Kata kunci: tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan
|
|
- Hendri Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Kesulitan Pemahaman Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan dengan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic test di Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh Aida Auliyani, Latifah Hanum, Ibnu Khaldun Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh *Corresponding Author: aida.auliyani@yahoo.co.id Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang analisis kesulitan pemahaman siswa pada materi sifat koligatif larutan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier multiple choice. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pemahaman siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh pada materi sifat koligatif larutan menggunakan three-tier multiple choice diagnostic test. ; 2) mengetahui kesulitan yang dialami siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh dalam memahami materi sifat koligatif larutan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh yang dipilih secara purposive sampling dengan jumlah siswa 27 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier multiple choice dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14,81% siswa yang paham konsep, 33,94% siswa mengalami miskonsepsi, 45,06% siswa tidak paham konsep, dan 5,96% error. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru disebabkan oleh siswa yang kurang memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran ketika proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, siswa juga tidak mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai, siswa tidak serius mempelajari konsep yang menjadi syarat untuk mempelajari konsep selanjutnya, banyak siswa belajar dengan cara menghafal, dan kurangnya latihan soal. Kata kunci: tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan Abstract The study about analysis of students difficult understanding on materials of colligative properties by using diagnostic test of three-tier multiple-choice have been conducted in class of XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh. The objectives of study were to 1) indicate students understanding of class XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh on materials of colligative properties by using diagnostic test of three-tier multiple-choice; 2) understand students difficulties of class XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh in order to comprehend materials of colligative properties. The study was implemented by using kind of descriptive study with a qualitative approach. Initially, 27 students of class XII IPA 2 in SMA Negeri 5 Banda Aceh were selected purposively which were 10 males and 17 females. Then, data were collected by using diagnostic test of three-tier multiple-choice and interview. The result of study represented that 14.81% of students were well understand the concept, 33.94% of students were misconception, 45.06% of students were wrong understand the concept and 5.96% of error. According to interview, it can be indicated that some factors which were affected difficulties of students understanding were lack of interest and attention during learning process. Besides that, the students have none of preparation before entered the class, the students were not studied seriously to the conceptual matter which was most important to improve other concepts, more of them were studied by memorize, and lack of exercise. 55
2 Keywords: diagnostic test, three-tier multiple-choice, difficulty of understanding, colligative properties of solution. Pendahuluan Kimia adalah suatu ilmu logis yang dipenuhi gagasan dengan berbagai penerapan yang menarik di dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan benda yang ada didunia ini merupakan campuran zat-zat kimia yang kompleks dan rumit (Chang, 2005). Ilmu kimia terdiri dari konsep yang bersifat abstrak dan kompleks sehingga untuk menguasainya diperlukan pemahaman yang bertahap dan mendalam. Hasil belajar yang rendah menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep kimia. Belajar kimia tidak cukup hanya dengan menyelesaikan soal-soal yang terdiri dari angka-angka tetapi juga mempelajari fakta, aturan-aturan, dan beberapa peristilahan kimia. Dalam ilmu kimia terdapat konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain sehingga dalam mempelajarinya dibutuhkan penguasaan konsep yang mendalam untuk dapat mempermudah memahaminya. Untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi dapat dilakukan dengan memberikan tes dan menelaah atau menganalisis jawaban siswa terhadap soal yang diberikan. Tes ini dapat dilakukan pada awal maupun akhir pembelajaran. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan mengidentifikasi bentuk kesulitan belajar yang terjadi pada siswa adalah melalui tes diagnostik. Tes diagnostik merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa pada materi tertentu. Dari hasil tes tersebut, maka guru dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa. Pada umumnya, guru hanya memperoleh hasil pemahaman konsep siswa berdasarkan hasil ulangan atau hasil ujian dan bentuk alat ukur yang digunakan berupa soal pilihan ganda biasa (multiple choice konvensional) atau essay. Umumnya guru tidak menggunakan tes diagnostik untuk mengukur tingkat pemahaman konsep siswa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu dalam membuat instrumen yang lebih baik. Sebuah instrumen yang baik tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk merancangnya sehingga hasil yang diperoleh juga bagus. Ada beberapa cara untuk mengetahui kesulitan pemahaman konsep yang dialami siswa. Salah satunya dengan multiple choice diagnostic test. Multiple choice diagnostic test ini merupakan tes diagnostik dalam bentuk pilihan ganda. Menurut Chandrasegaran (2007) penggunaan item multiple choice diagnostic test yang mencakup tanggapan siswa terhadap konsep dan siswa juga diharuskan untuk memberikan alasan yang sesuai dengan jawaban yang mereka pilih. Soal tes diagnostik dengan pertanyaan pilihan ganda disebut tes tingkat pertama (multiple choice diagnostic test), apabila disertai alasan menjawab disebut tes tingkat kedua (two-tier multiple choice), jika keyakinan siswa dalam menjawab pada tingkat pertama dan kedua diminta maka disebut tes tingkat ketiga (three-tier multiple choice). Pada tes diagnostik three-tier multiple choice ini siswa diberikan satu paket soal dengan jawaban yang disertai alasan dan dilengkapi dengan skala tingkat keyakinan untuk mengukur tingkat keyakinan terhadap jawaban dan alasan yang dipilih untuk satu butir soal. Hanya saja alasan yang ada pada soal dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Jadi siswa tinggal memilih alasan yang sesuai dengan jawaban. Hasil penelitian Nur (2014) menunjukkan bahwa persentase kemampuan siswa SMA Negeri 1 Tapa dalam menyelesaikan soal persamaan reaksi dan perhitungan kimia pada konsep mol dengan menggunakan three-tier multiple choice diagnostic instrument, memiliki tingkat kemampuannya sangat rendah dan lebih banyak yang dikategorikan tidak paham konsep. Hasil penelitian Ekawati (2015) menunjukkan bahwa penelitian ini dilakukan pada siswa 56
3 kelas XI IPA SMA Muhamadiyah 2 Kota Tidore Kepulauan menggunakan tes three-tier multiple choice diagnostic yang mengukur 11 indikator. Instrumen tes ini dapat membedakan siswa yang sudah paham konsep, tidak paham konsep serta siswa yang mengalami miskonsepsi. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa sebanyak 63,13% siswa mengalami miskonsepsi. Hasil penelitian lainnya juga diungkapkan oleh Dindar dan Geban, (2011), penggunaan instrumen three-tier multiple choice dapat mengidentifikasi pemahaman konsep siswa dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu. Selain itu, tes ini juga dapat membedakan antara peserta didik yang mengalami miskonsepsi dengan yang tidak paham konsep. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian jenis ini dapat digunakan untuk menentukan kesulitan pemahaman dan penyebab terjadinya kesulitan siswa dalam memahami materi sifat koligatif larutan. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (noneksperimen). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyebab terjadinya kesulitan siswa dengan memaparkan hasil yang diperoleh dalam penelitian berupa gambaran data dan fenomena yang dialami subjek penelitian. Sekolah yang dipilih sebagai tempat penelitian ialah SMA Negeri 5 Banda Aceh tahun ajaran 2016/2017 kelas XII IPA 2 yang beralamat di Jalan Hamzah Fansuri Lingkar Kampus UIN Ar-Raniry, Darussalam Banda Aceh. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes diagnostik three-tier multiple choice dan wawancara. Tes diagnostik three-tier multiple choice merupakan soal pilihan ganda dengan jumlah pilihan sebanyak lima dilengkapi dengan alasan berupa pilihan ganda yang juga memiliki jumlah pilihan sebanyak lima dan dilengkapi dengan skala tingkat keyakinan. Soal yang digunakan sebagai instrumen tes diagnostik three-tier multiple choice ini terlebih dahulu dilakukan validasi kualitatif oleh tim ahli. Validasi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan soal yang sudah dibuat untuk diuji coba. Langkah-langkah yang digunakan dalam penyusunan instrumen penelitian ini yaitu menyusun kisi-kisi soal, menyusun butir-butir soal, membuat kunci jawaban, membuat alasan dari kunci jawaban dan membuat CRI (Confidence Rating Index). Sedangkan wawancara adalah proses tanya jawab antara yang mewawancarai (interviewer) dengan yang diwawancarai (interviewee) yang dilakukan secara sepihak. Wawancara ini dilakukan dengan cara bertatap muka langsung agar memperoleh jawaban dari orang yang diwawancarai. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan soal three-tier multiple choice diagnostic test dan wawancara. Tes three-tier multiple choice yang digunakan berjumlah 20 soal yang mencakup keempat sifat koligatif larutan yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Soal tes yang digunakan terlebih dahulu dilakukan validasi kualitatif oleh tim ahli. Validasi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan soal yang sudah dibuat untuk digunakan pada saat tes. Wawancara yang digunakan pada penelitian ini ditujukan kepada siswa yang mengalami kesulitan pemahaman pada materi sifat koligatif larutan. Wawancara ini berfungsi sebagai pelengkap serta untuk memperkuat data yang diperoleh melalui tes tertulis. Selain itu, wawancara juga dapat mengungkapkan hal-hal yang tidak terungkap dalam tes tertulis sehingga diperoleh gambaran tentang kesulitan yang dialami oleh siswa. 57
4 Teknik Analisis Data Analisis Butir Soal Secara Kualitatif Analisis butir soal secara kualitatif dilakukan oleh dua orang validator ahli. Penelaahan butir soal secara kualitatif oleh validator ahli dilakukan dengan cara memberikan tanda centang ( ) apabila soal-soal yang ditelaah sesuai kriteria atau beri tanda silang (X) apabila soal tidak sesuai kriteria. Analisis ini mencakup materi, konstruk dan bahasa yang bertujuan untuk mendapatkan butir soal yang baik dan bermutu. Validator juga diminta memberikan catatan perbaikan secara langsung apabila dirasa perlu. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif serta interpretasi miskonsepsi data hasil tes pilihan ganda tiga tingkat. Data yang diperoleh melalui hasil tes pilihan ganda tingkat tiga dianalisis miskonsepsi yang terdapat pada jawaban-jawaban tersebut sehingga menghasilkan poin-poin miskonsepsi siswa pada materi sifat koligatif larutan. Setiap jawaban dari masing-masing soal ditentukan jawaban yang benar dan yang salah. Jawaban yang salah dianalisis miskonsepsinya kemudian dibuat poinpoin sehingga didapatkan miskonsepsi siswa secara keseluruhan pada materi sifat koligatif larutan. Analisis Kombinasi Jawaban pada Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Untuk menganalisis kombinasi jawaban pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini peneliti mengadaptasi teknik menganalisis kombinasi jawaban yang digunakan oleh Kaltakci dan Nilufer (2007). Kombinasi jawaban untuk menganalisis pemahaman konsep siswa terangkum dalam Tabel 1. Tabel 1. Analisis Kombinasi Jawaban pada One-tier, Two-tier, dan Three-tier. Analisis Tingkat Soal Kategori Tipe Jawaban Paham konsep Jawaban benar + alasan benar + yakin Jawaban benar + alasan benar + tidak yakin Jawaban salah + alasan benar + tidak yakin Tidak paham konsep Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin Three-tier Jawaban salah + alasan salah + tidak yakin Error Jawaban salah + alasan benar + yakin Miskonsepsi Jawaban benar + alasan salah + yakin Jawaban salah + alasan salah + yakin (Sumber: Kaltakci dan Nilufer, 2007). Berdasarkan Tabel 1 opsi tingkat keyakinan yang digunakan dalam three-tier multiple choice hanya dua yaitu yakin dan tidak yakin. Akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan Confidence Rating Index (CRI). CRI merupakan skala tingkat keyakinan siswa dalam menjawab setiap pertanyaan. Untuk skala CRI yang digunakan pada penelitian ini adalah skala 4 (1-4) yang merupakan modifikasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasan, dkk., (1999): Tabel 2. Skala Tingkat Keyakinan (Confedence Rating Index) dan Kriterianya. CRI Kriteria 1 Menebak (guessing) 2 Kurang yakin (uncertain) 3 Yakin (confident) 4 Sangat Yakin (very confidence) (Sumber: Hasan, dkk., 1999) 58
5 Apabila skala tingkat keyakinannya 1 menandakan siswa tidak paham konsep terhadap pertanyaan yang disajikan atau jawaban yang dipilih memiliki unsur penebakan. Sedangkan jika skala tingkat keyakinannya 4 menandakan bahwa siswa tersebut memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tidak ada unsur penebakan sama sekali. Jika tingkat keyakinannya rendah (CRI 1-2) maka dapat diketahui bahwa ada unsur penebakan dalam menjawab pertanyaan tersebut. Teknik analisis kombinasi jawaban untuk menganalisis kesulitan pemahaman siswa dalam penelitian ini merupakan gabungan dari teknik analisis pada Tabel 1 dan Tabel 2 yang dirangkum dalam Tabel 3. Tabel 3. Analisis Kombinasi Jawaban pada Tes Diagnostik Three-tier Multiple Choice. Kategori Tipe Jawaban Tingkat Satu Tingkat Dua Tingkat Tiga Paham Konsep Benar Benar CRI >2,5 Benar Benar CRI 2,5 Tidak paham konsep Benar Salah CRI 2,5 Salah Benar CRI 2,5 Salah Salah CRI 2,5 Error Salah Benar CRI >2,5 Miskonsepsi Benar Salah CRI >2,5 Salah Salah CRI >2,5 (Sumber: Kaltakci dan Nilufer, 2007). Menurut Sudijono (2009), setiap kemungkinan jawaban siswa tersebut selanjutnya dihitung dalam bentuk persentase untuk mengetahui persentase siswa pada masing-masing kategori paham, tidak paham, error, dan miskonsepsi dalam setiap konsep dengan menggunakan rumus: P = f N x 100% Keterangan: P = persentase (% kelompok) f = frekuensi (jumlah) pada setiap kelompok N = jumlah seluruh siswa Selanjutnya pendeskripsian data tingkat pemahaman konsep siswa menurut (Sudijono, 2009), yaitu: Tabel 4. Pendeskripsian Data Tingkat Pemahaman Konsep. Persentase(%) Kriteria Tingkat Pemahaman Baik Sekali Baik Cukup Kurang 45 Gagal (Sumber: Sudijono, 2009). Kriteria tingkat kesulitan pemahaman siswa dapat dilihat pada Tabel 5. Kriteria ini digunakan untuk menentukan kesulitan pemahaman siswa dalam memahami materi sifat koligatif larutan. Tabel 5. Kriteria Tingkat Kesulitan Pemahaman Siswa 59
6 Persentase Kesulitan (%) Kriteria Kesulitan 0-20 Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi (Sumber: Buchori, dkk., 2013) Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini digunakan suatu bentuk tes diagnostik three-tier multiple choice dengan tujuan untuk dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi sifat koligatif larutan dan melihat penyebab kesulitan siswa memahami suatu materi melalui wawancara. Soal tes three-tier multiple choice ini diberikan kepada siswa setelah selesai mempelajari materi tersebut. Sebelum menjawab soal tersebut, peneliti menjelaskan terlebih dahulu tatacara pengisian jawaban pada tes tersebut dan menanyakan kembali siswa yang belum mengerti tentang cara menjawab soal tes tersebut. Peneliti juga menjelaskan kepada siswa sekilas tentang pengertian tes diagnostik dan perbedaan soal tes ini dengan soal-soal lainnya yang pernah dijawab oleh siswa biasanya. Peneliti menyampaikan bahwa soal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa sudah memahami materi sifat kolgatif larutan yang sudah dipelajari sebelumnya. Berdasarkan hasil jawaban siswa nantinya dianalisis jumlah siswa yang sudah paham konsep, tidak paham konsep, yang mengalami miskonsepsi dan yang error sesuai dengan kriteria. Hasil analisis nantinya akan digunakan untuk menghitung besarnya tingkat pemahaman siswa pada materi sifat koligatif larutan. Hasil Analisis Kombinasi Jawaban Siswa pada Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Hasil penelitian menggunakan tes diagnostik three-tier multiple choice dianalisis untuk mengetahui persentase tingkat pemahaman konsep siswa terhadap suatu materi. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis jawaban siswa dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman yang dimiliki siswa pada materi sifat koligatif larutan pada masingmasing indikator soal yang diberikan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Siswa dikatakan paham konsep terhadap materi sifat koligatif larutan apabila siswa menjawab soal dengan benar pada tingkat pertama serta tingkat kedua dan siswa tersebut yakin terhadap jawaban pada kedua tingkat soal tersebut atau skala Confidence Rating Index (CRI) yang dipilih siswa lebih dari 2,5 (CRI>2,5). Dari hasil analisis diketahui bahwa tingkat pemahaman konsep untuk tiap soal berbedabeda. Rata-rata yang diperoleh sebanyak 25,37% siswa yang sudah memahami konsep, 38,70% mengalami miskonsepsi, 4,63% error dan sebanyak 31,30% siswa tidak paham konsep. Persentase keseluruhan untuk siswa yang sudah paham konsep sangat rendah maka tingkat pemahaman tersebut dikategorikan gagal berdasarkan Tabel 4 tentang kriteria tingkat pemahaman siswa karena nilainya berada di bawah 45-30%. Tabel 6. Perbandingan Persentase Siswa yang Paham Konsep, Tidak Paham Konsep, Error dan Miskonsepsi Jumlah Soal PERSENTASE CRI PK MIS ER TPK Rata-rata 25,37 38,70 4,63 31,30 60
7 Penurunan Tekanan Uap Satu pertanyaan yang berkaitan dengan konsep penurunan tekanan uap adalah soal nomor 1 (Tabel 7). Pada konsep ini, soal yang disajikan dalam bentuk data percobaan. Sebanyak 33,33% siswa tidak paham konsep mengenai penentuan penurunan tekanan uap jenuh berdasarkan data percobaan. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep ini dapat dilihat dari jawaban siswa yang masih banyak tidak bisa menentukan penyebab penurunan tekanan uap berdasarkan data percobaan sehingga dari hal tersebut menyebabkan siswa salah dalam menjawab soal dan menyebabkan miskonsepsi. Tabel 7. Data Percobaan Penurunan Tekanan Uap Zat Terlarut Fraksi Mol Zat Terlarut Tekanan Uap Jenuh Larutan Penurunan Tekanan Uap Jenuh (Air Murni) - 17,54 mmhg - Glikol 0,01 17,36 mmhg 0,18 mmhg Glikol 0,02 17,18 mmhg 0,36 mmhg Urea 0,01 17,36 mmhg 0,18 mmhg Urea 0,02 17,18 mmhg 0,36 mmhg Dari data diatas, penurunan tekanan uap jenuh ditentukan oleh.... A. Jenis zat terlarut B. Jenis pelarut C. Fraksi mol zat terlarut D. Tekanan uap jenuh larutan E. Tekanan uap pelarut Sebanyak 7 dari 27 siswa yang paham konsep yaitu menjawab benar untuk soal tingkat 1, tingkat 2 yang merupakan alasan dari soal pada tingkat pertama, dan tingkat keyakinannya dalam kategori yakin dan sangat yakin. Banyak siswa yang beranggapan bahwa penurunan tekanan uap ditentukan oleh tekanan uap jenuh larutan dan jenis zat yang terlarut sehingga menyebabkan miskonsepsi. Konsep yang benar menurut (Syukri, 1999) mengemukakan bahwa penurunan tekanan uap berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut. Kenaikan Titik Didih Satu pertanyaan yang berkaitan dengan konsep kenaikan titik didih yaitu tentang penentuan massa zat yang diperlukan agar larutan dapat mendidih pada suhu tertentu. Pada konsep ini, soal yang disajikan dalam bentuk perhitungan. Sebanyak 44,44% siswa tidak paham mengenai perhitungan tersebut. Adanya keterkaitan konsep sehingga siswa kebingungan dalam menjawab soal. Siswa tidak paham dalam menjawab soal karena hanya mengingat rumus dasarnya sehingga ketika yang diketahui dari soal berbeda siswa menjadi kebingungan yang menyebabkan miskonsepsi. Dari alasan soal dapat diketahui petunjuk untuk menjawab soal pada tingkatan pertama jika siswa paham terhadap konsep tersebut. Penurunan Titik Beku Satu pertanyaan yang berkaitan dengan konsep penurunan titik beku yaitu tentang penentuan massa zat yang diperlukan agar larutan dapat mendidih pada suhu tertentu. Sebanyak 48,10% siswa tidak paham mengenai konsep tersebut sehingga hasil pemahaman konsep yang diperoleh sangat rendah. Pemahaman siswa gagal pada konsep diagram P-T penurunan titik beku disebabkan karena siswa tidak memahami konsep penafsiran diagram P-T. Kesulitan pemahaman siswa dikategorikan sangat tinggi. Tekanan Osmotik Satu pertanyaan yang berkaitan dengan konsep tekanan osmotik adalah soal nomor 16. Pada konsep ini, soal yang disajikan dalam bentuk perhitungan yaitu tentang penentuan massa molekul zat X jika tekanan osmotik diketahui. Sebanyak 33,33% siswa tidak paham 61
8 mengenai perhitungan tersebut. Siswa kebingungan ketika menemukan soal yang hanya diketahui tentang massa zat, volume, dan tekanan osmotik. Siswa beranggapan bahwa yang diketahui soal tidak berkaitan dengan konsentrasi untuk menentukan massa molekul zat. Setiap soal yang diketahuinya berbeda siswa merasa kebingungan untuk menjawabnya karena siswa hanya menghafal rumus sehingga kesulitan dalam memahami maksud soal. Penyebab Kesulitan Pemahaman Siswa Akan tetapi untuk mengetahui apakah siswa benar-benar sudah memahami konsep pada materi tersebut maka dapat dilihat dari konsisten atau tidaknya terhadap pilihan jawaban benar yang diberikan pada soal yang memiliki konseptual yang sama atau soal yang memiliki indikator yang sama. Rata-rata persentase siswa yang sudah paham konsep yaitu 14,81% yang dilihat dari kekonsistenan siswa dalam menjawab soal. Sebanyak 45,06% siswa tidak paham konsep, 33,94% siswa mengalami miskonsepsi dan sisanya 5,96% error. Hasil yang diperoleh berdasarkan tes mendorong peneliti melakukan metode lanjutan yaitu wawancara untuk mengetahui penyebab siswa tersebut mengalami kesulitan pemahaman materi sehingga menyebabkan hasil belajar yang rendah. Wawancara ini dilakukan kepada beberapa siswa yang telah ditentukan berdasarkan kriteria nilai yang diperoleh pada tes sebelumnya. Jumlah siswa yang diwawancarai adalah 5 orang siswa yang mewakili dari siswa yang mengalami kesulitan pemahaman. Wawancara ini dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui tes tertulis dengan tujuan untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa pada setiap konsep dalam materi sifat koligatif larutan. Wawancara dilakukan setelah tes Three-Tier Multiple Choice. Wawancara dilakukan pada saat jam istirahat siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, umumnya siswa menyukai pelajaran kimia. Namun, masih terdapat siswa yang tidak paham mengenai materi sifat koligatif larutan dan merasa kebingungan sehingga kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan guru apalagi jika soalnya berbeda dari contoh yang pernah diberikan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh siswa yang kurang mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum menerima suatu materi maka hal ini akan memberi pengaruh yang besar terhadap pemahaman siswa. Siswa akan sangat mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru apabila siswa tersebut sudah mempersiapkan diri dirumah dengan baik, baik dari segi pikiran maupun psikologis. Sebaliknya, siswa akan sulit menerima apapun yang diajarkan oleh guru apabila siswa tersebut tidak memiliki persiapan untuk belajar. Hal ini dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan pemahaman dan memungkinkan terjadinya miskonsepsi terhadap materi yang diterimanya. Selain itu, konsep-konsep penting yang menjadi syarat untuk mempelajari konsep selanjutnya harus dikuasai dan dipahami oleh siswa. Untuk mempelajari materi sifat koligatif larutan, konsep-konsep dasar yang merupakan syarat adalah konsep fraksi mol, larutan elektrolit dan nonelektrolit, konsep mol serta konsep perhitungan kimia. Diantara empat submateri dari sifat koligatif larutan yaitu penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik, siswa mengalami kesulitan pada submateri penurunan tekanan uap. Siswa merasa kesulitan dalam menghitung baik itu tekanan uap maupun penurunan tekanan uap yang disebabkan oleh kurang memahami penentuan fraksi mol pelarut dan fraksi mol zat terlarut. Pada setiap materi, tentunya ada beberapa konsep yang harus dijelaskan atau dibahas lebih mendalam. Ketika pembelajaran berlangsung, guru sering mengajukan pertanyaan tentang pemahaman siswa, beberapa siswa mengaku sudah paham, namun pada saat dilakukan tes tentang materi yang sudah dipelajari atau ketika mempelajari konsep selanjutnya, banyak siswa yang mengeluh kesulitan dan bahkan ada diantara siswa tersebut mengatakan lupa dengan konsep yang telah dipelajarinya. Suatu konsep harus dipelajari dan dipahami secara mendalam, tidak cukup dengan menghafal saja karena antara materi yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. 62
9 Apabila suatu konsep dapat dipahami dengan baik maka konsep tersebut akan melekat dan tidak akan mudah hilang atau lupa. Hasil belajar yang diperoleh dengan cara menghafal tanpa memahaminya dengan baik maka hanya akan bersifat sementara dan memberi dampak yang tidak baik pada penguasaan konsep sehingga menyebabkan terjadinya kesulitan pemahaman pada saat mempelajari materi selanjutnya serta kesulitan dalam menyelesaikan berbagai macam bentuk soal. Waktu pelajaran disekolah yang tidak cukup mengakibatkan latihan soal-soal disekolah dijadikan sebagai pekerjaan rumah. Pada saat seperti inilah, waktu luang yang dimiliki siswa dirumah tidak dimanfaatkan dengan baik untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa sering memberikan alasan bahwa tugas atau pekerjaan rumah yang mereka dapat tidak hanya pelajaran kimia, terkadang hampir semua pelajaran setiap harinya diberikan tugas sehingga waktu yang dimiliki tidak cukup. Solusi dari siswa itu sendiri adalah mencontek yaitu menyelesaikan tugas tersebut dengan cara melihat punya teman yang sudah selesai. Siswa tidak memiliki inisiatif untuk belajar kelompok atau bertanya hal-hal yang tidak dipahaminya kepada teman yang lebih paham. Hal ini menyebabkan pengalaman belajar siswa menjadi berkurang karena siswa yang mengalami kesulitan pemahaman tidak mau berusaha belajar dan hanya berharap contekan dari temannya yang sudah memahami. Selain itu, ketika ditanyakan mengenai penyebabnya lainnya, siswa tersebut menjawab bahwa kesulitan memahami suatu materi disebabkan oleh dirinya sendiri dan pengaruh dari teman sekitarnya yang membuat konsentrasinya menjadi terganggu. Hal ini membuat perhatian siswa terhadap materi yang sedang disampaikan oleh guru menjadi terganggu. Gangguan konsentrasi yang dialami disebabkan oleh faktor eksternal yaitu keributan teman lainnya. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1) Rata-rata persentase siswa yang sudah paham konsep yaitu 14,81% yang dilihat dari kekonsistenan siswa dalam menjawab soal. Sebanyak 45,06% siswa tidak paham konsep, 33,94% siswa mengalami miskonsepsi dan sisanya 5,96% error. 2) Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi sifat koligatif larutan antara lain: (a) siswa yang kurang memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran ketika proses belajar mengajar berlangsung, (b) Siswa juga tidak mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai, (c) Siswa tidak serius mempelajari konsep yang menjadi syarat untuk mempelajari konsep selanjutnya, (d) Banyak siswa belajar dengan cara menghafal, dan (e) kurangnya latihan soal. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1) Penulis menyarankan agar three-tier multiple choice diagnostic test ini dapat digunakan sebagai tes untuk menganalisis kesulitan pemahaman siswa. 2) Three-tier multiple choice diagnostic test dapat digunakan untuk menganalisis tingkat pemahaman siswa pada materi kimia yang lain. Referensi Buchori, M.L., Ida, B.Y., dan Fauziatul, F Identifikasi Tingkat, Jenis, dan faktor-faktor Penyebab Kesulitan Siswa MA Negeri Wlingi dalam Memahami Materi Indikator dan ph Larutan Asam-Basa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang. 63
10 Chandrasegaran, A.L., Davit, F.T., dan Mauro, M The Development of a Two-tier Multiple Choice Diagnostic Instrument of Evaluating Secondary School Student Ability to Describe and Explain Chemical Reaction Using Multiple Level of Representation. The Royal Society of Chemistry, Chang, R Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1 (Terjemahan Departemen Kimia, Institut Teknologi Bandung) dari General Chemistry: The essential Concepts (2003). Jakarta: Erlangga. Dindar, A.C dan Geban, O Development Of a Three-Tier Test to Asses High School Students Understanding Of Acids and Bases, procedia Social and behavioral Science 15: Ekawati, I.H Identifikasi Pemahaman Konsep Siswa Terhadap Materi Kesetimbangan Kimia Menggunakan Instrumen Tes Three-tier Multiple Choice Diagnostic. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo. Hasan, I., Diola, B., dan Ella, L.K Misconceptions and the Certainry of Response Index. Physics education. 34(5): Kaltakci, D dan Nilufer, D Identifikasi of Pre-Service Phisics Teacher s Misconceptions on Gravity Concept: A study with a 3 Tier Misconcetion Test. Sixth Internasional Conference of The Balkan Physical Union: American Institute of Physics. Nur, Dian Identifikasi Kemampuan siswa Menyelesaikan Soal Persamaan Reaksi dan Perhitungan Kimia Mnggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostik Instrument. Skripsi. Jurusan pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo. Sudijono, A Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syukri, S Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: ITB. 64
Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli
Lebih terperinciKeyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding.
Menganalisis Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi Ikatan Kimia Menggunakan Instrumen Penilaian Four-Tier Multiple Choice (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh) Malik Yakubi *, Zulfadli,
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT
512 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, hlm 512-520 ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC OLEH Ira Ekawati Hasrat 441 407 027 Telah
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER Risalatun Nur Rohmah Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ririsrisa12@gmail.com Albertus
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA
Jurnal Pembelajaran Vol. 2, No. 1, Juni 2017, hal. 9-13 OJS Universitas Negeri Malang IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA Aninda Indriani a, Ida Bagus Suryadharma b,
Lebih terperinciAlumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2
ISSN 1907-1744 ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MATARAM MENGGUNAKAN ONE TIER DAN TWO TIER TEST MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Nabilah 1, Yayuk Andayani 2, Dwi Laksmiwati
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 2. No.1 ( 35-44)
Identifikasi Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Termokimia dengan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument di Kelas XI MIA 5 MAN MODEL Banda Aceh Aswita, Rusman, Ratu Fazlia Inda
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Swasta di Kota Bandung, yaitu di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciPEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA
PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA Isnaini, Masriani, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak Email:
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TWO TIER
P-ISSN : 2337-9820 E-ISSN : 2579-8464 DESEMBER 2017 Wacana Didaktika Jurnal Pemikiran, Penelitian Pendidikan dan Sains MENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar tentu diperlukan evaluasi atau penilaian dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa pada saat proses belajar mengajar. Namun biasanya
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER
MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Oscar Prananda Pajaindo, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri Malang E-mail: o5c4r.prananda@gmail.com
Lebih terperinciDESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST
DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST ARTIKEL PENELITIAN Oleh: DESFHIE YOLENTA NIM F03110031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract
PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS Wilda Ulin Nuha dan Sukarmin Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul : Identifikasi Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Persamaan Reaksi dan Perhitungan Kimia Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI Dhika Amelia, Marheni dan Nurbaity Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika
Lebih terperinciIdentifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four- TierDiagnostic Test
Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four- TierDiagnostic Test pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit di Kelas X SMA Islam Al-falah Kabupaten Aceh Besar Riska Irsanti, Ibnu Khaldun,
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Asam Basa di Kelas XI SMA Negeri 8 Banda Aceh
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Asam Basa di Kelas XI SMA Negeri 8 Banda Aceh Dewi Lestari, Zulfadli, Ade Ismayani Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER
MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Tri Yunita Maharani, Prayitno, Yahmin Universitas Negeri Malang E-mail: menik.chant@yahoo.com
Lebih terperinciTINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA
TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA Ni Wayan Ekawati 1, Wenny J.A. Musa 2, Lukman A.R Laliyo 3 Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciPengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si
1 Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep Atom, Ion, Dan Molekul Menggunakan Two-Tier Test Multiple Choice. Norma, Astin lukum 1, La Ode Aman 2 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Nageri
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER
ANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Rizky Dayu Utami 1, Salamah Agung 1, Evi Sapinatul Bahriah 1 1 Pendidikan Kimia Fakultas
Lebih terperinciKhoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIAGNOSTIK BENTUK PILIHAN GANDA 2 TINGKAT UNTUK MENGETAHUI KELEMAHAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI KALOR SISWA KELAS X-7 SMA LABORATORIUM UM Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito
Lebih terperinciMustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERSTANDAR PISA DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Mustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 sunardifkipunej@yahoo.com
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG
IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG Lailatul Maghfiroh, Santosa, Ida Bagus Suryadharma Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang berkenaan dengan karakterisasi, komposisi dan transformasi materi (Motimer dalam Ashadi,2009). Menurut Kean dan Middlecamp
Lebih terperinciKetika konsepsi siswa ada yang berbeda dari yang biasa diterima, dalam Tan (2005) hal itu disebut alternative frameworks, misconceptions, student
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Seorang guru
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan mixed methods. Mixed methods adalah metode penelitian hasil dari penggabungan metode penelitian kualitatif dan metode penelitian
Lebih terperinciDESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI IPA SMA KATOLIK TALINO
DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI IPA SMA KATOLIK TALINO Wilianus Boncel, Eny Enawaty, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak
Lebih terperinciPENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA
PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA Elvira Noprianti 1 dan Lisa Utami 1 1. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indah Rizki Anugrah, Mengungkap Miskonsepsi Topik Stoikiometri Pada Siswa Kelas X Melalui Tes Diagnostik Two-Tier
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya (Depdiknas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya.
Lebih terperinciKemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)
Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Neng Tresna Umi Culsum*, Ida Farida dan Imelda Helsy Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Oleh Ferawati RRA1C113010
ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS XII IPA SMA ISLAM AL-FALAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di tiga SMA Negeri dan satu SMA Swasta di Kota Bandung. Subjek pada penelitian ini adalah instrumen tes diagnostik yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT, JENIS, DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN SISWA MA NEGERI WLINGI DALAM MEMAHAMI MATERI INDIKATOR DAN ph LARUTAN ASAM-BASA
IDENTIFIKASI TINGKAT, JENIS, DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN SISWA MA NEGERI WLINGI DALAM MEMAHAMI MATERI INDIKATOR DAN ph LARUTAN ASAM-BASA Muhammad Lukman Buchori, Ida Bagus Suryadharma, Fauziatul
Lebih terperinciKAJIAN KEBERLANJUTAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017
JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol.1, No.1, 2017,111-118 111 KAJIAN KEBERLANJUTAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN
Lebih terperinciKeywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).
272 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.2 April 2017, 272-276 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS RESPON KEPASTIAN (IRK) PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif-eksploratif dengan pendekatan non-eksperimen. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER
MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Indah Krisnawati, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Lebih terperinciJURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Deskripsi Hirarki Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kota Gorontalo dalam Memahami Materi Ikatan Kimia dengan Menggunakan Instrument Tes Terstruktur JURNAL Oleh Jahardi
Lebih terperinciDaimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI CALON GURU FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDCT (ELECTRIC DYNAMIC CONCEPT TEST) DENGAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Daimul Hasanah Fakultas Keguruan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 8-13 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN
Lebih terperinciANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST Ita Asfuriyah 1), Sri Haryani 2), dan Harjito 2) 1 FMIPA, Universitas Negeri Semarang E-mail: aittata051@gmail.com
Lebih terperinciMiskonsepsi Siswa pada Materi Evolusi Kelas XII IPA Madrasah Aliyah di Kabupaten Kubu Raya
MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI EVOLUSI KELAS XII IPA MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN KUBU RAYA Utin Dina Ashariyatul Jannah 1, Anandita Eka Setiadi 1 1) Program Studi Pendidikan Biologi Jalan. Ahmad Yani No.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS
PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS Rachmat Sahputra Dosen Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak rahmat_ui@yahoo.com Abstract: Learning with the
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran Blended Learning Pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 1 Unggul Darul Imarah
Penerapan Pembelajaran Blended Learning Pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 1 Unggul Darul Imarah Rizqa Afdhila, Muhammad Nazar, Latifah Hanum Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT
PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT Wiwi Siswaningsih, Hernani, Triannisa Rahmawati (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Syarifah Fadillah Prodi Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No.88 Pontianak
Lebih terperinciTHE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK
154 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun II, No. 2, Desember 2014 PENGARUH PENYEDIAAN BACAAN BERBENTUK REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG KONSEP ASAM BASA DI KELAS XI IPA
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013 Dwi Fajar Yanti, Dermawan Afandy, Muhammad Su aidy Universitas
Lebih terperinciBioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi
PROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Laily Istighfarin Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya e-mail : Lailyistighfarin@gmail.com Fida Rachmadiarti dan
Lebih terperinciYusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak
IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA ASPEK MAKROSKOPIK, SUBMIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MALANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 4 ( ) Suzanna Binti Safwan, M. Nasir, Latifah Hanum
Hubungan Kemampuan Spasial dengan Kemampuan Konseptual dalam Menyelesaikan Soal-Soal Kimia Dasar II (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNSYIAH Tahun Akademik 2015/2016) Suzanna
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEDAN MAGNET MENGGUNAKAN THREE TIER TEST PADA SISWA KELAS XII SMA DI JEMBER Eri Setyaningsih Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER eri.setyaningsih@yahoo.com
Lebih terperinciPENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K
PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K2309072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i PERNYATAAN
Lebih terperinciDESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS IX IPA SMA
DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS IX IPA SMA Agus Arianto, Rachmat Sahputra, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email: aagyus@gmail.com
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR EFFORTS TO INCREASE LEARNING OUTCOMES OF CHEMICAL ACID
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin
IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA Mohammad Khairul Yaqin Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER yaqinspc12@gmail.com Sri Handono
Lebih terperinciLEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
vi DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pre-experimental design dengan one group pretest posttest design (Sugiyono, 2010). Dalam desain
Lebih terperinciPENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK. Hebron Pardede
JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN Halaman 148-153 PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK Hebron Pardede Prodi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas
Lebih terperinciAnggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah
196 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.2 April 2017, 196-201 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-c DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE
Lebih terperinciDESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROKARBON KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PONTIANAK
DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROKARBON KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PONTIANAK Nurul Hidayah, Husna Amalya Melati, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN Email: nurulhidayahf02111020@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design. Alasan penggunaan metode ini adalah karena adanya variabel luar yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION
Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017), Hal. 22-28 IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION Trining Puji Astutik
Lebih terperinciJ. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) NON EKSPERIMEN UNTUK MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI IPA SMA N 8 MUARO JAMBI Syamsurizal *, Epinur * dan Devi Marzelina * * Program Studi Pendidikan Kimia,
Lebih terperinciPENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA
PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA Antina Delhita, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA
1 IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA Ike Nuriva, Suhadi Ibnu, Yahmin Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang E-mail: einst.cke@gmail.com Abstrak:
Lebih terperinciTiti Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI SISWA KELAS IX SMPN SE-KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU (THE ANALYSIS OF ERROR ON SOLVING GEOMETRY PROBLEM OF STUDENT AT CLASS IX JUNIOR HIGH SCHOOL
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) JURNAL PENELITIAN Oleh NUR LAILA IBRAHIM NIM: 441 411 077 UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI
PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI DEVELOPMENT TEST TO ANALYZE THE COMPLETENESS OF STUDENTS LEARNING OUTCOMES OF ELEVENTH GRADE STUDENTS Supanji Santoso dan
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013
IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI SMAN 1 TARIK SIDOARJO IMPLEMENTATION OF 7-E LEARNING CYCLE MODEL TO REDUCE
Lebih terperinci2015 PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB-MATERI ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK MODEL MENTAL PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (TDM-POE)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemahaman konsep merupakan suatu kemampuan mengkonstruksi makna atau pengertian suatu konsep berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki atau mengintegrasikan
Lebih terperinciC. Prosedur Penelitian Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Objek yang dijadikan sebagai bahan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI
30 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.1 Januari 2017, 30-35 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI Nafilah Risha,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI THE DEVELOPMENT OF DIAGNOSTIC TEST USED PHP-MySQL IN SUBJECT REACTION RATE FOR SENIOR HIGH SCHOOL
Lebih terperinci2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miskonsepsi masih menjadi salah satu masalah dalam pembelajaran fisika di sekolah. Banyak penelitian telah dilakukan dalam bidang pendidikan dengan hasil
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN MELALUI TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP PADA SISWA SMA KELAS XII
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN MELALUI TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP PADA SISWA SMA KELAS XII Alfi Hidayat Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER alfihidayat95@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN BRIDGING ANALOGY SEBAGAI UPAYA MEREDUKSI MISKONSEPSI FISIKA SEKOLAH MENENGAH
PENERAPAN PENDEKATAN BRIDGING ANALOGY SEBAGAI UPAYA MEREDUKSI MISKONSEPSI FISIKA SEKOLAH MENENGAH Skripsi Oleh: Putri Sulistiyani Shanti Paramita K2311063 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI MAN MOJOSARI KOTA MOJOKERTO IMPLEMENTATION OF COGNITIVE CONFLICT STRATEGY
Lebih terperinciImplementasi Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Multipel Representasi pada Materi Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa
Implementasi Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Multipel Representasi pada Materi Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa Masrid Pikoli, Mangara Sihaloho Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014), telah dikembangkan instrumen tes diagnostik two tier multiple choice pada materi asam basa. Instrumen ini mencakup
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER DAN MANFAATNYA DALAM MENGUKUR KONSEPSI KIMIA SISWA SMA
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER DAN MANFAATNYA DALAM MENGUKUR KONSEPSI KIMIA SISWA SMA Nahadi, Wiwi Siswaningsih & Rose Purnamasari Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciUnesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp September 2014
VERIFIKASI STATUS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STOIKIOMETRI MENGGUNAKAN METODE CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) DAN METODE THREE-TIER DIAGNOSTIC TEST THE VERIVICATION OF STUDENT MISCONCEPTION STATUS
Lebih terperinciPilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan.
1 Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!
Lebih terperinciDESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN SMP NEGERI 4 SUNGAI RAYA
DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN SMP NEGERI 4 SUNGAI RAYA Ahan Juniarti, A. Ifriany Harun, Lukman Hadi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak Email: ahanjuniarti06@gmail.com
Lebih terperinciError Analysis Based On Categories Of Error According To Watson In Solving Fractional Multiplication And Division Students Grade V SDN Tegal Gede 01
1 Analisis Kesalahan Berdasarkan Kategori Kesalahan Menurut Watson dalam Menyelesaikan Permasalahan Perkalian dan Pembagian Pecahan Siswa Kelas V SDN Tegal Gede 01 Error Analysis Based On Categories Of
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA 1) Henry Ayu Kartikasari, 2) Sri Wahyuni, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK SMAN 2 MATARAM PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN DENGAN MENGGUNAKAN PILIHAN GANDA BERALASAN JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vii xi x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang
Lebih terperinciANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG
ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG Nike Indriyani Hasim, Suhadi Ibnu, Ida Bagus Suryadharma Universitas Negeri Malang E-mail: nikeindriyani20@yahoo.co.id
Lebih terperinciMINIMALISASI MISKONSEPSI KONSEP ph PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN EKSPERIMEN BERBASIS MASALAH
MINIMALISASI MISKONSEPSI KONSEP ph PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN EKSPERIMEN BERBASIS MASALAH Sri Haryani, Dian Listanti, Edy Cahyono,, Universitas Negeri Semarang e-mail: haryanimail@gmail.com,
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 7 (1) (2018) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej Identifikasi Profil Kesulitan Belajar Fisika Topik Fluida Statis pada Siswa SMA di Kabupaten Demak Alik Sus
Lebih terperinciIdentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Identifikasi SMA Pada Konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi (Identification of Senior High School Students Misconceptions In Concept of Factors That Affect Chemical Reaction Rate) Muhammad
Lebih terperinciDESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP MATERI ASAM-BASA SISWA KELAS XI MIPA 1 MAN 2 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN
DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP MATERI ASAM-BASA SISWA KELAS XI MIPA 1 MAN 2 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN Oleh: SARAH SEPTIYANI NIM F1061131056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA Anisa Matinu Saifullah, Wartono, Sugiyanto Universitas Negeri Malang E-mail:
Lebih terperinci