PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Ubikayu Persiapan lahan. Pengolahan lahan dilakukan dengan traktor. Pembajakan dilakukan dua sampai tiga kali. Pembajakan dilakukan pada saat cuaca sedang cerah. Selang waktu pembajakan dengan pembajakan berikutnya kurang lebih selama 2-3 minggu. Setelah dibajak, tanah kemudian dibentuk guludan. Guludan dibentuk dengan menggunakan bajak dengan alat yang disebut furrow atau ridger. Jarak antar guludan yang terbentuk dengan furrow yaitu kurang lebih 90 cm (Gambar 2). Gambar 2. Pembajakan tanah Persiapan bahan tanam. Bahan yang digunakan yaitu stek bibit. Stek diambil dari batang ubikayu yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dengan panjang kurang lebih 1 meter. Dari satu batang ubikayu dipotong lagi menjadi lima bagian, sehingga panjang setiap stek kurang lebih sepanjang 20 cm. Pada saat awal penanaman suatu varietas atau pada saat percobaan suatu varietas, bibit biasanya didapatkan dengan cara membeli dari perusahaan lain. Jika

2 29 bibit merupakan varietas yang sudah ditanam, bibit dapat diambil dari petakan yang sudah dipanen. Varietas yang banyak ditanam dikebun PT PAL yaitu varietas Kasetsart. Alasan penggunaan varietas Kasetsart yaitu varietas ini relatif tahan hama dan penyakit, kadar air yang cukup rendah, kadar pati yang cukup tinggi, dan memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya yang pernah ditanam (Tabel 3). Varietas lain yang pernah ditanam di kebun PT PAL yaitu varietas Thailand, Umas (ubi kayu kuning), M31, M30, Mangu, dan Mukibat (ubikayu sambung). Tabel 3. Produktivitas Varietas yang Pernah Ditanam Varietas Kasetsart (UJ-5) Thailand (UJ-3) UMAS Mukibat (sambung) Sumber: PT PAL Produktivitas (ton/ha) Penanaman. Pola tanam yang digunakan yaitu monokultur dengan jarak tanam 90 X 60 cm, sehingga populasi per hektarnya kurang lebih tanaman. Penanaman dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan Maret, tergantung kesiapan lahan dan kondisi cuaca. Penanaman pada saat curah hujan cukup tinggi dapat menyebabkan biaya perawatan untuk pengendalian gulma menjadi tinggi, karena pada saat tersebut gulma akan cepat tumbuh dan dapat menyaingi tanaman ubikayu. Penyulaman. Penyulaman tanaman dilakukan pada saat hari setelah tanam. Jumlah tanaman yang disulam tidak tentu, biasanya sekitar 20%. Tanaman akan disulam jika persentase bibit tidak tumbuh lebih dari 10%. Bibit sulaman menggunakan bibit sisa penanaman yang biasanya disimpan di pinggiran petakan. Pemupukan. Pemupukan biasanya dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur kurang dari satu bulan, pemupukan kedua pada saat tanaman berumur 3-6 bulan, dan pemupukan

3 30 ketiga pada saat tanaman berumur 7 bulan. Pemupukan ketiga jarang dilakukan, hanya dilakukan jika diperlukan saja. Pupuk yang diberikan yaitu pupuk Urea, TSP, dan KCl. Perbandingan dosis per hektar untuk pupuk I yaitu 100 kg : 100 kg : 50 kg, pupuk II 50 kg : 0 kg : 150 kg, dan pupuk III 0 kg : 0 kg : 100 kg atau 0 kg : 0 kg : 150 kg. Pupuk diaplikasikan dengan cara ditabur di lubang pupuk yang sudah dibuat (Gambar 3). Gambar 3. Pemupukan Selain pemupukan tanah, dilakukan juga pemupukan daun. Pupuk daun dilakukan sebanyak tiga kali pada saat tanaman berumur 2-4 bulan. Pupuk daun yang digunakan yaitu pupuk daun Saputra Nutrient yang berbentuk serbuk dan cair dengan dosis per hektar masing-masing 1 kg dan 2 liter. Pupuk daun serbuk mengandung unsur Nitrogen, Kalium, Fosfor, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan trace mineral. Pupuk daun cair mengandung prekursor nutrisi esensial (80%), Oligosakarida (12%), trace mineral (2%), dan bahan lain (6%). Kedua pupuk tersebut dicampur dan dilarutkan menggunakan air sebanyak 200 liter. Pupuk diaplikasikan dengan cara disemprotkan dengan menggunakan knapsack sprayer. Pewiwilan. Pewiwilan dilakukan pada saat umur tanaman kurang dari tiga bulan. Jumlah tunas yang disisakan yaitu sebanyak dua buah. Pengendalian Gulma. Gulma yang tumbuh di areal ubikayu bermacammacam, mulai dari gulma berdaun lebar, berdaun sempit, dan teki. Contoh gulma

4 31 yang tumbuh di areal ubikayu yaitu Boreria sp., Chromolaena odorata, Phylantus niruri, Echinocloa colonum, Eleusine indica, Brachiaria mutica,.dll. Pengendalian gulma dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara manual (penyiangan dan cangkul) dan dengan menggunakan herbisida. Pengendalian dilakukan pada saat umur tanaman 0-3 bulan. Pengendalian terus dilakukan selama gulma masih tumbuh dan kanopi ubikayu belum menutup penuh. Pengendalian diawali dengan pengendalian manual kemudian diikuti dengan pengendalian menggunakan herbisida. Selain pada tiga bulan pertama, pengendalian pun dilakukan ketika menjelang panen. Pengendalian tersebut dilakukan untuk memudahkan pemanenan dan mengurangi pertumbuhan gulma pada musim tanam berikutnya. Herbisida yang digunakan yaitu herbisida dari golongan Glifosat dengan bahan aktif isopropilamina Glifosat 480 g/l atau setara dengan Glifosat 356 g/l. Dosis herbisida yang digunakan yaitu sebanyak 2.5 l/ha. Gambar 4. Penyemprotan Herbisida Aplikasi herbisida dilakukan dengan cara disemprot menggunakan knapsack sprayer (Gambar 4). Cara penyemprotan herbisida untuk tanaman muda dan tanaman dewasa berbeda. Pada tanaman muda, ujung alat semprot dilengkapi dengan mangkok. Penyemprotan dilakukan dengan posisi mangkok lebih rendah dari tanaman dan hanya menjangkau satu baris alur guludan. Pada tanaman dewasa, ujung alat semprot tidak dilengkapi mangkok. Ketinggian alat semprot diatur agar semprotan dapat menjangkau tiga baris alur guludan (Gambar 5). Hal

5 32 tersebut dilakukan agar herbisida tidak mengenai daun ubikayu. Jika herbisida mengenai daun ubikayu, tanaman tersebut akan mengalami stress (layu) selama beberapa saat. Gambar 5. Cara Penyemprotan Herbisida Pembubunan, pengairan, dan pengendalian hama penyakit biasanya tidak dilakukan. Tanaman yang ditanam bisanya ditanam pada saat awal sampai akhir musim hujan, sehingga tidak diperlukan pengairan. Varietas yang digunakan (Kasetsart) merupakan verietas yang cukup tahan terhadap hama dan penyakit. Meskipun ada beberapa hama yang menyerang seperti ulat dan white scale (Aonidomytillus albus), serangan yang terjadi tidak begitu signifikan (Gambar 6). Gambar 6. Hama white scale Panen. Panen dilakukan pada saat tanaman telah berumur lebih dari 9 bulan dan pada saat kondisi jalan mendukung. Meskipun tanaman telah cukup

6 33 umur, jika kondisi jalan tidak mendukung (rusak, berlumpur, lengket), pemanenan biasanya ditunda, bahkan sampai dengan umur tanaman lebih dari 12 bulan. Pemanenan dilakukan dengan tiga cara yaitu cabut manual menggunakan tangan (Gambar 7), cabut cangkul, dan cabut mekanis (menggunakan traktor dan bajak). Pemanenan dengan cara cabut cangkul atau mekanis dilakukan jika panen dengan cabut manual sulit dilakukan. Hal tersebut dapat terjadi jika ukuran ubi besar, kondisi tanah berat, dan kondisi tanah keras. Setelah panen biasanya masih ada ubi yang tertinggal di dalam tanah. Ubi yang tertinggal ini harus diambil secara menual dengan menggunakan cangkul dan tangan atau disebut dengan leles. Gambar 7. Pemanenan Hasil panen biasanya dijajarkan untuk memudahkan pengangkutan. Hasil panen yang tidak bisa diangkut pada hari yang sama biasanya akan tetap dibiarkan di lahan untuk kemudian diangkut pada hari berikutnya. Jika kendaraan tidak bisa masuk ke dalam petakan, ubi hasil panen diangkut manual, dengan menggunakan karung, ke pinggir jalan atau dikenal dengan istilah langsir.

7 34 Pemanenan biasanya dilakukan dengan sistem borongan dan dihitung berdasarkan bobot hasil panen yang dapat dipanen oleh para pemanen. Biaya borongan biasanya antara Rp Rp /ton, tergantung hasil panen dan kondisi lahan. Apabila hasil panen sedikit dan kondisi lahan banyak bergulma, harga borongan akan semakin mahal. Dari hasil pengamatan, satu hektar ubikayu memerlukan tenaga kerja pemanen sebanyak HK. Dengan kata lain, kapasitas pemanen per orang per harinya yaitu ha atau 90 m 2. Kelapa Sawit Kondisi areal di PT PAL yang ditanami kelapa sawit, berdasarkan kondisi vegetasinya, termasuk areal konversi. Areal tersebut sebelumya merupakan areal yang ditanami ubikayu. Konversi lahan dilakukan segera setelah tanaman ubikayu dipanen. Proses konversi diawali dengan pengajiran untuk menandai titik-titik mana yang akan ditanami kelapa sawit. Pengawetan tanah terdiri dari pengawetan tanah secara fisik dan pengawetan tanah secara biologis. Pengawetan tanah secara fisik disesuaikan dengan kondisi topografi areal. Topografi areal di PT PAL bervariasi, mulai dari datar hingga berombak dengan tingkat kemiringan 2-5%, sehingga pengawetan secara fisik tidak begitu banyak dilakukan. Pengawetan tanah secara fisik dilakukan dengan membuat parit jalan. Drainase di dalam blok hanya dibuat pada titik-titik dimana air banyak tergenang. Drainase di dalam blok juga sudah terbantu oleh guludan-guludan bekas pertanaman ubikayu. Pengawetan secara biologis dilakukan dengan cara menanam tanaman penutup tanah (TPT) atau legume cover crop (LCC). TPT yang digunakan yaitu Peuraria javanica (PJ) dengan dosis 6 kg/ha. Pada saat penanaman, benih PJ dicampur dengan pupuk rock phosphat (RP) dengan perbandingan 1:1. Pembibitan kelapa sawit di PT PAL dilakukan dengan sistem pembibitan dua tahap (double stage). Sistem pembibitan ini terdiri dari pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Pembibitan awal dilakukan

8 35 selama bulan. Pada pembibitan awal di PT PAL, biasanya tanaman tidak diberi naungan. Setelah di pembibitan awal, tanaman dipindahkan ke pembibitan utama. Tanaman dipelihara di pembibitan utama sampai dengan umur 12 bulan. Sebelum kecambah kelapa sawit ditanam di polibag di pembibitan awal, kecambah terlebih dahulu diseleksi dan diberi larutan fungisida. Fungisida yang digunakan yaitu Dithane (Mankozeb 80%) dengan konsentrasi 0.15%. Kecambah ditanam dengan posisi plumula menghadap ke atas. Kecambah yang diafkir yaitu kecambah yang plumula atau radikulanya rusak, bentuk plumula dan radikulanya belum jelas, dan kecambah yang ukuran benihnya kecil. Pupuk yang diberikan yaitu pupuk majemuk untuk daun dan pupuk organik Essential. Pupuk majemuk yang diberikan yaitu pupuk dalam bentuk serbuk dan dalam bentuk cair. Kedua pupuk majemuk tersebut dicampur dengan campuran 22.5 ml pupuk cair dan 7.5 g pupuk serbuk. Pupuk tersebut dicampur dengan air sebanyak 15 l dan diaplikasikan dengan menggunakan knapsack sprayer. Pupuk organik Essential dilarutkan dengan air dengan konsentrasi 0.05%. Pupuk yang diberikan sebanyak 9 ml per tanaman. Frekuensi pemupukan pupuk majemuk yaitu satu minggu sekali, sedangkan pupuk organik Essential setiap satu bulan sekali. Ketersediaan air di pembibitan utama merupakan faktor yang sangat penting, oleh karena itu letak pembibitan utama PT PAL berada di dekat sumber air. Sistem penyiraman yang digunakan yaitu sistem penyiraman menggunakan sprinkler. Penyiraman dilakukan jika kondisi curah hujan kurang. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari Pemupukan yang diberikan pada saat pembibitan utama yaitu pupuk majemuk dan pupuk tunggal. Dosis pemupukan diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan PT PAL. Hama dan penyakit yang menyerang di pembibitan biasanya yaitu kumbang Apogonia (penggerek daun), ulat, dan jangkrik. Pengendalian Apogonia biasanya menggunakan Bestox, sedangkan jangkrik dapat dikendalikan dengan menggunakan Furadan 3G.

9 36 Sebelum bibit ditanam, bibit diseleksi terlebih dahulu. Proses seleksi bibit sudah dimulai sejak di pembibitan awal. Bibit yang diseleksi yaitu bibit yang abnormal dan bibit yang terserang penyakit. Bibit yang abnormal yaitu bibit yang tumbuh tegak dan kaku, sudut pelepah dengan batang kecil, pelepah muda lebih pendek dari pelepah tua, bibit tumbuh lemah, dan bentuk anak daun tidak sempurna. Pemeliharaan pada TBM terdiri dari konsolidasi tanaman, penyisipan tanaman, pemeliharaan piringan pohon, pemeliharaan tanaman penutup tanah, pemupukan, kastrasi, dan pengendalian hama dan penyakit. Pada TM pemeliharaan yang dilakukan yaitu pengendalian gulma, penunasan pelepah, pengendalian hama dan penyakit, pengawetan tanah dan air, pemupukan, dan pemeliharaan jalan. Pemeliharaan piringan pada TBM dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan cara kimia. Cara manual dilakukan dengan menggaruk kacangan dan gulma yang ada di piringan dengan menggunakan pacul dan atau penyiangan. Jari-jari piringan yang harus bersih minimal sepanjang jari-jari proyeksi daun. Pengendalian piringan dengan cara kimia merupakan alternatif yang dipilih jika terjadi kesulitan tenaga kerja. Kesulitan tenaga kerja biasanya terjadi pada saat-saat musim penghujan. Herbisida yang dipakai biasanya herbisida dengan bahan aktif Glifosat. Konsentrasi yang digunakan 100 ml/tangki semprot (15 l) atau sekitar 0.67%. Rotasi perawatan piringan dilakukan setiap 3-4 kali dalam setahun. Pemeliharaan pada tanaman penutup tanah terdiri dari dongkel anak kayu dan aplikasi herbisida. Aplikasi herbisida biasanya dilakukan dengan cara wiping dan spot. Konsentrasi herbisida untuk spot yaitu sekitar 0.67%, sedangkan untuk wiping menggunakan konsentrasi yang lebih rendah yaitu %. Pada tanaman yang sudah berbunga tapi buahnya masih belum memenuhi kriteria panen perlu dilakukan kastrasi, agar pada saat tanaman memasuki TM buah yang dihasilkan sudah memenuhi kriteria. Kriteria areal yang sudah bisa dipanen yaitu sebanyak 60% dari areal yang hidup sudah mencapai matang panen, sebagian buah sudah memberondol secara alamiah, dan bobot tandan rata-rata

10 37 sudah mencapai 3 kg. Selain itu, kastrasi juga perlu dilakukan untuk mencegah serangan penyakit busuk tandan Marasmius (Marasmius bunch rot). Rotasi kastrasi yang dilakukan yaitu satu sampai dua bulan sekali dan tergantung dari ketersediaan tenaga kerja. Kastrasi dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni. Setelah bulan Juni, bunga dipersiapkan untuk memasuki masa TM. Hama menyerang TBM diantaranya yaitu ulat api, ulat kantung, tikus, dan belalang. Pengendalian ulat dan belalang dilakukan sesuai dengan tingkat serangan. Jika tingkat serangan melebihi 20%, pengendalian dilakukan dengan menggunakan insektisida. Dosis dan jenis insektisida disesuaikan dengan jenis hamanya. Pada ulat api, jika tingkat serangan kurang dari 20%, pengendalian dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan diambil menggunakan tangan atau handpicking. Pengendalian hama tikus dilakukan dengan memberikan racun tikus Klerat. Penyakit yang menyerang TBM di PT PAL yaitu Crown Disease. Penyakit ini merupakan penyakit genetis. Tanaman yang terjangkit penyakit ini biasanya dibiarkan sampai tumbuh besar. Pada saat tanaman sudah besar biasanya tanaman akan normal kembali. Jika tanaman tetap tidak tumbuh normal, tanaman terpaksa harus dicabut. Pada TM pemeliharaan yang dilakukan yaitu pengendalian gulma, penunasan pelepah, pengendalian hama dan penyakit, pengawetan tanah dan air, pemupukan, dan pemeliharaan jalan. Pengendalian gulma pada TM biasanya dilakukan di piringan dan di gawangan. Perawatan piringan pada TM biasanya dilakukan untuk mempermudah panen dan pengutipan brondolan. Diameter piringan yang harus bersih yaitu 1.5 m. Rotasi perawatan piringan TM yaitu 2-3 kali setahun. Cara perawatan sama dengan perawatan piringan pada TBM. Salah satu tujuan perawatan gawangan yaitu untuk mengendalikan pesaing berat tanaman kelapa sawit seperti alang-alang (Imperata cylindrica) dan gulma-gulma berkayu (Melastosoma malabatricum dan Lantana camara). Pengendalian dapat dilakukan secara kimia maupun manual. Pengendalian dengan cara manual biasanya dilakukan dengan mencampur herbisida Glifosat dan

11 38 Mesulfuron methyl dengan dosis masing-masing 1-2 l/ha dan 20 g/ha. Pengendalian dengan cara manual dengan cara dicabut atau didongkel. Rotasi perawatan gawangan yaitu dua kali setahun. Penunasan atau pruning pada TM di PT PAL dilakukan setiap 8 bulan sekali. Jumlah daun yang disisakan yaitu songgo dua atau songgo tiga dengan jumlah pelepah antara pelepah. Pada TM yang sudah besar biasanya digunakan songgo dua. Hama yang menyerang TM di kebun PT PAL yaitu tikus. Jika gawangan bersih, biasanya pengendalian tikus jarang dilakukan. Jika dilakukan pengendalian, pengendalian dilakukan dengan memberikan rodentisida Klerat. Pada kelapa sawit, pemupukan TBM dan TM berbeda. Pada TBM pemupukan dilihat dari jenis tanahnya, tanah mineral atau tanah gambut. Keadaan tanah di kebun PT PAL merupakan tanah mineral, sehingga dosis pemupukan yang diberikan disesuaikan dosis anjuran untuk TBM di tanah mineral. Pada TM, dosis pemupukan didasarkan hasil analisis daun. Hasil analisis daun digunakan sebagai dasar pemberian dosis pemupukan untuk satu tahun. Tempat pemupukan pada TM disesuaikan dengan jenis pupuknya. Pupuk yang mudah larut seperti Urea diaplikasikan dengan cara disebar di dalam piringan. Pupuk yang tidak mudah larut seperti KCl disebar di sekitar gawangan mati. Pengawetan tanah di PT PAL tidak banyak dilakukan, karena topografi areal PT PAL yang datar sampai berombak. Perbaikan jalan dilakukan pada titiktitik jalan yang rusak, terutama pada saat musim hujan. Perbaikan dilakukan dengan cara meratakan jalan dengan alat berat Grader. Sistem panen kelapa sawit ada dua, yaitu ancak panen tetap dan giring. Penetapan sistem panen di PT PAL disesuaikan dengan kebijakan masing-masing mandor panen, karena pada dasarnya penentuan sistem panen didasarkan pada keadaan topografi lahan dan ketersediaan tenaga kerja. Rotasi panen setiap hari, tergantung keadaan cuaca dan ketersediaan tenaga kerja. Pada saat curah hujan cukup banyak, rotasi semakin cepat karena

12 39 proses pemasakan buah semakin cepat. Meskipun begitu, jika ketersediaan tenaga kerja panen tidak mencukupi, rotasi panen bisa terlambat. Pada saat musim buah sedang banyak, panen dilakukan dengan sistem borongan. Harga setiap tandan berbeda tergantung dari umur tanaman. Pada saat musim buah sedang sedikit (trek) panen dilakukan dengan sistem target dan dibayar dengan upah harian. Aspek Manajerial Pendamping Mandor Mandor mempunyai tugas dan tanggung jawab utama untuk mengawasi dan memberi pengarahan kepada karyawan harian atau borongan untuk pekerjaan di lapangan. Tugas dan tanggung jawab lain dari seorang mandor yaitu membuat laporan kegiatan di lapangan, membantu mencari tenaga kerja harian, dan membuat pengajuan upah karyawan harian. Pelaksanaannya di lapangan, seorang mandor biasanya dibantu oleh ketua-ketua rombongan atau mandor-mandor harian. Setelah kegiatan di lapangan selesai, para ketua rombongan atau harian membuat laporan hasil pekerjaan. Laporan hasil pekerjaan berisi jumlah tenaga kerja, jumlah HK, dan jumlah saprodi yang digunakan. Laporan ini diserahkan kepada mandor untuk direkap dan diserahkan kepada kepala wilayah untuk selanjutnya dilaporkan kepada manajer/asisten manajer kebun dan bagian administrasi dan keuangan. Pada saat magang, penulis bekerja sebagai pendamping mandor selama dua bulan. Kegiatan penulis selama menjadi pendamping mandor yaitu membantu mengawasi tenaga kerja harian dan mempelajari pembuatan laporan. Selain itu, penulis juga mendapat tugas tambahan untuk mebuat peta kebun ubikayu menggunakan GPS dan membantu mengaudit kebun sawit.

13 40 Kegiatan yang diawasi selama menjadi pendamping mandor yaitu kegiatan panen, penyiangan, penyemprotan herbisida, dan pemupukan. Hasil pengamatan pada saat pengawasan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Prestasi Kerja Kegiatan Rata-rata prestasi kerja (HK/ha) Standar (HK/ha) Penyemprotan herbisida Pemupukan II Sumber: Data Primer Kegiatan pemupukan mempunyai prestasi kerja rata-rata yang cukup bagus, karena HK yang dicapai di bawah standar HK perusahaan. Pada kegiatan penyemprotan herbisida, prestasi kerjanya kurang bagus. Rata-rata jumlah HK penyemprotan tidak dapat mencapai standar yang ditetapkan perusahaan. Hal ini akan berdampak pada membengkaknya anggaran yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sistem upah penyemprotan herbisida biasanya dilakukan dengan harian target. Satu hari kerja dihitung jika pekerja telah mencapai target luasan tertentu. Berdasarkan pengamatan selama magang, target yang diberikan untuk satu orang pekerja dalam satu harinya berkisar antara ha/orang, dengan rata-rata target 0.60 ha/orang. Agar standar HK dapat tercapai, sebaiknya target satu orang ditingkatkan menjadi 0.93 ha/orang. Kegiatan penyiangan tidak bisa dilakukan pembandingan, karena pengawasan tidak dilakukan secara penuh. Untuk kegiatan panen, tidak ada standar dari perusahaan karena dilakukan dengan sistem borongan. Pendamping Kepala Wilayah Tugas dan tanggung jawab utama kepala wilayah yaitu melaksanakan jadwal tugas dari atasan untuk selanjutnya didelegasikan kepada mandor-mandor.

14 41 Selain itu, kepala wilayah juga mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengawasi dan mengevaluasi kerja mandor-mandor. Pelaksanaan di lapangan, kepala wilayah tidak hanya bertanggung jawab langsung terhadap mandor-mandor yang ada di bawahnya, tetapi juga bertanggung jawab terhadap ketua-ketua rombong karyawan harian lepas. Penulis melakukan magang sebagai pendamping wilayah selama tiga minggu. Penulis ditempatkan di wilayah I yang membawahi kebun ubikayu dan kelapa sawit. Selama menjadi kepala wilayah, penulis juga diperbantukan untuk membantu mandor dan ikut mengontrol kebun bersama manajer kebun dan atau asisten manajer kebun. Mandor yang diawasi selama menjadi kepala wilayah yaitu mandor perawatan piringan, mandor pupuk, mandor kastrasi, mandor kutip brondol, dan mandor aplikasi herbisida. Berikut ini hasil evaluasi pengawasan terhadap mandor selama kegiatan magang: 1) Kontrol mandor pada kegiatan perawatan piringan masih kurang, masih ada beberapa titik yang kebersihannya kurang. 2) Pengawasan mandor pada kegiatan pemupukan kurang begitu signifikan, karena mandor biasanya bertugas juga untuk mengecer pupuk. Meskipun begitu, para pekerja pemupukan pada umumnya sudah terampil. Hasil pemupukan pada umumnya cukup bagus, tersebar merata di dalam piringan. 3) Hasil kegiatan kastrasi cukup bagus, bunga yang sudah dikastrasi dibuang di luar piringan. 4) Pengawasan mandor terhadap kegiatan kutip brondol masih kurang, masih banyak brondolan yang tertinggal di kebun. 5) Wawasan mandor dan pekerja terhadap penggunaan herbisida masih kurang. Perlu dilakukan semacam pelatihan terhadap mador aplikasi herbisida agar aplikasi yang dilakukan dapat tepat cara, tepat sasaran, tepat dosis, dan aman bagi para pekerja maupun bagi tanaman.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis yang dilakukan selama magang di PT PAL yaitu sebagai pendamping mandor, asisten kepala divisi, dan pendamping pengawas lapangan. Pada saat menjadi

Lebih terperinci

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PERKIRAAN PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PEKERJAAN HK URIAN VOLUME 1. Lahan Bekas Hutan : Survey dan Blocking (Manual) 3 Peralatan, Bahan dll (PO) Babat - Imas (Manual) 1 o Excavator 6 JK 25, 1,5, 25 1,5,

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU 1. Pemilihan Lokasi Tanah gembur, rata dan subur. Bukan endemik hama atau penyakit. Aman dari gangguan ternak dan pencurian. Bukan merupakan lahan bekas pertanaman ubi kayu.

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila), III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila), Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kebun Padang Halaban dipimpin oleh senior estate manager (SEM) yang merupakan pemegang puncak keputusan atas pengelolaan kebun secara efektif dan profesional

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

Oleh RIDWAN HARYONO NIM

Oleh RIDWAN HARYONO NIM 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. RAJAWALI PLANTATION BANGKIRAI ESTATE DESA PERIAN, KECAMATAN MUARA MUNTAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh RIDWAN

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama dengan tanaman lain (tumpangsari atau

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PROSEDUR PEMELIHARAAN TANAMAN NO. PSM/AGR-KBN/05 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Unit Usaha Marihat, Provinsi Sumatera Utara selama 4 bulan yang dimulai dari tanggal 1 Maret 2010

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT I. PENDAHULUAN Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung pada bulan Desember 2014 sampai dengan Febuari 2015. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula

Lebih terperinci

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER SILABUS MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER INSTIPER YOGYAKARTA TAHUN 2018 1 M a g a n g I N S T I P E R 1. Budidaya Kelapa Sawit (Kultur Teknik) 2. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 3. Administrasi (Kebun, Gudang,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat tumbuh di luar daerah asalnya, termasuk Indonesia. Kelapa sawit

I. PENDAHULUAN. dapat tumbuh di luar daerah asalnya, termasuk Indonesia. Kelapa sawit 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili palmae dan berasal dari Afrika Barat. Meskipun demikian kelapa sawit juga dapat tumbuh di luar daerah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma. Marulak Erikson Butar-Butar. Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Aspek Khusus Pemeliharaan Tanaman di Perkebunan Kelapa Sawit P.T. Permata Hijau Sawit, Kebun Sosa Indah, Tapanuli Selatan (Di bawah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ANUGERAH UREA SAKTI KECAMATAN MUARA KAMAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ANUGERAH UREA SAKTI KECAMATAN MUARA KAMAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ANUGERAH UREA SAKTI KECAMATAN MUARA KAMAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : MEJISON NIM. 070500084 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN Aspek Teknis Kebun Selama menjalani kegiatan magang, penulis melaksanakan kegiatankegiatan teknis di lapangan ketika berstatus sebagai KHL. Selama menjadi KHL, penulis mengikuti

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Luas Areal dan Tata Guna Lahan

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Luas Areal dan Tata Guna Lahan KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT PAL dan PT SPM I merupakan dua perusahaan yang berada dibawah Grup Lambang Jaya. PT PAL merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, sedangkan PT

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR 6.1. Analisis Aspek Budidaya 6.1.1 Penyiapan Bahan Tanaman (Pembibitan) Petani ubi jalar di lokasi penelitian yang dijadikan responden adalah petani yang menanam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro dan Laboratorium Tanaman Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui 5 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Petani Dalam penelitian ini yang menjadi petani diambil sebanyak 6 KK yang mengusahakan padi sawah sebagai sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Lapangan Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Lapangan Terpadu Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan September 2013 sampai dengan Januari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro pada bulan Maret Mei 2014. Jenis tanah

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis sejalan dengan perkembangan teknologi pengolahan, a.l.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar 1 III. METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung mulai bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012. 1.2

Lebih terperinci

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 sampai dengan Desember 2009. Bahan dan

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci