MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT"

Transkripsi

1 MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTISAWIT PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU MAHARANI RAHMAN A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 MANAJEMEN TENAGA KERJA PEMANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA, DESA KEPENUHAN BARAT, KECAMATAN KEPENUHAN, KABUPATEN ROKAN HULU,RIAU Labour Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) Harvesting in PT. Perdana Intisawit Perkasa, District of Kepenuhan Barat, Subdistrict of Kepenuhan, Regency of Rokan Hulu, Riau. Maharani Rahman 1, Sudirman Yahya 2 1 Mahasiswa, Departement Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB 2 Staf Pengajar, Departement Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB Abstract The Palm oil plantation use lot of laboursthat will influence the level of corporation expense. Human resources or harvest labour represent most factor to determine function than other resources. This apprenticeship activity took place in Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu Riau, from February 2012 to May The objective of this apprentice was to improve the ability, experience, work skill of student and analyzed problems of harvest labour management in Sei Air Hitam Estate. Data and information were collected with direct method to gotten primer data and indirect method to gotten secondary data. The observation collected was all managements and activites about labour harvest in Sei Air Hitam estate. The profile of worker consisted of amount, achievement, age, educational background, origin tribe, work of experience and helper amount of worker. Harvest labour needs in Sei Air Hitam estate was not enough and need to be adding immediately, this short supply of harvest worker was affected the quality of expected result. Worker s standard output was too high and influent the work quality of worker. The achievement of worker showed that young harvester (17 25 years old) work better, worker with higher educational background get more achievement than other, base on work experience the long time experience of worker (>10 years) work better than other. Worker with one helper get less achievement than worker with two helpers. Sei Air Hitam harvest worker consist of 5 tribes they are: Java, Nias, Batak, Saklam, Sunda and Dayak. Nias tribe with high prediction level of harvest activity produce most amount of achievement. Key Word: Palm Oil, Harvest management, Labour harvest

3 RINGKASAN MAHARANI RAHMAN. Manajemen Tenaga Kerja Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Perdana Intisawit Perkasa, Kebun Sei Air Hitam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. (Dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA). Perkebunan kelapa sawit cukup banyak menggunakan tenaga kerja sehingga akan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Diantara semua sumberdaya yang dikoordinasikan, faktor manusia atau tenaga kerja merupakan faktor yang paling menentukan berfungsi atau tidaknya sumberdaya lainnya. Kegiatan magang ini bertempat di Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu Riau dari Ferbuari 2012 hingga Mei Tujuan kegiatan magang ini yaitu untuk meningkatkan pengalaman, serta kemampuan kerja penulis mengenai budidaya tanaman kelapa sawit serta untuk menganalisis masalah menejemen tenaga kerja panen di Sei Air Hitam Estate. Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung untuk memperoleh data primer dan metode tidak langsung untuk memperoleh data sekunder. Pengamatan dilakukan terhadap tenaga kerja pemanen sebanyak 123 orang dari tiga afdeling (Afdeling 1, 2 dan 3) periode Januari 2011 April meliputi: (1) jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap kegiatan pemanenan, (2) prestasi kerja, (3) usia, (4) tingkat pendidikan, (5) etnis asli, (6) pengalaman kerja, (7) jumlah pembantu panen. Hasil yang penulis dapatkan yaitu perhitungan angka kerapatan panen (AKP) yang kurang sesuai sehingga berpengaruh terhadap hasil taksasi yang sesuai. Penambahan jumlah tenaga kerja pemanen sebaiknya dilakukan, disertai dengan pengurangan basis output pemanen, agar dalam pelaksanaannya kegiatan panen berjalan lancar dengan output yang baik. Pengadaan tenaga kerja pemungut berondolan sebaiknya dilakukan oleh pihak perusahaan, atau pemanen dengan pengawasan dari perusahaan, sehingga tidak terjadi kecurangan oleh pekerja, dan diperoleh mutu serta kualitas buah yang lebih baik. Premi yang diperoleh pekerja menunjukan bahwa pemanen berusa muda (17 25 tahun) bekerja lebih baik pekerja dengan latar belakang pendidikan yang tinggi

4 memperoleh premi yang lebih banyak dari yang lainnya, berdasarkan pengalaman kerja pekerja yang telah lama bekerja (>10 tahun) bekerja lebih baik dari yang lainnya. Pekerja dengan 1 pembantu panen memperoleh premi yang lebih sedikit dibandingkan pekerja dengan dua pembantu panen. Pemanen di Sei Air Hitam Estate terdiri dari 5 suku yaitu: Jawa, Nias, Batak, Saklam, Sunda dan Dayak. Suku Nias dengan tingkat kesukaan yang tinggi terhadap pekerjaan pemanenan menghasilkan jumlah premi yang lebih banyak.

5 MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Maharani Rahman A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

6 Judul Nama NRP : MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU : MAHARANI RAHMAN : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc NIP Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP Tanggal Persetujuan :

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Merauke, Papua pada tanggal 5 Juni Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Rohman Hariady dan Ibu Maryam. Penulis lulus dari SD Negeri 1 Merauke pada tahun 2002, kemudian pada tahun 2005 penulis menyelesaikan studi dari SMP Negeri 1 Merauke. Selanjutnya penulis lulus dari SMA Negeri 1 merauke pada tahun Tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD), selanjutnya tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Selama menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor, pada tahun 2010 penulis pernah melaksanakan magang di International Corporation and Development Fund Taiwan (ICDF Taiwan), selain itu penulis juga aktif dalam kepengurusan dan kepanitiaan klub catur IPB dan pengurus dari Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA). Penulis juga pernah menjadi peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada tahun ajaran

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi kegiatan magang selama tiga bulan di PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP) Sei Air Hitam Estate kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Laporan magang ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Keluarga tercinta Bapak Rohman Hariady dan Ibu Maryam, Saudara-saudara, Marini, Rizal, Ratna, Krisna seta nenek Saida dan keluarga yang senantiasa memberi dukungan dan kasih sayang 2. Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc sebagai dosen pembimbing skripsi, dan Dr. Ani Kurniawati, SP, MSi selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis 3. Dr. Ir Ade Wachjar, MS dan Dr. Dewi Sukma, SP, MSi selaku dosen penguji skripsi yang memberikan banyak saran-saran dan masukan 4. PT First Resources Group, khususnya PT Perdana Inti Sawit Perkasa yang telah bersedia menerima penulis untuk melaksanakan kegiatan magang. Bapak Atmojo Dwi Winahyu, selaku General Manager, Bapak Hakim selaku Mil Manager, Bapak Sabar Purba selaku Field Manager Plasma, Bapak Syaiful Azmi selaku Field Manager, Bapak Rizali selaku Field Assistant Afdeling III dan seluruh karyawan PT PISP yang memberikan bantuan selama kegiatan magang berlangsung 5. Rekan yang selalu mendukung Nanda beserta teman-teman (Irna, Tuti, Hilda, Novita, Nia, Nita, Lina). 6. Teman-teman magang (Ika, Yeli, Ratih, Dimas, Irvan dan Wahyu), beserta seluruh rekan-rekan Agronomi dan Hortikultura Indigenous 45. Bogor, Agustus 2012 Penulis

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 LatarBelakang... 1 Tujuan... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 Manajemen Tenaga Kerja... 3 Pemanenan Kelapa Sawit... 4 METODE MAGANG... 7 Tempat dan Waktu... 7 Metode Pelaksanaan... 7 Pengamatandan Pengumpulan Data... 7 Analisis Data dan Informasi... 8 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG... 9 Letak Geografis dan Administratif... 9 Keadaan Tanah dan Iklim... 9 Luas Area dan Tata Guna Lahan Kondisi Per Pokok dan Produksi Strktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Aspek Manajerial PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Profil Tenaga Kerja KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v vi vii

10 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Fraksi dan Derajat Kematangan Buah Kelapa Sawit Populasi Pokok Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP) Jumlah Staf dan Non Staf di Sei Air Hitam Estate (SAH Estate), PT Perdana Intisawit Perkasa Rekomendasi Untilan Berdasarkan Dosis (kg/pokok) Rekomendasi Titik Pasokan Pupuk di SAH Estate Rekomendasi Dosis Pupuk PT PISP Upah Karyawan SPKL Pemupukan Kandungan Unsur Hara Tankos dalam (30 ton/ha) Kandungan Unsur Hara Limbah Cair Setiap 75 ton Kapel Panen Afdeling III Daftar Alat Penen dan Fungsinya Ketentuan Tarif Premi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani Produksi Ketentuan Denda bagi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani Produksi Sanksi Pemanen Afdeling III Periode April Ketentuan Tarif Premi Supir PT. PISP Basis Output Beberapa Perkebunan Kelapa Sawit Komposisi Pemanen SAH Estate Berdasarkan Kelompok Usia Komposisi Pemanen SAH Estate Berdasarkan Tingkat Pendidikan Komposisi Pemanen SAH Estate Lama Kerja Premi Pemanen Berdasarkan Suku dan Tingkat Kesukaan Kerja v

11 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Penguntilan Pupuk MOP Penempatan Titik Pasokan Pupuk SAH Estate Kegiatan Pemupukan dan Langsir Pupuk Peralatan dan Persiapan Pencampuran Bahan Infus Akar Kegiatan Pemeliharaan Flatbad Penyemprotan Menggunakan Micron Herby Kegiatan Infus Benalu Kegiatan Babat Gawangan Gupon Kegiatan Apel Pagi di Afdeling Pelaksanaan Panen Pelaksanaan Angkut TBS Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Kelompok Usia Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Tingkat Pedidikan Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Lama Kerja Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Suku vi

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang KHL PT Perdana Inti Sawit Perkasa Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor PT Perdana Inti Sawit Perkasa Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Assisten Peta Areal Kerja Kebun Inti PT PISP Sifat Utama pada Masing-masing Satuan Peta Tanah (SPT) Data Curah Hujan Kebun PT PISP Tahun Data Produksi, Produktvitas, dan Bobot Tandan Rata-rata Tahun Struktur Organisasi Kebun dan PKS PT Perdana Inti Sawit Perkasa Lembar Rencana Kerja Harian (RKH) Struktur Organisasi Tingkat Afdeling vii

13 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terbesar di dunia. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan di Indonesia dimana kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang paling efisien diantara beberapa tanaman sumber minyak nabati yang memiliki nilai ekonomi tinggi lainnya, seperti kedelai, minyak zaitun, kelapa dan bunga matahari. Kelapa sawit belakangan ini juga kian populer sebagai bahan baku energi alternatif biodiesel. Kelapa sawit juga dijadikan sebagai bahan pangan dimana minyak kelapa sawit kaya akan karoten, yang dapat mencegah kekurangan vitamin A. Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat disebabkan pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan domestik bruto. Minyak kelapa sawit (MKS) merupakan komoditas yang mempunyai nilai yang strategis karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan. Sementara minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok di Indonesia. Permintaan akan minyak makan di dalam dan luar negeri yang kuat merupakan indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian Indonesia (Pahan, 2008). Sebagai komoditas unggulan, kelapa sawit memiliki peluang bisnis yang sangat menjajikan pada masa depan. Data Oilword dalam Pardamean (2011) menyebutkan, pada tahun 2010, Indonesia berkontribusi menyediakan 47% terhadap produksi MKS dunia. Persaingan global yang semakin meningkat dengan terus bertambahnya jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit (PKS) menyebabkan perusahaan PKS yang ada di Indonesia semakin dituntut untuk efektif dan efisien dalam pengelolaannya agar tetap eksis ditengah persaingan usaha yang semakin ketat. Dalam keyataannya, mengelola dan mengontrol bisinis kebun sawit yang sangat luas bukan hal yang mudah, salah satu cara mengontrolnya yaitu dengan menerapkan sistem manajemen yang baik. Sistem manajemen yang baik dapat membantu perusahaan dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

14 2 Manajemen dapat diartikan suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan dan pembimbingan (directing), pengkoordinasian (coordinating), serta pengawasan (controlling) terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Pardamean (2011) menyatakan bahwa salah satu fungsi dari manajemen adalah pengorganisasian. Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokan tenaga kerja serta menetapkan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing masing, sehingga kegiatan yang dilaksanakan berdaya guna dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perkebunan kelapa sawit cukup banyak menggunakan tenaga kerja sehingga akan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Diantara semua sumberdaya yang dikoordinasikan, faktor manusia atau tenaga kerja merupakan faktor yang paling menentukan berfungsi atau tidaknya sumberdaya lainnya, sekaligus menentukan berhasil tidaknya PKS dalam mencapai tujuan. Untuk itu, upaya-upaya manajemen tenaga kerja yang baik perlu diterapkan agar tenaga kerja dapat digunakan secara cermat, efektif dan efisien (Pangaribuan, 1999). Tujuan Tujuan dari kegiatan magang ini secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan, pengalaman, ketrampilan penulis dalam mempelajari dan memahami proses pengelolaan perkebunan kelapa sawit serta bekerja secara nyata pada perusahaan perkebunan kelapa sawit. Sedangkan tujuan khusus untuk menganalisis permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan tenaga kerja di Sei Air Hitam Estate perkebunan kelapa sawit PT Perdana Intisawit Perkasa, First Resources Group.

15 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Tenaga Kerja Struktur Organisasi Kebun Struktur organisani perkebunan dan pabrik kelapa sawit pada umumnya dibagi atas kantor pusat (kantor direksi/ manajemen puncak), kebun dan pabrik. Untuk perkebunan yang berskala besar dengan kebunnya tersebar di beberapa wilayah yang berjauhan, struktur organisasi akan bertambah dengan adanya kantor wilayah (regional office) (Pardamean, 2011). Kegiatan organisasi kebun beragam tergantung kepada tahapan kegiatan kebun. Kegiatan utama dari suatu kebun adalah budidaya kelapa sawit yang meliputi pembibitan, pengolahan tajuk, pemupukan, proteksi tanaman, produksi panen dan pengangkutan hasil panen. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan efisien untuk mendapatkan hasil yang optimal. Menurut Pardamean (2011), struktur organisasi satu kebun dengan kebun lainnya berbeda beda tergantung dengan luas dan tahapan kegiatan kebun. Untuk mempermudah administrasi dan pengawasan, kebun dibagi atas afdeling dan setiap afdeling dipimpin oleh satu kepala bagian (asisten lapangan) dan dibantu oleh karyawan karyawan (pegawai dan mandor). Ketenagakerjaan Pemakaian tenaga kerja di setiap kebun berbeda-beda sesuai dengan luasan, situasi, dan kondisi kebun serta kebijakan dari perusahaan. Pada umumnya, tenaga kerja di suatu kebun kelapa sawit dibagi atas empat kelompok, yaitu buruh harian lepas (BHL), karyawan harian tetap (KHT), pegawai bulanan (PB) dan kelompok staf (kepala bagian/ asisten) (Pardamean, 2011). Staf adalah orang yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberikan nasehat dan saran dalam bidangnya kepada pejabat pemimpin (general manager/ grup manager). Karyawan staf, non staf, dan karyawan harian lepas (KHL) dibedakan berdasarkan jenis dan sistem pengupahannya.

16 4 Karyawan staf adalah karyawan yang memiliki pangkat mulai dari supervisor ke atas, sedangkan karyawan non staf adalah personil yang memiliki pangkat di bawah supervisor. Pemberian gaji pada karyawan staf dan non staf diberikan setiap bulannya berdasarkan kebijakan perusahaan sesuai pangkatnya. Karyawan harian lepas adalah karyawan yang bekerja dengan sistem borongan, dan digaji sesuai dengan hari kerja dan prestasi kerja yang diperoleh (Nu man, 2009). Menurut Pardamean (2011) tenaga kerja harian pokok lebih mudah didapat karena umumnya tenaga kerja ini tidak terdidik. Sementara tenaga kerja yang sulit didapat adalah pemanen, mekanik, supir kendaraan dan alat berat, pekerjaan ini kurang diminati karena harus menggunakan tenaga yang kuat dan butuh ketrampilan khusus. Sementara tenaga kerja tingkat staf (asisten, KTU manajer, dan general manajer) lebih sulit diperoleh karena membutuhkan keahlian pada disiplin ilmu tertentu. Pada umumnya tenaga kerja ini terdidik atau diambil dari perusahaan perkebunan lain, lulusan dari lembaga pendidikan/perguruan tinggi, atau dari luar (tenaga kerja asing). Pemanenan Kelapa Sawit Panen merupakan suatu kegiatan yang penting pada pengelolaan pokok. Panen adalah pemotongan tandan dari pohon hingga penganggkutannya ke pabrik. Tandan yang sudah dipanen disebut tandan buah segar (TBS). Urutan kegiatan panen adalah persiapan panen, pemotongan buah, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, penganggkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik (Lubis, 2008). Persiapan panen berkaitan dengan penyediaan tenaga kerja dan peralatan panen yang diperlukan. Keberhasilan panen sangat ditentukan dari hasil produksi kebun, meliputi tandan, minyak dan inti sawit. Keberhasilan panen dipengaruhi oleh persiapan panen yang dilakukan dengan baik dan efektif, berupa kondisi jalan, tenaga kerja pemanen mandiri (jumlah dan kemampuannya), alat panen yang harus disediakan (egrek, dodos dan kampak), waktu memulai panen, pemahaman kriteria matang tandan, dan cara memanen. Selain itu, keberhasilan

17 5 panen juga ditentukan oleh kondisi kebun dan situasi lingkungan kebun (iklim, topografi, sarana, dan prasarana). Sunarko (2009) menyatakan pokok kelapa sawit dianggap mulai dapat berproduksi dengan baik pada tahun ketiga atau keempat setelah ditanam di kebun. Sementara itu, buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap matang sekitar enam bulan setelah penyerbukan. Parameter yang digunakan dalam menentukan kriteria matang panen adalah perubahan warna dan membrondolnya buah dari tandan. Proses perubahan warna yang terjadi adalah dari hijau menjadi orange karena pengaruh pigmen karoten. Kriteria matang panen tergantung pada bobot tandan, untuk bobot tandan >10 kg sebanyak 2 brondolan kg tandan dan untuk bobot tandan <10 kg, sebanyak 1 brondolan/kg tandan. Mutu buah panen ditentukan oleh fraksi matang panen yang terdiri atas tujuh kelas. Fraksi panen ini sangat berpengaruh terhadap rendemen minyak dan kadar asam lemak bebas (ALB). Komposisi ideal untuk dipanen yakni fraksi sebanyak 80%, fraksi 1 sebanyak 15%, dan sisanya fraksi 5 sebanyak 5%. Buah kelapa sawit memiliki tingkat kematangan yang berbeda beda, sehingga fraksi buah yang terdapat dalam satu perkebunan dapat berbeda beda. Fraksi panen kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Fraksi dan Derajat Kematangan Buah Kelapa Sawit Fraksi % brondolan lepas Derajat kematangan Rendemen (%) ALB (%) 00 Tidak Ada Sangat Mentah Mentah I Kurang Matang II Matang I III Matang II IV Lewat Matang I V Buah brondol Lewat matang II Sumber : Kantor Kebun, PT. Perdana Intisawit Perkasa (Mei, 2012) Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen berikutnya pada satu hanca panen. Rotasi bergantung pada kerapatan panen kapasitas pemanen dan keadaan pabrik. Luas area panen harian disesuaikan

18 6 dengan tenaga kerja panen, efisiensi pengangkutan dan kapasitas pabrik. Sistem hanca panen bergantung pada keadaan topografi lahan dan ketersediaan tenaga kerja. Sistem panen terdiri atas tiga yaitu hanca giring, hanca tetap dan hanca giring tetap (Lubis, 2008). Sebelum melakukan panen dilakukan pendugaan atau taksasi produksi, yaitu kegiatan menghitung jumlah tandan buah segar yang akan diperoleh pada waktu panen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina yang kemungkinan menjadi tandan buah. Tujuan pendugaan produksi diantaranya untuk mempermudah pengaturan dan pelaksanaan pekerja panen di kebun dan pengolahan di pabrik serta mempermudah penyediaan transportasi. Untuk meningkatkan efisiensi dari pekerja diberlakukan penghargaan (premi panen) dan sangsi (pinalti) kepada pemanen, mandor atau kerani yang tidak mencapai prestasi kerja. Penghargaan yang diberikan berupa uang atas kelebihan prestasi kerjanya, dalam bentuk harga TBS per kg dari TBS kelebihan basis borong (BB) yang disebut nilai prestasi mutu (NPM) dan nilai premi kerajinan (NPK). Sangsi diberikan jika prestasi kerja rata rata satu bulan dibawah BB, jika dilakukan selama tiga bulan berturut turut diberikan peringatan tertulis. Pemeriksaan hasil panen dilakukan di lapangan dan di TPH. Pemeriksaan di lapangan meliputi: tandan matang tidak panen, tandan dipanen tidak dikumpul, brondolan tertinggal di piringan, buah tertinggal di pelepah, tebasan dan tumpukan pelepah. Sementara itu, pemeriksaan di TPH berupa tandan afkir, tandan mentah, susunan tandan, kebersihan tandan dan brondolan.

19 7 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH Estate), PT Perdana Intisawit Perkasa, Kabupaten Rokan Hulu, Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan, Provinsi Riau. Magang dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari tanggal 13 Februari hingga 13 Mei Metode Pelaksanaan Pelaksanaan magang yang telah dilakukan adalah kegiatan praktek langsung di lapangan selama 3 bulan dengan tiga tahapan kegiatan utama secara berurutan, yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan pendamping asisten kebun. Kegiatan magang yang dilakukan menyangkut aspek teknis dan manajemen di lapangan dan di kantor yang diizinkan. Pelaksanaan kegiatan sebagai KHL dilaksanakan selama 3 minggu dengan kegiatan menyangkut aspek teknis dengan praktek langsung di kebun, kegiatan yang dilakukan yaitu berupa kegiatan kegiatan pemanenan dan pemeliharaan di kebun sesuai dengan instruksi yang diberikan. Pelaksanaan kegiatan sebagai pendamping mandor dilaksanakan selama 4 minggu selanjutnya dengan kegiatan menyangkut kegiatan pengawasan di lapangan dan pembuatan laporan harian. Kegiatan sebagai pendamping asisten dilaksanakan selama 5 minggu dengan kegiatan menyangkut pengawasan terhadap semua aspek kegiatan di lapangan serta manajerial kebun. Kegiatan harian penulis selama magang dapat dilihat dalam jurnal kegiatan harian (Lampiran 1, 2, dan 3). Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung untuk memperoleh data primer dan metode tidak langsung untuk memperoleh data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi langsung dengan tenaga kerja pemanen yang tersedia di lapangan mengenai informasi diri dan tingkat kesukaan pada pekerjaan. Metode tidak langsung untuk memperoleh

20 8 data sekunder berupa pengambilan data dari kebun yang berkaitan dengan ketenagakerjaan menyangkut besarnya premi dan gaji yang diperoleh, tahun masuk kerja karyawan (TMK), struktur organisasi kebun, kondisi umum perusahaan, lokasi dan letak geografis kebun, organisasi dan manajemen perusahaan, keadaan tanah dan iklim, luas area dan tata guna lahan, kondisi per pokok, dan produksi kebun. Pengamatan yang dilakukan terhadap tenaga kerja pemanen meliputi: (1) jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap kegiatan pemanenan, (2) prestasi kerja, (3) usia, (4) tingkat pendidikan, (5) etnis asli, (6) pengalaman kerja, (7) jumlah pembantu panen. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan diperoleh berhasarkan hasil angka kerapatan panen (AKP) yang dilakukan pada hari sebelumnya serta luas area yang akan dipanen. Prestasi kerja didapat dari jumlah premi rata rata yang diperoleh dari setiap pekerja tiap bulannya selama satu tahun kerja. Usia, tingkat pendidikan, etnis, pengalaman kerja dan jumlah pembantu panen diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pemanen. Usia pekeja diklasifikasikan ke dalam 5 kategori, yaitu usia tahun, tahun, tahun, tahun dan lebih dari 55 tahun. Tingkat pendidikan dibedakan menjadi 4 kategori yaitu tidak sekolah, SD, SMP, dan SMA atau yang sederajat. Pengalaman kerja dibedakan berdasarkan lama kerja sebagai pemanen yaitu pemanen dengan lama kerja < 1 tahun, 1 5 tahun, 6 10 tahun dan > 10 tahun. Data tenaga kerja diperoleh dengan cara sensus tenaga kerja pemanen sebanyak 123 orang dari tiga afdeling (Afdeling I, II dan III) periode Januari 2011 April Analisis Data dan Informasi Data pengamatan yang diperoleh berupa rataan dan presentase hasil akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yang disajikan dalam tabel dan diagram batang yang menunjukan perbedaan prestasi kerja karyawan. Prestasi kerja yang diperoleh merupakan peubah bebas, sedangkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, etnis, pengalaman kerja dan jumlah pembantu panen merupakan peubah tetap.

21 9 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai dengan jalan darat dalam waktu 5 6 jam dari kota Pekan Baru menuju ke Pasir Pengaraian hingga Kota Tengah. Lokasi perkebunan dengan kota terdekat berjarak ± 30 km. Secara geografis batas batas lokasi kebun inti PT Intisawit Perkasa adalah sebelah Utara berbatasan dengan kebun PT Panca Surya Agrindo, sebelah Timur berbatasan dengan kebun plasma PIR-TRANS, sebelah Selatan berbatasan dengan kebun masyarakat, Plasma KKPA dan sebelah Barat berbatasan dengan kebun PT Panca Surya Agrindo. Peta areal kerja kebun inti PT PISP dapat dilihat pada Lampiran 4. Keadaan Tanah dan Iklim Kebun inti PT Perdana Intisawit Perkasa (PT PSIP) memiliki jenis tanah diklasifikasikan menjadi dua sub grup yaitu Humic Dystrudepts dan Typic Dystrudepts. Jenis tanah didominasi oleh tanah mineral (aluvial) yang miskin unsur hara, terutama kation kation basa seperti Ca, Mg, K dan Na dengan kemiringan lahan 1 3 %. Uraian sifat utama pada masing masing satuan peta tanah (SPT) PT PISP dapat dilihat pada Lampiran 5. SPT 1 termasuk dalam sub grup humic dystrudepts, daratan alluvial dengan bahan induk endapan alluvial, dalam, halus, dengan drainase baik, kapasitas tukar kation (KTK) rendah dan kejenuhan basa (KB) sangat rendah. Luas SPT 1 adalah ha atau sekitar % dari luas total area. SPT 2 termasuk dalam sub grup typic dystrudepts, rinciannya sama seperti sub grup humic dystrudepts, namun yang membedakan adalah KTK SPT dua yang sangat rendah. Luas SPT 2 adalah ha atau % dari luas total area. Ciri-ciri subgrup humic dystrudept menunjukkan bahwa tanah ini terbentuk dari rejim kelembaban Udic (tidak pernah kering selama 90 hari

22 10 kumulatif setiap tahun). Tanah ini mempunyai epidedon penciri Umbrik. Horizon penciri umbrik secara kasat mata bewarna hitam, dan mempunyai kejenuhan basa kurang dari 50%. Ciri-ciri subgrup typic dystrudepts menunjukkan bahwa tanah ini terbentuk dari rejim kelembaban Udic (tidak pernah kering selama 90 hari kumulatif setiap tahun). Tanah ini juga memiliki kejenuhan basa yang rendah yakni kurang dari 50%. Kondisi lahan Sei Air Hitam Estate (SAH Estate) tergolong kesesuaian lahan kelas S2 dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan, SAH Estate cukup sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, namun harus diikuti dengan upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap produktivitas pokok kelapa sawit. Curah hujan rata rata tahunan selama 6 tahun terakhir ( ) yaitu merata sepanjang tahun dengan rata rata hari hujan pertahun 124 hari dan rata rata curah hujan adalah 229 mm/ bulan. Rata-rata bulan basah (BB) selama 6 tahun terakhir yaitu 10 bulan, sedangkan bulan kering (BK) sebanyak 0.16 bulan. Berdasarkan klasifikasi iklim oleh Schmit Ferguson, kebun PT PISP termasuk dalam tipe iklim A yaitu sangat basah dengan curah hujan rata-rata mm/tahun (rata-rata 6 tahun terakhir). Keadaan curah hujan dan hari hujan PT Perdana Intisawit Perkasa dapat dilihat pada Lampiran 6. Luas Area dan Tata Guna Lahan PT Perdana Intisawit Perkasa merupakan kebun dengan pola PIR-TRANS dan Plasma KKPA dengan luas kebun inti mencapai ha dengan luas areal pokok ha, kebun plasma PIR seluas ha dan kebun plasma integrasi KKPA sebanyak ha. PT PISP memiliki pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO), dengan kapasitas 60 ton/jam. Areal kebun inti dibagi menjadi 3 afdeling, yaitu Afedling I ( ha), yang terbagi atas 25 blok, Afdeling II ( ha) terbagi atas 26 blok dan Afdeling III ( ha) terdiri atas 28 blok. Pembukaan lahan dimulai dari tahun 1993 dengan tahun tanam 1994, 1995, 1998, 2002 dan 2004, serta pokok sisipan dengan tahun tanam 2008 dan 2010.

23 11 Kebun Plasma yang dikontrol oleh PT PISP dibangun dengan pola PIR- Trans terdiri dari 5 Satuan Pemukiman (SP) dengan luasan total ha. Dengan komposisi PIR-Trans SP I sebanyak 535 KK seluas ha, PIR-Trans SP II sebanyak 506 KK seluas 1 012,54 ha, PIR-Trans SP III sebanyak 500 KK seluas ha, PIR-Trans SP IV sebanyak 500 KK seluas ha, PIR-Trans SP V sebanyak 380 KK seluas 760 ha. Kebun plasma integrasi dan kebun KKPA terdiri atas 2 lokasi yaitu kebun Integrasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai sebanyak 470 KK dengan luas 940 ha dan kebun plasma integrasi KKPA Muara Nikum seluas ha. Kondisi Per Pokok dan Produksi Pokok kelapa sawit yang diusahakan di Sei Air Hitam Estate adalah varietas D x P Manihat (Tenera). Jarak tanam yang digunakan 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m sehingga populasi pokok per ha yaitu 136 pokok, namun kenyataan di lapangan menunjukan adanya perbedaan jumlah pokok per ha yaitu ±128 pokok dikarenakan terdapat jarak tanam yang berbeda beda. Hal ini disebabkan karena pada saat pembukaan areal dan penanaman dilakukan oleh pihak kontraktor yang bukan berasal dari disiplin ilmu bidang agronomi. Selain itu populasi pokok yang tidak sesuai disebabkan oleh serangan hama dan penyakit dan lahan rawa. Populasi pokok kelapa sawit berdasarkan tahun tanam yang ada di PT PISP dapat dilihat pada Tabel 2.

24 Tabel 2. Populasi Pokok Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP). Kebun Inti Kebun Plasma Kebun KKPA Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Tanam Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha) Pokok Pokok Pokok Sub total Sumber : Kantor Kebun, PT Perdana Intisawit Perkasa (Mei, 2012) SAH Estate memiliki pokok kelapa sawit TM secara menyeluruh pada areal seluas ha. Data produksi, produktvitas, dan bobot tandan rata-rata Tahun dapat dilihat pada Lampiran Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan Perkebunan kelapa sawit PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP) merupakan salah satu unit usaha dari PT First Resources (First Resources Group). Struktur organisasi dan penempatan personil disesuaikan dengan pangkat, jenis dan volume pekerjaan. Berdasarkan susunan garis dan struktur organisasi PT PSIP, kekuasaan tertinggi dipegang oleh chief executive officer (CEO), sedangkan operasional perusahaan dikepalai oleh general manager (GM), yang membawahi langsung mil manager, humas regional (HR), serta field manager (FM). GM memiliki tanggung jawab terhadap satu wilayah kebun yang terdiri dari kebun inti, plasma PIR dan plasma KKPA. Untuk wilayah kebun inti dikepalai oleh seorang field manager, yang membawahi tiga field assistant (FA) untuk masing-masing afdeling, field assistant land aplication (FA LA), dan technic assistant (TA). Kebun plasma PIR dan integrasi KKPA dikepalai oleh satu

25 13 field manager, yang membawahi enam field assistant untuk masing masing watuan wilayah. Bagian pabrik (PKS), dikepalai oleh mill manager, yang membawahi asisten kepala pabrik, yang dibantu oleh assisten laboratorium, assisten perawatan, assisten proses dan assisten sortasi. GM dibantu oleh humas regional, dan membawahi langsung assisten HR, kepala tata usaha (KTU), kepala timbangan, kepala gudang, dan kepala satpam. Struktur organisasi PT.PISP dapat dilihat pada Lampiran 8. Komposisi ketenagakerjaan SAH Estate terdiri atas karyawan staf, karyawan non staf dan karyawan borongan/ Surat Perintah Kerja Lokal (SPKL). Karyawan staf terdiri atas general manager, mill assistance, asisten kebun dan pabrik, kepala tata usaha, dan kepala satpam. Karyawan non staf terdiri atas pegawai bulanan tetap (PBT), karyawan harian tetap (KHT), serta karyawan SPKL. Karyawan SPKL digunakan untuk membantu tenaga perawatan di kebun dan kegiatan lainnya selain kegiatan panen, angkut buah dan administrasi kebun. Misalnya tenaga chemist (penyemprotan), pemupukan, infus akar, pengangkutan tankos dan lainnya. Tenaga SPKL ini dibayar secara borongan dan diketuai oleh seorang kepala rombongan. Pada tingkat kebun Sei Air Hitam Estate dipimpin oleh seorang field manager (FM) dan dibantu oleh asisten kebun untuk masing masing kebun, asisten aplikasi limbah dan asisten teknik. Asisten kebun dibantu oleh kerani divisi, kerani produksi, mandor panen, mandor perawatan serta mandor pupuk. Asisten limbah bertugas untuk mengatur penempatan aplikasi limbah baik cair maupun padat di lapangan, asisten limbah dibantu oleh mandor dan karyawan. Asisten teknik bertugas di bengkel untuk memperbaiki mesin, truk, dan peralatan peralatan kebun lainnya. Jumlah karyawan staf dan non staf Sei Air Hitam Estate dapat dilihat pada Tabel 3.

26 Tabel 3. Jumlah Staf dan Non Staf di Sei Air Hitam Estate (SAH Estate), PT Perdana Intisawit Perkasa 14 No Status Pegawai Jumlah (orang) Laki-laki Perempuan 1 Karyawan Staf 29-2 Karyawan Non Staf 1. Karyawan Bulanan Tetap (KBT) 2. Karyawan Harian Tetap (KHT) 3. Karyawan KHL Total Sumber :Kantor Pusat PT PISP (April 2012) Jam kerja per hari yang berlaku adalah 7 jam kerja, dalam seminggu terdapat 6 hari kerja dan pada hari Sabtu hanya diberlakukan 5 jam/hari. Baik KHT dan KBT mendapat tunjangan dari perusahaan. Adapun jenis tunjangan yang diberikan adalah sebagai berikut: Karyawan Bulanan Tetap (KBT) : 1. Tunjangan beras (pekerja = 15 kg/bulan, istri = 9 kg/bulan, anak = 7.5 kg/bulan) maksimal jumlah anak yang diberi tunjangan adalah 3 anak. 2. Tempat tinggal dan listrik. 3. Tunjangan kesehatan (askes) apabila sakit bebas biaya untuk berobat 4. Upah per bulan sesuai golongan dan struktur upah bulanan. Karyawan Harian Tetap (KHT) : 1. Tunjangan beras (pekerja = 15 kg/bulan, istri = 9 kg/bulan, anak = 7.5 kg/bulan) maksimal jumlah anak yang diberi tunjangan adalah 3 anak. 2. Tempat tinggal dan listrik. 3. Tunjangan kesehatan (askes) apabila sakit bebas biaya untuk berobat 4. Upah per bulan sesuai golongan dan struktur upah bulanan. Karyawan Harian Lepas (KHL) : 1. Tidak mendapat tunjangan beras dan pelayanan kesehatan 2. Mendapat rumah dan tidak perlu membayar listrik Fasilitas yang disediakan oleh PT PISP yaitu sarana umum dan perorangan berupa perumahan staf, perumahan di afdeling dan perumahan karyawan pabrik (PKS) yang dilengkapi sarana air bersih dan listrik, tempat peribadatan, poliklinik, lapangan olahraga, dan sarana kendaraan antar jemput bagi anak-anak karyawan

27 yang berada pada jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). 15 Pelaksanaan Pengelolaan Kebun Tingkat Non Staf Pengelolaan kebun tingkat non staf dilakukan oleh mandor baik mandor panen, mandor perawatan, mandor pemupukan, kerani produksi, dan kerani divisi. Mandor memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membuat rencana kerja harian (RKH), melakukan pemeriksaan atas kemungkinan adanya buah restan, serta berkoordinasi dengan kerani produksi untuk mempercepat proses pengangkutan buah ke pabrik. Blanko lembar rencana kerja harian (RKH) disajikan dalam Tabel Lampiran 9. Mandor panen mengatur dan mengawasi karyawan, memastikan bahwa seluruh hanca pada hari tersebut selesai, menjaga rotasi panen 6/7, melakukan cek mutu hanca melakukan AKP, efisiensi panen pada hari tersebut dan taksasi harian panen. Mandor pupuk bertugas memeriksa takaran untilan pupuk, jumlah untilan, bertanggungjawab mengumpulkan karung bekas pupuk serta mengawasi pelaksanaan langsir dan tabur pupuk. Mandor chemist (semprot) bertugas mengawasi pelaksanaan kegiatan penyemprotan, menakar dosis bahan atau pestisida yang digunakan, bertanggung jawab atas penggunaan bahan, menjaga rotasi semprot, menjaga dan merawat alat kerja, memeriksa hanca pekerjaan dongkel. Hasil kerja mandor dalam satu hari dilaporkan dalam Buku Kerja Mandor (BKM). Dalam BKM tercantum nama karyawan, jumlah karyawan yang bekerja, nama blok dan tahun tanam areal yang dikerjakan, jumlah hasil kerja dan output pekerja serta pemakaian bahan (untuk pekerjaan pupuk dan semprot). Kerani produksi bertugas mengatur kegiatan transport buah dari kebun ke PKS, mengawasi kegiatan muat buah, memastikan seluruh buah telah termuat, mencatat jumlah tandan yang dihasilkan oleh setiap pemanen, membuat surat pengantar TBS (SPTBS) setiap trip pengiriman. Tugas kerani panen adalah mengisi laporan produksi buah dan penerimaan buah setiap harinya, memeriksa dan menyeleksi buah yang telah disusun di TPH, menghitung jumlah tandan dan berondolan yang telah disusun di TPH. Hasil

28 tersebut kemudian direkap di kantor afdeling ke dalam laporan harian pengangkutan (LHP) TBS. 16 Pelaksanaan Pengelolaan Tenaga Kerja Lapangan Kegiatan koordinasi pekerjaan untuk satu hari dilakukan oleh field assistant saat apel pagi pada pukul WIB. Asisten akan memberikan koreksi terhadap pekerjaan hari sebelumnya dan memberikan arahan kepada tiap-tiap mandor serta karyawan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan hari ini. Pengaturan dan pembagian tugas kepada karyawan dilaksanakan saat apel pagi hingga pukul WIB. Pengaturan dan pembagian tugas dilakukan oleh masing-masing mandor. Pada saat apel pagi, mandor sekaligus mengabsen karyawan. Karyawan yang tidak memberi kabar dianggap mangkir. Setelah itu karyawan harus sampai di hancanya masing-masing pada pukul WIB. Karyawan bekerja selama 7 jam, mulai pukul WIB, kemudian dilanjutkan pukul WIB setiap harinya, kecuali pada hari Jumat dan Sabtu, pada hari Jumat karywan yang beragama islam hanya bekerja hingga pukul WIB, pada hari Sabtu karyawan bekerja hanya 5 jam, yaitu pada pukul WIB. Struktur organisasi tingkat afdeling dapat dilihat pada Lampiran 10.

29 17 PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemupukan Pemupukan di Sei Air Hitam Estate dilakukan dengan sistem pemupukan yang dikerjakan blok per blok dengan dua jenis pupuk, yaitu pemupukan organik dan anorganik. Pemupukan anorganik menggunakan pupuk tunggal yaitu Urea, MOP, RPH, Kieserit, dan Borate serta pemupukan unsur hara mikro FeSO 4. Sementara pemupukan organik dengan menggunakan limbah padat berupa tandan press, dan limbah cair. Pemupukan Anorganik Unsur Hara Makro Penguntilan pupuk. Penguntilan adalah kegiatan menakar pupuk dari karung besar menjadi beberapa karung berukuran kecil sesuai dosis yang digunakan, kegiatan penguntilan dapat dilihat pada Gambar 1. Tujuan penguntilan adalah untuk memudahkan penabur dalam aplikasi pupuk di lapangan serta tepat dosis pupuk per pokok. Ketentuan jumlah bobot untilan dalam tiap zak pupuk dapat berbeda, hal ini dipengaruhi oleh dosis aplikasi. Aplikasi untilan berdasarkan dosis dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rekomendasi Untilan Berdasarkan Dosis (kg/pokok) No. Dosis (kg/pokok) Bobot per untilan (kg) Pokok Teraplikasi Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012) Pelaksanaan kegiatan penguntilan adalah, pertama karung pupuk dibuka dan pupuk ditakar dan selanjutnya pupuk dimasukkan ke karung until. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penakaran adalah alat penakar until sulit digunakan sehingga tenaga kerja tidak menggunakan penakar, selain itu pupuk

30 18 yang telah diuntil tidak ditimbang lagi bobotnya. Pekerja until adalah tenaga SPKL borongan dengan bayaran Rp 20,- per kg untilan. Kegiatan penguntilan pupuk dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Penguntilan Pupuk MOP Pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk (supply point) merupakan titik pengeceran untilan pupuk. Sebelum aplikasi pupuk di lapangan, dilakukan pengeceran pupuk dari gudang ke lahan di beberapa titik untuk mempermudah penempatan untilan. Pada umumnya tiap titik pengeceran mewakili lima atau enam jalur pokok. Penempatan titik pasokan pupuk di SAH Estate dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Penempatan Titik Pasokan Pupuk SAH Estate

31 Banyaknya penempatan titik pasokan pupuk bergantung pada dosis pupuk yang digunakan. Rekomendasi penempatan titik pasokan pupuk dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rekomendasi Titik Pasokan Pupuk di SAH Estate Jumlah Pokok Dosis Kebutuhan Jumlah Bobot/Until Jumlah Jumlah Untilan Per ke Pupuk Pupuk Pokok (kg) Untilan Jalan/Blok 2 3 Per (kg/pokok) (kg) Pikul Pikul Until Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012) Aplikasi pupuk. Dosis pupuk yang digunakan beragam bergantung pada jenis pupuk yang digunakan dan terdapat atau tidaknya aplikasi limbah cair land aplication (LA) di lapangan. Dosis pemupukan berdasarkan jenis pupuk dan jenis penggunaan lahan di PT PISP dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rekomendasi Dosis Pupuk PT PISP 2012 No Jenis Pupuk Dosis Aplikasi (kg/pokok) Aplikasi I Aplikasi II 1 Kieserit MOP/KCl Urea RPH Borat Sumber :Pengamatan SAH Estate (Maret, 2012) Sebelum melakukan kegiatan penaburan pupuk, pupuk yang sudah diuntil dilangsir di lapangan menggunakan angkong, satu untilan diletakkan tiap selang 6 pokok. Pelaksanaan pemupukan, pupuk dimasukkan ke dalam ember ukuran 10 kg dan dibawa dengan cara digendong samping. Pemupuk menabur pupuk dengan menggunakan mangkok takar yang telah kalibrasi perusahaan. Pupuk ditaburkan di dalam pirirngan dengan jarak m dari pokok sawit, setelah selesai dipupuk, karung bekas untilan dikumpulkan dan digulung dengan rapi (10 lembar satu ikatan), kemudian dibawa dan diserahkan ke gudang afdeling, 19

32 Penabur pupuk dibagi dalam dua grup, sisi kanan dan kiri pokok. Basis kerja penabur dan pelangsir menganut sistem kerja borongan yang terdiri atas 7 8 pekerja, pada umumnya tenaga langsir dari gudang ke lapangan adalah laki-laki sedangkan tenaga penabur adalah wanita. Pengupahan didasarkan pada banyaknya tonase pupuk serta dosis pupuk yang akan diaplikasikan di lapangan dengan standar kerja pemupukan 8 ha/hk. Kegiatan pemupukan dan langsir pupuk dapat dilihat pada Gambar 3. Upah karyawan SPKL pemupukan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Upah Karyawan SPKL Pemupukan No Dosis (kg/pokok) Upah/ha Rp 8 000, Rp , Rp , Rp ,00- Sumber: Pengamatan SAH Estate (Maret, 2012) 20 Gambar 3. Kegiatan Pemupukan dan Langsir Pupuk Pada saat pemupukan di lapangan, cuaca harus diperhatikan, pupuk tidak dapat diaplikasi jika cuaca akan hujan atau hujan, karena pupuk yang sudah diaplikasi akan hilang terkena hujan. Jenis pupuk yang diaplikasi di SAH Estate bergantung pada persediaan pupuk di gudang. Terdapat beberapa jenis pupuk yang bersifat sinergis dapat dicampur atau diaplikasikan dalam waktu yang berdekatan, namun terdapat beberapa jenis pupuk yang bersifat antagonis yaitu tidak dapat diaplikasikan secara bersama sama ataupun pada waktu yang berdekatan, yaitu pupuk N-P, N-Mg, K-Mg. Untuk itu, pengaturan jenis pupuk yang diaplikasikan harus diatur agar hasil pemupukan maksimal.

33 21 Pemupukan Anorganik Unsur Hara Mikro Infus akar (FeSO4). SAH Estate mengadakan kegiatan Infus akar, yaitu kegiatan penambahan unsur hara mikro terhadap pokok yang mengalami defisiensi ferum (Fe). Pencampuran bahan dilakukan dengan cara menambahkan bahan FeSO 4 yang telah dicampurkan dengan asam sitrat dan air, untuk 1 kg FeSO 4 dibutuhkan 66 g asam sitrat kemudian dicampurkan dalam 3.3 l air. Bahan tersebut diaplikasikan langsung pada akar aktif sesuai dosisnya. Pekerja harus mengamati pokok yang mengalami defisiensi hara. Ciri ciri pokok yang mengalami defisiensi hara yaitu menguningnya pucuk muda, kekuningan pucuk pokok menandakan tingkat keparahan defisiensi Fe, semakin kuning pucuk, semakin parah defisiensinya. Dosis aplikasi berbeda-beda menurut tingkat keparahannya, untuk tingkat keparahan rendah dosisnya adalah 60 ml, tingkat keparahan sedang adalah 120 ml, serta tingkat keparahan berat adalah 180 ml. Cara aplikasi yaitu membungkus akar primer dengan plastik berisi campuran bahan pupuk. Kegiatan persiapan bahan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Peralatan dan Persiapan Pencampuran Bahan Infus Akar Setelah pokok diinfus, pekerja wajib menandakan pokok tersebut, dengan cara menuliskan bahan infus, tanggal aplikasi serta tingkat keparahan pada batang pokok. Tenaga kerja infusan adalah tenaga kerja borongan yang diketuai oleh kepala rombongan. Pekerja bekerja berdasarkan surat perintah kerja lokal (SPKL) yang menyatakan tempat, luasan areal yang akan diinfus, dan banyaknya bahan yang disediakan. Standar kerja yang ditetapkan adalah 1 liter bahan perharinya. Pengupahan disesuaikan dengan dosis, yaitu Rp. 700,00-/pokok untuk defisiensi rendah, Rp. 800,00-/pokok untuk defisiensi sedang, dan Rp. 900,00-/pokok untuk defisiensi berat.

34 22 Pemupukan Organik Aplikasi tandan kosong. Tandan kosong (tankos) merupakan produk dari pabrik sawit (PKS) setelah TBS diproses di perebusan (sterilizer) dan penebahan (thresher). Metode aplikasi tankos di SAH Estate dilakukan secara manual, tankos dilangsir ke blok-blok yang akan diaplikasikan dengan menggunakan truk, satu tirp pengangkutan membawa ± 5 6 ton tankos. Aplikasi tankos dilakukan satu tahun sekali, dosis aplikasi tankos adalah 230 kg/pokok atau setara dengan 30 ton/ha/tahun. Selain diaplikasikan pada pokok kelapa sawit, tankos juga diaplikasikan pada bunga ulat api (Turnera, sp), dengan dosis 1 angkong (± 75 kg) per titik tanam. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemberian tankos adalah tenaga kerja dengan sistem borongan yang diketuai oleh ketua rombongan, pekerja biasanya laki-laki. Standar prestasi kerja perusahaan untuk aplikasi tandan press adalah 13 titik/hk atau 3 ton/hk pengupahan aplikasi tankos adalah Rp 7 000/titik aplikasi. Unsur hara yang dikandung tankos dalam 30 ton/ha dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kandungan Unsur Hara Tankos dalam (30 ton/ha) Unsur Hara Kandungan kg Presentase (%) Nitrogen (N) Phosphore (P 2 O 5 ) Kalium (K 2 O) Magnesium (MgO) Kalsium (Ca) Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012) Aplikasi limbah cair. Limbah cair adalah hasil sampingan produk yang berasal dari sisa hasil pengolahan di pabrik kelapa sawit, berasal dari proses rebusan (strerilizer) dan proses pemurnian minyak (clarifier). Sebelum diaplikasikan ke kebun limbah cair ditampung di kolam limbah, kemudian dilakukan beberapa perlakuan dengan memanfaatkan bakteri pengurai untuk menurunkan kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) atau BOD (Biologycal Oxygen Demand) agar aman untuk diaplikasi serta tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Kadar BOD yang terdapat di SAH Estate berkisar 8,500 mg/l dan ph 7.7.

35 Aplikasi limbah cair di SAH Estate sering disebut dengan Land Aplication (LA) yang dikepalai oleh asisten limbah. Aplikasi limbah cair dilakukan pada blok blok yang sudah ditentukan kemudian dikontrol agar tidak berdampak langsung terhadap lingkungan sekitar. Limbah di areal kebun ditampung dalam longbed yang terbagi bagi menjadi beberapa flat bed pada gawangan mati dengan ukuran panjang 20 m, lebar 2 m dan kedalaman efektif 0.8 m. Volume flatbed adalah 32 m 3 sehingga volume per ha adalah 896 m³ sedangkan volume aliran limbah dari PKS 780 m³/hari. Limbah cair dialirkan dari kolam limbah dengan menggunakan pipa PVC atau baja dengan ukuran 8 inchi untuk pipa induk, 4 inchi untuk primer, dan 2 inchi untuk pipa sekunder. Rotasi pengisian flatbed 2 kali dalam setahun. Limbah cair mengandung banyak bahan organik yang dibutuhkan oleh pokok kelapa sawit. Persentase kandungan unsur hara limbah cair tiap 75 ton/ha dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kandungan Unsur Hara Limbah Cair Setiap 75 ton Unsur Hara Kandungan kg Presentase (%) Nitrogen (N) Phosphore (P 2 O 5 ) Kalium (K 2 O) Magnesium (MgO) Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012) Aplikasi limbah cair dilakukan dengan dosis 75 ton/ha/tahun. Limbah cair diaplikasikan dalam enam blok di Afdeling III yaitu Blok D23, D24, D25, C23, C24 dan C25. Blok C23, C24 dan C25 memiliki 59 longbad, sedangkan untuk Blok D23, D24 dan D25 memiliki 63 longbed. Dalam pelaksanaannya, aplikasi limbah harus dilakukan koordinasi yang baik antara pihak kebun dan pabrik kelapa sawit. POME yang diaplikasikan disarankan mempunyai kandungan BOD ppm, pihak laboratorium melakukan pengukuran parameter limbah, seperti BOD, COD dan ph, secara rutin. Asisten limbah bertugas untuk mengecek kondisi flatbed, pipa sekunder, melakukan perbaikan flatbed yang sudah mengalami pendangkalan dan mengatasi masalah masalah yang memungkinkan kendala dalam aplikasi. Pelepah yang 23

36 24 jatuh ke flatbed harus segera disingkirkan, begitu pula dengan gulma berkayu yang hidup dalam flatbed, selain itu pada saat hari hujan, aplikasi POME harus dikurangi atau dihentikan agar tidak terjadi luapan. Kegiatan pemeliharaan flatbad dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Kegiatan Pemeliharaan Flatbad Pengendalian Gulma Pengendalian gulma di SAH Estate dilakukan secara manual dan kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi dikususkan untuk gulma pada jalan pikul dan piringan yang umumnya terdiri atas gulma rumput-rumputan dan teki. Pengendalian gulma secara manual dilakukan oleh pekerja yang membabat gulma-gulma pada gawangan mati dan pinggir jalan antar blok, dongkel anak kayu, serta pembersihan piringan. Pengendalian gulma secara kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan oleh dua tim, yaitu tim knapsack spraying (KS) dan tim micron herby spray (MHS). PT PISP menerapkan kelestarian dan keramahan lingkungan serta keselamatan dan keamanan kerja (K3) dalam setiap kegiatan operasional kebun. Begitu juga dengan kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi, penggunaan bahan aktif herbisida kontak seperti paraquat tidak diperkenankan, selain itu di sekitar area buffer zone meliputi area sekitar rawa, sungai maupun parit dilarang dilakukan penyemprotan gulma. Knapsack spraying (KS). Tim semprot KS lebih dikhususkan untuk pemeliharaan jalan pikul, dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Tujuan pengendalian gulma di jalan pikul adalah untuk mempemudah pengangkutan buah, mengurangi kompetisi hara, serta menekan populasi hama. Sementara

37 25 pengendalian gulma di TPH bertujuan untuk mempermudah pengangkutan buah ke truk, serta memudahkan pengamatan mutu panen buah. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah knapsack jenis solo dengan kapasitas tangki semprot 15 liter. Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik dengan bahan aktif Gliphosat 480 g/l. Sebelum diaplikasikan, larutan herbisida dicampur air dengan perbandingan 1:1, kemudian ditambahkan Metafuron dengan dosis 50 g/l. Penambahan Metafuron bertujuan untuk merekatkan larutan herbisida ke permukaan daun gulma. Konsentrasi campuran racun yang digunakan adalah 160 ml/15 ltr. Dalam setahun dilakukan tiga kali rotasi untuk semua blok. Tenaga kerja tim KS adalah tenaga kerja borongan yang terdiri atas 5 7 orang wanita. Masing masing afdeling memiliki satu tim KS yang dibimbing oleh satu orang mandor perawatan yang bertanggung jawab langsung kepada asisten afdeling. Penyemprotan dilakukan per blok, pengaturan kegiatan aplikasi di lapangan harus diatur agar tidak bertepatan dengan kegiatan pemanenan atau kegiatan lainnya. Pengupahan tenaga penyemprotan jalan pikul yaitu Rp ,- /ha dengan basis kerja 6 ha/hk. Pada saat kegiatan penyemprotan kendala utama adalah keterseediaan air bersih, pada saat musim kemarau tidak terdapat air di parit, sehingga harus dilakukan kegiatan langsir air. Air dilangsir dan ditempatkan pada beberapa titik yang tidak terdapat sumber air. Micron herby spray (MHS). Tim semprot MHS difokuskan untuk pemeliharaan jalan pikul dan piringan. Herbisida yang digunakan sama dengan tim KS, dengan namun dosis lebih tinggi yaitu Gliphosat 480 ml/ha, dilakukan pencampuran antara larutan herbisida dan air sebanyak 6 l, kemudian ditambahkan Metafuron dengan dosis g/ha. Metafuron yang digunakan adalah yang cair untuk menghindari pengendapan pada nozzle. Gulma yang dikendalikan adalah semua jenis gulma yang ada di piringan, jalan tengah dan jalan pikul. Alat semprot yang digunakan tim MHS berbeda dengan tim KS. Alat yang digunakan adalah mikron herbi konvensional. Secara garis besar, alat ini terdiri atas tiga bagian, yaitu: bagian kepala (atomizer, motor penggerak dan nozel),

38 26 tangkai (pegangan), serta tangki larutan. Kapasitas tampung tangki larutannya adalah 10 liter (Chairunisa, 2008). Perawatan micron herbi tersebut harus benar agar masa penggunaannya lebih lama. Air yang digunakan sebagai campuran harus air yang bersih dan bebas dari kotoran, untuk itu air disediakan dengan cara dilangsir dari sumber air yang bersih. Untuk pengangkutan alat dan langsiran air digunakan mobil pickup. Tenaga kerja tim MS adalah tenaga kerja borongan yang terdiri atas 7 orang tenaga kerja. Tim MS, bekerja secara rotasi untuk tiga afdeling secara bergantian. Pelaksanaan kegiatannya dibimbing oleh satu orang mandor untuk tiga afdeling. Pengupahan tenaga penyemprot yaitu Rp ,-/ha, dengan rincian Rp ,-/ha untuk chemist piringan, Rp 7 500,-/ha untuk jalan pikul, Rp 12.5 untuk jalan tengah dan Rp. 750,-/ha untuk chemist TPH, dengan basis kerja 5 ha/hk. Hasil prestasi kerja dari kedua tim berbeda-beda, secara umum, prestasi kerja dari tim MHS lebih baik dari KS karena hemat air, waktu dan tenaga. Kegiatan penyemprotan dengan menggunakan micron herbi dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Penyemprotan Menggunakan Micron Beberapa jenis gulma dominan yang ditemukan di areal pokok adalah jenis rumput-rumputan seperti Centotheca lappacea, Cynodon dactylon, Axonopus sp., dan Eleusine indica, jenis teki-tekian seperti Cyperus sp, jenis paku-pakuan seperti Nephrolepis biserata, Diterus arida, Stenochlaena palustris, serta jenis gulma berdaun lebar seperti Asystasia sp., Chromandeliana, Ageratum conyzoides, dan Borreria latifolia.

39 27 Infus benalu. Untuk mengatasi pertumbuhan benalu yang mengganggu, SAH Estate melakukan kegiatan infus akar benalu. Benalu adalah tumbuhan parasit yang hidup di tumbuhan lain sebagai tempat tinggal dan mengambil makanan dari tumbuhan tempat menumpang. Pada perkebunan kelapa sawit, kehadiran benalu akan sangat merugikan, benalu yang sudah tumbuh besar akan menghambat pertumbuhan pokok kelapa sawit karena mengurangi penyinaran matahari yang dapat diterima oleh tajuk. Benalu juga menghambat kegiatan pemanenan, bahkan pada kondisi benalu yang parah, pemanenan pada pokok kelapa sawit sudah tidak dapat dilakukan lagi. Pengendalian benalu yang dilakukan SAH Estate adalah dengan cara menginfus langsung akar benalu dengan menggunakan Garlon. 1 liter Garlon dicampur solar atau minyak tanah dengan perbandingan 1 : 1, aplikasi dosis yang dilakukan tergantung dari besarnya benalu yang tumbuh, untuk khasus ini masih perlu dilakukan kalibrasi ulang perhitungan dosis yang tepat. Kegiatan infus akar benalu dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Kegiatan Infus Benalu Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual yang terdapat di SAH Estate meliputi garuk piringan, babat gawangan, babat bahu jalan dan dongkel anak kayu. Garuk piringan. Piringan merupakan daerah W0 (weed zero) yang harus bebas dari segala jenis gulma. pembersihan piringan secara manual di sekitar pokok sawit dilakukan dengan menggunakan parang dan arit panjang. Pembersihan gulma dilakukan dengan cara menggaru, kemudian membersihkan gulma yang telah digaru. Lebar W0 untuk piringan adalah meter dari

40 28 pokok sawit. Pekerjaan garuk piringan dilakukan dengan sistem kerja borongan, pengupahan ditentukan berdasarkan jumlah luasan yang dikerjakan. Upah pekerjaan ini sebesar Rp ,-/ha. Rotasi pekerjaan garuk piringan dilakukan satu kali pertahun. Babat gawangan. Gawangan merupakan tempat penyusunan pelepah yang banyak ditumbuhi oleh gulma kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan. Gawangan tidak harus bersih sepenuhnya dari gulma, namun pengendalian tetap harus dilakukan agar memudahkan pengawasan kebun. Pembabatan dilakukan dengan cara menebas gulma dengan ketinggian ± 40 cm dari permukaan tanah. Tenaga kerja babat juga termasuk sistem borongan. Seorang pembabat biasanya dapat menyelesaikan 1.5 ha 2 ha per hari. Upah tenaga babat gawangan adalah Rp ,-/ha. Semua semak yang ada di gawangan dibabat menggunakan parang babat. Kegiatan babat gawangan dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Kegiatan Babat Gawangan Babat bahu jalan. Babat bahu jalan merupakan kegiatan pengendalian gulma, pada bahu jalan yang bertujuan untuk memperlebar jalan antar collection road (poros blok). Bahu jalan harus bebas dari gulma kelompok kayu-kayuan, agar pengamatan kedalam blok tidak terhalang. Pembabatan dilakukan dengan cara menebas batang pohon atau gulma dengan menggunakan parang babat. Tenaga kerja babat juga termasuk sistem borongan. Seorang pembabat biasanya dapat menyelesaikan 1 km/hari untuk satu bahu jalan sepanjang collection road atau tiga bahu jalan pada main road (jalan poros). Upah tenaga babat bahu jalan adalah Rp. 100,-/m. Dongkel anak kayu. Jenis gulma yang didongkel adalah gulma daun lebar yang berkayu seperti Melastoma affine, Kopi-kopian, Miramia umbelanta,

41 29 Chromolena odorata, dan tukulan (anak sawit liar) yang terdapat pada gawangan serta pada piringan kelapa sawit. Dongkel anak kayu dapat dilakukan dengan menggunakan alat dongkel, parang, atau langsung dicabut dengan tangan. Upah untuk tenaga kerja dongkel anak kayu adalah Rp ,-/ha. Jenis pekerjaan ini adalah pekerjaan dengan sistem borongan, sehingga tidak ada premi yang diperoleh oleh tenaga pendongkel. Tenaga pendongkel dapat menyelesaikan ha per hari. Walaupun demikian, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Afdeling III, terdapat beberapa pendongkel yang hanya dapat menyelesaikan setengah hektar per hari, disebabkan oleh faktor cuaca yang terik. Pengendalian Hama SAH Estate tidak dijumpai terlalu banyak hama dan tidak beragam, hal ini dikarenakan kondisi pokok yang sudah memasuki fase tanaman menghasilkan (TM). Berdasarkan pengamatan penulis, hama utama yang dijumpai adalah rayap (Isoptera sp.), tikus (Rattus tiomanicus), dan ulat api (Setora nitens), namun dalam jumlah dibawah ambang ekonomi. Untuk menanggulangi timbulnya ledakan serangan hama SAH Estate melakukan tindakan pencegahan dengan menanam beneficial plant, membuat gupon (sarang burung hantu), dan melakukan pembongkaran rumah rayap. Penanaman beneficial plant. Jenis beneficial plant yang ditanam di SAH Estate adalah Tunera subulata dan Casiatora. Penanaman tersebut merupakan usaha pengendalian hama ulat api. Tunera subulata ditanam di sepanjang bahu jalan poros dalam piringan berdiameter ± 1.5 m dan bebas dari gulma, aplikasi tankos dilakukan untuk menambah unsur hara dengan dosis 75 kg/titik tanam. Gupon. Gupon adalah kandang burung hantu yang sengaja dibuat di dalam areal pokok kelapa sawit untuk mengendalikan hama tikus. Tikus (Rattus tiomanicus) merupakan hama yang paling utama di perkebunan kelapa sawit, Salah satu tindakan untuk mengendalikan hama tikus secara biologis yang dilakukan di SAH Estate adalah dengan penggunaan burung hantu (Tyto alba). Burung hantu (Tyto alba) termasuk golongan karnivora, dengan daya konsumsi terhadap tikus mencapai 99.4 %. Satu gupon dibuat untuk mencakupi ± 30 ha areal perpokok, setiap blok diusahakan memiliki satu unit kandang burung

42 hantu. Kandang burung hantu dibuat dengan menggunakan kayu dan tiang besi silinder sebagai penyangga. Gupon dapat dilihat pada Gambar Gambar 9. Gupon Pengendalian rayap. Rayap (Isoptera sp.) merupakan hama yang cukup penting umumnya tinggal dan berkembang biak pada batang pokok kelapa sawit. Jenis rayap yang menyerang pokok kelapa sawit di SAH Estate adalah Captotermes curvignathus dan Macrotermes gilvus. Umumnya rayap ini akan membuat lorong-lorong di dalam batang sehingga menimbulkan rongga-rongga dan pembusukan pada batang, akibatnya pokok yang terserang mati. Tindakan pengendalian hama rayap yang dilakukan diperkebunan SAH Estate yaitu pengendalian secara kimia dan manual, namun penulis tidak mengikuti kegiatan pengendalian rayap. Untuk pengendalian secara mekanis yakni mengumpulkan serta menyingkirkan batang dan akar kayu, membongkar sarang rayap di tanah dan pokok yang telah mati. Perawatan Lahan dan Pokok Pemeliharaan jalan. Areal untuk keperluan pembangunan jalan panen, jalan kebun, jalan produksi dan jalan penghubung utama di SAH Estate adalah 5 6 % dari luas areal keseluruhan (56.67 ha). Pembangunan jalan di kebun harus dibuat dengan sasaran dapat dilalui dalam segala cuaca ( all weather road ). Kerusakan jalan yang banyak terjadi di SAH Estate disebabkan oleh cuaca yang buruk (hujan deras) dimana terdapat genangan air yang dapat membentuk lapisan lumpur yang tebal. Hal ini didukung juga oleh sifat tanah di SAH Estate yang mengandung fraksi liat yang tinggi.

43 31 Kegiatan perbaikan jalan dilakukan secara manual dan mekanik. Rawat jalan dilakukan secara manual dan mekanis dengan alat berat, namun lebih sering dilakukan secara manual menggunakan cangkul. Perbaikan jalan dengan cara manual, yaitu dengan membuang air yang tergenang di jalan ke parit drainase terdekat dengan membuat parit-parit kecil di jalan. Jika terdapat jalan yang rusak atau berlubang, maka perlu dilakukan penimbunan lubang dengan batu atau tanah. Rawat manual berdampak pada biaya tenaga kerja yang lebih murah, jalan rusak dapat langsung diperbaiki, namun tidak efektif jika diterapkan pada jalan yang rusak berat. Rawat mekanis dengan alat berat membutuhkan biaya lebih mahal, jalan baru diperbaiki jika telah mengalami rusak berat, perbaikan jalan secara mekanik dilakukan dengan menggunakan grader dan boomax. Pemberantasan tukulan. Kegiatan pemberatasan tukulan di SAH Estate wajib dilakukan oleh seluruh pekerja KHT afdeling, dengan cara membawa 200 tukulan ketika apel pagi. Tukulan ini juga berfungsi sebagai absen bagi para pemanen serta pengingat bahwa pemungutan berondolan masih tidak bersih. Dongkel tukulan (anak sawit) merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan pokok kelapa sawit dengan cara membuang pokok sawit liar yang tumbuh di sekitar pokok kelapa sawit utama seperti piringan, gawangan, dan jalan pikul. Pembuangan sawit liar ini dilakukan agar tidak mengganggu penyerapan hara dan produktivitas pokok kelapa sawit. Penunasan (prunning). Penunasan merupakan kegiatan membuang pelepah. Penunasan bertujuan untuk mempermudah pemanenan, menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak cabang, mengurangi kelembaban yang dapat menimbulkan penyakit marasmius, mengurangi penghalang pembesaran buah, memperlancar proses penyerbukan alami, mempermudah pengamatan buah pada saat sensus produksi, melakukan sanitasi pokok, sehingga menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit, serta menjaga luasan permukaan daun (leaf area) yang optimum agar diperoleh produksi yang maksimum. Penunasan juga merupakan kegiatan membuang pelepah yang tidak memenuhi standar songgo dua atau yang sudah kering, namun ketentuan penunasan harus disesuaikan dengan kondisi pelepah. Beberapa blok di SAH

44 32 Estate menerapkan songgoh satu dikarenakan terlambatnya rotasi. Rotasi yang ditetapkan di SAH Estate adalah 1.5 afdeling/tahun yaitu dalam satu tahun seluruh areal telah ditunas dan diulang dari awal pekerjaan tunasan hingga setengah dari luas areal. Kegiatan tunasan di SAH Estate harus dilakukan dengan baik, karena kondisi pelepah pokok kelapa sawit yang kurang baik. Banyak terdapat pelepah mati yang tidak ditunas, selain itu pada kegiatan panen masih banyak pemanen yang melakukan panen tanpa menurunkan pelepah. Kegiatan penunasan yang dilakukan di SAH Estate tidak dilakukan bersamaan dengan kegiatan panen. Masing masing pemanen memiliki hanca tunasan sendiri yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu. Kegiatan menunas biasanya dikerjakan sore hari ketika selesai kegiatan panen. Pembayaran tunasan dilakukan segera setelah hanca tunasan selesai dengan upah Rp 750,-/pkk. Sensus pokok dan pemetaan blok. Sensus pokok dan pemetaan blok merupakan salah satu kegiatan mendata seluruh pokok yang terdapat di areal pokok kelapa sawit. Sensus pokok di SAH Estate dilakukan secara teliti dan teratur dengan tujuan memberikan gambaran mengenai keadaan blok yang sebenarnya. Manfaat hasil sensus adalah kemudahan mengelola kebun, antara lain: mengetahui jumlah pokok, termasuk keperluan pokok sisipan, pokok sakit/abnormal, pokok mati/kosong, data parit, data sarana fisik (jalan, jembatan, titi panen), pekerjaan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan pemetaan blok yang dilakukan di SAH Estate dilakukan dengan mendata kondisi per pokok satu persatu, mendata lokasi titian panen dan TPH, lokasi parit di dalam dan luar blok. Pemetaan dilakukan dengan memberikan tanda pada peta blok yang sudah disiapkan. Keterangan pemetaan blok adalah sebagai berikut - S1 = pokok sisipan tahun S2 = pokok sisipan tahun S3 = pokok sisipan tahun tb = pokok tumbang - x = pokok mati/ titik tanam kosong - R = pokok kena serangan rayap

45 33 - B = pokok berbenalu - Abn = pokok abnormal - tp-btn = posisi titi panen beton - tp-ky = posisi titi panen kayu - = parit sekunder - = parit/sungai alam - GBH = posisi gupon Selama melakukan kegiatan sensus, terdapat kendala-kendala yang menyebabkan kesulitan dalam pengamatan, yaitu pada beberapa blok terdapat parit besar di jalan tengah yang menyulitkan pengamatan sehingga harus melompat atau memutar. Sebelum pelaksanaan kegiatan, tenaga pengamat harus diberi penjelasan yang lebih terperinci dan jelas mengenai cara pengamat. Tenaga pengamat di SAH Estate adalah pemanen yang tidak melakukan panen pada hari tersebut. Pemanen tidak mempunyai gambaran yang jelas mengenai tata cara pengamatan sehingga seringkali didapat data pengamatan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Panen Panen adalah pemotongan tandan buah segar dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Panen adalah pekerjaan penting di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan uang ke perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas pokok, keberhasilan panen didukung manajemen panen yang baik meliputi persiapan panen, kriteria matang panen, angka kerapatan panen, sistem panen, rotasi panen, sistem upah (basis panen, premi panen, dan denda panen), dan kebutuhan tenaga kerja pemanen. Persiapan panen. Persiapan panen adalah kegiatan pra panen yang akan menunjang keberhasilan panen. Persiapan panen di SAH Estate, dimulai dari kegiatan apel pagi (check roll) pada pukul 6.00 WIB WIB. Apel pagi di Afdeling III dilakukan di halaman depan kantor afdeling, sewaktu apel pemanen diwajibkan memakai alat pelindung diri (APD) langsung yaitu helm dan sepatu boot, apel ini dipimpin langsung oleh seorang Field assisten (FA). FA bertugas

46 34 memberikan pengarahan-pengarahan mengenai SOP selama memanen juga membahas mengenai hasil pemanenan hari kemarin dan evaluasi kerja karyawan. Setelah pengarahan dari asisten, selanjutnya mandor panen bertugas membagi hanca panen yang akan dipanen menurut kemandoran. Sehari sebelum apel pagi mandor panen harus membagi seksi panen dan menyiapkan kebutuhan pemanen (HK) untuk panen selanjutnya. Sebelum mendapatkan kebutuhan pemanen dan kebutuhan dump truck, mandor harus mengecek angka kerapatan panen blok yang akan di panen hari berikutnya. Kegiatan apel pagi dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Kegiatan Apel Pagi di Afdeling Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah dengan tepat pada saat yang tepat. Kriteria matang panen SAH Estate ditentukan berdasarkan jumlah berondolan yang jatuh ke tanah secara alami, yaitu apabila terdapat >15 berondolan, maka buah tersebut telah layak untuk dipanen, jika ditemukan buah yang membrondol <15 maka tidak dibolehkan untuk dipanen. Namun pada prakteknya di lapangan banyak pemanen yang menurunkan buah dengan brondolan < 15, hal ini mereka lakukan karena mengejar target output (3 000 kg). Angka kerapatan panen (AKP). Angka kerapatan panen menunjukkan persentase jumlah buah matang pada suatu luasan panen. AKP ditentukan dengan menghitung jumlah buah yang siap dipanen pada beberapa blok sampel. Sampel yang diambil sebanyak 10% dari total luasan blok yang akan dipanen dan minimal 3% dari luasan. Pada pelaksanaan di lapangan seringkali mandor melakukan perhitungan AKP dengan luasan sampel < 3%, sehingga mempengaruhi perhitungan kebutuhan tenaga kerja panen pada keesokan harinya.

47 35 Angka kerapatan panen bertujuan untuk membantu penyusunan rencana kerja serta mengetahui taksasi produksi harian, kebutuhan tenaga pemanen, dan kebutuhan dump truck. Rata-rata AKP di SAH Estate yaitu 1:6, artinya dari 6 pokok kelapa sawit, terdapat 1 pohon yang siap panen. Angka kerapatan panen dihitung dengan rumus : Taksasi harian panen. Taksasi harian panen adalah perkiraan produksi. Taksasi dilakukan oleh mandor panen digunakan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga kerja panen dan kebutuhan truk pengangkut TBS, selain itu, taksasi dapat memudahakan pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan panen di kebun. Taksasi panen dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Berdasarkan hasil taksasi, dapat dihitung kebutuhan tenaga kerja panen pada esok harinya dengan rumus Sistem panen dan rotasi panen. SAH Estate menerapkan sistem panen hanca giring tetap per kemandoran, dimana penempatan pemanen yang akan memanen pada hari tersebut telah ditentukan hanca ke hanca selanjutnya. Sistem ini mengakibatkan pengaturan jumlah tenaga kerja lebih mudah, ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan atau kondisi kematangan buah. Apabila AKP sedikit diterapkan sistem sorong panen untuk mencapai target kg per pemanen. SAH Estate juga menganut sistem family cover dimana pembantu kegiatan pemanen kebanyakan berasal dari keluarga atau kenalan yang dibayar khusus oleh pemanen sendiri bukan dari perusahaan bergantung kesepakatan kedua belah pihak. Pembantu panen bertugas untuk memungut berondolan dan menggangkut hasil panen dari dalam hanca ke TPH, sehingga pekerjaan lebih cepat selesai.

48 Rotasi panen adalah selang waktu antara satu panen dengan panen berikutnya pada satu hanca panen (Hasibuan, 2010). Rotasi panen SAH Estate adalah 6/7 artinya dalam 1 minggu terdapat 6 hari panen sehingga dalam 1 divisi terdapat 6 kapel panen. Kapel panen adalah luasan yang harus diselesaikan oleh pemanen di satu hanca dalam satu hari panen. Kapel panen Afdeling III terdiri atas 6 kapel, masing-masing terdiri atas 4-5 blok bergantung luasan blok. Luasan kapel Afdeling III dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Kapel Panen Afdeling III Kapel Tahun Tanam Blok Luas (ha) Ʃ Pokok I 1995 C34, C33, C32, C31, C II 1995 C29, C28, C27, C26, C III 1995, 2002, 2004 C24, C23, C22, C IV 1995, 1998, 2004 D21, D22, D23, D V 1995 D25, D26, D27, D28, D VI 1995 D30, D31, D32, D33, D Sumber :Kantor Kebun Afdeling III (Februari, 2012) Pada pelaksanaan di lapangan, panen sering terkendala, sehingga rotasi panen tidak sepenuhnya 6/7. Rotasi panen tidak setiap hari 6/7 ada juga yang 5/7, hal ini dilakukan guna mempertahankan agar rotasi panen tidak melewati 7 atau buah yang kelewat matang karena tidak dipanen. Rotasi panen umumnya dapat berubah apabila terdapat hari libur nasional, terjadi panen rendah dan panen puncak. Peralatan panen. Alat-alat kerja pemanenan yang digunakan oleh karyawan di SAH Estate disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan. Pengadaan alat alat pemanenan disediakan oleh kebun, dan pembayaran secara angsuran dan dipotong tiab bulan. Daftar alat kerja dan fungsi fungsinya dapat dilihat pada Tabel

49 Tabel 11. Daftar Alat Penen dan Fungsinya No Nama Alat Kegunaan Keterangan 1 Harvesting pole (egrek) Memotong TBS yang tinggi Terdiri dari tiang aluminium sepanjang 6 12 m dan mata pisau egrek, berbentuk seperti arit dengan pangkal 20 cm, panjangnya 45 cm dan sudut lengkung Dodos Memotong TBS rendah Berbetuk seperti tembilang lebar mata 8 14 cm dan panjang mata 8 12 cm. 3 Gancu menganggkat buah Besi seperti mata kali berdiameter 3 8 inchi 4 Angkong menggangkut buah Kereta dorong beroda satu, terbuat dari besi 5 Kapak memotong gagang TBS Kapak yang dipakai di SAH estate bermata leter U 6 Karung Wadah berondolan Karung yang digunakan berasal dari karung pupuk, dijatah untuk tiap pemanen 7 Tojok Untum memuat TPS ke dump truck Digunakan oleh pemuat, berupa pipa besi berbentuk lancip dengan panjang ± m Sumber; Pengamatan Lapang di SAH Estate, (Februari, 2012) Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen dilaksanakan setiap hari kecuali hari libur. Tugas yang harus dilakukan pemanen adalah memotong semua tandan masak, memotong pelepah, pelepah dibelah dua kemudian disusun dengan rapi di gawangan mati, mengumpulkan brondolan dalam karung, serta mengangkut buah dan brondolan hingga ke TPH. Buah yang telah disusun di TPH semua wajib diberi nomor pemanen untuk mempermudah kerani buah untuk menghitung jumlah buah dan mengetahui kondisi buah. Kegiatan panen di SAH Estate dilakukan berdasarkan SOP kebun yang berlaku, namun pada pelaksanaannya masih terdapat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pemanen, seperti masih banyak pemanen yang menurunkan buah kurang matang. Masih terdapat pemanen yang tidak menurunkan pelepah sehabis panen, atau tidak memotong pelepah menjadi dua sebelum disusun di gawangan mati. Kegiatan panen dapat dilihat pada Gambar Gambar 11. Pelaksanaan Panen

50 38 Basis dan premi panen. Basis adalah syarat dasar yang harus dipenuhi karyawan dalam pemanenan untuk kebutuhan 1 HK. Pemanen memperoleh upah premi berdasarkan prestasi kerjanya. Basis panen yang harus dipenuhi oleh seorang pemanen di SAH Estate adalah kg/ hari sedangkan output (rata-rata tonase yang didapatkan oleh pemanen) adalah kg/ hari. Output diterapkan dengan tujuan untuk mencapai budget produksi. Output kg per pemanen terlalu tinggi, basis borongan minimal (sesuai dengan upah rata-rata SKU) yaitu 800 kg per HK, serta berkisar antara kg per HK (Pahan, 2008). Basis output yang terlalu tinggi ini mengakibatkan banyak pemanen yang melakukan pelanggaran, sehingga menurunkan mutu buah yang dipanen. Apabila pemanen melebihi basis, maka kelebihan dari tonase yang diperoleh dihitung sebagai premi. Perhitungan premi yang diterapkan SAH Estate adalah premi bertingkat yang terdiri dari tiga tingkatan basis. Brondolan juga menjadi bagian penting dalam pendapatan pemanen. Setiap kilogram brondolan dihargai Rp.120, /kg. Presentase berondolan bayar adalah 10% dari kg TBS yang dihasilkan pemanen, artinya 10% merupakan batas toleransi yang dibenarkan dalam pembayaran, apabila persentase brondolan melebihi 10%, maka persentase kelebihannya tidak dibayar akan tetapi berdasarkan perhitungan premi panen TBS. Jika pemanen menghasilkan output kg dengan brondolan 400 kg premi yang diperoleh yaitu: (1) Premi = (Basis Pemanen) 400 = kg (2) Premi panen : - Lebih basis 1 = 500 x Rp 25,- - Lebih basis 2 = 500 x Rp 30,- - Lebih basis 3 = sisa brondolan (100) x Rp 35,- (3) Brondolan = 10% x x Rp. 120,- sisa 100 (dari 400) = RP ,- (1) Premi panen : Rp12 500,- + Rp ,- + Rp ,- + Rp Selain pemanen, mandor panen dan kerani produksi juga mendapatkan premi, premi mandor dan kerani diperoleh setelah menghitung jumlah tonase seluruhnya dari semua pemanen. Ketentuan premi pemanen Mandor Panen, dan Kerani Produksi dapat dilihat pada Tabel 12.

51 Tabel 12. Ketentuan Tarif Premi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani Produksi 39 No Jenis Perkejaan Satuan 1 TM 7 TM 11 Lebih basis 1 Lebih basis 2 Lebih basis 3 2 TM 12, dst Lebih basis 1 Lebih basis 2 Lebih basis 3 kg/ harian kg/ harian Premi Pemanen (Rp/satuan) Basis Sisa tonase Sisa tonase Sumber; Pengamatan Lapang SAH di Estate, (Maret, 2012) Target minimal Premi mandor (Rp/satuan) Premi kerani (Rp/satuan) kg kg Biaya panen. Biaya panen adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan 1 kg TBS sampai ke TPH. Biaya panen umumnya mencakup upah harian pemanen, premi panen, premi brondolan dan premi pokok tinggi yang diperoleh dengan cara : Sanksi panen. Tindakan pemanen, mandor panen ataupun kerani produksi yang tidak sesuai dengan SOP kebun akan dikenai sanksi. Tujuan diberlakukannya sanksi adalah menghindari kesalahan serta memberikan efek jera kepada pekerja. Denda pemanen, mandor panen dan kerani produksi dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Ketentuan Denda bagi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani Produksi No Kriteria Pemanen Mandor Panen Kerani Produksi 1 TBS matang tidak dipanen Rp 500,- /TBS Rp 750,-/TBS - 2 TBS matang tidak diangkut ke TPH Rp 500,- /TBS Rp 1 000,-/TBS - 3 TBS mentah terpanen Rp 1 000,-/TBS Rp 1 000,-/TBS - 4 TBS Tangkai Panjang Rp 500,- /TBS Rp 500,-/TBS Rp 750,- /TBS 5 Brondolan Tidak dikutip Rp 1 500,-/TBS Rp 1 500,-/TBS - 6 TBS tidak diangkut dari TPH - - Rp 1 500,-/TBS 7 Brondolan tidak diangkut dari TPH - - Rp 1 500,-/TBS 8 Pencatatan data kualitas tidak benar - - Rp 1 500,-/TBS Sumber : Kantor Kebun, PT Perdana Insti Sawit Perkasa (April, 2012)

52 Untuk menjaga kualitas TBS yang dipanen, asisten afdeling melakukan penilaian (grading) TBS di TPH, berdasarkan hasil grading di Afdeling III, sanksi paling banyak ditemukan adalah terpanennya buah kurang matang. Sanksi pemanen Afdeling III Periode April 2012 disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Sanksi Pemanen Afdeling III Periode April 2012 No Pemanen Kesalahan Panen Buah mentah Kurang matang Tangkai panjang Total Sanksi Sumber; Pengamatan Lapang di SAH Estate, (Februari, 2012) Apabila telah melanggar berulangkali, pekerja akan dikenakan SP (surat peringatan) ataupun dikenakan mutasi ke Perusahaan atau afdeling lain. Denda pemanen ini dibuat untuk mendisiplinkan para pemanen yang berbuat tidak sesuai SOP yang berlaku. Transportasi tandan buah segar (TBS). Pengangkutan hasil panen merupakan kegiatan pengangkutan TBS dan brondolan dari TPH ke pabrik. Buah yang dipanen harus segera diangkut pada hari itu juga setelah buah dipanen. Perencanaan angkutan dilakukan oleh kerani produksi dan asisten afdeling. Pengangkutan dimulai pukul 9 setelah pemanen telah mengeluarkan buah, dan berakhir pada pukul 8 malam hingga waktu penerimaan buah di pabrik sudah ditutup, sehingga tidak jarang masih terdapat buah yang tidak terangkut pada hari tersebut. Buah yang tidak terangkut akan diangkut pada keesokan harinya, namun mutu buah yang tidak terangkut (restan) tersebut sudah menurun. 40

53 41 Sistem yang biasa diterapkan di Afdeling III adalah sistem muat bebas. Kelebihan sistem muat bebas adalah TBS lebih cepat terangkut terutama pada musim hujan. Kekurangannya adalah lebih banyak bahan bakar yang digunakan. Alat yang digunakan dalam pengangkutan adalah dump truk untuk memuat TBS, karung dan garu plastik untuk mengumpul berondolan dan tojok untuk memuat buah. Setelah pengambilan TBS dan sebelum diangkut ke pabrik, kerani produksi harus mengisi surat pengantar buah. Pengangkutan tandan buah segar. Kegiatan pengangkutan TBS dan berondolan terdiri atas dua tahap, yaitu pengangkutan dari hanca ke TPH, dan pengangkutan dari TPH ke PKS. Transportasi TBS dan brondolan harus sudah terkirim ke PKS< 24 jam untuk menjaga mutu TBS dan brondolan. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan oleh kerani produksi untuk mengatur alokasi pembagian tenaga angkut (pemuat). Efisiensi pengangkutan TBS akan tercapai apabila unit angkutan memuat TBS secara maksimal dengan waktu seefisien mungkin. Kegiatan angkut TBS dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Pelaksanaan Angkut TBS Buah yang kurang matang tidak diangkut ke PKS biasanya di biarkan membrondol di TPH. Premi kerani produksi seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya adalah (jumlah tonase yang didapat/jumlah kerani) x Rp1.2,-/kg TBS, sedangkan premi supir disesuaikan dengan jarak tempuh. Premi pemuat dibedakan menurut tahun tanam, dengan basis angkut TBS tiap pemanen adalah 4 ton, premi yang berlaku adalah premi bertingkat. Ketentuan tarif premi supir PT PISP dapat dilihat pada Tabel 15.

54 42 Tabel 15. Ketentuan Tarif Premi Supir PT PISP Jarak AFD Basis Lebih Basis I Lebih Basis II Lebih Basis II Hari libur (KM) (kg) (kg) Tarif Rp (kg) Tarif Rp (kg) Tarif Rp (tanpa basis) 0 5 III > II > >10 I > Sumber : Surat Edaran Kantor Kebun, PT Perdana Insti Sawit Perkasa (April, 2012) Supir dumptruck wajib memakai APD seperti helm, Setelah melewati penimbangan otomatis, buah diturunkan ke looder (tempat penerimaan buah sementara) sebelum diolah gunanya untuk memastikan ada atau tidaknya buah kurang matang.

55 43 Aspek Manajerial Selama 2 bulan terakhir penulis melaksanakan kegiatan magang di SAH Estate sebagai pendamping mandor dan pendamping asisten afdeling. Pendamping Mandor (PM) Mandor adalah karyawan non staf PBT maupun KHT yang berhubungan langsung dengan pekerja di lapangan. Mandor bertugas mengawasi pekerjaan karyawan, memberikan arahan kepada karyawan, mengevaluasi hasil kerja karyawan, memberikan motivasi kepada karyawan serta menegur karyawan apabila karyawan melakukan kesalahan. Setiap sore setiap pulang dari lapangan, mandor harus membuat laporan mengenai pekerjaan yang telah dilakukan membuat rencana kerja harian (RKH) Selama menjadi pendamping mandor, penulis mengikuti kegiatan semua mandor baik mandor panen, kerani panen, mandor perawatan, dan mandor pemupukan. Pendamping mandor panen. Kegiatan penulis sebagai pendamping mandor panen dilakukan selama 6 hari. Selama menjadi mandor, penulis melakukan kegiatan mengawasi pemanen, dan melakukan cek mutu hanca sebanyak 3-4 hanca setiap harinya, melakukan kegiatan penetapan AKP (angka kerapatan panen), menghitung losses, menghitung efisiensi, membuan laporan kerja, serta menghitung premi karyawan. Pendamping kerani panen. Kegiatan penulis sebagai kerani panen dilakukan selama 6 hari. Selama bertugas sebagai pendamping kerani panen, penulis membantu kerani mengecek dan menghitung buah dan berondolan yang telah disusun di TPH, mencatat nomor pemanen, dan menuliskannya dalam buku penerimaan buah dan berondolan. Kerani produksi bertugas untuk mengatur strategi pengangkutan panen dan memberikan arahan kepada supir. Jika jalan rusak atau licin, panen dilakukan mulai dari ujung jalan agar muatan tidak terlalu banyak jika truk memutar. Penulis bekerja hingga pemanen terakhir selesai menyelesaikan hancanya. Setelah kembali ke kantor divisi, penulis membantu kerani membuat laporan produksi dan menghitung jumlah premi yang didapat pada hari tersebut.

56 44 Pendamping Mandor Perawatan. Mandor perawatan di SAH Estate melakukan pemantauan untuk pekerjaan pengendalian gulma baik secara kimia maupun manual, memantau kegiatan infus akar FeSO 4, serta memantau perbaikan jalan. Penulis melakukan kegiatan sebagai pendamping mandor perawatan selama 10 hari. Selama menjadi PM penulis membantu mandor melakukan kegiatan kalibrasi alat semprot dan mengawasi kegiatan penyemprotan. Pendamping Field Asistance (FA) Field Assistance (asisten afdeling) adalah pimpinan kerja tingkat afdeling yang membawahi mandor dan kerani divisi. Asisten afdeling memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengelola divisinya dalam hal memberikan arahan dan perintah kepada mandor, kerani dan pekerja, melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap karyawan di divisinya, menyusun rencana kerja bulanan (RKB), serta memeriksa dan mengevaluasi laporan mandor dalam BKM dan laporan kerani dalam buku LPB. Penulis menjadi pendamping asisten selama 5 minggu. Kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan pekerjaan di lapangan, pengawasan kegiatan pemanenan, penunasan, perawatan bunga ulat api, penyemprotan, pemupukan, serta administrasi kebun.

57 45 PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Tenaga kerja panen kelapa sawit adalah tenaga kerja yang bertugas untuk menurunkan buah kelapa sawit dari pokok dengan tingkat kematangan buah sesuai dengan kriteria yang berlaku kemudian mengangkut hingga ke TPH. Tenaga kerja panen di SAH Estate terdiri dari seorang pemanen yang bertugas untuk memanen buah beserta penolong (pembantu pemanen) yang membantu memunguti brondolan yang tertinggal serta menganggkut buah ke TPH. Pembantu dipekerjakan serta dibayar oleh pemanen tanpa campur tangan pihak perusahaan. Dalam proses kegiatannya, dibutuhkan pengelolaan tenaga kerja panen yang baik sehingga kegiatan pemanenan dapat berjalan lancar. Pengelolaan tenaga kerja pemanen meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actualizing) dan pengawasan (controlizing). Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja SAH estate memiliki 123 tenaga pemanen untuk tiga afdeling, Afdeling I memiliki 40 pemanen, Afdeling II memiliki 36 pemanen serta Afdeling III memiliki 45 pemanen. Masing-masing afdeling di SAH Estate memiliki dua kemandoran dengan jumlah tenaga kerja orang per kemandoran. Setiap kemandoran dikepalai oleh mandor yang bertugas untuk menentukan jumlah pekerja dan mengawasi pemanen di lapang. Dalam satu adeling rata-rata membutuhkan tenaga panen. Kebutuhan tenaga kerja pemanen per hari dapat ditetukan dari hasil perhitungan AKP dan taksasi panen, pada kenyataannya hasil perhitungan AKP dan taksasi panen tersebut selalu dalam kondisi under estimate dimana kondisi buah yang diperkirakan lebih tinggi daripada kondisi buah sebenarnya di lapangan, sehingga basis output yang ditetapkan tergolong tinggi. Jumlah tenaga kerja yang tersedia tidak dipergunakan seluruhnya, yaitu tidak mencapai 40 tenaga per afdeling. Pemanen yang tidak melaksanakan panen pada hari tersebut

58 46 dialokasikan untuk mengerjakan pekerjaan harian lainnya seperti tunas pelepah, pemeliharaan jalan, sensus pokok, dan lain-lain. Rata rata per hari dibutuhkan 40 orang pemanen per afdeling atau 20 pemanen per kemandoran, jumlah pemanen yang tidak sesuai mengakibatkan pelaksanaan panen sering tidak sesuai sehingga mutu buah yang dihasilkan kurang baik. Berdasarkan pengamatan penulis, perhitungan AKP yaitu 1:7 sehingga taksasi hasil pada kapel I seluas 149 ha dengan bobot tandan rata-rata 24 kg, yaitu: Output yang harus dihasilkan oleh pemanen per hari terlalu tinggi, yaitu sebesar kg/ pemanen, basis panen minimal (sesuai dengan upah rata-rata SKU) yaitu 800 kg per HK, serta berkisar antara kg per HK bergantung pada umur pokok (Pahan, 2008). Basis output sebaiknya dikurangi setengahnya hingga mencapai angka kg/ pemanen. Basis output yang ditetapkan oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Basis Output Beberapa Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit No Kebun Basis Output (kg) 1. Mentawak PT Jambi Agro Wijaya, Bakrie Sumatera 800 Plantation, Jambi 2. PT Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau PT Cipta Futura Plantation, Sumatera selatan Sungai Bahaur, PT Bumitama Gunajaya Agro, 1800 Kalimantan Tengah 5. Mustika, PT Sajang Heulang Minamas Plantation, Kalimantan Selatan 1980 Sumber : Hasibuan (2010), Sinaga (2011), Nu man (2009), Nurmalisa (2011), Chairunisa (2008). Perbandingan perhitungan jumlah tenaga kerja berdasarkan output yang ditetapkan kg/pemanen dengan output yang disarankan kg/pemanen yaitu sebagai berikut:

59 47 1. Output kg/pemanen 2. Output kg/pemanen Basis output tinggi yang tidak sesuai dengan kondisi buah sebenarnya di lapangan, dan kurangnya alokasi tenaga kerja pemanen mengakibatkan banyak pemanen yang tidak mengindahkan SOP pemanenan dan hanya mengejar target output. Pengawasan Tenaga Kerja Pengawasan tenaga kerja dilakukan oleh mandor panen dan asisten afdeling tiap hari. Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan kinerja tenaga kerja dalam melaksanakan tugas, sehingga diperoleh kualitas dan kuantitas TBS yang baik. Pelaksanaan kegiatan panen harus berdasarkan SOP yang berlaku, baik selama proses kegiatan ataupun output yang dihasilkan. Tenaga kerja pemanen diharuskan menggunakan SOP kerja untuk keamanan kerja seperti AP boots, helm dan sarung egrek. Output yang dihasilkan harus memenuhi kriteria mutu buah yang telah ditentukan, berupa panjang gagang TBS, ada tidaknya buah mentah yang terpanen, buah matang tidak dipanen, serta kebersihan hanca panen dari brondolan. Rata-rata pemanen yang menurunkan buah kurang matang di SAH Estate mencapai presentase tertinggi yaitu mencapai 37.8% pemanen. Penurunan buah kurang matang oleh pemanen ini juga berkaitan dengan standar output yang harus dihasilkan oleh pemanen. Kondisi buah yang lebih sedikit dari hasil taksasi dan basis output yang tinggi menyebabkan banyak pemanen yang menurunkan buah kurang matang untuk memenuhi output per hari tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penambahan tenaga kerja, pengawasan yang lebih mendalam serta pemberlakuan sanksi yang berlaku atau menurunkan basis output per hari.

60 48 Profil Tenaga Kerja Panen Tenaga kerja merupakan motor penggerak dalam menjalankan kelangsungan produksi suatu perusahaan. Profil tenaga kerja mempengaruhi kinerja suatu perusahaan, khususnya perusahaan perkebunan. Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja mempengaruhi prestasi kerja khususnya dalam kegiatan pemanenan. Untuk kegiatan pemanenan, tenaga kerja wanita tidak digunakan, karena kegiatan pemanenan memerlukan tenaga yang besar. Wanita hanya bekerja sebagai pembantu panen (pembantu pemanen) yang bertugas untuk mengumpulkan berondolan dan memuat TBS dari kebun ke TPH. Tabel 16 memperlihatkan komposisi pemanen SAH Estate berdasarkan kelompok usia hingga periode April tahun Tabel 17. Komposisi Pemanen SAH Estate Berdasarkan Kelompok Usia. Kelompok Usia Jumlah KHT (orang) Presentase (%) tahun tahun tahun tahun tahun - - Total Sumber : Data Pengamatan lapang (April, 2012) Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa komposisi kelompok usia terbanyak adalah usia tahun dengan presentase sebesar 52.03% serta kelompok usia terkecil adalah usia tahun dengan presentase 1.63%, kelompok usia tahun sebanyak 13.01% serta kelompok usia tahun sebanyak 33.33% tidak terdapat pekerja dengan usia >55 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa pekerja berusia di atas 55 tahun dianggap sudak tidak produktif lagi. Perolehan premi pemanen berdasarkan kelompok usia dapat dilihat pada Gambar 13.

61 Perolehan Premi (rata-rata premi Rp/bulan) Gambar 13. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Kelompok Usia Usia dalam banyak hal merupakan faktor dominan yang menentukan penempatan tenaga kerja untuk jenis pekerjaan yang banyak membutuhkan kekuatan fisik, tenaga kerja yang berusia muda lebih diutamakan. Pekerja kelompok usia muda tahun mempunyai prestasi kerja yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok usia tahun dan tahun. Hal tersebut dapat terlihat dalam rata rata perolehan premi yang diperoleh perbulannya, premi menggambarkan output yang dihasilkan oleh seorang pekerja. Pada pekerja usia tahun terlihat memperoleh rata rata premi tertinggi, hal tersebut disebabkan oleh pekerjaan pemanen diserahkan kepada anak pemanen yang masih berusia muda. Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa sebanyak 13.83% pekerja tidak sekolah, 38.21% pekerja hanya tamat SD, 35.77% pekerja tamat SMP sederajat. Presentase tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pekerja di SAH Estate masih tergolong rendah. Dari 123 pekerja pekerja yang tamat hingga SMA sederajat hanya 15 orang atau 12.20% dari keseluruhan jumlah pekerja. Tabel 18. Komposisi Pemanen SAH Estate Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah KHT (orang) Presentase (%) Tidak Sekolah SD/ Sederajat SMP/ Sederajat SMA/ Sederajat Total Sumber : Data Pengamatan lapang (April, 2012)

62 50 Tingkat pendidikan secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja dari pekerja, dimana pekerja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki motivasi yang lebih baik serta tingkat pemahaman mengenai kegiatan pemanenan yang baik. Pekerja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga lebih mudah memahami perintah yang diberikan oleh mandor ataupun asisten. Perolehan premi pemanen berdasarkan tingkat pendidikan dapat terlihat pada Gambar 14. 2,000,000 Perolehan Premi (rata-rata premi Rp/bulan) 1,500,000 1,000, ,000 Tidak Sekolah SD/ sederajat SMP/ sederajat SMA/ sederajat - Tingkat Pendidikan Gambar 14. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi juga prestasi yang diperoleh pemanen. Pemanen yang tidak bersekolah memiliki prestasi kerja yang paling rendah, sedangkan pemanen yang tamat SMA sederajat memiliki prestasi kerja yang paling tinggi. Pada umumnya tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang rendah cenderung patuh dan mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Komposisi pemanen berdasarkan lama kerja di SAH estate sampai dengan April 2012 dapat dilihat pada Tabel 18. Pekerja dengan lama kerja 1 tahun berjumlah 14 pekerja atau 11.38%, lama kerja 1 5 tahun 49 pekerja atau 39.84%, lama kerja 6 10 tahun berjumlah 35 pekerja atau 28.46% serta pekerja dengan lama kerja > 10 tahun berjumlah 25 dengan presentase 20.32%. Lama kerja yang didata yaitu mulai dari pertama kali pemanen bekerja sebagai pemanen.

63 51 Tabel 19. Komposisi Pemanen SAH Estate Berdasarkan Lama Kerja Lama Kerja Jumlah KHT (orang) Presentase (%) 1 tahun tahun tahun > 10 tahun Total Sumber : Data Pengamatan lapang (April, 2012) Pekerja yang lebih berpengalaman dengan lama kerja yang lebih lama menunjukkan prestasi kerja yang lebih baik. Pekerja yang telah bekerja lebih dari 10 tahun menghasilkan premi yang paling besar, dibandingkan pekerja yang bekerja < 10 tahun, sedangkan prestasi kerja yang terendah yaitu pekerja dengan lama kerja 1 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa lama kerja mempengaruhi kinerja dari pemanen, dimana pemanen menjadi lebih berpengalaman dan terampil dalam bekerja, selain itu pemanen lebih menguasai pekerjaannya dan lebih beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Perbandingan perolehan premi pemanen berdasarkan lama kerja dapat dilihat pada Gambar 15. Perolehan Premi Rata - rata Premi Rp/bulan 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000 1 tahun 1-5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun - 1 tahun 1-5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun Lama Kerja Gambar 15. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Lama Kerja Dalam pelaksanaan kegiatan, seorang pemanen dibantu oleh pembantu panen yang umumnya berasal dari keluarga, yaitu istri, anak, adik, ipar dan orang tua ataupun sengaja dipekerjakan oleh pemanen. Pembantu panen ini tidak dipekerjakan oleh perusahaan sehingga pemanen yang harus membayar upah

64 52 pembantu panen tersebut. Jumlah pembantu panen juga menentukan output yang dihasilkan oleh pemanen. Rata-rata pemanen di SAH Estate mempunyai 1 atau 2 pembantu panen. Pemanen yang mempunyai 1 pembantu panen berjumlah 106 pemanen atau 86.18%, serta pemanen yang mempunyai 2 pembantu panen berjumlah 17 pemanen atau 13.82%. Berdasarkan hasil pengamatan, pemanen yang mempunyai 2 pembantu panen memperoleh premi yang lebih tinggi dibandingkan hanya memiliki 1 pembantu panen, yaitu rata rata Rp ,-/bulan untuk pemanen yang hanya memilik 1 pembantu panen dan Rp ,-/bulan untuk yang memiliki 2 pembantu panen. Premi tersebut menunjukkan ouput rata rata yang dihasilkan pemanen perbulannya. Pemanen yang memiliki 2 pembantu panen dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat, lebih baik dan hanca panen lebih bersih dari brondolan. Namun, karena tenaga kerja pembantu panen tidak diupah oleh perusahaan, pemanen di SAH Estate lebih memilih hanya memiliki 1 pembantu panen dari pihak keluarga, yaitu istri atau anak-anak walaupun masih berumur di bawah 17 tahun. Perbedaan perolehan premi tersebut secara tidak langsung mengakibatkan pemanen telah memperkerjakan anak-anak di bawah usia, karena tidak adanya pengawasan atau penetapan batas usia pembantu panen oleh pihak perusahaan. Tenaga kerja pembantu panen dari pihak keluarga kurang baik, hal ini karena kinerja pembantu panen yang tidak mengindahkan SOP perusahaan baik dari pelaksanaan kerja dan keselamatan kerja. Di SAH Estate banyak ditemukan buah jatuh di parit yang tidak diangkat, juga banyak buah kurang matang yang dibenam dalam tanah ataupun buah kelewat matang yang diberondolkan. Selain itu pemungutan berondolan kurang bersih, hal ini dapat terlihat dari banyaknya anak sawit di kebun. Tenaga pemungut berondolan sebaiknya disediakan oleh pihak kebun, agar kegiatan panen menjadi maksimal. Tenaga kerja pemanen di SAH Estate terdiri atas tiga etnis bangsa yang utama yaitu etnis Jawa sebanyak 61.79%, etnis Nias sebanyak 17.07% dan etnis Batak sebanyak 13.82%, selain itu terdapat beberapa pekerja etnis Saklam (4.88%) etnis Sunda (2%), dan etnis Dayak (0.81%). Faktor etnis mempengaruhi prestasi kerja yang dicapai pemanen. Pemanen etnis Nias paling banyak

65 53 memperoleh premi per bulannya, selanjutnya secara berturut-turut yaitu pemanen etnis Batak, Jawa, Saklam, Dayak dan Sunda. Perolehan premi pemanen berdasarkan etnis dapat dilihat pada Gambar 16. 2,000,000 Perolehan Premi Rata - rata premi Rp/bulan 1,500,000 1,000, ,000 Jawa Batak Nias Sunda Saklam (NTB) Dayak - Jawa Batak Nias Sunda Saklam (NTB) etnis Dayak Gambar 16. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Etnis Tingkat kesukaan pekerjaan pemanen antar beberapa etnis tersebut berbeda-beda, hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi output yang diperoleh pemanen, dimana pemanen yang sangat suka pekerjaan panen akan menghasilkan output yang tinggi. Data presentase tingkat kesukaan pekerja pada beberapa jenis pekerjaan di kebun dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 20. Premi Pemanen Berdasarkan Etnis dan Tingkat Kesukaan Kerja Etnis Jenis pekerjaan Total Premi Panen Tunas Pemeliharaan Lainnya (%) Rp/bulan (%) (%) (%) Jawa Batak Nias Sunda Saklam Dayak Sumber : Data Pengamatan lapang (April, 2012) Pemanen etnis Jawa, sebagian besar menyukai pekerjaan panen yaitu sebanyak 57.90%, sedangkan pekerjaan tunas 22.37%, pemeliharaan 5.26%, serta

66 54 menyukai pekerjaan lainnya 14.47%. Begitu juga dengan pemanen etnis Batak, sebanyak 61.91% lebih menyukai pekerjaan panen dibandingkan pekerjaan lainnya, 9.52% menyukai pekerjaan tunas, 4.76% menyukai pemeliharaan, dan sebanyak 23.81% menyukai kegiatan lainnya. Pemanen etnis Nias sebanyak 82.35% menyukai kegiatan panen, 5.88% menyukai kegiatan tunas, 11.77% menyukai kegiatan lainnya, tidak terdapat pemanen etnis Nias yang menyukai kegiatan pemeliharaan. Pemanen etnis Sunda hanya menyukai pekerjaan panen dan kegiatan lainnya, pemanen etnis Saklam semua menyukai kegiatan panen, serta pemanen etnis Dayak tidak meyukai kegiatan panen. Upah pemanen di SAH Estate dalam bentuk uang adalah Rp ,- per bulan atau Rp ,- per hari. Upah tersebut telah memenuhi standar Upah Minimum Regional (UMR) Rokan Hulu tahun 2012 yaitu sebesar Rp ,-. Dari jumlah rata rata premi yang didapat perbulannya, dapat terlihat bahwa pemanen etnis Nias dengan tingkat kesukaan terhadap pekerjaan panen yang tinggi menghasilkan jumlah premi yang paling banyak, yaitu sebesar Rp ,-/ bulan. Selanjutnya, pemanen etnis Batak rata-rata memperoleh premi Rp ,-/ bulan, kemudian pemanen etnis Jawa sebanyak Rp ,-/ bulan, pemanen etnis Saklam Rp ,-/ bulan, pemanen etnis Dayak Rp ,-/ bulan serta pemanen etnis Sunda Rp ,-/ bulan.

67 55 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pengadaan tenaga kerja pemanen di Sei Air Hitam Estate khususnya di Afdeling III dilakukan oleh asisten kebun. Berdasarkan analisis, kebutuhan tenaga pemanen di SAH Estate masih kurang. Hal ini berpengaruh terhadap mutu dan kualitas buah yang dihasilkan oleh pemanen. Pengadaan tenaga pemungut berondolan (pembantu panen) dipekerjakan oleh pemanen tanpa campur tangan pihak perusahaan sehingga mengakibatkan banyak unsur ketidak patuhan yang dilakukan oleh pekerja baik pemanen ataupun pembantu panen, termasuk mempekerjakan anak-anak. Output pemanen yang ditetapkan oleh pihak perusahaan terlalu tinggi, sehingga perhitungan tenaga kerja panen yang bekerja tidak sesuai dan banyak pemanen yang dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan lain. Hasil perhitungan taksasi yang under estimate atau buah yang diperkirakan kurang dari kondisi buah sesungguhnya di lapangan, menyebabkan banyak pemanen yang bekerja untuk mengejar output tanpa mengindahkan SOP yang telah diterapkan perusahaan. Pemanen banyak menurunkan buah kurang matang demi mengejar output. Berdasarkan hasil pengamatan premi, prestasi kerja pemanen yang terbaik adalah pemanen berusa muda tahun, lulusan SMA dan lama bekerja >10 tahun berasal dari etnis Nias. Pekerja dengan 1 pembantu panen memperoleh premi yang lebih sedikit dibandingkan pekerja dengan dua pembantu panen.

68 56 Saran Pengunakan tenaga kerja pemanen sebaiknya didasarkan kepada angka kerapatan panen dan basis output yang menjamin kualitas dan kuantitas panen yang baik. Hal tersebut dapat dicapai dengan penambahan jumlah pemanen disertai dengan pengurangan basis output pemanen. Pengadaan tenaga kerja pemungut berondolan sebaiknya dilakukan oleh pihak perusahaan, atau pihak pemanen dengan pegawasan oleh perusahaan, sehingga tidak terjadi kecurangan oleh pekerja dan diperoleh kualitas buah yang lebih baik.

69 57 DAFTAR PUSTAKA Chairunisa, C Pengelolaan Tenaga Kerja Panen dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Mustika PT. Sajang Heulang Minamas Plantation Kalimantan Selatan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Hasibuan, M. A. M Manajemen Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Mentawak PT Jambi Agro Wijaya, Bakrie Sumatera Plantation, Sarolangun, Jambi. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Lubis, A. U Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitin Perkebunan Marihat Bandar Kuala: Pemantar Siantar. 362 hal. Meselina, M Pengelolaan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Afdeling VII PT. Cipta Futura Plantation Muara Enim, Sumatera Selatan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. Nurmalisa, M Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Bumitama Gunajaya Agro, Kota Waringan Timur Kalimantan Tengah. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor Nu man, M Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation, Muara Enim Sumatra Selatan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor Pahan, I Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Hulu Hingga Hilir. Penebar swadaya: Jakarta. 441 hal. Pardamean, M Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka: Jakarta. 225 hal. Pardamean, M Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Penebar Swadaya: Jakarta. 300 hal. Pangaribuan, F Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kopi. Skripsi Program Studi Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Sinaga, N. J. A Manajemen Panen Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau.

70 Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor Sunarko Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Agromedia: Jakarta. 177 hal. 58

71 LAMPIRAN 59

72 60 Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang KHL PT Perdana Inti Sawit Perkasa Prestasi Kerja (Satuan/HK) Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Penulis Pekerja Standar Perawatan Turnera 20 m 300 m 500 m Jalan Poros C 22, Pengawasan Pemupukan 50 kg C 27 kg/hk kg/hk Keterangan Kendala: cangkul pekerja rusak Jenis pupuk: kieserite, dosis: 0,75kg/pokok Kunjungan ke Koperasi kebun SP 1, kebun plasma, dan petani plasma plasma Pengawasan panen C 29 Kendala: Cuaca kg/hk kg/ HK terik Survey lahan pengamata D Kunjungan ke kantor kebun PKS PT PIS Libur Pengawasan Pemupukan 50 kg C 21 kg/hk kg/hk Jenis pupuk: kieserite, dosis: 0,75kg/pokok D 33 Unsur Fe ClCO Infus Akar (unsur Fe) 5 pokok 102 pokok 100 pokok Penyemprotan gulma di TPH - 5 keep 5 keep C 22 Kendala: Hujan Jenis herbisida Bionasa Penyemprotan gulma 0.5 ha 6 ha 6 ha C 22 Kendala: Gerimis Jenis herbisida Bionasa Pemeriksaan jenis vegetasi gulma, analisis vegetasi D 22 (PKS PT PIS), D 33 Kendala: Cuaca mendung Pengambilan data, kunjungan PKS PT PIS laboratorium Libur Administasi Kantor Afd Kerani cek - 17 ton 16 ton D 33, 34 Cuaca terik Efisiensi 8 ha 8 ha 8 ha D 33, 34 Kendala: Cuaca terik Administrasi kebun Kantor Afd Analisis vegetasi C Olahraga Libur

73 Tabel Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor PT Perdana Inti Sawit Perkasa Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah KH yang diawasi (karyawan) Prestasi Kerja Penulis Luasan Area Lama Kegiatan Lokasi 61 Keterangan Administrasi kebun Kantor Afd Administrasi kebun Kantor Afd Administrasi kebun Kantor Afd Mandor Panen 8 35 ha 8 jam D21 D25 APD tidak dipakai Administrasi Kantor pusat PISP Olahraga Libur Babat bahu jalan m 5 jam C 25 Jalan poros C D Administrasi Garuk piringan 2 8 ha 5 jam C 28 4 ha/hk Dongkel anak kayu 1 5 ha 6 jam C 30 Flatbad tidak dibersihkan Analisis Vegetasi jam Buat Plank TPH jam Kantor Afdeling Libur Mandor Panen ha 9 jam C34 C30 Cuaca terik Mandor Panen 6 20 ha 7 jam C29 - C25 Berondolan tidak bersih Mandor Panen 8 32 ha 7 jam C24 C Mandor pemupukan 6 30 ha 5 jam D 29 Pupuk MOP Libur Libur Libur Babat Gawangan 1 4 ha 5 jam C27 Kendala: Kurang tenaga kerja Mandor Penyemprotan 8 16 ha 5 jam D 26 Sumber air campuran sedikit Administrasi jam Mandor Pemupukan 6 31 ha 6 jam D Analisis Vegetasi, jam - kunjungan ke pabrik Kunjungan ke pabrik, jam - Sounding Libur Kerani produksi 3-9 jam C 31 C34 Hujan deras Kerani produksi 2-7 jam C 25 C Mandor Pemupukan 6 28 ha 5 jam C 24 -

74 62 Tabel Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Assisten Prestasi Kerja Penulis Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Karyawan Luasan area Lama kegiatan Lokasi Keterangan Uji coba Micron herbi B 25 Kendala: metafuron mengendap, penyemprot harus tinggi Analisis Vegetasi B Pengecekan tunasan, daily cost 1 2 ha 7 jam D 27, kantor AFD III Libur Evaluasi tunasan hanca tetap, pengecekan untilan, pembuatan takaran pupuk, Kalibrasi brondolan dan BJR TBS, pengecekan tunasan dan panen Gudang pupuk Takaran until harus diperbanyak D 34 Penyusunan pelepah tidak di gawangan mati - 5 ha 9 jam D 34, D Efisiensi, dialog dengan supervisi Infus benalu D 27 Bahan aktif: Garlon 1:1 dengan air Analisis vegetasi, kunjungan D 30, Pabrik - pabrik Libur Libur Pengawasan panen dan jam C 21 D25, 7 blok tunasan, administrasi kebun ha kantor kebun Grading buah di TPH dan jam D 26 D31, - Peron peron Pengecekan di perbatasan peron - plasma, grading buah di peron Pengawasan panen, grading jam C 29 C34, 6 blok panen buah, administrasi ha kantor kebun Pembersihan flatbad, grading 3-9 jam D 25, peron - buah si peron Krani cek 2-7 jam C 21 - C Libur Pengawasan pemupukan, 6 43 ha 6 jam C 27, kantor Pupuk urea administrasi kebun kebun Pengawasan panen, jam D 27 D 33, - administrasi kebun ha kantor kebun Pengawasan panen, jam D 28 D 34 - administrasi kebun ha Libur Pengawasan panen, tunasan, jam C 31 D 33, - administrasi kebun ha kantor kebun

75 63 Tabel Lampiran 3. (Lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Jumlah KH yang diawasi Luasan area Lama kegiatan Lokasi Libur Penyusunan Laporan Magang Penyusunan Laporan Magang Kunjungan ke Koperasi Plasma Kunjungan ke Koperasi Plasma Perpisahan dengan SMK perdu Penyusunan Laporan Libur Krani Cek Pengawasan panen dan tunasan jam D 23 D 27 - ha Penyusunan Laporan Presentasi hasil magang Pamitan Pulang Keterangan

76 64 Lampiran 4. Peta Areal Kerja Kebun Inti PT PISP Sumber: Kantor Administrasi Kebun PT Perdana Inti Sawit Perkasa 64

77 65 Tabel Lampiran 5. Sifat Utama pada Masing-masing Satuan Peta Tanah (SPT) SPT Uraian Fisiografi Bentuk Wilayah (%) Bahan Induk Luas Ha % 1 Humic Dystrudepts, dalam halus, 1, darinase baik, masam, KTK rendah, Kejenuhan basa sangat rendah Dataran Aluvial Typic Dystrudepts, halus, dalam, Dataran Aluvial drainase baik, masam, KTK Agak datar (1-3) Endapan Aluvial 1, sedang, Kejenuhan basa sangat rendah Total 2,

78 66 Tabel Lampiran 6. Data Curah Hujan Kebun PT PIS Tahun BULAN HH CH (mm) HH CH (mm) HH CH (mm) HH CH (mm) HH CH (mm) HH CH (mm) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah 97 1, , , , , , Rataan Bulanan BB BK Sumber: Kantor Administrasi Kebun PT Perdana Inti Sawit Perkasa Rata-rata BB : 10 bulan Rata-rata BK : 0,16 bulan (Tipe iklim A = daerah sangat basah) Keterangan : HH = Hari hujan CH = Curah Hujan BB = Bulan Nasah BK = Bulan Kering 66

79 67 Lampiran 7. Data Produksi, Produktvitas, dan Berat Tandan Rata-rata Tahun Tahun Produksi (Ton) Produktivitas (ton/ha) Berat Janjang Rata-rata Tanam , Sumber : Kantor Kebun, PT Perdana Inti Sawit Perkasa (Mei, 2012) 67

80 68 Lampiran 8. Struktur Organisasi Kebun dan PKS PT Perdana Inti Sawit Perkasa Sumber: Kantor Administrasi Kebun PT Perdana Inti Sawit Perkasa 68

81 69 Lampiran 9. Lembar Rencana Kerja Harian (RKH) First Resources Reg. Riau PT Perdana Inti Sawit Perkasa Kebun : TANGGAL : BAG/AFD : NO PERK. JENIS PEKERJAAN RENCANA KERJA HARIAN BLOK VOLUME KERJA HARI BAHAN KERJA NO LUAS JUMLAH UNIT NAMA JUMLAH SATUAN (HK) PENGAWAS FORM UM-01 Disetujui Oleh, Dibuat Oleh, Lembar : 1. Untuk Askep 2. Untuk Asisten ASKEP Bagian/Afdeling 69

82 70 Lampiran 10. Struktur Organisasi Tingkat Afdeling Kerani afdeling Field Assistant Mandor panen 1 Mandor panen 2 Mandor Pemupukan Mandor chemist Kerani Produksi 1 Kerani Produksi 2 Pemanen Pemanen SPKL pemupuk SPKL Chemist Pemuat dan Supir Pemuat dan Supir Sumber: Kantor Administrasi Kebun PT Perdana Inti Sawit Perkasa 70

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 9 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja 45 PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Tenaga kerja panen kelapa sawit adalah tenaga kerja yang bertugas untuk menurunkan buah kelapa sawit dari pokok dengan tingkat kematangan buah sesuai dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul.Agrohorti 2 (3): 213-220 (2015) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Harvest Management of Oil Palm at Tambusai District

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PANTAI BUNATI ESTATE PT. SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh Camellia Kusumaning Tyas A34104031 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Oleh PUGUH SANTOSO A34103058 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PANTAI BUNATI ESTATE, PT. SAJANG HEULANG, MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN. Oleh ARDILLES AKBAR A34104058 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SIME DARBY GROUP, MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN oleh HULMAN IRVAN A24052646

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Geografi

KEADAAN UMUM. Letak Geografi 8 KEADAAN UMUM PT. Sari Lembah Subur (SLS) merupakan anak perusahaan dari PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. PT. SLS adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Nurcahya Destiawan dan Ani Kurniawati * 1 Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A

OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG MINAMAS PLANTATION, MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A24053121 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Bul. Agrohorti 4 (2):132-137 (2016) Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Fertilization Management on Mature Plant Oil Palm in Kebun Tanjung Jati Monica Christina

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. SOCFIN INDONESIA, KEBUN TANAH GAMBUS, LIMA PULUH, BATU BARA, SUMATERA UTARA Oleh : GUNTUR SYAHPUTRA PURBA A 34104049 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN OLEH HARYO PURWANTO A24051955 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM, PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD.

PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM, PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD. PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM, PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD., RIAU NURCAHYA DESTIAWAN A24080112 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

Manajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul. Agrohorti 3 (2): 177-184 (2015) Manajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau Fertilization Management on Oil Palm Plantation at Rokan Hulu,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis 17 PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemupukan Pemupukan di Sei Air Hitam Estate dilakukan dengan sistem pemupukan yang dikerjakan blok per blok dengan dua jenis pupuk, yaitu pemupukan organik dan anorganik.

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGELOLAAN KELAPA SAWIT ((Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ERAMITRA AGRO LESTARI, PEMATANG KULIM, BAKRIE

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENUNASAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PENUNASAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PENUNASAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaies guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM, PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA 1, FIRST RESOURCES Ltd, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU BAGINDO EDO W B SIMBOLON

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD., ROKAN HULU, RIAU.

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD., ROKAN HULU, RIAU. MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD., ROKAN HULU, RIAU. KODRAT DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 7 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan selama tiga bulan dari 13 Februari hingga 13 Mei 2012 bertempat di Tambusai Estate, Kec. Tambusai Utara, Kab. Rokan Hulu, Riau. Tambusai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Manajemen Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) PT. Suryabumi Tunggal Perkasa Intan Estate Kalimantan Selatan.

KATA PENGANTAR Manajemen Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) PT. Suryabumi Tunggal Perkasa Intan Estate Kalimantan Selatan. KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Manajemen Panen

Lebih terperinci

KONDISI UMUM KEBUN. Profil Perusahaan

KONDISI UMUM KEBUN. Profil Perusahaan 14 KONDISI UMUM KEBUN Profil Perusahaan PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) merupakan perusahaan agribisnis yang mengelola perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit. BGA memiliki visi yaitu World Class

Lebih terperinci

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT. (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION,

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT. (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI SUMATERA SELATAN OLEH EKY PERDANA A24052775

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang pemeliharaan tanaman. Baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama ini akan tercermin dari panen

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Riau

Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Riau Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Riau Analysis of Palm Oil Productivity (Elaeis guineensis Jacq.) at Perdana Inti Sawit Perkasa I Corporation,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, RIAU WILLY MONIKA YOHANSYAH

ANALISIS PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, RIAU WILLY MONIKA YOHANSYAH ANALISIS PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA I, RIAU WILLY MONIKA YOHANSYAH DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar 23 Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Tanggal Uraian Kegiataan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi 01/03/2014 Penunasan 10 pokok 54 pokok 76 pokok L022 02/03/2014 Libur hari

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN TAMBUSAI PT. PANCA SURYA AGRINDO, FIRST RESOURCES Ltd., KEC. TAMBUSAI, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU YELLI SOFIANA A24080140 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Bumitama Gunajaya Agro (BGA) berawal dari pengusahaan perkebunan kelapa sawit berskala kecil di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang dimulai pada tahun 1998

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat 20 PEMBAHASAN Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH) berdasarkan rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (II) Oleh AJI NUGRAHA A

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (II) Oleh AJI NUGRAHA A PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (II) Oleh AJI NUGRAHA A34104040 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang memproduksi minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil : CPO). Perusahaan ini mengolah

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Luas Areal dan Tata Guna Lahan

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Luas Areal dan Tata Guna Lahan KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT PAL dan PT SPM I merupakan dua perusahaan yang berada dibawah Grup Lambang Jaya. PT PAL merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, sedangkan PT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Harvesting Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) in Sei Lukut Estate, Siak, Riau Zul Adhri Harahap dan Hariyadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG PT Bina Sains Cemerlang merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Bukit Pinang Estate (BPE), Sungai Pinang Estate (SPE), dan Sungai Pinang Factory (SPF). Masing-masing

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM)

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU MUHAMMAD SATRIA BANGUN A24110007 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN ADOLINA PTPN IV PERSERO, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA MUHAMMAD DAHRI ZIKRI PURBA

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN ADOLINA PTPN IV PERSERO, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA MUHAMMAD DAHRI ZIKRI PURBA MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN ADOLINA PTPN IV PERSERO, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA MUHAMMAD DAHRI ZIKRI PURBA DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL LAMPIRAN 84 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL No Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja (satuan/hk) Lokasi Penulis Karyawan Standart Pe mbimb ing Keterangan 1 14/ 02/ 2011 Tiba dilokasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Harvest Management on oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) at East Kota Waringin, Central Kalimantan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM, ROKAN HULU, RIAU YAN PRATAMA NUGRAHA A

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM, ROKAN HULU, RIAU YAN PRATAMA NUGRAHA A MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM, ROKAN HULU, RIAU YAN PRATAMA NUGRAHA A24090135 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/AGR-KBN/22 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 5 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kualitas Lahan Kualitas lahan yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan dalam penelitian ini adalah iklim, topografi, media perakaran dan kandungan hara sebagaimana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peluang usaha membudidayakan kelapa sawit di Indonesia sangatlah besar.

I. PENDAHULUAN. Peluang usaha membudidayakan kelapa sawit di Indonesia sangatlah besar. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineesis Jacq) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi daripada tanaman penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I)

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I) PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I) Oleh M. TAUFIQUR RAHMAN A01400022 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan 16 KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dengan luas lahan sebesar 28 000 ha yang berada di Air Molek, Riau. Perusahaan tersebut adalah

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT i LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT Disusun oleh : DEDE SARFAWI HARAHAP NBP. 0801111021 Telah

Lebih terperinci