PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia Dan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2016

2 Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... i ii iv v BAB I PENDAHULUAN... I Latar Belakang... Dasar Hukum... Hubungan Antar Dokumen... Sistematika Dokumen RKPD... Maksud dan Tujuan... I I I I I BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2015 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN.. II II Gambaran Umum Kondisi Daerah... Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Realisasi RPJMD... Permasalahan Pembangunan Daerah... II II BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. III Arah Kebijakan Ekonomi Daerah... Arah Kebijakan Keuangan Daerah... III III BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2017 IV Tujuan dan Sasaran Pembangunan... Prioritas Pembangunan... IV IV BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH.. V - 1 BAB VI PENUTUP... VI - 1 LAMPIRAN RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 i

3 Daftar Tabel DAFTAR TABEL Halaman 2.1. Luas Wilayah, Jumlah Desa di Kabupaten Sintang... II Penduduk Kabupaten Sintang Menurut Jenis Kelamin... II Kepadatan Penduduk Kabupaten Sintang... II Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Sintang Tahun (Persen). II PDRB Kabupaten Sintang ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah)... II PDRB Kabupaten Sintang ADHB Menurut Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah)... II Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sintang Tahun (Persen)... II PDRB dan Peranan Sektoral dalam Perekonomian Kabupaten Sintang Tahun 2014 ADHB... II Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Sintang Tahun II PDRB Per Kapita Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sintang Tahun (Juta Rupiah)... II Statistik IPM Kabupaten Sintang... II Banyaknya Sekolah Dasar (SD), Guru dan Murid Tahun 2014/ II Banyaknya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Guru dan Murid Tahun 2014/ II Banyaknya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Guru dan Murid Tahun 2014/ II Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun Kabupaten Sintang... II Perkembangan APM, AMH dan Rata-rata Lama Sekolah Tahun Kabupaten Sintang II Perkembangan Angka Partisipasi Kasar Tahun Kabupaten Sintang.. II Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten Sintang Tahun II Statistik Kesehatan Kabupaten Sintang Tahun II Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Sintang Tahun II Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten Sintang Tahun (Persen)... II Nilai Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) Kabupaten Sintang Tahun (Juta Rupiah)... II Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2015 Per SKPD... II Sasaran RPJMD Kabupaten Sintang Tahun II Realisasi Tahun 2014 RPJMD Kabupaten Sintang Tahun II PDRB dan Nilai LQ Kabupaten Sintang serta PDRB Kalimantan Barat Tahun 2014 Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Juta Rupiah).. III Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun III - 6 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 ii

4 Daftar Tabel 3.3. Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD Tahun III Kontribusi Retribusi Daerah terhadap PAD Tahun III Kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terhadap PAD Tahun III Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah terhadap PAD Tahun III Kontribusi Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Daerah Tahun III Kontribusi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak terhadap Dana Perimbangan Tahun III Kontribusi Dana Alokasi Umum terhadap Dana Perimbangan Tahun III Kontribusi Dana Alokasi Khusus terhadap Dana Perimbangan Tahun III Kontribusi Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap Pendapatan Daerah Tahun III Kontribusi Bagi Hasil Pajak Provinsi terhadap Lain-lain Pendapatan Yang Sah Tahun III Kontribusi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus terhadap Lainlain Pendapatan Yang Sah Tahun III Realisasi, Target dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang Tahun III Realisasi, Target dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun III Realisasi, Target dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sintang Tahun III Program Prioritas Pembangunan Daerah... IV Prime Over (Penggerak Utama) Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang Tahun IV - 11 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 iii

5 Daftar Gambar DAFTAR GAMBAR Halaman 1.1. Hubungan Keterkaitan Antara RKPD dengan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Lainnya... I Bagan Alir Tahapan dan Tatacara Penyusunan RKPD... I - 8 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 iv

6 Daftar Grafik DAFTAR GRAFIK Halaman 2.1. Penduduk Kabupaten Sintang Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun II Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sintang... II Persentase Penduduk Usia Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014 II - 20 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 v

7 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan otonomi daerah berdasarkan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disamping itu, dalam efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antara Pemerintah Pusat dengan daerah dan antar daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. Dalam rangka menjalankan amanat penyelenggaraan otonomi, Pemerintah Daerah dibekali dengan pedoman perencanaan pembangunan nasional melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai bagian intergral yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan daerah, yang mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah, mulai dari perencanaan jangka panjang untuk kurun waktu 20 tahun yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), perencanaan jangka menengah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan perencanaan tahunan yaitu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Pada pasal 5 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dijelaskan bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan penyusunannya mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 I - 1

8 Pendahuluan Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah. Sebagai dokumen rencana tahunan daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah mengingat beberapa hal sebagai berikut: 1. RKPD merupakan dokumen yang secara substansial merupakan penerjemahan dan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang ditetapkan dalam RPJMD kedalam program dan kegiatan pembangunan tahunan daerah. 2. RKPD memuat arahan operasional pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahunan bagi seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD). 3. RKPD merupakan acuan Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD dan penentuan prioritas serta pagu anggaran sementara yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 4. RKPD merupakan salah satu instrumen evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Melalui evaluasi terhadap pelaksanaan RKPD ini dapat diketahui sampai sejauh mana capaian kinerja RPJMD sebagai wujud dari kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah hingga tahun berkenaan. Mengingat posisi strategis dokumen RKPD dalam penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka perhatian yang besar pantas diberikan sejak awal tahapan penyusunan hingga penetapan dokumen RKPD sehingga dapat dihasilkan dokumen RKPD yang berkualitas. Berkualitas dalam hal ini adalah telah memenuhi kriteria sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, antara lain: 1. Disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya. 2. Program prioritas dalam RKPD harus sesuai dengan program prioritas sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMD pada tahun berkenaan. 3. Program dan kegiatan prioritas dalam RKPD harus konsisten dengan program dan kegiatan yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan dalam forum Musrenbang. 4. Program dan kegiatan prioritas dalam RKPD harus dilengkapi dengan indikator kinerja hasil (outcome) untuk program dan indikator kinerja keluaran (output) untuk kegiatan, yang bersifat realistis dan terukur. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 I - 2

9 Pendahuluan 5. Program dan kegiatan dalam RKPD harus dilengkapi dengan pendanaan yang menunjukkan prakiraan maju. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 merupakan pelaksanaan tahun keduabelas dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), RKPD merupakan Pedoman bagi SKPD untuk menyempurnakan Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD) dan untuk menyusun RKA SKPD Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Sintang Tahun sudah habis masa berlakunya pada tahun 2015 bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Sintang periode tahun dan pada saat ini dokumen rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Sintang Tahun sudah selesai dan tahap selanjutnya masih menunggu penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD Daerah Kabupaten Sintang Tahun RKPD yang telah ditetapkan digunakan sebagai landasan penyusunan KUA dan PPAS dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabuap RKPD yang telah ditetapkan dengan peraturan kepala daerah digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang APBD guna memastikan APBD telah disusun berlandaskan RKPD. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 I - 3

10 Pendahuluan Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 12. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 I - 4

11 Pendahuluan 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 16. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun ; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sintang Tahun ; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sintang; 1.3 Hubungan Antar Dokumen Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berangkat dan disusun dari sebuah proses penjabaran atas visi, misi dan program Kepala Daerah. RPJMD berperan sebagai acuan dasar dalam menentukan arah kebijakan dan strategi pembangunan daerah yang pada intinya memuat mengenai arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas SKPD dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Sebagai suatu produk perencanaan, RKPD tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya. RKPD ini terintegrasi dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen perencanaan lainnya baik di tingkat nasional maupun daerah, terutama dengan dokumen perencanaan dan penganggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Adapun dokumen perencanaan dan penganggaran tersebut meliputi (1) RPJPD, (2) RPJMD, (3) Renstra-SKPD, (4) RKPD dan (5) Renja-SKPD. Semua dokumen perencanaan sebagaimana dimaksud di atas, dari sisi waktu mencakup 3 kerangka waktu, yaitu rencana jangka panjang (20 tahun), rencana jangka menengah (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun). Secara substansi, keberadaan RKPD dengan dokumen perencanaan tersebut membentuk keterkaitan yang bersifat hierarkis, yaitu dokumen dengan jangka waktu yang lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen dengan jangka waktu yang lebih pendek. Secara diagramatis keterkaitan hubungan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 I - 5

12 Pedoman Diacu Pedoman Diacu Pendahuluan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.2. berikut : Renja K/L Pedoman Renja K/L Pedoman RKA K/L Rincian APBN RPJP Nasional RPJM Provinsi Pedoman RPJM Nasional RPJMD Kab/Kota Renstra SKPD Dijabarkan RKP RKPD Renja SKPD Pedoman RAPBN Diacu Diperhaatikan Diserasikan melalui Musrenbang Diacu Dijabarkan Pedoman Pedoman Pedoman RAPBD RKA SKPD APBN APBD Rincian APBN Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah UU No. 25/2004 ttg Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional UU No. 17/2003 ttg Keuangan Negara Gambar 1.1 Hubungan Keterkaitan Antara RKPD dengan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Lainnya Mengacu pada Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa secara rinci hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya, adalah sebagai berikut : RKPD disusun dengan memperhatikan pokok-pokok arah kebijakan dalam RKP Nasional melalui mekanisme Musrenbang; RKPD disusun dengan berpedoman pada RPJM Daerah yang didalamnya memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah; RKPD menjadi pedoman bagi penyusunan Renja SKPD yang disusun dengan tugas pokok dan fungsi dari tiap SKPD; RKPD nantinya dijabarkan ke dalam RAPBD dengan berpedoman juga kepada Renja SKPD. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 I - 6

13 Pendahuluan 1.4 Sistematika Dokumen RKPD Sistematika Penyusunan Dokumen RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud dan Tujuan BAB 2 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.2. Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Realisasi RPJMD 2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah BAB 4 PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Tujuan dan Sasaran Pembangunan 4.2. Prioritas Pembangunan BAB 5 RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH BAB 6 PENUTUP 1.5 Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan RKPD adalah untuk memberikan arah pembangunan Kabupaten Sintang dan sinergitas program dan kegiatan di daerah, baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sintang maupun yang dilaksanakan bersama-sama masyarakat. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 I - 7

14 Pendahuluan Tujuan Penyusunan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 adalah : 1. Pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Sintang dalam penyusunan KUA dan PPAS Tahun 2017; 2. Kerangka acuan dalam penyusunan RAPBD Tahun 2017; 3. Pedoman bagi SKPD untuk menyusun Renja-SKPD; dan 4. Alat untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Persiapan Penyusunan RKPD SE Penyusunan Renja-SKPD Pengolahan Data & Informasi Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Analisis Ekonomi & Keuda Evaluasi Kinerja RKPD Tahun Lalu Telaahan Kebijakan Nasional Perumusan prioritas & sasaran pembangunan berserta pagu Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah Perumusan Kerangka Ekonomi & Kebijakan Keuda Pokok-pokok Pikiran DPRD Kabupaten Perumusan Program Prioritas Daerah Berserta pagu indikatif Rancangan Awal RKPD Rancangan RKPD Musrenbang RKPD Kabupaten Penyusunan Rancangan Renja-SKPD Kabupaten VERIFIKASI Penetapan PERBUP Tentang RKPD BA Musrenbang Kecamatan RPJMD Dokumen RKPD tahun berjalan Forum Konsultasi Publik Penyelarasan Rencana Program Prioritas Daerah Berserta pagu Indikatif Rancangan Akhir RKPD Penyusunan KUA & PPAS Penyusunan APBD Gambar 1.2 Bagan Alir Tahapan dan Tatacara Penyusunan RKPD RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 I - 8

15 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2015 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi dan Demografi Analisis pada aspek geografi di Kabupaten Sintang perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah. Sedangkan gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok waktu tertentu di Kabupaten Sintang Aspek Geografis Gambaran umum pada aspek geografis akan menjelaskan tentang luas dan batas wilayah administrasi, letak dan kondisi geografis, topografi di Kabupaten Sintang. a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Sintang memiliki luas wilayah km² dan merupakan Kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar ketiga di Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis Kabupaten Sintang di bagian Utara berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur, dan Kabupaten Kapuas Hulu. Bagian Selatan berbatasan dengan Kalimantan Tengah dan Kabupaten Melawi serta Kabupaten Ketapang. Untuk bagian Timur berbatasan dengan Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kapuas Hulu dan pada bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Sanggau dan Sekadau. Secara administrasi Kabupaten Sintang terbagi atas 14 Kecamatan, secara rinci luas masingmasing kecamatan adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa di Kabupaten Sintang No. Kecamatan Jumlah Luas Area Persentase Desa (Km²) (%) 1. Serawai ,50 9,84 2. Ambalau ,40 29,52 3. Kayan Hulu ,50 4,33 4. Sepauk ,70 8,44 5. Tempunak ,00 4,75 6. Sungai Tebelian ,50 2,43 7. Sintang ,05 1,28 8. Dedai ,10 3,21 9. Kayan Hilir ,70 5,25 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 1

16 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. Kecamatan Jumlah Luas Area Persentase Desa (Km²) (%) 10. Kelam Permai ,80 2, Binjai Hulu ,65 1, Ketungau Hilir ,50 7, Ketungau Tengah ,40 10,09 14 Ketungau Hulu ,20 9,88 TOTAL , Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 b. Letak dan Kondisi Geografis Kabupaten Sintang terletak dibagian timur Provinsi Kalimantan Barat atau diantara 1 o 05 Lintang Utara dan 0 o 46 Lintang Selatan serta 110 o 50 sampai 113 o 20 Bujur Timur. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah Kabupaten Sintang dilalui oleh garis Khatulistiwa. Di sebelah utara, wilayah Kabupaten Sintang berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu dan Malaysia Timur (Serawak), di sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Melawi dan Kabupaten Ketapang, di sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Melawi dan Kabupaten Kapuas Hulu dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sanggau, Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sekadau. Wilayah Kabupaten Sintang merupakan daerah perbukitan dengan luas sekitar ,75 Km² atau sekitar 62,74 persen dari luas Kabupaten Sintang ( Km²). Sebagai daerah yang berhutan tropis dan memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi, Sintang memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Intensitas curah hujan di daerah ini sebesar 262,38 milimeter perbulan dengan rata-rata hari hujan sebanyak 20 hari perbulan, tantangan berat dari kondisi topografi ini adalah bagaimana meningkatkan upaya-upaya pemanfaatan lahan hendaknya disinkronisasikan antara komoditas yang akan ditanam dengan kondisi lahan agar ekosistemnya terjaga dan produktivitasnya optimal. Kabupaten Sintang dilalui oleh dua sungai besar, yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Terdapat empat gunung yang cukup tinggi, yaitu Gunung Batu Raya (tinggi m) di Kecamatan Serawai, Gunung Batu Maherabut (tinggi m), Gunung Batu Baluran (tinggi m), dan Gunung Batu Sambung (tinggi m) di Kecamatan Ambalau. c. Topografi Kabupaten Sintang dilalui oleh 2 sungai besar yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi, serta dua sungai kecil yaitu Sungai Ketungau yang merupakan anak dari Sungai Kapuas dan Sungai Kayan yang merupakan anak dari Sungai Melawi. Sungai Kapuas melalui Kecamatan Ketungau Hilir, Kelam Permai, Binjai Hulu, Sintang, Tempunak sampai ke Sepauk. Sedangkan Sungai Melawi melalui Kecamatan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 2

17 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Ambalau, Serawai, Dedai sampai ke Sintang, Sungai Kayan melalui Kecamatan Kayan Hulu sampai ke Kayan Hilir, sedangkan Sungai Ketungau melalui Kecamatan Ketungau Hulu, Ketungau Tengah sampai ke Ketungau Hilir. Dilihat dari tekstur tanahnya, sebagian besar daerah Kabupaten Sintang terdiri dari tanah latasol meliputi areal seluas 1,02 juta hektar atau sekitar 46,99 persen dari luas daerah yaitu 2,16 juta, selanjutnya tanah podsolit sekitar 0,93 juta hektar atau 42,89 persen yang terhampar hampir di seluruh kecamatan sedangkan jenis tanah yang paling sedikit ditemui di Kabupaten Sintang yaitu jenis tanah organosol hanya sekitar 0,05 juta hektar atau sebesar 2,08 persen. Kabupaten Sintang memiliki potensi alam yang dapat dijadikan objek wisata, potensi alam tersebut berupa air terjun sebanyak 19 air terjun yang tersebar di 5 Kecamatan, yaitu Sepauk, Kayan Hulu, Ambalau, Ketungau Tengah dan Ketungau Hulu. Kabupaten Sintang juga memiliki 4 gunung yang terdapat di Kecamatan Serawai dan Kecamatan Ambalau Aspek Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Sintang berdasarkan Kabupaten Sintang Dalam Angka (KDA 2015) pada tahun 2014 sebanyak jiwa atau rata-rata jumlah penduduk per desa/kelurahan sebanyak 945 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,74 persen selama kurun waktu Penduduk ini tersebar di empat belas kecamatan, namun persebarannya tidak merata. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Sintang ( jiwa). Secara keseluruhan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada perempuan (sex ratio 106) dan kondisi ini terdapat di semua kecamatan. Tabel 2.2 Penduduk Kabupaten Sintang Menurut Jenis Kelamin No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan (jiwa) 1. Serawai Ambalau Kayan Hulu Sepauk Tempunak Sungai Tebelian Sintang Dedai Kayan Hilir Kelam Permai Binjai Hulu Ketungau Hilir RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 3

18 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan (jiwa) 13. Ketungau Tengah Ketungau Hulu Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 Grafik. 2.1 Penduduk Kabupaten Sintang Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin Tahun Perempuan Laki-Laki Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 Kabupaten Sintang dapat dikategorikan pada berpenduduk jarang karena kepadatan penduduknya baru mencapai 19 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Sintang (246 jiwa/km 2 ) dan terendah berada di kecamatan Ambalau (3 jiwa/km 2 ). Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Kabupaten Sintang No. Kecamatan Kepadatan Luas Penduduk Area Desa Penduduk Per Per (Km²) Km² Desa 1. Serawai 2.127, Ambalau 6.386, Kayan Hulu 937, Sepauk 1.825, Tempunak 1.027, Sungai Tebelian 526, Sintang 277, Dedai 694, RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 4

19 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. Kecamatan Kepadatan Luas Penduduk Area Desa Penduduk Per Per (Km²) Km² Desa 9. Kayan Hilir 1.136, Kelam Permai 523, Binjai Hulu 307, Ketungau Hilir 1.544, Ketungau Tengah 2.182, Ketungau Hulu 2.138, Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Aspek kesejahteraan masyarakat meliputi (1) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi; (2) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan sosial dan; (3) aspek kesejahteraan fokus pada daya saing daerah. Kinerja masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dapat dilihat dari indikator-indikator pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian, laju inflasi, PDRB per kapita adalah sebagai berikut : a. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sintang dalam empat tahun terakhir cenderung mengalami kenaikan dari sekitar 4,79% pada tahun 2011 menjadi 5,6% pada tahun 2012 dan kemudian meningkat menjadi 6,47% pada tahun 2013 kemudian turun pada tahun 2014 menjadi 5,36%. Tabel 2.4 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Sintang Tahun (Persen) No. Lapangan Usaha * 2014**) 1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1,35 2,63 5,19 3,07 2. Pertambangan dan Penggalian 6,84 9 5,6 4,76 3. Industri Pengolahan 4,78 4,06 3,57 2,58 4. Pengadaan Listrik dan Gas 4,34 10,88 2,07 6,22 5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, 2,79 2,45 2,56 3,59 Limbah dan Daur Ulang 6. Konstruksi 9,08 11,24 11,49 11,61 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 5

20 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. Lapangan Usaha * 2014**) 7. Perdangan Besar dan Eceran: 7,72 3,42 6,81 5,3 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 9,51 8,93 8,21 4,55 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan 5,94 5,25 5,07 5,19 Minum 10. Informasi dan Komunikasi 11,85 11,89 12,35 13, Jasa Keuangan dan Asuransi 4,97 14,99 13,64 12, Real Estat 6,67 6,74 6,85 6, Jasa Perusahaan 6,92 7,66 7,16 3,9 14. Administrasi Pemerintahan, -9,65 7,57 2,83 2,84 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan 7,09 7,27 5,27 2, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,42 5,54 5,72 7, Jasa Lainnya 5,87 6,52 2,74 5,35 PDRB 4,79 5,60 6,47 5,36 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sintang pada tahun 2013 bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat yaitu 6,08% dan pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,76%. Meskipun menurun dari tahun 2013, namun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sintang tahun 2014 ternyata tetap lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat yaitu 5,02% dan pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,32%. Besaran angka pertumbuhan ekonomi ini dapat dihitung dengan memanfaatkan data perkembangan PDRB berdasarkan harga konstan tahun Tabel 2.5 PDRB Kabupaten Sintang ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah) No. Lapangan Usaha * 2014**) 1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan , , , ,3 2. Pertambangan dan Penggalian , , , ,0 3. Industri Pengolahan , , , ,2 4. Pengadaan Listrik dan Gas 1.131, , , ,7 5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, 4.352, , , ,3 Limbah dan Daur Ulang 6. Konstruksi , , , ,5 7. Perdangan Besar dan Eceran: , , , ,1 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan , , , ,6 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan , , , ,2 Minum 10. Informasi dan Komunikasi , , , ,9 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 6

21 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. Lapangan Usaha * 2014**) 11. Jasa Keuangan dan Asuransi , , , ,6 12. Real Estat , , , ,1 13. Jasa Perusahaan , , , ,8 14. Administrasi Pemerintahan, , , , ,1 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan , , , ,5 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , ,8 17. Jasa Lainnya , , , ,5 TOTAL , , , ,3 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara PDRB memang menjadi salah satu indicator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk menghitung besaran pertumbuhan ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. Tabel 2.6 PDRB Kabupaten Sintang ADHB Menurut Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah) No. Lapangan Usaha * 2014**) 1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan , , , ,4 2. Pertambangan dan Penggalian , , , ,7 3. Industri Pengolahan , , , ,3 4. Pengadaan Listrik dan Gas 1.049, , , ,8 5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, 4.407, , , ,2 Limbah dan Daur Ulang 6. Konstruksi , , , ,4 7. Perdangan Besar dan Eceran: , , , ,7 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan , , , ,8 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan , , , ,0 Minum 10. Informasi dan Komunikasi , , , ,3 11. Jasa Keuangan dan Asuransi , , , ,6 12. Real Estat , , , ,1 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 7

22 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. Lapangan Usaha * 2014**) 13. Jasa Perusahaan , , , ,1 14. Administrasi Pemerintahan, , , , ,7 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan , , , ,8 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , ,7 17. Jasa Lainnya , , , ,8 TOTAL , , , ,4 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Dalam empat tahun terakhir, dimana kontribusi kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan cenderung menurun dan sebaliknya kontribusi kategori Pertambangan dan Penggalian, kategori Konstruksi, kategori Transportasi dan Pergudangan dan kategori Jasa Keuangan dan asuransi cenderung mengalami kenaikan. Sebagai contoh, kontribusi kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan menurun dari sekitar 30,05% pada tahun 2011 menjadi hanya 25,97% pada tahun 2014, sebaliknya kontribusi kategori Pertambangan dan Penggalian, serta kategori Konstruksi meningkat masing-masing dari sekitar 7,12 dan 9,48% pada tahun 2011 menjadi masing-masing sekitar 8,07% dan 12,10% pada tahun Tabel 2.7 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sintang Tahun (Persen) No. Lapangan Usaha * 2014**) 1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 30,05 28,33 27,40 25,97 2. Pertambangan dan Penggalian 7,12 7,86 7,94 8,07 3. Industri Pengolahan 10,37 10,57 10,53 10,03 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,02 0,01 0,01 0,01 5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, 0,07 0,06 0,06 0,06 Limbah dan Daur Ulang 6. Konstruksi 9,48 10,38 11,20 12,10 7. Perdangan Besar dan Eceran: 18,06 17,31 17,23 17,60 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 1,86 1,95 2,01 2,04 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan 2,41 2,40 2,36 2,37 Minum 10. Informasi dan Komunikasi 4,14 4,20 4,20 4, Jasa Keuangan dan Asuransi 1,95 2,10 2,20 2, Real Estat 2,74 2,76 2,76 2, Jasa Perusahaan 0,44 0,45 0,45 0, Administrasi Pemerintahan, 3,21 3,56 3,56 3,74 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan 5,02 5,01 5,01 4,93 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 8

23 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. Lapangan Usaha * 2014**) 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,30 2,30 2,30 2, Jasa Lainnya 0,78 0,76 0,76 0,75 TOTAL Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Berdasarkan studi empiris di berbagai Negara diketahui bahwa semakin maju perekonomian suatu daerah maka kontribusi kategori pertanian terhadap PDRB akan menurun dan sebaliknya kontribusi kategori non pertanian seperti sektor industri, pertambangan, jasa dan lain-lain akan meningkat. Namun perkembangan kontribusi sektor Industri Pengolahan di Kabupaten Sintang justru menurun. Jika pada tahun 2011 sektor Industri Pengolahan masih menyumbang sekitar 10,37%, maka pada tahun 2014 kontribusi sektor ini menurun menjadi hanya sebesar 10,03%. b. Struktur Perekonomian Kemampuan suatu daerah dalam menyediakan barang dan jasa yang diperlukan bagi peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya, tidak terlepas dari peranan sektor-sektor dalam perekonomian yang bersangkutan. Sebaliknya peranan antara sektor yang satu dengan sektor yang lainnya saling berkaitan. Ada sektor yang memiliki kekuatan untuk mendorong sektor-sektor lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga sektor lain tersebut mengalami pertumbuhan yang pesat, yang pada akhirnya mengakibatkan dampak yang berlipat ganda terhadap perekonomian daerah yang lebih luas. Di samping itu ada pula sektor yang bersifat melayani (pendistribusian) terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh sektor-sektor lainnya. No. Tabel 2.8 PDRB dan Peranan Sektoral dalam Perekonomian Kabupaten Sintang Tahun 2014 ADHB Lapangan Usaha PDRB * (Jutaan Rupiah) Peranan Sektoral (%) 1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ,4 25,97 2. Pertambangan dan Penggalian ,7 8,07 3. Industri Pengolahan ,3 10,03 4. Pengadaan Listrik dan Gas 1.197,8 0,01 5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5.160,2 0,06 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 9

24 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. Lapangan Usaha PDRB * (Jutaan Rupiah) Peranan Sektoral (%) 6. Konstruksi ,4 12,10 7. Perdangan Besar dan Eceran: Reparasi ,7 17,60 Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan ,8 2,04 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ,0 2, Informasi dan Komunikasi ,3 4, Jasa Keuangan dan Asuransi ,6 2, Real Estat ,1 2, Jasa Perusahaan ,1 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan ,7 3,74 Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan ,8 4, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ,7 2, Jasa Lainnya ,8 0,75 TOTAL ,4 100 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 *) Angka Sementara Tabel diatas tersebut memperlihatkan bahwa kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan mendominasi perekonomian Kabupaten Sintang yakni 25,97%. Sektor perekonomian dominan berikutnya di Kabupaten Sintang adalah kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor serta kategori Konstruksi. Dilihat dari dominannya peranan sektoral dalam pembentukan PDRB, maka struktur perekonomian Kabupaten Sintang terdiri dari: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Konstruksi; serta industri Pengolahan. c. Laju Inflasi Inflasi menjadi salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu daerah, karena dapat menggambarkan naik turunnya harga. Keadaan ekonomi yang makin stabil ditunjukkan oleh perkembangan laju inflasi yang kecil. Suatu daerah dikatakan memiliki kondisi ekonomi yang lebih stabil jika tingkat inflasinya lebih rendah dibandingkan daerah lain dalam suatu kurun waktu tertentu. Laju inflasi yang menggambarkan besarnya perubahan harga yang terjadi pada produsen dapat ditunjukkan oleh harga implisit PDRB. Laju inflasi Kabupaten Sintang relatif terkendali di sekitar angka 6,78% dan lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional tahun 2013 yang mencapai 8,38%, juga jauh lebih rendah dari laju inflasi Kota Pontianak tahun 2013 yang mencapai 9,48%. Artinya secara relatif daya RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 10

25 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan beli masyarakat Kabupaten Sintang lebih terjaga yang mengindikasikan bahwa peningkatan PDRB Perkapita dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk lebih jelas inflasi Kabupaten Sintang selama 5 tahun belakang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.9 Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Sintang Tahun Uraian * Rata-Rata Laju Inflasi 6,84 6,80 6,48 6,97 6,85 6,78 Sumber : PDRB Kabupaten Sintang 2015 Tabel di atas menunjukkan bahwa laju inflasi (indeks harga produsen) Kabupaten Sintang tahun 2014 relatif terkendali di sekitar angka 6,85% lebih rendah dibandingkan dengan nasional yang mencapai 6,97%. d. PDRB per Kapita Untuk mengukur tingkat kemakmuran masyarakat, salah satu indikator yang digunakan adalah PDRB per kapita, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dibagi penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2014 PDRB per kapita Kabupaten Sintang adalah sebesar Rp. 23,8 juta yang berarti rata-rata pendapatan satu orang penduduk Kabupaten Sintang selama setahun adalah sebesar Rp. 23,8 juta atau sebesar Rp. 1,98 juta per bulan. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, angka PDRB per kapita meningkat sebesar Rp. 2,0 juta atau 9,17 persen. Untuk lebih meningkatkan pendapatan per kapita, maka laju pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan dan sebaliknya laju pertumbuhan penduduk perlu untuk dikendalikan. Karena pada dasarnya laju pertumbuhan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi terutama sekali terhadap perkembangan pendapatan regional. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 11

26 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tabel 2.10 PDRB Per Kapita Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sintang Tahun (Juta Rupiah) No. Lapangan Usaha * 2014**) 1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 5,42 5,58 5,98 6,18 2. Pertambangan dan Penggalian 1,28 1,55 1,73 1,92 3. Industri Pengolahan 1,87 2,08 2,30 2,39 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, 0,01 0,01 0,01 0,01 Limbah dan Daur Ulang 6. Konstruksi 1,71 2,04 2,44 2,88 7. Perdangan Besar dan Eceran: 3,26 3,41 3,76 4,19 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 0,34 0,38 0,44 0,48 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan 0,43 0,47 0,51 0,56 Minum 10. Informasi dan Komunikasi 0,75 0,83 0,92 1, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,35 0,41 0,48 0, Real Estat 0,49 0,54 0,62 0, Jasa Perusahaan 0,08 0,09 0,10 0, Administrasi Pemerintahan, 0,58 0,70 0,79 0,89 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan 0,91 0,99 1,07 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,42 0,45 0,50 0, Jasa Lainnya 0,14 0,15 0,16 0,18 TOTAL 18,0 19,7 21,8 23,8 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Fokus Kesejahteraan Sosial Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi pembangunan yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat antara lain pendidikan, kesehatan dan angkatan kerja. Kondisi pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial sampai dengan tahun 2014 pada masing-masing indikator adalah: a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan suatu indeks komposit yang menghitung rata-rata pencapaian 3 dimensi dasar dalam pembangunan manusia yaitu: kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak. Pada tahun 2014, digunakan metode baru dalam penghitungan IPM dimana indikator Angka Melek Huruf pada periode lama diganti dengan Angka Harapan Lama Sekolah dan PDB per kapita diganti dengan PNB per kapita. Pencapaian IPM tertinggi pada tahun 2014 adalah Kota Pontianak dengan IPM sebesar 76,63, sedangkan angka IPM terendah terjadi di Kabupaten Kayong Utara dengan IPM sebesar 58,52. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 12

27 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Sementara itu, tingkat pencapaian IPM Provinsi Kalimantan Barat sebesar 64,89, sedangkan IPM Kabupaten Sintang sedikit di bawah IPM Kalimantan Barat yaitu sebesar 63,19. Secara peringkat provinsi, Kabupaten Sintang menempati urutan ke 8 dari 14 Kabupaten/Kota. Grafik 2.2 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sintang 64 63, , , , , IPM Sumber : IPM Kabupaten Sintang Tabel 2.11 Statistik IPM Kabupaten Sintang Uraian 2014 Angka Harapan Hidup (tahun) 70,95 Angka Rata-rata lama sekolah (persen) 6,63 Angka Harapan lama sekolah (tahun) 10,25 Pengeluaran Per Kapita (Ribu Rupiah) Garis Kemiskinan (Rp)* Penduduk Miskin (%)* 10,09 Sumber : IPM Kabupaten Sintang *) Data tahun 2013 b. Pendidikan Pendidikan merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tapi juga dengan maksud memajukan serta RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 13

28 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan mengembangkan kebudayaan menuju kearah keluhuran hidup kemanusiaan. Pendidikan yang memadai akan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul yang kemudian mampu bersaing di era globalisasi dan mampu bersikap kritis dalam perkembangan jaman ini. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai tentunya akan menjadi salah satu faktor penunjang terciptanya sumber daya manusia yang mumpuni. Jumlah sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sintang pada tahun 2014/2015 adalah sebanyak 421 sekolah dengan jumlah murid sebanyak siswa dan guru. Rasio murid terhadap guru untuk jenjang SD adalah sebesar 15,72 yang artinya 1 guru mendampingi murid. Tabel 2.12 Banyaknya Sekolah Dasar (SD), Guru dan Murid Tahun 2014/2015 No. Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid 1. Serawai ,50 2. Ambalau ,81 3. Kayan Hulu ,77 4. Sepauk ,18 5. Tempunak ,97 6. Sei. Tebelian ,86 7. Sintang ,86 8. Dedai ,02 9. Kayan Hilir , Kelam Permai , Binjai Hulu , Ketungau Hilir , Ketungau Tengah , Ketungau Hulu ,76 TOTAL ,72 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 Untuk sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) di Kabupaten Sintang pada tahun 2014/2015 adalah sebanyak 121 sekolah dengan jumlah murid sebanyak siswa dan guru. Rasio murid terhadap guru untuk jenjang SLTP adalah sebesar 16,17 yang artinya 1 guru mendampingi murid. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 14

29 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tabel 2.13 Banyaknya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Guru dan Murid Tahun 2014/2015 No. Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid 1. Serawai ,46 2. Ambalau Kayan Hulu ,35 4. Sepauk ,67 5. Tempunak ,89 6. Sei. Tebelian ,75 7. Sintang ,24 8. Dedai ,86 9. Kayan Hilir , Kelam Permai , Binjai Hulu , Ketungau Hilir , Ketungau Tengah , Ketungau Hulu ,27 TOTAL ,17 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 Pada sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) jumlah sekolah pada tahun 2014/2015 adalah sebanyak 42 sekolah dengan jumlah guru sebanyak 536 guru dan jumlah murud sebanyak siswa. Rasio murid terhadap guru yaitu 24,07. Tabel 2.14 Banyaknya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Guru dan Murid Tahun 2014/2015 No. Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid 1. Serawai ,40 2. Ambalau ,22 3. Kayan Hulu ,71 4. Sepauk ,21 5. Tempunak ,89 6. Sei. Tebelian ,50 7. Sintang ,70 8. Dedai ,22 9. Kayan Hilir , Kelam Permai , Binjai Hulu , Ketungau Hilir , Ketungau Tengah , Ketungau Hulu ,87 TOTAL ,07 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 15

30 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Masih seperti tahun sebelumnya, di Kabupaten Sintang terdapat 6 (enam) Perguruan Tinggi, yaitu Universitas Kapuas, Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP), Akademi Perawat (AKPER), Sekolah Tinggi Theologi Khatulistiwa (STTK), Sekolah Tinggi Agama Islam Ma arif (STAIMA), dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Kapuas Raya. Angka Melek Huruf (AMH) merupakan salah satu unsur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan pendidikan di dunia termasuk Kabupaten Sintang. Tabel 2.15 Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun Kabupaten Sintang No Uraian Jumlah penduduk usia tahun keatas yang bisa membaca dan menulis (jiwa) 2. Jumlah penduduk usia tahun keatas (jiwa) 3. Angka Melek Huruf (%) 86,88 87,34 88,36 88,67 97,08 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang Tahun 2015 Tinggi rendahnya angka rata-rata lama sekolah (RLS) sangat ditentukan oleh angka melek huruf (AMH) dan angka partispasi murni (APM). Semakin tinggi AMH dan APM pada semua jenjang pendidikan, semakin tinggi angka RLS. Oleh karenanya, untuk meningkatkan RLS harus diupayakan menekan serendah mungkin penduduk buta huruf sekaligus menjalankan dengan konsisten program wajib belajar 12 tahun untuk peningkatan APM pada semua jenjang pendidikan, terutama APM SMA dan Perguruan Tinggi. Tabel 2.16 Perkembangan APM, AMH dan Rata-rata Lama Sekolah Tahun Kabupaten Sintang No Uraian APM SD/MI APM SMP/MTs APM SMA/MA/SMK 92,42 69,30 29,20 105,28 76,64 45,50 95,15 77,40 45,96 99,69 86,55 82,26 96,29 74,40 82,26 2. Angka Melek Huruf (%) 86,88 87,34 88,36 88,67 97,08 3. Rata-rata lama sekolah (tahun) 6,59 6,65 6,68 6,74 6,77 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 16

31 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan perbandingan antara jumlah siswa usia sekolah (7-12 tahun; tahun; dan tahun) yang bersekolah di SD/MI; SMP/MTs; dan SMA/SMK/MA dengan jumlah penduduk usia sekolah dan bukan usia sekolah pada periode yang sama. Tabel 2.17 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar Tahun Kabupaten Sintang No Uraian SD/MI 1.1 Jumlah siswa kelompok usia 7-12 tahun yang bersekolah di jenjang pedidikan SD/MI 1.2 Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 1.3 APK SD/MI 116,72 123,04 114,03 122,07 122,55 2 SMP/MTs 2.1 Jumlah siswa kelompok usia tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs 2.2 Jumlah penduduk kelompok usia tahun 2.3 APK SMP/MTs 96,17 82,81 88,54 114,85 101,35 3 SMA/SMK/MA 3.1 Jumlah siswa kelompok usia tahun yang bersekolah dijenjang pendidikan SMA/SMK/MA 3.2 Jumlah penduduk kelompok usia tahun 3.3 APK/SMK/MA 55,80 55,81 59,32 97,91 97,91 c. Kesehatan Pemerintah selalu memperhatikan dan berupaya meningkatkan derajat atau tingkat kesehatan masyarakat karena unsur kemanusiaan, hal ini dapat dilihat dari adanya pembangunan berbagai fasilitas kesehatan. Dengan adanya prasarana kesehatan yang memadai maka diharapkan tingkat pelayanan kesehatan dapat lebih baik. Pelayanan kesehatan merupakan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 17

32 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan salah satu kewajiban Negara terhadap rakyatnya. Sebab status kesehatan masyarakat adalah salah satu indikator penting dari seluruh indikator yang ada dan merupakan faktor penting dari produktifitas ekonomi. Pembangunan di bidang kesehatan saat ini diarahkan pada penyediaan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang meliputi bangunan fisik (Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan dan Poliklinik) serta pengadaan tenaga kesehatan yang terampil. Pada tahun 2014, tenaga kesehatan yang tersedia di Kabupaten Sintang adalah tenaga medis (62 orang), tenaga perawat dan bidan (792 orang), dan teknisi medis (36 orang). Tabel 2.18 Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten Sintang Tahun 2014 No. Kecamatan Medis Perawat dan Bidan Farmasi Gizi Teknisi Medis Sanitasi Kesehatan Masyarakat Jumlah 1. Serawai Ambalau Kayan Hulu Sepauk Tempunak Sei. Tebelian Sintang Dedai Kayan Hilir Kelam Permai Binjai Hulu Ketungau Hilir Ketungau Tengah Ketungau Hulu TOTAL Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 Berdasarkan realisasi pencapaian peserta KB aktif, pemakaian alat kontrasepsi yang terbanyak adalah jenis suntik sebesar 46,24 persen dan pil KB sebesar 40,61 persen, jenis kontrasepsi ini banyak diminati karena lebih praktis baik dalam akses pelayanan dan proses penggunaan. Angka harapan hidup Kabupaten Sintang tahun 2014 sebesar 70,95 tahun, yang artinya masyarakat Kabupaten Sintang mempunyai harapan hidup sampai dengan 71 tahun. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 18

33 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Fasilitas Kesehatan Tabel 2.19 Statistik Kesehatan Kabupaten Sintang Tahun Uraian Rumah Sakit 3 3 Balai Pengobatan Puskesmas Polindes Angka Harapan Hidup (tahun) 69,04 Penolong Kelahiran (%) Dokter 4,50 3,26 Bidan 65,22 66,04 Tenaga Paramedis Lain 3,71 0,41 Dukun 18,37 28,10 Famili/Keluarga 10,20 2,18 Sumber : Susenas 2013 dan Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 d. Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia karena menyangkut dimensi ekonomi dan sosial. Salah satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang memadai agar dapat menyerap tambahan angkat kerja yang memasuki pasar kerja setiap tahun. Berdasarkan hasil Sakernas tahun 2014, penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) di Kabupaten Sintang yang berjenis kelamin laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan. Penduduk usia kerja laki-laki di tahun 2014 mencapai 51,64 persen dan sisanya penduduk usia kerja wanita. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 19

34 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Grafik 2.3 Persentase Penduduk Usia Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014 Lain-lain Adm. Pemerintahan Konstruksi Penyediaan Makan dan Minum Jasa Pendidikan Perdagangan Pertambangan Pertanian Pertanian 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Pertambang an Perdaganga n Jasa Pendidikan Penyediaan Makan dan Minum Konstruksi Adm. Pemerintah an Lain-lain Lapangan Usaha 67% 13% 6% 2% 2% 2% 1% 7% Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2014 sebesar 79,04 persen, yang artinya dari 100 penduduk usia kerja yang ada di Kabupaten Sintang terdapat sekitar 79 orang diantaranya yang masuk ke dalam angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Sintang tahun 2014 sebesar 3,06 persen, yang artinya setiap 100 penduduk usia kerja yang termasuk kelompok angkatan kerja, secara rata-rata terdapat 3 orang yang tidak bekerja. Tabel 2.20 Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Sintang Tahun 2014 Angkatan Kerja (%) Uraian 2014 Bekerja 96,94 Pengangguran 3,06 TPAK (%) Laki-laki 45,91 Perempuan 33,14 TPT (%) Laki-laki 1,37 Perempuan 1,69 Sumber : Sakernas Kabupaten Sintang 2014 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 20

35 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Aspek Daya Saing Daerah Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. Sejalan dengan paradigma baru di era globalisasi, iptek menjadi factor yang memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Implikasi paradigma ini adalah terjadinya proses transisi perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber daya alam menjadi perekonomian yang berbasiskan pengetahuan (Knowledge Base Economy/KBE). Pada KBE, kekuatan bangsa diukur dari kemampuan iptek sebagai faktor primer ekonomi menggantikan modal, lahan dan energi untuk peningkatan daya saing. Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing adalah dengan memperkuat sistem inovasi daerah (SIDa). Sistem ini diharapkan akan mampu membangkitkan kreatifitas dan inovasi yang diperlukan, agar produk-produk Kabupaten Sintang dapat bersaing secara langsung dengan produk daerah/negara lain, baik di pasar domestik maupun internasional. SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan institusi pemerintah, pemerintah daerah, lembaga pendidikan penunjang inovasi, dunia usaha dan masyarakat di daerah. Bagi suatu daerah, kemampuan inovasi merupakan faktor daya saing yang sangat penting, terutama dalam menghadapi beberapa kecenderungan sebagai berikut : 1. Tekanan per saingan global yang terus meningkat; 2. Produk semakin kompleks dan memiliki siklus hidup yang semakin pendek karena cepatnya kemajuan teknologi dan perubahan tuntutan konsumen; dan 3. Perubahan persaingan pasar yang semakin cepat dan kompleks. Peningkatan daya ungkit (leverage) peran iptek yang sesuai dan spesifik bagi daerah, serta meningkatkan kemampuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mengakses dan memanfaatkan iptek (dalam arti luas) dan hasil litbangyasa serta mengembangkannya. Hal ini sesuai dengan Nawa Cita nomor 6 yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dan nomor 7 yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektorsektor strategis ekonomi domestik salah satunya penciptaan Sistem Inovasi Nasional (SINAS) termasuk Sistem Inovasi Daerah (SIDA). RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 21

36 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Komponen PDRB menurut penggunaan meliputi konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), perubahan stok, serta ekspor dan impor. Pertumbuhan PDRB menurut penggunaan yang tertinggi adalah pembentukan modal tetap bruto sebesar 9,82 persen, kemudian konsumsi pemerintah dengan pertumbuhan sebesar 4,65 persen disusul oleh konsumsi rumah tangga sebesar 3,56 persen. Pada tahun 2014, komponen konsumsi rumah tangga merupakan komponen penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Sintang. Konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 56,04 persen, disusul PMTB sebesar 39,08 persen dan konsumsi pemerintah sebesar 13,44 persen. Tabel 2.21 Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten Sintang Tahun (Persen) No. Komponen Pengeluaran Pengeluaran konsumsi rumah tangga 55,58 56,34 56,14 56,04 2. Pengeluaran konsumsi LNPRT 1,13 1,09 1,16 1,11 3. Pengeluaran konsumsi pemerintah 13,96 13,14 12,89 13,44 4. Pembentukan modal tetap bruto 38,56 40,15 38,51 39,08 5. Perubahan inventori 2,95 0,92 1,28 1,01 6. Ekspor luar negeri 25,61 29,50 31,37 29,74 7. Impor luar negeri 37,78 41,14 41,36 40,44 PDRB Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur Pada tahun 2014 panjang jalan di wilayah Kabupaten Sintang sepanjang 4.508,01 Kilometer, dimana permukaan jalan 15,88 persen jalan beraspal, 3,33 persen jalan kerikil, 90,47 persen jalan tanah dan 0,32 persen lainnya. Ditinjau dari kondisinya 13,91 persen baik, 30,65 persen sedang, 26,27 persen rusak dan 29,19 persen rusak berat. Sesuai perkembangan teknologi dan pembangunan perekonomian yang semakin mantap, peranan jasa angkutan darat yang ditujang dengan kondisi dan jenis permukaan jalan yang baik perlu lebih ditingkatkan sehingga mobilitas penduduk dan perdagangan antar daerah dapat berjalan dengan lancar. Akhir tahun 2014, jumlah penambahan kendaraan bermotor yang tercatat pada Polres Sintang sebanyak unit dengan jumlah terbesar sepeda motor RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 22

37 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan sebanyak unit atau 94,65 persen. Hal ini cukup beralasan mengingat masih kurangnya sarana transportasi umum, disamping itu juga sepeda motor banyak digunakan oleh sebagian warga untuk berbagai keperluan. Jumlah pesawat dan penumpang angkutan udara pada tahun 2014 baik yang berangkat maupun yang datang melalui Bandar Udara Sosilo Sintang mengalami peningkatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini disebabkan adanya trayek angkutan penumpang komersil dari Sintang ke Pontianak dan ke Kabupaten lainnya. Bandar Udara Susilo Sintang yang melayani penumpang domestik pada tahun 2014 jumlah kedatangan penumpang mencapai orang meningkat dari tahun 2013 sebanyak penumpang, sedangkan dari keberangkatan pada tahun 2014 mencapai penumpang meningkat dari tahun 2013 sebanyak penumpang Fokus Iklim Berinvestasi Kegiatan penanaman modal (investasi) adalah kegiatan sentral dalam perekonomian, karena dapat mempengaruhi produksi nasional maupun regional dan diharapkan juga terjadi penambahan lapangan pekerjaan dalam rangka mengatasi masalah pengangguran. Pada tahun 2014 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kabupaten Sintang hanya berada di kategori Perkebunan yang nilai investasinya turun 32,24 persen dibandingkan tahun Sedangkan total Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami peningkatan dibandingkatan tahun sebelumnya. Tahun 2014 realisasi PMA mengalami peningkatan sebesar 40,69 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan kategori jasa keuangan dan asuransi di Kabupaten Sintang tumbuh baik tiap tahunnya, dimana pada tahun 2014 mencapai 12,85 persen yang salah satunya dikarenakan dengan bertambahnya fasilitas perbankan di Sintang. Selain bank, lembaga keuangan non bank, credit union (cu) dan pengadaian juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian Kabupaten Sintang. Dalam proses kegiatan ekonomi, investasi merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan. Hal ini karena investasi berkaitan erat dengan kegiatan menanamkan uang dengan harapan mendapatkan keuntungan atau peningkatan kapasitas sistem produksi pada masa yang akan datang. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 23

38 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Tahun Tabel 2.22 Nilai Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) Kabupaten Sintang Tahun (Juta Rupiah) Investasi Atas Dasar Harga Berlaku Investasi Atas Dasar Harga Konstan Tahun , , , , , , , , , ,86 Sumber : Kabupaten Sintang Dalam Angka 2015 Nilai investasi yang ditanamkan di Kabupaten Sintang selama periode atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 tercatat ,25 juta rupiah dan meningkat menjadi ,19 juta rupiah pada tahun EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2015 DAN REALISASI RPJMD Alokasi Anggaran Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2017 Jumlah Belanja Daerah yang ditetapkan dalam APBD Tahun Anggaran 2015 yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung mencapai Rp ,76 dengan realisasi mencapai Rp ,81 atau 90,51%. Jumlah Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2015 mencapai Rp ,16 dengan realisasi mencapai Rp ,00 atau 90,54% dan Jumlah Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2015 mencapai Rp ,60 dengan realisai mencapai Rp ,81 atau 90,47%. Tabel 2.23 Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2015 Per SKPD No. SKPD Pagu Realisasi % 1. Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan , ,31 88,54 2. Dinas Kesehatan , ,00 82,23 3. Rumah Sakit Umum Daerah Ade M , ,00 93,13 Djoen 4. Dinas Pekerjaan Umum , ,00 91,27 5. Badan Perencanaan Pembangunan , ,50 96,52 Daerah 6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan , ,00 96,52 Informatika 7. Badan Lingkungan Hidup , ,00 99,15 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 24

39 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. SKPD Pagu Realisasi % 8. Dinas Kebersihan,Pertamanan dan , ,00 99,22 Pemadam Kebakaran 9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan , ,00 97,84 Sipil 10. Badan Keluarga Berencana, , ,00 97,11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 11. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan , ,00 97,52 Transmigrasi 12. Badan Penanggulangan Bencana , ,00 93,43 Daerah 13. Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata , ,00 97,03 dan Ekonomi Kreatif 14. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik , ,00 87, Badan Satuan Polisi Pamong Praja , ,50 99, Sekretariat Daerah , ,00 86, Sekretariat DPRD , ,00 89, Badan Pengelolaan Keuangan dan , ,00 93,41 Aset Daerah 19. Inspektorat Kabupaten , ,00 98, Badan Kepegawaian Daerah , ,00 89, Kantor Kecamatan Sungai Tebelian , ,00 98, Kantor Kecamatan Kelam Permai , ,00 97, Kantor Kecamatan Binjai Hulu , ,00 99, Kantor Kecamatan Tempunak , ,00 84, Kantor Kecamatan Dedai , ,00 97, Kantor Kecamatan Sepauk , ,00 98, Kantor Kecamatan Ketungau Hilir , ,00 97, Kantor Kecamatan Ketungau Tengah , ,00 90, Kantor Kecamatan Ketungau Hulu , ,00 99, Kantor Kecamatan Kayan Hilir , ,00 97, Kantor Kecamatan Kayan Hulu , ,00 97, Kantor Kecamatan Serawai , ,00 96, Kantor Kecamatan Ambalau , ,00 94, Kantor Kecamatan Sintang , ,00 95, Badan Penanaman Modal dan , ,00 99,30 Pelayanan Terpadu Satu Pintu 36. Kantor Kelurahan Tanjung Puri , ,00 97, Kantor Kelurahan Kapuas Kiri Hulu , ,00 96, Kantor Kelurahan Kapuas Kiri Hilir , ,00 98, Kantor Kelurahan Kapuas Kanan Hilir , ,00 95, Kantor Kelurahan Ladang , ,00 96, Kantor Kelurahan Kapuas Kanan Hulu , ,00 78, Kantor Kelurahan Akcaya , ,00 92, Kantor Kelurahan Alai , ,00 95, Kantor Kelurahan Rawa Mambok , ,00 96, Kantor Kelurahan Sengkuang , ,00 98, Kantor Kelurahan Mengkurai , ,00 98, Kantor Kelurahan Kedabang , ,00 98, Kantor Kelurahan Mekar Jaya , ,00 98, Kantor Kelurahan Batu Lalau , ,00 97, Kantor Kelurahan Menyumbung , ,00 99,13 Tengah 51. Kantor Kelurahan Ulak Jaya , ,00 90, Badan Pengelola Perbatasan , ,00 96, Dinas Pendapatan Daerah , ,00 93, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa , ,00 97, Kantor Arsip dan Perpustakaan , ,00 98,77 Daerah RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 25

40 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan No. SKPD Pagu Realisasi % 56. Dinas Pertanian, Perternakan Dan Perikanan , ,00 98, Badan Pelaksana Penyuluhan , ,50 96,23 Pertanian, Perikanan, Kehutanan Dan Ketahanan Pangan 58. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan , ,00 45, Dinas Pertambangan dan Energi , ,00 96, Dinas Perindustrian, Perdagangan, , ,00 98,58 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sumber : BPKAD, Realiasi 2015 JUMLAH , ,81 90, Sasaran RPJMD Tahun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sintang Tahun , adapun target capaian RPJMD Kabupaten Sintang Tahun adalah sebagai berikut : Tabel 2.24 Sasaran RPJMD Kabupaten Sintang Tahun NO INDIKATOR KINERJA Satuan SASARAN CAPAIAN KINERJA Tahun Tahun CERDAS a. Rata-rata lama sekolah Tahun 6,83 8,00 b. Tingkat partisipasi sekolah % 97,65 99,15 2. SEHAT a. Angka harapan hidup Tahun 70,95 72,45 b. Angka kelangsungan hidup bayi Per 1000 Kh c. Proporsi tenaga kesehatan terhadap 109,49 118,00 penduduk d. Angka gizi buruk % 2,96 2,00 e. Ketersediaan sarpras kesehatan 5,05 5,33 3. MAJU a. Ketaatan terhadap rencana tata ruang wilayah (RTRW) % b. Persentase rumah tangga yang % 4,8 6,6 menggunakan air bersih (PDAM) c. Persentase penanganan sampah % d. Proporsi panjang jaringan jalan % 32,19 60,18 dalam kondisi baik e. Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik 49,00 50,89 4. RELIGIUS a. Pemahaman agama pada pemeluk agama Baik Baik b. Toleransi antar pemeluk agama Baik Baik RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 26

41 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan c. Rasio rumah ibadah per : 4,00 1 : 4,25 penduduk 5. SEJAHTERA a. Pertumbuhan ekonomi % 5,6 6,9 b. Pertumbuhan PDRB % 5,30 6,04 c. Laju Inflasi Kabupaten % 6,95 6,80 d. PDRB Perkapita Rp. (Juta) 28,0 37,8 e. Persentase Koperasi dan UMKM Aktif % 67,35 68,10 f. Ketersediaan pangan utama % g. Indeks gini Unit 0,32 0,30 h. Persentase jumlah penduduk miskin % 9,11 7,21 i. Tingkat pengangguran terbuka % 3,05 2,99 j. Nilai IPM Angka 64,00 69,00 6. TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK a. Penetapan APBD tepat waktu Ya Ya b. Opini WTP dari BPK Ya Ya c. Penegakan Perda Angka d. Tingkat penyelesaian pelanggaran keamanan dan ketertiban % Sumber : RPJMD Kabupaten Sintang Tahun Tabel 2.25 Realisasi Tahun 2014 RPJMD Kabupaten Sintang Tahun NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN SASARAN CAPAIAN KINERJA Target Realisasi Pertumbuhan Ekonomi % 6,69 5,36 2. PDRB Per Kapita Rp , ,04 3. Kebutuhan Investasi Milyar 1.267,86 4. Inflasi % 5,42 6,85 5. Tingkat Pengangguran % 3,40 6. Tingkat Kemiskinan % 7,92 10,09 7. IPM angka 70 63, PERMASALAHAN PELAKSANAAN RKPD 2015 KABUPATEN SINTANG Permasalahan yang paling menonjol dalam implementasi pembangunan di Kabupaten Sintang Tahun 2015 adalah terlambatnya waktu pelaksanaan kegiatan (keterlambatan dalam memulai kegiatan), sehingga hal ini mempengaruhi capaian prestasi pekerjaan. Demikian pula dalam hal penyerapan dana, dimana penyerapan dana terbesar terjadi pada bulan-bulan terakhir bahkan pada bulan Desember menjelang tutup tahun anggaran. Kejadian seperti ini hampir rutin terjadi setiap RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 27

42 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan tahun, oleh sebab itu hal ini perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan kegiatan di Tahun 2016 maupun pada tahun 2017 dan seterusnya PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH Pembangunan daerah Kabupaten Sintang masih dihadapkan pada permasalahan pembangunan sebagai berikut : Permasalahan Bidang Ekonomi 1. Kecenderungan menurunnya pertumbuhan ekonomi; 2. Kecenderungan penurunan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB; 3. Tingginya ketimpangan pendapatan penduduk; 4. Kesulitan investor mengembangkan sektor industri pengolahan sebagai akibat minimnya ketersediaan infrastruktur; 5. Banyaknya jumlah koperasi yang tidak aktif; 6. Sulitnya akses Koperasi dan UMKM terhadap modal; 7. Masih rendahnya daya saing daerah yang antara lain ditunjukkan oleh masih tingginya pengeluaran penduduk untuk makanan dibandingkan non makanan serta kecenderungan menurunnya Nilai Tukar Petani Permasalahan Infrastruktur Transportasi 1. Kondisi panjang jalan dengan kondisi baik masih rendah dan sebagian besar permukaan berupa jalan tanah; 2. Kondisi jembatan dengan kondisi baik masih rendah Permasalahan Bidang Cipta Karya 1. Menurun kualitas lingkungan permukiman yang disebabkan belum memadainya sarana dan prasarana dasar lingkungan permukiman; 2. Prosentase rumah tangga pengguna air bersih PDAM masih rendah; 3. Masih adanya lingkungan pemukiman kumuh Permasalahan Bidang Perumahan dan Tata Ruang 1. Masih rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau; 2. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam penataan ruang; Permasalahan Bidang Perhubungan 1. Sarana dan prasarana pendukung transportasi darat dan sungai masih minim; Permasalahan Bidang Sumber Daya Air 1. Kondisi infrastruktur jaringan irigasi yang banyak rusak; RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 28

43 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Permasalahan Bidang Pertanian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam 1. Kurangnya ketersediaan pangan; 2. Rendahnya efisiensi usaha tani padi; 3. Terbatasnya tenaga penyuluh di lapangan; 4. Tingginya biaya produksi pertanian; 5. Rendahnya produktivitas padi; 6. Minimnya sarana dan prasarana perikanan; 7. Belum optimalnya industri karet Permasalahan Bidang Pendidikan 1. Rata-rata lama sekolah masih rendah; 2. Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan belum merata; Permasalahan Bidang Kesehatan 1. Angka kematian bayi masih tinggi; 2. Sarana dan prasarana kesehatan masih kurang Permasalahan Kemiskinan dan Pengangguran 1. Jumlah penduduk miskin masih tinggi; 2. Jumlah pengangguran meningkat Permasalahan Pendapatan Daerah 1. Masih rendahnya Pendapatan Daerah; RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 II - 29

44 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan yang mengarah pada desentralisasi, maka proses pembangunan di daerah hendaknya disesuaikan dengan potensi, kondisi dan kemampuan masing-masing daerah, disamping tidak terlepas dari kondisi makro ekonomi nasional dan dinamika ekonomi internasional. Potensi, kondisi dan kemampuan ekonomi regional/daerah untuk perencanaan pembangunan dapat dipetakan melalui analisis kondisi makro ekonomi dan proyeksinya dimasa datang. Telaah/analisis terhadap aspek makro ekonomi dapat menunjukkan seberapa jauh keberhasilan pembangunan ekonomi disuatu daerah. Beberapa indikator yang digunakan dalam analisis antara lain pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik dari sisi produksi maupun pengeluaran, struktur ekonomi daerah dan perkembangan nilai investasinya. Disamping itu untuk mengetahui kondisi stabilitas perekonomian daerah digunakan perkembangan laju inflasi Kondisi Makro Perekonomian Daerah Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sintang dalam empat tahun terakhr ini cenderung fluktuatif. Pada tahun 2014, capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,36%, meningkat dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 4,79%. Namun sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 5,60% dan menurun cukup tajam dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 6,47%. Meskipun menurun dari tahun 2013, namun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sintang tahun 2014 ternyata tetap tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat (5,02%) dan pertumbuhan ekonomi nasional (5,32%). Pertumbuhan ekonomi tertinggi dihasilkan oleh kategori Informasi dan Komunikasi sebesar 13,39%, kategori Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 12,85%, disusul kategori Konstruksi sebesar 11,61% Struktur Perekonomian Struktur perekonomian Kabupaten di Sintang pada tahun 2014 belum mengalami perubahan. Sektor ekonomi/lapangan usaha yang masih mendominasi perekonomian Kabupaten Sintang yaitu kategori Pertanian, Kehutanan dan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 1

45 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Perikanan; kategori Perdagangan Besar dan Eceran; kategori Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Konstruksi; serta kategori Industri Pengolahan PDRB Per Kapita PDRB per kapita Kabupaten Sintang pada tahun 2014 sebesar Rp. 23,8 juta yang berarti rata-rata pendapatan satu orang penduduk Kabupaten Sintang selama setahun adalah sebesar Rp. 23,8 juta atau sebesar Rp. 1,98 juta per bulan. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, PDRB per kapita tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp. 2,0 juta atau 9,17 persen. Peningkatan ini mengindikasikan keberhasilan daerah dalam meningkatkan PDRB dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk Inflasi Laju inflasi yang menggambarkan besarnya perubahan harga yang dapat ditunjukkan oleh indeks harga implisit PDRB. Laju inflasi (indeks harga produsen) Kabupaten Sintang tahun 2014 relatif terkendali disekitar angka 6,85%, lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi nasional. Artinya, secara relatif daya beli masyarakat Kabupaten Sintang lebih terjaga yang mengindikasikan bahwa peningkatan PDRB per kapita dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Perbandingan dengan Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten Sintang terhadap Provinsi Kalimantan Barat, sektor-sektor yang memiliki indeks LQ lebih dari 1 (satu) yaitu kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; kategori Pertambangan dan Penggalian; kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; kategori Informasi dan Komunikasi; kategori Jasa Pendidikan; serta kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Hal ini berarti bahwa ke tujuh kategori tersebut merupakan sektor-sektor yang diharapkan dapat menjadi tumpuan/spesialisasi untuk dikembangkan sehingga mampu meningkatkan perekonomian Kabupaten Sintang. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 2

46 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah No. Tabel 3.1 PDRB dan Nilai LQ Kabupaten Sintang serta PDRB Kalimantan Barat Tahun 2014 Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) Lapangan Usaha PDRB Kab Sintang PDRB Kalbar 1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan , ,3 1,21 2. Pertambangan dan Penggalian , ,6 1,66 3. Industri Pengolahan , ,8 0,59 4. Pengadaan Listrik dan Gas 1.360, ,7 0,22 5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan 4.737, ,5 0,44 Daur Ulang 6. Konstruksi , ,3 0,98 7. Perdangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan , ,2 1,18 Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan , ,7 0,46 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , ,0 1, Informasi dan Komunikasi , ,3 1, Jasa Keuangan dan Asuransi , ,5 0, Real Estat , ,7 0, Jasa Perusahaan , ,2 0, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan , ,7 0,68 Jaminan Sosial Wajib 15. Jasa Pendidikan , ,4 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , ,3 1, Jasa Lainnya , ,4 0,71 TOTAL PDRB , ,6 Sumber : Penyusunan dan Pengolahan Data Neraca Wilayah Kabupaten Sintang Tahun 2015 LQ Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2017 Pada dasarnya, tantangan dan prospek perekonomian Kabupaten Sintang tidak lepas dari kondisi faktor internal dan eksternal baik pada level nasional maupun internasional. Dalam konteks sistem perekonomian terbuka, dimana Indonesia termasuk negara yang menganut dan aktif dalam globalisasi, kinerja makro ekonomi nasional dan daerah cukup rentan dengan gejolak eksternal. Namun signifikan tidaknya efek dari gejolak eksternal tersebut tergantung pada karakteristik ekonomi dan kekuatan faktor internal daerah Kabupaten Sintang Tantangan Diperkirakan perekonomian Kabupaten Sintang masih akan dihadapkan pada sejumlah tantangan akibat pengaruh dari dinamika internal maupun lingkungan perekonomian global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Beragam tantangan dimaksud perlu disikapi secara arif dan komprehensif serta langkah-langkah yang lebih nyata. Tantangan dimaksud antara lain masih mencakup: 1) Menurunkan angka kemiskinan; 2) Menurunkan angka pengangguran; RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 3

47 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah 3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor ekonomi potensi lokal dan strategis; 4) Meningkatkan pemerataan pembangunan ekonomi antar wilayah; 5) Meningkatkan iklim investasi yang lebih kondusif dan konstruktif; 6) Menyediakan infrastruktur yang memadai dan berkualitas; 7) Meningkatkan daya saing produk dan sumber daya manusia agar dapat bersaing di pasar global; dan 8) Meningkatkan peran pemerintah, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi Prospek Perekonomian Daerah Adanya situasi keterbatasan keuangan daerah dalam pembiayaan pembangunan daerah berimplikasi luas terhadap perekonomian daerah. Berkaitan dengan kondisi yang digambarkan diatas serta mendasarkan pada kondisi perekonomian tahun 2016 dan perkiraan tahun 2017 serta tantangan yang dihadapi pada masa mendatang maka usaha-usaha yang harus dilakukan dalam pemantapan ekonomi daerah adalah: 1) Menyediakan infrastruktur perekonomian yang memadai dan berkualitas untuk menunjang pertumbuhan dan distribusi ekonomi daerah; 2) Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan usaha; 3) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor ekonomi lokal dan strategis; dan 4) Meningkatkan aksesibilitas dan sinergitas antara masyarakat dunia usaha dan lembaga pendidikan dengan pemerintah daerah Arah Kebijakan Keuangan Daerah Efektifitas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang tertuang dalam RKPD Tahun 2017 sebagai pelaksanaan agenda RPJPD Tahun di tahun keduabelas, tidak terlepas dari kapasitas anggaran yang dapat terkelola oleh pemerintah daerah. Untuk itu, kebutuhan belanja pembangunan daerah akan selalu mempertimbangkan kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu penopang strategis dalam implementasi RKPD, yang akan selalu berdampingan dengan sumber-sumber pendanaan non APBD, seperti APBN, Hibah, dana kemitraan swasta, swadaya masyarakat serta kontribusi pelaku usaha melalui Corporate Social Responsibility (CSR). RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 4

48 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran, yang terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah (penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah) Proyeksi Keungan Daerah dan Kerangka Pendanaan Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pendanaan penyelenggaraan pemerintahan telah diatur sesuai kewenangan yang diserahkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan pada suatu bidang pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan yang menjadi tanggungjawab Pemerintah dibiayai dari APBN, baik kewenangan Pusat yang didekonsentrasikan kepada Gubernur atau dalam rangka tugas pembantuan dan urusan bersama. Berdasarkan pada hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendanaan daerah, selanjutnya dirumuskan kebijakan di bidang keuangan daerah yang terdiri dari kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Kebijakan-kebijakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan APBD Tahun Anggaran Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Pendapatan daerah Kabupaten Sintang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. PAD merupakan cerminan kemampuan dan potensi daerah, sehingga besarnya penerimaan PAD dapat mempengaruhi kualitas otonomi daerah yang menuntut ketergantungan dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat semakin berkurang. Pada tahun 2016, kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah diproyeksikan sebesar 5,50%. Angka kontribusi tersebut lebih rendah dari tahun 2015, yaitu sebesar 6,94%. Sedangkan pada tahun 2017, kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah diproyeksikan menurun sebesar 4,99%, sebagaimana terlihat pada tabel 3.2. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 5

49 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Tabel 3.2 Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun No Tahun Pendapatan Pendapatan Asli Kontribusi Daerah Daerah % 1 Realisasi ,78 2 Realisasi ,35 3 Realisasi ,74 4 Realisasi ,14 5 Realisasi ,94 6 Target ,50 7 Proyeksi ,99 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi 2015 Rincian obyek PAD berdasarkan kontribusi obyek pendapatan adalah sebagai berikut: 1. Kontribusi pajak daerah terhadap PAD pada tahun 2017 diproyeksikan menurun sebesar 18,23% (tabel 3.3). Tabel 3.3 Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD Tahun No Tahun Pendapatan Asli Kontribusi Pajak Daerah Daerah % 1 Realisasi ,10 2 Realisasi ,61 3 Realisasi ,83 4 Realisasi ,09 5 Realisasi ,53 6 Target ,59 7 Proyeksi ,23 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi Kontribusi retribusi daerah terhadap PAD pada tahun 2017 diproyeksikan meningkat menjadi 5,88% (tabel 3.4). Tabel 3.4 Kontribusi Retribusi Daerah terhadap PAD Tahun No Tahun Pendapatan Asli Kontribusi Retribusi Daerah Daerah % 1 Realisasi ,78 2 Realisasi ,53 3 Realisasi ,42 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 6

50 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah No Tahun Pendapatan Asli Kontribusi Retribusi Daerah Daerah % 4 Realisasi ,53 5 Realisasi ,38 6 Target ,76 7 Proyeksi ,88 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi Kontribusi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terhadap PAD pada tahun 2017 diproyeksikan meningkat menjadi 12,83% dari tahun 2016 (tabel 3.5). Tabel 3.5 Kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terhadap PAD Tahun No Tahun Pendapatan Asli Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Kontribusi % 1 Realisasi ,83 2 Realisasi ,67 3 Realisasi ,42 4 Realisasi ,74 5 Realisasi ,67 6 Target ,70 7 Proyeksi ,83 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi Kontribusi lain-lain PAD yang sah terhadap total PAD pada tahun 2017 diproyeksikan meningkat menjadi 63,06% dari tahun 2016 (tabel 3.6). No Tabel 3.6 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah terhadap PAD Tahun Tahun Pendapatan Asli Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Kontribusi % 1 Realisasi ,30 2 Realisasi ,20 3 Realisasi ,33 4 Realisasi ,64 5 Realisasi ,43 6 Target ,95 7 Proyeksi ,06 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi 2015 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 7

51 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Pada tahun 2016, kontribusi dana perimbangan terhadap pendapatan daerah ditargetkan sebesar 79,13%. Angka kontribusi tersebut lebih tinggi dari tahun 2015, yaitu sebesar 76,50%. Sedangkan pada tahun 2017, kontribusi dana perimbangan terhadap pendapatan daerah diproyeksikan meningkat sebesar 80,34%, sebagaimana terlihat pada tabel 3.7. No Tabel 3.7 Kontribusi Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Daerah Tahun Tahun Pendapatan Daerah Dana Perimbangan Kontribusi % 1 Realisasi ,09 2 Realisasi ,92 3 Realisasi ,61 4 Realisasi ,45 5 Realisasi ,50 6 Target ,13 7 Proyeksi ,34 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi 2015 Adapun gambaran dana perimbangan berdasarkan kontribusi obyek pendapatannya diuraikan sebagai berikut: 1. Kontribusi dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak terhadap dana No perimbangan pada tahun 2017 diproyeksikan meningkat menjadi 3,26% (tabel 3.8). Tabel 3.8 Kontribusi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak terhadap Dana Perimbangan Tahun Tahun Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Kontribusi % 1 Realisasi ,41 2 Realisasi ,62 3 Realisasi ,88 4 Realisasi ,34 5 Realisasi ,64 6 Target ,96 7 Proyeksi ,26 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi 2015 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 8

52 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah 2. Kontribusi Dana Alokasi Umum terhadap dana perimbangan pada tahun 2017 diproyeksikan meningkat menjadi 68,79% (tabel 3.9). No Tabel 3.9 Kontribusi Dana Alokasi Umum terhadap Dana Perimbangan Tahun Tahun Dana Perimbangan Dana Alokasi Umum Kontribusi % 1 Realisasi ,84 2 Realisasi ,23 3 Realisasi ,55 4 Realisasi ,73 5 Realisasi ,72 6 Target ,47 7 Proyeksi ,79 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi Kontribusi Dana Alokasi Khusus terhadap dana perimbangan pada tahun 2017 diproyeksikan menurun menjadi 27,95% (tabel 3.10). Tabel 3.10 Kontribusi Dana Alokasi Khusus terhadap Dana Perimbangan Tahun No Tahun Dana Dana Alokasi Kontribusi Perimbangan Khusus % 1 Realisasi ,75 2 Realisasi ,15 3 Realisasi ,58 4 Realisasi ,92 5 Realisasi ,64 6 Target ,57 7 Proyeksi ,95 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi 2015 Lain-lain pendapatan yang sah terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Dana Bagi Hasil Lainnya serta Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Pada tahun 2016, kontribusi lain-lain pendapatan yang sah terhadap pendapatan daerah ditargetkan sebesar 15,27%. Angka kontribusi tersebut lebih rendah dari tahun 2015, yaitu sebesar 16,56%. Sedangkan pada tahun 2017, kontribusi lain-lain pendapatan yang sah terhadap pendapat daerah diproyeksikan menurun sebesar 14,67%, sebagaimana terlihat pada tabel RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 9

53 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah No Tabel 3.11 Kontribusi Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap Pendapatan Daerah Tahun Tahun Pendapatan Daerah Lain-lain Pendapatan yang Sah Kontribusi % 1 Realisasi ,13 2 Realisasi ,73 3 Realisasi ,65 4 Realisasi ,42 5 Realisasi ,56 6 Target ,27 7 Proyeksi ,67 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi 2015 Adapun gambaran lain-lain pendapatan daerah yang sah berdasarkan kontribusi objek pendapatannya diuraikan sebagai berikut: 1. Kontribusi dana bagi hasil pajak provinsi terhadap lain-lain pendapatan yang sah pada tahun 2017 diproyeksikan menurun menjadi 19,81%. No Tahun Tabel 3.12 Kontribusi Bagi Hasil Pajak Provinsi terhadap Lain-lain Pendapatan Yang Sah Tahun Lain-lain Pendapatan yang Sah Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi Kontribusi % 1 Realisasi ,69 2 Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi ,65 6 Target ,01 7 Proyeksi ,81 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi Kontribusi dana penyesuaian dan otonomi khusus terhadap lain-lain pendapatan yang sah pada tahun 2017 diproyeksikan meningkat sebesar 80,19%, sebagaimana terlihat pada tabel RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 10

54 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah No Tabel 3.13 Kontribusi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus terhadap Lain-lain Pendapatan Yang Sah Tahun Tahun Lain-lain Pendapatan yang Sah Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Kontribusi 1 Realisasi ,31 2 Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi ,42 6 Target ,99 7 Proyeksi ,19 Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi 2015 Berdasarkan hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah, selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah yang kemudian dituangkan ke dalam tabel Tabel 3.14 Realisasi, Target dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang Tahun No Uraian Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi 2015 Target 2016 Proyeksi PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Insentif Daerah Lain-lain Pendapatan Yang Sah Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi Dana Penyesuaian Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi JUMLAH PENDAPATAN Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi 2015 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 11

55 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Arah Kebijakan Belanja Daerah Belanja daerah Kabupaten Sintang terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pada tahun 2017, belanja daerah diproyeksikan sebesar Rp ,86 atau menurun sebesar Rp ,37 (3,71%) dari tahun 2016, dengan rincian: 1. Belanja tidak langsung sebesar Rp ,86 2. Belanja langsung sebesar Rp ,00 Adapun realisasi belanja daerah tahun dan target belanja daerah tahun 2016 serta proyeksi belanja daerah tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.15 Realisasi, Target dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun No Uraian Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi 2015 Target 2016 Proyeksi BELANJA DAERAH Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupa ten/kota dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupa ten/kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga , Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal JUMLAH BELANJA Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi 2015 RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 12

56 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan anggaran untuk pembiayaan daerah dibagi atas dua bagian yatu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Pembiayaan daerah merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Penerimaan Pembiayaan dapat bersumber dari Sisa Leboh Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SilPA) tahun anggaran 2016, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. Pengeluaran pembiayaan diarahkan yaitu untuk penyertaan modal pada perusahaan daerah serta penyediaan fasilitasi kredit bagi pelaku KUMKM. Kebijakan Pembiayaan Daerah pada tahun 2017 di Kabupaten Sintang antara lain diarahkan untuk: 1) Menjaga agar keuangan daerah tetap dalam kondisi surplus anggaran dan jika terjadi defisit anggaran sedapat mungkin ditutup dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun lalu; 2) Membentuk dana cadangan yang akan digunakan untuk kepentingankepentingan yang sifatnya strategis, misalnya dana cadangan bencana alam; 3) Mengembangkan investasi daerah dan penyertaan modal dengan prinsip kehati-hatian. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya pada tahun 2017, diproyeksikan sebesar Rp ,86 atau menurun sebesar Rp ,37 (60,83%) dari target tahun Di samping penerimaan pembiayaan, terdapat pula pengeluaran pembiayaan daerah, yang pada tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp ,00 atau menurun sebesar Rp ,00 (37,49%). Adapun realisasi pembiayaan daerah tahun serta target tahun 2016 dan proyeksi tahun 2017 dapat dilihat pada tabel Tabel 3.16 Realisasi, Target dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sintang Tahun No Uraian Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi 2015 Target 2016 Proyeksi PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (Silpa) RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 13

57 Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Pengeluaran Pembiayaan Penyertaan Modal (Investasi) Daerah Penyertaan Modal (Investasi) PDAM Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah Pembiayaan Neto SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA) Sumber : BPKAD, 2016, diolah dan Realisasi RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 III - 14

58 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Tujuan dan Sasaran Pembangunan Perencanaan pembangunan tahun 2017 merupakan bagian dari tahapan ketiga pembangunan jangka panjang di Kabupaten Sintang. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Sintang menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu Kabupaten Sintang yang Maju, Mandiri dan Sejahtera Tahun Visi pembangunan Kabupaten Sintang tahun adalah Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sintang yang Cerdas, Sehat, Maju, Religius, dan Sejahtera didukung Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih pada Tahun Tabel 4.1. Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan Visi : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sintang yang Cerdas, Sehat, Maju, Religius, dan Sejahtera didukung Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih pada Tahun 2021 Misi 1 : Melaksanakan pembangunan pendidikan berkualitas yang berakar pada budaya lokal Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Meningkatkan kualitas pendidikan yang berakar pada budaya lokal Meningkatnya angka melek huruf. Tuntasnya wajib belajar pendidikan 9 tahun. Meningkatnya budaya dan minat baca masyarakat. Meningkatnya kualitas materi ajar budaya dan bahasa lokal dalam kurikulum pendidikan dasar. Meningkatnya tingkat pendidikan Pro Education: Strategi yang beorientasi pada pembangunan Pendidikan Formal dan Informal di Masyarakat Menurunkan angka buta huruf mendekati nol. Menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Meningkatkan kualitas pendidikan menengah. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah. Pengembangan nilai budaya dan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 1

59 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 masyarakat ke jenjang menengah dan tinggi. 7. pengelolaan keragaman budaya. Pengembangan pendidikan informal. Misi 2 : Melaksanakan pembangunan kesehatan yang menyeluruh, adil dan terjangkau bagi masyarakat Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 1. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan ibu dan anak serta penduduk miskin. 2. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk Pro Health: Strategi yang berorientasi pada peningkatan kesehatan masyarakat secara menyeluruh Meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan. Perbaikan gizi masyarakat Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Peningkatan layanan kesehatan penduduk miskin Pengadaan tenaga kesehatan Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan. Meningkatkan partisipasi pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi. Menurunkan perkawinan remaja. Peningkatan kualitas program keluarga berencana. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan. Misi 3 : Mengoptimalkan penyediaan infrastruktur dasar guna pengembangan potensi ekonomi dan sumber daya daerah Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur. 1. Tersedianya infrastruktur transportasi yang handal untuk Pro Public Good: Strategi yang berorientasi pada peningkatan kualitas 1. Pengembangan infrastruktur jalan dan jembatan diselaraskan dengan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 2

60 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 mendukung pergerakan orang dan barang. Tersedianya sumber daya air yang handal dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (domestik), pertanian (irigasi), industri, dan untuk berbagai keperluan lainnya. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman (mencakup persampahan, air bersih, air limbah). Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur energi dan ketenagalistrikan. dan kuantitas barang publik kebutuhan jalan dan jembatan di pedesaan dalam rangka meningkatkan konektivitas antar kecamatan dan desa. Mengembangkan sarana dan prasarana perhubungan (darat, udara dan sungai) dalam rangka peningkatan pelayanan pergerakan orang, barang dan jasa. Meningkatkan kapasitas dan kualitas infrastruktur sumber daya air untuk mendukung konservasi pendayagunaan sumber daya air, serta pengendalian daya rusak air. Pengembangan perumahan dan kawasan permukiman untuk menciptakan hunian yang layak, aman, sehat, nyaman, dan produktif. Meningkatkan kualitas infrastruktur permukiman perdesaan. Meningkatkan pasokan, cakupan dan kualitas pelayanan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan. Meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan untuk RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 3

61 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Meningkatkan kualitas lingkungan hidup Meningkatnya kualitas lingkungan hidup. Terwujudnya tata ruang wilayah sesuai dengan Peraturan daerah mengenai RTRW. mengurangi pemakaian energi fosil. 1. Peningkatan pengendalian kualitas air dan tanah. Peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan. Peningkatan upaya penegakan hukum lingkungan hidup. Peningkatan kapasitas SDM dan institusi lembaga lingkungan hidup. Mempertahankan kawasan hutan seluas minimal 30% dari luas Kabupaten Sintang sesuai dengan RTRW daerah. Mengarahkan aktivitas pembangunan sesuai dengan Peraturan Daerah mengenai RTRW. Misi 4 : Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan agama dalam kehidupan sosial Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Mewujudkan kualitas kehidupan keagamaan, toleran dalam kemajemukan masyarakat. 1. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama Pro Empowering: Strategi yang berorientasi pada pelibatan dan peningkatan kapasitas masyarakat sebagai subyek pembangunan Mendorong peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan. Meningkatkan fasilitas (sarana prasarana keagamaan). RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 4

62 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Meningkatnya kerukunan antar ummat beragama Meningkatkan kualitas kerukunan hidup baik interumat beragama maupun antarumat beragama. Meningkatkan komunikasi antar organisasi keagamaan. Meningkatkan upaya revitalisasi nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal yang relevan bagi peningkatan harmonisasi masyarakat Kabupaten Sintang. Misi 5 : Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pedesaan untuk meningkatkan kesejahtaraan masyarakat Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan Meningkatnya perekonomian daerah. Meningkatnya investasi yang berbasis potensi unggulan lokal. Meningkatnya daya saing potensi unggulan daerah. Terwujudnya sentra pertumbuhan ekonomi berbasis keunggulan lokal. Pro Growt: Strategi yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi Meningkatkan kemandirian fiskal daerah melalui peningkatan PAD. Penyederhanaan regulasi dan tariff pajak daerah agar lebih kompetitif dalam menarik investasi. Meningkatkan keunggulan daya tarik dan promosi produk unggulan daerah untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Penetapan sentra pertumbuhan ekonomi berbasis keunggulan lokal serta memfasilitasi pembangunan sentra pertumbuhan ekonomi tersebut RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 5

63 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa. 5. Meningkatnya peran koperasi, UMKM, dan lembaga keuangan non perbankan dalam pengembangan perekonomian rakyat. 1. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi pertanian dan perkebunan di desa. dengan berbagai fasilitas pendukung. 1. Meningkatkan jumlah wirausaha baru yang memiliki daya saing, serta pengembangan incubator bisnis dan UMKM yang dilaksanakan bersama seluruh stakeholders, termasuk perbankan dan lembaga keuangan non bank dan pelaku bisnis. 2. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi, akses teknologi tepat guna, akses pasar melalui promosi dan kreasi produk UMKM serta dukungan pendampingan tempat usaha dan permodalan bagi UMKM dengan jaminan kolateral bekerjasama kolateral perbankan dan lembaga keuangan mikro serta lembaga keuangan non perbankan. 1. Meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, dan peternakan bermutu melalui ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi, diversifikasi RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 6

64 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun berbasiskan sumber daya lokal (desa). Meningkatkan produksi dan produktivitas peternakan. Menetapkan Peraturan Daerah tentang lokasi lahan pertanian pangan berkelanjutan. Menetapkan kualitas manajemen keuangan dan asset desa. Melaksanakan pelatihan bagi masyarakat desa dan aparatur pemerintahan desa untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian. Melakukan pendampingan dalam pembangunan masyarakat desa. Misi 6 : Menata dan mengembangkan manajemen pemerintah daerah yang sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Meningkatkan kapasitas SDM aparatur Meningkatnya kompetensi SDM aparatur daerah. Meningkatnya objektivitas penempatan pejabat daerah. Pro Good Governance: Strategi yang berorientasi pada peningkatan kemampuan aparatur birokrasi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa Meningkatkan kualitas SDM aparatur melalui pelatihan dan pendidikan. Mengembangkan SDM aparatur agar lebih kompeten, professional, dan memiliki integritas. Meningkatkan partispasi masyarakat dalam pengisian pejabat daerah melalui keterwakilan tokoh RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 7

65 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah. 3. Melakukan reformasi birokrasi di pemerintahan daerah 1. Profesionalisme pengelolaan keuangan daerah Meningkatnya transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi politik masyarakat. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat, stabilitas keamanan, dan ketertiban umum mayarakat dlam panitia seleksi jabatan. Penetapan APBD tepat waktu. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah, ditandai dengan diperolehnya opini WTP. Pengawasan internal, eksternal, dan fungsional dalam upaya pembinaan dan pencegahan tindak pidana korupsi. Melaksanakan agenda reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan. Memastikan bahwa penyelenggaraan pemerintahan didasarkan pada Visi, Misi Bupati/Wakil Bupati. Menyelenggarakan pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan partisipatif sesuai dengan semangat reformasi birokrasi. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik masyarakat. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat serta menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban umum. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 8

66 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Meningkatkan kerjasama pemerintah daerah dengan masyarakat dan dunia usaha. 1. Meningkatkan kapasitas aparat Desa dan BPD dalam tata kelola pemerintahan desa, seperti kemampuan dalam perumusan peraturan desa, perencanaan desa, penyusunan anggaran desa. 2. Meningkaatkan kapasitas aparat Desa dan BPD dalam tata kelola keuangan dan aset desa, seperti penyusunan APBDes, pelaporan keuangan desa, pengakuntasian dana desa. 3. Meningkatkan ketersediaan kantor desa dan sarana pendukung lainnya, seperti perangkat teknologi informasi, jaringan internet desa, dan infrastruktur desa lainnya. 4. Melaksanakan pengelolaan pembangunan desa yang partisipatif dan demokratis. 4. Meningkatkan kapasitas pemerintahan desa Meningkatnya kuatitas dan kualitas sarana dan prasarana pemerintahan desa. Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur pemerintahan Desa dan BPD. Disamping strategi dan arah kebijakan sebagaimana diuraikan diatas, upaya mewujudkan visi-misi dr. H. Jarot Winarno, M.Med. PH dan Drs. Askiman, MM selaku Bupati dan Wakil Bupati Sintang periode tahun , dengan menetapkan penggerak utama (prime mover) pembangunan daerah yang terdiri dari: RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 9

67 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 membangun wilayah dari pinggiran, penataan dan pemekaran wilayah, aksesibilitas terhadap sumber daya listrik dan energi lainnya, hilirisasi produk, kegawatdaruratan infrastruktur transportasi, dan tata kelola pemerintahan. Penjabaran lebih detail tentang penggerak utama (prime mover) pembangunan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 10

68 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 Tabel 4.2 Prime Over (Penggerak Utama) Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang Tahun No Prime Over Tujuan Sasaran Strategi dan Kebijakan Arah Program Capaian Kinerja 1. Membangunan Wilayah dari Pinggiran Mengembangkan wilayah perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil sebagai pusat pertumbuhan wilayah dan sebagai penggerak pembangunan wilayah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejateraan masyarakat Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana serta fasilitas publik pada wilayah perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil Melaksanakan berbagai program pembangunan yang dimulai dari wilayah perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil Pada bidang transportasi dan prasarana wilayah lainnya, diarahkan untuk membangun, meningkatkan dan memelihara prasarana transportasi. Pada bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui peningkatan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan. Pada bidang pendidikan diarahkan untuk meningkatkan Fungsionalnya sarana dan prasarana transportasi darat dari wilayah perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil menuju sintang. Tersedianya fasilitas serta prasarana pendidikan pada wilayah perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil. Tersedianya fasilitas serta prasarana kesehatan pada wilayah perbatasan, RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 11

69 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 kualitas pendidikan masyarakat di kawasan perbatasan melalui peningkatan sarana dan prasarana serta penyelenggaraan pendidikan. Pada bidang aparatur pemerintah diarahkan pada peningkatan kualitas dan kesejahteraan aparatur serta penyediaan sarana dan prasarana kerja yang memadai. Pada bidang ekonomi diarahkan melalui pengembangan usaha kecil dan menengah, pembinaan, pelatihan dan penyediaan sarana produksi serta pelatihan ekonomi kreatif. pedalaman dan daerah terpencil. Tersedianya fasilitas serta prasarana pengembangan ekonomi pada wilayah perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil. Tersedianya fasilitas serta prasarana pemerintahan pada wilayah perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 12

70 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Penataan dan Pemekaran Wilayah Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah melalui penataan dan pemekaran wilayah Membuka isolasi wilayah Meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan umum (public service) di Kabupaten Sintang secara optimal. Terciptanya keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan ruang/wilayah di Kabupaten Sintang. Percepatan penyelesaian sengketa batas wilayah serta percepatan fasilitasi/ pelaksanaan pemekaran wilayah kecamatan, kabupaten dan Provinsi Kapuas Raya. Pada bidang sosial budaya diarahkan pada pembangunan sarana dan prasarana kehidupan beragama, pengembangan budaya dan kesenian, pembinaan ideology, memperkuat poleksosbudhankam. Melaksanakan dan memfasilitasi sengketa batas wilayah baik antara Desa dan antar Kecamatan dan antar Kabupaten. Melaksanakan pemekaran wilayah Kecamatan. Memfasilitasi proses pemekaran Kabupaten Baru di Kabupaten Sintang. Memfasilitas proses pembentukan Provinsi Penyelesaian 4 segmen batas wilayah (munggukklawangsemitau; bongkong baru sunsong; Kapuas kiri hulu simbak jaya serta merah arai menukung). Pembentukan kecamatan baru (15 kecamatan). Pembentukan Kabupaten Ketungau. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 13

71 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 Terciptanya percepatan pembangunan dan pengaturan per wilayahan yang mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Sintang. baru di wilayah Timur Kalimantan Barat. Fasilitasi pembentukan Provinsi Kapuas Raya. Terciptanya pusatpusat pertumbuhan ekonomi baru di Kabupaten Sintang yang diharapkan akan mengeliminir ketimpangan pembangunan per wilayahan. Terciptanya pemerataan distribusi penduduk pada setiap kawasan / wilayah di Kabupaten Sintang. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 14

72 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Aksesbilitas terhadap sumber daya listrik dan energi lainnya Terwujudnya akses masyarakat terhadap sumber daya listrik secara memadai Memperbaiki kekurangan tenaga listrik yang ada. Memperbaiki dan meningkatkan sistem ketenagalistrikan, serta melakukan efisiensi pembangkit, transmisi dan distribusi mulai dari hulu sampai hilir. Pengaturan sisi konsumsi/permintaan tenaga listrik melalui upaya penghematan penggunaan tenaga listrik (demand side management). Mencari dan memanfaatkan sumber-sumber energi baru yang tersedia di daerah seperti halnya tenaga Pengembangan listrik dan jaringannya. Penambahan kapasitas pembangkit listrik dan penambahan jaringan listrik. Pemanfaatan potensi energi lokal seperti tenaga air (PLTA dan Mikro Hidro) dan batubara, maupun pengembangan energi alternatif lainnya. Listrik nyala minimal 12 jam sehari. Jumlah desa yang dapat dialiri listrik. Jumlah masyarakat yang menikmati listrik. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 15

73 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 air ataupun tenaga uap. 4. Hilirisasi Produk Meningkatnya kegiatan industri pengolahan berbasis hasil produksi pertanian dan perkebunan, dan berkembangnya kegiatan industri kerajinan/rumah tangga serta industri kecil dan menengah disertai pengembangan pasar dan kerjasama pola kemitraan. Terwujudnya keberadaan industri pengolahan berbasis hasil produksi pertanian dan perkebunan, industri kerajinan / rumah tangga, serta industri kecil dan menengah. Melaksanakan promosi investasi di bidang industry pengolahan. Perbaikan kualitas dan peningkatan pelayanan perizinan di bidang industri pengolahan. Melakukan kajian pembentukan BUMD yang bergerak di bidang industri pengolahan. Pengembangan industri pengolahan dan industri pendukung lainnya, termasuk pengembangan industri kerajinan / rumah tangga, industri kecil dan menengah. Pabrik pengolahan bahan baku karet. Pabrik pengolahan bahan baku sawit. Terbentuknya BUMD yang bergerak di bidang industri pengolahan. Industri pengolahan aneka makanan dan minuman, termasuk juga pengolahan hasil hortikultura dan perkebunan buahbuahan lokal/musiman. Industri tenun dan anyaman. 5. Kegawatdaruratan Infrastruktur (Transportasi) Meningkatnya pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan Meningkatnya kualitas infrastruktur transportasi dari wilayah perbatasan, pedalaman Melaksanakan berbagai program dalam rangka penanganan Peningkatan dan rehabilitasi jalan dan Jalan darat dari Ambalau Sintang (fungsional). RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 16

74 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 infrastruktur transportasi secara terpadu dan menyeluruh. dan daerah terpencil menuju Sintang. kegawatdaruratan transportasi khususnya dari wilayah perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil menuju Sintang. jembatan dari Ambalau Sintang. Peningkatan dan rehabilitasi jalan dan jembatan dari perbatasan Malaysia Sintang. Percepatan pembangunan fisik bandara tebelian. Jalan darat dari perbatasan Malaysia Sintang (fungsional). Seluruh wilayah kecamatan dapat ditempuh minimal dengan kendaraan minibus. Ruas jalan dalam kondisi rusak berkurang. Operasional bandara tebelian 6. Tata Kelola Pemerintahan Menciptakan birokrasi pemerintah Kabupaten Sintang yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Membentuk / menyempurnakan peraturan perundangundangan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Melakukan penataan dan penguatan organisasi tatalaksana, manajemen sumber Merevisi dan membangun berbagi regulasi, memodernkan berbagai kebijakan dan praktek manajemen pemerintah daerah dan menyesuaikan tugas fungsi SKPD dengan paradigma dan peran baru. Opini BPK (WTP) selama 5 tahun berturut-turut. Semua temuan telah ditindaklanjuti. Semua program selesai dengan baik. Semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat. Komunikasi dengan publik baik. Penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 17

75 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, kualitas pelayanan publik, mind set dan culture set. Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif. Penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelajutan. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 18

76 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Prioritas Pembangunan Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari Visi dan Misi yang telah diuraikan, maka disusun program prioritas pembangunan yang diharapkan dapat dilaksanakan guna mencapai tujuan dari misi- misi yang telah ditetapkan. Program prioritas tersebut disajikan dalam format yang merinci program-program prioritas yang disusun berdasarkan urusan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sintang seperti pada tabel di bawah ini RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 19

77 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 Tabel 4.2. Program Prioritas Pembangunan Daerah No. Sasaran Arah Kebijakan Program Prioritas SKPD 1. Meningkatnya angka melek huruf 2. Tuntasnya wajib belajar pendidikan 9 tahun 3. Meningkatnya budaya dan minat baca masyarakat 4. Meningkatnya nilai budaya lokal 5. Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat jenjang menengah dan tinggi Menurunkan angka buta huruf mendekati nol 1. Menuntaskan wajib belajar 9 tahun 2. Meningkatkan kualitas pendidikan menengah 3. Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 4. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah Peningkatan budaya dan minat baca masyarakat 1. Pengembangan nilai budaya dan pengelolaan keragaman budaya 1. Pengembangan pendidikan informal 2. Meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat miskin Pendidikan Non Formal Pendidikan Dasar 9 Tahun Pendidikan Menengah Pendidikan Dasar 9 Tahun Dinas Dikbud Dinas Dikbud Dinas Dikbud Dinas Dikbud Dinas Dikbud Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan / TBM Mobile Kantor Arsip dan Perpustakaan 1. Pengembangan Nilai Budaya Dinas Dikbud 2. Pengelolaan Kekayaan Budaya Dinas Dikbud 3. Penataan Kawasan Budaya Dinas Dikbud Pendidikan Anak Usia Dini Dinas Dikbud Manajemen Pelayanan Pendidikan Dinas Dikbud RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 20

78 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan ibu dan anak serta penduduk miskin 7. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk 8. Meningkatnya budaya olahraga untuk mendukung pola hidup sehat 9. Tersedianya infrastruktur transportasi yang handal untuk 1. Meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan 2. Pencegahan dan Penanggulangan penyakit menular 3. Peningkatan layanan kesehatan penduduk miskin 4. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan 5. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan Peningkatan kualitas program keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak 1. Peningkatan kesadaran masyarakat pentingnya berolahraga 2. Peningkatan kapasitas kelembagaan olahraga 1. Pengembangan infrastruktur jalan dan jembatan dalam rangka meningkatkan 1. Upaya Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan 2. Peningkatan Keselamatan Ibu Dinas Kesehatan Melahirkan dan Anak 3. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Dinas Kesehatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Menular Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Standarisasi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan 1. Pengadaan, Peningkatan Sarana dan RSUD Ade M. Djoen Prasarana RS/RS Jiwa 2. Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya Dinas Kesehatan 1. Keluarga Berencana BKBP3A 2. Pelayanan Kontrasepsi BKBP3A Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Disporaparekraf 1. Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PU 2. Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Dinas PU Jembatan RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 21

79 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 mendukung pergerakan orang dan barang 10. Tersedianya sumber daya air yang handal dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (domestik), pertanian (irigasi), industri, dan untuk berbagai keperluan lainnya 11. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman (mencakup persampahan, air bersih, air limbah) 12. Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur energi dan ketenagalistrikan konektivitas antar kecamatan dan desa 2. Pengembangan sarana dan prasarana perhubungan (darat, udara dan sungai) dalam rangka peningkatan pelayanan pergerakan orang, barang dan jasa Peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur sumber daya air untuk mendukung konservasi, pendayagunaan sumber daya air Pengembangan perumahan dan pemukiman untuk menciptakan hunian yang layak Peningkatan pelayanan infrastruktur energi dan ketengalistrikan 3. Rehabilitasi / Pemeliharaan Talud / Dinas PU Bronjong 4. Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Dinas PU 1. Peningkatan Pelayanan Angkutan Dishubkominfo 2. Pembangunan Sarpras Perhubungan Dishubkominfo 3. Pengendalian dan Pengamanan Lalu Dishubkominfo Lintas Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Dinas PU 1. Pembangunan Sarana/Prasarana Dinas PU serta Fasilitas Umum Perumahan dan Pemukiman 2. Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Dinas PU 3. Pengembangan Kinerja Pengelolaan DKPPK Persampahan 4. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) DKPPK RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 22

80 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Meningkatnya kualitas lingkungan hidup 14. Terwujudnya tata ruang wilayah sesuai dengan Peraturan Daerah mengenai RTRWK 15. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama 16. Meningkatnya kerukunan antar umat beragama 17. Meningkatnya perekonomian daerah 1. Peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan 2. Peningkatan upaya penegakan hukum lingkungan hidup Peningkatan aktivitas pembangunan sesuai dengan Peraturan Daerah mengenai RTRW 1. Meningkatkan fasilitas (sarana prasarana) keagamaan 2. Mendorong peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan 1. Meningkatkan kualitas kerukunan hidup baik interumat beragama maupun antarumat beragama 2. Meningkatkan upaya revitalisasi nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal yang relevan bagi peningkatan harmonisasi masyarakat Kabupaten Sintang Peningkatan kemandirian fiskal daerah melalui peningkatan PAD Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup BLH Pengendalian Pencemaran dan Perusakan BLH Lingkungan Hidup 1. Legalitas Perda Tata Ruang Dinas PU 2. Perencanaan Tata Ruang Dinas PU Pendidikan Politik Masyarakat Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Kesbangpol Dispenda RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 23

81 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Meningkatnya investasi yang berbasis potensi unggulan daerah 19. Meningkatnya daya saing potensi unggulan daerah 20. Terwujudnya sentra pertumbuhan ekonomi berbasis keunggulan lokal 21. Meningkatnya peran koperasi, UMKM dan lembaga keuangan non perbankan dalam pengembangan perekonomian rakyat 22. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi pertanian dan perkebunan di desa Penyederhanaan regulasi dan tarif pajak daerah agar lebih kompetitif dalam menarik investasi Peningkatan keunggulan daya tarik dan promosi produk unggulan daerah untuk peningkatan ekonomi masyarkat Pengembangan kawasan pedesaan sebagai sentra pertumbuhan ekonomi berbasis unggulan daerah 1. Meningkatkan jumlah wirausaha baru yang memiliki daya saing 2. Meningkatkan kualitas koperasi dan UMKM Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan berbasiskan sumber daya daerah 1. Peningkatan Iklim Investasi dan BPMPTSP Realisasi Investasi 2. Peningkatan Promosi dan Kerjasama BPMPTSP Investasi 3. Peningkatan Kesempatan Kerja Dinsosnakertrans 4. Peningkatan Kualitas dan Dinsosnakertrans Produktivitas Tenaga Kerja 5. Bursa Kerja Online Dinsosnakertrans 6. Perlindungan Ketenagakerjaan Dinsosnakertrans Pengembangan Industri Kecil dan Disperindagkop dan Menengah UKM Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Disperindagkop dan UKM Disperindagkop dan UKM Pencapaian Iklim Usaha yang kondusif pada UMKM Disperindagkop dan UKM 1. Peningkatan Ketahanan Pangan DPPP Pertanian/Perkebunaan 2. Peningkatan Produksi Pertanian / Dishutbun Perkebunan 3. Peningkatan Produksi Hasil DPPP Peternakan 4. Pengembangan Budidaya Perikanan DPPP RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 24

82 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Meningkatnya kompetensi SDM aparatur daerah 24. Meningkatnya objektivitas penempatan pejabat daerah 25. Profesionalisme pengelolaan keuangan daerah 26. Meningkatnya transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Mengembangkan SDM aparatur agar lebih kompeten, profesional dan memiliki integritas Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah 1. Peningkatan pengawasan internal 2. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel dan partisipatif 5. Pembangunan Perkebunan Dishutbun 6. Peningkatan Ketahanan Pangan BP4K2P Pembinaan dan Pengembangan Aparatur BKD Peningkatan dan Pengembangan BPKAD Pengelolaan Keuangan Daerah Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Inspektorat Kabupaten dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 1. Penataan Penguasaan, Pemilikian, Setda Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah 2. Penataan Administrasi Disdukcapil Kependudukan 3. Penguatan Kelembagaan BKBP3A Pengarusutamaan Gender dan Anak 4. Peningkatan Kualitas Hidup dan BKBP3A Perlindungan Perempuan 5. Pemberdayaan Fakir Miskin, Dinsosnakertrans Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 6. Pelayanan dan Rehabilitasi Dinsosnakertrans Kesejahteraan Sosial 7. Peningkatan peran serta Disporaparekraf Kepemudaan 8. Pengendalian dan Evaluasi Investasi BPMPTSP RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 25

83 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Meningkatnya kesadaran dan partisipasi politik masyarakat 28. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat, stabilitas keamanan dan ketertiban umum 29. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pemerintahan desa 30. Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur pemerintahan desa dan BPD Meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik masyarakat Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat serta menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban umum Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan daerah 1. Meningkatkan kapasitas aparat desa dan BPD dalam tata kelola pemerintahan desa 9. Peningkatan Keamanan dan Badan Satpol PP Kenyaman Lingkungan 10. Peningkatan Kesiagaan Pencegahan DKPPK Bahaya Kebakaran 11. Peningkatan dan Pengembangan BPKAD Pengelolaan Keuangan Daerah 12. Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda 13. Penyelamatan dan Pelestarian Kantor Arpusda Dokumen / Arsip Daerah 14. Pengembangan Komunikasi, Dishubkominfo Informasi dan Media Massa 15. Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Distamben Rakyat yang Berpotensi merusak Lingkungan 16. Pengembangan Destinasi Pariwisata Disporaparekraf Pengembangan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol 1. Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal 2. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa Badan Satpol PP Badan Satpol PP BPMPD RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 26

84 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Meningkatkan pelaksanaan pembangunan desa yang partisipatif dan demokratis Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa BPMPD RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 IV - 27

85 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana Belanja Daerah, Pemerintah Kabupaten Sintang pada tahun 2017 yang diusulkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten diperkirakan sebesar Rp ,86. Rencana anggaran tersebut akan digunakan untuk alokasi Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,86. dan Belanja Langsung sebesar Rp ,00. Sedangkan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp ,00. Proyeksi pendapatan daerah sebesar Rp ,00 dan penerimaan pembiayaan sebesar Rp ,86 sehingga seluruh usulan program dan kegiatan dalam belanja langsung maupun tidak langsung dapat diakomodasi dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Alokasi Belanja Tidak Langsung digunakan untuk membiayai belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada pemerintah desa, belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa dan belanja tak terduga. Belanja Langsung digunakan untuk membiayai program dan kegiatan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan Urusan Pemerintah Daerah yang harus dilaksanakan. Urusan tersebut sebagaimana ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Adapun Pagu Per SKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 dan Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 diuraikan sebagaimana terlampir. RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 V - 1

86 Penutup BAB VI PENUTUP RKPD Tahun 2017 merupakan rencana penjabaran tahun kedua dari RPJMD , dan berfungsi sangat penting karena menjadi dasar Pelaksanaan pencapaian sasaran pembangunan daerah dalam pelaksanaan RPJMD RKPD memuat gambaran umum daerah, evaluasi hasil kinerja daerah, rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaan yang bersifat indikatif. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD merupakan pedoman untuk penyusunan Renja SKPD, Rancangan APBD dan acuan bagi masyarakat untuk mewujudkan partisipasinya sekaligus untuk mengevaluasi jalannya penyelenggaraan pemerintahan. Dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan partisipatif, Pemerintah Kabupaten Sintang berupaya mengoptimalkan peran publik dalam proses perencanaan pembangunan daerah melalui masukan pokok-pokok pikiran DPRD dan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). Forum tersebut merupakan wahana bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam menghasilkan rumusan rencana kerja yang berdaya guna dan berhasil guna bagi kemajuan Kabupaten Sintang. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan Kabupaten Sintang sangat bergantung pada strategi berbagi peran antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam upaya pencapaian tema Pembangunan Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia dan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di tahun RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2017 VI - 1

87 BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI SINTANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang : a. b. c. d. bahwa dalam rangka menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, perlu disusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD); bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) serta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD); bahwa berdasarkan Pasal 129 ayat (2) Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten ditetapkan dengan Peraturan Bupati; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang...

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SINTANG Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik

Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA KERJA PE EMERINTAH DAERAH KABUPATE EN SINTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2014 BUPATI SINTANG PERATURAN BUPATI SINTANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2014 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2014 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SINTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2014 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii BAB 1 PENDAHULUAN A. B. C. D. E. Latar

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014 LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 18 TANGGAL : 20 MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA PARIAMAN TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

hal- ii Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017

hal- ii Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017 DAFTAR ISI Hal. Nota Kesepakatan Daftar Isi i BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan... 2 1.3. Dasar Hukum... 3 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 8 2.1. Perkembangan Indikator Ekonomi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2016 BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, rencana pembangunan tahunan memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai penjabaran dari rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Amandemen ke-empat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016 No. 02/07/6109/Th. III, 31 Juli 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEKADAU Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016 sebesar 5,93 persen,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : : : : PERATURAN DAERAH 4 TAHUN 2012 20 April 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN Perencanaan adalah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2015 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2015 Menimbang :a. bahwa sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses Perencanaan merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan pembangunan, dimana hasil dari proses perencanaan ini dapat dijadikan sebagai penentu arah dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dari sistem perencanaan pembangunan nasional dan provinsi yang disusun dengan memperhitungkan sumber daya daerah

Lebih terperinci

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun BAB I PENDAHULUAN

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun BAB I PENDAHULUAN Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2013

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2013 BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan yang baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Penutup

Sekapur Sirih. Penutup Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk merupakan hajatan besar bangsa yang dilaksanakan tiap 10 tahun sekali dengan melibatkan petugas yang banyak dan anggaran yang cukup besar. Pembangunan yang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), merupakan penjabaran dari Renstra Bappeda Kabupaten Bengkulu Utara 2011 2016 yang telah diselaraskan dengan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 PAPARAN Palangka Raya, 20 Maret 2017 FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 KEPALA BAPPEDALITBANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun BAB I PENDAHULUAN

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun BAB I PENDAHULUAN Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2010 No. 7/10/3171/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI NAGAN RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN NAGAN RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI NAGAN RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN NAGAN RAYA TAHUN 2015 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI NAGAN RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN NAGAN RAYA TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK)

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI No. 01/10/1218/Th.VII, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Serdang Bedagai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perkenan- Nya penyusunan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lamandau Tahun 2014 akhirnya dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Bali

Pemerintah Provinsi Bali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun BAB I PENDAHULUANN. 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun tahun 2004 tentang Sistem Perencanaann Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Bupati Lamongan Nomor : 44 Tahun 2016 Tanggal : 25 Oktober 2016. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BATU BARA

BPS KABUPATEN BATU BARA BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2017 TANGGAL : MEI 2017 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja Pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Nota Kesepakatan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 2013 TANGGAL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum BAB 1 Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Malinau 2016-2021 yang memuat strategi dan arah kebijakan perwujudan

Lebih terperinci