1. PENGHITUNGAN BIAYA (COSTING)
|
|
- Hendra Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 MANAJEMEN KEUANGAN (FINANCIAL MANAGEMENT) UNTUK LAM-PTKes Tujuan utama manajemen keuangan adalah untuk membuat keputusan keuangan yang transparan, akuntabel dan profesional dalam organisasi. Ruang lingkup manajemen keuangan meliputi : akuntansi; penghitungan biaya (costing); pendanaan (financing); penetapan tarif (pricing); dan penganggaran (budgeting). [1] Gambar 1 : Ruang Lingkup Manajemen Keuangan [1] AKUNTANSI 1. COSTING 2. FINANCING MANAJEMEN KEUANGAN 3. PRICING 4. BUDGETING 1. PENGHITUNGAN BIAYA (COSTING) Biaya (cost) adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Dengan demikian pengertian biaya adalah sangat luas, karena pengorbanan tersebut bisa sangat bervariasi. Pengorbanan tersebut misalnya bisa dalam bentuk uang tunai (cash), barang, waktu, kesempatan, kenyamanan, dan lain sebagainya. Apapun wujud pengorbanan tersebut, dalam perhitungan biaya semuanya harus ditransformasikan ke dalam nilai uang. Singkatnya, biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk memperoleh sesuatu. [2;3] 1.1. KLASIFIKASI BIAYA [1-12] 1) Biaya Investasi dan Operasional Merupakan klasifikasi biaya berdasarkan masukan (input); Biasanya digunakan untuk Penganggaran Berbasis Input (Line Item Budgeting). a) Biaya Investasi (Capital cost) Adalah biaya yang pemanfaatannya berlangsung selama > 1 tahun. Adalah biaya untuk satu kali investasi yang biasanya diadakan pada tahun pertama berjalannya organisasi atau pada tahap pengembangan selanjutnya. Dianggap bahwa barang yang memiliki biaya yang masa pakai atau berlakunya lebih dari satu tahun dan satu unitnya bernilai lebih dari US$100 adalah barang investasi.
2 2 (1) pembelian, pembangunan atau renovasi ruangan gedung (2) pembelian kendaraan (3) pembelian dan instalasi peralatan (4) investasi awal dalam tenaga, seperti pelatihan awal bagi staf (5) bantuan teknis yang diberikan pada tahap awal atau tahap pengembangan organisasi. b) Biaya Operasional (Recurrent cost) Adalah biaya yang harus ditanggung agar barang-barang yang diadakan dengan Biaya Investasi dapat beroperasi. Biaya ini lazimnya direncanakan dan diselenggarakan selama satu tahun. Biaya ini berhubungan dengan pelaksanaan atau pemeliharaan sarana atau aset. Tujuan menghitung biaya operasional adalah untuk mengidentifikasi semua biaya yang diperlukan untuk menjalankan organisasi selama satu tahun penuh. Gaji staf, asuransi untuk aset tetap organisasi, biaya transport, listrik, air dsb. 2) Biaya Tetap (Fixed cost) dan Biaya Tidak Tetap (Variable cost) Merupakan klasifikasi berdasarkan perilaku biaya (cost behavior); Biasanya digunakan untuk perkiraan biaya (cost estimation) dan peramalan biaya (cost prediction). a) Biaya Tidak Tetap / Variable cost Adalah biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan tingkat aktifitas, volume produksi atau jumlah luaran /output. Jika tidak ada luaran, maka biayanya adalah nihil. Biaya Obat, yang besarnya sangat dipengaruhi oleh jumlah pasien yang dilayani. b) Biaya Tetap / Fixed cost Adalah biaya yang besarnya relatif tidak terpengaruh oleh banyaknya aktifitas atau besarnya jumlah luaran / output. Biayanya tetap ada berapapun banyaknya luaran yang dihasilkan. Sewa gedung yang harus dibayar per bulan atau per tahun berapapun banyaknya barang / jasa yang diproduksi. 3) Biaya Langsung (Direct cost) dan Biaya Tidak Langsung (Indirect cost) Merupakan klasifikasi biaya berdasarkan hubungannya dengan Obyek Biaya (Cost Object) / luaran / output; Biasanya digunakan untuk : o penghitungan biaya; o Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting). a) Biaya Langsung / Direct cost Adalah biaya yang terpakai langsung menjadi komponen dari luaran / output. Adalah biaya yang dapat dipakai hanya untuk satu luaran, seperti misalnya bahan yang dipakai langsung dalam menghasilkan sebuah pelayanan kepada seorang pasien.
3 3 Perubahan pada biaya ini cenderung untuk merubah kuantitas luarannya. Kalau rawat inap adalah suatu luaran / output, maka biaya obat yang diberikan kepada pasien yang dirawat, jasa perawat dan dokter, biaya tempat tidur yang dipakai pasien semuanya adalah Biaya Langsung, karena langsung terwujud menjadi pelayanan rawat inap yang dikonsumsi oleh seorang pasien. b) Biaya Tidak Langsung / Indirect cost Adalah biaya yang ditanggung oleh unit pendukung untuk berjalannya unit produksi. Adalah biaya yang terpakai untuk dua atau lebih luaran, tetapi tidak untuk seluruh bagian dari masing-masing luaran tersebut. Perubahan pada biaya ini relatif tidak merubah kuantitas luarannya. Biaya yang ditanggung oleh Direksi, Tata Usaha, Bagian Umum, Dapur, Laundry dan sebagainya untuk mendukung terselenggaranya pelayanan rawat inap. 4) Biaya Total, Biaya Satuan (Unit cost) dan Biaya Marginal Biasanya digunakan untuk menghitung volume produksi, tarif dan pendapatan (revenues). a) Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap b) Biaya Satuan / Unit cost Biaya Satuan = Biaya Total Jumlah Produksi Untuk sampai pada perhitungan Biaya Satuan, semua Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap harus dihitung, kemudian dibagi dengan jumlah total luaran / output yang dihasilkan dalam satuan luarannya. c) Biaya Marginal Adalah biaya yang diperlukan untuk meningkatkan volume produksi sebanyak satu satuan luaran / output (misalnya satu orang pasien rawat inap). Biaya Marginal = Biaya Total untuk (n) Biaya Total untuk (n-1) dimana n adalah jumlah produksi. Biaya Marginal ini penting untuk membuat keputusan tentang tarif dan volume produksi. 5) Biaya Ekonomi (Economic cost) / Biaya Pengorbanan (Opportunity cost) Biasanya digunakan untuk melakukan Analisis Manfaat Biaya (Cost Benefit Analysis) Adalah penggunaan sumber daya untuk suatu kegiatan yang sebenarnya dapat dipakai secara produktif untuk kegiatan lain. Acuan yang dipakai dalam menilai sumber daya pada Biaya Ekonomi bukan hanya pada nilai uang yang dibayar (Biaya Finansial), ataupun yang tidak dibayar, tetapi pada nilai pengorbanan masyarakat atas hilangnya kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya tersebut.
4 4 Adalah biaya yang diperhitungkan atas dasar nilai uang dari suatu kesempatan yang hilang. RS membeli alat medik seharga Rp. 100 juta. Sebenarnya ada alternatif lain yang segera dapat dimanfaatkan dengan uang tersebut, yaitu mendepositokannya di bank. Kesempatan memperoleh bunga deposito tersebut hilang oleh karena diputuskan untuk membeli alat medik tadi. Biaya Pengorbanan pembelian alat tersebut dengan demikian adalah besarnya bunga deposito yang sebetulnya dapat diperoleh. Sebagai konsensus, perhitungan Biaya Pengorbanan hanya dikenakan pada Biaya Investasi. Sedangkan bunga deposito yang dipakai adalah bunga deposito yang berlaku pada Bank Pemerintah (bank sentral, misalnya Bank Indonesia). 6) Biaya Penyusutan / Depresiasi Adalah nilai biaya investasi selama satu tahun tertentu (any given year). Adalah nilai uang dari peralatan dan aset tetap lain (termasuk gedung) selama satu tahun tertentu. Besarnya biaya ini ditentukan oleh : harga awal pembelian, lamanya barang investasi tersebut dapat berfungsi, laju inflasi, Biaya Ekonomi / Biaya Pengorbanan barang tersebut serta pada tahun ke berapa penghitungan dilakukan. Ada beberapa cara untuk menghitung Biaya Penyusutan tergantung pada asumsi yang dipakai. Salah satu cara adalah dengan rumus sebagai berikut : AFC = IFC ( 1 + i ) t X ( 1 + r ) L Keterangan : AFC = nilai depresiasi pada tahun t IFC = nilai harga awal i = tingkat inflasi t = jumlah tahun pakai L = masa fungsional (masa hidup) barang tersebut r = tingkat suku bunga / interest rate (pada bank Pemerintah) 1.2. STANDARISASI BIAYA Standarisasi Biaya diperlukan untuk memperkirakan plafon Anggaran Berbasis Kinerja dalam membiayai kinerja yang diharapkan dihasilkan oleh institusi publik. Standarisasi Biaya terdiri atas Standar Biaya Umum dan Standar Biaya Khusus sebagaimana terlihat pada Tabel 1 di bawah. Tabel 1 : Standar Biaya Umum dan Standar Biaya Khusus [13] STANDARISASI BIAYA Standar Biaya Umum Standar Biaya Khusus Digunakan untuk penganggaran Khususnya digunakan untuk biaya-biaya kegiatan-kegiatan yang bersifat umum tertentu Biasanya dipakai dalam standarisasi Biasanya dipakai untuk standarisasi biaya biaya untuk masukan / input luaran / output
5 1.3. MANFAAT PENGHITUNGAN BIAYA [4] 1. memberi informasi untuk kebijakan pengendalian biaya 2. memberi informasi untuk kebijakan pendanaan / subsidi Financing 3. sebagai pertanggungjawaban tentang efektifitas biaya kepada pemangku kepentingan dan penyandang dana 4. memberi informasi untuk kebijakan tarif Pricing 5. sebagai dasar untuk perencanaan anggaran Budgeting Tabel 2 : Manfaat Penghitungan Biaya untuk Pelayanan RS Pemerintah [1;13;14] 5 Biaya Operasional Pemeliharan Investasi (+ Depresiasi) Langsung Biaya Tidak Tetap / Variable Tidak Langsung Tetap / Fixed Tarif Rawat Inap Kelas III Miskin = 1 = Biaya Operasional, Langsung dan Tidak Tetap; = Paket Pelayanan Esensial (PPE) untuk masyarakat miskin; Tarif Rawat Inap Kelas III Swasta = = PPE untuk masyarakat kurang mampu; Tarif Rawat Inap Kelas II = = PPE untuk masyarakat umum dan Askes standar untuk PNS; Tarif Rawat Inap Kelas I = Subsidi untuk Biaya Kelas III Swasta (5); Tarif Rawat Inap Kelas VIP = Subsidi untuk Biaya Kelas III Swasta ( 3 + 6) + Surplus*; Tarif Rawat Jalan Pagi = ; Tarif Rawat Jalan Sore = Surplus*; Tarif Rawat Gawat Darurat = ; Tarif Layanan Lain di RS = *Surplus dibutuhkan untuk kesinambungan (sustainability) pelayanan RS, misalnya untuk memenuhi Biaya Investasi ataupun Biaya Operasional ketika subsidi hilang/ dikurangi dan untuk mengembangkan kegiatan yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan RS. 2. PENDANAAN (FINANCING) Pendanaan adalah penyediaan dana yang diperlukan untuk menutup Biaya Investasi dan Biaya Operasional (termasuk biaya pemeliharaan dan ketenagaan) organisasi [15]. Pendanaan LAM-PTKes dapat berasal dari sumber-sumber berikut ini : 1) Sumber Pendanaan dari Dalam Negeri : [16] a) Pemerintah (pilihan dari 68% Responden Survey); b) Asosiasi Institusi Pendidikan (pilihan dari 13% Responden Survey); c) Institusi Pendidikan yang diakreditasi (pilihan dari 10% Responden Survey); d) Organisasi Profesi (pilihan dari 3% Responden Survey).
6 2) Sumber Pendanaan dari Luar Negeri : a) Pinjaman melalui kerja sama antar pemerintah; b) Hibah. 3) Sumber Pendanaan dari Pendapatan LAM-PTKes sendiri. 6 Perlunya pendanaan bagi LAM-PTKes adalah untuk menyeimbangkan antara rencana pengeluaran dengan pendapatannya sebagaimana terlihat pada Gambar 2 di bawah. Gambar 2 : Perlunya Pendanaan untuk Menyeimbangkan Rencana Pengeluaran [17] SUMBER PENDANAAN LAM-PTKes : Pemerintah Asosiasi Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan yang diakreditasi Organisasi Profesi Pendanaan dari Luar Negeri Pendapatan sendiri = Biaya Operasional (termasuk Biaya Pemeliharaan dan Ketenagaan) Biaya Investasi (+ Depresiasi) PENDAPATAN = PENGELUARAN (rencana) 3. PENETAPAN TARIF (PRICING) Penetapan Tarif (Pricing) adalah proses penentuan berapa nilai yang akan diterima oleh organisasi untuk produk yang dihasilkannya [18]. Ada 6 hal yang mempengaruhi penetapan tarif sebagai berikut : [17;19] 1. Biaya Produksi (Cost); 2. Pendanaan (Finance); 3. Peraturan perundang-undangan dan Kontrak dari Pemerintah (Regulations & Contracts); 4. Kemampuan Membayar (Ability To Pay /ATP); 5. Kekuatan Pasar (Market Forces); 6. Kemauan Membayar (Willingness To Pay /WTP) Ke 6 faktor di atas saling berinteraksi sehingga menghasilkan dinamika penetapan tarif layanan akreditasi oleh LAM-PTKes sebagaimana terlihat di Gambar 3 di bawah.
7 7 Gambar 3 : Dinamika Penetapan Tarif [19] COST FINANCE REGULATIONS & CONTRACTS TARIFF / PRICE ABILITY TO PAY / ATP MARKET FORCES WILLLINGNESS TO PAY / WTP Sebagaimana telah ditunjukkan oleh Tabel 2, dari faktor Biaya saja dapat ditetapkan berbagai jenis Tarif untuk pelayanan RS. Semakin banyak faktor yang saling berinteraksi, semakin banyak pula jenis tarif yang dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Penetapan Tarif yang profesional diperlukan untuk menyeimbangkan antara rencana pendapatan dengan pengeluarannya sebagaimana terlihat pada Gambar 4 di bawah. Oleh karena itu, Penetapan Tarif harus berdasarkan komitmen Pendanaan yang sudah disepakati dari sumber-sumber pendanaan yang ada. [17] Gambar 4 : Perlunya Penetapan Tarif untuk Menyeimbangkan Rencana Pendapatan dengan Pengeluarannya [17] SUMBER PENDAPATAN LAM-PTKes: Pemerintah Asosiasi Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan yang diakreditasi Organisasi Profesi Pendanaan dari Luar Negeri Tarif = Biaya Operasional (termasuk Biaya Pemeliharaan dan Ketenagaan) Biaya Investasi (+Depresiasi) PENDAPATAN (rencana) = PENGELUARAN 4. PENGANGGARAN (BUDGETING) Bisakah anggaran yang baik dibuat sebelum dilakukan Penghitungan Biaya (Costing) yang seksama, Komitmen Pendanaan (Financing) dan Penetapan Tarif (Pricing) yang profesional?
8 REFERENSI 8 1. Soedarmono S, Yuyun SMS, Yudianto Y, M Rizal. Manajemen Keuangan Unit Transfusi Darah. Disampaikan pada Pelatihan Costing bagi Kepala UTDC dan Tenaga Administrasi UTDC / PMI Cabang se Jawa Barat. Bandung, 2-3 Pebruari Ascobat Gani. Analisa Biaya Rumah Sakit, dalam Bahan Bacaan Training Analisa Biaya dan Penentuan Tarif RS. Depok, FKM UI, Paguyuban Nusantara Baru Cermin Dunia-Indonesia Raya. Kebangkitan Perkoperasian Indonesia Jilid Soedarmono Soejitno. Manfaat Penghitungan Biaya/Costing. Disampaikan pada Pertemuan Penghitungan Biaya Unit Transfusi Darah. Jakarta Creese A, Parker D. Cost Analysis in Primary Health Care : A training manual for program managers. Geneva, World Health Organization Costing Blood Transfusion Services. Geneva, World Health Organization Garrison R, Noreen E. Managerial Accounting, 9th edition, Irwin McGraw-Hill, Boston, Mas., Activity-Based Costing Concept Paper. OSD Comptroller icenter. Diakses tanggal 11/17/ Soedarmono Soejitno. Biaya Pelayanan Rumah Sakit bagi Pasien Miskin. Disampaikan sebagai kesaksian ahli di Pengadilan Negeri Medan, Mei Costing Guidelines for HIV Prevention Strategies. Geneva, UNAIDS Sopariwala PR. Cost Terminology in the 21st Century : Using Direct Labor Cost in a Costs vs. Resources Framework. Management Accounting Quarterly. Spring 2004, vol.5, no.3: pp Horngren CT, Datar SM, Foster G, Rajan M, and Ittner C. Cost Accounting : A Managerial Emphasis. 13th ed. Pearson International Ed Soedarmono S, Asih EP, MW Manicki, D Weiss. Mekanisme Pembiayaan RS di Indonesia : Apakah RS sudah siap untuk asuransi kesehatan sosial? Jakarta, Kerjasama Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Departemen Kesehatan GTZ, Soedarmono Soejitno. Sosialisasi Paket Pelayanan Esensial (PPE-RS). Disampaikan pada acara Sosialisasi PPE-RS dalam Rangka Menunjang Pelaksanaan Program Penanggulangan Dampak Pengurangan Subsidi Energi Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (PD-PSE BK & KS). Palembang, Januari Hoare G, Mills A. Paying for the Health Sector : A review and annotated bibliography of the literature on developing countries. EPC Publication No.12, London, Evaluation and Planning Centre for Healthcare, London School of Hygiene and Tropical Medicine, Soedarmono Soejitno. Laporan Bulanan Pertama Technical Assistance for Developing Business Plan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Proyek Peningkatan Kualitas Pendidikan Tenaga Kesehatan (Health Professional Education Quality Improvement / HPEQ). Jakarta, Desember Kajian Awal Analisa Kebijakan Pelayanan Darah Transfusi Nasional. (Draft 1). Bidang Transfusi Darah, Palang Merah Indonesia. Jakarta. September, Griffin RW, Ebert RJ. Business. 4th ed. New Jersey. Prentice Hall Int. Inc Soedarmono Soejitno, Asih Eka Putri, MW Manicki. Towards the National Health Insurance Program: Future Models of Integrated Healthcare Delivery System. The Coordinating Ministry for People s Welfare of RI, The Ministry of Health of RI, GTZ, GVG
ORIENTASI STRATEGIS LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN
1 ORIENTASI STRATEGIS LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN oleh: Soedarmono Soejitno disampaikan pada Pertemuan Pembahasan Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan dan Penyusunan Orientasi
Lebih terperinciSistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan. Civil Society
RINGKASAN EKSEKUTIF i Proyek HPEQ berupaya memadukan sumber daya pemerintah, usaha / industri dan civil society untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menjawab tuntutan Globalisasi, Peraturan Perundang-undangan
Lebih terperinciJASA PELAKSANA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( TEORI DAN PRAKTIS ) Oleh: Henni Djuhaeni
JASA PELAKSANA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( TEORI DAN PRAKTIS ) Oleh: Henni Djuhaeni I. LATAR BELAKANG Masalah Sumberdaya Manusia di rumah Sakit merupakan masalah krusial yang harus segera dicari
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peranan Activity Based Costing System dalam perhitungan harga pokok produk salon untuk mengetahui laba diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN
ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN Elsa Pudji Setiawati 140 223 159 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD DAFTAR ISI DAFTAR ISI I Pendahuluan... II Falsafah Pada Sistem
Lebih terperinciANALISIS BIAYA RS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
ANALISIS BIAYA RS Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Definisi Analisis Biaya Manfaat Analisis Biaya Klasifikasi Biaya Contoh soal 2 Pendahuluan Dengan menggunakan konsep RS
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Sesi 2 Prastuti Soewondo
Manajemen Keuangan Sesi 2 Prastuti Soewondo Setiap institusi pasti membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan Kondisi Lalu institusi tidak butuh informasi keuangan yg canggih, tepat dan cepat: Bisnis
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada Perusahaan FD, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai masalah yang telah diidentifikasi sebagai
Lebih terperinciVOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman Analisis Kemampuan Dan Kemauan Membayar Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem Tahun 2013
Community Health VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman 151-161 Artikel Penelitian Analisis Kemampuan Dan Kemauan Membayar Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem Tahun 2013 I Gusti Ayu Juliasih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk
Lebih terperinciLampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap
LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap No Aktivitas Driver Cost Driver Jumlah(Rp) 1 Unit-level activity cost a. Biaya gaji perawat Jumlah hari rawat inap
Lebih terperinciAnalisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda
65 Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda Nily Sulistyorini, Bendrong Moediarso Dept./Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya Abstrak
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Metode pemilihan pemasok kawat pada perusahaan Medion berdasarkan
Lebih terperinciRS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O
RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O Evolusi Layanan Kesehatan Doing things cheaper (efficiency) Doing things right (Effectiveness) Doing things better (quality improvement) Doing the right things
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Penentuan biaya selalu menjadi fokus utama bagi para manajer karena melalui pembebanan biaya bagi setiap item (produk maupun jasa) yang dihasilkan membantu para manajer
Lebih terperinciKONSEP BIAYA. Biaya (Cost) : nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu hasil/tujuan tertentu.
TEORI BIAYA KONSEP BIAYA Biaya (Cost) : nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu hasil/tujuan tertentu. Pengorbanan : uang, barang, tenaga, pikiran, waktu dan kesempatan Biaya (cost) : nilai uang
Lebih terperinciImplementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)
19 Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) Riadi Budiman Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN (HPEQ Project)
STRATEGI PEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN (HPEQ Project) oleh : Soedarmono Soejitno disampaikan pada acara : Tindak Lanjut Pembahasan Business Plan LAM Menara Peninsula Hotel
Lebih terperinciRUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA
Bagian III 129 BAB IX RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA 9.1 Konsep Biaya dan Aplikasinya di Rumah Sakit Dalam model Circular Flow, firma atau lembaga usaha merupakan salahsatu dari empat faktor pembentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya diselenggarakan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah dan salah satu bentuk pelayanan kesehatan tersebut adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik masyarakat umum maupun peserta asuransi kesehatan misalnya
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan
104 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Tujuan dilakukan penerapan ABC dan ABM dalam perhitungan biaya produksi pada dasarnya adalah untuk menghitung biaya produksi dalam rangka memperbaharui harga jual produk
Lebih terperinciPENENTUAN UNIT COST DENGAN METODE ABC. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UNIVERSITAS GADJAH MADA
PENENTUAN UNIT COST DENGAN METODE ABC Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UNIVERSITAS GADJAH MADA Hal-hal yg harus dipertimbangkan dalam penentuan UNIT COST Apa yg dimaksud dengan UNIT? Untuk tujuan
Lebih terperinciKEKHAWATIRAN DAN HARAPAN RUMAH SAKIT PRIVAT TERHADAP PELAKSANAAN UU. SJSN/BPJS. Oleh: Mus Aida (Ketua ARSSI)
KEKHAWATIRAN DAN HARAPAN RUMAH SAKIT PRIVAT TERHADAP PELAKSANAAN UU. SJSN/BPJS Oleh: Mus Aida (Ketua ARSSI) ARSSI ( ASOSIASI RUMAH SAKIT SWASTA INDONESIA) BERANGGOTAKAN RS SWASTA BAIK FOR PROFIT MAUPUN
Lebih terperinciDAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Blocher, Edward, Kung H. Chen, and Thomas W. Lin. 2002. Cost Management: A Strategic Emphasis. International Edition. New York: McGraw- Hill Companies International, Inc. Carter, William
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan RS adalah suatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat
Lebih terperinciKonsep dan Prinsip-Prinsip Analisa Biaya Pelayanan Kesehatan (Sebuah Pendekatan untuk Rumahsakit )
Konsep dan Prinsip-Prinsip Analisa Biaya Pelayanan Kesehatan (Sebuah Pendekatan untuk Rumahsakit ) Oleh: Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM Adaptasi dari Atik Heru (PMPK-UGM) ISI: Latar belakang Permendagri 61/2007
Lebih terperinciPetrus Tandi Bunga Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Tadulako
ANALISIS BIAYA SATUAN (UNIT COST) PADA PELAYANAN KESEHATAN UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TORA BELO DI KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH Petrus Tandi Bunga petrustandi5@gmail.com Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber, yakni: pemerintah, pemerintah daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu sendiri. Pembiayaan kesehatan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Biaya
Lebih terperinciProf. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan
Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan 1. Latar Belakang 2. Sistem Pembiayaan dalam SJSN 3. Contoh dari negara lain (US) 4. Kondisi Yang Diharapkan
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: Yogyakarta, 17 Juni 2006
APLIKASI SIMULASI BIAYA OPERASIONAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI PROPINSI LAMPUNG DENGAN METODE DOUBLE DISTRIBUTION DALAM UPAYA MEMBANTU MENYIAPKAN POLA TARIF PELAYANAN RUMAH SAKIT SWADANA YANG TERJANGKAU
Lebih terperinciPEMBIAYAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH BERDASARKAN BIAYA SATUAN, KEMAMPUAN MEMBAYAR, DAN KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT DI KOTA SAMARINDA
PEMBIAYAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH BERDASARKAN BIAYA SATUAN, KEMAMPUAN MEMBAYAR, DAN KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT DI KOTA SAMARINDA BASED ON THE DISTRIC HEALTH INSURANCE FINANCING UNIT COST, ABILITY TO
Lebih terperinciPeran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS
Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS Oleh: dr. AHMAD NIZAR SHIHAB,SpAn Anggota Komisi IX DPR RI Rakeskesnas, 17 April 2013 Makasar VISI Kementerian Kesehatan MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL ORMAS SOSIAL LAINNYA / JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) NON QUOTA DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciGambar 1. Kenaikan Tarif Dasar Listrik Tahun 2013 (KESDM, 2012) Gambar 2. Biaya Tagihan Listrik Tahun 2012 dan Tahun 2013 (RSIS, 2013)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Islam Surakarta dihadapkan pada kondisi bisnis yang sangat kompetitif dimana banyak berdiri rumah sakit baru disekitarnya. Service of excellent meliputi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan activity based costing dimulai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. 4.1. Jenis/Desain
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH SEBAGAI BASIS KUALITAS PENDIDIKAN
MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH SEBAGAI BASIS KUALITAS PENDIDIKAN Disajikan Untuk : Oleh : Dr. Indra Bastian, MBA., Akt 2007 LATAR BELAKANG. Peranan pengelolaan sumberdaya merupakan suatu kunci pengembangan
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MEMBAYAR PETUGAS PARKIR TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DI KABUPATEN BANYUMAS
ANALISIS KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MEMBAYAR PETUGAS PARKIR TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DI KABUPATEN BANYUMAS ANALYSIS OF PARKING ATTENDANT ABILITY TO PAY AND WILLINGNESS TO PAY FOR PRIMARY HEALTH SEVICES
Lebih terperinciHospital Public Training Schedule
Hospital Public Training Schedule 2017 www.trainingrumahsakit.com No Public Training Investasi Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des A Persyaratan Standar Akreditasi 1 Implementasi Pencegahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada mulanya rumah sakit di Indonesia banyak didirikan dengan tujuan sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada mulanya rumah sakit di Indonesia banyak didirikan dengan tujuan sosial tanpa terlalu mempertimbangkan segi ekonominya. Pada masa itu kebanyakan rumah sakit mendapat
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bidang usaha yang berorientasi non-profit yang dibangun untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan
Lebih terperinciKAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Muslim Patra Mokoginta 1 Nanang Setiawan 2 Eko Budi Santoso 3 ABSTRAK Rumah Sakit Umum Kaupaten Bolaang Mongondow dalam perkembangannya
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH A. Pendahuluan Kebijakan anggaran mendasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Anggaran kinerja adalah
Lebih terperinciEVALUASI FINANSIAL PADA PROYEK PENINGKATAN RSU CIBABAT CIMAHI
EVALUASI FINANSIAL PADA PROYEK PENINGKATAN RSU CIBABAT CIMAHI Anita Ariesty NRP : 0021081 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Lebih terperinciE. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan dunia karena di berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan angka insidensi dan prevalensi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi atas pengendalian internal yang telah dilakukan atas PT. T maka dapat ditarik
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam menekan biaya produksi dengan studi kasus pada perusahaan konveksi Yuan F Collection Yogyakarta, maka
Lebih terperinciKESIAPAN & STRATEGI RUMAH SAKIT SWASTA MENGHADAPI JKN
KESIAPAN & STRATEGI RUMAH SAKIT SWASTA MENGHADAPI JKN Oleh Dr. Mus Aida, MARS (Ketua ARSSI Pusat) Disampaikan Pada: Seminar Nasional: Mengelola Rumah Sakit Menyesuaikan SJSN Kesehatan 26-27 Juni 2013,
Lebih terperinciPENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI Nomor : KN.01.02/II.10/KSO-Parkir-Pra.02/2017
PENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI Nomor : KN.01.02/II.10/KSO-Parkir-Pra.02/2017 Pokja ULP pada RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang akan melaksanakan Prakualifikasi untuk Paket Pekerjaan sebagai berikut : 1. Pemimpin
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. SPIC&SPAN Laundry belum melakukan pengelompokan
Lebih terperinciPERHITUNGAN BIAYA SATUAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DI KOTA SAMARINDA TAHUN 2012 (STUDI KASUS PUSKESMAS PALARAN)
Subirman PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DI KOTA SAMARINDA TAHUN 2012 (STUDI KASUS PUSKESMAS PALARAN) Subirman FKM Universitas Mulawarman ABSTRAK Menyadari keterbatasan kemampuan
Lebih terperinciSISTEM PENGANGGARAN RUMAH SAKIT. Henni Djuhae ni. pengetahuan dan teknologi kedokteran, sehingga biaya operasionalnya pun
1 SISTEM PENGANGGARAN RUMAH SAKIT Henni Djuhae ni I. P e nda hulua n Rumah sakit selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, sehingga biaya operasionalnya
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan kepada Gudang EB, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada Gudang EB pengelompokan biaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif di sini bertujuan menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah besar kesehatan di dunia. TB merupakan penyakit menular pembunuh terbesar kedua setalah HIV/AIDS. Tahun 2013, diperkirakan 9
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat di era globalisasi, maka sudah menjadi keharusan untuk setiap perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercapat derajat kesehatan masyarakat. Peran strategis
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Unit cost, ATP, WTP and FTP
TARIF RASIONAL BERDASARKAN BIAYA SATUAN (UNIT COST), ABILITY TO PAY (ATP), WILLINGNESS TO PAY (WTP) DAN FORCED TO PAY ( FTP) DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU RATIONAL TARIFF BASED
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciOleh. Dr.Lili Irawati,M.Biomed
Oleh Dr.Lili Irawati,M.Biomed Dalam manajemen klinik untuk tempat praktek dokter ada komponen yg perlu diketahui yaitu 1. Manajemen bisnis dan marketing (Business management and marketing) 2. Manajemen
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Biaya Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh penulis dari pencatatan dan pelaporan keuangan serta
Lebih terperinciVOLUME I No 1 April 2013 Halaman Perhitungan Unit Cost Rawat Inap VIP Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung Tahun
Community Health VOLUME I No 1 April 2013 Halaman 54-59 Artikel Penelitian Perhitungan Unit Cost Rawat Inap VIP Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung Tahun I Ketut Estrada Adhi Saputra * 1, Ni Luh
Lebih terperinciMISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI
MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian di Putra Mandiri dan membahas hasil penelitian pada bab 4, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang merupakan jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan suatu perusahaan tentunya tidak terlepas dari aset yang dimiliki. Salah satu aset penting perusahaan adalah sumber daya manusia atau karyawan. Sumber
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang
Lebih terperinciAhmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak
Analisis Tarif Rawat Inap Dengan Menggunakan Metode Biaya Berbasis Aktivitas di RSNU Banyuwangi Ahmad Ansyori Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang Abstrak Activity Based Costing merupakan
Lebih terperincipendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif
A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto yang merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Mojokerto
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: anggaran, perencanaan, pengendalian UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya berbagai macam industri yang ada di Indonesia, industri garmen juga mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini menyebabkan munculnya banyak perusahaan yang bergerak dalam
Lebih terperinciPenganggaran Modal (Capital Budgeting)
Capital Budgeting Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik, mental dan sosial, untuk mencapai suatu kehidupan
Lebih terperinciBREAK EVENT POINT (BEP)
BREAK EVENT POINT (BEP) Dwi Purnomo www.labsistemtmip.wordpress.com Cost- Basic Price Price Basic Price Based Profit Margin Losses Distribution cost Direct material. Direct Labor Indirect cost Primary
Lebih terperinciAnalisis Biaya Proyek
Manajemen biaya proyek (Project Cost Management) Analisis Biaya Proyek Drs. Antok Supriyanto, MMT. 1-33 Pendahuluan Pengembangan SI merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek yang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Karena itu, kesehatan adalah
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan bisnis diakibatkan oleh era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan
Lebih terperinciPendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost
Pendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost Manajemen mengelola konsumsi sumber daya dalam proses pembuatan produk Perancangan sistem akuntansi
Lebih terperinciSIAPA MENIKMATI KEMITRAAN SEKTOR SWASTA DENGAN RUMAH SAKIT DAERAH: (STUDI KASUS RSUD X
SIAPA MENIKMATI KEMITRAAN SEKTOR SWASTA DENGAN RUMAH SAKIT DAERAH: (STUDI KASUS RSUD X ) Wahyu P Nugraheni *, Hasbullah Thabrany**, dan Mardiati Nadjib ** Pendahuluan Sejak awal tahun 1990an sudah sering
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu diperhatikan untuk bertahan hidup dan
Lebih terperinciPRAKTIK-PRAKTIK PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Age Rasanjani Anastasya Susty A.
PRAKTIK-PRAKTIK PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Age Rasanjani Anastasya Susty A. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum RSAB Harapan Kita 3.1.1 Sejarah RSAB Harapan Kita Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita pada awal berdirinya memiliki nama Rumah Sakit Anak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN
BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN 1.1 Kesimpulan Pada bab sebelumnya telah diuraikan pembahan mengenai Rumah Sakit Korban Lakalantas Kendal, sehingga dapat disimpulkan berbagai masalah, dan potensi
Lebih terperinciLEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG
LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 21 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENATAUSAHAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)
Lebih terperinciBAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah
BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ini berisi ringkasan penelitian serta kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian dan rekomendasi
Lebih terperinciALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 2016
ALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 206 Realisasi anggaran belanja tahun 206 adalah sebagai berikut : Anggaran Rupiah Murni : KODE URAIAN TERAKHIR REVISI VI SELF SETELAH SELF REALISASI
Lebih terperinciBIAYA PRODUKSI PENGERTIAN
BIAYA PRODUKSI PENGERTIAN Pengertian Biaya Dalam ilmu ekonomi, biaya diartikan semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Dalam definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Biaya produksi yang merupakan semua pengeluaran produsen untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Biaya produksi yang merupakan semua pengeluaran produsen untuk menghasilkan sebuah produk baik jasa maupun barang, memiliki peranan penting dalam industri pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilingkungan Badan Usaha Milik Negara. Pelayanan publik berbentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah, baik itu di pusat, di Daerah, dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan kesehatan dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan kesehatan dalam sebuah rumah sakit sangat diperlukan oleh masyarakat, oleh karena itu diperlukan upaya kesehatan untuk mewujudkan
Lebih terperinciPELATIHAN UNIT COST SEBAGAI DASAR PENETPAN TARIF BAGI BIDAN PRAKTEK SWASTA DI WILAYAH KELURAHAN PENATIH,DENPASAR
PELATIHAN UNIT COST SEBAGAI DASAR PENETPAN TARIF BAGI BIDAN PRAKTEK SWASTA DI WILAYAH KELURAHAN PENATIH,DENPASAR WIDARSA, K. T., P.A. INDRAYATHI, ARYA UTAMI, K. SUTIARI, K. SUARJANA DAN HARI MULYAWAN Program
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN/ANGGARAN
MODUL V MANAJEMEN KEUANGAN/ANGGARAN Oleh: Ir. SUYATNO, MKes Bagian Gizi FKM-UNDIP Semarang Tujuan Manajemen Keuangan Sesuai dengan type/jenis MGI, misal: Terjadi keseimbangan antara debet dan kredit atau
Lebih terperinciBab 5 Penganggaran Modal
M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan
Lebih terperinciPOTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DALAM RANGKA UNIVERSAL COVERAGE DI KOTA BANDUNG
POTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DALAM RANGKA UNIVERSAL COVERAGE DI KOTA BANDUNG Henni Djuhaeni Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unpad LATAR BELAKANG
Lebih terperinci