HUBUNGAN DINAMIS CADANGAN DEVISA, SELISIH SUKU BUNGA RIIL DAN NILAI TUKAR RIIL DI INDONESIA PERIODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN DINAMIS CADANGAN DEVISA, SELISIH SUKU BUNGA RIIL DAN NILAI TUKAR RIIL DI INDONESIA PERIODE"

Transkripsi

1 HUBUNGAN DINAMIS CADANGAN DEVISA, SELISIH SUKU BUNGA RIIL DAN NILAI TUKAR RIIL DI INDONESIA PERIODE Oleh Euis Eti Sumiyati Abstrak : Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis hubungan dinamis antara cadangan devisa (reserve), selisih suku bunga riil (real interest rate differential) dan nilai tukar riil (real exchange rate) dengan menggunakan data time series selama periode waktu Ketiga variabel tersebut sangat penting untuk dikaji dalam perekonomian Indonesia yang menganut sistem ekonomi terbuka (open economy). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Vector Autoregressive (VAR) melalui instrumen impulse respon function (IRF) yaitu untuk melihat respon yang disebabkan oleh goncangan (shock) dari variabel-variabel yang diteliti. Instrumen VAR lainnya adalah variance decomposition (VD) yaitu untuk melihat besarnya kontribusi dari shock variabel-variabel yang diteliti. Hasil analisis dari impulse respon function adalah bahwa nilai tukar riil merespon secara negatif terhadap guncangan (shock) cadangan devisa dan merespon positif terhadap shock selisih suku bunga riil. Adapun cadangan devisa merespon negatif terhadap shock nilai tukar riil dan selisih suku bunga riil dengan nilai respon yang relatif stabil. Sementara itu variabel selisih suku bunga riil merespon secara positif terhadap shock nilai tukar riil dan merespon negatif terhadap shock cadangan devisa dengan nilai respon yang relatif stabil. Hasil analisis variance decomposition menunjukkan bahwa pergerakan nilai tukar riil banyak dipengaruhi oleh shock nilai tukar riil itu sendiri dimana sampai dengan periode akhir pengamatan (periode ke-24) kontribusinya mencapai 83,10% sedangkan kontribusi shock cadangan devisa dan selisih suku bunga riil masingmasing hanya sebesar 10,98% dan sebesar 5,91%. Pada periode yang sama, pergerakan nilai cadangan devisa juga banyak dipengaruhi oleh shock cadangan devisa itu sendiri yaitu sebesar 95,56%, diikuti oleh pengaruh shock nilai tukar riil 2,59% dan selisih suku bunga riil 1,85%. Sedangkan pergerakan selisih suku bunga riil lebih banyak dipengaruhi oleh shock nilai tukar riil yaitu sebesar 60,92%, diikuti oleh pengaruh shock variabel selisih suku bunga riil itu sendiri sebesar 32,60% dan shock cadangan devisa 6,47%. Kata Kunci: Nilai Tukar Riil, Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil, Ekonomi Terbuka Abstract : The purpose of this study is to analyze a dynamic relationship between reserve, real interest rate differential and real exchange rate and conducted with data time series during the period of The third variables are very important to be studied in Indonesia's economy which adopts an open economy. The method of analysis applied in this study is Vector Autoregressive (VAR) model through the instrument of Impulse Response Function (IRF) to see responses due to shocks 18

2 Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil Di Indonesia Periode suffered by the variables studied. The other VAR instrument used is Variance Decomposition (VD) to see the extent of contribution of shocks suffered by those variables. The analysis result of impulse response function is that real exchange rate shows negative response towards shock in reserve but it responds positively towards shock in real interest rate differential. It also shows that reserve responds negatively towards shock in real exchange rate and real interest rate differential with a relatively stable value. On the other hand, the variable of real interest rate differential responds positively towards shock in real exchange rate but negatively towards shock in reserve with a relatively stable value. The analysis result of variance decomposition indicates that the movement of real exchange rate is very much influenced by the shock in itself, in which in the final period of the observation (period 24), the contribution reaches 83,10% while the contributions of shocks in reserve and real interest rate differential are only 10,98% and 5,91% respectively. In the same period, the movement of reserve value is also much affected by shock in itself which is 95,56%, followed by the influence of shock in real exchange rate 2,59% and in real interest rate differential 1,85%. Furthermore, the movement of real interest rate differential is more influenced by shock in real exchange rate which reaches 60,92%, followed by the influence of shock in the variable of real interest rate differential itself which is 32,60% and shock in reserve 6,47%. Key Words: Real Exchange Rate, Reserve, Real Interest Rate Differential, Open Economy I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia sejak era 1980-an mulai menganut sistem perekonomian terbuka. Keterbukaan ekonomi Indonesia ditandai oleh masuknya Indonesia menjadi anggota WTO (World Trade Organization), APEC (Asia Pacific Economic Cooperation), AFTA (Asean Free Trade Area), ACFTA (Asean China free Trade Area). Seiring dengan terbukanya perekonomian Indonesia, sangat diperlukan untuk mengamati keadaaan fundamental yang penting bagi perekonomian Indonesia. Variabel-variabel yang penting untuk dilihat dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia antara lain adalah cadangan devisa (reserve), nilai tukar riil (real exchange rate), dan selisih suku bunga riil (real interest rate differential). Perkembangan cadangan devisa Indonesia telah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan selama periode yaitu dari 56,9 miliar USD pada tahun 2007 menjadi 96,2 miliar USD tahun Peningkatan ini didukung oleh oleh kinerja transaksi berjalan serta transaksi modal dan finansial yang meningkat (Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Bank Indonesia 2011). Sementara itu, perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar USD dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah dari luar negeri antara lain berupa peningkatan arus modal masuk (capital inflow) ke pasar domestik yang semakin membaik sebagai dampak dari semakin pulihnya perekonomian global. Hal ini ditunjukkan oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar USD yang terapresiasi dari Rp per dollar USD pada tahun 2009 menjadi Rp per dollar USD tahun Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia akan mendorong peningkatan ekspor dan investasi Indonesia yang pada akhirnya akan menambah cadangan devisa. 19

3 Namun demikian, upaya menarik arus modal masuk (capital inflow) diperkirakan akan semakin berat di tengah situasi meningkatnya suku bunga internasional. Jika suku bunga internasional relatif lebih tinggi dari suku bunga dalam negeri maka akan mendorong terjadinya capital outflow dan pada akhirnya dapat mempengaruhi cadangan devisa serta nilai tukar sebagaimana dikemukakan dalam teori M-F-D (Mundell-Flemming-Dornbusch dalam Jin (2003) ketika tingkat selisih suku bunga riil antara domestik dengan luar negeri naik maka akan terjadi apresiasi nilai tukar riil. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji mengenai hubungan antara variabel nilai tukar riil, cadangan devisa dan variabel selisih suku bunga riil. Adapun judul penelitian ini adalah HUBUNGAN DINAMIS CADANGAN DEVISA, SELISIH SUKU BUNGA RIIL DAN NILAI TUKAR RIIL DI INDONESIA PERIODE Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan dinamis antara variabel cadangan devisa, selisih suku bunga riil dan nilai tukar riil di Indonesia Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dinamis antara variabel cadangan devisa, selisih suku bunga riil dan nilai tukar riil di Indonesia Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama bagi pemerintah untuk lebih mengefektifkan kebijakan yang ditempuh dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, meningkatkan cadangan devisa, dan menjaga kestabilan suku bunga relatif terhadap suku bunga luar negeri. Di samping itu penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pelaku pasar valuta asing, yakni sebagai informasi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan transaksi valuta asing dimana nilai tukar rupiah sering dipengaruhi oleh berbagai kejutan variabel ekonomi makro. Terakhir penelitian ini bermanfaat bagi akademisi yakni dapat menjadi referensi dalam melakukan kajian di bidang ekonomi makro. II. TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan moneter (monetary approach) menekankan bahwa kurs valuta asing sebagai harga relatif dari dua jenis mata uang, ditentukan oleh keseimbangan permintaan dan penawaran uang. Pendekatan moneter mempunyai dua anggapan pokok, yaitu berlakunya teori paritas daya beli dan adanya teori permintaan uang yang stabil dari sejumlah variabel ekonomi agregat. Pengertian nilai tukar suatu mata uang dapat dilihat dalam dua aspek, yaitu aspek nominal dan aspek riil (Mankiew, 2000). Nilai tukar nominal menyatakan nilai tukar domestik per nilai tukar asing. Nilai tukar nominal yang umum adalah nilai tukar bilateral dimana terdapat dua negara, misal Rupiah per dollar USD. Nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal antara dua jenis mata uang yang telah disesuaikan dengan harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. perhitungan nilai tukar riil dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan perbandingan indeks nilai tukar nominal dikalikan WPI (Whole Sale Price Index) AS relatif terhadap WPI (Whole Sale Price Index) Indonesia atau ditulis sebagai berikut: 20

4 Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil Di Indonesia Periode kurs riil adalah: e (P/P*) dimana: e= nominal (nilai rupiah per dollar), P adalah tingkat harga di Amerika Serikat (diukur dengan WPI AS) P* adalah tingkat harga di Indonesia (diukur dengan WPI Indonesia) Peningkatan nilai tukar riil menunjukkan adanya depresiasi nilai tukar rupiah di Indonesia. Dengan kata lain, Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah, dan barang-barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barangbarang luar negeri relatif lebih mahal, dan barang-barang domestik relatif lebih murah. Hal ini menjadikan nilai tukar riil sebagai tolok ukur daya saing produk ekspor suatu negara dalam hal harga di pasar global. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tukar adalah tingkat selisih suku bunga riil antara domestik dengan luar negeri. Menurut teori M-F-D (Mundell- Flemming-Dornbusch dalam Jin (2003) ketika tingkat selisih suku bunga riil antara domestik dengan luar negeri naik maka akan terjadi apresiasi nilai tukar riil. Cadangan devisa juga mempunyai dampak yang penting bagi posisi nilai tukar suatu negara (Mishkin, 2001). Kenaikan cadangan devisa dalam neraca pembayaran memberi stimulus untuk membuat mata uang rupiah mengalami apresiasi. Hubungan selisih suku bunga riil dengan nilai tukar secara empiris telah dikaji antara lain oleh Clark dan MacDonald (2004) dengan menggunakan pendekatan Behavioral Equilibrium Exchange Rate (BEER) yang dapat mengidentifikasi hubungan estimasi keseimbangan antara nilai tukar riil dan fundamental ekonomi yang salah satunya adalah selisih suku bunga (interest rate differential). Demikian pula Husman (2005) telah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar USD setelah krisis. Metodologi yang digunakan adalah Error Correction Model (ECM). Penelitian ini menggunakan model komposit yang berhubungan dengan beberapa pendekatan lain dalam menentukan nilai tukar. III. METODE PENELITIAN 3.1. Operasionalisasi Variabel Untuk memudahkan pemahaman terhadap variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan definisi dari variabel-variabel tersebut: Pertama, Nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal antara dua jenis mata uang yang telah disesuaikan dengan harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. Dalam penelitian ini perhitungan nilai tukar riil yaitu dengan menggunakan perbandingan indeks nilai tukar nominal dikalikan WPI (Whole Sale Price Index) AS relatif terhadap WPI (Whole Sale Price Index) Indonesia atau ditulis sebagai berikut: kurs riil adalah: e (P/P*) dimana: e= nominal (nilai rupiah per dollar), P adalah tingkat harga di Amerika Serikat (diukur dengan WPI AS) P* adalah tingkat harga di Indonesia (diukur dengan WPI Indonesia) Peningkatan nilai tukar riil menunjukkan adanya depresiasi nilai tukar rupiah di Indonesia. Dengan kata lain, Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah, dan barang-barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barangbarang luar negeri relatif lebih mahal, dan barang-barang domestik relatif lebih murah. Nilai tukar nominal, WPI AS dan WPI Indonesia diperoleh dari Internatonal Financial 21

5 Statistic (IFS)-IMF dengan tahun dasar Adapun asumsi pergerakan nilai tukar pada penelitian ini adalah flexible exchange rate (nilai tukar mengambang) dan perfect capital mobility (pergerakan modal bebas) Kedua, cadangan devisa mempunyai dua terminologi yaitu official foreign exchange reserve dan country foreign exchange reserve, yang masing-masing mempunyai cakupan yang berbeda. Pertama, merupakan cadangan devisa milik negara yang dikelola, diurus, dan ditatausahakan oleh bank sentral, sesuai dengan tugas yang diberikan oleh UU No. 13 Tahun Kedua, mencakup seluruh devisa yang dimiliki badan, perorangan, lembaga, terutama lembaga keuangan nasional yang secara moneter merupakan bagian dari kekayaan nasional (Halwani Hendra, 2005). Cadangan devisa dalam penelitian ini mengacu pada pengertian yang pertama dan data diperoleh dari IFS-IMF. Ketiga, Selisih suku bunga riil adalah selisih suku bunga riil Indonesia dan dan Luar negeri. Pemilihan suku bunga riil luar negeri adalah suku bunga Amerika Serikat karena negara tersebut dipandang sering mengadakan kerja sama ekonomi dengan Indonesia Metode Analisis Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Vector Auto Regression (VAR). Sedangkan untuk mengetahui dampak respon masing-masing variabel akibat goncangan (shock) adalah impulse response anlysis (IRF) dan variance decomposition (VD). Semua data dalam penelitian ini ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural kecuali selisih suku bunga riil. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah program Eviews 6. Selanjutnya tahapan-tahapan dalam analisis VAR adalah sebagai berikut: 1. Uji Stasioneritas Data ekonomi time series umumnya bersifat stokastik atau memiliki tren yang tidak stasioner, artinya data tersebut memiliki akar unit. Untuk dapat mengestimasi suatu model dengan menggunakan data tersebut, langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengujian stasioneritas data atau dikenal dengan unit root test. Jika data yang digunakan mengandung unsur akar unit, maka akan sulit untuk mengestimasi suatu model karena tren data tersebut cenderung berfluktuasi tidak di sekitar nilai rata-ratanya. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang stasioner akan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya dan berfluktuasi di sekitar nilai rata-ratanya (Gujarati, 2003). Lebih khusus, penelitian ini akan menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF). Hasil dari uji ADF akan dibandingkan dengan McKinnon Critical Value. 2. Pemilihan Lag Optimum Penentuan jumlah lag optimum melewati beberapa tahapan. Tahap pertama adalah penentuan uji stabilitas lag. Penentuan jumlah lag (ordo) yang akan digunakan dalam model VAR dapat ditentukan berdasarkan kriteria Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Information Criterion (SC) ataupun Hannan Quinnon (HQ). Lag yang akan dipilih dalam model penelitian ini adalah model dengan nilai HQ yang paling kecil. Tahap selanjutnya menentukan kriteria panjang lag yang terbaik. Penentuan lag optimum dan uji stabilitas lag dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan tahap uji kointegrasi. 22

6 Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil Di Indonesia Periode Uji Kointegrasi Johansen Jika fenomena stasioneritas berada pada tingkat first difference atau I(1), maka perlu dilakukan pengujian untuk melihat kemungkinan terjadinya kointegrasi. Konsep kointegrasi pada dasarnya untuk melihat keseimbangan jangka panjang di antara variabel-variabel yang diobservasi. Terkadang suatu data yang secara individu tidak stasioner, namun ketika dihubungkan secara linier data tersebut menjadi stasioner. Hal ini yang kemudian disebut bahwa data tersebut terkointegrasi. Selain itu, uji kointegrasi juga akan dilakukan dengan mengikuti prosedur Johansen. Dalam uji Johansen, penentuan kointegrasi dilihat dari nilai trace statistic dan max eigen statistic setelah didahului dengan mencari panjang lag yang akan diketahui. Nilai trace statistic dan max eigen statistic yang melebihi nilai kritisnya mengindikasikan bahwa terdapat kointegrasi dalam model yang digunakan. 4. Estimasi Vector Autoregressive (VAR) dan Instrumen VAR Metode Vector Autoregressive adalah model persamaan regresi yang menggunakan data time series. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Christopher Sims pada tahun Kerangka analisis yang praktis dalam model ini akan memberikan informasi yang sistematis dan mampu menaksir dengan baik informasi dalam persamaan yang dibentuk dari data time series. Selain itu perangkat estimasi yang digunakan dalam model VAR mudah digunakan dan diinterpretasikan. Perangkat estimasi yang digunakan dalam model VAR adalah Impulse Response Function dan variance decomposition. Model VAR menganggap bahwa semua variabel ekonomi adalah saling tergantung satu sama lain. Lebih jauh Gujarati (2003) mengungkapkan beberapa keuntungan dengan menggunakan VAR, diantaranya adalah: VAR mampu melihat banyak variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek dan jangka panjang VAR mampu mengkaji konsistensi model empirik dengan teori ekonometrika VAR mampu mencari pemecahan terhadap persoalan variabel runtun waktu yang tidak stasioner dan spurious regression dalam analisis ekonometrika. Dalam melakukan analisis dengan model VAR, terdapat dua instrumen spesifik yang memiliki fungsi spesifik dalam menjelaskan interaksi antar variabel dalam model. Instrumen itu diantaranya adalah Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decompisitions (FEVD), atau biasa disebut Variance Decompisitions (VD). IRF pada dasarnya menelususri pengaruh goncangan standar deviasi terhadap perubahan-perubahan nilai variabel endogen periode sekarang dan periode ke depan. Goncangan terhadap variabel i secara langsung akan berpengaruh pada variabel tersebut menyebar dampaknya kepada seluruh variabel endogen melalui struktur dinamis VAR (Kurnia, 2005). Lebih lanjut lagi Widarjono (2009) menyatakan bahwa koefisien yang secara individual berada di dalam model VAR sulit untuk diinterpretasikan, sehingga para ahli menggunakan analisis IRF. Dalam analisis IRF tidak bisa diketahui respon suatu variabel yang berasal dari variabel lain secara terpisah. Oleh karena itu Variance decomposition diperlukan untuk memisahkan dampak masing-masing variabel lain secara individual terhadap respon yang diterima suatu variabel (Kurnia, 2005). Dengan kata lain variance decomposition menggambarkan kontribusi persentase varian setiap variabel karena adanya perubahan variabel tertentu di dalam VAR atau berfungsi untuk menganalisis seberapa besar goncangan dari sebuah variabel mempengaruhi variabel lain. 23

7 IV. HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Uji Stasioneritas Data Seperti yang telah disebutkan diatas, metoda pengujian yang digunakan untuk melakukan uji stasioneritas data dalam penelitian ini adalah uji ADF (Augmented Dickey Fuller) dengan menggunakan taraf nyata lima persen. Jika nilai t-adf lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon atau nilai probability lebih kecil dari 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan adalah stasioner (tidak mengandung akar unit). Tabel 4.1. Hasil Uji Akar Unit Level first difference constant Constant, none constant Constant, none Variabel linear trend linear trend lrer ** ** ** lreserve ** ** ** rategap ** ** ** ** ** ** Sumber: Hasil Pengolahan data Keterangan: ** sig. pada level 1%, * sig. pada level 5% Pengujian akar-akar unit ini dilakukan pada tingkat level sampai dengan first difference. Hasil uji ADF pada tabel di atas, diketahui bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak ada yang mencapai stasioner pada tingkat level kecuali variabel selisih suku bunga riil (rategap). Namun setelah dilakukan first difference barulah semua data stasioner pada taraf nyata lima persen bahkan satu persen. Artinya data yang digunakan pada penelitian ini terintegrasi pada ordo satu atau dapat disingkat menjadi I(1). 4.2 Penetapan Lag Optimum Pengujian panjang lag optimum ini sangat berguna untuk menghilangkan masalah autokorelasi dalam sistem VAR. Sehingga dengan digunakannya lag optimal diharapkan tidak muncul lagi masalah autokorelasi. Penentuan lag optimal yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan lag terpendek dengan menggunakan Hannan Quinnon (HQ). Hasilnya menunjukkan bahwa model persamaan mengalami lag optimal pada lag 1 sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut ini: Tabel 4.2. Hasil Uji Lag Optimum Lag LR FPE AIC SC HQ 0 NA * * * * * Keterangan: LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) FPE: Final prediction error AIC: Akaike information criterion SC: Schwarz information criterion HQ: Hannan-Quinn information criterion 24

8 Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil Di Indonesia Periode Hasil Uji Kointegrasi Pengujian ini dilakukan dalam rangka memperoleh hubungan jangka panjang antarvariabel yang telah memenuhi persyaratan selama proses integrasi yaitu di mana semua variabel telah stasioner pada derajat yang sama yaitu derajat 1, I(1). Informasi jangka panjang diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu rank kointegrasi untuk mengetahui berapa sistem persamaan yang dapat menerangkan dari keseluruhan sistem yang ada. Hasil pengujian kointegrasi berdasarkan nilai trace statistics dan max eigen dibandingkan dengan nilai kritis 5%. Jika nilai trace stat atau nilai Max-eigen lebih besar dari nilai kritis 5% maka hal ini menunjukkan bahwa data terkointegrasi. Hasil pengujian kointegrasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.3. Hasil Uji Kointegrasi Hypothesized Trace 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None At most At most Trace test indicates no cointegration at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None At most At most Max-eigenvalue test indicates no cointegration at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values Dari tabel di atas maka diketahui nilai trace statistic dan Max eigen lebih kecil dari nilai kiritis 5% maka dapat diketahui bahwa data tidak menunjukkan adanya hubungan kointegrasi pada tiap variabel, maka dapat dipastikan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah VAR (vector Autoregressive) bentuk differensi Hasil Estimasi VAR (IRF dan VD) Hasil IRF menunjukkan bahwa guncangan (shock) cadangan devisa menyebabkan nilai tukar riil responnya bernilai negatif dan responnya relatif stabil terutama sejak periode ke-5 hingga periode terakhir pengamatan. Perubahan nilai tukar riil dalam merespon adanya shock variabel selisih suku bunga riil adalah positif bahkan responnya semakin menurun mendekati nol. Shock yang terjadi pada nilai tukar riil juga menyebabkan cadangan devisa memiliki respon yang positif selama periode 1 s.d 3 namun setelah itu responnya 25

9 menjadi negatif dan relatif stabil hingga periode akhir pengamatan. Cadangan devisa juga merespon negatif terhadap shock selisih suku bunga riil dengan respon yang relatif stabil hingga periode akhir pengamatan. Sementara itu selisih suku bunga riil merespon negatif terhadap shock nilai tukar riil hanya pada periode pertama namun selanjutnya responnya menjadi positif dan relatif stabil hingga akhir periode akhir pengamatan. Kemudian shock cadangan devisa direspon negatif oleh selisih suku bunga riil kemudian responnya menurun hingga periode dua dan relatif stabil hingga periode akhir pengamatan. Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E. Response of DLRER to DLRER Response of DLRER to DLRESERVE Response of DLRER to DRATEGAP Response of DLRESERVE to DLRER Response of DLRESERVE to DLRESERVE Response of DLRESERVE to DRATEGAP Response of DRATEGAP to DLRER Response of DRATEGAP to DLRESERVE Response of DRATEGAP to DRATEGAP Gambar 4.1. Hasil Impulse Respon Function Hasil variance decomposition menggambarkan kontribusi persentase varian setiap variabel karena adanya perubahan variabel tertentu di dalam VAR atau berfungsi untuk menganalisis seberapa besar goncangan dari sebuah variabel mempengaruhi variabel lain. Hasil variance decomposition adalah sebagai berikut: 26

10 Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil Di Indonesia Periode Tabel 4.4. Hasil Variance Decomposition dari Nilai Tukar Riil (DLRER) Perid S.E. DLRER DLRESERVE DRATEGAP Tabel 4.5. Hasil Variance Decomposition dari Cadangan Devisa (DLRESERVE) Period S.E. DLRER DLRESERVE DRATEGAP

11 Tabel 4.6. Hasil Variance Decomposition dari Selisih Suku Bunga Riil (Rategap) Period S.E. DLRER DLRESERVE DRATEGAP Dari tabel 4.4. di atas, dapat diketahui bahwa pergerakan nilai tukar riil dipengaruhi oleh shock nilai tukar riil itu sendiri dimana pada periode ke-1 kontribusinya sebesar 100%. Pada periode selanjutnya pengaruh dari shock cadangan nilai tukar riil semakin menurun dan variabel cadangan devisa serta selisih suku bunga riil mulai memberikan pengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar riil. Pada periode ke 24, pergerakan nilai tukar riil dapat dijelaskan oleh shock nilai tukar riil itu sendiri sebesar 83,10%, shock variabel cadangan devisa sebesar 10,98% dan variabel selisih suku bunga riil sebesar 5,91%. 28

12 Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil Di Indonesia Periode Selanjutnya dari tabel 4.5., pergerakan nilai cadangan devisa pada periode ke- 1 dipengaruhi oleh shock cadangan devisa itu sendiri sebesar 99,38% dan shock variabel nilai tukar riil sebesar 0,62%. Pada periode selanjutnya pengaruh dari shock cadangan devisa itu sendiri semakin menurun. Sementara itu shock nilai tukar riil dan shock selisih suku bunga riil mulai meningkat pengaruhnya terhadap fluktuasi cadangan devisa. Pada periode ke-24, pergerakan cadangan devisa dapat dijelaskan oleh shock cadangan devisa itu sendiri yaitu sebesar 95,56%, shock variabel nilai tukar riil sebesar 2,59% dan shock variabel selisih suku bunga riil sebesar 1,85%. Adapun pergerakan selisih suku bunga riil banyak dipengaruhi oleh shock nilai tukar riil sebesar 64,40%, diikuti oleh shock variabel selisih suku bunga riil itu sendiri sebesar 34,69% dan shock cadangan devisa 0,91%. Pada periode selanjutnya pengaruh dari shock nilai tukar riil dan selisih suku bunga riil semakin menurun sedangkan pengaruh shock cadangan devisa meningkat. Hal ini terihat pada periode ke-24, kontribusi dari shock nilai tukar riil dan selisih suku bunga riil itu sendiri masingmasing menjadi 62,64% dan 33,54% sedangkan kontribusi shock cadangan devisa menjadi 6,47% lebih tinggi dari periode awal yang hanya mencapai 0,91% (lihat tabel 4.6.). V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Kesimpulan dari hasil analisis ini secara umum adalah: 1. Hasil analisis dari impulse respon function adalah bahwa nilai tukar riil merespon secara negatif terhadap guncangan (shock) cadangan devisa dan merespon positif terhadap shock selisih suku bunga riil. Adapun cadangan devisa merespon negatif terhadap shock nilai tukar riil dan selisih suku bunga riil dengan nilai respon yang relatif stabil. Sementara itu variabel selisih suku bunga riil merespon secara positif terhadap shock nilai tukar riil dan merespon negatif terhadap shock cadangan devisa dengan nilai respon yang relatif stabil. 2. Hasil analisis variance decomposition menunjukkan bahwa pergerakan nilai tukar riil banyak dipengaruhi oleh shock nilai tukar riil itu sendiri dimana sampai dengan periode akhir pengamatan (periode ke-24) kontribusinya mencapai 83,10% sedangkan kontribusi shock cadangan devisa dan selisih suku bunga riil masing-masing hanya sebesar 10,98% dan sebesar 5,91%. Pada periode yang sama, pergerakan nilai cadangan devisa juga banyak dipengaruhi oleh shock cadangan devisa itu sendiri yaitu sebesar 95,56%, diikuti oleh pengaruh shock nilai tukar riil 2,59% dan selisih suku bunga riil 1,85%. Sedangkan pergerakan selisih suku bunga riil lebih banyak dipengaruhi oleh shock nilai tukar riil yaitu sebesar 60,92%, diikuti oleh pengaruh shock variabel selisih suku bunga riil itu sendiri sebesar 32,60% dan shock cadangan devisa 6,47% Saran 1. Pengelolaan nilai tukar dan cadangan devisa tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan suku bunga. Untuk menjaga keharmonisan hubungan nilai tukar, cadangan devisa dan suku bunga, perlu ada independensi Bank Sentral dalam melaksanakan kebijakan moneternya. Semakin independen bank sentral, atau semakin kecil intervensi pemerintah terhadap penyelenggaraan kebijakan moneter oleh bank sentral, akan semakin efektif pula pengelolaan ekonomi nasional secara makronya. 29

13 2. Model VAR masih memiliki keterbatasan khususnya dalam hal menganalisis kebijakan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan series data dan variabel-variabel yang sesuai dengan teori. Disamping itu perlu dilakukan penelitian dengan beberapa model atau pendekatan sehingga memberikan hasil kajian yang lebih mendalam dan lebih baik dibandingkan jika hanya menggunakan satu model. DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia Frederic S. Mishkin. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets, 6th edition. New York: Addison Wesley, 2001 Gujarati, Damodar. Basic Econometrics. 4th edition. McGra-Hill Company. International edition, 2003 Halwani, Hendra. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Jakarta: Ghalia. Indonesia, Husman, Jardine Ariena. Estimasi Niilai Tukar Rupiah Pasca Krisis: Pendekatan Model Komposit. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Edisi Desember, IMF, Internatinal Financial Statistics Jin, Zhongxia The Dynamics of Real Interest Rates, Real Exchange Rates and Balance of Payment in China; International Monetary Fund. Working Paper, April 2003 Kurnia, S.A. Analisis Interdependensi Neraca Transaksi Berjalan dan Neraca Modal Indonesia Pendekatan Model Vector Autoregressive dan Vector Error Correction Jurnal Ekonomi Pembangunan. Pp 43-66, Mankiew, N.,G. Macroeconomics. Fourth edition.new York : Worth Publisher Inc., 2000 Mc Donald. R & Peter B. Clark. Filtering the Behavioral Equilibrium Exchange Rate (BEER): A Permanent and Transitory Decomposition. Global Finance Journal, Volume 15, Issue 1, 2004, Pages 29-56, 2004 Widarjono, A. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, BIODATA PENULIS Euis Eti Sumiyati, SE. MSi adalah Dosen Tetap Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNJANI. 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penjualan dan Pasokan Bulan January 2005 2006 2007 Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan 293.57 291.82 325.64 546.955 359.88 762.063 February 297.05 291.82 341.45

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif Data 1. Analisis Bank Indonesia Rate Bank Indonesia rate atau yang disebut dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) merupakan kebijakan moneter (keuangan) yang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1%

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1% BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Stasioneritas Data Data yang akan digunakan untuk estimasi VAR perlu dilakukan uji stasioneritasnya terlebih dahulu. Suatu data dikatakan stasioner jika nilai rata-rata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 70 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stasioner Data / Uji Akar (Unit Root Test) Suatu data atau variabel dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata dan memiliki varians yang konstan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat p-issn 1979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 2016: 119-132 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/media_statistika KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif deskripstif merupakan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

1 analisis regresi dengan pendekatan VECM

1 analisis regresi dengan pendekatan VECM 1 analisis regresi dengan pendekatan VECM BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VECM 10. Pengertian VECM VECM (atau Vector Error Correction Model) merupakan metode turunan dari VAR.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner, V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengujian Pra Estimasi 5.1.1. Uji Kestasioneran Data Langkah awal yang perlu dilakukan dalam data time series adalah uji stasioner, untuk melihat ada atau tidaknya unit root

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL ANALISIS Pengujian vektor autoregresi pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi perangkat lunak Eviews versi 6 yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Quantitative

Lebih terperinci

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA 81 BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA Pembahasan pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil regresi yang dimulai dari tahap awal hingga terakhir, sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana penerapan model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1 Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Produksi padi Indonesia meskipun mengalami fluktuasi namun masih menunjukkan pertumbuhan

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 59 V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 5.1 Pengujian Asumsi Time Series 5.1.1 Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI BAHAN AJAR APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI MODEL VAR Pengertian VAR AGUS TRI BASUKI Dosen Fakultas Ekonomi Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah pengeluaran riil pemerintah (G t ), PBD riil (Y t ), konsumsi (CC t ), investasi (I t ), Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi 53 BAB 1V 4.1 Diskripsi Data Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 1995-2014 dengan model error correction

Lebih terperinci

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI 0810512077 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS Mahasiswa Strata 1 Jurusan Ilmu Ekonomi Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012. Penelitian dilakukan di Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo). Penentuan tempat dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan Penggunaan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan dilakukan dengan pembobotan antara masing-masing

Lebih terperinci

PENGARUH BI RATE, THE FED RATE,

PENGARUH BI RATE, THE FED RATE, PENGARUH BI RATE, THE FED RATE, DAN KURS TERHADAP KESEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Ratna Mutia Dewi 1* 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, e-mail:

Lebih terperinci

INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA

INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA 101 IX. INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA Meskipun industri minyak goreng sawit telah tersebar di 19 propinsi, sentra produksi minyak goreng yang utama masih terpusat di Indonesia

Lebih terperinci

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data bulanan periode 1998-2010. Variabel, data, satuan dan sumber data yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

Lebih terperinci

Analisis Cadangan Devisa Indonesia

Analisis Cadangan Devisa Indonesia Analisis Cadangan Devisa Indonesia Lusia Bunga Uli Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Jambi Abstract This study aims to determine the relationship between variables export, import, and exchange

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut. 45 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI

DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR

BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR 1 regresi model VAR BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VAR 9.1 Pengertian VAR Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode time series yang sering digunakan dalam penelitian,

Lebih terperinci

KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* Abstract

KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* Abstract KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Email: Mirza.winanda38@gmail.com 2)

Lebih terperinci

KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2. Abstract

KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2. Abstract KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : ibal.2911@gmail.com

Lebih terperinci

Perkembangan M1 dan M2

Perkembangan M1 dan M2 2011 Juni Des Maret Sept 2013 Juni Des Maret Sept 2015 Juni Des Maret Sept dalam miliar rupiah 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pergerakan Permintaan Uang di Indonesia Dalam melihat pergerakan permintaan

Lebih terperinci

Peramalan Laju Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika dengan Menggunakan Model vector autoregressive

Peramalan Laju Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika dengan Menggunakan Model vector autoregressive Peramalan Laju Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika dengan Menggunakan Model vector autoregressive (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM) Eva Naviatun Ni mah 1, Safa at Yulianto

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun waktu (timeseries) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework 63 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework (BMTF) periode

Lebih terperinci

INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA Lianti, T. Mustaqim 1) Elsha Nora 2) 1,2) Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe 3) Alumni Politeknik Negeri Lhokseumawe Abstract:

Lebih terperinci