LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
|
|
- Hartanti Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Agustus 2111 kang LAPORAN NERACAA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II-211 1
2 Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M. H. Thamrin No. 2 Jakarta 135 Telepon : (21) Faksimili : (21) BNP@bi.go.id Website : 2
3 Agustus 211 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II-211 3
4 4 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
5 DAFTAR ISI RINGKASAN PERKEMBANGAN NPI TW. II-211 SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 1 3 TRANSAKSI BERJALAN 5 1. Neraca Perdagangan Barang Ekspor Barang Impor Barang Neraca Perdagangan Jasa Neraca Pendapatan Neraca Transfer Berjalan 18 TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL Investasi Langsung Investasi Portofolio Investasi Lainnya 25 CADANGAN DEVISA 29 INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL 31 BOKS: Profil Perdagangan Indonesia India 33 5
6 DAFTAR TABEL Hal Hal Tabel 1 Tabel 2 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi Neraca Perdagangan Barang menurut Pengelompokan BPM5 4 Tabel 14 Impor (f.o.b) menurut Kelompok Barang 13 6 Tabel 15 Impor Nonmigas menurut Negara Asal Utama 13 Tabel 3 Pertumbuhan Ekspor Barang per Sektor 7 Tabel 16 Impor 1 Komoditas Utama Nonmigas menurut Kategori Ekonomi 13 Tabel 4 Perkembangan Ekspor Barang menurut Negara Tujuan Utama 7 Tabel 17 Impor Bahan Penolong untuk Industri menurut Negara Asal Utama 14 Tabel 5 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama 7 Tabel 18 Impor Barang Modal kecuali Alat Angkutan menurut Negara Asal Utama Tabel 6 Ekspor Batubara menurut Negara Tujuan Utama 8 Tabel 19 Impor Suku Cadang & Aksesori untuk Barang modal menurut Negara Asal Utama Tabel 7 Ekspor Minyak Sawit menurut Negara Tujuan Utama 9 Tabel 2 Impor Bahan Baku Industri menurut Negara Asal Utama 15 Tabel 8 Ekspor Produk Karet menurut Negara Tujuan Utama 1 Tabel 21 Impor Makanan & Minuman Primer untuk Industri Menurut Negara Asal Utama 15 Tabel 9 Ekspor Produk TPT menurut Negara Tujuan Utama 1 Tabel 22 Perkembangan Impor Minyak 16 Tabel 1 Tabel 11 Ekspor Produk Logam menurut Negara Tujuan Utama Ekspor Peralatan Listrik menurut Negara Tujuan Utama 11 Tabel 23 Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia Tabel 24 Perkembangan Sovereign Rating Indonesia 23 Tabel 12 Perkembangan Ekspor Minyak 11 Tabel 25 Indikator Sustainabilitas Eksternal 31 Tabel 13 Perkembangan Ekspor Gas 12 6
7 DAFTAR GRAFIK Hal Hal Grafik 1 Transaksi Berjalan 5 Grafik 17 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi 21 Grafik 2 Neraca Perdagangan Nonmigas 5 Grafik 18 Perkembangan PMA menurut Negara Asal 22 Grafik 3 Neraca Perdagangan Migas 6 Grafik 19 Perkembangan Investasi Portofolio 22 Grafik 4 Perkembangan Harga Batubara Dunia 8 Grafik 2 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing Grafik 5 Perkembangan Harga Minyak Sawit Dunia 9 Grafik 21 Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes Grafik 6 Perkembangan Harga Karet Dunia 9 Grafik 22 Perkembangan SBI Rate 24 Grafik 7 Perkembangan Harga Minyak Dunia 12 Grafik 23 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 24 Grafik 8 Perkembangan Konsumsi BBM 16 Grafik 24 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN 24 Grafik 9 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa 17 Grafik 25 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi 25 Grafik 1 Perkembangan Jasa Perjalanan 18 Grafik 26 Perkembangan Investasi Lainnya 25 Grafik 11 Perkembangan Neraca Pendapatan 18 Grafik 27 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta 25 Grafik 12 Perkembangan Remitansi Tenaga Kerja 19 Grafik 28 Perkembangan Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya 26 Grafik 13 Komposisi Jumlah TKI di Asia Pasifik 19 Grafik 29 Perkembangan PLN Sektor Publik 26 Grafik 14 Komposisi Jumlah TKI di Timur Tengah dan Afrika 19 Grafik 3 Perkembangan PLN Sektor Swasta 27 Grafik 15 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial 21 Grafik 31 Perkembangan Cadangan Devisa 29 Grafik 16 Perkembangan Investasi Langsung 21 7
8 8 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
9 RINGKASAN Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II-211 mencapai USD11,9 miliar, meningkat cukup tajam dibandingkan USD7,7 miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan surplus transaksi modal dan finansial yang melampaui penurunan surplus transaksi berjalan. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir Juni 211 meningkat menjadi USD119,7 miliar atau setara dengan 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Transaksi berjalan mencatat surplus sebesar USD,2 miliar, ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas dan ekspor gas. Namun, surplus tersebut menyusut dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai USD2,1 miliar akibat meningkatnya defisit pada neraca perdagangan minyak, neraca jasa, dan neraca pendapatan. Kenaikan defisit pada ketiga neraca ini terutama disebabkan oleh meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang memicu kenaikan impor minyak, bertambah banyaknya penduduk Indonesia yang bepergian ke luar negeri, dan besarnya pembayaran imbal hasil kepada investor asing sejalan dengan kenaikan arus masuk investasi asing. Penurunan kinerja transaksi berjalan tersebut dapat diimbangi oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat signifikan menjadi sebesar USD12,5 miliar dari USD6,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Arus masuk investasi langsung ke Indonesia (PMA) terus meningkat sejalan dengan iklim investasi yang semakin kondusif. Arus masuk investasi portofolio juga meningkat didorong oleh masih tingginya ekses likuiditas di pasar keuangan global dan tetap menariknya imbal hasil investasi di dalam negeri. Selain itu, peningkatan kebutuhan pembiayaan di dalam negeri mendorong sektor swasta untuk menarik utang maupun simpanan dari luar negeri sehingga investasi lainnya mencatat surplus. 1
10 2 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
11 PERKEMBANGAN NPI TW. II-211 SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Tw. II-211 mencatat surplus USD11,9 miliar, terutama didorong oleh lonjakan surplus transaksi modal dan finansial yang mencapai USD12,5 miliar, meningkat signifikan dibanding USD6,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Seluruh komponen transaksi modal dan finansial mengalami surplus. Sumber terbesar berasal dari derasnya aliran masuk modal asing ke dalam instrumen saham dan surat utang baik pemerintah maupun swasta, diikuti oleh penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta dan penarikan simpanan swasta dari perbankan di luar negeri. Selain itu, aliran masuk PMA dan simpanan bukan penduduk pada perbankan domestik juga mengalami peningkatan. Di sisi lain, transaksi berjalan mencatat surplus sebesar USD,2 miliar, ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas dan ekspor gas. Namun, surplus transaksi berjalan tersebut menyusut dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai USD2,1 miliar akibat meningkatnya tekanan defisit neraca perdagangan minyak, neraca jasa, dan neraca pendapatan. Sejalan dengan perkembangan NPI dimaksud, jumlah cadangan devisa pada akhir periode laporan bertambah menjadi sebesar USD119,7 miliar. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia selama Tw. II-211, antara lain: Volume perdagangan dunia dan harga komoditas internasional yang tinggi mendorong kinerja ekspor di triwulan laporan; Pertumbuhan ekonomi Tw. II-211 cukup tinggi mencapai 6,5%, didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 4,6% dan 9,2%. Perkembangan permintaan domestik ini, ditambah dengan berlanjutnya penguatan nilai tukar rupiah, mendorong akselerasi pertumbuhan impor nonmigas; Penghentian produksi secara tidak terduga (unplanned shutdown) dan penurunan kinerja sumur secara alamiah menyebabkan produksi minyak nasional turun dari,98 juta barel per hari (bph) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar,92 juta bph pada Tw. II-211. Penurunan produksi minyak yang terjadi di tengah konsumsi BBM yang relatif tinggi menyebabkan kebutuhan impor minyak meningkat. Kenaikan volume impor minyak, disertai oleh harga minyak di pasar internasional yang juga terus naik, memberikan andil terhadap kenaikan defisit neraca perdagangan minyak; Kombinasi faktor penarik dari dalam negeri (pull factors) dan faktor pendorong dari luar negeri (push factors) mendorong derasnya arus masuk modal asing ke instrumen rupiah, terutama SUN dan saham. Faktor-faktor domestik tampak pada fundamental ekonomi yang kondusif, imbal hasil yang relatif tinggi dengan pergerakan indikator risiko yang relatif stabil, dan ekspektasi currency gain di kalangan investor. Faktor-faktor eksternal tercermin pada ketidakpastian dan lambannya proses pemulihan krisis utang di beberapa negara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat yang terjadi di tengah masih tingginya ekses likuiditas global. Hal ini juga berimplikasi pada penguatan lebih lanjut nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari rata-rata Rp8.899/USD pada Tw. I-211 menjadi rata-rata Rp8.59/USD pada Tw. II
12 Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi KOMPONEN SATUAN 29 21* 211 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total Tw. I* Tw. II** INDIKATOR EKONOMI DUNIA Pertumbuhan Ekonomi - Amerika Serikat % (y.o.y) Jepang % (y.o.y) Uni Eropa % (y.o.y) p - Singapura % (y.o.y) China % (y.o.y) Harga Komoditas Dunia ¹) - Minyak Mentah (OPEC) USD/barel Batubara USD/metric ton Tembaga USD/metric ton 5, , ,27.4 7, , , , , CPO USD/ton , ,251. 1, Karet cent USD/kg Suku Bunga Internasional ¹) - Amerika Serikat % Jepang % Uni Eropa % Singapura % China % Inflasi ²) - Amerika Serikat % (y.o.y) Jepang % (y.o.y) Uni Eropa % (y.o.y) Singapura % (y.o.y) China % (y.o.y) INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK PDB % (y.o.y) Inflasi IHK ²) % (y.o.y) Nilai Tukar ¹) (Rp/USD) 1,395 9,263 9,118 9,1 8,963 9,84 8,899 8,59 Harga Minyak Indonesia USD/barel Produksi Minyak juta barel per hari Konsumsi BBM juta barel Ekspor Gas (LNG) juta mmbtu 1, , Harga Rata-Rata Ekspor Gas (LNG) USD/mmbtu BI Rate 1) % NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - Transaksi Berjalan juta USD 1,628 1,936 1,49 1,25 1,93 5,643 2, Transaksi Modal dan Finansial juta USD 4,852 5,59 3,697 7,365 9,55 26,21 6,436 12,518 - Total juta USD 15,481 7,526 5,16 8,57 1,642 31,844 8,525 12,75 - Net Errors and Omissions juta USD -2, , , Overall Balance juta USD 12,56 6,621 5,421 6,955 11,289 3,285 7,666 11,876 - Cadangan Devisa 2) juta USD 66,15 71,823 76,321 86,551 96,27 96,27 15,79 119,655 Sumber: Bank Indonesia, CEIC, IMF, World Bank, dan berbagai sumber lain ¹) dihitung secara rata-rata bulanan ²) posisi akhir bulan pada periode bersangkutan * Angka sementara (khusus data Neraca Pembayaran Indonesia) (khusus data Neraca Pembayaran Indonesia) p (estimasi consensus forecast) 4
13 TRANSAKSI BERJALAN Transaksi berjalan pada Tw. II-211 mencatat surplus sebesar USD,2 miliar didukung kinerja positif neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan gas, dan transfer berjalan. Namun demikian, surplus tersebut lebih rendah dari surplus USD2,1 miliar pada triwulan sebelumnya akibat melebarnya defisit neraca perdagangan minyak, neraca jasa-jasa, dan neraca pendapatan. Juta USD 12, 1, 8, 6, 4, 2, -2, -4, -6, -8, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II** * Angka Sementara 29 21* 211 Jasa Pendapatan Nrc. Perdagangan Grafik1 Transaksi Berjalan 1. Neraca Perdagangan Barang Surplus neraca perdagangan barang pada Tw. II- 211 mencapai USD9,7 miliar, meningkat dibanding triwulan sebelumnya sebesar USD8,7 miliar akibat ekspor yang tumbuh lebih tinggi (37,4%, y.o.y) daripada pertumbuhan impor (36,4%, y.o.y). Perbaikan neraca perdagangan barang ditopang oleh kuatnya kinerja neraca perdagangan barang nonmigas dan neraca gas yang melampaui kenaikan defisit neraca minyak. Neraca perdagangan nonmigas pada Tw. II- 211 mencatat surplus USD1,6 miliar, lebih tinggi dari surplus USD8,6 miliar pada periode sebelumnya. Surplus tersebut terjadi karena ekspor nonmigas tumbuh (13,2%, q.t.q) lebih tinggi daripada impor nonmigas (1,1%, q.t.q). Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (y.o.y), ekspor nonmigas juga tumbuh lebih tinggi dibanding impor nonmigas, masing-masing sebesar 38,6% dan 28,4%. Juta USD 45, 4, 35, 3, 25, 2, 15, 1, 5, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II** Grafik2 Neraca Perdagangan Nonmigas Juta USD 12, 1, 8, 6, 4, 2, 29 21* 211 Ekspor Impor Nrc. Perdagangan Nonmigas (RHS) * Angka Sementara Kenaikan surplus neraca perdagangan gas sebesar 17,% dari triwulan sebelumnya sehingga mencapai USD4,1 miliar turut berkontribusi pada perbaikan neraca perdagangan barang. Namun, penguatan surplus neraca perdagangan barang lebih lanjut tertahan oleh melebarnya defisit neraca perdagangan minyak yang mencapai USD5, miliar pada periode laporan dari defisit USD3,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan defisit neraca perdagangan minyak terjadi karena tingginya volume impor minyak 5
14 sebagai respon terhadap peningkatan konsumsi BBM dan menurunnya produksi minyak nasional, di tengah harga minyak yang tinggi. Selain itu, adanya perbaikan rutin kilang Balikpapan yang merupakan kilang produksi BBM terbesar kedua di Indonesia ikut menjadi penyebab naiknya impor BBM. Dengan perkembangan ini neraca perdagangan migas pada triwulan laporan mengalami defisit USD91 juta dibanding surplus USD57 juta pada triwulan sebelumnya. Juta USD 12, 1, 8, 6, 4, 2, -2, -4, -6, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II** 29 21* 211 Ekspor Impor Nrc. Perdagangan migas (RHS) * Angka Sementara Grafik 3 Neraca Perdagangan Migas Juta USD 2,4 2, 1,6 1, ,2 Kinerja neraca perdagangan barang juga dapat dilihat berdasarkan pengelompokan lima jenis barang berikut: (1) barang dagangan umum, (2) barang untuk diolah, (3) barang yang diperbaiki, (4) barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut, dan (5) emas nonmoneter. Surplus neraca perdagangan barang terutama disumbang oleh kelompok barang dagangan umum yang mencatat surplus sebesar USD8,8 miliar pada triwulan laporan, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya sebesar USD7,6 miliar. Sementara itu, kelompok barang yang diperbaiki masih mencatat defisit (USD28 juta) Ekspor Barang Tabel 2 Neraca Perdagangan Barang menurut Pengelompokan BPM5 1) Nrc. Perdagangan (juta USD) Rincian * Tw.I* Tw.II** Barang Dagangan Umum 29,449 7,633 8,849 Barang untuk Diolah Barang yang Diperbaiki Barang yg diperoleh di pelabuhan Emas Nonmoneter 1, Nrc. Perdagangan Brg. 3,628 8,686 9,728 * Angka sementara 1) Balance of Payments Manual 5 Ekspor barang pada Tw. II-211 tercatat sebesar USD51,5 miliar dengan kontribusi terbesar dari sektor manufaktur (64,%) dan pertambangan (31,6%). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekspor barang pada periode laporan meningkat 12,3%, terutama karena pertumbuhan ekspor produk manufaktur (12,4%; q.t.q) dan produk pertambangan (11,1%; q.t.q). Kinerja ekspor barang pada Tw. II-211 yang lebih kuat dikonfirmasi pula oleh pertumbuhan ekspor tahunan yang tinggi, yaitu sebesar 37,4%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan ekspor pada triwulan sebelumnya (3,6%). Ekspor produk manufaktur dan pertambangan tumbuh sebesar 38,1% (y.o.y) dan 38,8% (y.o.y), lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 32,8% (y.o.y) dan 27,4% (y.o.y). Sementara itu, sektor pertanian tumbuh sebesar 15,1% (y.o.y), sedikit melambat dari pertumbuhan sebelumnya sebesar 17,4% (y.o.y). 6
15 Tabel 3 Pertumbuhan Ekspor Barang Per Sektor Pangsa (%) Pertumbuhan 211 (%) Rincian 211** q.t.q (%) y.o.y (%) 21* Jan-Jun Tw.I* Tw.II** Tw.I* Tw.II** Produk Pertanian Produk Manufaktur (termasuk migas) Produk Pertambangan (termasuk migas) Barang Lainnya (termasuk minyak) Total Ekspor a.l. Minyak Gas * Angka sementara Peningkatan kinerja ekspor triwulan laporan terefleksi pada performa ekspor ke beberapa negara tujuan utama, yaitu China, Uni Eropa, dan Singapura yang mengalami pertumbuhan tertinggi. Kenaikan signifikan terjadi pada ekspor ke China, terutama didukung oleh naiknya permintaan ekspor batubara dari negara tersebut. Di sisi lain, ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat tumbuh negatif, masing-masing sebesar -1,1% dan -,4%, diduga sebagai dampak dari tsunami Jepang Maret lalu dan melambatnya perekonomian AS. Secara tahunan, ekspor ke semua negara tujuan utama tumbuh positif. Tabel 4 Perkembangan Ekspor Barang menurut Negara Tujuan Utama Negara q.t.q y.o.y Jepang 7, China 5, Uni Eropa 5, Singapura 4, Amerika Serikat 4, Lainnya 23, Total 51, ** Angka sementara Nilai (Juta USD) Tw. II-211** Pangsa (%) Pertumb. (%) Di sisi barang nonmigas, dinamika ekspor pada periode laporan didukung oleh beberapa komoditas utama yang memiliki kontribusi terbesar, antara lain batubara, minyak sawit, produk karet, TPT, produk logam, dan peralatan listrik. Tabel 5 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama Rincian Pertumbuhan q.t.q (%) Pertumbuhan y.o.y (%) Pangsa (%) Nominal Riil Harga Nominal Riil Harga 211** * Jan-Jun Tw.I* Tw. II** Tw.I* Tw. II** Tw.I* Tw. II** Tw.I* Tw. II** Tw.I* Tw. II** Tw.I* Tw. II** 1. Batubara Minyak Sawit Produk Karet Tekstil & Produk Tekstil Produk Logam Peralatan Listrik Bahan Kimia Tembaga Makanan Olahan Kertas *) Angka sementara **) Angka sangat sementara 7
16 Batubara Batubara merupakan komoditas utama ekspor Indonesia dengan pangsa ekspor tertinggi, sebesar 15,2% selama 211 (s.d. Juni), dengan capaian selama periode laporan sebesar USD6,6 miliar. Ekspor batubara naik sekitar 21,8% bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan ekspor batubara lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan volume ekspor, sementara harga batubara lebih rendah pada triwulan laporan. Bertambahnya volume ekspor batubara disebabkan oleh tingginya permintaan batubara dari China yang naik 111,5% dibandingkan triwulan sebelumnya. Kebijakan pengetatan ekonomi di China tidak menurunkan permintaan terhadap batubara. Selain permintaan dari China, kenaikan ekspor batubara juga dipengaruhi oleh eskalasi permintaan ekspor batubara dari India (26,7%; q.t.q) dan dari Taiwan (27,8%; q.t.q). Harga batubara di pasar internasional pada Tw. II- 211 turun 6,96% (q.t.q) menjadi USD12/Mton dari USD128,99/MTon di triwulan sebelumnya. Penurunan harga batubara di pasar internasional diperkirakan akibat melemahnya permintaan batubara dunia dari Asia, antara lain karena belum pulihnya permintaan dari Jepang pasca tsunami. USD/MTon Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Sumber : Bank Dunia Grafik 4 Perkembangan Harga Batubara Dunia Selain Jepang, permintaan batubara dari Korea Selatan juga mengalami penurunan, walaupun secara tahunan ekspor ke dua negara ini tetap tumbuh positif. Tabel 6 Ekspor Batubara Menurut Negara Tujuan Utama Negara Selain tumbuh positif secara triwulanan, perbaikan kinerja ekspor batubara juga tercermin pada pertumbuhan secara tahunan yg meningkat dari 28,3% pada Tw. I-211 menjadi 57,3%. Minyak Sawit Nilai (Juta USD) q.t.q y.o.y China 1, India 1, Jepang Taiwan Korea Selatan Lainnya 1, Total 6, **Angka sangat sementara Tw. II-211** Pangsa (%) Pertumbuhan (%) Ekspor minyak sawit pada Tw. II-211 tumbuh 78,3% (q.t.q) dari triwulan sebelumnya dan tercatat sebesar USD5,2 miliar. Peningkatan ekspor tersebut lebih disebabkan oleh peningkatan volume (86,5%; q.t.q), terutama untuk memenuhi permintaan India dan China. Tingginya kenaikan permintaan minyak sawit dari India menjadikan India sebagai negara tujuan ekspor minyak sawit utama. Selain itu, implementasi Indonesia- India Free Trade Agreement diduga ikut mendorong peningkatan ekspor minyak sawit ke negara tersebut. Isu lingkungan terkait minyak sawit yang sudah lama beredar di negara-negara kawasan Eropa tidak mempengaruhi kinerja ekspor pada triwulan laporan. Hal ini dapat dilihat dari kinerja ekspor minyak sawit ke Uni Eropa yang 8
17 mengalami pertumbuhan sebesar 54,4% (q.t.q). Begitu pula halnya dengan rencana Parlemen Australia untuk menetapkan Undang-Undang Food Standards Amendment (Truth in Labeling - Palm Oil) yang belum memberikan dampak negatif pada kinerja ekspor minyak sawit pada triwulan laporan. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa minyak sawit memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi dari minyak lain yang berasal dari tumbuhan atau sayuran sehingga dapat berdampak negatif pada kesehatan. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kinerja ekspor minyak sawit juga mengalami pertumbuhan sebesar 121,5% (y.o.y) pada Tw. II-211. Tabel 7 Ekspor Minyak Sawit Menurut Negara Tujuan Utama Tw. II-211** Negara Nilai Pangsa Pertumbuhan (%) (Juta USD) (%) q.t.q y.o.y India 1, China Uni Eropa Malaysia Singapura Lainnya 1, Total 5, Pertumbuhan kinerja ekspor minyak sawit selama kurun laporan tertahan oleh penurunan harga. Setelah mencapai puncaknya pada triwulan sebelumnya, harga minyak sawit terkoreksi selama periode laporan. Meningkatnya produksi di Malaysia dan prediksi pelemahan perekonomian dunia ditengarai ikut menyebabkan penurunan harga minyak sawit. USD/MTon 1,4 1,2 1, Grafik 5 Perkembangan Harga Minyak Sawit Dunia Produk Karet Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Sumber : Bank Dunia Ekspor produk karet pada Tw. II-211 tercatat sebesar USD3,9 miliar atau naik 9,% dari triwulan sebelumnya. Peningkatan ekspor terutama ditopang oleh kenaikan volume ekspor sebesar 9,8% dari periode sebelumnya. Peningkatan volume ekspor produk karet disebabkan oleh tingginya permintaan karet dunia dan membaiknya sisi produksi berkat dukungan faktor cuaca yang sudah memasuki musim kemarau. Pada sisi harga, terjadi penurunan harga pada periode laporan setelah periode sebelumnya mencapai harga tertinggi sejak tahun 27. c/kg Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Sumber : Bank Dunia Grafik 6 Perkembangan Harga Karet Dunia 9
18 Pada periode laporan, peningkatan ekspor produk karet yang cukup signifikan terjadi pada ekspor ke India, naik 36,8% (q.t.q). Akibatnya, India masuk ke dalam peringkat lima negara tujuan utama ekspor produk karet Indonesia. Ekspor produk karet tujuan Jepang, pascatsunami, masih mengalami pertumbuhan positif (6,% q.t.q). Namun, pertumbuhan ekspor ke Jepang tersebut relatif rendah karena industri otomotif yang merupakan konsumen terbesar karet dunia, belum menyerap karet olahan secara optimal. Secara tahunan, ekspor karet indonesia pada Tw. II-211 juga mengalami peningkatan yang signifikan, sebesar 65,%. Tabel 8 Ekspor Produk Karet Menurut Negara Tujuan Utama Tw. II-211** Negara Nilai Pangsa Pertumbuhan (%) (Juta USD) (%) q.t.q y.o.y Amerika Serikat Jepang Uni Eropa China India Lainnya 1, Total 3, Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Nilai ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada Tw. II-211 mencapai USD3,4 miliar, meningkat 2,% dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan nilai ekspor komoditas ini lebih banyak ditopang oleh kenaikan harga ekspor sebesar 2,% (q.t.q). Ekspor TPT pada periode laporan terutama ditujukan ke Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan China. Meskipun ekspor ke Amerika Serikat mengalami penurunan akibat perlambatan ekonomi yang dialami negara tersebut (-5,7% q.t.q), pangsa ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat tetap menempati peringkat teratas. Sementara itu, ekspor TPT ke Uni Eropa dan Jepang menunjukkan peningkatan, masing-masing sebesar 15,3% dan 12,3% (q.t.q). Hal ini berimplikasi pada kinerja ekspor TPT secara tahunan yang tumbuh sebesar 24,4% (y.o.y). Tabel 9 Ekspor Produk TPT Menurut Negara Tujuan Utama Tw. II-211** Negara Nilai Pangsa Pertumbuhan (%) (Juta USD) (%) q.t.q y.o.y Amerika Serikat 1, Uni Eropa Jepang Korea Selatan China Lainnya 1, Total 3, Produk Logam Ekspor produk logam pada Tw. II-211 tercatat sebesar USD3,1 miliar, turun 1,1% dari periode sebelumnya. Penurunan ekspor komoditas ini lebih disebabkan oleh penurunan harga yang terjadi pada nikel (-4,8% q.t.q), tembaga (-6,9% q.t.q), dan timah (-9,3% q.t.q) setelah pada triwulan sebelumnya mencapai harga tertinggi sejak tahun 29. Kendati dari sisi harga menurun, volume ekspor masih mengalami peningkatan sebesar,4% (q.t.q). Kenaikan pada volume ekspor ini dapat menahan laju penurunan nilai ekspor lebih jauh. Ekspor produk logam terutama ditujukan ke Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Uni Eropa. Barang-barang logam dimaksud antara lain terbuat dari besi/baja, nikel, tembaga, dan timah. 1
19 Tabel 1 Ekspor Produk Logam Menurut Negara Tujuan Utama Tw. II-211** Negara Nilai Pangsa Pertumbuhan (%) (Juta USD) (%) q.t.q y.o.y Jepang Singapura Malaysia Thailand Uni Eropa Lainnya Total 3, Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kinerja ekspor produk logam tumbuh 44,3% (y.o.y) pada triwulan laporan, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 29,4% (y.o.y). Peralatan Listrik Ekspor peralatan listrik pada periode laporan membukukan nilai sebesar USD2,8 miliar, tumbuh 1,5% (q.t.q). Peningkatan ini lebih didorong oleh faktor harga karena dari sisi volume ekspor justru turun sebesar -4,2% (q.t.q). Negara tujuan utama ekspor peralatan listrik Indonesia adalah Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, dan Hongkong. Tabel 11 Ekspor Peralatan Listrik Menurut Negara Tujuan Utama Negara Nilai (Juta USD) Tw. II-211** Pangsa Pertumbuhan (%) q.t.q y.o.y Singapura Amerika Serikat Jepang Uni Eropa Hongkong Lainnya 1, Total 2, Secara tahunan, ekspor peralatan listrik tumbuh positif 2,9% (y.o.y) pada Tw. II-211, namun melambat bila dibandingkan periode sebelumnya 13,9% (y.o.y). Ekspor Minyak Nilai ekspor minyak selama Tw. II-211 tercatat sebesar USD5, miliar, lebih tinggi 2,5% dibanding periode sebelumnya sebesar USD4,9 miliar. Peningkatan nilai ekspor minyak lebih dipengaruhi oleh kenaikan harga, yaitu harga minyak mentah naik sebesar 12,% (q.t.q) dan harga produk kilang naik sebesar 21,5% (q.t.q). Dari sisi volume, baik ekspor minyak mentah maupun ekspor produk kilang mengalami penurunan sebesar -8,3% (q.t.q) dan -15,9% (q.t.q). Ekspor minyak mentah antara lain ditujukan ke Australia, China, Jepang, dan Korea, dengan jenis minyak mentah Arjuna, Attaka, Belanak, SLC, dan Duri. Penurunan volume ekspor minyak disebabkan oleh penurunan rata-rata produksi minyak nasional yang pada Tw. II-211 hanya sebesar,92 juta barel/hari dari sebelumnya,98 juta barel/hari. Penurunan produksi minyak terjadi karena tidak tercapainya target produksi beberapa perusahaan migas di Indonesia akibat gangguan teknis dan penurunan produksi minyak secara alami. Tabel 12 Perkembangan Ekspor Minyak Rincian Nilai (juta USD) Ekspor 4, , Minyak Mentah 3, , Produk Kilang 1, , Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah) * Angka sementara Tw. I* Volume (mbbl) Harga ($/barel) 211* Nilai (juta USD) Tw. II** Volume (mbbl) Harga ($/barel) Harga minyak OPEC, WTI, dan Brent secara rata-rata triwulan masih cenderung meningkat, masing-masing dari USD1,6/barel, USD93,7/barel, dan USD14,8/barel pada Tw. I-211 menjadi USD112,2/barel, USD12,3/barel, dan USD117,6/barel pada Tw. II-211. Kenaikan ini disebabkan oleh terganggunya suplai minyak akibat masih berlangsungnya konflik geopolitik di Afrika Utara 11
20 dan Timur Tengah. Selain itu, gagalnya kesepakatan dari negara-negara anggota OPEC untuk menambah suplai minyak pada pertemuan OPEC bulan Juni ikut memicu kenaikan harga tersebut. Meskipun secara rata-rata triwulan harga minyak mengalami kenaikan, namun pada bulan Juni harga minyak cenderung menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh keputusan Badan Energi Internasional (IEA) dan Arab Saudi untuk menambah suplai minyak. Keputusan Arab Saudi ini berbeda dengan hasil pertemuan OPEC tanggal 8 Juni 211. Selain itu, faktor penyebab penurunan harga minyak dunia lainnya adalah perkiraan penurunan permintaan seriring dengan proyeksi pelemahan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa. USD/barel Ekspor Gas J S N J M M J S N J M M J S N J M M J S N J M M J Source: OPEC, Ditjen Migas SLC Harga Ekspor Indonesia WTI OPEC Grafik 7 Perkembangan Harga Minyak Dunia Kinerja ekspor gas pada Tw. II-211 meningkat sebesar 16,% (q.t.q), yaitu dari USD3,9 miliar di Tw. I- 211 menjadi USD4,5 di Tw. II-211. Peningkatan ekspor ini didukung oleh kenaikan ekspor LNG dan gas alam yang masing-masing tumbuh sebesar 17,4% (q.t.q) dan 12,6% (q.t.q). Kenaikan nilai ekspor LNG lebih didukung oleh kenaikan harga yang pada Tw. II-211 mencapai USD12,1/juta MMBTU dari periode sebelumnya sebesar USD1,3/juta MMBTU (naik 17,5%; q.t.q). Sedangkan volume LNG tidak mengalami perubahan, ditengarai akibat tidak diperpanjangnya kontrak yang sudah berakhir guna memenuhi kebutuhan domestik. Tabel 13 Perkembangan Ekspor Gas Rincian Ekspor 3,87 4,49 - LNG 2, , LPG Natural Gas 1, , * Angka sementara 1) Untuk LNG dan Natural Gas satuan juta mmbtu, LPG satuan ribu Metric Ton 2) Untuk LNG dan Natural Gas satuan USD/juta mmbtu, LPG satuan USD/ribu Metric Ton Sumber: BPMigas Sejalan dengan LNG, kenaikan nilai ekspor gas alam juga lebih didukung oleh kenaikan harga yang naik 16,7% (q.t.q) dari USD12/juta MMBTU pada Tw. I- 211 menjadi USD14/juta MMBTU pada Tw. II Impor Barang 211 Tw. I* Tw. II** Nilai Vol 1) Harga 2) Nilai Vol 1) Harga 2) (juta USD) (juta USD) Pada periode laporan, nilai impor barang (f.o.b) meningkat 12,4% dibanding triwulan sebelumnya menjadi USD41,7 miliar. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada impor minyak (2,3%; q.t.q), diikuti oleh impor nonmigas (1,1%; q.t.q). Berdasarkan kategori ekonomi secara luas (BEC), kenaikan impor terutama terjadi pada kelompok bahan baku/barang penolong dengan akselerasi triwulanan sebesar 16,9%. Sementara itu, impor kelompok barang modal dan barang konsumsi masing-masing tumbuh 1,6% dan 1,4% (q.t.q). Kenaikan impor kelompok bahan baku/barang penolong tersebut berkaitan dengan tingginya impor bahan baku untuk industri dan impor minyak mentah guna memenuhi kebutuhan konsumsi BBM nasional. Secara tahunan, pada Tw. II-211 impor barang mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu 36,4%. Akselerasi impor terjadi baik pada kelompok bahan baku/barang penolong (39,1%), barang 12
21 konsumsi (36,%), maupun barang modal (25,5%). Hal ini sejalan dengan roda perekonomian domestik yang secara riil tumbuh 6,5%, ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi riil yang tumbuh masingmasing sebesar 4,6% dan 9,2%. Tabel 14 Impor (f.o.b) menurut Kelompok Barang Rincian Impor Nonmigas Pangsa Pertumbuhan 211 (%) 211** q.t.q y.o.y 21* Jan-Jun Tw.I* Tw.II** Tw.I* Tw.II** Barang Konsumsi (Termasuk migas) Bhn baku/brg. Penolong (Termasuk migas) Barang Modal Barang Lainnya (termasuk minyak) Total Impor a.l Minyak Gas * Angka sementara Impor nonmigas selama triwulan II-211 mencapai USD31,4 miliar (f.o.b), meningkat 1,1% dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan impor nonmigas yang tinggi juga tercermin pada laju pertumbuhan tahunan yang mencapai 28,4%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada impor kelompok bahan baku untuk industri. Impor komoditas nonmigas Indonesia sebagian besar berasal dari China (21,3%), Jepang (13,5%), Thailand (8,2%), serta Singapura dan Amerika Serikat dengan pangsa yang relatif sama (8,1%). China dan Jepang tetap konsisten menjadi negara terbesar asal impor, sementara Thailand sejak triwulan lalu memantapkan posisinya pada jajaran negara asal impor terbesar. Impor bahan pangan yang tinggi dari negara tersebut menjadi penyebab utama impor asal Thailand tetap tinggi. Tabel 15 Impor Nonmigas menurut Negara Asal Utama Tw. II-211** Negara Nilai Pangsa Pertumbuhan (%) (juta USD) (%) q.t.q y.o.y China 6, Jepang 4, Thailand 2, Amerika Serikat 2, Singapura 2, Lainnya 12, Total 31, ** Angka Sangat Sementara Tabel 16 Impor 1 Komoditas Utama Nonmigas menurut Kategori Ekonomi Pangsa (%) Pertumbuhan 211 (%) Rincian 211** (q.t.q) (y.o.y) 21* Jan-Jun Tw.I* Tw.II** Tw.I* Tw.II** Bahan penolong untuk industri Barang modal (kecuali alat angkutan) Suku cadang dan aksesori untuk barang modal Bahan baku untuk industri Suku cadang & aksesori utk peralatan transportasi Alat angkutan lainnya untuk industri Makanan dan minuman primer (untuk industri) Makanan dan minuman diolah (untuk industri) Makanan & minuman diolah, untuk rumah tangga Barang konsumsi setengah tahan lama * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 13
22 Bahan Penolong untuk Industri Impor bahan penolong untuk industri masih tetap berada pada urutan pertama dari total impor nonmigas dengan pangsa sebesar 42,4% pada 211. Impor komoditas tersebut pada Tw. II-211 mencapai USD13,6 miliar atau meningkat 15,6% dibandingkan triwulan sebelumnya atau naik 32,% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Komoditas utama yang menopang tingginya laju impor kelompok tersebut antara lain berupa besi & baja dan tekstil (barangbarang manufaktur) serta produk bahan kimia. Tabel 17 Impor Bahan Penolong untuk Industri menurut Negara Asal Utama Negara Tw. II - 211** Pangsa Pertumbuhan (%) (%) q.t.q y.o.y China 2, Jepang 1, Korea Selatan 1, Singapura 1, Thailand Lainnya 6, Total 13, Nilai (juta USD) Berdasarkan negara asal barang, komoditas asal China (pangsa 19,3%), Jepang (11,%), Korea Selatan (8,8%), dan Singapura (7,6%) mendominasi impor bahan penolong untuk industri. Pertumbuhan impor triwulanan tertinggi pada periode laporan berasal dari China dan Thailand, sementara impor asal Jepang dan Singapura menurun walaupun secara tahunan tetap positif. Barang Modal (kecuali Alat Angkutan) Kenaikan arus masuk penanaman modal asing dan investasi riil di Indonesia pada Tw. II-211 terefleksi pada impor barang modal (kecuali alat angkutan) yang tumbuh cukup tinggi. Impor barang modal berupa mesin-mesin untuk industri khusus dan umum serta alat-alat telekomunikasi secara triwulanan tumbuh 3,% dan secara tahunan tumbuh 26,2%. Negara utama asal impor komoditas ini adalah China (pangsa 46,4%), Jepang (19,%), dan Singapura (8,2%). Secara tahunan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada impor dari Jerman, China, dan Amerika Serikat masing-masing sebesar 53,5%, 3,% dan 28,1%. Tabel 18 Impor Barang Modal kecuali Alat Angkutan menurut Negara Asal Utama Negara Tw. II - 211** Pangsa Pertumbuhan (%) (%) q.t.q y.o.y China 1, Jepang Singapura Jerman Amerika Serikat Lainnya Total 4, Nilai (juta USD) Suku Cadang & Aksesori untuk Barang Modal Impor jenis suku cadang & aksesoris untuk barang modal pada Tw. II-211 mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 16,5% dan tumbuh cukup tinggi dibanding triwulan sebelumnya (11,9%). Hal ini diperkirakan terkait dengan kebutuhan investasi dan proses bisnis yang terus berjalan. Komoditas-komoditas utama yang diimpor antara lain produk perlengkapan peralatan listrik, perlengkapan mesin-mesin umum, mesin-mesin untuk industri khusus, serta suku cadang peralatan telekomunikasi. Pangsa impor suku cadang & aksesoris untuk barang modal terbesar berasal dari China (2,5%), Jepang (19,1%), dan Singapura (14,9%). Impor suku cadang dari Jepang pada triwulan laporan lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya, kemungkinan terkait dengan dampak gempa yang terjadi di Negara tersebut. 14
23 Tabel 19 Impor Suku Cadang & Aksesori untuk Barang modal menurut Negara Asal Utama Negara Bahan Baku untuk Industri Tw. II - 211** Pangsa Pertumbuhan (%) (%) q.t.q y.o.y China Jepang Singapura Amerika Serikat Hongkong Lainnya 1, Total 4, Nilai (juta USD) Dalam periode laporan, impor bahan baku untuk industri naik secara signifikan, baik secara tahunan maupun triwulanan, masing-masing sebesar 73,7% dan 42,3%. Impor kelompok barang tersebut terbesar berasal dari Amerika Serikat (23,4%), India (11,5%), Australia (7,4%), serta China (6,2%). Komoditas yang menopang akselerasi impor kelompok barang tersebut adalah kapas (industri tekstil), bahan baku untuk industri logam, serta jagung (industri makanan). Tabel 2 Impor Bahan Baku Industri menurut Negara Asal Utama Negara Amerika Serikat India Australia China Inggris Lainnya Total 1, Nilai (juta USD) Tw. II - 211** Pangsa Pertumbuhan (%) (%) q.t.q y.o.y Makanan & Minuman Primer, untuk Industri Impor nonmigas dalam bentuk komoditas makanan & minuman primer untuk industri (pangsa 3,4% dari total impor nonmigas) dalam Tw. II-211 mencatat pertumbuhan tahunan dan triwulanan yang tinggi (42,9%, y.o.y dan 2,9%, q.t.q) sehingga mencapai USD1,1 miliar. Produk-produk yang banyak diimpor terutama adalah gandum dan bahan baku untuk pembuatan minyak nabati yang berasal dari Australia, Amerika Serikat, dan Kanada. Tabel 21 Impor Makanan & Minuman Primer untuk Industri Menurut Negara Asal Utama Negara Impor Minyak Tw. II - 211** Pangsa Pertumbuhan (%) (%) q.t.q y.o.y Australia Amerika Serikat Kanada India Malaysia Lainnya Total 1, Nilai (juta USD) Nilai impor minyak dalam periode Tw. II-211 mencapai USD1, miliar, naik 2,3% dari triwulan sebelumnya, terutama karena peningkatan impor minyak mentah menjadi 29,4 juta barel dari sebelumnya 2,8 juta barel. Kombinasi dari penurunan produksi minyak, kenaikan konsumsi BBM, dan harga minyak yang tinggi menjadi faktor penyebab naiknya nilai impor minyak. Impor minyak mentah yang meningkat tersebut digunakan sebagai intake beberapa kilang, seperti kilang Cilacap, Balongan, dan Balikpapan yang merupakan kilang utama yang menopang kebutuhan BBM dalam negeri. Impor minyak tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude), Nile Blend, dan sisanya berasal dari Brunei, China, dan Malaysia. Sementara itu, adanya pemeliharaan rutin kilang Balikpapan di bulan Mei sempat mendorong kenaikan impor produk BBM. Dari sisi kapasitas produksi, kilang Balikpapan merupakan kilang terbesar kedua setelah kilang Cilacap. 15
24 Rincian Tabel 22 Perkembangan Impor Minyak Nilai (juta USD) Impor 8, , Minyak Mentah 2, , Produk Kilang 6, , Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah) * Angka sementara Tw. I* Volume (mbbl) Harga ($/barel) 211 Nilai (juta USD) Tw. II** Volume (mbbl) Tabel 23 Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia Rincian (dalam mbpd ) Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total Harga ($/barel) 211* Tw. I Tw. II Permintaan Minyak Amerika Utara China Eropa Barat Lainnya Total Permintaan Minyak Penyediaan Minyak OPEC Non OPEC Total Penyediaan Minyak Netto Permintaan - Penyediaan Sumber: Laporan Minyak Bulanan OPEC April 211 *) Angka sementara Produksi minyak nasional menurun dari rata-rata,98 juta barel pada Tw. I-211 menjadi sekitar,92 juta barel pada triwulan laporan. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena adanya unplanned shutdown dan penurunan produksi minyak yang bersifat alamiah. Berbeda dengan sisi suplai yang stagnan dan cenderung menyusut, sisi permintaan minyak, yaitu konsumsi BBM, pada Tw. II-211 terus mengalami peningkatan. Selama kurun laporan, konsumsi BBM tercatat sebesar 113,3 juta barel, meningkat dari konsumsi BBM pada periode sebelumnya (18,6 juta barel). Aktivitas perekonomian yang terus tumbuh tinggi dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin bertambah merupakan beberapa penyebab tingginya konsumsi BBM. Berdasarkan sektor penggunanya, peningkatan konsumsi BBM tersebut lebih disebabkan oleh tingginya penggunaan BBM oleh sektor transportasi (pangsa 6%), industri (22%), dan listrik (14%). Kenaikan konsumsi BBM sektor listrik diperkirakan sejalan dengan naiknya kebutuhan energi listrik untuk menunjang kegiatan produksi di dalam negeri yang meningkat di tengah program konversi ke sumber energi non-bbm yang belum sepenuhnya terlaksana. Di sisi lain, penggunaan BBM oleh sektor rumah tangga terus menunjukkan penurunan. Juta Kilo Liter Listrik Rumah Tangga Industri Transportasi Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I* Tw. II** 29 21* 211 Sumber: Pertamina (diolah) * Angka sementara Grafik 8 Perkembangan Konsumsi BBM 2. Neraca Perdagangan Jasa Pada Tw. II-211, neraca perdagangan jasa mencatat defisit USD3,6 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya (defisit USD2,3 miliar). Peningkatan defisit tersebut terutama dipengaruhi oleh pembalikan arah neraca jasa perjalanan dan jasa finansial dari sebelumnya surplus menjadi defisit pada periode laporan. Kenaikan defisit juga turut disumbang oleh melebarnya defisit jasa transportasi terutama karena naiknya outflow jasa transportasi penumpang. 16
25 Juta USD Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II** 29 21* 211 Transportasi Travel Jasa Lainnya Jasa, net * Angka Sementara Grafik 9 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa Setelah pada periode sebelumnya mengalami surplus USD,2 miliar, jasa perjalanan kembali mencatat defisit sebesar USD,1 miliar. Defisit jasa perjalanan dipengaruhi oleh faktor musiman liburan sekolah yang mengakibatkan jumlah penduduk Indonesia yang melawat ke luar negeri meningkat lebih pesat dari peningkatan jumlah pelawat mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Selain pengaruh jumlah pelawat, defisit jasa travel juga disumbang oleh pola musiman pengeluaran pelawat mancanegara yang pada periode laporan mencatat jumlah yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya, dan bahkan lebih rendah dibanding jumlah pengeluaran pelawat Indonesia ke luar negeri di periode yang sama. Jumlah pelawat ke luar negeri (wisatawan nusantara-wisnus/outbound traveler) selama Tw. II-211 tercatat sebanyak 1,85 juta orang, meningkat 11, persen dari triwulan sebelumnya (1,67 juta orang). Bertambahnya jumlah wisnus tersebut diikuti pula dengan kenaikan pengeluaran jasa perjalanan dari USD1,7 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi USD1,8 miliar pada periode laporan. Sementara itu, jumlah pelawat yang berkunjung ke Indonesia (wisatawan mancanegara-wisman/inbound traveler) selama Tw. II-211 juga meningkat menjadi 1,9 juta orang dari pada periode sebelumnya sebanyak 1,74 juta orang (9, persen). Namun, kenaikan tersebut tidak diikuti dengan peningkatan penerimaan jasa perjalanan yang hanya tercatat sebesar USD1,7 miliar, lebih rendah dibanding periode sebelumnya sebesar USD1,9 miliar. Sejumlah agenda pariwisata berskala internasional telah diselenggarakan guna menarik minat wisman datang ke Indonesia. Penyelenggaraan ajang balap sepeda (sport tourism) internasional Tour de Singkarak 211 di Sumatera Barat pada Juni 211 yang diikuti sejumlah pebalap sepeda dari 13 negara merupakan satu contoh kegiatan berskala internasional yang telah dilakukan. Pesta Kesenian Bali ke-33 yang berlangsung selama sebulan dari 11 Juni 9 Juli 211 dan melibatkan 7 grup kesenian dari 5 negara merupakan contoh lain kegiatan berskala internasional pada periode laporan. Selain itu, tercatat pula beberapa pertemuan bertaraf internasional yang berlangsung di triwulan laporan seperti Global Spa Summit (GSS) pada Mei 211 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali dan melibatkan 296 peserta dari 38 negara serta World Culture Forum (WCF) yang bersidang di Bali pada Juni 211. Sebagaimana triwulan sebelumnya, negara-negara tetangga tetap merupakan sumber utama wisman yang berkunjung ke Indonesia. Wisman dari Singapura menduduki posisi teratas (pangsa 22%), diikuti oleh Malaysia (15%), dan Australia (13%). Tujuan favorit wisman ke Indonesia masih terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali (pangsa 38%), diikuti Jakarta (26%), dan Batam (17%). Inbound traveler terbanyak yang berkunjung ke Bali berasal dari Australia, selanjutnya China, dan Malaysia. Sementara itu, untuk wisnus, dilihat dari negara tujuannya mereka lebih banyak mengunjungi negaranegara di kawasan Asia-Oceania, yaitu Singapura (pangsa 33%), Malaysia (31%), dan China (8%). 17
26 Juta USD J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J 29 21* 211** sebelumnya sebesar USD1,2 miliar. Defisit yang lebih besar tersebut terutama akibat peningkatan pembayaran pembayaran dividen kepada investor asing. Sementara itu, sejalan dengan berkurangnya kepemilikan asing pada instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pembayaran bunga surat utang pada periode laporan menurun ,. Inflows (juta USD) Outflows (juta USD) Trav. Balance (juta USD) * Angka sementara ** Angka sngat sementara Grafik 1 Perkembangan Jasa Perjalanan Sejalan dengan peningkatan jumlah pelawat ke luar negeri, impor jasa transportasi penumpang pada Tw. II-211 juga meningkat sehingga menambah defisit jasa transportasi dari USD1,8 miliar di triwulan sebelumnya menjadi USD2,4 miliar di triwulan laporan. Melebarnya defisit jasa transportasi juga disumbang oleh naiknya impor jasa angkutan barang (freight) dari USD2, miliar menjadi USD2,4 miliar seiring dengan bertambahnya volume impor barang. 3. Neraca Pendapatan Defisit neraca pendapatan selama Tw. II-211 mencapai USD6,9 miliar, naik dari defisit USD5,3 miliar pada periode sebelumnya. Melebarnya defisit ini terutama karena naiknya defisit neraca pendapatan investasi langsung yang bersumber dari kenaikan pembayaran bunga utang antar-perusahaan afiliasi di periode laporan dari USD3,7 miliar menjadi USD4,6 miliar pada triwulan laporan. Selain itu, kenaikan defisit neraca pendapatan investasi langsung juga disumbang oleh peningkatan repatriasi keuntungan perusahaan PMA. Pada triwulan laporan, peningkatan defisit juga terjadi pada neraca pendapatan investasi portofolio yang mencapai USD1,3 miliar dari Pembayaran bunga pinjaman luar negeri pemerintah maupun korporasi meningkat sesuai dengan pola musimannya. Peningkatan ini berakibat pada penambahan defisit neraca pendapatan investasi lainnya pada periode laporan dari USD,3 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi defisit USD,9 miliar. Juta USD -1, -2, -3, -4, -5, -6, -7, -8, Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II** * Angka Sementara 29 21* 211 Income, net Inv. Income DI Income Grafik 11 Perkembangan Neraca Pendapatan 4. Neraca Transfer Berjalan Neraca transfer berjalan pada Tw. II-211 mencatat surplus yang relatif sama dengan surplus periode sebelumnya, yaitu sebesar USD1, miliar. Surplus neraca transfer berjalan pada periode laporan masih ditopang oleh penerimaan remitansi tenaga kerja yang relatif stabil dibanding periode sebelumnya, yaitu sekitar USD1,7 miliar. Di saat yang sama, pembayaran remitansi oleh tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia juga relatif tetap dibanding triwulan sebelumnya (USD,5 miliar). 18
LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
November 2011 kang LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III-2011 1 Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Mei 211 kang LAPORAN NERACAA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Tw. I-211 1 Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai
Lebih terperinciAlamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H.
Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 135 Telepon : (21) 3818328 Faksimili
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Edisi Publikasi Februari 2011 kang LAPORAN NERACAA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Tw. IV-2010 1 Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin
Lebih terperinciAgustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016
Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Triwulan IV 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciAgustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016
Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Triwulan IV 2016 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciT0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2017
Agustus Mei 2013 2017 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I 2017 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin
Lebih terperinciT0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2016
Agustus Mei 2013 2016 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I 2016 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin
Lebih terperinciT0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2016
Agustus Agustus 20132016 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II 2016 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara
Lebih terperinciRealisasi Triwulan I-2015
Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I-2015 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciT0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2018
Agustus Mei 2013 2018 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I 2018 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin
Lebih terperinciT0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2017
Agustus Agustus 20132017 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II 2017 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Agustus 2013 0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III-2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin
Lebih terperinciRealisasi Triwulan III 2017
Agustus November 20132017 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III 2017 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Agustus 2013 0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan IV-2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Februari 213 Kan? kang LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan IV-212 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,
Lebih terperinciAlamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.
September 2014-1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon
Lebih terperinciS e p t e m b e r
September 2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon
Lebih terperinciS e p t e m b e r
September 2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciAlamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H.
1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 135 Telepon : (21) 3818328 Faksimili
Lebih terperinciRealisasi 2007 Proyeksi 2008 Februari 2008
LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi 27 Proyeksi 28 Februari 28 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA REALISASI 27 PROYEKSI 28 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 2 Realisasi 27 dan Proyeksi 28 DAFTAR
Lebih terperinciAlamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H.
Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 135 Telepon : (21) 3818328 Faksimili
Lebih terperinciS e p t e m b e r
September 2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciLAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Edisi Publikasi November 28 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III 28 1 Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk menunjukan kuat atau lemahnya fundamental perekonomian suatu negara. Selain itu,
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*
TABEL 1 RINGKASAN 2014 2015 Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2 Q3 I. Transaksi Berjalan -4,926-9,592-7,040-5,958-27,516-4,178-4,250-4,011 A. Barang 1) 3,350-375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,130 4,054 - Ekspor 43,937
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciTabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan
Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan I. Transaksi Berjalan I. Transaksi Berjalan A. Barang 1) A. Barang 1) - Ekspor - Ekspor 1. Nonmigas 1. Barang Dagangan Umum a. Ekspor - Ekspor b. Impor 2.
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT MARET 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)
TABEL 1 RINGKASAN 2013 2014 I. Transaksi Berjalan -6,007-10,126-8,640-4,342-29,115-4,149-8,939-6,963-6,181-26,233 A. Barang 1) 1,602-556 85 4,703 5,833 3,350-375 1,560 2,368 6,902 - Ekspor 44,945 45,244
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*
TABEL 1 RINGKASAN 2014 2015 I. Transaksi Berjalan -4,927-9,585-7,035-5,953-27,499-4,159-4,296-4,190-5,115-17,761 A. Barang 1) 3,350-375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,125 4,141 1,953 13,281 - Ekspor 43,937
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2016 No. 42/08/32/Th.XVIII, 01 Agustus 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2016 MENCAPAI USD 2,48
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciMEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Prospek Ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2016 No. 51/09/32/Th.XVIII, 01 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2016 MENCAPAI USD 1,56
Lebih terperinciKondisi Perekonomian Indonesia
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan
Lebih terperinciPEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN
PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI
Lebih terperinciBAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014
BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB 3 Neraca Pembayaran Indonesia
BAB 3 Neraca Pembayaran Indonesia Neraca Pembayaran Indonesia 217 menunjukkan kinerja positif, didorong pemulihan ekonomi global dan perbaikan keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek ekonomi domestik.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciAsesmen Pertumbuhan Ekonomi
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN
TABEL 1 INGKASAN I. Transaksi Berjalan -3,192-8,149-5,265-7,812-24,418-6,009-10,133-8,634-4,314-29,090-4,191 A. Barang 1 3,810 818 3,190 801 8,618 1,628-517 145 4,760 6,016 3,545 - Ekspor 48,353 47,538
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)
TABEL 1 INGKASAN UAIAN I. Transaksi Berjalan -3,192-8,149-5,265-7,812-24,418-5,905-9,998-8,529-4,018-28,450 A. Barang 1 3,810 818 3,190 801 8,618 1,628-517 145 4,894 6,149 - Ekspor 48,353 47,538 45,549
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 No. 60/11/32/Th.XVIII, 1 November 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER 2016 MENCAPAI
Lebih terperinciTABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)
TABEL 1 INGKASAN I. Transaksi Berjalan -3,164-8,176-5,264-7,827-24,431-5,819-9,848 A. Barang 1 3,810 818 3,190 801 8,618 1,602-601 - Ekspor 48,353 47,538 45,549 47,056 188,496 45,231 45,670 - Impor -44,543-46,720-42,360-46,255-179,878-43,629-46,272
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi
Lebih terperinciNilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan
Lebih terperinciEkspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia
SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021 3858216, 23528400. Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Indonesia
Lebih terperinciLAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh
Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 43/08/32/Th.XIX, 01 Agustus 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2017 MENCAPAI USD 1,95 MILYAR
Lebih terperinciAlamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H.
Edisi Publikasi Februari 2009 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan IV 2008 Realisasi 2008 1 Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010
KEMENTERIAN PERDAGANGAN KINERJA Periode: MARET 21 Jakarta, Mei 21 1 Neraca Perdagangan Indonesia Kondisi perdagangan Indonesia semakin menguat setelah mengalami kontraksi di tahun 29. Selama Triwulan I
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002
REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak
ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak Neraca pembayaran yaitu catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER No.72/12/32/Th.XVII, 15 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$2,03 MILYAR Nilai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014
No. 19/05/36/Th.VIII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2014 NAIK 0,99 PERSEN MENJADI US$802,39 JUTA Nilai ekspor Banten pada Maret 2014 naik
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT MARET 2017
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 25/05/32/Th.XIX, 02 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2017 MENCAPAI USD 2,49 MILYAR
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI No. 15/V/1 APRIL EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan Februari mencapai US$ 4,18 milyar atau naik 4,36 persen dibanding ekspor bulan Januari sebesar
Lebih terperinciKinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2017 No. 38/07/32/Th.XIX, 3 Juli 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2017 MENCAPAI USD 2,45 MILYAR
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014
No. 36/08/36/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2014 NAIK 2,68 PERSEN MENJADI US$904,57 JUTA Nilai ekspor Banten pada 2014 naik 2,68
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciPerdagangan Indonesia
Tinjauan Terkini Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Daftar Isi Tinjauan Umum Hingga Juli 2010 Ekspor & Impor Beberapa Produk
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001
REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010
PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE
BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No. 66/11/Th.XIV, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$17,82 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$17,82
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 No. 20/04/32/Th XIX, 3 April 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI 2017 MENCAPAI USD 2,21
Lebih terperinci1 3 5 1 1 2 2 miliar USD 7 6 5 4 3 2 1 miliar USD -44-39 -34-29 -24-19 Tw.I** Tw.II** -14 21 211 212 213** 214 Aset Kewajiban Net PIII (RHS) **) angka sangat sementara 3 miliar USD 3 25 2 15 1 5 Tw.I**
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008
BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER No.68/11/32/Th.XVII, 16 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$2,23 MILYAR Nilai
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun
Lebih terperinci