DASAR-DASAR LOGIKA. Katakan Maksud Anda (1) Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat
|
|
- Indra Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Modul ke: 03 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI DASAR-DASAR LOGIKA Katakan Maksud Anda (1) Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat
2 Dasar-Dasar Logika Katakan Maksud Anda (1) 1. Memahami Kesesatan Berpikir 2. Memahami Term, Proposisi dan Argumen
3 Katakan Maksud Anda 1. Memahami Kesesatan Berpikir Kesesatan merupakan bidang kajian logika yang menaruh perhatian pada penalaran yang tidak tepat atau penalaran yang keliru. Kesesatan juga disebut fallacia atau fallacy yaitu kekeliruan penalaran yang terjadi pelanggaran terhadap kaidah-kaidah logika
4 . Kesesatan dapat terjadi karena ketidaksadaran orang yang bernalar atau sebaliknya dilakukan secara sengaja untuk menyesatkan orang lain. Kesesatan yang terjadi karena ketidak sengajaan disebut paralogis, sedangkan kesesatan penalaran yang dilakukan secara sengaja disebut sofisme.
5 Kesesatan dapat terjadi karena dua faktor yaitu karena bentuk penalarannya yang tidak sahih dan karena tidak ada hubungan logis antara premis dengan konklusi. Kesesatan yang terjadi akibat bentuk penalaran yang tidak sahih disebut kesesatan formal. Sedangkan kesesatan yang terjadi karena inkonsistensi antara premis dengan konklusi disebut kesesatan relevansi.
6 1.1. Jenis-jenis Kesesatan Secara umum ada dua jenis kesesatan yakni kesesatan karena bahasa dan kesesatan relevansi. A. Kesesatan Bahasa Kesesatan bahasa terjadi karena penggunaan kata atau istilah tertentu dalam kalimat (bahasa) yang memiliki arti yang berbeda-beda.
7 1. Kesesatan intonasi Kesesatan intonasi adalah jenis kesesatan yang terjadi akibat perubahan tekanan pada satu kata tertentu yang mengakibatkan terjadi perubahan arti.
8 2. Kesesatan term ekuivokal Term ekuivokal adalah term yang mempunyai lebih dari satu arti. Jadi kesesatan term ekuivokal adalah jenis kesesatan yang terjadi akibat pergantian arti dari sebuah term yang sama.
9 3. Kesesatan karena metafora Kesesatan karena metafora adalah jenis kesesatan yang terjadi jika pelaran dalam arti kiasan, disamakan dengan arti yang sebenarnya.
10 4. Kesesatan amfiboli Kesesatan karena metafora adalah jenis kesesatan yang terjadi jika konstruksi kalimat yang dibangun menyebabkan arti yang bercabang.
11 B. Kesesatan Relevansi Kesesatan relevansi adalah jenis kesesatan yang terjadi karena konklusi yang dibangun tidak relevan dengan premisnya. Atau dengan kata lain konklusi yang dibuat bukan merupakan implikasi dari premisnya.
12 1. Argumentum Ad Hominem Argumentum ad hominem adalah, kesesatan yang terjadi karena pemaksaan kehendak agar orang lain menerima keputusan yang didasarkan pada kepentingan tertentu. Misalnya: seorang terdakwa yang berusaha mendapat hukuman seringan mungkin dengan mengatakan bahwa penderitaan yang ditimpakan hakim kepadanya dapat juga terjadi pada keluarga sang hakim.
13 2. Argumentum Autoritatis Argumentum autoritatis adalah, kesesatan yang terjadi karena orang menerima atau menolak suatu kebenaran bukan berdasarkan penalaran tetepi berdasarkan otoritas orang yang mengatakannya. Misalnya: kebenaran yang diterima hanya berdasarkan pada siapa yang mengatakan kebenaran itu.
14 3. Argumentum Ad Baculum Argumentum ad baculum adalah, kesesatan yang terjadi karena penerimaan atas kebenaran bukan ditentukan oleh penalaran melainkan karena tekanan atau intimidasi. Misalnya: penyangkalan para koruptor di pengadilan karena takut oleh para mafia.
15 4. Argumentum Ad Misericordiam Argumentum ad misericordiam adalah, kesesatan yang terjadi karena argumen yang dibuat untuk menimbulkan belas kasihan pihak lain. Argumen ini biasanya dilakukan agar suatu perbuatan dimaafkan.
16 5. Argumentum Ad Populum Argumentum ad populum adalah, kesesatan yang terjadi karena argumentasi yang dibuat tidak didasarkan pada bukti melainkan didasarkan pada keykinan banyak orang. Pembuktian suatu argumentasi menjadi tidak penting melainkan, yang diutamakan adalah menggugah perasaan massa pendengar, membangkitkan emosi agar menerima simpulan tertentu. Argumentum ad populum banyak terjadi dalam kampanye politik, pidato-pidato atau dalam demostrasi yang melibatkan banyak orang.
17 6. Non Causa Pro Causa Non causa pro causa adalah, kesesatan yang terjadi karena konklusi yang dibuat tidak berdasarkan penyebab yang semestinya, melainkan oleh sebab yang lain.
18 7. Kesesatan Aksidensi Kesesatan aksidensi adalah, kesesatan yang terjadi karena penerapan prinsip atau pernyataan umum pada suatu peristiwa tertentu yang karena sifatnya yang kebetulan (aksidental) menyebabkan penerapan itu tidak cocok. Sifat aksidental adalah sifat yang tidak mutlak, yang tidak harus ada.
19 8. Kesesatan Komposisi dan Divisi Kesesatan komposisi adalah keseatan yang terjadi karena penggunaan gaya bahasa totem pro parte yang tidak tepat. Sedangkan kesesatan devisi adalah kesesatan yang terjadi karena penggunaan gaya bahasa pars pro toto yang keliru.
20 9. Kesesatan karena pertanyan yang kompleks Kesesatan ini terjadi karena, pertanyaan yang dibuat tidak spesifik sehingga dapat menimbulkan penafsifaran dan jawaban yang lebih dari satu.
21 2. Memahami Term, Proposisi dan Argumen 2.1. Term Term adalah bagian dari suatu kalimat yang berfungsi sebagai subjek atau predikat (S atau P). Dengan demikian term ialah gabungan dari sejumlah kata (kalimat) yang terdiri subjek, predikat, dan kata penghubung. Kata penghubung seperti, antara lain, jika, dan, oleh, dalam, akan, adalah, merupakan, tidak terkategori ke dalam term.
22 2.2. Proposisi Proposisi adalah pernyataan akal budi mengenai persesuaian dan ketidaksesuaian yang terdapat di antara dua gagasan. Dengan kata lain, putusan adalah kegiatan akal budi mengiakan, memperteguh atau menguatkan sebuah gagasan dengan perantaraan gagasan lain atau melakukan pengingkaran sebuah gagasan terhadap gagasan lainnya.
23 2.3. Argumen Melihat materinya menyusun pemikiran, para logisi membagi pemikiran dalam berbagai macam argumentasi, yaitu: 1. Demonstrasi dan argument probable Demonstrasi adalah suatu argument yang benar, yang bertolak dari premis-premis yang pasti dan eviden. Sedangkan argument probable adalah suatu argument yang benar, yang dari premispremis probable (mungkin).
24 2. Argumentasi Langsung dan Tidak langsung Prinsip pembagiannya berdasar pada kontradisi kesimpulan yang harus dibuktikan. Argument tidak langsung membuktikan suatu proposisi dengan menunjukkan bahwa kontradiksinya proposisi tersebut adalah salah atau tidak masuk akal. Sedangkan argumentasi langsung membuktikan suatu proposisi tanpa menggunakan cara yang berputar itu.
25 3. Argumentasi a priori dan a posteriori Prinsip pembagian ini berdasar pada hubungan prioritas riil antara premis-premis dan kesimpulan. Premis-premis secara logis selalu mendahului (prior) kesimpulan. Sebab premis-premis merupakan alasan logis mengapa kita setuju dengan kesimpulan. Tetapi, hal-hal yang ditunjuk oleh premis dalam kenyataannya dapat mendahului atau mengikuti hal yang dinyatakan dalam kesimpulan. Apabila mereka mendahului pemikiran, disebut a priori. Apabila mengikuti pemikiran disebut a posteriori
26 Terima Kasih Ety Sujanti, M.Ikom.
MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR LOGIKA. Modul ini berisi langkahlangkah. memahami prinsip-prinsip logis dalam bernalar.
MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR LOGIKA Modul ini berisi langkahlangkah awal untuk memahami prinsip-prinsip logis dalam bernalar. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Hubungan
Lebih terperinciBy Desayu Eka Surya, S.Sos.,M.Si
By Desayu Eka Surya, S.Sos.,M.Si Adalah: Kekeliruan penalaran yang disebabkan oleh pengambilan kesimpulan yang tidak sahih dengan melanggar ketentuanketentuan logika atau susunan dan penggunaan bahasa
Lebih terperinciK U L I A H L O G I K A Program Studi PAK
tuhoni.telaumbanua@gmail.com K U L I A H L O G I K A Program Studi PAK Apa komentarmu dengan gambar di sebelah ini? Pengertian Sesat pikir / Falasi Falasi, disebut juga sesat pikir Sesat Pikir adalah argumen-argumen
Lebih terperinci2/24/2011
1. Penalaran 2. Metode Penalaran 3. Kekeliruan penalaran hukum 4. Pemecahan masalah hukum ETIMOLOGIS Dari kata NALAR yang berarti: 1. Pertimbangan ttg baik, buruk, dsb: akal budi; misal: setiap keputusan
Lebih terperinciLOGIKA DAN ARGUMENTASI
Filsafat Ilmu: LOGIKA DAN ARGUMENTASI Oleh: M. Guntur Hamzah Universitas Hasanuddin Fakultas Hukum 1 Sesat Pikir (Fallacy) Fallacy adalah proses penalaran atau argumentasi yg sebenarnya tidak logis, salah
Lebih terperinciKERANCUAN ATAU FALLACY
Pertemuan ke-13 KERANCUAN ATAU FALLACY Setelah mempelajari argumen deduktif dan induktif sebagai bentuk penalaran, tentunya dalam proses penalaran tersebut juga tidak luput dari kesalahan atau tepatnya
Lebih terperinciDasar-dasar Logika. Berpikir Rasional
Dasar-dasar Logika Modul ke: 02 Berpikir Rasional Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana,ac,id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pemikiran Tujuan utama logika selain mengungkapkan
Lebih terperinciMATERI DASAR-DASAR LOGIKA PERTEMUAN 13
MATERI DASAR-DASAR LOGIKA PERTEMUAN 13 Pengertian Silogisme Silogisme kategorik (disebut juga silogisme saja) adalah suatu bentuk formal dari deduksi yang terdiri atas proposisi-proposisi kategorik. Deduksi
Lebih terperinciDASAR-DASAR LOGIKA. Ruang Lingkup Logika. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat
Modul ke: 01 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI DASAR-DASAR LOGIKA Ruang Lingkup Logika Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Dasar-dasar Logika Ruang Lingkup Logika 1. Pengantar 2. Pengertian Logika
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. Program Studi : Pendidikan Agama Kristen
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN No. Dokumen Berlaku Sejak No. Revisi Tanggal Revisi Halaman Program Studi : Pendidikan Agama Kristen Mata Kuliah (MK) : Filsafat
Lebih terperinciDASAR-DASAR LOGIKA. Pemetaan Dasar. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat
Modul ke: 05 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI DASAR-DASAR LOGIKA Pemetaan Dasar Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Dasar-dasar Logika Pemetaan Dasar 1. Argumentasi 2. Menguji Suatu Penalaran
Lebih terperinciA. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU
KELOMPOK 8 A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU Logika berasal dari kata yunani logos yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Logika sebagai ilmu merupakan elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Logika
Lebih terperinciMengapa Penting Tahu Kekeliruan Berpikir?
Kesalahan Berpikir Kekeliruan berpikir (Logical fallacies) umumnya diartikan sebagai sebuah pernyataan yang secara argumentasi terkesan masuk akal dan seolah-olah benar namun sesungguhnya keliru, lemah
Lebih terperinciMetodologi Peneli,an - Pengantar. A, Harmoni
Metodologi Peneli,an - Pengantar A, Harmoni Metodologi Peneli,an Metodologi peneli,an adalah suatu cabang ilmu yang membahas tentang cara atau metode yang digunakan dalam kegiatan peneli,an. Peneli,an
Lebih terperinciNama Mata Kuliah. Logika materila. Masyhar, MA. Fakultas Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Program Studi.
Nama Mata Kuliah Modul ke: Logika materila Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Penalaran Merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan.
Lebih terperinciCatt: kedua kalimat pertama dapat dibuktikan kebenarannya. Kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena fakta yang menentang kebenarannya.
Bahasa Indonesia 2 Proposisi ( reasoning ): suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta/ evidensi yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan
Lebih terperinciMAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris. Disusun oleh : Nama : NPM :
MAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris Disusun oleh : Nama : NPM : Program Studi Fakultas Universitas 2015/2016 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciJURNAL PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACANA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI
JURNAL PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACANA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI LOGICAL REASONING OF ARGUMENTATION IN STUDENTS WRITING DISCOURSE AT NINTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 8 KEDIRI Oleh:
Lebih terperinciSIL/PKP241/01 Revisi : 00 Hal. 1 dari 5 Gasal Judul praktek: - Jam: SILABUS. Menjelaskan epistemologi sebagai bagian dari cabangcabang
SIL/PKP241/01 Revisi : 00 Hal. 1 dari 5 SILABUS Nama Mata Kuliah : EPISTEMOLOGI & LOGIKA PENDIDIKAN Kode Mata Kuliah : IPF 203 SKS : 2 (Teori) Dosen : Priyoyuwono Program Studi : Semua Program Studi di
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN PENGERTIAN LOGIKA. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Psikologi Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI.
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI PENGERTIAN LOGIKA Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Standar Kompetensi Setelah perkuliahan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini diangkat karena adanya berbagai aspek kesalahan terutama terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kegiatan saling berinteraksi antara penutur dan mitra tutur, komunikasi mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan manusia. Seperti halnya dalam penelitian ini
Lebih terperinciPEMBUKTIAN MATEMATIKA
PEMBUKTIAN MATEMATIKA LOGIKA INFERENSIA Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Kata inferensia digunakan untuk menyatakan sekumpulan premis yang diikuti dengan kesimpulan. Infrensia yang sahih
Lebih terperinciDasar Logika Matematika
Dasar Logika Matematika Pertemuan 2: Fallacy of Four Terms (kekeliruan karena menggunakan empat term). Kekeliruan berpikir karena empat term dalam silogisme ini terjadi karena kondisi penengah diartikan
Lebih terperinciIlmu Penalaran atau Logika
Ilmu Penalaran atau Logika Logika adalah Ilmu dan Kecakapan Menalar; Berpikir dengan Tepat (the science and art of correct thinking berpikir dimaksudkan kegiatan akal untuk "mengolah" pengetahuan yang
Lebih terperinciBeberapa Kesesatan dalam Penalaran. Dahrul Syah
Beberapa Kesesatan dalam Penalaran Dahrul Syah Menalar = Berpikir dengan tepat Berbicara dengan diri sendiri, nurani Mempertimbangkan, Merenungkan Menganalisis, Membuktikan Menyajikan argumen Menghubungkan
Lebih terperinciPENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA
P a g e 1 PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA 1. Pendahuluan a. Definisi logika Logika berasal dari bahasa Yunani logos. Logika adalah: ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar ilmu pengetahuan yang mempelajari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Analisis. Analisis diuraikan secara singkat memiliki arti penyederhanaan data.
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Analisis diuraikan secara singkat memiliki arti penyederhanaan data. Secara umum analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu: (1) reduksi data merupakan proses pemilihan
Lebih terperinciMATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian)
MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian) Antonius Cahya Prihandoko Universitas Jember Indonesia Jember, 2015 Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Validitas Pembuktian Jember, 2015 1 / 22 Outline 1 Premis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Penalaran Matematis Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta yang empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
Lebih terperinciTUGAS REVIEW Membuka Tabir Kegelapan dengan Filsafat Ilmu
TUGAS REVIEW Membuka Tabir Kegelapan dengan Filsafat Ilmu Disusun oleh: Heni Nurul Nilawati 071211131091 Zakiyyah Ayu Kusuma 071211131018 Thomy Tri Utomo 071211133058 Mochammad Handal W 071211133052 Hanif
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika
Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan
Lebih terperinciDASAR-DASAR LOGIKA. Membangun Penalaran Yang Baik. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat
Modul ke: 06 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI DASAR-DASAR LOGIKA Membangun Penalaran Yang Baik Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Dasar-dasar Logika Membangun Penalaran Yang Baik 1. Mengimplementasikan
Lebih terperinciPENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO
PENELITIAN DAN METODE ILMIAH BY: EKO BUDI SULISTIO Email: eko.budi@fisip.unila.ac.id PENELITIAN Bhs Inggris : Research re kembali ; search mencari. Secara bahasa berarti mencari kembali Penelitian dapat
Lebih terperinciPENALARAN HUKUM Oleh Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, Mhum Lego Karjoko, SH, MH
PENALARAN HUKUM Oleh Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, Mhum Lego Karjoko, SH, MH 1 Logika & Argumentasi Hukum Untuk memahami logika, org hrs mempunyai pengertian yg jelas mengenai penalaran. Penalaran adalah suatu
Lebih terperinciResume Materi Perkuliahan Dasar-Dasar MIPA
Resume Materi Perkuliahan Dasar-Dasar MIPA Pertemuan ke-1 s/d ke-7 (Tanggal: 10 September 22 Oktober 2012) Oleh: Afillia Gizca Mardiani Rukmana F03111035 Pendidikan Fisika Dalam proses mendapatkan informasi
Lebih terperinci6.1 PRINSIP-PRINSIP DASAR BERPIKIR KRITIS/LOGIS
PENGANTAR SAP 6 Mata Kuliah Critical and Creative Thinking 6.1 PRINSIP-PRINSIP DASAR BERPIKIR KRITIS/LOGIS 6.2 ARGUMENTASI : STRUKTUR DASAR 6.3 PENALARAN INDUKTIF & BENTUK-BENTUKNYA 6.4 PENALARAN DEDUKTIF
Lebih terperinciBAB 2 PENGANTAR LOGIKA PROPOSISIONAL
BAB 2 PENGANTAR LOGIKA PROPOSISIONAL 1. Pendahuluan Dilihat dari bentuk struktur kalimatnya, suatu pernyataan akan memiliki bentuk susunan minimal terdiri dari subjek diikuti predikat kemudian dapat diikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan
BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Logika Logika berasal dari kata Logos yaitu akal, jika didefinisikan Logika adalah sesuatu yang masuk akal dan fakta, atau Logika sebagai istilah berarti suatu metode atau
Lebih terperinciPENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id 1 Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme, yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat,
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. untuk menggunakan unsur-unsur bahasa untuk menyampaikan maksud atau pesan
25 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Berlogika Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita berusaha dengan diri sendiri (KBBI, 1991: 623). Selain itu, kemampuan juga merupakan kesanggupan
Lebih terperinciModul ke: Public Speaking. Output / Hasil dari Pidato. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat
Modul ke: 07 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI Public Speaking Output / Hasil dari Pidato Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Public Speaking Output / Hasil dari Pidato 1. Tampil Percaya Diri
Lebih terperinciNantia Rena Dewi Munggaran
Nantia Rena Dewi Munggaran Suatu proses berpikir manusia untuk menghubunghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data Kalimat Pernyataan PROPOSISI Term adalah kata atau
Lebih terperinciARGUMENTASI. Kalimat Deklaratif Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya.
ARGUMENTASI Kalimat Deklaratif Kalimat Deklaratif (Proposisi) adalah kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak keduanya. Berikut ini adalah beberapa contoh Proposisi : a. 1 + 2 = 3 b. Kuala
Lebih terperinciPENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Unit 6 PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF Wahyudi Pendahuluan U nit ini membahas tentang penalaran induktif dan deduktif yang berisi penarikan kesimpulan dan penalaran indukti deduktif. Dalam penalaran induktif
Lebih terperinciPENGENALAN LOGIKA MATEMATIKA
LOGIKA MATEMATIKA By Faradillah dillafarrahakim@gmail.com Sumber : Logika Matematika untuk Ilmu Komputer, F. Soesianto dan Djoni Dwijono, Penerbit Andi ofset PENGENALAN LOGIKA MATEMATIKA Pendahuluan Logika
Lebih terperinciDasar-dasar Logika. Definisi & Keputusan
Dasar-dasar Logika Modul ke: 03 Definisi & Keputusan Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana,ac,id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc 1.Definisi Pengetahuan yang dibutuhkan manusia
Lebih terperinciPendahuluan. Bab I Logika Manusia
Bab I Pendahuluan 1.1. Logika Manusia Manusia, diantara makhluk yang lain, merupakan pengolah informasi. Kita membutuhkan informasi mengenai dunia dan menggunakan informasi ini untuk kepentingan yang lebih
Lebih terperinciPublic Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.
Public Speaking Modul ke: 03 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal Sujanti, M.Ikom. Program Studi
Lebih terperinciRESUME TENTANG LOGIKA HUKUM
PENALARAN DAN ARGUMENTASI HUKUM RESUME TENTANG LOGIKA HUKUM ANAK AGUNG GEDE ROMI ANTIKA 1416051179 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017 1. Logika Secara Umum Logika adalah hasil pertimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari proses berpikir. Berpikir merupakan suatu proses mempertimbangkan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap rangkaian kehidupan manusia pastilah tidak akan lepas dari proses berpikir. Berpikir merupakan suatu proses mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis,
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN LOGIKA FORMAL. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 13Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 13Fakultas Dr. PSIKOLOGI LOGIKA FORMAL H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Standar Kompetensi Setelah perkualiahan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Logika merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode dan hukumhukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Logika merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode dan hukumhukum yang digunakan untuk membedakan antara penalaran yang benar dan penalaran yang salah (Copi,
Lebih terperinci: SRI ESTI TRISNO SAMI
By : SRI ESTI TRISNO SAMI 08125218506 / 082334051324 E-mail : sriestits2@gmail.com Bahan Bacaan / Refferensi : 1. F. Soesianto dan Djoni Dwijono, Logika Matematika untuk Ilmu Komputer, Penerbit Andi Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk bertindak sesuai dengan pikirannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia hidup tidak lepas dari kegiatan berpikir. Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak, dan juga melibatkan seluruh
Lebih terperinciEKSKLUSIF OR (XOR) DEFINISI
Logika Matematik EKSKLUSIF OR (XOR) DEFINISI : Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi salah satu p atau q ditulis p q adalah proposisi yang bernilai benar jika tepat satu diantara p atau q BENAR,
Lebih terperinciBAB II MENULIS WACANA ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
13 BAB II MENULIS WACANA ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) 2.1 Pembelajaran Menulis Menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa (Nurgiyantoro,
Lebih terperinci2. Darimana kita tahu dalam enthymema tersebut ternyata ada premis yang belum disebut?
orang membutuhkan biaya banyak. ernyataan tersebut hanya terdiri dari dua proposisi tetapi merupakan bentuk silogisme karena ada premis yang tidak atau belum disebut. 2. Darimana kita tahu dalam enthymema
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Iklan memegang peranan penting dalam dunia promosi, karena iklan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan memegang peranan penting dalam dunia promosi, karena iklan adalah sebuah sarana bagi pemilik iklan untuk menyampaikan visi dan misinya kepada masyarakat luas.
Lebih terperinciPenggunaan bahasa. Tujuan pembelajaran:
Penggunaan bahasa Tujuan pembelajaran: "Penggunaan bahasa" fokus pada bagaimana sebuah pengertian dari fungsi-fungsi bahasa itu penting dalam logika. Bahasa adalah sebuah alat yang kompleks, dan sebagai
Lebih terperinciPENALARAN PADA PARADOKS KEBOHONGAN
PENALARAN PADA PARADOKS KEBOHONGAN Nikolaus Indra - 13508039 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesa 10, Bandung e-mail: if18039@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciBahasa dan Logika Ilmiah
Bahasa dan Logika Ilmiah Bahasa Konsep Simbol Realitas Bhs Sehari-hari & Bhs Ilmiah Bahasa Sehari-hari Tidak bebas nilai Sistem terbuka Subjektif (1) Bahasa Ilmiah Bebas nilai Sistem tertutup Objektif
Lebih terperinciPEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK. OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008
PEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008 PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA Bukti menurut Educational Development Center (2003) adalah suatu argumentasi logis
Lebih terperinciPeran Logika Dalam Filsafat
Peran Logika Dalam Filsafat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Popkrin dan Stroll menguraikan lebih dahulu perbedaan perbedaan antara etika metafisika lalu masuk logika sebagai bagian dari pada filsafat.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sejauh pengetahuan peneliti kajian tentang Bentuk Penalaran dalam Skripsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo belum pernah
Lebih terperinciSTMIK Banjarbaru EKUIVALENSI LOGIKA. 10/15/2012 H. Fitriyadi & F. Soesianto
1 EKUIVALENSI LOGIKA 2 Pada tautologi dan kontradiksi, dapat dipastikan bahwa jika dua buah ekspresi logika adalah tautologi, maka kedua buah ekspresi logika tersebut ekuivalen secara logis, demikian pula
Lebih terperinciII. POLA PIKIR PENELITIAN ILMIAH. Oleh Bambang Juanda
II. POLA PIKIR PENELITIAN ILMIAH Oleh Bambang Juanda Kaidah atau sifat Berpikir Ilmiah: 1. skeptis. Selalu mempertanyakan suatu kebenaran (teori) yg ada. 2. analitis. Selalu mencari hubunganhubungan dari
Lebih terperinciPENALARAN DAN ARGUMENTASI HUKUM
PENALARAN DAN ARGUMENTASI HUKUM Kode Mata Kuliah : WHI 7269 Tim Pengajar: Prof.Dr. I Dewa Gede Atmadja,SH.,MS. Prof.Dr. I Made Subawa,SH,MS. Prof.Dr. R.A. Retno Murni,SH,MH. Prof. Dr. I Wayan Suandi, Drs.,SH.,M.Hum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal bagi proses pembangunan. Siswa sebagai sumber
Lebih terperinciLogika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012
Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah September 26, 2012 Cara menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu dengan membagi beberapa bagian (kolom). Nilai kebenarannya
Lebih terperinciArgumen 1. Contoh 1. Saya akan pergi bekerja hari ini atau besok. Saya tidak keluar rumah hari ini. Jadi, saya akan pergi bekerja besok.
Argumen 1 II. Argumen dan Kevalidannya 1 Pengertian Argumen Pembuktian memegang peranan penting dalam matematika dan sebagian besar didasarkan pada penalaran deduktif, yaitu kesimpulan yang bersifat khusus
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berdasarkan pernyataan-pernyataan
5 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Penalaran Matematis Menurut Keraf (2007), menjelaskan bahwa penalaran adalah proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek kompetensi berbahasa yang penting. Hal ini dikarenakan tulisan yang dihasilkan dari kegiatan menulis dapat menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Sebagai makhluk sosial,
Lebih terperinciPengenalan Logika Informatika. Pertemuan 1 Viska Armalina, ST.,M.Eng
Pengenalan Logika Informatika Pertemuan 1 Viska Armalina, ST.,M.Eng Pendahuluan Asal kata Logika Logic (Bahasa Inggris) Logos (Yunani) Arti : dalam bahasa Inggris : Word, Speech, what is spoken, thought,
Lebih terperinciBERPIKIR (PENALARAN) DEDUKTIF
UNIVERSITAS GUNADARMA NAMA : SRI SETIAWATY NPM : 18211261 KELAS : 3EA27 BERPIKIR (PENALARAN) DEDUKTIF A. DEFINISI BERPIKIR (PENALARAN) Berpikir (Penalaran) adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara etimologi, istilah Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu logos yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga ilmu pengetahuan. Dalam arti
Lebih terperinciLogika ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari aturan-aturan dan cara berpikir yang dapat menyampaikan manusia kepada kebenaran.
Hendro Trieddiantoro Putro 13/356033/PTK/09150 LOGIKA I. Pengantar I.I. Pengertian Logika Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logos yang
Lebih terperinciMAKALAH RANGKUMAN MATERI LOGIKA MATEMATIKA : NURHIDAYAT NIM : DBC
MAKALAH RANGKUMAN MATERI LOGIKA MATEMATIKA Nama : NURHIDAYAT NIM : DC 113 055 JURUAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTA TEKNIK UNIVERITA PALANGKA RAYA 2013 A I PENGERTIAN Logika adalah dasar dan alat berpikir
Lebih terperinciANALISIS PENALARAN PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TANGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2006/2007. Oleh : Dwi Purnomo K
ANALISIS PENALARAN PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TANGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2006/2007 Oleh : Dwi Purnomo K1202508 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciYESI MARINCE, S.IP., M.SI
YESI MARINCE, S.IP., M.SI Asas-Asas Pemikiran Aturan pokok logika disebut Asas berpikir. Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Asas ini bagi keseluruhan berpikir
Lebih terperinciModul Ilmu Mantiq/Logika. Dosen: Ahmad Taufiq MA
Modul Ilmu Mantiq/Logika Dosen: Ahmad Taufiq MA C. PROPOSISI Unsur Dasar Proposisi Proposisi kategorik adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan 2 term sebagai subjek dan predikat serta dapat
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Informatika STMIK Tasikmalaya
Materi Kuliah Logika Matematika Oleh: Dadang Mulyana Program Studi Teknik Informatika STMIK Tasikmalaya dadang mulyana 2013 1 Info Dosen Nama : Dadang Mulyana Alamat : Ciamis HP. :- E-mail tugas : dadangstmik@gmail.com
Lebih terperinciPERTEMUAN TAUTOLOGI, KONTRADIKSI, DAN CONTINGENT
PERTEMUAN 5 1.1 TAUTOLOGI, KONTRADIKSI, DAN CONTINGENT Tautologi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai benar (True) tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya,
Lebih terperinciLOGIKA MATEMATIKA LOGIKA. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom
LOGIKA MATEMATIKA LOGIKA Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Untuk menemukan suatu gagasan baru dari informasi dan gagasan yang telah ada, diperlukan proses berpikir. Proses ini dikenal
Lebih terperinciDian Wirdasari, S.Si.,M.Kom
IntelijensiBuatan Dian Wirdasari, S.Si.,M.Kom IntelijensiBuatan Materi-4 Representasi Pengetahuan-1 Dian Wirdasari, S.Si.,M.Kom Definisi: fakta atau kondisi sesuatu atau keadaan yg timbul karena suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka, negara Indonesia merupakan negara demokratis yang menjunjung
Lebih terperinciSilabus. Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS
Logika Informatika Silabus Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Silabus (2) Himpunan Relasi dan Fungsi Bagian Aljabar Boolean UAS Referensi Nolt, John, 1990, Schaum's Outline
Lebih terperinciRAGAM KESALAHAN BERPIKIR (FALLACY) D4 ANIMASI
RAGAM KESALAHAN BERPIKIR (FALLACY) D4 ANIMASI Falasi berasal dari fallacia atau falaccy dalam bahasa Yunani dan Latin yang berarti sesat pikir. Fallacy dalam bahasa Inggris berarti gagasan atau keyakinan
Lebih terperinciBENTUK SILOGISME S - M S - P
Dalil Silogisme berbeda dengan aksioma silogisme karena dalil harus dibuktikan berdasarkan aksioma sedangkan aksioma sendiri dijabarkan dari definisi silogisme. Dari penjelasan diatas, maka pembuktian
Lebih terperinciMETODA PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA
1 1 Program Studi Pend Matematika FKIP UM Ponorogo January 12, 2011 Jenis Pernyataan dalam Matematika Denisi (Denition) Kesepakatan mengenai pegertian suatu istilah. Teorema (Theorem) Pernyataan yang dapat
Lebih terperinciBAHASA DAN FUNGSINYA DALAM KOMUNIKASI
SAP 5 BAHASA DAN FUNGSINYA DALAM KOMUNIKASI Doni Koesoema A. POKOK-POKOK BAHASAN SAP 5 5.1 BAHASA: ALAT BERPIKIR DAN KOMUNIKASI 5.2 IDE, BAHASA DAN KENYATAAN 5.3 KENYATAAN SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF 5.4 FAKTA
Lebih terperinciSTMIK Banjarbaru LOGIKA PROPOSISIONAL. 9/24/2012 H. Fitriyadi & F. Soesianto
1 LOGIKA PROPOSISIONAL PENDAHULUAN STMIK Banjarbaru 2 Logika adalah pernyataan-pernyataan, yang berarti suatu kalimat yang memiliki arti tertentu dan memiliki nilai benar atau salah. Dilihat dari bentuk
Lebih terperinciSilabus. Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Himpunan Relasi & Fungsi Bagian Aljabar Boolean UAs
LOGIKA INFORMATIKA Silabus Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Himpunan Relasi & Fungsi Bagian Aljabar Boolean UAs Referensi Buku Teks. Edmund Burke and Eric Foxley, 1996
Lebih terperinciuntuk mempelajari matematika lebih lanjut. Untuk menunjang kemampuankemampuan tersebut diharapkan Anda dapat menguasai beberapa kompetensi khusus
ix S Tinjauan Mata Kuliah elamat bertemu, selamat belajar, dan selamat berdiskusi dalam mata kuliah Matematika Dasar 1. Mata kuliah PEMA4102/Matematika Dasar 1 dengan bobot 3 sks ini sering pula dinamakan
Lebih terperinciMoral Akhir Hidup Manusia
Modul ke: 07Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Katolik Moral Akhir Hidup Manusia Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Program Studi Psikologi Bagian Isi TINJAUAN MORAL KRISTIANI AKHIR HIDUP MANUSIA (HUKUMAN
Lebih terperinciVARIASI MODEL SILOGISME UNTUK PENGAMBILAN KESIMPULAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
98 VARIASI MODEL SILOGISME UNTUK PENGAMBILAN KESIMPULAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Elly s Mersina Mursidik Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP
Lebih terperinciHubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.
Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2 Simalingkar Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010. Verawaty R. Sitorus ABSTRAK
Lebih terperinciKOMPARASI PENGGUNAAN METODE TRUTH TABLE DAN PROOF BY FALSIFICATION DALAM PENENTUAN VALIDITAS ARGUMEN. Abstrak
Komparasi Penggunaan Metode Truth Table Dan Proof By Falsification Untuk Penentuan Validitas Argumen (Yani Prihati) KOMPARASI PENGGUNAAN METODE TRUTH TABLE DAN PROOF BY FALSIFICATION DALAM PENENTUAN VALIDITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh guru matematika, kesulitan siswa dalam menalar dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penalaran dan keberanian bertanya penting didalam proses pembelajaran matematika. yang diharapkan agar siswa dapat memahami pembelajaran yang disampaikan oleh
Lebih terperinciLATIHAN PRA UJIAN AKHIR SEMESTER DASAR DASAR LOGIKA. Pilih dan tulislah A, B, C, D atau E untuk jawaban-jawaban yang benar di bawah ini!
Pertemuan ke-14 LATIHAN PRA UJIAN AKHIR SEMESTER DASAR DASAR LOGIKA SOAL Pilih dan tulislah A, B, C, D atau E untuk jawaban-jawaban yang benar di bawah ini! Tidak ada harimau yang memakan anaknya sendiri.
Lebih terperinci