Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 2. No.1 ( 35-44)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 2. No.1 ( 35-44)"

Transkripsi

1 Identifikasi Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Termokimia dengan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument di Kelas XI MIA 5 MAN MODEL Banda Aceh Aswita, Rusman, Ratu Fazlia Inda Rahmayani Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh *Corresponding Author: aswitakim@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa menggunakan threetier multiple choice dan penyebab kesulitan siswa pada materi termokimia. Penelitian dilakukan di MAN Model Banda Aceh menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 5 yang berjumlah 17 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Pengumpulan data diperoleh dengan tes three-tier multiple choice yang terdiri dari 12 soal dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase kemampuan siswa pada materi termokimia adalah 9,79% yang paham konsep, 24,50% tidak paham konsep, 63,72% mengalami miskonsepsi, dan 1,96% error. Berdasarkan kriteria pendeskripsian tingkat pemahaman konsep siswa, persentase yang diperoleh berada dibawah 30%-45% dengan kategori gagal. Hasil analisis data menunjukkan siswa kurang memahami pada persamaan termokimia dan konsep mol. Faktor penyebab kesulitan siswa antara lain siswa kurang mampu dalam menyimpan informasi secara luas, kurang fokus pada saat guru menjelaskan, sulit dalam memahami materi yang bersifat algoritmik, membutuhkan alat bantu untuk berhitung, dan kurangnya fasilitas laboratorium menyebabkan siswa gagal mendapatkan hasil yang akurat. Kata kunci : kesulitan, termokimia, three-tier multiple choice. Abstract The objectives of study were to understand level of students understanding by using threetier multiple choice and cause of students adversity in learning of thermochemistry. The study was conducted in MAN Model Banda Aceh by model of descriptive research with a qualitative approach. Subject of study was 17 students of class XI MIA 5. Then, technique of sampling was purposive sampling. Data were collected by using test of three-tier multiple choice which is consist of 12 questions and interview. The study indicated that the average percentages of students understanding were 9.79% of understand the conception, 24.50% of wrong conception, 63.72% of misconception and 1.90 of error. According to the description of level of understanding, the percentage was under of 30%-45% with a category of failure. Consequently, the analysis of data exhibited that the students have lack of understanding in learning of thermochemistry and mole concept. The students adversity was caused by lack of memorize in order to keep huge information, bad focus when the teacher teach, difficult to understand the algorithmic materials, require the counting-tools, and lack of laboratory facilities. Keyword: adversity, thermochemistry, three-tier multiple choice. 35

2 Pendahuluan Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru yang bertugas menyampaikan pesan pendidikan kepada penerima pesan yaitu siswa. Proses pembelajaran dikatakan berhasil ketika siswa dapat memahami atau mengerti konsep-konsep yang disampaikan oleh guru. Sebagaimana pada kompetensi inti mata pelajaran kimia bertujuan agar siswa mampu memahami dan menerapkan pengatahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan (Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013). Rendahnya pemahaman konsep siswa dapat dipengaruhi oleh siswa sendiri ataupun guru. Siswa salah menginterpretasikan gejala atau peristiwa yang dijumpai dalam kehidupannya, dan pembelajaran yang dilakukan guru kurang terarah sehingga siswa salah dalam menginterpretasikan suatu konsep (Mentari, dkk., 2014). Pemahaman siswa terhadap materi berdampak pada kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal disebabkan karena penanaman konsep yang kurang mendalam. Siswa cenderung menghafal konsep dan tidak memahaminya sehingga konsep yang telah dipelajari akan mudah hilang. Akibatnya siswa akan mengalami kesulitan dalam menghadapi kasus atau masalah yang berhubungan dengan materi yang telah dipelajari. Hal ini sesuai pendapat Sunyono dkk (2009) bahwa umumnya siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan kimia akibat rendahnya pemahaman konsepkonsep kimia serta kurangnya minat siswa terhadap pelajaran kimia. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak bisa belajar secara wajar disebabkan karena ancaman, hambatan atau gangguan dalam belajar. Kesulitan belajar yang dialami siswa tidak hanya di sebabkan oleh rendahnya intelegensi, karena pada kenyataannya banyak siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi, tetapi hasil belajarnya rendah. Faktor lain yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa antara lain kurangnya kemampuan untuk memperoleh, menyimpan, atau menggunakan informasi secara luas yang dihasilkan dari kekurangan perhatian, ingatan, dan latihan (Djamarah 2002). Setiap guru dituntut agar mempunyai tanggung jawab yang besar dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian. Hasil penilaian digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi yang dialami oleh siswa. Untuk mengetahui apakah tingkat pemahaman siswa sudah baik atau belum guru mengadakan penilaian atau mengadakan diagnosis. Hal ini sesuai pendapat Arikunto (2006) tes diagnostik ialah tes untuk mengetahui kelemahankelemahan dan kekuatan siswa dalam pelajaran tertentu yang hasilnya digunakan untuk membantu siswa tersebut dalam mengatasi kesulitannya dalam pelajaran tersebut. Salah satu bentuk soal untuk mendiagnosis tingkat pemahaman konsep siswa dapat dilakukan penyusunan instrumen berupa tes diagnostik three-tier multiple choice. Hal ini di dukung oleh Tan dan Treagust dalam Fauzia (2013) yang mengungkapkan bahwa penggunaan tes diagnostik three-tier dapat mengidentifikasi kesulitan dan miskonsepsi siswa dalam memahami materi kimia. Menurut Cetin, dkk (2011), penggunaan instrumen three-tier multiple choice dapat mengidentifikasi pemahaman konsep peserta didik dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu. Selain itu dapat pula membedakan antara siswa yang menjawab salah karena mengalami miskonsepsi atau kurang memahami materi. Tes pilihan ganda tiga tingkat (three-tier multiple choice) merupakan pengembangan dari tes pilihan ganda dua tingkat (two-tier multiple choice). Tuysuz (2009) menyatakan bahwa dalam bidang kimia, two-tier multiple choice diagnostic test terdapat dua tingkat. Tingkat pertama terdiri atas pertanyaan dan pilihan jawaban, pada tingkat kedua terdiri atas pilihan alasan yang mengacu pada jawaban pada tingkat pertama. Tes pilihan ganda tiga tingkat dilengkapi dengan skala tingkat keyakinan untuk mengukur tingkat keyakinan terhadap jawaban dan alasan yang dipilih untuk satu butir soal. Materi termokimia mempelajari energi yang dibebaskan, atau diserap dalam suatu reaksi kimia, satuan-satuan energi, dan perubahan energi, siswa yang belajar diharapkan memahami persamaan termokimia dan mampu menentukan berbagai kalor reaksi. 36

3 Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa siswa, materi ini merupakan materi pelajaran kimia yang cenderung dianggap sulit dan abstrak oleh siswa. Pernyataan tersebut juga didukung berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu guru kimia MAN Model Banda Aceh bahwa materi tersebut merupakan salah satu materi yang sulit pada pembelajaran kimia, sehingga pada penelitian ini digunakan materi termokimia. Banyak penelitian telah dilakukan, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain, yang berhasil mengungkap kesulitan siswa pada materi termokimia. Beberapa hasil penelitian mengenai kesulitan tersebut diantaranya (i) siswa sulit membedakan kalor dengan suhu, (ii) siswa sulit mengidentifikasi sistem dan lingkungan pada reaksi yang berlangsung di dalam kalorimeter, dan (iii) siswa sulit mengidentifikasi reaksi eksoterm dan endoterm (Yalcinkaya, Tastan & Boz, 2009; Inayah, 2003 dalam Irawati, 2015). Ida dalam Sugiawati (2015) juga melaporkan miskonsepsi pada materi termokimia terdapat dalam konsep reaksi eksoterm, reaksi endoterm, konsep penulisan tanda pada persamaan termokimia untuk reaksi eksoterm dan reaksi endoterm, konsep sifat reaksi pembentukan dan penguraian senyawa dan konsep pengunaan rumus penentuan besarnya perubahan entalpi menggunakan data entalpi pembentukan standar. Setelah mengetahui tingkat pemahaman siswa menggunakan tes three-tier multiple choice, maka ditentukan 3 siswa untuk diwawancara. Siswa tersebut dipilih berdasarkan perwakilan dari kategori tidak paham konsep, miskonsepsi dan error. Wawancara ini berfungsi untuk melengkapi dan memperkuat data-data hasil tes tertulis, serta mengungkapkan hal-hal yang tidak terungkap dalam tes tertulis (Marsita, 2010). Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan penelitian tentang Identifikasi Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Termokimia dengan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument di Kelas XI MIA 5 MAN MODEL Banda Aceh. Metode Penelitian Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang berfokus pada identifikasi kesulitan siswa dalam memahami materi termokimia dengan menggunakan Three-tier Multiple Choice Diagnostic Instrument. Penelitian telah dilakukan di MAN Model Banda Aceh. Waktu penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari hingga November Pemilihan subjek penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pengalaman PPL dan rekomendasi dari guru bidang studi kimia disekolah tersebut. Penelitian identifikasi kesulitan siswa dimulai dari menganalisis dan menentukan materi berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Selanjutnya tahap persiapan instrumen sebelum tindakan pelaksanaan tes pemahaman konsep. Instrumen yang sudah disusun kemudian diwujudkan dengan saran dari validator. Tahap ini dihasilkan instrumen tes berupa tes three-tier multiple choice. Dalam menyusun instrumen tes three-tier multiple choice ada beberapa komponen yang harus diperhatikan yaitu materi yang ingin diuji, indikator soal, kesesuaian isi soal dengan indikator dan materi, serta kesesuaian antar tingkat 1 dengan tingkat 2. Pada tingkat 3 terdapat pilihan berupa tingkat keyakinan dengan menggunakan CRI. Instrumen tes berupa three-tier multiple choice disusun dalam desain 3 tingkat. Pada tingkat pertama yang merupakan pilihan jawaban yaitu dengan 5 opsi jawaban berupa A, B, C, D dan E. Pada tingkat 2 yang berupa pilihan alasan ini dibuat sama yaitu dengan 5 pilihan alasan yang disediakan. Pilihan alasan pada tingkat 2 yang diberikan mengacu dan sesuai dengan opsi jawaban pada tingkat 1. Pada tingkat 3 dimuat dengan 6 pilihan tingkat keyakinan mengggunakan skala keyakinan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan wawancara. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa 37

4 pada materi termokimia. Wawancara dilakukan untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam memahami konsep materi termokimia. Analisis setiap kombinasi jawaban pemahaman konsep siswa mengadapatasi kombinasi jawaban yang digunakan oleh Kaltacki dan Nilufer (2007) dalam menganalisis setiap kombinasi. Opsi tingkat keyakinan yang digunakan dalam three-tier multiple choice hanya dua yaitu yakin dan tidak yakin dengan Confidence Rating Index (CRI) enam pilihan jawaban atau skala 0-5 seperti yang digunakan oleh Tresnasih, dkk (2013) dalam penelitiannya. Teknik analisis kombinasi jawaban untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini dapat dirangkum dalam Tabel 1. Tabel 1. Analisis Kombinasi Jawaban pada Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Kategori Tipe Jawaban Tingkat satu Tingkat dua Tingkat tiga Paham konsep Benar Benar CRI > 2,5 Benar Benar CRI 2,5 Tidak paham Salah Benar CRI 2,5 konsep Benar Salah CRI 2,5 Salah Salah CRI 2,5 Error Salah Benar CRI > 2,5 Miskonsepsi Benar Salah CRI > 2,5 Salah Salah CRI > 2,5 (Sumber: Kaltacki dan Nilufer, 2007; Tresnasih, dkk., 2013) Setiap kemungkinan jawaban siswa tersebut selanjutnya dihitung dalam bentuk persentase siswa di kelompokkan pada kategori paham, tidak paham, error, atau miskonsepsi dalam setiap konsep dengan menggunakan rumus: P = f n x 100% Dimana; P = persentase (% kelompok); f = frekuensi (jumlah) pada setiap kelompok; n = jumlah seluruh siswa (Sudijono, 2009) Selanjutnya pendeskripsian data tingkat pemahaman konsep siswa dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pendeskripsian Data Tingkat Pemahaman Konsep Persentase Kriteria 80% - 100% Tingkat pemahaman baik sekali 66% - 79% Tingkat pemahaman baik 56% - 65% Tingkat pemahaman cukup 46% - 55% Tingkat pemahaman kurang 30% - 45% Tingkat pemahaman gagal (Sumber: Sudijono, 2009) HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat pemahaman siswa pada masing-masing indikator soal materi termokimia yang diberikan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Apabila jawaban siswa pada soal tingkat pertama dan tingkat kedua benar, kemudian siswa yakin terhadap jawaban tingkat pertama dan kedua atau tingkat keyakinan diatas 2,5 (CRI > 2,5), maka siswa diberi skor 1. Siswa dikatakan sudah memahami materi tersebut dapat dilihat dari konsisten atau terhadap jawaban yang diberikan pada soal yang memiliki indikator yang sama. Apabila jawaban siswa tidak konsisten terhadap soal yang memiliki indikator yang sama, maka siswa tidak dapat dikatakan sudah paham konsep. Akan tetapi siswa tersebut tidak 38

5 paham terhadap konsep atau siswa tersebut mengalami miskonsepsi, bahkan error terhadap pilihan jawabannya. Hal ini dapat dianalisis dengan melihat kombinasi jawaban yang diberikan oleh siswa. 1) Analisis Kombinasi Jawaban Siswa pada Setiap Indikator Tabel 3. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice per Indikator No Indikator PK % TPK % M % E % 1 Menentukan 6 35, , , pembentukkan 2 Menentukan 1 5, , , penguraian 3 Menentukan 1 5, , ,58 1 5,88 pembakaran 4 Menentukan 2 11, , , berdasarkan kalorimeter 5 Menentukan , , berdasarkan hukum hess 6 Menentukan , ,47 1 5,88 berdasarkan energi ikatan Rata-rata Persentase(%) 9,79 24,50 63,72 1,96 Keterangan: PK (paham konsep); TPK (tidak paham konsep); M (miskonsepsi); E(Error) Pada Tabel 3 dapat dilihat jumlah siswa yang paham konsep sangat sedikit dari setiap indicator. Persentase tingkat pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal penentuan pembentukan, penguraian dan pembakaran. Tingkat pemahaman siswa sangat rendah pada indikator I, II dan III (35,29%, 5,88%, 5,88%) yang paham konsep, sedangkan yang tidak paham konsep (35,29%, 29,41%, 29,41%) kemudian yang mengalami miskonsepsi (29,41%, 64,70%, 70,58%) dan hanya pada indikator III siswa yang memiliki kategori error (5,88). Pada indikator IV tingkat pemahaman siswa (11,74%) yang paham konsep, sedangkan yang tidak paham konsep (17,64%), dan yang mengalami miskonsepsi ( 70,58%). Pada indikator V dan VI tidak ada siswa yang paham konsep, sedangkan yang tidak paham konsep (29,41%, 17,47%), dan sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi (70,58%, 76,47%). pembentukan Berdasarkan Tabel 3 diperoleh persentase tingkat pemahaman siswa dalam mengidentifikasi soal penentuan pembentukan adalah 35,29% yang paham konsep, 35,29% yang tidak paham konsep dan 29,41% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa menjawab salah pada tingkat pertama yakni, pada reaksi 3 g magnesium dan nitrogen menghasilkan Mg3N2 yang melepas kalor sebesar 28 kj, maka entalpi pembentukan standar Mg3N2-75 kj. Mol -1. Pada tingkat kedua siswa menjawab karena pada pembentukan 1 mol Mg3N2 melibatkan 5 mol Mg dan pada tingkat ketiga siswa menjawab menebak. Sehingga dikategorikan siswa tidak paham konsep. Padahal 39

6 jawaban yang benar adalah pada tingkat pertama yakni 672 kj. Mol -1 dan tingkat kedua adalah karena pada pembentukan 1 mol Mg3N2 melibatkan 3 mol Mg. penguraian Berdasarkan Tabel 3 diperoleh tingkat pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal penentuan penguraian adalah 5,88% yang paham konsep, 29,41% yang tidak paham konsep dan 64,70% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa yang menjawab salah tingkat pertama yakni, dari reaksi N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ΔH = - 92 kj, penguraian 1 mol gas NH3 adalah 46 kj, pada tingkat kedua siswa menjawab reaksi dibagi 2 maka tanda ΔH dibagi 2 dan pada tingkat ketiga siswa menjawab yakin. Sehingga dikategorikan siswa mengalami miskonsepsi. Padahal jawaban yang sebenarnya adalah tingkat pertama adalah + 46 kj, dan pada tingkat kedua reaksi dibalik dan dibagi, maka tanda ΔH juga dibalik dan dibagi, karena reaksi penguraian adalah kebalikan dari reaksi pembentukan, jika reaksinya dibalik atau dibagi maka ΔH juga dibalik dan dibagi. pembakaran Berdasarkan Tabel 3 diperoleh tingkat pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal penentuan pembakaran adalah 5,88% yang paham konsep, 29,41% yang tidak paham konsep dan 70,58% yang mengalami miskonsepsi juga hanya 5,88% siswa error dimana siswa yang menjawab benar tingkat pertama yakni, dari reaksi 2C2H2(g) + 5O2(g) 4CO2(g) + 2H2O(g) H = -2512kJ pada pembakaran sempurna 2,8 liter C2H2 pada keadaan STP adalah kj/mol, pada tingkat kedua siswa menjawab 0,0625 mol x 2612 kj dan siswa pasti. Sehingga siswa dikategorikan mengalami miskonsepsi. Padahal jawabana yang benar pada tingkat pertama adalah kj/mol dan pada tingkat kedua 0,0625 mol x kj. berdasarkan kalorimeter Berdasarkan Tabel 3 diperoleh tingkat pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal penentuan berdasarkan kalorimeter adalah 11,74% yang paham konsep, 17,64% yang tidak paham konsep dan 70,58% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa yang menjawab salah pada tingkat pertama yakni 4,2 kj. C -1, pada tingkat kedua siswa menjawab Q = m x c x ΔT dan pada tingkat ketiga siswa menjawab menebak. Sehingga siswa dikategorikn tidak memahami konsep. Padahal jawaban yang sebenarnya adalah pada pembakaran suatu contoh zat dalam sebuah kalorimeter bom menghasilkan kalor sebesar 25,2 kj. Air yang berada dalam kalorimeter adalah 1000 g dan suhunya naik 4 C. jika kalor jenis air adalah 4,2 J.g -1. C -1, maka kapasitas kalor kalorimeter bom tersebut adalah 2,1 kj. C -1, dan pada tingkat kedua adalah Q = C x ΔT. berdasarkan Hukum Hess Berdasarkan Tabel 3 diperoleh tingkat pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal penentuan berdasarkan Hukum Hess adalah tidak ada siswa yang paham konsep, 29,41% yang tidak paham konsep dan 70,58% yang mengalami miskonsepsi dimana siswa yang menjawab salah pada tingkat pertama yakni ,4 kj, pada tingkat kedua ΔH= (koef. x ΔHf C6H6) (koef. x ΔHf CO2 + koef. x ΔHf H2O) dan siswa yakin pada tingkat ketiga. Sehingga siswa dkategorikan miskonsepsi. Padahal konsep yang benar adalah Bila diketahui kalor pembentukan standar, ΔHf, benzene cair (C6H6(l)) = + 49,00 kj mol -1, H2O(l) = - 241,5 kj mol -1, CO2(g) = - 393,5 kj mol -1, maka kalor pembakaran reaksi: C6H6(l) O2(g) 3 H2O(g) + 6 CO2(g) adalah ,4 kj dan pada tingkat kedua adalah ΔH= (koef. x ΔHf CO2 + koef. x ΔHf H2O) (koef. x ΔHf C6H6). 40

7 berdasarkan energi ikatan Berdasarkan Tabel 3 diperoleh tingkat pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal penentuan berdasarkan energi ikatan adalah tidak ada siswa yang paham konsep, 29,41% yang tidak paham konsep dan 70,58% yang mengalami miskonsepsi serta hanya 5,88% dimana siswa yang menjawab benar pada tingkat pertama yakni 124kJ/mol, pada tingkat kedua siswa menjawab ΔH = ikatan kanan - ikatan kiri dan siswa menjawab pasti pada tingkat ketiga. Sehingga siswa dikategorikan mengalami miskonsepsi. Padahal konsep yang benar pada tingkat pertama adalah jika energi ikatan rata-rata: C - H = 413 kj/mol, C C = 348 kj/mol, H H = 436 kj/mol, C = C = 614 kj/mol. Besarnya reaksi: C2H4 + H2 C2H6 adalah -124 kj/mol dan pada tingkat kedua ΔH = ikatan kiri - ikatan kanan. Berdasarkan hasil data yang diperoleh, tingkat pemahaman siswa pada setiap indikator berbeda-beda. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi lebih banyak dari pada siswa yang paham konsep, tidak paham konsep bahkan error dengan nilai sebesar 63,72%. Oleh karena itu, perlu dilakukan wawancara untuk mengetahui apa penyebab tingkat pemahaman siswa dikategorikan gagal. Selain itu, wawancara juga dilakukan terhadap guru kimia sebagai informasi tambahan tentang penyebab kesulitan siswa selama ini. 2) Penyebab Kesulitan Siswa Sebelum melakukan tes pemahaman konsep, peneliti melakukan eksperimen materi termokimia pada kelas XI MIA 5. Berdasarkan eksperimen, dapat diketahui bahwa terdapat faktor penyebab kesulitan siswa berupa faktor eksternal. Diantaranya timbangan tang memiliki satuan terlalu besar menyebabkan hasil penimbangan bahan percobaan tidak akurat. Selain itu, termometer yang tidak berfungsi menyebabkan siswa kesulitan dalam mengukur perubahan suhu. Hal ini dapat dijadikan salah satu indikasi terhadap keberhasilan suatu eksperimen. Setelah mengetahui tingkat pemahaman dari 17 siswa, terdapat perbedaan kategori tingkat pemahaman siswa. Berdasarkan analisis jawaban, diketahui siswa-siswa yang mewakili kategori tidak paham konsep, miskonsepsi dan error. Siswa yang memiliki kategori paling dominan selanjutnya akan dilakukan wawancara. Perbedaan kategori tingkat pemahaman siswa dapat dilihat pada Tabel 1.4. Tabel 1.4. Perbedaan kategori tingkat pemahaman siswa Kode Nomor Soal (Kategori) Siswa AAF PK PK E PK M M TPK M PK M TPK M BNL PK PK M PK E M M PK M M M M DWP M M PK PK E M M M M M M M HMR PK PK PK TPK E PK M PK E PK E M JTQ PK PK M TPK TPK M M TPK M M TPK TPK MCB PK M PK PK E M M M M E M E MDA M PK M PK E M M M M M M E MIQ PK PK PK PK E M TPK M PK M M M MIL TPK TPK M PK PK M M M E M TPK TPK MYK PK PK M PK E M M E M M M M MHF M M M E E M M M M M M M MRF PK PK TPK TPK TPK TPK TPK TPK M M TPK TPK NKY M M M TPK E M M M TPK TPK M M NAR E E M M E M M E M E M M 41

8 OAL PK PK PK PK PK PK M M E PK PK M SYS TPK M PK E E E E TPK M TPK TPK M TAQ M PK E PK E M M E TPK E M TPK Keterangan: PK (paham konsep); TPK (tidak paham konsep); M (miskonsepsi); E(Error) Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang memiliki kategori tidak paham konsep, diketahui ada beberapa faktor penyebab kesulitan yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya siswa lupa cara mengerjakan soal yang telah dipelajari sebelumnya, sedangkan faktor eksternal yaitu siswa kurang fokus pada saat guru menjelaskan. Hasil wawancara dengan siswa yang memiliki kategori miskonsepsi, dapat diketahui bahwa penyebab kesulitan siswa berupa faktor internal. Siswa lupa terhadap materi yang dipelajari sebelumnya dan kesulitan dalam memahami materi bersifat algoritmik. Sedangkan siswa dengan kategori error, terdapat faktor eksternal yaitu siswa menganggap angka-angka yang terlalu tinggi, sehingga siswa memerlukan alat bantu seperti kalkulator. Sebagai informasi tambahan penyebab kesulitan siswa, wawancara juga dilakukan terhadap guru kimia. Dari hasil wawancara diketahui bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam membuat siklus dan berhitung. Berdasarkan perlakuan eksperimen dan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap siswa beserta guru kimia, terdapat beberapa faktor penyebab kesulitan siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya faktor psikis, dimana siswa lupa cara mengerjakan soal yang telah dipelajari sebelumnya, siswa kurang fokus pada saat guru menjelaskan materi, dan siswa juga sulit dalam memahami materi yang bersifat algoritmik. Sedangkan faktor eksternalnya siswa mengganggap angka-angka yang terdapat pada materi termokimia terlalu tinggi, sehingga siswa membutuhkan alat bantu dalam menghitung. Selain itu, kurangnya fasilitas laboratorium pada saat melakukan eksperimen menyebabkan siswa gagal mendapatkan hasil yang akurat. Hal ini sesuai dengan pendapat Roestyah (1982) bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar adalah 1) Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri anak; (i) Faktor fisik yaitu mengenai kesehatan dan cacat badan misalnya, bisu, tuli, dan sebagainya; dan (ii) Faktor psikis yaitu mengenai intelegensi/kecerdasan, perhatian, bakat, minat, emosi, kepribadian dan gangguan kejiwaan atau gangguan kepribadian lainnya; 2) Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang terletak di luar diri anak; (i) Faktor keluarga yaitu mengenai faktor orang tua, suasana rumah dan keadaan ekonomi; (ii) Faktor sekolah yaitu mengenai cara penyajian pelajaran, hubungan antara guru dan murid, hubungan antara murid dan temannya; (iii) Faktor masyarakat; dan (iv) Faktor-faktor lain, yaitu metode belajar murid/anak didik dan tugas-tugas rumah yang terlalu banyak. Berdasarkan penjelasan di atas, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa tersebut. Alternatif yang dapat dilakukan oleh guru diantaranya memberikan penambahan waktu untuk membahas soal-soal yang masih sulit dipahami oleh siswa. Kemudian penggunaan metode-metode belajar yang bervariasi, agar proses pembelajaran menyenangkan sehingga siswa mudah memahami materi yang diajarkan. Selain itu, fasilitas dilaboratorium yang memadai akan memudahkan siswa dalam mendapatkan hasil eksperimen yang akurat. 42

9 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Tingkat pemahaman siswa pada materi termokimia dengan menggunakan tes diagnostik three-tiermultiple choice dikategorikan rendah atau tingkat pemahaman gagal dengan persentase siswa paham konsep, tidak paham konsep, miskonsepsi dan error berturut-turut adalah 9,79%, 24,50%, 63,72%, dan 1,96%. (2) Penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi termokimia berupa faktor internal yaitu siswa lupa cara mengerjakan soal yang telah dipelajari sebelumnya, siswa kurang fokus pada saat guru menjelaskan materi, dan siswa juga sulit dalam memahami materi yang bersifat algoritmik. Sedangkan faktor eksternalnya siswa membutuhkan alat bantu dalam menghitung dan kurangnya fasilitas laboratorium menyebabkan siswa gagal dalam mendapatkan hasil yang akurat. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Dalam membuat soal tes three-tiermultiple choice, sebaiknya cukup menggunakan tiga soal untuk satu indikator yang sama, karena akan lebih mudah dalam menentukan kategori kombinasi jawaban siswa. (2) Peneliti mengharapkan agar soal tes three-tiermultiple choice dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep materi pelajaran lainnya. (3) Sebaiknya menggunakan metode belajar yang bervariasi agar proses pembelajaran menyenangkan sehingga siswa mudah memahami materi yang diajarkan dan penyediaan fasilitas laboratorium sebaiknya juga diperhatikan agar siswa dapat melakukan eksperimen dengan efektif. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Prosedur Penelitian sebagai Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Cetin, A., Dindar dan Geban, O Development of A Three-tier Test to Assess High School Students Understanding of Acids and Bases. Procedia Social and Behavioral Sciences, 15 (2011): Djamarah, S. B Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Fauzia, N. E Pengembangan Instrumen Test Diagnostik Two-Tier Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas XI Dalam Memahami Materi Larutan Penyangga. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Irawati, E Analisis Materi Termokimia Pada Buku Teks Pelajaran SMA/MA Kelas XI Dari Perspektif 4S TMD Pada Tahap Seleksi.Skripsi.Universitas Pendidikan Indonesia. Kaltakci, D dan Nilufer, D Identification of Pre-Service Physics Teacher s Misconceptin on Gravity Concept: A Study with a 3-Tier Misconception Test. Sixth Internasional Conference of the Balkan Physical Union: American Institute of Physics. Marsita, R. A. Sigit, P. dan Ersanghono, K Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa SMA dalam Memahami Materi Larutan Penyangga dengan Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument. Jurnal inovasi Pendidikan Kimia, 4 (1): Mentari, L Analisa Miskonsepsi Siswa SMA pada Pembelajaran Kimia untuk Materi Larutan Penyangga. e-journal Kmia Visvitalis, 2 (1): Roestyah Masalah Ilmu keguruan. Jakarta: Bina Aksara. Sudijono, A Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sugiawati, A. V Penggunaan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Tps Untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Termokimia. Jurnal Nalar Pendidikan, 1 (1):

10 Sunyono, dkk Identifikasi Masalah Kesulitan Dalam Pembelajaran Kimia SMA Kelas X di Propinsi Lampung.Jurnal Pendidikan MIPA. Tresnasih, N., Ida, F., dan Ratih, P Analisis Konsepsi Mahasiswa Terhadap Materi Elektrolisis Menggunakan Instrumen Tes Three-Tier Multiple Choice. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains: Tuysuz Development of Two-Tier Diagnostic Instrument and Assess Students Understanding in Chemistry. Academic Journals, 4 (6):

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli

Lebih terperinci

Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding.

Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding. Menganalisis Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi Ikatan Kimia Menggunakan Instrumen Penilaian Four-Tier Multiple Choice (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh) Malik Yakubi *, Zulfadli,

Lebih terperinci

Kata kunci: tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan

Kata kunci: tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan Analisis Kesulitan Pemahaman Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan dengan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic test di Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh Aida Auliyani, Latifah Hanum,

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul : Identifikasi Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Persamaan Reaksi dan Perhitungan Kimia Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

TERMOKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS TERMOKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS PENGERTIAN Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. HAL-HAL YANG DIPELAJARI Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER Risalatun Nur Rohmah Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ririsrisa12@gmail.com Albertus

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. Sistem terbagi atas: 1. Sistem tersekat: Antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran energi maupun materi

TERMOKIMIA. Sistem terbagi atas: 1. Sistem tersekat: Antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran energi maupun materi TERMOKIMIA almair amrulloh 12:04:00 AM 11 IPAKimia 11 IPA Asas kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT 512 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, hlm 512-520 ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC

Lebih terperinci

Vinsensia Ade Sugiawati. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Vinsensia Ade Sugiawati. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar Vinsensia Ade Sugiawati Pembelajaran TPS Untuk Mereduksi PENGGUNAAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN TPS UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA APPLYING THE COGNITIVE CONFLICT

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014), telah dikembangkan instrumen tes diagnostik two tier multiple choice pada materi asam basa. Instrumen ini mencakup

Lebih terperinci

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2 ISSN 1907-1744 ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MATARAM MENGGUNAKAN ONE TIER DAN TWO TIER TEST MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Nabilah 1, Yayuk Andayani 2, Dwi Laksmiwati

Lebih terperinci

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan Termokimia XI IPA CO 2, mineral, panas, cahaya Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan Manusia Fotosintesis Sayuran dan Buah Entalpi energi / kalor yang terdapat dalam suatu materi.

Lebih terperinci

Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four- TierDiagnostic Test

Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four- TierDiagnostic Test Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four- TierDiagnostic Test pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit di Kelas X SMA Islam Al-falah Kabupaten Aceh Besar Riska Irsanti, Ibnu Khaldun,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA

PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA Elvira Noprianti 1 dan Lisa Utami 1 1. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA Jurnal Pembelajaran Vol. 2, No. 1, Juni 2017, hal. 9-13 OJS Universitas Negeri Malang IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA Aninda Indriani a, Ida Bagus Suryadharma b,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di tiga SMA Negeri dan satu SMA Swasta di Kota Bandung. Subjek pada penelitian ini adalah instrumen tes diagnostik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nur Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nur Annisa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, mutu pendidikan di Indonesia tergolong masih rendah. Salah satu indikator yang menunjukkan mutu pendidikan di Indonesia cenderung masih rendah, yaitu hasil

Lebih terperinci

Ketika konsepsi siswa ada yang berbeda dari yang biasa diterima, dalam Tan (2005) hal itu disebut alternative frameworks, misconceptions, student

Ketika konsepsi siswa ada yang berbeda dari yang biasa diterima, dalam Tan (2005) hal itu disebut alternative frameworks, misconceptions, student 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Seorang guru

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEDAN MAGNET MENGGUNAKAN THREE TIER TEST PADA SISWA KELAS XII SMA DI JEMBER Eri Setyaningsih Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER eri.setyaningsih@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efi Irawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efi Irawati, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), salah satu materi dalam mata pelajaran kimia yang dianggap sulit dan abstrak adalah termokimia

Lebih terperinci

Sebutkan data pada kalor yang diserap atau dikeluarkan pada sistem reaksi!

Sebutkan data pada kalor yang diserap atau dikeluarkan pada sistem reaksi! contoh soal termokimia dan pembahasannya 1. Apa yang dimaksud dengan energi kinetik dan energi potensial? Jawab : Energi kinetik adalah energi yang terkandung di dalam materi yang bergerak, sedangkan energi

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC OLEH Ira Ekawati Hasrat 441 407 027 Telah

Lebih terperinci

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta. Menjelaskan pengertian tentang entalpi suatu zat dan perubahannya.

Lebih terperinci

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si 1 Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep Atom, Ion, Dan Molekul Menggunakan Two-Tier Test Multiple Choice. Norma, Astin lukum 1, La Ode Aman 2 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Nageri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar tentu diperlukan evaluasi atau penilaian dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa pada saat proses belajar mengajar. Namun biasanya

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm. 41-49 41 MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY Maira

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Asam Basa di Kelas XI SMA Negeri 8 Banda Aceh

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Asam Basa di Kelas XI SMA Negeri 8 Banda Aceh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Asam Basa di Kelas XI SMA Negeri 8 Banda Aceh Dewi Lestari, Zulfadli, Ade Ismayani Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di kabupaten Garut. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang telah mempelajari materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang berkenaan dengan karakterisasi, komposisi dan transformasi materi (Motimer dalam Ashadi,2009). Menurut Kean dan Middlecamp

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI KONSEP DINAMIKA ROTASI DENGAN METODE FOUR TIER PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 JEMBER Asni Furoidah Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER Asnifur23@gmail.com

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP/MTs PADA MATERI GERAK MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST. Fita Fatimah 1)

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP/MTs PADA MATERI GERAK MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST. Fita Fatimah 1) IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP/MTs PADA MATERI GERAK MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST Fita Fatimah 1) 1) IKIP PGRI Jember fita.fatimah88@gmail.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA

TERMOKIMIA. STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA TERMOKIMIA STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA KOMPETENSI DASAR; 2.1. Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksi eksoterm

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

ANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER ANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Rizky Dayu Utami 1, Salamah Agung 1, Evi Sapinatul Bahriah 1 1 Pendidikan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA

PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA Isnaini, Masriani, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan suatu ilmu yang sangat berhubungan erat dengan fenomena alam. Sebagai suatu ilmu, dalam Fisika pasti terdapat berbagai macam konsep. Konsep merupakan

Lebih terperinci

LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA :

LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA : LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA : [PRAKTIKUM MENENTUKAN NILAI DELTA H REAKSI MENGGUNAKAN KALORIMTER SEDERHANA] Lembar Kerja Siswa SMA N 1 KOTA JAMBI Menentukan nilai H reaksi Menggunakan Kalorimeter Sederhana

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA

STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA a. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Contoh: S + O 2 SO 2 2 gr 32 gr 64 gr b. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum

Lebih terperinci

Amalia Karella Pilihan, K. Anom W., Rodi Edi (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

Amalia Karella Pilihan, K. Anom W., Rodi Edi (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya) PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI PENERAPAN MODEL FORMULATE, SHARE, LISTEN, AND CREATE (FSLC) DI KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 9 PALEMBANG Amalia Karella Pilihan, K. Anom W.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Rika Novi Marantika, 2014 Profil Model Mental Siswa Pada Penentuan H Reaksi Penetralan Dengan Tdm-Iae

BAB I PENDAHULUAN Rika Novi Marantika, 2014 Profil Model Mental Siswa Pada Penentuan H Reaksi Penetralan Dengan Tdm-Iae BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan subjek yang secara umum terkait atau didasarkan pada struktur, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut (Sirhan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Swasta di Kota Bandung, yaitu di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif-eksploratif dengan pendekatan non-eksperimen. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

Zaki Dayatul Akbar 1, Herdini 2, Abdullah 3 No.

Zaki Dayatul Akbar 1, Herdini 2, Abdullah 3    No. 1 THE IDENTIFICATION OF MISCONCEPTION OF CHEMICAL EQUALLIBRIUM MATERIAL BY USING DIAGNOSTIC THREE- TIER MULTIPLE CHOICE TEST OF THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMA NEGERI 2 PEKANBARU Zaki Dayatul Akbar 1,

Lebih terperinci

ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST

ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST Ita Asfuriyah 1), Sri Haryani 2), dan Harjito 2) 1 FMIPA, Universitas Negeri Semarang E-mail: aittata051@gmail.com

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT Wiwi Siswaningsih, Hernani, Triannisa Rahmawati (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN KEBERLANJUTAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017

KAJIAN KEBERLANJUTAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017 JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol.1, No.1, 2017,111-118 111 KAJIAN KEBERLANJUTAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN

Lebih terperinci

(SAVI) PADA MATERI SISTEM SARAF

(SAVI) PADA MATERI SISTEM SARAF PENGGUNAAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DAN CARA MEMPERBAIKINYA DENGAN MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALLY (SAVI) PADA MATERI SISTEM SARAF Mia Putri

Lebih terperinci

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miskonsepsi masih menjadi salah satu masalah dalam pembelajaran fisika di sekolah. Banyak penelitian telah dilakukan dalam bidang pendidikan dengan hasil

Lebih terperinci

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi MODUL 1 TERMOKIMIA Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sebagai prasyarat untuk mempelajari termokimia, kita harus mengetahui tentang perbedaan kalor (Q)

Lebih terperinci

MODUL 5 PENENTUAN ENTALPI REAKSI dengan KALORIMETRI

MODUL 5 PENENTUAN ENTALPI REAKSI dengan KALORIMETRI MODUL 5 PENENTUAN ENTALPI REAKSI dengan KALORIMETRI Kalor reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu dengan alat yang disebut kalorimeter.proses pengukuran kalor reaksi disebut kalorimetri kalorimeter

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 7 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI Dhika Amelia, Marheni dan Nurbaity Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI IPA SMA KATOLIK TALINO

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI IPA SMA KATOLIK TALINO DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI IPA SMA KATOLIK TALINO Wilianus Boncel, Eny Enawaty, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG Lailatul Maghfiroh, Santosa, Ida Bagus Suryadharma Jurusan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP MATERI ASAM-BASA SISWA KELAS XI MIPA 1 MAN 2 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP MATERI ASAM-BASA SISWA KELAS XI MIPA 1 MAN 2 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP MATERI ASAM-BASA SISWA KELAS XI MIPA 1 MAN 2 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN Oleh: SARAH SEPTIYANI NIM F1061131056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI). 272 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.2 April 2017, 272-276 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS RESPON KEPASTIAN (IRK) PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM

Lebih terperinci

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp September 2014

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp September 2014 VERIFIKASI STATUS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STOIKIOMETRI MENGGUNAKAN METODE CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) DAN METODE THREE-TIER DIAGNOSTIC TEST THE VERIVICATION OF STUDENT MISCONCEPTION STATUS

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010 Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 8-13 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK SMAN 2 MATARAM PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN DENGAN MENGGUNAKAN PILIHAN GANDA BERALASAN JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design. Alasan penggunaan metode ini adalah karena adanya variabel luar yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bandung. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas X dan XI yang telah mempelajari

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Tri Yunita Maharani, Prayitno, Yahmin Universitas Negeri Malang E-mail: menik.chant@yahoo.com

Lebih terperinci

KELAYAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK PADA MATERI ASAM- BASA DAN KESETIMBANGAN KELARUTAN

KELAYAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK PADA MATERI ASAM- BASA DAN KESETIMBANGAN KELARUTAN SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 KELAYAKAN

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari PV Work Irreversible (Pressure External Constant) Kompresi ireversibel: Kerja = Gaya x Jarak perpindahan W = F x l dimana F = P ex x A W = P ex x A x l W = - P ex x

Lebih terperinci

Analisis Konsepsi Siswa dalam Materi Sistem Respirasi

Analisis Konsepsi Siswa dalam Materi Sistem Respirasi Analisis Konsepsi Siswa dalam Materi Sistem Respirasi Safira Permata Dewi 1, Ari Widodo 2 1 Dosen Pendidikan Biologi, Universitas Sriwijaya. Jalan Raya Palembang-Prabumulih Km. 32 Ogan Ilir 2 Dosen Departemen

Lebih terperinci

C. Prosedur Penelitian Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.

C. Prosedur Penelitian Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Objek yang dijadikan sebagai bahan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Oscar Prananda Pajaindo, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri Malang E-mail: o5c4r.prananda@gmail.com

Lebih terperinci

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)... 1 Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) dalam Pembentukan Konsep Fisika Siswa SMA di Kabupaten Jember (Materi Pokok Elastisitas Zat Padat dan Hukum Hooke) (Children Learning in Science

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan Termokimia Kelas XI IPA

Soal dan Pembahasan Termokimia Kelas XI IPA Sal dan Pembahasan Termkimia Kelas XI IPA Sal 1. Diketahui H2O(l) H2O(g) ΔH = + 40 kj/ml, berapakah kalr yang diperlukan untuk penguapan 4,5 gram H2O (Ar H = 1,0 Ar O = 16)?. Mr H2O = 18 g/ml Massa H2O

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Esa Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Esa Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konsep kimia merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa dengan berbagai alasan, diantaranya karena konsep kimia bersifat kompleks dan abstrak.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X DI SURAKARTA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP DENGAN RADIO FREQUENCY COMPUTER BASED TEST

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X DI SURAKARTA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP DENGAN RADIO FREQUENCY COMPUTER BASED TEST IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X DI SURAKARTA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP DENGAN RADIO FREQUENCY COMPUTER BASED TEST PADA MATERI SUHU DAN KALOR Skripsi Oleh: Yovita Yuliana K2312079

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIAGNOSTIK BENTUK PILIHAN GANDA 2 TINGKAT UNTUK MENGETAHUI KELEMAHAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI KALOR SISWA KELAS X-7 SMA LABORATORIUM UM Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 PENGERTIAN Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. HAL-HAL YANG DIPELAJARI Perubahan energi yang menyertai

Lebih terperinci

Analisa kesulitan Pemahaman Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Pada Siswa SMA Inshafuddin Tahun Ajaran 2015/2016

Analisa kesulitan Pemahaman Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Pada Siswa SMA Inshafuddin Tahun Ajaran 2015/2016 Analisa kesulitan Pemahaman Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Pada Siswa SMA Inshafuddin Tahun Ajaran 2015/2016 Tya Ulfah, Rusman, Ibnu Khaldun Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan mata pelajaran yang sarat dengan konsep, mulai dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan dari konsep yang konkret sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek

Lebih terperinci

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* ) IMPLEMENTATION OF THINK TALK WRITE TYPE COOPERATIVE LEARNING MODEL IN HUMAN EXCRETION SYSTEM CONCEPT IN 11 th GRADE SCIENCE CLASS OF 8 th PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL AT TASIKMALAYA Anggarini Puspitasari*

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA Rahmawati 1, A.Halim 2, Yusrizal 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Program Studi Pendidikan IPA, PPs Unsyiah, Aceh

Lebih terperinci

ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG

ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG Nike Indriyani Hasim, Suhadi Ibnu, Ida Bagus Suryadharma Universitas Negeri Malang E-mail: nikeindriyani20@yahoo.co.id

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN ALGORITMIK SISWA KELAS XI SMAN 4 BANDA ACEH PADA MATERI TERMOKIMIA TAHUN AJARAN 2014/2015

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN ALGORITMIK SISWA KELAS XI SMAN 4 BANDA ACEH PADA MATERI TERMOKIMIA TAHUN AJARAN 2014/2015 IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN ALGORITMIK SISWA KELAS XI SMAN 4 BANDA ACEH PADA MATERI TERMOKIMIA TAHUN AJARAN 2014/2015 Ade Ismayani*, M.Hasan, Nuzulia Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subjek penelitian berupa instrumen tes diagnostik yang dikembangkan. Subjek ini

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI THE DEVELOPMENT OF DIAGNOSTIC TEST USED PHP-MySQL IN SUBJECT REACTION RATE FOR SENIOR HIGH SCHOOL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi PROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Laily Istighfarin Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya e-mail : Lailyistighfarin@gmail.com Fida Rachmadiarti dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Blended Learning Pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 1 Unggul Darul Imarah

Penerapan Pembelajaran Blended Learning Pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 1 Unggul Darul Imarah Penerapan Pembelajaran Blended Learning Pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 1 Unggul Darul Imarah Rizqa Afdhila, Muhammad Nazar, Latifah Hanum Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap.

TERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap. TERMOKIMIA (Teori) Entalpi adalah jumlah total energi kalor yang terkandung dalam suatu materi Reaksi Eksoterm Menghasilkan kalor Melepas energi Perubahan entalpi negatif Reaksi Endoterm Menyerap kalor

Lebih terperinci

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak: Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri Arjasa Semester Genap Tahun Pelajaran 2012-2013 Mata Pelajaran Akuntansi Kompetensi

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA Ni Wayan Ekawati 1, Wenny J.A. Musa 2, Lukman A.R Laliyo 3 Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST ARTIKEL PENELITIAN Oleh: DESFHIE YOLENTA NIM F03110031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. Cakupan Perubahan energi yang menyertai reaksi kimia Reaksi kimia yang

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017 KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MAN 2 GRESIK PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN SCIENCE PROCESS SKILLS OF THE STUDENTS OF CLASS XI MAN 2 GRESIK

Lebih terperinci

Tes awal identifikasi miskonsepsi siswa. siswa.

Tes awal identifikasi miskonsepsi siswa. siswa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixed methods) dengan desain concurent embedded. Penelitian campuran merupakan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH 74 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 1 No.3 Juli 2016, 74-78 EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol. 2 No. 4 ( )

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol. 2 No. 4 ( ) Analisis Kemampuan Penyelesaian Soal Kimia Berbasis Makroskopik dan Simbolik pada Materi Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia di Kelas X SMA Negeri 1 Indrapuri Nurul Aulia, Latifah Hanum, Mukhlis. Prodi Kimia

Lebih terperinci

Miskonsepsi Siswa pada Materi Evolusi Kelas XII IPA Madrasah Aliyah di Kabupaten Kubu Raya

Miskonsepsi Siswa pada Materi Evolusi Kelas XII IPA Madrasah Aliyah di Kabupaten Kubu Raya MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI EVOLUSI KELAS XII IPA MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN KUBU RAYA Utin Dina Ashariyatul Jannah 1, Anandita Eka Setiadi 1 1) Program Studi Pendidikan Biologi Jalan. Ahmad Yani No.

Lebih terperinci

Uswatun Hasana, R. Usman Rery, Islamias

Uswatun Hasana, R. Usman Rery, Islamias PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING START WITH QUESTION (LSQ) UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI KELAS XI IPA6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Uswatun Hasana, R.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017), Hal. 22-28 IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION Trining Puji Astutik

Lebih terperinci

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, 46-51 46 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENGAMBIL KEPUTUSAN DENGAN PENERAPAN MODEL POE PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI-MIA

Lebih terperinci