ANALISIS EKSPOR, KURS DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP NILAI PENDAPATAN DOMESTIK BRUTO INDONESIA TAHUN (Suatu Pendekatan Model VECM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS EKSPOR, KURS DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP NILAI PENDAPATAN DOMESTIK BRUTO INDONESIA TAHUN (Suatu Pendekatan Model VECM)"

Transkripsi

1 ANALISIS EKSPOR, KURS DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP NILAI PENDAPATAN DOMESTIK BRUTO INDONESIA TAHUN (Suatu Pendekatan Model VECM) Oleh : Prasetyo Ardi Nugroho Mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dosen Pembimbing : Agus Tri Basuki, SE., M.Si Abstrak Metode Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif melalui studi kepustakaan yang didukung oleh analisa kuantitatif yaitu dengan menggunakan model ekonometrika, yaitu VECM (Vector Error Correction Model). Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah program Eviews 7.2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterkaitan antara ekspor, kurs dan tingkat suku bunga terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) lewat uji kausalitas granger. Selanjutnya dibentuk model empiris VECM, untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam penelitian ini didaptkan bahwa terdapat keterkaitan antara Ekspor dan PDB. Selain itu, didapatkan hubungan dua arah antara PDB dengan Kurs, serta hubungan antara tingkat bunga dan kurs. Hubungan antara tingkat bunga dengan PDB bersifat negatif. Kenaikan suku bunga dikhawatirkan oleh para kreditur dan tingkat penjualan perumahan yang semakin menurun karena membuat pajak pinjaman modal dan kredit perumahan semakin meningkat, tanpa didukung dalam kelancaran produksi dan bisnis yang menunjang, akan berimbas pada kredit macet. Apabila terjadi secara luas, kredit macet akan berdampak pada perekonomian yang selanjutnya akan merembet pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Kata Kunci: Ekspor, Kurs, Tingkat Suku Bunga, Pendapatan Domestik Bruto, VECM. 1

2 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makroekonomi yang menjadi sasaran utama untuk dicapai pemerintah. Bila tercipta pertumbuhan ekonomi, mengindikasikan berbagai sisi kegiatan ekonomi mengalami peningkatan sehingga dicapai tingkat produksi dan aktivitas yang lebih tinggi. Jika terjadi pertumbuhan ekonomi optimal, berarti aktivitas perekonomian akan meningkat yang ditandai dengan kenaikan pemanfaatan sumber daya dan dana yang tersedia. Pertumbuhan ini merupakan cirri optimalisasi bagi fungsi kesejahteraan masyarakat (Wijono, 2005). Pada kurun waktu lima tahun terakhir, secara historis pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. Pada 2011 pertumbuhan ekonomi menjadi 6,46 persen merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi selama 10 tahun terkahir. Pertumbuhan turun menjadi 6,3 persen pada 2012 karena salah satu faktor penyebab adanya guncangan pada perekonomian dunia pada Pertumbuhan itu masih lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi dunia (3,3 persen) dan pertumbuhan eknomi Negaranegara berkembang yang mencapai 5,3 persen. Seterusnya pertumbuhan ekonokmi turun menjadi 5,73 persen dan 5,07 persen pada 2013 dan Sementara kinerja pertumbuhan ekonomi pada 2015 hanya berkisar 4,7 persen. Variabel-variabel ekonomi seringkali memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Perubahan atau guncangan terhadap satu variabel ekonomi akan berakibat pula terhadap perubahan variabel lainnya. Hubungan tersebut seringkali pula tidak merupakan hubungan searah saja, akan tetapi merupakan hubungan timbal balik (Supriana, (2004), Halwani, (2002), Edwar (2006), Achsani and Fauzi (2010). Keterkaitan antara variabel-variabel ekonomi, mengisyaratkan bahwa pemerintah harus jeli dalam mengatur dan mengamati perubahan varibel-variabel ekonomi untuk menjunjang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Ketika pertumbuhan ekonomi meningkat, harapanya kesejahteraan masyarakat juga terus meningkat dan dibarengi dengan pemerataan pendapatan serta pembangunan. Salah satu variabel ekonomi yang terus diupayakan agar berada dalam kondisi stabil adalah kurs (nilai tukar) rupiah. Kestabilan nilai tukar dirasakan amat penting karena akan dapat berkaitan dengan variabel makroekonomi lainnya. Ketika nilai tukar mengalami perubahan, baik menguat (apresiasi) atau melemah (apresiasi), maka kondisi ini secara teoritis akan dapat berdampak pada variabel ekonomi lainnya seperti impor, ekspor, inflasi dan lain sebagainya (Tambunan, 2012). Dalam perkembangannya saat ini, nilai tukar rupiah (kurs) mengalami gejolak yang cukup dinamis. Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat 2

3 sekitar mendekati angka Rp (empat belas ribu rupiah) per US$ 1. Sebagian ekonom berpendapat bahwa nilai tukar rupiah yang demikian bisa dimanfaatkan untuk mendorong ekspor, sementara sebagian lagi melihat bahwa keterpurukan nilai rupiah tersebut bisa berdampak kurang baik, karena dapat menambah membebani kinerja impor. Depresiasi nilai rupiah tersebut dapat berdampak negatif terhadap ekspor. Salah satu alasannya adalah bahwa depresiasi rupiah akan berimbas pada kenaikan biaya produksi bahan ekspor yang menggunakan komponen impor sebagai bagian dari input produksi. Disamping itu jika kondisi itu terus terjadi, cadangan devisa akan tergerus dan dapat menyebabkan pertumbuhan dan pembangunaan ekonomi terhambat. Jika nilai tukar rupiah terus terdepresiasi, kondisi ini dapat pula berpengaruh terhadap PDB. Berdasarkan survey literature, reatif banyak penelitian (Bakhromov (2011), Genc and Artar (2014), Choudhri and Hakura (2012),yang menunjukkan bahwa nilai tukar berkaitan langsung dengan ekspor,dan impor. Namun demikian, belum banyak penelitian yang melihat keterkaitan antara nilai tukar dengan PDB.Padahal nilai tukar juga akan berpengaruh terhadap PDB (Haryadi, 2014). Pada penelitian kali ini, kan melihat hubungan antara varibel-variabel ekonomi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Selain itu juga dapat mengetahui arah kausalitas antara varibel- variabel ekonomi (eskpor, kurs dan bunga). Penilian akan menggunkan data dalam rentang waktu 43 tahun untuk mengetahui dampak-dampak serta hubunngan antara varibel-variabel makroekonomi. TINJAUAN PUSTAKA Secara teoritis, nilai tukar dipengaruhi oleh empat faktor yakni suku bunga, tingkat inflasi, jumlah uang beredar, dan neraca pembayaran. Achsani and Fauzi, (2010) menyebutkan bahwa tiga faktor pertama yakni suku bunga, tingkat inflasi, dan jumlah uang beredar merupakan faktor-faktor yang sangat penting sebagai determinan nilai tukar. Dilain pihak neraca pembayaran merupakan faktor yang cukup kompleks mengingat cukup banyak faktor lain yang mempengaruhinya (Noor, 2011) Hubungan antara nilai tukar dan ekspor pernah diteliti oleh Mousafi dan Leelavathi (2013). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara nilai tukar dan ekspor, baik dalam hubungan searah maupun hubungan timbal balik. 3

4 Dalam teori ekonomi makro (macroeconomic theory), hubungan antara ekspor dengan tingkat pertumbuhan ekonomi atau pendapatan nasional merupakan suatu persamaan identitas karena ekspor merupakan bagian dari tingkat pendapatan nasional (Oiconita, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Aliman dan A. Budi Purnomo (2001) mengenai kausalitas antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi adalah terjadi kausalitas satu arah, dari tingkat pendapatan nasional riil ke tingkat ekspor riil selama periode penelitian. Dengan demikian mendukung hipotesis bahwa pertumbuhan ekonomi dalam negeri merupakan penggerak bagi ekspor (internally generated export). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Badikenita (2008) dengan judul analisis kausalitas antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN tahun , memberikan kesimpulan bahwa di negara Indonesia dan Malaysia terjadi pertumbuhan ekonomi mempengaruhi ekspor, sedangkan di negara Thailand dan Philipina terjadi ekspor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, di negara Singapura tidak terdapat kausalitas antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode analisa deskriptif melalui studi kepustakaan yang didukung oleh analisa kuantitatif yaitu dengan menggunakan model ekonometrika, yaitu VECM (Vector Error Correction Model). Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah program Eviews 7.2. Sebagian besar studi empiris terkini yang mengkaji transmisi kebijakan moneter menggunakan VAR dan VECM (Fung, 2002; Warjio dan Agung, 2002 dalam Amaluddin, 2005). Hal ini terkait dengan dua hal, yaitu : a Keunggulan model VAR dan VECM yang hanya menuntut sedikit landasan teori (atheoritic) karena data menspesifikasikan struktur dinamis model. (Pindyck dan Rubinfeld, 1998; Warjio dan Agung, 2002; dan Julaihah dan Insukindro, 2004 dalam Amaluddin, 2005). b Ketidakjelasan mekanisme transmisi moneter yang oleh para ekonom seringkali dianggap sebagai black box. (Bernanke dan Gertler, 1995 dan Wijoyo Agung, 2002 dalam Amaluddin, 2005) 4

5 a. Uji Stasioneritas Data Data ekonomi time series pada umumnya bersifat stokastik (memiliki trend yang tidak stasioner/data tersebut memiliki akar unit). Jika data memiliki akar unit, maka nilainya akan cenderung berfluktuasi tidak di sekitar nilai rata-ratanya sehingga menyulitkan dalam mengestimasi suatu model. (Rusydiana, 2009). Uji Akar Unit merupakan salah satu konsep yang akhir-akhir ini makin popular dipakai untuk menguji kestasioneran data time series. Uji ini dikembangkan oleh Dickey dan Fuller, dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller Test (ADF). Uji stasioneritas yang akan digunakan adalah uji ADF (Augmented Dickey Fuller) dengan menggunakan taraf nyata 5%. b. Uji Panjang Lag Optimal Estimasi VAR sangat peka terhadap panjang lag yang digunakan. Penentuan jumlah lag (ordo) yang akan digunakan dalam model VAR dapat ditentukan berdasarkan kriteria Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Information Criterion (SC) ataupun Hannan Quinnon (HQ). Selain itu pengujian panjang lag optimal sangat berguna untuk menghilangkan masalah autokorelasi dalam sistem VAR, sehingga dengan digunakannya lag optimal diharapkan tidak lagi muncul masalah autokorelasi. (Nugroho, 2009). c. Uji Stabilitas Model VAR Stabilitas VAR perlu diuji terlebih dahulu sebelum melakukan analisis lebih jauh, karena jika hasil estimasi VAR yang akan dikombinasikan dengan model koreksi kesalahan tidak stabil, maka Impulse Response Function dan Variance Decomposition menjadi tidak valid (Setiawan, 2007 dalam Rusydiana, 2009). d. Uji Kointegrasi Jika fenomena stasioneritas berada pada tingkat first difference atau I(1), maka perlu dilakukan pengujian untuk melihat kemungkinan terjadinya kointegrasi. Konsep kointegrasi pada dasarnya untuk melihat keseimbangan jangka panjang di antara variabel-variabel yang diobservasi. Terkadang suatu data yang secara individu tidak stasioner, namun ketika dihubungkan secara linier data tersebut menjadi stasioner. Hal ini yang kemudian disebut bahwa data tersebut terkointegrasi. (Rusydiana, 2009) Metode yang dapat digunakan dalam menguji keberadaan kointegrasi ini adalah metode Johansen Cointegration. 5

6 e. Analisis Kausalitas Granger Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel endogen dapat diperlakukan sebagai variabel eksogen. Hal ini bermula dari ketidaktahuan keterpengaruhan antar variabel. Jika ada dua variabel y dan z, maka apakah y menyebabkan z atau z menyebabkan y atau berlaku keduanya atau tidak ada hubungan keduanya. Variabel y menyebabkan variabel z artinya berapa banyak nilai z pada periode sekarang dapat dijelaskan oleh nilai z pada periode sebelumnya dan nilai y pada periode sebelumnya. f. Model Empiris VAR/VECM Setelah diketahui adanya kointegrasi maka proses uji selanjutnya dilakukan dengan menggunakan metode error correction. Jika ada perbedaan derajat integrasi antarvariabel uji, pengujian dilakukan secara bersamaan (jointly) antara persamaan jangka panjang dengan persamaan error correction, setelah diketahui bahwa dalam variabel terjadi kointegrasi. Perbedaan derajat integrasi untuk variabel yang terkointegrasi disebut Lee dan Granger (Hasanah, 2007 dalam Rusydiana, 2009) sebagai multicointegration. Namun jika tidak ditemui fenomena kointegrasi, maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan variabel first difference. (Rusydiana, 2009) VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner namun terkointegrasi. VECM sering disebut sebagai desain VAR bagi series nonstasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Spesifikasi VECM merestriksi hubungan jangka panjang variabel-variabel endogen agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasinya, namun tetap membiarkan keberadaan dinamisasi jangka pendek. (Departemen Keuangan,2008). g. Analisis Impuls Response Function Analisis IRF adalah metode yang digunakan untuk menentukan respon suatu variabel endogen terhadap guncangan (shock) variabel tertentu. IRF juga digunakan untuk melihat guncangan dari satu variabel lain dan berapa lama pengaruh tersebut terjadi. (Nugroho, 2009) Melalui IRF, respon sebuah perubaha independen sebesar satu standar deviasi dapat ditinjau. IRF menelusuri dampak gangguan sebesar satu standar kesalahan (standard error) sebagai inovasi pada sesuatu variabel endogen terhadap variabel endogen yang lain. Suatu inovasi pada satu variabel, secara langsung akan berdampak 6

7 pada variabel yang bersangkutan, kemudian dilanjutkan ke semua variabel endogen yang lain melalui struktur dinamik dari VAR. (Nugroho, 2009) h. Analisis Variance Decomposition Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) atau dekomposisi ragam kesalahan peramalan menguraikan inovasi pada suatu variabel terhadap komponenkomponen variabel yang lain dalam VAR. Informasi yang disampaikan dalam FEVD adalah proporsi pergerakan secara berurutan yang diakibatkan oleh guncangan sendiri dan variabel lain. (Nugroho, 2009) ANALISIS DAN PEMBAHASAN a. Hasil Uji Stasioneritas Data Dalam pengujian menggunakan software eviews, panduan yang diambil adalah jika nilai ADF lebih besar dari nilai kritis, maka menerima Ho yang berarti terdapat akar unit dan tidak stasioner sebaliknya jika nilai ADF lebih kecil dari nilai kritis (5%), maka menolak Ho yang berarti tidak ada akar unit dan stasioner. Tabel 1. Uji Stasionieritas Uji Akar Unit Variabel Level 1 st Difference ADF Prob ADF Prob PDB EKSPOR KURS BUNGA Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.2 Dari hasil uji stasioneritas berdasarkan uji Dickey-Fuller diperoleh data yang belum stasioner pada data level atau integrasi derajal nol, I (0), maka syarat stasioneritas model ekonomi runtut waktu dapat diperoleh dengan cara differencing data, yaitu mengurangi data tersebut dengan data periode sebelumnya. Dengan demikian melalui differencing pertama (first difference) diperoleh data selisih atau deltanya ( ). Setelah mengetahui bahwa data tidak stasioner pada tingkat level, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji akar pada tingkat 1 st Difference. Dan dari hasil uji akar unit maka seluruh variabel lolos uji akar unit pada tingkat 1st Difference atau stasioner pada 1 st Difference. 7

8 b. Hasil Uji Panjang Lag Optimal Tabel 2. Uji Panjang Lag VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: D(PDB) D(EKSPOR) D(KURS) D(BUNGA) Exogenous variables: C Date: 01/04/16 Time: 21:44 Sample: Included observations: 40 Lag LogL LR FPE AIC SC HQ NA 2.35e e * * * 7.52e+41* * e * indicates lag order selected by the criterion LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) FPE: Final prediction error AIC: Akaike information criterion SC: Schwarz information criterion HQ: Hannan-Quinn information criterion Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.2 Terdapat 5 (lima) kretiria yang menjadi pertimbangan untuk menentukan panjang lag yakni LR model (LR), Final prediction error (FPE), Akaike Information Criterion (AIC), Swachrz information criterion (SC), dan Hannan-Quinn information Criterion (HQ). Penentuan lag yang dipilih ditentukan berdasarkan lag yang paling banyak memiliki tanda bintang. Jika uji panjang lag menunjukkan bahwa sebagian besar tanda bintang berada pada lag yang sama, maka panjang lag berada pada lag tersebut. Berdasarkan uji panjang lag pada Tabel 2 (VAR Order Selection Lag creteria), maka panjang lag maksimum adalah 2 mengingat tanda bintang berada pada lag 2, baik untuk kriteria LR (sequential modified LR test statistic (each test at 5% level), Final Predition Error (FPE), maupun Schwarz information criterion (SC). Dua kriteria yang berbeda yakni 3 masing masing adalah AIC d an HQ merekomendasikan bahwa optimum lag berada pada lag 3. Berdasarkan hasil uji panjang lag secara keseluruhan, maka karena sebagian besar kriteria menunjukkan optimum lag adalah 2, maka dalam penelitian ini lag yang digunakan adalah 2. 8

9 c. Hasil Uji Stabilitas Model VAR Untuk menguji stabil atau tidaknya estimasi VAR yang telah dibentuk maka dilakukan pengecekan kondisi VAR Stability berupa roots of characteristic polynominal. Suatu sistem VAR dikatakan stabil apabila seluruh roots-nya memiliki modulus lebih kecil dari satu (Gudjarati, 2003 dalam Rusydiana, 2009). Berikut ini hasil uji stabilitas VAR yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Uji Stabilitas VAR Roots of Characteristic Polynomial Endogenous variables: D(PDB) D(EKSPOR) D(KURS) D(BUNGA) Exogenous variables: C Lag specification: 1 2 Date: 01/04/16 Time: 21:46 Root Modulus i i i i i i No root lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition. Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.2 Berdasarkan hasil uji stabilitas model VAR, model VAR yang dibentuk sudah stabil pada lag optimalnya, yaitu lag 1. Jadi, estimasi VAR yang akan digunakan untuk analisis IRF dan VD stabil dan valid. d. Hasil Uji Kointegrasi Dalam uji Johansen, penentuan kointegrasi dilihat dari nilai trace statistic dan max eigen statistic setelah didahului dengan mencari panjang lag yang akan diketahui. Nilai trace statistic dan max eigen statistic yang melebihi nilai kritisnya mengindikasikan bahwa terdapat kointegrasi dalam model yang digunakan. 9

10 Date: 01/04/16 Time: 21:47 Sample (adjusted): Included observations: 40 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend Series: D(PDB) D(EKSPOR) D(KURS) D(BUNGA) Lags interval (in first differences): 1 to 2 Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Tabel 4. Uji Kointegrasi Johansen Hypothesized Trace 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * At most At most At most Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * At most At most At most Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.2 Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa nilai trace statistic dan maximum eigenvalue pada r = 0 lebih besar dari critical value dengan tingkat signifikansi 1% dan 5%. Hal ini berarti hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada kointegrasi ditolak dan hipotesis alternativ yang menyatakan bahwa ada kointegrasi diterima. Berdasarkan analisis ekonometrik diatas dapat dilihat bahwa diantara kelima variabel dalam penelitian ini, terdapat dua kointegrasi pada tingkat signifikansi 1% dan 5%. Dengan demikian, dari uji kointegrasi mengindikasikan bahwa diantara pergerakan PDB EKSPOR KURS dan BUNGA memiliki hubungan stabilitas atau keseimbangan dan kesamaan pergerakan dalam jangka panjang. Dengan kalimat lain, dalam setiap 10

11 periode jangka pendek, seluruh variabel cenderung saling menyesuaikan untuk mencapai ekuilibrium jangka panjangnya. e. Hasil Analisis Kausalitas Granger Uji Kausalitas Granger antarvariabel penelitian dimaksudkan untuk mengetahui dan membuktikan arah hubungan jangka pendek antarvariabel (Wisarjono, 2007:244 dalam Natsir) dan (Hirawan, 2007 dalam Natsir, 2008). Dalam pengujian Kausalitas Granger, jika nilai probabilitas kurang dari lima persen, artinya variabel tersebut mempunyai hubungan kausalitas. Pairwise Granger Causality Tests Date: 01/04/16 Time: 21:49 Sample: Lags: 2 Tabel 5. Uji Kausalitas Granger Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. EKSPOR does not Granger Cause PDB PDB does not Granger Cause EKSPOR KURS does not Granger Cause PDB PDB does not Granger Cause KURS BUNGA does not Granger Cause PDB PDB does not Granger Cause BUNGA KURS does not Granger Cause EKSPOR EKSPOR does not Granger Cause KURS BUNGA does not Granger Cause EKSPOR EKSPOR does not Granger Cause BUNGA BUNGA does not Granger Cause KURS KURS does not Granger Cause BUNGA Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.2 Dari hasil yang diperoleh diatas, diketahui bahwa yang memiliki hubungan kausalitas adalah yang memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil dari pada alpha 0,05 sehingga nanti Ho akan ditolak yang berarti suatu variabel akan mempengaruhi variabel lain. Dari pengujian granger diatas, kita mengetahui hubungan timbal balik atau kausalitas senagai berikut : Variabel PDB secara statistik tidak signifikan mempengaruhi EKSPOR dan sementaa variabel EKSPOR secara statistik signifikan mempengaruhi variabel PDB 11

12 yang dibuktikan dengan nilai probabilitasnya (Prob) kurang dari 0,05 yaitu Sehingga disimpulkan bahwaterjadi kausalitas searah antara variabel PDB dan EKSPOR. Variabel PDB secara statistik signifikan mempengaruhi KURS (Prob= ) sehingga kita menolak hipotesis nol, sedangkan KURS secara statistik signifikan mempengaruhi PDB (Prob =0.0221) sehingga kita menolak hipoesis nol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terjadi kausalitas dua arah antara variabel PDB dan KURS. Variabel BUNGA secara statistik signifikan mempengaruhi KURS (Prob =0.0114) sehingga kita menolak hipotesis nol sedangkan KURS secara statistic tidak signifikan mempengaruhi BUNGA (Prob=0.0553) sehingga kita menerima hipotesis nol. Dengan demikian, disimpulkan bahwa terjadi kausalitas searah antara variabel BUNGA dan KURS. f. Model Empiris VECM Setelah didapati hubungan kointegrasi pada variabel penelitian, maka tahap selanjutnya adalah membentuk model VECM. VECM menunjukkan hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, variabel-variabel dalam penelitian akan cenderung beradaptasi dengan variabel lainnya membentuk keseimbangan jangka panjang. Vector Error Correction Estimates Date: 01/04/16 Time: 21:52 Sample (adjusted): Included observations: 41 after adjustments Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ] Tabel 6. Model VECM Cointegrating Eq: CointEq1 PDB(-1) EKSPOR(-1) ( ) [ ] KURS(-1) ( ) [ ] BUNGA(-1) ( ) [ ] 12

13 C -1.06E+09 Error Correction: D(PDB) D(EKSPOR) D(KURS) D(BUNGA) CointEq E E-09 ( ) ( ) (5.9E-07) (3.3E-09) [ ] [ ] [ ] [ ] D(PDB(-1)) E E-08 ( ) ( ) (5.3E-06) (3.0E-08) [ ] [ ] [ ] [ ] D(PDB(-2)) E E-08 ( ) ( ) (5.4E-06) (3.0E-08) [ ] [ ] [ ] [ ] D(EKSPOR(-1)) E E-11 ( ) ( ) (2.7E-08) (1.5E-10) [ ] [ ] [ ] [ ] D(EKSPOR(-2)) E E-11 ( ) ( ) (2.5E-08) (1.4E-10) [ ] [ ] [ ] [ ] D(KURS(-1)) ( ) ( ) ( ) ( ) [ ] [ ] [ ] [ ] D(KURS(-2)) ( ) ( ) ( ) ( ) [ ] [ ] [ ] [ ] D(BUNGA(-1)) E ( ) (3.2E+08) ( ) ( ) [ ] [ ] [ ] [ ] D(BUNGA(-2)) ( ) (2.9E+08) ( ) ( ) [ ] [ ] [ ] [ ] C E (2.8E+07) (3.7E+09) ( ) ( ) [ ] [ ] [ ] [ ] R-squared Adj. R-squared Sum sq. resids 6.36E E S.E. equation E F-statistic Log likelihood Akaike AIC Schwarz SC Mean dependent E S.D. dependent E

14 Determinant resid covariance (dof adj.) 1.55E+41 Determinant resid covariance 5.08E+40 Log likelihood Akaike information criterion Schwarz criterion Sumber : Hasil Olahan Eviews 7.2 Tabel 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai PDB Pada Jangka Pendek Variabel Koefisien T statistik CointEq [ ] D(PDB(-1)) [ ] D(PDB(-2)) [ ] D(EKSPOR(-1)) [ ] D(EKSPOR(-2)) [ ] D(KURS(-1)) [ ] D(KURS(-2)) [ ] D(BUNGA(-1)) [ ] D(BUNGA(-2)) [ ] C [ ] Berdasarkan hasil yang disajikan pada tabel, pada jangka pendek terdapat empat variabel signifikan pada taraf nyata lima persen. Variabel yang signifikan pada taraf lima persen adalah Kurs pada lag 1 dan Bunga pada lag 2. Hasil estimasi jangka pendek menunjukkan bahwa variabel Kurs pada lag ke 1 berpengaruh positif, pada taraf nyata lima persen sebesar Artinya jika terjadi kenaikan Kurs sebesar 1 persen pada satu tahun sebelumnya, maka akan menurunkan PDB sebesar 3.01 pada tahun sekarang. Sementara itu, Kurs pada lag ke 1 berpengaruh positif, pada taraf nyata lima persen sebesar Artinya jika terjadi kenaikan pendapatan Bunga pada 2 tahun sebelumnya maka akan menurunkan PDB sebesar 4.4 persen pada tahun sekarang. Tabel 8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai PDB Pada Jangka Panjang Variabel Koefisien T statistik EKSPOR(-1) [ ] KURS(-1) [ ] BUNGA(-1) [ ] 14

15 Pada jangka panjang, variabel Ekspor dan kurs signifikan pada taraf nyata lima persen yang mempengaruhi PDB. variabel Ekspor mempunyai pengaruh positif terhadap PDB yaitu sebesar Artinya jika terjadi kenaikan Ekspor maka akan menyebabkan PDB naik sebesar persen. Variabel KURS mempunyai pengaruh negatif terhadap PDB yaitu sebesar Artinya jika terjadi kenaikan KURS maka akan menyebabkan PDB turun sebesar persen. g. Hasil Analisis Impuls Response Function (IRF) Impulse Response Function (IRF) dapat memberikan gambaran respon dari suatu variabel di masa yang akan datang terhadap gangguan atau kejutan (shock) variabel lain. Dengan demikian, lama pengaruh dari shock suatu variabel terhadap variabel lain sampai pengaruhnya hilang atau kembali ke titik keseimbangan dapat dilihat atau diketahui. Hasil uji IRF ini memperlihatkan seberapa cepat waktu yang dibutuhkan suatu variabel merespon perubahan variabel lainnya. Panel 1 : Pada gambar ini diuraikan mengenai analisis hubungan antara PDB terhadap shock variabel Ekspor. Bahwa variabel PDB baru mulai merespon perubahan/shock yang terjadi pada pada periode pertama. PDB merespon Shock dari Ekspor berjalan relatif stabil sampai pada lag ke 2 meskipun trend cenderung positif. PDB mulai mengalami peningkatan mulai pada lag ke 3 dan relatif konstan/permanen pada periode selanjutnya. 15

16 Panel 2: Pada gambar ini menunjukkan bahwa respon PDB terhadap Kurs adalah negatif. variabel PDB baru mulai merespon perubahan/shock yang terjadi pada pada periode pertama. Respon ini semakin melebar seiring dengan bertambhanya waktu dan relatif konstan/permanen pada periode selanjutnya. Respon ini disebabkan karen pengaruh yang negative antara kurs dengan PDB. Hal itu disebabkan karena semakin tinggi kurs(depresiasi) akan semakin memberat kenerja impor, karena alokasi cadangan devisa semakin banyak yang digunkan untuk membiayai impor, sehingga PDB mengalami penurunan. h. Hasil Analisis VD Setelah menganalisis perilaku dinamis melalui impulse response, selanjutnya akan dilihat karakteristik model melalui variance decomposition. Pada bagian ini dianalisis bagaimana varian dari suatu variabel ditentukan oleh peran dari variabel lainnya maupun peran dari dirinya sendiri. Variance decomposition digunakan untuk menyusun forecast error variance suatu variabel, yaitu seberapa besar perbedaan antara variance sebelum dan sesudah shock, baik shock yang berasal dari diri sendiri maupun shock dari variabel lain untuk melihat pengaruh relatif variabel-variabel penelitian terhadap variabel lainnya. Prosedur variance decomposition yaitu dengan mengukur persentase kejutan-kejutan atas masing-masing variabel. 16

17 Tabel 9. Variance Decompotision Variance Decomposition of PDB: Period S.E. PDB EKSPOR KURS BUNGA E E E E E E E E Variance Decomposition of EKSPOR: Period S.E. PDB EKSPOR KURS BUNGA E E E E E E E E E E Variance Decomposition of KURS: Period S.E. PDB EKSPOR KURS BUNGA Variance Decomposition of BUNGA: Period S.E. PDB EKSPOR KURS BUNGA

18 Cholesky Ordering: PDB EKSPOR KURS BUNGA Sumber: Hasil Olahan Eviews 7.2 Pada periode pertama forecast error variance PDB ditentukan oleh variabel PDB itu sendiri. Varibel lainnya tidak begitu signifikan mempengaruhi. Sampai pada periode 10, kontribusi variabel lain dalam menyusun PDB sebesar 5.9 persen dari Ekspor, 16.8 persen dari Kurs dan 6.3 persen dari Bunga. Pada periode pertama forecast error variance Ekspor ditentukan oleh 0.54 persen dari PDB dan persen dari Ekspor itu sendiri. Sampai pada periode 10, kontribusi dalam menyusun Ekspor sebesar 3.25 persen dari PDB, 84.9 persen dari Ekspor, 7.79 dari Kurs dan 4.0 persen dari Bunga. Sementara itu pada periode pertama forecast error variance Kurs ditentukan oleh persen PDB, 3.05 persen Ekspor dan dari Kurs itu sendiri. Selanjutya pada periode pertama forecast error variance Bunga, komposisinya ditentukan oleh persen PDB, 3.10 persen Ekspor, 0.63 persen Kurs dan persen dari Bunga itu sendiri. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian sebagaimana diuraikan dalam babbab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat keterkaitan antara Ekspor dan PDB. Dalam teori ekonomi makro (macroeconomic theory), hubungan antara ekspor dengan tingkat pertumbuhan ekonomi atau pendapatan nasional (PDB) merupakan suatu persamaan identitas karena ekspor merupakan bagian dari tingkat pendapatan nasional. 2. Terdapat hubungan dua arah antara PDB dengan Kurs. Ketika nilai tukar (Kurs) mengalami perubahan, baik menguat (apresiasi) atau melemah (apresiasi), maka kondisi ini secara teoritis akan dapat berdampak pada variabel ekonomi lainnya seperti impor, ekspor, inflasi dan lain sebagainya. Sementara itu, hubungan yang terjadi antara kurs dan PDB dalam jangka 18

19 Saran panjang akan berhubungan negatif. Hal itu disebabkan karena apabila kurs mengalami peningkatan (Depresiasi) dalam jangka panjang akan memperberat cadangan devisa Negara yang digunakan untuk membiayai impor. Terlebih pada Negara berkembang yang masih mengandalkan input bahan baku impor. Sehinga secara tidak langsung akan berdampak pada pendapatan domestik bruto. 3. Terdapat hubungan antara tingkat bunga dan kurs. Tingkat bunga menentukan nilai tambah mata uang suatu negara. Semakin tinggi suku bunga suatu mata uang, akan semakin tinggi pula permintaan akan mata uang negara tersebut. Tingkat bunga diatur oleh bank sentral, dan jika dalam jangka panjang bank sentral selalu menaikkan suku bunga maka trend nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara lain akan cenderung naik. 4. Terdapat hubungan yang negatif antara tingkat bunga dengan PDB. Seyogyanya kedua variabel tersebut berhubungan positif. Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank Sentral, maka akan direspon oleh para pelaku pasar dan para penanam modal untuk memanfaatkan moment tersebut guna meningkatkan produksi dan menanamkan investasinya. Seiring dengan itu, akan berdampak juga pada jumlah produksi yang bertambah dan tenaga kerja yang juga akan semakin bertambah. Akibatnya ekspor bertambah dan jumlah pengangguran menurun, sehingga devisa yang masuk ke negara tersebut semakin menguatkan dollar terhadap mata uang lain. Kesemuanya akan berdampak pada peningkatan PDB. Tetapi dari penelitian yang dilakukan penulis, terdapat hubungan negatif antar tingkat bunga dan PDB. Jika dikaji secara mendalam, peristiwa itu bisa terjadi lewat jalur sektor keuangan. Kenaikan suku bunga sangatlah dikhawatirkan oleh para kreditur dan tingkat penjualan perumahan yang semakin menurun karena membuat pajak pinjaman modal dan kredit perumahan semakin meningkat, tanpa didukung dalam kelancaran produksi dan bisnis yang menunjang, akan berimbas pada kredit macet. Apabila terjadi secara luas, kredit macet akan berdampak pada perekonomian yang selanjutnya akan merembet pada pendapatan domestik bruto (PDB). 1. Sebaiknya penelitian berikutnya menggunakan variabel lain yang mempengaruhi Pendapatan Domestik Bruto. 2. Memberbanyak objek yang menjadi kajian penelitian, tidak hanya lingkup nasional, harapnya penelitian berikutnya dapat mengakat kajian ekonomi daerah, agar dapat mengetahui perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Domestik Regional Bruto. 19

20 3. Penelitian berikutnya sebaiknya menggunkan data panel beberapa Negara atau daerah guna dapat membandingkan faktor-fakor yang mempengaruhi kontribusi terhadap perubahan Pendapatan Domestik Bruto atau Pendapatan Domestik Regional Bruto. 20

21 DAFTAR PUSTAKA Agus Tri Basuki dan Nano Prawoto, 2016, Analisis Regresi dalam Penelitian ekonomi dan Bisnis (dilengkapi Aplikasi SPSS dan Eviews), Cetakan pertama, edisi pertama, PT Rajawali Pers, Jakarta. Achsani, N.A., and Fauzi, A.J The Relationship between Inflation and Real Exchange Rate: Comparative Study between ASEAN+3, The EU and North America. European Journal of Economics Financ e and Administrative Sciences, 19: Aliman, dan A. Budi Purnomo Kausalitas Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 16, No. 2, pp Amaluddin, Friady Efektivitas Transmisi Kebijakan Moneter antara Bank Syariah dan Bank Konvensional. Skripsi pada Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Universitas Indonesia. Badikenita Analisis Kausalitas Antara Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Negara Negara Asean. Tesis Dipublikasikan. Ekonomi Pembangunan. Universitas Sumatera Utara. Bakhromov, N The Exchange Rate Volatility and the Trade Balance: Case of Uzbekistan,.Jouurnal of Applied Economics and Business Research. Vol.3 (1).pp Choudhri and Hakura, 2012.The Exchange Rates Pass Trough to Import and Export Prices: The Role of Nominal Rigidities and Currency Choice. IMF Working Paper.pp Departemen Keuangan RI Analisis Hubungan Kointegrasi dan Kausalitas serta Hubungan Dinamis antara Aliran Modal Asing, Perubahan Nilai Tukar dan Pergerakan IHSG di Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan RI. Edwar,M.S Public opinion regarding Economics and Cultural Globalization: Evidence from a Cross National Survey. Review of International Political Economy, 13 (4). Pp Halwani, R.H. Ekonomi Internasional dan globalisasi ekonomi. Ghalia Indonesia: Jakarta. 21

22 Hariyadi. Respon Ekspor Terhadap Nilai Tukar, Pdbdan Impor Indonesia : Suatu Pendekatan Vector Error Correction Model. Jurnal Paradigma Ekonomika. Vol.9, No.2, Oktober Mousavi, S and Leelavathi D.S Agriculture Export and Exchange Rates in India: The Gralnger C ausality Approach. International Journal of Scientific and Research Publications, Vol 3(2), February Natsir, M Analisis Empiris Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia melalui Jalur Nilai Tukar Periode 1990:2-2007:1. Unhalu Kendari. Noor, Z.Z Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar terhadap Nilai Tukar. Trikonomika. Vol.10(2). Pp , Desember. Nugroho, Ris Yuwono Yudo Analisis Faktor-faktor Penentu Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia : Aplikasi Model Vector Error Correction. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Rusydiana, Aam Slamet. (2009). Mekanisme Transmisi Syariah pada Sistem Moneter Ganda di Indonesia. Bank Indonesia: Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, April p Supriana, T Dampak Guncangan Struktual Terhadap Fluktuasi Ekonomimakro Indonesia: Suatu Kajian Business Cycle Dari Sisi Permintaan. Tambunan, T Trade respon to economic shocks in Indonesia. Journal of Business Management and Economics, Vol 8 (3) August. Oiconita, Naomi Analisis Ekspor dan Output Nasional Di Indonesia : Periode , Kajian Tentang Kausalitas dan Kointegrasi. Tesis Dipublikasikan, Ilmu Ekonomi, Universitas Indonesia. Wijono, W.W Mengungkap sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir. Jurnal manajemen dan fiskal, 5(2), Jakarta. 22

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penjualan dan Pasokan Bulan January 2005 2006 2007 Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan 293.57 291.82 325.64 546.955 359.88 762.063 February 297.05 291.82 341.45

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif Data 1. Analisis Bank Indonesia Rate Bank Indonesia rate atau yang disebut dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) merupakan kebijakan moneter (keuangan) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

1 analisis regresi dengan pendekatan VECM

1 analisis regresi dengan pendekatan VECM 1 analisis regresi dengan pendekatan VECM BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VECM 10. Pengertian VECM VECM (atau Vector Error Correction Model) merupakan metode turunan dari VAR.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI BAHAN AJAR APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI MODEL VAR Pengertian VAR AGUS TRI BASUKI Dosen Fakultas Ekonomi Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat p-issn 1979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 2016: 119-132 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/media_statistika KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 70 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stasioner Data / Uji Akar (Unit Root Test) Suatu data atau variabel dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata dan memiliki varians yang konstan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1%

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1% BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Stasioneritas Data Data yang akan digunakan untuk estimasi VAR perlu dilakukan uji stasioneritasnya terlebih dahulu. Suatu data dikatakan stasioner jika nilai rata-rata

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah Perkembangan sistem ekonomi syariah di Indonesia terlihat semakin pesat. Fenomena perbankan syariah di Indonesia dimulai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 59 V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 5.1 Pengujian Asumsi Time Series 5.1.1 Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR

BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR 1 regresi model VAR BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR 9.1 Pengertian VAR Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode time series yang sering digunakan dalam penelitian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

ANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA

ANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA ANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA MASTA SEMBIRING Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL ANALISIS Pengujian vektor autoregresi pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi perangkat lunak Eviews versi 6 yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Quantitative

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi 53 BAB 1V 4.1 Diskripsi Data Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 1995-2014 dengan model error correction

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Mercu Buana dengan data yang diambil adalah harga penutupan dari tahun 2009-2015, untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA 81 BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA Pembahasan pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil regresi yang dimulai dari tahap awal hingga terakhir, sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana penerapan model

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sumber Data Keselurahan data yang diterima sebelumnya belum mengindikasikan dinamika perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. menguji data yang bersifat time series agar terhindar dari spurious regression. Jika nilai t-

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. menguji data yang bersifat time series agar terhindar dari spurious regression. Jika nilai t- BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Unit Root Test Uji akar unit atau disebut juga dengan uji akar stasioner yang digunakan untuk menguji data yang bersifat time series agar terhindar dari spurious

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dapat diperoleh dari pasar uang atau bisa juga dari pasar valas.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dapat diperoleh dari pasar uang atau bisa juga dari pasar valas. 38 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Dalam perdagangan internasional kegiatan mengimpor barang dari suatu Negara ke Negara lain yang dilakukan para importir tidak mungkin membayarnya

Lebih terperinci

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Energi XYZ Semula pengusahaan gas XYZ di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang berdiri pada tahun 1859. Pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif dengan hubungan kausal dimana terdapat variabel bebas dan terikat.dilihat dari data yang diperoleh,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap data yang meliputi pemilihan model dengan membandingkan antara model linear dan model logarima, pengujian kausalitas,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kuantitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah pengeluaran riil pemerintah (G t ), PBD riil (Y t ), konsumsi (CC t ), investasi (I t ), Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perkembangan APBN, (Rp triliun)

Lampiran 1. Perkembangan APBN, (Rp triliun) LAMPIRAN Lampiran 1. Perkembangan APBN, 000 009 (Rp triliun) Uraian 000 001 00 APBN APBN-P Real APBN APBN-P Real APBN APBN-P Real A. Pendapatan Negara dan Hibah 15.9 194.1 05.3 63. 99.9 301.1 301.9 305.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu (timeseries) bulanan dari periode 2008:04 2013:12 yang diperoleh dari laporan Bank

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif deskripstif merupakan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA Lianti, T. Mustaqim 1) Elsha Nora 2) 1,2) Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe 3) Alumni Politeknik Negeri Lhokseumawe Abstract:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI 3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1 Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Produksi padi Indonesia meskipun mengalami fluktuasi namun masih menunjukkan pertumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara pasar modal Amerika (DJIA), Jepang (N225) dan Cina (SCI) terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara pasar modal Amerika (DJIA), Jepang (N225) dan Cina (SCI) terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa integrasi yang terjadi antara pasar modal Amerika (DJIA), Jepang (N225) dan Cina (SCI) terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR (KURS) DI INDONESIA PERIODE

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR (KURS) DI INDONESIA PERIODE ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR (KURS) DI INDONESIA PERIODE 1984-213 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonometrika II Dosen Pembimbing : Drs. Agus Tri Basuki, SE, M.Si Disusun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR PEMBIAYAAN DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA DENGAN METODE VAR/VECM

ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR PEMBIAYAAN DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA DENGAN METODE VAR/VECM ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR PEMBIAYAAN DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA DENGAN METODE VAR/VECM Dini Hasanah Program Studi D4-Keuangan Syariah Abstract This study used VAR/VECM method

Lebih terperinci

HUBUNGAN DINAMIS CADANGAN DEVISA, SELISIH SUKU BUNGA RIIL DAN NILAI TUKAR RIIL DI INDONESIA PERIODE

HUBUNGAN DINAMIS CADANGAN DEVISA, SELISIH SUKU BUNGA RIIL DAN NILAI TUKAR RIIL DI INDONESIA PERIODE HUBUNGAN DINAMIS CADANGAN DEVISA, SELISIH SUKU BUNGA RIIL DAN NILAI TUKAR RIIL DI INDONESIA PERIODE 1986-2010 Oleh Euis Eti Sumiyati euiseti@yahoo.co.id Abstrak : Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk melihat perkembangan suatu variabel yang digunakan dalam penelitian yang diteliti oleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework 63 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework (BMTF) periode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut. 45 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan

Lebih terperinci

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah) Lampiran I Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun 1983-2007 (juta rupiah) Tahun Penerimaan Pajak Pengeluaran Pemerintah 1983 150.392 1.627.530 1984 155.699 1.842300 1985 149.670

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data bulanan periode 1998-2010. Variabel, data, satuan dan sumber data yang digunakan

Lebih terperinci

INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA

INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA 101 IX. INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA Meskipun industri minyak goreng sawit telah tersebar di 19 propinsi, sentra produksi minyak goreng yang utama masih terpusat di Indonesia

Lebih terperinci