PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis"

Transkripsi

1 17 PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemupukan Pemupukan di Sei Air Hitam Estate dilakukan dengan sistem pemupukan yang dikerjakan blok per blok dengan dua jenis pupuk, yaitu pemupukan organik dan anorganik. Pemupukan anorganik menggunakan pupuk tunggal yaitu Urea, MOP, RPH, Kieserit, dan Borate serta pemupukan unsur hara mikro FeSO 4. Sementara pemupukan organik dengan menggunakan limbah padat berupa tandan press, dan limbah cair. Pemupukan Anorganik Unsur Hara Makro Penguntilan pupuk. Penguntilan adalah kegiatan menakar pupuk dari karung besar menjadi beberapa karung berukuran kecil sesuai dosis yang digunakan, kegiatan penguntilan dapat dilihat pada Gambar 1. Tujuan penguntilan adalah untuk memudahkan penabur dalam aplikasi pupuk di lapangan serta tepat dosis pupuk per pokok. Ketentuan jumlah bobot untilan dalam tiap zak pupuk dapat berbeda, hal ini dipengaruhi oleh dosis aplikasi. Aplikasi untilan berdasarkan dosis dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rekomendasi Untilan Berdasarkan Dosis (kg/pokok) No. Dosis (kg/pokok) Bobot per untilan (kg) Pokok Teraplikasi Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012) Pelaksanaan kegiatan penguntilan adalah, pertama karung pupuk dibuka dan pupuk ditakar dan selanjutnya pupuk dimasukkan ke karung until. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penakaran adalah alat penakar until sulit digunakan sehingga tenaga kerja tidak menggunakan penakar, selain itu pupuk

2 18 yang telah diuntil tidak ditimbang lagi bobotnya. Pekerja until adalah tenaga SPKL borongan dengan bayaran Rp 20,- per kg untilan. Kegiatan penguntilan pupuk dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Penguntilan Pupuk MOP Pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk (supply point) merupakan titik pengeceran untilan pupuk. Sebelum aplikasi pupuk di lapangan, dilakukan pengeceran pupuk dari gudang ke lahan di beberapa titik untuk mempermudah penempatan untilan. Pada umumnya tiap titik pengeceran mewakili lima atau enam jalur pokok. Penempatan titik pasokan pupuk di SAH Estate dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Penempatan Titik Pasokan Pupuk SAH Estate

3 Banyaknya penempatan titik pasokan pupuk bergantung pada dosis pupuk yang digunakan. Rekomendasi penempatan titik pasokan pupuk dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rekomendasi Titik Pasokan Pupuk di SAH Estate Jumlah Pokok Dosis Kebutuhan Jumlah Bobot/Until Jumlah Jumlah Untilan Per ke Pupuk Pupuk Pokok (kg) Untilan Jalan/Blok 2 3 Per (kg/pokok) (kg) Pikul Pikul Until Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012) Aplikasi pupuk. Dosis pupuk yang digunakan beragam bergantung pada jenis pupuk yang digunakan dan terdapat atau tidaknya aplikasi limbah cair land aplication (LA) di lapangan. Dosis pemupukan berdasarkan jenis pupuk dan jenis penggunaan lahan di PT PISP dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rekomendasi Dosis Pupuk PT PISP 2012 No Jenis Pupuk Dosis Aplikasi (kg/pokok) Aplikasi I Aplikasi II 1 Kieserit MOP/KCl Urea RPH Borat Sumber :Pengamatan SAH Estate (Maret, 2012) Sebelum melakukan kegiatan penaburan pupuk, pupuk yang sudah diuntil dilangsir di lapangan menggunakan angkong, satu untilan diletakkan tiap selang 6 pokok. Pelaksanaan pemupukan, pupuk dimasukkan ke dalam ember ukuran 10 kg dan dibawa dengan cara digendong samping. Pemupuk menabur pupuk dengan menggunakan mangkok takar yang telah kalibrasi perusahaan. Pupuk ditaburkan di dalam pirirngan dengan jarak m dari pokok sawit, setelah selesai dipupuk, karung bekas untilan dikumpulkan dan digulung dengan rapi (10 lembar satu ikatan), kemudian dibawa dan diserahkan ke gudang afdeling, 19

4 Penabur pupuk dibagi dalam dua grup, sisi kanan dan kiri pokok. Basis kerja penabur dan pelangsir menganut sistem kerja borongan yang terdiri atas 7 8 pekerja, pada umumnya tenaga langsir dari gudang ke lapangan adalah laki-laki sedangkan tenaga penabur adalah wanita. Pengupahan didasarkan pada banyaknya tonase pupuk serta dosis pupuk yang akan diaplikasikan di lapangan dengan standar kerja pemupukan 8 ha/hk. Kegiatan pemupukan dan langsir pupuk dapat dilihat pada Gambar 3. Upah karyawan SPKL pemupukan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Upah Karyawan SPKL Pemupukan No Dosis (kg/pokok) Upah/ha Rp 8 000, Rp , Rp , Rp ,00- Sumber: Pengamatan SAH Estate (Maret, 2012) 20 Gambar 3. Kegiatan Pemupukan dan Langsir Pupuk Pada saat pemupukan di lapangan, cuaca harus diperhatikan, pupuk tidak dapat diaplikasi jika cuaca akan hujan atau hujan, karena pupuk yang sudah diaplikasi akan hilang terkena hujan. Jenis pupuk yang diaplikasi di SAH Estate bergantung pada persediaan pupuk di gudang. Terdapat beberapa jenis pupuk yang bersifat sinergis dapat dicampur atau diaplikasikan dalam waktu yang berdekatan, namun terdapat beberapa jenis pupuk yang bersifat antagonis yaitu tidak dapat diaplikasikan secara bersama sama ataupun pada waktu yang berdekatan, yaitu pupuk N-P, N-Mg, K-Mg. Untuk itu, pengaturan jenis pupuk yang diaplikasikan harus diatur agar hasil pemupukan maksimal.

5 21 Pemupukan Anorganik Unsur Hara Mikro Infus akar (FeSO4). SAH Estate mengadakan kegiatan Infus akar, yaitu kegiatan penambahan unsur hara mikro terhadap pokok yang mengalami defisiensi ferum (Fe). Pencampuran bahan dilakukan dengan cara menambahkan bahan FeSO 4 yang telah dicampurkan dengan asam sitrat dan air, untuk 1 kg FeSO 4 dibutuhkan 66 g asam sitrat kemudian dicampurkan dalam 3.3 l air. Bahan tersebut diaplikasikan langsung pada akar aktif sesuai dosisnya. Pekerja harus mengamati pokok yang mengalami defisiensi hara. Ciri ciri pokok yang mengalami defisiensi hara yaitu menguningnya pucuk muda, kekuningan pucuk pokok menandakan tingkat keparahan defisiensi Fe, semakin kuning pucuk, semakin parah defisiensinya. Dosis aplikasi berbeda-beda menurut tingkat keparahannya, untuk tingkat keparahan rendah dosisnya adalah 60 ml, tingkat keparahan sedang adalah 120 ml, serta tingkat keparahan berat adalah 180 ml. Cara aplikasi yaitu membungkus akar primer dengan plastik berisi campuran bahan pupuk. Kegiatan persiapan bahan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Peralatan dan Persiapan Pencampuran Bahan Infus Akar Setelah pokok diinfus, pekerja wajib menandakan pokok tersebut, dengan cara menuliskan bahan infus, tanggal aplikasi serta tingkat keparahan pada batang pokok. Tenaga kerja infusan adalah tenaga kerja borongan yang diketuai oleh kepala rombongan. Pekerja bekerja berdasarkan surat perintah kerja lokal (SPKL) yang menyatakan tempat, luasan areal yang akan diinfus, dan banyaknya bahan yang disediakan. Standar kerja yang ditetapkan adalah 1 liter bahan perharinya. Pengupahan disesuaikan dengan dosis, yaitu Rp. 700,00-/pokok untuk defisiensi rendah, Rp. 800,00-/pokok untuk defisiensi sedang, dan Rp. 900,00-/pokok untuk defisiensi berat.

6 22 Pemupukan Organik Aplikasi tandan kosong. Tandan kosong (tankos) merupakan produk dari pabrik sawit (PKS) setelah TBS diproses di perebusan (sterilizer) dan penebahan (thresher). Metode aplikasi tankos di SAH Estate dilakukan secara manual, tankos dilangsir ke blok-blok yang akan diaplikasikan dengan menggunakan truk, satu tirp pengangkutan membawa ± 5 6 ton tankos. Aplikasi tankos dilakukan satu tahun sekali, dosis aplikasi tankos adalah 230 kg/pokok atau setara dengan 30 ton/ha/tahun. Selain diaplikasikan pada pokok kelapa sawit, tankos juga diaplikasikan pada bunga ulat api (Turnera, sp), dengan dosis 1 angkong (± 75 kg) per titik tanam. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemberian tankos adalah tenaga kerja dengan sistem borongan yang diketuai oleh ketua rombongan, pekerja biasanya laki-laki. Standar prestasi kerja perusahaan untuk aplikasi tandan press adalah 13 titik/hk atau 3 ton/hk pengupahan aplikasi tankos adalah Rp 7 000/titik aplikasi. Unsur hara yang dikandung tankos dalam 30 ton/ha dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kandungan Unsur Hara Tankos dalam (30 ton/ha) Unsur Hara Kandungan kg Presentase (%) Nitrogen (N) Phosphore (P 2 O 5 ) Kalium (K 2 O) Magnesium (MgO) Kalsium (Ca) Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012) Aplikasi limbah cair. Limbah cair adalah hasil sampingan produk yang berasal dari sisa hasil pengolahan di pabrik kelapa sawit, berasal dari proses rebusan (strerilizer) dan proses pemurnian minyak (clarifier). Sebelum diaplikasikan ke kebun limbah cair ditampung di kolam limbah, kemudian dilakukan beberapa perlakuan dengan memanfaatkan bakteri pengurai untuk menurunkan kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) atau BOD (Biologycal Oxygen Demand) agar aman untuk diaplikasi serta tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Kadar BOD yang terdapat di SAH Estate berkisar 8,500 mg/l dan ph 7.7.

7 Aplikasi limbah cair di SAH Estate sering disebut dengan Land Aplication (LA) yang dikepalai oleh asisten limbah. Aplikasi limbah cair dilakukan pada blok blok yang sudah ditentukan kemudian dikontrol agar tidak berdampak langsung terhadap lingkungan sekitar. Limbah di areal kebun ditampung dalam longbed yang terbagi bagi menjadi beberapa flat bed pada gawangan mati dengan ukuran panjang 20 m, lebar 2 m dan kedalaman efektif 0.8 m. Volume flatbed adalah 32 m 3 sehingga volume per ha adalah 896 m³ sedangkan volume aliran limbah dari PKS 780 m³/hari. Limbah cair dialirkan dari kolam limbah dengan menggunakan pipa PVC atau baja dengan ukuran 8 inchi untuk pipa induk, 4 inchi untuk primer, dan 2 inchi untuk pipa sekunder. Rotasi pengisian flatbed 2 kali dalam setahun. Limbah cair mengandung banyak bahan organik yang dibutuhkan oleh pokok kelapa sawit. Persentase kandungan unsur hara limbah cair tiap 75 ton/ha dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kandungan Unsur Hara Limbah Cair Setiap 75 ton Unsur Hara Kandungan kg Presentase (%) Nitrogen (N) Phosphore (P 2 O 5 ) Kalium (K 2 O) Magnesium (MgO) Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012) Aplikasi limbah cair dilakukan dengan dosis 75 ton/ha/tahun. Limbah cair diaplikasikan dalam enam blok di Afdeling III yaitu Blok D23, D24, D25, C23, C24 dan C25. Blok C23, C24 dan C25 memiliki 59 longbad, sedangkan untuk Blok D23, D24 dan D25 memiliki 63 longbed. Dalam pelaksanaannya, aplikasi limbah harus dilakukan koordinasi yang baik antara pihak kebun dan pabrik kelapa sawit. POME yang diaplikasikan disarankan mempunyai kandungan BOD ppm, pihak laboratorium melakukan pengukuran parameter limbah, seperti BOD, COD dan ph, secara rutin. Asisten limbah bertugas untuk mengecek kondisi flatbed, pipa sekunder, melakukan perbaikan flatbed yang sudah mengalami pendangkalan dan mengatasi masalah masalah yang memungkinkan kendala dalam aplikasi. Pelepah yang 23

8 24 jatuh ke flatbed harus segera disingkirkan, begitu pula dengan gulma berkayu yang hidup dalam flatbed, selain itu pada saat hari hujan, aplikasi POME harus dikurangi atau dihentikan agar tidak terjadi luapan. Kegiatan pemeliharaan flatbad dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Kegiatan Pemeliharaan Flatbad Pengendalian Gulma Pengendalian gulma di SAH Estate dilakukan secara manual dan kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi dikususkan untuk gulma pada jalan pikul dan piringan yang umumnya terdiri atas gulma rumput-rumputan dan teki. Pengendalian gulma secara manual dilakukan oleh pekerja yang membabat gulma-gulma pada gawangan mati dan pinggir jalan antar blok, dongkel anak kayu, serta pembersihan piringan. Pengendalian gulma secara kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan oleh dua tim, yaitu tim knapsack spraying (KS) dan tim micron herby spray (MHS). PT PISP menerapkan kelestarian dan keramahan lingkungan serta keselamatan dan keamanan kerja (K3) dalam setiap kegiatan operasional kebun. Begitu juga dengan kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi, penggunaan bahan aktif herbisida kontak seperti paraquat tidak diperkenankan, selain itu di sekitar area buffer zone meliputi area sekitar rawa, sungai maupun parit dilarang dilakukan penyemprotan gulma. Knapsack spraying (KS). Tim semprot KS lebih dikhususkan untuk pemeliharaan jalan pikul, dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Tujuan pengendalian gulma di jalan pikul adalah untuk mempemudah pengangkutan buah, mengurangi kompetisi hara, serta menekan populasi hama. Sementara

9 25 pengendalian gulma di TPH bertujuan untuk mempermudah pengangkutan buah ke truk, serta memudahkan pengamatan mutu panen buah. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah knapsack jenis solo dengan kapasitas tangki semprot 15 liter. Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik dengan bahan aktif Gliphosat 480 g/l. Sebelum diaplikasikan, larutan herbisida dicampur air dengan perbandingan 1:1, kemudian ditambahkan Metafuron dengan dosis 50 g/l. Penambahan Metafuron bertujuan untuk merekatkan larutan herbisida ke permukaan daun gulma. Konsentrasi campuran racun yang digunakan adalah 160 ml/15 ltr. Dalam setahun dilakukan tiga kali rotasi untuk semua blok. Tenaga kerja tim KS adalah tenaga kerja borongan yang terdiri atas 5 7 orang wanita. Masing masing afdeling memiliki satu tim KS yang dibimbing oleh satu orang mandor perawatan yang bertanggung jawab langsung kepada asisten afdeling. Penyemprotan dilakukan per blok, pengaturan kegiatan aplikasi di lapangan harus diatur agar tidak bertepatan dengan kegiatan pemanenan atau kegiatan lainnya. Pengupahan tenaga penyemprotan jalan pikul yaitu Rp ,- /ha dengan basis kerja 6 ha/hk. Pada saat kegiatan penyemprotan kendala utama adalah keterseediaan air bersih, pada saat musim kemarau tidak terdapat air di parit, sehingga harus dilakukan kegiatan langsir air. Air dilangsir dan ditempatkan pada beberapa titik yang tidak terdapat sumber air. Micron herby spray (MHS). Tim semprot MHS difokuskan untuk pemeliharaan jalan pikul dan piringan. Herbisida yang digunakan sama dengan tim KS, dengan namun dosis lebih tinggi yaitu Gliphosat 480 ml/ha, dilakukan pencampuran antara larutan herbisida dan air sebanyak 6 l, kemudian ditambahkan Metafuron dengan dosis g/ha. Metafuron yang digunakan adalah yang cair untuk menghindari pengendapan pada nozzle. Gulma yang dikendalikan adalah semua jenis gulma yang ada di piringan, jalan tengah dan jalan pikul. Alat semprot yang digunakan tim MHS berbeda dengan tim KS. Alat yang digunakan adalah mikron herbi konvensional. Secara garis besar, alat ini terdiri atas tiga bagian, yaitu: bagian kepala (atomizer, motor penggerak dan nozel),

10 26 tangkai (pegangan), serta tangki larutan. Kapasitas tampung tangki larutannya adalah 10 liter (Chairunisa, 2008). Perawatan micron herbi tersebut harus benar agar masa penggunaannya lebih lama. Air yang digunakan sebagai campuran harus air yang bersih dan bebas dari kotoran, untuk itu air disediakan dengan cara dilangsir dari sumber air yang bersih. Untuk pengangkutan alat dan langsiran air digunakan mobil pickup. Tenaga kerja tim MS adalah tenaga kerja borongan yang terdiri atas 7 orang tenaga kerja. Tim MS, bekerja secara rotasi untuk tiga afdeling secara bergantian. Pelaksanaan kegiatannya dibimbing oleh satu orang mandor untuk tiga afdeling. Pengupahan tenaga penyemprot yaitu Rp ,-/ha, dengan rincian Rp ,-/ha untuk chemist piringan, Rp 7 500,-/ha untuk jalan pikul, Rp 12.5 untuk jalan tengah dan Rp. 750,-/ha untuk chemist TPH, dengan basis kerja 5 ha/hk. Hasil prestasi kerja dari kedua tim berbeda-beda, secara umum, prestasi kerja dari tim MHS lebih baik dari KS karena hemat air, waktu dan tenaga. Kegiatan penyemprotan dengan menggunakan micron herbi dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Penyemprotan Menggunakan Micron Beberapa jenis gulma dominan yang ditemukan di areal pokok adalah jenis rumput-rumputan seperti Centotheca lappacea, Cynodon dactylon, Axonopus sp., dan Eleusine indica, jenis teki-tekian seperti Cyperus sp, jenis paku-pakuan seperti Nephrolepis biserata, Diterus arida, Stenochlaena palustris, serta jenis gulma berdaun lebar seperti Asystasia sp., Chromandeliana, Ageratum conyzoides, dan Borreria latifolia.

11 27 Infus benalu. Untuk mengatasi pertumbuhan benalu yang mengganggu, SAH Estate melakukan kegiatan infus akar benalu. Benalu adalah tumbuhan parasit yang hidup di tumbuhan lain sebagai tempat tinggal dan mengambil makanan dari tumbuhan tempat menumpang. Pada perkebunan kelapa sawit, kehadiran benalu akan sangat merugikan, benalu yang sudah tumbuh besar akan menghambat pertumbuhan pokok kelapa sawit karena mengurangi penyinaran matahari yang dapat diterima oleh tajuk. Benalu juga menghambat kegiatan pemanenan, bahkan pada kondisi benalu yang parah, pemanenan pada pokok kelapa sawit sudah tidak dapat dilakukan lagi. Pengendalian benalu yang dilakukan SAH Estate adalah dengan cara menginfus langsung akar benalu dengan menggunakan Garlon. 1 liter Garlon dicampur solar atau minyak tanah dengan perbandingan 1 : 1, aplikasi dosis yang dilakukan tergantung dari besarnya benalu yang tumbuh, untuk khasus ini masih perlu dilakukan kalibrasi ulang perhitungan dosis yang tepat. Kegiatan infus akar benalu dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Kegiatan Infus Benalu Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual yang terdapat di SAH Estate meliputi garuk piringan, babat gawangan, babat bahu jalan dan dongkel anak kayu. Garuk piringan. Piringan merupakan daerah W0 (weed zero) yang harus bebas dari segala jenis gulma. pembersihan piringan secara manual di sekitar pokok sawit dilakukan dengan menggunakan parang dan arit panjang. Pembersihan gulma dilakukan dengan cara menggaru, kemudian membersihkan gulma yang telah digaru. Lebar W0 untuk piringan adalah meter dari

12 28 pokok sawit. Pekerjaan garuk piringan dilakukan dengan sistem kerja borongan, pengupahan ditentukan berdasarkan jumlah luasan yang dikerjakan. Upah pekerjaan ini sebesar Rp ,-/ha. Rotasi pekerjaan garuk piringan dilakukan satu kali pertahun. Babat gawangan. Gawangan merupakan tempat penyusunan pelepah yang banyak ditumbuhi oleh gulma kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan. Gawangan tidak harus bersih sepenuhnya dari gulma, namun pengendalian tetap harus dilakukan agar memudahkan pengawasan kebun. Pembabatan dilakukan dengan cara menebas gulma dengan ketinggian ± 40 cm dari permukaan tanah. Tenaga kerja babat juga termasuk sistem borongan. Seorang pembabat biasanya dapat menyelesaikan 1.5 ha 2 ha per hari. Upah tenaga babat gawangan adalah Rp ,-/ha. Semua semak yang ada di gawangan dibabat menggunakan parang babat. Kegiatan babat gawangan dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Kegiatan Babat Gawangan Babat bahu jalan. Babat bahu jalan merupakan kegiatan pengendalian gulma, pada bahu jalan yang bertujuan untuk memperlebar jalan antar collection road (poros blok). Bahu jalan harus bebas dari gulma kelompok kayu-kayuan, agar pengamatan kedalam blok tidak terhalang. Pembabatan dilakukan dengan cara menebas batang pohon atau gulma dengan menggunakan parang babat. Tenaga kerja babat juga termasuk sistem borongan. Seorang pembabat biasanya dapat menyelesaikan 1 km/hari untuk satu bahu jalan sepanjang collection road atau tiga bahu jalan pada main road (jalan poros). Upah tenaga babat bahu jalan adalah Rp. 100,-/m. Dongkel anak kayu. Jenis gulma yang didongkel adalah gulma daun lebar yang berkayu seperti Melastoma affine, Kopi-kopian, Miramia umbelanta,

13 29 Chromolena odorata, dan tukulan (anak sawit liar) yang terdapat pada gawangan serta pada piringan kelapa sawit. Dongkel anak kayu dapat dilakukan dengan menggunakan alat dongkel, parang, atau langsung dicabut dengan tangan. Upah untuk tenaga kerja dongkel anak kayu adalah Rp ,-/ha. Jenis pekerjaan ini adalah pekerjaan dengan sistem borongan, sehingga tidak ada premi yang diperoleh oleh tenaga pendongkel. Tenaga pendongkel dapat menyelesaikan ha per hari. Walaupun demikian, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Afdeling III, terdapat beberapa pendongkel yang hanya dapat menyelesaikan setengah hektar per hari, disebabkan oleh faktor cuaca yang terik. Pengendalian Hama SAH Estate tidak dijumpai terlalu banyak hama dan tidak beragam, hal ini dikarenakan kondisi pokok yang sudah memasuki fase tanaman menghasilkan (TM). Berdasarkan pengamatan penulis, hama utama yang dijumpai adalah rayap (Isoptera sp.), tikus (Rattus tiomanicus), dan ulat api (Setora nitens), namun dalam jumlah dibawah ambang ekonomi. Untuk menanggulangi timbulnya ledakan serangan hama SAH Estate melakukan tindakan pencegahan dengan menanam beneficial plant, membuat gupon (sarang burung hantu), dan melakukan pembongkaran rumah rayap. Penanaman beneficial plant. Jenis beneficial plant yang ditanam di SAH Estate adalah Tunera subulata dan Casiatora. Penanaman tersebut merupakan usaha pengendalian hama ulat api. Tunera subulata ditanam di sepanjang bahu jalan poros dalam piringan berdiameter ± 1.5 m dan bebas dari gulma, aplikasi tankos dilakukan untuk menambah unsur hara dengan dosis 75 kg/titik tanam. Gupon. Gupon adalah kandang burung hantu yang sengaja dibuat di dalam areal pokok kelapa sawit untuk mengendalikan hama tikus. Tikus (Rattus tiomanicus) merupakan hama yang paling utama di perkebunan kelapa sawit, Salah satu tindakan untuk mengendalikan hama tikus secara biologis yang dilakukan di SAH Estate adalah dengan penggunaan burung hantu (Tyto alba). Burung hantu (Tyto alba) termasuk golongan karnivora, dengan daya konsumsi terhadap tikus mencapai 99.4 %. Satu gupon dibuat untuk mencakupi ± 30 ha areal perpokok, setiap blok diusahakan memiliki satu unit kandang burung

14 hantu. Kandang burung hantu dibuat dengan menggunakan kayu dan tiang besi silinder sebagai penyangga. Gupon dapat dilihat pada Gambar Gambar 9. Gupon Pengendalian rayap. Rayap (Isoptera sp.) merupakan hama yang cukup penting umumnya tinggal dan berkembang biak pada batang pokok kelapa sawit. Jenis rayap yang menyerang pokok kelapa sawit di SAH Estate adalah Captotermes curvignathus dan Macrotermes gilvus. Umumnya rayap ini akan membuat lorong-lorong di dalam batang sehingga menimbulkan rongga-rongga dan pembusukan pada batang, akibatnya pokok yang terserang mati. Tindakan pengendalian hama rayap yang dilakukan diperkebunan SAH Estate yaitu pengendalian secara kimia dan manual, namun penulis tidak mengikuti kegiatan pengendalian rayap. Untuk pengendalian secara mekanis yakni mengumpulkan serta menyingkirkan batang dan akar kayu, membongkar sarang rayap di tanah dan pokok yang telah mati. Perawatan Lahan dan Pokok Pemeliharaan jalan. Areal untuk keperluan pembangunan jalan panen, jalan kebun, jalan produksi dan jalan penghubung utama di SAH Estate adalah 5 6 % dari luas areal keseluruhan (56.67 ha). Pembangunan jalan di kebun harus dibuat dengan sasaran dapat dilalui dalam segala cuaca ( all weather road ). Kerusakan jalan yang banyak terjadi di SAH Estate disebabkan oleh cuaca yang buruk (hujan deras) dimana terdapat genangan air yang dapat membentuk lapisan lumpur yang tebal. Hal ini didukung juga oleh sifat tanah di SAH Estate yang mengandung fraksi liat yang tinggi.

15 31 Kegiatan perbaikan jalan dilakukan secara manual dan mekanik. Rawat jalan dilakukan secara manual dan mekanis dengan alat berat, namun lebih sering dilakukan secara manual menggunakan cangkul. Perbaikan jalan dengan cara manual, yaitu dengan membuang air yang tergenang di jalan ke parit drainase terdekat dengan membuat parit-parit kecil di jalan. Jika terdapat jalan yang rusak atau berlubang, maka perlu dilakukan penimbunan lubang dengan batu atau tanah. Rawat manual berdampak pada biaya tenaga kerja yang lebih murah, jalan rusak dapat langsung diperbaiki, namun tidak efektif jika diterapkan pada jalan yang rusak berat. Rawat mekanis dengan alat berat membutuhkan biaya lebih mahal, jalan baru diperbaiki jika telah mengalami rusak berat, perbaikan jalan secara mekanik dilakukan dengan menggunakan grader dan boomax. Pemberantasan tukulan. Kegiatan pemberatasan tukulan di SAH Estate wajib dilakukan oleh seluruh pekerja KHT afdeling, dengan cara membawa 200 tukulan ketika apel pagi. Tukulan ini juga berfungsi sebagai absen bagi para pemanen serta pengingat bahwa pemungutan berondolan masih tidak bersih. Dongkel tukulan (anak sawit) merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan pokok kelapa sawit dengan cara membuang pokok sawit liar yang tumbuh di sekitar pokok kelapa sawit utama seperti piringan, gawangan, dan jalan pikul. Pembuangan sawit liar ini dilakukan agar tidak mengganggu penyerapan hara dan produktivitas pokok kelapa sawit. Penunasan (prunning). Penunasan merupakan kegiatan membuang pelepah. Penunasan bertujuan untuk mempermudah pemanenan, menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak cabang, mengurangi kelembaban yang dapat menimbulkan penyakit marasmius, mengurangi penghalang pembesaran buah, memperlancar proses penyerbukan alami, mempermudah pengamatan buah pada saat sensus produksi, melakukan sanitasi pokok, sehingga menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit, serta menjaga luasan permukaan daun (leaf area) yang optimum agar diperoleh produksi yang maksimum. Penunasan juga merupakan kegiatan membuang pelepah yang tidak memenuhi standar songgo dua atau yang sudah kering, namun ketentuan penunasan harus disesuaikan dengan kondisi pelepah. Beberapa blok di SAH

16 32 Estate menerapkan songgoh satu dikarenakan terlambatnya rotasi. Rotasi yang ditetapkan di SAH Estate adalah 1.5 afdeling/tahun yaitu dalam satu tahun seluruh areal telah ditunas dan diulang dari awal pekerjaan tunasan hingga setengah dari luas areal. Kegiatan tunasan di SAH Estate harus dilakukan dengan baik, karena kondisi pelepah pokok kelapa sawit yang kurang baik. Banyak terdapat pelepah mati yang tidak ditunas, selain itu pada kegiatan panen masih banyak pemanen yang melakukan panen tanpa menurunkan pelepah. Kegiatan penunasan yang dilakukan di SAH Estate tidak dilakukan bersamaan dengan kegiatan panen. Masing masing pemanen memiliki hanca tunasan sendiri yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu. Kegiatan menunas biasanya dikerjakan sore hari ketika selesai kegiatan panen. Pembayaran tunasan dilakukan segera setelah hanca tunasan selesai dengan upah Rp 750,-/pkk. Sensus pokok dan pemetaan blok. Sensus pokok dan pemetaan blok merupakan salah satu kegiatan mendata seluruh pokok yang terdapat di areal pokok kelapa sawit. Sensus pokok di SAH Estate dilakukan secara teliti dan teratur dengan tujuan memberikan gambaran mengenai keadaan blok yang sebenarnya. Manfaat hasil sensus adalah kemudahan mengelola kebun, antara lain: mengetahui jumlah pokok, termasuk keperluan pokok sisipan, pokok sakit/abnormal, pokok mati/kosong, data parit, data sarana fisik (jalan, jembatan, titi panen), pekerjaan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan pemetaan blok yang dilakukan di SAH Estate dilakukan dengan mendata kondisi per pokok satu persatu, mendata lokasi titian panen dan TPH, lokasi parit di dalam dan luar blok. Pemetaan dilakukan dengan memberikan tanda pada peta blok yang sudah disiapkan. Keterangan pemetaan blok adalah sebagai berikut - S1 = pokok sisipan tahun S2 = pokok sisipan tahun S3 = pokok sisipan tahun tb = pokok tumbang - x = pokok mati/ titik tanam kosong - R = pokok kena serangan rayap

17 33 - B = pokok berbenalu - Abn = pokok abnormal - tp-btn = posisi titi panen beton - tp-ky = posisi titi panen kayu - = parit sekunder - = parit/sungai alam - GBH = posisi gupon Selama melakukan kegiatan sensus, terdapat kendala-kendala yang menyebabkan kesulitan dalam pengamatan, yaitu pada beberapa blok terdapat parit besar di jalan tengah yang menyulitkan pengamatan sehingga harus melompat atau memutar. Sebelum pelaksanaan kegiatan, tenaga pengamat harus diberi penjelasan yang lebih terperinci dan jelas mengenai cara pengamat. Tenaga pengamat di SAH Estate adalah pemanen yang tidak melakukan panen pada hari tersebut. Pemanen tidak mempunyai gambaran yang jelas mengenai tata cara pengamatan sehingga seringkali didapat data pengamatan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Panen Panen adalah pemotongan tandan buah segar dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Panen adalah pekerjaan penting di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan uang ke perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas pokok, keberhasilan panen didukung manajemen panen yang baik meliputi persiapan panen, kriteria matang panen, angka kerapatan panen, sistem panen, rotasi panen, sistem upah (basis panen, premi panen, dan denda panen), dan kebutuhan tenaga kerja pemanen. Persiapan panen. Persiapan panen adalah kegiatan pra panen yang akan menunjang keberhasilan panen. Persiapan panen di SAH Estate, dimulai dari kegiatan apel pagi (check roll) pada pukul 6.00 WIB WIB. Apel pagi di Afdeling III dilakukan di halaman depan kantor afdeling, sewaktu apel pemanen diwajibkan memakai alat pelindung diri (APD) langsung yaitu helm dan sepatu boot, apel ini dipimpin langsung oleh seorang Field assisten (FA). FA bertugas

18 34 memberikan pengarahan-pengarahan mengenai SOP selama memanen juga membahas mengenai hasil pemanenan hari kemarin dan evaluasi kerja karyawan. Setelah pengarahan dari asisten, selanjutnya mandor panen bertugas membagi hanca panen yang akan dipanen menurut kemandoran. Sehari sebelum apel pagi mandor panen harus membagi seksi panen dan menyiapkan kebutuhan pemanen (HK) untuk panen selanjutnya. Sebelum mendapatkan kebutuhan pemanen dan kebutuhan dump truck, mandor harus mengecek angka kerapatan panen blok yang akan di panen hari berikutnya. Kegiatan apel pagi dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Kegiatan Apel Pagi di Afdeling Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah dengan tepat pada saat yang tepat. Kriteria matang panen SAH Estate ditentukan berdasarkan jumlah berondolan yang jatuh ke tanah secara alami, yaitu apabila terdapat >15 berondolan, maka buah tersebut telah layak untuk dipanen, jika ditemukan buah yang membrondol <15 maka tidak dibolehkan untuk dipanen. Namun pada prakteknya di lapangan banyak pemanen yang menurunkan buah dengan brondolan < 15, hal ini mereka lakukan karena mengejar target output (3 000 kg). Angka kerapatan panen (AKP). Angka kerapatan panen menunjukkan persentase jumlah buah matang pada suatu luasan panen. AKP ditentukan dengan menghitung jumlah buah yang siap dipanen pada beberapa blok sampel. Sampel yang diambil sebanyak 10% dari total luasan blok yang akan dipanen dan minimal 3% dari luasan. Pada pelaksanaan di lapangan seringkali mandor melakukan perhitungan AKP dengan luasan sampel < 3%, sehingga mempengaruhi perhitungan kebutuhan tenaga kerja panen pada keesokan harinya.

19 35 Angka kerapatan panen bertujuan untuk membantu penyusunan rencana kerja serta mengetahui taksasi produksi harian, kebutuhan tenaga pemanen, dan kebutuhan dump truck. Rata-rata AKP di SAH Estate yaitu 1:6, artinya dari 6 pokok kelapa sawit, terdapat 1 pohon yang siap panen. Angka kerapatan panen dihitung dengan rumus : Taksasi harian panen. Taksasi harian panen adalah perkiraan produksi. Taksasi dilakukan oleh mandor panen digunakan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga kerja panen dan kebutuhan truk pengangkut TBS, selain itu, taksasi dapat memudahakan pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan panen di kebun. Taksasi panen dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Berdasarkan hasil taksasi, dapat dihitung kebutuhan tenaga kerja panen pada esok harinya dengan rumus Sistem panen dan rotasi panen. SAH Estate menerapkan sistem panen hanca giring tetap per kemandoran, dimana penempatan pemanen yang akan memanen pada hari tersebut telah ditentukan hanca ke hanca selanjutnya. Sistem ini mengakibatkan pengaturan jumlah tenaga kerja lebih mudah, ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan atau kondisi kematangan buah. Apabila AKP sedikit diterapkan sistem sorong panen untuk mencapai target kg per pemanen. SAH Estate juga menganut sistem family cover dimana pembantu kegiatan pemanen kebanyakan berasal dari keluarga atau kenalan yang dibayar khusus oleh pemanen sendiri bukan dari perusahaan bergantung kesepakatan kedua belah pihak. Pembantu panen bertugas untuk memungut berondolan dan menggangkut hasil panen dari dalam hanca ke TPH, sehingga pekerjaan lebih cepat selesai.

20 Rotasi panen adalah selang waktu antara satu panen dengan panen berikutnya pada satu hanca panen (Hasibuan, 2010). Rotasi panen SAH Estate adalah 6/7 artinya dalam 1 minggu terdapat 6 hari panen sehingga dalam 1 divisi terdapat 6 kapel panen. Kapel panen adalah luasan yang harus diselesaikan oleh pemanen di satu hanca dalam satu hari panen. Kapel panen Afdeling III terdiri atas 6 kapel, masing-masing terdiri atas 4-5 blok bergantung luasan blok. Luasan kapel Afdeling III dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Kapel Panen Afdeling III Kapel Tahun Tanam Blok Luas (ha) Ʃ Pokok I 1995 C34, C33, C32, C31, C II 1995 C29, C28, C27, C26, C III 1995, 2002, 2004 C24, C23, C22, C IV 1995, 1998, 2004 D21, D22, D23, D V 1995 D25, D26, D27, D28, D VI 1995 D30, D31, D32, D33, D Sumber :Kantor Kebun Afdeling III (Februari, 2012) Pada pelaksanaan di lapangan, panen sering terkendala, sehingga rotasi panen tidak sepenuhnya 6/7. Rotasi panen tidak setiap hari 6/7 ada juga yang 5/7, hal ini dilakukan guna mempertahankan agar rotasi panen tidak melewati 7 atau buah yang kelewat matang karena tidak dipanen. Rotasi panen umumnya dapat berubah apabila terdapat hari libur nasional, terjadi panen rendah dan panen puncak. Peralatan panen. Alat-alat kerja pemanenan yang digunakan oleh karyawan di SAH Estate disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan. Pengadaan alat alat pemanenan disediakan oleh kebun, dan pembayaran secara angsuran dan dipotong tiab bulan. Daftar alat kerja dan fungsi fungsinya dapat dilihat pada Tabel

21 Tabel 11. Daftar Alat Penen dan Fungsinya No Nama Alat Kegunaan Keterangan 1 Harvesting pole (egrek) Memotong TBS yang tinggi Terdiri dari tiang aluminium sepanjang 6 12 m dan mata pisau egrek, berbentuk seperti arit dengan pangkal 20 cm, panjangnya 45 cm dan sudut lengkung Dodos Memotong TBS rendah Berbetuk seperti tembilang lebar mata 8 14 cm dan panjang mata 8 12 cm. 3 Gancu menganggkat buah Besi seperti mata kali berdiameter 3 8 inchi 4 Angkong menggangkut buah Kereta dorong beroda satu, terbuat dari besi 5 Kapak memotong gagang TBS Kapak yang dipakai di SAH estate bermata leter U 6 Karung Wadah berondolan Karung yang digunakan berasal dari karung pupuk, dijatah untuk tiap pemanen 7 Tojok Untum memuat TPS ke dump truck Digunakan oleh pemuat, berupa pipa besi berbentuk lancip dengan panjang ± m Sumber; Pengamatan Lapang di SAH Estate, (Februari, 2012) Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen dilaksanakan setiap hari kecuali hari libur. Tugas yang harus dilakukan pemanen adalah memotong semua tandan masak, memotong pelepah, pelepah dibelah dua kemudian disusun dengan rapi di gawangan mati, mengumpulkan brondolan dalam karung, serta mengangkut buah dan brondolan hingga ke TPH. Buah yang telah disusun di TPH semua wajib diberi nomor pemanen untuk mempermudah kerani buah untuk menghitung jumlah buah dan mengetahui kondisi buah. Kegiatan panen di SAH Estate dilakukan berdasarkan SOP kebun yang berlaku, namun pada pelaksanaannya masih terdapat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pemanen, seperti masih banyak pemanen yang menurunkan buah kurang matang. Masih terdapat pemanen yang tidak menurunkan pelepah sehabis panen, atau tidak memotong pelepah menjadi dua sebelum disusun di gawangan mati. Kegiatan panen dapat dilihat pada Gambar Gambar 11. Pelaksanaan Panen

22 38 Basis dan premi panen. Basis adalah syarat dasar yang harus dipenuhi karyawan dalam pemanenan untuk kebutuhan 1 HK. Pemanen memperoleh upah premi berdasarkan prestasi kerjanya. Basis panen yang harus dipenuhi oleh seorang pemanen di SAH Estate adalah kg/ hari sedangkan output (rata-rata tonase yang didapatkan oleh pemanen) adalah kg/ hari. Output diterapkan dengan tujuan untuk mencapai budget produksi. Output kg per pemanen terlalu tinggi, basis borongan minimal (sesuai dengan upah rata-rata SKU) yaitu 800 kg per HK, serta berkisar antara kg per HK (Pahan, 2008). Basis output yang terlalu tinggi ini mengakibatkan banyak pemanen yang melakukan pelanggaran, sehingga menurunkan mutu buah yang dipanen. Apabila pemanen melebihi basis, maka kelebihan dari tonase yang diperoleh dihitung sebagai premi. Perhitungan premi yang diterapkan SAH Estate adalah premi bertingkat yang terdiri dari tiga tingkatan basis. Brondolan juga menjadi bagian penting dalam pendapatan pemanen. Setiap kilogram brondolan dihargai Rp.120, /kg. Presentase berondolan bayar adalah 10% dari kg TBS yang dihasilkan pemanen, artinya 10% merupakan batas toleransi yang dibenarkan dalam pembayaran, apabila persentase brondolan melebihi 10%, maka persentase kelebihannya tidak dibayar akan tetapi berdasarkan perhitungan premi panen TBS. Jika pemanen menghasilkan output kg dengan brondolan 400 kg premi yang diperoleh yaitu: (1) Premi = (Basis Pemanen) 400 = kg (2) Premi panen : - Lebih basis 1 = 500 x Rp 25,- - Lebih basis 2 = 500 x Rp 30,- - Lebih basis 3 = sisa brondolan (100) x Rp 35,- (3) Brondolan = 10% x x Rp. 120,- sisa 100 (dari 400) = RP ,- (1) Premi panen : Rp12 500,- + Rp ,- + Rp ,- + Rp Selain pemanen, mandor panen dan kerani produksi juga mendapatkan premi, premi mandor dan kerani diperoleh setelah menghitung jumlah tonase seluruhnya dari semua pemanen. Ketentuan premi pemanen Mandor Panen, dan Kerani Produksi dapat dilihat pada Tabel 12.

23 Tabel 12. Ketentuan Tarif Premi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani Produksi 39 No Jenis Perkejaan Satuan 1 TM 7 TM 11 Lebih basis 1 Lebih basis 2 Lebih basis 3 2 TM 12, dst Lebih basis 1 Lebih basis 2 Lebih basis 3 kg/ harian kg/ harian Premi Pemanen (Rp/satuan) Basis Sisa tonase Sisa tonase Sumber; Pengamatan Lapang SAH di Estate, (Maret, 2012) Target minimal Premi mandor (Rp/satuan) Premi kerani (Rp/satuan) kg kg Biaya panen. Biaya panen adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan 1 kg TBS sampai ke TPH. Biaya panen umumnya mencakup upah harian pemanen, premi panen, premi brondolan dan premi pokok tinggi yang diperoleh dengan cara : Sanksi panen. Tindakan pemanen, mandor panen ataupun kerani produksi yang tidak sesuai dengan SOP kebun akan dikenai sanksi. Tujuan diberlakukannya sanksi adalah menghindari kesalahan serta memberikan efek jera kepada pekerja. Denda pemanen, mandor panen dan kerani produksi dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Ketentuan Denda bagi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani Produksi No Kriteria Pemanen Mandor Panen Kerani Produksi 1 TBS matang tidak dipanen Rp 500,- /TBS Rp 750,-/TBS - 2 TBS matang tidak diangkut ke TPH Rp 500,- /TBS Rp 1 000,-/TBS - 3 TBS mentah terpanen Rp 1 000,-/TBS Rp 1 000,-/TBS - 4 TBS Tangkai Panjang Rp 500,- /TBS Rp 500,-/TBS Rp 750,- /TBS 5 Brondolan Tidak dikutip Rp 1 500,-/TBS Rp 1 500,-/TBS - 6 TBS tidak diangkut dari TPH - - Rp 1 500,-/TBS 7 Brondolan tidak diangkut dari TPH - - Rp 1 500,-/TBS 8 Pencatatan data kualitas tidak benar - - Rp 1 500,-/TBS Sumber : Kantor Kebun, PT Perdana Insti Sawit Perkasa (April, 2012)

24 Untuk menjaga kualitas TBS yang dipanen, asisten afdeling melakukan penilaian (grading) TBS di TPH, berdasarkan hasil grading di Afdeling III, sanksi paling banyak ditemukan adalah terpanennya buah kurang matang. Sanksi pemanen Afdeling III Periode April 2012 disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Sanksi Pemanen Afdeling III Periode April 2012 No Pemanen Kesalahan Panen Buah mentah Kurang matang Tangkai panjang Total Sanksi Sumber; Pengamatan Lapang di SAH Estate, (Februari, 2012) Apabila telah melanggar berulangkali, pekerja akan dikenakan SP (surat peringatan) ataupun dikenakan mutasi ke Perusahaan atau afdeling lain. Denda pemanen ini dibuat untuk mendisiplinkan para pemanen yang berbuat tidak sesuai SOP yang berlaku. Transportasi tandan buah segar (TBS). Pengangkutan hasil panen merupakan kegiatan pengangkutan TBS dan brondolan dari TPH ke pabrik. Buah yang dipanen harus segera diangkut pada hari itu juga setelah buah dipanen. Perencanaan angkutan dilakukan oleh kerani produksi dan asisten afdeling. Pengangkutan dimulai pukul 9 setelah pemanen telah mengeluarkan buah, dan berakhir pada pukul 8 malam hingga waktu penerimaan buah di pabrik sudah ditutup, sehingga tidak jarang masih terdapat buah yang tidak terangkut pada hari tersebut. Buah yang tidak terangkut akan diangkut pada keesokan harinya, namun mutu buah yang tidak terangkut (restan) tersebut sudah menurun. 40

25 41 Sistem yang biasa diterapkan di Afdeling III adalah sistem muat bebas. Kelebihan sistem muat bebas adalah TBS lebih cepat terangkut terutama pada musim hujan. Kekurangannya adalah lebih banyak bahan bakar yang digunakan. Alat yang digunakan dalam pengangkutan adalah dump truk untuk memuat TBS, karung dan garu plastik untuk mengumpul berondolan dan tojok untuk memuat buah. Setelah pengambilan TBS dan sebelum diangkut ke pabrik, kerani produksi harus mengisi surat pengantar buah. Pengangkutan tandan buah segar. Kegiatan pengangkutan TBS dan berondolan terdiri atas dua tahap, yaitu pengangkutan dari hanca ke TPH, dan pengangkutan dari TPH ke PKS. Transportasi TBS dan brondolan harus sudah terkirim ke PKS< 24 jam untuk menjaga mutu TBS dan brondolan. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan oleh kerani produksi untuk mengatur alokasi pembagian tenaga angkut (pemuat). Efisiensi pengangkutan TBS akan tercapai apabila unit angkutan memuat TBS secara maksimal dengan waktu seefisien mungkin. Kegiatan angkut TBS dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Pelaksanaan Angkut TBS Buah yang kurang matang tidak diangkut ke PKS biasanya di biarkan membrondol di TPH. Premi kerani produksi seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya adalah (jumlah tonase yang didapat/jumlah kerani) x Rp1.2,-/kg TBS, sedangkan premi supir disesuaikan dengan jarak tempuh. Premi pemuat dibedakan menurut tahun tanam, dengan basis angkut TBS tiap pemanen adalah 4 ton, premi yang berlaku adalah premi bertingkat. Ketentuan tarif premi supir PT PISP dapat dilihat pada Tabel 15.

26 42 Tabel 15. Ketentuan Tarif Premi Supir PT PISP Jarak AFD Basis Lebih Basis I Lebih Basis II Lebih Basis II Hari libur (KM) (kg) (kg) Tarif Rp (kg) Tarif Rp (kg) Tarif Rp (tanpa basis) 0 5 III > II > >10 I > Sumber : Surat Edaran Kantor Kebun, PT Perdana Insti Sawit Perkasa (April, 2012) Supir dumptruck wajib memakai APD seperti helm, Setelah melewati penimbangan otomatis, buah diturunkan ke looder (tempat penerimaan buah sementara) sebelum diolah gunanya untuk memastikan ada atau tidaknya buah kurang matang.

27 43 Aspek Manajerial Selama 2 bulan terakhir penulis melaksanakan kegiatan magang di SAH Estate sebagai pendamping mandor dan pendamping asisten afdeling. Pendamping Mandor (PM) Mandor adalah karyawan non staf PBT maupun KHT yang berhubungan langsung dengan pekerja di lapangan. Mandor bertugas mengawasi pekerjaan karyawan, memberikan arahan kepada karyawan, mengevaluasi hasil kerja karyawan, memberikan motivasi kepada karyawan serta menegur karyawan apabila karyawan melakukan kesalahan. Setiap sore setiap pulang dari lapangan, mandor harus membuat laporan mengenai pekerjaan yang telah dilakukan membuat rencana kerja harian (RKH) Selama menjadi pendamping mandor, penulis mengikuti kegiatan semua mandor baik mandor panen, kerani panen, mandor perawatan, dan mandor pemupukan. Pendamping mandor panen. Kegiatan penulis sebagai pendamping mandor panen dilakukan selama 6 hari. Selama menjadi mandor, penulis melakukan kegiatan mengawasi pemanen, dan melakukan cek mutu hanca sebanyak 3-4 hanca setiap harinya, melakukan kegiatan penetapan AKP (angka kerapatan panen), menghitung losses, menghitung efisiensi, membuan laporan kerja, serta menghitung premi karyawan. Pendamping kerani panen. Kegiatan penulis sebagai kerani panen dilakukan selama 6 hari. Selama bertugas sebagai pendamping kerani panen, penulis membantu kerani mengecek dan menghitung buah dan berondolan yang telah disusun di TPH, mencatat nomor pemanen, dan menuliskannya dalam buku penerimaan buah dan berondolan. Kerani produksi bertugas untuk mengatur strategi pengangkutan panen dan memberikan arahan kepada supir. Jika jalan rusak atau licin, panen dilakukan mulai dari ujung jalan agar muatan tidak terlalu banyak jika truk memutar. Penulis bekerja hingga pemanen terakhir selesai menyelesaikan hancanya. Setelah kembali ke kantor divisi, penulis membantu kerani membuat laporan produksi dan menghitung jumlah premi yang didapat pada hari tersebut.

28 44 Pendamping Mandor Perawatan. Mandor perawatan di SAH Estate melakukan pemantauan untuk pekerjaan pengendalian gulma baik secara kimia maupun manual, memantau kegiatan infus akar FeSO 4, serta memantau perbaikan jalan. Penulis melakukan kegiatan sebagai pendamping mandor perawatan selama 10 hari. Selama menjadi PM penulis membantu mandor melakukan kegiatan kalibrasi alat semprot dan mengawasi kegiatan penyemprotan. Pendamping Field Asistance (FA) Field Assistance (asisten afdeling) adalah pimpinan kerja tingkat afdeling yang membawahi mandor dan kerani divisi. Asisten afdeling memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengelola divisinya dalam hal memberikan arahan dan perintah kepada mandor, kerani dan pekerja, melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap karyawan di divisinya, menyusun rencana kerja bulanan (RKB), serta memeriksa dan mengevaluasi laporan mandor dalam BKM dan laporan kerani dalam buku LPB. Penulis menjadi pendamping asisten selama 5 minggu. Kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan pekerjaan di lapangan, pengawasan kegiatan pemanenan, penunasan, perawatan bunga ulat api, penyemprotan, pemupukan, serta administrasi kebun.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan di Tambusai Estate mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penunasan, sensus pokok, pengendalian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dan pemanenan buah matang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi tercapainya produktivitas yang tinggi. Kegiatan

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Penulis selama dua bulan melakukan perkerjaan teknis sebagai karyawan harian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pengelolaan air, pengendalian gulma, pemupukan,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 9 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat 20 PEMBAHASAN Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH) berdasarkan rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 22 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis adalah aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa pembibitan, pemeliharaan tanaman (penunasan,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja 45 PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Tenaga kerja panen kelapa sawit adalah tenaga kerja yang bertugas untuk menurunkan buah kelapa sawit dari pokok dengan tingkat kematangan buah sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 kasie, dan 5 orang asisten divisi. Karyawan non staf terdiri atas karyawan bulanan, karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja SBHE sebanyak 636 per minggu ke

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 Divisi, dan Kepala Administrasi. Karyawan nonstaf terbagi menjadi karyawan Bulanan, Karyawan Harian Tetap (KHT), dan Karyawan Harian Lepas (KHL). Karyawan Bulanan terdiri atas pekerja tidak langsung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penyisipan, pengendalian gulma (manual dan kimiawi),

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul.Agrohorti 2 (3): 213-220 (2015) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Harvest Management of Oil Palm at Tambusai District

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

ASPEK TEKNIS. Pengendalian Gulma. Tabel 6. Daftar premi perawatan tanaman di Tambusai Estate

ASPEK TEKNIS. Pengendalian Gulma. Tabel 6. Daftar premi perawatan tanaman di Tambusai Estate 25 ASPEK TEKNIS Pengendalian Gulma Organisasi Pengendalian Gulma Pengendalian gulma di Tambusai Estate menggunakan sistem borongan. Setiap rombongan memiliki satu kepala rombongan dan diawasi oleh satu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Mahasiswa pada saat melakukan kegiatan magang bertanggung jawab sebagai KHL selama satu bulan pertama, pendamping mandor pada bulan berikutnya, dan pendamping asisten Afdeling

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 7 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan selama tiga bulan dari 13 Februari hingga 13 Mei 2012 bertempat di Tambusai Estate, Kec. Tambusai Utara, Kab. Rokan Hulu, Riau. Tambusai

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis meliputi kegiatan pengendalian gulma (manual dan kimiawi), pemupukan, pemanenan, penunasan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTISAWIT PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU MAHARANI RAHMAN A24080143 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk 35 PEMBAHASAN Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan).

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/AGR-KBN/22 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 5 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi tandan buah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh YESSI AFRILLA NIM. 070500120 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kebun Padang Halaban dipimpin oleh senior estate manager (SEM) yang merupakan pemegang puncak keputusan atas pengelolaan kebun secara efektif dan profesional

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 20 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pemupukan Organik Di dalam pengolahan TBS (tandan buah segar) di PKS, selain CPO dan PKO juga dihasilkan bahan sampingan (by-products) dalam bentuk limbah padatan

Lebih terperinci

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Kastrasi, adalah kegiatan membuang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit umumnya difokuskan pada 3 tempat, yaitu di piringan, pasar pikul dan TPH. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Kegiatan pengendalian gulma pada Perkebunan Pantai Bonati dibagi menjadi dua metode yaitu pengendalian gulma secara kimiawi dan pengendalian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT. Oleh: TIM

KELAPA SAWIT. Oleh: TIM KELAPA SAWIT Oleh: TIM UMP_Pelantaran Agro Estate- 2015 APA KEUNGGULAN KELAPA SAWIT? 1. Tumbuh terbatas hanya di Daerah Tropis 2. Manfaat luas 3. Risiko sosial dan teknis lebih terkendali 4. Produksi lebih

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : SONI SETIAWAN NIM. 120 500 086 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 21 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis lapangan yang dilakukan penulis sebagai KHL adalah mengikuti dan melakukan beberapa kegiatan di divisi dan di kebun pembibitan. Kegiatan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyebaran Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik selatan, serta beberapa daerah lain

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010).

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Panen 1. Pengertian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas Tanggal Blok Kegiatan Status Prestas Kerja Standar Mahasiswa 22/02/2010 2,4,6,9 Pemupukan Dolomite 23/02/2010 26,27,29,30

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN Aspek Teknis Kebun Selama menjalani kegiatan magang, penulis melaksanakan kegiatankegiatan teknis di lapangan ketika berstatus sebagai KHL. Selama menjadi KHL, penulis mengikuti

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, RIAU WILLY MONIKA YOHANSYAH

ANALISIS PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, RIAU WILLY MONIKA YOHANSYAH ANALISIS PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, RIAU WILLY MONIKA YOHANSYAH DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 18 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Perbaikan Infrastruktur Perkebunan kelapa sawit menghasilkan produk dalam bentuk tandan buah segar (TBS) yang bersifat bulk. Untuk mengeluarkan TBS dari dalam

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual

Lebih terperinci

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 14 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis yang dilakukan adalah sebagai buruh harian lepas, yaitu penulis bekerja aktif dalam kegiatan harian teknis di lapangan yang menuntut aktivitas fisik.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan

Lebih terperinci

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunitas Gulma Lingkungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunitas Gulma Lingkungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Jenis gulma yang tumbuh di suatu tempat berbeda-beda, tergantung faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Menurut Sastroutomo (1990), komunitas tumbuhan memperlihatkan adanya

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Nurcahya Destiawan dan Ani Kurniawati * 1 Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 21 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Panen Kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan bergantung pada tingkat kematangan buah saat dipanen. Panen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan penulis di kebun Pinang Sebatang Estate (PSE) Divisi IV dimulai dari antrian pagi yang dilakukan pada pukul 05.30 06.30 setiap harinya. Kegiatan ini

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Ubikayu Persiapan lahan. Pengolahan lahan dilakukan dengan traktor. Pembajakan dilakukan dua sampai tiga kali. Pembajakan dilakukan pada saat cuaca sedang cerah.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan terdiri dari aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yaitu melakukan kegiatan teknis di lapangan selama menjadi karyawan harian. Aspek

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU MUHAMMAD SATRIA BANGUN A24110007 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan.

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan. IMPLEMENTASI BEST MANAGEMENT PRACTICES (BMP) MELALUI PEMELIHARAAN KESEHATAN TANAH SEBAGAI BAGIAN DARI PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN Oleh: Lambok Siahaan PT PADASA ENAM UTAMA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci