Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H.
|
|
- Hadi Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1
2 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 135 Telepon : (21) Faksimili : (21) BNP@bi.go.id Website : 2
3 November 212 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III-212 3
4 DAFTAR ISI RINGKASAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN III TRANSAKSI BERJALAN 3 Neraca Perdagangan Barang 3 Neraca Perdagangan Nonmigas 3 Neraca Perdagangan Migas 7 Neraca Perdagangan Jasa 9 Neraca Pendapatan 1 Neraca Transfer Berjalan 1 TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL 11 Investasi Langsung 11 Investasi Portofolio 13 Investasi Lainnya 14 INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL 17 PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Boks: Perubahan Angka Statistik NPI Dibandingkan Publikasi Triwulan II LAMPIRAN 23 4
5 DAFTAR TABEL Hal Hal Tabel 1 Perkembangan PDB Mitra Dagang Utama (%, y.o.y) 4 Tabel 7 Impor (c.i.f) Komoditas Nonmigas Utama 7 Tabel 2 Pertumbuhan Impor Mitra Dagang Utama (%, y.o.y) 4 Tabel 8 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama 7 Tabel 3 Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang 5 Tabel 9 Perkembangan Ekspor Minyak 8 (Berdasarkan SITC) Tabel 4 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama 5 Tabel 1 Perkembangan Impor Minyak (f.o.b) 9 Tabel 5 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama (Berdasarkan HS) 6 Tabel 11 Perkembangan Ekspor Gas 9 Tabel 6 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang 6 Tabel 12 Indikator Sustainabilitas Eksternal 17 DAFTAR GRAFIK Hal Hal Grafik 1 Neraca Pembayaran Indonesia 3 Grafik 15 Perkembangan PMA menurut Negara Asal 12 Grafik 2 Transaksi Berjalan 3 Grafik 16 Perkembangan Investasi Langsung 13 Grafik 3 Neraca Perdagangan Nonmigas 4 Grafik 17 Perkembangan Investasi Portofolio 13 Grafik 4 Neraca Perdagangan Migas 7 Grafik 18 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN 13 oleh Asing Grafik 5 Perkembangan Harga Minyak Dunia 8 Grafik 19 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 13 Grafik 6 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa 9 Grafik 2 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara 14 ASEAN Grafik 7 Pembayaran Jasa Freight 9 Grafik 21 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi 14 Grafik 8 Neraca Jasa Travel 1 Grafik 22 Perkembangan Investasi Lainnya 14 Grafik 9 Perkembangan Neraca Pendapatan 1 Grafik 23 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta 15 Grafik 1 Perkembangan Remitansi Tenaga Kerja 1 Grafik 24 Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor 15 Swasta Grafik 11 Komposisi Jumlah TKI di Asia Pasifik 11 Grafik 25 Perkembangan PLN Sektor Publik 15 Grafik 12 Komposisi Jumlah TKI di Timur Tengah dan Afrika 11 Grafik 26 Volume Perdagangan Dunia dan IHEx 19 Grafik 13 Transaksi Modal dan Finansial 11 Grafik 27 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China dan India 19 Grafik 14 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi 12 5
6 6 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
7 RINGKASAN Kondisi sisi eksternal ekonomi Indonesia pada triwulan III-212 membaik sesuai dengan prakiraan. Hal ini tercermin pada defisit transaksi berjalan yang berkurang dan surplus transaksi modal dan finansial yang kembali meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Surplus transaksi modal dan finansial tersebut jumlahnya melampaui defisit transaksi berjalan sehingga secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) berbalik dari defisit USD2,8 miliar pada triwulan II-212 menjadi surplus USD,8 miliar pada triwulan III-212. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir September 212 meningkat menjadi USD11,2 miliar atau setara dengan 6, bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Defisit transaksi berjalan berkurang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang melambat. Penurunan defisit transaksi berjalan, yaitu dari USD7,7 miliar (-3,5% dari PDB) pada triwulan II-212 menjadi USD5,3 miliar (-2,4% dari PDB) pada triwulan III-212, sebagian besar ditopang oleh membaiknya kinerja neraca perdagangan. Meskipun ekspor masih menurun akibat kondisi permintaan global yang belum pulih dari krisis, neraca perdagangan mampu mencatat kenaikan surplus yang signifikan karena impor turun lebih tajam daripada ekspor. Seiring dengan penurunan impor, pengeluaran jasa transportasi juga ikut berkurang sehingga memperkecil defisit neraca jasa. Kestabilan ekonomi domestik yang terjaga dan iklim investasi yang kondusif mendorong kenaikan arus masuk modal asing. Pada triwulan III-212, surplus transaksi modal dan finansial meningkat menjadi USD6, miliar dibandingkan USD5,1 miliar pada triwulan II-212. Kenaikan surplus tersebut terutama disumbangkan oleh kenaikan arus masuk PMA dan berkurangnya penempatan simpanan penduduk di luar negeri. Selain itu, investasi portofolio juga berkontribusi positif, khususnya dalam bentuk pembelian saham dan surat berharga negara berdenominasi rupiah oleh investor asing. Pada triwulan IV-212, kecenderungan penurunan defisit transaksi berjalan diprakirakan akan berlanjut dan surplus transaksi modal dan finansial akan kembali meningkat sehingga NPI secara keseluruhan akan tetap surplus. Prakiraan transaksi berjalan tersebut didasarkan pada ekspektasi bahwa kondisi perekonomian global dan harga komoditas di pasar internasional akan membaik sehingga dapat mendorong kenaikan ekspor. Di sisi transaksi modal dan finansial, sejalan dengan prospek ekonomi domestik yang tetap solid, kenaikan surplus diprakirakan akan bersumber terutama dari kenaikan investasi langsung dan penarikan utang luar negeri. Investasi portofolio diprakirakan juga masih akan masuk, di antaranya berasal dari penerbitan obligasi pemerintah dan swasta dalam valuta asing, didukung oleh sentimen positif dari berlanjutnya kebijakan ekspansi moneter di negara-negara maju. Prospek NPI yang lebih baik ini juga didukung oleh Bank Indonesia yang akan mengarahkan kebijakannya untuk mengelola keseimbangan eksternal ke tingkat yang berkesinambungan dengan tetap memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi domestik. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam upaya menjaga kestabilan ekonomi makro dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. 1
8 2 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
9 PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN III-212 Melambatnya aktivitas perekonomian domestik pada Tw. III-212 di tengah kondisi global yang belum pulih telah mendorong perbaikan kondisi sektor eksternal Indonesia. Defisit transaksi berjalan menyusut seiring dengan penurunan impor yang lebih besar dibanding penurunan ekspor. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial meningkat akibat lebih tingginya aliran dana asing yang didorong oleh kestabilan ekonomi domestik yang terjaga dan iklim investasi yang cukup baik. Surplus transaksi modal dan finansial tersebut mampu membiayai sepenuhnya defisit transaksi berjalan sehingga secara keseluruhan NPI Tw. III-212 kembali surplus sebesar USD,8 miliar. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir Tw. III-212 meningkat menjadi USD11,2 miliar (setara dengan 6, bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah). Miliar USD Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II* Tw.III** * 212 * Angka Sementara Trs. Berjalan Neraca Keseluruhan Grafik1 Neraca Pembayaran Indonesia TRANSAKSI BERJALAN Trs. Modal & Finansial Cadangan Devisa (RHS) Miliar USD Pada Tw. III-212, transaksi berjalan mengalami defisit sebesar USD5,3 miliar (2,4% terhadap PDB), lebih kecil dibanding defisit USD7,7 miliar (3,5% terhadap PDB) pada Tw. II-212. Menurunnya defisit transaksi berjalan ini terutama disebabkan oleh membaiknya kinerja neraca perdagangan nonmigas seiring penurunan impor yang cukup dalam di tengah ekspor yang masih terus menurun. Selain itu, perbaikan transaksi berjalan juga didukung oleh defisit neraca jasa yang lebih rendah seiring penurunan impor, serta berkurangnya defisit neraca perdagangan minyak dan gas (migas) akibat impor minyak yang lebih rendah. Juta USD 15, 1, 5, -5, -1, -15, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II** Tw.III** * 212 Nrc. Perd. Migas Nrc. Perd. Nonmigas Jasa Pendapatan * Angka Sementara Transfer Berjalan Transaksi Berjalan Grafik2 Transaksi Berjalan Neraca Perdagangan Barang Surplus neraca perdagangan barang pada Tw. III- 212 mencapai USD3, miliar, meningkat signifikan dibanding surplus USD,8 miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan surplus neraca perdagangan barang tersebut ditopang oleh membaiknya kinerja neraca perdagangan nonmigas yang disertai mengecilnya defisit neraca perdagangan migas. Neraca Perdagangan Nonmigas Neraca perdagangan nonmigas pada triwulan laporan mencatat surplus sebesar USD4, miliar, lebih tinggi dibanding surplus USD2, miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan surplus ini disebabkan oleh impor yang turun lebih tajam dibanding penurunan ekspor. 3
10 Penurunan impor disebabkan oleh melambatnya laju permintaan domestik sebagaimana tercermin pada turunnya pertumbuhan PDB dari 6,4% pada Tw. II-212 menjadi 6,2% pada Tw. III-212, serta didukung oleh pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung terdepresiasi. Sementara itu, ekspor nonmigas masih terus menurun sebagai dampak masih lemahnya ekonomi mitra dagang utama dan berlanjutnya kontraksi pada harga komoditas global. juta USD 45, 4, 35, 3, 25, 2, 15, 1, 5, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II*Tw.III** * 212 Ekspor Impor Nrc. Perdagangan Nonmigas (RHS) * Angka Sementara Grafik 3 Neraca Perdagangan Nonmigas juta USD 13, 11, 9, 7, 5, 3, 1, Tren penurunan ekspor nonmigas masih berlanjut pada Tw. III-212 sebagai dampak belum pulihnya permintaan global dan masih menurunnya harga komoditas. Perkembangan perekonomian negara mitra dagang utama seperti China, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Amerika Serikat yang masih melemah dan menurunnya serapan ekspor negara tujuan utama telah menghambat laju pemulihan pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia. Tabel 1 Perkembangan PDB Mitra Dagang Utama (%, y.o.y) Negara Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw.III 1. China India p 3. Jepang p 4. Korea Selatan p 5. Malaysia p 6. Singapura p 7. Amerika Serikat p P=Proyeksi Sumber: CEIC & Consensus Forecast Tabel 2 Pertumbuhan Impor Mitra Dagang Utama (%, y.o.y) Trend Negara Trend Des Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep 1. China India Jepang Korea Selatan Malaysia Singapura Amerika Serikat Sumber: CEIC Sejalan dengan masih lemahnya permintaan global, Indeks Harga Komoditas Ekspor (IHEx) nonmigas sepanjang Tw. III-212 turun sebesar 15,9% (y.o.y). Pada Tw. III-212, ekspor nonmigas turun 11,1% (y.o.y) menjadi USD37,5 miliar. Ekspor produk primer (pangsa 54,% dari total ekspor nonmigas) terkontraksi terutama akibat turunnya ekspor produk pertanian - bahan baku dan produk bahan bakar & pertambangan. Sementara, ekspor produk manufaktur turun lebih dalam, baik karena penurunan harga maupun volume ekspor. 4
11 Tabel 3 Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang (Berdasarkan SITC) Pangsa (%) A. Produk Primer Nominal Riil Indeks Harga Produk Pertanian Nominal Riil Indeks Harga Makanan Nominal Riil Indeks Harga Bahan Baku Nominal Riil Indeks Harga Produk Bahan Bakar & Pertambangan Nominal Riil Indeks Harga B. Produk Manufaktur Nominal Riil Indeks Harga C. Lainnya Nominal Riil Indeks Harga Total Nominal Riil Indeks Harga *) data sementara **) data sangat sementara Rincian 212** Jan-Sep Pertumbuhan Tahunan (% yoy) 211* 212 Tw. III Tw. IV Tw. I* Tw. II* Tw III** Secara tahunan, penurunan ekspor terjadi pada hampir seluruh negara tujuan utama Indonesia kecuali Thailand. Penurunan ekspor ke China terutama akibat turunnya permintaan ekspor batubara, produk kimia & karet olahan. Penurunan ekspor ke India terjadi akibat turunnya permintaan batubara. Penurunan ekspor ke Amerika Serikat disebabkan oleh turunnya permintaan TPT, karet olahan, dan barang elektronik. Sementara, penurunan ekspor ke Jepang terutama akibat turunnya permintaan barang elektronik dan produk karet. Tabel 4 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama Negara Pangsa (%) 212 Pertumbuhan (y.o.y) Jan-Sep Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II* Tw. III** China Jepang Amerika Serikat India Singapura Malaysia Korea Selatan Thailand Belanda Taiwan Lainnya Total
12 Tabel 5 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama (Berdasarkan HS) Rincian Pangsa (%) 212** Pertumbuhan Tahunan (%, yoy) Nominal Riil 211* * * Indeks Harga 212 Jan-Sep Tw. III Tw. IV Tw. I* Tw. II* Tw III** Tw. III Tw. IV Tw. I* Tw. II* Tw III** Tw. III Tw. IV Tw. I* Tw. II* Tw III** 1. Batubara Minyak Nabati Tekstil dan Produk Tekstil Alat Listrik, Ukur, Fotografi, dll Karet Olahan Barang dari Logam Tdk Mulia Makanan Olahan Kertas dan Barang dari Kertas Produk Kimia Kayu Olahan Total 1 Komoditas *) data sementara **) data sangat sementara Pada triwulan laporan, hampir seluruh komoditas ekspor nonmigas utama mengalami pertumbuhan negatif karena penurunan permintaan maupun turunnya harga. Komoditas utama ekspor yang masih tumbuh positif yaitu minyak nabati (terutama CPO) dan makanan olahan. Peningkatan ekspor minyak nabati disebabkan oleh tingginya permintaan riil ekspor dari beberapa negara penyerap utama seperti India, China, dan Belanda, di tengah harga CPO yang masih menurun di pasar dunia. Di sisi lain, impor nonmigas (c.i.f) pada Tw. III-212 melambat secara tajam (1,3%, y.o.y) karena melambatnya permintaan riil dan penurunan harga. Perlambatan pertumbuhan impor terutama terjadi pada kelompok barang modal yang didorong oleh turunnya impor alat pengangkutan laut, mesin bangunan dan konstruksi, serta kendaraan bermotor untuk barang. Penurunan impor kendaraan bermotor pengangkut barang tersebut, khususnya truk (dumper truck), ditengarai terkait menurunnya kegiatan produksi beberapa perusahaan batubara dan tambang lainnya dalam rangka antisipasi melemahnya permintaan dan harga komoditas mineral. Tabel 6 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang Rincian Pangsa (%) 212** Jan-Sep Pertumbuhan Tahunan (% yoy) Tw. III Tw. IV Tw. I* Tw. II* Tw. III** Barang Konsumsi Nominal Riil Indeks Harga Bahan Baku Nominal Riil Indeks Harga Barang Modal Nominal Riil Indeks Harga Total Nominal Riil Indeks Harga *) data sementara **) data sangat sementara Impor kelompok bahan baku juga melambat terutama karena menurunnya impor pupuk buatan pabrik dan melambatnya pertumbuhan impor bagian dan perlengkapan kendaraan bermotor seiring dengan melambatnya laju penjualan kendaraan. Menurunnya impor pupuk buatan pabrik antara lain didorong oleh peningkatan produksi pupuk dalam negeri untuk memenuhi permintaan domestik sehubungan dengan adanya program pangan, khususnya padi palawija. Sementara, impor barang konsumsi bahkan mencatat pertumbuhan negatif karena turunnya impor bahan pangan berupa beras, hasil olahan yang dapat dimakan, dan sayuran segar. 6
13 Tabel 7 Impor (c.i.f) Komoditas Nonmigas Utama Pangsa Pertumbuhan Tahunan (% yoy) Kelompok Impor (%) Nominal Riil Indeks Harga 212** Jan Sep Tw. I Tw. II* Tw. III** Tw. I Tw. II* Tw. III** Tw. I Tw. II* Tw. III** TOTAL IMPOR I. Barang Konsumsi, a.l: Kendaraan Bermotor untuk Penumpang Buah buahan, Segar, atau Dikeringkan Beras Hasil Olahan yang Dapat Dimakan, Tds Sayur sayuran Segar, Dingin II. Bahan Baku / Penolong, a.l: Besi Lembaran, Tidak Disepuh Bagian Dan Perlengkapan Kendaraan Bermotor Hidrokarbon Tds, Halogenasi, Sulfonasi dan N Pupuk Buatan Pabrik Tabung Termionis, Katoda Dingin, Kat.Foto III. Barang Modal, a.l: Kendaraan Bermotor untuk Barang Pesawat Telekomunikasi dan Bagian bagiannya Mesin Bangunan dan Konstruksi Tds Mesin Otomatis Pengolah Data dan Satuannya Alat Pengangkutan Laut Berdasarkan negara tujuan, pada triwulan laporan perlambatan terjadi pada impor dari hampir seluruh negara asal. Impor dari Singapura bahkan tumbuh negatif diikuti dengan penurunan impor dari Amerika Serikat dan Australia. Sementara, impor dari India masih meningkat karena kenaikan impor mesin & mekanik dan TPT. Tabel 8 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama Negara Pangsa (%) 212 Pertumbuhan (y.o.y) Jan-Sep Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II* Tw. III** China Jepang Thailand Singapura Amerika Serikat Korea Selatan Malaysia Australia & Oceania India Taiwan Lainnya Total Neraca Perdagangan Migas Sektor migas masih memberi kontribusi negatif terhadap neraca transaksi berjalan meski mencatat penurunan defisit. Pada Tw. III-212, defisit neraca perdagangan migas tercatat sebesar USD1, miliar, sedikit lebih rendah dari defisit USD1,2 miliar pada triwulan sebelumnya. Tren penurunan produksi minyak masih berlanjut dan pada Tw. III-212 hanya mencapai 86 ribu barel per hari (bph) akibat usia lapangan minyak yang sudah tua dan berbagai masalah teknis produksi di lapangan. Di sisi lain, impor minyak juga menurun meski konsumsi BBM domestik masih terus meningkat. Juta USD Juta USD 12, 1,6 1, 1,2 8, 8 6, 4 4, 2, -4-2, -8-4, -1,2-6, -1,6 Tw.I Tw.II Tw.IIITw.IV Tw.I Tw.II Tw.IIITw.IVTw.I* Tw.II*Tw.III** * 212 Ekspor Impor Nrc. Perdagangan migas (RHS) * Angka Sementara Grafik 4 Neraca Perdagangan Migas Nilai ekspor minyak di Tw. III-212 turun 3,3% (q.t.q) menjadi sebesar USD4,2 miliar dari sebelumnya USD4,3 miliar di Tw. II-212. Penurunan 7
14 ini disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 3,% (q.t.q) menjadi USD2,9 miliar dan turunnya ekspor produk kilang sebesar 3,9% (q.t.q) menjadi USD1,2 miliar. Penurunan ekspor minyak mentah disebabkan oleh penurunan harga sebesar 4,% (q.t.q) di saat volume ekspor relatif stagnan. Di sisi lain, penurunan ekspor produk kilang lebih disebabkan oleh penurunan harga sebesar 9,2% (q.t.q), sementara volume ekspor produk kilang masih tercatat meningkat 4,5% (q.t.q). Rincian Tabel 9 Perkembangan Ekspor Minyak Nilai (juta USD) Ekspor 4, , Minyak Mentah 3, , Produk Kilang 1, , Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah) Tw. II* Volume (mbbl) Harga 1) ($/barel) 212 Nilai (juta USD) Tw. III** Volume (mbbl) Harga 1) ($/barel) Ekspor minyak yang relatif stagnan selama Tw. III-212 terkait dengan produksi minyak yang turun sebesar 1,1% (q.t.q) dari 87 ribu barel/hari di Tw. II- 212 menjadi 86 ribu barel/hari. Penurunan produksi minyak tersebut antara lain disebabkan oleh berbagai kendala teknis dan operasional di lapangan, seperti kebocoran pada pipa di salah satu kontraktor migas, kebakaran pada salah satu penampungan minyak, dan unplanned shutdown di hampir seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas. Realisasi produksi minyak saat ini masih berada di bawah target yang telah ditetapkan APBN-P 212 sebesar 93 ribu barel/hari. Berbeda dengan perkembangan harga ekspor minyak mentah Indonesia, beberapa jenis minyak utama dunia seperti OPEC dan WTI tidak mengalami penurunan yang tajam dan bahkan Brent sedikit meningkat. Rata-rata triwulanan harga minyak WTI dan OPEC hanya bergerak turun masing-masing menjadi USD92,2/barel (turun 1,3% q.t.q) dan USD16,6/barel (turun,1% q.t.q). Sementara itu, minyak jenis Brent mengalami peningkatan sebesar 1,% (q.t.q) dari USD19,4/barel menjadi USD11,5/barel. Dinamika harga minyak selama triwulan laporan yang bergerak mixed diperkirakan akibat ketidakpastian perbaikan kondisi ekonomi global yang terkait dengan data ekonomi AS, Eropa, Jepang, China, dan beberapa negara maju lainnya. Dari sisi penawaran, produksi minyak mentah dunia masih stabil dan tidak terdapat gangguan yang terkait dengan geopolitik di Timur Tengah atau Afrika, seperti yang terjadi pada beberapa triwulan sebelumnya. USD/barel JFMAMJJASONDJFMAMJJASONDJFMAMJJAS Sumber: OPEC, Ditjen Migas SLC Harga Ekspor Indonesia WTI OPEC Grafik 5 Perkembangan Harga Minyak Dunia Nilai impor minyak selama Tw. III-212 mencapai USD8,6 miliar (f.o.b). Impor minyak turun 11,% dari triwulan sebelumnya, baik karena turunnya impor minyak mentah (17,5%) maupun berkurangnya impor produk hasil kilang (8,4%). Penurunan impor minyak di tengah konsumsi BBM domestik yang masih terus meningkat ditengarai terkait dengan peningkatan produksi BBM solar kilang dalam negeri yang berasal dari pengalihan produksi kerosin seiring dengan program konversi minyak tanah ke LPG. Hal tersebut juga sejalan dengan upaya Pertamina memaksimalkan pasokan produksi kilang dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM. Optimalisasi kinerja kilang dilakukan dengan menjaga agar tidak terjadi shutdown dan mengatur jadwal impor untuk memperketat stok BBM premium dan solar sesuai target yg ditetapkan. 8
15 Rincian Tabel 1 Perkembangan Impor Minyak (f.o.b) Nilai (juta USD) Impor 9, , Minyak Mentah 2, , Produk Kilang 6, , Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah) 1) Nilai/Volume Tw. II* Volume (mbbl) Harga 1) ($/barel) 212 Nilai (juta USD) Tw. III** Volume (mbbl) Harga 1) ($/barel) Nilai ekspor gas Tw. III-212 turun 18,1% (q.t.q) dari USD4,8 miliar menjadi USD3,9 miliar. Penurunan ekspor gas disebabkan oleh turunnya ekspor LNG (24,%; q.t.q), LPG (19,9%; q.t.q), dan natural gas (4,4%; q.t.q). Penurunan ekspor LNG terutama akibat belum pulihnya produksi gas Blok Mahakam karena gangguan reservoir gas di Lapangan Tunu dan Peciko serta berlanjutnya shutdown Kilang Tangguh. Selain itu, berkurangnya ekspor LNG juga disebabkan oleh meningkatnya pasokan LNG untuk kebutuhan domestik yaitu untuk mengisi FSRU Muara Karang. Kebutuhan domestik gas diperkirakan akan terus meningkat mengingat kebijakan Pemerintah untuk mengkonversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG). Kebutuhan konsumsi gas domestik yang meningkat menyebabkan tambahan produksi gas yang belum tersalurkan ke ekspor direalokasi untuk kebutuhan dalam negeri. Tabel 11 Perkembangan Ekspor Gas Rincian 212 Tw. II** Tw. III** Nilai Nilai Vol 1) Harga 2) (juta USD) (juta USD) Vol 1) Harga 2) Ekspor 4,772 3,99 - LNG 3, , LPG , ,132 - Natural Gas 1, , ) Untuk LNG dan Natural Gas satuan juta mmbtu, LPG satuan ribu Metric Ton 2) Untuk LNG dan Natural Gas satuan USD/juta mmbtu, LPG satuan USD/ribu Metric Ton Sumber: BPMigas Negara tujuan utama ekspor gas Indonesia di antaranya adalah Jepang, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, dan China. Pertumbuhan ekspor terjadi pada ekspor ke Singapura, Malaysia, dan China. Neraca Perdagangan Jasa Pada Tw. III-212, neraca perdagangan jasa mencatat defisit USD2,4 miliar, lebih kecil dari defisit USD2,9 miliar periode sebelumnya. Menyusutnya defisit tersebut terutama karena penurunan defisit jasa transportasi dan kenaikan surplus jasa travel. Juta USD Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II* Tw.III** * 212 Transportasi Travel Jasa Lainnya Jasa, net * Angka Sementara Grafik 6 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa Berkurangnya defisit jasa transportasi terutama disebabkan oleh penurunan pembayaran freight impor seiring aktivitas impor yang menurun. 5, 1, 15, 2, 25, 3, 35, 4, 45, juta USD * Angka Sementara Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I* Tw. II* Tw. III** * 212 Impor C&F (LHS) Arus Keluar Jasa (RHS) Grafik 7 Pembayaran Jasa Freight JutaUSD 1, 1,5 2, 2,5 3, Sementara, peningkatan surplus jasa travel pada Tw. III-212 didorong oleh kenaikan inflow dari wisatawan mancanegara (wisman/inbound traveler) seiring pola pengeluaran wisman yang lebih tinggi di triwulan laporan. 5 9
16 Juta USD 2,5 2, 1,5 1, , -1,5-2, -2,5 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II*Tw.III** * 212 Arus Masuk Arus Keluar Travel, net * Angka Sementara Grafik 8 Neraca Jasa Travel Jumlah wisman selama Tw. III-212 tercatat sebanyak 2,3 juta orang, naik 2,2% dari triwulan sebelumnya (1,99 juta orang). Sementara secara nominal, penerimaan jasa perjalanan dari wisman tersebut tercatat sebesar USD2,1 miliar, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar USD1,8 miliar. Berdasarkan asal negara, wisatawan mancanegara dari Singapura (pangsa 13,34%), Australia (11,99%), dan Malaysia (11,61%) menjadi sumber utama penerimaan jasa travel Indonesia. Tujuan favorit wisman ke Indonesia masih terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali (pangsa 37,41%), diikuti Jakarta (26,66%) dan Batam (13,96%). Di sisi lain, jumlah wisatawan nasional (wisnas) yang bepergian ke luar negeri meningkat dari 1,89 juta orang pada Tw. II-212 menjadi 2,7 juta orang pada Tw. III-212 seiring libur lebaran dan dimulainya musim haji. Namun demikian, peningkatan tersebut disertai dengan pengeluaran jasa perjalanan yang sedikit lebih kecil (USD1,57 miliar) dibanding triwulan sebelumnya (USD1,61 miliar). Tujuan utama kunjungan wisnas adalah negara-negara kawasan Asia, yaitu Singapura dan Malaysia, serta Australia. Neraca Pendapatan Defisit neraca pendapatan pada Tw. III-212 tercatat sebesar USD6,7 miliar, lebih besar dari defisit USD6,5 miliar pada periode sebelumnya. Peningkatan defisit ini terutama karena meningkatnya imbal hasil investasi FDI nonmigas seiring dengan masih tingginya aliran masuk modal FDI. Juta USD -1, -2, -3, -4, -5, -6, -7, -8, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II* Tw.III** * 212 Income, net Inv. Income DI Income PI Income OI Income * Angka Sementara Grafik 9 Perkembangan Neraca Pendapatan Neraca Transfer Berjalan Neraca transfer berjalan pada Tw. III-212 mencatat surplus sebesar USD815 juta, turun dibanding surplus USD86 juta pada triwulan sebelumnya. Remitansi masih menjadi tulang punggung surplus transfer berjalan meski kontribusinya terhadap keseluruhan penerimaan transaksi berjalan cenderung menurun seiring adanya peningkatan jumlah tenaga kerja asing (TKA) yang didominasi jabatan berpenghasilan tinggi. Di sisi inflow, remitansi tenaga kerja Indonesia (TKI) relatif stabil karena kebijakan moratorium penempatan TKI di beberapa negara tujuan dapat diimbangi dengan struktur gaji yang lebih baik di negara penempatan TKI lainnya. Kebijakan moratorium TKI juga diikuti dengan perbaikan komposisi TKI formal. Juta USD Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II*Tw.III** * 212 Remitansi TKI Remitansi TKA Remitansi Tenaga Kerja, net * Angka Sementara Grafik 1 Perkembangan Remitansi Tenaga Kerja 1
17 Penempatan TKI pada Tw. III-212 sebesar 116 ribu orang, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mencapai 94 ribu orang. Penempatan di wilayah Asia Pasifik memegang porsi yang paling besar (69,55%), disusul oleh wilayah Timur Tengah dan Afrika (26,5%). Seiring dengan perkembangan penempatan tersebut, jumlah TKI pada akhir September 212 tercatat sebesar 3,971 juta orang, dengan komposisi terbesar di wilayah Asia Pasifik (63,54%) dan wilayah Timur Tengah dan Afrika (34,97%). Untuk wilayah Asia Pasifik, jumlah TKI masih terkonsentrasi di Malaysia (pangsa terhadap Asia Pasifik sebesar 75,56%), Hongkong (7,65%), Taiwan (6,57%), dan Singapura (5,91%). Sementara untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika didominasi oleh Arab Saudi (81,28%) dan Uni Emirat Arab (8,61%). Hongkong, 7.65 Singapore, 5.91 Brunei, 1.3 Jepang, 1.2 Korsel, 1.34 Macau,.67 Taiwan, 6.57 Lainnya,.27 tersebut disumbang oleh peningkatan arus masuk investasi langsung asing dan berkurangnya penempatan simpanan penduduk di luar negeri. Selain itu, investasi portofolio juga memberikan kontribusi positif dari meningkatnya aliran masuk modal asing pada instrumen berdenominasi rupiah. Masih derasnya aliran masuk dana asing pada pada triwulan laporan tersebut mencerminkan sentimen positif perekonomian global dan prospek ekonomi domestik yang tetap solid. Juta USD 14, 12, 1, 8, 6, 4, 2, -2, -4, -6, -8, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II* Tw.III** * 212 * Angka Sementara Investasi Langsung Investasi Lainnya Grafik 13 Transaksi Modal dan Finansial Investasi Portofolio Trs. Modal & Finansial Malaysia Hongkong Korsel Jepang Lainnya Singapore Taiwan Brunei Macau Sumber : BNP2TKI Grafik 11 Komposisi Jumlah TKI di Asia Pasifik UEA, 8.61 Kuwait,.9 Bahrain,.8 Oman, 1.23 Lainnya, 1.12 Qatar, 2.63 Yordania, 3.43 Arab Saudi Yordania Oman Bahrain UEA Qatar Kuwait Lainnya Sumber : BNP2TKI Grafik 12 Komposisi Jumlah TKI di Timur Tengah dan Afrika TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL Malaysia, Arab Saudi, Surplus transaksi modal dan finansial meningkat dari USD5,1 miliar pada Tw. II-212 menjadi USD6, miliar pada triwulan laporan. Kenaikan surplus Investasi Langsung Seiring dengan kinerja investasi pada Tw. III- 212 yang masih tumbuh kuat (1,2%), arus masuk investasi langsung asing ke Indonesia (PMA) meningkat signifikan menjadi USD5,5 miliar dari USD3,2 miliar di Tw. II-212. Peningkatan aliran masuk PMA tersebut terjadi baik di sektor nonmigas maupun migas. Sementara secara komponen, kenaikan arus masuk PMA disumbang oleh peningkatan aliran modal ekuitas, termasuk di dalamnya bagian laba yang ditanamkan kembali (reinvested earnings), maupun aliran modal lainnya berupa penarikan pinjaman dari pihak terafiliasi. Ditinjau dari sisi sektoral, sektor manufaktur, perdagangan, dan jasa lainnya termasuk properti merupakan kontributor utama arus masuk modal PMA selama Tw. III-212. Sementara, arus masuk modal PMA pada sektor pertambangan masih mengalami penurunan. 11
18 Juta USD 3, 2,5 2, 1,5 1, 5 Pertanian, Pertambangan Manufaktur Konstruksi Keuangan -5 Perikanan dan (termasuk Kehutanan asuransi) -1, -1,5 ** Angkasangat sementara Tw.I-12* Tw.II-12* Tw.III-12** Perdagangan Lain-lain (tmsk Jasa, Properti) Grafik 14 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi Berdasarkan negara asal investor, investasi dari kawasan ASEAN, Jepang, dan Eropa, menjadi kontributor utama peningkatan arus masuk PMA selama Tw. III-212. Pangsa investasi ketiga kontributor utama asal investasi tersebut mencapai 83,23% dari total investasi PMA pada periode laporan. Juta USD 2,75 2,5 2,25 2, 1,75 1,5 1,25 1, * angka sementara ** angka sangat sementara Tw.I-12* Tw.II-12* Tw.III-12** Jepang AS Eropa Emerging Market Asia (termasuk China) ASEAN Grafik 15 Perkembangan PMA menurut Negara Asal Lain-lain Perkembangan PMA yang positif tersebut sejalan dengan data realisasi PMA yang dipublikasikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 1. Data BKPM mencatat realisasi PMA pada Tw. III-212 sebesar Rp56,6 triliun (ekuivalen dengan USD6,3 1 Data realisasi PMA BKPM mencatat keseluruhan nilai proyek yang direalisasikan pada suatu periode dan tidak mencakup investasi di sektor migas, perbankan dan lembaga keuangan lainnya, serta industri rumah tangga. Sementara, data PMA yang tercatat di NPI mencakup hanya data aliran modal yang diterima perusahaan PMA dari investor langsungnya dan perusahaan dalam satu grup di luar negeri selama suatu periode dan meliputi investasi langsung di seluruh sektor ekonomi. miliar), meningkat 22,% dibanding periode yang sama di 211, atau meningkat,9% dibanding Tw. II Selama triwulan tersebut, realisasi investasi PMA menurut data BKPM tersebut terutama terkonsentrasi pada sektor industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi (17,6%); pertambangan (16,8%); dan transportasi, gudang dan telekomunikasi (12,8%). Sementara, Singapura merupakan negara asal investasi dengan nilai realisasi terbesar (USD1,5 miliar), diikuti oleh Inggris (USD,7 miliar), dan Jepang (USD,7 miliar). Meningkatnya arus masuk PMA pada triwulan laporan didukung oleh optimisme pelaku usaha yang masih kuat di tengah iklim usaha yang kondusif. Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia (SKDU BI) Tw. III-212 mengkonfirmasi bahwa kegiatan usaha pada triwulan laporan mengalami ekspansi dibanding triwulan sebelumnya dengan didukung oleh situasi bisnis yang masih tetap kondusif. Membaiknya iklim usaha di Indonesia tercermin dalam publikasi World Bank Doing Business 213 yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-128 terkait dengan kemudahan memulai usaha (prosedur, waktu, biaya, dan pembayaran kebutuhan modal minimal), membaik dua peringkat dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, berdasarkan UNCTAD World Investment Report 212, Indonesia termasuk dalam posisi lima besar negara tujuan FDI yang paling diminati dalam jangka menengah, berada di peringkat ke-4 (211: peringkat ke-6) menggantikan Brasil. Di sisi lain, investasi langsung Indonesia ke luar negeri meningkat sebesar USD2, miliar, setelah pada triwulan sebelumnya mencatat divestasi bersih sebesar USD542 juta. Naiknya aliran investasi langsung Indonesia ke luar negeri ini antara lain terkait dengan pembayaran kewajiban (intercompany loans) yang dilakukan induk perusahaan di Indonesia kepada anak perusahaannya di luar negeri. Dengan memperhitungkan aliran investasi langsung ke luar negeri tersebut, investasi langsung neto pada periode laporan mencatat surplus sebesar USD3,6 miliar, 12
19 sedikit lebih rendah dibandingkan surplus USD3,7 miliar pada Tw. II-212. Juta USD 6, 5, 4, 3, 2, 1, -1, -2, -3, -4, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw. II*Tw.III** * Investasi Penduduk ke LN Penanaman Modal Asing-PMA * angka sementara ** angka sangat sementara Investasi Langsung Grafik 16 Perkembangan Investasi Langsung Investasi Portofolio Arus masuk dana asing pada investasi portofolio selama Tw. III-212 masih deras meski sedikit lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya, yaitu sebesar USD3,9 miliar. Dana asing tersebut terutama mengalir pada instrumen berdenominasi rupiah berupa pembelian obligasi pemerintah dan saham perusahaan. Kondisi ini antara lain didorong oleh adanya kebijakan stimulus dari beberapa negara maju, seperti AS, Jepang, dan Eropa pada akhir triwulan laporan yang mampu memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar. Juta USD 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, -1, -2, -3, -4, -5, * angka sementara ** angka sangat sementara Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw. II* Tw.III** * 212 Investasi Portofolio, aset Investasi Portofolio, kewajiban Investasi Portofolio, neto Grafik 17 Perkembangan Investasi Portofolio Pada triwulan laporan, investasi asing pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi rupiah, khususnya SUN meningkat dan mencatat neto beli sebesar USD1,8 juta. Aksi beli investor asing tersebut terjadi seiring dengan fundamental ekonomi domestik yang membaik dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang stabil serta imbal hasil yang cukup menarik dibandingkan dengan imbal hasil di negara kawasan. Sejalan dengan itu, porsi kepemilikan asing atas SUN bertambah dari 3,1% per Juni 212 menjadi 31,7% pada akhir September 212. Miliar USD Grafik 18 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing Di sisi lain, sejumlah sentimen positif baik eksternal maupun domestik berdampak positif pada besarnya minat investor asing di pasar saham domestik. Investasi asing pada instrumen saham domestik pada triwulan laporan mencatat net beli sebesar USD1,5 miliar dibandingkan dengan net jual sebesar USD,9 miliar pada triwulan sebelumnya. Juta USD 1, , J P M A M J J A S O N D J P M A M J J A S O N D J F M A M J J A S Sumber : BEI Kepemilikan SUN oleh Asing Kepemilikan SBI oleh Asing J P M A M J J A S O N D J P M A M J J A S O N D J P M A M J J A S Neto Asing IHSG (RHS) Grafik 19 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 4,3 3,8 3,3 2,8 2,3 1,8 1,3 Dinamisnya transaksi asing di bursa saham selama Tw. III-212 terefleksikan dalam pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek IHSG 8 13
20 Indonesia yang pada akhir periode laporan tercatat sebesar 4.187,22 meningkat signifikan daripada penutupan akhir Tw. II-212 sebesar 3.955, = Indonesia Filipina Thailand Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Sumber: CEIC (diolah) Malaysia Singapura Grafik 2 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN Ditinjau dari sisi sektoral, kinerja indeks secara umum masih mengalami pertumbuhan yang positif. Pada Tw. III-212, sektor infrastruktur, properti dan real estate, serta perdagangan dan jasa mengalami pertumbuhan indeks masing-masing sebesar 12,96%, 12,66%, dan 1,34%. Selama Tw. III-212, aktivitas pasar saham juga diwarnai oleh 9 (sembilan) emiten yang melakukan penawaran saham baru (Initial Public Offering-IPO), dengan total penawaran saham emiten tersebut mencapai Rp37,28 miliar (ekuivalen dengan USD3,89 juta). Selain itu terdapat satu emiten, PT Sekar Bumi, Tbk. yang melakukan pencatatan sahamnya kembali (relisting). Di sisi aset, investasi sektor swasta pada instrumen portofolio asing berkurang sebesar USD68 juta dibandingkan dengan kenaikan investasi sebesar USD74 juta pada triwulan. Dengan perkembangan tersebut, investasi portofolio sektor swasta mencatat arus masuk bersih sebesar USD2,1 miliar. Sementara itu, investasi portofolio sektor publik pada triwulan yang sama mencatat arus masuk neto sebesar sebesar USD1,8 miliar. Dengan demikian, secara keseluruhan investasi portofolio pada triwulan laporan mencatat arus masuk neto sebesar USD3,8 miliar. Juta USD 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, -1, -2, -3, -4, -5, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw. II* Tw.III** * 212 Inv. Portofolio sektor Publik Inv. Portofolio sektor Swasta * angka sementara ** angka sangat sementara Inv. Portofolio, neto Grafik 21 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi Investasi Lainnya Transaksi investasi lainnya pada Tw. III-212 mencatat penurunan defisit dari USD2,7 miliar pada periode sebelumnya menjadi USD1,5 miliar. Penurunan defisit tersebut terutama didorong oleh menurunnya penempatan simpanan sektor swasta di perbankan luar negeri dan pembayaran pinjaman luar negeri pemerintah yang lebih rendah. Juta USD 5, 4, 3, 2, 1, -1, -2, -3, -4, -5, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II* Tw.III** * 212 Investasi lainnya, aset Investasi lainnya, kewajiban Investasi lainnya, neto Grafik 22 Perkembangan Investasi Lainnya 14
21 Pada sisi aset, investasi lainnya sektor swasta mencatat defisit (arus keluar neto) sebesar USD1, miliar, lebih rendah dibanding defisit pada periode sebelumnya sebesar USD3, miliar. Penempatan simpanan sektor swasta di perbankan luar negeri yang turun menjadi USD,2 miliar dari USD1,7 miliar pada Tw. II-212 menjadi faktor utama penyebab penurunan defisit tersebut. Juta USD 5, 4, 3, 2, 1, -1, -2, -3, -4, -5, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II* Tw.III** * 212 Pinjaman Uang & simpanan Aset lainnya Investasi lainnya sektor swasta, aset Grafik 23 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta Sementara itu, sisi kewajiban transaksi lainnya di sektor swasta mencatat defisit (arus keluar neto) sebesar USD,2 miliar, berkebalikan dengan periode sebelumnya yang mencatat surplus (arus masuk neto) sebesar USD1,9 miliar. Defisit pada triwulan laporan terutama disebabkan oleh net pembayaran pinjaman luar negeri sektor swasta sebesar USD,1 miliar dibanding periode sebelumnya yang mencatat net penarikan sebesar USD1,2 miliar. Juta USD 3,5 3, 2,5 2, 1,5 1, , -1,5 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II* Tw.III** * 212 Utang dagang Uang & simpanan Pinjaman, neto Inv. lainnya, kewajiban Grafik 24 Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta Transaksi lainnya di sisi kewajiban untuk sektor publik pada periode laporan mencatat penurunan defisit dari USD1,6 miliar pada periode sebelumnya menjadi USD,3 miliar. Penurunan defisit tersebut terutama diakibatkan oleh menurunnya pembayaran pinjaman luar negeri pemerintah dari USD1,8 miliar pada periode sebelumnya menjadi USD,9 miliar. Penurunan tersebut sesuai dengan pola historisnya yang cenderung akan meningkat pada triwulan II dan IV setiap tahunnya. Juta USD 3, 2,5 2, 1,5 1, , -1,5-2, -2,5-3, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II* Tw.III** * 212 ** Angka sangata sementara Penarikan Pembayaran Neto Grafik 25 Perkembangan PLN Sektor Publik 15
22 16 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
23 INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL Sejalan dengan kinerja NPI yang membaik, beberapa indikator kerentanan eksternal Indonesia mengalami perbaikan. Penurunan ekspor barang dan jasa yang yang disertai dengan penurunan impor menyebabkan kontribusi sektor eksternal terhadap pembentukan PDB meningkat kembali (tercermin dari menurunnya rasio net ekspor barang dan jasa terhadap PDB). Meski demikian, penurunan ekspor barang dan jasa yang disertai dengan penurunan impor barang dan jasa menyebabkan derajat keterbukaan perekonomian Indonesia (tercermin dari Dari sisi finansial, posisi cadangan devisa yang meningkat seiring surplus pada transaksi modal & finansial serta bertambah besarnya PDB mengakibatkan beberapa rasio ULN cenderung membaik. Sementara itu, debt service ratio (rasio beban pembayaran utang terhadap penerimaan transaksi berjalan) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya akibat meningkatnya pembayaran cicilan pokok utang luar negeri sektor korporasi di tengah penurunan ekspor. rasio ekspor ditambah impor terhadap PDB) menurun. Tabel 12 Indikator Sustainabilitas Eksternal INDIKATOR * 212 Total Total Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total Tw. I* Tw. II** Tw. III** Transaksi Berjalan/PDB (%) 1) Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) Debt Service Ratio (DSR) (%) 2) Posisi ULN Total/PDB (%) 3) Posisi ULN Jangka Pendek/PDB (%) 3) Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) Posisi ULN Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%) Memorandum: PDB Harga Berlaku (kuartalan, juta USD) 544,35 714, , , ,77 215,8 853, ,31 22, ,73 PDB Harga Berlaku (annualized, juta USD) 934,768 1,377,656 86,94 1,37,999 1,36,21 1,342,557 1,492,23 873,693 1,515,75 1,57,929 Ekspor Barang & Jasa (juta USD) 132,81 174,84 5,383 56,337 57,765 56, ,478 54,186 53,36 51,56 Impor Barang & Jasa (juta USD) -111,61-153,536-42,941-5,248-5,627-53, ,327-52,451-55,381-5,466 Debt Service Payments (juta USD) -29,939-36,545-9,719-12,872-11,947-15,612-5,15-17,226-19,46-18,611 - Pemerintah -8,519-7,235-1,97-2,36-1,177-2,387-7,21-1,187-2,359-1,117 - Swasta (termasuk BUMN) -21,42-29,31-8,623-1,512-1,77-13,224-43,129-16,39-16,687-17,494 Posisi ULN Total (juta USD) 216, ,54 223, , , , , , , ,91 Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) 49,245 47,553 46,111 45,522 46,755 47,331 47,6 45,726 48,394 48,91 Posisi Cadangan Devisa (juta USD) 66,15 96,27 15,79 119, ,53 11,123 11,123 11,493 16,52 11,172 Keterangan: 1) Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan 2) Debt Service Payments dibagi penerimaan transaksi berjalan 3) Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triwulan ke belakang) 17
24 18 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
25 PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA 212 Pada triwulan terakhir 212, kecenderungan penurunan defisit transaksi berjalan diperkirakan berlanjut. Ekspor diperkirakan akan meningkat melampaui kenaikan impor. Prakiraan ini didasarkan pada ekspektasi pemulihan kondisi perekonomian global dan harga komoditas ekspor terutama nonmigas akan kembali membaik pada akhir tahun 212. Selain itu, surplus transaksi modal dan finansial juga akan lebih tinggi, terutama yang bersumber dari investasi langsung dan penarikan utang luar negeri. Dengan demikian secara keseluruhan surplus Neraca Pembayaran Indonesia akan tetap surplus. Ekspor diperkirakan akan membaik sejalan dengan stabilnya pertumbuhan volume perdagangan dunia (world trade volume/wtv) dan seiring dengan membaiknya prospek konsumsi rumah tangga di Amerika Serikat dan Jepang serta pertumbuhan ekonomi China dan India. Selain itu, harga komoditas ekspor (IHEx) juga diperkirakan mengalami rebound, sehingga dapat turut meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke depan. %, y.o.y Q Q Q3 Q Q1 Q Grafik 26 Volume Perdagangan Dunia dan IHEx Q3 Q4 Q1** Q2*** * 212 Q3*** IHKEI WTV 6.7 Q4*** Di sisi lain, kegiatan investasi dan impor barang modal yang dalam beberapa waktu terakhir tumbuh pesat diharapkan akan meningkatkan kapasitas perekonomian domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor di masa mendatang. Selain itu, penyesuaian terhadap impor bahan baku sejalan dengan menurunnya ekspor akan mengurangi tekanan defisit transaksi berjalan. %, y.o.y Tw. I Tw. II Tw. III China Tw. IV India Tw. I Tw. II Tw. III Sumber: Consensus Forecast Grafik 27 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China dan India Pada triwulan akhir 212, transaksi modal dan finansial diperkirakan akan tetap mengalami surplus, terutama didukung oleh arus masuk PMA dan utang luar negeri swasta seiring dengan permintaan investasi di dalam negeri yang tetap kuat. Sementara itu, penerbitan surat berharga Pemerintah dan swasta dalam valuta asing juga diperkirakan akan meningkatkan arus masuk dana asing pada instrumen portofolio. Dengan demikian, secara keseluruhan surplus dari transaksi modal dan finansial tersebut diperkirakan masih akan dapat menutupi defisit transaksi berjalan. Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV 19
26 2 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
27 Boks Perubahan dari Publikasi Triwulan II-212 Dalam publikasi triwulan III-212 ini terdapat beberapa perubahan terhadap data yang telah dirilis sebelumnya pada publikasi triwulan II-212. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya pengkinian data dari beberapa sumber data dengan rincian sebagai berikut: Tabel Perbandingan Statistik Neraca Pembayaran Indonesia Rilis 1 Agustus 212 dengan Rilis 9 November 212 Transaksi Barang perubahan data transaksi barang sepanjang 211 terkait adanya update data impor nonmigas nonpabean. Perubahan pada data Tw. I 12 karena adanya adanya data realisasi impor minyak non-pabean. Sementara perubahan data Tw. II 12 terkait dengan adanya realisasi data open file ekspor dan impor pabean dan update data ekspor impor nonpabean. Transaksi Jasa perubahan data transaksi jasa sepanjang 211 terkait pengkinian data pembayaran jasa transportasi. Sementara perubahan data Tw. II 12 disebabkan oleh adanya pengkinian data seluruh komponen transaksi jasa. Transaksi Pendapatan perubahan data transaksi pendapatan pada Tw. IV 11 dan Tw. II 12 terkait dengan pengkinian data pembayaran bunga. Transaksi Transfer Berjalan perubahan data Tw. I 12 karena adanya realisasi data hibah Pemerintah. Sementara perubahan data Tw. II 12 selain karena adanya realisasi data hibah juga karena koreksi data remintansi TKI sejak April 212. Transaksi Investasi Langsung - perubahan datatw. I 12 terkait dengan adanya pengkinian data investasi langsung ke luar negeri. Sementara perubahan data Tw. II 12 terjadi akibat perubahan data investasi langsung ke luar negeri maupun investasi langsung di Indonesia. Transaksi Investasi Portofolio perubahan data Tw. IV 11 dan dua triwulan awal 212 terkait dengan pengkinian data transaksi kewajiban surat utang. Transaksi Investasi Lainnya perubahan data Tw. IV 11 terkait dengan pengkinian data pinjaman luar negeri sektor korporasi. Sementara perubahan data Tw. II 12 terkait dengan pengkinian data utang dagang dan pinjaman luar negeri swasta serta pengkinian data piutang dagang. 21
T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2017
Agustus Mei 2013 2017 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I 2017 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin
Lebih terperinciT0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2016
Agustus Agustus 20132016 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II 2016 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara
Lebih terperinciT0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2016
Agustus Mei 2013 2016 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I 2016 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin
Lebih terperinciRealisasi Triwulan I-2015
Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I-2015 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciAgustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016
Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Triwulan IV 2016 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciAgustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016
Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Triwulan IV 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Februari 213 Kan? kang LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan IV-212 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciT0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2018
Agustus Mei 2013 2018 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I 2018 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin
Lebih terperinciT0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2017
Agustus Agustus 20132017 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II 2017 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara
Lebih terperinciRealisasi Triwulan III 2017
Agustus November 20132017 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III 2017 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara
Lebih terperinciAlamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H.
Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 135 Telepon : (21) 3818328 Faksimili
Lebih terperinciS e p t e m b e r
September 2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon
Lebih terperinciS e p t e m b e r
September 2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Agustus 2013 0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III-2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin
Lebih terperinciAlamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.
September 2014-1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
November 2011 kang LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III-2011 1 Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciS e p t e m b e r
September 2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Agustus 2013 0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan IV-2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Agustus 2111 kang LAPORAN NERACAA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II-211 1 Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciAlamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H.
Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 135 Telepon : (21) 3818328 Faksimili
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Edisi Publikasi Februari 2011 kang LAPORAN NERACAA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Tw. IV-2010 1 Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Mei 211 kang LAPORAN NERACAA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Tw. I-211 1 Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014
BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun
Lebih terperinciTINJAUAN KEBIJAKAN MONETER
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0
Lebih terperinciBAB 3 Neraca Pembayaran Indonesia
BAB 3 Neraca Pembayaran Indonesia Neraca Pembayaran Indonesia 217 menunjukkan kinerja positif, didorong pemulihan ekonomi global dan perbaikan keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek ekonomi domestik.
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciLAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh
Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode
Lebih terperinciTabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan
Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan I. Transaksi Berjalan I. Transaksi Berjalan A. Barang 1) A. Barang 1) - Ekspor - Ekspor 1. Nonmigas 1. Barang Dagangan Umum a. Ekspor - Ekspor b. Impor 2.
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2016 No. 51/09/32/Th.XVIII, 01 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2016 MENCAPAI USD 1,56
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2016 No. 42/08/32/Th.XVIII, 01 Agustus 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2016 MENCAPAI USD 2,48
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2017 No. 38/07/32/Th.XIX, 3 Juli 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2017 MENCAPAI USD 2,45 MILYAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk menunjukan kuat atau lemahnya fundamental perekonomian suatu negara. Selain itu,
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT MARET 2017
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 25/05/32/Th.XIX, 02 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2017 MENCAPAI USD 2,49 MILYAR
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 43/08/32/Th.XIX, 01 Agustus 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2017 MENCAPAI USD 1,95 MILYAR
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 No. 20/04/32/Th XIX, 3 April 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI 2017 MENCAPAI USD 2,21
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No. 66/11/Th.XIV, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$17,82 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$17,82
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 No. 60/11/32/Th.XVIII, 1 November 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER 2016 MENCAPAI
Lebih terperinciRealisasi 2007 Proyeksi 2008 Februari 2008
LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi 27 Proyeksi 28 Februari 28 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA REALISASI 27 PROYEKSI 28 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 2 Realisasi 27 dan Proyeksi 28 DAFTAR
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001
REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR
Lebih terperinciMEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Prospek Ekspor
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT APRIL 2017 No. 34/06/32/Th.XIX, 2 Juni 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2017 MENCAPAI USD 2,24 MILYAR
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciEkspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan
Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat Kementerian Perdagangan 5 Agustus 2014 1 Neraca perdagangan non migas bulan Juni 2014 masih surplus Neraca perdagangan Juni 2014 mengalami defisit USD 305,1 juta, dipicu
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT MARET 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi
Lebih terperinciKondisi Perekonomian Indonesia
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan
Lebih terperinciNeraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan
Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M Kementerian Perdagangan 17 Oktober 2015 1 Neraca perdagangan Oktober 2015 kembali surplus Neraca
Lebih terperinciKinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009
BADAN PUSAT STATISTIK No. 72/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$11,88 miliar atau mengalami peningkatan sebesar
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*
TABEL 1 RINGKASAN 2014 2015 Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2 Q3 I. Transaksi Berjalan -4,926-9,592-7,040-5,958-27,516-4,178-4,250-4,011 A. Barang 1) 3,350-375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,130 4,054 - Ekspor 43,937
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN
TABEL 1 INGKASAN I. Transaksi Berjalan -3,192-8,149-5,265-7,812-24,418-6,009-10,133-8,634-4,314-29,090-4,191 A. Barang 1 3,810 818 3,190 801 8,618 1,628-517 145 4,760 6,016 3,545 - Ekspor 48,353 47,538
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)
TABEL 1 INGKASAN UAIAN I. Transaksi Berjalan -3,192-8,149-5,265-7,812-24,418-5,905-9,998-8,529-4,018-28,450 A. Barang 1 3,810 818 3,190 801 8,618 1,628-517 145 4,894 6,149 - Ekspor 48,353 47,538 45,549
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010
KEMENTERIAN PERDAGANGAN KINERJA Periode: MARET 21 Jakarta, Mei 21 1 Neraca Perdagangan Indonesia Kondisi perdagangan Indonesia semakin menguat setelah mengalami kontraksi di tahun 29. Selama Triwulan I
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008
BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96
Lebih terperinciAsesmen Pertumbuhan Ekonomi
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)
TABEL 1 RINGKASAN 2013 2014 I. Transaksi Berjalan -6,007-10,126-8,640-4,342-29,115-4,149-8,939-6,963-6,181-26,233 A. Barang 1) 1,602-556 85 4,703 5,833 3,350-375 1,560 2,368 6,902 - Ekspor 44,945 45,244
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*
TABEL 1 RINGKASAN 2014 2015 I. Transaksi Berjalan -4,927-9,585-7,035-5,953-27,499-4,159-4,296-4,190-5,115-17,761 A. Barang 1) 3,350-375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,125 4,141 1,953 13,281 - Ekspor 43,937
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)
TABEL 1 INGKASAN I. Transaksi Berjalan -3,164-8,176-5,264-7,827-24,431-5,819-9,848 A. Barang 1 3,810 818 3,190 801 8,618 1,602-601 - Ekspor 48,353 47,538 45,549 47,056 188,496 45,231 45,670 - Impor -44,543-46,720-42,360-46,255-179,878-43,629-46,272
Lebih terperinci2. Perkembangan Makroekonomi Terkini
2. Perkembangan Makroekonomi Terkini Penguatan pertumbuhan ekonomi diprakirakan berlanjut pada triwulan II-2007. Setelah mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi pada triwulan I-2007, PDB diprakirakan tumbuh
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada
Lebih terperinciLAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A
LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT APRIL 2016 No.32/06/32/Th.XVIII, 01 Juni 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2016 MENCAPAI US$ 2,10 MILYAR
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinci1 3 5 1 1 2 2 miliar USD 7 6 5 4 3 2 1 miliar USD -44-39 -34-29 -24-19 Tw.I** Tw.II** -14 21 211 212 213** 214 Aset Kewajiban Net PIII (RHS) **) angka sangat sementara 3 miliar USD 3 25 2 15 1 5 Tw.I**
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciEkspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Ekspor Nonmigas 21 Mencapai Rekor Tertinggi Jakarta,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2017 MENCAPAI USD 2,30 MILYAR No. 16/03/32/Th.XIX, 01 Maret
Lebih terperinciEkspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia
SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021 3858216, 23528400. Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Indonesia
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT JULI 2017
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 050/09/32/Th.XIX, 4 September 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2017 MENCAPAI USD 2,59
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan
Lebih terperinciKinerja CARLISYA PRO SAFE
29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield
Lebih terperinciSIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Nonmigas
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinciEkonomi, Moneter dan Keuangan
Ekonomi, Moneter dan Keuangan T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 0 I. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2014 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t er 1 T i n j a u a n K e b i j a k
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO
PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK
Lebih terperinciSIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Kinerja Ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014
No. 19/05/36/Th.VIII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2014 NAIK 0,99 PERSEN MENJADI US$802,39 JUTA Nilai ekspor Banten pada Maret 2014 naik
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 212 sebesar 5,21% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9% (yoy), namun masih lebih
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No.40/07/Th.XIV, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$18,33 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$18,33 miliar atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA
Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014
No. 36/08/36/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2014 NAIK 2,68 PERSEN MENJADI US$904,57 JUTA Nilai ekspor Banten pada 2014 naik 2,68
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.
Lebih terperinciRingsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik
B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014
No. 26/06/36/Th. VIII, 2 Juni 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2014 NAIK 8,46 PERSEN MENJADI US$870,12JUTA Nilai ekspor Banten pada 2014 naik 8,46
Lebih terperinci