BAB I PENDAHLUAN. era perdagangan bebas yang akan dimulai pada tahun 2010 akan menimbulkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHLUAN. era perdagangan bebas yang akan dimulai pada tahun 2010 akan menimbulkan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHLUAN I.1. Latar Belakang Setiap organisasi/perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Jika tujuan tersebut dapat dicapai maka perusahaan tersebut dapat dikatakan telah berhasil. era perdagangan bebas yang akan dimulai pada tahun 2010 akan menimbulkan tantangan bagi perusahaan-perusahaan untuk saling membuat keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan-perusahan lainnya. Dalam rangka menciptakan iklim kompetensi yang tinggi di segala bidang perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efektif dan efisien. Tingkat kompetensi yang tinggi menuntut suatu perusahaan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimilikinya. Hal ini disebabkan karena sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Sebab kesuksesan sebuah perusahaan sangat bergantung dengan sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut. Sumber daya manusia sebagai aktor dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Sebuah perusahaan dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh sarana dan prasarana serta sumber daya manusia. Namun itu semua tidak cukup membantu jika tidak didukung dengan sumber daya manusia yang berkompetensi. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang berkompetensi merupakan kunci utama yang perlu diperhatikan oleh sebuah perusahaan. Menurut Amstrong (Dharma, 2005: 102) kompetensi mengacu kepada dimensi prilaku dari sebuah peran-prilaku yang diperlukan seseorang untuk dapat melaksanakan pekerjaanya secara memuaskan. Sebagaimana didefinisikan oleh Amstrond dan Murlis

2 (1994) kompetensi mencakup karekteristik prilaku yang dapat menunjukkan perbedaan antara mereka yang berkinerja tinggi. Dengan mengevaluasi kompetensi yang dimiliki seseorang, kita akan dapat memprediksikan kinerja orang tersebut. Kompetensi dapat digunakan sebagai kriteria utama untuk menentukan kinerja seseorang. Perusahaan sendiri hanya akan mempromosikan karyawan-karyawan yang memenuhi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dan dipersyaratkan oleh perusahaan. Dalam manajemen kinerja kompetensi lebih berperan pada dimensi perilaku individu dalam menyesuaikan suatu pekerjaan dengan baik. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan mendorong perusahaan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan dituntut untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkompetensi makin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah. Dalam melakukan perubahan perlu mendapat dukungan manajemen puncak sebagai langkah pertama yang penting. Pemimpin harus dapat memobilisasi sebuah tim, proses pekerjaan harus dapat dikembangkan dan proses sumber daya manusia harus menjadi fokus utama. Perubahan dan peningkatan peran fungsi sumber daya manusia sangat esensial untuk mendukung keberhasilan organisasi. Dalam pengelolaan sumber daya manusia perlu menciptakan nilai atau menggunakan keahlian sumber daya manusia yang berkaitan dengan praktek manajemen serta sasarannya cukup luas, tidak hanya terbatas karyawan operasional semata, namun juga meliputi tingkatan manajerial. Peran serta sumber daya manusia dalam organisasi diatur dengan adanya pemberian wewenang dan tanggung jawab. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab yang harus dicapai karyawan dengan standar atau tolak ukur yang telah ditetapkan dan

3 disepakati oleh karyawan dengan atasan. Karyawan bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran kerja dan standar kinerja yang harus dicapai. Kemudian dilakukan penilaian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Dalam rangka era perdagangan bebas, PT. Perkebunan Nusantara III berupaya mengatasi perubahan serta pergeseran bisnis yang begitu cepat sehingga PT. Perkebunan Nusantara III mampu memperoleh predikat sebagai perusahaan kelas dunia sesuai dengan visinya menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik. Pihak manajemen PT. Perkebunan Nusantara III telah melakukan terobosan pembaharuan salah satunya dalam bidang manajemen karyawan dimana menggunakan modul pengembangan kompetensi organisasi (competence building ) yang meliputi penegembangan faktor keunggulan dan manajemen berbasis pengetahuan. Selain itu adanya strategi inisisatif yang sudah dicanangkan PT. Perkebunan Nusantara III yaitu menetapkan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi yang populer disebut CBHRM ( Competence Based Human Resources Management). CBHRM merupakan salah satu pendekatan manajemen sumber daya manusia berdasarkan kompetensi yang meliputi rekrutmen dan seleksi, pelatihan, penilaian kinerja, penghargaan dan sanksi serta program pensiun. Tujuan CBHRM yaitu untuk mengelola sumber daya manusia sebagai modal atau capital intelectual melalui pembangunan kompetensi. Perusahaan perlu mengembangkan model kompetensi yang berintegrasi dengan tolok ukur penilaian kinerja yang dapat dijadikan dasar pengembangan sumber daya manusia. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, maka perusahaan dituntut untuk memberdayakan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki, termasuk

4 sumber daya manusia. Mengelola sumber daya manusia di organisasi perusahaan dengan berbagai ragam sifat, sikap dan kemampuan manusia agar mereka dapat bekerja menuju satu tujuan yang direncanakan perusahaan. Sumber daya manusia sebagai pelaku organisasi mempunyai perbedaan dalam sikap (attitude) dan pengalaman (experimen). CBHRM yang dikembangkan PT. Perkebunan Nusantara III dalam rangka mengatasi permasalahan-permasalahan yang sering terjadi pada karyawan, misalnya kurangnya keidsiplinan, kurangnya pengetahuan terkait pekerjaan dalam bidangnya, kurangnya motivasi, kurang mengetahui wewenang dan tanggung jawabnya, kurangnya inovasi, dan sebagainya. Selain hal itu, belum sepenuhnya terlaksana perbaikan dari hasil evaluasi pasca diklat dan sistem penilaian karya. Dengan demikian, maka pihak mnajemen PT. Perkebunan Nusantara III membuat strategi dengan cara membangun manajemen sumber daya manusia yang berdasarkan kompetensi untuk meningkatkan kinerja karyawan menjadi lebih optimal lagi. PT. Perkebunan Nusantara III menggunakan sistem profil kompetensi jabatan (job competency profile) dan kamus kompetensi khusus (hard competency profile ). Di dalam profil kompetensi jabatan tersebut dibagi atas kompetensi bisnis, kompetensi produksi perkebunan, dan kompetensi fungsional perkebunan. Kompetensi karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara III diukur melalui penilaian karya dan evaluasi pasca diklat yang dilakukan oleh pimpinan masing-masing. Kemudian hasil dari penilaian tersebut akan digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki kinerja karyawan pada masa yang akan datang. Peningkatan kinerja karyawan secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan di PT. Perkebunan Nusantara III. Kemudian akan direkflesikan dalam kenaikan produktivitas. Dengan demikian penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam rangka memberikan feed back

5 yang tepat terhadap perubahan perilaku kearah peningkatan produktivitas kinerja yang diharapkan sehingga tidak dapat dipisahkan dengan perusahaan. Partisipasi dari tiap manajemen yang berupa pengarahan, dukungan sumber daya seperti, memberikan peralatan yang memadai sebagai sarana untuk memudahkan pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam pendampingan, bimbingan, pelatihan serta pengembangan akan lebih mempermudah penilaian kinerja yang objektif. Faktor penilaian objektif memfokuskan pada fakta yang bersifat nyata dan hasilnya dapat dapat diukur,misalnya kuantitas, kualitas, kehadiran dan sebagainya. Sedangkan faktor-faktor subjektif cenderung berupa opini seperti menyerupai sikap, kepribadian, penyesuaian diri dan sebagainya. Dengan pertimbangan faktor-faktor tersebut diatas maka dalam penilaian kinerja harus benar-benar objektif yaitu dengan mengukur kinerja karyawan yang sesungguhnya atau mengevaluasi perilaku yang mencerminkan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Penilaian kinerja yang obyektif akan memberikan feed back yang tepat terhadap perubahan perilaku ke arah peningkatan produktivitas kinerja yang diharapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III. Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, peneliti hanya melakukan penelitian pada Distrik PT. Perkebunan Nusantara III yaitu di Sei Karang Galang. Dengan melihat kompetensi sumber daya manusia melalui program sistem penilaian karya di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang-2. Oleh Karena itu penulis tertarik membuat judul Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Karyawan (Studi di PTPN III Deli Serdang--2 Sei Karang Galang.

6 I.2. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : Adakah Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Karyawan di PTPN III Deli Serdang-2 Sei Karanng Galang.Sei Karang Galang? I.3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui kompetensi sumber daya manusia di PT.Perkebunan Nusantara III Deli Serdang Sei Karang Galang. b. Untuk mengetahui kinerja karyawan di PT.Perkebunan Nusantara III Deli Serdang Sei Karang Galang. c. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang Sei Karang Galang. I.4. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: a. Secara subjektif, penelitian ini bermanfaat untuk melatih, meningkatkan, dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis, dan metodologi penulis dalam menyusun suatu wacana baru dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan. b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi instansi terkait dan masyarakat khususnya di tempat penelitian ini dilaksanakan agar dapat terus melaksanakan kewajibannya.

7 c. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi perpustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan bagi kalangan penulis lain yang ingin meneliti hal yang sama Kerangka teori Kompetensi Sumber Daya Manusia I Pengertian Kompetensi Kompetensi didefinisikan sebagai dimensi prilaku yang meletar belakangi kinerja kompeten, sehingga sering disebut sebagai kompetensi prilaku. Hal itu dikarenakan definisi kompetensi ini dimaksudkan untuk menjabarkan prilaku yang membuat seseorang menjalankan perannya dengan baik (Sunarto, 2005:81). Suatu kompetensi terdiri atas keahlian, pengetahuan dan sikap; namun dalam penerapannya secara konsisten, keahlian, dan penegetahuan tersebut harus sesuai dengan standar kinerja yang dipersyaratkan dalam pekerjaan (Franscesco, 2003: 140). Untuk lebih jelasnya berikut pengertian kompetensi: Menurut Boyatzis dalam Hutapea dan Nurianna (2008:4), kompetensi didefiniskan sebagai kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Wibowo (2007: 86) Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

8 Menurut Spenser&spenser dalam Hutapea dan Nurianna (2009: 5) kompetensi adalah karekteristik dasar seseorang yang ada hubungan sebab akibat dengan prestasi kerja yang luar biasa atau dengan efektivitas kerja. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki sesorang yang menjadi krekteristiknya untuk dapat melaksanakan tugas yang sesuai dengan standar yang ditentukan yang dilandasi pengetahuan dan keterampilan serta prilaku yang membuat seseornag menjalankan peranya dengan baik. Kompetensi teknis (Technical competency) maupun kompetensi perilaku (behavioral competncy) sebaenarnya memiliki tujuan yang sama yaitu membentuk orang mampu melakukan suatu pekerjaan dengan prestasi yang luar biasa. Hal Ini berarti orang yang berkompetensi adalah orang yang memiliki prestasi lebih baik daripada rekan-rekan kerjanya, mampu berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, mampu menghadapi tantangan kerja dan memiliki konsistensi dalam berprestasi. Menurut Spenser & Spenser (1994) dalam Hutapea dan Nurianna (2009: 29), ada tiga komponen utama pembentuk kompetensi, yaitu: pengetahuan yang dimiliki seseorang, keterampilan dan prilaku individu, yang mana ketiga komponen tersebut dipengaruhi oleh konsep diri, sifat bawaan diri (trait), dan motif. 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks namun pengetahuan adalah komponen utama kompetensi yang mudah diidentifikasi.

9 2. Keterampilan Keterampilan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan. Keterampilan lebih sukar dimiliki daripada pengetahuan. Namun, seseorang yang memiliki keterampilan dengan sendirinya sudah memiliki pengetahuan atas pekerjaan yang mereka lakukan. 3. Konsep Diri. Konsep diri ( self-concept ) merupakan sikap atau nilai individu. Konsep diri dipengaruhi oleh nilai-nilai yanng dimiliki oleh seseorang yang diperolehnya sejak kecil hingga saat tertentu. Konsep diri menunjukkan bahwa seseorang melihat dirinya sendiri atau sesuatu. Konsep diri mempengaruhi etika, cara pandang atau pengertian sseorang tentang sesuatu. 4. Ciri Diri Ciri diri ( trait) karekter bawaan diri, misalnya reaksi yang konsisten terhadap sesuatu. Ciri diri ini merupakan karekteristik fisik, kognitif, dan sosial yang melekat secara permanen pada diri seseorang. 5. Motif Motif adalah sesuatu yang dipikirkan atau diinginkan seseorang secara konsisten, yang dapat menghasilkan perbuatan. Kebutuhan, keinginan, dan perhatian yang biasanya terjadi tanpa disadari ini akan mempengaruhi pemikiran seseorang untuk mencapai sasaran kerjanya sehingga pada akhirnya akan berdampak pada perilaku seseorang.

10 Komponen utama kompetensi pengetahuan dan keterampilan memiliki ciri-ciri yang berbeda dai ketiga komponen utama komponen utama kompetensi lainnya, yaitu konsep diri, ciri-ciri, dan motif. Berikut ini diterangkan ciri-ciri kedua kelompok komponen utama kompetensi tersebut (Hutapea dan Nurianna 2008: 31). Ciri-ciri pengetahuan dan keterampilan, yaitu: 1. Penegetahuan dan keterampilan lebih cendrung mempengaruhi kompetensi teknis (technical competency). 2. Pengetahuan dan keterampilan lebih mudah terlihat. 3. Pengetahuan dan lebih mudah dimiliki oleh seseorang, biasanya dapat diperoleh hanya dengan mendengar atau melihat. 4. Keterampilan merupakan komponen utama kedua yang mudah dimiliki oleh individu, yang harus dapat dibuktikan kepemilikannya dengan menunjukkan kemampuannya dalam melakukan pekerjaan. 5. Pengetahuan dan keterampilan relatif lebih mudah dikembangkan. Ciri-ciri konsep diri, ciri diri, dan motif, di antara yaitu: 1. Konsep diri, ciri diri, dan motif lebih cendrung mempengaruhi kompetensi prilaku (behavioral competency). 2. Konsep diri, ciri diri, dan motif lebih sukar dilihat. 3. Konsep diri, ciri diri, dan motif lebih sukar dikembangkan. I Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009:40) kompetensi sumber daya manusia adalah kompetensi yang berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, kemapuan dan karekteristik kepribadian yang mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya. Menurut Perrin (1990) dalam Anwar (2009: 40) kompetensi sumber daya manusia menurut hasil kajiannya yaitu: 1. Memiliki kemampuan komputer (Eksekutif lini). 2. Memiliki pengetahuan yang luas tentang visi. 3. Memiliki kemampuan mengantisipasi pengaruh perubahan.

11 4. Memiliki kemapuan memberikan pendidikan tentang sumber daya manusia. Dari dua pengertian di atas,maka kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang berhubunngan dengan pengetahuan dan keterampilan dan karekteristik kepribadian yang mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan. I Tujuan Kompetensi Sumber Daya Manusia Penggunaan kompetensi dalam organisasi atau perusahaan pada umumnya adalah untuk tujuan sebagai berikut (Hutapea dan Nurianna, 2008: 16-19): 1. Pembentukan pekerjaan ( job design ) Kompetensi teknis dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi, peran, dan tanggung jawab pekerjaan di suatu organisasi. Besarnya fungsi, peran, dan tanggung jawab tersebut tergantung dari tujuan perusahaan, besar kecilnya perusahaan, tingkat (level pekerjaan dalam organisasi serta jenis usaha. Sedangkan kompetensi prilaku digunakan untuk menggambarkan tuntutan pekerjaan atas prilaku pemangku jabatan agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut dengan prestasi luar biasa. 2. Evaluasi pekerjaan (job evaluation) Kompetensi dapat dijadikan salah satu faktor pembobot pekerjaan, yang digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan serta tantangan pekerjaan merupakan komponen yang memberikan porsi terbesar dalam menentukan bobot suatu

12 pekerjaan. Penegetahuan dan keterampilan tersebut adalah komponen dasar pembentuk kompetensi. 3. Rekrutmen dan seleksi ( recruitment and selection ) Pemebentukan organisasi biasanya diikuti dengan pembentukan pekerjaan serta penetuan persyaratan/ kualifikasi orang yang layak melaksanakan pekerjaan tersebut. Kompetensi dapat digunakan sebagai salah satu komponen dalam persyaratan jabatan, yang kemudian dijadikan pedoman untuk menyeleksi calon karyawan yang akan menduduki jabatan atau melaksanakan pekerjaan tersebut. Untuk mengetahui kompetensi yang dimilliki calon karyawan, pewawancara harus menggunakan metode wawancara yang dapat dipelajari terlebih dahulu melalui pelatihan. 4. Pemebentukan dan Pengembangan organisasi (organization design and development) Organisasi yang kukuh adalah organisasi yang mempunyai kerangka fondasi yang kuat. Kekuatan kerangka dan fondasi ditentukan oleh kemampuan teknis, nilai atau budaya organisasi serta semangat kerja atau motivasi orang-orang yang bekerja dalam organisasi. Semua itu harus didasari oleh visi dan misi organisasi. Kompetensi dapat menjadi fondasi yang kuat untuk pembentukan dan pengembangan organisasi kearah organisasi yang produktif dan kreatif apabila semua orang ke arah organisasi yang produktif dan kreatif apabila semua orang yang bekerja dalam organisasi.

13 5. Membentuk dan memperkuat nilai dan budaya perusahaan ( company culture) Peran kompetensi prilaku sangat diperlukan untuk membentuk dan mengembangkan nilai budaya perusahaan (culture) ke arah budaya kerja yang produktif. Pembentukan nilai-nilai produktif dalam organisasi akan mudah tercapai apabila pemilihan nilai-nilai budaya perusahaan sesuai dengan kompetensi inti perusahaan.. 6. Pembelajaran organisasi (organisation learning) Peran kompetensi bukan hanya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga untuk membentuk karekter pembelajaran yang akan menopang proses pembelajaran yang berkesinambungan. 7. Manajemen karier dan penilaian potensi karyawan (career mangement & employee s assessment ) Kerangka dan tindakan kompetensi dapat digunakan untuk membantu perusahaan atau organisasi menciptakan pengembangan ruang karier bagi karyawaan serta membantu karyawan untuk mencapai jenjang karier yang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Melalui assessment centre ( pusat penilaian potensi karyawan ), penggunaan kompetensi dapat mendorong penegembangan karier yang lebih terpola dan sejalan dengan kebutuhan perusahaan. 8. Sistem imbal jasa ( reward system) Sistem imbal jasa akan memperkuat dan diperkuat oleh kerangka pekerjaan yang berbasis kompetensi. Artinya, pemberian imbalan jasa yang dihubungkan

14 dengan pencapaian kompetensi individu akan mendukung pelaksanaan sistem kompetensi individu akan mendukung pelaksanaan sistem kompetensi yang digunakan oleh perusahaan secara keseluruhan. Sebaliknya, sistem kompetensi yang baik akan membantu mengefektifkan sistem imbal jasa yang berlaku dalam perusahaan I Kategori Kompetensi Menurut Michael Zwell memberikan lima kategori kompetensi, antara lain yaitu: 1. Task achievement merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik. Komptensi yang berkaitan dengan task achievement ditunjukkan oleh; orientasi padaa hasil, mengelola kinerja, efisiensi produksi, fleksibilitas, inovasi, peduli pada kualitas, perbaikan berkelanjutan, dan keahlian teknis. 2. Relationship merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kompetensi dan bekerja dengan baik dengan orang lain dan memuaskan kebutuhannya. Kompetensi yang berhubungan dengan relationship meliputi; kerjasama, orientasi pada pelayanan, kepentingan antarpribadi, kecerdasan organisasional, membanngun hubungan, penyelesaian konflik, perhatian pada komunikasi dan sensitivitas budaya. 3. Personal attribute merupakan kompetensi instrnisik individu dan menghubungkan bagaimana orang berpikir, merasa, belajar, dan berkembang. Personal attribute merupakan kompetensi yang meliputi integritas dan kejujuran,

15 pengembangan diri, ketegasan, kualitas keputusan, manajemen stres, berpikir analistis, dan berpikir konseptual. 4. Managerial merupakan kompetensi yang secara spesipik berkaitan dengan pengelolaan, pengawasan dan pengembangan orang. Kompetensi manajerial berupa; motivasi, memberdayakan, mengembangkan orang lain. 5. Leadership merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi dan orang untuk mencapai mkasud, visi, dan tujuan organisasi. Kompetensi berkaiatan dengan leadership meliputi; kepemimpinan visioner, berpikir strategis, orientasi kewirausahaan, manajemn perubahan, membangun komitmen organisasional, membangun fokus dan maksud, dasar-dasar dan nilainilai (Wibowo, 2008:93-94) I Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi Menurut Micahel Zwell (2008:56-58) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi antara lain sebagai berikut: 1. Keyakinan dan nilai-nilai Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat mempengaruhi prilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu.untuk itu setiap orang harus berpikir positif baik

16 tentang dirinya maupun terhadap orang lain dan menunjukkan ciri yang berpikir ke depan. 2. Keterampilan Keterampialan memainkan peranan pada kompetensi. Berbicara di depan umum merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, dipraktekkan, dan diperbaiki. Keterampilan menulis, individu akan meningkat kecakapannya dalam kompetensi tentang perhatian terhadap komunikasi. Pengembangan keterampilan yang secara spesifik berkaitan dengan kompetensi dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi individual. 3. Pengalaman Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman mengorganisasikan orang, komunikasi di hadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dan sebagainnya. Orang yang tidak pernah berhubungan dengan organisasi besar dan kompleks tidak mungkin mengembangkan kecerdaasan organisaional untuk memahami dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam lingkungan. 4. Karekteristik kepribadian Dalam kepribadian termasuk banyak faktor yang diantaranya sulit untuk berubah. Akan tetapi, kepribadian bukannya sesuatu yang tidak dapat berubah. Kepribadian sesorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang merespon dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitarnya. Kepribadian dapat mempengaruhi keahlian manajer dan pekerja dalam sejumlah kompotensi

17 termasuk dalam penyelesaian konflik, menunjukkan kepedulian interpersonal, kemampuan bekerja dalam tim, memberikan pengaruh dan dapat membangun hubungan yang baik. 5. Motivasi Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah. Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan, dengan memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi bawahan. Jika seorang manajer dapat mendorong motivasi pribadi seorang pekerja, kemudian menyelaraskan dengan kebutuhan bisnis, maka akan sering ditemukan peningkatan penguasaan dalam sejumlah kompetensi yang mempengaruhi kinerja. Kompetensi menyebabkan orientasi pada hasil, kemampuan mempengaruhi orang lain, meningkatkan inisiatif. Peningkatan kompetensi akan menigkatkan kinerja bawahan dan kontribusinya pada organisasi akan meningkat. 6. Isu emosional Hamabatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Adanya rasa takut membuat kesalahan,rasa malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi bagian, semuanya cendrung membatasi motivasi dan inisiatif. Perasaan tentang kewenangan dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi dan meyelesaikan konflik dengan manajer.

18 7. Kemampuan intelektual Kompetensi bergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan pemikiran analitis. Faktor pengalaman dapat meningkatkan kecakapan dalam kompetensi. 8. Budaya organisasi Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia dalam kegiatan sebagai berikut: a. Praktik rekrutmen dan seleksi karyawan, untuk mempertimbangkan siapa di anatara pekerja yanng dimasukkan dalam organisasi dan tingkat keahliannya. b. Sistem penghargaan dapat mengkomunikasikan pada pekerja bagaimana organisasi menghargai kompetensi. c. Praktik pengambilan keputusan mempengaruhi kompetensi dalam memberdayakan orang lain, inisiatif, dan memotivasi orang lain. d. Filosofi organisasi-misi, visi dan nilai-nilai berhubungan dengan kompetensi. e. Kebiasaan dan memberi prosedur memberi informasi kepada pekerja berapa banyak kompetensi yang diharapkan. f. Komitmen pada pelatihan dan pengembangan mengkomunikasikan pada pekerja tentang pentingnya kompetensi tentang pembangunan berkelanjutan. Proses organisasional yang mengembangkan pemimpin secara langsung mempengaruhi kompetensi kepemimpinan

19 I.5.2 Kinerja Karyawan I Pengertian Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja. Tetapi termasuk bagaimana proses kerja berlangsung. Untuk lebih jelasnya, akan dikemukakan beberapa pengertian kinerja. Berikkut ini pengertian kinerja menurut beberapa ahli: Menurut Sedarmayanti ( 2003:147) menyatakan kinerja dapat disimpulkan sebagai berikut: performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenag dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Menurut Prawiro (Tika, 2006: 121) medefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Menurut Pamungkas (Tjandra dkk, 2005:38) bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktivitas yang daicapai dengan suatu unjuk kerja. Dengan demikian dari konsep yang ditawarkan tersebut dapat dipahami bahwa kinerja adalah konsep utama organisasi yang menunjukkan seberapa jauh tingkat kemempuan pelaksanaan-pelaksanaan tugastugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan. I Pengertian Kinerja Karyawan Menurut Anwar Prabu Mangkunegara bahwa kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berikut ini beberapa pengertian kinerja karyawan:

20 Bambang Kusriyanto mengemukakan bahwa definisi kinerja karyawan adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam). Faustino Cardosa Gomes mengemukakan definisi kinerja sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. (Mangkunegara, 2009:9). I Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan Menurut Rivai ( 2005:55 ) manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar mereka menegetahui manfaat yang dapat mereka harapkan. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian adalah bagi orang yang dinilai / karyawan, bagi penilai / supervisor / manajer, dan bagi perusahaan / organisasi. Manfaat penilaian kinerja karyawan antara lain: 1. Bagi orang yang dinilai ( karyawan ) a. Meningkatkan motivasi. b. Meningkatkan kepuasan kerja. c. Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan. d. Umpan balik dari kinerja lalu yang akurat dan konstruktif. e. Pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja dengan membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin. f. Adanya kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana mereka dapat mengatasinya. g. Adanya pandangan yang jelas tentang konteks pekerjaan.

21 h. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apapun, dorongan / pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan. i. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan. 2. Bagi penilai ( Supervisor / manajer ) a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecendrungan kinerja karyawan untuk memperbaiki manajemen selanjutnya. b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap. c. Memberikan peluang un tuk mengembangkan sistem pengawasan baik untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya. d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tata nilai pribadi. e. Peningkatan kepuasan kerja. f. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan tentang rasa takut, rasa grogi, harapan dan aspirasi mereka. g. Meningkatkan kepuasan kerja baik dari para manajer maupun dari karyawan. h. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilaian dengan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dapat memeberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan / organisasi. i. Meningkatkan rasa harga diri ytanng kuat antara manajer dan karyawan karena telah berhasil mendekatkan ide karyawan dengan ide para karyawan.

22 j. Sebagai media untuk mengurangi kesenjangan antara sasaran individu denngan sasaran kelompok/ sasaran departemen sumber daya manusia/ sasaran perusahaan / organisasi. k. Kesempatan bagi para manajer untuk menjelaskan kepada karyawan apa yang sebenarnya diinginkan oleh perusahaan / organisasisehingga para karyawan dapat mengukur dirinya, menempatkan dirinya. l. Sebagai media untuk meningkatkan motivasi karyawan dengan lebih memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi. m. Kesempatan berharga bagi pmpinan agar dapat menilai kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merivisi target / menyusun prioritas baru. n. Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi / perubahan tugas karyawan. 3. Bagi perusahaan / organisasi a. Perbaikan seluruh unit-unit yang ada dalam perusahaan / organisasi. Meningkatkan pandsangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan oleh masing-masing karyawan. b.meningkatkan kualitas komunikasi. c. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan. d.peningkatan pengawasan dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh karyawan. e. Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan. f. Untuk lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan.

23 I Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja menurut A.Dale Timple dalam Mangkunegara ( 2009: 15) yaitu: 1. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya. 2. Faktor Eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. I Unsur-unsur Penilaian Kinerja Karyawan. Dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, pimpinan melakukan tugasnya dibantu oleh pimpinan lain bersama dengan pegawai mereka. Keberhasilan pimpinan melaksanakan tugasnya akan dipengaruhi oleh kontribusi pihak lain. Artinya kinerja pimpinan akan dipengaruhi oleh kinerja pegawai. Jika kinerja pegawai baik akan mempengaruhi kinerja pimpinan selanjutnya kinerja organisasi. Untuk mengetahui kinerja organisasi itu perlu dilakukan pengukuran(sinammbela, 2008: 137 ) Menurut Hasibuan ( 2002: 56) kinerja karyawan dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu: 1. Kesetiaan

24 Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan tanggungjawabnya dalam organisasi. 2. Prestasi Kerja. Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dapat menjadi tolak ukur kinerja. 3. Kedisiplinan Kedisiplinan karyawan dalam mematuhi peratura-peraturan yang ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dapat menjadi tolak ukur kinerja. 4. Kreativitas Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebiih berdaya guna dan berhasil. 5. Kerjasama Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaanya akan semakin baik. 6. Kecakapan Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kinerja. 7. Tanggung Jawab Kinerja karyawan juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya. 8. Efektivitas dan Efisiensi

25 Pekerjaan yang dilakukan karyawan harus berjalan secara efeketif dan /efisien agar dapat mencapai hasil kerja yang maksimal Hubungan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja karyawan Konsep dasar kompetensi bertitik tolak dari konsep individu yang bertujuan untuk mengidentifikasi, memperoleh, dan mengembangkan kemampuan individu agar dapat bekerja dengan prestasi yang luar biasa. Oleh sebab itu, kemampuan organisasi tergantung dari kemampuan individu-individu yang bekerja dalam organisasi. Sumber daya manusia merupakan faktor penentu organisasi/perusahaan. Organisasi dapat berprestasi unggul apabila sumber daya manusia bekerja dengan memberikan kontribusi maksimal kepada organisasi sesuai dengan tugas dan kemampuannya (Hutapea dan Nurianna, 2008: 64). Kinerja suatu perusahaan/organisasi ditentukan oleh sumber daya yang ada. Jika sumber daya manusianya memiliki kompetensi maka kinerjanya juga baik, sebab kompetensi menyebabkan orientasi bekerja seseorang pada hasil, kemampuan mempengaruhi orang lain, meningkatnya inisiatif, dan sebagainya. Peningkatan kompetensi akan meningkatkan kinerja bwahan dan kontribusinya pada perusahaan pun menjadi meningkat.(wibowo, 2007: 105). Maka kompetensi menjadi aspek yang menentukan keberhasilan organisasi/perusahaan. Dengan kompetensi yang tinggi yang dimiliki oleh sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi/perusahaan tentu hal ini akan menetukan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya menetukan kualitas kompetitif perusahaan itu. Dengan demikian jika sumber daya manusia berbasis kompetensi maka akan menghasilakan kinerja karyawan yang baik.

26 I.6 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2005:70). Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut : 1. Hipotesis Alternatif ( Ha ) Terdapat pengaruh antara kompetensi sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang -2 Sei Karang Galang 2. Hipotesis Nihil ( Ho) Tidak Terdapat pengaruh antara kompetensi sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III Deli Serdang-2 Sei Karang Galang. I.7 Definisi Konsep Menurut Singarimbun (1995 : 33 ), konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk

27 mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti. Dengan demikian, penulis memberikan batasan masing-masing konsep yang digunakan. Berdasarkan judul tersebut, dapat dikemukakan konsep dari penelitian ini yaitu: 1. Kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang berhubunngan dengan pengetahuan dan keterampilan dan karekteristik kepribadian yang mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. I.8 Definisi Operasional Menurut Singarimbun (1995:46), definisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel, sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui indikator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisis dari variabel-variabel tersebut. Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan dalm operasionalisasi dari sudut penelitian. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini yaitu :

28 Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia ( X ), indikatornya adalah: 1. Pengetahuan yang berkaitan Pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan yang meliputi: a. Mengetahui dan memahami pengetahuan di bidangnya masing-masing yang menyangkut tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja. b. Mengetahui pengetahuan yang berhubungan dengan peraturan, prosedur, teknik yang baru di dalam perusahaan. c. Mengetahui bagaimana menggunakan informasi, peralatan, dan teknik dengan tepat dan benar. 2. Keterampilan individu meliput a. Kemampuan dalam berkomunikasi dengan jelas baik dalam bentuk lisan. b. Kemampuan dalam berkomunikasi dengan jelas dalam bentuk tulisan. 3. Sikap Kerja meliputi: a. Memiliki kemampuan dalam berkreativitas dalam bekerja b. Adanya semangat kerja yang tinggi c. memiliki kemampuan dalam perencanaan/penggorganisasian 3. Variabel Kinerja Karyawan ( Y ), indikatornya adalah (Menurut Hasibuan, 2002: 56)): 1. Kesetiaan

29 Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan tanggung jawabnya dalam organisasi. 2. Prestasi Kerja. Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dapat menjadi tolak ukur kinerja. 3. Kedisiplinan Kedisiplinan karyawan dalam mematuhi peratura-peraturan yang ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dapat menjadi tolak ukur kinerja. 4. Kreativitas Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebiih berdaya guna dan berhasil. 5. Kerjasama Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaanya akan semakin baik. 6. Kecakapan Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kinerja. 7. Tanggung Jawab Kinerja karyawan juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya.

30 6. Efektivitas dan Efisiensi Pekerjaan yang dilakukan karyawan harus berjalan secara efeketif dan /efisien agar dapat mencapai hasil kerja yang maksimal. 1.9 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan. BAB II METODE PENELITIAN Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian. BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, dan struktur organisasi. BAB IV PENYAJIAN DATA Bab ini memuat penyajian data yang dilakukan dengan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan menganalisanya berdasarkan metode yang digunakan.

31 BAB V ANALISA DATA Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikan pada bab-bab sebelumnya. BAB VI PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukandan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak yang membutuhkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping faktor lain seperti modal. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, masalah sumber daya manusia menjadi sorotan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, masalah sumber daya manusia menjadi sorotan maupun 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam era globalisasi, masalah sumber daya manusia menjadi sorotan maupun tumpuan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan. Sumber daya manusia merupakan peran utama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Achievement Motivation Theory Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan oleh David C.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia. merupakan dimensi perilaku yang berada di belakang kinerja kompeten.

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia. merupakan dimensi perilaku yang berada di belakang kinerja kompeten. BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kompetensi Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Kompetensi Sumber Daya Manusia Menurut Armstrong dan Baron (dalam Wibowo, 2007: 88) Kompetensi merupakan dimensi perilaku yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

Subsistem Manajemen Tenaga Kerja

Subsistem Manajemen Tenaga Kerja Subsistem Manajemen Tenaga Kerja Merupakan subsistem yang antara lain berhubungan dengan pengembangan SDM dalam hal ketrampilan dan pengetahuan, melalui pelatihan-pelatihan atau pendidikan. Pertemuan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena anggota-angotanya memiliki komitmen dan kompetensi individual yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena anggota-angotanya memiliki komitmen dan kompetensi individual yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Learning Organization Organisasi pembelajaran didefinisikan sebagai organisasi yang memiliki kemampuan untuk selalu memperbaiki kinerja secara berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori Manajemen Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori Manajemen Manajemen Sumber Daya Manusia BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu kajian teori yang bersifat ilmiah. Dalam kajian teori ini dikemukakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoretis 2.1.1 Kompetensi 1. Pengertian Kompetensi Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pemerintahan, hal ini terlihat dari kenyataan bahwa walaupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pemerintahan, hal ini terlihat dari kenyataan bahwa walaupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi organisasi pemerintah dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kinerja adalah suatu konstruk multidimensional yang sangat kompleks, dengan banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kinerja adalah suatu konstruk multidimensional yang sangat kompleks, dengan banyak BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu konstruk multidimensional yang sangat kompleks, dengan banyak perbedaan dalam arti tergantung pada siapa yang sedang mengevaluasi, bagaimana

Lebih terperinci

PENERAPAN COMPETENCY BASED HUMAN RESOURCES MANAGEMENT (CBHRM) DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MODAL INSANI (HUMAN CAPITAL) KARYAWAN DI PT

PENERAPAN COMPETENCY BASED HUMAN RESOURCES MANAGEMENT (CBHRM) DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MODAL INSANI (HUMAN CAPITAL) KARYAWAN DI PT PENERAPAN COMPETENCY BASED HUMAN RESOURCES MANAGEMENT (CBHRM) DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MODAL INSANI (HUMAN CAPITAL) KARYAWAN DI PT.TRAKTOR NUSANTARA JAKARTA Oleh TEDI RACHMAN H24104083 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi perubahan atau perbaikan nilai tambah organisasi (Tjakraatmadja,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi perubahan atau perbaikan nilai tambah organisasi (Tjakraatmadja, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Organisasi Pembelajaran Proses belajar individual terjadi jika anggota organisasi mengalami proses pemahaman terhadap konsep-konsep baru, yang dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN akan menimbulkan tantangan bagi perusahaan-perusahaan untuk. dengan perusahaan-perusahan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN akan menimbulkan tantangan bagi perusahaan-perusahaan untuk. dengan perusahaan-perusahan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketatnya tingkat persaingan bisnis dewasa ini, mengakibatkan perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan untuk dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat kerja pada berbagai tingkatan dan memperinci standard masing masing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat kerja pada berbagai tingkatan dan memperinci standard masing masing BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Kompetensi 2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Secara garis besar, kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang di tempat kerja pada berbagai tingkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan

BAB II LANDASAN TEORI. upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pendidikan dan Pelatihan 2.1.1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan merupakan salah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur peraturan dilakukan melalui proses dan dilakukan berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya, hal ini sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perubahan zaman yang begitu cepat, setiap instansi / perusahaan otomatis harus siap menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan akan sulit untuk dapat bersaing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas pokok Bank Indonesia (BI) sebagaimana ditetapkan dalam Undang undang tentang Bank Sentral, memiliki fungsi yang sangat strategis yaitu mencapai dan memelihara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Setiap organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu untuk mencapai keberhasilan, untuk mencapai keberhasilan diperlukan landasan yang kuat berupa Kompetensi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mangkunegara (2002) menyatakan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kompetensi menurut Webster s Dictionary mulai muncul pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kompetensi menurut Webster s Dictionary mulai muncul pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi 2.1.1 Pengertian Kompetensi Istilah kompetensi menurut Webster s Dictionary mulai muncul pada tahun 1596. Istilah ini diambil dari kata latin competere yang artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya usaha mempertinggi produksi tergantung pada manusia yang. melakukan pekerjaannya. Belum ada satu pun organisasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya usaha mempertinggi produksi tergantung pada manusia yang. melakukan pekerjaannya. Belum ada satu pun organisasi yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, setiap organisasi yang bergerak di bidang pemasaran, baik pemasaran barang maupun jasa, menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber Daya Manusia. Dan apabila Sumber Daya Manusia itu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya 1.1. Pengertian Prestasi Kerja Prestasi kerja merupakan aspek yang sangat penting dalam menciptakan suatu iklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya dewasa ini berkembang pesat, terlebih pada era globalisasi ini dimana perubahan teknologi dan arus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada

I. PENDAHULUAN. standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada I. PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara akademis dan praktis, batasan penelitian serta model operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

MEMBANGUN KINERJA PEGAWAI

MEMBANGUN KINERJA PEGAWAI MEMBANGUN KINERJA PEGAWAI Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Kinerja yang terpelihara dan berkembang meningkat akan berdampak positif bagi organisasi atau unit kerja yang bersangkutan. Bagi organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi perusahaan untuk tetap dapat mempertahankan eksistensinya. Sumber daya manusia mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mempunyai arti proses, seni manajemen yang mengatur tentang sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu aset dan modal terpenting di perusahaan dalam mendukung berjalannya perusahaan agar dapat berjalan dengan baik, tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karyawan 27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan 1. Pengertian Karyawan Menurut Abdullah (2014) karyawan itu adalah sumberdaya manusia atau penduduk yang bekerja di suatu institusi baik pemerintah maupun swasta/bisnis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pelatihan Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pelatihan Sumber Daya Manusia 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelatihan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam hal ini karyawan merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh organisasi dan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktifitas dalam mencapai tujuan sekaligus untuk

BAB I PENDAHULUAN. penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktifitas dalam mencapai tujuan sekaligus untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya yang paling penting dalam setiap organisasi adalah sumber daya manusia. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangat penting karena sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI Jabatan/Eselon : Unit Kerja : NO. KOMPETENSI LEVEL KOMPETENSI STANKOM 1 ANALISIS STRATEGI (AS) Mengidentifikasi,menguraikan, 1. Mempelajari informasi yang didapatkan meghubungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kompetensi a. Pengertian Kompetensi Menurut Wibowo (2011:95) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumber daya manusia kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Ruky (2004:14-15), istilah kinerja atau prestasi sendiri

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Ruky (2004:14-15), istilah kinerja atau prestasi sendiri PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Ruky (2004:14-15), istilah kinerja atau prestasi sendiri sebenarnya adalah pengalihbahasaan dari kata Inggris "Performance". Dalam Kamus The New Webster Dictionary memberi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS. pengaruh antara variabel bebas (Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS. pengaruh antara variabel bebas (Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS Bab ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka, pengaruh antara variabel bebas (Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan Pemberdayaan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didasarkan pada Pasal 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut dengan human resources, merujuk kepada orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut dengan human resources, merujuk kepada orang-orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aset paling penting yang harus dimiliki oleh organisasi atau perusahaan dan harus diperhatikan dalam manajemen adalah tenaga kerja atau manusia (sumber daya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana analisis pengaruh budaya organisasi, kompetensi karyawan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. 2.1.1 Budaya Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting bagi perusahaan, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Kompetensi Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORITIS. terhadap Produktivitas Kerja pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

BAB 2 URAIAN TEORITIS. terhadap Produktivitas Kerja pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) 13 BAB 2 URAIAN TEORITIS 2. 1. Penelitian Terdahulu Adrian (2002) Analisis Sistem Perekrutan dan Penempatan Karyawan terhadap Produktivitas Kerja pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi, karena dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi, diharapkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan, sehingga tenaga kerja yang ada perlu dipelihara dan dikembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR 42-46 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR Fadhilah dan Cut Nurul Fahmi Universitas Serambi Mekkah Email : FadhilahMpd@yahoo.com Diterima

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIOTESIS Revitalisasi Pelatihan Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIOTESIS Revitalisasi Pelatihan Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Revitalisasi Pelatihan Sumber Daya Manusia 2.1.1.1 Pengertian Revitalisasi Pelatihan Sumber Daya Manusia Agar lebih memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 4.1 Gambaran Umum Camar Resources Canada, Inc. CRC, Inc pada bulan November 2004 membeli 70% saham Indo- Pacific Resources (Java) Ltd. dan menjadi operator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia (SDM) adalah sumber daya terpenting di setiap perusahaan karena memegang banyak peranan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Apabila

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati BAB II URAIAN TEORITIS I. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu Musyayyadah (2006) dengan skripsi berjudul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati Deli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rue (dalam Tjandra 2005:38) didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta

BAB I PENDAHULUAN. Rue (dalam Tjandra 2005:38) didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan otonomi daerah di Indonesia merupakan isu menarik untuk diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di kalangan birokrat, politisi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN MANAJERIAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah memberikan kewenangan yang besar kepada Pemerintah Daerah dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Salah satu kewenangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Pada masa sekarang ini, manajemen bukan lagi merupakan istilah yang asing bagi kita. Istilah manajemen telah digunakan sejak dulu, berasal dari bahasa

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI Oleh, Drs. Idris, M.Si Agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan ekonomis, maka salah satu strategi manajemen yang ditempuh adalah

Lebih terperinci

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang begitu cepat menuntut perlunya sistem perencanaan pembangunan yang komprehensif dan berkualitas serta desentralisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Perencanaan Karir Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama perjalanan usianya (Rivai, 2009:369). Karir adalah

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bertanggungjawab menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi wajib turut serta

BAB I LATAR BELAKANG. bertanggungjawab menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi wajib turut serta BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Permasalahan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sebagai institusi pendidikan yang bertanggungjawab menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi wajib turut serta mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Landasan penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi atau acuan untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang terjadi dalam kehidupan nyata. Demikian pula pertumbuhan ekonomi di kota

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. (performance). Menurut Sedarmayanti (2009 : 50), performance bisa

BAB II LANDASAN PUSTAKA. (performance). Menurut Sedarmayanti (2009 : 50), performance bisa BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Karyawan Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Menurut Sedarmayanti (2009 : 50), performance bisa diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan strategi yang tepat agar dapat bersaing di lingkungan industri yang semakin ketat dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kepuasan..., Widiana Sasti Kirana, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kepuasan..., Widiana Sasti Kirana, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri asuransi dewasa ini telah menunjukkan perkembangannya yang semakin membaik. Dengan semakin bertambahnya pengetahuan masyarakat, mereka tidak lagi memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen yang palingmenentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian yang sentral, pertama dan utama. Figur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu yang telah lama bekerja. Mereka yang telah lama bekerja akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu yang telah lama bekerja. Mereka yang telah lama bekerja akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan Karir 2.1.1. Pengertian Pengembangan Karir Seorang individu yang pertama kali menerima tawaran pekerjaan akan memilki pengadaan yang berbeda tentang pekerjaan,

Lebih terperinci