Miskonsepsi Siswa pada Materi Evolusi Kelas XII IPA Madrasah Aliyah di Kabupaten Kubu Raya

Transkripsi

1 MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI EVOLUSI KELAS XII IPA MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN KUBU RAYA Utin Dina Ashariyatul Jannah 1, Anandita Eka Setiadi 1 1) Program Studi Pendidikan Biologi Jalan. Ahmad Yani No. 111, Pontianak inianandita.eka@gmail.com ABSTRAK Wawancara pra penelitian menunjukan, Madrasah Aliyah di Kabupaten Kubu Raya masih ada yang terindikasi mengalami miskonsepsi pada materi evolusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi evolusi kelas XII IPA Madrasah Aliyah di Kabupaten Kubu Raya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPA yang berjumlah 76 orang. Subjek penelitian berasal di MAN 1 Kubu Raya dan MA Al-Mustaqim di Kabupaten Kubu Raya. Pengumpulan data menggunakan three tier test dan wawancara. Wawancara dilakukan untuk mengetahui dan penyebab miskonsepsi. Hasil penelitian menunjukan 40,46% siswa termasuk dalam kategori miskonsepsi, 37,83% siswa paham konsep, 14,47% siswa lack of knowledge, dan 7,24% siswa error. Berdasarkan hasil wawancara, penyebab miskonsepsi pada materi evolusi adalah pengetahuan yang berasal dari siswa itu sendiri, teman diskusi, bahan ajar dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Kata kunci: Evolusi, Miskonsepsi, Tes tiga tingkat ABSTRACT A preliminary interview shows that students of Madrasah Aliyah Kabupaten Kubu Raya experience misconception in Evolution course. This study aimed at identifying students misconception in Evolution course among the 12 th grade science class students of Madrasah Aliyah Kabupaten Kubu Raya. Using descriptive method, 76 students of the 12 th grade Science class of MAN I and MA Al-Mustaqim Kuburaya participated as the subjects. The data were collected by using three tier test and interview. The interview was conducted to determine the causes of the misconception. The study reveals that 40,46% of students experienced misconception, 37,83% of students had good concept understanding, 14,47% of students were lack of knowledge, and 7,24% students experienced error. In conclusion, the causes of the misconception are students prior knowledge, friends of discussion, teaching materials, and teaching method implemented by the teacher. Key words: Evolution, Misconception, Three tier test PENDAHULUAN Konsep-konsep yang ada pada materi evolusi masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Beberapa penelitian mengungkapkan alasan utama untuk mendasari perbedatan konsep evolusi adalah kepercayaan agama (Gregory, 2009 ). Perdebatan mengenai konsep evolusi dapat mempengaruhi pemahaman siswa sehingga dapat menyebabkan siswa keliru dalam memahami konsep dan membuat siswa mengalami kesalahan konsep atau miskonsepsi (Endrawati, 2012). Miskonsepsi adalah konsep yang dibangun oleh siswa sendiri dan berbeda dari konsep yang diterima secara ilmiah (Köse, 2008). Miskonsepsi dapat berasal dari berbagai sumber antara lain prakonsepsi, guru/pengajar, buku teks, konteks, dan metode mengajar (Muchtar & Harizal 2012). Miskonsepsi yang tejadi pada siswa secara terus-menerus akan mengakibatkan prestasi siswa menurun (Nabilah, 2014 ). Untuk dapat membantu siswa mengatasi miskonsepsi, perlu diketahui dengan tepat dimana letak miskonsepsi siswa (Suparno, 2013). Miskonsepsi yang dialami siswa pada materi evolusi dapat diungkap melalui pemberian tes diagnostik dengan tipe pilihan ganda tiga tingkat (three-tier test). Kelebihan three-tier test sangat efektif dalam menilai pemahaman siswa dibandingkan tes pilihan ganda konvensional. Three tier 8 J u r n a l B i o e d u c a t i o n, V o l. 1, N o. 1, F e b r u a r i

2 test dapat membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi (M), lack of knowledge (LK), error, dan paham konsep (P) (Kaltakci & Nilufer, 2007). Hal ini menimbulkan keingintahuan peneliti untuk mengukur pemahaman siswa pada materi evolusi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa pada materi evolusi sehingga dapat dilakukan perbaikan dan perlakuan sesuai dengan miskonsepsi yang ditemukan, dengan demikian miskonsepsi evolusi pada jenjang pendidikan berikutnya dapat dihindari. METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode deskripsi dan pendekatan kualitatif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA di Kabupaten Kubu Raya yang berumlah 76 orang siswa. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dari guru IPA dan buku pelajaran biologi kelas XII IPA. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahu ajaran 2016/2017. Pengumpul data yang menggunakan three tier test yang telah disusun oleh Adrianto (2016) dan wawancara terbuka. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data ( data reduction), penyajian data ( data display) serta penarikan kesimpulan/verifikasi ( conclusion drawing/verification). Data dianalisis dengan teknik analisis kombinasi jawaban seperti yang terangkum dalam Tabel 1 yang diadopsi dari Kaltacky dan Nilufer (2007). Tabel 1. Analisis kombinasi jawaban three tier test Kategori Jawaban Paham konsep Lack of knowledge Error Miskonsepsi Kombinasi Jawaban benar + alasan benar + yakin benar + alasan benar + tidak yakin benar + alasan salah + tidak yakin salah + alasan salah + tidak yakin salah + alasan benar + tidak yakin salah + alasan benar + yakin benar + alasan salah + yakin salah + alasan salah + yakin (Sumber: Dok. Penelitian) Rumus untuk mengkonversikan jumlah siswa ke dalam persen: Keterangan : % = persentase jumlah siswa pada setiap kategori N = jumlah siswa pada setiap kategori N t = jumlah total siswa 9 J u r n a l B i o e d u c a t i o n, V o l. 1, N o. 1, F e b r u a r i

3 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Tes Pilihan Ganda dengan Kriteria Three Tier Pemahaman konsep siswa diidentifikasi menggunakan instrumen soal pilihan ganda three tier test. Konsep evolusi yang diteliti dalam penelitian yaitu teori evolusi Darwin, bukti evolusi, dan mekanisme evolusi. Jumlah pertanyaan tentang teori evolusi Darwin terdiri dari 3 soal, bukti evolusi 3 soal, dan mekanisme evolusi 4 soal. Hasil analisis pemahaman konsep pada ketiga konsep disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis miskonsepi siswa pada materi evolusi kelas XII IPA Madrasah Aliyah di Kabupaten Kubu Raya Konsep No. Soal Pemahaman Konsep P LK E M 1 81,58 5,26 2,63 10,53 Teori Evolusi 4 63,16 11,84 5,26 19,74 Darwin 10 19,74 27,63 3,95 48,68 rata-rata per konsep 54,83 14,91 3,95 26, ,89 15,79 15,79 10,53 Bukti Evolusi 9 31,59 5,26 7,89 55, ,42 21,05 0,00 60,53 rata-rata per konsep 35,97 14,03 7,89 42, ,69 11,84 2,63 36,84 Mekanisme Evolusi 8 21,05 13,16 9,21 56, ,16 18,42 13,16 55,26 5 7,90 14,47 14,47 63,16 rata-rata per konsep 22,70 14,47 9,87 52,96 Rata-rata keseluruhan 37,83 14,47 7,24 40,46 Hasil analisis data menunjukan kategori paham konsep tertinggi terdapat pada konsep teori evolusi Darwin yaitu soal nomor 1 dengan persentase 81,58%. Kategori miskonsepsi tertinggi ditemukan pada konsep mekanisme evolusi yaitu pada soal nomor 5 dengan persentase 63,16%. Kategori Lack of knowlagde persentase tertinggi terdapat pada soal nomor 10 dengan persentase 27,63%. Persentase tertinggi kategori Error terdapat pada soal nomor 2 dengan persentase 15,79%. 2. Hasil Wawancara Tabel 3. Penyebab siswa mengalami miskonsepi Konsep No 1 Teori Evolusi Darwin Bukti Evolusi 9 3 Mekanisme Evolusi 7 Penyebab Miskonsepsi J u r n a l B i o e d u c a t i o n, V o l. 1, N o. 1, F e b r u a r i

4 (Sumber: Data Peneliti) Ket : 1. Prakonsepsi 2. Guru 3. Buku 4. Konteks 5. Cara mengajar Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa kelas XII IPA Madrasah Aliyah di Kabupaten Kubu Raya penyebab miskonsepsi yang paling banyak dialami siswa pada ketiga konsep evolusi adalah pemahaman awal yang keliru dari siswa itu sendiri (Prakonsepsi), kemudian diikuti dengan pengalaman pribadi dan teman diskusi yang masih keliru (konteks), cara mengajar guru dan bahan ajar yang digunakan siswa. B. PEMBAHASAN 1. Miskonsepsi Siswa pada Materi Evolusi Miskonsepsi dapat menyebabkan kesalahan dalam pemahaman yang akan memengaruhi pengetahuan serta pemahaman siswa secara terus menerus ( Köse, 2008). Miskonsepsi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa yang masih keliru pada materi evolusi khususnya pada konsep yang diujikan tentang teori evolusi Darwin, bukti evolusi dan mekanisme evolusi. Hasil analisis yang telah dilakukan, ditemukan tiga kekeliruan siswa yang menganggap bahwa, pertama keberagaman hanya terjadi antar spesies yang berbeda karena perbedaan karakteristik hanya ditemukan pada organisme dari spesies berbeda, miskonsepsi ini ditemukan pada konsep teori evolusi Darwin. Faktanya adalah antar organisme yang satu dengan lainnya tidak ada yang sama baik secara morfologis maupun genetik (Campbell dkk, 2008). Terkecuali pada kasus kembar identik. Walaupun 99,9% DNA manusia adalah identik, masih terdapat 0,1% DNA yang berbeda (Lucassen, 2014). Hal ini menunjukan bahwa selalu terdapat variasi antar individu meskipun dalam satu spesies. Kedua, tungkai depan kuda dan tungkai manusia karena analogi merupakan dua organ dari dua spesies berbeda yang memiliki fungsi dengan bahan dasar sama. Dengan kata lain, siswa beranggapan bahwa analogi adalah dua organ yang memiliki bentuk dan ukuran serta memiliki fungsi yang sama. Kekeliruan ini ditemukan pada konsep bukti evolusi. Faktanya adalah bahwa analogi adalah dua organ yang memiliki fungsi yang sama namun penyusunnya berbeda (Campbell dkk, 2008 ). Contohnya sayap kelelawar dengan sayap kupu-kupu (Hoefnagels, 2012). Kemudian ketiga, kupu-kupu, kumbang dan beberapa jenis burung memiliki kondisi morfologis yang mirip satu sama lain karena untuk bertahan hidup, beberapa jenis hewan melakukan perubahan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Artinya, siswa beranggapan bahwa proses evolusi diarahkan/dilakukan oleh organisme itu sendiri. 11 J u r n a l B i o e d u c a t i o n, V o l. 1, N o. 1, F e b r u a r i

5 Miskonsepsi ini ditemukan pada konsep mekanisme evolusi. Faktanya adalah evolusi terjadi secara acak tanpa tujuan yang spesifik atau maksud tertentu (Futuyma, 2005 ). Sehingga, apabila proses evolusi dikendalikan organisme yang bersangkutan, maka tidak akan ada spesies yang punah. Banyaknya materi yang diajarkan pada konsep ini membuat siswa sulit untuk memahami apa yang disampaikan. Serta berbagai perbedatan mengenai teori evolusi juga berpengaruh terhadap pembejaran evolusi dikelas (Saputra, 2017). Akibatnya dapat mempengaruhi pemahaman siswa sehingga menyebabkan siswa keliru dalam memahami konsep dan membuat siswa mengalami miskonsepsi. 2. Penyebab Miskonsepsi siswa pada Materi Evolusi Menurut Köse (2008), miskonsepsi adalah konsep yang dibangun oleh siswa sendiri dan berbeda dari konsep yang diterima secara ilmiah. Seperti yang dijelaskan oleh Muchtar & Harizal (2012), miskonsepsi dapat berasal dari berbagai sumber antara lain prakonsepsi, guru, buku, konteks dan metode mengajar. Penyebab yang berasal dari siswa dapat terdiri dari berbagai hal, seperti prakonsepsi awal, kemampuan, tahan perkembangan, minat belajar, cara berpikir, dan teman lain. Penyebab yang berasal dari guru dapat berupa ketidakmampuan guru dan kurangnya penguasaan bahan ajar. Penyebab miskonsepsi dari buku teks biasanya terdapat pada penjelasan atau uraian yang keliru dalam buku tersebut. Penyebab dari konteks berupa pengalaman, budaya, agama, dan bahasa sehari-hari juga mempengaruhi miskonsepsi siswa. Sedangkan penyebab dari cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru dalam berelasi dengan siswa kurang baik. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Miskonsepsi Siswa Pada materi Evolusi di Kelas XII IPA Madrasah Aliyah di Kabupaten Kubu Raya dapat diperoleh kesimpulan. Hasil analisis data dengan Three Tier Test pada materi evolusi menunjukkan bahwa, siswa yang paham konsep 37,83% siswa, miskonsepsi 40,46% siswa, Lack of knowladge 14,74% siswa, dan error 7,24% siswa. Hasil wawancara menunjukan penyebab miskonsepsi siswa kelas XII IPA Madrasah Aliyah di Kabupaten Kubu Raya pada materi evolusi adalah prakonsepsi, buku, konteks dan cara mengajar guru. REFERENSI Adrianto, O (2016). Penyebab Miskonsepsi Siswa Pada Materi Evolusi. Jurnal Fkip Biologi Universitas Tanjung Pura. Campbell, 2008.Biologi Edisi kedelapan jilid 2. Jakarta: Erlangga. Endrawati, dkk.(2012). Aktifitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pendidikan Karakter Pada Materi Evolusi. Jurnal BioEdu. 1(3): Futuyma, J Douglas. (2005). Evolution. Suderland, Massachusets: Sirnauer Associaters. Gregory, T. R. (2009). Understanding Natural Selection : Essential Concepts and Common Misconceptions. Evo Edu Outreach. 1(2): Hoefenagels, M. (2012). Biology Concepts and Investigations. Second Edition. New York: McGraw-Hill. 12 J u r n a l B i o e d u c a t i o n, V o l. 1, N o. 1, F e b r u a r i

6 Kaltakci, D. & Nilufer D. (2007) Identification of Pre-Service Physics Teachers Misconceptions on Gravity Concept: A Study with a 3 Tier Misconception Test. Köse, Sacit. (2008). Diagnosis of eleventh grade students misconceptions about geometric optic by a threetier-test.unpublished master s thesis. Lucassen, L. (2014). From Mutation to Relation ; The Challenges Of Personalised Medicine In The Genomic Age. Muchtar & Harizal (2012). Analyzing of Students Mi sconceptions on Acid-Base Chemistry at Senior High Schools in Medan.3(15): Nabilah, dkk. (2014). A nalisis Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Mataram MenggunakanOne Tier dan Two Tier Test Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal Pijar MIPA. VIII(2) : Saputra, A. (2017) Persepsi Mahasiswa Calon Gurur Biologi tentang Pembelajaran Materi Evolusi di SMA : Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelah Maret Surakarta. Jurnal Bioeducation 1,(2). Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Penelitian Fisika. Jakarta: PT Gramedia Wididasarana. 13 J u r n a l B i o e d u c a t i o n, V o l. 1, N o. 1, F e b r u a r i