PENERAPAN COMPETENCY BASED HUMAN RESOURCES MANAGEMENT (CBHRM) DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MODAL INSANI (HUMAN CAPITAL) KARYAWAN DI PT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN COMPETENCY BASED HUMAN RESOURCES MANAGEMENT (CBHRM) DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MODAL INSANI (HUMAN CAPITAL) KARYAWAN DI PT"

Transkripsi

1 PENERAPAN COMPETENCY BASED HUMAN RESOURCES MANAGEMENT (CBHRM) DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MODAL INSANI (HUMAN CAPITAL) KARYAWAN DI PT.TRAKTOR NUSANTARA JAKARTA Oleh TEDI RACHMAN H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2 PENERAPAN COMPETENCY HUMAN RESOURCES MANAGEMENT (CBHRM) DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MODAL INSANI (HUMAN CAPITAL) KARYAWAN DI PT.TRAKTOR NUSANTARA JAKARTA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh TEDI RACHMAN H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

3

4 RINGKASAN TEDI RACHMAN. H Penerapan Competency Based Human Resources Management (CBHRM) dalam Rangka Pengembangan Modal Insani (Human Capital) karyawan di PT. Traktor Nusantara Jakarta. Di bawah bimbingan ANGGRAINI SUKMAWATI. Dewasa ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Untuk itu diperlukan suatu cara sehingga perusahaan bisa bersaing. Untuk menjadi perusahaan yang memiliki daya saing tentu saja hal ini tidak terlepas dari peranan Sumber Daya Manusianya. Keunggulan mutu bersaing suatu organisasi sangat ditentukan oleh mutu SDM-nya sehingga dapat menghasilkan kinerja yang superior. Organisasi sangat membutuhkan SDM yang kompeten untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya. Paradigma terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi organisasi, oleh karena itu kemudian muncul istilah baru di luar Human Resources, yaitu Human Capital (modal insani). Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai, dapat dilipatgandakan, dan dikembangkan. Oleh karena itu pengembangan modal insani perlu dilakukan sehingga perusahaan memiliki keunggulan dan daya saing. Salah satu cara yang digunakan untuk mengembangkan modal insani adalah dengan menerapkan Competency Based Human Resources Management (CBHRM). CBHRM adalah suatu pola pendekatan di dalam membangun suatu sistem manajemen sumber daya manusia yang handal dengan memanfaatkan kompetensi sebagai titik sentralnya. CBHRM merupakan salah satu pendekatan manajemen sumber daya manusia berdasarkan kompetensi yang meliputi rekrutmen dan seleksi, pelatihan, penilaian kinerja, penghargaan dan sanksi serta program pensiun. Tujuan CBHRM yaitu untuk mengelola sumber daya manusia sebagai modal atau capital intelectual melalui pembangunan kompetensi. Penelitian ini bertujuan : 1). Mengidentifikasi penerapan CBHRM di PT. Traktor Nusantara 2). Mengidentifikasi pengembangan modal insani di PT. Traktor Nusantara. 3). Menganalisis penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan modal insani di PT. Traktor Nusantara. Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji kanonikal. Hasil penelitian menunjukkan penerapan CBHRM yang dilakukan perusahaan tergolong baik. Dari hasil perhitungan korelasi antara penerapan CBHRM dan pengembangan modal insani didapatkan hasil p-value sebesar 0,0064 dimana kurang dari 0,10 yang berarti tolak Ho dan dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi kanonik yang cukup besar yaitu dengan nilai r sebesar 0,7131.

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 1986 dari ayah yang bernama Surachman dan ibu bernama Aah Noerliah. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Sukatani 4 pada tahun 1992 dan lulus pada tahun Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 11 Depok dan lulus pada tahun Penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Negeri 4 Depok dan lulus pada tahun Setelah lulus SMU, penulis melanjutkan pendidikan pada program Diploma Jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia di Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta dan lulus pada tahun Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikannya di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Saat ini penulis bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang alat berat. iii

6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 dengan judul Penerapan Competency Based Human Resources Management (CBHRM) dalam Rangka Pengembangan Human Capital (Modal Insani) karyawan di PT. Traktor Nusantara Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan anugerah dan karunia-nya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Bogor, September 2014 Penulis iv

7 UCAPAN TERIMAKASIH Dalam penulisan skripsi ini, ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya ingin penulis sampaikan kepada : 1. Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing penulis, memberikan saran, pengarahan, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 3. Seluruh staff PSAJM, Departemen Manajemen FEM IPB, atas bantuannya selama penulis menempuh perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Ayahanda Surachman dan Ibunda Aah Noerliah atas kasih sayang, semangat serta doanya demi kelancaran dan kesuksesan penulis. 5. Kakak kandung tercinta Noeraini Rachman dan adik tersayang Noerlia Agustina Rachman dan Aditia Ferdiansyah Rachman. 6. Keluarga besar Manajemen Angkatan 8, terimakasih atas doa dan supportnya selama berada di PSAJM manajemen. Semoga silaturahmi dapat terus terjaga. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. v

8 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv v vi viii ix x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Competency Based Human Resources Management Kompetensi Pengertian Kompetensi Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi Kategori Kompetensi Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompetensi Pengelolaan SDM berbasis Kompetensi Rangkaian aktivitas CBHRM Modal Insani Pengertian Modal Insani Peran Modal Insani Penelitian Terdahulu III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data vi

9 3.4. Populasi dan Prosedur Penentuan sampel Teknik Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Uji Validitas Uji Reliabilitas Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Analisis Korelasi Kanonikal Proses Korelasi Kanonikal IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah singkat PT. Traktor Nusantara Kegiatan Usaha PT. Traktor Nusantara Visi dan Misi PT. Traktor Nusantara Fungsi Sosial dan Ekonomi PT. Traktor Nusantara Struktur Organisasi PT. Traktor Nusantara Karakteristik Karyawan Jenis Kelamin Usia Masa Kerja Tingkat Pendidikan Penerapan CBHRM pada PT. Traktor Nusantara Pelaksanaan CBHRM Tangggapan Responden terhadap penerapan CBHRM Tangggapan Responden terhadap penerapan CBHRM dalam pengembangan Modal Insani Analisis Penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan modal insani di PT. Traktor Nusantara Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

10 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Koefisien korelasi Koefisien validitas dan reliabilitas Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM Tanggapan responden terhadap pengembangan modal insani 51 viii

11 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Tren volume dan pertumbuhan penjualan Alat Berat Kerangka pemikiran penelitian Struktur organisasi PT. Traktor Nusantara Hubungan antara penerapan CBHRM dengan modal insani.. 55 ix

12 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Daftar kuesioner penelitian Uji validitas dan reliabilitas Hasil perhitungan korelasi kanonik 70 x

13 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi yang terjadi di dunia tentu akan membawa dampak bagi perekonomian di seluruh negara. Tak terkecuali bagi industri alat berat. Seiring dengan semakin baiknya laju pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan adanya pembangunan infrastruktur di berbagai bidang, hal ini berdampak pada tren penjualan alat berat di Indonesia. Penjualan alat berat selama kurun waktu 12 tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Tren volume dan pertumbuhan penjualan alat berat Indonesia (United Tractors, 2013) Dalam era globalisasi sekarang ini, perusahaan dituntut untuk semakin kompetitif dalam berbagai hal, oleh karena itu diperlukan SDM yang unggul sehingga bisa bersaing menghadapi setiap tantangan yang terjadi dalam berbagai kondisi. Seiring tuntutan teknologi dan persaingan dunia usaha, maka kompetensi SDM dalam organisasi harus dapat dioptimalkan melalui pelatihan dan pengembangan karyawan yang berbasis kompetensi. Hal ini memberikan dampak yang positif ketika SDM yang kompeten mampu membawa keberhasilan

14 2 pribadinya pada peningkatan kinerja organisasi. Pengembangan manusia dalam organisasi memberikan kualitas dan kemampuan kerja yang akan berdampak pada peningkatan kinerja organisasi. Paradigma terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi organisasi, oleh karena itu kemudian muncul istilah baru di luar Human Resources, yaitu Human Capital (modal insani). SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai, dapat dilipatgandakan, dan dikembangkan. Oleh karena itu pengembangan Human Capital perlu dilakukan sehingga perusahaan memiliki keunggulan dan daya saing. Salah satu metode yang digunakan dalam mengembangkan Human Capital adalah dengan model CBHRM (Competency Based Human Resources Management). CBHRM adalah pendekatan mutakhir dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengintegrasikan strategi organisasi dengan manajemen SDM. Sistem ini mencakup pengembangan model kompetensi yang berkaitan dengan strategi instansi dan penggunaannya dalam fungsi-fungsi manajemen SDM, seperti seleksi tenaga kerja, penilaian kinerja, kompensasi, program pelatihan & pengembangan, dan perencanaan karir. Perusahaan sebagai organisasi telah mempunyai rencana menyeluruh terhadap pengembangan sumber daya manusia dengan memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap peningkatan kualitas individu karyawan. Sebagai hasilnya untuk setiap prestasi yang disumbangkan maka karyawan akan mendapatkan reward. Dari sini terlihat bahwa CBHRM dapat dijadikan sebagai bagian dari pola pengembangan karir karyawan. Sehingga dengan adanya hal ini diharapkan setiap individu dapat bekerja secara optimal guna mendukung kemajuan karir mereka. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai evaluasi terhadap kinerja karyawan yang menurun sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk perbaikan. CBHRM memberikan pengaruh yang cukup besar bagi SDM dan perusahaan dalam hal pengembangan modal insani. CBHRM ini juga meningkatkan hubungan industrial yang harmonis karena adanya CBHRM merupakan penghubung SDM dengan perusahaan dan strateginya.

15 3 PT. Traktor Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri alat berat, khususnya untuk industri, perkebunan, kontruksi, dan pembangkit listrik. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri alat berat, tentu tidak terlepas dari persaingan yang semakin kompetitif. Untuk itu dalam menjalankan bisnisnya PT. Traktor Nusantara memerlukan sumber daya manusia yang kompeten. Tujuannya yaitu agar meningkatkan daya saing sehingga mampu menjadi perusahaan yang unggul dibidangnya. Sumber daya manusia merupakan asset yang berharga bagi perusahaan dan menjadi faktor utama dalam menggerakkan lini bisnis secara keseluruhan, maka diperlukan adanya pengelolaan sumber daya manusia yang berkelanjutan dengan menempatkan kompetensi sebagai titik sentralnya. Dengan adanya pola pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi maka hal ini dapat membantu sinergi bisnis perusahaan untuk mendorong tumbuhnya roda bisnis yang dijalankan. Salah satunya strategi yang digunakan oleh PT. Traktor Nusantara dalam mengembangkan modal insani karyawan adalah dengan menerapkan konsep manajemen berbasis kompetensi (CBHRM). PT.Traktor Nusantara mulai menjalankan konsep manajemen berbasis kompetensi pada tahun PT. Traktor Nusantara menerapkan konsep ini karena adanya kebutuhan akan sumber daya manusia yang kompeten untuk menjalankan bisnisnya sehingga mampu menjadi perusahaan yang terdepan baik dalam produk maupun pelayanan yang diberikan Perumusan Masalah Seiring dengan semakin pesatnya persaingan dalam berbagai bidang usaha, maka diperlukan sumber daya manusia yang unggul untuk membantu kemajuan bisnis perusahaan. Manusia adalah asset yang harus dipelihara dan dikembangkan. Memiliki SDM yang kompeten merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu membuat suatu sistem yang dapat mengembangkan kompetensi karyawan melalui peningkatan modal insani karyawan sehingga memiliki daya saing. Untuk itu PT. Traktor Nusantara memiliki strategi dalam rangka mengembangkan modal insani melalui pola manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi.

16 4 Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan CBHRM yang diterapkan oleh PT. Traktor Nusantara 2. Bagaimana perkembangan modal insani yang terjadi di PT. Traktor Nusantara 3. Seberapa besar peranan CBHRM terhadap peningkatan modal insani karyawan pada PT. Traktor Nusantara 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan ruang lingkup permasalahan diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi penerapan CBHRM di PT. Traktor Nusantara 2. Mengidentifikasi pengembangan modal insani di PT. Traktor Nusantara. 3. Menganalisis penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan modal insani di PT. Traktor Nusantara Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan kegunaan dan manfaat diantaranya: 1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka mengambil keputusan dimasa yang akan datang dan upaya pengembangan teori manajemen sumber daya manusia khususnya berkaitan dengan penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan modal insani. 2. Bagi pembaca atau peneliti berikutnya Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini melihat sampai sejauh mana hubungan antara penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan modal insani di PT. Traktor Nusantara pada tahun 2013 dengan memperhatikan faktorfaktor HR Planning, Perekrutan dan Seleksi, Pendidikan dan Pelatihan, Pengembangan karir, Penilaian kinerja, Kompensasi. Kemudian faktorfaktor tersebut dianalisis melalui Analisis Korelasi Kanonikal. Setelah itu

17 5 dapat dilihat hubungan antara penerapan CBHRM dengan pengembangan modal insani dan akibat-akibat yang terjadi bagi perusahaan dan karyawan.

18 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Competency Based Human Resource Management ( CBHRM ) Dengan semakin ketatnya persaingan di dunia usaha, peranan sumber daya manusia sebagai faktor penentu perusahaan untuk bersaing menjadi yang terdepan semakin dirasakan arti pentingnya. Keunggulan mutu bersaing suatu organisasi sangat ditentukan oleh mutu SDM-nya sehingga dapat menghasilkan kinerja yang superior. Organisasi sangat membutuhkan SDM yang kompeten untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya. Pengelolaan SDM harus dilakukan secara berkesinambungan. Dalam hal ini diperlukan suatu sistem yang terintegrasi dengan tujuan perusahaan. Perbaikan atau pemberdayaan terhadap sumber daya manusia di suatu perusahaan dapat dilakukan melalui program-program seperti pelatihan dan pengembangan karyawan (training and development), penilaian potensi karyawan (assessment), maupun penerapan program Human Resources Information System. Salah satu pendekatan dalam Manajemen SDM sekarang ini adalah menggunakan CBHRM. CBHRM adalah suatu pola pendekatan di dalam membangun suatu sistem manajemen sumber daya manusia yang handal dengan memanfaatkan kompetensi sebagai titik sentralnya. CBHRM merupakan salah satu pendekatan manajemen sumber daya manusia berdasarkan kompetensi yang meliputi rekrutmen dan seleksi, pelatihan, penilaian kinerja, penghargaan dan sanksi serta program pensiun. Tujuan CBHRM yaitu untuk mengelola sumber daya manusia sebagai modal atau capital intelectual melalui pembangunan kompetensi. Perusahaan perlu mengembangkan model kompetensi yang berintegrasi dengan tolok ukur penilaian kinerja yang dapat dijadikan dasar pengembangan sumber daya manusia. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, maka perusahaan dituntut untuk memberdayakan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki, termasuk sumber daya manusia. Sumber daya manusia sebagai pelaku organisasi mempunyai perbedaan dalam sikap (attitude) dan pengalaman (Boyaritz, 2004). Perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia dengan berbagai macam sifat, sikap dan kemampuan yang beragam sehingga dapat bekerja menuju tujuan yang direncanakan perusahaan.

19 Kompetensi Pengertian Kompetensi Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998), kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan seseorang untuk mencapai kinerja yang superior. Aspek-aspek pribadi ini termasuk sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Kompetensi - kompetensi akan mengarahkan tingkah laku. Sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Suatu kompetensi terdiri atas keahlian, pengetahuan dan sikap, namun dalam penerapannya secara konsisten, keahlian, dan pengetahuan tersebut harus sesuai dengan standar kinerja yang dipersyaratkan dalam pekerjaan (Franscesco, 2003). Menurut Boyatzis (2008), kompetensi didefiniskan sebagai kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Wibowo (2007) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Menurut Spencer & Spencer (2009) kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang ada hubungan sebab akibat dengan prestasi kerja yang luar biasa atau dengan efektifitas kerja. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang menjadi karakteristiknya untuk dapat melaksanakan tugas yang sesuai dengan standar yang ditentukan yang dilandasi pengetahuan dan keterampilan serta perilaku yang membuat seseorang menjalankan perannya dengan baik. Kompetensi teknis (technical competency) maupun kompetensi perilaku (behavioral competency) sebenarnya memiliki tujuan yang sama yaitu membentuk orang mampu melakukan suatu pekerjaan dengan prestasi yang luar biasa. Hal Ini berarti orang yang berkompetensi adalah orang yang memiliki prestasi lebih baik daripada rekan-rekan kerjanya, mampu berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, mampu menghadapi tantangan kerja dan memiliki konsistensi dalam berprestasi.

20 8 Menurut Spencer & Spencer (2009), ada tiga komponen utama pembentuk kompetensi, yaitu : pengetahuan yang dimiliki seseorang, keterampilan, dan perilaku individu, yang mana ketiga komponen tersebut dipengaruhi oleh konsep diri, sifat bawaan diri (trait), dan motif. 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks namun pengetahuan adalah komponen utama kompetensi yang mudah diidentifikasi. 2. Keterampilan Keterampilan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan. Keterampilan lebih sukar dimiliki daripada pengetahuan. Namun, seseorang yang memiliki keterampilan dengan sendirinya sudah memiliki pengetahuan atas pekerjaan yang mereka lakukan. 3. Konsep Diri Konsep diri (self-concept) merupakan sikap atau nilai individu. Konsep diri dipengaruhi oleh nilai-nilai yanng dimiliki oleh seseorang yang diperolehnya sejak kecil hingga saat tertentu. Konsep diri menunjukkan bahwa seseorang melihat dirinya sendiri atau sesuatu. Konsep diri mempengaruhi etika, cara pandang atau pengertian sseorang tentang sesuatu. 4. Ciri Diri Ciri diri (trait) karakter bawaan diri, misalnya reaksi yang konsisten terhadap sesuatu. Ciri diri ini merupakan karekteristik fisik, kognitif, dan sosial yang melekat secara permanen pada diri seseorang. 5. Motif Motif adalah sesuatu yang dipikirkan atau diinginkan seseorang secara konsisten, yang dapat menghasilkan perbuatan. Kebutuhan, keinginan, dan perhatian yang biasanya terjadi tanpa disadari ini akan mempengaruhi pemikiran seseorang untuk mencapai sasaran kerjanya sehingga pada akhirnya akan berdampak pada perilaku seseorang. Komponen utama kompetensi pengetahuan dan keterampilan memiliki ciriciri yang berbeda dari ketiga komponen utama kompetensi lainnya, yaitu konsep

21 9 diri, ciri-ciri, dan motif. Berikut ini diterangkan ciri-ciri kedua kelompok komponen utama kompetensi tersebut (Hutapea dan Nurianna, 2008). Ciri-ciri pengetahuan dan keterampilan, yaitu: 1. Pengetahuan dan keterampilan lebih cenderung mempengaruhi kompetensi teknis (technical competency). 2. Pengetahuan dan keterampilan lebih mudah terlihat. 3. Pengetahuan dan lebih mudah dimiliki oleh seseorang, biasanya dapat diperoleh hanya dengan mendengar atau melihat. 4. Keterampilan merupakan komponen utama kedua yang mudah dimiliki oleh individu, yang harus dapat dibuktikan kepemilikannya dengan menunjukkan kemampuannya dalam melakukan pekerjaan. 5. Pengetahuan dan keterampilan relatif lebih mudah dikembangkan. Ciri-ciri konsep diri, ciri diri, dan motif, di antara yaitu: 1. Konsep diri, ciri diri, dan motif lebih cenderung mempengaruhi kompetensi perilaku (behavioral competency). 2. Konsep diri, ciri diri, dan motif lebih sukar dilihat. 3. Konsep diri, ciri diri, dan motif lebih sukar dikembangkan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi Penggunaan kompetensi dalam organisasi atau perusahaan pada umumnya adalah untuk tujuan sebagai berikut (Hutapea dan Nurianna, 2008) : 1. Pembentukan pekerjaan (job design) Kompetensi teknis dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi, peran, dan tanggung jawab pekerjaan di suatu organisasi. Besarnya fungsi, peran, dan tanggung jawab tersebut tergantung dari tujuan perusahaan, besar kecilnya perusahaan, tingkat/level pekerjaan dalam organisasi serta jenis usaha. Sedangkan kompetensi perilaku digunakan untuk menggambarkan tuntutan pekerjaan atas perilaku pemangku jabatan agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut dengan prestasi luar biasa. 2. Evaluasi pekerjaan (job evaluation) Kompetensi dapat dijadikan salah satu faktor pembobot pekerjaan, yang digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan serta tantangan pekerjaan

22 10 merupakan komponen yang memberikan porsi terbesar dalam menentukan bobot suatu pekerjaan. Pekerjaan dan keterampilan tersebut adalah komponen dasar pembentuk kompetensi. 3. Rekrutmen dan seleksi (recruitment and selection) Pembentukan organisasi biasanya diikuti dengan pembentukan pekerjaan serta penentuan persyaratan/ kualifikasi orang yang layak melaksanakan pekerjaan tersebut. Kompetensi dapat digunakan sebagai salah satu komponen dalam persyaratan jabatan, yang kemudian dijadikan pedoman untuk menyeleksi calon karyawan yang akan menduduki jabatan atau melaksanakan pekerjaan tersebut. Untuk mengetahui kompetensi yang dimilliki calon karyawan, pewawancara harus menggunakan metode wawancara yang dapat dipelajari terlebih dahulu melalui pelatihan. 4. Pembentukan dan Pengembangan organisasi (organization design and development) Organisasi yang kokoh adalah organisasi yang mempunyai kerangka fondasi yang kuat. Kekuatan kerangka dan fondasi ditentukan oleh kemampuan teknis, nilai atau budaya organisasi serta semangat kerja atau motivasi orang-orang yang bekerja dalam organisasi. Semua itu harus didasari oleh visi dan misi organisasi. Kompetensi dapat menjadi fondasi yang kuat untuk pembentukan dan pengembangan organisasi kearah organisasi yang produktif dan kreatif apabila semua orang bekerja dalam organisasi. 5. Membentuk dan memperkuat nilai dan budaya perusahaan (company culture) Peran kompetensi perilaku sangat diperlukan untuk membentuk dan mengembangkan nilai budaya perusahaan (culture) ke arah budaya kerja yang produktif. Pembentukan nilai-nilai produktif dalam organisasi akan mudah tercapai apabila pemilihan nilai-nilai budaya perusahaan sesuai dengan kompetensi inti perusahaan. 6. Pembelajaran organisasi (organisational learning) Peran kompetensi bukan hanya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga untuk membentuk karekter pembelajaran yang akan menopang proses pembelajaran yang berkesinambungan.

23 11 7. Manajemen karier dan penilaian potensi karyawan (career mangement & employee s assessment) Kerangka dan tindakan kompetensi dapat digunakan untuk membantu perusahaan atau organisasi menciptakan pengembangan ruang karier bagi karyawaan serta membantu karyawan untuk mencapai jenjang karier yang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Melalui assessment center (pusat penilaian potensi karyawan), penggunaan kompetensi dapat mendorong pengembangan karier yang lebih terpola dan sejalan dengan kebutuhan perusahaan. 8. Sistem imbal jasa (reward system) Sistem imbal jasa akan memperkuat dan diperkuat oleh kerangka pekerjaan yang berbasis kompetensi. Artinya, pemberian imbal jasa yang dihubungkan dengan pencapaian kompetensi individu akan mendukung pelaksanaan sistem kompetensi individu akan mendukung pelaksanaan sistem kompetensi yang digunakan oleh perusahaan secara keseluruhan. Sebaliknya sistem kompetensi yang baik akan membantu mengefektifkan sistem imbal jasa yang berlaku dalam perusahaan Kategori Kompetensi Zwell (2008) membagi ke dalam lima kategori kompetensi, yaitu : 1. Task achievement merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik. Kompetensi yang berkaitan dengan task achievement ditunjukkan oleh; orientasi pada hasil, mengelola kinerja, efisiensi produksi, fleksibilitas, inovasi, peduli pada kualitas, perbaikan berkelanjutan, dan keahlian teknis. 2. Relationship merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kompetensi dan bekerja dengan baik dengan orang lain dan memuaskan kebutuhannya. Kompetensi yang berhubungan dengan relationship meliputi; kerjasama, orientasi pada pelayanan, kepentingan antarpribadi, kecerdasan organisasional, membangun hubungan, penyelesaian konflik, perhatian pada komunikasi dan sensitivitas budaya. 3. Personal attribute merupakan kompetensi intrinisik individu dan menghubungkan bagaimana orang berpikir, merasa, belajar, dan berkembang. Personal attribute merupakan kompetensi yang meliputi integritas dan

24 12 kejujuran, pengembangan diri, ketegasan, kualitas keputusan, manajemen stress, berpikir analitis, dan berpikir konseptual. 4. Managerial merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan pengelolaan, pengawasan dan pengembangan orang. Kompetensi manajerial berupa motivasi, memberdayakan, mengembangkan orang lain. 5. Leadership merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi dan orang untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi. Kompetensi berkaitan dengan leadership meliputi kepemimpinan visioner, berpikir strategis, orientasi kewirausahaan, manajemen perubahan, membangun komitmen organisasional, membangun fokus dan maksud, dasar-dasar dan nilai-nilai Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi Menurut Zwell (2008) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi antara lain sebagai berikut: 1. Keyakinan dan nilai-nilai Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu. Untuk itu setiap orang harus berpikir positif baik tentang dirinya maupun terhadap orang lain dan menunjukkan ciri yang berpikir kedepan. 2. Keterampilan Keterampilan memainkan peranan pada kompetensi. Berbicara di depan umum merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, dipraktekkan, dan diperbaiki. Pengembangan keterampilan yang secara spesifik berkaitan dengan kompetensi dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi individual. 3. Pengalaman Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman mengorganisasikan orang, komunikasi di hadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Orang yang tidak pernah berhubungan dengan organisasi besar dan

25 13 kompleks tidak mungkin mengembangkan kecerdasan organisasional untuk memahami dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam lingkungan. 4. Karakteristik kepribadian Aspek kepribadian termasuk salah satu faktor yang sulit untuk diubah. Akan tetapi, kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat berubah. Kepribadian sesorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang merespon dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitarnya. Kepribadian dapat mempengaruhi keahlian manajer dan pekerja dalam sejumlah kompetensi termasuk dalam penyelesaian konflik, menunjukkan kepedulian interpersonal, kemampuan bekerja dalam tim, memberikan pengaruh dan dapat membangun hubungan yang baik. 5. Motivasi Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah. Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan, dengan memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi bawahan. Jika seorang manajer dapat mendorong motivasi pribadi seorang pekerja, kemudian menyelaraskan dengan kebutuhan bisnis, maka akan sering ditemukan peningkatan penguasaan dalam sejumlah kompetensi yang mempengaruhi kinerja. Kompetensi menyebabkan orientasi pada hasil, kemampuan mempengaruhi orang lain, meningkatkan inisiatif. Peningkatan kompetensi akan meningkatkan kinerja bawahan dan kontribusinya pada organisasi akan meningkat. 6. Isu emosional Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Adanya rasa takut membuat kesalahan,rasa malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif. Perasaan tentang kewenangan dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi dan meyelesaikan konflik dengan manajer. 7. Kemampuan intelektual Kompetensi bergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan pemikiran analitis. Faktor pengalaman dapat meningkatkan kecakapan dalam kompetensi.

26 14 8. Budaya organisasi Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia dalam kegiatan sebagai berikut: a. Praktik rekrutmen dan seleksi karyawan, untuk mempertimbangkan siapa di antara pekerja yang dimasukkan dalam organisasi dan tingkat keahliannya. b. Sistem penghargaan dapat mengkomunikasikan pada pekerja bagaimana organisasi menghargai kompetensi. c. Praktik pengambilan keputusan mempengaruhi kompetensi dalam memberdayakan orang lain, inisiatif, dan memotivasi orang lain. d. Filosofi organisasi : visi, misi, dan nilai-nilai berhubungan dengan kompetensi. e. Kebiasaan dan memberi prosedur memberi informasi kepada pekerja berapa banyak kompetensi yang diharapkan. f. Komitmen pada pelatihan dan pengembangan mengkomunikasikan pada pekerja tentang pentingnya kompetensi tentang pembangunan berkelanjutan. Proses organisasional yang mengembangkan pemimpin secara langsung mempengaruhi kompetensi kepemimpinan Pengelolaan SDM berbasis Kompetensi Di dalam dunia bisnis dewasa ini istilah kompetensi mulai sering diperdengarkan dengan berbagai makna sesuai dengan isi pembicaraan, sehingga seringkali terjadi perdebatan makna dengan penggunaan kata tersebut. Sering kali para ahli maupun praktisi dalam menyampaikan suatu konsep, teori maupun pendapat menggunakan istilah yang berbeda-beda meskipun seringkali bermakna sama, demikian pula halnya dengan istilah kompetensi. Kompetensi merupakan kalimat yang cukup kompleks artinya, di satu sisi dapat digunakan dalam kaitannya dengan suatu kinerja (output) pegawai yang efektif, sehingga dapat didefinisikan dan diukur, sementara disisi lain dapat pula diartikan sebagai suatu karakteristik mendasar pada seseorang yang cukup sulit untuk diukur. Para pakar dan praktisi telah melakukan beberapa review dan menyimpulkan bahwa psikotest konvensional dan pengetahuan akademik kurang akurat untuk memprediksi kinerja/prestasi kerja maupun keberhasilan dalam kehidupan bersosial. Disamping itu dikemukakan pula bahwa psikotest dan pengetahuan akademik yang diperoleh

27 15 di bangku sekolah dan perguruan tinggi sering dijumpai adanya perlakuan diskriminatif terhadap gender, kelompok minoritas, ataupun menurut strata sosial ekonomi (Spencer & Spencer, 2009). Kondisi tersebut di atas memicu adanya penelitian baru untuk mencari metoda baru yang dapat mengidentifikasi kompetensi sesorang yang dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan pegawai di tempat kerja. Beberapa metode penting yang digunakan oleh Boyatzis (2008) saat itu adalah : 1. Memilih sample pegawai yang sukses dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya. Metode ini membandingkan dan mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan/kegagalan mereka yang sukses/gagal atau memiliki prestasi dalam kerja dan dalam kehidupan sosial. 2. Mengidentifikasi tata nilai, pola pikir, motif dan sikap serta perilaku yang mengakibatkan pegawai tersebut berhasil/sukses. Mengidentifikasi kompetensi model ini dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan terbuka untuk mengeksplorasi tata nilai, pola pikir, motif sikap dan perilaku yang dinilai dan dianggap sebagai faktor penyebab sukses dalam menunjukkan kinerja. Identifikasi kompetensi menjadi suatu langkah yang sangat penting dalam meramalkan keberhasilan seorang pegawai. Sehingga para ahli SDM berupaya untuk mendapatkan metoda yang paling sesuai. Kemajuan dalam melakukan pengukuran kompetensi seseorang telah memudahkan para praktisi SDM untuk dapat menempatkan orang yang tepat pada jenis pekerjaan yang tepat pula. Kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu karakteristik dasar yang memiliki hubungan sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan dalam memprediksi kinerja seseorang di tempat kerja atau pada situasi tertentu. (Spencer & Spencer, 2009). Karakteristik dasar yang dimaksud adalah bahwa kompetensi harus bersifat mandasar dan mencakup personality atau kepribadian seseorang dan dapat memprediksi sikap seseorang pada suatu situasi tertentu. Kompetensi merupakan suatu karakteristik dasar seseorang dan mengindikasikan cara berpikir, bersikap, manarik kesimpulan dan bertindak yang dapat dilakukan dan dipertahankan sesorang untuk periode waktu yang panjang (tidak sekedar kebetulan). Lima karakteristik dasar kompetensi adalah:

28 16 1. Motif, sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan oleh sesorang yang menyebabkan munculnya suatu tindakan. 2. Bawaan, dapat berupa karakteristik fisik atau kebiasaan seseorang dalam merespon situasi atau informasi tertentu. 3. Pengetahuan akademik, informasi yang dimiliki sesorang pada suatu area pengetahuan tertentu. 4. Keahlian (skill), kemampuan untuk melakukan aktifitas fisik dan mental. Icebergh model dapat menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan dan keahlian (hard competency) cenderung tampak dipermukaan, sementara motif, bawaan/bakat dan citra diri seringkali tersembunyi sifatnya, dalam dan terpusat secara personal. Pengetahuan dan keahlian relatif mudah untuk dikembangkan, dan cara paling efektif untuk mempertahankan kemampuan ini adalah dengan suatu pelatihan. Motif dan sifat bawaan sebagai inti dari kompetensi pada dasarnya sulit untuk diketahui dan dikembangkan, walaupun pada dasarnya kompetensi inti inilah yang dapat digunakan untuk memprediksi kinerja superior seorang pegawai (Spencer & Spencer, 2009) Rangkaian Aktivitas CBHRM CBHRM merupakan suatu pendekatan manajemen dalam mengelola sumber daya manusia (SDM) yang mengintegrasikan aktifitas manajemen yang nyata dalam pengelolaan SDM tersebut dengan mereferensikan semua aktifitas terhadap sebuah rangkaian kompetensi yang sudah disepakai bersama. Rangkaian aktifitas manajemen yang dilakukan dapat meliputi : 1. Desain Jabatan (Job Design). Bagaimana suatu pekerjaan akan didesain sehingga meningkatkan kapabilitas organisasi? 2. Perekrutan dan Seleksi SDM (Recruitment & Selection). Kompetensi apa yang perlu disediakan individu melalui proses rekrutmen? Siapa diantara kandidat yang paling memiliki kompetensi sesuai kebutuhan organisasi? 3. Penilaian Kinerja, Pengembangan Kinerja dan Pengelolaan Kinerja (Performance Management). Apa yang dapat kita pelajari dari kompetensi karyawan terhadap kinerja mereka? Apa pengembangan kompetensi yang

29 17 diperlukan untuk meningkatkan kinerja? Apa pengaruh celah kompetensi (competency gap) terhadap kinerja? 4. Remunerasi dan Penghargaan (Remuneration & Reward). Bagaimana tingkat salary yang dibutuhkan sesuai kompetensi karyawan? Bagaimana kinerja karyawan diberi penghargaan? 5. Analisa Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis). Apa kompetensi yang perlu didapatkan karyawan nanti, agar mereka dapat meningkatkan produktifitas organisasi / perusahaan? Jenis pelatihan apa yang diperlukan berdasarkan celah kompetensi (competency gap) yang mereka miliki? 6. Pelatihan dan Pengembangan (Training & Development). Strategi pelatihan apa yang tersedia dalam rangka memfasilitasi kompetensi yang dibutuhkan? Seberapa efektif strategi dan metode training yang diberikan untuk mengembangkan kompetensi? 7. Perencanaan Suksesi (Succession Planning). Siapakah yang memiliki profil kompetensi yang paling tepat untuk menggantikan kepemimpinan di dalam perusahaan? 8. Rotasi, Terminasi (Redeployment). Bagaimana mengelola penempatan kembali karyawan? Aktifitas-aktifitas manajemen diatas biasanya berbasis kriteria yang berbeda, dan tentu saja konsekuensinya seringkali aktifitas tersebut tidak terkait satu sama lain secara efektif. Sebagai contoh, kriteria yang digunakan untuk memilih seseorang menduduki jabatan tertentu, mungkin tidak cocok dengan ketrampilan/pengetahuan yang dibutuhkan dalam jabatan tersebut. Atau bisa jadi pelatihan yang karyawan pernah ikuti mungkin tidak sesuai dengan ketrampilan/pengetahuan yang dibutuhkan untuk karir masa depan mereka. Atas dasar itulah, kompetensi menyediakan sebuah jalan yang dapat meyakinkan bahwa aktifitas-aktifitas terpisah tersebut dapat diintegrasikan dan dikaitkan satu sama lainnya Modal Insani Pengertian Modal Insani Modal insani merupakan bentuk baru dari Human Resource dimana perbedaannya adalah pada filosofi mendasar yang melekat pada kedua bentuk

30 18 tersebut. Pada Human Resource, manusia ditempatkan sebagai sumber daya. Sedangkan pada Modal insani, manusia adalah capital atau asset. Perbedaan selanjutnya dapat terlihat dari bagaimana strategi yang digunakan pada masingmasing bentuk tersebut. Menurut Larkan (2008), Modal insani lahir didasari oleh fenomena bahwa pada abad 21 ini kesadaran manajemen perusahaan dalam pengelolaan SDM semakin tinggi. Perusahaan-perusahaan mulai menyadari bahwa kinerja perusahaan bukan hanya ditentukan oleh capital yang berupa finansial, mesin, teknologi, dan modal tetap, melainkan terutama dipengaruhi oleh intangible capital, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut Setyanto (2010), kesuksesan organisasi ditentukan oleh SDM yang bertalenta tinggi. Dengan demikian, perusahaan harus mengelola manusia sebagai modal sehingga memberikan nilai tambah dan memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan kompetitornya. Hal itulah yang menjadi program unggulan berbagai perusahaan Indonesia dalam rangka meraih visi, misi, dan sasaran stratejik serta meningkatkan pertumbuhan dan keberlanjutan organisasi (growth sustainability). Berangkat dari tujuan tersebut, maka upaya yang dilakukan untuk mendapatkan dan menjaga karyawan bertalenta tinggi (talented people) sebagai upaya meraih keunggulan kompetitif bagi perusahaan melalui managemen talenta menjadi salah satu sasaran stratejik perusahaan. Intelektual capital merupakan asset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan, dan merupakan salah satu asset terbesar yang dimiliki oleh perusahaan. Modal insani dapat diartikan sebagai manusia itu sendiri yang secara personal dipinjamkan kepada perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan dan pengalaman pribadi. Walaupun tidak semata-mata dilihat dari individual tapi sebagai tim kerja yang memiliki hubungan pribadi baik di dalam maupun diluar perusahaan (Steward, 1997). Modal insani penting karena merupakan sumber inovasi dan pembaharuan strategi yang dapat diperoleh dari brainstorming melalui riset dari laboratorium, impian manajemen, proses reengineering, dan perbaikan atau pengembangan keterampilan pekerja. Selain itu, modal insani memberikan nilai tambah dalam perusahaan setiap hari, melalui motivasi, komitmen, kompetensi serta efektivitas kerja tim. Nilai tambah yang

31 19 dapat dikontribusikan oleh pekerja berupa : pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan, pemindahan pengetahuan dari pekerja ke perusahaan serta perubahan budaya manajemen (Mayo, 2000). Modal insani merupakan kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, inovasi, dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai tambah yang dikontribusikan oleh modal insani dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya akan memberikan manfaat jangka panjang dimasa yang akan datang bagi suatu organisasi (Malhotra, 2003). Menurut Totanan (2004) sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang berbeda pada pengelolaan orang yang berbeda, artinya manusia yang berbeda dalam mengelola asset yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa asset yang terlihat (tangible asset) yang dimiliki perusahaan bersifat pasif tanpa sumberdaya manusia yang dapat mengelola dan menciptakan nilai bagi suatu perusahaan. Menurut Steward (1998) mengatakan bahwa modal insani merupakan nyawa dalam modal intelektual, sumber dari inovasi, dan perbaikan. Tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Modal insani mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orangorang yang ada dalam perusahaan tersebut, dimana akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki karyawannya. Fitz-Enz (2000) mendeskripsikan modal insani sebagai kombinasi dari tiga faktor, yaitu : 1) karakter atau sifat yang dibawa ke pekerjaan, misalnya intelegensi, energi, sikap positif, keandalan, dan komitmen 2) kemampuan seseorang untuk belajar, yaitu kecerdasan, imajinasi, kreatifitas dan bakat 3) motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan, yaitu semangat tim dan orientasi tujuan. Chen dan Lin (2003) menyatakan bahwa pengeluaran perusahaan sehubungan dengan sumber daya manusianya harus dipandang sebagai investasi dalam modal insani. Pandangan organisasi bahwa pengelolaan artinya investasi dalam sumber daya manusia (modal insani) dipandang bukan sebagai biaya-biaya

32 20 saat ini (current expenses) yang ditanggung perusahaan, melainkan sebagai investasi pada assset yang memiliki nilai di masa depan serta pada nilai yang telah diciptakan. Implikasinya adalah bila kondisi perusahaan mengalami kelesuan / penurunan, biaya (cost) yang terkait sumber daya manusia tidak lagi dipandang sebagai biaya yang pertama kali harus dilakukan oleh organisasi adalah mengubah cara pandang, dari manajemen pengeluaran (managing expense) ke penciptaan nilai (creation of value) karena modal insani telah menginvestasikan pengetahuan dan keahliannya pada perusahaan, dimana pasar menilainya dengan melihat aktivitas perusahaan, dan tercemin dari nilai tambah (value added) yang dihasilkan. Modal insani dipandang sebagai elemen strategik perusahaan karena pengelolaan dan kinerja sumber daya manusia memberikan kontribusi yang besar bagi penciptaan keunggulan bersaing (competitive advantage). Kemampuan mengelola sumber daya manusia sebagai aset yang penting bagi keberhasilan perusahaan seperti keahlian, pengetahuan, kemampuan dan perilaku tertentu dari manusia diperlukan untuk mencapai keunggulan bersaing, karena pada intinya manusialah yang akan mengimplementasikan strategi perusahaan. Kunci keunggulan aset manusia menurut Setyanto (2010) juga bersumber dari keunikan nilainya, karena nilai modal insani tidak akan mengalami depresiasi, justru nilainya akan mengalami apresiasi apabila selalu dikembangkan dan diperlakukan dengan cepat. Modal insani penting karena merupakan sumber inovasi dan pembaharuan strategi yang dapat diperoleh dari pemikiran (brainstorming) melalui riset laboratorium, impian manajemen, proses menyeluruh, dan perbaikan atau pengembangan keterampilan pekerja. Selain itu, modal insani memberikan nilai tambah dalam perusahaan setiap hari, melalui motivasi, komitmen, kompetensi serta efektivitas kerja tim. Nilai tambah yang dapat dikontribusikan oleh pekerja berupa: pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan, pemindahan pengetahuan dari pekerja ke perusahaan serta perubahan budaya manajemen (Rachmawati, 2004) Modal insani merupakan kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai tambah yang

33 21 dikontribusikan oleh modal insani dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya akan memberikan keuntungan terus menerus di masa akan datang bagi suatu organisasi (Malhotra, 2003). Menurut Totanan (2004) sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang berbeda pada pengelolaan orang yang berbeda, artinya manusia yang berbeda dalam mengelola asset yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tangible aset yang dimiliki perusahaan bersifat pasif tanpa sumber daya manusia yang dapat mengelola dan menciptakan nilai bagi suatu perusahaan Peran Modal Insani Dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang sangat kompetitif saat ini, pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu hal yang harus dilakukan. Kemampuan organisasi dalam menyelenggaraan kegiatan manajemen sumber daya manusia tergantung pada kapasitas manajemen dalam menghasilkan, mengubah dan mendayagunakan kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan melalui sumber daya manusia yang dimiliki. Konsep Modal insani (Human Capital) menjawab pemikiran bagaimana seseorang mempunyai kompetensi sesuai dengan jabatan/posisi kerjanya dengan menempatkan insan pekerja yang bertalenta tinggi untuk menempati jabatan/posisi yang cocok dengan talenta mereka. Teori ini menganggap bahwa profit bisnis berkembang dan berkelanjutan ketika perusahaan mampu menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan lebih baik ketimbang yang ditawarkan para pesaingnya. Pendekatan Modal insani sebagai suatu sistem dirancang untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan melalui pengembangan karyawan. Tidak semua peran penting dalam suatu perusahaan memiliki derajat yang sama dalam menciptakan kepuasan pelanggan dan pemegang saham. Namun yang terpenting ketika menempatkan peran kinerja karyawan terhadap perusahaan maka mereka harus memiliki kemampuan terbaiknya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan ketimbang karyawan di perusahaan pesaingnya.

34 22 Modal insani menjadi sangat penting karena merupakan sumber inovasi dan pembaruan. Terdapat dua hal yang mendukung kontribusi investasi Modal insani ke dalam perusahaan, yaitu: 1. karyawan dengan modal insani yang tinggi lebih memungkinkan untuk memberikan layanan yang konsisten dan berkualitas tinggi, sehingga perusahaan dapat mempertahankan pelanggan atau menarik pelanggan baru. 2. pelanggan potensial dapat mempergunakan kualitas modal insani dari karyawan perusahaan sebagai alat penyaring untuk memilih layanan yang mereka sediakan. Ulrich (1997) menjelaskan empat peran modal insani dalam membangun organisasi yang kuat, diantaranya : Management of Strategic human resources Management of Transformation and Change Management of Firm Infrastructure Management of Employee Contribution Peran pertama, Management of Firm Infrastructure berada pada kuadran proses dan operasional dengan hasil yang diharapkan adalah infrastruktur yang efisien, sehat dan produktif. Adapun kegiatan pokoknya adalah melakukan suatu rekayasa ulang untuk menuju ke arah perbaikan organisasi. Peran kedua, Management of Employee Contribution merupakan suatu usaha untuk meningkatkan loyalitas kemampuan karyawan. Loyalitas hubungan dengan motivasi dan etos, bukan sekedar uang. Kemampuan ini yang berhubungan dengan keahlian, kecakapan, dan kecepatan dalam merespon permasalahan. Peran ketiga, Management of Strategic Human Resources yang membahas mengenai keselarasan antara strategi manajemen modal insani dan strategi bisnis secara keseluruhan, atau antara penyesuaian visi modal insani dengan visi organisasi bisnis. Peran ketiga ini berada pada kuadran proses dan masa depan. Peran keempat, Management of Transformation and Change, peran ini tergolong sulit karena berhubungan langsung dengan orang, strategi dan masa depan. Transformasi Manajemen merupakan suatu metodologi yang komprehensif dari program percepatan pembaharuan organisasi. Desain utamanya adalah

35 23 membawa organisasi kearah yang lebih produktif dengan tingkat keuntungan yang tumbuh secara berkesinambungan. Strategi Modal insani dapat dikembangkan dengan menggunakan data yang diberikan oleh pengukuran dan pelaporan modal insani. Strategi modal insani dapat dipelajari dalam konteks strategi bisnis yang dijalankan perusahaan. Adapun pendekatan yang digunakan Modal insani meliputi : 1. Menempatkan modal manusia sebagai asset yang unggul dalam menciptakan kinerja bisnis maksimum. 2. Cara perhitungan dan pengelolaan modal manusia sama seperti yang dilakukan dalam pengelolaan modal finansial. 3. Manajer perusahaan mampu belajar dari pengalamannya untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih baik secara progresiv. Pendekatan modal insani dirancang untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan melalui pengembangan karyawan. Penekanan pada pendekatan modal insani adalah pengembangan potensi karyawan dan staf manajemen. Karena itu maka ukuran-ukuran kinerja menjadi hal yang sangat penting. Tujuan dasar dalam pengembangan modal insani adalah untuk mencapai satu pemahaman yang lebih baik dalam memutuskan sesuatu hal yang harus dilaksanakan. Pada akhirnya, modal insani digunakan untuk mencapai tujuan yaitu memperhatikan bagaimana bisnis ditingkatkan dan pengaruhnya terhadap kinerja Penelitian Terdahulu Amelia (2007) dalam penelitiannya mengenai Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Internal terhadap Pembelajaran Pegawai (Studi Kasus BAKOSURTANAL Cibinong-Bogor) diketahui bahwa diklat internal yang dilaksanakan khususnya diklat survey dan pemetaan yang periode ada tiga jenis. Pegawai menyatakan persepsi bahwa pelaksanaan diklat internal dan pembelajaran sudah baik, terbukti dari skor rataan yang diperoleh untuk keseluruhan variabel diklat dan pembelajaran yang berada pada rentang setuju. Analisis regresi yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa seluruh variabel diklat berpengaruh nyata terhadap pembelajaran pegawai, demikian pula dari hasil

36 24 uji t yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa variabel pelaksanaan diklat internal secara individu berpengaruh terhadap pembelajaran pegawai Muhi (2010) melakukan penelitian mengenai analisis investasi modal manusia dalam perspektif pendidikan dan pelatihan. Penelitian ini memberikan beberapa kesimpulan bahwa a). Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan dan pelatihan tidak hanya menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja. Pendidikan dan pelatihan dipandang sebagai investasi yang imbalannya dapat diperoleh beberapa tahun kemudian. b). Harapan terhadap hasil investasi modal dalam diri manusia sebagai level yang lebih tinggi dalam pendapatan, kemampuan bekerja selama hidup dan apresiasi yang lebih tinggi dalam aktivitas non pasar dan keterkaitannya. c). Pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dilakukandi dalam maupun diluar pekerjaan. Pelatihan diluar pekerjaan umumnya merupakan pelatihan yang bersifat formal diluar jam kerja. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan di dalam pekerjaan dapat dilakukan dengan cara mengikutsertakan karyawan dalam berbagai aktivitas tertentu seperti kegiatan yang bersifat on the job training. Erwina (2012) dalam penelitiannya mengenai Analisis Pengaruh Pelatihan Terhadap Pengembangan Human Capital (Modal Insani) Tenaga Kependidikan Pada Institut Pertanian Bogor diketahui bahwa pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan modal insani. Komponen yang memiliki nilai kontribusi tertinggi pada modal insani adalah kemampuan dan keterampilan.

37 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam menghadapi persaingan global untuk bisa menjadi perusahaan yang unggul dibidangnya, dan juga untuk memenuhi tuntutan pelanggan sehingga bisa memberikan pelayanan yang terbaik guna menciptakan kepuasan pelanggan, maka diperlukan sumber daya manusia yang kompeten. Perusahaan menyadari akan hal itu, oleh karena itu perusahaan melakukan suatu pola pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi dalam rangka mengembangkan modal insani karyawan sehingga bisa mencapai keunggulan bersaing. Modal insani memiliki peran yang sangat penting karena merupakan sumber inovasi dan pembaruan. Terdapat dua hal yang mendukung kontribusi investasi Modal insani ke dalam perusahaan, yaitu : 1. Karyawan dengan modal insani yang tinggi lebih memungkinkan untuk memberikan layanan yang konsisten dan berkualitas tinggi, sehingga perusahaan dapat mempertahankan pelanggan atau menarik pelanggan baru. 2. Pelanggan potensial dapat mempergunakan kualitas modal insani dari karyawan perusahaan sebagai alat penyaring untuk memilih layanan yang mereka sediakan. Merujuk pendapat yang dikemukakan Bontis (1999), indikator yang dinilai dalam pengembangan modal insani meliputi : intelegensia, keterampilan, dan keahlian yang memberi karakter tersendiri pada organisasi. Unsur manusia dari organisasi adalah mereka yang mampu belajar, berubah, berinovasi, dan memberikan dorongan kreatif yang jika dimotivasi dengan benar akan menjamin kelanggengan jangka panjang organisasi. Pengembangan Modal insani yang dilakukan PT. Traktor Nusantara yaitu melalui suatu model yang dinamakan CBHRM (Competency Based Human Resources Management). Disini kompetensi menjadi titik sentralnya, sehingga diharapkan setiap karyawan menunjukkan kinerja superiornya dalam bekerja. Hal ini tentu tidak lepas dari peran Manajemen dari PT. Traktor Nusantara yang selalu melakukan perbaikan-perbaikan dalam pengembangan human capital yang ada dalam organisasi.

38 26 Di dalam mengelola kompetensi SDM, maka diperlukan adanya identifikasi untuk mengetahui bagaimana kompetensi ini dimulai dari segi perencanaan, pengorganisasian sampai dengan evaluasi. CBHRM pada dasarnya adalah menggunakan model kompetensi sebagai dasar dari sistem maupun program Human Resources (HR) yang ada di dalam suatu organisasi. Karena kompetensi menjadi dasarnya, maka yang diperlukan terlebih dahulu adalah memiliki model kompetensi untuk organisasi tersebut, yang tentunya dibangun berdasarkan kapabilitas organisasi yang ingin dibangun oleh organisasi tersebut. Dengan adanya model kompetensi yang jelas, hal ini memberikan sebuah petunjuk yang yang dapat membantu untuk memahami cara terbaik mencapai keberhasilan dalam pekerjaan atau memahami cara mengatasi suatu situasi tertentu. Berikut aplikasi dari sistem Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi yang dilakukan perusahaan : a. HR Planning Strategi yang dilakukan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. b. Perekrutan & Seleksi Strategi-strategi rekrutmen dan tes-tes yang digunakan untuk seleksi didasarkan atas kompetensi-kompetensi khusus dari pekerjaan. c. Pendidikan & Pelatihan Program-program pelatihan dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki karyawan dan kompetensi yang diharapkan dimiliki karyawan. d. Pengembangan karir Para karyawan pertama kali diukur untuk mengenali kesenjangan kompetensinya, kemudian mereka dibimbing untuk membuat rencana-rencana pengambangan untuk menutupi kesenjangan yang ada. e. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja dari karyawan didasarkan atas kompetensi-kompetensi yang dikaitkan dengan target-target yang penting dari perusahaan.

39 27 f. Kompensasi Para karyawan diberikan kompensasi untuk prestasi-prestasi dan tingkah laku-tingkah laku yang mencerminkan tingkat ketrampilan mereka pada kompetensi-kompetensi kunci. PT. Traktor Nusantara, Jakarta melakukan penilaian terhadap pengembangan modal insani karyawan yang dilakukan setahun sekali dengan menggunakan sasaran yang tercantum dalam Key Performance Indicator (KPI). Penilaian yang diukur adalah sebagai berikut : 1. Kinerja - Tingkat kesesuaian hasil dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan, - Tingkat kemampuan kerja karyawan, - Tingkat ketelitian dalam bekerja, dan - Tingkat kerapihan dalam bekerja. 2. Kompetensi - Tingkat kemampuan karyawan untuk mengerjakan sesuai jabatan, - Perilaku karyawan dalam bekerja, dan - Sikap karyawan saat bekerja. 3. Pengembangan Diri - Pengembangan diri karyawan, - Disiplin karyawan dalam bekerja, - Perbaikan berkesinambungan terhadap pekerjaan, dan - Hubungan kemanusiaan antar karyawan. Keseluruhan dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan CBHRM menjadi faktor penentu dalam mengembangkan Modal Insani karyawan. Modal Insani yang ada pada diri karyawan tidak dibangun begitu saja tetapi dibangun dengan suatu konsep yang sistematis. Tentu saja konsep yang dibangun harus sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Berikutnya adalah menentukan bagaimana strategi yang akan dijalankan. Kemudian dalam pelaksanaanya akan di evaluasi mengenai dampak yang ditimbulkan. Berdasarkan alur tersebut, maka dalam penelitian ini penulis berpendapat apabila seseorang karyawan diberikan suatu pola pengembangan yang sistematis dan berkelanjutan maka Modal Insani yang ada pada diri karyawan akan terus meningkat. Penulis

40 28 menempatkan CBHRM sebagai variabel X yang dihubungkan dengan pengembangan Modal Insani sebagai variabel Y. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Traktor Nusantara Jakarta yang berada di Jalan Raya Pulogadung No. 32. Waktu penelitian sejak Mei 2013 sampai dengan Oktober Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

41 29 sumbernya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya dan umumnya berupa catatan suatu peristiwa. Data primer yang dibutuhkan diperoleh secara langsung dari kegiatan wawancara dengan karyawan HRD. Data sekunder penelitian ini berupa data tertulis yang diperoleh dari PT. Traktor Nusantara. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari hasil studi pustaka seperti buku, literatur, jurnal dan internet Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individuindividu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, bendabenda, dan seterusnya (Djawranto, 1994). Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti (Djarwanto, 1994). Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi. Menentukan ukuran sampel menurut Gay dan Dehl (1996). Untuk penelitian deskriptif, minimal diambil sampel sebesar 10% dari populasi. Sementara itu, jika populasinya besar maka minimal diambil sampel sebesar 20% dari populasi. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan korelasional, minimal diambil 30 sampel. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan kausalitas, minimal diambil 30 subjek per kelompok. Untuk penelitian eksperimen, dianjurkan minimal 15 subjek per kelompok. Berdasarkan teori diatas penulis mengambil sampel sebanyak 40 orang, dimana sampel yang diambil lebih dari 10% dari jumlah populasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik atau metode random sampling. Sampel dipilih dari elemen populasi acak, dimana setiap anggota populasi mempunyai hak yang sama untuk dijadikan sampel Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui :

42 30 1. Wawancara Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui permasalahan yang sedang diteliti. Teknik wawancara yang digunakan yaitu teknik wawancara tidak terstruktur dimana wawancara tidak terstruktur ini adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak memiliki pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. 2. Kuesioner Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X (CBHRM) dan Variabel Y (Pengembangan Modal Insani). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. 3. Studi literatur Studi literatur merupakan pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, situs web-site, dan majalah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti dari CBHRM dan modal insani Metode Pengolahan dan Analisis Data Dari data yang dikumpulkan dilakukan analisis berikut : Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2009). Di dalam penelitian, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan

43 31 mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrument pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable. Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masingmasing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antar skor item dengan skor totalnya harus signifikan. Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut: r xy n( n( XY ) ( X )( Y) X ) ( X ) n( Y ) ( Y) 2 ( 1 ) Keterangan : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel y = Jumlah perkalian antara variabel x dan Y ( ) ( ) Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto (2009) dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :

44 32 Tabel 1. Koefisien Korelasi Besarnya Nilai Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Interpretasi Tinggi Cukup Antara 0,000 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Agak rendah Rendah Sangat Rendah Pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan taraf signifikansi 10%. Keputusan pengujian validitas responden dengan menggunakan taraf signifikan sebagai berikut : 1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika t hitung > t_tabel 2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika t hitung < t_tabel Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Menurut Arikunto (2009) yang dimaksud dengan reliabilitas adalah menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu (Arikunto, 2009). Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara 1-5 menggunakan rumus Cronbach alpha (Arikunto, 2009) yaitu : r k k t 2 b 2 V (2)

45 33 Keterangan : r 11 k = reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 b = jumlah varian butir/item 2 V t = varian total Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Jika koefisian internal seluruh item (ri) ³ r_tabel dengan tingkat signifikasi 10% maka item pertanyaan dikatakan reliabel. 1) Jika koefisian internal seluruh item (ri) < r_tabel dengan tingkat signifikasi 10% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel. Tabel 2. Klasifikasi koefisien validitas dan reliabilitas Interval Reliabilitas Klasifikasi 0,800-1,000 Sangat Tinggi 0,600-0,800 Tinggi 0,400-0,600 Cukup 0,200-0,400 Rendah 0,000-1,200 Sangat Rendah Sumber: Arikunto (2009). Variabel yang akan diujikan tingkat validitas dan reliabilitasnya ialah CBHRM sebagai variabel independent (X) serta modal insani sebagai variabel dependent (Y) Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel yang diuji yaitu CBHRM (variabel X) dimana dari 30 item pernyataan semuanya valid, sedangkan variabel modal insani (variabel Y) dari 18 item pernyataan semuanya valid. Hasil pengujian pada 40 responden, diperoleh hasil r_tabel = 0,312.

46 Analisis Korelasi Kanonikal Analisis korelasi kanonikal ialah suatu teknik statistik yang digunakan untuk menentukan tingkatan asosiasi linear antara dua perangkat variabel, dimana masing-masing perangkat terdiri dari beberapa variabel. Analisis korelasi kanonikal digunakan untuk identifikasi dan kuantifikasi hubungan antara dua himpunan variabel. Kekuatan korelasi antara variabel yang tergabung dalam variat kanonikal yang sama dinyatakan dalam varians bersama (shared variance), sedangkan hubungan antara variat kanonikal yang berbeda dinyatakan dalam indeks redundansi (redundancy index). Interpretasi koefisien variat kanonikal, mencakup tiga besaran, bobot kanonikal (canonical weights), muatan kanonikal (canonical loadings) dan muatan - silang kanonikal (canonical cross - loadings). Analisis dilengkapi dengan uji sensitivitas variabel. Variabel yang diduga tidak memberi pengaruh dihapus dan nilai besaran hasil analisis dibandingkan. Uji sensitivitas variabel bertujuan menguji kestabilan fungsi linier yang dihasilkan. Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah : Variabel bebas terdiri dari lebih dari dua variabel yang berskala interval. Variabel tergantung terdiri dari lebih dari dua variabel yang berskala interval. Hubungan antar variabel bebas dan tergantung bersifat linier. Artinya semua variabel bebas mempengaruhi secara searah terhadap semua variabel tergantung, misalnya korelasi antara variabel-variabel bebas personalitas yang digunakan sebagai predictor dengan variabel-variabel tergantung yang digunakan sebagai kriteria bersifat searah Proses Korelasi Kanonikal : Menentukan mana yang termasuk dalam kumpulan variabel dependen (set of multiple dependent variable) dan mana yang termasuk dalam kumpulan variabel independen (set of multiple independent variable). Menurunkan beberapa Canonical Functions, yakni korelasi antara set variabel dependen dengan set variabel independen.

47 35 Dari beberapa Canonical Functions yang terbentuk, akan diuji Canonical Function yang mana yang bisa digunakan. Pengujian dilakukan dengan Uji Signifikan, Canonical Relationship serta Redudancy Index. Dari Canonical Functions yang digunakan, dilakukan interpretasi hasil dengan menggunakan beberapa metode, seperti Canonical Weights, Canonical Loadings atau Cross Canonical Loadings. Melakukan validasi atas hasil output tersebut. validasi biasanya dilakukan dengan membagi dua bagian sampel, kemudian membandingkan kedua hasil yang ada. Jika perbedaan hasil kedua sampel tidak besar, bisa dikatakan korelasi kanonikal adalah valid. Y 11 +Y Y 1n = X 11 +X X 1n Y 21 +Y Y 2n = X 21 +X X 2n Y m1 +Y m2 + +Y mn = X m1 +X m2 + +X mn Menguji Hipotesis: Hipotesis H0 : Tidak ada fungsi kanonik yang dapat menjelaskan keberagaman. H1 : Minimal ada satu fungsi korelasi kanonik yang dapat menjelaskan keberagaman. Uji Statistik Jika nilai pr>f < 10% menunjukkan bahwa Minimal ada satu fungsi korelasi kanonik yang dapat menjelaskan keberagaman.

48 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah singkat PT. Traktor Nusantara PT. Traktor Nusantara merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Astra International Tbk yang bergerak dibidang alat berat untuk industri, Pertanian, Penggerak dan Energi serta Konstruksi Jalan. Perusahaan ini didirikan pada tahun Berawal di sebuah kantor di Jalan Majapahit, Jakarta, PT. Traktor Nusantara mengawali usahanya dengan menjadi distributor untuk Massey Ferguson Farm Tractor. Selanjutnya berturut-turut PT. Traktor Nusantara menjadi distributor Perkins Engine (1976), Toyota Industrial Equipment (1980), Hitachi Sumitomo Crane (1981), Link Belt Crane (1981), JCB Construction Equipment (2000), Sakai Road Construction Equipment (2000), Perkins Sabre Marine Engine (2006) dan Gardner Denver Compressor s (2008). Pada Tanggal 23 Maret 1983, PT. Traktor Nusantara mendirikan anak perusahaan, PT. Swadaya Harapan Nusantara, yang pada awalnya bergerak dalam bidang perakitan Toyota Forklift dan Massey Ferguson Farm Tractor. Dalam perkembangannya, PT. Swadaya Harapan Nusantara merubah bisnisnya dari perakitan menjadi penyewaan Forklift Toyota (1997), distribusi Pembangkit Listrik merk FG Wilson (2000), serta jasa perancangan dan pengerjaan instalasi yang berhubungan dengan pembangkit listrik Kegiatan Usaha Perusahaan Saat ini, PT. Traktor Nusantara bersama-sama dengan anak perusahaannya, PT. Swadaya Harapan Nusantara, secara berkesinambungan mengembangkan bisnisnya, yaitu distribusi, penyewaan dan kontrak, layanan purna jual, dan peralatan bekas, untuk keperluan industri, pertanian, penggerak dan energi serta konstruksi jalan. Dalam rangka memasuki pasar global, PT. Traktor Nusantara telah memberikan yang terbaik kepada semua rekan bisnisnya, berpegang teguh pada prinsip jangka panjang Partner in Progress rekan menuju perkembangan dan kesuksesan, berjalan terus ke depan dan tumbuh bersama-sama dengan rekanan

49 37 bisnisnya. Dengan memilih PT. Traktor Nusantara, konsumen mendapat jaminan akan nilai tambah dalam hal servis, pengoperasian, dan pelatihan perawatan, serta pasokan suku cadang dan unit cadangan yang lengkap dan akurat, dilengkapi dengan teknisi yang berpengalaman serta servis yang menjangkau seluruh pelosok Indonesia. Semua hal itu merupakan komitmen PT. Traktor Nusantara untuk memberikan nilai terbaik bagi karyawan, customer, dan pemegang saham. Bagi perusahaan, konsumen tidak hanya sekedar klien, melainkan rekan menuju kesuksesan masa depan, yang didukung melalui perhatian serius dalam segala hal yang penting. PT. Traktor Nusantara memiliki komitmen untuk mengoptimalkan performa dalam segala hal, mulai dari perencanaan peralatan, pengiriman, pengoperasian dan pemeliharaan sampai dengan revitalisasi Visi dan Misi PT. Traktor Nusantara a. Visi Menjadi perusahaan terdepan dengan memberikan solusi di bidang industri, pertanian pembangkit listrik, dan konstruski jalan dengan nilai terbaik. b. Misi Menciptakan nilai terbaik bagi karyawan dan pemegang saham Fungsi Sosial dan Ekonomi PT. Traktor Nusantara Sebagai bagian dari perusahaan yang tergabung dalam grup Astra, PT. Traktor Nusantara memberikan kontribusi dalam setiap kegiatan CSR yang dilakukan oleh induk perusahaan. PT. Traktor Nusantara ikut memberikan kontribusi dalam rangkaian penyelenggaraan program CSR yang dilakukan oleh Astra Group. Program CSR yang dilakukan PT. Traktor Nusantara diantaranya adalah program jam Astra Berbagi Ilmu, jam Pelatihan Usaha Kecil Menengah, pohon Astra untuk Lingkungan, dan kantong darah untuk Kesehatan. Seluruh program tersebut merupakan rangkaian dalam rangka memperingati HUT Astra yang melibatkan seluruh kelompok bisnis Astra Struktur Organisasi PT. Traktor Nusantara Struktur organisasi PT. Traktor Nusantara adalah struktur garis dan staf. Dalam menjalankan kegiatan usahanya terdapat seorang Presiden Direktur yang dibantu oleh tiga orang Direktur. Tiap Direktur menangani bidang yang berbeda yaitu Marketing & sales I, Marketing & sales II, dan Product Support, Finance &

50 38 Human Capital. Direktur dibantu oleh beberapa manager. Manajer menangani beberapa bidang yaitu Marketing & support, Sales & Service, Marketing support & Importation, Part Sales, Part Logistic & Warehouse, Customer care, Technical support, Accounting & taxes, Finance, Information Technology, Human Capital, General Affair, SEHS & IR. Bentuk struktur organisasi PT Traktor Nusantara selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3 berikut. Board of Commisioneer Marketing & Sales I Material Handling Board of Director Power Generation & Air Solution PDCA and AMS Bus Dev ISO & Innovation Internal Audit Legal Branch Operation Marketing & Sales II Product Support, Finance and Human Capital Agro & Construction Parts Service Finance, Accounting, Human Capital, IT, GA & EHS IR Gambar 3. Struktur organisasi PT. Traktor Nusantara.

51 Karakteristik Karyawan Jenis Kelamin Sebagian besar responden adalah laki-laki dibanding perempuan. Jumlah karyawan laki-laki mencapai 80% dari total responden. Hal ini dikarenakan perusahaan bergerak dibidang alat berat dan maintenancenya maka membutuhkan lebih banyak karyawan laki-laki dibanding perempuan Usia Responden memiliki usia antara tahun. Sebagian besar responden masih berusia relatif muda yaitu antara tahun. Hal ini berarti bahwa responden masih produktif dalam bekerja. USIA (tahun) > 45 18% % % % % % Masa Kerja Sebagian besar responden memiliki masa kerja 6-10 tahun. Secara umum, lama masa kerja tersebut menggambarkan tingkat pengalaman dan pengetahuan dalam bekerja. Karakteristik karyawan berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut.

52 40 MASA KERJA (tahun) % > 25 10% % % % % Tingkat Pendidikan Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan S1 sebesar 55%, hal ini berarti tingkat pendidikan sebagian besar karyawan adalah sarjana. Jumlah yang paling sedikit yaitu dengan tingkat pendidikan S2 sebesar 3%. S2 3% TINGKAT PENDIDIKAN SMA 7% S1 55% D3 35%

53 Penerapan CBHRM pada PT. Traktor Nusantara PT. Traktor Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dibidang alat berat yang bertujuan menjadi perusahaan yang terdepan dengan memberikan solusi di bidang industri, pertanian, pembangkit listrik, dan konstruski jalan dengan nilai terbaik dalam menghadapi persaingan global. Upaya PT. Traktor Nusantara dalam rangka mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan melalui suatu pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien yang dapat dilakukan diseluruh bidang termasuk bidang pengembangan sumber daya manusia. Strategi yang dilakukan perusahaan dalam mengembangkan sumber daya manusia adalah dengan menerapkan CBHRM. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan modal insani karyawan sehingga memiliki daya saing baik secara nasional maupun secara global. Penerapan CBHRM dianggap penting karena dapat meningkatkan intelegensia, keterampilan, dan keahlian karyawan Pelaksanaan CBHRM Dalam merancang model CBHRM manajemen melakukan suatu kajian yang mendalam tentang bagaimana sistem ini akan dibuat. Sistem yang dirancang disesuaikan dengan visi, misi, strategi, budaya, dan sasaran organisasi. Setelah melalui suatu tahapan yang panjang, diperoleh hasil yang disusun ke dalam suatu rangkaian proses. Rangkaian pelaksanaan CBHRM yang dilakukan perusahaan meliputi : 1. HR Planning Pelaksanan HR Planning yang dilakukan perusahaan menyangkut rencana strategis perusahaan baik untuk jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Hal ini merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, dan strategi perusahaan. Dengan HR Planning yang baik maka perusahaan dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang ada sehingga kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan dapat berjalan dengan lancar. 2. Perekrutan dan Seleksi. Proses rekrutmen adalah suatu proses penerimaan calon tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja (lowongan pekerjaan) pada suatu unit kerja Tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk

54 42 mendapatkan orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan untuk waktu yang lama. Dalam proses ini akan mempertimbangkan kompetensi yang diperlukan untuk mengisi posisi yang dibutuhkan, dan memilih siapa kandidat pelamar yang paling memiliki kompetensi sesuai kebutuhan perusahaaan. Proses pencarian calon karyawan untuk ditempatkan dalam suatu jabatan tertentu meliputi proses yang meliputi kegiatan seperti berikut : a. Proses rekrutmen - memasang iklan di berbagai media cetak, seperti koran, majalah, tabloid, atau internet - pendekatan langsung ke sekolah, universitas, atau lembaga-lembaga pendidikan - pencari kerja melamar sendiri di perusahaan-perusahaan. b. Seleksi calon karyawan - seleksi surat-surat lamaran - wawancara awal - ujian, psikotes, wawancara - penilaian akhir - pemberitahuan dan wawancara akhir - penerimaan 3. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan modal insani karyawan. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Pendidikan dan pelatihan juga dapat menghilangkan kesenjangan yang terjadi antara unsur-unsur yang dimiliki oleh seorang karyawan dengan tujuan perusahaan. Metode yang digunakan dalam melaksanakan program pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dalam pendidikan dan pelatihan itu sendiri. Adapun metode yang dipilih dalam suatu pendidikan dan pelatihan bergantung pada beberapa faktor, seperti jenis

55 43 pelatihan yang diberikan, sasaran pelatihan/latar berlakang peserta maupun latar belakang instruktur pelatihan yang terlibat. Metode yang diterapkan perusahaan dalam melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan diantaranya : a) Metode Didaktik (one way method) Pemutaran film/slide Penyebaran pamphlet, booklet, atau poster b) Metode Sokratik (two way method) Demonstrasi Ceramah Diskusi Role Playing Seminar Symposium Forum 4. Pengembangan Karir. Pengembangan karir dapat membantu karyawan dalam menganalisis kemampuan dan minat mereka untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan SDM sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Pengembangan karir merupakan hal yang penting dimana manajemen dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan sikap kerja, menciptakan kepuasan kerja juga mencapai tujuan perusahaan. Bentukbentuk dari pengembangan karir yang dilakukan perusahaan terdiri dari : a. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan merupakan usaha meningkatkan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilanya. Pendidikan menekankan pada penekanan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan pelatihan lebih menekankan pada peningkatan keterampilan teknik pelaksanaan karyawan. Pelatihan (training) yang diberikan kepada karyawan operasional, sedangkan pendidikan (education) diberikan kepada karyawan manajerial.

56 44 b. Promosi Promosi diartikan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan ini biasanya akan di ikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak serta status sosial seorang karyawan. 5. Penilaian Kinerja. Penilaian kinerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi perilaku prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijakan selanjutnya. Penilaian perilaku meliputi penilaian kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama, loyalitas, dedikasi, dan partisipasi karyawan. Aspek penting dari suatu sistem penilaian kerja adalah memiliki standar yang jelas. Sasaran utama dari adanya standar tersebut ialah teridentifikasinya unsur-unsur yang ada dalam suatu pekerjaaan. Standar itulah yang merupakan tolak ukur seseorang melakukan pekerjaannya. 6. Kompensasi. Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan kepada perusahaan tempat bekerja Perusahaan dalam memberikan kompensasi kepada karyawan terlebih dahulu melakukan penghitungan kinerja dengan membuat sistem penilaian kinerja yang adil. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria penilaian setiap karyawan yang ada misalnya mulai dari jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi dengan pekerja lain, perilaku, pengetahuan atas pekerjaan, dan lain sebagainya. Jenis-jenis kompensasi yang diberikan pada karyawan yaitu : a. Imbalan ektrinsik, yang berbentuk uang antara lain : - gaji - honor - bonus - komisi

57 45 - insentif, dll b. Imbalan ektrinsik yang bentuknya sebagai benefit / tunjangan pelengkap seperti : - uang cuti - uang makan - uang transportasi / antar jemput - asuransi - jamsostek / jaminan sosial tenaga kerja - uang pensiun - rekreasi - beasiswa untuk anak karyawan, dll c. Imbalan Intrinsik Imbalan dalam bentuk intrinsik yang tidak berbentuk fisik dan hanya dapat dirasakan berupa kelangsungan pekerjaan, jenjang karir yang jelas, kondisi lingkungan kerja, pekerjaan yang menarik, dan lainlain Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM Penerapan CBHRM dijadikan sebagai cara yang digunakan untuk mengembangkan modal insani karyawan. PT. Traktor Nusantara beranggapan bahwa hal ini akan memberikan keuntungan baik untuk karyawan maupun untuk perusahaan. Dari jumlah responden sebanyak 40 orang, diketahui bahwa indikator perekrutan dan seleksi merupakan komponen yang memiliki frekuensi paling banyak berdasarkan tanggapan responden. Hal ini menandakan bahwa pelaksanan perekrutan dan seleksi yang dilakukan perusahaan sudah berjalan dengan baik. Proses rekrutmen calon pelamar dilakukan secara terbuka dan tanpa diskriminasi dengan mempertimbangkan kompetensi calon pelamar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM yang dilakukan perusahaan dapat dijelaskan berdasarkan hasil jawaban dari pernyataan dalam tabel 3 dibawah ini.

58 46 Tabel 3. Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM No. Pernyataan A. HR Planning 1 Perusahaan melakukan kajian secara individu terhadap perencanaan suksesi karyawan 2 Sistem manajemen yang diterapkan perusahaan menunjang pencapaian kinerja secara optimal 3 Visi, misi, dan tujuan organisasi berorientasi terhadap peningkatan kinerja perusahaan 4 Strategi yang dijalankan perusahaan menunjang pencapaian kinerja secara optimal 5 Perusahaan mempunyai perencanaan suksesi untuk memilih calon pemimpin dimasa mendatang sesuai dengan kompetensinya Alternatif Jawaban Sangat Sangat Kurang Tidak Tidak F % F % F % F % F % 0 0, , , ,5 0 0,0 0 0, ,0 5 12, ,5 0 0,0 0 0, ,5 8 20, ,5 0 0,0 0 0, ,5 7 17, ,0 0 0,0 0 0, ,0 6 15, ,0 0 0,0 Total B. Perekrutan dan Seleksi 6 Proses rekrutmen calon pelamar dilakukan secara terbuka dan tanpa diskriminasi 0 0, , , ,5 0 0,0

59 Lanjutan Tabel 3 47 No. Pernyataan 7 Proses seleksi dan penetapan karyawan baru dilakukan secara terbuka dan tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan 8 Dalam melakukan seleksi tenaga kerja, perusahaan mempertimbangkan kompetensi calon pelamar 9 Perusahaan melakukan tahapantahapan penyeleksian kepada calon tenaga kerja guna menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan 10 Perusahaan melakukan evaluasi dalam memutuskan penerimaan karyawan Total Alternatif Jawaban Sangat Sangat Kurang Tidak Tidak F % F % F % F % F % 0 0, ,5 7 17, ,5 3 7, , 28 70,0 2 5,0 0 0,0 0 0,0 0 0, , ,5 3 7,5 0 0,0 0 0, ,0 2 5, ,0 0 0, Pendidikan dan C. Pelatihan 11 Perusahaan memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti training/pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan 12 Strategi dan metode training yang diberikan untuk mengembangkan kompetensi sudah efektif 0 0, , ,5 9 22,5 0 0,0 0 0, , , ,5 0 0,0

60 Lanjutan Tabel 3 48 No. Pernyataan Alternatif Jawaban Sangat Sangat Kurang Tidak Tidak F % F % F % F % F % 13 Strategi pelatihan yang dibutuhkan sudah sesuai dengan tujuan perusahaan 0 0, ,5 9 22, ,0 0 0,0 14 Jenis pelatihan yang diberikan oleh perusahaan sudah sesuai seperti yang diharapkan guna peningkatan kompetensi 0 0, ,0 8 20, ,0 0 0,0 15 Perusahaan memberikan training setidaknya satu 0 0, ,0 7 17,5 9 22,5 0 0,0 tahun sekali kepada karyawan Total D. Pengembangan Karir 16 Saya mendapatkan kesempatan promosi dan mengembangkan karir di perusahaan ini 17 Perusahaan memberikan umpan balik terhadap kemajuan karier karyawan 18 Perusahaan menyediakan informasi dan data yang lengkap mengenai syarat untuk menempati suatu jabatan tertentu kepada setiap karyawan 19 Perusahaan memberikan pola karier yang jelas bagi karyawan 20 Perusahaan membantu karyawan untuk melakukan analisis diri sendiri terhadap karier mereka 0 0, , , ,0 0 0,0 0 0, , , ,5 0 0,0 0 0, , ,0 9 22,5 0 0,0 0 0, , , ,5 0 0,0 0 0, , , ,0 0 0,0

61 49 Lanjutan Tabel 3 No. Pernyataan Alternatif Jawaban Sangat Sangat Kurang Tidak Tidak F % F % F % F % F % Total E. Penilaian kinerja 21 Saya memahami sistem penilaian karya yang diterapkan di perusahaan 22 Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja 23 Atasan saya melakukan evaluasi terhadap pencapaian target pekerjaan saya 0 0, , ,5 2 5,0 0 0,0 0 0, , ,0 6 15,0 0 0,0 0 0, , , ,5 0 0,0 24 Atasan saya melakukan penilaian karya dengan adil 0 0, ,0 7 17, ,5 0 0,0 25 Penghargaan diberikan kepada karyawan yang berhasil 0 0, ,0 8 20, ,0 0 0,0 melaksanakan tugas dengan tepat waktu Total F. Kompensasi 26 Penghasilan setiap bulan yang saya terima sesuai dengan pekerjaan saya 27 Tingkat salary/gaji yang ada sudah sesuai dengan kompetensi karyawan 0 0, ,5 7 17, ,0 0 0,0 0 0, ,0 8 20, ,0 0 0,0 28 Pemberian bonus/insentif oleh perusahaaan mendorong saya untuk berprestasi lebih baik 0 0, , ,0 2 5,0 0 0,0

62 Lanjutan Tabel 3 50 No. Pernyataan Alternatif Jawaban Sangat Sangat Kurang Tidak Tidak F % F % F % F % F % 29 Penghasilan di perusahaan ini lebih menarik dibandingkan dengan pekerjaan yang sama di perusahaan lain yang sejenis 30 Perusahaan memberikan saya benefit yang menarik seperti insentif, tunjangan kesehatan, pemberian beasiswa untuk anak karyawan yang berprestasi, program training ke luar negri, dll 0 0, ,5 8 20, ,5 0 0,0 0 0, ,0 5 12, ,5 0 0,0 Total Berdasarkan tabel 4 diatas pernyataan responden terhadap penerapan CBHRM yang dilaksanakan PT. Traktor Nusantara dapat dijelaskan bahwa dalam penerapan HR planning sebagian besar responden menyatakan bahwa penerapan HR Planning yang dilakukan perusahaan dirasa masih belum terlaksana dengan baik, hal ini didapat dari banyaknya jawaban responden yang menyatakan ketidaksetujuan mereka. Dalam penerapan Seleksi dan perekrutan sebagian besar responden menyatakan bahwa proses seleksi dan perekrutan yang dilakukan perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini didapat dari jawaban responden yang menyatakan kesetujuan mereka. Dalam penerapan Pendidikan dan Pelatihan, sebagian besar responden menyatakan bahwa proses Pendidikan dan Pelatihan yang dilakukan perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini didapat dari jawaban responden yang menyatakan kesetujuan mereka. Dalam penerapan pengembangan karir, sebagian besar responden menyatakan bahwa proses pengembangan karir yang dilakukan perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini didapat dari jawaban responden yang menyatakan kesetujuan

63 51 mereka. Dalam penerapan penilaian kinerja, sebagian besar responden menyatakan bahwa proses penilaian kinerja yang dilakukan perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini didapat dari jawaban responden yang menyatakan kesetujuan mereka. Dalam penerapan kompensasi, sebagian besar responden menyatakan bahwa proses kompensasi yang dilakukan perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini didapat dari jawaban responden yang menyatakan kesetujuan mereka. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah karyawan setuju bahwa penerapan CBHRM yang meliputi Perekrutan dan Seleksi, Pendidikan dan Pelatihan, Pengembangan Karir, Penilaian Kinerja dan Kompensasi yang dilakukan PT. Traktor Nusantara sudah cukup baik, hanya komponen HR Planning yang pelaksanaanya masih belum maksimal. Hal ini terlihat dari banyaknya jawaban responden yang menyatakan kesetujuannya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang berisi mengenai penerapan CBHRM yang dilakukan perusahaan Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM dalam pengembangan modal insani Tanggapan responden mengenai penerapan CBHRM dalam Pengembangan Modal Insani pada PT. Traktor Nusantara dilakukan berdasarkan 3 (tiga) indikator yaitu intelegensia, keterampilan, dan keahlian (Bontis,1999). Tanggapan responden mengenai penerapan CBHRM dalam Pengembangan Modal Insani dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Tanggapan responden terhadap penerapan CBHRM dalam pengembangan modal insani NO Pernyataan A. HR Planning 1 Penerapan HR Planning yang baik dapat meningkatkan Intelegensia Sangat Alternatif Jawaban Kurang Tidak Sangat Tidak F % F % F % F % F % 0 0, ,5 4 10,0 7 17,5 0 0,0

64 52 NO Pernyataan Sangat Alternatif Jawaban Kurang Tidak Sangat Tidak F % F % F % F % F % 2 Penerapan HR Planning yang baik dapat meningkatkan Keterampilan 0 0, ,0 2 5, ,0 0 0,0 3 Penerapan HR Planning yang baik dapat meningkatkan 0 0, ,0 4 10, ,0 0 0,0 Keahlian Total B. Perekrutan dan Seleksi 4 Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang baik dapat meningkatkan Intelegensia 0 0, ,5 7 17, ,0 0 0,0 5 Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang baik dapat meningkatkan Keterampilan 0 0, ,0 5 12, ,5 0 0,0 6 Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang baik 0 0, ,0 4 10, ,0 0 0,0 dapat meningkatkan Keahlian Total C. Pendidikan dan Pelatihan 7 Penerapan Pendidikan dan Pelatihan yang baik dapat meningkatkan Intelegensia 6 15, ,5 2 5,0 5 12,5 0 0,0 8 Penerapan Pendidikan dan Pelatihan yang baik dapat meningkatkan Keterampilan 9 Penerapan Pendidikan dan Pelatihan yang baik dapat meningkatkan Keahlian 2 5, ,5 3 7,5 0 0,0 0 0,0 0 0, ,0 4 10,0 2 5,0 0 0,0 Total

65 Lanjutan Tabel 4 53 NO Pernyataan Sangat Alternatif Jawaban Kurang Tidak Sangat Tidak F % F % F % F % F % D. Pengembangan karir 10 Penerapan Pengembangan karir yang baik dapat meningkatkan Intelegensia 0 0, ,5 3 7,5 8 20,0 0 0,0 11 Penerapan Pengembangan karir yang baik dapat meningkatkan Keterampilan 0 0, ,5 3 7, ,0 0 0,0 12 Penerapan Pengembangan karir yang baik dapat 0 0, ,0 5 12,5 9 22,5 0 0,0 meningkatkan Keahlian Total E. Penilaian kinerja 13 Penerapan Penilaian kinerja yang baik dapat meningkatkan Intelegensia 0 0, ,5 3 7, ,0 0 0,0 14 Penerapan Penilaian kinerja yang baik dapat meningkatkan Keterampilan 0 0, ,0 6 15,0 8 20,0 0 0,0 15 Penerapan Penilaian kinerja yang baik dapat meningkatkan 0 0, ,0 5 12,5 7 17,5 0 0,0 Keahlian Total F. Kompensasi 16 Penerapan Kompensasi yang baik dapat meningkatkan Intelegensia 17 Penerapan Kompensasi yang baik dapat meningkatkan Keterampilan 0 0, ,5 2 5, ,5 0 0,0 0 0, ,0 4 10, ,0 0 0,0

66 Lanjutan Tabel 4 54 NO Pernyataan 18 Penerapan Kompensasi yang baik dapat meningkatkan Keahlian Sangat Alternatif Jawaban Kurang Tidak Sangat Tidak F % F % F % F % F % 0 0, ,5 2 5, ,5 0 0,0 Total Berdasarkan tanggapan responden diperoleh hasil bahwa pelaksanaan HR planning berpengaruh terhadap intelegensia, keterampilan, dan keahlian. Hal ini didapat dari sebagian besar jawaban responden yang menyatakan kesetujuan mereka. Pelaksanaan perekrutan dan seleksi tidak berpengaruh terhadap intelegensia, keterampilan, dan keahlian. Hal ini didapat dari sebagian besar jawaban responden yang menyatakan ketidaksetujuan mereka. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, berpengaruh terhadap intelegensia, keterampilan, dan keahlian. Hal ini didapat dari sebagian besar jawaban responden yang menyatakan kesetujuan mereka. Pelaksanaan pengembangan karir, berpengaruh terhadap intelegensia, keterampilan, dan keahlian. Hal ini didapat dari sebagian besar jawaban responden yang menyatakan kesetujuan mereka. Pelaksanaan penilaian kinerja berpengaruh terhadap intelegensia, keterampilan, dan keahlian. Hal ini didapat dari sebagian besar jawaban responden yang menyatakan kesetujuan mereka. Pelaksanaan kompensasi berpengaruh terhadap intelegensia, keterampilan, dan keahlian. Hal ini didapat dari sebagian besar jawaban responden yang menyatakan kesetujuan mereka Analisis penerapan CBHRM dalam rangka pengembangan modal insani di PT. Traktor Nusantara Pengolahan data yang dilakukan menggunakan uji kanonikal menunjukkan bahwa penerapan CBHRM yang diterapkan perusahaan sudah cukup baik. Dalam pelaksanaanya CBHRM berpengaruh terhadap pengembangan modal insani karyawan.

67 55 Untuk mengetahui keterkaitan antara CBHRM dengan modal insani, dapat dilihat dari gambar 4 berikut : Gambar 4. Hubungan antara penerapan CBHRM (X) dengan modal insani (Y). Berdasarkan informasi diatas dapat dijelaskan bahwa HR Planning memiliki hubungan terkuat terhadap intelegensia karyawan. Dalam rencana strategis perusahaan, harus dipertimbangkan segala hal yang berkaitan dengan posisi dan kondisi perusahaan dalam bisnis yang menjadi bidangnya, baik itu secara internal, berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan, maupun external, berupa peluang dan berbagai ancaman pada perusahaan. Analisis ini akan mempengaruhi strategi yang dipilih perusahaan untuk mencapai tujuan atau visi-nya. Dalam menerapkan strategi tersebut tentunya diperlukan sumber daya-sumber daya, salah satunya yang terpenting adalah sumber daya manusia, dengan kualifikasi dan kuantitas yang diperkirakan mampu mencapai tujuan yang sudah ditetapkan perusahaan. Disanalah peran penting perlu adanya HR planning.

68 56 Perekrutan dan seleksi memiliki hubungan terkuat terhadap keahlian karyawan. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada keterkaitan secara langsung antara perekrutan dan seleksi dengan peningkatan keahlian karyawan. Tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan untuk waktu yang lama. Pendidikan dan Pelatihan memiliki hubungan terkuat terhadap keterampilan karyawan. Karyawan yang mendapatkan pendidikan & pelatihan akan meningkatkan modal insaninya. Semakin banyak karyawan mendapatkan pendidikan & pelatihan maka akan semakin meningkat pula modal insaninya. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap seorang karyawan guna melaksanakan tugasnya. Pendidikan dan pelatihan juga dapat menghilangkan kesenjangan yang terjadi antara unsur-unsur yang dimiliki oleh seorang karyawan dengan unsur-unsur atau tujuan yang diharapkan oleh suatu organisasi. Pendidikan dan pelatihan memiliki maksud yang hampir sama dalam pelaksanaannya, namun terdapat perbedaan diantara keduanya, yaitu dalam hal ruang lingkup yang mendasarinya. Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian umum seseorang mengenai suatu hal dan pada umumnya pendidikan lebih menekankan teori daripada praktek. Sedangkan pelatihan merupakan suatu proses untuk meningkatkan kecakapan, keterampilan/skill seseorang dalam menunjang tuntutan pekerjaannya dan biasanya lebih menekankan praktek daripada teori. Pengembangan karir memiliki hubungan terkuat terhadap keterampilan karyawan. Setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan akan memiliki harapan untuk meraih posisi/jabatan yang lebih tinggi atau yang lebih baik dari posisi/jabatan sebelumnya Pengembangan karier merupakan tanggung jawab suatu organisasi yang menyiapkan karyawan dengan kualifikasi dan pengalaman tertentu, agar pada waktu dibutuhkan organisasi sudah memiliki karyawan dengan kualifikasi tertentu. Yang perlu dilakukan karyawan adalah bekerja sebaik mungkin, mengikuti semua pelatihan yang diberikan, dan menunggu kesempatan kenaikan jabatan yang ditawarkan oleh perusahaan. Pengembangan karier pada

69 57 umumnya berupa kenaikan karier secara vertikal dari satu jenjang pekerjaan tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi seseorang diharapkan mendalami suatu bidang pekerjaan tertentu kemudian menduduki jabatan manajerial. Dengan adanya strategi pengembangan karir yang baik akan membantu peningkatan modal insani karyawan. Pengembangan karir akan membantu manajemen memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi-kompetensi yang belum dimiliki oleh karyawan yang akan dicalonkan untuk memegang suatu jabatan. Penilaian kinerja memiliki hubungan terkuat terhadap keterampilan karyawan. Penilaian kinerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan. Dengan penilaian kinerja berarti para bawahan mendapat perhatian dari atasannya sehingga mendorong mereka bergairah bekerja, asalkan proses penilainnya jujur dan objektif serta ada tindak lanjutnya. Tindak lanjut penilaian ini memungkinkan karyawan dipromosikan, didemosikan, dikembangkan, atau balas jasanya di naikkan. Jadi dengan penilaian kinerja dapat diketahui kinerja seorang karyawan di mana terdapat kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Bagi mereka yang memiliki kinerja kerja yang tinggi, memungkinkan dirinya untuk diberikan promosi. Penilaian kinerja dapat memberikan pemahaman kepada karyawan tentang hal-hal yang akan dimonitor dan diukur. Karyawan yang merasa dihargai oleh atasan akan membantu kepercayaan dirinya dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Kompensasi memiliki hubungan terkuat terhadap intelegensia karyawan. Semakin tinggi kompensasi yang diterima seseorang maka akan lebih banyak tuntutan yang menjadi tanggung jawabnya. Tentunya hal ini harus diimbangi dengan modal insaninya, Dengan adanya kompensasi yang baik hal ini dapat meningkatkan modal insani karyawan. Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada organisasi / perusahaan tempat bekerja. Dalam memberikan kompensasi kepada karyawan terlebih dahulu melakukan penghitungan kinerja dengan membuat sistem penilaian kinerja yang adil. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria

70 58 penilaian setiap pegawai yang ada misalnya mulai dari jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi dengan pekerja lain, perilaku, pengetahuan atas pekerjaan dan lain sebagainya. Tentunya dalam pemberian kompensasi ini dipengaruhi oleh modal insaninya Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penerapan CBHRM yang dilakukan PT. Traktor Nusantara sudah berjalan dengan baik. Penerapan CBHRM berdampak pada modal insani karyawan, sehingga semakin baik pelaksanaan CBHRM yang dilakukan PT. Traktor Nusantara maka pengembangan modal insani karyawan juga akan meningkat. Berdasarkan persepsi dari responden, komponen yang memiliki nilai kontribusi paling rendah dalam komponen CBHRM adalah HR Planning. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan HR Planning yang dilakukan PT. Traktor Nusantara belum dilaksanakan secara maksimal. Komponen yang memiliki nilai kontribusi paling tinggi pada modal insani karyawan adalah pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan mampu memberikan pengaruh yang besar bagi peningkatan modal insani karyawan. Hal ini berarti PT. Traktor Nusantara perlu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan secara terus menerus. PT. Traktor Nusantara perlu memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkala kepada karyawan secara rutin minimal setahun sekali. Pendidikan dan pelatihan yang dimaksud yaitu seperti mengenai etos kerja, performance diri, dan motivasi. Pelatihan ini perlu dilakukan sehingga PT. Traktor Nusantara mempunyai sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sehingga tujuan untuk menjadi perusahaan yang unggul dibidang alat berat dengan nilai terbaik bagi karyawan dan pemegang saham dapat tercapai. Pada variabel modal insani, keterampilan merupakan komponen dengan nilai kontribusi tertinggi. Oleh karena itu keterampilan yang dimiliki karyawan harus terus ditingkatkan. Meningkatkan keterampilan karyawan dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya melalui pelatihan dan penguasaan terhadap semua keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan, dengan demikian setiap karyawan akan memiliki kontribusi yang besar dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

71 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Hasil identifikasi secara umum PT. Traktor Nusantara telah menerapkan CBHRM dengan baik. Perekrutan dan seleksi merupakan komponen yang dinilai paling baik dalam pelaksanaanya, hal ini berarti bahwa proses perekrutan dan seleksi yang dilaksanakan oleh PT. Traktor Nusantara dilaksanakan secara terbuka tanpa ada diskriminasi dengan mempertimbangkan kebutuhan perusahaan. Komponen yang paling rendah adalah HR Planning, hal ini berarti bahwa rencana strategis yang dijalankan oleh PT. Traktor Nusantara belum dilaksanakan secara maksimal. Selain itu penilaian kinerja yang diterapkan oleh PT. Traktor Nusantara juga sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini berarti bahwa atasan melakukan penilaian kinerja bawahannya secara adil sesuai dengan pencapaian target pekerjaanya. Dari hasil penelitian dapat terlihat bahwa penerapan CBHRM yang dilakukan perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengembangan modal insani karyawan. Hasil dari perhitungan korelasi kanonik menunjukkan bahwa komponen dengan nilai kontribusi tertinggi pada CBHRM dalam pengembangan modal insani adalah pendidikan dan pelatihan. Karyawan berpendapat bahwa dengan pendidikan dan pelatihan yang baik dapat meningkatkan modal insani mereka. Indikator yang memiliki hubungan kanonik paling kuat dengan dengan pendidikan dan pelatihan adalah keterampilan. Hal ini berarti pendidikan dan pelatihan menjadi komponen yang paling kuat korelasinya terhadap pembentukan modal insani karyawan. 2. Saran a. Modal insani karyawan dapat berkembang baik melalui pendidikan dan pelatihan, untuk itu PT. Traktor Nusantara perlu memberi perhatian khusus pada pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan. PT. Traktor Nusantara bisa melakukan program pendidikan dan pelatihan secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali kepada karyawannya.

72 60 b. Komponen kompensasi pada PT. Traktor Nusantara perlu ditingkatkan. Dengan adanya perbaikan dari segi kompensasi maka diharapkan modal insani yang ada pada diri karyawan dapat meningkat.

73 Daftar Pustaka Amelia Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Internal terhadap Pembelajaran Pegawai (Studi Kasus BAKOSURTANAL Cibinong-Bogor). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Arikunto Metodologi Penelitian. Jakarta(ID): Rajawali Pers. Baron A, Armstrong M Human Capital Management. Jakarta (ID) : PPM Management. Bontis Peran dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID) : Rineka Cipta. Boyaritz Personnel and Human Resources Management. Jakarta (ID) : Grasindo. Djawranto Organisasi dan Manajemen. Jakarta(ID): Rajawali Pers. Erwina Analisis Pengaruh Pelatihan Terhadap Pengembangan Human Capital (Modal Insani) Tenaga Kependidikan Pada Institut Pertanian Bogor. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Fitz E Learning Organization. Jakarta (ID) : Bina Aksara. Franscesco S Manajemen Personalia: Segi Manusia dalam Organisasi. Jakarta (ID) : Pustaka Binaman Presindo. Gay LR, Dehl PL Research Methods for Business and Management. New York (US) : MacMillan Publishing Company. Hutapea P, Nurianna T Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta (ID) : Bumi Aksara. Larkan A Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Utama. Loma Manajemen dan Organisasi. Jakarta (ID) : Bumi Aksara. Malhotra Segi-segi Pengembangan Organisasi. Jakarta (ID) : Grasindo. Mayo Organisasi dan Pengembangannya. Jakarta (ID) : Erlangga. Muhi Analisis investasi modal manusia dalam perspektif pendidikan dan pelatihan. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rachmawati R Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta(ID): Gramedia Pustaka Utama. Setyanto Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia. Yogyakarta (ID) : BPFE. Spencer ML Human Resources Management. Jakarta (ID) : Buana Cipta. Steward R Organization Developing. Jakarta (ID) : Gramedia. Totanan A Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID) : Rineka Cipta. Ulrich Personnel Management. Jakarta (ID) : Grafindo. Wibowo Organisasi dan Manajemen. Jakarta (ID) : Erlangga. Zwell Human Resources Management. Jakarta (ID) : Bumi Aksara

74 LAMPIRAN

75 63 Lampiran 1. Daftar kuesioner penelitian KUESIONER PROFIL RESPONDEN 1. Nama Anda : 2. Jenis kelamin Anda : a. Pria b. Wanita 3. Usia Anda : tahun 4. Lama bekerja : a. 1-2 tahun b. 3-4 tahun c. 5-6 tahun d. > 6 tahun 5. Tingkat Pendidikan : a. SMA/SMK b. Diploma c. Sarjana d.pasca Sarjana PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Kuesioner di bawah ini memuat sejumlah pertanyaan. Berikan tanda ( ) pada kolom yang sesuai yang menunjukkan seberapa besar tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan anda terhadap pernyataan tersebut. Penilaian Komponen kompetensi (beri tanda pada pilihan anda) A. HR Planning Sangat Kurang Tidak Sangat tidak setuju 1. Perusahaan melakukan kajian secara individu terhadap perencanaan suksesi karyawan 2. Sistem manajemen yang diterapkan perusahaan menunjang pencapaian 3. Visi, misi, dan tujuan organisasi berorientasi terhadap peningkatan kinerja 4. Strategi yang dijalankan perusahaan menunjang pencapaian kinerja secara 5. Perusahaan mempunyai perencanaan suksesi untuk memilih calon pemimpin dimasa mendatang sesuai dengan kompetensinya

76 64 Lanjutan Lampiran 1. Penilaian Komponen kompetensi (beri tanda pada pilihan anda) Sangat Kurang Tidak Sangat tidak setuju B. Perekrutan dan Seleksi 1. Proses rekrutmen calon pelamar dilakukan secara terbuka dan tanpa diskriminasi 2. Proses seleksi dan penetapan karyawan baru dilakukan secara terbuka dan tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan 3. Dalam melakukan seleksi tenaga kerja,perusahaan mempertimbangkan kompetensi calon pelamar 4. Perusahaan melakukan tahapan-tahapan penyeleksian kepada calon tenaga kerja guna menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan 5. Perusahaan melakukan evaluasi dalam memutuskan penerimaan karyawan C. Pendidikan dan Pelatihan 1. Perusahaan memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti training/pelatihan yang sesuai dengan 2. Strategi dan metode training yang diberikan untuk mengembangkan kompetensi sudah 3. Strategi pelatihan yang dibutuhkan sudah sesuai dengan tujuan perusahaan 4. Jenis pelatihan yang diberikan oleh perusahaan sudah sesuai seperti yang diharapkan guna peningkatan kompetensi 5. Perusahaan memberikan training setidaknya satu tahun sekali kepada karyawan D. Pengembangan karir 1. Saya mendapatkan kesempatan promosi dan mengembangkan karir di perusahaan ini 2. Perusahaan memberikan umpan balik terhadap kemajuan karier karyawan

77 65 Lanjutan Lampiran 1. Penilaian Komponen kompetensi (beri tanda pada pilihan anda) 3. Perusahaan menyediakan informasi dan data yang lengkap mengenai syarat untuk menempati suatu jabatan tertentu kepada 4. Perusahaan memberikan pola karier yang jelas bagi karyawan 5. Perusahaan membantu karyawan untuk melakukan analisis diri sendiri terhadap Sangat Kurang Tidak Sangat tidak setuju E. Penilaian kinerja 1. Saya memahami sistem penilaian karya yang diterapkan di perusahaan 2. Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja 3. Atasan saya melakukan evaluasi terhadap pencapaian target pekerjaan saya 4. Atasan saya melakukan penilaian karya dengan adil 5. Penghargaan diberikan kepada karyawan yang berhasil melaksanakan tugas dengan tepat waktu F. Kompensasi 1. Penghasilan setiap bulan yang saya terima sesuai dengan pekerjaan saya 2. Tingkat salary/gaji yang ada sudah sesuai dengan kompetensi karyawan 3. Pemberian bonus/insentif oleh perusahaaan mendorong saya untuk berprestasi lebih 4. Penghasilan di perusahaan ini lebih menarik dibandingkan dengan pekerjaan yang sama di perusahaan lain yang sejenis 5. Perusahaan memberikan saya benefit yang menarik seperti insentif, tunjangan kesehatan, pemberian beasiswa untuk anak karyawan yang berprestasi, program training ke luar negri, dll

78 66 PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Kuesioner di bawah ini memuat sejumlah pertanyaan. Berikan tanda ( ) pada kolom yang sesuai yang menunjukkan seberapa besar tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan anda terhadap pernyataan tersebut. Manakah diantara faktor-faktor CBHRM berikut yang berpengaruh terhadap peningkatan Human Capital anda. Penilaian A. HR Planning Komponen Sangat (beri tanda pada pilihan anda) Kurang Tidak Sangat tidak setuju 1. Penerapan HR Planning yang baik dapat meningkatkan Intelegensia 2. Penerapan HR Planning yang baik dapat meningkatkan Keterampilan 3. Penerapan HR Planning yang baik dapat meningkatkan Keahlian B. Perekrutan dan Seleksi 1. Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang baik dapat meningkatkan Intelegensia 2. Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang baik dapat meningkatkan Keterampilan 3. Penerapan Perekrutan dan Seleksi yang baik dapat meningkatkan Keahlian C. Pendidikan dan Pelatihan 1. Penerapan Pendidikan dan Pelatihan yang baik dapat meningkatkan Intelegensia 2. Penerapan Pendidikan dan Pelatihan yang baik dapat meningkatkan 3. Penerapan Pendidikan dan Pelatihan yang baik dapat meningkatkan

79 67 Lanjutan Lampiran 1. Penilaian Komponen D. Pengembangan karir Sangat (beri tanda pada pilihan anda) Kurang Tidak Sangat tidak setuju 1. Penerapan Pengembangan karir yang baik dapat meningkatkan Intelegensia 2. Penerapan Pengembangan karir yang baik dapat meningkatkan 3. Penerapan Pengembangan karir yang baik dapat meningkatkan Keahlian E. Penilaian kinerja 1. Penerapan Penilaian kinerja yang baik dapat meningkatkan Intelegensia 2. Penerapan Penilaian kinerja yang baik dapat meningkatkan Keterampilan 3. Penerapan Penilaian kinerja yang baik dapat meningkatkan Keahlian F. Kompensasi 1. Penerapan Kompensasi yang baik dapat meningkatkan Intelegensia 2. Penerapan Kompensasi yang baik dapat meningkatkan Keterampilan 3. Penerapan Kompensasi yang baik dapat meningkatkan Keahlian

80 Lampiran 2. Uji validitas dan reliabilitas 68

81 Lanjutan lampiran 2. 69

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping faktor lain seperti modal. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Achievement Motivation Theory Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan oleh David C.

Lebih terperinci

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF Disusun Oleh : Muhamad Wahyudin 125030207111110 Johanes Hartawan Silalahi 125030207111101 Arrahman 125030207111044 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena anggota-angotanya memiliki komitmen dan kompetensi individual yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena anggota-angotanya memiliki komitmen dan kompetensi individual yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Learning Organization Organisasi pembelajaran didefinisikan sebagai organisasi yang memiliki kemampuan untuk selalu memperbaiki kinerja secara berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoretis 2.1.1 Kompetensi 1. Pengertian Kompetensi Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi perubahan atau perbaikan nilai tambah organisasi (Tjakraatmadja,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi perubahan atau perbaikan nilai tambah organisasi (Tjakraatmadja, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Organisasi Pembelajaran Proses belajar individual terjadi jika anggota organisasi mengalami proses pemahaman terhadap konsep-konsep baru, yang dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat BAB I PENDAHULUAN Sebuah penelitian berawal dari adanya fenomena dalam perusahaan yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat dalam latar belakang penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perubahan zaman yang begitu cepat, setiap instansi / perusahaan otomatis harus siap menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan akan sulit untuk dapat bersaing,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Model Kompetensi Menurut Schoonover Associates, kompetensi adalah perilaku atau sekumpulan perilaku yang mengambarkan kinerja yang bagus dalam pekerjaan. Sedangkan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHLUAN. era perdagangan bebas yang akan dimulai pada tahun 2010 akan menimbulkan

BAB I PENDAHLUAN. era perdagangan bebas yang akan dimulai pada tahun 2010 akan menimbulkan BAB I PENDAHLUAN I.1. Latar Belakang Setiap organisasi/perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Jika tujuan tersebut dapat dicapai maka perusahaan tersebut dapat dikatakan telah berhasil. era

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, masalah sumber daya manusia menjadi sorotan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, masalah sumber daya manusia menjadi sorotan maupun 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam era globalisasi, masalah sumber daya manusia menjadi sorotan maupun tumpuan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan. Sumber daya manusia merupakan peran utama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan- perubahan mendasar, baik yang terjadi secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan- perubahan mendasar, baik yang terjadi secara nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan- perubahan mendasar, baik yang terjadi secara nasional maupun gobal saat ini, akan membawa dampak terhadap kegiatan organisasi, baik secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keunggulan bersaing yang optimal dan efisien Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keunggulan bersaing yang optimal dan efisien Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Sumber Daya Manusia Kompetensi yang ditetapkan di organisasi merupakan basis dari berbagai aspek pengembangan sumber daya yang dimiliki, yang dikondisikan sebagai

Lebih terperinci

MEMBANGUN KINERJA PEGAWAI

MEMBANGUN KINERJA PEGAWAI MEMBANGUN KINERJA PEGAWAI Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Kinerja yang terpelihara dan berkembang meningkat akan berdampak positif bagi organisasi atau unit kerja yang bersangkutan. Bagi organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Setiap organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu untuk mencapai keberhasilan, untuk mencapai keberhasilan diperlukan landasan yang kuat berupa Kompetensi

Lebih terperinci

Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE

Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE 1 Kompetensi Sumber Daya Manusia Oleh: Indra Mulya, MSE K ita tentunya sering mendengar pernyataan bahwa Sumber Daya Manusia adalah aset terpenting di dalam perusahaan. Namun demikian pada pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 4.1 Gambaran Umum Camar Resources Canada, Inc. CRC, Inc pada bulan November 2004 membeli 70% saham Indo- Pacific Resources (Java) Ltd. dan menjadi operator

Lebih terperinci

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah tuntutan yang tidak bisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori Manajemen Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori Manajemen Manajemen Sumber Daya Manusia BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu kajian teori yang bersifat ilmiah. Dalam kajian teori ini dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

MINGGU IV MANAJEMEN TENAGA KERJA

MINGGU IV MANAJEMEN TENAGA KERJA 1 MINGGU IV MANAJEMEN TENAGA KERJA KOMPETENSI Merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik. Seseorang yang memiliki kompetensi yang memadai akan memiliki rasa percaya diri, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena sebagai ujung tombak perusahaan sehingga praktek manajemen Sumber Daya Manusia atau SDM harus diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang selaras dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang selaras dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang selaras dengan peningkatan kondisi perekonomian di Indonesia menuntut adanya persaingan yang ketat di dalamnya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah perusahaan milik Negara (BUMN) yang merupakan perusahaan

Lebih terperinci

B. MAKNA PERENCANAAN SDM BAGI PERUSAHAAN

B. MAKNA PERENCANAAN SDM BAGI PERUSAHAAN A. PENGERTIAN Menurut Barry (1994) dan John-Pauline (1988) Perencanaan SDM adl : Suatu cara untuk menetapkan keperluan tenaga kerja untuk suatu peride tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas. Menurut

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia. merupakan dimensi perilaku yang berada di belakang kinerja kompeten.

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia. merupakan dimensi perilaku yang berada di belakang kinerja kompeten. BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kompetensi Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia Menurut Armstrong dan Baron (dalam Wibowo, 2007: 88) Kompetensi merupakan dimensi perilaku yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan paradigma dari persaingan global saat ini menjadi persaingan tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menuntut perubahan lingkungan yang cepat dan persaingan bisnis

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM INFORMASI SDM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 5 SI SDM Subsistem Manajemen Tenaga Kerja Keahlian / Kompetensi. Suksesi. Relokasi / Rotasi. Keahlian / Kompetensi Susanto (2003) mendefinisikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses organisasi yang dimulai dari perencanaan, rekrutmen dan seleksi, orientasi, pelatihan dan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karyawan 27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan 1. Pengertian Karyawan Menurut Abdullah (2014) karyawan itu adalah sumberdaya manusia atau penduduk yang bekerja di suatu institusi baik pemerintah maupun swasta/bisnis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah ilmu atau seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

Human Resources Management (HRM)

Human Resources Management (HRM) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Human Resources Management (HRM) Pertemuan 1: Pendahuluan Disusun oleh: Eko Tjiptojuwono Overview People Management Human Resources Management Sebuah pendekatan strategis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kompetensi Mark Lancaster mendefinisikan kompetensi sebagai suatu atau sekelompok sikap/perilaku yang menghasilkan performa yang sangat baik dalam melakukan konteks pekerjaan

Lebih terperinci

Dunamis Human Capital Overview Program. 11 Februari 2016

Dunamis Human Capital Overview Program. 11 Februari 2016 Dunamis Human Capital Overview Program 11 Februari 2016 MENGENAI DUNAMIS HUMAN CAPITAL Investment $ Our Value Preposition Human Capital Solution Provider Dunamis Human Capital offers a technology based

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Media Wave Interaktif adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Didirikan pada tanggal 15 Juni 2010. Perusahaan ini merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan pesat dalam segala bidang mendorong perkembangan secara global. Hal tersebut mengakibatkan adanya berbagai keterbukaan disegala bidang kehidupan,sehingga

Lebih terperinci

PERANAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASIONAL UNTUK PENCAPAIAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

PERANAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASIONAL UNTUK PENCAPAIAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PERANAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASIONAL UNTUK PENCAPAIAN KEUNGGULAN KOMPETITIF Santosa Tri Prabawa STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK Kinerja organisasional dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang terbesar di dunia serta perusahaan Amerika terbesar dalam bidang perusahaan energi. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya adalah suatu sub sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya adalah suatu sub sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya adalah suatu sub sistem pendidikan, yang berfungsi menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset intangible bagi perusahaan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset intangible bagi perusahaan. Bagi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset intangible bagi perusahaan. Bagi perusahaan yang sadar akan pentingnya pengelolaan SDM ini, tentu memiliki langkah langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. Sumber daya manusia adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 237 juta jiwa dengan total konsumsi sekitar Rp3.600-an triliun merupakan pasar potensial bagi bisnis ritel modern.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab 1 akan dijelaskan pendahuluan dari penelitian tugas akhir ini yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumber daya manusia kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan era globalisasi dimana pertumbuhan perusahaan semakin cepat dan semakin maju dalam persaingan bisnis, sehingga perusahaan harus bersikap lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dan seiring dengan majunya teknologi, menuntut setiap perusahaan untuk selalu melakukan yang terbaik dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri elektronik global pada pertengahan 1990-an cepat berubah dari analog ke digital menyebabkan produk industri mengalami komoditisasi dan modularisasi. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut organisasi baik swasta maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan berupaya

Lebih terperinci

ABSTRAKSI APUNG NOERACHMAT

ABSTRAKSI APUNG NOERACHMAT ABSTRAKSI APUNG NOERACHMAT : KINERJA PEGAWAI UNIT PELAYANAN PT. TELKOM DIVISI REGIONAL V JAWA TIMUR DI SURABAYA TIMUR Dalam upaya menjadi perusahaan infokom terdepan di kawasan regional melalui komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai wujud aplikasi UUD 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial dan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diatur oleh Undang-Undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan

I. PENDAHULUAN. Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan peluang yang dihadapi oleh perusahaan berskala nasional maupun multinasional. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor diantaranya lingkungan, keluarga dan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor diantaranya lingkungan, keluarga dan pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK serta derasnya arus globalisasi telah membawa perubahan dan menciptakan paradigma baru di tempat kerja maupun didunia pendidikan. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik tenaga kerja yang efektif dalam sebuah organisasi (Daft, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. menarik tenaga kerja yang efektif dalam sebuah organisasi (Daft, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk menarik tenaga kerja yang efektif dalam sebuah organisasi (Daft, 2000). Organisasi yang sukses

Lebih terperinci

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000

I. PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000 menetapkan status Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Sejak ditetapkannya status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan organisasi/perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas orangorang yang bekerja di dalamnya. Dalam menghadapi perubahan lingkungan yang begitu cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan strategi yang tepat agar dapat bersaing di lingkungan industri yang semakin ketat dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan, dan penilaian. Suasana pembelajaran akan mampu. menciptakan lingkungan akademis yang harmonis dan produktif, jika

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan, dan penilaian. Suasana pembelajaran akan mampu. menciptakan lingkungan akademis yang harmonis dan produktif, jika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan manajemen pembelajaran atau pengelolaan pembelajaran dimulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan penilaian. Suasana pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Sumber Daya Manusia a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan human

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Marketing Pemasaran internal sangat penting artinya bagi perusahaan jasa. Apa lagi bagi usaha jasa yang terkenal dengan high contact. Apa yang dikatakan dengan high

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan menghadapi pesaingnya.(agung Roscahyo, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan menghadapi pesaingnya.(agung Roscahyo, 2013) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia semakin pesat sehingga persaingan diantara para pengusaha juga semakin ketat. Sehingga setiap

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KARYAWAN MELALUI FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE (QWL) DI PT INTI ABADI KEMASINDO. Oleh : ANDINI DHAMAYANTI H

ANALISIS KEPUASAN KARYAWAN MELALUI FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE (QWL) DI PT INTI ABADI KEMASINDO. Oleh : ANDINI DHAMAYANTI H ANALISIS KEPUASAN KARYAWAN MELALUI FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE (QWL) DI PT INTI ABADI KEMASINDO Oleh : ANDINI DHAMAYANTI H24103077 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam organisasi karena manusia inilah yang mampu menggerakkan seluruh komponen yang berada dalam organisasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Pada masa sekarang ini, manajemen bukan lagi merupakan istilah yang asing bagi kita. Istilah manajemen telah digunakan sejak dulu, berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Robbins & Coulter, (2010) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN. Robbins & Coulter, (2010) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan profit yang maksimum dari produk yang dihasilkannya. Hal ini tentunya menuntut seluruh bagian di dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur merupakan elemen terpenting bagi instansi

KATA PENGANTAR. Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur merupakan elemen terpenting bagi instansi REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur merupakan elemen terpenting bagi instansi pemerintah yang berperan sebagai penggerak utama dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh perbankan dalam rangka memenangkan persaingan. Bisnis perbankan merupakan bisnis kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam perusahaan. Keberadaannya di dalam sistem kerja dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam perusahaan. Keberadaannya di dalam sistem kerja dengan segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat kritis sebagai aset utama dalam perusahaan. Keberadaannya di dalam sistem kerja dengan segala keunikannya yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebebasan arus jasa dan kebebasan arus tenaga kerja terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebebasan arus jasa dan kebebasan arus tenaga kerja terdidik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah menghasilkan sumberdaya manusia yang bermutu dan produktif. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan

Lebih terperinci

Human Resources Development

Human Resources Development Human Resources Development Presented by : M Anang Firmansyah SELECTION PRACTICES Main objective : Menyesuaikan karakteristik individu dengan persyaratan pekerjaan. JOB ANALYSIS Merupakan proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang dan berkembang pesat, dunia bisnis dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

1. Kebutuhan akan SDM yang Kompeten Terpenuhi. 2. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Perusahaan

1. Kebutuhan akan SDM yang Kompeten Terpenuhi. 2. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Perusahaan 6 alasan pentingnya perncsanaan sdm bagi perusahaan 1. Kebutuhan akan SDM yang Kompeten Terpenuhi Dengan perencanaan SDM yang baik, the right men in the right place akan dapat diraih oleh perusahaan. Penempatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan

BAB II LANDASAN TEORI. upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pendidikan dan Pelatihan 2.1.1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan merupakan salah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan 158 Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Sumber Daya Manusia Filosofi BCA membina pemimpin masa depan tercermin dalam berbagai program pelatihan dan pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kinerja bursa saham secara tidak langsung mempengaruhi kemajuan perekonomian nasional. Pasar modal kini memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan nyata. Demikian pula pertumbuhan ekonomi di kota

Lebih terperinci

: DWI ENDANG PUSPITASARI H

: DWI ENDANG PUSPITASARI H ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PELAKSANA ADMINISTRASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh : DWI ENDANG PUSPITASARI H24051522 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur peraturan dilakukan melalui proses dan dilakukan berdasarkan urutan dan

Lebih terperinci

Manajemen SDM. 1 st Week

Manajemen SDM. 1 st Week Manajemen SDM 1 st Week DEFINISI Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

Human Resource Diagnostic

Human Resource Diagnostic Human Resource Diagnostic Latar Belakang Perkembangan bisnis kini tidak hanya bergantung pada strategi bisnis yang baik. Banyak perusahaan dari sektor bisnis yang berbeda-beda terus menerus mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumber Daya Manusia Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit pelayanan. Berbagai unit tersebut terdiri dari sekumpulan individu yang berusaha

Lebih terperinci