PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual maupun kimia. PT SLS telah melaksanakan sistem zero-chemist sehingga dalam pengendalian gulma di lapangan diterapkan cara manual tanpa bahan herbisida. Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit dilakukan pada piringan (cyrcle), gawangan hidup (path), dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Tumbuhan pakis (Nephrolepis biserata) merupakan gulma yang tidak diberantas di PT SLS, namun dikendalikan pertumbuhannya. Pihak proteksi tanaman perusahaan menganggap tumbuhan ini berfungsi sebagai tanaman inang musuh alami (Sycanus sp.) bagi hama pemakan daun seperti ulat api serta dapat menjadi penutup tanah yang mengurangi erosi. Gulma pada perkebunan kelapa sawit antara lain Melastoma malabatricum, Chromolaena odorata, Gleichenia linearis, Asystasia gangetica, Clidemia hirta, Micania micrantha, Pennisetum polystachion, dan anak sawit (kentosan). Tenaga kerja yang melaksanakan pengendalian gulma sebagian besar merupakan karyawan harian sistem borongan dan karyawan kebun. Piringan secara manual. Kegiatan ini sering juga dinamakan cyrcle weeding manual. Piringan secara manual merupakan kegiatan pengendalian gulma yang tumbuh di areal piringan tanpa adanya aplikasi herbisida. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengefektifkan pemupukan dan proses pemanenan, menghindari persaingan pemanfaatan unsur hara, pupuk dan air serta untuk memudahkan pemeliharaan dan pengawasan. Piringan yang dibersihkan selebar dua meter sejak dari pokok kelapa sawit. Alat yang digunakan untuk kegiatan ini adalah cangkul garuk. Norma pekerjaan ini yaitu 41 piringan/hk. Garuk jalur manual. Kegiatan ini disebut juga buka pasar angkong. Garuk jalur manual merupakan kegiatan pengendalian gulma yang tumbuh di sepanjang gawangan hidup khususnya jalur angkong. Jalur yang dibersihkan

2 19 selebar satu meter sepanjang blok panen. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendukung lancarnya pekerjaan panen serta memberantas gulma yang terdapat pada gawangan hidup. Alat yang digunakan adalah cangkul dan parang. Norma pekerjaan ini adalah 300 meter/hk. Rawat TPH. Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan TPH dari segala gulma agar memudahkan peletakan TBS dan brondolan. Tiap TPH harus memiliki parit drainase di sebelah kiri dan kanannya yang berguna sebagai saluran pembuangan air hujan sehingga TPH tidak tergenang. Alat yang digunakan adalah cangkul dan parang. Norma pekerjaan ini adalah 20 TPH/HK. Dongkel anak kayu. Pekerjaan ini merupakan kegiatan pengendalian gulma secara selektif dengan cara mencabut semua jenis gulma berkayu beserta akarnya dan dibuang ke gawangan mati dengan posisi akar menghadap ke atas. Pekerja berjalan sampai ke pasar tengah lalu pindah ke pasar pikul sebelahnya. Jenis-jenis gulma berkayu antara lain: Melastoma malabathricum, Clidemia hirta, Chromolaena odorata serta kentosan (anak sawit). Kendala yang dijumpai dalam kegiatan DAK yaitu pada lokasi dengan populasi gulma yang terlalu rapat sehingga norma kerja sering tidak tercapai. Norma kerja DAK 0.5 ha/hk dan prestasi kerja penulis 0.3 ha/hk. Pekerjaan DAK dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Dongkel Anak Kayu Babat gawangan. Pekerjaan ini merupakan kegiatan pengendalian gulma di sekitar gawangan mati dan gawangan hidup. Alat yang digunakan adalah parang babat. Pembabatan dilakukan setiap pekerja untuk tiap jalan pikul lalu pindah ke jalan pikul selanjutnya sampai norma kerja tercapai. Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan ini adalah karyawan harian lepas (KHL). Sistem kerja

3 20 yang digunakan yaitu sistem kerja harian target dengan upah Rp ,-/hari dengan lama kerja 7 jam/hari. Norma yang digunakan untuk babat gawangan adalah 1 ha/hk, sedangkan prestasi kerja penulis adalah 0.5 ha/hk. Kendala yang sering dalam babat gawangan, yaitu kondisi gulma yang sudah terlalu tinggi dan tidak merata sehingga menyebabkan hasil kerja sering tidak mencapai target. Pengawasan yang kurang juga menyebabkan hasil kerja di tengah blok di bawah kualitas yang diharapkan. Pengelolaan Tajuk Pengelolaan tajuk atau sering juga disebut pruning. Pruning merupakan proses kerja pembuangan atau pemotongan pelepah daun tua yang dianggap tidak produktif lagi dari tanaman kelapa sawit. Tujuan pelaksanaan pruning ini antara lain mempermudah pelaksanaan panen, menghindari tersangkutnya brondolan di ketiak pelepah serta mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun-daun yang lebih produktif. Permasalahan yang sering ditemukan dalam kegiatan pruning antara lain under-pruning dan over-pruning. Under-pruning adalah jumlah pelepah yang berlebihan dari yang seharusnya pada pokok kelapa sawit. Hal ini dapat menyebabkan difisit unsur hara dan mempengaruhi proses munculnya buah. Overpruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah yang produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Jumlah pelepah yang kurang dari standar karena dipruning terlalu berat akan menyebabkan tanaman lebih banyak menghasilkan bunga jantan. Untuk menghindari permasalahan tersebut, perlu dilakukan pelatihan dan simulasi pekerjaan, pengawasan yang ketat dan penggunaan alat yang tepat. Tabel 4 menerangkan jumlah pelepah yang harus dipertahankan berdasarkan umur tanaman kelapa sawit. Tanaman yang berumur 3-8 tahun, pruning dikerjakan dengan menggunakan dodos, sedangkan tanaman yang telah berumur di atas 8 tahun, pekerjaan pruning dilakukan dengan menggunakan egrek. Pekerjaan pruning merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan dengan rotasi dua kali dalam setahun, pada bulan April dan Oktober. Pekerjaan pruning dilakukan oleh karyawan panen itu sendiri. Ancak yang harus dipruning merupakan ancak panen mereka masing-

4 21 masing. Sistem kerja yang digunakan adalah sistem kerja borongan dengan norma kerja 40 pokok/hk. Tabel 4. Standar Jumlah Pelepah pada Kelapa Sawit Umur (Tahun) Jumlah pelepah yang harus dipertahankan TBM III/TM I >15 48 Sumber : Bagian Tanaman PT SLS (Mei, 2010) Pengendalian Hama dan Penyakit Hama adalah pengganggu tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh serangga atau mamalia yang dapat menurunkan hasil dan secara ekonomis merugikan manusia. Sementara itu penyakit adalah faktor pengganggu tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus yang secara ekonomis dapat menurunkan hasil. Sistem pengendalian yang diterapkan perusahaan adalah sistem pengendalian hayati. Pengendalian hayati merupakan pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan musuh alami yang terbagi menjadi 3 macam, yaitu parasitoid, predator serta patogen. Laboratorium HPT perusahaan mengembangbiakkan Sycanus spp sebagai predator ulat api serta menanam tanaman bermanfaat seperti Turnera subulata dan Antigonon sebagai tanaman inang dan sumber nectar bagi imago parasitoid. Beberapa hama yang menyerang tanaman kelapa sawit beserta pengendaliannya antara lain: Ulat pemakan daun. Hama ulat pemakan daun yang sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah ulat api yaitu: Setora nitens, Thosea asigna, Thosea bisura, Darna trima, Ploneta diducta dan ulat kantong yaitu: Mahasena corbetti, Metisa plana. Hama ini dapat menyerang tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan (TM) dan merupakan hama yang bersifat permanen, sehingga setiap saat populasinya siap meledak. Akibat serangan ini daun kelapa

5 22 sawit menjadi berlubang dan jika serangan berat, daun yang diserang akan tinggal lidinya, sehingga proses asimilasi akan terganggu dan produksi akan menurun sampai 5% dari total produksi per tahun. Pengendalian yang dilakukan di kebun sejauh ini hanya pada tingkat serangan ringan dan sedang. Hal ini karena kebun menggunakan agen hayati dalam pengendaliannya, sehingga pertumbuhan hama ini dapat ditekan. Pada TBM dengan luas serangan sampai dengan 50 ha dilakukan dengan pengutipan ulat (Hand Picking). Jika luas serangan telah mencapai lebih dari 50 ha, harus dilakukan penyemprotan. Tikus (Rattus tiomanicus). merupakan hama penting pada kelapa sawit karena dapat menyerang tanaman yang belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan. Tanaman yang baru ditanam (TBM) akan diserang bagian umbutnya dengan cara mengerat batang, apabila serangan terjadi pada titik tumbuh maka tanaman dapat mati. Pada tanaman yang telah menghasilkan akan diserang bunga jantannya, karena tikus mencari telur dan larva dari serangga penyerbuk Elaeidobius kamerunicus. Selain itu tikus juga memakan daging buah baik buah muda maupun yang sudah matang. Pada awalnya pengendalian hama tikus dilakukan dengan menggunakan ular kobra. Namun penggunaan ular kobra ini memiliki banyak kekurangan yaitu keamanan BHL dan pemanen pada saat bekerja serta kemampuan ular kobra dalam memangsa tikus relatif sedikit. Pengendalian hama tikus yang dilakukan perusahaan saat ini yaitu dengan menggunakan burung hantu (Tyto alba). Burung hantu secara spesifik memangsa tikus di dalam kebun. Seekor burung hantu dewasa mampu mengkonsumsi 5-8 ekor tikus per hari, sehingga sepasang burung hantu membutuhkan tikus sebanyak kurang lebih ekor tikus dalam setahun. Daya jelajah burung hantu dalam sehari mencapai 25 ha. Dengan demikian, untuk areal pertanaman kelapa sawit seluas 25 ha cukup ditempatkan satu kandang burung hantu. Aplikasi kandang burung hantu dapat dilihat pada Gambar 2. Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros Linn.) Kumbang tanduk sering menggerek pucuk kelapa sawit sejak tanaman ditanam sampai tanaman berumur 3 tahun. Serangan ini biasanya terjadi di daerah pengembangan karena banyak sisa-

6 23 sisa batang tanaman yang telah lapuk dan yang merupakan medium paling baik untuk perkembangbiakan kumbang tersebut. Pada tanaman yang terserang terlihat adanya bekas gerekan pada bagian pangkal batang mengarah ke titik tumbuh tanaman. Selanjutnya pelepah daun muda putus dan membusuk atau kering. Tanaman akan mati apabila titik tumbuhnya habis termakan oleh kumbang ini. Pengendalian hama kumbang tanduk dilakukan dengan menggunakan Fero-trap yaitu sejenis perangkap yang terbuat dari ember plastik atau kaleng yang di tengahnya dipasang kisi atau sekat. Pada kisi tersebut digantungkan feromon, yaitu hormon yang akan menarik kumbang tersebut untuk datang. Kumbang selanjutnya akan menabrak kisi tersebut dan terjatuh ke dalam ember atau kaleng. Pengendalian hama kumbang secara kimia menggunakan Marshall dengan dosis 5 gr/pohon dengan cara ditaburkan pada ketiak daun yang langsung mengelilingi daun pupus. Aplikasi fero-trap dapat dilihat pada Gambar 2. (a) fero-trap Gambar 2. Pengendalian Hayati (b) sarang burung hantu Penyakit busuk pangkal batang. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Ganoderma Sp. dengan gejala serangan daun patah dan menggantung, mengering dan mati, mulai muncul miselium pada pangkal batang, terdapat tubuh buah (basidiocarp) pada pangkal batang serta lebih dari dua daun tombak tidak membuka. Pengendalian penyakit ini antara lain dengan memusnahkan tubuh buah yang ditemukan pada pangkal batang tanaman, Menumbang tanaman yang sudah

7 24 tidak ekonomis, membongkar dan eradikasi gumpalan sistem perakaran yang melekat dibonggol, titik tanaman kosong dan areal tanaman terinfeksi dibuat parit isolasi mengelilingi pokok infeksi sedalam cm dengan jarak m dari pokok infeksi atau sesuai kanopi daun, menjaga sanitasi dengan menaburi parit isolasi dengan belerang secara merata kurang lebih 3 kg kemudian ditutup dengan tanah bekas galian selama 1 minggu. Setelah 1 minggu kemudian parit dibuka sedalam kurang lebih 40 cm dan dibiarkan terbuka selama 1 minggu. Penaburan cendawan antagonis ganoderma setelah perlakuan pemberian belerang, yaitu 150 gram Gliocadium sp. atau Trichoderma sp. dalam tiap pokok terinfeksi. Satuan Contoh Daun Satuan contoh daun atau Leaf sampling unit (LSU) merupakan satuan pengambilan contoh daun kelapa sawit yang mewakili luasan areal tertentu. Contoh daun selanjutnya dianalisis di laboratorium untuk menentukan kebutuhan pupuk tanaman dalam areal tersebut. Kegiatan pengambilan contoh daun ini akan menghasilkan rekomendasi pemupukan oleh Departemen Riset Astra Agro Lestari. Kegiatan diawali dengan persiapan anggota khusus sebanyak 2 orang dan 1 orang koordinator (mandor proteksi tanaman). Pemberian tanda baris LSU dan pokok LSU dengan cat berwarna biru. Karyawan ke lapangan menuju LSU yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan membawa perlengkapan. Perlengkapan yang dibawa antara lain egrek, pisau pemotong, meteran, dan plastik kresek. Pokok sampel LSU diukur tingginya dengan menggunakan egrek yang telah diberi ukuran dan menggantungkannya pada pelepah 17. Bila tinggi tanaman melebihi panjang egrek maka pada egrek ditambahkan meteran. Alasan pemilihan daun ke- 17 karena daun ke-17 menggambarkan status hara tanaman tersebut dan sangat sensitif terhadap perubahan yang terjadi dalam status hara tanaman. Data tinggi tanaman dicatat pada formulir yang telah disiapkan beserta gejala defisiensi hara tanaman tersebut. Potong pelepah ke-17 kurang lebih 1.5 m dari ujung batang pohon. Pelepah yang jatuh diperiksa suntilnya untuk diambil 4 helai daunnya (2 sebelah kanan 2 sebelah kiri). Empat helai daun tersebut diambil bagian tengah daunnya

8 25 tanpa tulang daun dengan panjang kurang lebih 25 cm dan dimasukkan ke dalam plastik kresek dan diberi form khusus sebagai tanda bloknya dan dilakukan di bawah pukul WIB. Sampel diiris-iris menjadi potongan kecil dengan menggunakan pisau dan dibawa ke tempat pengeringan selambat-lambatnya 12 jam setelah pengambilan sampel. Sampel kemudian dikeringkan pada suhu ± 85 ºC selama 10 jam. Sampel yang telah kering diberi keterangan yang mencantumkan nama PT, nama afdeling, tahun tanam, no blok dan luasnya serta tanggal pengambilan samplenya. Sampel siap dikirim untuk dianalisis di laboratorium. Norma yang berlaku pada kegiatan ini adalah 1 blok/hk untuk dua orang anggota tersebut. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah anggota tersebut belum kompeten untuk menentukan daun ke-17, sehingga hasil akan mempengaruhi analisis laboratorium. Pengirisan daun juga tidak boleh terlalu tipis karena dapat menyebabkan daun tersebut gosong di dalam oven. Pemupukan Pemupukan adalah penambahan unsur hara ke dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu semester I (Februari - Juni) dan semester II (Agustus - Desember). Jenis-jenis pupuk yang diaplikasikan pada semester I adalah NPK, Rock phosphate (30% P2O5), Muriate of Potash (60% K2O), Kieserite (27% MgO), dan Dolomite (60% CaCO3). Dosis pupuk yang digunakan berdasarkan hasil analisis daun atau leaf sample unit (LSU) yang dibuat oleh head office (HO). Rekomendasi disampaikan kepada kebun pada awal tahun dan digunakan sebagai acuan pemupukan tahun tersebut. Pemupukan akan dapat mencapai sasaran jika dalam pelaksanaannya dilakukan dengan prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu serta tepat tempat. Kegiatan pemupukan juga menjadi sangat penting karena 50-60% biaya perawatan berasal dari pemupukan. Kebutuhan tenaga pupuk disesuaikan dengan tonase pupuk yang akan diaplikasikan berdasarkan kalibrasi. Alat yang digunakan dalam pemupukan adalah ayakan dan takaran pupuk, dapat dilihat pada Gambar 3.

9 26 Kegiatan pemupukan diawali dengan persiapan piringan dan gawangan yang telah siap dipupuk, dengan standar piringan bersih gulma dan gawangan dapat dilalui. Persediaan pupuk di gudang mencukupi dan dilakukan kegiatan penguntilan pupuk. Penguntilan pupuk adalah kegiatan mengemas ulang pupuk berdasarkan dosis/pohon yang disesuaikan dengan jumlah pohon sebagai dasar penguntilan. Satu karung untilan biasanya berisi 12.5 kg pupuk. Pupuk yang diuntil dimasukkan ke dalam karung dan diikat dengan menggunakan tali. Norma kerja penguntilan sebesar 1.25 ton/hk. Kesalahan dosis penguntilan banyak terjadi di lapangan. Penguntil tidak menimbang pupuk secara akurat karena mengejar waktu agar norma kerja tercapai. Pekerja juga tidak menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan sehingga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan baik kulit maupun pernafasan. Pelangsiran pupuk ke lapangan dilakukan dengan mobil truk. Pelangsiran dilakukan pagi hari sebelum KHL pupuk apel pagi. Apel pagi dilakukan untuk membagi kelompok dan menjelaskan kembali aturan pemupukan. Pupuk dilangsir dengan cara dijatuhkan dari atas truk ke setiap baris pokok pada pinggiran blok. Dengan mengetahui dosis/pokok serta jumlah pokok dalam satu baris, maka akan diketahui berapa jumlah untilan yang dibutuhkan tiap baris blok tersebut. KHL yang telah dibagi menjadi beberapa pasangan diberikan nomor urut untuk mempermudah pembagian baris blok. KHL mengecer pupuk ke dalam blok. Penaburan pupuk dilakukan setelah pengeceran ke dalam blok sudah dilakukan seluruhnya. Pengawasan pemupukan menggunakan sistem Gang yang berarti semua supervisi yang terdiri dari kepala afdeling beserta mandor rawat dari semua afdeling dalam rayon kebun yang sama harus datang dan mengawasi pelaksanaan pemupukan afdeling tersebut. Sistem ini memiliki kelebihan dalam hal pengawasan sehingga pelaksanaan pemupukan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai. Cara penaburan dengan menuangkan pupuk ke takaran lalu diisi ke dalam ayakan dan digoyangkan dengan tangan sehingga pupuk tersebar secara merata di piringan dengan radius 1.5 meter dari pokok tanaman. Proses penaburan pupuk dapat dilihat pada Gambar 3.

10 27 (a) ayakan dan takaran (b) penaburan pupuk Gambar 3. Alat dan Penaburan Pupuk. Penaburan tidak boleh di atas bongkahan kayu, mengenai pelepah dan pokok, atau pada piringan yang masih bergulma. Setelah kegiatan pemupukan selesai, karung-karung bekas pupuk dikumpulkan dan diantar kembali ke gudang dengan mobil transport KHL. Sistem kerja pemupukan dilakukan dengan target harian 7 jam kerja dengan prestasi kerja 200 kg/hk tergantung kondisi areal kebun. Sensus Produksi Sensus produksi terdiri dari sensus produksi empat bulanan, sensus produksi bulanan dan sensus produksi harian. Sensus produksi empat bulanan dilakukan dengan cara menghitung seluruh buah yang ada. Sensus dilaksanakan pada minggu ke-iv pada bulan Desember, April, dan Agustus setiap tahun. Sensus empat bulan digunakan untuk menghitung taksasi produksi, kebutuhan pemanen dan transportasi empat bulan ke depan. Sensus produksi bulanan dilakukan dengan menghitung kembali buahbuah merah yang akan dipanen bulan depan. Pelaksanaan taksasi bulanan dilakukan setiap bulan minggu ke-iv. Sensus bulanan ini akan mengoreksi proporsi bulanan hasil sensus empat bulan. Sensus produksi harian dilakukan oleh mandor 1 untuk menghitung produksi ke-esokan harinya berdasarkan kriteria buah masak. Sensus harian dipergunakan untuk mengatur tenaga pemanen dan transportasi. Pelaksanaan sensus produksi harian dilakukan satu hari sebelum panen. Sensus produksi dilakukan dengan cara mengamati keadaan buah dan menghitung jumlah pokok pada blok yang disensus tersebut. Pengambilan sampel pokok sensus sebanyak sepuluh persen dari total jumlah pokok dalam satu blok.

11 28 Data sensus akan menjadi acuan pihak Head Office (HO) untuk menentukan target produksi bulanan. Norma kerja sensus produksi yaitu 60 ha/hk atau sekitar dua blok/hk. Pemanenan Pemanenan adalah pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit. Tugas utama tenaga kerja panen yaitu menurunkan buah dari pokok dengan tingkat kematangan yang telah ditetapkan dan mengantarkannya ke TPH dengan cara dan waktu yang tepat. Tujuan kegiatan pemanenan adalah untuk mendapatkan produksi dan rendemen minyak yang tinggi dengan kadar asam lemak bebas (ALB) yang rendah. Keberhasilan panen terletak pada tenaga pemanen, alat panen serta sistem panen yang diterapkan. Sistem panen yang digunakan akan mempengaruhi pembagian hanca panen, penentuan tenaga panen, pengawasan panen, serta pengangkutan TBS. Afdeling menggunakan sistem hanca giring tetap. Sistem ini merupakan kombinasi dari kedua sistem panen. Melalui sistem ini, TBS dapat keluar ke TPH lebih cepat dan pembagian hanca yang tetap sehingga akan mempermudah pengawasan panen. Pemanen harus menyelesaikan blok panen secara tuntas tanpa ada pengulangan. Rotasi panen adalah waktu yang dibutuhkan antara panen terakhir dengan panen berikutnya dalam satu seksi panen yang sama. Seksi panen adalah luasan areal panen yang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan rotasi panen yang dijalankan. Satu seksi panen biasa dikerjakan tuntas dalam satu hari. Pelaksanaan di kebun biasa menggunakan rotasi 6/7 yang artinya areal dibagi menjadi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari dalam 7 hari. Rotasi panen bisa berubah tergantung kondisi kerapatan buah. Rotasi panen 9/10 biasa digunakan pada saat kerapatan buah sedang rendah. Kriteria panen merupakan indikasi saat yang tepat kapan buah harus dipanen. Kriteria umum yang digunakan adalah warna tandan buah dan jumlah brondolan yang jatuh di piringan. Buah dikatakan matang apabila berwarna merah orange dan memenuhi kriteria fraksi dua. Fraksi dua artinya terdapat dua buah

12 29 brondolan di piringan dalam setiap kilogram bobot tandan. Kriteria ini berlaku untuk kondisi buah yang normal dan sehat. Alat-alat panen yang digunakan antara lain dodos (tinggi pohon kurang dari 4 meter), egrek (tinggi pohon lebih dari 4 meter), angkong sebagai alat angkut TBS dan brondolan ke TPH, gancu sebagai alat bongkar TBS, dan tomasun. Tomasun merupakan kapak khusus Astra Agro Lestari untuk memotong tangkai tandan buah yang panjang sehingga membentuk cangkem kodok atau huruf V pada bekas potongannya. Alat dan perlengkapan panen harus dibawa saat apel pagi sebelum kegiatan panen dimulai. Peralatan panen harus diasah pada sore harinya sehingga tidak mengganggu kegiatan panen. Kapak tomasun beserta hasil potongannya dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Tomasun dan Cangkem Kodok Pelaksanaan kegiatan panen diawali dengan apel pagi yang diikuti oleh semua pemanen dari tiap kemandoran. Supervisi yang mengikuti apel pagi adalah mandor I, mandor panen, asisten afdeling dan terkadang juga asisten kebun. Supervisi memberikan arahan, evaluasi kegiatan panen yang telah dilaksanakan serta pembagian hanca panen. Setelah apel pagi selesai, pemanen masuk ke hanca yang telah dibagikan dengan membawa angkong, gancu, egrek, dodos, dan tomasun. Pemanen menuju pohon dan setelah memastikan buah matang, pemanen memotong pelepah dengan memperhatikan management canopy yang telah diarahkan. Setelah itu pemanen memotong buah dengan menggunakan egrek atau dodos sesuai ketinggian pohon yang dipanen. Pemanen harus menjaga jarak pada saat memanen agar buah maupun pelepah yang jatuh tidak ke arah pemanen.

13 30 Pemanen kemudian mengangkat pelepah dan menyusunnya di gawangan mati. Pemanen memotong tangkai TBS yang masih panjang dengan menggunakan kampak tomasun. Hasil potongan harus berbentuk V (cangkem kodok) dengan syarat sisa tangkai tidak boleh lebih dari 2 cm. Pemanen kemudian pindah ke pohon berikutnya. Rata-rata pemanen membawa anggota keluarganya seperti istri maupun anaknya sebagai rekan yang membantu pemanen dalam mengangkut buah dari dalam hanca menuju TPH. Buah diangkut dengan menggunakan angkong menuju TPH. Proses bongkar-muat buah pada angkong menggunakan alat ganju. Rekan pemanen juga membantu mengutip brondolan yang tersebar di piringan serta gawangan lalu memasukkannya ke dalam karung dan memuatnya ke dalam angkong. Brondolan yang tertinggal di sekitar piringan dan gawangan tidak boleh lebih dari 2 biji. Setelah angkong penuh, pemanen atau rekannya membawa angkong dan muatannya ke TPH, lalu menyusun TBS dan brondolan dengan rapi di atas terpal. Pemakaian terpal bertujuan untuk mengurangi jumlah kotoran yang dapat terbawa ke pabrik dan mempengaruhi rendemen minyak. Setelah semua TBS dalam hanca dipanen, pemanen diwajibkan mencatat hasil kerja di kupon pemanen setelah itu diletakkan pada salah satu janjang TBS di TPH. Hasil kerja yang diisi oleh pemanen antara lain nomor blok, TPH, pemanen serta jumlah janjang yang dipanen. Kriteria buah diisi oleh checker pada saat memuat buah ke truk. Kupon pemanen dapat dilihat pada Lampiran 6. Dalam pelaksanaan pemanenan masih ditemukan beberapa kesalahan seperti memanen buah mentah, buah busuk, buah matang yang tertinggal di pohon dan di gawangan, serta brondolan tinggal baik di sekitar piringan maupun ketiak pelepah. Pemanen juga sering tidak memperhatikan kriteria songgo-dua saat menurunkan pelepah. Alat perlindungan diri seperti helm, baju lengan panjang dan sepatu boot juga kurang diperhatikan. Organisasi panen terdiri dari mandor panen, krani panen, dan pemanen yang dibentuk agar pelaksanaan panen bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Satu orang mandor panen membawahi 15 sampai 20 pemanen. Tenaga panen merupakan faktor penting dalam kegiatan pemanenan. Luas hanca panen yang harus diselesaikan pada taksasi normal antara 3-4 ha bergantung pada

14 31 kemampuan masing-masing pemanen. Kebutuhan tenaga kerja pemanen dihitung dengan rumus : Keterangan = SPH : Jumlah Tanaman per ha AKP : Angka Kerapatan Panen BJR : Bobot Janjang Rata-rata Konservasi Air dan Tanah Pengembangan yang sedang dilakukan oleh perusahaan berhubungan dengan konservasi baik tanah maupun air. Tanah mempunyai fungsi utama sebagai sumber penggunaan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan sebagai tempat tumbuh dan berpegangnya akar serta tempat penyimpan air yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup tumbuhan. Melihat begitu besarnya pengaruh tanah dan air bagi pertumbuhan tanaman, maka perbaikan-perbaikan sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas tanah serta ketersediaan air yang optimal. Berikut merupakan kegiatan-kegiatan konservasi yang dilakukan oleh perusahaan. Aplikasi abu boiler. Abu boiler merupakan salah satu limbah pabrik yang dimanfaatkan di dalam kebun. Abu boiler merupakan sisa dari cangkang kernel serta serat mesokarp kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan bakar tungku perapian di pabrik. Abu boiler ini mengandung unsur kalium yang berguna bagi tanaman. Dosis yang digunakan adalah 25 kg/pokok. Abu boiler ini ditaburkan di atas tandan kosong (tankos). Abu boiler diaplikasikan dalam bentuk untilan dengan bobot 25 kg/until. Pekerjaan tabur abu boiler ini dikerjakan oleh buruh harian lepas dengan upah sebesar Rp.750/until.

15 32 Gambar 5. Abu Boiler Rorak (organik, tadah hujan), dan parit irigasi. Merupakan beberapa kegiatan pengelolaan air yang dilakukan di afdeling OS PT.SLS. Kegiatan pengelolaan air ini dimaksudkan untuk memanfaatkan air yang datang seperti air hujan agar tidak langsung hilang baik oleh aliran permukaan (run-off) maupun infiltrasi, tapi dapat di bendung terlebih dahulu untuk dimanfaatkan oleh perakaran kelapa sawit. Parit irigasi sengaja dibuat di sepanjang blok untuk mengalirkan air yang telah dibendung dari parit besar, agar penyebaran air tanah dapat lebih merata dan dimanfaatkan oleh pokok kelapa sawit di sepanjang blok. Pembuatan parit irigasi dikerjakan oleh BHL dengan norma kerja 15 meter/hk. Rorak tadah hujan dibuat untuk memanfaatkan air hujan yang datang sehingga tertampung untuk sementara di dalam rorak dan diserap lebih lama dan optimal oleh perakaran kelapa sawit di sekitarnya. Satu buah rorak tadah hujan mewakili empat buah pokok kelapa sawit. Rorak tadah hujan dikerjakan oleh BHL dengan norma kerja empat rorak/hk. Rorak organik dibuat untuk setiap pokok kelapa sawit di dalam blok. Dengan demikian, jumlah rorak organik sama dengan jumlah pokok dalam satu blok. Rorak organik dibuat untuk menampung pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20 kg/rorak. Dengan perlakuan ini, diharapkan akan memperbaiki sifat fisik tanah serta menambah unsur hara pada tanah tersebut. Selain pupuk kandang, rorak ini juga dapat dimasukkan bahan organik lainnya seperti kompos dan daun-daun busuk. Spesifikasi bangunan rorak dan parit irigasi serta bangunan konservasi yang telah diaplikasikan dapat dilihat pada Tabel 5.

16 33 Tanam Neprolephis. Neprolephis ditanam pada lokasi tanaman menghasilkan (TM). Tujuan dari penanaman Neprolephis ini antara lain untuk mengurangi run-off, mengurangi erosi tanah serta menjaga kelembaban tanah. Neprolephis juga sering dimanfaatkan oleh Sycanus sp (predator ulat api) untuk meletakkan telurnya. Tanam Neprolephis memiliki norma kerja 22 titik/hk. Tabel 5. Spesifikasi Ukuran Bangunan Konservasi Bangunan Konservasi Ukuran (panjang x lebar x dalam) Rorak tadah hujan 3m x 0,8m x 0,8m Tandon air 18m x 3m x 1,5m Long-bed tadah hujan 9m x 0,8m x 1m Flat-bed tadah hujan 3m x 2m x 0,4m Rorak organik 1,5m x 0,6m x 0,5m Parit irigasi 4m x 0,6m x 1m Bangunan konservasi dapat dilihat pada Gambar Lampiran 3. Pembuatan tanggul (over-flow). Tanggul dapat dibuat pada parit yang terdapat di dalam blok kebun. Tanggul dibuat untuk membendung aliran parit menggunakan susunan karung yang diisi tanah serta beberapa kayu pasak sebagai penahan. Aliran yang terbendung akan meningkatkan ketinggian permukaan air hingga melampaui ketinggian karung sehingga terjadi over-flow. Ketinggian permukaan air ini dapat dimanfaatkan dengan mengalirkannya ke tengah blok kebun melalui parit irigasi. Dengan begitu, air dapat disebarkan secara merata ke dalam blok. Tanggul dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Tanggul (Over-Flow)

17 34 Pembuatan tanggul ini membutuhkan 3 HK. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain: karung, tanah, kayu pasak, balok kayu, dan terpal. Kekuatan pasak penahan harus diperhatikan kususnya pada saat musim hujan karena aliran air yang deras dapat merusak bangunan tanggul (over-flow). Aplikasi tandan kosong (tankos). Tandan kosong merupakan salah satu limbah padat yang berasal dari pabrik kelapa sawit. Tandan kosong berasal dari pengolahan TBS melalui proses perebusan dan pemisahan antara serat tandan dengan brondolan. Serat tandan yang telah terpisah dari buah brondolan disebut tandan kosong (tankos). Rata-rata produksi tankos kelapa sawit adalah berkisar 22% hingga 24% dari total bobot tandan buah segar (TBS) yang diproses di pabrik kelapa sawit. Tankos kelapa sawit mengandung unsur nitrogen, fosfor, kalium, dan magnesium. Aplikasi tankos ini dapat menekan pemakaian pupuk anorganik buatan. Salah satu aspek penting adalah kemampuan tandan kosong kelapa sawit untuk menyerap dan menahan air, sehingga diharapkan dapat mempertahankan kelembaban lingkungan mikro di sekitarnya. Dalam satu pokok terdapat satu titik tankos dengan ukuran luas penutupan 1,5m x 4m/ titik. Bobot tankos dalam satu titik adalah 225 kg, sehingga dalam satu hektar dibutuhkan tankos sebanyak 30 ton. Pekerja menggunakan gancu dan angkong untuk melangsir tankos tersebut ke dalam blok. Norma kerja rata-rata untuk tiap pekerja adalah 25 titik. Upah untuk pekerjaan ini adalah Rp.2000/titik. Gambar 7. Peralatan Aplikasi Tankos

18 35 Aspek Manajerial Tingkat manajerial terdiri atas kepala afdeling, mandor I, kerani afdeling, kerani panen, serta mandor. Hubungan antara kepala afdeling dengan mandor I, kerani dan mandor adalah garis instruksi. Hubungan antara mandor I dengan kerani afdeling adalah garis koordinasi, sedangkan terhadap mandor adalah garis instruksi. Mandor lapangan terdiri atas mandor panen, mandor rawat, mandor hama dan penyakit. Kegiatan yang dilakukan penulis selama menjadi pendamping mandor adalah mengerti tata cara dan tahapan setiap jenis pekerjaan, menghitung kebutuhan tenaga kerja dan material yang dibutuhkan, mengawasi jalannya pekerjaan, mengevaluasi setiap pekerjaan, dan mengisi laporan harian. Pekerjaan yang dilakukan berpedoman kepada Lembar Rencana Kerja (LRK) yang telah disetujui oleh kepala afdeling. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, mandor melakukan apel terlebih dahulu untuk memberikan penjelasan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan. Mandor Panen Mandor panen bertugas memastikan semua kegiatan panen berjalan dengan baik. Mandor panen memberikan arahan pembagian kerja untuk pemanen, membagi hanca panen dan memastikan hanca tersebut tuntas, melakukan kontrol lapangan dan sensus buah untuk rotasi berikutnya, berkoordinasi dengan kerani panen menjaga kualitas buah di TPH dan memastikan buah telah terangkut semua. Dalam setiap afdeling biasanya terdapat dua kemandoran panen. Satu kemandoran terdiri dari 15 sampai 20 pemanen tergantung kebutuhan tenaga panen. Kemandoran satu dan kemandoran dua bekerja pada blok yang sama. Hal ini untuk memudahkan pengawasan hanca pemanen. Mandor panen telah mengetahui hanca tiap anggota panennya sehingga jika terdapat kesalahan dalam pelaksanaan panen dapat dengan mudah diketahui. Mandor panen memberikan pengarahan serta evaluasi pada saat apel pagi. Barisan apel pagi diatur sesuai kelas pemanen berdasarkan hasil panen hari sebelumnya. Kelas pemanen ditandai oleh bendera dengan warna yang berbeda.

19 36 Bendera merah untuk kelas pemanen A, hijau kelas pemanen B dan kuning kelas pemanen C. Mandor panen juga membagikan bendera kecil dengan nomor masing-masing pemanen yang akan dibawa oleh pemanen dan ditancapkan pada hanca pemanen tersebut. Mandor akan mengumpulkan bendera tersebut pada sore hari setelah kegiatan panen selesai sambil memeriksa hanca panen kemandoran tersebut. Selain pengawasan di lapangan, mandor panen juga harus mengisi data administrasi panen meliputi: Laporan Harian Produksi Panen, yang berisi nama pemanen, pemakaian Hari Kerja (HK), blok, jumlah janjang (output), buah busuk, buah mentah, keadaan tangkai, kondisi brondolan, buah tinggal, dan susunan pelepah. Formulir Absensi Karyawan, yang berisi nama karyawan, jabatan dan jenis pekerjaan. Formulir ini akan diserahkan kepada kepala afdeling untuk ditanda tangani dan selanjutnya diserahkan ke kantor besar. Sensus Panen Harian, merupakan kegiatan sensus yang dilaksanakan untuk memperkirakan produksi panen besok. Formulir Sensus Panen berisi, nomor blok, nomor jalan pikul, nomor pokok dan jumlah buah matang. Mandor Rawat Mandor rawat bertanggung jawab terhadap semua kegiatan rawat seperti pemupukan, pengendalian gulma maupun kegiatan perbaikan (improvement) yang ada di afdeling. Mandor rawat berjumlah dua orang untuk setiap afdeling. Setiap jenis pekerjaan rawat juga berpedoman pada lembar rencana kerja (LRK) yang telah dibuat. Selain LRK, afdeling juga membuat rencana kerja harian baik kegiatan rawat maupun panen. Rencana kerja harian dibuat sehari sebelumnya dan diserahkan kepada kantor besar. Kepala kebun maupun Administratur sekali-kali dapat melakukan pemeriksaan mendadak dengan berpedoman pada rencana kerja harian tersebut. Dalam proses pemupukan, mandor rawat harus memeriksa untilan yang terdapat di tempat penguntilan di kantor besar. Jumlah untilan harus sesuai dengan kebutuhan di afdeling. Mandor rawat mengisi bon permintaan barang yang

20 37 ditanda-tangani oleh kepala afdeling, kepala kebun serta kepala gudang. Mandor rawat harus terus mengawasi truk pengangkut pupuk hingga sampai ke afdeling. Mandor rawat juga bertanggung jawab mengawasi pengeceran untilan pada blok yang dipupuk. Pada saat pelaksanaan pemupukan, mandor rawat beserta tim supervisi yang lain ikut mengawasi BHL dalam bekerja. Mandor rawat juga melakukan apel pagi untuk memberi pengarahan kepada BHL. Mandor rawat bertugas menyiapkan alat dan material untuk pekerjaan hari tersebut. Setelah BHL selesai bekerja, mandor melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan mereka. Mandor rawat juga melakukan kalibrasi antara perencanaan dan realisasi untuk hasil rawatan yang didapatkan. Untuk kegiatan laporan administrasi, mandor rawat bertugas mengisi laporan harian serta laporan mingguan dari setiap kegiatan rawat yang telah dilaksanakan. Formulir laporan rawat antara lain: Laporan hasil kerja karyawan kemandoran rawat, yang berisi nama karyawan, aktivitas kegiatan, blok yang dikerjakan, HK, gaji pokok, dan premi. Check-sheet, merupakan form kegiatan yang mendata pekerjaan rawat yang telah dilaksanakan setiap bulan. Laporan ini berisi item rawat, luasan yang telah dilaksanakan, dan waktu pelaksanaan. Check-sheet sangat dibutuhkan oleh kerani afdeling dalam pembuatan laporan. Mandor Hama-Penyakit Tanaman Serangan hama dan penyakit pada pokok kelapa sawit sangat mempengaruhi kualitas serta kuantitas produksi di lapangan. Beberapa hama dan penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian pokok kelapa sawit. Selama penulis melakukan pengamatan di lapangan, hama yang ditemukan antara lain tikus, ulat api, kumbang badak, serta rayap. Dalam mengamati keadaan populasi dan penyebaran hama, PT. SLS menggunakan sistem EWS (Early Warning System) yaitu sistem pengamatan secara dini terhadap OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Pelaksanaan EWS dilakukan secara rutin dengan rotasi satu bulan sekali. Dengan melakukan EWS, akan diperoleh informasi seperti:

21 38 jenis, populasi, kategori, intensitas dan luas serangan OPT serta akan diperoleh pola sebaran OPT. Pelaksanaan EWS dimulai dengan penentuan titik sampel (TS) dan baris sampel (BS) dalam blok. Penentuan TS harus menyebar merata dengan norma satu ha terdapat satu TS. Blok dengan luas 30 ha akan diwakili oleh 30 TS. Pokok sampel (PS) yang diamati yaitu pokok-pokok yang berada di sekeliling TS pada lingkaran I dan II. Pada setiap PS hanya diambil satu pelepah saja, yaitu pelepah nomor 8-16 dengan gejala serangan paling berat. PS yang periksa yaitu PS pada lingkaran I terlebih dahulu, kemudian pindah ke lingkaran II. Mandor Hama-Penyakit juga bertanggung jawab dalam pengendalian penyakit yang terdapat di lapangan. Serangan penyakit yang umum menyerang pokok kelapa sawit adalah jamur Ganoderma sp penyebab penyakit busuk pangkal batang. Mandor bekerja sama dengan pemanen untuk mendeteksi pokok kelapa sawit yang terinfeksi Ganoderma sp. Mandor menjelaskan ciri-ciri pokok yang terserang serta ciri-ciri tubuh buah jamur Ganoderma sp. Setiap pokok yang terdeteksi akan didata dan ditentukan waktu untuk pengendaliannya. Mandor juga harus mempersiapkan alat, material serta pekerja yang akan melakukan pengendalian Ganoderma sp tersebut. Data administrasi yang dikerjakan oleh mandor hama penyakit antara lain: Rekapitulasi serangan hama (ulat api, tikus) yang berisi tanggal deteksi, blok afdeling, kondisi serangan, jumlah predator, fase hama (telur, kepompong, imago), kondisi hama tersebut. laporan serangan ganoderma, yang berisi blok afdeling, nomor baris dan pokok, keadaan pokok terserang, tanggal pengendalian (cincang, tumbang, bakar). Mandor I Mandor I merupakan mandor yang membawahi semua mandor kegiatan di afdeling. Mandor I bertugas menerima instruksi sari kepala afdeling dan member arahan kepada mandor kegiatan, melakukan kontrol lapangan untuk mengecek kesesuaian dengan rencana kerja, merekap laporan harian mandor, melakukan sensus buah untuk panen minggu depan dan esok hari, monitoring angkutan buah,

22 39 monitoring rotasi panen, serta melakukan review dengan mandor. Mandor I merupakan tangan kanan kepala afdeling di lapangan. Umumnya mandor I lebih banyak ikut membantu dalam kegiatan panen seperti menjaga kualitas buah, melakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan buah restan, kebersihan pengutipan brondolan serta proses evakuasi TBS sampai ke pabrik dengan lancar. Kerani Panen Tugas kerani panen adalah menghitung jumlah produksi pemanen di TPH, memastikan ketuntasan buah yang terangkut, memeriksa dan menghitung buah restan serta memastikan ketersediaan unit angkutan TBS ke pabrik. Kerani panen ikut truk angkut TBS dalam menjalankan tugasnya. Kerani panen mengumpulkan kupon panen (Gambar Lampiran 2.) pada setiap TPH dan merekap jumlah hasil panen hari tersebut. Hasil panen akan diberitahukan kepada pemanen pada saat apel pagi keesokan harinya sekaligus melakukan cross-check jumlah TBS kepada pemanen. Laporan admistrasi yang dikerjakan kerani panen antara lain: Kupon Panen, yang berisi nomor blok, TPH, nomor pemanen, jumlah janjang, serta kondisi buah (buah merah, tangkai panjang, buah busuk). Notes kerani Panen, yang berisi blok, nomor pemanen, dan kondisi buah. Surat Pengantar Buah (SPB), yang berisi nomor polisi truk, nama sopir, blok, tahun tanam, jumlah janjang, serta jam keberangkatan truk. Laporan Harian Angkutan Panen, yang berisi afdeling, tanggal, nomor SPB, nama sopir, nomor polisi truk, jumlah janjang, jam keberangkatan, data dari pabrik (nomor NP, Tonase), serta laporan buah restan. Pendamping Asisten Tugas dan tanggung jawab seorang asisten afdeling adalah memastikan semua kegiatan operasional, administrasi dan pengendalian biaya pada divisi atau afdeling yang dipimpin agar terlaksana sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat. Asisten berusaha mencapai target produksi yang telah ditetapkan dengan pengendalian biaya seminimal mungkin. Asisten afdeling bertanggung jawab

23 40 penuh terhadap semua kegiatan di Afdeling baik kegiatan operasional maupun kegiatan di lingkungan perumahan selama 24 jam. Selama menjadi pendamping asisten, penulis ikut membantu melakukan supervisi terhadap kegiatan-kegiatan pemeliharaan, panen dan perbaikan (improvement) yang sedang dilaksanakan di kebun. Penulis mengawasi proses penguntilan pupuk, pengiriman untilan ke afdeling, pengeceran untilan serta pelaksanaan pemupukan di afdeling. Penulis ikut bersama asisten menjadi supervisi pemupukan di afdeling lain. Penulis juga mengawasi kegiatan-kegiatan perbaikan seperti pembuatan rorak, tanggul serta memeriksa spesifikasi ukuran bangunan tersebut. Penulis menjadi pendamping asisten selama satu bulan pada bulan ke-empat pelaksanaan magang. kegiatan-kegiatan asisten afdeling antara lain: Apel pagi, cek administrasi dan LPPH per kemandoran, cek lapangan atas kerja panen dan rawat, review harian dengan mandor, review harian dengan kepala kebun, cek pengangkutan buah dan monitoring angkutan TBS, membuat rencana kerja bulan berikutnya, serta kontrol lapangan bersama.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Penulis selama dua bulan melakukan perkerjaan teknis sebagai karyawan harian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pengelolaan air, pengendalian gulma, pemupukan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dan pemanenan buah matang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi tercapainya produktivitas yang tinggi. Kegiatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 14 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis yang dilakukan adalah sebagai buruh harian lepas, yaitu penulis bekerja aktif dalam kegiatan harian teknis di lapangan yang menuntut aktivitas fisik.

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

KONSERVASI TANAH DAN AIR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PT SARI LEMBAH SUBUR, PELALAWAN, RIAU ZENYFERD SIMANGUNSONG A

KONSERVASI TANAH DAN AIR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PT SARI LEMBAH SUBUR, PELALAWAN, RIAU ZENYFERD SIMANGUNSONG A KONSERVASI TANAH DAN AIR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PT SARI LEMBAH SUBUR, PELALAWAN, RIAU ZENYFERD SIMANGUNSONG A24061052 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konservasi Tanah Salah satu faktor yang cukup penting dan peranannya sangat besar dalam usaha perkebunan kelapa sawit adalah kondisi sumberdaya lahannya. Keadaan tanah kebun inti I

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penyisipan, pengendalian gulma (manual dan kimiawi),

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Kastrasi, adalah kegiatan membuang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan di Tambusai Estate mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penunasan, sensus pokok, pengendalian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Kegiatan pengendalian gulma pada Perkebunan Pantai Bonati dibagi menjadi dua metode yaitu pengendalian gulma secara kimiawi dan pengendalian

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 22 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis adalah aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa pembibitan, pemeliharaan tanaman (penunasan,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH

PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH Benny G. Kaban A24060177 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan.

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan. IMPLEMENTASI BEST MANAGEMENT PRACTICES (BMP) MELALUI PEMELIHARAAN KESEHATAN TANAH SEBAGAI BAGIAN DARI PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN Oleh: Lambok Siahaan PT PADASA ENAM UTAMA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT. Oleh: TIM

KELAPA SAWIT. Oleh: TIM KELAPA SAWIT Oleh: TIM UMP_Pelantaran Agro Estate- 2015 APA KEUNGGULAN KELAPA SAWIT? 1. Tumbuh terbatas hanya di Daerah Tropis 2. Manfaat luas 3. Risiko sosial dan teknis lebih terkendali 4. Produksi lebih

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Mahasiswa pada saat melakukan kegiatan magang bertanggung jawab sebagai KHL selama satu bulan pertama, pendamping mandor pada bulan berikutnya, dan pendamping asisten Afdeling

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 Divisi, dan Kepala Administrasi. Karyawan nonstaf terbagi menjadi karyawan Bulanan, Karyawan Harian Tetap (KHT), dan Karyawan Harian Lepas (KHL). Karyawan Bulanan terdiri atas pekerja tidak langsung

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas Tanggal Blok Kegiatan Status Prestas Kerja Standar Mahasiswa 22/02/2010 2,4,6,9 Pemupukan Dolomite 23/02/2010 26,27,29,30

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk 35 PEMBAHASAN Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan).

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 21 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis lapangan yang dilakukan penulis sebagai KHL adalah mengikuti dan melakukan beberapa kegiatan di divisi dan di kebun pembibitan. Kegiatan yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Kegiatan Sensus Pokok adalah kegiatan perhitungan seluruh jumlah pokok kelapa sawit (produktif dan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis meliputi kegiatan pengendalian gulma (manual dan kimiawi), pemupukan, pemanenan, penunasan,

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI & PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros) NO. ISK/AGR-KBN/29 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 25 Februari 2015 Dimpos Giarto V. Tampubolon

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan

Lebih terperinci

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma. Marulak Erikson Butar-Butar. Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Aspek Khusus Pemeliharaan Tanaman di Perkebunan Kelapa Sawit P.T. Permata Hijau Sawit, Kebun Sosa Indah, Tapanuli Selatan (Di bawah

Lebih terperinci

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan terdiri dari aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yaitu melakukan kegiatan teknis di lapangan selama menjadi karyawan harian. Aspek

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang pemeliharaan tanaman. Baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama ini akan tercermin dari panen

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN Aspek Teknis Kebun Selama menjalani kegiatan magang, penulis melaksanakan kegiatankegiatan teknis di lapangan ketika berstatus sebagai KHL. Selama menjadi KHL, penulis mengikuti

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG telah ditetapkan, serta menjamin ketersediaan sumberdaya manusia di unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, Estate Manager dibantu oleh Asisten Kepala (Askep) yang bertugas membantu dalam pengawasan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kebun Padang Halaban dipimpin oleh senior estate manager (SEM) yang merupakan pemegang puncak keputusan atas pengelolaan kebun secara efektif dan profesional

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 kasie, dan 5 orang asisten divisi. Karyawan non staf terdiri atas karyawan bulanan, karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja SBHE sebanyak 636 per minggu ke

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/AGR-KBN/22 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 5 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010).

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Panen 1. Pengertian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul.Agrohorti 2 (3): 213-220 (2015) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Harvest Management of Oil Palm at Tambusai District

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat 20 PEMBAHASAN Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH) berdasarkan rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi tandan buah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis 17 PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemupukan Pemupukan di Sei Air Hitam Estate dilakukan dengan sistem pemupukan yang dikerjakan blok per blok dengan dua jenis pupuk, yaitu pemupukan organik dan anorganik.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 21 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Panen Kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan bergantung pada tingkat kematangan buah saat dipanen. Panen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh YESSI AFRILLA NIM. 070500120 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT Tujuan manajemen budidaya kelapa sawit adalah untuk menghasilkan produksi kelapa sawit yang maksimal per hektar areal dengan biaya produksi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit umumnya difokuskan pada 3 tempat, yaitu di piringan, pasar pikul dan TPH. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PROSEDUR PEMELIHARAAN TANAMAN NO. PSM/AGR-KBN/05 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009 Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009 PENGELOLAAN AIR UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PT SARI

Lebih terperinci

DESAIN PEMBANGUNAN KEBUN DENGAN SISTEM USAHA TERPADU TERNAK SAPI BALESIA

DESAIN PEMBANGUNAN KEBUN DENGAN SISTEM USAHA TERPADU TERNAK SAPI BALESIA DESAIN PEMBANGUNAN KEBUN DENGAN SISTEM USAHA TERPADU TERNAK SAPI BALESIA DAPOT SITOMPUL PT Agricinal PENDAHULUAN Usaha ternak terpadu dengan perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sistem management

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN Oleh WENNY WIDYAWATI A24050928 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Umum 1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO merupakan suatu usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan dari negeri belgia. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI (Pemahaman - Persiapan Pelaksanaan - Angkutan) NO. PSM/AGR-KBN/06 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 03 Maret 2015 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Disusun Oleh ; Diperiksa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyebaran Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik selatan, serta beberapa daerah lain

Lebih terperinci

Bedanya Serangan Kwangwung atau Ulah Manusia pada Tanaman Kelapa

Bedanya Serangan Kwangwung atau Ulah Manusia pada Tanaman Kelapa PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 PROBOLINGGO 67271 Bedanya Serangan Kwangwung atau Ulah Manusia pada Tanaman Kelapa Oleh : Ika Ratmawati, SP POPT Pertama

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

KERAGAMANTANAMAN DANPRODUKSI KELAPASAWIT PTPERKEBUNANNUSANTARAV

KERAGAMANTANAMAN DANPRODUKSI KELAPASAWIT PTPERKEBUNANNUSANTARAV ALBUM FOTO http://www.riaupos.co/ KERAGAMANTANAMAN DANPRODUKSI KELAPASAWIT PTPERKEBUNANNUSANTARAV 2 JUNI 2014 2 3 KATAPENGANTAR PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) Persero merupakan salah satu perkebunan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U )

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U ) LEAF SAMPLING UNIT ( L S U ) PENDAHULUAN Leaf sampling merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan rekomendasi pemupukan. Rekomendasi pupuk yang akurat akan menghasilkan produksi TBS yang maksimal.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) Kumbang penggerek pucuk yang menimbulkan masalah pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

Lebih terperinci

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kenampakan Secara Spasial Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR-2 yang diakuisisi pada tanggal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacg) berasal dari Nigeria, Afrika

PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacg) berasal dari Nigeria, Afrika PENDAHULUAN Latar belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacg) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika selatan yaitu

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci