RANCANG BANGUN DAN SISTEM ELEKTRONIK MESIN POTONG PELAT OTOMATIS SERTA PENERAPAN PADA KAPAL PELAT DATAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN DAN SISTEM ELEKTRONIK MESIN POTONG PELAT OTOMATIS SERTA PENERAPAN PADA KAPAL PELAT DATAR"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN DAN SISTEM ELEKTRONIK MESIN POTONG PELAT OTOMATIS SERTA PENERAPAN PADA KAPAL PELAT DATAR Elfraldo Tamba Selly Danastri Yohanes Ardianto Nugroho Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Abstrak Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki memiliki potensi perikanan yang besar. Menurut data statistik perikanan dan kelautan 2011, Indonesia berada pada posisi ketiga dunia dengan nilai tangkap ton di tahun 2010, dengan laju pertumbuhan 2,91%. Sektor ini masih sangat berpotensi untuk ditingkatkan lagi, terlebih belum maksimalnya pengelolaan sumber daya ikan tangkap lokal. Upaya peningkatan produksi perikanan Indonesia terkendala permasalahan armada tangkap kapal nelayan. Kapal kayu yang sekarang menjadi pilihan utama kedepannya akan sulit menghadapi masalah ketersediaan kayu. Oleh karena itu harus ada bahan baku pengganti kayu yaitu dengan plat baja. Terobosan baru kapal pelat datar dengan material baja seharusnya dapat menjadi pemecahan masalah peningkatan armada tangkap nasional. Namun pengembangan dan penggunaan kapal berbahan dasar plat baja harus didukung dengan adanya galangan-galangan yang mampu melakukan proses produksi. Untuk melakukan fungsi produksi dan reparasi galangan kapal harus didukung fasilitas galangan yang memadai. Salah satu fasilitas galangan yang penting adalah bengkel potong pelat. Proses pemotongan plat dengan sistem manual akan membutuhkan waktu yang lama oleh karena itu diperlukan suatu otomasi pada proses pemotongan. Tujuan perancangan ini adalah untuk menghasilkan desain mesin potong pelat otomatis yang dapat diproduksi dan diterapkan pada galangan kapal kecil sehingga galangan kapal mampu untuk memproduksi kapal pelat baja. Dari hasil perancangan diperoleh rancangan mesin potong otomatis dengan kemampuan melakukan pemotongan pelat baja 1200x2400mm dengan ketebalan 10mm. rancangan mesin menggunakan 2 sistem penggerak utama (sumbu X-Y). pada sistem sumbu X digunakan motor stepper Autonics A2K-S544 sebagai actuator utama, sedang pada sumbu-y digunakan motor stepper Autonics A8K-S566. Untuk struktur pendukung (meja kerja) digunakan cast iron berbentuk kotak hollow 60x40mm, 60x40mm, dan 40x40mm dengan ketebalan masing-masing 3mm. serta bilah penopang plat dari steel mild. Keywords : Mesin, otomatis, produksi, matitim. 1. Pendahuluan Indonesia adalah negara maritim yang memiliki wilayah perairan yang luas. Luas wilayah laut Indonesia mencapai 3,1 juta kilometer persegi dan garis pantai sepanjang kilometer 1. Kondisi geografis ini merupakan potensi besar bagi sektor perikanan di Indonesia terutama di subsektor perikanan tangkap. Menurut data statistik perikanan dan kelautan 2011, Indonesia berada pada posisi ketiga dunia 1 dengan nilai tangkap ton di tahun 2010, dengan laju pertumbuhan 2,91%. Sektor ini masih sangat berpotensi untuk ditingkatkan lagi, terlebih belum maksimalnya pengelolaan sumber daya ikan tangkap lokal. Salah satu upaya yang dapat ditempuh guna meningkatkan perikanan tangkap nasional adalah dengan melakukan peremajaan dan peningkatan kehandalan armada tangkap. Peremajaan armada tangkap bertujuan untuk mengganti 1

2 kapal-kapal nelayan yang sudah tidak laik laut. Sedangkan peningkatan kehandalan armada tangkap dapat dilakukan dengan pembangunan kapal dengan kapasitas tangkap yang lebih besar dan memiliki ketahanan terhadap cuaca yang lebih bagus. Namun dengan semakin langka dan mahalnya harga kayu sebagai bahan baku utama kapal kayu hal ini akan menjadi kendala yang krusial. Selain itu kendala lain yang dihadapi adalah proses produksi kapal konvensional yang memakan waktu lama. Tabel 0.1 Waktu pambangunan kapal kayu di UD.Semangat untung Kab. Bulukumba Sumber : Kusumanti, Ima (2009) Terobosan baru kapal pelat datar dengan material baja seharusnya dapat menjadi pemecahan masalah peningkatan armada tangkap nasional. Kapal pelat datar adalah kapal alternatif selain kapal berbentuk lengkung (streamline). Dalam proses produksi, pelat kapal tidak mengalami proses bending, sehingga kapal dibagun dengan menggunakan pelat kulit yang berupa potongan-potongan pelat datar. Desain kapal pelat datar yang sederhana dengan menghindari bentuk lekukan (streamline) dapat memangkas waktu fabrikasi, sehingga produksi kapal dapat dilakukan lebih cepat. Material yang digunakan berupa lembaran pelat baja juga dinilai lebih ramah lingkungan karena dapat menggantikan fungsi utama kayu sebagai bahan baku. Namun semua itu harus didukung dengan adanya galangan-galangan yang mampu melakukan proses produksi. Proses produksi itu sendiri meliputi pemotongan pelat baja, perakitan, hingga peluncuran. Pemotongan pelat merupakan proses manufaktur dasar pada proses produksi kapal sebelum dilakukan proses perakitan. Proses inilah yang menjadi kendala selama proses produksi. Selama ini pemotongan pelat dilakukan secara manual, sehingga membutuhkan waktu dan biaya yang lebih banyak. Pemotongan dapat dilakukan dengan mesin potong otomatis, akan tetapi mesin potong pelat yang tersedia dipasaran memiliki kapasitas yang terlalu besar dengan harga mesin yang kurang terjangkau masyarakat nelayan. Hal ini akan mengakibatkan ketidak efektifan alat, serta biaya investasi yang sangat besar. Dampak yang timbul adalah kurang berkembangnya galangan-galangan kecil di wilayah pesisir Indonesia dikarenakan besarnya biaya investasi. Untuk itulah kami dalam satu tim pelaksana skripsi merancang suatu alat potong otomatis plasma dengan spesifikasi dan kemampuan memotong otomatis yang maksimal namun dengan rentang harga yang lebih terjangkau oleh pembuat kapal-kapal nelayan di galangan kecil sepanjang pantai Indonesia. Harapan kami dengan terlaksananya tugas akhir yang kami lakukan ini dapat menjawab kebutuhan bagi banyak galangan kecil di Indonesia 2

3 kedepannya, sehingga produksi kapal-kapal nelayan di Indonesia bahkan kapal-kapal besar dapat semakin ditingkatkan karena kemampuan pemotongan pelat yang meningkat dan jauh lebih efisien karena dibantu oleh alat potong otomatis plasma tersebut, sehingga diharapkan setiap tahunnya produksi kapal nelayan dengan pelat baja di Indonesia semakin maju dan kembali bergairah. 2. Landasan Teori Proses pemotongan logam merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengubah bentuk suatu produk dari logam (komponen mesin) dengan menggunakan bantuan mesin potong. Proses pemotongan logam merupakan kegiatan terbesar yang dilakukan pada industri manufaktur, proses ini mampu menghasilkan komponen yang memiliki bentuk yang komplek dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Ada beberapa jenis mesin potong yang digunakan dalam proses pemotongan, salah satunya adalah menggunakan plasma. Plasma cutting dikembangkan pada tahun 1950an untuk memotong logam yang tidak dapat dilakukan dengan flame cutting, seperti misalnya stainless steel, aluminium dan tembaga. Plasma cutting menggunakan sebuah mesin plasma cutting terdiri dari power suply, arc starting circuit, dan torch. Mesin plasma cutting ini beroperasi dibawah sebuah sistem yang bernama sistem kendali. Sistem kendali adalah proses pengaturan suatu atau beberapa besaran sehingga berada pada suatu harga atau rangkuman harga tertentu (Pakpahan, 1994). Sistem kendali dapat dikelompokan dalam beberapa macam diantaranya sistem kendali manual dan sistem kendali otomatis. Sistem kendali manual adalah pengendalian dimana proses pengendaliannya masih dilakukan oleh manusia yang bertindak sebagai operator, sedangkan sistem kendali otomatis adalah pengendalian yang dilakukan oleh mesin-mesin/peralatan yang bekerja secara otomatis dan operasinya dibawah pengawasan manusia. Selain itu dikenal juga sistem kendali tertutup dan sistem kendali terbuka. Sistem kendali tertutup yaitu sistem pengendalian dimana besaran keluaran memberikan efek terhadap besaran masukan sehingga besaran yang dikendalikan dapat dibandingkan terhadap harga yang diinginkan melalui alat pencatat (output mempengaruhi input).sementara sistem kendali trbuka adalah sistem pengendalian dimana keluaran tidak memberikan efek terhadap besaran masukan sehingga variable yang dikendalikan tidak dapat dibandingkan terhadap harga yang diinginkan. Pada rancangan mesin pemotong pelat otomatis,selain konstruksi bangun kerja,pemilihan perangkat elektronik untuk sistem kendali adalah bagian penting 3

4 didalamnya. Karena pada perangkat elektronik inilah proses dari sistem kendali ini memasukkan perintah hingga eksekusi pemotongan pelat diterima dan dilakukan oleh alat pemotong pelat otomatis tersebut. Perancangan perangkat elektronik untuk sistem kendali mesin pemotong pelat otomatis ini terdiri dari pemilihan Hardware (perangkat keras) dan Software (perangkat lunak). 2.1 Port Interface DB25 Komponen pengkonversi sinyal analog ke sinyal digital yang digunakan dalam perancangan ini adalah DB25. Port parallel jenis DB25 ini adalah salah satu jenis socket pada personal computer (PC) yang menghubungkan perangkat tersebut dengan dunia luar seperti pada printer lama. DB25 juga sering disebut sebagai printer port. Perusahaan Centronic adalah yang mempopulerkan port jenis ini,oleh karena itu port ini sering juga disebut dengan centronic port.pada mesin pemotong pelat otomatis ini,port DB25 dipakai untuk menghubungkan antara Personal Computer dengan Motor Driver 2.2 G-Code Format pemrograman CNC yang banyak digunakan dalam industri saat ini adalah G-Code. Format pemrograman ini adalah yang pertama kali terkenal dan banyak digunakan karena memang dikhususkan untuk penggunaan CNC. Setelah G-Code ini memang banyak sekali pengembangan yang dilakukan sehingga muncul format pemrograman baru yang barnama Step-NC, namun masih jarang digunakan. G-Code pada awalnya digunakan pada awal tahun 1960 oleh Electronical Industries Alliance secara terus menerus sehingga akhirnya dikeluarkan revisi terakhir disetujui pada bulan februari tahun 1980 yang disebut RZSZ274D. G code berorientasi pada mesin yaitu terfokus pada jejak titik pusat potong pada sumbu mesin untuk pemrogramannya. Pada controller CNC,masukan yang diberikan lewat keypad inilah yang akan dikirimkan menjadi G-Code hingga akhirnya dikirimkan dan diterjemahkan menjadi sebuah gerak operasi pada motor stepper. Namun pada perkembangannya, untuk mempermudah penggunaan mesin CNC, pihak pembuat perangkat lunak membuat sebuah interface dalam bentuk program di perangkat komputer yang sudah siap digunakan, sehingga untuk dapat mengoperasikan mesin CNC,tidak lagi diperlukan pemrograman untuk menyesuaikan fungsi keypad untuk memberi perintah kepada motor stepper untuk bergerak sesuai dengan yang diinginkan operator. 2.1 Pengujian Pada Sistem Kendali Pada sebuah rangkaian mesin CNC, terutama pada mesin yang berbasis PC sangat diperlukan beberapa pengujian untuk memastikan apakah sistem kendali dan 4

5 interface sudah tersinkronisasi dengan baik sehingga antara perintah masukan dan keluaran pada bidang kerja selaras dan presisi, terlebih untuk mesin dengan tujuan machining yang dibutuhkan kepresisian sangat tinggi sehingga tidak diperbolehkan toleransi/penyimpangan pada keluaran mesin Perpendicular Test Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah posisi axis X dan axis Y sudah saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Hal ini penting karena hasil pemotongan/pengerjaan dari mesin CNC akan melenceng jauh dari rancangan karena posisi axis X dan Y yang tidak saling tegak lurus. Sebagai contoh bila kita memasukkan program Gcode untuk membuat lingkaran, maka akan terjadi kemungkinan yang terbentuk pada bidang kerja adalah oval atau lingkaran yang tidak sempurna karena faktor yang disebutkan diatas tadi. Prosedur pelaksanaannya adalah dengan mengukur langsung menggunakan dua penggaris sudut siku siku lalu dilihat secara visual. Linearity Test Linearity test adalah pengujian yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah ketika motor stepper diberi program untuk bergerak sejauh x cm, motor begerak sesuai dengan program tersebut. Pengujian ini dapat dilakukan dengan mengatur motor axis X dan Y pada posisi X0 dan Y0 lalu memasukkan program Gcode sederhana untuk bergerak sejauh jarak yang ditentukan dan diukur menggunakan alat ukur. Repeatibilty Test Pengujian repeatabilitas dilakukan dengan memasukkan program gerakan lurus sepanjang jarak yang ditentukan dan berulang ulang dengan jumlah data minimal sebanyak 50 data. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan apakah motor dapat secara konsisten bekerja dengan kualitas yang sama. Pengujian ini dilakukan dengan alat yang dinamakan dial indicator yang diletakkan di ujung motor tiap axis, sehingga dari pembacaan angka di dial indicator tersebut kita dapat melihat apakah motor dapat bekerja dengan kontinyu dan konsisten. 3. Metoda Penelitian Menentukan topik dan tujuan perancangan. Studi literatur untuk memperoleh referensi dan dasar teori yang dapat digunakan pada perancangan sistem kendali mesin potong plat otomatis. Perancangan kebutuhan komponen-komponen pada sistem kendali utama Melakukan pengujian pada sistem kendali yang sudah dibuat Melakukan analisis pada desain alat. Pembuatan kesimpulan dari hasil rancangan yang telah dilakukan. 5

6 3. Hasil dan Pembahasan Secara umum,mekanisme kerja dari mesin potong plat otomatis adalah sebagai berikut : Perawatan dan penanganan terhadap error yang lebih mudah dilakukan oleh pihak galangan nantinya bila terjadi kesalahan fungsi pada perangkat PC Pengaturan yang lebih mudah dibandingkan dengan keypad karena tidak membutuhkan pemrograman (koding) untuk menjalankan fungsi nya. Penggunan PC digunakan dalam rancangan ini untuk menggantikan fungsi dari CNC Controller yang digunakan pada umumnya, berfungsi untuk memberikan masukan perintah kepada Breakout Board. Breakout board ini adalah perangkat khusus yang menjembatani antara komputer dan microcontroller untuk saling bertukar masukan dan keluaran seperti yang seharusnya dilakukan oleh Port LPT/DB25 pada komputer lawas. Pada rancangan mesin potong pelat otomatis ini,penulis memilih menggunakan PC/personal computer sebagai pengganti keypad yang biasa terdapat pada mesin CNC. Hal ini dikarenakan pertimbangan penulis mengenai kondisi galangan kecil kedepannya dimana mesin potong pelat otomatis ini akan digunakan, yaitu : Penggunaan PC yang lebih mudah dan familiar Pemilihan motor stepper dilakukan berdasarkan pertimbangan beberapa hal,yaitu : Perhitungan beban torsi yang akan ditanggung oleh motor Besarnya daya yang tersedia dari sumber daya Momen inersia pada motor Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan dengan hasil sebagai berikut : Torsi pada sumbu x = 0.03 N.m Torsi pada sumbu Y= 0.31 N.m maka motor stepper yang dipilih untuk axis x adalah autonics A2K-S544(W). Motor stepper ini berukuran 42 mm x 42 mm. sedangkan untuk axis Y adalah autonics A16K-M569W yang berukuran 60 mm x 60 mm. kode dari perangkat motor stepper ini memiliki arti,yaitu : A : kode produk ( Autonics motor) 2-16K : torsi maksimal yang dapat ditanggung (Kgf.m) 6

7 S : arus rata rata ( S=0.75 A/Phase dan M=1.4 A/Phase) 5 : fase motor (5 fase) 4dan 6 : ukuran frame motor 4 dan 9 : panjang motor untuk mengatur dan mengoperasikan mesin potong pelat otomatis ini langsung dari perangkat komputer. Mach3 dapat diunduh secara legal melalui situs karena aplikasi ini memang sifatnya bebas (freeware). W : motor menggunakan dual shaft Berikut ini adalah spesifikasi lengkap dari kedua motor tersebut yang didapatkan dari katalog resmi produsen Autonics : Tabel 0.1 spesifikasi motor stepper autonics 42 Model A2K-S544(W) Max Holding Torque 1.8 kgf.cm Moment of rotor inertia 54 g.cm2 Rated Current 0.75 A/phase Basic Step angle 0.72 (full) Unit Weight 0.3 kg 60 Model A8K-S566(W) Max Holding Torque 8.3 kgf.cm Moment of rotor inertia 280 g.cm2 Rated Current 0.75 A/phase Basic Step angle 0.72 (full) Unit Weight 0.8 kg Karena pada rancangan mesin potong pelat otomatis ini tidak menggunakan keypad dan kodingan untuk mengatur fungsi keypad,maka penggunaan software/perangkat lunak dapat membantu bahkan mempermudah dalam pengaturan cara kerja mesin potong pelat otomatis ini. Software yang digunakan adalah Mach3. Mach3 adalah perangkat lunak yang dapat digunakan Gambar 0.1 Tampilan awal Mach3 Sebelum Mach3 dapat digunakan untuk mengoperasikan, ada beberapa konfigurasi penting yang harus dilakukan agar setiap perintah masukan yang kita berikan melalui tombol di program mach3 ini dapat diterima dengan baik oleh microcontroller menjadi operasi keluaran yang sesuai dengan yang kita inginkan. Konfigurasi ini antara lain adalah menentukan alamat port yang akan digunakan serta mengatur sinyal masukan dan keluaran yang akan digunakan, Pengaturan yang dilakukan setelahnya adalah pengaturan pada motor. Sebelum melakukan pengaturan ini kita harus menghitung dan memperkirakan performa dari motor dan stepper sehingga nantinya dapat bekerja dengan optimal dan pemotongan dapat selesai dengan alokasi waktu yang lebih efisien. 7

8 Diketahui : spesifikasi motor : basic step angle : 0.72 /step pitch ball screw : 5 mm/rev f maks pulsa pada driver : 1 Mhz dari informasi tersebut didapatkan : banyaknya step per putaran = 500 step/rev Linearity Test Pada pengujian Linearity Test ini, penulis menguji tiap motor pada axis X dan Y untuk bergerak sejauh jarak 10,20,30,40 hingga 100 cm secara bertahap dengan memasukkan Gcode pada kolom input di program Mach3 seperti contoh berikut pada X10 (motor axis X bergerak sejauh 10 cm/100 mm) : banyaknya step/mm =100 step/mm dengan kecepatan 1200 mm/menit, pulsa yang dikeluarkan adalah pulse. Masih dibawah batas f maks pulsa pada driver Hal penting lain yang harus dicek pada bagian ini adalah voltase di parallel port pins,karena masukan masukan pada drives biasanya secara optikal diisolasi dan didesain untuk menerima masukan tegangan sebesar 5V. PENGUJIAN SISTEM KENDALI Setelah konfigurasi sudah dilakukan pada interface, yang pada rancangan ini adalah mach3, maka selanjutnya yang dapat dilakukan adalah melakukan pengujian pada rangkaian sistem kendali mesin potong pelat otomatis ini. Pengujian ini dilakukan di Workshop Citralab yang berlokasi di kawasan perwira Bekasi. Pengujian yang dilakukan adalah Linearity Test dan Repeatibility Test. Gambar 0.2 Jendela masukan perintah untuk Linearity Test Setelah itu penulis menjalankan masukan perintah tersebut sambil mengukur apakah motor bergerak sejauh jarak yang sama dengan masukan perintah yang diberikan pada program Mach3 menggunakan mistar ukur. Repeatibility Test Mesin potong pelat otomatis yang dirancang ini juga dilakukan Repeatibility Test, karena alat ini kedepannya akan digunakan untuk pemotongan pelat kapal dalam jumlah yang besar, sehingga konsistensi pengerjaan yang dilakukan oleh mesin ini haruslah dalam kondisi yang baik, baik secara kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu lah pengujian ini juga disarankan wajib untuk dilakukan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama Dial Indicator. Alat ini adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat apakah motor bergerak dan kembali secara konstan 8

9 saat ujung dari batang axis X dan Y kembali Sedangkan untuk motor Axis Y adalah pada titik 0 setelah bergerak sejauh jarak sebagai berikut : yang diperintahkan pada program GCode. (Repeatability test) (Mach2/3 Component) G00 G21 G17 G90 G40 G49 G80 G1 X5 F200 G0 X200 G4 P1 G0 X5 G1 X0 F100 G4 P2 Gambar 0.3 Dial Indicator M47 Program yang dibuat untuk melakukan Repeatability Test ini adalah Hasil Pengujian sebagai berikut : Setelah dilakukan pengujian pada kedua (Repeatability test) Motor Axis, maka didapatkanlah hasil seperti (Mach2/3 Component) berikut : G00 G21 G17 G90 G40 G49 G80 Tabel 3.2 Hasil pengujian linear pada motor Axis G1 X5 F200 X G0 X200 perintah masukan (cm) G4 P1 G0 X5 G1 X0 F100 G4 P2 M47 9 gerak aktual (cm)

10 Tabel 3.3 Hasil pengujian linear pada motor Axis perintah masukan (cm) Y gerak aktual (cm) Gambar 3.3 Grafik hasil pengujian pada sumbu X Gambar 3.4 Grafik hasil pengujian pada sumbu Y Pengujian Linearity ini dilakukan secara berulang hingga tiga kali untuk memastikan bahwa data yang penulis dapatkan mengenai kinerja dari motor stepper masin masing axis sudah baik. Dari tiga kali percobaan, penulis mendapatkan hasil data yang sama, seperti yang dapat dilihat pada tabel serta grafik dimana gerakan actual yang dilakukan oleh motor stepper akurat dan sesuai dengan perintah yang penulis masukkan pada interface Mach3. Pengukuran yang penulis gunakan dalam percobaan kali ini adalah mistar ukur yang mempunyai ketelitian hanya mencapai 1 mm. Dari hasil pengamatan dan pengukuran yang penulis lakukan, hasil yang didapat memang demikian, namun penulis tidak mengukur gerak actual dari motor stepper dengan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian lebih dari 1 mm, karena dari pihak pabrikan motor stepper keluaran Autonics sendiri mengklaim bahwa tingkat ketelitian terbaik yang dapat dioperasikan oleh motor stepper keluaran Autonics hanya mencapai 1 mm saja, oleh karena itu penyimpangan kecil hingga tiga angka di belakang angka utama penulis abaikan karena penyimpangan tersebut sangat kecil dan dapat diabaikan dalam pengolahan data. Dari grafik dapat dilihat bahwa persamaan grafik adalah y=x, dan ini adalah kondisi ideal yang seharusnya didapatkan pada sebuah mesin CNC yang melakukan pemotongan serta membutuhkan akurasi serta ketepatan bentuk. Begitu juga bila ditinjau dari koefisien regresi linear yang bernilai 1, nilai ini adalah nilai yang ideal untuk sebuah fungsi dari sebuah pengolahan data. Dari hasil yang didapatkan ini, maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada missing pulse yang terjadi selama pengiriman informasi dari perangkat komputer hingga diterima oleh motor stepper untuk diubah 10

11 menjadi gerakan, karena perintah masukan yang diberikan pada masing masing percobaan diaktualisasi menjadi gerakan dengan jarak yang sama dan akurat sesuai dengan perintah masukan (tingkat ketelitian hingga 1 mm). Setelah kita mendapatkan hasil bahwa tidak ada penyimpangan keluaran yang diaktualisasi oleh motor stepper, maka selanjutnya kita dapat melakukan pengujian Repeatability. Pengujian ini penulis lakukan setelah pengujian linear sudah selesai dilakukan dan sistem kendali diberikan waktu untuk di non aktifkan selama kurang lebih 1 jam, dikarenakan juga penulis memindahkan data hasil pengujian sebelumnya ke dalam tabel dan mempersiapkan alat ukur serta program untuk melakukan pengujian Repeatability ini. Percobaan Repeatability ini penulis lakukan kurang lebih sebanyak 2 kali untuk masing masing motor stepper di setiap Axis, dan untuk masing masing axis diberikan program untuk bergerak sejauh 200 mm sebanyak 50 kali. Penulis melakukan sebanyak 2 kali untuk setiap Axis untuk melihat apakah setelah motor diberikan beban untuk bergerak sebesar jarak 200 mm dan dilakukan secara kontinyu dapat beroperasi dengan baik dan tetap akurat sesuai dengan program masukan. Berikut ini adalah hasil pengujian yang penulis dapatkan : Tabel 3.4 Hasil pengujian linear pada motor Axis X percobaan ke- nilai terukur (cm)

12 rata rata 20 Standar deviasi 0 Tabel 3.5 Hasil pengujian linear pada motor Axis Y percobaan ke- nilai terukur (cm) rata rata 20 standar deviasi 0 Gambar 3.5 Grafik hasil pengujian Repeatability pada sumbu X 12

13 Gambar 0.5 Grafik hasil pengujian Repeatability pada sumbu Y Dari hasil pengujian Repeatability ini dapat dilihat bahwa dalam 50 sampel data yang diambil penulis tidak melihat adanya penyimpangan aktualisasi yang diperlihatkan oleh masing masing motor stepper tiap Axis. Dial indicator yang dipakai penulis berguna untuk mengecek dan memastikan bahwa motor stepper kembali ke titik 0 dengan benar, hal ini dilihat ketika ujung dari lengan axis yang diuji menyentuh tombol dial indicator jarum pada dial indicator selalu menunjuk ke angka 0. Tingkat ketelitian yang dimiliki oleh Dial indicator ini hingga 1:100 cm, dimana ketika ada perubahan dibawah 0.01 maka jarum tidak akan menunjukkan perubahan yang terlihat secara kasat mata. Karena nilai yang sangat kecil ini dapat diabaikan, maka penulis mendapatkan data yang konstan dari pengambilan data pertama hingga data ke 50. Maka secara statistic, data yang dimiliki penulis selama pengujian ini memiliki standar deviasi sebesar 0, secara teknis ini berarti motor stepper yang diuji oleh penulis memiliki ketahanan untuk bergerak dan bekerja secara kontinyu dalam jangka waktu yang lama. Ini sesuai dengan penerapan mesin potong pelat otomatis sendiri dimana nantinya mesin potong pelat otomatis ini akan digunakan untuk memotong pelat baja dalam jumlah yang besar dan dilakukan secara kontinyu untuk meningkatkan tingkat produksi kapal pada galangan kapal. Selama masa pengujian Repeatability ini, penulis juga tidak mendapatkan motor stepper berada dalam kondisi overheat, terlebih motor stepper dioperasikan dalam konfigurasi kecepatan maksimum, sementara pada praktisnya nanti motor stepper hanya bergerak sekitar 80% dari kecepatan maksimum karena motor harus menanggung beban tambahan yaitu alat Plasma Cutter itu sendiri, sehingga menurut penulis beban yang diberikan oleh plasma cutter itu sendiri akan mengurangi performa motor stepper ke kondisi operasional yaitu 80%. Selain pengujian linear dan Repeatability, ada beberapa jenis pengujian lagi yang dilakukan untuk melihat seberapa baik dan efektif kah sistem kendali pada mesin potong pelat otomatis ini,seperti interpolasi linear dan interpolasi sirkular, namun melihat dan menimbang bahwa mesin potong ini dibuat hanya untuk memotong pelat yang desain dan bentuk garisnya tidak rumit dan tidak membutuhkan pola interpolasi yang rumit antara kedua Axis, maka dua pengujian yang dilakukan penulis sudah dapat mewakili dan menggambarkan bagaimana performa sistem kendali mesin potong pelat otomatis ini saat digunakan nantinya. 4. Kesimpulan Berdasarkan pada analisa dan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan spesifikasi sistem elektronik mesin potong plat otomatis sebagai berikut : 13

14 Motor Stepper Autonic A2K-S544W untuk axis sumbu X Motor stepper Autonic A8K-S566W untuk axis sumbu Y Motor Stepper Driver Autonic MD5-HF14 Perangkat komputer dengan spesifikasi : Prosesor Intel i3 2.3 Ghz Ram 1 GB Media penyimpanan 250 GB Port LPT dan Wire Buffer/Relay Charge Pump Software Mach3 dan Vcarve Pro Dan dengan dua pengujian yang dilakukan, sistem kendali dapat berjalan dengan baik sesuai dengan perintah masukan yang diberikan oleh operator dalam bentuk G-code Dengan spesifikasi diatas, maka sebuah sistem elektronik pada mesin alat potong dapat dirakit dan digunakan dengan optimal untuk membantu pengerjaan produksi fabrikasi pada galangan kapal kecil dan menengah kedepannya dengan kisaran harga yang terjangkau dan perangkat yang mudah didapatkan di pasaran. SARAN Karena perancangan ini masih jauh dari sempurna, diharapkan untuk kedepannya dilakukan penelitian dan perhitungan lebih lanjut sehingga perancangan ini menjadi lebih baik kedepannya. Selain itu, saran untuk kedepannya adalah agar rancangan ini dapat diaplikasikan secara nyata di dalam suatu rangkaian utuh mesin potong pelat otomatis agar dapat digunakan serta bermanfaat bagi dunia maritim di Indonesia.. 5. Referensi - interface Port Paralel.Yufen.3 Jul < /interface-port-paralel/> - Marthoni, Sopha Chandra (2008). Format Pemrograman CNC - Ndaru (2013, june 4). Personal interview. - Bowo, Hobi Membuat Mesin CNC Sendiri Online Posting,14 april Kaskus Forum, 14 april /hobi-membu at-mesin-cnc-sendiri-diy-cnc/ - Subagio,Dalmasius Ganjar (2008). Teknik Pemrograman CNC.Jakarta: LIPI Press - Sumardi (2013). Mikrokontroler; 14

15 Belajar AVR mulai dari Nol.Jakarta: Graha Ilmu - Toni (2013,june 12). Personal Interview 15

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu: 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Elvys, (2015) menyatakan untuk memenuhi kebutuhan mesin perkakas CNC bagi workshop industri kecil dan atau sebagai media pembelajaran pada institusi pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Hybrid Powder Spray CNC 2 Axis dengan pengendali software Artsoft Mach3. Mulai Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Flow chart Pembuatan Hybrid powder spray CNC 2 axis dengan pengendali Software Artsoft Mach3 Start Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. motor stepper yang dikontrol oleh software EMC melalui PC.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. motor stepper yang dikontrol oleh software EMC melalui PC. BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Sistem Meja Gambar yang dirancang terdiri dari 2 sub-sistem, sub-sistem yang pertama adalah PC dengan perangkat lunak EMC menggunakan sistem operasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TENANG DWI WIBOWO 2110 030 041 Dosen Pembimbing: Ir. Winarto, DEA Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER 2.1 Gambaran Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, tujuan skripsi ini adalah merancang suatu penentu axis Z Zero Setter menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan memaparkan secara jelas tentang pengujian yang telah dilakukan terhadap spindel utama yang ada pada mesin Aciera F5 serta menganalisa hasil dari percobaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini membahas pengujian dan analisa alat yang telah dirancang dan dibuat. Pengujian alat dimulai dari masing-masing komponen alat sampai dengan pengujian keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras untuk mengoperasikan rangkaian DC servo pada mesin CNC dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras untuk mengoperasikan rangkaian DC servo pada mesin CNC dan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi pada sistem ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu spesifikasi perangkat keras untuk mengoperasikan rangkaian DC servo pada mesin CNC

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan akan menjelaskan mengenai sistem dari mesin Aciera F5 dengan pengendali berbasis komputer personal menggunakan software Mach3 yang digunakan untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA 4.1 Pengujian Output PIO Dengan cara memberikan data output pada ketiga alamat PIO, kemudian dilakukan pengukuran level output tegangan pada kondisi high 1 dan low

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ROBOT CARTESIAN SEBAGAI ALAT BANTU DALAM PROSES PENGELASAN MIG

RANCANG BANGUN ROBOT CARTESIAN SEBAGAI ALAT BANTU DALAM PROSES PENGELASAN MIG TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ROBOT CARTESIAN SEBAGAI ALAT BANTU DALAM PROSES PENGELASAN MIG PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan yang semakin pesat menuntut kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

2015 RANCANG BANGUN MESIN BOR PCB DENGAN PENGATURAN POSISI 3D BERBASIS MIKROKONTROLER DAN VISUAL PROGRAMING

2015 RANCANG BANGUN MESIN BOR PCB DENGAN PENGATURAN POSISI 3D BERBASIS MIKROKONTROLER DAN VISUAL PROGRAMING DAFTAR ISI Pernyataan keaslian skripsi bebas plagiarisme... Error! Bookmark not Ucapan terima kasih... Error! Bookmark not ABSTRAK... Error! Bookmark not DAFTAR ISI... v Daftar Tabel... vii Daftar Gambar...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan Pada dasarnya Pengebor PCB Otomatis ini dapat difungsikan sebagai sebuah mesin pengebor PCB otomatis dengan didasarkan dari koordinat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang telah dibuat dalam skripsi ini yaitu perancangan sebuah mesin yang menyerupai bor duduk pada umumnya. Di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjuk suatu titik berdasarkan input yang diberikan. Salah satu model mesin

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjuk suatu titik berdasarkan input yang diberikan. Salah satu model mesin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin plotter merupakan mesin yang memiliki prinsip dasar bekerja untuk menunjuk suatu titik berdasarkan input yang diberikan. Salah satu model mesin plotter adalah

Lebih terperinci

Integrasi Elektronika, Mekanika dan Perangkat Lunak pada CNC Rakitan

Integrasi Elektronika, Mekanika dan Perangkat Lunak pada CNC Rakitan Integrasi Elektronika, Mekanika dan Perangkat Lunak pada CNC Rakitan Djoko Untoro Suwarno Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Kampus III, Jl. Paingan, Maguwoharjo, Sleman 55002, Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE

BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE Pada bab ini akan dibahas mengenai pengimplementasian dan analisa hasil dari perancangan sistem yang telah dibahas pada Bab III.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM PENELITIAN Mulai Studi Lapangan dan Tinjauan Persiapan Alat dan Bahan Proses pembuatan alat Pengecekan dan pengukuran alat Koneksi alat dengan Software Setting

Lebih terperinci

BAB II SISTEM MESIN PEMOTONG AKRILIK

BAB II SISTEM MESIN PEMOTONG AKRILIK BAB II SISTEM MESIN PEMOTONG AKRILIK 2.1. Gambaran Mesin Pemotong Akrilik Mesin pemotong akrilik termasuk dalam jenis mesin CNC (Computer Numerical Control). Mesin CNC adalah sebuah mesin perkakas yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Alat Adapun urutan pengujian alat meliputi : - Pengujian sistem elektronik - Pengujian program dan mekanik 4.1.1 Pengujian Sistem Elektronik Pengujian sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, laju perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah maju, dengan mengedepankan digitalisasi suatu perangkat, maka akan berdampak pada kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses produksi merupakan kegiatan utama yang dilakukan dalam dunia industri. Proses produksi tidak terlepas dari pengendalian kualitas produk. Menurut Vincent Gasperz

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sistem kendali yang efektif, efisien dan tepat. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sistem kendali yang efektif, efisien dan tepat. Sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor DC (Direct Current) adalah motor yang menggunakan sumber tegangan searah. Terdapat beberapa jenis motor DC yang tersedia, diantaranya adalah motor DC dengan kumparan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Motor stepper merupakan salah satu jenis aktuator yang cukup banyak digunakan dalam bidang industri. Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Bab ini menjelaskan perancangan dan realisasi seluruh sistem dalam skripsi ini. Perancangan dan realisasi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting M. Naufal Falah 1, Budianto 2 dan Mukhlis 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol pergerakan pada robot dibagi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN Rancang bangun robot kontur kartesian ini melibatkan beberapa unsur sistem yang digabung menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X Pada bab ini akan dibahas mengenai diagram alir pembuatan sistem kendali meja kerja mesin frais dalam arah sumbu-x, rangkaian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI KENDALI PERGERAKAN MOTOR PADA PROTIPE MESIN CUTTER UNTUK MEMBUAT POLA GARIS TEGAK LURUS BERBASIS ARDUINO UNO

RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI KENDALI PERGERAKAN MOTOR PADA PROTIPE MESIN CUTTER UNTUK MEMBUAT POLA GARIS TEGAK LURUS BERBASIS ARDUINO UNO RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI KENDALI PERGERAKAN MOTOR PADA PROTIPE MESIN CUTTER UNTUK MEMBUAT POLA GARIS TEGAK LURUS BERBASIS ARDUINO UNO Achmad Latif 1*, Mohammad Iqbal 2 1 Program Studi Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Riwan Satria NIM : 41405110026 Program Studi : Teknik Elektro Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan Simulasi pengendali pintu gerbang Melalui media Bluetooth pada Ponsel bertujuan untuk membuat sebuah prototype yang membuka, menutup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otomatisasi dan robotika maka akan kalah dalam bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. otomatisasi dan robotika maka akan kalah dalam bersaing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat pesat, terutama di bidang elektronika dan robotika. Sistem otomatisasi banyak menggantikan peranan manusia

Lebih terperinci

BAB II MINI PORTABLE CNC 3 AXIS

BAB II MINI PORTABLE CNC 3 AXIS BAB II MINI PORTABLE CNC 3 AXIS Kehidupan manusia yang semakin berkembang dan tidak jalan ditempat membuat ilmu pengetahuan dan teknologi ikut berkembang. Hal ini memicu manusia untuk menghasilkan sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PENGUJIAN ALAT

BAB IV. ANALISA dan PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA dan PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan disampaikan pengujian disertakan teori perhitungan pergerakkan motor DC, motor stepper, interpolasi motor stepper, input digital fotosensor, barcode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini bidang elektronika mengalami kemajuan yang pesat. Dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. ini bidang elektronika mengalami kemajuan yang pesat. Dengan kemajuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, akhirakhir ini bidang elektronika mengalami kemajuan yang pesat. Dengan kemajuan tersebut, membuat manusia

Lebih terperinci

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien dapat bekerja tetapi tidak sempurna. Oleh karena itu, agar USART bekerja dengan baik dan sempurna, maka error harus diperkecil sekaligus dihilangkan. Cara menghilangkan error tersebut digunakan frekuensi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. DC. Jenis motor DC yang paling banyak digunakan untuk menggerakkan lengan -

BAB 1 PENDAHULUAN. DC. Jenis motor DC yang paling banyak digunakan untuk menggerakkan lengan - BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebanyakan mesin CNC (Computer Numerical Control) digerakkan oleh motor DC. Jenis motor DC yang paling banyak digunakan untuk menggerakkan lengan - lengan CNC adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor DC merupakan salah satu jenis aktuator yang cukup banyak digunakan dalam bidang industri. Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada dunia industri

Lebih terperinci

BAB III MODIFIKASI MEKANISME PENGGERAK PAHAT ARAH SUMBU-Z DAN PROGRAM MEKANISME PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER ARAH SUMBU-Z

BAB III MODIFIKASI MEKANISME PENGGERAK PAHAT ARAH SUMBU-Z DAN PROGRAM MEKANISME PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER ARAH SUMBU-Z BAB III MODIFIKASI MEKANISME PENGGERAK PAHAT ARAH SUMBU-Z DAN PROGRAM MEKANISME PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER ARAH SUMBU-Z Pada bab ini akan dibahas tentangperhitunggan torsi ulir daya, modifikasi mekanisme

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan alat pemisah dan penghitung barang otomatis terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan penulis. Adapun permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER CNC ARAH SUMBU X, SUMBU Y DAN SUMBU Z

BAB III PENGENDALIAN PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER CNC ARAH SUMBU X, SUMBU Y DAN SUMBU Z BAB III PENGENDALIAN PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER CNC ARAH SUMBU X, SUMBU Y DAN SUMBU Z Pada bab ini dibahas mengenai rangkaian elektronika yang akan digunakan untuk mengendalikan gerak pahat dan program

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab 4 ini akan dijelaskan secara detail mengenai hasil-hasil pengukuran penelitian ini, hasil-hasil pengukuran tersebut meliputi: 4.1 Spesifikasi Perangkat Lunak Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menambahkan PID (Proportional-Integral-Derivative) sebagai metode. kendali didalam base motor pada robot tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menambahkan PID (Proportional-Integral-Derivative) sebagai metode. kendali didalam base motor pada robot tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, permasalahan utama yang dihadapi dalam pengendalian robot adalah masalah gerakan robot yang masih kurang halus dalam pergerakannya berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Pengendali Ketinggian Meja Otomatis Dengan Kontrol Smartphone Android Menggunakan Media Koneksi Bluetooth.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari Sistem Pendorong pada Model Mesin Pemilah Otomatis Cokorda Prapti Mahandari dan Yogie Winarno Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma J1. Margonda Raya No.100, Depok 15424

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 37 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51

Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Lovely Son 1,*) dan Hendra Firmansyah 2) 1,2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge Zaynawi¹, Bayu Wiro. K², Fipka Bisono³ ¹Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri skala kecil hingga skala besar di berbagai negara di belahan dunia saat ini tidak terlepas dari pemanfaatan mesin-mesin industri sebagai alat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi hasil pengujian terhadap alat yang sudah dikerjakan serta analisis sistem yang telah direalisasikan. Pengujian terdiri dari pengujian sistem pengisian data,

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN ROBOT PENGIKUT GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER SEBAGAI MEJA PENGANTAR MAKANAN OTOMATIS Oleh : M. NUR SHOBAKH 2108 030 061 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. Bambang Sampurno,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem yang digunakan dari hasil penelitian, prosedur penggunaan alat, dan evaluasi sistem dari data yang di dapat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990).

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990). Lalu bagan Shewhart dapat dibentuk dengan rumus sebagai berikut: simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990). p = Rata-rata proporsi produk cacat n = Ukuran contoh yang diambil UCL = Batas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN CUTTING PCB BERBASIS ARDUINO

RANCANG BANGUN MESIN CUTTING PCB BERBASIS ARDUINO RANCANG BANGUN MESIN CUTTING PCB BERBASIS ARDUINO Yudhi 1, Eko Sulistyo 2,Gesti 3, Syamsul Bahri 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung, Bangka 33211, ekosulistyo@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan perangkat keras adalah studi kepustakaan berupa data-data literatur dari masing-masing komponen, informasi dari internet dan

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA 50 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan rangkaian yang telah dibuat bekerja sesuai dengan landasan teori yang ada dan sesuai dengan tujuan pembuatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION)

PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) Charles P M Siahaan (1), Fakhruddin Rizal B (2) Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang akan digunakan EMC. Dalam penelitian ini diperhitungkan juga parameterparameter

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang akan digunakan EMC. Dalam penelitian ini diperhitungkan juga parameterparameter BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Penelitian yang dilakukan mengenai penggunaan fitur-fitur yang disediakan EMC untuk menghasilkan gambar objek berbentuk bujur sangkar, persegi panjang, segitiga, lingkaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PERANCANGAN BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT. Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya,

BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT. Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya, 92 BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya, maka diperlukan analisis kinematika untuk mengetahui seberapa jauh model matematika itu

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk mewujudkan gagasan dan didasari oleh teori serta fungsi dari software arduino dan perangkat remote control,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros 46 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penggerak Poros Ulir Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros ulir sebagai pengubah gaya puntir motor menjadi gaya dorong pada meja kerja

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Mesin Cetak Bakso Dibutuhkan mesin cetak bakso dengan kapasitas produksi 250 buah bakso per menit daya listriknya tidak lebih dari 3/4 HP dan ukuran baksonya

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Jurnal Sistem Komputer Unikom Komputika Volume 1, No.1-2012 PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Usep Mohamad Ishaq 1), Sri Supatmi 2), Melvini Eka Mustika

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA 4.1 Cara Kerja Sistem Sistem yang telah dibangun, secara garis besar terdiri dari blok rangkaian seperti terlihat pada gambar dibawah ini : PC via Visual Basic Microcontroller

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation Bab III Perancangan Perangkat Keras Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Dalam perancangan perangkat keras sistem Steel Ball Magnetic Levitation ini dibutuhkan pengetahuan dasar tentang elektromagnetik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kemajuan teknologi di berbagai bidang telah berkembang pesat. Perkembangan ini tidak terlepas dari fungsi yang ditawarkan oleh sebuah teknologi yang telah

Lebih terperinci

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 21 Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Ahmad Yusup, Muchlas Arkanuddin, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Dalam Perancangan Robot Rubik s cube 3x3x3 Berbasis Mikrokontroler Menggunakan Metode Jessica Fridrich yang pembuatan nya terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mesin CNC 2.2. Artsoft Mach3

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mesin CNC 2.2. Artsoft Mach3 BAB II DASAR TEORI 2.1. Mesin CNC Mesin CNC (Computer Numerical Control) secara singkat dapat diartikan suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (perintah gerakan dan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA128

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung pada bulan Desember 2013 sampai

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi wajah animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Pengerjaan Tugas Akhir ini dapat terlihat jelas dari blok diagram yang tampak pada gambar 3.1. Blok diagram tersebut menggambarkan proses dari capture gambar

Lebih terperinci