Psikologi Sosial. Persepsi Sosial 3. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Psikologi Sosial. Persepsi Sosial 3. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi."

Transkripsi

1 Psikologi Sosial Modul ke: Persepsi Sosial 3 Fakultas Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Program Studi Psikologi

2 Space Communication Penggunaan ruang akan mengungkapkan diri kita sama jelasnya dan sama pastinya dengan kata-kata dan kalimat. Pembicara berdiri dekat dengan pendengar VS Pembicara yang duduk dengan tangan terlipat di dada sambil berbicara kepada pendengar yang mendengarkan sambil berdiri. Ruang kantor eksekutif yang luas VS Cubicle karyawan

3 Space Communication Sumber: Indonetwork.co.id & bashihq.com 3

4 Space Communication Sumber: Listenhard.com & Youtube.com-conversation between boss and employee 4

5 Jarak Spasial Edward Hall (1959, 1966) membedakan 4 macam jarak spasial (menggambarkan hubungan): 1.Jarak Intim: Fase dekat (bersentuhan) Fase jauh cm. Fase dekat: Kehadiran orang jelas, bisa mencium dan merasakan nafas orang lain. Fase Jauh: memungkinkan kita saling menyentuh dan mengulurkan tangan tetapi masih terlalu dekat dan bisa dipandang tidak patut di muka umum. 5

6 Cont. Jarak Spasial 2. Jarak Pribadi: Fase Dekat ( cm): masih bisa menyentuh atau memegang tetapi harus dengan mengulurkan tangan. Fase Jauh ( cm): dua orang bisa saling menyentuh jika keduanya saling mengulurkan tangan 6

7 Cont. Jarak Spasial 3. Jarak Sosial Fase dekat ( cm): pertemuan bisnis atau pertemuan bersifat sosial Fase Jauh ( cm): transaksi bisnis dengan sifat yang resmi contoh di kantor pejabat tinggi negara. Kontak mata menjadi penting, dan volume suara menjadi lebih keras 7

8 Cont. Jarak Spasial 4. Jarak Publik Fase Dekat: cm. Orang terlindung oleh jarak, seseorang bisa mengambil tindakan defensif bila terancam, contoh dlm bis kota atau kereta, kita akan duduk atau berdiri sejauhnya dari orang yang sedang mabuk Fase jauh (lebih dari 750 cm):kita melihat orang tidak lagi sebagai individu yg terpisah, melainkan sebagai kesatuan yang lengkap. Kita otomatis akan mengambil jarak sekitar 9 m dari tokoh penting. 8

9 Cont. Jarak Spasial Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi ruang: 1.Status 2.Kultur 3.Konteks 4.Masalah yang dibahas 5.Usia & Jenis Kelamin 6.Evaluasi positif dan negatif 9

10 Komunikasi Sentuhan Pesan yang biasanya dikomunikasikan dengan sentuhan: Afeksi positif Bercanda Mengarahkan/Mengendalikan Ritual Keterkaitan Tugas 10

11 Parabahasa Mengacu pada cara kita mengucapkan sesuatu dan bukan pada apa yang kita ucapkan. Meliputi: Tekanan/tinggi rendah suara Volume Irama Kecepatan Vokalisasi: berbisik, menangis, menguap, berteriak

12 Parabahasa Penilaian tentang orang: Kita seringkali membuat penilaian bahkan diagnosis tentang kepribadian orang berdasarkan petunjuk paralinguistik Ingat: Ada kalanya penilaian benar dan adakalanya salah! Berbicara pelan = rendah diri? Berbicara sangat keras = ego berlebihan? Penelitian yang dilakukan Davits, 1964 menunjukkan bahwa: pendengar dapat menilai status (tinggi, menengah & rendah) pembicara dari sampel suara 60-detik. Pembicara yg dinilai berstatus tinggi juga dinilai memiliki kredibilitas yang tinggi. Pendengar dapat menilai keadaan emosional pembicara dengan mendengar ekspresi vokal. Catatan: beberapa emosi mudah dibedakan dengan emosi lainnya. Contoh: benci dan sedih. Sementara ada emosi yang sulit dibedakan contoh: rasa takut dan gelisah. Ingat: kemampuan enkoding dan dekoding berbeda-beda! 12

13 Parabahasa Penilaian tentang Giliran Berbicara Petunjuk mempertahankan giliran Contoh: -emmm, -errr Petunjuk Mengalihkan Giliran. Petunjuk menolak giliran Petunjuk menolak giliran misalnya: menggumamkan Saya tidak tahu 13

14 Parabahasa Penilaian tentang efektifitas komunikasi: kecepatan bicara orang merupakan aspek parabahasa yang telah lama menjadi perhatian (MacLahlan, 1979) Daya persuasif dan kredibilitas: orang yg berbicara cepat dinilai lebih persuasif dan kredibel ketimbang mereka yang berbicara dalam kecepatan normal dan di bawah normal Pemahaman. Berbicara lebih cepat lebih efisien dalam mengkomunikasikan informasi, tetapi jika kecepatan ditambah dua kali kecepatan normal (141 kata/menit = normal, 282 kata/menit = dua kali kecepatan normal) maka pemahaman pendengar mulai menurun Preferensi= banyak yang lebih menyukai kecepatan bicara yang tinggi. Hati-hati dalam menerapkan hal ini dalam seting komunikasi interpersonal termasuk konseling. 14

15 Komunikasi temporal (Kronemik) Menyangkut penggunaan waktu bagaimana kita mengaturnya, bagaimana kita bereaksi terhadapnya dan pesan yang dikomunikasikannya. Terdiri dari: Waktu Kultural dan Waktu Psikologis 15

16 Komunikasi temporal (Kronemik) Waktu kultural: Terbagi 3: Waktu presisi = waktu ilmiah. Contoh milidetik. Biasanya digunakan di dalam laboratorium dan tidak ada relevansinya dengan kehidupan seharihari Waktu Formal = mengacu pada bagaimana suatu kultur mendefinisikan waktu. Contoh: detik, jam. Menit, hari, minggu, bulan dan tahun. Kultur lain mungkin menggunakan fase musim untuk menggambarkan waktu Waktu informal = mengacu pada penggunaan istilah waktu yang longgar. Contoh: selamanya, segera, secepat-cepatnya Orientasi waktu Tepat VS kira-kira: orang dengan orientasi waktu tepat dalam menggambarkan waktu/secara eksakta biasanya akan selalu tepat waktu. Dan begitu juga sebaliknya. 16

17 Komunikasi temporal (Kronemik) Waktu Psikologis: mengacu pada tingkat kepentingan yang kita letakkan pada mas lalu, masa kini dan mendatang. Waktu dan status Waktu dan kepatutan 17

18 Daftar Pustaka Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M. (2010). Social Psychology (8 th ed.). New Jersey, USA: Prentice Hall Buku Wajib Baron, R. A., Branscombe, N. R., & Byrne, D. (2013). Social Psychology (13 th ed.). Massachusetts, USA: Pearson/Allyn & Bacon Hogg, M. A., & Vaughan, G. M. (2010). Essentials of Social Psychology. Essex, England: Prentice-Hall Baron, R.A., & Byrne, D. (2008). Social Psychology (12 th Ed.). Boston: Pearson Education. Boeree, C.G. (2008). Psikologi Sosial. Jogjakarta: Ar- Ruz Media. Sarwono, S.W. (1999). Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka. Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2009). Psikologi Sosial (Terjemahan) (Edisi Kedua Belas). Jakarta: Pranada Media Group

19 Daftar Pustaka Pease, Allan & Barbara. Body Language The Definitive Book. Pease International, Australia (2004). Handbook of Methods in Nonverbal Behavior Research (Edited by Klaus R. Scherer & Paul Ekman), Cambridge University Press, First Published 1982 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima, Professional Books, Indonesia (1997) Telling Lies: Clues to Deceit in the Marketplace, Politics, and Marriage. Paul Ekman, Published September 17th 2001 by W. W. Norton & Company (first published 1985) 19

20 Terima Kasih 20

Psikologi Sosial. Persepsi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Psikologi Sosial. Persepsi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi. Psikologi Sosial Modul ke: Persepsi Sosial Fakultas Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Persepsi Sosial Kenyataannya, kita tidak bisa mengetahui sebenar-benarnya

Lebih terperinci

Psikologi Sosial. Metodologi Penelitian Psikologi Sosial. Modul ke: Fakultas Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Program Studi Psikologi

Psikologi Sosial. Metodologi Penelitian Psikologi Sosial. Modul ke: Fakultas Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Program Studi Psikologi Psikologi Sosial Modul ke: Metodologi Penelitian Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id 2 Tugas Individu Tuliskan 5 Problem Sosial

Lebih terperinci

Psikologi Sosial. Pengantar Psikologi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Psikologi. Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi

Psikologi Sosial. Pengantar Psikologi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Psikologi. Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Psikologi Sosial Modul ke: Pengantar Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Silabus Psikologi Sosial Materi Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

Psikologi Sosial. Prasangka; Penyebab, Konsekuensi & Cures (1) Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Psikologi Sosial. Prasangka; Penyebab, Konsekuensi & Cures (1) Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Psikologi Sosial Modul ke: Prasangka; Penyebab, Konsekuensi & Cures (1) Fakultas Psikologi www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. r: n, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M.

Lebih terperinci

Psikologi Sosial. Prasangka; Penyebab, Konsekuensi & Cures (2) Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Psikologi Sosial. Prasangka; Penyebab, Konsekuensi & Cures (2) Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Psikologi Sosial Modul ke: Prasangka; Penyebab, Konsekuensi & Cures (2) Fakultas Psikologi www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. tereotipe: Komponen Kognitif ttp://www.affordablenursingschools.com/professional-male-nurses/

Lebih terperinci

Psikologi Sosial. The Self Memahami Diri Kita Dalam Konteks Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Psikologi Sosial. The Self Memahami Diri Kita Dalam Konteks Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Psikologi Sosial Modul ke: The Self Memahami Diri Kita Dalam Konteks Sosial Fakultas Psikologi www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Siapakah Aku? osiapakah anda? obagaimana

Lebih terperinci

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 06

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 06 MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI SOSIAL 1 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 06 MK10230 Irfan Aulia, M.Psi. Psi Abstract Persepsi sosial Pengertian persepsi sosial, faktor

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : A0 Tanggal Berlaku : 1 Februari 2016 Untuk Tahun Akademik : 2015/2016 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jml Halaman : 13 halaman Mata Kuliah : Psikologi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya KOMUNIKASI VERBAL = KOMUNIKASI DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA/KATA- KATA, BAIK LISAN

Lebih terperinci

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07 MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI SOSIAL 1 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK10230 Irfan Aulia, M.Psi. Psi Abstract Atribusi Sosial Kompetensi Pengertian atribusi

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Sosial II

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Sosial II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Sosial II 1 Judul Mata Kuliah : Psikologi Sosial II Nomor Kode/SKS : / 3 SKS Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional : Mata kuliah ini

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI Mata Kuliah : Psikologi Sosial I Kode/SKS 3 SKS Status : Wajib Fakultas : Kedokteran Semester : I (Ganjil)

Lebih terperinci

Human Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM

Human Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Modul ke: Human Relations Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan Fakultas FIKOM Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id Isi

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SATUAN ACARA PERKULIAHAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SATUAN ACARA PERKULIAHAN Pertemuan ke : 1 : Mampu memahami pengertian bimbingan konseling sosial Definisi bimbingan konseling sosial /Evaluasi hasil belajar: 1. Menjelaskan konsep dasar bimb. Konseling sosial 2. Pengertian BK

Lebih terperinci

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Berkomunikasi Secara Nonverbal Pendahuluan Music piano TOSANDO.mp4 Analisis

Lebih terperinci

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Kecakapan Non Verbal Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Komunikasi Non-Verbal O O O Komunikasi interpersonal tidak hanya melibatkan arti kata secara eksplisit pada informasi atau pesan yang disampaikan, tetapi

Lebih terperinci

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS Maisarah, S.S., M.Si Inmai5@yahoo.com Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Abstrak Artikel ini berisi tentang pentingnya komunikasi non verbal di

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara empati dengan kecenderungan perilaku prososial terhadap siswa berkebutuhan khusus

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta Materi Kuliah : Interpersonal Skill Semester Ganjil 2016 / 2017 E.N. Tamatjita 1 Pendahuluan INTI : Mahasiswa memahami hubungan komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI NON VERBAL

KOMUNIKASI NON VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL Komunikasi nonverbal pastilah merupakan kata yang sedang populer saat ini. Setiap orang tampaknya tertarik pada pesan yang dikomunikasikan oleh gerakan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 28 Agustus 2017

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 28 Agustus 2017 Issue/Revisi : A0 Tanggal : 28 Agustus 2017 Mata Kuliah : Seminar Proposal (Kapita Selekta) Kode MK : PSY 407 Rumpun MK : Mata Kuliah Wajib Semester : 7 Dosen Pengampu : Clara Moningka (sks) : 2 sks Dosen

Lebih terperinci

10/17/2013. Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: Baron & Byrne (2002) :

10/17/2013. Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: Baron & Byrne (2002) : PERSEPSI SOSIAL Baron & Byrne (2002) : Suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Garis besar pembahasan meliputi: 1. Komunikasi Nonverbal 2. Atribusi perilaku 3. Pembentukan kesan

Lebih terperinci

Perilaku Menolong Ditinjau Dari Latar Belakang Jenis Kelamin dan Bias Kelompok Agama Pada Siswa SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng

Perilaku Menolong Ditinjau Dari Latar Belakang Jenis Kelamin dan Bias Kelompok Agama Pada Siswa SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Perilaku Menolong Ditinjau Dari Latar Belakang Jenis Kelamin dan Bias Kelompok Agama Pada Siswa SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan perilaku menolong dengan latar

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Sosial I. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

Modul ke: Psikologi Sosial I. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Modul ke: 01 Setiawati Fakultas Psikologi Psikologi Sosial I Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Perkenalan Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Mengajar di UMB dua matakuliah: Sosiologi dan

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI disusun oleh Dr. Wisnu Widjanarko PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKUTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK UNIVERSITAS JENDERAL

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI SOSIAL 1 * KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI SOSIAL 1 * KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 3 SKS TIU : mahasiswa mampu memahami dan menganaliusa perilaku manusia dalam lingkup sosial serta penerapannya dalam beberapa fenomena sosial yang berkaitan langsung dengan perilaku manusia 1 Pengantar A. Pengantar

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. interpersonal dalam VCT, penulis melihat bahwa wujud komunikasi interpersonal

BAB IV PENUTUP. interpersonal dalam VCT, penulis melihat bahwa wujud komunikasi interpersonal BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik komunikasi interpersonal dalam VCT, penulis melihat bahwa wujud komunikasi interpersonal dalam konseling adalah berupa

Lebih terperinci

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI SOSIAL 1 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 02 MK10230 Irfan Aulia, M.Psi. Psi Abstract Metode Penelitian Psikologi Sosial Kompetensi

Lebih terperinci

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Modul ke: Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Konsep Dasar Observasi dan Wawancara Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi.Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Observasi & Wawancara

Lebih terperinci

Perilaku Konsumen. Pengantar. Hikmah Ubaidillah, M.IKom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Marketing Communication

Perilaku Konsumen. Pengantar. Hikmah Ubaidillah, M.IKom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Marketing Communication Modul ke: Perilaku Konsumen Pengantar Fakultas Ilmu Komunikasi Hikmah Ubaidillah, M.IKom Program Studi Marketing Communication www.mercubuana.ac.id DEFINISI PERILAKU KONSUMEN Engel, Blackwell dan Miniard

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI SOSIAL 1 KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 3 sks

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI SOSIAL 1 KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 3 sks TIU : Agar Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa perilaku manusia dalam lingkup, serta dalam fenomena yang berkaitan langsung dengan hidupan sehari-hari. 1 Pengantar A. PENGANTAR. Mimbar & tujuan pengajaran,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KBPP36106 PSIKOLOGI SOSIAL Disusun oleh: Rina Mariana, S.Psi, M.M PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK LEMBAR PENGESAHAN Rencana

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS PESAN PERSUASIF DAN NEGATIF. Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd. S1 Akuntansi. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

KOMUNIKASI BISNIS PESAN PERSUASIF DAN NEGATIF. Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd. S1 Akuntansi. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. KOMUNIKASI BISNIS Modul ke: PESAN PERSUASIF DAN NEGATIF Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd. Program Studi S1 Akuntansi www.mercubuana.ac.id Persuasi merupakan suatu usaha mengubah

Lebih terperinci

Konsep komunikasi verbal dan non verbal dalam wawancara pekerjaan. Komunikasi tatap muka

Konsep komunikasi verbal dan non verbal dalam wawancara pekerjaan. Komunikasi tatap muka Komunikasi Bisnis Konsep komunikasi verbal dan non verbal dalam wawancara pekerjaan Komunikasi tatap muka Komunikasi Non Verbal dalam Wawancara Hadir 15 menit sebelum waktu wawancara Dengan demikian anda

Lebih terperinci

Komunikasi Efektif. Menurut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss)

Komunikasi Efektif. Menurut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss) Komunikasi Efektif FIDEL BUSTAMI fidita@hotmail.com Menurut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss) Komunikasi dianggap efektif paling tidak harus menghasilkan 5 hal : pengertian, kesenangan, pengaruh pada

Lebih terperinci

Perilaku Konsumen. Pengantar. Hikmah Ubaidillah, M.IKom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Marketing Communication

Perilaku Konsumen. Pengantar. Hikmah Ubaidillah, M.IKom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Marketing Communication Modul ke: Perilaku Konsumen Pengantar Fakultas Ilmu Komunikasi Hikmah Ubaidillah, M.IKom Program Studi Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Sikap Kecenderungan yang dipelajari untuk merespon sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

KOMUNIKASI NONVERBAL PADA LESBIAN (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan) Nurhasanah Harahap

KOMUNIKASI NONVERBAL PADA LESBIAN (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan) Nurhasanah Harahap KOMUNIKASI NONVERBAL PADA LESBIAN (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan) Nurhasanah Harahap 110904070 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Komunikasi Nonverbal Pada Lesbian (Studi Deskriptif

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Pengertian Wawancara

PENDAHULUAN. A. Pengertian Wawancara PENDAHULUAN A. Pengertian Wawancara Wawancara merupakan salah satu dari beberapa teknik dalam mengumpulkan informasi atau data. Pada awalnya teknik wawancara sangat jarang digunakan, tetapi pada abad ke-20

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

Interaksi yang dilakukan perawat menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang.

Interaksi yang dilakukan perawat menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang. JENNI M PURBA Perawat profesional harus mempunyai keterampilan intelektual, teknikal & interpersonal, yang tercermin dalam perilaku caring dalam berkomunikasi dengan orang lain (Johnson, 1989). Keterampilan

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Teori Personologi Henry Murray

Psikologi Kepribadian I Teori Personologi Henry Murray Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Teori Personologi Henry Murray Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Pandangan Murray sangat holistik,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU Juwita Palupi Muhamad Fajar Hidayat Devi Subiyantini Putri Rizky Psikologi, FPPsi, Universitas Negeri Malang juwi.pupi@gmail.com fajarjunior93@gmail.com

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations. Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Fakultas FIKOM Kompetensi komunikasi PR: Motivasi yang positif dan membangun komunikasi efektif dua arah dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Psikologi Sosial II Kode Mata Kuliah : PSI-201 Jumlah SKS : 3 SKS Unit Aktivitas : 2 Unit Kelas dan 1 Unit Laboratorium Durasi di Kelas / Lapangan : 100 menit

Lebih terperinci

PRINSIP PRINSIP. Putri R Ayuningtyas

PRINSIP PRINSIP. Putri R Ayuningtyas PRINSIP PRINSIP KOMUNIKASI Putri R Ayuningtyas PENDAHULUAN TUJUAN Setelah kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui dan memahami definisi komunikasi 2. Mengidentifikasi jenis-jenis/ bentuk komunikasi

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill MODUL PERKULIAHAN Interpersonal Communication Skill Introduksi Umpan Balik dan Membujuk Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing

Lebih terperinci

BAB 6 SIMBOL NON-VERBAL

BAB 6 SIMBOL NON-VERBAL BAB 6 SIMBOL NON-VERBAL Dasar-dasar Komunikasi (KPM 210) Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia -IPB Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari bab ini, Anda

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

10FIKOM TEORI BUDAYA ORGANISASI. Budaya Komunikasi Dalam Pendekatan Kultural. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Modul ke: Fakultas

10FIKOM TEORI BUDAYA ORGANISASI. Budaya Komunikasi Dalam Pendekatan Kultural. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Modul ke: Fakultas Modul ke: TEORI BUDAYA ORGANISASI Budaya Komunikasi Dalam Pendekatan Kultural Fakultas 10FIKOM Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Pengertian Budaya Budaya adalah suatu pola hidup

Lebih terperinci

Selviana Elisa. Dibimbing Oleh : Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si.

Selviana Elisa. Dibimbing Oleh : Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si. Studi Mengenai Gambaran Attachment Style Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Angkatan 2014 Dalam Menjalin Relasi Dengan Civitas Akademika Selviana Elisa Dibimbing Oleh : Drs. Amir

Lebih terperinci

Lanjutan...Non Verbal, (Psikom part-4, 15 okt 2013) By : Khey M.Boer

Lanjutan...Non Verbal, (Psikom part-4, 15 okt 2013) By : Khey M.Boer Lanjutan...Non Verbal, (Psikom part-4, 15 okt 2013) By : Khey M.Boer Fungsi nonverbal dalam hubunganya dgn pesan verbal (Mark L.Knapp,1972:9-12) ada lima yaitu: 1. Repitisi yaitu mengulang kembali pesan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK KATARSIS TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS PERILAKU AGRESI SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 15 BOGOR

PENGARUH TEKNIK KATARSIS TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS PERILAKU AGRESI SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 15 BOGOR 140 Pengaruh Teknik Katarsis Terhadap Penurunan Intensitas Perilaku Agresi Siswa Kelas IX di SMPN 15 Bogor PENGARUH TEKNIK KATARSIS TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS PERILAKU AGRESI SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Sosial I PERSEPSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

Modul ke: Psikologi Sosial I PERSEPSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Modul ke: 06 Setiawati Fakultas Psikologi Psikologi Sosial I PERSEPSI SOSIAL Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Kompetensi Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian, proses serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

Komunikasi Non Verbal. Arif Basofi PENS

Komunikasi Non Verbal. Arif Basofi PENS Komunikasi Non Verbal Arif Basofi PENS Referensi Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D, Ilmu Komunikasi, Rosda, 2007 Susan G. Buckley, Ph.D, Buku Pintar Bahasa Tubuh, Publisher, 2008. Komunikasi Non Verbal Komunikasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan yang Tinggal bersama Orang Tua)

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan yang Tinggal bersama Orang Tua) PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan yang Tinggal bersama Orang Tua) SKRIPSI Oleh: Delvi Irma Listya Perdani 08810139 FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab II. Kajian Pustaka. Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam

Bab II. Kajian Pustaka. Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam Bab II Kajian Pustaka 2.1. Identitas Sosial Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok.

Lebih terperinci

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun)

BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI. Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun) BAB V PERKEMBANGAN MASA BAYI Terbagi 2 tahap : - Neonatal (0 atau baru lahir sd ± 2minggu) -Bayi (setelah 2 minggu sd 2 tahun) TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI Belajar makan makanan padat Belajar berjalan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF. By : Lastry. P, SST

KOMUNIKASI EFEKTIF. By : Lastry. P, SST KOMUNIKASI EFEKTIF By : Lastry. P, SST Pengertian Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yg terlibat dalam komunikasi. Tujuan : memberi kemudahan dalam memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar perusahaan-perusahaan khususnya yang berorientasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar perusahaan-perusahaan khususnya yang berorientasi terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar perusahaan-perusahaan khususnya yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan pasti memiliki sebuah layanan customer service sebagai perantara antara

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Orientasi perkuliahan, definisi dan ruang lingkup psikologi sosial Mahasiswa mengerti tujuan, arah, dan target mata kuliah, serta memahami pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial. Ke-1 1. Mahasiswa

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S E L E V E N T H E D I T I O N W W W. P R E N H A L L. C

Lebih terperinci

PROSES WAWANCARA. E-Learning/Wawancara/NoviaSintaR/2016 1

PROSES WAWANCARA. E-Learning/Wawancara/NoviaSintaR/2016 1 PROSES WAWANCARA Sebelum melakukan wawancara, terlebih dahulu pewawancara harus melakukan persiapan wawancara. Secara umum persiapan yang harus dilakukan adalah : a. Tempat wawancara yang harus bebas dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Lintas Budaya

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Lintas Budaya GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Lintas Budaya 1 Judul Mata Kuliah : Psikologi Lintas Budaya Nomor Kode/SKS : / 2 SKS Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional : Mata

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL (Psikologi Pendidikan) Silabus

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL (Psikologi Pendidikan) Silabus No. Dokumen Revisi : 00 Tgl. berlaku Hal 1 dari 5 Silabus Nama Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan Kode Mata Kuliah : PEP213 SKS : 2 sks Dosen : Yulia Ayriza, M.Si, Ph.D Program Studi : S2 PEP (Penelitian

Lebih terperinci

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : IX (Sembilan) Topik/Pokok Bahasan : Pendekatan Perilaku Konsumen Pokok-Pokok Perkuliahan : Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung

Lebih terperinci

PENDIDIKAN HAK ASASI MANUSIA. Oleh. Abas Yusuf. (IP, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Kata kunci: Sikap, persuasi, model pendidikan HAM.

PENDIDIKAN HAK ASASI MANUSIA. Oleh. Abas Yusuf. (IP, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Kata kunci: Sikap, persuasi, model pendidikan HAM. 98 PENDIDIKAN HAK ASASI MANUSIA Oleh Abas Yusuf (IP, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Abstrak: Deklarasi universal Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilancarkan PBB pada tahun 1948 telah mendapat pengakuan

Lebih terperinci

Unsur unsur kebudayaan

Unsur unsur kebudayaan Unsur unsur kebudayaan Unsur kebudayaan Ada tujuh unsur kebudayaan, menurut C Kluckhohn: 1. Bahasa 2. Sistem pengetahuan 3. Organisasi sosial 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi 5. Sistem mata pencaharian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI HUBUNGAN ANTAR PRIBADI Modul ke: Fakultas Psikologi Macam-macam hubungan antar pribadi, hubungan dengan orang belum dikenal, kerabat, hubungan romantis, pernikahan, masalah-masalah dalam hubungan pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan individu. Kesepian bukanlah masalah psikologis yang langka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan individu. Kesepian bukanlah masalah psikologis yang langka, digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesepian merupakan salah satu masalah psikologis yang kerap muncul dalam kehidupan individu. Kesepian bukanlah masalah psikologis yang langka,

Lebih terperinci

Sistem Interpersonal. By Ita Mutiara Dewi

Sistem Interpersonal. By Ita Mutiara Dewi Sistem Interpersonal By Ita Mutiara Dewi Sistem komunikasi interpersonal Persepsi Interpersonal Konsep Diri Atraksi Interpersonal Hubungan Interpersonal. Persepsi interpersonal Persepsi adalah memberikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada store manager di apotek di guardian menyatakan bahwa tidak ada hubungan Antara self efficacy dengan stress kerja

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA)

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA) PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA) SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai

Lebih terperinci

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen MODUL PERKULIAHAN Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 14 Abstract Membahas proses dalam pengambilan keputusan pembelian.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi perlu dilakukan dalam menganalisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan korelasi Product Moment. Uji

Lebih terperinci

BAB 1 SIKAP (ATTITUDE)

BAB 1 SIKAP (ATTITUDE) Psikologi Umum 2 Bab 1: Sikap (Attitude) 1 BAB 1 SIKAP (ATTITUDE) Bagaimana kita suka / tidak suka terhadap sesuatu dan pada akhirnya menentukan perilaku kita. Sikap: - suka mendekat, mencari tahu, bergabung

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A15.112.07/ Psikologi Komunikasi Revisi ke : Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : Jml Jam kuliah dalam seminggu :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, setiap orang pasti membutuhkan orang lain, entah dalam saat-saat susah, sedih, maupun bahagia. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Ir. Henrikus, SPsi, CHT PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi

Lebih terperinci

INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILL. Presented by : Dr. Mohammad Yamien,M.Si

INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILL. Presented by : Dr. Mohammad Yamien,M.Si INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILL Presented by : Dr. Mohammad Yamien,M.Si 1 Etos Kerja Profesional 1. Conceptual Skill Kemampuan mengelola organisasi dalam berbagai fungsi manajerial 2. Human Skill Kemampuan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Drs Abu. (1999). Psikologi sosial edisi revisi. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Drs Abu. (1999). Psikologi sosial edisi revisi. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Drs Abu. (1999). Psikologi sosial edisi revisi. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta. Arief, Rudy. (1997). Persepsi terhadap perlakuan diskriminasi di dalam kondisi minoritas dan kecenderungan

Lebih terperinci

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas Pengaruh Kualitas Komunikasi Interpersonal Pemimpin terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkataan, gerak tubuh, dan terutama ekspresi wajah. Ekspresi wajah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perkataan, gerak tubuh, dan terutama ekspresi wajah. Ekspresi wajah memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki insting untuk berinteraksi satu sama lain demi mencapai suatu tujuan, dan dalam interaksi itu, mengintepretasi kondisi emosional menjadi penting dalam

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KELOMPOK KODE MATAKULIAH /SKS = MKK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KELOMPOK KODE MATAKULIAH /SKS = MKK / 2 SKS TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan berbagai teori dan konsep-konsep mengenai dan kaitannya dengan perilaku manusia serta menjelaskan permasalahan yang berhubungan dengan melalui teori

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Kesehatan Mental Mengatasi Stress / Coping Stress Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Coping Stress Coping Proses untuk menata tuntutan

Lebih terperinci

Behavior and Social Learning Theory

Behavior and Social Learning Theory MODUL 4 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1 Behavior and Social Learning Theory Materi yang akan di bahas: a. Pendekatan Umum Teori b. Penekanan pada Perilaku Belajar c. Hukum Universal d. Teori Belajar Modern e.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang permasalahan Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia pasti membutuhkan orang lain disekitarnya mulai dari hal yang sederhana maupun untuk hal-hal besar didalam

Lebih terperinci