ORIENTASI STRATEGIS LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ORIENTASI STRATEGIS LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN"

Transkripsi

1 1 ORIENTASI STRATEGIS LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN oleh: Soedarmono Soejitno disampaikan pada Pertemuan Pembahasan Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dan Penyusunan Orientasi Strategis Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan, Proyek HPEQ, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta, 15 Pebruari 2012 DAFTAR ISI hal. 1 ORIENTASI STRATEGIS SISTEM AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN Pengertian Perumusan Visi, Tata Nilai, Misi dan Tujuan Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Interprofesionalisme sebagai Aplikasi Nilai Operasional Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan PERUMUSAN STRATEGI LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN DENGAN BALANCED SCORECARD (BSC) Peta Strategi Indikator Penentu Kinerja (Key Performance Indicators) Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan MANAJEMEN KEUANGAN LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN Penghitungan Biaya (Costing) Pendanaan (Financing) Penetapan Tarif (Pricing) Penganggaran (Budgeting) MANAJEMEN PERUBAHAN Referensi DAFTAR KOTAK hal. Kotak 1.1 : Visi Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan... 4 Kotak 1.2 : Nilai Dasar Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan... 4 Kotak 1.3 : Nilai Operasional Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan... 4 Kotak 1.4 : Misi Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan... 5 Kotak 1.5 : Tujuan Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan... 5 Kotak 2.1 : Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Pelanggan Kotak 2.2 : Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Keuangan Kotak 2.3 : Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Proses Produksi Kotak 2.4 : Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Belajar dan Berkembang... 10

2 2 DAFTAR GAMBAR hal. Gambar 1.1 : Rangkaian dalam Sistem... 3 Gambar 1.2 : Orientasi Strategis dalam Rangkaian Sistem... 3 Gambar 1.3 : Kemandirian Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan... 4 Gambar 1.4 : Orientasi Strategis Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan... 6 Gambar 1.5 : Interprofesionalisme dalam Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan... 7 Gambar 2.1 : Hambatan dalam Menerapkan Strategi... 7 Gambar 2.2 : Contoh Template Peta Strategi untuk Organisasi Pelayanan Publik... 8 Gambar 2.3 : Peta Strategi Organisasi Pelayanan Publik... 9 Gambar 3.1 : Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Gambar 3.2 : Harapan Pendanaan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan untuk Menyeimbangkan Rencana Pengeluarannya Gambar 3.3 : Dinamika Penetapan Tarif Gambar 3.4 : Perlunya Penetapan Tarif agar Rencana Pendapatan Dapat Mendanai Pengeluaran Organisasi Gambar 4.1 : Aspek Teknis dan Aspek Manusia dalam Mengelola Perubahan Gambar 4.2 : Cara Berinteraksi Fasilitator Perubahan Gambar 4.3 : Pengembangan SDM Indonesia DAFTAR TABEL hal. Tabel 3.1 : Manfaat Penghitungan Biaya untuk Pelayanan RS Pemerintah Tabel 4.1 : 5 Jenis Kekuatan / Kekuasaan yang Berpengaruh pada Perubahan Organisasi... 14

3 1. ORIENTASI STRATEGIS SISTEM AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN 1.1. PENGERTIAN SISTEM : suatu rangkaian dari bagian-bagian yang saling berhubungan dengan batas-batas yang jelas dan dapat dibedakan dari lingkungannya. Gambar 1.1 : Rangkaian dalam Sistem [1;2] 3 SISTEM : Masukan Proses Luaran Hasil Akhir DAMPAK pada Lingkungan Bagian 1 : Masukan Proses Luaran Bagian 2 : Masukan Proses Luaran LINGKUNGAN Bagian 3 : Masukan Proses Luaran ORIENTASI STRATEGIS : [3] adalah kejelasan arah yang ingin dituju organisasi. membentuk pola organisasi dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya, merupakan kunci dari keberlangsungan serta perkembangan organisasi. meliputi : o Visi, o Tata Nilai (Values) : Nilai Dasar Nilai Operasional o Misi, dan o Tujuan organisasi. Gambar 1.2 : Orientasi Strategis dalam Rangkaian Sistem MASUKAN [5;6] Man, Money, Material, Method, Management & Organization, Market, Moral, Mentality, Momentum NILAI DASAR (Basic /Core Val ues) NILAI OPERASIONAL PROSES TUJUAN (LUARAN) MISI (HASIL AKHIR) VISI (DAMPAK) Hasil yang harus dicapai untuk mewujudkan Misi organisasi. [4] Tugas yang harus dilakukan oleh organisasi untuk mewujudkan Visi. [2] Gambaran keadaan yang ingin diciptakan, jika mampu mengatasi masalah utama (main problem) saat ini. [4]

4 1.2. PERUMUSAN VISI, TATA NILAI, MISI DAN TUJUAN SISTEM AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN 4 Formulir Bantu Perumusan VISI [7] Sumber VISI Analisis Stakeholders Harapan thd Pemerintah Institusi Pelayanan Publik Kata kunci Input Kata kunci Proses Kata kunci Output Kata kunci Out come Kata kunci Impact HASIL : Kalimat Visi Kotak 1.1: Visi Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan [8] Terjaminnya mutu pendidikan tinggi kesehatan yang berstandar global Kotak 1.2: Nilai Dasar Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan [8] Amanah dan Mandiri Gambar 1.3: Kemandirian Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan :[9] Pemerintah Usaha/Industri Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Civil Society Kotak 1.3: Nilai Operasional Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan [4] 1. Komitmen untuk meningkatkan kinerja institusi pendidikan tinggi kesehatan (Continuous Quality Improvement) 2. Perpaduan kualitas pendidikan tinggi kesehatan dengan kualitas pelayanan kesehatan (Quality Cascade) 3. Pemetaan jenjang karir tenaga kesehatan mulai dari tahap pendidikannya, penempatannya sampai dengan pengembangan profesional berkelanjutan (Conceptualization - Production - Usability) 4. Mampu dipercaya oleh semua pemangku kepentingan yang meliputi 4 Pilar Utama: institusi pendidikan; organisasi profesi; pemerintah; masyarakat pengguna; serta mahasiswa dan masyarakat internasional (Trustworthy)

5 5 Formulir Bantu Perumusan MISI [7] Visi Nilai Akuntabilitas Isu Pokok Kalimat Dasar Sosial Misi HASIL : Kalimat Misi Kotak 1.4: Misi Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan [4] Terselenggaranya akreditasi nasional pendidikan tinggi kesehatan secara berkelanjutan (sustainable) yang dipercaya oleh semua pemangku kepentingan Formulir Bantu Perumusan TUJUAN [7] NO KATA KUNCI MISI SUCCESS FACTORS CRITICAL SUCCESS FACTOR INDIKATOR TUJUAN HASIL : Daftar Tujuan, sebagai penjabaran dari Misi Kotak 1.5: Tujuan Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan [4] 1. Tersusunnya kebijakan, standar, instrumen dan prosedur akreditasi pendidikan tinggi kesehatan berdasarkan Nilai Operasional Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan; 2. Terpadunya akreditasi pendidikan akademik, vokasi dan profesi kesehatan yang saling mendukung peningkatan keterampilan tenaga kesehatan secara keseluruhan; 3. Terwujudnya kemampuan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan untuk membiayai kegiatan operasionalnya sendiri atau dengan bantuan pemerintah yang secara bertahap semakin berkurang.

6 Gambar 1.4 : Orientasi Strategis Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 MASUKAN Man, Money, Material, Method, Management & Organization, Market, Moral, Mentality, Momentum PROSES (STRATEGI) SPESIFIK untuk Setiap Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan NILAI DASAR : Amanah dan Mandiri NILAI OPERASIONAL: CQI, QC, CPU, Trustworthy TUJUAN (LUARAN) MISI (HASIL AKHIR) VISI (DAMPAK) 1. Tersusunnya kebijakan, standar, instrumen dan prosedur akreditasi pendidikan tinggi kesehatan berdasarkan Nilai Operasional Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan; 2. Terpadunya akreditasi pendidikan akademik, vokasi dan profesi kesehatan yang saling mendukung peningkatan keterampilan tenaga kesehatan secara keseluruhan; 3. Terwujudnya kemampuan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan untuk membiayai kegiatan operasional sendiri atau dengan bantuan pemerintah yang secara bertahap semakin berkurang. Terselenggaranya akreditasi nasional pendidikan tinggi kesehatan secara berkelanjutan (sustainable) yang dipercaya oleh semua pemangku kepentingan Terjaminnya mutu pendidikan tinggi kesehatan yang berstandar global

7 INTERPROFESIONALISME SEBAGAI APLIKASI NILAI OPERASIONAL SISTEM AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN Gambar 1.5: Interprofesionalisme dalam Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan [9;10;11] 2. PERUMUSAN STRATEGI LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN DENGAN BALANCED SCORECARD (BSC) Gambar 2.1 : Hambatan dalam Menerapkan Strategi [12;13;14] Hanya 10 % organisasi yang menjalankan strateginya HAMBATAN DALAM MENERAPKAN STRATEGI Hambatan dalam pemahaman Visi : Hanya 5 % staf yang memahami strategi organisasi Hambatan SDM : Hanya 25 % manajer menerima insentif untuk mencapai strategi Hambatan Sumber Daya lain : 60 % organisasi tidak menganggarkan penerapan strategi Hambatan Manajemen : 85 % pimpinan meluangkan < 1 jam / bulan membahas strategi

8 2.1. PETA STRATEGI 8 Gambar 2.2 : Contoh Template Peta Strategi untuk Organisasi Pelayanan Publik [4] Visi, Nilai Dasar, Misi & Tujuan (ORIENTASI STRATEGIS) PERSPEKTIF Pelanggan / Pemangku Kepentingan : Siapa Pelanggan dan Pemangku Kepentingan kita? Bagaimana kita menciptakan Nilai Tambah bagi mereka? Keuangan : Bagaimana kita menciptakan Nilai Tambah sambil mengendalikan biaya? Proses Produksi : Produksi apa yang harus dioptimalkan untuk menciptakan Nilai Tambah bagi Pelanggan kita? Belajar dan Berkembang : Bagaimana kita memberdayakan diri kita agar dapat memenuhi tuntutan lingkungan? N I L A I O P E R A S I O N A L

9 9 Gambar 2.3 : Peta Strategi Organisasi Pelayanan Publik [4] PERSPEKTIF PELANGGAN Atribut untuk Nilai Tambah bagi Pelanggan Kualitas Kualitas Kegunaan Kualitas Harga Waktu Reputasi Transaksi Hubungan organisasi Hubungan Pelanggan Atribut Produk / Layanan Citra PERSPEKTIF KEUANGAN Meningkatkan Pendapatan dan Sumbernya Pendanaan Yang Berkelanjutan Efisiensi Biaya dan Produktifitas Pemanfaatan Aset / Strategi Investasi PERSPEKTIF PRODUKSI Manajemen Klien Menciptakan Nilai Tambah bagi Klien Inovasi Kembangkan Produk / Layanan baru Manajemen Produksi Produksi & Distribusi Produk/Layanan Peraturan dan Hubungan Sosial Tingkatkan hubungan dengan masyarakat / komunitas KESELARASAN Human Resources Management Knowledge Management (Benchmarking) Good Governance PERSPEKTIF BELAJAR & BERKEMBANG Modal / Kapasitas SDM Kompetensi & Profesionalisme + Modal / Kapasitas Informasi Sistem Informasi, Jejaring & Pengetahuan + Modal / Kapasitas Organisasi Sistem Komunikasi & Pembuatan Keputusan; Norma & Perilaku; Sistem Akuntabilitas & Insentif

10 2.2. INDIKATOR PENENTU KINERJA (KEY PERFORMANCE INDICATORS) LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN 10 Berdasarkan keempat perspektif BSC dapat diidentifikasi Indikator Penentu Kinerja (Key Performance Indicators) untuk Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan. Kotak 2.1 : Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Pelanggan [4] Dengan mencermati Atribut untuk Nilai Tambah bagi Pelanggan di Gambar 2.3, maka Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Pelanggan adalah : 1. Harga Paket Akreditasi untuk 1 Program Studi; 2. Hubungan dengan Pelanggan. Kotak 2.2 : Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Keuangan [4] Dengan mencermati Peta Strategi pada Gambar 2.3, maka Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Keuangan adalah : 1. Peningkatan Pendapatan dan Sumbernya; 2. Rasio Pendapatan dibanding Jumlah Tenaga (Efisiensi Biaya dan Produktifitas); 3. Rasio Investasi dibanding Penjualan (Pemanfaatan Aset / Strategi Investasi). Kotak 2.3 : Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Produksi [4] Dengan mencermati Peta Strategi pada Gambar 2.3, serta hasil Analisis Pasar pada survei terhadap peserta Konperensi HPEQ di Bali Desember 2011 yang lalu, maka Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Produksi adalah : Penerapan akreditasi program studi yang bersifat Formatif, yaitu Akreditasi 5 tahun sekali dengan pembinaan akreditasi setiap tahunnya Kotak 2.4 : Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Belajar dan Berkembang [4] Dengan mencermati Peta Strategi di Gambar 2.3, maka Indikator Penentu Kinerja Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dari Perspektif Belajar dan Berkembang adalah : Penerapan Manajemen Pengetahuan untuk memfasilitasi Perubahan Organisasi

11 3. MANAJEMEN KEUANGAN LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN 11 Gambar 3.1 : Ruang Lingkup Manajemen Keuangan [15] AKUNTANSI 1. COSTING 2. FINANCING MANAJEMEN KEUANGAN 3. PRICING 4. BUDGETING 3.1. PENGHITUNGAN BIAYA (COSTING) STANDARISASI BIAYA [16] Standar Biaya Umum Standar Biaya Khusus Digunakan untuk penganggaran Khusus digunakan untuk biaya-biaya kegiatan-kegiatan yang bersifat umum tertentu Biasanya dipakai dalam standarisasi Biasanya dipakai untuk standarisasi biaya biaya untuk masukan / input luaran / output Tabel 3.1 : Manfaat Penghitungan Biaya untuk Pelayanan RS Pemerintah [15;16;17] Biaya Operasional Pemeliharan Investasi (+ Depresiasi) Langsung Biaya Tidak Tetap / Variable Tidak Langsung Tetap / Fixed Tarif Rawat Inap Kelas III Miskin = 1 = Biaya Operasional, Langsung dan Tidak Tetap; = Paket Pelayanan Esensial (PPE) untuk masyarakat miskin; Tarif Rawat Inap Kelas III Swasta = = PPE untuk masyarakat kurang mampu; Tarif Rawat Inap Kelas II = = PPE untuk masyarakat umum dan Askes standar untuk PNS; Tarif Rawat Inap Kelas I = Subsidi untuk Biaya Kelas III Swasta (5); Tarif Rawat Inap Kelas VIP = Subsidi untuk Biaya Kelas III Swasta ( 3 + 6) + Surplus*; Tarif Rawat Jalan Pagi = ; Tarif Rawat Jalan Sore = Surplus*; Tarif Rawat Gawat Darurat = ; Tarif Layanan Lain di RS =

12 12 *Surplus dibutuhkan untuk kesinambungan (sustainability) pelayanan rumah sakit, misalnya untuk memenuhi Biaya Investasi ataupun Biaya Operasional ketika subsidi hilang/dikurangi dan untuk mengembangkan kegiatan yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanannya PENDANAAN (FINANCING) Gambar 3.2 : Harapan Pendanaan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan untuk Menyeimbangkan Rencana Pengeluarannya [9] SUMBER PENDANAAN : Pemerintah Asosiasi Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan yang diakreditasi Organisasi Profesi Pendanaan dari Luar Negeri Pendapatan sendiri = Biaya Operasional (termasuk Biaya Pemeliharaan dan Ketenagaan) Biaya Investasi (+ Depresiasi) PENDAPATAN (harapan) = PENGELUARAN (rencana) 3.3. PENETAPAN TARIF (PRICING) Gambar 3.3 : Dinamika Penetapan Tarif [6] COST FINANCE REGULATIONS & CONTRACTS TARIF / PRICE ABILITY TO PAY / ATP MARKET FORCES WILLLINGNESS TO PAY / WTP Gambar 3.4 : Perlunya Penetapan Tarif agar Rencana Pendapatan Dapat Mendanai Pengeluaran Organisasi [18] SUMBER PENDAPATAN : Pemerintah Asosiasi Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan yang diakreditasi Organisasi Profesi Pendanaan dari Luar Negeri Penetapan Tarif = Biaya Operasional (termasuk Biaya Pemeliharaan dan Ketenagaan) Biaya Investasi (+Depresiasi) PENDAPATAN (rencana) = PENGELUARAN

13 CARA BERINTERAKSI MODEL PERUBAHAN ORGANISASI PENGANGGARAN (BUDGETING) Bisakah anggaran yang baik dibuat sebelum dilakukan Penghitungan Biaya (Costing) yang seksama, Komitmen Pendanaan (Financing) dan Penetapan Tarif (Pricing) yang profesional? 4. MANAJEMEN PERUBAHAN Gambar 4.1 : Aspek Teknis dan Aspek Manusia dalam Mengelola Perubahan [19;20] sistem, struktur, proses, peran dan fungsi SEKARANG ASPEK TEKNIS MENGELOLA PERUBAHAN sistem, struktur, proses, peran dan fungsi di MASA DEPAN Sekarang Transisi Masa Depan Orang 1 Orang 2 Orang 3 Orang X SEKARANG ASPEK MANUSIA Orang 1 Orang 2 Orang 3 Orang X di MASA DEPAN Gambar 4.2 : Cara Berinteraksi Fasilitator Perubahan [21] PARTISIPATIF 6. Model KEMITRAAN 5. Model KONSENSUS KONSULTATIF 4. Model DIALOG 3. Model SATU ARAH 2. Model INSTRUKSI MENAWARKAN (SELLING) 1. Model PENGENDALIAN

14 Tabel 4.1 : 5 Jenis Kekuatan / Kekuasaan yang Berpengaruh pada Perubahan Organisasi [22] 14 JENIS KEKUATAN Formal Pribadi / Personal Struktural Kultural Pembelajaran Cara Menggunakan melalui melalui keahlian melalui koalisi dan tawarmenawar (bargaining) dan konsultasi melalui karisma, inspirasi melalui komunikasi dan kedudukan/jabatan resmi dialog Fasilitator Perubahan yang Menonjol Manajer pada jabatan yangprofesional dengan tinggi keahlian dalam perilaku atau teknologi Pihak yang dekat dengan penguasa Manajer dengan sifat-sifat kepemimpinan Semua pihak yang terlibat dalam diagnosa masalah dan perumusan solusinya Model Perubahan melalui kekuasaan melalui keahlian melalui negosiasi melalui persuasi melalui pembelajaran Strategi Perubahan yang Menonjol Power-coercive Empirical-rational Negosiasi Normative-reeducative Dialog secara demokratis Kondisi yang Tepat untuk diterapkan Krisis Penciutan organisasi Situasi yang mudah diprediksi Masalah yang sudah diketahui solusinya Perubahan yang sensitif Meningkatkan mutu pada karena banyak pelaku dan organisasi dan etos kerja kepentingan Membangun organisasi Pembelajaran organisasi Reaksi yang Timbul Resisten Patuh Patuh Resisten Konflik Sepakat Komitmen Kepatuhan Komitmen Dukungan Tingkat Interaksi Antar Individu Antar Individu Antar Kelompok Dalam Sistem Dalam Sistem dan Antar Sistem

15 15 Gambar 4.3: Pengembangan SDM Indonesia CARA BERPIKIR Critical Learning Organization Inert Testimonial Power - Coercive Persistency

16 16 REFERENSI 1. RE Laksmono, Soedarmono Soejitno. Panduan Pemberdayaan Sistem Kesehatan Desa. Jakarta (Belum dipublikasi) 2. Soedarmono Soejitno. Akselerasi Reformasi Kesehatan. Jakarta. PT. Adgraf Intramitra dan Yayasan ITEDA Soedarmono Soejitno. Perencanaan Strategis Untuk Mengatasi Krisis Kesehatan. Griya Husada vol.1/no.1/nopember 1998, hal Soedarmono Soejitno. Laporan Bulanan Pertama Technical Assistance for Developing Business Plan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Proyek Peningkatan Kualitas Pendidikan Tenaga Kesehatan (Health Professional Education Quality Improvement / HPEQ). Jakarta. Desember Soedarmono Soejitno. Framework for the Development of SHI : Health System Performance Assessment (HSPA) and Further Work. 1 st Quarterly Report of Healthcare Policy Specialist for GTZ. Jakarta, March Soedarmono Soejitno, Asih Eka Putri, MW Manicki. Towards the National Health Insurance Program: Future Models of Integrated Healthcare Delivery System. The Coordinating Ministry for People s Welfare of RI, The Ministry of Health of RI, GTZ, GVG RE Laksmono, Emil Ibrahim, Soedarmono Soejitno. Pedoman Penyusunan Rencana Strategis untuk Organisasi Kesehatan (Tidak dipublikasi) 8. Hasil Diskusi Task Force LAM dengan Komponen l pada Rapat Koordinasi HPEQ. Surabaya September Soedarmono Soejitno. Laporan Bulanan Kedua Technical Assistance for Developing Business Plan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Proyek Peningkatan Kualitas Pendidikan Tenaga Kesehatan (Health Professional Education Quality Improvement / HPEQ): Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Profesi Kesehatan. Jakarta. Januari Irawan Yusuf. Building Interprofessional Education through Reform in Accreditation System. Disampaikan pada 2nd HPEQ International Conference : Promoting Health through Interprofessional Education. Nusa Dua, Bali. December 3-5, WHO. Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice. Geneva. WHO Niven PR. Balanced Scorecard Step-By-Step for Government and Nonprofit Agencies. Hoboken NJ. John Wiley & Sons, Inc Niven PR. Balanced Scorecard Step-By-Step : Maximizing Performance and Maintaining Results. New York. John Wiley & Sons, Inc Kaplan RS, Norton DP. The Strategy-Focused Organization: How Balanced Scorecard Companies Thrive in the New Business Environment. Boston, Harvard Business School Press Soedarmono S, Yuyun SMS, Yudianto Y, M Rizal. Manajemen Keuangan Unit Transfusi Darah. Disampaikan pada : Pelatihan Costing bagi Kepala UTDC dan Tenaga Administrasi UTDC / PMI Cabang se Jawa Barat. Bandung, 2-3 Pebruari Soedarmono S, Asih EP, MW Manicki, D Weiss. Mekanisme Pembiayaan RS di Indonesia : Apakah RS sudah siap untuk asuransi kesehatan sosial? Jakarta, Kerjasama Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Departemen Kesehatan GTZ, Soedarmono Soejitno. Sosialisasi Paket Pelayanan Esensial (PPE-RS). Disampaikan pada acara Sosialisasi PPE-RS dalam Rangka Menunjang Pelaksanaan Program Penanggulangan Dampak Pengurangan Subsidi Energi Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (PD-PSE BK & KS). Palembang, Januari Kajian Awal Analisa Kebijakan Pelayanan Darah Transfusi Nasional. (Draft 1). Bidang Transfusi Darah, Palang Merah Indonesia. Jakarta. September, Creasy T. Defining Change Management. Change Management Learning Center. Diakses tanggal 4/2/ Soedarmono Soejitno. Langkah-Langkah Manajemen Perubahan. Disampaikan pada Pertemuan Pembahasan Permasalahan Pelayanan Transfusi Darah. Cimacan, Jawa Barat Pebruari Lauder K. The Third Circle, How Government Instutions Can Engange Society: International Experience. Disampaikan pada Seminar Membangun Kemitraan antara Pemerintah dan Masyarakat Madani untuk Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik. Bappenas, Jakarta, 10 Oktober Boonstra JJ, Gravenhorst KMB. Power Dynamics and Organizational Change: A Comparison of Perspectives. European Journal of Work and Organizational Psychology, 1998, 7 (2),

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan. Civil Society

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan. Civil Society RINGKASAN EKSEKUTIF i Proyek HPEQ berupaya memadukan sumber daya pemerintah, usaha / industri dan civil society untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menjawab tuntutan Globalisasi, Peraturan Perundang-undangan

Lebih terperinci

1. PENGHITUNGAN BIAYA (COSTING)

1. PENGHITUNGAN BIAYA (COSTING) 1 MANAJEMEN KEUANGAN (FINANCIAL MANAGEMENT) UNTUK LAM-PTKes Tujuan utama manajemen keuangan adalah untuk membuat keputusan keuangan yang transparan, akuntabel dan profesional dalam organisasi. Ruang lingkup

Lebih terperinci

I. PRASYARAT BUSINESS PLAN

I. PRASYARAT BUSINESS PLAN I. PRASYARAT BUSINESS PLAN 1 Business Plan : pernyataan yang memuat tujuan-tujuan dari suatu usaha dan kegiatankegiatan yang ingin dilakukan dalam usaha tersebut untuk mencapai tujuantujuan itu. memberi

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI (LAM) PROFESI KESEHATAN

PEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI (LAM) PROFESI KESEHATAN LAPORAN BULANAN KEDUA Technical Assistance for Developing Business Plan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Proyek Peningkatan Kualitas Pendidikan Tenaga Kesehatan (Health Professional

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN (HPEQ Project)

STRATEGI PEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN (HPEQ Project) STRATEGI PEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN (HPEQ Project) oleh : Soedarmono Soejitno disampaikan pada acara : Tindak Lanjut Pembahasan Business Plan LAM Menara Peninsula Hotel

Lebih terperinci

SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes

SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes 1 Kompetensi tenaga kesehatan yang belum sesuai dengan kebutuhan individual pasien maupun populasi; Kerja sama antar profesi yang masih rendah; Paradigma yang lebih berorientasi

Lebih terperinci

Tabel 1. Penjabaran Langkah menjadi Kegiatan LAM-PTKes

Tabel 1. Penjabaran Langkah menjadi Kegiatan LAM-PTKes 1 Tabel 1. Penjabaran Langkah menjadi Kegiatan LAM-PTKes LANGKAH-LANGKAH 1. Memilih Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes dari 7 Asosiasi Institusi Pendidikan Kesehatan 7 Organisasi Profesi Kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERTAMA

LAPORAN BULANAN PERTAMA LAPORAN BULANAN PERTAMA Technical Assistance for Developing Business Plan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Proyek Peningkatan Kualitas Pendidikan Tenaga Kesehatan (Health Professional

Lebih terperinci

Analisis Jabatan Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia

Analisis Jabatan Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia 1 Analisis Jabatan Badan Pelaksana 1. Atasan Langsung 2. Tanggung Jawab 3A. Hasil Kerja Pokok Majelis Pemangku Kepentingan Ketua Badan pelaksana Ketua Badan pelaksana Ketua Badan pelaksana Pengembangan,

Lebih terperinci

Persiapan Audiensi Task Force LAM-PTKes dengan Dirjen Dikti

Persiapan Audiensi Task Force LAM-PTKes dengan Dirjen Dikti Persiapan Audiensi Task Force LAM-PTKes dengan Dirjen Dikti Outline Konsep LAM Visi, misi, tata nilai, (+) Organisasi LAM-PTKes (+) Perbandingan BAN-PT dengan LAM-PTKes (+) Milestone pendirian LAM-PTKes

Lebih terperinci

Gambar 1 : Continuous Quality Improvement pada Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

Gambar 1 : Continuous Quality Improvement pada Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Tata Nilai LAM PTKes terdiri atas : a. Nilai Dasar : Amanah dan Mandiri b. Nilai Operasional Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misinya berlandaskan pada Nilai Dasarnya, LAM- PTKes menganut 5 Prinsip Operasional

Lebih terperinci

Rencana Strategis LAM-PTKes Jakarta, Juli 2014

Rencana Strategis LAM-PTKes Jakarta, Juli 2014 Rencana Strategis LAM-PTKes Jakarta, 20-21 Juli 2014 17/07/2014 - sss 1 Tujuan Misi Visi Tujuan (SMART) 1. Tersusunnya kebijakan, standar, instrumen dan prosedur akreditasi pendidikan tinggi kesehatan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN

KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN 1 KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN 1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, maka Organisasi

Lebih terperinci

LANGKAH AWAL LAM-PTKes

LANGKAH AWAL LAM-PTKes LAPORAN 4 Technical Assistance for Developing Business Plan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Proyek Peningkatan Kualitas Pendidikan Tenaga Kesehatan (Health Professional Education

Lebih terperinci

ORIENTASI STRATEGIS DAN STRATEGI POKOK LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI (LAM) oleh : Soedarmono Soejitno RE Laksmono Jakarta, 14 September 2011

ORIENTASI STRATEGIS DAN STRATEGI POKOK LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI (LAM) oleh : Soedarmono Soejitno RE Laksmono Jakarta, 14 September 2011 ORIENTASI STRATEGIS DAN STRATEGI POKOK LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI (LAM) oleh : Soedarmono Soejitno RE Laksmono Jakarta, 14 September 2011 DAFTAR ISI hal. 1 ORIENTASI STRATEGIS... 1 1.1 Visi...... 1 1.2

Lebih terperinci

LANDASAN OPERASIONALISASI LAM-PTKes

LANDASAN OPERASIONALISASI LAM-PTKes 1 LANDASAN OPERASIONALISASI LAM-PTKes DAFTAR ISI hal. 1 PETA STRATEGI LAM-PTKes... 1 2 GRAND DESIGN... 3 3 TUGAS TIM INTI DALAM BALANCED SCORECARD (BSC) LAM-PTKes... 10 4 ASESMEN DAN FASILITASI DALAM AKREDITASI

Lebih terperinci

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru Sosialisasi Kapasitasi Institusi Pendidikan Kesehatan Masyarakat 2014 AIPTKMI 12 Mei 2014 Akreditasi

Lebih terperinci

TUGAS TIM INTI DALAM BALANCED SCORECARD (BSC) LAM-PTKes

TUGAS TIM INTI DALAM BALANCED SCORECARD (BSC) LAM-PTKes TUGAS TIM INTI DALAM BALANCED SCORECARD (BSC) LAM-PTKes PERSPEKTIF Tim Persiapan Pool Asesor & Fasilitator PIC 1. M.K. Tadjudin 2. Usman C. Warsa 3. Ridwan Roy T. 4. Muhammad Hadi 5. Dwiwahju Sasongko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dikeluarkannya paket perundang-undangan di bidang Keuangan Negara yang meliputi Undang-Undang No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang No. 1/2004

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR Natalis Sariman Simbolon 1), Febriliyan Samopa ) 1) Magister

Lebih terperinci

OPERASIONALISASI LAM-PTKes

OPERASIONALISASI LAM-PTKes 1 OPERASIONALISASI LAM-PTKes 1. JUSTIFIKASI LAM-PTKes Selain tuntutan dari peraturan perundang-undangan, justifikasi berdirinya LAM-PTKes adalah : 1) Masalah pada Sistem Kesehatan; 2) Tantangan bagi Subsistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda dan diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda dan diperlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Setiap organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda dan diperlukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mengukur ketercapaian tujuan suatu organisasi diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini, terutama di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini, terutama di negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini, terutama di negaranegara berkembang. Hal tersebut terjadi antara lain sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 4. (Halaman 1-8)

LAMPIRAN 4. (Halaman 1-8) LAMPIRAN 4 (Halaman 1-8) MATRIKS SWOT (W-T) Analisis Eksternal dan Internal W T Specific : Tersusunnya kebijakan, standar, 1. Kurangnya SDM di LAM-PTKes 1. Legitimasi LAM-PTKes belum setara instrumen dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalisme dewasa ini sangat diharapkan baik dari sektor swasta maupun pemerintah. Dalam sektor pemerintah sendiri telah dibuat Undangundang Nomor 17 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

Organisasi LAM-PTKes Jakarta, April 2015

Organisasi LAM-PTKes Jakarta, April 2015 Organisasi LAM-PTKes Jakarta, 24 25 April 2015 22/04/2015 - sss 1 Landasan Hukum LAM-PTKes 1. UU No. 20 / 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional, 2. UU No. 12 / 2012 ttg Pendidikan Tinggi, 3. Peraturan Menteri

Lebih terperinci

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 5. Tatapamong prodi yang efektif 6. Pengembangan tatapamong prodi S1 PGSD

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun Laporan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya Periode 2013 2017 Tim Penyusun Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya 2013 11 Daftar Isi Executive Summary Bab I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5. (Halaman 1-4)

LAMPIRAN 5. (Halaman 1-4) LAMPIRAN 5 (Halaman 1-4) Pemikiran Strategis 1.1. Dalam rangka mencapai Tujuan 1 ( Tersusunnya kebijakan, standar, instrumen dan prosedur akreditasi pendidikan tinggi, kesehatan yang dioperasionalkan oleh

Lebih terperinci

1. Peran Penting Manajemen Perubahan 2. Elemen Perubahan 3. Struktur Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan 4.

1. Peran Penting Manajemen Perubahan 2. Elemen Perubahan 3. Struktur Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan 4. 1. Peran Penting Manajemen Perubahan 2. Elemen Perubahan 3. Struktur Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan 4. Pengorganisasian Manajemen Perubahan 5. Tahapan Perubahan Manajemen perubahan

Lebih terperinci

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI Tahun 2016-2020 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI TAHUN 2016-2020 KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat LabSosio PUSKA Sosiologi FISIP-UI LabSosio adalah salah satu pusat kajian sosiologi di Universitas Indonesia yang memfokuskan pada analisis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN LAM- PTKES

PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN LAM- PTKES PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN LAM- PTKES Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan April 2012 1 Tujuan Audiensi Menyampaikan laporan perkembangan pembentukan LAM-PTKes hingga saat ini Mendapatkan arahan dari Dirjen

Lebih terperinci

KATALOG PELAYANAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI

KATALOG PELAYANAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI KATALOG PELAYANAN PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI PENYUSUNAN ROADMAP REFORMASI BIROKRASI 1PENDEKATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB Moses L. Singgih 1, Sri Gunani Partiwi 2 dan Arum S. Dani 3 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Evaluasi rancangan..., Agung Kadarmanta, FE UI, 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Evaluasi rancangan..., Agung Kadarmanta, FE UI, 2009. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi membutuhkan panduan agar perjalanannya terarah, seperti halnya suatu peta dalam satu perjalanan. Peta yang baik akan menuntun organisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG

PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG Koko Wahyu Prasetyo Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang Email: kwprasetyo@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang. perekonomian di negara ini berhubungan dengan Kementerian Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang. perekonomian di negara ini berhubungan dengan Kementerian Keuangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang sangat sentral kedudukannya dalam kepemerintahan, karena seluruh aspek perekonomian di negara ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik

Lebih terperinci

TABEL 2. JADUAL KEGIATAN

TABEL 2. JADUAL KEGIATAN 1 TABEL 2. JADUAL KEGIATAN KEGIATAN 7/128/129/1210/12 11/12 12/12 1/13 2/133/13 4/13 5/13 6/13 1. Memilih Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes 1.1. Melakukan internalisasi antara Task Force dengan Sekretariat

Lebih terperinci

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision)

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision) ASPEK KAJI BANDING I KEPEMIMPINAN 1.1. Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision) 1.2. Misi-misi rumah sakit dioperasionalkan 1.3. Budaya Organisasi diterapkan dalam semua aktifitas

Lebih terperinci

Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED

Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED.02-001 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 033/REK/KEP-UIB/VII/I2016 Tentang PENGESAHAN PEDOMAN BUDAYA MUTU UNIVERSITAS INTERNASIONAL

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

Tata Kelola TIK dan Implementasinya pada Instansi Pemerintah

Tata Kelola TIK dan Implementasinya pada Instansi Pemerintah Tata Kelola TIK dan Implementasinya pada Instansi Pemerintah Disampaikan oleh Gede Karya, S.T., S.E., M.T., CISA, IPM Pada acara Sosialisasi Implementasi Perwal no 1338 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan global,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan global, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan global, perkembangan dunia pendidikan diharapkan mengikuti arah perkembangan yang ada. Sehingga, mendorong organisasi

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN IKATAN BIDAN INDONESIA dan ASSOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEBIDANAN INDONESIA 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan

Lebih terperinci

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag MANUAL MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK TAHUN 2015-2019 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas 2015 Manual Mutu FISIP Tahun 2015-2019 1 BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan

Lebih terperinci

Oleh Pengurus LAM-PTKes

Oleh Pengurus LAM-PTKes PERKUMPULAN LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA (LAM-PTKes) Oleh Pengurus LAM-PTKes Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Asosiasi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN LAM- PTKES

PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN LAM- PTKES PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN LAM- PTKES Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan April 2012 1 KESEPAKATAN PENDIRIAN LAM-PTKES KONSEP LAM-PTKES HUBUNGAN PENJAMINAN MUTU SISTEM PENDIDIKAN TERHADAP SISTEM PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri tepung terigu merupakan industri dengan pertumbuhan yang tinggi di jaman Orde Baru. Hal ini karena industri tepung terigu merupakan industri

Lebih terperinci

SK DIREKTUR SENAT POLITEKNIK TEDC BANDUNG MAHASIS WA YAYASAN ALUMNI MASYARA KAT INDUSTRI DOSEN ASOSIASI PROFESI

SK DIREKTUR SENAT POLITEKNIK TEDC BANDUNG MAHASIS WA YAYASAN ALUMNI MASYARA KAT INDUSTRI DOSEN ASOSIASI PROFESI Secara formal penyusunan visi, misi dan tujuan dilakukan dengan melibatkan para pemangku kepentingan, yang terdiri dari dosen, mahasiswa, asosiasi profesi, industri, masyarakat, alumni dan Yayasan. Rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan terkait dengan masalah mutu pendidikan di Indonesia saat ini adalah tingkat mutu pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana pemerintahan dalam hal ini pemerintah dituntut oleh rakyat untuk dapat melaksanakan good governance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

PROSIDING SEMINAR NASIONAL ISSN 1410-6086 PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH XIII TAHUN 2015 Seminar Nasional Teknologi Limbah XIII Sekretariat : Gd. 50, PTLR-BATAN, Kawasan Puspiptek Setu, Tangerang Selatan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... i ii iv vi BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN STMIK PRABUMULIH... 4 2.1 Visi STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai level kinerja yang optimal untuk dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai level kinerja yang optimal untuk dapat bersaing dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi sekarang ini setiap organisasi di tuntut untuk mencapai level kinerja yang optimal untuk dapat bersaing dengan pesaing yang ada. Setiap

Lebih terperinci

BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro

BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT Koordinator: Laksono Trisnantoro Review Block 1: Analisis perubahan lingkungan usaha rumah sakit dan sense making di organisasi PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan fasilitas atau institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan fasilitas atau institusi pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan fasilitas atau institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi untuk tetap survive dan tetap memenangkan persaingan. Mengelola kinerja dengan mempertimbangkan faktor strategi dan risiko

BAB I PENDAHULUAN. strategi untuk tetap survive dan tetap memenangkan persaingan. Mengelola kinerja dengan mempertimbangkan faktor strategi dan risiko BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua perusahaan memiliki strategi dalam perencanaannya dan implementasi dari strategi tersebut memiliki beragam alat ukur dalam mengevaluasinya sehingga apakah sudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Balanced Scorecard (BSC) BSC dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. BSC merupakan sebuah Performance Management System yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun BAB IV PENUTUP Pencapaian kinerja kegiatan-kegiatan yang mendukung program tidak selalu dapat tergambarkan dalam keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator sasaran program, karena masih dipengaruhi

Lebih terperinci

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214 Becoming 1 Becoming A. Transformasi Pengembangan Organisasi B. Dimensi Pokok Pertumbuhan Sistem SDM C. Optima Integrated HR Development Program D. Knowledge Management E. Manfaat dan Kendala Implementasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan eksistensi di dunia bisnis diperlukannya strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan eksistensi di dunia bisnis diperlukannya strategi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis saat ini memunculkan tantangan-tantangan baru bagi para pelaku bisnis. Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut dan agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING PROGRAM KERJA 2017 2021 UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING 1 landasan pikir ProgramProfYusufAkhyarS2013 2 PRIORITAS NASIONAL RPJP (2005-2025) RPJM 1 (2005-2009) Menata Kembali NKRI, membangun Indonesia

Lebih terperinci

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR DOKUMEN STMIK-KJM/KM KEBIJAKAN SPMI Dirumuskan oleh :Tim Manual Mutu STMIK Revisi : 00 Tanggal : - Tanda Tangan Diperiksa oleh : Kepala Kantor Jaminan Mutu Hartati Ratna Juita, M.Pd Tanda Tangan Ditetapkan

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD.

KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD. KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU 2016-2020 SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 Page1 Kerangka Kerja SPM 2016-2020 Page 1 Kerangka Kerja Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad 2016-2020

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN : PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PERENCANAAN STRATEGI SDM SDM adalah faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Sistem Penjaminan Mutu Internal sebagai Enabler Tercapainya Kampus Unggul di STIE Perbanas Surabayaq

Sistem Penjaminan Mutu Internal sebagai Enabler Tercapainya Kampus Unggul di STIE Perbanas Surabayaq PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Manfaat yang diperolah Setelah Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi Sistem Penjaminan Mutu Internal sebagai Enabler

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Lebih terperinci

PEDOMAN Peninjauan dan Penyusunan Visi Misi di Lingkungan UIB FOR/SPMI-UIB/PED.01-00

PEDOMAN Peninjauan dan Penyusunan Visi Misi di Lingkungan UIB FOR/SPMI-UIB/PED.01-00 PEDOMAN Peninjauan dan Penyusunan Visi Misi di Lingkungan UIB FOR/SPMI-UIB/PED.01-00 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 030/REK/KEP-UIB/VII/I2016 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2017 2020 Strategi: 1. Peningkatan relevansi melalui peningkatan kemampuan pengetahuan, keahlian

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

SEKILAS PPM MANAJEMEN

SEKILAS PPM MANAJEMEN SEKILAS PPM MANAJEMEN Sejarah Pendirian PPM Manajemen Yayasan Pendidikan dan Pembinaan Manajemen Didirikan tanggal 3 Juli 1967 Sang Penggagas Prof. Dr. AM Kadarman, SJ Para Pendiri (ki-ka) Latar belakang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI "Often the difference between a successful man and a failure is not one's better abilities or ideas, but the courage that one has to bet on his ideas, to take a calculated risk, and

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan LAPORAN PELATIHAN NASIONAL ITEM DEVELOPMENT DAN ITEM REVIEW UJI KOMPETENSI PERAWAT DIPLOMA III Gelombang 1 Proyek HPEQ Bandung, 1-2 Juni 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DIVISI SDM DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DIVISI SDM DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DIVISI SDM DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD DESIGN OF PERFORMANCE MEASURMENT DIVISION OF HUMAN RESOURCE SCORECARD AT XYZ COMPANY BY USING

Lebih terperinci