Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017 I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017 I"

Transkripsi

1

2

3 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... I DAFTAR TABEL... III DAFTAR GAMBAR... VII BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Dokumen RKPD Maksud dan Tujuan... 8 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAAN Gambaran Umum Kondisi Daerah Luas Wilayah dan Batasan Wilayah Topografi Geologi Klimatologi Penggunaan Lahan Potensi Pengembangan Wilayah Kawasan Rawan Bencana Demografi Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Pelayanan Umum Aspek Daya Saing Daerah Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017 I

4 BAB III RANCAGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2016 dan Prakiraan Tahun Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 dan Tahun Arah Kebijakan Keuangan Daerah Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah Proyeksi Keuangan Daerfah dan Kerangka Pendanaan Arah Kebijakan Keuangan Daerah BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas Pembangunan Daerah Arah Kebijakan Nasional Bidang Pembangunan Sumber Daya Manusia Pembangunan Pendidikan Pembangunan Kesehatan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Pembangunan dan Kedaulatan Pangan Pembangunan Pariwisata Dimensi Ppemerataan dan Kewilayahan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur Strategi dan Arah Dimensi Pembangunan Manusia Strategi dan Arah Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan Strategi dan Arah Kebijakan Pencapaian Dimensi Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan Prioritas Pembangunan Banyuwangi Prioritas Program Pembangunan Daerah BAB V Rencana Program Dan Kegiatan Prioritas Daerah II Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017

5 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.2 Struktur Geologi dikabupaten Banyuwangi Tabel 2.3 Jenis Tanah Kabupaten Banyuwangi Tabel 2.4 Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Tanaman Pangan Tahun 2015 Kabupaten Banyuwangi Tabel 2.5 Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2015 Di Kabupaten Banyuwangi Tabel 2.6 Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.7 Produksi Dan Nilai Produksi Ikan Laut Menurut Jenisnya Di Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.10 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Banyuwangi, Tabel 2.11 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Termasuk Angkatan Kerja Dan endidikan Yang Ditamatkan di Kabupaten Banyuwangi Tabel 2.12 PDRB ADHB Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.13Indikator Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi Tabel 2.14 Realisasi Indikator Urusan Pendidikan Tahun Tabel 2.15Realisasi Indikator Urusan Pendidikan Tahun Tabel 2.16 Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Indikator Urusan Kesehatan Tahun 2013 dan 2014, Tabel 2.17 Realisasi Indikator Pekerjaan Umum Tahun Tabel 2.18 Realisasi Indikator Urusan Penataan Ruang Tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017 III

6 Tabel 2.19 Realisasi Indikator Urusan Perencanaan Tahun 2010-, Tabel 2.20 Realisasi Indikator Urusan PerhubunganTahun Tabel 2.21 Realisasi Indikator Urusan Pertanahan Tahun Tabel 2.22 Realisasi Indikator Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun Tabel 2.23 Realisasi Indikator Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Tahun Tabel 2.24 Realisasi Indikator Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun Tabel 2.25Realisasi Indikator Urusan Sosial Tahun Tabel 2.26 Realisasi Indikator Urusan Ketenagakerjaan Tahun Tabel 2.27 Realisasi Indikator Urusan Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah Tahun Tabel 2.28 RealisasiIndikator Urusan Penanaman Modal Tahun Tabel 2.29 Realisasi Indikator Urusan Kebudayaan Tahun Tabel 2.30 RealisasiIndikator Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun Tabel 2.31 Realisasi Indikator Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, Dan Persandian Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun Tabel 2.32 Realisasi Indikator Urusan Ketahanan Pangan Tahun Tabel 2.33 Realisasi Indikator Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Tahun Tabel 2.34 Realisasi Indikator Urusan Statistik Tahun Tabel 2.35 Realisasi Indikator Urusan Kearsipan Tahun Tabel 2.36 Realisasi Indikator Urusan Komunikasi Dan InformatikaTahun Tabel 2.37 Realisasi Indikator Urusan Perpustakaan Tahun Tabel 2.38Realisasi Indikator Urusan Pertanian Tahun Tabel 2.39 Realisasi Indikator Urusan Kehutanan Tahun IV Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017

7 Tabel 2.40 Realisasi Indikator Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral Tahun Tabel 2.41 RealisasiIndikator Urusan Pariwisata Tahun Tabel 2.42 Realisasi Indikator Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun Tabel 2.43 Realisasi Indikator Urusan Perdagangan Tahun Tabel 2.44 Realisasi Indikator Urusan Perindustrian Tahun Tabel 2.45 Realisasi Indikator Urusan Ketransmigrasian Tahun Tabel 2.46 PDRB ADHK Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.47 Proses Perijinan Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.48 Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.49 Rasio Penduduk Berijazah Universitas Per Penduduk Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.50 Rasio Ketergantungan Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.51 Jumlah Arus Penumpang Terangkut Angkutan Umum (dalam 1 Tahun) Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.52 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bus Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.53 Rasio Ketaatan Terhadap RTRW Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.54 Persentase Luas Wilayah Produktif Kabupaten BanyuwangiTahun Tabel 2.55Persentase Luas Wilayah Industri Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.56 Persentase Luas Wilayah Perkotaan Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.57 Jumlah Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.58 Jumlah Rumah Tangga yang Berlistrik Kabupaten Banyuwangi Tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017 V

8 Tabel 2.59Jenis, Kelas, dan Jumlah Restoran Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 2.60 Jumlah Hotel dan Penginapan Tahun Kabupaten Banyuwangi Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Banyuwangi Tabel 3.2 Evaluasi/Catatan Atas Perhitungan Kapasitas RKPD Tahun 2017 Kabupaten Banyuwangi Tabel 3.3 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 3.4 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Tidak Langsung Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 3.5 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Tabel 3.6 Prosentase Sumber Pendapatan Daerah KabupatenBanyuwangi Tabel 3.7. Kinerja Realisasi Pendapatan Daerah Tabel 3.8 Proyeksi Pendapatan Daerah KabupatenBanyuwangi Tabel 3.9 Proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah Tabel 3.10 Proyeksi/Target Penerimaan DaerahKabupaten Banyuwangi Tabel 3.11 Penghitungan Kebutuhan Belanja & Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel 3.12 Penghitungan Kebutuhan Belanja Langsung: Wajib/Mengikat dan Prioritas Kabupaten Banyuwangi Tahun Tabel Perhitungan Proyeksi Anggaran Tahun Tabel 3.14 Analisis Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuwangi Tabel 3.15 Analisis Shift Share (SS) Kabupaten Banyuwangi Tabel 3.16 Program Prioritas Pembangunan Yang Menjadi Prioritas Tabel 3.17 Program Prioritas Pembangunan Yang Menjadi Prioritas VI Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta kabupaten Banyuwangi Gambar 2.2 Luas Kabupaten Banyuwangi Menurut Penggunaannya Gambar 2.3 Peta Bencana Gunung Api Gambar 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi Gambar 2.5 Inflasi tahun Kabupaten Banyuwangi Gambar 2.6 Perkembangan Angka IPM Kabupaten Banyuwangi dan Provinsi Jawa Timur Tahun Gambar 2.7 Pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi Tahun (juta/tahun) Gambar 2.8 Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Gambar 2.9 Angka Kematian Ibu Melahirkan per Kelahiran Hidup Gambar 2.10 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Gambar 2.11 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih, Listrik dan Rumah Tangga Bersanitasi Grafik2.12 Data Rumah Layak Huni Grafik 2.13 Data Jumlah Lingkungan Pemukiman Kumuh Gambar 2.14 Persentase Penanganan Sampah dan TPS Per Satuan Penduduk Gambar 2.15 Persentase Pemukiman yang Merata, Cakupan Pengawasan terhadap AMDAL dan Sumber Mata Air dalam Debit Stabil Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun 2017 VII

10

11 LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR : 38 TAHUN2016 TANGGAL : 5 OKTOBER 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perencanaan pembangunan nasional di Indonesia sebagaimana diatur dalam UU No. 25 Tahun 2004 membagi ruang lingkup perencanaan secara sistematis dan terintegrasi. Makna terintegrasi dapat diartikan sebagai keselarasan perencanaan pembangunan antar ruang (waktu) maupun antar level pemerintahan. Perencanaan pembangunan berdasar pada ruang lingkup waktu dapat dibedakan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk kurun waktu 20 tahun; Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk kurun waktu 5 tahun; dan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) untuk jangka pendek kurun waktu 1 tahunan. Kinerja pemerintah daerah secara akumulatif harus dapat berdampak pada kinerja Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Seluruh dokumen perencanaan harus saling terintegrasi dan saling mendukung pencapaian satu sama lain. Setiap tahunnya pemerintah daerah menyusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sebagai bentuk dokumen perencaan jangka pendek. RKPD disusun sebagai penjabaran arah kebijakan tahunan selama 5 tahun yang ada di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), sesuai dengan program tahunan yang ada didalam RPJMD. RKPD berisi rencana kerja dari seluruh SKPD pada tahun yang bersangkutan, yang didasarkan pada arahan dan program prioritas yang telah dirumuskan pada Rancangan Awal RKPD. Sehingga masing-masing SKPD memiliki arahan/ tema pembangunan yang jelas setiap tahunnya. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008, mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

12 sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Sehubungan dengan amanat undang-undang tersebut maka Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menyusun RPJPD Tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi tahun Penyusunan RKPD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 dan memperhatikan RPJMD Propinsi Jawa Timur maupun Rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun Hal-hal yang menjadi perhatian dalam menyusun RKPD ini juga mempertimbangkan hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, isu-isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD serta sinergitas antar sektor dan antar wilayah serta penjaringan aspirasi yang mengemuka sebagai hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang secara partisipatif dilakukan mulai dari desa/kelurahan hingga kabupaten. Substansi penting dalam RKPD ini merupakan gambaran investasi pemerintah yang dalam penjabarannya diinteraksikan dengan komponen sumber daya yang lain seperti PAD, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Tugas Pembantuan, serta danadana bagi hasil lainnya. Dokumen RKPD ini merupakan dokumen publik dimana sesuai amanat undang-undang nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik yang berlaku efektif pada tanggal 01 Mei 2010 maka diharapkan Dokumen ini harus dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan baik dalam kapasitas untuk melaksanakan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Kegiatan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ini berlandaskan pada beberapa dasar hukum seperti dibawah ini: 1. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan; 3. Undang-undang Nonom 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN); 2 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

13 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

14 16. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi ; 17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 18. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 ; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang terakhir kali dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Permendagri Nomor 13 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2007 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi ; 24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 ; 25. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun ; 26. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 6 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi ; 4 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

15 27. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun ; 1.3 Hubungan Antar Dokumen Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, maka keberadaan RPJMD Kabupaten Banyuwangi Tahun merupakan landasan yang digunakan untuk menyusun RKPD Kabupaten Banyuwangi tahun 2017 untuk menjalankan agenda pembangunan tahunan dan dalam rangka mencapai sasaransasaran dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Banyuwangi. Keberadaan RKPD Tahun 2017 juga sebagai pedoman bagi SKPD untuk penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD tahun RPJMD dan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan jangka menengah daerah untuk periode 5 tahunan, yang dijabarkan lebih lanjut menjadi rencana tahunan. Rencana kerja tahunan pada tingkat nasional dinamakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan pada tingkat daerah disebut Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Hubungan Renstra K/L dengan RKP dan Renstra SKPD dengan RKPD adalah bersifat mengikat yaitu penyusunan rencana tahunan harus berpedoman pada rencana lima tahunan. Sedangkan hubungan antara Renstra K/L dan Renstra SKPD adalah bersifat konsultatif yaitu penyusunan Renstra SKPD harus memperhatikan Renstra K/L. Mengingat adanya keselarasan sistem perencanaan dan sistem penganggaran, maka RKPD harus dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Oleh karena itu penyusunan RKPD tersebut, perlu dilakukan secara lebih rinci dengan tekanan utama pada penetapan program dan kegiatan.penetapan program dan kegiatan tersebut harus pula mencakup indikator dan target kinerja serta perkiraan kebutuhan dana untuk mendukung pelaksanaan masingmasing program dan kegiatan. Hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya dapat dilihat pada bagan 1.1. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

16 Hubungan Dokumen RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya RPJM Nasional RKP RPJP Daerah Diperhatikan Pedoman RPJM Daerah Dijabarkan RKP Daerah Diacu Pedoman RAPBD APBD Pedoman Bahan Diacu Bahan Renstra SKPD Pedoman Renja SKPD RKA SKPD DPA SKPD 1.4 Sistematika Dokumen RKPD BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjelaskan pengertian ringkas mengenai RKPD, proses penyusunan dan kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode penyusunan RPJMD, keterikatan dengan dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD dan tindak lanjutnya dengan proses penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Dasar Hukum Penyusunan Menyebutkan peraturan perundang - undangan ya0ng mengatur tentang perencanaan dan penganggaran serta tatacara penyusunan dokumen perencanaan dan pelaksanaan Musrenbang Hubungan Antar Dokumen Bagian ini menjelaskan secara ringkas hubungan dokumen RKPD dengan RPJMD Kabupaten Banyuwangi tahun Sistematika Dokumen RKPD Sub bab ini mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait dengan pengarutan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya. 6 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

17 Memberikan uraian ringkas tentang maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD. BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN Bab ini menguraikan tentang evaluasi pelaksanaan RKPD tahun yang lalu selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai acuan. 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara umum mengenai kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi, serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Bagian ini merupakan telaahan terhadap hasil evaluasi capaian kinerja pembangunan daerah. Evaluasi meliputi seluruh urusan baik wajib maupun pilihan pemerintah daerah khususnya menyangkut realisasi capaian kinerja program tahun lalu. 2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah Bagian ini mengemukakan beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi baik yang berhubungan dengan pelaksanaan prioritas pembangunan daerah maupun program-program lain yang mendapatkan perhatian dalam rangka identifikasi permasalahan. BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Bab ini menjelaskan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumbersumber pendanaan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perkonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

18 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Bagian ini mengemukakan implementasi program perekomonian untuk mewujudkan visi dan misi kepala daerah, isu strategis daerah sebagai dasar untuk menyusun prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan tahun Arah Kebijakan Keuangan Daerah Menguraikan kebijakan yang akan ditempuh pemerintah daerah berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan daerah dan belanja daerah. BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Dalam bab ini diuraikan penjelasan tentang prioritas dan sasaran pembangunan daerah Tahun 2017 berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2015) dan target yang direncanakan dalam RPJMD untuk Tahun 2017, sehingga dapat digambarkan permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis yang mendesak dengan mempertimbangkan kerangka ekonomi daerah dan kemampuan pendanaan dalam Tahun BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS Dalam bab ini disajikan seluruh rencana program dan kegiatan pemerintahan daerah dalam Tahun 2017 baik yang akan dikelompokkan dalam belanja tidak langsung, belanja langsung, maupun penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. 1.5 Maksud dan Tujuan Maksud disusunnya Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 adalah untuk menjamin sinkronisasi dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. RKPD Tahun 2017 tersebut merupakan pedoman dalam penyusunan RAPBD dan merupakan acuan dalam perumusan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) maupuan Prioritas dan Plafon 8 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

19 Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Selanjutnya RKPD tersebut juga dijadikan dasar untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD. Tujuan disusunnya Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah untuk untuk memberikan arah dan pedoman bagi semua pelaku pembangunan di Kabupaten Banyuwangi, dalam rangka mewujudkan pencapaian indikator dan target kinerja prioritas/agenda/program pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RPJMD yang akhirnya ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

20 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah Pada bagian menyajikan beberapa data dalam menggambarkan kondisi daerah Kabupaten Banyuwangi berkaitan dengan aspek geografis dan demografis, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah Luas Wilayah dan Batas Wilayah Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa. Wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil pertanian serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.gambaran lebih jelas mengenai batas-batas administratif Kabupaten Banyuwangi bisa dilihat melalui gambar berikut ini. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa dengan titik koordinat diantara 7 o 43-8 o 46 Lintang Selatan dan 113 o o 38 Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Banyuwangi mempunyai ketinggian antara meter di atas permukaan air laut. Secara administratif Kabupaten Banyuwangi mempunyai batas daerah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso. b. SebelahTimur : Selat Bali. c. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia. d. Sebelah Barat : Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso. 10 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

21 Gambar 2.1 Peta kabupaten Banyuwangi Dengan luas wilayah 5.782,50 km2, wilayah Kabupaten Banyuwangi sebagian besar masih merupakan daerah kawasan hutan, karena besaran wilayah yang termasuk kawasan hutan lebih banyak kalau dibandingkan kawasan - kawasan lainnya. Area kawasan hutan mencapai ,34 ha atau sekitar 31,72 persen; daerah persawahan sekitar ha atau 11,44 persen dan perkebunan dengan luas sekitar ,63 ha atau 14,21 persen; sedangkan yang dimanfaatkan sebagai daerah permukiman mencapai luas sekitar ,22 ha atau 22,04 persen. Sisanya telah dipergunakan oleh penduduk Kabupaten Banyuwangi dengan berbagai manfaat yang ada, seperti jalan, ladang dan lain - lainnya. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

22 Dataran tinggi yang berupa daerah pegunungan yang merupakan daerah penghasil berbagai produksi perkebunan, daratan yang merupakan daerah penghasil tanaman pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan sepanjang 175,8 km yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut. Kondisi geografis tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi yang besar sebagai produsen bahan makanan yang berasal dari hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan. Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi terbagi atas 24 Kecamatan, 189 Desa dan 28 Kelurahan, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Jumlah No. Kecamatan Desa Kelurahan 1 Pesanggaran 5-2 Siliragung 5-3 Bangorejo 7-4 Purwoharjo 8-5 Tegaldlimo 9-6 Muncar 10-7 Cluring 9-8 Gambiran 6-9 Tegalsari 6-10 Glenmore 7-11 Kalibaru 6-12 Genteng 5-13 Srono Rogojampi Kabat Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

23 Jumlah No. Kecamatan Desa Kelurahan 16 Singojuruh Sempu 7-18 Songgon 9-19 Glagah Licin 8-21 Banyuwangi Giri Kalipuro Wongsorejo 12 - Jumlah Berdasarkan data statistik, potensi lahan pertanian di Kabupaten Banyuwangi berada dalam peringkat ketiga setelah Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Tidaklah mengherankan kalau Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Disamping potensi dibidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak yang merupakan sumber pertumbuhan baru perekonomian rakyat. Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan, pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut Topografi Wilayah Kabupaten Banyuwangi bagian Barat, Utara, dan Selatan pada umumnya merupakan daerah pegunungan dengan tingkat kemiringan rata-rata 40derajat dan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan daerah lainnya. Di sisi lain, daerah daratan yang datar di Kabupaten Banyuwangi sebagian besar mempunyai Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

24 tingkat kemiringan kurang dari 15 derajatdengan rata-rata curah hujan cukup memadai dan bisa meningkatkan kesuburan tanah. Secara umum, Kabupaten Banyuwangi terletak pada ketinggian 0 sampai dengan lebih dari3.000 meter di atas permukaan laut. Tingkat kemiringan rata - rata pada wilayah bagian barat dan utara 400, dengan rata - rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagaian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 150, dengan rata-rata curah hujan cukup memadai untuk ketersediaan budidaya pertanian. Ketinggian tanah di Kabupaten Banyuwangi mencapai meter dari permukaan laut dan berdasarkan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) ketinggian tersebut dibedakan atas : a. Ketinggian 0 25 meter di atas permukaanlaut meliputi luas wilayah Ha. (12,04%)dari luas tanah. Ketinggian ini didapatkan padakecamatan Banyuwangi, Bangorejo, Giri, Kalipuro, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo,Rogojampi, Srono, Tegaldlimo dan Wongsorejo. b. Ketinggian meter di atas permukaanlaut meliputi luas wilayah Ha.(45,65%) dari luas daerah. Ketinggian inididapat pada hampir semua kecamatan kecualikecamatan Banyuwangi, Muncar, Purwoharjoyang tingginya di bawah 100 meter di atas permukaanlaut. c. Ketinggian meter di atas permukaanlaut meliputi luas wilayah Ha(10,49%) dari luas daerah. Ketinggian ini meliputikecamatan Genteng, Sempu, Giri, Kalipuro,Glagah, Glenmore, Kabat, Songgon danwongsorejo. d. Ketinggian lebih dari meter di atas permukaanlaut meliputi Kecamatan Giri, Kalipuro,Glagah, Glenmore, Kabat, Songgon dan Wongsorejo. e. Daerah Kecamatan pantai meliputi KecamatanWongsorejo, Giri, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharjo dan Pesanggaran. 14 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

25 2.1.3 Geologi Kabupaten Banyuwangi memiliki kondisi geologi yang bervariasi di setiap wilayah, hal ini juga memiliki peran yang sangat besar bagi terbentuknya suatu bentukan lahan di wilayah tersebut. Jenis Tanah di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan struktur geologi terdapat berbagai susunan/struktur geologi seperti pada tabel berikut ini : Tabel 2.2 Struktur Geologi dikabupaten Banyuwangi Struktur Geologi Luas (Ha) Aluvium ,00 Hasil G Api kwarter muda ,50 Hasil G. Api kwarter ,00 Andesit ,75 Miosen falses semen ,25 Miosen falsen batu gamping ,50 Adapun keadaan jenis tanah di Kabupaten Banyuwangi dapat terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.3 Jenis Tanah Kabupaten Banyuwangi Jenis tanah Ha % Regosol ,87 23,96 Lithosol ,88 6,75 Lathosol ,30 2,44 Padsolik ,75 60,3 Gambut ,70 6, Klimatologi Kabupaten Banyuwangi terletak di selatan equator yang dikelilingi oleh Laut Jawa, Selat Bali dan Samudera Indonesiadengan iklim tropis yang terbagi menjadi 2 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

26 musim yaitumusim penghujan dan musim kemarau. a. Rata-rata curah hujan selama tahun 2014mencapai mm. Curah hujan terendah terjadi pada Bulan Juni2014sebesar 16.9 mm, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Pebruarisebesar mm. b. Presentase rata-rata penyinaran matahari terendah pada Bulan Januari sebesar 45% dan tertinggi pada Bulan Oktobersebesar 99%. c. Rata-rata kelembaban udara pada tahun 2014diperkirakan mendekati 81.5%. Kelembaban terendah terjadi pada Bulan Oktoberdengan rata- rata kelembaban udara sebesar 75%. Sebaliknya kelembaban tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan bulan Juni dengan besaran 86%. Rata-rata suhu udara terendah terjadi pada Bulan Pebruarisebesar 27 o C. Sedang tertinggi pada Bulan Novembersebesar 29,2 o C Penggunaan Lahan Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten paling luas se-jawa Timur, dengan luas wilayah 5.782,50 km2. Wilayah Kabupaten Banyuwangi sebagian besar masih merupakan daerah kawasan hutan, karena besaran wilayah yang termasuk kawasan hutan lebih banyak kalau dibandingkan kawasan - kawasan lainnya. Area kawasan hutan mencapai ,34 ha atau sekitar 31,72 persen; daerah persawahan sekitar ha atau 11,44 persen dan perkebunan dengan luas sekitar ,63 ha atau 14,21 persen; sedangkan yang dimanfaatkan sebagai daerah permukiman mencapai luas sekitar ,22 ha atau 22,04 persen. Sisanya telah dipergunakan oleh penduduk Kabupaten Banyuwangi dengan berbagai manfaat yang ada, seperti jalan, ladang dan lain - lainnya. Berdasarkan data statistik, potensi lahan pertanian di Kabupaten Banyuwangi berada dalam peringkat ketiga setelah Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Tidaklah mengherankan kalau Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Disamping potensi dibidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak yang 16 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

27 merupakan sumber pertumbuhan baru perekonomian rakyat. Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan, pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut. Gambar 2.2 Luas Kabupaten Banyuwangi Menurut Penggunaannya 17,59% 14,21% 0,31% 11,43% 2,80% Hutan Lain-lain Perkebunan 36,27% Tambak 31,72% 22,04% Sawah Ladang Permukiman Potensi Pengembangan Wilayah a. Pertanian Secara umum struktur ekonomi di Kabupaten Banyuwangi terbentuk dan didominasi oleh sektor pertanian. Pada tahun 2014 peranan sektor pertanian terhadap seluruh kegiatan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi angkanya mencapai 36,4 persen, Sektor pertanian memiliki konstribusi yang cukup besar berkecimpung dalam bidang pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan, holtikultura, pertanian tanaman perkebunan, peternakan dan hasil- hasilnya, kehutanan serta kelautan dan perikanan. Saat ini pertanian di Kabupaten Banyuwangimempunyai dua peran sekaligus tantangan yaitu: mendukung pemenuhan pangan bagi pendudukbanyuwangi juga memberikan lapangan kerjabagi rumah tangga tani di Kabupaten Banyuwangi. Sebagai sektor yang menjadi tumpuan bagi ketahanan pangan dan mata pencaharian sebagianrakyat, maka pembangunan pertanian merupakangenerator bagi pembangunan di Kabupaten Banyuwangi. Karenanya, Kabupaten Banyuwangi mempunyaisumber daya alam yang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

28 dapat dimanfaatkan untuk peningkatan peran sektor pertaniandalam pembangunan daerah, didukungoleh budaya dan adat istiadat yang kondusif terhadap perubahan diharapkan dapatmeningkatkan taraf hidup pelaku utamanya yaitu petani. Potensi pertanian secara umum dapat ditinjau dari potensi sumber daya produksi dan potensi pasar. Potensi produksi pangan terutama dapat di lihat dari cukup besarnya jumlah lahan sawah produktif yang subur. Berikut secara rinci hasil produksi pertanian sub sektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014: Tabel 2.4 Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Tanaman Pangan Tahun 2015 Kabupaten Banyuwangi Jenis Tanaman Luas panen Produktivitas Produksi (Ha) (Kw/ha) (Ton) Padi Sawah 135,510 65,91 893,087 Padi Ladang , Jagung , Kedelai , Kacang Tanah , kacang Hijau , Ubi jalar , Ubi kayu , Sumber: Banyuwangi Dalam Angka 2015 Pemanfaatan lahan dikawasan selatan arah utara yang melebar ke arah barat merupakan daerah potensi tanaman bahan makanan. Tanaman padi secara luas banyak ditanam di kawasan ini, bahkan sebagian besar dari kawasan tersebut pola tanam padi dalam satu tahunnya dilakukan hingga tiga kali. Lahan pertanian setiap tahun diduga mengalami pengurangan lahan sebagai akibat digunakan untuk kepentingan lain. Misalnya digunakan sebagai daerah pemukiman maupun pemanfaatan yang lain. Berkurangnya potensi pertanian di kabupaten banyuwangi juga disebabkan karena belum optimalnya infrastruktur pertanian dan infrastruktur di pedesaan, dimana masih terdapat kerusakan jaringan irigasi (JITUT/JIDES). Berdasarkan hasil survey BPS tahun 2011, penyusutan hasil panen di Kabupaten Banyuwangi mencapai 18 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

29 10,82%. Selain itu penurunan potensi pertanian karena adanya dampak perubahan iklim sehingga menyebabkan gagal panen akibat banjir dan kekeringan dan munculnya hama dan penyakit tanaman. b. Perkebunan Selain tanaman bahan makanan yang berpotensi tinggi di Kabupaten Banyuwangi, tanaman perkebunan juga mempunyai potensi yang tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan tanaman bahan makanan. Dua jenis tanaman perkebunan yang mempunyai konstribusi terhadap kehidupan penduduk di Kabupaten Banyuwangi cukup besar yaitu tanaman kelapa dan kopi. Tabel 2.5 Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2015 Di Kabupaten Banyuwangi Jenis Tanaman Luas Panen Produksi (Ton) Kelapa (Buah) 18, , Kelapa (Deres) 1, , Kopi 2, , Tembakau Rajang Kakao Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016 c. Peternakan dan Perikanan Kekayaan Banyuwangi lainnya yang berkelanjutan dan tidak kalah potensialnya adalah peternakan. Data dari Dinas Peternakan Banyuwangi menunjukkan begitu besarnya potensi Kabupaten dalam sektor peternakan. Sapi potong yang dimiliki Banyuwangi sebanyak ekor, potensi sapi potong ini bila dipadukan dengan kerbau telah mencukupi daging warga Banyuwangi dan sekitarnya. Potensi kambing berjumlah ekor, dan domba sebanyak ekor. Sapi perah yang dikelola langsung oleh rakyat (bukan industri besar) yang setiap tahunnya memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Banyuwangi sebanyak liter. Lebih jelasnya potensi peternakan di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

30 Tabel 2.6 Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Jenis Ternak Jumlah Sapi Perah 807 Sapi Potong Kerbau Kuda 549 Kambing Domba Babi 707 Kelinci Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016 Dalam bidang perikanan, Isu strategis potensi perikanan di wilayah Jawa Timur adalah adanya keterbatasan bahan baku ikan untuk industri. Ketersediaan ikan di wilayah Jawa Timur adalah ,10 ton, sedangkan konsumsinya mencapai ,69 ton. Hal ini disebabkan pemanfaatan teknologi, keterbatasan sarana dan prasarana tangkap yang dimiliki oleh nelayan, dimana kemampuan laut hanya memiliki jangkauan yang terbatas, sehingga nelayan tidak dapat memperoleh hasil tangkapan yang banyak. Oleh sebab itu diperlukan restrukturisasi alat tangkap, yang terdiri dari restrukturisasi kapal serta peralatannya. Potensi perikanan laut di Kabupaten Banyuwangi masih memiliki peluang yang teramat besar untuk dioptimalkan. Untuk potensi produksi ikan laut lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.7 Produksi Dan Nilai Produksi Ikan Laut Menurut Jenisnya Di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp.000) Tombro 107,783 2,363,515 Nila 195,133 3,683,600 Mujair 16, , Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

31 Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi (Rp.000) Gurami 42, ,960 Tawes 8, ,466 patin 4,081 48,540 Lele 2,656,299 35,069,719 Sidat 146,969 22,045,350 Bawal 2,826 50,620 Belut 4, ,450 Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016 d. Kehutanan Banyuwangi memiliki kawasan hutan yang sangat luas. Hutan merupakan sumber kehidupan yang perlu dilestarikan. Upaya-upaya agar hutan tetap optimal fungsinya, dapat dilakukan dengan merehabilitasi hutan dan lahan kritis dengan berbagai kegiatan seperti bantuan bibit tanaman penghijauan khususnya ditanam pada lahan kritis yang terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi. Berikut Laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di Kabupaten Banyuwangi. Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di Kabupaten Banyuwangi Tahun ,78% 9,16% 8,85% 6,82% 4,23% 4,58% 4,24% * Sumber : Banyuwangi dalam Angka 2016 *Angka Sementara Dalam perkembangannya, laju Pertumbuhan Indeks Implisit sektor Kehutanan Terhadap PDRB Di Kabupaten Banyuwangi terus mengalami fluktuasi tiap tahunnya, dimana angka tertinggi terdapat pada tahun Berkurangnya kewenangan dan peran perangkat daerah sangat berpengaruh terhadap kinerja sector kehutanan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

32 e. Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Banyuwangi merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur, dimana wilayah ini memiliki potensi yang sangat bagus dalam bidang kepariwisataan. Pariwisata menjadi salah satu faktor penunjang pembangunan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi, oleh sebab itu pemerintah Kabupaten Banyuwangi banyak membuat program pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh di sektor kepariwisataan. Salah satu program pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh di wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah adanya pemetaan wilayah pengembangan pariwisata (WPP) I, wilayah pengembangan pariwisata (WPP) II dan wilayah pengembangan pariwisata (WPP) III. Adanya pembentukan WPP bertujuan untuk membantu pemerintah untuk menentukan kawasan strategis, sehingga pembangunan di wilayah WPP dapat lebih di prioritaskan.wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) I,II dan III biasa disebut dengan Diamond Triangle, dimana wilayah ini merupakan wilayah dengan jenis wisata dominan kawasan hutan dan pemandangan alam, sehingga sesuai untuk kegiatan wisata adventure dan menikmati pemandangan alam. Kawasan Diamond Triangle terdiri dari Kawasan Kawah Ijen, Kawasan Plengkung dan Kawasan Sukamade. Kawasan WPP 1 yakni Kawah Ijen berada di Kecamatan Licin 45 Km dari Kabupaten Banyuwangi, Kawah Ijen merupakan kawah danau terbesar di Pulau Jawa. Di dalam kawasan Kawah Ijen, terdapat kawah belerang yang terdapat di dalam sulfutara di kedalaman kira-kira 200 m dan mengandung kira-kira 36 juta kubik air asam beruap. Ijen dan kawasan ekowisata hinterland terdiri dari Desa Wisata Kemiren, Perkebunan Kaliklatak, Perkebunan Selogiri dan Perkebunan Kalibendo. Bagian WPP 2 merupakan Kawasan Plengkung. Plengkung merupakan wilayah dengan objek wisata yang sebagian besar terdapat disekitar perairan pantai dan mempunyai aksesbilitas rendah. Pantai Plengkung terletak di pantai selatan Banyuwangi dan berada di wilayah Kecamatan Tegaldimo. Jarak dari Banyuwangi hingga ke Pantai Plengkung sekitar 86 Km. Plengkung terkenal dengan pantai terbaiknya untuk surfing dan biasa dikenal dengan G-Land, terutama pada bulan Mei hingga Oktober adalah bulan terbaik untuk surfing. Plengkung ecowisata hinterland terdiri dari G-Land, Alas Purwo atau Goa Istana, Padang Savana Sadengan serta Pantai 22 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

33 Mangrove Bedhul. Wilayah pengembangan pariwisata (WPP) III, merupakan wilayah dengan objek wisata yang sebagian besar memiliki keunikan sumber daya alam. Wilayah pantai sukamade merupakan wilayah WPP III, dimana pantai ini berada di wilayah Kecamatan Pesanggaran berjarak sekitar 97 Km ke arah barat daya Banyuwangi. Sukamade merupakan hutan lindung alami Jawa Timur. Penyu betina biasanya bertelur hingga ratusan butir yang kemudian diletakan dipinggir pasir pantai. Penyu betina biasanya mulai mendarat di pantai pada pukul WIB dan kembali kelaut pada pukul WIB, ketika bulan November hingga Maret adalah musim penyu bertelur. Sukamade ecowisata hinterland terdiri dari Pantai Rejegwesi, Teluk Hijau, Pantai Pancer, Pulau Merah dan Taman Nasional Meru Betiri. Kabupaten Banyuwangi juga memiliki rencana kawasan strategis yang tersebar di beberapa daerah di Banyuwangi. Perencanaan kawasan strategis tersebut meliputi pengembangan kawasan agropolitan terintegrasi dengan pengembangan agrowisata ijen, pengembangan kawasan cagar alam hutan lindung taman nasional, Pengembangan kawasan wilayah pengembangan mineral logam (emas) gunung tumpangpitu- Pesanggaran. Pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Bangorejo dan Wilayah Kecamatan sekitarnya, pengembangan kawasan wisata The Triangle Diamond (segi tiga berlian) Kawah Ijen, Plengkung dan Merubetiri, Pengembangan Kawasan minapolitan-muncar (industri pengolahan perikanan), Pengembangan Kawasan bandara Blimbingsari- Rogojampi, Pengembangan Kawasan Pelabuhan Peti Kemas Tanjungwangi- Ketapang, Pengembangan Kawasan Industrial Estate di Kec. Wongsorejo Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu daerah dengan potensi bencana yang cukup tinggi. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi dipaparkan bahwa potensi bencana gunung berapi menjadi yang paling diwaspadai. Berikut ini adalah penggambaran mengenai peta mitigasi bencana di Kabupaten Banyuwangi : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

34 Gambar 2.3 : Peta Bencana Gunung Api Sumber: Gunung Bappeda api merupakan Kabupaten salah Banyuwangi satu bencana terbesar yang rawan terjadi di Kabupaten Banyuwangi. Gunung api yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi adalah gunung ijen. Gunung ini masih aktif dan memiliki sebaran lahar yang cukup luas Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2014mencapai jiwa, dengan rincian jumlah penduduk laki laki jiwa dan jumlah penduduk perempuan jiwa. Rincian mengenai jumlah penduduk di Kabupaten Banyuwangi bisa dilihat melalui tabel jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur berikut ini : 24 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

35 Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah , , , , , , , , , , , , , , > 75 16, Jumlah 793, ,065 1,594,083 Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2015 Penduduk Kabupaten Banyuwangi sebagian besar bekerja yang mendominasi keseluruhan jumlah penduduk yaitu mencapai 871,029 jiwa atau 71,01 %. Secara terperinci jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama dijelaskan dalam tabel berikut : Tabel 2.10 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Banyuwangi, No Mata Pencaharian Bekerja 825, , ,029 2 Pelajar / Mahasiswa Pengangguran Terbuka 40,639 60,355 22,787 3 Bukan Angkatan Kerja (Sekolah, Mengurus 321, , ,694 Rumah tangga, dan Lainnya) JUMLAH 1,187,185 1,216,454 1,226,510 Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

36 Menurut kelompok tingkat pendidikan masih didominasi oleh kelompok pendidikan tingkat SD/Sederajat yaitu sebesar 586,501atau 35,15% dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan berumur 15 tahun keatas yang termasuk angkatan kerja dan pendidikan yang ditamatkan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2015, secara rinci dapat diuraikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 2.11 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Termasuk Angkatan Kerja Dan Pendidikan Yang Ditamatkan di Kabupaten Banyuwangi 2015 No Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 Belum / Tidak Sekolah 14,960 33,852 48,812 2 SD / Sederajat 150, , ,404 3 SLTP / Sederajat 97,665 70, ,086 4 SLTA / Sederajat 85,138 37, ,465 5 SMK / vokasi 54,943 16,419 71,362 6 Diploma 4,821 6,418 11,239 7 Sarjana 22,855 17,436 40,291 Jumlah 431, , ,659 Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olah raga Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan yaitu sebesar 5,70 persen Kemudian pada 2015 naik ke angka 6,01. Dengan tumbuhnya perekonomian yang semakin bergairah dan berkesinambungan akan menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan sahamnya, khususnya di sektor Pertanian, Perdagangan, Hotel dan Restoran, demikian juga pada sektor Industri Pengolahan, Bank dan Lembaga Keuangan, Jasa jasa, Pengangkutan dan Komunikasi, Pertambangan dan Penggalian, Bangunan dan Listrik, Gas dan Air Minum juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 26 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

37 sebelumnya. Tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana gambar berikut ini : Gambar 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi 7,14 7,29 7,27 6,86 6,76 6,5 6,23 6,5 5,78 5,70 5,86 5,02 6,01 5,25 4, Banyuwangi Jawa Timur Nasional Sumber: Bappeda Kabupaten Banyuwangi (data diolah) Perkembangan perekonomian di Kabupaten Banyuwangi juga dapat ditunjukkan oleh perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Angka Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB).Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.12 PDRB ADHB Kabupaten Banyuwangi Tahun Kat URAIAN PDRB ADHB (Rp. Milyar) * A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 19, , ,262.8 B Pertambangan dan Penggalian 4, , ,027.0 C Industri Pengolahan 5, , ,989.8 D Pengadaan Listrik dan Gas E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi 6, , ,314.4 G Perdagangan Besar dan Eceran; 7, , ,922.6 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan 1, , ,903.4 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1, , ,452.4 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

38 Kat URAIAN PDRB ADHB (Rp. Milyar) * J Informasi dan Komunikasi 2, , ,563.9 K Jasa Keuangan dan Asuransi , ,119.3 L Real Estate M,N Jasa Perusahaan O Administrasi Pemerintahan, 1, , ,417.9 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan 1, , ,946.1 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U Jasa lainnya PDRB ADHB 53, , ,952.0 Sumber: Badan Pusat Statistik Prov. Jawa Timur 2016 * Proyeksi Bappeda Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan data PDRB tahun 2011 sampai 2016 di atas terlihat kondisi perekonomian Kabupaten Banyuwangi meningkat dari tahun 2011 sampai tahun 2015, maka diperkirakan stabilitas ekonomi di Kabupaten Banyuwangi dalam tahun 2014 tetap dijaga dan mulai menunjukkan kondisi peningkatan, sehingga pertumbuhan yang di proyeksikan meningkat pada tahun 2016 menjadi 63,95 Trilyun diharapkan menumbuhkan sektor pariwisata dan sector pengungkit lainnya seperti UMKM, sehingga ekonomi kerakyatan dapat terwujud. Peningkatan PDRB di Kabupaten Banyuwangi disebabkan peningkatan konsumsi masyarakat, tumbuhnya sector UMKM, belanja pemerintah, investasi, dan perdagangan antar daerah Inflasi Kondisi perekonomian yang baik, idealnya adalah apabila angka pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding dengan perkembangan harga atau besaran PDRB ADHK berada di atas PDRB ADHB. Secara makro potensi ekonomi di Kabupaten Banyuwangi masih dalam tahap berkembang sebagaimana yang terjadi pada hampir seluruh daerah di Provinsi Jawa Timur. Sementara itu, tingkat pendapatan masyarakat dapat 28 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

39 Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari ditunjukan oleh PDRB yang dapat menggambarkan tingkat kemajuan perekonomian pada suatu daerah. Tingkat pendapatan perkapita dibandingkan dengan laju inflasi akan menunjukkan seberapa besar kekuatan daya beli masyarakat di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini bisa dikatakan jika pertumbuhan pendapatan diasumsikan sama dengan kesejahteraan masyarakat maka gap antara pertumbuhan pendapatan dengan tingkat inflasi menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Berikut ini adalah gambaran inflasi di Kabupaten Banyuwangi : Gambar 2.5 Inflasi tahun Kabupaten Banyuwangi INFLASI Juli 2015-Februari ,8 0,6 0,62 0,4 0,2 0 0,35 0,21-0,25 0,08 0,8 0,67 0,12 Sumber: BPS Banyuwangi Tahun 2015 Berdasarkan angka inflasi Kabupaten Banyuwangi masih tergolong baik dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya. Pada tahun 2016, laju inflasi masih mengikuti trend sepanjang tahun Selain itu, Pemerintah juga menyadari bahwa masih terdapat risiko tekanan inflasi yang berasal dari gejolak nilai tukar rupiah. Namun demikian, beberapa kebijakan pemerintah seperti upaya peningkatan ketahanan dan pasokan pangan, perbaikan infrastruktur dan jalur distribusi barang, serta koordinasi dan upaya menggerakkan sektor riil yang semakin baik diyakini mampu meredam tekanan inflasi yang terjadi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah variabel yang mencerminkan tingkat pencapaian kesejahteraan penduduk sebagai akibat dari perluasan akses layanan dasar Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

40 di bidang pendidikan dan kesehatan. Hal ini menunjukkan tingkat keberhasilan Pemerintah Kabupaten dalam meningkatkan kesejahteraan penduduknya. IPM tersusun dari 3 (tiga) jenis indeks utama yaitu Angka Harapan Hidup, indeks pendidikan dan indeks paritas daya beli. Dari berbagai indikator makro ekonomi dan sosial yang kerap digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan di suatu daerah, implementasinya terkadang bisa menimbulkan penafsiran yang beragam. Hal ini bisa terjadi karena secara komprehensif keberhasilan pembangunan itu tidaklah cukup untuk bisa diukur dengan menggunakan berbagai indikator makro ekonomi dan sosial saja. Dengan demikian untuk menentukan keberhasilan pembangunan di suatu daerah haruslah menggunakan indikator yang secara resmi sudah digunakan oleh badan dunia, yaitu The United Nations Development Programme (UNDP). Program pembangunan yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat merupakan program utama yang masuk ke dalam misi pembangunan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Disebutkan bahwa kesejahteraan masyarakat yang ditandai meningkatnya kualitas sumberdaya manusia, terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha, terpenuhinya kebutuhan pokok minimal dan kebutuhan dasar lainnya secara layak, serta meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat harus bisa diwujudkan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dihitung secara komposit berdasarkan tiga indeks yang terdiri dari indeks pendidikan, kesehatan dan daya beli. Trend dari angka IPM Kabupaten Banyuwangi pada tahun seperti pada gambar berikut : Gambar 2.6 Perkembangan Angka IPM Kabupaten Banyuwangi dan Provinsi Jawa Timur Tahun ,06 71,62 72,18 68,36 68,89 69,58 72,83 73,54 70,53 71,02 74,37 71,91 75,28 72, *2014 *2015 Banyuwangi Jawa Timur Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur *)Angka Proyeksi Sementara 30 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

41 Trend angka IPM Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2010 hingga 2015 menunjukkan peningkatan. Dalam pengertian ini bahwa pembangunan manusia yang di lakukan pemerintah Kabupaten Banyuwangi secara berkelanjutan membuahkan hasil, demikian pula trend angka IPM Provinsi Jawa Timur. Apabila dibandingkan, maka pembangunan manusia di Kabupaten Banyuwangi lebih rendah dengan indek pembangunan manusia di Provinsi Jawa Timur. Walaupun pembangunan manusia di Kabupaten Banyuwangi pada Tahun 2012 masih relatif tertinggal apabila di komparasi dengan pembangunan kota/kabupaten di Provinsi Jawa Timur, tetapi Nilai indikator shortfall Reduction IPM dari Tahun 2010 hingga 2012 menunjukkan angka sebesar 1,58. Angka ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia yang dilakukan di Kabupaten Banyuwangi relatif cepat, walaupun kalah cepat dibandingkan pembangunan manusia di Provinsi Jawa Timur. Tetapi kedepannya IPM Kabupaten Banyuwangi akan terus meningkat sesuai dengan trend Pendapatan Perkapita Pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Dari gambar dibawah dijelaskan secara runtut bahwa di tahun 2011 pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi sebesar 17,12 juta. Trend ini membaik pada saat di tahun 2012 pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan hingga ke angka 19,87 juta. Ditahun 2013 pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi meningkat di angka 22,52 juta/tahun. Pendapatan perkapita di Tahun 2014 menunjukkan hasil signifikan yaitu sebesar 25,50 Juta/tahun. Hingga diproyeksikan pada 2015 pendapatan perkapita akan meningktat yaitu sebesar 28.3 Juta/tahun. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

42 Gambar 2.7 Pendapatan perkapita Kabupaten Banyuwangi Tahun (juta/tahun) * , , , , , Pendapatan Perkapita (Juta/Tahun) Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur Peningkatan pendapatan perkapita ini menjadi trend positif dari perkembangan perekonomian kabupaten. Hal ini juga menjadi faktor pendorong kemajuan yang pesat dari Kabupaten Banyuwangi kedepannya Kemiskinan Kemiskinan untuk beberapa daerah dan lingkup pemerintah menjadi sebuah momok yang memiliki pandangan negatif dalam pencapaian pembangunan daerah. Kemiskinan menjadi beban sekaligus tanggung jawab yang harus diemban oleh segenap pemerintah daerah di Indonesia beserta semua aspek yang mempengaruhinya. Kabupaten Banyuwangi memiliki trend penurunan tingkat kemiskinan yang baik disetiap tahunnya sebagaimana table berikut ; Tabel 2.13 Indikator Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi Kemiskinan Garis Kemiskinan (GK), (Rupiah/kapita) Jumlah Penduduk dibawah GK (jiwa ) Prosentase Miskin Penduduk Sumber: BPS Kabupaten banyuwangi 220, , , , , , Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

43 Dari data diatas, terlihat bahwa ditahun 2011 tingkat kemiskinan yang ada di Kabupaten Banyuwangi sejumlah 10,48% penduduk. Kemudian di tahun 2012 angka kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi berhenti di angka 9,94% penduduk. dan kembali turun diangka 9,57% ditahun Kemudian diproyeksikan pada 2015 bahwa prosentase penduduk miskin menurun yaitu pada angka 9%. Hal ini merupakan hal yang positif mengingat aspek penentu angka kemiskinan sangatlah kompleks diantaranya adalah prosentase penduduk diatas garis kemiskinan, persentase rumah tangga yang menggunakan listrik, persentase rumah tangga (RT) yang menggunakan air bersih dan pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita Aspek Pelayanan Umum Aspek pelayanan umum merupakan pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam rangka melayani masyarakat umum. Pelayanan tersebut terbagi menjadi urusan wajib dan urusan pilihan. Aspek pelayanan umum juga menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Dalam aspek pelayanan umum, secara lebih detail akan dijabarkan dalam fokus layanan urusan wajib dan layanan urusan pilihan. Namun, pada dasarnya pelayanan umum merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penjabarannya mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut : Fokus Layanan Urusan Wajib Fokus layanan urusan wajib diantaranya terbagi dalam urusan sebagai berikut : Pendidikan Penyelenggaraan urusan pendidikan merupakan salah satu urusan wajib yang diprioritaskan dalam pembangunan daerah. Peningkatan urusan pendidikan sebagai upaya untuk mencapai salah satu misi Kabupaten Banyuwangi. Salah satu sasaran dalam bidang pendidikan adalah menurunnya buta aksara dimana indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukurkeberhasilan pencapaian sasaran tersebut diantaranya Angka Melek Huruf, Rata-rata lama sekolah dan Angka Partisipasi Murni, Angka partisipasi kasar dan angka putus sekolah. Pada tahun 2014, terjadi trend kinerja yang positif dilihat dari realisasi capaian kinerja setiap tahun yang membaik. Terbukti dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

44 data realisasi angka partisipasi murni, angka partisipasi kasar dan angka putus sekolah di tahun 2014 untuk tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA yang mengalami peningkatan. Tabel 2.14 Realisasi Indikator Urusan Pendidikan Tahun Tahun 2014 Capaian Kinerja Tahun 2015 Capaian Kinerja Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi Tahun Target Realisasi Tahun 2014 (%) 2015 (%) Angka melek huruf (AMH) % 99, ,10 99,92 99,09 99,17 Angka rata-rata lama sekolah % 7,50 7,12 94,93 7,75 6,79 87,61 Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/Mts % 99,73 100,19 100,46 99,73 101,76 102,04 Angka melanjutkan (AM) dari SMP/Mts ke % 89,51 98,88 110,47 89,88 98,88 110,01 SMA/SMK/MA Rata-rata capaian kinerja 101,49 99,71 Sumber : LAKIP Kabupaten Banyuwangi 2016 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 4 indikator sasaran Meningkatnya Akses dan Kualitas Pendidikan yang Bermoral dan Berakhlak, 2 indikator sasaran melebihi target dan 2 indikator sasaran masih dibawah target. Rata - rata capaian kinerja sasaran pada tahun 2015 sebesar 99,71 %, yang masih dikategorikan baik. Tabel 2.15 Realisasi Indikator Urusan Pendidikan Tahun Tahun No Uraian APM(%) - SD/MI Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

45 No Tahun Uraian SMP/MTs SMA/SMK/MA APK (%) - SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Angka Putus Sekolah (%) - SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Angka Melek Huruf (%) Sumber : LAKIP Kabupaten Banyuwangi 2016 Angka Partisipasi Kasar di Tahun 2014 menunjukkan peningkatan realisasi disetiap tahunnya. 109,82% adalah angka yang dicapai ditahun yang sebelumnya 104,9% ditahun 2013 untuk angka partisipasi kasar. Dan di prediksi pada tahun 2015 angka partisipasi kasar SD/MI terus meningkat sejumlah %. Angka partisipasi kasar paling tinggi terdapat di APK level SD/MI. Semakin meningkat level pendidikan ke SMA/MA/SMK nilai realisasi APK semakin mengecil. Angka Putus sekolah dilevel SD sampai dengan SMA/MA/SMK mengalami kenaikan yang berarti angka realisasi turun dari setiap tahunnya. Angka melek huruf juga mengalami peningkatan yang signifikan yaitu tercapai 100% ditahun 2014 kemudian berdasarkan hasil proyeksi pada kurun waktu tahun 2015 angka melek huruf akan merurun pada angka 98.32%. Dari indikator sasaran bidang pendidikan tersebut, dominan indikator sasaran sesuai harapan dilihat dari pencapaianya Kesehatan Penyelenggeraan urusan kesehatan merupakan salah satu dari sembilan misi Kabupaten Banyuwangi yakni Meningkatkan kualitas pelayanan bidang kesehatan, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

46 pendidikan, dan sosial dasar lainnya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kearifan lokal. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui kinerja sektor kesehatan adalah angka kematian bayi. Secara umum, trend capaian angka kematian bayi sangat fluktuatif. Penurunan angka kematian bayi terjadi di tahun 2011 dan bertambah di tahun 2012 dan di tahun 2013 mengalami penurunan positif kembali diangka 8,2% dan kembali turun di angka 6,09% di Tahun 2014 dan naik pada tahun 2015 yaitu sejumlah 6.80% kematian per 1000 kelahiran hidup. Dengan adanya trend penurunan ini indikator angka kematian bayi perlu terus untuk ditekan dan masih perlu adanya usaha yang keras untuk memastikan angka kematian bayi benar-benar mengalami perbaikan dengan mengupayakan sosialisasi dan pelayanan kesehatan bayi yang lebih harus ditingkatkan. Gambar 2.8 Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup 6,7 9,3 8,2 6,09 6, Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Disamping angka kematian bayi, indikator lain yang digunakan untuk mengukur kinerja sektor kesehatan adalah angka kematian ibu per 100,000 kelahiran hidup. Setelah mengalami penurunan di tahun 2012, angka kematian ibu melahirkan per 1000 kelahiran hidup mengalami trend yang semakin meningkat tajam di tahun Capaian bisa diakibatkan karena masih minimnya insan-insan tenaga kesehatan (bidan) yang memberikan pelayanan kepada masyarakat saat proses melahirkan, disamping kesadaran masyarakat untuk menggunakan tenaga-tenaga kesehatan yang sudah ada sangatlah kurang. Tetapi di tahun 2014 angka kematian ibu melahirkan per Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

47 kelahiran hidup bisa ditekan diangka 93,08% dan namun diproyeksikan pada 2015 angka kematian akan kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar Gambar 2.9 Angka Kematian Ibu Melahirkan per Kelahiran Hidup 142,1 82,7 93,08 96,2 65, Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Kemudian, indikator lain yang digunakan dalam mengukur kinerja urusan kesehatan adalah Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani. Capaian indikator ini tergolong lebih baik jika dibandingkan dengan tahun Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan pada tahun 2012, capaian ini terbilang lebih baik karena ditahun 2013 realisasi melebihi target yang telah ditentukan yaitu 81% terealisasi sebesar 82,1% atau lebih dari 100% pencapaian target. Seperti halnya dengan pencapaian ditahun 2014 dengan realisasi yang melebihi target sebesar 86,1% dengan target 80%, pada 2015 diproyeksikan realisasi akan meningkat sejumlah 95% dari target sebesar 80%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

48 59, ,1 86,1 95 Gambar 2.10 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Target Realisasi Sumber : LAKIP Kabupaten Banyuwangi, 2015 Ditinjau dari sisi jangkauan kesehatan, secara umum indikatornya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari cakupan puskesmas, dimana pada tahun 2012, realisasi cakupan puskesmas sebesar 187,5 persen, dan pada tahun 2013 realisasi cakupan puskesmas bertahan di angka yang sama. Ditahun 2014 realisasi cakupan puskesmas telah melampaui target yaitu 187,5%. Sayangnya Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per penduduk mengalami penurunan, dimana pada tahun 2012 mengalami peningkatan hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya,kemudian di tahun 2013 realisasinya juga bertahan di angka yang sama seperti tahun 2012 tetapi ditahun 2014 realisasinya adalah 135,75 dengan target 142,18%. Untuk cakupan puskesmas capaian dan realisasinya pada tahun 2013 sama dengan tahun Sedangkan untuk rasio rumah sakit per penduduk pada tahun 2014 capaiannya sebesar 97persen, dengan rasio 1:12,6 %. Penjabaran dari pencapaian indikator diatas tersaji dalam tabel berikut ini : Tabel 2.16 Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Indikator Urusan Kesehatan Tahun 2013 dan 2014, 2015 Indikator Sasaran Rasio Target Realisasi Target Realisasi Rasio Cakupan Puskesmas (%) Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

49 Indikator Sasaran Rasio Rasio Target Realisasi Target Realisasi Cakupan Puskesmas Pembantu (%) Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 30,000 penduduk (%) Rasio Rumah Sakit per 10,000 Penduduk 01 : : : : Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan Pekerjaan Umum Penyelenggaraan urusan pekerjaan umum merupakan salah satu kegiatan wajib Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang memiliki kontribusi sangat menentukan dalam pencapaian visi dan misi daerah, khususnya dalam upaya meningkatkan kuantitas sarana dan prasarana publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Penyelenggaraan urusan Pekerjaan Umum mengemban beberapa sasaran yaitu: (1) meningkatnya kualitas dan kuantitas jalan dan sarana serta prasarana yang menghubungkan daerah-daerah tujuan wisata ; (2) Meningkatnya sarana dan prasarana penunjang pertanian; (3) Meningkatnya kuantitas dan kualitas jalan dan sarana serta prasarana yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan ekonomi. Pencapaian beberapa indikator bidang urusan pekerjaan umum tersajikan melalui tabel berikut ini : Tabel 2.17 Realisasi Indikator Pekerjaan Umum Tahun Capaian Capaian Tahun 2014 Tahun 2015 Kinerja Kinerja Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi Tahun Target Realisasi Tahun 2014 (%) 2015 (%) Persentase sawah terairi melalui jaringan irigasi Kondisi Proporsi panjang jalan % ,94 105,05 kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) Persentase rumah tangga ber-sanitasi % 84,8 84, ,90 75,56 87,96 Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

50 Pada tahun 2015, presentase capaian kinerja sawah terairi melalui jaringan irigasi mempunyai capaian sebesar105% meningkat dari tahun 2014 sebesar 100%. Begitu juga dengan proporsi panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2015 mencapai % yang meningkat dari tahun 2014 mencapai 100%.Presentase capaian kinerja rumah tangga bersanitasi mengalami penurunanpada tahun 2015 sebesar 87,96% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 100% Perumahan Keberhasilan dalam urusan perumahan, dapat diukur dengan beberapa indikator antara lain Rumah tangga pengguna air bersih, Rumah tangga pengguna listrik, Rumah tangga ber-sanitasi, Lingkungan pemukiman kumuh, dan Rumah layak huni. Secara umum, capaian indikator tersebut lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kecuali untuk indikator Rumah tangga ber-sanitasi dan Rumah layak huni. Rumah tangga pengguna air bersih pada tahun 2014 mencapai rumah tangga, kemudian pada tahun 2015 jumlah rumah tangga pengguna air bersih akan meningkat sejumlah rumah tangga. Begitu pula dengan Rumah tangga pengguna listrik yang juga diproyeksikan meningkat pada tahun 2015 sejumlah , yang sebelumnya pada tahun 2014 penggunanya mencapai meningkatkanya capaian indikator ini mengindikasikan bahwa akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana air bersih, khususnya dalam urusan perumahan. 40 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

51 Gambar 2.11 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih, Listrik dan Rumah Tangga Bersanitasi Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Rumah Tangga Pengguna Listrik Rumah Tangga Bersanitasi Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Penurunan capaian indikator Rumah tangga bersanitasi pada tahun 2014 yang terealisasi sebesar rumah tangga disebabkan karena masih adanya masyarakat yang kurang perduli terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan, yang diindikasikan dengan masih banyaknya masyarakat yang melakukan mandi, cuci dan kakus di sungai, tren penurunan yang sama juga di proyeksikan terjadi pada tahun 2015 yaitu sejumlah rumah tangga. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan serta membangun fasilitas MCK. Grafik2.12 Data Rumah Layak Huni Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

52 Begitu pula dengan rumah layak huni, mengalami penurunan pada tahun 2012 yang terealisasi sebesar rumah. Capaian kinerja indikator sasaran sebesar 30 persen dari target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh masih banyaknya rumah penduduk khususnya di daerah pedesaan yang belum layak huni karena rendahnya tingkat pendapatan masyarakat. Sehingga solusi yang dilakukan dengan menggalakkan program pembangunan sarana dan prasarana permukiman serta memberikan bantuan lainnya yang dapat mengentaskan kemiskinan. Kemudian di tahun 2013 indikator rumah layak huni mengalami perbaikan menjadi rumah. Kondisi peningkatan yang sangat signifikan terjadi ditahun 2014 yang menembus di angka rumah dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sejumlah rumah. Hal ini membuktikan pendapatan masyarakat mulai dalam tahap perbaikan yang relatif meningkat. Grafik 2.13 Data Jumlah Lingkungan Pemukiman Kumuh Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Sedangkan untuk lingkungan pemukiman kumuh pada setiap tahun jumlahnya semakin menurun. Dibuktikan dengan data jumlah lingkungan kumuh di tahun 2012 yaitu rumah, turun ke angka rumah di tahun Tahun 2014 juga mengalami penurunan di angka kemudian tren penurunan diproyeksikan akan berlanjut hingga tahun 2015 dengan jumlah penurunan rumah. Penurunan ini mengindikasikan bahwa adanya peningkatan pembangunan sarana dan prasarana 42 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

53 permukiman pada lingkungan kumuh sehingga kualitas permukiman menjadi lebih baik sehingga jumlah lingkungan permukiman kumuh semakin berkurang Penataan Ruang Indikator yang digunakan dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan pencapaian sasaran atau kinerja urusan penataan ruang adalah Rasio Ruang Terbuka Hijau Per satuan Luas Wilayah mempunyai Hak Pengelolaan Lingkungan (HPL) / Hak Guna Bangunan (HGB). Tabel 2.18 Realisasi Indikator Urusan Penataan Ruang Tahun Indikator Proporsi Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Perkotaan ber HGB/HPL Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, % 60 % Secara umum, Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah Perkotaan mengalami peningkatandari tahun 2012 sebesar 40 % menjadi 60 % pada tahun Hal ini disebabkan antara lain karena meningkatnya Kekurangnya kepedulian terhadap pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang. Solusinya, diperlukan penambahan kawasan ruang terbuka hijau, reboisasi, pengendalian ijin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang dan penindakan tegas bagi pelanggaran ijin tata bangunan dan lingkungan. Hal ini membuktikan bahwa RTH di Kabupaten Banyuwangi semakin kearah yang lebih baik Perencanaan Pembangunan Salah satu sasaran strategis dalam indikator kinerja utama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi adalah Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Dalam urusan perencanaan pembangunan, beberapa indikator yang digunakan antara lain adalah Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA, Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJMD yg telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA, Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dengan PERKADA, dan Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

54 Tabel 2.19 Realisasi Indikator Urusan Perencanaan Tahun 2010-,2015 Indikator Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJPD yg telah ditetapkan dengan PERDA Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia ditetapkan dengan PERKADA Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa dokumen perencanaan daerah mulai dari perencanaan jangka panjang, perencanaan daerah mulai dari perencanaan jangka menengah, dan perencanaan daerah mulai dari perencanaan tahunan telah tersedia di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini berarti, capaian indikator dokumen perencanaan daerah pada tahun sebesar 100 persen. Selain itu, perencanaan dokumen menengah (RPJMD) daerah juga telah dijabarkan dalam dokumen tahunan (RKPD) pada setiap tahun. Hal ini dilakukan untuk sinkronisasi antara kebijakan perencanaan tahunan daerah dengan kebijakan perencanaan daerah jangka menengah. Salah satu sasaran strategis dalam indikator kinerja utama Perhubungan Perhubungan Dalam penyelenggaraan urusan perhubungan, beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian sasaran meningkatnya sarana informasi dan alat transportasi antara lain meliputi Jumlah arus penumpang angkutan umum Rasio ijin trayek, Jumlah uji kir angkutan umum, Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis, dan Angkutan darat. 44 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

55 Tabel 2.20 Realisasi Indikator Urusan PerhubunganTahun Indikator Jumlah arus penumpang angkutan umum (orang) 1,255,914 1,568, Rasio ijin trayek (%) Jumlah uji kir angkutan umum (angkutan) Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis (pelabuhan) 1, /1/08 2/1/08 2/1/08 2/1/08 2/1/08 Angkutan darat (%) Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Dari tabel tersebut,secara umum tiap indikator mengalami perubahan yang fluktuatif dari tahun Jumlah arus penumpang angkutan umum menurun dari orang di tahun 2013 menjadi tahun Rasio ijin trayek mengalami peningkatan 0,000032% pada tahun 2012 menjadi pada tahun Jumlah uji kir angkutan umum meningkat hingga angkutan di 2012 dan kembali meningkat menjadi 1388 ditahun Jumlah pelabuhan laut, udara, terminal bis pelabuhan masih bertahan dengan pencapaian yang sama. Kemudian persentase angkutan darat yang ada masih konsisten di angka yang sama yaitu 0,001 sampai dengan Lingkungan Hidup Salah satu sasaran strategis Kabupaten Banyuwangi dalam urusan lingkungan hidup adalah pengendalian lingkungan, rehabilitasi lahan dan hutan. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilannya antara lain meliputi Persentase penanganan sampah, Persentase Luas pemukiman yang tertata, Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal, Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk, Sumber air/mata air dalam kondisi baik/kondisi debit stabil. Secara umum, capaian indikator urusan lingkungan hidup mengalami peningkatan mulai dari tahun Penanganan sampah pada tahun 2012, mengalami peningkatan yang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

56 37, , , , cukup signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan capaiannya sebesar 40 persen kemudian meningkat lagi ditahun 2013 mencapai 50 % dan meningkat kembali di tahun 2014 sebesar 60 % peningkatan di proyeksikan terus terjadi hingga tahun 2015 sejumlah 70 %. Hal ini mengindikasikan bahwa sampah yang ada di Kabupaten Banyuwangi telah ditangani dengan baik dan mengindikasikan kondisi lingkungan yang semakin bersih. Peningkatan persentase penanganan sampah juga didukung dengan adanya Tempat Pembuangan Sampah per satuan penduduk yang semakin baik. Gambar 2.14 Persentase Penanganan Sampah dan TPS Per Satuan Penduduk Persentase Penanganan Sampah TPS Per Satuan Penduduk Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk pada tahun 2012, terealisasi sebesar 38,00% dan meningkat di tahun 2013 menjadi 51%, dan kembali bertambah ditahun 2014 sebesar 78,98% dan pada tahun 2015 diproyeksikan bertambah sejumlah 95.31%. Prosentase luas permukiman yang tertata pada tahun 2012, terealisasi sebesar 33,75 % kemudian meningkat menjadi 57,59 di tahun 2013 dan ditahun 2014 meningkat sebesar 58% dan hingga tahun 2015 di proyeksi tetap terdapat peningkatan sejumlah 70.67%, namun proyeksi pencapaian tersebut masih mengalami kendala yaitu masih adanya masyarakat yang kurang perduli terhadap penataan dan keindahan lingkungan permukiman. 46 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

57 , , , ,00 76,47 85,00 Gambar 2.15 Persentase Pemukiman yang Merata, Cakupan Pengawasan terhadap AMDAL dan Sumber Mata Air dalam Debit Stabil Persentase Luas Permukiman yang Tertata Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal (%) Sumber Air/Mata Air dalam Kondisi Baik Debit Stabil (%) Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Indikator berikutnya adalah cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL dan sumber air/mata air dalam kondisi baik/kondisi debit stabil pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 masing-masing mencapai 81 % persen pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 85 % pada tahun Pertanahan Pertanahan Beberapa indikator yang digunakan dalam mengukur capaian sasaran urusan pertanahan antara lain adalah Lahan bersertifikat, Penyelesaian kasus tanah Negara, dan Penyelesaian izin lokasi Tabel 2.21 Realisasi Indikator Urusan Pertanahan Tahun Indikator Lahan bersertifikat (%) Penyelesaian kasus tanah Negara (%) Penyelesaian izin lokasi (%) Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Dari ketiga indikator tersebut diketahui bahwa secara umum capaian kinerja urusan pertanahan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 capaian kinerja dari indikator lahan bersertifikat dan penyelesaian kasus tanah negara Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

58 telah mencapai dan melebihi target yang telah ditentukan, kemudian terus meningkat ditahun 2014 hingga proyeksi tahun 2015 masing-masing sebesar 45% dan 56%. Kemudian, capaian dari penyelesaian izin lokasi tiap tahun mengalami fluktuasi dan capaiannya mengalami peningkatan, yaitu sebesar 81,18% pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 98,87% di tahun 2013 dan 101% ditahun 2014, peningkatan juga di proyeksi terjadi hingga tahun 2015 yaitu pada angka % Kependudukan dan Pencatatan Sipil Sasaran strategis ke lima Kabupaten Banyuwangi adalah Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Bersih. Sasaran ini merupakan penjabaran dari misi Ke lima dalam RPJMD Tahun yakni Mewujudkan Tata Pemerintahan Yang Baik dan Bersih (Good and Clean Governance). Beberapa indikator yang digunakan dalam mengukur capaian sasaran tersebut utamanya dalam urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil antara lain adalah Kepemilikan KTP, Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk, Ketersediaan database kependudukan skala provinsi, dan Penerapan KTP Nasional berbasis NIK. Capaian indikator urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara umum mengalami peningkatan di tahun Hal ini dapat dilihat dari persentase kepemilikan KTP yang mencapai 90,46 persen pada tahun 2013, meningkat menjadi 94% ditahun 2014 dan diproyeksi terus meningkat hingga mencapai 99.52% pada tahun Hal ini mengindikasikan bahwa hampir seluruh masyarakat di Kabupaten Banyuwangi telah banyak yang memilki identitas penduduk dan telah terdata oleh Dinas Kependudukan wilayah setempat. Tabel 2.22 Realisasi Indikator Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun Indikator Kepemilikan KTP (%) Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk (%) 1:1,34 1:1.16 1:1.1 1:1.03 1: Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

59 Indikator Ketersediaan database Ada Siak Ada Siak kependudukan skala Ada Ada Ada provinsi Penerapan KTP Nasional Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah berbasis NIK Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Disamping indikator yang telah dijelaskan, ketersediaan data kependudukan skala provinsi dan Penerapan KTP Nasional berbasis NIK juga telah tersedia di Kabupaten Banyuwangi mulai dari tahun Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan dalam penyusunan database dalam bidang kependudukan Kabupaten Banyuwangi dapat dipertahankan dengan baik Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Salah satu sasaran strategis Kabupaten Banyuwangi adalah Meningkatnya program-program pembangunan yang berbasis pada pengarusutamaan gender. Beberapa indikator kinerja yang digunakan dalam mencapai sasaran tersebut diantaranya persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah, partisipasi perempuan di lembaga swasta, rasio KDRT dan persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur. Tabel 2.23 Realisasi Indikator Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Tahun Indikator Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Partisipasi perempuan di lembaga swasta Rasio KDRT Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

60 Secara umum, sasaran indikator Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Banyuwangi masih dapat dipertahankan meskipun tiap tahun capaiannya berbeda dan cenderung fluktuatif. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah tahun 2013 menurun ke angka 15.5 % dari 15 % di tahun Namun pada tahun 2014 mengalami peningkatan kembali hingga mencapai 15.7 % dan diproyeksi kembali menurun sejumlah 16 % di tahun Sedangkan partisipasi perempuan di lembaga swasta sejak tahun 2011 mengalami kenaikan, yakni 85.3 % di tahun 2011 dan naik menjadi 2015 menjadi 86.5 %. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi perempuan di Kabupaten Banyuwangi mengalami kenaikan walaupun sangat rendah. Meskipun demikian, partisipasi perempuan di dunia kerja harus tetap di tingkatkan, terutama di lembaga pemerintah. Apabila melihat indikator rasio KDRT yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi kembali mengalami perbaikan kondisi sejak tahun 2012 hingga Hal ini dapat ditunjukkan dari tahun 2011 rasio KDRT yang mencapai angka 0,006naik menjadi 0,008 di tahun 2015 terus menurun. Persentase KDRT yang naik sedikit ini dapat diartikan adanya mekanisme pengaduan yang semakin baik, masyarakat mendapatkan saluran yang baik untuk dapat mengadukan jika ada kejadian KDRT. Meskipun pada tahun 2012 jumlah tenaga kerja di bawah umur mencapai 0,51 % dan meningkat menjadi 0,59 % pada tahun 2015, dan hal ini menjadi tugas bersama dan inovasi sector pendidikan agar tenaga kerja usia sekolah ini dapat kembali sekolah Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Sasaran yang ingin dicapai dalam urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera adalah Meningkatnya peserta KB aktif dan meningkatnya keluarga sejahtera. Guna mengetahui tingkat keberhasilan sasaran meningkatnya peserta KB aktif dapat dilihat dari 3 (tiga) indikator, yakni rata-rata jumlah anak per keluarga, Rasio akseptor KB, Cakupan peserta KB aktif. Sedangkan sasaran meningkatnya keluarga sejahtera dapat diukur dengan indikator keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera I. 50 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

61 Tabel 2.24 Realisasi Indikator Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun Indikator *2015 Rata-rata jumlah anak per keluarga (orang) Rasio akseptor KB (%) Cakupan peserta KB Aktif (%) Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, Secara umum, indikator sasaran atas sasaran Meningkatnya peserta KB aktif bermakna Baik Sekali dibandingkan dengan target yang telah ditentukan ataupun capaian pada tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata capaian kinerja capaian rasio akseptor KB dan cakupan peserta KB aktif yang masing-masing mencapai 0,73 persen dan 72,5 persen di tahun 2011 dan meningkat menjadi 0.74 % dan 75 % pada tahun Sehingga hal ini juga memberikan dampak positif atas keberhasilan kebijakan pemerintah yang mencanangkan selogan dua anak cukup. Sebab hingga tahun , rata-rata jumlah anak per keluarga di Kabupaten Banyuwangi hanya memiliki 2 anak. Capaian sasaran dalam indikator Meningkatnya peserta KB aktif dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terutama Pasangan Usia Subur (PUS) dalam rangka mengatur dan mengendalikan jumlah anak dan jarak kelahiran, adanya pembinaan yang teratur dari segenap komponen seperti PLKB, PPKBD, Sub. PPKBD, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Perangkat Desa dan lintas sektor terkait dalam membina dan memotivasi masyarakat untuk mengikuti KB guna meningkatkan kualitas hidup keluarga dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, adanya dukungan dan kerjasama segenap jajaran Pemeritah Kabupaten Banyuwangi beserta segenap komponen (swasta, perbankan, koperasi, LSM, lembaga/organisasi keagamaan dan lintas sektor lainnya. Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam meningkatkan jumlah peserta KB ternyata juga memberi dampak positif terhadap meningkatnya keluarga sejahtera di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini ditunjukkan dari tahun , persentase keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I selalu mengalami penurunan, dimana pada tahun 2015 hanya mencapai 41 % sementara pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

62 tahun 2011 mencapai 4.66 Artinya bahwa selama tahun kondisi keluarga sejahtera di Kabupaten Banyuwangi masih mengalami naik turun pada level 41 %sehingga persentase keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I masih perlu perhatian Sosial Penyelenggaraan urusan sosial di Kabupaten Banyuwangi mengemban sasaran meningkatnya jaminan dan perlindungan sosial masyarakat. Indikator yang digunakan dalam mencapai sasaran yang diemban tersebut, antara lain (1) sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi, (2) PMKS yang memperoleh bantuan sosial; serta (3) penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Tabel 2.25Realisasi Indikator Urusan Sosial Tahun Indikator Sarana sosial seperti panti asuhan. panti jompo dan panti rehabilitasi PMKS yg memperoleh bantuan sosial (%) Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (%) Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, Secara umum diketahui bahwa semua indikator urusan sosial masih dapat dipertahankan sebagai indikator pencapaian urusan sosial. Realisasi ditahun 2014 terlihat mengalami peningkatan dan kemajuan dari tahun sebelumnya. Di tahun 2013 sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi berjumlah 50 meningkat menjadi 51 sarana sosial di tahun 2014 namun diproyeksikan pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi46.33%. Kemudian PMKS yang memperoleh bantuan ditahun 2013 sebesar 0,09% meningkat menjadi 0,57 % ditahun 2015 dan kembali diproyeksi meningkata pada tahun 2015 sebesar 0.92%. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 0,09% tahun 2013meningkat menjadi 0,57 % ditahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

63 Keberhasilan capaian pada setiap indikator urusan sosial tersebut menunjukkan bahwa komitmen Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam melaksanakan kebijakannya sudah menunjukkan pro poor serta memberikan perhatian lebih pada masyarakat yang memiliki kapasitas rendah Ketenagakerjaan Sasaran dalam penyelengaaraan urusan ketenagakerjaan adalah Menurunnya tingkat pengangguran. Sasaran tersebut dapat diukur dengan 3 (tiga) indikator, diantaranya (1)angka partisipasi angkatan kerja; (2)tingkat partisipasi angkatan kerja, dan (3) tingkat pengangguran terbuka. Ketiga indikator tersebut telah memenuhi target pada tahun 2014, sehingga jika realisasi yang diperoleh dibandingkan dengan target yang telah diperkirakan maka capaiannya lebih dari 100 persen. Tabel 2.26 Realisasi Indikator Urusan Ketenagakerjaan Tahun Indikator Angka Partisipasi Angkatan Kerja (%) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Selain pemenuhan capaian dari target yang telah ditetapkan, perkembangan indikator angka partisipasi angkatan kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja tahun mengalami kondisi yang fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat dari capaian angka partisipasi angkatan kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja di tahun 2015 mencapai % yang naik dari 71.5 pada tahun Hal ini tentunya juga mempengaruhi pengangguran yang turun dikisaran 2% Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah Sasaran dalam penyelenggaraan urusan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah adalah Meningkatnya profesionalisme pengelolaan koperasi dan UMKM. Dalam mengukur capaian kinerja urusan Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah dibutuhkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

64 beberapa indikator diantaranya Persentase koperasi aktif (melaksanakan RAT), Jumlah UKM non BPR/LKM UKM, Jumlah BPR/LKM, serta Usaha Mikro dan Kecil. Tabel 2.27 Realisasi Indikator Urusan Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah Tahun Indikator Persentase koperasi aktif (melaksanakan RAT) (%) Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 79,5 79,9 80,3 80,7 81, Jumlah BPR/LKM Usaha Mikro dan Kecil Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa keempat indikator kinerja untuk sasaran Meningkatnya profesionalisme pengelolaan koperasi dan UMKM dapat tercapai melebihi target yang ditentukan yaitu masing-masing diatas 100%, meskipun terdapat satuindikator sasaran yang capaian kinerjanya mengalami penurunan pada tahun 2013dan meningkat tidak signifikan di tahun 2014 yaitu persentase koperasi aktif. Realisasi capaian indikator persentasse koperasi aktif pada tahun 2014 yakni 81,2% dan diproyeksi pada tahun 2015 kembali meningkat sebesar 82% dimana capaian ini diharapkan akan mampu mengembalikan kondisi seperti pada tahun 2012 yakni 82,60%. Sedangakan realisasi capaian indikator jumlah UKM non BPR/LKM UKM dan Jumlah BPR/LKM pada setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan hingga mencapai di tahun 2014 dan diprediksi sedikit meningkat sejumlah pada tahun Begitu juga dengan realisasi capaian indikator usaha mikro dan kecil di Kabupaten Banyuwangi pada setiap tahunnya juga mengalami peningkatan, yakni mencapai 52 unit di tahun 2014 dann diproyeksi sejumlah 60 unit pada tahun Berdasarkan capaian keempat indikator tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Banyuwangi mulai aktif untuk menggerakkan dan mengembangkan usahanya di tingkan kecil dan menengah. 54 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

65 Penanaman Modal Sasaran yang ingin dicapai dalam urusan penanaman modal adalah Meningkatnya investasi di daerah baik PMA maupun PMDN. Keberhasilan indikator ini dapat dilihat dari Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA), Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA), Rasio daya serap tenaga kerja, Peningkatan/penurunan Nilai Realisasi PMDN (miliar rupiah). Tabel 2.28 Realisasi Indikator Urusan Penanaman Modal Tahun Indikator Sasaran Satuan Tahun 2014 Capaian Tahun 2015 Capaian Kinerja Kinerja Target Realisasi Tahun Tahun 2014 Target Realisasi 2015 (%) (%) 1 Jumlah investor Investor , berskala nasional (PMDN/PMA) 2 Jumlah nilai Rp ,58 39,76 investasi berskala (Milyar) nasional (PMDN / PMA) (Milyar Rp) 3 Pertumbuhan % ,68 5,23 investasi Rata-rata capaian 130,42 45 kinerja Sumber : LAKIP Kabupaten Banyuwangi, 2016 Jumlah investor berskala nasional yang ada di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2015 mengalami peningkatan yakni dari 13bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014, yakni berjumlah 5 investor pada tahun Peningkatan jumlah investor berdampak pada jumlah nilai investasi berskala nasional PMDN/PMA yakni di tahun 2014 yang mencapai Rp Miliar meningkat pada tahun 2015 sejumlah 3.065,8 Miliar. Sedangkan realisasi pertumbuhan investasi tidak mencapai target Kebudayaan Penyelenggaraan urusan kebudayaan di Kabupaten Banyuwangi mengemban sasaran meningkatnya upaya pelestarian dan pengembangan budaya lokal. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan urusan kebudayaan diantaranya: (1) penyelenggaraan festival seni dan budaya; (2) sarana penyelenggaraan seni dan budaya; dan (3) Benda, Situs, dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

66 Tabel 2.29 Realisasi Indikator Urusan Kebudayaan Tahun Indikator Penyelenggaraan festival seni dan budaya (kali) Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Benda, Situs, dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Secara garis besar penyelenggaraan urusan kebudayaan mempunyai capaian indikator yang meningkat dari tahun Pada tahun 2015, semua indikator dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pelestarian dan pengembangan budaya lokal di Kabupaten Banyuwangi betul-betul baik. Pada capaian indikator penyelenggaraan festival seni dan budaya terealisasi 8 kali di tahun 2014 dan naik menjadi 10 kali di tahun Hal ini dikarenakan even-even festival seni dan budaya di Banyuwangi dilaksanakan tidak hanya sebagai bentuk apresiasi terhadap seni budaya yang terus berkembangan di Banyuwangi, namun juga dilaksanakan dalam rangka memperingati hari-hari bersejarah seperti HUT Kemerdekaan dan Hari Jadi Banyuwangi yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun. Capaian indikator sarana penyelenggaraan seni dan budaya sebesar 10 kali pada tahun 2015 yang meningkat dibandingkan 2012 yang sebesar 9 kali. Sedangkan capaian indikator benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dilihat dari realisasi capaian setiap tahunnya juga cenderung mengalami peningkatan, pada tahun 2012 capaian benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dapat menjadi 25 unit dan pada tahun 2015 menjadi 30 unit. Keberpihan dan upaya perlindungan ini merupakan bentuk komitmen pada aspek budaya kabupaten Banyuwangi yang perlu untuk diteruskan capaiannya Kesatuan Bangsa dan Politik Penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik di Kabupaten Banyuwangi memilki sasaran meningkatnya kesadaran dan penegakan hukum. Capaian kinerja penyelenggaraan urusan yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ini 56 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

67 dapat dilihat dari dua indikator, yakni (1) kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas, dan OKP; serta (2) kegiatan pembinaan politik daerah. Tabel 2.30 Realisasi Indikator Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun Indikator Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas, dan OKP (%) Kegiatan pembinaan politik daerah (%) Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, Capaian indikator pada urusan kesatuan bangsa dan politik pada tahun cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari capaian indikator kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas, dan OKP yang semula hanya mampumencapai 60 %di tahun 2011 dan pada tahun 2015 mencapai 100 %. Begitu pula dengan capaian indikator kegiatan pembinaan politik daerah yang telah dilakukan hingga di tahun 2012 telah berhasil mencapai 70 % dan tahun 2015 naik menjadi 100% Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, Dan Persandian Guna mewujudkan sasaran urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, Dan Persandian yaitu Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, dibutuhkan 7 (tujuh) indikator yang harus dicapai, diantaranya: (1) Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk; (2) Jumlah Linmas per Jumlah Penduduk; (3) Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan; (4) Pertumbuhan ekonomi; (5) Kemiskinan;(6) Sistem Informasi Pelayanan Perijinan dan Administrasi Pemerintah; dan (7) Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

68 Tabel 2.31 Realisasi Indikator Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, Dan Persandian Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun Indikator Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk 1:0,088 1:1,09 01:0,3 01:0,3 1: Jumlah Linmas per Jumlah Penduduk Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan Pertumbuhan Ekonomi * Sistem Informasi Pelayanan Perijinan dan Administrasi Pemerintah Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat (%) Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Dari tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa dari indikator sasaran yang ditetapkan, secara umum capaian kinerja sasarannya mengalami perubahan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, maka capaian kinerja tahun 2014 mengalami peningkatan. Adapun capaian indikator rasio jumlah polisi pamong praja per penduduk di tahun 2014 mengalami capaian yang sama pada tahun 2013 yakni 01:0,3, namun mengalami penurunan bila dibandingkan dengan capaian di tahun 2012 yakni 1:1,09 dan diproyeksikan terus menurun pada tahun Sedangkan capaian indikator jumlah linmas per jumlah penduduk mengalami peningkatan di tahun 2015 yakni mencapai % dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 51,24 %. Sedangkan capaian indikator rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan di tahun mengalami kondisi yang stabil yakni mencapai 80 tahun Selain itu, Kabupaten Banyuwangi juga masih tetap konsisten dalam meningkatkan kinerjanya dalam sistem informasi pelayanan perijinan dan administrasi Pemerintah sejak tahun 2009 hingga tahun Sehingga hal ini berpengaruh pula pada capaian indeks kepuasan layanan masyarakat yang selalu mengalami peningkatan pula dari tahun 2011 sebesar 76 % dan angka yang pencapainnya pada tahun 2015 sejumlah 80 %. 58 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

69 Ketahanan Pangan Penyelenggaraan urusan ketahanan pangan di Kabupaten Banyuwangi dapat diukur dari tiga indikator, antara lain: (1)produksi beras; (2) produksi gabah; dan (3) ketersediaan pangan utama. Ketiga indikator tersebut bertujuan untuk mencapai sasaran meningkatnya daya saing daerah dan kemandirian ekonomi berbasis pertanian. Tabel 2.32 Realisasi Indikator Urusan Ketahanan Pangan Tahun Indikator Produksi Beras (Ton) Produksi Gabah (Ton) Ketersediaan Pangan 306,62 305,28 303,94 302,94 301,28 Utama Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Produksi pangan beras, gabah, dan ketersediaan pangan utama di Kabupaten Banyuwangi sejak tahun cenderung menunjukkan kondisi yang baik. Capaian produksi beras, gabah dan pangan utama di Kabupaten Banyuwangi cenderung terus meningkat. Angka ketersediaan pangan utama cenderung mengalami penurunan karena lalu lintas beras dan pangan utama ke daerah lain walaupun masih dalam batas yang aman.kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu sentra beras dengan produsen beras kemasan dan gabah yang menonjol di Jawa Timur Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Penyelenggaraan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa memiliki sasaran meningkatnya peranan kelompok-kelompok dalam masyarakat di dalam berbagai kegiatan pembangunan. Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran ini diantaranya; (1)rata-rata jumlah kelompok binaan PKK; (2)jumlah LSM; (3) LPM Berprestasi; (4) PKK aktif; (5) posyandu aktif; dan (6)swadaya masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

70 Tabel 2.33 Realisasi Indikator Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Tahun Indikator Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Jumlah LSM LPM Berprestasi PKK aktif Posyandu aktif Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa indikator sasaran dalam penyelenggaraan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa mengalami peningkatan kuantitas pada tahun , kecuali jumlah LSM. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK mencapai 100 % setiap tahun. Jumlah LSM akan tetap stagnan bahkan memungkinkan akan mengalami penurunan karena pendataan yang dilakukan perangkat daerah dan pembinaan yang intensif. Begitu pula dengan LPM berprestasi juga mengalami penurunan di tahun 2012 dan hasil proyeksi tahun 2015 bila dibandingkan dengan capaian di tahun 2015, yakni dari 40 LPM berprestasi menjadi 70 LPM berprestasi. Sedangkan capaian indikator PKK aktif mengalami stagnasi dari tahun , yakni sebanyak 100 PKK. Begitu juga dengan Posyandu aktif berjumlah 100 posyandu dari tahun Sedangkan capaian indikator swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat mengalami peningkatan di tahun 2014 yakni 90 di bandingkan tahun 2011 yang mencapai Statistik Penyelenggaraan urusan statistik di Kabupaten Banyuwangi dapat diukur dengan indikator ketersediaan Buku "Banyuwangi Dalam Angka" dan Buku "PDRB Kabupaten". Indikator ini memilki sasaran Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Bersih. Indikator Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka telah tersedia pada setiap tahun, sampai dengan tahun Begitu pula dengan buku PDRB Kabupaten, dimana pada tahun 2015 juga di prediksi akan tersedia. 60 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

71 Tabel 2.34 Realisasi Indikator Urusan Statistik Tahun Indikator *2015 Buku Kabupaten Dalam Angka Ada Ada Ada Ada Ada Buku PDRB kabupaten Ada Ada Ada Ada Ada Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, Kearsipan Indikator capaian kinerja yang digunakan untuk mengukur penyelenggaraan urusan kearsipan yaitu (1) pengelolaan arsip secara baku; (2) Peningkatan SDM pengelola kearsipan; dan (3) tersimpannya arsip inaktif dan statis. Tabel 2.35 Realisasi Indikator Urusan Kearsipan Tahun Indikator Pengelolaan arsip secara baku (%) Peningkatan SDM pengelola kearsipan (%) Tersimpannya arsip inaktif dan statis (%) Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Indikator urusan kearsipan secara umum tiap tahun angkanya mengalami peningkatan, begitu pula realisasi yang dilaksanakan sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pengelolaan arsip secara baku atau SKPD yang mengetrapkan pengelolaan arsip secara baik dan benar pada tahun 2012 mencapai 40% dan naik menjadi 70 % pada tahun Peningkatan SDM pengelola arsip pada tahun 2012 terealisasi sebesar 50% dan pada tahun 2015 tercapai sebesar 100 %. Sementara indikator tersimpannya arsip inaktif dan statis tahun 2015 mengalami peningkatan dari tahun 2012, sehingga capaian di tahun 2015 menjadi 100 % Komunikasi Dan Informatika Penyelenggaraan urusan komunikasi dan informatika bertujuan untuk mencapai sasaran meningkatnya sarana informasi Kabupaten Banyuwangi. Keberhasilan pencapaian urusan ini dapat dilihat dari 5 (lima) indikator, diantaranya: (1) jumlah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

72 jaringan komunikasi; (2) jumlah surat kabar nasional/lokal; (3) jumlah penyiaran radio/tv lokal; (4)jumlah penyiaran TV lokal; dan (5) web site milik pemerintah daerah. Secara umum, kelima indikator tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2014, kecuali untuk indikator jumlah jaringan komunikasi, jumlah surat kabar nasional/lokal dan web site milik pemerintah daerah yang secara kuantitas atau jumlah masih tetap dengan tahun sebelumnya. Tabel 2.36 Realisasi Indikator Urusan Komunikasi Dan InformatikaTahun Indikator Jumlah jaringan komunikasi (jaringan) Jumlah surat kabar nasional/lokal (jenis) Jumlah penyiaran radio/tv lokal (penyiaran/ tayang) Jumlah penyiaran TV lokal (tayang) Sumber :LKPJ Akhir Masa Jabatan, /2 51/2 54/2 57/ Jumlah jaringan komunikasi mulai mengalami peningkatan pada setiap tahunnya sejak tahun sejumlah 1 unit, namun pada tahun tidak ada penambahan jumlah jaringan komunikasi, sehingga pada tahun 2015 Kabupaten Banyuwangi tetap memiliki 13 jaringan komunikasi. Sedangkan jumlah surat kabar nasional/lokal mengalami penambahan pada tahun 2012 sebanyak 3 jenis dari tahun sebelumnya menjadi 18, sehingga pada tahun 2012 Kabupaten Banyuwangi memiliki 18 jenis surat kabar nasional/lokal, jumlah tersebut tetap sama hingga di tahun 2015 Sedangkan jumlah penyiaran radio/tv lokal di Kabupaten Banyuwangi selalu mengalami peningkatan sejak tahun 2011 hingga tahun 2015, yakni 44penyiaran radio di tahun 2011, meningkat menjadi 54 penyiaran radio dan 2 tayangan TV lokal pada tahun 2014, namun pada tahun 2015 di proyeksikan akan terjadi penambahan yaitu sejumlah 57 penyiaran radio dan 2 tayangan TV lokal. 62 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

73 Perpustakaan Perpustakaan Penyelenggaraan urusan perpustakaan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip.Sasaran yang ingin dicapai pada urusan perpustakaan yaitu Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Adapun indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tercapainya sasaran ini diantaranya: (1) jumlah perpustakaan; (2) jumlah pengunjung perpustakaan pertahun; dan (3) koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah. Tabel 2.37 Realisasi Indikator Urusan Perpustakaan Tahun Indikator Jumlah perpustakaan Jumlah pengunjung perpustakaan pertahun Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Sumber :LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam penyelenggaraan urusan perpustakaan menunjukkan kinerja yang kurang baik.hal ini dapat dilihat pada capaian indikator jumlah perpustakaan, meskipun secara kuantitas di tahun mengalami peningkatan, dimana Kabupaten Banyuwangi pada tahun memiliki tiga unit perpustakaan.peningkatan jumlah perpustakaan tersebut mempengaruhi jumlah pengunjung perpustakaan pertahun dan jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah. Apabila ditinjau dari jumlah pengunjung perpustakaan pertahun meskipun pada tahun 2014 telah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni mencapai pengunjung bahkan diprediksi pada tahun 2015 jumlah pengunjung akan meningkat hingga orang pengunjung. Sedangkan ditinjau dari koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah meskipun pada tahun 2014 telah mengalami peningkatan daripada tahun sebelumnya, yakni sebanyak koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah, pada tahun 2015 diproyeksikan jumlah koleksi buku akan bertambah menjadi buku. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pengelolaan perpustakaan dalam hal pengadaan dan perawatan koleksi buku Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

74 perlu ditingkatkan kembali.sehingga koleksi buku yang ada dapat tetap terawat dan terupdate.apabila buku-buku koleksi tersebut dapat terawat dengan baik dan ter-update hal ini juga dapat meningkatkan pula jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Fokus Layanan Urusan Pilihan Fokus layanan pada urusan pilihan Kabupaten Banyuwangi, terdiri dari delapan urusan antara lain urusan pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, kelautan dan perikanan, perdagangan, perindustrian, dan ketransmigrasian Pertanian Urusan Pertanian menjadi urusan pertama yang akan dipaparkan, dimana urusan ini mengemban sasaran meningkatnya daya saing daerah dan kemandirian ekonomi berbasis pertanian.indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja dalam urusan pertanian diantaranya:(1) produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar; (2) Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB; (3) Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB; (4) Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB; dan (5) Cakupan bina kelompok petani. Tabel 2.38 Realisasi Indikator Urusan Pertanian Tahun Indikator Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 63,76 65,03 66,33 67,65 69,03 2 Kontribusi sektor 49,25 49,27 49,3 49,37 49,1 pertanian/perkebunan terhadap PDRB 3 Kontribusi sektor perkebunan 8,99 9,05 9,12 9,15 9,17 (tanaman keras) terhadap PDRB 4 Kontribusi Produksi kelompok petani 3,69 3,86 4,03 4,2 4,36 terhadap PDRB Cakupan bina kelompok petani 26,05 26,15 26,55 26,76 26,95 Sumber :LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penyelenggaraan sector pertanian memiliki kinerja yang baik. Hal ini dapat dilihat dari produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar yang mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga 2015, yaitu pada tahun 2011 sebesar 63,76 sedangkan tahun 2015 mencapai 64 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

75 69,03. Kontribusi yang diberikan sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB tidak mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu pada tahun 2011 sebesar 49,25 sedangkan tahun 2012 sebesar 49,27.Namun pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 49,1. Sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap tidak mengalami peningkatan kontribusi terhadap PDRB secara signifikan, walaupun dari tahun 2011 hingga 2015 mengalami peningkatan. Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB juga mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga Tahun 2011 kontribusinya sebesar 3,69 dan tahun 2015 sebesar 4,36. Cakupan bina kelompok petani mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan yaitu sebesar 26,05 pada tahun 2011, tahun 2013 sebesar 26,55 serta tahun 2015 naik sebesar 26,95. Bisa disimpulkan bahwa sector pertanian mengalami peningkatan yang signifikan di satu sub sektor dan mengalami peningkatan yang relative biasa di beberapa sub sektor lainnya Kehutanan Kehutanan Hutan merupakan sumber kehidupan, yang perlu dilestarikan. Untuk itu, guna mengetahui optimalisasi kinerja Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam urusan kehutanan, dapat diketahui melalui pencapaian indikator berikut, yakni: (1) rehabilitasi hutan dan lahan kritis; (2) kerusakan kawasan hutan; dan (3) kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB. Tabel 2.39 Realisasi Indikator Urusan Kehutanan Tahun Indikator Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (%) 1,03 1,05 1,07 1,09 1,1 Kerusakan Kawasan Hutan (%) 0,04 0,04 0,04 0,04 0,03 Kontribusi sektor kehutanan terhadap 1,06 1,07 1,07 1,08 1,09 PDRB (%) Sumber :LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Dalam perkembangannya, rehabilitasi hutan dan lahan kritis di Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan setiap tahunnya.hal ini sebagai bentuk upaya agar hutan tetap optimal fungsinya, yang dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti bantuan bibit tanaman penghijauan, khususnya ditanam pada lahan kritis yang terdapat Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

76 di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi. Atas segala upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam meningkatkan upaya rehabilitasi hutan dan lahan kritis, sehingga pada setiap tahunnya mengalami peningkatan, hingga di tahun 2014 menjadi 1,09%. Peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan lahan kritis yang dilakukan Pemerintah Banyuwangi pada setiap tahunnya tersebut juga disebabkan kerusakan kawasan hutan di kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan di tahun 2013 yakni 0,04%,meskipun capaian pada tahun 2014 tersebut masih dalam kondisi yang sama pada tahun Sedangkan capaian indikator kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB mengalami peningkatan pada tahun Pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 1,08% dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 1.09% Energi dan Sumber Daya Mineral Penyelenggaraan urusan energi dan sumber daya mineral bersinergi dengan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang penanaman modal/investasi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi tahun Untuk mencapai sasaran ini salah satunya digunakan indikator kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB. Tabel 2.40 Realisasi Indikator Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral Tahun Indikator Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Sumber :LKPJ Akhir Masa Jabatan, ,06 7,06 7,06 7,06 7,06 Indikator kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB di Kabupaten Banyuwangi dari tahun menunjukkan kinerja yang stabil dengan capaian sebesar 7 %. Hal ini menandakan bahwa dalam penyelenggaraan urusan energi dan sumber daya mineral pertumbuhan sektor ini perlu dipelihara dalam kerangka kewenangan yang ada. 66 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

77 Pariwisata Penyelenggaran urusan pariwisata memiliki sasaran meningkatnya pemanfaatan potensi pariwisata seperti Kawah Ijen, Pantai Plengkung, Sukamade dan lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan urusan ini diukur dari beberapa indikator, diantaranya:(1) kunjungan wisata Domestik; (2) kunjungan wisata mancanegara; dan (3) kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB. Tabel 2.41 Realisasi Indikator Urusan Pariwisata Tahun Indikator Kunjungan wisata Domestik (orang) Kunjungan wisata Mancanegara (orang) Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB (%) Sumber :LKPJ Akhir Masa Jabatan, ,1 3,71 3,71 3,71 3,71 Secara umum capaian indikator dalam penyelenggaraan urusan pariwisata pada tahun menunjukkan tren yang positif. Peningkatan kunjungan wisata domestik yang sangat pesat mulai terjadi pada tahun 2012, yakni mencapai orang.jumlah tersebut kemudian semakin meningkat hingga di tahun 2015 mencapai orang kunjungan wisata domestik. Selanjutnya, pada indikator kunjungan wisata mancanegara mengalami fluktuatif pada setiap tahun, penurunan tertinggi dari tahun , yakni dari 42,856 orang turun menjadi 20,437 orang. Pada tahun 2015 meningkat sebesar 27,202 orang kunjungan wisata mancanegara. Sedangkan capaian indikator kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB, mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2012, yakni sebesar 3,71%. Pada tahun kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB masih sebesar 3,71%. Namun berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi guna meningkatkan kembali kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

78 Kelautan dan Perikanan Penyelenggaraan urusan Kelautan dan Perikanan memiliki sasaran Meningkatnya daya saing daerah dan kemandirian ekonomi berbasis pertanian. Untuk mengukur capaian dari urusan kelautan dan perikanan tersebut digunakan beberapa indikator diantaranya: (1) produksi perikanan; (2) konsumsi ikan; (3) cakupan bina kelompok nelayan; (4) jumlah nelayan yang dapat bantuan pemda; dan (5) produksi perikanan kelompok nelayan. Tabel 2.42 Realisasi Indikator Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun Indikator Produksi perikanan Konsumsi ikan 29,3 29,6 29,9 30,1 30,5 Cakupan bina kelompok nelayan Jumlah nelayan yg dapat bantuan pemda pada tahun Produksi perikanan kelompok nelayan 134,4 137,1 260,4 260,4 388,8 Sumber :LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Capaian atau realisasi indikator kelautan dan perikanan secara umum mengalami peningkatan. Begitu pula dengan capaian kinerja dari masingmasing indikatornya yang telah mencapai bahkan melebihi target yang telah ditentukan. Pada tahun 2013 produksi perikanan Kabupaten Banyuwangi mencapai ton meningkat di tahun 2015 sampai ton. Capaian indikator konsumsi ikan mengalami peningkatan dari 29,9 % ditahun 2013 menjadi 30,1% ditahun Capaian indikator cakupan bina kelompok di tahun 2014 meningkat sebesar51 kelompok, dan pada tahun 2015 meningkat sebesar 57 kelompok nelayan. Begitu juga dengan capaian indikator jumlah nelayan yang dapat bantuan pemda meningkat menjadi 9 nelayan di tahun 2013, dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 13 nelayan. Selain itu, capaian indikator produksi perikanan kelompok nelayan juga terus mengalami peningkatan menjadi 260,4 ton di tahun 2014 dan 388,8 ton di tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

79 Perdagangan Capaian penyelenggaran urusan perdagangan dapat diukur dengan beberapa indikator diantaranya: (1) kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB; (2) Ekspor Bersih Perdagangan; dan (3) Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal. Indikator tersebut tidak lain merupakan ukuran untuk mengetahui capaian sasaran dalam Meningkatkan industri olahan dan kreatif berbasis pertanian. Tabel 2.43 Realisasi Indikator Urusan Perdagangan Tahun Indikator Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB Ekspor Perdagangan Bersih 8,69 7,60 6,95 8,22 8, Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Banyuwangi 2016 LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Kontribusi sektor perdagangan di Kabupaten Banyuwangi padatahun mengalami stagnan. Namun, pada tahun kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB terus mengalami peningkatan menjadi 23,82%% di tahun 2013 dan 23,84% pada tahun Begitu pula dengan capaian indikator ekspor bersih perdagangan yang terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 yakni sebesar dan pada tahun 2015 sebesar Sedangkan capaian indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha informas selalu mengalami peningkatan dari tahun , dimana pada tahun 2014 telah mencapai 33 kelompok dan pada tahun 2015 mencapai 36 kelompok Perindustrian Penyelenggaraan, pembangunan dan peningkatan sektor industri di Kabupaten Banyuwangi selama tahun cenderung menunjukkan kinerja yang mengalami peningkatan.hal ini disebabkan situasi perekonomian yang kurang mendukung dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

80 minim terwujudnya iklim usaha yang kondusif. Perkembangan kinerja sektor industri dapat dilihat dari indikator berikut : (1) kontribusi sektor industri terhadap PDRB; (2) kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB; (3) pertumbuhan industri; dan (4) cakupan bina kelompok pengrajin. Tabel 2.44Realisasi Indikator Urusan Perindustrian Tahun Indikator Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB Pertumbuhan Industri Cakupan bina kelompok pengrajin 5,93 5,93 6,45 6,45 6,45 4,84 4,85 4,86 4,87 4, Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Banyuwangi 2016 LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Capaian indikator kontribusi sektor industri terhadap PDRB di tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan pada capaiannya di tahun 2012 dan 2013, yakni dari 5,68% di tahun 2012, menurun menjadi 5,69% di tahun 2013 dan mengalami peningkatan mencapai 5,7% di tahun 2014, kemudian kembali meningkat 5,71% ditahun Capaian indikator pertumbuhan industri di Kabupaten Banyuwangi juga ditunjukkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan 4,85% dari 4,84% di tahun 2011, yang kemudian mengalami kenaikan di tahun 2013 mencapai 4,86% juga ditunjukkan kembali mengalami kenaikan di tahun 2014 hingga mencapai 4,87%, kemudian mengalami peningkatan mencapai 4,88% ditahun Sedangkan cakupan bina kelompok pengrajin pada tahun selalu mengalami peningkatan, yakni hingga mencapai 45 cakupan bina kelompok pengrajin di tahun Ketransmigrasian Penyelenggaraan urusan ketransmigrasian di Kabupaten Banyuwangi bertujuan untuk mengurangi jumlah pengangguran melalui program transmigrasi. Program transmigrasi yang dijalankan berupa transmigran swakarsa (trans. umum, TSM,& TU). 70 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

81 Tabel 2.45 Realisasi Indikator Urusan Ketransmigrasian Tahun Indikator Transmigran swakarsa (trans.umum, TSM, &TU) 18,94 18,94 21,15 17,73 17,66 Sumber : LAKIP Kabupaten Banyuwangi, 2014 Capaian indikator transmigrasi swakarsa (transmigrasi umum, TSM dan TU) mengalami fluktuatif dari tahun yakni sebesar 18,94% di tahun 2011 hingga tahun 2013 mengalami kenaikan hingga mencapai 21,51, namun pada tahun terus mengalami penurunan, yakni sebesar 17,73% di tahun 2014 dan 17,66% di tahun Meskipundemikian Capaian ini termasuk katagori baik karena dalam mencapai tujuan penyelenggaraan urusan ketransmigrasian untuk mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten Banyuwangi Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan daerah lainnya, baik yang berdekatan, domestik ataupun internasional.daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan keunggulan daerah.aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, iklim berinvestasi, sumber daya manusia, dan fasilitas wilayah atau infrastruktur. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Indikator yang digunakan untuk mengetahui aspek daya saing daerah terdiri dari: Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Fokus kemampuan ekonomi daerah dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Banyuwangi. Pertumbuhan ekonomi yang stabil pada kisaran 5,7-6 % memberikan kepastian Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

82 berusaha bagi sektor perekonomian di Banyuwangi. Sektor yang cepat tumbuh perlu didorong ke titik yang optimal dan sektor yang mengalami penurunan perlu dilakukan evaluasi kondisi dan rasional penurunannya. Pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Banyuwangi dapat ditunjukkan oleh peningkatan Produk Domestik Regional Bruto Angka Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK). Secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.46PDRB ADHK Kabupaten Banyuwangi Tahun Uraian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 12,056, ,927, ,677, ,256, ,908,516.0 Pertambangan dan Penggalian 3,258, ,348, ,373, ,524, ,689,615.2 Industri Pengolahan 19, ,244, ,517, ,836, ,144,367.3 Pengadaan Listrik dan Gas 4,019, , , , ,456.1 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah 24, , , , ,207.6 Konstruksi 3,715, ,038, ,377, ,697, ,014,841.0 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil 4,617, ,060, ,640, ,982, ,412,099.7 Transportasi dan Pergudangan 971, ,045, ,118, ,210, ,307,480.5 Penyediaan Akomodasi dan Makan 726, , , , ,046,005.5 Informasi dan Komunikasi 1,610, ,782, ,950, ,096, ,255,358.7 Jasa Keuangan dan Asuransi 573, , , , ,248.8 Real Estate 508, , , , ,601.9 Jasa Perusahaan 79, , , , ,604.1 Administrasi Pemerintahan 880, , , , ,844.0 Jasa Pendidikan 1,110, ,230, ,278, ,343, ,428,918.7 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 120, , , , ,666.7 Jasa Lainnya 427, , , , ,694.0 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 34,720, ,235, ,733, ,997, ,523,525.8 Sektor pertanian cenderung mengalami pertumbuhan nilai walaupun dalam skala yang rendah, disisi lain sektor industri pengolahan naik sangat signifikan dari 19 Miliyar pada tahun 2011 menjadi 5 trilyun pada Sektor akomodasi dan makanan 72 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

83 minuman naik menjadi 1,046 trilyun. Sektor perdagangan besar juga naik signifikan menjadi 6,4 Triltun pada Pola ekonomi ini menunjukkan bahwa prioritas wisata sebagai pilihan adalah strategi yang tepat sektor yang mampu menjadi pengungkit bagi olahan di sektor lainnya seperti perdagangan, pengolahan dan sektor perhotelan. Disisi produk pertanian focus untuk meningkatkan konsumsi pangan dan buah local setidaknya mampu mempertahankan nilai PDRB ADHK Kabupaten Banyuwangi sektor pertanian sehingga tidak mengalami penurunan dan masih mampu menyokong pertumbuhan sektor pariwisata di Kabupaten Banyuwangi. No Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2 Pertambangan dan penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Pengadaan Listrik dan Gas 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6 Konstruksi 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8 Transportasi dan Pergudangan 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10 Informasi dan Komunikasi 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 12 Real Estate 13 Jasa Perusahaan 14 AdministrasiPemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15 Jasa Pendidikan 4,87 4,50 7,23 5,80 4,23 4,58 5,96 7,06 2,74 0,76 4,48 4,68 4,37 5,93 5,59 6,45 7,05 6,36 0,03 7,59 7,66 3,21 2,86 3,27 6,21 7,75 4,67 6,84 2,64 5,34 4,76 10,12 8,73 8,39 7,30 6,76 8,35 9,34 9,60 11,46 6,07 7,18 5,59 8,69 7,60 6,95 8,22 8,04 8,46 9,08 8,39 8,07 10,33 10,40 17,33 8,35 10,71 9,41 7,51 7,56 6,52 8,37 8,95 11,35 6,12 7,49 5,61 6,47 7,11 8,30 9,79 6,76 9,22 6,68 5,53 7,99 6,82 6,83 9,34 5,91 2,03 2,16 0,86 6,56 14,47 13,19 10,77 3,92 5,07 6,35 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

84 No Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17 Jasa lainnya 18 Jumlah 5,74 12,41 6,65 6,71 12,71 5,87 4,32 5,86 3,45 5,59 6,22 5,61 6,38 6,95 7,24 6,71 5,70 6,01 Sumber : LAKIP Kabupaten Banyuwangi 2014 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sumbangan dari berbagai sektor pada PDRB menunjukkan stabilitas ekonomi di Kabupaten Banyuwangi pada kurun waktu tahun Sektor penopang dominan dari pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi di tahun 2015 adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 4,58%, sektor Perdagangan Besar dan Eceran 7,18%, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 10,40%, industri pengolahan 6,36. Sektor ini merupakan sektor yang terkait langsung dengan pariwisata dan peran sektor pariwisata sebagai pengungkit cukup besar. Pada sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan terjadi sedikit penurunan dari tahun 2011 menuju ke tahun 2015 sebesar 0,28 %. Penurunan tersebut dapat dimengerti krarena sektor yang lain tumbuh lebih cepat dari sektor pertanian yang walaupun secara nilai naik tetapi dari sisi share PDRB mengalami penurunan. Perlu identifikasi dan terobosan agar meningkatnya sektor pengolahan dan industry juga didukung sektor pertanian yang melibatkan tenaga kerja cukup besar ini. Pada sektor industri pengolahan mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2015 sebesar 2,01 %. Sektor ini bergerak karena sektor UMKM dan sektor pariwisata cnderung bergerak secara konstan.. Pada sektor perdagangan, restoran dan hotel mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 9,5 %. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran cukup fluktuatif tapi masih pada kisaran 7-8 %. Kemudian, sektor jasa-jasa mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2015 sebesar 0,9 persen menjadi 7,49 % pada sektor jasa keuangan dan meningkat 1,3 % menjadi 5,61 % pad sektor jasa lainnya. 74 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

85 Iklim Investasi Iklim investasi di dukung oleh berbagai macam pajak dan retribusi daerah. a. Kemudahan Perijinan Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara terusmenerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kemudahan perijinan. Kemudahan perijinan adalah proses pengurusan perijinan yang terkait dengan persoalan investasi relatif sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Tabel 2.47 Proses Perijinan Kabupaten Banyuwangi Tahun Uraian Lama proses perijinan (%) Penyelesaian ijin lokasi (%) Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Pada dasarnya proses perijinan di Kabupaten Banyuwangi secara umum mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam memberikan perhatian terhadap proses perijinan sudah semakin menunjukkan kinerja yang baik. Apabila ditinjau dari capaian indikator lama proses perijinan pada tahun , telah menunjukkan peningkatan capain, meskipun pada tahun 2013 hingga 2014 tidak mengalami peningkatan yakni sebesar 94.29%. Begitu juga dengan capaian indikator penyelesaian ijin lokasi yang secara umum juga menunjukan kinerja yang baik, meskipun pada tahun 2013 sempat mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 97.4% dari 97.7% di tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 tidak menunjukkan kenaikan ataupun penurunan. Namun, pada tahun 2015 telah mengalami penurunan kembali yakni 91.4%. Jumlah dan macam pajak daerah dan retribusi daerah diukur dengan jumlah dan macam insentif pajak dan retribusi daerah yang mendukung iklim investasi. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan (dalam hal ini perusahaan) kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah (sesuai dengan peraturan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

86 perundangan yang berlaku). Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dandiberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (dalam hal ini perusahaan). Tabel 2.48 Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Indikator Jenis Pajak Daerah Jenis Retribusi Daerah Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Jenis pajak daerah pada tahun tidak mengalami peningkatan. Artinya, pengenaan pajak daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi masih belum mengalami perkembangan hingga di tahun 2015, yakni sebanyak 11 jenis pajak daerah. Sedangkan jenis retribusi daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menunjukkan kondisi yang fluktuatif selama tahun ini. Dimana pada tahun jenis retribusi daerah berjumlah 36 jenis, dan mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 26 jenis dan kembali meningkat di tahun 2014 menjadi 30 jenis.. namun mengalami penurunan kembali pada tahun 2015 menjadi 28 jenis Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah modal dan kekayaan yang penting dari setiap kegiatan manusia agar kemampuan yang dimiliki dapat dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik. Sumber daya manusia menyangkut dimensi jumlah karakteristik (kualitas) dan persebaran penduduk. Maka, pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan sebagai upaya untuk pengembangan aktivitas dalam bidang pendidikan dan latihan, kesehatan, gizi, penurunan fertilitas, peningkatan kemampuan penelitian dan pengembangan teknologi. Peningkatan untuk kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional dan daerah. Pengembangan kualitas sumberdaya manusia dapat meningkatkan daya saing daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indokator dari kualitas sumber daya manusia 76 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

87 dalam rangka peningkatana daya saing daerah dapat dianalisis dengan melihat kualitas tenaga kerja dan tingkat ketergantungan penduduk untuk melihat beban ketergantungan penduduk Kualitas Tenaga Kerja (Rasio Lulusan S1/S2/S3) Pembangunan daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusian (SDM) berhubungan dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri maupun luar negeri. Kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaikan S1, S2, dan S3. Tabel 2.49 Rasio Penduduk Berijazah Universitas Per Penduduk Kabupaten Banyuwangi Tahun Jumlah Uraian Satuan *2015 lulusan S1/S2/S3 penduduk Jiwa (ribu) N/A 25,229 36,835 52,001 65,387 Jumlah Penduduk Jiwa (ribu) N/A 1,577,823 1,627,130 1,654,175 1,692,351 Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Apabila di amatai dari jumlah penduduk lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Banyuwangi pada tahun selalu mengalami peningkatan, yakni jiwa di tahun 2012, meningkat menjadi di tahun 2013, dan kembali meningkat menjadi di tahun Peningkatan jumlah penduduk lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Banyuwangi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Banyuwangi mulai memiliki minat untuk meneruskan penidikan ke jenjang perguruan tinggi. Meskipun apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2014, kontribusi penduduk lulusan S1/S2/S3 hanya sebesar 0,03% saja. Kontribusi tersebut masih sangat rendah, apabila dibandingkan dengan lulusan SMP dan SMA. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

88 Tingkat Ketergantungan Tingkat ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Dengan konsep ini maka dapat digambarkan jumlah penduduk yang memiliki ketergantungan pada penduduk usia produktif. Konsep ini juga memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi. Rasio ketergantungan digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Rasio ketergantungan menjelaskan bahwa semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Tabel 2.50 Rasio Ketergantungan Kabupaten Banyuwangi Tahun Uraian Satuan Jumlah penduduk < 15 thn dan >64 tahun Jumlah Penduduk Usia 15-64tahun Jiwa (ribu) Jiwa (ribu) Rasio ketergantungan % 0,480 0,434 0,411 0, Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Pada tabel di atas menunjukkan bahwa Rasio ketergantungan di Kabupaten Banyuwangi pada tahun telah menunjukkan perkembangan yang baik, dimana pada setiap tahunnya telah mengalami penurunan, yakni dari 0,480 di tahun 78 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

89 2011 menurun menjadi 0,434 di tahun 2012 dan kembali mengalami penurunan menjadi 0,411 di tahun 2013 dan kembali mengalami penurunan di tahun 2014 pada capaian 0,406 dan kembali mengalami penurunan di tahun 2015 pada capaian Hal ini menunjukkan, bahwa beban yang di tanggung oleh penduduk produktif atas penduduk yang tidak produktif semakin berkurang. Meskipun memang pada setiap tahunnya penduduk dengan usia tidak produktif (<15 tahun dan >64 tahun) selalu mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut tidak sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk yang memiliki usia produktif. Pada tahun 2015, capaian jumlah penduduk tidak produktif hanya jiwa, sedangkan capaian jumlah penduduk produktif sebesar jiwa, sehingga rasio ketergantungan pada tahun 2015 hanya sebesar 0,392. Degan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin rendahnya persentase rasio ketergantungan pada tahun 2015 menunjukkan semakin renadahnya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi Infrastruktur Analisis kinerja infrastruktur dilakukan terhadap beberapa indikator meliputi rasio panjang jalan per jumlah kendaraan, jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum, jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal pertahun, ketaatan terhadap RTRW, luas wilayah produktif, luas wilayah industri, luas wilayah kebanjiran, luas wilayah kekeringan, luas wilayah perkotaan, jenis dan jumlah bank dan cabang, jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang, jenis, kelas, dan jumlah restoran, jenis, kelas, dan jumlah penginapan/hotel, persentase rumah tangga (RT) yang menggunakan air bersih, rasio ketersediaan daya listrik, persentase rumah tangga yang menggunakan listrik, dan persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon. Infrastruktur yang tersedia dapat menunjang daya saing daerah untuk mendukung aktivitas ekonomi pada berbagai sektor di daerah dan antarwilayah Aksesibilitas Daerah Untuk mengetahui tingkat aksesibilitas daerah dapat dihitung dengan beberapa indikator sebagai berikut : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

90 a. Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum Jumlah arus penumpang angkutan umum pada tahun selalu mengalami peningkatan, yakni penumpang di tahun 2011, meningkat menjadi penumpang di tahun 2012, kembali mengalami peningkatan di tahun 2013 menjadi penumpang. Namun pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi penumpang, kembali mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi penumpang. Penurunan jumlah arus penumpang angkutan umum di tahun 2014 dikarenakan animo masyarakat untuk menggunakan angkutan umum dalam aktivitasnya semakin berkurang, masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Sehingga di butuhkan upaya perbaikan kendaraan dan promosi terhadap angkutan umum agar masyarakat kembali menggunakan angkutan umum sebagai moda transportasi utama. Tabel 2.51 Jumlah Arus Penumpang Terangkut Angkutan Umum (dalam 1 Tahun) Kabupaten Banyuwangi Tahun Uraian Jumlah arus penumpang Angkutan Umum Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, b. Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bus Per Tahun Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bus pada tahun masih tetap sama, yakni 2 Pelabuhan Laut, 1 bandara dan 8 terminal bus. Hal ini menunjukkan bahwa masih belum ada penambahan kuantitaspelabuhan laut/udara dan terminal bus. Fohus Pemerintah Kabupaten banyuwangi saat ini adalah lebih pada perawatan sarana dan prasarana pelabuhan laut/udara/terminal bus dengan mengoptimalkan pemanfaatannya untuk memfasilitasi masyarakat uang menggunakan moda transportasi umum. 80 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

91 Tabel 2.52 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bus Kabupaten Banyuwangi Tahun Uraian Jumlah Pelabuhan Laut Jumlah Pelabuhan Udara Jumlah Terminal Bus Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, Penataan Wilayah a. Ketaatan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Ketaatan terhadap RTRW merupakan kesesuaian implementasi tataruang hasil perencanaan tata ruang berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional dengan peruntukan yang direncanakan sesuai dengan RTRW. Selama dua tahun terakhir, persentase ketaatan terhadap RTRW di Kabuapeten Banyuwangi dalam kondisi baik. Ketaatan ini salah satunya ditunjukkan dengan rasio bangunan ber-imb pada tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Selain itu, kondisi tersebut menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap Peraturan Perundangundangan yang berlaku. Sehingga kondisi ketaatan terhadap RTRW dapat diaktegorikan dalam kondisi yang baik dari tahun Tabel 2.53 Rasio Ketaatan Terhadap RTRW Kabupaten Banyuwangi Tahun Uraian Satuan Ketaatan terhadap RTRW Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 b. Luas Wilayah Produktif Luas wilayah produktif adalah persentase realisasi luas wilayah produktif terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Luas wilayah produktif di Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan pencapaian pada tahun 2014 dan 2013, yakni 45,21% di tahun 2015 mengalami penurunan dari 50.70% di tahun 2014 dan mengalami penurunan dari di tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

92 Tabel 2.54 Persentase Luas Wilayah Produktif Kabupaten BanyuwangiTahun Uraian Satuan Luas wilayah produktif % ,21 Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Apabila ditinjau dari tabel diatas, menunjukkan bahwa penurunan luas wilayah produktif yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2013, yakni dari 83,85% di tahun 2012 menjadi 52,45% di tahun Hal ini mengindikasikan bahwa pada setiap tahunnya luas wilayah produktif di Kabupaten Banyuwangi semakin mengalami penyempitan dan terjadi alih fungsi lahan. c. Luas Wilayah Industri adalah persentase realisasi luas kawasan Industri terhadap luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Luas wilayah industri selalu menunjukkan perluasan wilayah dari tahun , yakni dari 2,2% di tahun 2011 meningkat menjadi 2,50% di tahun Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaaan industri di Kabupaten Banyuwangi semakin berkembang hingga tahun 2015 ini. Meskipun pada tahun 2013 sempat mengalami penurunan luas wilayah industri menjadi 2,35%. Namun penurunan tersebut kembali mengalami peningkatan yang sangat drastis di tahun Tabel 2.55 Persentase Luas Wilayah Industri Kabupaten Banyuwangi Tahun Uraian Satuan Luas wilayah industri % Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 d. Luas Wilayah Perkotaan Luas wilayah perkotaan adalah persentase realisasi luas wilayah perkotaan terhadap luas rencana wilayah budidaya sesuai dengan RTRW.Luas wilayah perkotaan, pada tiap tahunnya sejak tahun selalu mengalami peningkatan, yakni dari 9,6 di tahun 2011 meningkat menjadi 9,9% di tahun Peningkatan yang terjadi selama jangka waktu 4 tahun tersebut sebesar 0,3%. Namun terjadi penurunan di tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

93 Tabel 2.56 Persentase Luas Wilayah Perkotaan Kabupaten Banyuwangi Tahun Uraian Satuan Luas wilayah perkotaan % Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, Ketersediaan Air Bersih Air Bersih (clean Water) adalahair yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Air Minum (drinking water) merupakan air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Tabel 2.57 Jumlah Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih Kabupaten Banyuwangi Tahun Uraian Jumlah Rumah Tangga (RT) Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2011 sampai tahun 2015 jumlah rumah tangga pengguna air bersih selalu meningkat, meskipun sempat mengalami penurunan di tahun Hal ini dapat dilihat pada perkembangannya di tahun 2011, peningkatan rumah tangga pengguna air bersih mengalami peningkatan sebesar 3,25% dibandingkan dengan tahun 2010, yakni mencapai RT. Pada tahun 2012, peningkatannya lebih besar dibandingkan dengan tahun 2011, yaitu 22,57% sehingga capaiannya sebesar rumah tangga. Namun pada tahun 2013 terjadi penurun rumah tangga pengguna air bersih sebesar 6,6%, sehingga di tahun 2013 hanya terdapat RT yang menggunakan air bersih. Meskipun demikian, peningkatan jumlah rumah tangga pengguna air bersih sangat signifikan terjadi di tahun 2014, yakni mencapai RT. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

94 untuk hidup sehat semakin meningkat dengan menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-harinya Fasilitas Listrik dan Telepon Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik Penyediaan tenaga listrik bertujuan untuk meningkatkan perekonomian serta memajukan kesejahteraan masyarakat. Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian sasaran pemerintah daerah tersebut adalah persentase rumah tangga yang menggunakan listrik. Jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik di Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut : Tabel 2.58 Jumlah Rumah Tangga yang Berlistrik Kabupaten Banyuwangi Tahun Uraian Presentase Rumah Tangga Berlistrik Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Apabila mengacu pada capaian persentase rumah tangga berlistrik seperti pada tabel di atas menunjukkan peningkatan pada setiap tahunnya selama tahun Pada tahun 2012 persentase rumah tangga yang berlistrik mengalami peningkatan yang sangat drastis dibandingkan tahun-tahun berikutnya, yakni mencapai 71% di tahun 2012 dari yang sebelumnya hanya 49,85% di tahun Selain itu pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan terhadap jumlah rumah tangga berlistrik sebesar 85,55% dan di tahun 2014 mencapai 86,19%. Peningkatan pencapaian persentase rumah tangga berlistrik di Kabupaten Banyuwangi pada tahun menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat Banyuwangi semakin meningkat. Namun Pemerintah Kabupaten Banyuwangi masih memiliki tugas wajib yaitu meningkatkan ketersediaan listrik di seluruh masyarakat Kabupaten Banyuwangi. Pencapaian sebesar 86,19% harus tetap dijadikan motivasi untuk mencapai 100% seluruh masyarakat mendapatkan listrik. Hal inilah yang nantinya menjadi sebuah modal para masyarakat untuk lebih dapat meningkatkan kesejahteraannya. 84 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

95 Ketersediaan Restoran Ketersediaan restoran pada suatu daerah menunjukkan tingkat daya tarik investasi suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukan perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluangpeluang yang ditimbulkannya.restoran adalah tempat menyantap makanan dan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jenis tataboga atau catering. Pada tahun 2012, jenis, kelas, dan jumlah restoran mengalami penurunan, akan tetapi capaian ini sesuai dengan target yang ditetapkan pada tahun Tabel 2.59 Jenis, Kelas, dan Jumlah Restoran Kabupaten Banyuwangi Tahun Uraian Jenis, kelas dan jumlah restoran Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Walaupun pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 7,8 % kemudian tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 90 jenis, kelas dan jumlah restoran. Peningkatan tersebut menunjukan tingkat daya tarik investasi pada Kabupaten Banyuwangi. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukan perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluang-peluang yang ditimbulkannya Ketersediaan Penginapan Ketersediaan penginapan/hotel merupakan salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan daya saing daerah, terutama dalam menerima dan melayani jumlah kunjungan dari luar daerah.semakin berkembangnya investasi ekonomi daerah akan meningkatkan daya tarik kunjungan ke daerah tersebut. Dengan semakin banyaknya jumlah kunjungan orang dan wisatawan ke suatu daerah perlu didukung oleh ketersediaan penginapan/hotel. Namun pada tahun 2012, jumlah penginapan dan hotel di Kabupaten Banyuwangi mengalami penurunan, namun capaian ini masih sesuai dengan target yang ditetapkan pada tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

96 Tabel 2.60 Jumlah Hotel dan Penginapan Tahun Kabupaten Banyuwangi Uraian Jumlah Hotel dan Penginapan Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan, 2016 Peningkatan pada ketersediaan penginapan/hotel dapat meningkatkan daya saing daerah, terutama dalam menerima dan melayani jumlah kunjungan dari luar daerah.semakin berkembangnya investasi ekonomi daerah akan meningkatkan daya tarik kunjungan ke daerah tersebut. 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah tahun lalu yang meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan wajib dan urusan pilihan pemerintah daerah tertuang dalam lampiran dokumen ini. 2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah Berikut dipaparkan mengenai tabel prioritas tingkat nasional dan provinsi pada tahun Dalam tabel dipaparkan mengenai keterkaitan antara prioritas sasaran yang dilakukan pemerintah ditingkat nasional dan provinsi yang menjadi acuan dari pemerintah kabupaten Banyuwangi dalam menentukan prioritas pembangunan ditahun Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Kabupaten Banyuwangi 1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama a. Pengendalian Jumlah Penduduk b. Reformasi Pembangunan Kesehatan 1. Kemandirian Ekonomi 1. Pendidikan a. Pengurangan ketergantungan Peningkatan akses dan kualitas terhadap impor bahan baku dan pendidikan yang bermoral dan bahan penolong serta barang jadi berakhlak 86 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

97 Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Kabupaten Banyuwangi c. Reformasi Pembangunan Pendidikan d. Sinergi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan b. Penguatan daya saing daerah baik sumber daya manusia maupun produk daerah. c. Peningkatan perdagangan luar negeri (export) dan surplus neraca perdagangan dalam negeri. 2. Kesehatan Peningkatan akses dan kualitas kesehatan 3. Pertanian a. Revitalisasi sektor pertanian 2. Ekonomi 2. Pembangunan industry Hulu-Hilir b. Pengembangan industry olahan a. Transformasi sektor industry dalam arti luas b. Peningkatan daya saing tenaga kerja c. Peningkatan daya saing UMKM dan Koperasi d. Peningkatan efisiensi sistem logistik dan distribusi e. Reformasi keuangan negara 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi - Peningkatan Kapasitas Iptek 4. Sarana dan Prasarana a. Peningkatan Ketahanan air b. Peningkatan konektifitas nasional c. Peningkatan ketersediaan infrastruktur pelayanan dasar a. Pengembangan industr1 dasar dengan upaya penguatan struktur industry b. Pengembangan hilirisasi industry c. Peningkatan produk bahan baku/penolong domestic sebagai pengganti/substitusi impor 3. Pembangunan agrobisnis dan agroindustri serta UMKM a. Peningkatan produktivitas pertanian guna meningkatkan NTP b. Pengembangan agroindustri di arahkan pada sentra-sentra produksi dimana berfungsi untuk pengembangan UMKM berbasis hasil pertanian dan kreatif berbasis pertanian 4. Pariwisata a. Pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal b. Pelestarian dan pengembangan budaya lokal 5. UMKM a. Meningkatkan daya saing koperasi, usaha mikro kecil dan menengah berbasis kelompok dan kluster b. Penguatan regulasi ekonomi kerakyatan 5. Politik - Konsolidasi demokrasi 6. Pertahanan dan Keamanan 4. Pembangunan Infrastruktur 6. Infrastruktur Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

98 Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Kabupaten Banyuwangi a. Percepatan pembangunan MEF dengan pemberdayaan industri pertahanan b. Peningkatan ketertiban dan keamanan dalam negeri 7. Hukum dan Aparatur a. Reformasi birokrasi dan peningkatan kapasitas kelembagaan publik b. Pencegahan dan pemberantasan korupsi 8. Wilayah dan Tata Ruang c. Pembangunan daerah tertinggal dan perbatasan d. Pengelolaan resiko bencana e. Sinergi pembangunan pedesaan 9. Sumberdaya Alam dan Lingkungan a. Perkuatan ketahanan Pangan b. Peningkatan ketahanan energy c. Percepatan pembangunan Kelautan d. Peningkatan keekonomian keanekaragaman hayati dan kualitas lingkungan hidup a. Regulasi pendukung penguatan kemandirian ekonomi agar dapat berpihak pada kekuatan ekonomi domestic b. Pengembangan sarana dan prasarana infrastruktur untuk mendorong pertumuhan ekonomi (kelancaran arus barang dan jasa) dan peningkatan pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar masyarakat serta pengurangan disparitas antar wilayah c. Meningkatkan porsi kredit kepada UMKM melalui Bank Umum, Bank UMKM (penambahan penyertaan modal dan BPRKabupaten/Kota. a. Pengembangan Infrastruktur Pendukung perekonomian, kawasan strategis dan kawasan pedesaan. b. pengembanganinfrastruktur sosial 7. Sumberdaya Alam dan Lingkungan 88 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

99 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Perkembangan ekonomi global cukup berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Beberapa tahun terakhir, pada tahun 2014 perekonomian global hanya tumbuh 3,4%, namun dengan didorong oleh makin baiknya perekonomian AS, maka tahun 2015 pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan terus membaik, dan tumbuh sebesar 3,5%. Sejalan dengan pergerakan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2014 melambat menjadi 5,1% di tahun 2014 lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang besarnya 5,8%. Dari sisi eksternal perlambatan tersebut disebabkan oleh turunnya permintaan dunia, turunnya harga komoditas internasional, dan kebijakan pemerintah terkait dengan pembatasan ekspor mineral mentah. Dari sisi permintaan domestik, perlambatan tersebut disebabkan oleh investasi yang masih tumbuh rendah yang diantaranya disebabkan oleh turunnya harga komoditas global, dan juga adanya penghematan anggaran pengeluaran pemerintah. Namun demikian, meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup tinggi dibanding beberapa negara lainnya, yang terutama didukung oleh pertumbuhan konsumsi masyarakat yang cukup tinggi. Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah merupakan bagian yang penting dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk dapat melihat kondisi perekomian dan kemampuan keuangan pemerintah dalam menjalankan program-program yang dirancang. Secara umum, kondisi perekonomian Kabupaten Banyuwangi dalam waktu lima tahun terakhir berdasarkan data dari BPS Kabupaten Banyuwangi, pertumbuhan ekonomi daerah ini selama periode berturut-turut sebesar 6,26%; 7,14%; 7,29%; 6,76%;dan 6.13 %. Sedangkan laju inflasi berada pada kisaran angka 5% hingga 6% per tahun. Tujuan pembangunan daerah harus mampu memicu peningkatan PDRB dari tahun ke tahun agar bisa membuka lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor-sektor yang dimaksud dalam PDRB adalah sektor pertanian; pertambangan dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

100 penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa. Indikator lain yang tidak kalah penting yaitu tingkat pengangguran, kemiskinan, investasi, inflasi dan lain-lain. Perkembangan ekonomi Kabupaten Banyuwangi dari tahun cenderung meningkat sesuai dengan kontribusi setiap sektor pada PDRB. Berikut ini merupakan perkembangan indikator makro ekonomi Kabupaten Banyuwangi yang disajikan pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Banyuwangi Realisasi Berta Proyeksi No Indikator Makro Satu an mbah/ Berkur 2015 *2016 ang PDRB (Harga Berlaku) Juta (Rp) , , , ,8 PDRB (Harga Konstan) Juta (Rp) , ,6 Tingkat Ekonomi Pertumbuhan % Tingkat Inflasi % *4.57 Struktur Pendekatan atau Sektoral PDRB Produksi % Tingkat Kemiskinan % Tingkat Pengangguran % Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi 2016 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa PDRB ADHB dan PRB ADHK mengalami peningkatan pada tahun 2013 ke 2014 dan mengalami peningkatan pada tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

101 serta proyeksi Tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,57%, sedangkan tingkat inflasi dari tahun 2013 ke tahun 2014 dan proyeksi tahun 2015 sampai dengan 2016 mengalami penurunan. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2013 sebanyak kepala keluarga meningkat pada tahun 2014 menjadi kepala keluarga. Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2013 sebesar 4,65% naik pada tahun 2014 sebesar 7.17 %, pada tahun berikutnya proyeksi tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2015 sebesar 4,49% dan pada tahun 2016 sebesar 4,39%. 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah APBN 2017 menetapkan asumsi target pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2017 sebesar 5,1 persen (Outlook Perekononomian, 2016). Namun demikian, pencapaian target pertumbuhan ekonomi tersebut sangat tergantung pada beberapa faktor. Pertama, efektivitas kebijakan Pemerintah dalam memitigasi resiko ekonomi ke depan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Kedua, keberhasilan reformasi ekonomi yang sudah berjalan selama 2 (dua) tahun terakhir. Salah satu tantangan domestik untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi adalah belum optimalnya pendapatan negara dari pajak, seiring dengan perlambatan ekonomi Indonesia dan masih rendahnya basis pajak. Di sisi lain, Pemerintah berencana untuk meningkatkan porsi anggaran belanjanya, khususnya untuk belanja infrastruktur, guna mengurangi kesenjangan infrastruktur antar daerah dan sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tantangan domestik lainnya adalah aktivitas sektor swasta yang relatif masih stagnan sampai dengan triwulan II tahun 2016, dimana salah satunya tercermin dari pertumbuhan kredit yang lambat. Ruang fiskal Pemerintah yang semakin terbatas penurunan pendapatan pajak menyebabkan Pemerintah tidak dapat leluasa dalam meningkatkan belanjanya maka peran sektor swasta sebagai sumber pertumbuhan ekonomi perlu terus didorong dan ditingkatkan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 diperkirakan lebih baik dibanding tahun sebelumnyadengan mempertimbangkan potensi dan berbagai risiko ekonomi baik yang berasal dari eksternal maupun domestik. Perekonomian global yang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

102 diperkirakan membaik di tahun 2017 diharapkan mampu mendukung kinerja perekonomian nasional dan daerah. Meskipun demikian, perbaikan tersebut menghadapi sejumlah risiko seperti perkiraan penurunan kinerja ekonomi Tiongkok, adanya ketidakpastian ekonomi Eropa yang sedang melakukan penyesuaian terhadap Brexit, dan risiko stabilitas akibat perubahan arah kebijakan ekonomi AS setelah pemilihan umum Presiden. Dalam skala nasional, Kebijakan amnesti pajak diharapkan mampu mendorong investasi di sektor riil melalui penguatan likuiditas dari hasil repatriasi dana yang ada di luar negeri. Seiring membaiknya perekonomian global, kinerja perdagangan internasional juga diharapkan mengalami perbaikan. Di tengah perekonomian global yang cenderung melambat, Indonesia justru berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonominya yang cukup tinggi. Pada triwulan III tahun 2016 pertumbuhan PDB Indonesia tercatat sebesar 5,0 persen (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 4,7 persen. Pertumbuhan tersebut utamanya berasal dari pengeluaran konsumsi (tumbuh 5,0 persen), dan pengeluaran investasi (tumbuh 4,1 persen). Sementara itu, pengeluaran pemerintah mengalami penurunan, karena adanya kebijakan penghematan belanja pemerintah. Peran pengeluaran konsumsi (53,8 persen) dan investasi (31,6 persen) merupakan yang terbesar dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya, sehingga keduanya menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III tahun Nota Keuangan beserta rancangan APBN tahun anggaran 2017 dengan mempertimbangkan perkiraan kondisi perekonomian global tersebut, asumsi dasar ekonomi makro yang digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN tahun 2017, adalah: (1) pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen; (2) inflasi sebesar 4,0 persen; (3) nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp per dolar Amerika Serikat. Nota keuangan APBN 2017 ini telah lebih realistis dari RKP tahun 2017 yang masih memproyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2016 sebesar 7,1% pada tahun 2017, dan terus meningkat pada tahun 2018 dan 2019 masing-masing sebesar 7,5 % dan 8,0 %. Proyeksi penurunan inflasi nasional, pada RKP tahun 2017 dan nota keuangan APBN 2017 masih sama dimana inflasi diperkirakan mencapai 4%. 92 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

103 Pembangunan di daerah juga akan dipengaruhi capaian dan target pembangunan regional. Misi kedua Gubernur Jawa Timur adalah mewujudkan peningkatan pembangunan ekonomi bagi semua (inklusif), sekaligus meningkatkan kemandirian dan kemampuan daya saing, terutama berbasis agrobisnis/agroindustri dan industrialisasi, melalui peningkatan aktivitas ekonomi dan kelembagaan UMKM dan koperasi, peningkatan produktivitas sektor pertanian dan ketahanan pangan, peningkatan net ekspor perdagangan dalam dan luar negeri, serta percepatan kinerja sektor industri agro maupun non-agro, peningkatan kontribusi sektor pariwisata, melalui pengembangan industri pariwisata yang berdaya saing, dan pemeliharaan serta pelestarian seni budaya lokal, dan peningkatan kinerja penanaman modal dalam negeri, luar negeri, dan investasi daerah, serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur untuk mengembangkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009 sebesar 5,01%, pada tahun 2010 sebesar 6,68%, pada tahun 2011 sebesar 7,22%, pada tahun 2012 sebesar 7,27%, dan pada tahun 2013 sebesar 6,55%. Sedangkan pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur melambat menjadi 5,86% dan pada tahun 2015 melambat kembali menjadi 5,44%. Sedangkan laju inflasi Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009 sebesar 3,62%, pada tahun 2010 sebesar 6,96%, pada tahun 2011 sebesar 4,09%, pada tahun 2012 sebesar 4,5%, pada tahun 2013 sebesar 7,59% dan pada tahun 2014 inflasi Provinsi Jawa Timur sebesar 7,77%. Dari uraian target makro ditingkat nasional dan regional Jawa Timur tersebut dapatlah dilakukan analisa perbandingan dan proyeksi kinerja makro Kabupaten Banyuwangi. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan tahun berjalan, pemerintah daerah telah menetapkan beberapa indikator ekonomi makro yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan pembangunan daerah. Pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu indikator kinerja utama pada dasarnya merupakan gambaran dari aktifitas perekonomian masyarakat di daerah yang juga digunakan sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi selama lima tahun terakhir berfluktuasi antara 6,95% hingga 6,01%. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi sebesar 5,7%, selanjutnya meningkat pada tahun 2015 menjadi sebesar 6,01%. Pertumbuhan ekonomi juga tidak Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

104 berarti jika tingkat inflasi didaerah tinggi, karena peningkatan pendapatan masyarakat dirasakan lebih rendah dari kenaikan harga barang dan jasa di pasar. Tingkat inflasi di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2013 sebesar 7,1% dan menurun pada tahun 2014 sebesar 6,59%. Arah kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Banyuwangi diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama pada sektor primer Kabupaten Banyuwangi. Arah kebijakan ekonomi daerah didasari dan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara global, nasional, maupun regional. Dimana kondisi tersebut harus bersinergi, linier, dan berintergrasi. Adapun arah kebijkaan ekonomi daerah Kabupaten Banyuwangimenurut dokumen RPJPD adalah tahapan pembangunannya difokuskan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sistem produksi, prasarana pengukuran, standarisasi, pengujian dan pengendalian kualitas produk (SNI, ISO) dan meningkatkan iklim investasi untuk mendorong penanaman modal asing bagi peningkatan daya saing perekonomian daerah sehingga menumbuhkembangkan agrobisnis maupun industri agro dan non agro serta berkembangnya sektor perdagangan dan jasa. Sehingga pembangunan ekonomi berbasis agrobisnis harus dapat mensinergikan berbagai sektor baik primer, sekunder, dan sekunder, serta mensinkronisasi peran berbagai sektor lainnya secara terpadu antara pertanian, industri pengolahan dan sektor perdagangan dan jasa. Pada pengembangan UMKM diarahkan pada revitalisasi dan peningkatan perannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi. Selain itu perlu juga peningkatan UMKM dalam hal SDM, permodalan, teknologi, pemasaran dan dukungan kebijakan pemerintah Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2016 Dan Perkiraan Tahun 2017 Dalam Nota Keuangan APBN 2017, perkembangan ekonomi global di tahun 2017 diproyeksikan mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2016 meski masih diwarnai ketidakpastian. Permintaan global yang ditunjukkan oleh kenaikan volume perdagangan dunia dan peningkatan harga komoditas diperkirakan akan menjadi penopang utama pertumbuhan global di tahun Kondisi perekonomian negara maju akan terdorong oleh ekspansi perekonomian Amerika Serikat namun terkendala 94 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

105 oleh pelemahan ekonomi kawasan Eropa yang menghadapi dampak dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Meskipun demikian, perbaikan kinerja negara-negara berkembang diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global. Moderasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan masih akan berlanjut, namun akan diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi India yang meningkat pesat. Inisiasi kerjasama regional, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), juga akan mulai memberikan dampak positif bagi aktivitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara. Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2017 diperkirakan menguat menjadi 3,4 persen, dengan perekonomian di negara-negara berkembang diharapkan tumbuh hingga 4,6 persen. Volume perdagangan dunia yang menjadi faktor pendorong utama penguatan pertumbuhan diperkirakan tumbuh hingga 3,9 persen di tahun 2017, meningkat dari 2,7 persen di tahun Sementara itu di sisi domestik, konsumsi rumah tangga diperkirakan menjadi kontributor utama perekonomian nasional pada tahun Selain itu, belanja pemerintah di bidang infrastruktur diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan penguatan konektivitas nasional. Upaya tersebut didorong pula oleh dampak kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) yang diterapkan mulai tahun 2016 yang akan mendorong investasi di sektor riil melalui repatriasi kepemilikan dana yang ada di luar negeri. Seiring dengan membaiknya perekonomian global, kinerja perdagangan internasional juga diharapkan mengalami perbaikan. Dengan mempertimbangkan perkiraan kondisi perekonomian global tersebut, asumsi dasar ekonomi makro yang digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN tahun 2017, adalah: (1) pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen; (2) inflasi sebesar 4,0 persen; (3) nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp per dolar Amerika Serikat; (4) suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,3 persen; (5) harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sebesar USD45 per barel; (6) lifting minyak Indonesia sebesar 780 ribu barel per hari; dan (7) lifting gas sebesar ribu barel setara minyak per hari. Penyusunan asumsi dasar ekonomi makro tersebut mengacu pada sasaran-sasaran pembangunan jangka menengah yang terdapat pada RPJMN , sasaransasaran tahunan dalam RKP tahun 2017, serta perkembangan dan prospek ekonomi domestik maupun global tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

106 Kondisi perekonomian Jawa Timur menunjukkan perkembangan, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang berada di atas rata-rata nasional yaitu sebesar 6,5% pada tahun Secara sektoral, pada tahun 2013 seluruh sektor mengalami perlambatan kecuali konstruksi, pengangkutan dan komunikasi serta jasa-jasa. Sektor pertanian mengalami perlambatan pada tahun 2010 dan mengalami percepatan sampai dengan tahun 2012 dan kembali melambat pada tahun Industri pengolahan yang memberikan kontribusi terbesar kedua dalam struktur PDRB mengalami percepatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, namun mengalami perlambatan pada tahun Sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berkontribusi dominan mengalami percepatan pada tahun 2009 dan 2010, namun mengalami perlambatan pada tahun 2011 dan kembali mengalami percepatan 10,06 persen pada tahun 2012 dan kembali melambat menjadi 8,61 persen pada tahun Situasi perekonomian global yang masih mengalami krisis sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tercermin dari pertumbuhan sektoralnya. Kondisi ekonomi daerah Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami pertumbuhan di sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor pertanian sebagai penggerak ekonomi Kabupaten Banyuwangi walaupun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya hal ini dikarenakan faktor cuaca maupun terus berkurangnya luas lahan budidaya. Penurunan pertumbuhan sektor pertanian (primer) tidak berarti produksi sektor tersebut turun, namun pertumbuhannya kalah cepat dengan sektor yang lain. Secara umum pertumbuhan ekonomi daerah sangat dipengaruhi kondisi perekonomian regional dan ekonomi domestik nasional. Penyerapan anggaran pemerintah serta pembangunan infrastruktur juga berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. PRDB ADHB Kabupaten Banyuwangi dari tahun mengalami fluktuasi nilai dengan rata-rata meningkat pada setiap sektornya. Pendapatan produk sektor pertanian setiap tahunnya menduduki posisi pertama sektor yang banyak berkontribusi di dalam PDRB. Sedangkan sektor kedua yang berkontribusi pada PDRB adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor ketiga adalah industri pengolahan Sebagai indikator keberhasilan pembangunan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi 96 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

107 menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan yang dilaksanakan berhasil membawa perubahan yang diinginkan. Pembangunan ekonomi daerah merupakan salah satu kunci keberhasilan sekaligus strategi bagi pembangunan sektor-sektor lainnya. Hal ini mengingat bahwa pembangunan di bidang ekonomi merupakan urat nadi keberhasilan pembangunan bidang-bidang lainnya. Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan bidang ekonomi dapat dilihat dari berbagai indikator. Sesuai dengan misi kedua dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi adalah Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan berbasis potensi sumberdaya alam dan kearifan lokal. Kabupaten Banyuwangi mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif melelui pertumbuhan dan resisten terhadap krisis dan meningkatkan daya tarik serta jaringan. Peningkatan perekonomian Kabupaten Banyuwangi telah diterapkan dan sedang berjalan melalui berbagai program daerah meliputi program pengembangan pariwisata, penguatan daya saing UMKM, pengembangan sektor pertanian, pengembangan kelautan dan perikanan dan peternakan Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 dan Tahun 2017 Tantangan perekonomian prospek perekonomian daerah Kabupaten Banyuwangi tahun 2016 dan tahun 2017 ditengah situasi nasional dan global yang melemah saat ini adalah sebagai berikut : a. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang memiliki demografis lahan pertanian namun tantangannya adalah kerusakan lingkungan cukup tinggi. Potensi pertanian di Kabupaten Banyuwangiyang merupakan sektor penggerak perekonomian sangat melimpah tetapi belum memiliki nilai tambah.hal ini dikarenakan belum optimalnya pengolahan pertanian di sektor on farm dan off farm yang mulai dilakukan oleh daerah lain. b. Potensi pariwisata di Kabupaten Banyuwangi cukup menarik baik dari pariwisata alam maupun budaya. Ketertarikan wisatawan datang ke Kabupaten Banyuwangi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

108 merupakan peluang pergerakan perekonomian namun belum optimalnya promosi dan pemasaran pariwisata oleh pemerintah daerah. c. Pembangunan fasilitas infrastruktur dan transportasi antar kecamatan dan antar desa yang masih minim. Fasilitas transportasi umum yang memadai dapat meningkatkan mobilitas perekonomian serta mempermudah akses wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi. d. Belum optimalnya sinergitas pelaku usaha, masyarakat dan pemerintah. Penciptaan iklim usaha yang kondusif memerlukan partisipasi berbagai kalangan. Dengan pengoptimalan sinergitas stakeholder dapat membuka akses di segala sektor perekonomian. e. Menciptakan kelembagaan usaha ekonomi produktif di pedesaan yang kokoh dengan membuka akses pembiayaan dengan suku bunga rendah bagi petani dan pelaku usaha kecil. f. Adanya potensi lembaga lain yang dapat bekerjasama dalam mengembangkan UMKM misalnya koperasi, perguruan tinggi dan swasta. 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah Tertuang dalam RPJM Nasional tahun , dalam hal Peningkatan Kemampuan Fiskal dan Kinerja Keuangan Daerah, strategi untuk melaksanakan arah kebijakan tersebut adalah: a. Meningkatkan Kemampuan Fiskal Daerah; b. Meningkatkan Kualitas Belanja dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah; dan c. Meningkatkan keterkaitan alokasi dana transfer dan pelayanan publik. Sumber pembiayaan pemerintahan daerah dalam rangka perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah diperoleh berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dengan ditetapkannya kebijakan otonomi daerah, penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilaksanakan dengan lebih berorientasi kepada kepentingan daerah yang diimplementasikan dalam bentuk program kegiatan SKPD. Untuk itu, pengalokasian anggaran dan pemanfaatan potensi dan sumber daya daerah diharapkan dapat meningkatkan IPM, memberi kepuasan 98 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

109 kepada masyarakat, membuka kesempatan lapangan kerja, pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta utamanya UMKM diberbagai bidang. Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah otonom, berhak, berwenang, dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, dengan memanfaatkan sumber-sumber keuangan yang dimilikinya untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik dan pembangunan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan selaras dengan kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten sehingga tidak terjadi tumpang tindih untuk membangun kebersamaan dalam meningkatkan kesejahteraan. Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah merupakan suatu bagian yang penting dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk dapat melihat kondisi perekomian dan kemampuan keuangan pemerintah dalam menjalankan program-program yang dirancang. Indikator-indikator yang digunakan dalam menentukan proyeksi ke depan diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan, dan kebijakan pemerintah daerah mengenai pengelolaan keuangan daerah seperti pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.penentuan kemampuan keuangan daerah sangat terkait dengan kemampuan daerah untuk memperkirakan jumlah penerimaan yang akan diterima sehingga kemampuan pendanaan pembangunan daerah pada tahun 2017 dapat diketahui. Perhitungan kapasitas keuangan daerah beserta kerangka pendanaan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah RKPD Tahun 2017 Sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undangundang nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Peraturan Pemerintah nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan daerah yang antara lain menyebutkan bahwa keuangan daerah harus dikelola Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

110 secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat, maka semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD, dan selanjutnya APBD tersebut akan dipakai sebagai dasar bagi pemerintah daerah dalam pengelolaan penerimaan dan pengeluaran daerah yang disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan serta kemampuan keuangan daerah, oleh karena itu prinsip pengelolaan ini akan tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah, struktur pendapatan dan struktur belanja daerah. Dari sisi keuangan negara dan fiskal, selama kurun waktu , APBN menunjukkan pendapatan negara dan hibah meningkat rata-rata 13,2% per tahun atau naik dari Rp. 995,3 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp ,9 triliun pada tahun 2013 dan diperkirakan mencapai Rp ,4 triliun pada tahun Peningkatan pendapatan negara tersebut utamanya didorong oleh peningkatan penerimaan perpajakan yang meningkat rata-rata sebesar 14,6% per tahun dan menyumbang lebih dari 70% dari total penerimaan dalam negeri. Rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur di tahun adalah sebesar 22,40% dengan rincian PAD sebesar 19,57%, dana perimbangan sebesar 10,59%, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 1,03%. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Timur tahun masih didominasi oleh sumbangan dari pajak daerah (sekitar 82,56%). Urutan kedua adalah lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah (sekitar 30,61%), berikutnya adalah hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (BUMD) (sekitar 13,74%), terakhir adalah retribusi daerah (sekitar 3,52%). Pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Sumber PAD berasal dari Pajak Daerah, retribusi daerah, bagiian laba usaha perusahaan milik daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dana perimbangan berasal dari bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, subsidi daerah otonom, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan pembangunan daerah, dan penerimaan lain-lain. Bagian lain-lain penerimaan berasal dari lain-lain penerimaan yang sah dan lain-lain penerimaan dari propinsi. Penurunan 100 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

111 jumlah pendapatan daerah dari tahun 2011 ke tahun 2012 adalah sebesar Rp ,20 sedangkan pada tahun 2013 meningkat sebesar Rp ,85. Pada tahun 2014 meningkat menjadi sebesar Rp ,03 dan pada tahun 2015 meningkat menjadi sebesar Rp ,82 namun pada tahun 2016 menurun menjadi sebesar Rp Hasil evaluasi/catatan atas perhitungan keuangan daerah RKPD tahun 2017 Kabupaten Banyuwangi dapat diketahui pada tabel 3.2 : Tabel 3.2 Evaluasi/Catatan Atas Perhitungan Kapasitas RKPD Tahun 2017 Kabupaten Banyuwangi No Uraian Proyeksi RPJMD Tahun 2017 (Rp) (1) (2) (3) 1 PENDAPATAN 1.1. Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah ,08 Retribusi Daerah ,90 Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang ,68 Dipisahkan Lain-Lain PAD yang sah ,17 Jumlah Pendapatan Asli Daerah , Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak ,98 Dana Alokasi Umum ,88 Dana Alokasi Khusus ,53 Jumlah Dana Perimbangan , Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Pendapatan Hibah ,58 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan ,05 Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus ,41 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah ,88 Daerah Lainnya Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

112 No Uraian Proyeksi RPJMD Tahun 2017 (Rp) (1) (2) (3) Dana Bagi Hasil dari Pemerintahan Pusat 0 Jumlah Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah ,92 JUMLAH PENDAPATAN DAERAH ,14 2 BELANJA DAERAH 2.1 Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai ,23 Belanja Hibah ,05 Belanja Bantuan Sosial ,73 Belanja bagi hasil kepada ,02 provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa Belanja bantuan keuangan kepada ,98 provinsi/kabupaten/ kota dan pemerintahan Belanja tidak terduga Jumlah Belanja Tidak Langsung , Belanja Langsung Belanja Pegawai ,53 Belanja barang dan jasa ,94 Belanja modal ,94 Jumlah Belanja Langsung ,86 JUMLAH BELANJA DAERAH ,88 SURPLUS/(DEFISIT) ( ,73) 3 PEMBIAYAAN 3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya ,73 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 0 Penerimaan Piutang Daerah 0 Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah , Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

113 No Uraian Proyeksi RPJMD Tahun 2017 (Rp) (1) (2) (3) 3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 0 Pembayaran Pokok Utang 0 Pengeluaran Pihak Ketiga 0 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0 PEMBIAYAAN NETTO ,73 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA) 0 Sumber: Proyeksi berdasarkan APBD tahun Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelengggaraan pembangunan daerah. Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan pengelolaan aset-aset daerah. Perhitungan kapasitas keuangan daerah dapat di analisis melalui beberapa tahapan sebagai berikut : A. Tahap I: Analisis dan Perhitungan Penerimaan Daerah 1) Menghitung rata-rata pertumbuhan pendapatan, belanja tidak langsung, pembiayaan, dan neraca daerah 2) Menghitung rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Dilihat dari tren pendapatan dari tahun 2014 ke 2016 mengalami kenaikan. Gambaran perkembangan pertumbuhan realisasi pendapatan daerah tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini: Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

114 Tabel 3.3 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun No. Uraian Anggaran Tahun 2014 (Rp) Anggaran Tahun 2015 (Rp) Anggaran Tahun 2016* (Rp) Rata-rata Pertumbuhan (%) 1 PENDAPATAN 1.1. Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah , , ,90 0,43 Retribusi Daerah , , ,00 (0,47) Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan , , ,62 (0,01) Lain-Lain PAD yang sah , , ,00 1,05 Jumlah Pendapatan Asli Daerah , , ,52 0, Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak , , ,00 0,37 Dana Alokasi Umum , , ,00 31,33 Dana Alokasi Khusus , ,00 - (30,70) Jumlah Dana Perimbangan , , ,00 0, Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Pendapatan Hibah , , ,00 0,34 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya , , ,00 0,27 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus , , ,00 0,61 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya , ,00 - (0,22) Dana Bagi Hasil dari Pemerintahan Pusat , ,00 0,00 Jumlah Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah , , ,00 0,54 JUMLAH PENDAPATAN DAERAH , , Sumber: APBD Kabupaten Banyuwangi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

115 3) Menghitung rata-rata pertumbuhan realisasi belanja tidak langsung daerah Untuk mengetahui rata-rata pertumbuhan realisasi belanja tidak langsung daerah, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Tidak Langsung Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun No. Uraian (2014) (Rp) (2015) (Rp) (2016*) (Rp) Rata-rata Pertumbuhan (%) Belanja Tidak Langsung 1. Belanja Pegawai 1,078,911,578, ,167,835,789, ,52 1,58 2. Belanja Hibah 72,860,137, ,750,256, ,00 (1,68) 3. Belanja Bantuan Sosial ,00 6,131,490, ,00 (0,05) Belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kot a dan pemerintahan desa Belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/ kota dan pemerintahan 3,171,740, ,326,879, ,00 0,00 70,409,219, ,298,604, ,00 1,15 6. Belanja tidak terduga ,00 0,00 Belanja Langsung 7. Belanja , , ,00 0,34 8. Belanja Tidak Terduga , , ,00 0,92 9. Belanja Barang dan Jasa 436,431,864, ,392,964, ,00 (0,26) Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

116 4) Menghitung rata-rata pertumbuhan harta dan kewajiban daerah Untuk mengetahui rata-rata pertumbuhan harta dan kewajiban daerah, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.5 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah No. Uraian (2014) (Rp) 1 ASET 1.1 ASET LANCAR Kas di Kas Daerah ,36 (2015*) (2016*) (Rp) (Rp) , ,33 Rata-rata Pertumb (%) Kas di Bendahara Pengeluaran , , , Kas di Bendahara Penerimaan , ,00 ( ,00) Kas di Badan Layanan Umum Daerah , , , Kas lainnya , , , Investasi Jangka Pendek Piutang Piutang Pajak 48,908,813,260, , , Piutang Retribusi 351,829,130, , , Piutang Dana Bagi Hasil 19,990,763,720, , , Piutang Lainnya , , , Penyisihan Piutang ( ,20) ( ,80) ( ,40) Persediaan , , , Belanja Dibayar Dimuka , , ,00 JUMLAH ASET LANCAR , , , Investasi Jangka Panjang Investasi Nonpermanen Investasi Nonpermanen- Dana Bergulir , , , Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

117 No. Uraian (2014) (Rp) (2015*) (Rp) (2016*) (Rp) Rata-rata Pertumb (%) Dana Bergulir Diragukan Tertagih ( ,00) ( ,00) ( ,00) Jumlah Nonpermanen Investasi , , , Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah , , , Investasi Lainnya Permanen Jumlah Permanen Investasi , , ,45 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG , , , ASET TETAP Tanah , , , Peralatan dan Mesin , , , Gedung dan Bangunan Jalan. Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap JUMLAH ASET TETAP , , , ,50 ( ,31) , , , , , , , , ,00 ( ,62 ( ,46) ) , , DANA CADANGAN Dana Cadangan JUMLAH CADANGAN DANA Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

118 No. Uraian (2014) (Rp) (2015*) (Rp) (2016*) (Rp) Rata-rata Pertumb (%) ASET LAINNYA Tagihan Angsuran Penjualan Tuntutan Perbendaharaan Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud Aset Lain-Lain Akumulasi Amortasi Aset Tak Berwujud Jumlah Aset Lainnya JUMLAH ASET KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Pihak Ketiga , , ,17 ( ,60) , , , Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun , , , , , ,34 ( ,40) ( ,20) ( ,75) ( , , , , , Utang Bunga Utang Pajak Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya Pendapatan Dimuka Utang Belanja Diterima Utang Jangka Pendek Lainnya JUMLAH JANGKA PENDEK KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri- Pemerintah Pusat Utang Dalam Negeri- Obligasi , , , , , , , , , )

119 No. Uraian Utang Jangka Panjang Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN (2014) (Rp) (2015*) (Rp) (2016*) (Rp) , , ,56 Rata-rata Pertumb (%) 1.6 EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Pendapatan yang ditangguhkan Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Ekuitas Dana Lancar Lainnya Jumlah Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Jumlah Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Jumlah Ekuitas Dana Cadangan JUMLAH EKUITAS DANA JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA , , , , , ,56 Sumber: Neraca Lajur Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

120 1) Analisis Sumber Pendapatan Daerah Tahun 2016 a) Analisis Sumber Pendapatan Daerah Analisis sumber pendapatan daerah dilakukan untuk memperoleh gambaran proporsi dari setiap sumber pendapatan daerah yang paling dominan kontribusinya. Tabel 3.6 Prosentase Sumber Pendapatan Daerah KabupatenBanyuwangi Tahun No Uraian (2014) (%) (2015) (%) (2016*) (%) 1 PENDAPATAN 1.1. Pendapatan Asli Daerah 10% 10% 12% Pajak Daerah 31% 31% 35% Retribusi Daerah 31% 10% 9% Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan 8% 6% 5% Lain-Lain PAD yang sah 30% 53% 50% 1.2. Dana Perimbangan 67% 61% 59% Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 5% 9% 9% Dana Alokasi Umum 91% 88% 91% Dana Alokasi Khusus 5% 4% 0% 1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 23% 28% 29% Pendapatan Hibah 0% 19% 18% Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintahan Daerah Lainnya 19% 18% 20% Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 63% 62% 62% Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 18% 0% 0% Dana Bagi Hasil dari Pemerintahan Pusat 0% 0% 0% Sumber: APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014, 2015 dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

121 b) Analisis Kinerja Realisasi Pendapatan Daerah Untuk mengetahui perkembangan realisasi setiap objek pendapatan daerah yaitu dengan membandingkan antara yang dianggarkan dalam perubahan APBD dengan realisasi pendapatan daerah pada tahun anggaran berkenaan. Tabel 3.7. Kinerja Realisasi Pendapatan Daerah No Uraian (2014) (%) Kinerja (%) (2015) (%) (2016*) (%) 1 PENDAPATAN 1.1. Pendapatan Asli Daerah 125,93% 114,43 102, Pajak Daerah 135,56 120,03 104, Retribusi Daerah 104,56 116,05 127, Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan 97,69 98,78 99, Lain-Lain PAD yang sah 141,27 112,37 83, Dana Perimbangan 98,8 97,72 96, Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 99 80,24 61, Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus 75 89,17 103, Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 104,91 105,03 105, Hibah 78,35 125,24 172, Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 92,5 110,28 128, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 104,06 99,77 95,48 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

122 No Uraian Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya (2014) (%) Kinerja (%) (2015) (%) (2016*) (%) 99,94 98,85 97,76 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Tahun c) Analisis Proyeksi Pendapatan Daerah Proyeksi pendapatan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.8 Proyeksi Pendapatan Daerah KabupatenBanyuwangi No 1 PENDAPATAN Uraian Proyeksi Tahun 2017 (Rp) 1.1. Pendapatan Asli Daerah , Pajak Daerah , Retribusi Daerah , Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan , Lain-Lain PAD yang sah , Dana Perimbangan , Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak , Dana Alokasi Umum , Dana Alokasi Khusus , Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah , Pendapatan Hibah , Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintahan Daerah Lainnya , Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus , Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

123 No Uraian Dana Bagi Hasil dari Pemerintahan Pusat Proyeksi Tahun 2017 (Rp) 0 JUMLAH PENDAPATAN DAERAH ,98 Sumber: Data diolah berdasarkan time series APBD tahun anggaran Analisis penerimaan pembiayaan daerah Untuk mengetahui jumlah penerimaan pembiayaan daerah tahun rencana. Metode perhitungan yang digunakan pada dasanya menggunakan data time series. Komponen penerimaan pembiayaan daerah mencakup: Tabel 3.9 Proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah No Uraian Proyeksi Tahun 2017 (Rp) 1 2 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya , Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 0 4 Penerimaan Piutang Daerah 0 5 Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah ,73 Sumber: Data diolah berdasarkan time series APBD tahun anggaran tersebut akan diketahui selisihnya, apakah terjadi penambahan/pengurangan. Hasilnya dituangkan dalam tabel berikut : Tabel 3.10 Proyeksi/Target Penerimaan DaerahKabupaten Banyuwangi No Uraian Proyeksi RPJMD Tahun 2017 (Rp) Proyeksi RKPD Tahun 2017 (Rp) (1) (2) (3) (4) 1 PENDAPATAN 1.1. Pendapatan Asli Daerah , , Pajak Daerah , , Retribusi Daerah , ,27 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

124 No Uraian Proyeksi RPJMD Tahun 2017 (Rp) Proyeksi RKPD Tahun 2017 (Rp) (1) (2) (3) (4) Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan , , Lain-Lain PAD yang sah , , Dana Perimbangan , , Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak , , Dana Alokasi Umum , , Dana Alokasi Khusus , , Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah , , Pendapatan Hibah , , Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintahan Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus , , , , Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah ,88 0 Daerah Lainnya Dana Bagi Hasil dari Pemerintahan Pusat 0 0 JUMLAH PENDAPATAN DAERAH , ,98 Sumber: RPJMD Kabupaten Banyuwangi dan proyeksi APBD Time series B. Tahap II: Perhitungan Pengeluaran Daerah Hasil analisis terhadap belanja dan pengeluaran pembiayaan daerah tahun 2016 disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.11 Penghitungan Kebutuhan Belanja & Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 No Uraian Proyeksi RPJMD tahun 2017 (Rp) Proyeksi RKPD tahun 2017 (Rp) A BELANJA DAERAH 114 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

125 No Uraian 1 Belanja Tidak Langsung Proyeksi RPJMD tahun 2017 (Rp) Proyeksi RKPD tahun 2017 (Rp) 1.1 Belanja Pegawai , , Belanja Hibah , , Belanja Bantuan Sosial , , Belanja bagi hasil kepada provinsi /kabupaten/kota dan , ,02 pemerintahan desa 1.5 Belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/ kota dan , ,98 pemerintahan 1.6 Belanja tidak terduga Jumlah Belanja Tidak Langsung , ,01 2 Belanja Langsung 2.1 Belanja Pegawai , , Belanja barang dan jasa , , Belanja modal , ,94 Jumlah Belanja Langsung , ,86 JUMLAH BELANJA DAERAH , ,88 SURPLUS/(DEFISIT) ( ,73) ( ,73) 3 PEMBIAYAAN 3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya , , Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan Piutang Daerah 0 C Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah 3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah , , Pembayaran Pokok Utang Pengeluaran Pihak Ketiga 0 0 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0 0 PEMBIAYAAN NETTO , ,73 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

126 No Uraian Proyeksi RPJMD tahun 2017 (Rp) Proyeksi RKPD tahun 2017 (Rp) SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA) 0 0 Sumber: Data Diolah dari Time Series APBD Tahun Anggaran No Dalam mendapatkan nilai dana yang akan digunakan dalam penghitungan pagu indikatif, atas kapasitas keuangan riil yang telah dihitung diatas, dikurangkan terlebih dahulu dengan kebutuhan dana bagi program/kegiatan wajib/mengikat yang harus diselenggarakan karena beberapa alasan: (a) Menyangkut pelayanan dasar wajib yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan; (b) Menyangkut kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan. Berikut ini tabel penghitungan kebutuhan belanja langsung: wajib/mengikat dan prioritas. Tabel 3.12 Penghitungan Kebutuhan Belanja Langsung: Wajib/Mengikat dan Prioritas Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 Uraian 1. Belanja Pegawai 2. Belanja barang dan Jasa 3. Belanja Modal Proyeksi RPJMD Tahun 2017 (Rp) Proyeksi Tahun 2017 (Rp) , , , , , ,94 TOTAL BELANJA LANGSUNG WAJIB DAN MENGIKAT , ,86 Sumber: Data Diolah dari Time Series APBD Tahun Anggaran Selisih 116 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017 (Rp) Berdasarkan data timeseries APBD Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2016, proyeksi anggaran APBD rata-rata meningkat sebesar 4,5% atau sebesar Rp ,07. Sehingga proyeksi tahun 2017 berdasarkan perhitungan data time series dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

127 Tabel Perhitungan Proyeksi Anggaran Tahun 2017 NO APBD RATA- RATA % RATA-RATA KENAIKAN PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH 1.1 Pendapatan Asli Daerah Hasil Pajak Daerah , , , ,90 33% , ,88 Hasil Retribusi Daerah , , , ,00 16% , ,25 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan , , , ,62 7% , ,23 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah , , , ,00 43% , ,00 Jumlah Pendapatan Asli Daerah , , , ,52 10% , , Dana Perimbangan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

128 NO APBD Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan , , , ,00 Pajak RATA- RATA % RATA-RATA KENAIKAN 7% ,25 PROYEKSI ,25 Dana Alokasi Umum , , , ,00 90% , ,00 Dana Alokasi Khusus , , ,00 4% ( ,00) ( ,00) Jumlah Dana Perimbangan , , , ,00 64% , , Lain-Lain Daerah yang Sah Pendapatan Pendapatan Hibah , , ,00 9% , ,25 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintahan Daerah Lainnya , , , ,00 20% , ,00 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus , , , ,00 65% , , Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

129 NO APBD Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya RATA- RATA % RATA-RATA KENAIKAN , ,00 6% ( ,00) PROYEKSI 2017 Dana Bagi Hasil dari Pemerintahan Pusat , , , ,00 Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang Sah Daerah , , , ,00 26% , ,25 JUMLAH PENDAPATAN DAERAH , , , , , , BELANJA DAERAH Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai , , , ,52 85% , ,65 Belanja Hibah , , , ,00 7% ( ,75) ,25 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

130 NO APBD RATA- RATA % RATA-RATA KENAIKAN PROYEKSI 2017 Belanja Bantuan Sosial , , , ,00 1% ( ,00) ,00 Belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa , , , ,00 0% , ,00 Belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/ kota dan pemerintahan , , , ,00 7% , ,25 Belanja tidak terduga , , , ,00 0% ,00 Jumlah Belanja Tidak Langsung , , , , , , Belanja Langsung Belanja Pegawai , , , ,00 7% , ,00 Belanja barang dan jasa , , , ,00 39% , , Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

131 NO APBD RATA- RATA % RATA-RATA KENAIKAN PROYEKSI 2017 Belanja modal , , , ,00 53% , ,75 Jumlah Langsung Belanja , , , , , ,23 JUMLAH BELANJA DAERAH , , , , , ,38 SURPLUS/(DEFISIT) ( ,47) ( ,25) ( ,00) ( ,00) ( ,44) ( ,44) PEMBIAYAAN Penerimaan Pembiayaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya , , , , , ,44 Penerimaan Pemberian Pinjaman Kembali ,00 ( ,00) Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

132 NO APBD RATA- RATA % RATA-RATA KENAIKAN PROYEKSI 2017 Penerimaan Daerah Piutang ( ,00) Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah , , , , , , Pengeluaran Pembiayaan Daerah Penyertaan (Investasi) Daerah Modal Pemerintah ,00 ( ,00) Pembayaran Pokok Utang ( ,00) Pengeluaran Pihak Ketiga Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Daerah ,00 0,00 0,00 0,00 ( ,00) PEMBIAYAAN NETTO , , , , , Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

133 NO APBD SISA PEMBIAYAAN ANGGARAN LEBIH TAHUN BERKENAAN (SILPA) RATA- RATA % RATA-RATA KENAIKAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 PROYEKSI ,00 Sumber: APBD Tahun Anggaran 2013 sampai dengan 2016, data diolah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

134 Dari tabel diatas dapat dilihat Pendapatan Asli Daerah meningkat rata-rata sebesar 10% sehingga proyeksi anggaran tahun 2017 sebesar Rp ,88. Dana perimbangan menurun sebesar 2% dari tahun 2016 dan lain-lain pendapatan yang sah meningkat 1%. Jumlah pendapatan Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2017 diproyeksikan meningkat sebesar Pada tahun 2017, belanja daerah diproyeksikan meningkat sebesar Rp ,23. Sedangkan pembiayan Kabupaten Banyuwangi di tahun 2017 diproyeksikan mengalami surplus sebesar , Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Berdasarkan tren data APBD Kabupaten Banyuwangi dari tahun , persentase terbesar pendapatan daerah tahun 2017 dari dana perimbangan yaitu sebesar 57% dari total pendapatan daerah. Lain-lain pedapatan daerah yang sah sebesar 30% dan pendapatan asli daerah sebesar 13%. Anatomi pendapatan daerah Kabupaten Banyuwangi tersebut sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu pendapatan terbesar adalah dari dana perimbangan sedangkan pendapatan asli daerah relatif kecil. Jumlah pendapatan asli daerah tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp ,45 meningkat sebesar 7% dari tahun 2016 yang sebesar Rp ,52. Dana perimbangan daerah tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp ,25 meningkat sebanyak 2% dari tahun 2016 yang sebesar Rp ,00. Sedangkan lain-lain pendapatan daerah yang sah meningkat dari tahun 2016 sebesar 6% yaitu Rp ,00 dan di tahun 2017 sebesar Rp ,94. Berdasarkan tren data APBD Kabupaten Banyuwangi dari tahun , belanja daerah Kabupaten Banyuwangi meningkat dari tahun 2016 sebesar 4% dari tahun Persentase terbesar belanja daerah tahun 2017 dari belanja tidak langsung sebesar 57% atau sebesar Rp ,15 dan belanja langsung sebesar 43% atau sebesar Rp ,23 dari total belanja daerah. Anatomi belanja daerah kabupaten Banyuwangi hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya, namun hanya pada tahun 2011, belanja tidak langsung daerah lebih kecil daripada belanja langsung daerah. Peningkatan belanja tidak langsung daerah kabupaten Banyuwangi pada tahun 2017 adalah sebesar Rp ,15 meningkat sebesar 3% dari tahun 2016 yang sebesar Rp Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun

135 ,52. Sedangkan belanja langsung tahun 2017 meningkat sebesar 5% yaitu Rp ,23 dari tahun 2016 yaitu sebesar ,00. Pembiayaan daerah berdasarkan tren data APBD Kabupaten Banyuwangi, penerimaan pembiayaan daerah berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran (SILPA) yang diproyeksikan meningkat sebesar 1% dari tahun Proyeksi penerimaan dari SILPA tahun 2017 sebesar Rp ,44 dari tahun 2016 yang sebesar Rp ,00.Berdasarkan uraian dan proyeksi anggaran daerah, kerangka pendanaan Kabupaten Banyuwangi di tahun 2017 untuk pendapatan daerah banyak berasal dari dana perimbangan. Sedangkan belanja daerah banyak diserap untuk belanja tidak langsung Arah Kebijakan Keuangan Daerah Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 yang merupakan revisi dari UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, jenis pendapatan asli daerah (PAD) terdapat beberapa perubahan, yaitu: jenis pajak Kabupaten/Kota menjadi 11 jenis meliputi a) Pajak hotel;b) Pajak restoran;c) Pajak hiburan;d) Pajak reklame;e) Pajak penerangan jalan;f) Pajak mineral bukan logam dan batuan;g) Pajak parkir;h) Pajak air tanah;i) Pajak sarang burung walet;j) Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan; dank) Pajak bea perolehan atas tanah dan bangunan. Sedangkan obyek retribusi daerah tersebut meliputi:a) Retribusi jasa umum;b) Retribusi jasa usaha; dan c) Retribusi perizinan tertentu. Berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran (LRA) tahun 2015, pendapatan daerah terserap sebesar 50,3% dari seluruh realisasi anggaran, sedangkan belanja daerah terserap sebesar 49,7% dan sisanya sebesar 6,1% adalah pembiayaan daerah. Realisasi anggaran hasil pajak daerah terbesar adalah dari pajak penerangan jalanyaitu sebesar 38,6% dari pagu anggaran sebesar 47,1%. Realisasi anggaran terbesar kedua adalah bea perolehan hak atas tanah dan bangunan yaitu sebesar 25% dibandikan dengan pagu sebesar 16,0% dan realisasi anggaran terbesar ketiga adalah pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan yaitu sebesar 22,0% dari pagu sebesar 25,4%. Realisasi anggaran hasil pajak restoran sebesar 4,2% sedikit dibawahnya adalah pajak hotel sebesar 2,9%. Pajak reklame terealisasi sebesar 1,9% sama dengan pajak mineral bukan logam dan batuan yaitu sebesar 1,9%. Pajak Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

136 air tanah terealisasi sebesar 2,0%, pajak hiburan sebesar 1,2% dan pajak parker sebesar 0,4%. Berikut ini merupakan diagram perbandingan antara pagu anggaran hasil pajak daerah dan realisasi anggaran hasil pajak daerah tahun Gambar 3.1 Pagu dan Realisasi Anggaran Hasil Pajak DaerahKabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Realisasi terbesar anggaran retribusi daerah Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 adalah dari retribusi jasa umum yaitu sebesar 75,9% dari pagu anggaran sebesar 82,1%. Realisasi retribusi jasa usaha sebesar 13,7% dari pagu anggaran sebesar 13,0% dan realisasi anggaran retribusi perizinan tertentu sebesar 10,4% dari pagu sebesar 4,9%. Berikut ini merupakan diagram yang menunjukkan pagu dan realisasi anggaran retribusi daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

137 Gambar 3.2 Pagu dan Realisasi Anggaran Retribusi Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Realisasi terbesar anggaran lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 adalah dari pendapatan badan layanan umum yaitu sebesar 50,7% dari pagu anggaran sebesar 51,5%. Realisasi terbesar kedua anggaran lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah dana kapitasi JKN FKTP sebesar 23,4% dari pagu anggaran sebesar 27,9% sedangkan realisasi terbesar ketiga anggaran lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah pendapatan bunga deposito 16,9% dari pagu sebesar 7,4%. Realisasi anggaran lain-lain pendapatan asli daerah yang sah lain diantaranya adalah realisasi jasa giro sebesar 3,4% dari pagu sebesar 2,7; realisasi tuntutan ganti kerugian daerah sebesar 2,4% dari pagu sebesar 0,1%; realisasi hasil penjualan aset daerah yang tidak terpisahkan yaitu sebesar 0,21% dari pagu sebesar 0,02%; realisasi pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan sebesar 1,0% dari pagu sebesar 0,8%; realisasi pendapatan denda pajak sebesar 0,1% dari tidak ada pagu untuk pendapatan denda pajak; realisasi pendapatan hasil eksekusi atas jaminan sebesar 0,6% dari pagu sebesar 0,3%; pendapatan dari pengembalian sebesar 0,6% dari pagu sebesar 8,9%; realisasi pendapatan bunga atas pinjaman bergulir sebesar 0,01% dari pagu sebesar 0,01%; realisasi pendapatan dari MTQ sebesar 0,3% dari pagu sebesar 0,3%; realisasi PAD lainnya sebesar 0,2% dari pagu sebesar 0%; dan realisasi bagi hasil dari pihak ketiga yaitu sebesar 0,2% dari pagu sebesar 0%.Tabel 3.3 merupakan diagram yang menunjukkan pagu dan realisasi anggaran anggaran lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Kabupaten Banyuwangi Tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

138 Realisasi terbesar anggaran dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 adalah dari bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam yaitu sebesar 51,1% dari pagu anggaran sebesar 46,8%. Realisasi bagi hasil pajak adalah sebesar 48,9% dari pagu anggaran sebesar 53,2%. Diagram pagu dan realisasi anggaran dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.4. Realisasi terbesar anggaran belanja pegawai Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 adalah dari gaji dan tunjangan yaitu sebesar 69,3% dari pagu anggaran sebesar 65,7%. Realisasi terbesar kedua adalah tambahan penghasilan PNS sebesar 30,0% dari pagu anggaran sebesar 33,5%. Realisasi belanja lainnya yaitu belanja penerimaan lainnya pimpinan dan anggota DPRD adalah sebesar 0,37% dari pagu sebesar 0,34%; realisasi biaya pemungutan pajak adalah sebesar 0,1% dari pagu sebesar 0,09%; realisasi insentif pemungutan pajak daerah adalah sebesar 0,22% dari pagu sebesar 0,27%; dan realisasi insentif pemungutan retribusi daerah adalah sebesar 0,06% dari pagu sebesar 0,1%. Diagram pagu dan realisasi anggaran belanja pegawai Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.5. Realisasi terbesar anggaran belanja hibah Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 adalah dari belanja hibah kepada badan/lembaga/organisasi swasta yaitu sebesar 37,8% dari pagu anggaran sebesar 50,3%. Realisasi terbesar kedua adalah belanja hibah pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah sebesar 40,6% dari pagu anggaran sebesar 32,7% dan realisasi belanja hibah kepada pemerintah pusat sebesar 21,7% dari pagu sebesar 17%. Diagram pagu dan realisasi anggaran belanja hibah Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 dapat dilihat pada tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

139 Gambar 3.3 Pagu dan Realisasi Anggaran Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Gambar 3.4 Pagu dan Realisasi Anggaran Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

140 Gambar 3.5 Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Gambar 3.6 Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Hibah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Realisasi terbesar anggaran belanja bantuan sosial Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 adalah dari belanja bantuan sosial kepada anggota masyarakat yaitu sebesar 97,9% dari pagu anggaran sebesar 76,3%. Sedangkan realisasi belanja bantuan sosial kepada kelompok masyarakat sebesar 2,1% dari pagu anggaran sebesar 23,7%. Diagram pagu dan realisasi anggaran belanja bantuan sosial Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 dapat dilihat pada tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

141 Gambar 3.7 Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Bantuan Sosial Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Realisasi terbesar anggaran belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 adalah sebesar 99,4% dari pagu sebesar 99,1%. Sedangkan realisasi belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa sebesar 0,6% dari pagu anggaran sebesar 0,9%. Diagram pagu dan realisasi anggaran belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.8. Gambar 3.8 Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Realisasi terbesar anggaran belanja pegawai Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 adalah dari belanja honorarium non PNS yaitu sebesar 30,5% dari pagu anggaran sebesar Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

142 28,1%. Realisasi terbesar kedua adalahbelanja pegawai BOS dan PSM sebesar 23,8% dari pagu anggaran sebesar 28,3%. Sedangkan Realisasi terbesar ketiga adalah honorarium PNS adalah sebesar 16,1% dari pagu anggaran sebesar 15,2%. Realisasi lainnya yaitu uang lembur sebesar 12,1% dari pagu anggaran sebesar 11,3%; belanja pegawai BLUD sebesar 9,3% dari pagu anggaran sebesar 10,2%; uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat sebesar 0,1% dari pagu anggaran sebesar 0,1% dan belanja jasa administrasi perkantoran sebesar 8,2% dari pagu anggaran sebesar 6,8%. Diagram pagu dan realisasi anggaran belanja pegawai Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.9. Gambar 3.9 Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Realisasi terbesar anggaran belanja barang dan jasa Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 adalah dari belanja barang dan jasa BOS dan PSM yaitu sebesar 24,89% dari pagu anggaran sebesar 16,04%. Realisasi terbesar kedua adalah belanja jasa kantor sebesar 20,22% dari pagu anggaran sebesar 21,77%. Sedangkan Realisasi terbesar ketiga adalah belanja barang dan jasa BLUD adalah sebesar 13,40% dari pagu anggaran sebesar 13,91%. Realisasi lainnya yaitu belanja bahan pakai habis sebesar 6,41; belanja bahan/material sebesar 4,15%; belanja premi asuransi sebesar 0%; belanja perawatan kendaraan bermotor sebesar 0,69%; belanja cetak dan penggandaan sebesar 3,69%; belanja sewa rumah/gedung/gudang/parkir sebesar 1,01%; belanja sewa sarana mobilitas sebesar 0,26%; belanja sewa perlengkapan 132 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

143 dan peralatan kantor sebesar1,88%; belanja makanan dan minuman sebesar 4,43%; belanja pakaian dinas dan atributnya sebesar 0,05%; belanja pakaian kerja sebesar 0,28%; belanja pakaian khusus dan hari-hari tertentu sebesar 1,17%; belanja perjalanan dinas sebesar 5,42%; belanja beasiswa pendidikan PNS sebesar 0%; belanja kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS sebesar 0,54%; belanja pemeliharaan sebesar 4,07%; belanja jasa konsultasi sebesar 1,1%; belanja barang yang akan diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga sebesar 5,25%; belanja pemberian hadiah sebesar 0,03%; belanja pemberian tali asih sebesar 0,01%; belanja kursus,pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis non PNS sebesar 0,37%; belanja pelayanan kesehatan sebesar 0,67%; belanja beasiswa pendidikan non PNS daerah sebesar 0,02%; dan belanja pengadaan bahan kepustakaan sebesa 0,1%. Diagram pagu dan realisasi anggaran belanja barang dan jasa Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 dapat dilihat pada tabel Gambar 3.10 Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Barang dan Jasa Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Realisasi terbesar anggaran belanja modal Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 adalah dari belanja modal pengadaan konstruksi jalan yaitu sebesar 25,42% dari pagu anggaran sebesar 29,42%. Realisasi terbesar kedua adalah belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian bangunan sebesar 23,62% dari pagu anggaran sebesar 23,58%. Sedangkan Realisasi terbesar ketiga adalah belanja modal pengadaan konstruksi jaringan air adalah sebesar 21,54% dari pagu anggaran sebesar 19,31%. Realisasi lainnya yaitu belanja modal Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

144 pengadaan tanah sebesar 4,06%; belanja modal pengadaan alat-alat berat sebesar 0,26%; belanja modal pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor sebesar 0,75; belanja modal pengadaan alat-alat angkutan darat tidak bermotor sebesar 0,08%; belanja modal pengadaan alat-alat angkutan di air bermotor sebesar 0,003%; belanja modal pengadaan alat-alat angkutan di air tidak bermotor sebesar 0,01%; belanja modal pengadaan alat-alat pengolahan pertanian dan peternakan sebesar 0,06%; belanja modal pengadaan peralatan kantor sebesar 0,03%; belanja modal pengadaan perlengkapan kantor sebesar 0,25%; belanja modal pengadaan komputer sebesar 1,42%; belanja modal pengadaan mebeleur sebesar 0,85%; belanja modal pengadaan peralatan dapur sebesar 0,04%; belanja modal pengadaan penghias ruangan rumah tangga sebesar 0,05%; belanja modal pengadaan alatalat studio sebesar 0,46%; belanja modal pengadaan alat-alat komunikasi sebesar0,11%; belanja modal pengadaan alat-alat ukur 0,04%; belanja modal pengadaan alat-alat kedokteran sebesar 6,74%; belanja modal pengadaaan alat-alat laboratorium sebesar 0,68%; belanja modal pengadaan konstruksi jembatan sebesar 0,91%; belanja modal pengadaan penerangan jalan, taman dan hutan kota sebesar 2,41%; belanja modal pengadaan instalasi listrik dan telepon sebesar 0,28%; belanja modal pengadaan buku/kepustakaan sebesar 0,04%; belanja modal pengadaan barang bercorak kesenian, kebudayaan sebesar 0,01%; belanja modal pengadaan hewan/ternak dan tanaman sebesar 0,38%; belanja modal pengadaan alat-alat persenjataan/keamanan sebesar 0,11%; belanja Modal Dana BLUD sebesar 0,98%; belanja modal Pengadaan Fasilitas Lalu Lintas sebesar 0,16%; belanja modal Pengadaan Peralatan Rumah Tangga sebesar 0,19%; belanja Modal Pengadaan Alat-Alat olah Raga sebesar 0,03%; belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor sebesar 0,51%; belanja Modal Pengadaan Instalasi Air sebesar 0,02%; belanja modal pengadaan alat penunjang pendidikan sebesar0,64%; belanja modal pengadaan alat sanitasi0,04%; belanja modal pengadaan peralatan dan perlengkapan tanggap darurat bencana sebesar 0,05%; belanja modal pengadaan konstruksi paving sebesar 4,93%; belanja Modal Pengadaan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan sebesar 0,12%; dan belanja modal BOS dan PSM sebesar 1,72%. Diagram pagu dan realisasi anggaran belanja modal Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.11 : 134 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

145 Gambar 3.11 Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Modal Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

146 Berikut ini merupakan hasil perhitungan analisis location quotient sebagai alat untuk mengetahui potensi unggulan daerah Kabupaten Banyuwangi. Tabel 3.14 Analisis Location Quotient (LQ) Kabupaten Banyuwangi SEKTOR RATA-RATA LQ URUTAN PERTANIAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA Sumber: PDRB Kabupaten Banyuwangi Tahun , data diolah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan sektor ekonomi unggulan dengan menggunakan analisis LQ dihitung dari data time series tahun dengan membandingkan sektor yang sama di tingkat Provinsi Jawa Timur. Beberapa sektor ekonomi Kabupaten Banyuwangi merupakan sektor unggulan daerah diantaranya adalah sektor pertambangan dan penggalian yang merupakan sektor unggulan urutan pertama dari sembilan sektor ekonomi yang nilai LQ sebesar 3,9. Urutan kedua sektor unggulan daerah Kabupaten Banyuwangi adalah pertanian yang nilai LQ sebesar 2,3 dan sektor bangunan memiliki nilai yang sama dengan nilai LQ 2,3. Sektor ekonomi yang unggulan lainnya adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan nilai LQ sebesar 1,7 dan urutan terakhir sektor unggulan daerah Kabupaten Banyuwangi adalah sektor jasa-jasa yang nilai LQ sebesar 1,2. Sedangkan sektor yang bukan merupakan sektor unggulan Kabupaten Banyuwangi diantaranya adalah sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Banyaknya sektor yang menjadi sektor unggulan daerah Kabupaten Banyuwangi, perlu dilakukan analisis daya saing sektor. Sektor yang menjadi unggulan daerah belum tentu 136 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

147 dapat berdaya saing dengan daerah sekitar, begitupun sebaliknya sektor yang bukan menjadi unggulan daerah bisa jadi berdaya saing dengan daerah sekitar. Maka dari itu, hasil perhitungan analisis shift share (SS) dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.15 Analisis Shift Share (SS) Kabupaten Banyuwangi SEKTOR RATA-RATA SS URUTAN PERTANIAN ,26 1 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN ,12 7 INDUSTRI PENGOLAHAN ,87 5 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 437,97 9 BANGUNAN ,32 3 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN ,97 2 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI ,17 8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN ,37 4 JASA-JASA ,87 6 Sumber: PDRB Kabupaten Banyuwangi Tahun , data diolah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sektor ekonomi yang paling berdaya saing adalah sektor pertanian walaupun sektor pertanian merupakan potensi unggulan kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian. Urutan kedua sektor ekonomi yang berdaya saing adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran walaupun sektor tersebut bukan merupakan sektor unggulan daerah. Sektor daya saing ketiga adalah bangunan yang juga merupakan potensi ekonomi urutan ketiga. Konsep pembangunan daerah Bupati Kabupaten Banyuwangi diterapkan dalam tiga pilar utama yaitu peningkatan sumber daya manusia, peningkatan sumber daya manusia daerah dan good governance. Ketiga pilar utama tersebut dapat dilakukan dengan menyeimbnagkan peran antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Pemerintah selaku pelaku untuk menjalankan dan menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif bagi unsur-unsur lain, dunia usaha sebagai aktor yang mewujudkan penciptaan lapangan kerja dan pendapatan serta masayarakat sebagai penciptaan interaksi sosial, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

148 ekonomi dan politik. Penguatan strategi pada tahun adalah fokus peningkatan kualitas pada bidang pendidikan dan kesehatan; peningkatan nilai tambah (off farm) pada pertanian; penguatan network dan eksplorasi destinasi pariwisata; introduksi teknologi dan peningkatan daya saing pada sektor UMKM dan perdagangan; meningkatkan konektifitas antar wilayah, menunjang prioritas dan berbasis pedesaan pada pembangunan infrastruktur; dan memberikan layanan public berbasis IT di tingkat kecamatan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan birokrasi publik. Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2017 proyeksi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terus mengalami kenaikan pada tahun-tahun sebelumnya walaupun pendapatan terbesar masih mengandalkan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah akan tetap diupayakan menjadi sumber utama, untuk itu kebijakan Pendapatan Daerah lebih difokuskan pada upaya untuk meningkatkan setiapkomponen PAD. Oleh sebab itu, harus tetap diupayakan intensifikasi maupun ekstensifikasi sumber-sumber PAD lain, antara lain melalui pajak hiburan, pajak hotel, pajak restoran, peningkatan kinerja retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan lainlain. Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan pengelolaan aset-aset daerah, adapaun kebijakannya adalah sebagai berikut : a. Arah anggaran belanja APBD Kabupaten Banyuwangi digunakan untuk mendukung kebijakan dan program prioritas daerah; b. Ketersediaan dana pendapatan diarahkan untuk didapat dari berbagai sumber pendapatan yang berkelanjutan berbasis potensi dan destinasi daerah Kabupaten Banyuwangi Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah melalui: (1) Optimalisasi pendapatan daerah sesuai peraturan yang berlaku dan kondisi daerah; (2) Peningkatan kemampuan dan keterampilan SDM Pengelola Pendapatan Daerah; (3) Peningkatan intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil dan proporsional berdasarkan potensi dan pemerataan; dan (4) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya. Pendapatan daerah Kabupaten Banyuwangi 138 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

149 terdiri dari tiga komponen sumber pendapatan yaitu: (a) Pendapatan Asli Daerah (PAD), (b) Dana Perimbangan, (c) Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.sumber-sumber PAD 2015 Kabupaten Banyuwangiterbesar berasal dari lain-lain pendapatan asli daerah yang sah yaitu sebesar 53% atau sebesar Rp ,05 dari seluruh pendapatan asli daerah.sumber terbesar keduaberasal dari hasil pajak daerah sebesar 33% atau Rp ,15 dari total seluruh pendapatan daerah. Sumber lainnya berasal dari hasil retribusi daerah sebesar 9% dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 4% dari seluruh pendapatan daerah. Pendapatan daerah dari dana perimbangan tahun 2015 terealisasi sebesar Rp ,00yang banyak berasal dari dana alokasi umum sebesar 86%atau Rp ,00; sedangkan pendapatan dari Dana Alokasi Khusus sebesar 8% atau Rp ,00 dan dari dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar 5% atau Rp ,00. Sumber pendapatan daerah yang berasal dari lain-lain pendapatan daerah yang Sah dengan pendapatan terbanyak berasal dari dana penyesuaian dan otonomi khusus sebesar 48% atau Rp ,00; dari pendapatan hibah sebesar 18% atau Rp ,00; pendapatan dari dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya sebesar 17% atau Rp ,00 dan berasal dari bantuan keuangan dari propinsi atau pemda lainnya sebesar 17% atau Rp ,00. Dari realisasi pendapatan tahun 2015 serta berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kebutuhan pendanaan lainnya maka kebijakan yang tempuh dalam rangka peningkatan pendapatan daerah tahun 2017 adalah sebagai berikut : 1. Optimalisasi penerimaan objek pajak dari pajak hotel, restoran, hiburan dan pajak mineral logam untuk meningkatkan pendapatan pajak dan retribusi daerah; 2. Penguatan lembaga desa dan BUMDes dalam meningkatkan pendapatan daerah. 3. Mendorong masyarakatbekerjasama dengan swasta untuk meningkatkan pendapatan dari sektor primer Kabupaten Banyuwangi. 4. Mengoptimalkan program-program prioritas pemerintahan yang bersifat urusan pilihan daerah Kabupaten Banyuwangi. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

150 Arah Kebijakan Belanja Daerah Belanja daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Dalam menentukan besaran belanja yang dianggarkan harus berdasar pada prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang selalu mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah; prinsip prioritas yang diartikan bahwa pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah, prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan penghematan sesuai dengan skala prioritas. Belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Belanja daerah diprioritaskan pada belanja yang wajib dikeluarkan diantaranya, belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bantuan sosial, belanja modal serta belanja yang wajib dikeluarkan pada tahun bersangkutan. Secara umum struktur belanja daerah Kabupaten Banyuwangi tahun 2015 terdiri atas Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung terealisasi sebesar 52% atau Rp ,60 sedangkan Belanja Langsung sebesar 48% atau Rp ,30. Dari analisis realisasi anggaran serta pertimbangan lainnya, arah kebijakan umum belanja daerah adalah sebagai berikut : 1. Belanja daerah yang mencukupi belanja pegawai/gaji PNS; 2. Mencukupi belanja barang dan jasa rutin kantor; 3. Belanja pelayanan fungsi pendidikan dan kesehatan dan pemerataan infrastruktur Kabupaten Banyuwangi; 4. Alokasi belanja bantuan sosial untuk memberdayakan dan mengentasan kemiskinan; 5. Peningkatan belanja modal 6. Alokasi dana pembangunan sekitar destinasi wisata dengan memadukan promosi UMKM; 140 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

151 7. Dukungan program dari pemerintahan pusat dan Provinsi Jawa Timur; 8. Alokasi belanja antisipasi kegiatan mendesak melalui belanja tidak terduga Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan pembiayaan daerah dapat dilihat dari aspek penerimaanyang diarahkan untuk meningkatkan akurasi pembiayaan yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. SILPA tahun diproyeksikan tumbuh rata-rata per tahun sebesar 6% dengan tahun dasar 2012, namun demikian tahun-tahun mendatang proses perencanaan dan penganggaran diharapkan akan menjadi lebih baik dan sistem pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan sudah berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau dengan asumsi bahwa SIlPA harus mampu menutup defisit anggaran yaitu maksimal 6% dari total APBD.Mengingat pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun pada tahuntahun anggaran berikutnya, maka dengan kemampuan keuangan daerah yang sangat terbatas kebijakan pembiayaan masih akan diorientasikan pada hal-hal yang bersifat realistis sesuai dengan cash flow pendapatan dan flow pengeluaran belanja serta kegiatan lain yang memiliki tingkat resiko sangat rendah. Maka dari itu kebijakan pengeluaran pembiayaannya meliputi: 1. Melanjutkan kegiatan yang belum selesai dikerjakan pada tahun sebelumnya; 2. Penyediaan dana bergulir (kredit program) untuk pengembangan usaha kecil menengah masyarakat; 3. Menyusun KUA dan PPAS berlandaskan dengan kebutuhan masyarakat. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuw angi Tahun

152 142 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2017

BAB I : PENDAHULUAN...

BAB I : PENDAHULUAN... Daftar Isi Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... viii Sambutan... ix BAB I : PENDAHULUAN... 10 1.1 Latar Belakang... 10 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 11 1.3 Hubungan Antar Dokumen... 13

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH 5.1 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah...214

DAFTAR ISI. BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH 5.1 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah...214 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3 Hubungan antar Dokumen... 4 1.4 Sistematika Dokumen RKPD... 6 1.5 Maksud dan Tujuan... 8 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

Nomor L2 Tahun 2OO8, pemerintah daerah wajib men5rusun RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD

Nomor L2 Tahun 2OO8, pemerintah daerah wajib men5rusun RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD BUPATI BANYU\RIANGI PERATURAN BUPATI BAI{YIJWANGI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN GENTENG TAHUN 2013

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN GENTENG TAHUN 2013 MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN GENTENG TAHUN 2013 Menguatkan Responsivitas Rencana Pembangunan Daerah Untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Drs. H. Agus Siswanto, MM Kepala Disampaikan pada Rakor Persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang I - 1 EXECUTIVE SUMMARY

1.1. Latar Belakang I - 1 EXECUTIVE SUMMARY 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh Indonesia, dan dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah

Lebih terperinci

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN SRONO TAHUN 2013

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN SRONO TAHUN 2013 MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN SRONO TAHUN 2013 Menguatkan Responsivitas Rencana Pembangunan Daerah Untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Drs. H. Agus Siswanto, MM Kepala Disampaikan pada Rakor Persiapan

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2013

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2013 MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2013 Menguatkan Responsivitas Rencana Pembangunan Daerah Untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Oleh : Drs. H. Agus Siswanto, MM Kepala Disampaikan pada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan daerah yang menjadi acuann untuk pembangunan selama periode satu tahun dan Pemerintah daerah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia Dan Tata Kelola Pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1-1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1-1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR xi I PENDAHULUAN 1-1 1.1 LATAR BELAKANG 1-2 1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN 1-3 1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN 1-5 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

85 DESA TERHUBUNG FIBER OPTIK SISTEM INFORMASI PERENCANAAN & KEUANGAN Rancangan Mei RKP MUSRENBANGNAS RPJMD Apr Prioritas pemb, Pagu indiakatif berdasar fungsi SKPD, sumber dana & Wilayah kerja Rancangan

Lebih terperinci

KABUPATEN BANYUWANGI RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2016

KABUPATEN BANYUWANGI RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2016 LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 9 Tahun 206 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 206 KABUPATEN BANYUWANGI RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN I. : PERATURAN DAERAH BANYUWANGI NOMOR : 04 Tahun 205 TANGGAL : 22 JULI 205 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014 BUKU I PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2016 BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batu tahun 2015 merupakan pemfokusan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2015. Pemfokusan berpedoman

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG 1 Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA LAMPIRAN II.1 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses Perencanaan merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan pembangunan, dimana hasil dari proses perencanaan ini dapat dijadikan sebagai penentu arah dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 2013 TANGGAL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/ 3 /KEP/429.011/2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN ANGGARAN BELANJA PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah proses yang direncanakan dalam rangka mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya. Aspek pembangunan meliputi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang dilaksanakan terus-menerus untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. Proses tersebut dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci