Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding."

Transkripsi

1 Menganalisis Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi Ikatan Kimia Menggunakan Instrumen Penilaian Four-Tier Multiple Choice (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh) Malik Yakubi *, Zulfadli, Latifah Hanum Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh *Corresponding Author: malikyakubi@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar persentase tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia dengan menggunakan instrumen penilaian four-tier multiple choice (FTMC) dan mengetahui tanggapan guru terhadap instrumen penilaian FTMC dalam menganalisis tingkat pemahaman siswa. Jenis penelitiannya adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 2 sebanyak 31 orang dan 5 orang guru mata pelajaran kimia Tahun Ajaran 2016/2017 yang ditentukan berdasarkan teknik random sampling. Data penelitian diperoleh menggunakan tes dan angket. Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda FTMC sebanyak 15 butir dan lembar angket tanggapan guru sebanyak 5 pertanyaan. Hasil analisis terhadap data penelitian menunjukkan bahwa persentase tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia yang menggunakan instrumen FTMC yang dikategorikan memahami konsep sebesar 43%, tidak memahami konsep 27%, miskonsepsi 19%, dan error 11% serta tanggapan guru terhadap penggunaan instrumen penilaian FTMC dalam menganalisis tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia dikategorikan baik sekali dengan persentase 92%. Kata kunci: four-tier multiple choice, tingkat pemahaman, ikatan kimia. Abstract The study titled Analyze of level of students understanding in learning of chemical bonding by using instrumentation of Four-Tier Multiple Choice had been done in Class X of SMA Negeri 4 Banda Aceh. The objectives of study were to understand level of understanding in learning of chemical bonding by using the instrumentation of four-tier multiple choice (FTMC) and to understand teacher s responses to the instrumentation in analyzing of students understanding. The descriptive research used qualitative approach. Then, subject of study was 31 students of class X IPA 2 and 5 teachers of chemistry department in academic year of 2016/2017 which was determined by using technique of random sampling. Data were collected by using test and questionnaire. The test used 15 questions of FTMC and 5 questions of questionnaire. The result of study indicated that the level of students understanding which was analyzed by using FTMC were 43% of understand the concept, 27% of wrong conception, 19% of misconception, and 11% of error conception. Furthermore, the teachers responses to the implementation of FTMC were categorized as very good with a percentage of 92%. Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding. Pendahuluan Kimia merupakan mata pelajaran yang memiliki kompleksitas yang cukup tinggi, terdapat banyak sekali konsep abstrak dan berkembang sangat cepat. Materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran sangat banyak dan saling berhubungan, sehingga apabila salah satu konsep materi tidak tertanam dengan kuat maka siswa cenderung akan mengalami kesulitan dengan konsep materi yang lain. Selain dituntut menguasai materi yang kuat, siswa juga harus memahami tiga aspek yang saling berhubungan yakni aspek makroskopik, mikroskopik, dan simbolik. Aspek makroskopik berhubungan dengan sifat suatu materi yang dapat diamati langsung oleh siswa, aspek mikroskopik berhubungan dengan partikel penyusun suatu materi (atom, molekul, ion), sedangkan aspek simbolik berhubungan dengan simbol dan perhitungan kimia (Chandra dalam Rachmawati, 2014). 19

2 Berdasarkan hasil observasi penulis selama Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan wawancara dengan guru-guru kimia di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Banda Aceh pada tanggal 20 Februari 2016 diperoleh informasi bahwa salah satu materi yang dianggap sulit adalah ikatan kimia. Menurut siswa konsep materi ikatan kimia jauh dari pengalaman sehari-hari, siswa tidak dapat melihat atom, struktur, dan interaksi antar atom sehingga sulit bagi siswa untuk memahami konsep-konsep yang terdapat dalam materi ikatan kimia. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi ikatan kimia dapat menghambat siswa untuk memahami materi yang lebih tinggi. Hasilnya siswa membangun suatu pemahaman pribadi terhadap fenomena dan konsep sains yang mereka terapkan dalam pelajaran sains. Konsep yang dibangun oleh siswa dengan berdasarkan pemahaman pribadi, memunculkan implikasi dimana siswa membangun pemahaman konsep yang tidak lengkap (Dahar, 2011). Kesulitan siswa dalam memahami materi ikatan kimia perlu dianalisis untuk mengetahui penyebab kesulitannya sehingga dapat ditentukan pemecahannya. Penilaian yang tepat berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar, memotivasi siswa untuk belajar dan sebagai penghargaan atas usaha yang telah mereka lakukan. Penilaian harus bersifat diagnostik agar dapat memperbaiki proses pembelajaran, artinya penilaian tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian penanganan yang tepat (Arikunto, 2012). Oleh karena itu, perlu dilakukannya suatu penilaian agar dapat mengetahui kemajuan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi oleh siswa dalam proses kegiatan belajar (Hamalik, 2010). Instrumen penilaian yang baik adalah yang memenuhi syarat-syarat atau kaidah tertentu yang dapat memberikan data akurat sesuai dengan fungsinya, dan hanya mengukur sampel perilaku tertentu (Arifin, 2009). Salah satu bentuk instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk melakukan diagnostik adalah four-tier multiple choice (FTMC). Instrumen ini merupakan pengembangan dari tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat. Instrumen penilaian FTMC dirancang untuk menentukan seberapa kuat siswa menguasai konsep melalui tingkat keyakinan dalam menjawab pertanyaan. Menurut Kaltakci (2016) format FTMC disusun atas 4 tingkatan, yaitu tingkatan pertama untuk soal pengetahuan dalam bentuk pilihan ganda dengan empat atau lima pilihan jawaban, tingkat kedua berisi tentang tingkat keyakinan atas jawaban pada tingkat pertama, tingkat ketiga berisi tentang penyajian alasan jawaban pada tingkat pertama dan tingkat terakhir disajikan pertanyaan penegasan tentang keyakinan terhadap jawaban pada tingkat ketiga. Penambahan tingkat keyakinan masing-masing jawaban dan alasan dapat mengukur perbedaan tingkat pengetahuan siswa sehingga akan membantu dalam mendeteksi tingkat pemahaman siswa. Metode Penelitian Pendekatan yang diterapkan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana penelitian ini fokus pada identifikasi tingkat pemahaman konsep siswa dengan menggunakan instrumen penilaian FTMC. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2010). Deskripsi yang akan diberikan dalam penelitian ini mengenai identifikasi tingkat pemahaman konsep pada materi ikatan kimia dan mengetahui tanggapan guru terhadap instrumen penilaian FTMC. Subjek yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IA 2 berjumlah 31 orang dan 5 orang guru mata pelajaran SMA Negeri 4 Banda Aceh Tahun Ajaran 2016/2017. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan angket. Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda FTMC sebanyak 15 butir. Tes ini bertujuan untuk memperoleh data tingkat pemahaman siswa terhadap materi ikatan kimia. Lembar angket tentang tanggapan guru digunakan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap instrumen penilaian FTMC 20

3 Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan meliputi validasi instrumen, validitas item tes, reliabilitas, analisis tingkat pemahaman siswa, dan interpretasi hasil instrumen penilaian FTMC. Pengujian validasi instrumen dilakukan oleh 2 orang dosen ahli. Pengujian validiitas item soal menggunakan teknik korelasi Point Biserial (rpbi). Pengujian reliabilitas menggunakan korelasi Spearman-Brown dengan teknik belah dua (ganjil-genap). Analisis tingkat pemahaman siswa mengadaptasi kombinasi jawaban yang digunakan oleh Kaltacki dan Eryilmaz (2015) dalam menganalisis setiap kombinasi jawaban pemahaman konsep siswa. Pemahaman konsep siswa dalam dalam instrumen penilaian FTMC dapat dikategorikan menjadi empat kategori, yaitu memahami konsep, tidak paham konsep, miskonsepsi dan error seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis Kombinasi Jawaban pada Instrumen Penilain FTMC Tipe Jawaban Kategori Confidence Jawaban Alasan Rating Index Confidence Rating Index Memahami Konsep Benar CRI > 2,5 Benar CRI > 2,5 Benar CRI > 2,5 Benar CRI 2,5 Benar CRI > 2,5 Salah CRI 2,5 Benar CRI 2,5 Benar CRI > 2,5 Benar CRI 2,5 Benar CRI 2,5 Tidak Memahami Benar CRI 2,5 Salah CRI 2,5 Konsep Salah CRI > 2,5 Benar CRI 2,5 Salah CRI > 2,5 Salah CRI 2,5 Salah CRI 2,5 Benar CRI 2,5 Salah CRI 2,5 Salah CRI 2,5 Benar CRI > 2,5 Salah CRI > 2,5 Miskonsepsi Benar CRI 2,5 Salah CRI > 2,5 Salah CRI > 2,5 Salah CRI > 2,5 Error Salah CRI 2,5 Salah CRI > 2,5 Salah CRI > 2,5 Benar CRI > 2,5 Salah CRI 2,5 Benar CRI > 2,5 Berdasarkan Tabel 1, opsi tingkat keyakinan yang digunakan dalam FTMC dalam penelitian ini menggunakan Confidence Rating Index (CRI) dengan empat pilihan jawaban yang didasarkan skala Likert yang digunakan oleh Schafer (2013) dalam penelitiannya yang ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Skala Tingkat Keyakinan (Confidence Rating Index) dan Kriterianya CRI Kriteria 1 Menebak (guessing) 2 Tidak yakin (uncertain) 3 Yakin (confident) 4 Sangat yakin (very confident) Kemungkinan jawaban siswa tersebut dihitung untuk mengetahui persentase siswa pada masing-masing kategori memahami, tidak memahami, error, dan miskonsepsi dalam setiap konsep. P = f n x 100% Keterangan: 21

4 P = Persentase (% kelompok) F = Frekuensi (jumlah) pada setiap kelompok N = Jumlah seluruh siswa Selanjutnya dideskripsian data tingkat pemahaman konsep siswa menurut (Sudijono, 2009), yaitu: Tabel 3 Pendeskripsian Data Tingkat Pemahaman Konsep Persentase % Kriteria Tingkat Pemahaman Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal Hasil Dan Pembahasan Validasi Instrumen Validasi instrumen dilakukan secara analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisisis butir soal secara kualitatif terhadap butir soal objektif bentuk pilihan ganda beralasan sebanyak 20 butir soal dilakukan oleh validator ahli yaitu dosen pada Program Studi Pendidikan Kimia Unsyiah. Setiap validator diminta untuk memberikan penilaian dengan menelaah terhadap butir soal dan dosen penelaah diberikan kesempatan untuk memperbaiki langsung pada teks soal dan memberikan komentar, kritik dan saran serta memberikan nilai pada setiap butir soal dengan kriteria soal baik, perlu diperbaiki, atau diganti. Soal-soal yang tidak sesuai dengan aspek yang dinilai selanjutnya diperbaiki hingga hasil analisis diperoleh 100%. Butir soal yang telah mencapai 100% dikatakan sudah mencapai tingkat validitasnya. Analisis secara kuantitatif meliputi validitas item soal dan reliabilitas. Validitas item tes dihitung dengan Microsoft Excel dibandingkan dengan harga rtabel dengan db 28 pada taraf signifikan 5% yaitu 0,361. Berdasarkan hasil analisis dari 15 butir item yang diuji ternyata hanya 11 item yang dinyatakan valid sedangkan 4 item yang dinyatakan tidak valid. Butir item yang valid tersebut yakni item nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13 dan 15 dan butir item yang tidak valid yakni iten nomor 2, 9, 10 dan 14. Data yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah data yang diperoleh dari jawaban yang diberikan oleh siswa terhadap 15 butir soal. Hasil tersebut diolah dan dihitung indeks korelasi dengan persamaan korelasi product moment menggunakan Microsoft Excel. Analisis reliabilitas menghasilkan nilai reliabilitas 0,7177. Hasil r11 ini lebih dari nilai rtabel. Artinya, soal tes item yang dianalisis reliabel dengan kriteria tinggi. Data hasil penelitian yang diperoleh dari instrumen penilaian FTMC dianalisis untuk mengetahui persentase tingkat pemahaman konsep siswa terhadap penggunaan tes tersebut sehingga dapat membedakan siswa yang berpeluang memahami konsep, tidak memahami konsep, miskonsepsi ataupun error. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis jawaban siswa diketahui bahwa tingkat pemahaman yang dimiliki siswa pada materi ikatan kimia masing-masing indikator soal yang diberikan menunjukkan hasil berbeda-beda. Siswa dikatakan memahami konsep terhadap materi ikatan kimia apabila jawaban menjawab benar pada soal tingkat satu dengan tingkat keyakinan > 2,5 dan menjawab benar pada soal tingkat tiga dengan tingkat keyakinan > 2,5. Rekapitulasi persentase tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Rekapitulasi Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi Ikatan Kimia Indikator Soal Persentase (%) 22

5 Menjelaskan kestabilan Suatu Unsur Berdasarkan Konfigurasi Elektron Proses Pembentukan Ikatan Ion Beserta Contohnya Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Beserta Contohnya Menentukan Kepolaran Suatu Molekul Menjelaskan Proses Pembentukan Ikatan Logam Beserta Contohnya Memahami Konsep Tidak Memahami Konsep Miskonsepsi Error 91,94 3,23 3,23 1, ,58 29,03 15,05 32,26 26,88 22,58 18,28 22,58 40,32 29,03 8, Menganalisis Pembentukan Senyawa Berdasarkan 28,51 45,16 16,13 12,90 Pembentukan Ikatan Hubungan Antara Keelektronegatifan Unsur dengan Kecenderungan 66,13 29,03 3,23 1,61 Interaksi Antarmolekulnya Rata-rata 43,01 26,88 19,14 10,97 1. Analisis Pemahaman Konsep Siswa dalam Menjelaskan Kestabilan Suatu Unsur Berdasarkan Konfigurasi Elektron Persentase rata-rata tingkat pemahaman siswa dalam menjawab indikator I berdasarkan pada Tabel 2 yang memahami konsep 92%, tidak memahami konsep 3%, miskonsepsi 3%, dan error sebesar 1,5%. Dari hasil persentase rata-rata pada kategori memahami konsep yang diperoleh yaitu sebesar 91,94%, dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa baik sekali dalam menjelaskan kestabilan suatu unsur berdasarkan konfigurasi elektron sesuai dengan konsep. 2. Analisis Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Menjelaskan Proses Pembentukan Ikatan Ion Beserta Contohnya Persentase rata-rata tingkat pemahaman siswa pada indikator II berdasarkan Tabel 2 yang memahami konsep sebesar 33,33%, tidak memahami konsep 22,58%, miskonsepsi 29,03%, dan error 15,05%. Dari hasil persentase rata-rata dapat dikategorikan pemahaman siswa gagal karena siswa yang memahami konsep hanya 33,33%. Hal ini disebabkan karena siswa belum sepenuhnya memahami cara menentukan rumus senyawa, tidak bisa menentukan unsur yang melepas dan menangkap elektron berdasarkan konfigurasi elektron, siswa tidak bisa menentukan rumus senyawa dan jenis ikatan yang mungkin terjadi pada senyawa berdasarkan suatu reaksi serta siswa hanya menghafal pengertian dari ikatan ion tanpa mengetahui mekanisme dan interaksi yang terjadi dalam ikatan ion. 3. Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Menjelaskan Proses Pembentukan Ikatan Kovalen Beserta Contohnya 23

6 Persentase rata-rata tingkat pemahaman siswa pada indikator III berdasarkan tabel 2 yang memahami konsep 32,26%, tidak memahami konsep 26,88%, miskonsepsi 22,58% dan error 18,28%. Dari hasil persentase rata-rata tersebut dapat dikatakan pemahaman siswa gagal karena hanya 32,26% siswa yang paham konsep. Hal ini disebabkan siswa hanya mampu menuliskan senyawa yang terbentuk tanpa menjelaskan cara-cara senyawa tersebut berikatan, siswa tidak memahami hubungan energi afinitas dengan ikatan kovalen, tidak bisa menentukan rumus senyawa dan jenis ikatan yang mungkin terjadi pada senyawa berdasarkan suatu reaksi serta siswa masih memahami bahwa pasangan elektron yang digunakan dalam ikatan kovalen koordinasi berasal dari kedua atom yang berikatan, padahal pasangan elektron yang digunakan bersama-sama berasal dari salah satu atom yang berikatan. 4. Tingkat Pemahaman Konsep Siswa dalam Menentukan Kepolaran Suatu Molekul Persentase rata-rata tingkat pemahaman siswa pada indikator IV berdasarkan Tabel 2 yang memahami konsep 22,58%, tidak memahami konsep 40,32%, miskonsepsi 29,03%, dan error 8,06%. Dari hasil persentase rata-rata yang diperoleh dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa gagal dalam menentukan kepolaran suatu molekul karena hanya 22,58% siswa yang memahami konsep. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum memahami konsep untuk mengukur tingkat kepolaran molekul berdasarkan harga keelegtronegatifan, siswa masih kurang memahami cara menentukan PEB ataupun PEI dalam suatu senyawa dan siswa belum paham hubungan PEB dengan sifat kepolaran suatu molekul. 5. Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Menjelaskan Proses Pembentukan Ikatan Logam Beserta Contohnya Persentase rata-rata tingkat pemahaman siswa pada indikator V berdasarkan Tabel 2 yang memahami konsep 35%, tidak memahami konsep sebesar 19%, miskonsepsi 29%, dan error sebesar 16%. Dilihat dari persentase rata-rata pada kategori memahami konsep yang diperoleh dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa gagal dalam menjelaskan proses pembentukan ikatan logam beserta contohnya. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum bisa membedakan antara ikatan kovalen dengan ikatan logam dan masih kurang memahami mekanisme terjadinya ikatan logam. 6. Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Menganalisis Pembentukan Senyawa Berdasarkan Pembentukan Ikatan (Berhubungan Dengan Kecenderungan Atom untuk Mencapai Kestabilan) Persentase rata-rata tingkat pemahaman siswa pada indikator VI berdasarkan Tabel 2 yang memahami konsep sebesar 25,81%, tidak memahami konsep 45,16%, miskonsepsi 16,13%, dan error 12,90%. Dari hasil persentase rata-rata pada kategori memahami konsep yang diperoleh yaitu sebesar 25,81% dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa gagal menganalisis pembentukan senyawa berdasarkan pembentukan ikatan. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum bisa meramalkan bentuk molekul, siswa beranggapan bahwa PEB tidak memiliki pengaruh dalam penentuan bentuk molekul dan siswa belum memahami cara menentukan kepolaran dari suatu bentuk molekul serta siswa kurang memahami cara menentukan elektron yang digunakan dari dua buah atom yang berikatan agar memenuhi aturan oktet. 7. Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Menganalisis Hubungan Antara Keelektronegatifan Unsur dengan Kecenderungan Interaksi Antar Molekulnya Persentase rata-rata tingkat pemahaman siswa pada indikator VII berdasarkan Tabel 2 yang memahami konsep sebesar 66,13%, tidak memahami konsep 29,03%, miskonsepsi 3,23%, dan error 1,61%. Dari hasil persentase rata-rata pada kategori memahami konsep yang diperoleh sebesar 66,13% dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa baik dalam menganalisis hubungan keelektronegatifan unsur dengan kecenderungan interaksi antar molekulnya. 24

7 Berdasarkan data Tabel 2, dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia sangat rendah. Padahal tes ini diberikan tepat setelah materi ikatan kimia diajarkan. Sehingga seharusnya materi tersebut masih teringat jelas dalam ingatan siswa. Berikut diagram perbandingan persentase tingkat pemahaman siswa dapat dilihat pada Gambar. 27% 19% 11% Memahami Konsep Tidak Memahami Konsep 43% Miskonsepsi Error Gambar 1. Diagram Perbandingan Siswa Memahami Konsep, Tidak Memahami, Miskonsepsi Dan Error Pada Materi Ikatan Kimia Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa persentase siswa yang tergolong memahami konsep sebesar 43%, tidak memahami konsep 27%, miskonsepsi 19%, dan error 11%, maka dari hasil persentase yang diperoleh dapat disimpulkan secara keseluruhan tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia dikategorikan gagal karena hanya 43% siswa yang menjawab benar pada tingkat pertama dan tingkat ketiga serta nilai CRI pada tingkat kedua dan tingkat keempat >2,5. Instrumen penilaian FTMC yang digunakan dapat menggambarkan tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia dengan mudah dan jelas dilihat dari hasil persentase yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ismail (2015) tentang FTMC yang digunakan untuk mendiagnostik siswa yang berpeluang memahami konsep sebesar 13,9%, miskonsepsi 39,9%, tidak memahami konsep 44,01%, serta siswa yang mengalami error 2,1%. Selanjutnya, Kaltakci (2015) berpendapat bahwa instrumen penilaian FTMC lebih akurat mendeteksi tingkat pemahaman siswa dalam suatu konsep serta data yang diperoleh sesuai dengan fakta. Pernyataannya itu diperkuatnya dengan berpendapat bahwa instrumen penilaian berupa FTMC dapat menilai tingkat pemahaman konsep suatu materi dan dapat dikembangkan dalam sampel yang lebih besar (Kaltakci, 2016). Angket tanggapan guru terdiri dari 5 butir pertanyaan terhadap penggunaan instrumen penilaian FTMC. Peneliti menjelaskan terlebih dahulu mengenai instrumen penilaian FTMC dan kelebihannya. Pertanyaan dalam angket tersebut bertujuan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap instrumen yang digunakan ini untuk menganalisis tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia. Berdasarkan jawaban dan alasan yang diisi oleh guru, peneliti dapat menyimpulkan kelayakan instrumen penilaian ini dalam membantu guru mengevaluasi dan menganalisis pemahaman konsep siswa pada materi ikatan kimia. 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Pertanyaan 1 Pertaanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Gambar 2 Grafik tanggapan guru terhadap penerapan instrumen penilaian FTMC 25

8 Berdasarkan Gambar 2 persentase rata-rata hasil tanggapan guru terhadap penerapan instrumen penilaian FTMC secara keseluruhan diperoleh sebesar 92% sehingga dapat dikatakan penilaian angket dengan kategori baik sekali. Dari hasil persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen FTMC dapat membantu guru dalam mengevaluasi hasil belajar dan menganalisis tingkat pemahaman siswa terhadap konsep materi ikatan kimia. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa: 1. Persentase ingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia yang dianalisis menggunakan instrumen penilaian FTMC yang dikategorikan memahami konsep sebesar 43%, tidak memahami konsep 27%, miskonsepsi 19%, dan error 11%. 2. Tanggapan guru terhadap instrumen penilaian FTMC dalam menganalisis tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia dikategorikan baik sekali dengan persentase 92%. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang diperoleh, maka penulis menyarankan kepada guru diharapkan dapat memilih metode atau model pembelajaran yang lebih variatif disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa dalam pembelajaran kimia khususnya pada materi ikatan kimia agar dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi ikatan kimia. Karena banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk memperluas konsep siswa dengan menambah bahan ajar dan informasi. Misalnya dengan menggunakan multimedia animasi, diskusi kelompok, peta konsep serta percobaan dan pengalaman lapangan. Referensi Arikunto, S Dasar-dasar Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dahar, Ratna Wilis Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Hamalik, O Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ismail, I.I, Diagnostik Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Four Tier Test. ISBN, Kaltakci, D dan Eryilmaz, A A Review and Comparison og Diagnostic Instrumen to Identify Student s Misconception in Science. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Tecnologi Education, 11(5): Kaltakci, D dan Eryilmaz, A Identifying Pre-service Physics Teachers Misconception and Conceptual Difficultes About Geometrical Optical. Eurasia Journal of Physics, 37: Racmawati, L Pengembangan dan Penerapan Instrumen Diagnostik Two-Tier dalam Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa Tentang Atom dan Molekul. Edusentris, 2(1): Schaffer, L.D The Development and Validation of A Three-Tier Diagnostic Test Measuring Pre-Service Elementary Education and Secondary Science Teachers Understanding of the Water Cyle. Tesis. The Faculty of the Graduate School University of Missouri. Sukardi, H.M Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara Sudijono, A Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 26

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli

Lebih terperinci

Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four- TierDiagnostic Test

Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four- TierDiagnostic Test Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four- TierDiagnostic Test pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit di Kelas X SMA Islam Al-falah Kabupaten Aceh Besar Riska Irsanti, Ibnu Khaldun,

Lebih terperinci

Kata kunci: tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan

Kata kunci: tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan Analisis Kesulitan Pemahaman Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan dengan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic test di Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh Aida Auliyani, Latifah Hanum,

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Deskripsi Hirarki Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kota Gorontalo dalam Memahami Materi Ikatan Kimia dengan Menggunakan Instrument Tes Terstruktur JURNAL Oleh Jahardi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 4 ( ) Suzanna Binti Safwan, M. Nasir, Latifah Hanum

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 4 ( ) Suzanna Binti Safwan, M. Nasir, Latifah Hanum Hubungan Kemampuan Spasial dengan Kemampuan Konseptual dalam Menyelesaikan Soal-Soal Kimia Dasar II (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNSYIAH Tahun Akademik 2015/2016) Suzanna

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PENUGASAN DAN TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA KIMIA PADA KONSEP SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

PENERAPAN METODE PENUGASAN DAN TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA KIMIA PADA KONSEP SIFAT KOLIGATIF LARUTAN PENERAPAN METODE PENUGASAN DAN TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA KIMIA PADA KONSEP SIFAT KOLIGATIF LARUTAN M Nasir* *Dosen Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Penggunaan metode kuasi eksperimen dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN BUTIR SOAL LATIHAN UJIAN NASIONAL EKONOMI AKUNTANSI DI MAN MAGUWOHARJO

ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN BUTIR SOAL LATIHAN UJIAN NASIONAL EKONOMI AKUNTANSI DI MAN MAGUWOHARJO Analisis Validitas, Reliabilitas (Atik Fitriatun) 1 ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN BUTIR SOAL LATIHAN UJIAN NASIONAL EKONOMI AKUNTANSI DI MAN MAGUWOHARJO THE ANALYSIS OF VALIDITY, RELIABILITY, AND

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA DEVELOPMENT OF INTERACTIVE MEDIA CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) AS A MEDIA LEARNING

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA 1) Henry Ayu Kartikasari, 2) Sri Wahyuni, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di tiga SMA Negeri dan satu SMA Swasta di Kota Bandung. Subjek pada penelitian ini adalah instrumen tes diagnostik yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

BAB II KAJIAN PUSTAKA... DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design. Alasan penggunaan metode ini adalah karena adanya variabel luar yang

Lebih terperinci

Ketika konsepsi siswa ada yang berbeda dari yang biasa diterima, dalam Tan (2005) hal itu disebut alternative frameworks, misconceptions, student

Ketika konsepsi siswa ada yang berbeda dari yang biasa diterima, dalam Tan (2005) hal itu disebut alternative frameworks, misconceptions, student 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Seorang guru

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIC MULTIPLE CHOICE BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX)

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIC MULTIPLE CHOICE BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) 2108 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 1, 2018, halaman 2108 2117 ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIC MULTIPLE CHOICE BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Qurrota A

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT Wiwi Siswaningsih, Hernani, Triannisa Rahmawati (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Langkah-langkah dalam membuat penelitian ini dilakukan dengan model pengembangan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA

PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA Elvira Noprianti 1 dan Lisa Utami 1 1. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Analisis Butir Soal (Oktawuri Prihantiwi dan M. Djazari, M.Pd) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI AN ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF ACCOUNTING ECONOMIC Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Bandung, dimana peserta yang dilibatkan merupakan siswa yang telah mengikuti pembelajaran

Lebih terperinci

C. Prosedur Penelitian Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.

C. Prosedur Penelitian Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Objek yang dijadikan sebagai bahan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Swasta di Kota Bandung, yaitu di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang bersifat sistematis, interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU

TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU p-issn: 2088-6991 Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan) e-issn: 2548-8376 (1-6) November 2016 TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK. Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 5, No. 2, Ed. September 2017, Hal. 141-148 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK

Lebih terperinci

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007) 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan capaian pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada penerapan kombinasi metode Inkuiri

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Asam Basa di Kelas XI SMA Negeri 8 Banda Aceh

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Asam Basa di Kelas XI SMA Negeri 8 Banda Aceh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Asam Basa di Kelas XI SMA Negeri 8 Banda Aceh Dewi Lestari, Zulfadli, Ade Ismayani Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI Dhika Amelia, Marheni dan Nurbaity Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEDAN MAGNET MENGGUNAKAN THREE TIER TEST PADA SISWA KELAS XII SMA DI JEMBER Eri Setyaningsih Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER eri.setyaningsih@yahoo.com

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC OLEH Ira Ekawati Hasrat 441 407 027 Telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri di Bandung, yaitu SMA Negeri 14 Bandung yang melibatkan 36 orang siswa untuk enam soal tes esai, 36

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. McMillan dan Schumacher (2001: 283) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif bertujuan

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP Arnetis, Mariani Natalina dan Sri Ayuni Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pada penelitian ini, jenis yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan pendidikan atau Research and Development. Metode penelitian pengembangan pendidikan adalah metode

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU Analisis Persepsi Siswa (Eko Wahyu Nugroho ) 1 ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU STUDENTS PERCEPTIONS ANALYSIS TO ENHANCE LEARNING

Lebih terperinci

Pengembangan E-Module Kimia SMA Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Pengembangan E-Module Kimia SMA Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Pengembangan E-Module Kimia SMA Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Haris Zulvianda, Latifah Hanum, Muhamad Nazar Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111 *Corresponding

Lebih terperinci

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah 196 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.2 April 2017, 196-201 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-c DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE

Lebih terperinci

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111 Analisis Kualitas Butir Soal Ujian Semester Genap Mata Pelajaran Kimia Kelas X MAN Model Banda Aceh Tahun Pelajaran 2014/2015 Menggunakan Program Proanaltes Marthunis M., Ibnu Khaldun, Zulfadli Prodi Kimia

Lebih terperinci

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Melalui Kombinasi Metode Diskusi Dan Latihan Berstruktur

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Melalui Kombinasi Metode Diskusi Dan Latihan Berstruktur Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Melalui Kombinasi Metode Diskusi Dan Latihan Berstruktur (telaah pada pokok bahasan tata nama dan persamaan reaksi kimia) Improve the Activity and Learning

Lebih terperinci

Analisis Pemahaman Konsep Biologi Menggunakan Pilihan Ganda Beralasan Dalam Materi Pokok Sel Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Dampal Selatan.

Analisis Pemahaman Konsep Biologi Menggunakan Pilihan Ganda Beralasan Dalam Materi Pokok Sel Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Dampal Selatan. Analisis Pemahaman Konsep Biologi Menggunakan Pilihan Ganda Beralasan Dalam Materi Pokok Sel Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Dampal Selatan. The Analysis of Conceptual Understanding in Biology Subject

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER Risalatun Nur Rohmah Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ririsrisa12@gmail.com Albertus

Lebih terperinci

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2 ISSN 1907-1744 ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MATARAM MENGGUNAKAN ONE TIER DAN TWO TIER TEST MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Nabilah 1, Yayuk Andayani 2, Dwi Laksmiwati

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG Lailatul Maghfiroh, Santosa, Ida Bagus Suryadharma Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Analisis Butir Soal...(Fitriani Fajar Sahwan) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI AN ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF ACCOUNTING ECONOMIC COURSE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-experimental. Alasan penggunaan metode ini dikarenakan keadaan yang

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH 74 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 1 No.3 Juli 2016, 74-78 EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS Rachmat Sahputra Dosen Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak rahmat_ui@yahoo.com Abstract: Learning with the

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan mixed methods. Mixed methods adalah metode penelitian hasil dari penggabungan metode penelitian kualitatif dan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Wika Sevi Oktanin & Sukirno 35-44

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Wika Sevi Oktanin & Sukirno 35-44 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI TEST ITEM ANALYSIS OF FINAL EXAMINATION IN ECONOMIC ACCOUNTING SUBJECT Oleh: Wika Sevi Oktanin Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia dan berperanan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, subjek yang menjadi penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya.

Lebih terperinci

Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Videoscribe Pada Materi Koloid Untuk Mahasiswa Program studi Pendidikan Fisika Tahun Akademik 2016/2017

Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Videoscribe Pada Materi Koloid Untuk Mahasiswa Program studi Pendidikan Fisika Tahun Akademik 2016/2017 Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Videoscribe Pada Materi Koloid Untuk Mahasiswa Program studi Pendidikan Fisika Tahun Akademik 2016/2017 Putra Purnama, Erlidawati, Muhammad Nazar Prodi Kimia FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yakni pendekatan yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Pelaksanaan penelitian berlokasi di dua SMA Negeri di kota Bandung. Subyek penelitian ini adalah alat ukur diagnostik yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap miskonsepsi siswa pada topik stoikiometri melalui tes diagnostik dengan tes two-tier. Merujuk pada tujuan penelitian

Lebih terperinci

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa IDENTIFIKASI MISKONSEPSI CALON GURU FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDCT (ELECTRIC DYNAMIC CONCEPT TEST) DENGAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Daimul Hasanah Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) BERBASIS WEB

PENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) BERBASIS WEB PENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) BERBASIS WEB Wiricha Annisak 1), Astalini ), Haerul Pathoni 3) 1 Mahasiswa S1

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL

ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL Analisis Butir Soal.(Amelia Rahman dan Sukanti, M.Pd.)1 ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL THE ITEM ANALYSIS OF FINAL TEST OF ECONOMIC ACCOUNTING GRADE XI SOCIAL

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN MENGGUNAKAN LECTORA INSPIRE

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN MENGGUNAKAN LECTORA INSPIRE PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN MENGGUNAKAN LECTORA INSPIRE UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMAN 4 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH AZMIANA AVIANTI

Lebih terperinci

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si 1 Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep Atom, Ion, Dan Molekul Menggunakan Two-Tier Test Multiple Choice. Norma, Astin lukum 1, La Ode Aman 2 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Nageri

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Blended Learning Pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 1 Unggul Darul Imarah

Penerapan Pembelajaran Blended Learning Pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 1 Unggul Darul Imarah Penerapan Pembelajaran Blended Learning Pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 1 Unggul Darul Imarah Rizqa Afdhila, Muhammad Nazar, Latifah Hanum Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN ADMINISTRASI PAJAK

ANALISIS KUALITAS SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN ADMINISTRASI PAJAK Analisis Kualitas Soal... (Diah Intan Kusuma) 1 ANALISIS KUALITAS SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN ADMINISTRASI PAJAK AN ANALYSIS OF THE QUALITY OF FINAL EXAMINATION QUESTIONS OF TAX ADMINISTRATION SUBJECT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen pengetahuan ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA 1) Hawin Marlistya, 2) Albertus Djoko Lesmono, 2) Sri Wahyuni, 2) Maryani 1) Maahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif-eksploratif dengan pendekatan non-eksperimen. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK. ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK Miftakhul Ulum S1 Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL TES PENJAJAKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL TES PENJAJAKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Analisis Butir Soal... (Ayu Nafisa) 1 ANALISIS BUTIR SOAL TES PENJAJAKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI AN ANALYSIS OF TEST QUESTION OF LEARNING ASSESSMENT RESULT OF THE STUDENT OF

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP/MTs PADA MATERI GERAK MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST. Fita Fatimah 1)

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP/MTs PADA MATERI GERAK MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST. Fita Fatimah 1) IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP/MTs PADA MATERI GERAK MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST Fita Fatimah 1) 1) IKIP PGRI Jember fita.fatimah88@gmail.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN TEORI KEJURUAN AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN TEORI KEJURUAN AKUNTANSI Analisis Butir Soal (Nur Fitrah Ramadhani L.) 1 ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN TEORI KEJURUAN AKUNTANSI ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF TEORI KEJURUAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K2309072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALYSIS OF SECOND SEMESTER EXAM QUESTIONS IN CHEMISTRY CLASS XII MIA SMA NEGERI 1 TAPUNG ACADEMIC YEAR 2016/2017

ANALYSIS OF SECOND SEMESTER EXAM QUESTIONS IN CHEMISTRY CLASS XII MIA SMA NEGERI 1 TAPUNG ACADEMIC YEAR 2016/2017 1 ANALYSIS OF SECOND SEMESTER EXAM QUESTIONS IN CHEMISTRY CLASS XII MIA SMA NEGERI 1 TAPUNG ACADEMIC YEAR 2016/2017 Cindy Eka Sandra G 1, R. Usman Rery 2, Herdini 3 Email : cindyciesa@yahoo.com 1, rery1959@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Development and Validation, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan Conceptual Change Text (CCT)

Lebih terperinci

ANALISIS MATERI AJAR IPA KIMIA SMP/MTs BERDASARKAN KURIKULUM 2013

ANALISIS MATERI AJAR IPA KIMIA SMP/MTs BERDASARKAN KURIKULUM 2013 1 ANALISIS MATERI AJAR IPA KIMIA SMP/MTs BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Pepi Dayanti, Betty Holiwarni, Sri Haryati Pepidayanti93@gmail.com, Holi_warni@yahoo.com, Srifkipunri@yahoo.co.id No Hp. 082387835887

Lebih terperinci

Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri

Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri 67 Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri (Studi pada Materi Pokok Gugus fungsi) The Effectiveness of Novick Learning Model in Learning Chemistry

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencoba mengembangkan alat ukur untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencoba mengembangkan alat ukur untuk mengetahui BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mencoba mengembangkan alat ukur untuk mengetahui apakah peserta didik di sekolah menengah dapat memahami konsep atau arti fisis dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Studi komparasi motivasi belajar PAI antara yang menggunakan moving class (SMA N 8 Semarang) dan yang tidak menggunakan moving

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA SMA NEGERI 10 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA SMA NEGERI 10 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA SMA NEGERI 10 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Iswatul Hasanah*, Jimmi Copriady**, Armiyus Thaib*** Email: sayaiswatulhasanah@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DISERTAI DISKUSI DAN MEDIA HYPERCHEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X 1 SMA ISLAM 1 SURAKARTA

Lebih terperinci

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh 1 STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL Oleh INDAH PERMATA SARI NAZARUDDIN WAHAB ROCHMIYATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016 Rahmatika Rahayu & M. Djazari 85-94

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIV, No. 1, Tahun 2016 Rahmatika Rahayu & M. Djazari 85-94 ANALISIS KUALITAS SOAL PRA UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI QUALITY ANALYSIS OF PRE NATIONAL EXAMINATION QUESTIONS IN ECONOMIC-ACCOUNTING SUBJECT Oleh: Rahmatika Rahayu Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk menganalisis keterbacaan dan pemahaman mahasiswa terhadap buku teks terjemahan adalah metode deskriptif. Menurut Firman,

Lebih terperinci

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* ) IMPLEMENTATION OF THINK TALK WRITE TYPE COOPERATIVE LEARNING MODEL IN HUMAN EXCRETION SYSTEM CONCEPT IN 11 th GRADE SCIENCE CLASS OF 8 th PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL AT TASIKMALAYA Anggarini Puspitasari*

Lebih terperinci

1. BAB III METODE PENELITIAN

1. BAB III METODE PENELITIAN 1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai yaitu peneliti ingin melihat peningkatan pemahaman konsep dan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi pada suatu

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT 1 THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT Ayu Hermalinda*, Herdini**, Asmadi Muhammad Noer*** Email: ayuhermalinda.ipa4@gmail.com,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PADA MATA PELAJARAN TEKSTIL DIKELAS X BUSANA BUTIK SMK NEGERI 6 SURABAYA

PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PADA MATA PELAJARAN TEKSTIL DIKELAS X BUSANA BUTIK SMK NEGERI 6 SURABAYA PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA PADA MATA PELAJARAN TEKSTIL DIKELAS X BUSANA BUTIK SMK NEGERI 6 SURABAYA Herlina Pratiwi Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya herlinaphien@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32 Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA/MA

PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA/MA PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA/MA THE DEVELOPMENT OF ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY ON CHEMICAL BONDING FOR GRADE X SMA/MA Sri Sunarmiati, Regina Tutik Padmaningrum

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016 Perbedaan Hasil Keterampilan Proses Sains Melalui Model Pembelajaran Inquiry dan Model Pembelajaran Inquiry dengan Metode Pictorial Riddle bagi Siswa SMP Negeri 1 Gunungsari Tahun Ajaran 2015/2016 Yunita

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI 30 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.1 Januari 2017, 30-35 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI Nafilah Risha,

Lebih terperinci

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB III METODEI PENELITIAN BAB III METODEI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di kota Cimahi untuk menguji cobakan produk instrumen penilaia autentik yang telah dikembangkan.

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK SMAN 2 MATARAM PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN DENGAN MENGGUNAKAN PILIHAN GANDA BERALASAN JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci