BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Studi Pustaka / Riset Jurnal Identifikasi Masalah/Perumusan Tujuan Desain algoritma, aplikasi dan Percobaan Pembuatan Program Aplikasi Prototipe / Percobaan Tdk Sesuai Harapan Ya Pengumpulan data dan pengujian Ke lapangan dan Uji Lab Normalisasi data rasa Logika fuzzy Analisa parameter karakteristik Pengolahan Citra Analisa akurasi dan waktu JST Pendugaan rasa JST Selesai Gambar 13. Kerangka Konseptual Rancang Bangun Sistem Evaluasi Mutu Melon Berdasarkan Rasa

2 III. 1 Pengumpulan Data Tahap pertama yang dilakukan untuk pengumpulan data adalah dengan melakukan wawancara dengan pakar melon, yaitu Dr. Ir. Abdul Muin Adnan MS, yang bergelut di tanaman melon sejak tahun 1980-an, pada saat tanaman melon baru pertama kali diperkenalkan di indonesia. Tahap berikutnya pencarian sampel buah melon untuk data penelitian, tahap selanjutnya setelah buah melo n didapat adalah uji brix, ph dan Organolpetik; uji ini dilakukan untuk mendapatkan data rasa sebagai input logika fuzzy yang kemudian data tersebut akan dinormalisasi. Tahap terakhir dari pengumpulan data adalah pengambilan citra. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan data ciri buah melon yang terdiri dari ukuran jari jari, rata rata jari jari, rata-rata roundness, rata-rata luas, rata-rata colour value, rata-rata indeks warna merah, rata-rata indeks warna hijau, rata-rata indeks warna biru, rata-rata warna merah, rata-rata warna hijau, rata-rata warna biru, rata-rata corak (hue), rata-rata kejenuhan (saturation) dan rata-rata intensitas (intensity). Nantinya data ini akan di input ke JST. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pengambilan sampel dilakukan di Taman Buah Mekarsari Cileungsi Bogor. Pengujian brix, ph dan organoleptik dilakukan di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian (SMMP) Jurusan Teknik Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian selama 7 bulan dari September 2005 sampai dengan Maret III.3 Bahan dan Alat III.3.1 Bahan Buah melon yang akan digunakan pada penelitian ini adalah tipe berjaring dan nama varietasnya adalah Glamour. Varietas ini memiliki tingkat kemanisan antara brix (Taman Buah Mekar Sari 2006). Sampel yang diambil sebanyak 90 Buah yang diambil per 5 hari dengan kombinasi umur buah 30, 35, 40 hari dan cabang ke 12, 13 dan 14. Hal ini dilakukan untuk memperoleh variasi data rasa dari hasil pengukuran beberapa umur dan cabang yang berbeda. Kombinasinya dapat dilihat pada Tabel 4.

3 Tabel 4. Jumlah sampel melon yang diambil berdasarkan kombinasi cabang dan umur UMUR CABANG KE SUB TOTAL TOTAL SAMPEL 90 III.3.2 Alat Pengambilan Citra dan Tahapannya Alat yang digunakan untuk pengambilan dan pengolahan citra adalah hardware (perangkat komputer), software (perangkat lunak), kamera digital, Illuminancemeter, lampu ruang foto, kertas latar belakang (background) obyek, tatakan obyek (Gambar Lampiran 9) dengan spesifikasi pada Tabel 5. Tabel 5. Spesifikasi Alat Pengambilan dan Pengolahan Citra Nama Alat Spesifikasi Perangkat Komputer Komputer rakitan, Processor Pentium 4, RAM 512, HD 80 GB Perangkat Lunak Microsoft Visual Basic 6.0 Kamera Digital Merk Fuji model Fine Pix A203, 2 Megapixel Illuminancemeter Merk Minolta, tipe T-1H, tingkat ketelitian 1/10 Lampu Ruang Foto Kertas Background Obyek Tatakan Obyek Merk Philips Essential, 5 watt, warna cahaya putih. Kertas karton Manila warna biru muda RGB (33, 157, 254) Styrofoam putih berbentuk lingkaran ukuran diameter luar 10 cm, diameter dalam 8,5 cm Background (latar belakang) pengambilan citra buah melon menggunakan kertas warna. Dari hasil pengamatan dengan metode trial and error diperoleh bahwa latar belakang yang cocok untuk jenis warna buah melon adalah latar belakang warna biru muda (33, 157, 254). Tingkat kekonsistenan pada warna biru muda lebih tinggi dibandingkan dengan latar belakang warna lain, sehingga proses pemisahan latar belakang dengan objek hasilnya optimal atau menghasilkan noise yang lebih sedikit.

4 Susunan alat yang digunakan untuk pengambilan citra seperti terlihat pada Gambar 14. a b c d e f g h i Keterangan : a. Perangkat komputer (hardware) b. Styrofoam putih c. Lampu TL 1 d. Lampu TL 2 e. Letak kamera digital f. Lampu TL 3 g. Lampu TL 4 h. Kertas latar belakang i. Meja datar III.3.3 Alat Uji brix dan ph Alat yang digunakan untuk menguji brix dan ph adalah brix-refractometer dan ph meter (Gambar Lampiran 9) dengan spesifikasi pada Tabel 6. Tabel 6. Spesifikasi Alat Uji brix dan ph Tahapan pengujian untuk uji brix dan ph adalah pertama-tama buah melon yang sudah melalui proses tahap pengambilan citra, selanjutnya dipotong diambil daging pada bagian yang berwarna jingga saja, lalu melon dihaluskan dengan Blender. Nama Alat Gambar 14. Ruang Pengambilan Citra Buah Melon Spesifikasi Brix-Refractometer Merk ATAGO PR-201, tingkat ketelitian 1/10 ph Meter Merk HANNA phep, tingkat ketelitian 1/10

5 III.4 Taha pan Pengambilan Citra dan Pengambilan Data Rasa Ada dua langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data input JST yaitu dari hasil pengambilan citra dan pengambilan data rasa, berikut dijelaskan mengenai tahapan-tahapan pengambilan citra dan pengambilan data rasa. III.4.1 Tahapan Pengambilan Citra Pengambilan citra melon dilakukan dengan cara meletakkan buah melon di atas tatakan yang dibuat dari styrofoam yang dibentuk sedemikian rupa sehingga melon dapat diletakkan tegak diatasnya. Langkah selanjutnya pengambilan citra dilakukan dengan menggunakan kamera digital dan disimpan dalam bentuk file image dengan extension JPEG dengan ukuran image 640 x 480 piksel. Pengaturan pencahayaan saat pengambilan citra di atur agar pencahayaan pada ruang pengambilan gambar tetap konstan. Pencahayaan diukur dengan alat Illuminancemeter dengan mengambil beberapa titik pengukuran di ruang pengambilan maupun lingkungan sekitar ruang. Kondisi pada saat pengambilan citra ditunjukkan pada Tabel 7. Lampu Tabel 7. Kondisi pengaturan peralatan pengambilan citra Objek Kondisi Intensitas cahaya ruang Intensitas cahaya lingkungan Ketinggian lampu Ketinggian kamera Resolusi kamera Pengaturan kamera Sudut besi penyangga thd lampu : Lampu 1 Lampu 2 Lampu 3 Lampu 4 Sudut horizontal thd besi penyangga pada masing-masing lampu : Lampu 1 Lampu 2 Lampu 3 Lampu 4 Jarak Lampu : Lampu 1 terhadap Lampu 2 Lampu 3 terhadap Lampu 4 4 buah 63 x 10 lux 22.8 x 10 lux 40.5 cm dari permukaan objek 22.5 cm dari permukaan objek 640 x 480 piksel atau 0.3 MB Tanpa timer, tanpa flash 58 o 60 o 58 o 60 o 40 o 30 o 25 o 15 o 16 cm 16.3 cm Jarak antar tiang vertikal 27.5 cm

6 III.4.2 Tahapan Pengambilan Data Rasa Ada tiga pengujian yang dilakukan, yaitu uji brix, ph dan organoleptik. Hasil dari ketiga pengujian tersebut akan menjadi input bagi JST. Uji brix dilakukan dengan meneteskan sari dari melon yang sudah dihaluskan pada alat brix-refractometer. Sebelumnya tempat tetes sari melon dibersihkan dan dinetralkan dulu dengan aquades. Demikian seterusnya sampai dilakukan pengulangan 3 kali dan diambil nilai rata-ratanya. Tahapan uji ph adalah sebagai berikut, buah melon yang sudah diblender dimasukkan ke dalam plastik bening 15 x 8 cm, kemudian alat ph meter dimasukkan, setiap selesai melakukan uji sensor ph meter dibersihkan dengan aquades. Demikian seterusnya sampai dilakukan pengulangan 3 kali dan diambil nilai rata-ratanya. Pengujian organoleptik juga dilakukan untuk mewakili rasa dari lidah manusia, Lima orang panelis diberi masing-masing 5-10 potongan buah melon kemudian hasil rasanya dicatat pada lembar kuisioner yang telah disediakan. Tahapan pengujian organoleptik adalah potongan buah melon dicoba satu-persatu dan setiap kali melakukan uji rasa, panelis diharuskan meminum air putih untuk menetralisir rasa buah. III.4.3 Rancang Bangun Program Logika fuzzy Program logika fuzzy digunakan untuk mendapatkan output rasa normalisasi yang digunakan sebagai input pelatihan program JST. Penentuan tingkat kemanisan pada buah melon dengan metode fuzzy menggunakan bahasa pemprograman untuk membuat program aplikasi dalam lingkungan Windows (Ramadhan, 2004). Visual Basic menyediakan perangkat yang dapat digunakan untuk membuat program aplikasi. Dalam hal ini adalah untuk membuat program aplikasi fuzzy. Langkah awal menjalankan program Visual Basic 6.0 akan muncul kotak dialog. Langkah selanjutnya adalah memilih standar EXE dan membuat program aplikasi fuzzy tersebut pada form yang telah tersedia. Sedangkan untuk membuka program yang sudah ada dilklik pada Existing, dengan melihat Look in dimana program tersebut disimpan dan dapat langsung dibuka dengan mengklik Open.

7 III.5 Pengolahan Citra Proses pengolahan citra yang dilakukan adalah untuk mengukur nilai jari jari, rata rata jari jari, rata-rata roundness, rata-rata luas, rata-rata colour value, rata-rata indeks warna merah, rata-rata indeks warna hijau, rata-rata indeks warna biru, rata-rata warna merah, rata-rata warna hijau, rata-rata warna biru, rata-rata corak (hue), rata-rata kejenuhan (saturation) dan rata-rata intensitas (intensity) yang akan diinputkan ke JST dan juga digunakan sebagai data analisis parameter berdasarkan rasa, umur dan cabang. III.5.1 Penentuan Luas Obyek Pengukuran luas obyek dilakukan dengan membedakan citra obyek dengan latar belakangnya menggunakan citra biner. Obyek berwarna putih sedangkan latar belakangnya berwarna hitam. Luas obyek dihitung dengan cara menghitung jumlah piksel yang berwarna putih untuk masing-masing citra obyek. III.5.2 Penentuan Keliling Obyek Keliling obyek ditentukan berdasarkan jumlah piksel terluar (yang berbatasan dengan piksel latar belakang) pada masing-masing citra obyek. Pembacaan piksel terluar dilakukan dengan membandingkan piksel warna obyek dengan latar belakang. Piksel warna putih yang berbatasan dengan piksel warna hitam disebut piksel terluar. Keliling dapat dihitung dengan menjumlahkan pikselpiksel terluar tersebut. III.5.3 Penentuan Jarak Jaring ke Pangkal Buah Jari-jari dari pusat melon ke jaring terdekat didapatkan dari gambar yang telah mengalami thresholding. Gambar yang nampak hanya berwarna hitam dan putih. Warna putih menggambarkan jaring dan pusat melon. Sedangkan warna hitam menggambarkan permukaan melon yang tidak tertutupi jaring. Jari-jari dihitung dengan menghitung jumlah piksel yang membentuk garis dari pusat melon yang berwarna putih yang melewati warna hitam dan berakhir bila bertemu dengan jaring yang berwarna putih.

8 Jumlah jari-jari yang dihitung adalah 36 dengan selisih tiap jari-jari 10 o. ' 2 ' jari-jari = ( ) ( ) 2 x x + x y... (17) ' x = x + P * Cos ' y = y + P * Sin dimana : ( a) ( a) ( X, Y ) = koordinat titik pusat melon P a = jumlah piksel (jarak) pada arah sudut a = sudut jari jari Rata rata jari-jari diperoleh dari pembagian jumlah total jari-jari dengan jumlah jari-jari sebanyak 36. Rata-rata jari-jari = (r 1 + r 2 + r r 36 ) / 36...(18) dimana : r 1 = jari-jari ke-i, i=1,2,...,36 III.5.4 Penentuan Roundness (kebulatan) Faktor bentuk tak berdimensi lainnya yang berhubungan dengan area adalah kebundaran suatu obyek (roundness) (Ahmad 2005), yang dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini : 4. A R =...(19) π 2. L dimana R, A, dan L masing masing adalah kebundaran, area (luas), dan panjang maksimum (diameter maksimum bila obyek berbentuk bundar). Area yang dimaksud disini adalah jumlah piksel dalam obyek, jadi bila dalam satu citra terdapat lebih dari satu obyek maka akan ada lebih dari satu luasan. Jadi nilai area suatu obyek adalah jumlah dari piksel piksel penyusun obyek tersebut dan unit yang umum digunakan adalah piksel, karena sejumlah piksel tadi membentuk suatu luasan. Area dapat mencerminkan ukuran atau berat obyek sesungguhnya pada beberapa benda pejal dengan bentuk yang hampir seragam (misalnya buah mangga, semangka, dan lain lain), tetapi tidak demikian untuk benda berongga (misalnya melon, paprika, dan lain lain).

9 III.5.5 Analisis Parameter Melon Berdasarkan Kombinasi Umur dan Cabang Sampel uji coba yang digunakan adalah yang berdasarkan umur dan cabang, kombinasinya dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9, Tabel 8. Jumlah Sampel Berdasarkan Umur Umur Buah (hari) Jumlah Sampel (buah) Total 90 Tabel 9. Jumlah Sampel Berdasarkan Cabang Jumlah Cabang Ke - Sampel (Buah) Total 90 Hasil yang didapat dari percobaan ini adalah nilai parameter yang dapat menganalisa rasa, bentuk buah (besar atau kecil, bulat atau bergelombang) dan warna kulit buah. III.6 Metode Fuzzy untuk Penggolongan Tingkat Kemanisan Melon Pada proses penentuan tingkat kemanisan ini dilakukan dengan menggunakan sistem inferensi fuzzy metode Mamdani. Sistem inferensi fuzzy terdiri dari empat tahapan yaitu pembentukan gugus fuzzy, aplikasi fungsi implikasi (aturan), komposisi aturan dan penegasan (defuzzifikasi)

10 III.6.1 Pembentukan Gugus Fuzzy Parameter input yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai brix dan nilai ph, karena berhubungan langsung dengan tingkat kemanisan. Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan gugus fuzzy. Gugus fuzzy direpresentasikan dalam kurva bentuk bahu. Daerah yang terletak di tengah tengah suatu variabel yang direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun. Representasi kurva bentuk bahu pada masing masing input dapat dilihat pada Gambar 15. Bahu Kanan Bahu Kiri µ A (x) 1 Rendah Sedang Tinggi Derajat Keanggotaan R S T a b c d e Nilai brix Gambar 15. Daerah bahu pada parameter input Fungsi keanggotaan untuk pemodelan bahu dirumuskan sebagai berikut : 1) µ A (x) = 1, untuk a x b x b 2) µ A (x) =, untuk b x c c b x c 3) µ A (x) =, untuk c x d d c 4) µ A (x) = 1, d x e Langkah selanjutnya adalah menentukan batasan nilai fuzzifikasi pada masing masing parameter input. Parameter input nilai brix memiliki 3 batasan yaitu nilai brix rendah a c, nilai brix sedang antara b d dan nilai brix tinggi antara c e. Sedangkan batasan untuk nilai ph rendah antara p r, sedang antara q s dan tinggi antara r t.

11 µ A (x) 1 Rendah Sedang Tinggi Derajat Keanggotaan R S T 6,4 6, Nilai brix Gambar 16. Skema batas fuzzifikasi parameter nilai brix µ A (x) 1 Rendah Sedang Tinggi Derajat Keanggotaan R S T Gambar 17. Skema batas fuzzifikasi parameter nilai ph Pendekatan trial and error sering digunakan untuk menghasilkan fungsi keanggotaan untuk model logika fuzzy. Metode trial and error dilakukan dengan menggeser nilai batas awal ke arah kanan atau ke kiri hingga didapatkan akurasi yang maksimum. Gambar 16 dan gambar 17 merupakan contoh batasan nilai yang menghasilkan akurasi yang tinggi. 6,2 6,4 7,7 7,8 8 Nilai ph III.6.2 Aplikasi Fungsi Implikasi (aturan) Fungsi implikasi yang digunakan pada penelitian ini adalah fungsi Min. Pada teknik ini menggunakan operator AND, sehingga derajat keanggotaan pada masing masing aturan yang diambil bernilai minimum. Teknik tersebut memungkinkan untuk memperoleh kesesuaian antara hasil logika fuzzy dengan hasil uji organoleptik dari tindak lanjut aturan aturan yang dibuat. Jumlah variabel lingustik menentukan jumlah dari aturan aturan yang dapat dibuat.

12 Tiap tiap aturan pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam implikasi adalah IF THEN. Bagian IF dari suatu rule meliputi satu atau lebih kondisi, disebut antecedent. Sedangkan bagian THEN meliputi satu atau lebih aksi, disebuut consequent. Aturan yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 9 aturan. Pernyataan IF THEN yang dibuat berdasarkan pada tabel. Aturan pernyataan IF THEN yang dipergunakan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. IF NilaiBrix = R AND NilaipH = R THEN TingkatKemanisan = Tawar 2. IF NilaiBrix = S AND NilaipH = R THEN TingkatKemanisan = Sedang 3. IF NilaiBrix = T AND NilaipH = R THEN TingkatKemanisan = Sedang 4. IF NilaiBrix = R AND NilaipH = S THEN TingkatKemanisan = Tawar 5. IF NilaiBrix = S AND NilaipH = S THEN TingkatKemanisan = Sedang 6. IF NilaiBrix = T AND NilaipH = S THEN TingkatKemanisan = Manis 7. IF NilaiBrix = R AND NilaipH = T THEN TingkatKemanisan = Sedang 8. IF NilaiBrix = S AND NilaipH = T THEN TingkatKemanisan = Sedang 9. IF NilaiBrix = T AND NilaipH = T THEN TingkatKemanisan = Manis III.6.3 Komposisi Aturan Metode yang digunakan dalam melakukan sistem inferensi fuzzy yaitu metode max. Pada metode ini, solusi gugus fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai maksimum aturan. Kemudian menggunakan untuk memodifikasi daerah fuzzy dan mengaplikasikan JST ke output dengan menggunakan operator OR (union). Jika semua aturan telah dievaluasi, maka output akan berisi suatu gugus fuzzy yang merefleksikan kontribusi dari tiap tiap aturan. Apabila digunakan fungsi implikasi Min, maka metode komposisi ini sering disebut dengan metode Min Max atau Mamdani. Perlu diketahui, bahwa metode Mamdani ini memperhitungkan seluruh aturan aturan dalam tingkatan tunggal dan tidak ada saling keterkaitan.

13 III.6.4 Penegasan (defuzzifikasi) Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu gugus fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan aturan fuzzy, Defuzzifikasi merupakan suatu proses yang mengkombinasikan seluruh fuzzy output menjadi sebuah hasil spesifik yang dapat digunakan untuk masing masing sistem output. Skema Defuzzifikasi dapat dilihat pada Gambar 18. µ A (x) 1 Rendah Sedang Tinggi Derajat Keanggotaan R S T Hasil (brix/ph) Gambar 18. Skema defuzzifikasi Pada metode ini, caranya adalah dengan membuat selang selang numerik setiap kategori output. Nilai selang selang kategori pada defuzzifikasi diambil dari nilai perbandingan antara nilai brix dan nilai ph. Nilai minimum dan maksimum pada perbandingan nilai brix dan nilai ph dijadikan sebagai acuan dalam batasan minimum dan maksimum pada defuzzifikasi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Batasan nilai brix/ph untuk penggolongan tingkat kemanisan Melon Rasa Nilai Hasil (brix/ph) Tawar < Sedang < x < Manis < Langkah awal dalam metode centroid adalah menentukan titik tengah pada selang kategori seperti terlihat pada gambar 17 rasa tawar mempunyai 2 titik tengah yaitu titik tengah antara selang dan selang antara Hal ini mengakibatkan terdapat 2 bagian yang masing masing dihitung luasnya.

14 Rasa sedang hanya mempunyai 1 titik tengah dan 1 bagian luasan yaitu segitiga. Sedangkan untuk rasa manis mempunyai 2 titik tengah dan 2 bagian luasan yaitu persegi dan segitiga. Perhitungan luas dari masing masing bagian baik tawar, sedang maupun manis dapat dihitung dari besarnya derajat keanggotaan yang didapatkan dan nilai selang kategori (brix/ph). Pada metode centroid, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat daerah fuzzy. Formula untuk metode ini adalah sebagai berikut : D = n i i= 1 n i= 1 F xs Fi i...(20) Dimana D adalah suatu nilai crisp hasil defuzzifikasi, F i melambangkan luas masing masing bagian fuzzy output, S i adalah posisi pusat dari sistem fuzzy output, dan n merupakan jumlah label yang didefinisikan untuk sistem output yang sesuai. Proses selanjutnya adalah memasukkan nilai hasil defuzzifikasi tersebut kedalam selang penentuan tingkat kemanisan. Selang penentuan tingkat kemanisan dibuat berdasarkan nilai maksimum dan nilai minimum pada perbandingan nilai brix dan ph. Keluaran yang diinginkan berupa tingkat kemanisan (nilai kualitatif) meliputi rasa tawar, sedang dan manis. Data pembanding yang digunakan pada penelitian ini adalah uji organoleptik. Dalam kasus ini, beberapa hasil logika fuzzy mengalami ketidakcocokan dengan uji organoleptik. Misalkan berdasarkan perhitungan fuzzy, rasa buah sedang, sedangkan pada uji organoleptik rasa buah manis. Uji organoleptik dilakukan pada manusia yang masing masing mempunyai anggapan tersendiri terhadap rasa buah. Terkadang panelis 1 beranggapan bahwa rasa buah tawar, akan tetapi panelis 2 beranggapan bahwa rasa buah tersebut sedang. Oleh karena itu, dalam penelitian ini hasil uji organoleptik diambil dari anggapan sama terhadap rasa buah terbanyak dari lima panelis untuk masing masing sampel. Ketidakcocokan ini terjadi karena metode metode fuzzy yang digunakan mungkin kurang tepat. Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat kemanisan buah salah satunya adalah jika semakin tua umur buahnya, maka nilai brix yang dikandungnya juga semakin tinggi dengan nilai ph yang rendah.

15 III.7 Penyusunan Jaringan Syaraf Tiruan Pada penelitian ini digunakan JST dengan struktur yang ditunjukkan pada Tabel 11. Tabel 11. Struktur JST Karakteristik Arsitektur Input Neurons Hidden Neurons (Training Test) Output Neurons Metode Pembelajaran Inisialisasi bobot Fungsi aktivasi Learning Rate (Test) Maksimum Epoh Spesifikasi Multilayer Neural Network dengan 1 hidden layer 49 unit 10,20,30,40,50,60,70,80,90,100 unit 3 unit Propagasi Balik (Backpropagation), Supervised Random Sigmoid Function 0.3, 0.5, Data parameter yang dihasilkan pada pengolahan citra yang terdiri dari nilai jari-jari, nilai rata rata jari-jari, nilai rata-rata roundness, nilai rata-rata luas, nilai rata-rata colour value (CV), nilai rata-rata indeks warna merah (IR), nilai rata-rata indeks warna hijau (IG), nilai rata-rata indeks warna biru (IB), nilai rata-rata warna merah (R), nilai rata-rata warna hijau (G), nilai rata-rata warna biru (B), nilai rata-rata hue (H), nilai rata-rata saturation (S), dan nilai rata-rata intensity (I) dan data rasa dari logika fuzzy merupakan input dalam JST. Algoritma yang digunakan dalam JST adalah algoritma backpropagation dengan kombinasi node lapisan tersembunyi 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 dan laju pembelajaran 0.3, 0.5, 0.8 Arsitektur JST yang dibangun terdiri dari tiga layer (lapisan), yaitu input layer (lapisan masukan), hidden layer (lapisan tersembunyi), dan output layer (lapisan keluaran).

16 Sebagai masukan pada lapisan masukan adalah data parameter yang berasal dari pengolahan citra, jumlah node pada lapisan masukan sebanyak 49 unit ditunjukkan pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Input JST Parameter Jumlah Parameter Jari-jari 36 Rata-rata jari-jari 1 Rata-rata roundness 1 Rata-rata luas 1 Rata-rata colour value 1 Rata-rata indeks warna merah 1 Rata-rata indeks warna hijau 1 Rata-rata indeks warna biru 1 Rata-rata warna merah 1 Rata-rata warna hijau 1 Rata-rata warna biru 1 Rata-rata hue 1 Rata-rata saturation 1 Rata-rata intensity 1 Total 49 Struktur model JST yang dikembangkan adalah seperti pada Gambar 19. Input Units Hidden Units Output w ij h 0 v jk x 0 h 1 y 1 x 1 x 2 h 2 y 2.. x 3 h 3 x 4 h 4 y n x 5 h 5 x 6 h 6 x 7 X n h 7 h n Gambar 19. Struktur Model Jaringan Saraf Tiruan dengan X n Unit Node pada Input Layer dan y n Unit Node Pada Output Layer dimana : x i = variabel input node i pada lapisan input, i = 0, 1, 2,, X n h j = output node j pada lapisan hidden, j = 0, 1, 2,,h n y k = output node k pada lapisan output, k = 1, 2,...y n w ij = bobot yang menghubungkan noda i pada lapisan input dengan node j pada lapisan hidden v jk = bobot yang menghubungkan node j pada lapisan hidden dengan node k pada lapisan output

17 III.7.1 Validasi Jaringan Syaraf Tiruan Validasi dilakukan sebagai proses pengujian kinerja jaringan terhadap contoh yang belum diberikan selama proses pelatihan. Kinerja jaringan dapat dinilai berdasarkan nilai RMSE (Root Mean Square Error) pada proses generalisasi terhadap contoh data input-output baru, nilai RMSE dapat dinotasikan sebagai : RMSE = n i= 1 ( p a) n dimana : 2...(21) p = nilai prediksi yang dihasilkan oleh jaringan a = nilai target yang diberikan pada jaringan n = jumlah contoh data pada set data validasi Proses validasi dilakukan dengan memasukkan nilai data contoh set inputoutput yang diberikan selama proses training. Jika JST telah berhasil selama proses pelatihan dan validasi maka sistem tersebut sudah dapat digunakan untuk aplikasi selanjutnya. III.7.2 Percobaan untuk Menganalisa Akurasi dan Waktu Sampel yang digunakan yaitu 90 sampel yang terdiri dari 80 sampel untuk training dan 10 sampel untuk validasi. Jumlah node lapisan tersembunyi yang digunakan JST dalam percobaan ini adalah 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100, dengan laju pembelajaran yang digunakan adalah 0.5 sehingga total ada 10 perlakuan. Proses training dan validasi diulang sebanyak tiga kali untuk setiap perlakuan. Pengujian kedua adalah untuk menentukan laju pembelajaran dengan tujuan untuk mendapatkan nilai optimal sehingga akan mendapatkan nilai waktu training dan validasi yang baik. Pada percobaan ini akan diuji 3 laju pembelajaran yaitu 0.3, 0.5 dan 0.8 dan masing masing diulang sebanyak 3 kali. Sesuai hasil dari percobaan sebelumnya, percobaan ini menggunakan jumlah node lapisan tersembunyi hasil dari percobaan. Proses training kedua percobaan akan dihentikan apabila angka akurasi pelatihan mencapai 100%, epoh pada kedua percobaan dibatasi maksimum 3000.

18 Validasi dilakukan dengan menggunakan angka bobot terakhir yang dihasilkan melalui proses training. Proses ini akan menghasilkan banyaknya rasa buah melon yang dapat diduga, terdiri dari berapa banyak pendugaan rasa tawar, sedang dan manis serta menghasilkan berapa banyak error, melon tidak diken ali, total dugaan salah dan rasio pendugaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan perancangan sistem evaluasi mutu berbasis komputer (logika fuzzy, pengolahan citra dan JST), maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Program logika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Desember 2007 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Sortasi Dan Gradasi Buah Melon Buah melon yang telah dipanen diangkut kemudian dikumpulkan dalam pasar atau segmen pasar. Tahapan selanjutnya adalah proses penentuan tingkat

Lebih terperinci

Bab V Metode Penelitian

Bab V Metode Penelitian Bab V Metode Penelitian V.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di dua tempat, yakni Laboratorium Tesis Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung dan Laboratorium

Lebih terperinci

SISTEM EVALUASI MUTU BUAH MELON TIPE BERJARING MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN LOGIKA FUZZY SEBAGAI PRAPROSES KRISNA PANDHANA

SISTEM EVALUASI MUTU BUAH MELON TIPE BERJARING MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN LOGIKA FUZZY SEBAGAI PRAPROSES KRISNA PANDHANA SISTEM EVALUASI MUTU BUAH MELON TIPE BERJARING MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN LOGIKA FUZZY SEBAGAI PRAPROSES KRISNA PANDHANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ALAT Perhitungan benih ikan dengan image processing didasarkan pada luas citra benih ikan. Pengambilan citra menggunakan sebuah alat berupa wadah yang terdapat kamera

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK OLEH ARIF MIFTAHU5R ROHMAN (2200 100 032) Pembimbing: Dr. Ir Djoko Purwanto, M.Eng,

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengukuran Parameter Mutu Jeruk Pontianak Secara Langsung Dari Hasil Pemutuan Manual Pemutuan jeruk pontianak secara manual dilakukan oleh pedagang besar dengan melihat diameter

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan alir seperti pada Gambar 8. Gambar 8 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 68 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang program yang telah dianalisis dan dirancang atau realisasi program yang telah dibuat. Pada bab ini juga akan dilakukan pengujian program. 4.1

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 32 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas tentang analisis sistem melalui pendekatan secara terstruktur dan perancangan yang akan dibangun dengan tujuan menghasilkan model atau representasi

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Pola Pengenalan pola adalah suatu ilmu untuk mengklasifikasikan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengukuran kuantitatif fitur (ciri) atau sifat utama dari suatu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 39 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember tahun 2010 di rumah tanaman (greenhouse) Balai Penelitian Agroklimatologi dan Hidrologi (Balitklimat),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011 hingga Agustus 2011 yang berlokasi di kolam petani Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra adalah sebagai berikut. Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 35 Penjelasan dari skema gambar

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN & IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PERANCANGAN & IMPLEMENTASI SISTEM 17 BAB IV PERANCANGAN & IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Desain. yang digunakan adalah jaringan recurrent tipe Elman dengan 2 lapisan tersembunyi. Masukan terdiri dari data : wind, SOI, SST dan OLR dan target adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Sistem pengenalan objek 3 dimensi terbagi atas perangkat keras dan perangkat lunak. Spesifikasi sistem baik perangkat keras maupun lunak pada proses perancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Praproses Data Kegiatan pertama dalam penelitian tahap ini adalah melakukan pengumpulan data untuk bahan penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder

Lebih terperinci

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI III.1 Teori Logika fuzzi III.1.1 Logika fuzzi Secara Umum Logika fuzzi adalah teori yang memetakan ruangan input ke ruang output dengan menggunakan aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam bab ini diasumsikan sebagai data perkiraan harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. Dengan demikian dapat disusun model Fuzzy

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

PENGENAL HURUF TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION) By. Togu Sihombing. Tugas Ujian Sarjana

PENGENAL HURUF TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION) By. Togu Sihombing. Tugas Ujian Sarjana PENGENAL HURUF TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION) By. Togu Sihombing Tugas Ujian Sarjana. Penjelasan Learning Vector Quantization (LVQ) Learning

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. FRBFNN, Arsitektur FRBFNN, aplikasi FRBFNN untuk meramalkan kebutuhan

BAB III PEMBAHASAN. FRBFNN, Arsitektur FRBFNN, aplikasi FRBFNN untuk meramalkan kebutuhan BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini berisi mengenai FRBFNN, prosedur pembentukan model FRBFNN, Arsitektur FRBFNN, aplikasi FRBFNN untuk meramalkan kebutuhan listrik di D.I Yogyakarta. A. Radial Basis Function

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN Permasalahan yang akan dijawab atau tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk melakukan prakiraan beban listrik jangka pendek atau untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

BAB III METODE FUZZY MAMDANI 29 BAB III METODE FUZZY MAMDANI Fuzzy Inference System merupakan sebuah kerangka kerja perhitungan berdasarkan konsep teori himpunan fuzzy dan pemikiran fuzzy yang digunakan dalam penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL Randy Reza Kautsar (1), Bima Sena Bayu D S.ST M.T (2), A.R. Anom Besari. S.ST, M.T (2) (1)

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi, LAMPIRAN 15 Lampiran 1 Algoritme Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Standar Langkah 0: Inisialisasi bobot (bobot awal dengan nilai random yang paling kecil). Langkah 1: Menentukan maksimum epoch, target

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bahan yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan, dan juga langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab segala permasalahan yang ada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 18 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Penelitian Sistem pengenalan roda kendaraan pada penelitian ini tampak pada Gambar 10, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tahapan utama yaitu, tahapan pelatihan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Contoh data Shorea hasil kodefikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Contoh data Shorea hasil kodefikasi 8 disajikan contoh data Shorea hasil kodefikasi dari beberapa karakter yang bernilai nominal. Tabel 2 Karakter daun yang bernilai nominal Karakter Nilai Kode Bentuk tulang Tidak menempel 1 daun Permukaan

Lebih terperinci

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab landasan teori bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai metode atau pun teori yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini, sehingga dapat membangun pemahaman yang sama antara

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL Andri STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan 20212 andri@mikroskil.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan Oktober 2010. Perancangan alat dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai Agustus 2010 di Bengkel Departemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

Perbandingan Regresi Linear, Backpropagation Dan Fuzzy Mamdani Dalam Prediksi Harga Emas

Perbandingan Regresi Linear, Backpropagation Dan Fuzzy Mamdani Dalam Prediksi Harga Emas TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 016 ISSN : 085-418 Perbandingan Regresi Linear, Backpropagation Dan Fuzzy Mamdani Dalam Prediksi Harga Emas Nur Nafi iyah Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka berpikir Perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing tidak dapat dihindari. Untuk mengatasi perubahan yang tidak pasti ini diperlukan suatu prediksi.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE FUZZY UNTUK KLASIFIKASI USIA JERUK NIPIS

IMPLEMENTASI METODE FUZZY UNTUK KLASIFIKASI USIA JERUK NIPIS IMPLEMENTASI METODE FUZZY UNTUK KLASIFIKASI USIA JERUK NIPIS Hendry Setio Prakoso 1, Dr.Eng. Rosa Andrie.,ST.,MT 2, Dr.Eng. Cahya Rahmad.,ST.,M.Kom 3 1,2 Teknik Informatika, Teknologi Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI AWAL PLAT NOMOR MOBIL MENGGUNAKAN PROGRAM KONVENSIONAL SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGGUNAAN JARINGAN SARAF TIRUAN

IDENTIFIKASI AWAL PLAT NOMOR MOBIL MENGGUNAKAN PROGRAM KONVENSIONAL SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGGUNAAN JARINGAN SARAF TIRUAN IDENTIFIKASI AWAL PLAT NOMOR MOBIL MENGGUNAKAN PROGRAM KONVENSIONAL SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGGUNAAN JARINGAN SARAF TIRUAN Soegianto Soelistiono, Ardan Listya Romdhoni Departemen Fisika Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini, jaringan syaraf tiruan telah berkembang dengan pesat. Berbagai aplikasi telah memanfaatkan jaringan syaraf tiruan dalam penerapannya,

Lebih terperinci

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Ketentuan Praktikum 1. Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa untuk praktikum pertemuan ke - 8 2. Mahasiswa akan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Gambar 3.1 menggambarkan desain penelitian peramalan volume penumpang kereta api di pulau Jawa-Sumatera dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation.

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Intrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

SKRIPSI. PEMUTUAN BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L) Osbeck) MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGOLAHAN CITRA. Oleh: MARIA YUSTINA TAMPUBOLON F

SKRIPSI. PEMUTUAN BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L) Osbeck) MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGOLAHAN CITRA. Oleh: MARIA YUSTINA TAMPUBOLON F SKRIPSI PEMUTUAN BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L) Osbeck) MENGGUNAKAN ALGORITMA PENGOLAHAN CITRA Oleh: MARIA YUSTINA TAMPUBOLON F14101109 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

TAHUN AKADEMIK 2016/2017. : PENGANTAR INTELEGENSI BUATAN : Betha Nurina Sari, M.Kom. : Open Book via Google Form (90 Menit)

TAHUN AKADEMIK 2016/2017. : PENGANTAR INTELEGENSI BUATAN : Betha Nurina Sari, M.Kom. : Open Book via Google Form (90 Menit) IFT 501 PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG Jl. H.S. Ronggowaluyo Telukjambe Telp. (0267) 641177 Ex 307 Fax (0267) 641367 Karawang 41361 TAHUN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Konsep dan Pendekatan Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pengenalan objek 3 dimensi adalah kemampuan untuk mengenali suatu objek dalam kondisi beragam. Salah satu faktor

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Bagian Ilmu Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama dua

Lebih terperinci

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien dapat bekerja tetapi tidak sempurna. Oleh karena itu, agar USART bekerja dengan baik dan sempurna, maka error harus diperkecil sekaligus dihilangkan. Cara menghilangkan error tersebut digunakan frekuensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) untuk prediksi Beban Daya

Lebih terperinci

BAB III KALIBRASI DAN VALIDASI SENSOR KAMERA UNTUK PENGEMBANGAN RUMUS POSISI TIGA DIMENSI OBYEK

BAB III KALIBRASI DAN VALIDASI SENSOR KAMERA UNTUK PENGEMBANGAN RUMUS POSISI TIGA DIMENSI OBYEK BAB III KALIBRASI DAN VALIDASI SENSOR KAMERA UNTUK PENGEMBANGAN RUMUS POSISI TIGA DIMENSI OBYEK A. Pendahuluan Latar Belakang Perhitungan posisi tiga dimensi sebuah obyek menggunakan citra stereo telah

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA (Studi Eksplorasi Pengembangan Pengolahan Lembar Jawaban Ujian Soal Pilihan Ganda di

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam pengerjaan perancangan dan pembuatan aplikasi pengenalan karakter alfanumerik JST algoritma Hopfield ini menggunakan software Borland Delphi 7.0. 3.1 Alur Proses Sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fold Cross Validation, metode Convolutional neural network dari deep learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fold Cross Validation, metode Convolutional neural network dari deep learning BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja Program P rinsip kerja program yaitu dengan melakukan pra pengolahan citra terhadap foto fisik dari permukaan buah manggis agar ukuran seluruh data

Lebih terperinci

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB 2 2. LANDASAN TEORI BAB 2 2. LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan mengenai logika fuzzy yang digunakan, himpunan fuzzy, penalaran fuzzy dengan metode Sugeno, dan stereo vision. 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model sistem presensi biometri sidik jari yang dikembangkan secara garis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model sistem presensi biometri sidik jari yang dikembangkan secara garis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Model sistem presensi biometri sidik jari yang dikembangkan secara garis besar terdiri atas bagian input, bagian proses, dan bagian output seperti gambar

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Bagian terpenting dari CRM adalah memahami kebutuhan dari pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan para pelaku bisnis. CRM membutuhkan sistem yang dapat memberikan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini ditunjukkan dalam bentuk blok diagram pada gambar 3.1. Blok diagram ini menggambarkan proses dari sampel citra hingga output

Lebih terperinci

6. PENDETEKSIAN SERANGAN GULMA. Pendahuluan

6. PENDETEKSIAN SERANGAN GULMA. Pendahuluan 6. PENDETEKSIAN SERANGAN GULMA Pendahuluan Praktek pengendalian gulma yang biasa dilakukan pada pertanian tanaman pangan adalah pengendalian praolah dan pascatumbuh. Aplikasi kegiatan Praolah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam kurun waktu enam bulan terhitung mulai februari 2012 sampai juli 2012. Tempat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa spesifikasi sistem, prosedur operasional penggunaan program, dan analisa sistem yang telah dibuat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. 3.1.1 Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS Egi Badar Sambani 1), Neneng Sri Uryani 2), Rifki Agung Kusuma Putra 3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN UMUM

BAB V PEMBAHASAN UMUM BAB V PEMBAHASAN UMUM Penelitian ini pada prinsipnya bertujuan untuk menghasilkan sebuah metode dan algoritma yang dapat digunakan untuk menentukan posisi tiga dimensi dari obyek pertanian, yaitu jeruk

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN: 2460-6464 Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum 1 Fitria Tri Suwarmi, 2 M. Yusuf Fajar,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 50 Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. masukan (input) yang digunakan dalam mengembangkan Fuzzy Inference System seperti yang disajikan pada Gambar 10 berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN. masukan (input) yang digunakan dalam mengembangkan Fuzzy Inference System seperti yang disajikan pada Gambar 10 berikut : Penentuan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan untuk mengembangkan sistem Perangkat keras (hardware) Perangkat keras yang digunakan pada saat pengembangan sistem adalah komputer dengan

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Model Neuron JST 2. Arsitektur JST 3. Jenis Arsitektur JST 4. MsCulloh Pitts 5. Jaringan Hebb 2 Model Neuron JST X1 W1 z n wi xi; i1 y H ( z) Y1 X2 Y2 W2

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Citra atau gambar merupakan salah satu komponen penting dalam dunia multimedia karena memiliki peranan penting dalam hal menyajikan suatu informasi dalam bentuk gambar

Lebih terperinci