan 007.17.23 lintang selatan, dan antara 110.27.56,81 dan 110.32.4,64 bujur

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa sebagai upaya pengendalian agar penggunaan tanah dalam

Lebih terperinci

TATA CARA PENETAPAN HAK GUNA USAHA KEMENTERIAN AGARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL DIT. PENGATURAN DAN PENETAPAN HAK TANAH DAN RUANG

TATA CARA PENETAPAN HAK GUNA USAHA KEMENTERIAN AGARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL DIT. PENGATURAN DAN PENETAPAN HAK TANAH DAN RUANG TATA CARA PENETAPAN HAK GUNA USAHA KEMENTERIAN AGARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL DIT. PENGATURAN DAN PENETAPAN HAK TANAH DAN RUANG 1 RUANG LINGKUP HGU SUBYEK HGU JANGKA WAKTU HGU PENGGUNAAN

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

BAB III DEKLINASI MAGNETIK KOTA SALATIGA. Sebelum membahas permasalahan kiranya penting sekali mengenal Kota

BAB III DEKLINASI MAGNETIK KOTA SALATIGA. Sebelum membahas permasalahan kiranya penting sekali mengenal Kota BAB III DEKLINASI MAGNETIK KOTA SALATIGA A. Gambaran umum Kota Salatiga Sebelum membahas permasalahan kiranya penting sekali mengenal Kota Salatiga sebagai tempat penelitian dilakukan. Mengenal tempat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG PENERBITAN IZIN LOKASI DAN PERSETUJUAN PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH Alamat : Bappeda Kota Cirebon Jalan Brigjend Dharsono Bypass Cirebon 45131 Telp. (0231) 203588 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PENGUMUMAN PENGAJUAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH Alamat : Bappeda Kota Cirebon Jalan Brigjend Dharsono Bypass Cirebon 45131 Telp. (0231) 203588 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PENGUMUMAN PENGAJUAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN, PENYERAHAN, DAN PENGELOLAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 68 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 68 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 68 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH Alamat : Bappeda Kota Cirebon Jalan Brigjend Dharsono Bypass Cirebon 45131 Telp. (0231) 203588 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PENGUMUMAN PENGAJUAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

Lebih terperinci

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BADAN PERTANAHAN NASIONAL BADAN PERTANAHAN NASIONAL KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 19 TAHUN 1989 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN DAN PEMBERIAN KONFIRMASI PENCADANGAN TANAH, IZIN LOKASI DAN PEMBEBASAN TANAH, HAK ATAS

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang sehingga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN LAMPIRAN III PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH WALIKOTA

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci