BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI"

Transkripsi

1 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Bab ini menjelaskan perancangan dan realisasi seluruh sistem dalam skripsi ini. Perancangan dan realisasi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasan tentang perangkat keras akan membahas rancangan mekanik dan rancangan elektrik HMI, PLC, Motor Step dan rancangan gambar kerja. Perancangan perangkat lunak membahas tentang penjelasan dan fungsi tiap komponen. Rancangan sistem lengkap yang akan digunakan yaitu sebagai berikut: Gambar 3.1. Rancangan Sistem yang akan dibuat Sistem terdiri dari bagian kendali, penggerak dan unit bending. Bagian kendali terdapat HMI, PLC dan sensor. HMI berfungsi untuk menampilkan data operasi mesin yang dimasukkan atau dipanggil oleh operator. PLC berfungsi untuk menyimpan dan mengolah data. Sensor pada skripsi ini berfungsi untuk memberitahukan posisi nol 12

2 (Home) dari pergerakan stopper dan sebagai pembatas maksimal gerakan maju maupun mundur (overtravel). Bagian penggerak terdiri dari Driver Step dan Motor Step. Driver Step fungsinya untuk menerjemahkan sinyal output PLC menjadi sinyal sesuai dengan keperluan Motor Step untuk bergerak. Gerakan Motor Step yang dikendalikan meliputi kecepatan dan Posisi. Bagian bending terdiri dari Foot Switch dan mesin bending sendiri. Terdapat dua buah Foot Switch pada sistem ini, yaitu pada mesin bending dan foot switch pada sistem penggerak stopper. Foot switch pada penggerak stopper berfungsi untuk memberikan informasi kepada PLC untuk memutar Motor Step sehingga stopper akan bergerak sesuai dengan arah dan posisi yang diinginkan. Lalu proses bending dilakukan menggunakan foot switch yang terdapat pada mesin bending Perangkat Keras Perangkat Keras yang dimaksudkan dalam skripsi ini adalah meliputi perangkat mekanik dan perangkat elaktronik. Modifikasi mekanik yang dilakukan dengan mengganti sistem stopper manual menjadi sistem stopper yang digerakkan menggunakan motor. Sedangkan perubahan pada perangkat elektronik berupa penambahan sistem kendali stopper bending menggunakan HMI, PLC dan Motor Step. Penjelaskan mengenai perhitungan jarak dan kecepatan motor step akan diperoleh pada sub bab ini. Dan untuk dapat melakukan realisasi modifikasi ini diperlukan gambar kerja elektronik Mekanik dan Sistem Mekanik Pada sub bab ini dijelaskan tentang kondisi mesin sebelum dilakukan modifikasi perangkat mekanik, rancangan modifikasi dan realisasi dari modifikasi perangkat mekanik Kondisi mesin sebelum perangkat mekanik dimodifikasi Pada kondisi ini operator harus berjalan ke bagian belakang mesin untuk menggeser stopper mesin. Ketepatan pergeseran stopper sangat ditentukan oleh keahlian 13

3 operator. Sehingga resiko terjadinya ketidak tepatan pergeseran menjadi cukup besar. Setiap pergeseran selalu memerlukan pengujian dengan benda kerja. Hal ini cukup merugikan dari segi waktu maupun efisiensi produksi pada mesin bending. Gambar 3.2. Kondisi Mesin sebelum perangkat mekanik dimodifikasi Rancangan modifikasi perangkat mekanik. Untuk menghindari kesulitan pergeseran stopper dan mengurangi ketidak tepatan pergeseran maka dirancang modifikasi perangkat mekanik yang digerakkan menggunakan motor step. Sehingga operator tidak perlu lagi berjalan ke belakang mesin dan tidak lagi diperlukan benda kerja untuk menguji ketepatan pergeseran stopper. Penggerak yang dipilih adalah motor step karena memiliki karakter yang bagus untuk mengendalikan posisi dan pengulangan gerakan, respon terhadap gerakan bolak balik juga sangat bagus. Pergeseran mekanisme stopper dilakukan oleh dua buah linear screw di sisi kiri dan kanan. Dengan demikian dibutuhkan transmisi putaran dari motor step menuju kedua linear screw. Transmisi yang digunakan menggunakan timing belt. Keuntungan 14

4 menggunakan timing belt adalah tidak memerlukan perawatan dan tidak ada resiko slip pada putarannya. Putaran dari timing belt tersebut kemudian digunakan untuk memutar linear screw. Linear screw inilah yang akan membawa unit stopper. (a) Motor Step (b) (c) Gambar 3.3. Rancangan modifikasi perangkat mekanik : (a), pandangan belakang. (b) pandangan atas. (c) pandangan samping. 15

5 Sebagai perantara putaran motor dengan pergerakan timing belt dan putaran linear screw digunakan timing pulley seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini. Gambar 3.4. Posisi Stopper, Linear screw, Timing pulley dan Timing belt Komponen mekanik yang dibutuhkan adalah : 1. Linear screw Fungsi linear screw pada skripsi ini adalah untuk membawa stopper bergerak ke depan dan ke belakang sesuai dengan arah putaran Motor Step. Terdapat dua buah linear screw dalam rancangan modifikasi ini. Gambar 3.5. Linear screw Linear screw yang digunakan memiliki spesifikasi : Panjang 1000 mm, pitch 20 mm. 16

6 2. Timing Pulley Fungsi timing pulley adalah sebagai komponen perantara putaran poros motor dan pergerakan timing pulley. Keuntungan menggunakan timing pulley dan timing belt adalah dapat digunakan untuk daya besar, tanpa slip, perbandingan putaran eksak. Gambar 3.6. Timing Pulley 3. Timing Belt Fungsi timing belt adalah sebagai penghubung putaran dari satu poros putar satu dengan poros putar lainnya. Gambar 3.7. Timing Belt Pada poros motor terpasang timing pulley 1, kemudian pada poros linear screw sisi kanan terpasang timing pulley 2, dan pada poros linear screw sisi kiri terpasang timing pulley 3. Masing-masing timing pulley memiliki rasio 1 : 1, sehingga putaran motor dan putaran linear screw memiliki kecepatan sama. 17

7 Gambar 3.8. Pemasangan Timing Pulley dan timing belt Kondisi mesin setelah dilakukan modifikasi perangkat mekanik Setelah semua perangkat mekanik terpasang dilakukan pengujian gerakan mekanik dengan memutar poros motor secara manual. Tujuan dari memutar poros motor adalah untuk mengetahui tingkat keseragaman gerakan pembawa stopper yang dibawa oleh linear screw. Karena apabila gerakan tidak parallel antara sisi kiri dan kanan akan mengakibatkan beban pergerakan secara mekanis akan menjadi sangat berat. Hal ini akan menyebabkan terjadinya beban lebih pada motor penggerak. Gambar 3.9. Hasil modifikasi perangkat mekanik. 18

8 HMI HMI yang digunakan dalam skripsi ini adalah GT1020-LBD2, Mitsubishi, dengan spesifikasi Power 24 VDC, 3,7, monochrome, power 1,9W. Gambar Hubungan HMI dengan PLC dan PC PC dihubungkan ke HMI dengan menggunakan terminal Mini DIN 8pin. HMI dihubungkan ke PLC dengan menggunakan kabel GT 10-C100R4 8P. Dari HMI kabel dihubungkan melalui terminal samping dan kemudian pada PLC dihubungkan menggunakan D-Sub 9pin. Gambar Detail terminal HMI Kabel ini digunakan untuk komunikasi antara PLC dan HMI. Masing-masing dihubungkan sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam petunjuknya. 19

9 Gambar Sambungan HMI ke PLC PLC PLC yang digunakan dalam skripsi ini adalah FX3U-48MT, Mitsubishi, Power Supply 24VDC, 24 input / 24 Output. Gambar PLC FX3U-48MT, Mitsubishi Motor Step dan Driver Step Penggerak yang dipilih dalam skripsi ini adalah Motor Step. Motor jenis ini membutuhkan Driver untuk dapat beroperasi. Motor dan Driver yang menggunakan merk Autonics. 20

10 Motor Step Motor Step yang digunakan dalam skripsi ini adalah Step Motor Autonics A63K G5913W, 5 phase 42VDC, 2,8A/Phase, Holding Torque 63 kgf-cm, VAC. Gambar Motor Step, Autonics A63K G5913W Driver Step Driver Step yang digunakan adalah MD5-HF28, Autonics dengan spesifikasi 5 phase, 2,8A/phase, VAC Gambar Driver Step, Autonics MD5-HF28 21

11 PLC dihubungkan ke Servo Drive untuk memberikan sinyal gerakan maju, mundur dan berhenti. Sinyal yang diberikan berbentuk pulsa yang menunjukkan jumlah putaran yang dikehendaki dan kecepatan yang diinginkan Perhitungan Jarak dan kecepatan Berdasarkan panjang linear screw yang digunakan maka pergerakan stopper maksimal adalah 1000 mm. Dengan jarak ulir (pitch) pada linear screw 20 mm/rotation, maka berarti untuk menempuh 1000 mm dibutuhkan putaran sebanyak : 1000 (mm) : 20 (mm/putaran) = 50 (putaran) Apabila waktu tempuh yang diijinkan adalah 5 detik, maka kecepatan putaran paling rendah yang diijinkan adalah : 50 (putaran) : 5 (detik) = 5 (putaran/detik) = 0,2 (detik/putaran) 5 (putaran/detik) x 60 (detik) = 300 (putaran/menit) Setiap satu pulsa yang diberikan kepada Motor Step akan memutar Motor Step sebesar 0,72 0. Sehingga setiap putaran motor (360 0 ) membutuhkan 500 pulsa. Jika setiap putaran membutuhkan waktu 0,2 detik, maka frekuensi (pulsa/detik) minimal yang harus dikeluarkan oleh PLC adalah : 500 (pulsa) : 0,2 (detik) = 2500 (pulsa/detik) = 2,5 KHz Gambar Kerja Gambar kerja dalam skripsi ini membahas tentang konfigurasi sistem dari komponen utama yang digunakan, penjelasan power supply yang digunakan, Input PLC, output PLC dalam hubungannya dengan Driver Step dan Motor Step. 22

12 Konfigurasi Sistem Gambaran secara umum sistem yang digunakan dalam skripsi ini adalah Input dan monitor menggunakan HMI, Pengolahan dan penyimpanan data di dalam PLC dan Outputnya berupa gerakan motor step yang dikendalikan oleh Driver Step. Gambar Konfigurasi komponen utama Power Supply Rangkaian membutuhkan Power Supply untuk mengaktifkan sistem dalam skripsi ini. Tegangan masukan yang dibutuhkan adalah 220 VAC. PLC dan HMI membutuhkan tegangan 24 VDC, dan Servo Drive menggunakan tegangan sumber 220 VAC. Gambar Power Suppy 23

13 Input PLC Terdapat 5 input PLC yang dibutuhkan dalam skripsi ini. Tiga buah sensor digunakan untuk Zero Position, Max Travel dan Over Travel. Zero Position digunakan untuk menentukan titik nol dari mesin bending. Max Travel digunakan untuk membatasi langkah maksimal dari pergeseran bending. Over travel digunakan sebagai pembatas apabila terjadi langkah yang melewati batas Sero Position. Foot Switch digunakan sebagai pemicu pergeseran stopper. Box Operation fungsinya untuk mengaktifkan sistem di dalam program PLC. Gambar Input PLC Output PLC Output PLC dihubungkan ke Driver Step. Y0 terhubung ke Input Driver CW, Y4 terhubung ke CCW dan Y10 ke Hold Off. Output CW dan CCW berbentuk pulsa. 24

14 Fungsi dari output CW adalah memberikan perintah kepada motor step untuk berputar maju. CCW digunakan untuk member perintah motor Step berputar mundur. Output Hold Off berlogika 1 atau 0, fungsinya untuk menahan motor step pada saat berhenti berputar. Gambar Output PLC dan Input Driver Step Output Driver Step Motor Output Driver Step terhubung ke Motor Step digunakan untuk mengirimkan sinyal yang memberi perintah kepada motor step. Gambar Output Driver Step Motor 25

15 3.2. Perangkat Lunak Perangkat lunak yang akan dibahas dalam skripsi ini meliputi Flow Chart Sistem, Pemrograman HMI dan Pemrograman PLC dalam hubungannya untuk menggerakkan dan mengendalikan pergerakan motor step. Pemrograman HMI sangat berhubungan dengan pemrograman PLC. Kedua perangkat ini harus memiliki kesesuaian dalam penentuan dan pemilihan alamat. Di dalam PLC tidak boleh terjadi pengalamatan yang ganda. Hal tersebut akan mengakibatkan program menjadi tidak dapat bekerja dengan benar Flow Chart Sistem Sistem baru yang dibuat di skripsi ini adalah jika power supply sudah diaktifkan maka akan muncul menu utama di HMI yang menyediakan pilihan pengoperasian. Menu tersebut meliputi pemanggilan data, perubahan data pengoperasian manual dan melihat catatan pengoperasian. Apabila program telah tersimpan maka program bisa dipanggil dari penyimpanan program yang ada di PLC. Jika program belum dimasukkan atau harus diubah maka dengan memilih menu Edit akan dapat dimasukkan atau dilakukan perubahan data operasi. 26

16 Gambar 3.21 Flow Chart Pengolahan Data Program HMI Pemrograman di HMI meliputi hubungan antara halaman satu dengan halaman lainnya yang akan ditampilkan dalam pengoperasian sistem. Dalam program HMI alamat yang dicantumkan disesuaikan dengan alamat yang tercantum dalam program PLC Hubungan tampilan HMI Setelah kendali stopper mesin diaktifkan maka akan muncul menu utama. Dari menu utama dapat dipilih pengoperasian yang akan dilakukan. Pada pilihan menu RUN, mesin dapat langsung dioperasikan. 27

17 Jika dipilih menu EDIT, maka akan muncul permintaan untuk memasukkan kode. Kode di sini diperlukan untuk menjaga supaya tidak semua operator dapat membuat perubahan pada data operasi. Apabila kode sudah selesai dimasukkan dan tidak terdapat kesalahan dalam memasukkan kode, maka akan muncul halaman SETTING PROGRAM yang berisi permintaan untuk mengisi nomor program dan nomor proses yang akan diisi atau dilakukan perubahan isinya. Perubahan kode untuk masuk ke perubahan data operasi juga dapat dilakukan di halaman ini. Syarat untuk melakukan perubahan kode adalah apabila kode pertama sudah bisa dimasukkan dengan benar, kemudian kode baru dapat dimasukkan. Stopper juga bisa dioperasikan secara manual dengan memilih menu MAN dari menu utama. Pada pilihan ini operator bisa melakukan pengoperasian pergeseran stopper bending secara manual dengan cara menyentuh panah ke atas atau panah ke bawah. Apabila terjadi pergeseran titik nol pada stopper bending, pada halaman ini pula dapat dilakukan pengaturan titik nol baru, caranya dengan menyentuh NULL SET pada layar HMI. Sistem juga menyediakan menu untuk melihat catatan pengoperasian. Caranya dengan memilih menu RECORDS. Di halaman ini operator dapat melihat berapa kali program dioperasikan. Disamping itu dapat juga dilihat total pengoperasian mesin dan jumlah kesalahan yang pernah muncul dari sistem pengoperasian ini. Kesalahan yang tercatat adalah langkah stopper yang melewati batas atau over travel dan pembatalan pengoperasian. 28

18 Gambar Hubungan tampilan HMI Pemrograman HMI Pemrograman HMI menggunakan GT Designer 3 Version 1. Software ini digunakan untuk membuat gambar tampilan pada HMI Mitsubishi dan menentukan alamat dalam PLC yang akan digunakan. Gambar GT Designer 3 Mitsubishi 29

19 Pada menu utama ini terdapat pilihan pengoperasian mesin. Pilihan RUN menggunakan alamat M100 digunakan untuk berpindah ke halaman RUN dan memicu PLC untuk berpindah ke sistem pengoperasian. Pilihan EDIT diberi alamat M101 digunakan untuk berpindah ke halaman SETTING PROGRAM dan memicu PLC untuk masuk ke permintaan memasukkan kode. Menu MAN diberi alamat M102 fungsinya untuk berpindah ke menu MANUAP OPERATION dan pada PLC digunakan untuk memicu sistem beroperasi secara manual. MTC menggunakan alamat M103 untuk memindahkan tampilan HMI ke halaman RECORDS. Dengan dipilih menu ini sistem yang ad adi PLC akan dipicu untuk dapat dilihat catatan pengoperasian mesin. Gambar 3.24.Tampilan menu utama pada HMI Pada halaman kedua dari HMI dibuat program untuk memanggil data yang ad adi PLC. Alamat Data D3 digunakan untuk memanggil nomor program dalam PLC yang akan dioperasikan. Alamat D3 dipilih tipe Numerical Input. Sedangkan alamat D4 untuk memonitor proses yang sedang berlangsung. Alamat data D4 dipilih tipe Numerical Display. Data D8 digunakan untuk menunjukkan arah langkah pergeseran stopper, karena itu digunakan tipe Word. Tampilan pada D8 menunjukkan + (plus) atau (minus). 30

20 Jarak pergeseran stopper dati titik nol sesuai dengan program yang dipanggil ditampilkan pada D9. Data ini memiliki tipe Numerical Display. Sedangkan jarak pergeseran dari titik sebelumnya ditunjukkan oleh D13. Data ini menggunakan tipe Numerical Display. Untuk kembali ke menu utama digunakan alamat M109, berupa Momentary Bit dan Screen Switching. Fungsinya untuk kembali ke menu utama dan melakukan reset pada pengoperasian di PLC. Gambar 3.25.Tampilan memasukkan kode sebelum melakukan perubahan Program pada HMI Pemrograman menu EDIT, menggunakan alamat D14 dengan tipe Numerical Input. Pada data ini dapat dimasukkan kode sesuai dengan yang tersimpan dalam PLC. D14 dengan tipe word juga digunakan untuk memunculkan tampilan OKE dengan alamat yang aktif adalah M119, menunjukkan bahwa kode yang dimasukkan benar dan ERROR dengan alamat yang aktif M118 untuk menunjukkan bahwa kode yang dimasukkan keliru. Data D15 dan D16 digunakan untuk mengganti kode. Kedua data tersebut menggunakan tipe Numerical Input. D15 untuk memasukkan kode dan D16 digunakan untuk melakukan konfirmasi kode baru yang akan dimasukkan. 31

21 Jika kode baru yang dimasukkan sudah benar maka dengan menyentuh SAVE kode akan tersimpan. Panah ke kanan menggunakan action Screen Switching untuk melakukan perpindahan layar ke perubahan program operasi.sedangkan panah ke kiri menggunakan alamat M109 digunakan untuk kembali ke menu utama. Gambar Menu untuk menasukkan kode dan melakukan perubahan kode Tampilan SET PROGRAM halaman kedua yang harus dilakukan pemrograman adalah untuk pengisian program operasi. Pada halaman ini, nomor program diisikan pada D0. Data D0 dan D1 memiliki tipe Numerical Input. Data D9 akan muncul data program sesuai dengan nomor proses yang dipanggil. D9 memiliki tipe Numerical Display. Data baru yang akan diisikan dimasukkan melalui D6 dengan tipe Numerical Input. Apabila data yang dimasukkan sudah sesuai dengan yang diinginkan maka dengan menyentuh M21, data akan tersimpan dalam PLC. M109 pada halaman ini digunakan juga untuk kembali ke MENU UTAMA. 32

22 Gambar Program untuk melakukan perubahan program Apabila operator memilih menu MAN dari Menu Utama, maka pergerakan stopper dapat dilakukan secara manual. Data D311 menggunakan tipe Numerical Display menunjukkan jarak terhadap titik nol. M111 dengan symbol panah ke atas menggunakan tipe momentary bit pada pemrograman HMI adalah alamat internal memory PLC yang digunakan untuk menggerakkan motor ke arah menjauh dari titik Nol. Sedangkan panah ke bawah dengan alamat M112 digunakan untuk menggerakkan stopper bending mendekat ke titik nol. M112 juga menggunakan tipe momentary bit pada pemrorgaman HMI. Untuk memindah titik Nol dari stopper bending dapat disentuh NULL SET dengan alamat M113 dan tpe momentary bit. Gambar Program pengoperasian manual. 33

23 Pada menu MTC digunakan alamat data D30 untuk memanggil nomor program yang akan dilihat jumlah pengoperasiannya. D30 memiliki tipe Numerical Input. Jumlah pengoperasian dari program yang dipanggil pada D30 akan ditampilkan pada data D31dengan tipe Numerical Display. Total pengoperasian dan Error menggunakan alamat D32 dan D33 dengan tipe Numerical Display. M109 digunakan untuk kembali ke Menu Utama. Gambar Tampilan Rekaman Pengoperasian Program PLC Pemrograman PLC yang dibahas dalam skripsi ini meliputi Input PLC, pengendalian pergantian tampilan HMI, pengaturan kode untuk melakukan perubahan atau penambahan data program operasi, input data yang dimasukkan dari HMI, penyimpanan data operasi mesin, pemanggilan data yang akan ditampilkan kembali di HMI dan Output PLC yang digunakan untuk mengendalikan Driver Step Input PLC Seluruh Input PLC dari luar dimasukkan ke internal memory. Tujuannya adalah apabila terjadi kerusakan pada terminal input PLC, dapat dilakukan pemindahan alamat input tanpa melakukan terlalu banyak perubahan di dalam program. Sehingga proses perbaikan menjadi mudah dan cepat. Input yang digunakan adalah : 34

24 Tabel 3.1. Daftar Input PLC Alamat Input X0 X1 X2 X4 X5 Comment Fungsi Internal Memory Zero Position Max Travel Over Travel Foot Switch Box Operation Sensor untuk menentukan posisi Nol (Home Position) Sensor yang mendeteksi langkah maksimal Sensor yang mendeteksi batas langkah terlewati Saklar yang dioperasikan menggunakan kaki, untuk memberikan perintah gerakan pada stopper Tombol yang digunakan untuk mempersiapkan pengoperasian sistem M0 M1 M2 M4 M5 Input dengan alamat X0, menggunakan proximity sensor digunakan untuk menentukan posisi nol dari posisi stopper bending. Posisi nol atau Home Position atau Home Position dari bending menunjukkan bahwa posisi stopper tepat di titik bending. Alamat X1 dan X2 juga menggunakan proximity sensor. X1digunakan untuk mendeteksi langkah maksimal dari pergerakan stopper bending. X2 digunakan untuk mendeteksi bahwa home position terlewati. Foot Switch digunakan untuk member perintah pergerakan stopper bending. Jarak pergeseran tergantung pada data pada program yang dipanggil. Alamat yang digunakan adalah X4. Box Operation fungsinya untuk mengaktifkan sistem kendali dari pergeseran stopper bending. Komponen yang digunakan berupa tombol yang dipasang pada panel operasi. Alamat yang digunakan adalah X5. 35

25 Gambar Program PLC, bagian Input Pergantian Tampilan HMI Sesuai dengan alamat yang terdapat pada HMI, program PLC disamping untuk melakukan perubahan tampilan pada HMI juga digunakan untuk memindahkan fungsi dari masing-masing langkah yang akan dijalankan. Langkah-langkah yang akan diaktifkan tersebut di dalam PLC menggunakan instruksi SET. Instruksi ini berfungsi untuk mengunci alamat yang diaktifkan. Untuk mengembalikan ke posisi tidak aktif digunakan instruksi RST. 36

26 Tabel 3.2. Daftar alamat pergantian tampilan HMI Alamat Comment Fungsi Alamat target Comment Fungsi M100 M101 M102 M103 M109 Run Edit Manual Mtc / Records Rst Pindah ke menu RUN / Monitor Masuk ke tampilan input code Masuk ke menu Manual Operation Masuk ke tampilan Rekaman Pengoperasian Mengembalikan ke Halaman Utama M105 M106 M107 M108 M105- M108 Set Run Set Edit Set Man Set Mtc/Records Hold Menu RUN/Monitor Hold tampilan input code Hold tampilan Manual Operation Hold tampilan Rekaman pengoperasian Kembali tidak aktif Alamat M100 digunakan untuk memindahkan tampilan HMI ke halaman MONITOR dan di dalam PLC fungsinya untuk mengaktifkan sistem pemanggilan data yang tersimpan dalam data program dengan mengaktifkan alamat M105. Apabila alamat M101 diaktifkan melalui HMI dengan menyentuh pilihan EDIT, maka PLC akan mengaktifkan M106. Selanjutnya M106 digunakan untuk masuk ke input code dan digunakan untuk melakukan perubahan data operasi. M102 adalah alamat yang akan aktif apabila pada HMI disentuh pilihan menu MAN. Alamat ini akan mengaktifkan M107. Jika pada HMI di Menu Utama disentuh MTC berarti mengaktifkan alamat M103. Dengan aktifnya M103 berarti memicu aktifnya M108 yang akan membuat tampilan di HMI menunjukkan data pengoperasian mesin pada D30, D31, D32, dan D33. 37

27 Gambar Program pergantian tampilan HMI Untuk mengembalikan tampilan pada HMI maka digunakan alamat M109. Apabila M109 diaktifkan maka sesuai dengan program yang terdapat di HMI, tampilan akan kembali ke MENU UTAMA. Sedangkan dalam program PLC digunakan untuk mengembalikan alamat M105 M108 kembali tidak aktif. Instruksi yang digunakan adalah RST. Alamat M109 juga digunakan untuk mengembalikan nilai pada input code, new code dan confirm new code menjadi nol dengan mengisikan nilai nol pada data D14, D16 dan D16 pada PLC. 38

28 Gambar Program kembali ke menu utama HMI Kode Fungsi dari kode adalah untuk membatasi akses ke data operasi bending. Sehingga tidak semua orang dapat masuk dan merubah data operasi mesin dan melakukan perubahan di dalamnya. Kode dapat dimasukkan jika pada menu utama HMI disentuh pilihan EDIT. Pilihan ini akan membuat M102 akan aktif dan M106 menjadi aktif. Selanjutnya pada HMI akan muncul tampilan Entry Code yaitu permintaan untuk mengisi D14. Kode sebenarnya tersimpan di alamat data D313. Dalam program PLC dilakukan perbandingan antara D14 dengan D

29 Apabila nilai D14 tidak sama dengan D313 maka akan mengaktifkan M118. Aktifnya M118 akan memunculkan tampilan Error pada HMI. Sebaliknya jika nilai D14 sama dengan D313, maka alamat M119 akan aktif dan di HMI akan muncul tampilan OKE. Perubahan kode dapat dilakukan apabila M119 telah aktif, artinya kode yang dimasukkan benar. Dalam perubahan kode dilakukan perbandingan antara kode baru dan konfirmasinya harus sama. Apabila kode baru yang dimasukkan dengan alamat data D15 sama dengan kode yang dikonfirmasikan di alamat D16, maka akan mengaktifkan M120 yang menunjukkan perbandingan keduanya sama. Maka kode baru sapat disimpan dengan mengaktifkan SAVE pada HMI yang artinya mengaktifkan alamat M122 pada PLC. Penyimpanan kode baru ini artinya memindahkan data dari D15 ke alamat data D313. Jika konfirmasi kode baru tidak sesuai dengan kode baru yang dimasukkan maka kode baru tidak dapat disimpan. Hal ini karena aktifnya M122 ditentukan oleh M120. Gambar Program kode Input Data Apabila kode yang dimasukkan sudah benar maka dapat dilakukan perubahan pada data operasi mesin. Pada HMI akan tampil tulisan OKE, maka dengan menyentuh panah ke kanan akan muncul halaman SET PROGRAM. Dengan mamasukkan nomor 40

30 Program pada D0 dan nomor Proses pada D1, maka perubahan data operasi dapat dilakukan. Data operasi meliputi nomor program dan nomor proses. Sehingga dibutuhkan seratus alamat untuk menyimpan data program dan proses. Data pada alamat D0 diisi dengan angka dari 0 sampai dengan 9 kemudian akan dibandingkan dan digunakan untuk mengaktifkan alamat pada interna memory. Alamat di internal memory inilah yang akan digunakan untuk mengaktifkan nomer program yang akan dilakukan perubahan data operasinya. Tabel 3.3. Daftar Internal Memory untuk program input Input D0 Alamat Internal Comment Fungsi Memory 0 M40 Prog Inp 0 Memasukkan program no 0 1 M41 Prog Inp 1 Memasukkan program no 1 2 M42 Prog Inp 2 Memasukkan program no 2 3 M43 Prog Inp 3 Memasukkan program no 3 4 M44 Prog Inp 4 Memasukkan program no 4 5 M45 Prog Inp 5 Memasukkan program no 5 6 M46 Prog Inp 6 Memasukkan program no 6 7 M47 Prog Inp 7 Memasukkan program no 7 8 M48 Prog Inp 8 Memasukkan program no 8 9 M49 Prog Inp 9 Memasukkan program no 9 Apabila data D0 yang memiliki tipe numerical input tersebut diisi dengan angka maka akan dibandingkan dengan nilai 0, jika sama akan mengaktifkan M40. Begitu pula jika data D0 tersebut diberi masukan angka 1 sampai 9 maka akan dibandingkan dengan angka 1 sampai dengan 9. Jika terjadi kesesuaian antara D0 dengan angka pembandingnya yang dalam program PLC dituliskan dengan K0 sampai dengan K9, maka akan mengaktifkan internal memory yang dari M40 sampai dengan M49. 41

31 Data pada D0 tidak mungkin berisi lebih dari dua digit, karena dalam program HMI D0 hanya dibuat satu digit saja. Dengan demikian tidak mungkin angka yang dimasukkan lebih besar dari angka 9. Gambar Program memasukkan nomor program. 42

32 Untuk dapat menyimpan data proses operasi maka alahat dalam PLC yang digunakan adalah M50 sampai dengan M59. Proses memasukkan data proses operasi ini serupa dengan proses memasukkan data program operasi. Tabel 3.4. Daftar Internal Memory untuk proses input Alamat Internal Memory M50 M51 M52 M53 M54 M55 M56 M57 M58 M59 Comment Fungsi Procc Inp 0 Memasukkan proses no 0 Procc Inp 1 Memasukkan proses no 1 Procc Inp 2 Memasukkan proses no 2 Procc Inp 3 Memasukkan proses no 3 Procc Inp 4 Memasukkan proses no 4 Procc Inp 5 Memasukkan proses no 5 Procc Inp 6 Memasukkan proses no 6 Procc Inp 7 Memasukkan proses no 7 Procc Inp 8 Memasukkan proses no 8 Procc Inp 9 Memasukkan proses no 9 Pada tampilan SET PROGRAM di HMI dengan mengisikan alamat D1 yang memiliki tipe Numerical Input. Hal ini berarti nilai yang dimasukkan pada alamat D1 dibandingkan dengan K0 sampai dengan K9 untuk mengaktifkan internal memory M50 sampai dengan M59. 43

33 Gambar Program memasukkan nomor proses 44

34 Penyimpanan Data Data yang dimasukkan dalam SET PROGRAM akan disimpan di dalam PLC pada alamat D200 sampai dengan D299. Alamat ini digunakan karena pada alamat D200 sampai dengan D511 mampu menahan data atau menyimpan data meskipun power dimatikan. Tabel 3.5. Daftar Data Program dan Proses pergeseran stopper No Alamat Comment Fungsi 1 D200 - D209 Data 00 - D09 Penyimpanan Program 0 Proses 0 s.d. Program 0 Proses 9 2 D210 - D209 Data 10 - D19 Penyimpanan Program 1 Proses 0 s.d. Program 1 Proses 9 3 D220 - D229 Data 20 - D29 Penyimpanan Program 2 Proses 0 s.d. Program 2 Proses 9 4 D230 - D239 Data 30 - D39 Penyimpanan Program 3 Proses 0 s.d. Program 3 Proses 9 5 D240 - D249 Data 40 - D49 Penyimpanan Program 4 Proses 0 s.d. Program 4 Proses 9 6 D250 - D259 Data 50 - D59 Penyimpanan Program 5 Proses 0 s.d. Program 5 Proses 9 7 D260 - D269 Data 60 - D69 Penyimpanan Program 6 Proses 0 s.d. Program 6 Proses 9 8 D270 - D279 Data 70 - D79 Penyimpanan Program 7 Proses 0 s.d. Program 7 Proses 9 9 D280 - D289 Data 80 - D89 Penyimpanan Program 8 Proses 0 s.d. Program 8 Proses 9 10 D290 - D299 Data 90 - D99 Penyimpanan Program 9 Proses 0 s.d. Program 9 Proses 9 45

35 Penyimpanan program operasi memiliki syarat yaitu : 1. M106 telah aktif. Artinya menu pada layar HMI pada posisi SET PROGRAM, 2. Nomor program yaitu M40 sampai dengan M49 melalui pengisian D0, yang akan di edit isinya telah dimasukkan, dan 3. Nomor proses yaitu M50 sampai dengan M59 telah pula dimasukkan melalui pengisian data D1. Contoh program berikut ini menunjukkan pengisian program nomor 0 dan proses nomor 0 pada alamat D200. Dengan telah aktifnya M106, M40 dan M50 maka program akan memindahkan data D200 ke D8. D200 adalah alamat program nomer 0 dan proses nomer 0. D8 memiliki tipe Numerical Display adalah alamat data display pada HMI. Data di alamat D6 dengan tipe Numerical Input dapat diberi nilai baru. Data baru ini dapat disimpan dengan menyentuh SAVE pada HMI yang artinya mengaktifkan M21. Dengan aktifnya M21 berarti data dari D6 dipindahkan ke D200. Selanjutnya D8 akan menampilkan data baru karena nilai D8 adalah hasil pemindahan dari D200. Gambar Program penyimpanan data pada Program Nomor 0, Proses Nomor 0 Demikian pula untuk pengisian atau perubahan data pada program atau proses yang lain. Syarat yang sama diberlakukan misalnya untuk Program Nomor 0 dan Proses Nomor 1. Maka yang aktif adalah alamat M106, alamat M40 dan alamat M51. Penyimpanan data dilakukan di alamat data D

36 Gambar Program penyimpanan data pada Program Nomor 0, Proses Nomor 1 Demikian seterusnya hingga Program Nomor 9 dan Proses Nomor 9, maka yang harus aktif adalah alamat M106, alamat M49 dan alamat M59. Penyimpanan data di alamat D299. Input data dan Display data pada HMI tetap menggunakan D6 dan D8 karena keduanya digunakan secara bergantian dalam perubahan data program maupun proses operasi Pemanggilan Data Pemanggilan data dilakukan pada menu RUN, internal memori yang harus di set adalah M105 dan muncul halaman MONITOR. Pada tampilan Data D3 memiliki tipe Numerical Input. Dengan mengisikan nomor program yang akan dioperasikan pada alamat D3 maka akan mengaktifkan internal memory yang akan memanggil data yang akan digunakan. Nilai pada data D3 dibandingkan dengan nilai K0 sampai dengan K9, apabila sama maka akan mengaktifkan internal memory mulai dari M60 sampai dengan M69 sesuai dengan nilai yang dimasukkan. 47

37 Gambar Program Pemanggilan Nomer Program 48

38 Perubahan nilai pada data D4 dilakukan dengan menginjak Foot Switch sebagai perintah berpindahnya dari proses satu ke proses berikutnya. Foot Switch dengan alamat X4 akan menghidupkan internal memory M4. Internal memory M4 mengaktifkan M130. Alamat M130 inilah yang digunakan untuk menambahkan nilai D4 dengan cara memberi nilai K1 adalah dan dimasukkan kembali ke D4. Dan apabila semua proses telah terlewati D4 sama dengan 10 maka nilai D4 diisi dengan nilai K0, artinya proses kembali ke urutan ke 0. Gambar Perubahan nilai D4 Sedangkan pemanggilan data nomer proses dilakukan menggunakan alamat data D4. Di sini dilakukan perbandingan juga dengan nilai K0 sampai dengan K9. Kesesuaian antara nilai D4 dengan K0 sampai dengan K9 akan mengaktifkan M70 sampai dengan M79. 49

39 Gambar Program pemanggilan data Proses 50

40 Selanjutnya akan ditampilkan oleh HMI data yang dipanggil oleh D3 dan D4 dengan mengaktifkan M60 M69 dan M70 - M79. Sebagai contoh M60 dan M70 aktif di halaman MONITOR maka akan memindahkan data program nomor 0 dan data proses nomor 0 D200 ke tampilan HMI dengan alamat D8. Selanjutnya akan aktif M70 maka tampilan di D8 akan diisi oleh D201 yaitu data program nomor 0 dan data proses nomor 1. Gambar Pemanggilan Data Program dan Proses Alamat D400 digunakan untuk menentukan selisih pergeseran dari proses pertama ke proses berikutnya. Begitu pula pada program nomor 1 sampai dengan ke 9. Selisih pergeseran antara satu proses ke proses berikutnya ditentukan dengan menggunakan D400. Arah pergeseran dengan melihat apakah nilai D400 lebih besar atau lebih kecil daripada 0. Jika lebih besar dari nilai K0 maka Motor Step akan berputar mundur atau mendekat ke titik nol stopper bending. Pemicu pergerakan mundur menggunakan alamat M125. Sedangkan apabila nilai D400 lebih kecil dari K0 maka Motor Step akan berputar maju atau mendekat ke titik nol stopper bending. Selanjutnya nilai yang ad adi D400 dipindahkan ke alamat Data D401. Pemicu pergerakan maju menggunakan alamat M

41 Tampilan pada HMI menggunakan data D13. Setiap step dari motor menggeser stopper sebesar 0,04 m. Untuk menampilkan dalam satuan mm, D401 dikalikan 4, maka tampilan HMI dengan alamat D13 dalam satuan mm. Gambar Program Arah putaran motor Output Output PLC yang digunakan untuk mengaktifkan Driver Step adalah Y0 dan Y1. Y0 digunakan untuk gerakan mundur dan Y1 untuk gerakan maju. Pemicu gerakan maju adalah pengoperasian manual dan pengoperasian Otomatis. Pada pengoperasian manual apabila M114 aktif akan menggerakkan motor ke arah mundur. Sedangkan pada mode MONITOR, M125 aktif dan C251 menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada langkah mundur akan mengaktifkan Y0. Apabila yang aktif adalah M115 maka motor akan bergerak maju dan pada mode MONITOR, M126 aktif dan C251 menghitung jumlah pulsa yang diberikan sehingga motor dapat bergerak maju. Nilai yang diberikan ke alamat Counter C251 adalah menggunakan data pada D

42 Gambar Program output ke Driver Step 53

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi hasil pengujian terhadap alat yang sudah dikerjakan serta analisis sistem yang telah direalisasikan. Pengujian terdiri dari pengujian sistem pengisian data,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface

Lebih terperinci

Modifikasi Pengendali Setting Posisi Stopper Material pada mesin Megobal PB 100 T menggunakan Motor Step, Touch Screen dan PLC

Modifikasi Pengendali Setting Posisi Stopper Material pada mesin Megobal PB 100 T menggunakan Motor Step, Touch Screen dan PLC Modifikasi Pengendali Setting Posisi Stopper Material pada mesin Megobal PB 100 T menggunakan Motor Step, Touch Screen dan PLC Oleh : Nurhadi Kusumo Yuwono NIM : 612012807 TugasAkhir Untuk melengkapi syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Pengendali Ketinggian Meja Otomatis Dengan Kontrol Smartphone Android Menggunakan Media Koneksi Bluetooth.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Alat Adapun urutan pengujian alat meliputi : - Pengujian sistem elektronik - Pengujian program dan mekanik 4.1.1 Pengujian Sistem Elektronik Pengujian sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Suatu tujuan akan tercapai dengan baik bila dilakukan melalui tahaptahap yang disusun dan dikerjakan dengan baik pula. Sebelum suatu ide diwujudkan dalam bentuk nyata,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Sistem Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah melakukan perancangan dengan memahami cara kerja alat atau sistem tersebut serta sifat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PERANCANGAN BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai optimal dalam mengurangi waste akibat overlap dan alarm pada mesin. Pengujian meliputi pengujian sensitifitas sensor

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X Pada bab ini akan dibahas mengenai diagram alir pembuatan sistem kendali meja kerja mesin frais dalam arah sumbu-x, rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH

BAB IV ANALISA MASALAH BAB IV ANALISA MASALAH Analisa masalah digunakan sebagai sarana untuk melakukan modifikasi atau pembuatan system control baru menggantikan system control lama agar mendapatkan tujuan akhir yaitu peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMROGRAMAN DAN IMPLEMENTASI ROBOT KARTESIAN Rancang bangun robot kontur kartesian ini melibatkan beberapa unsur sistem yang digabung menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan memaparkan secara jelas tentang pengujian yang telah dilakukan terhadap spindel utama yang ada pada mesin Aciera F5 serta menganalisa hasil dari percobaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan akan menjelaskan mengenai sistem dari mesin Aciera F5 dengan pengendali berbasis komputer personal menggunakan software Mach3 yang digunakan untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. komponen-komponen sistem yang telah dirancang baik pada sistem (input)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. komponen-komponen sistem yang telah dirancang baik pada sistem (input) BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas hasil penujian dari hasil sistem yang telah dirancang. Dimana pengujian dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap komponen-komponen sistem yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Riwan Satria NIM : 41405110026 Program Studi : Teknik Elektro Pembimbing

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu: 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI

BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PROSES PADA MESIN FILLER Proses kerja pada mesin filler ini, mula mula Botol di bawa oleh Conveyor masuk ke Infeed Starwheel yang disesuaikan oleh Timing Screw,untuk ditempatkan pada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder 8000 Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk perancangan kendali mesin feeder ini adalah HMI Weintek Type 6070iH dengan

Lebih terperinci

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC Nama Mahasiswa : Alifa Rachma Husaeni 2208 039 006 Alvian 220803033 Nama Pembimbing : Suwito, ST, MT. Program Studi D3 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang telah dibuat dalam skripsi ini yaitu perancangan sebuah mesin yang menyerupai bor duduk pada umumnya. Di

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini dibahas tentang pembuatan dan pengujian komponenkomponen sensor pada konveyor berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Pembahasan meliputi pembuatan sistem mekanik, pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER 2.1 Gambaran Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, tujuan skripsi ini adalah merancang suatu penentu axis Z Zero Setter menggunakan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB III RANCANG BANGUN ALAT BAB III RANCANG BANGUN ALAT Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang cara kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Pada BAB pembuatan alat ini akan dibahas perencanaan dan realisasi pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan dibuat.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.

Lebih terperinci

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT Pengantar Programable Logic Control Dr. Fatchul Arifin, MT fatchul@uny.ac.id Definisi Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk mengontrol proses atau operasi mesin.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC BAB III FUNGSI BAGIAN PLC Programming Devices Processor Modul Input Modul Output Catu Daya Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC Dari gambar diatas, bagian bagian tersebut mempunyai fungsi yang saling

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 PENDAHULUAN Setelah proses perancangan selesai, maka pada bab ini akan dijelaskan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta pengujian pada alat.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 40 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian dan analisa dari sistem yang dibuat sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perangkat keras maupun perangkat lunak, sehingga penulis dapat mengetahui

Lebih terperinci

BAB III MODIFIKASI MEKANISME PENGGERAK PAHAT ARAH SUMBU-Z DAN PROGRAM MEKANISME PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER ARAH SUMBU-Z

BAB III MODIFIKASI MEKANISME PENGGERAK PAHAT ARAH SUMBU-Z DAN PROGRAM MEKANISME PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER ARAH SUMBU-Z BAB III MODIFIKASI MEKANISME PENGGERAK PAHAT ARAH SUMBU-Z DAN PROGRAM MEKANISME PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER ARAH SUMBU-Z Pada bab ini akan dibahas tentangperhitunggan torsi ulir daya, modifikasi mekanisme

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1 DESKRIPSI MESIN INSERT LABEL. Mesin insert label adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memasukkan

BAB III PERANCANGAN 3.1 DESKRIPSI MESIN INSERT LABEL. Mesin insert label adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memasukkan BAB III PERANCANGAN 3.1 DESKRIPSI MESIN INSERT LABEL Mesin insert label adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memasukkan label plastik ke bodi botol dengan spesifikasi khusus yaitu supply label dalam

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Flow chart Pembuatan Hybrid powder spray CNC 2 axis dengan pengendali Software Artsoft Mach3 Start Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC

RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TENANG DWI WIBOWO 2110 030 041 Dosen Pembimbing: Ir. Winarto, DEA Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan

Lebih terperinci

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan OTOMASI WORK STATI (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CTROLLER Purnawan A. PENGANTAR Sebagian besar proses di industri menghendaki strategi pengontrolan atau pengendalian sekuensial. Pengendalian sekuensial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik dan pemprograman. Maka terbentuklah alat perancangan buka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN. Blok diagram penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut.

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN. Blok diagram penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut. BAB III METODE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Diagram Alur Penelitian Blok diagram penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut. Perancangan Pengumpulan Informasi Analisis Informasi Pembuatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah praktek.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diterangkan secara detail mengenai perancangan trainer simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu perancangan hardware

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan wireless

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan Simulasi pengendali pintu gerbang Melalui media Bluetooth pada Ponsel bertujuan untuk membuat sebuah prototype yang membuka, menutup

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu

Lebih terperinci

Otomatisasi Mesin Capping Untuk Botol Obat Sirup di PT. Mersifarma Tirmaku Mercusana Sukabumi

Otomatisasi Mesin Capping Untuk Botol Obat Sirup di PT. Mersifarma Tirmaku Mercusana Sukabumi Otomatisasi Mesin Capping Untuk Botol Obat Sirup di PT. Mersifarma Tirmaku Mercusana Sukabumi Lukas B. Setyawan Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA 4.1 Pengujian Output PIO Dengan cara memberikan data output pada ketiga alamat PIO, kemudian dilakukan pengukuran level output tegangan pada kondisi high 1 dan low

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

USER MANUAL PENGENDALI PINTU GESER SEDERHANA MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI

USER MANUAL PENGENDALI PINTU GESER SEDERHANA MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI USER MANUAL PENGENDALI PINTU GESER SEDERHANA MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI SISWA KELAS XII TEI2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW Danang Hadi Wibowo NIS.

Lebih terperinci

BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN

BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN A. PERSIAPAN DASAR Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu sistem atau proses, ada beberapa hal yang perlu diketahui dan persiapan dasar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian yang dilakukan pada mesin CNC adalah pertama memerintahkan motor untuk bergerak ke kanan dan ke kiri (STEP LEFT dan STEP RIGHT). Kedua adalah pengujian memerintahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 37 BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Tujuan Pengukuran dan Pengujian Pengukuran dan pengujian alat bertujuan agar dapat diketahui sifat dan karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi serta cara kerja

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar pemrograman pada PLC 2. Mahasiswa mampu membuat dan menganalisa suatu program PLC 3. Mahasiswa memahami fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

Yudha Bhara P

Yudha Bhara P Yudha Bhara P. 2208 039 004 1. Pertanian merupakan pondasi utama dalam menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. 2. Pertanian yang baik, harus didukung dengan sistem pengairan yang baik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER 3.1 Diagram Alir Dalam proses perancangan tribometer, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Diagram alir (flow chart diagram) perancangan ditunjukkan seperti

Lebih terperinci

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC BAB IV BAHASA PROGRAM PLC Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu system atau proses, harus mengetahui dan menghafal bahasa program PLC yang akan digunakannya. PLC

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI OXYGEN CUTTING MACHINE

SISTEM KENDALI OXYGEN CUTTING MACHINE Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM KENDALI OXYGEN CUTTING MACHINE BERBASIS PLC SIEMENS SIMATIC 5-115 Muhammad Abbie Hamzah [1], Sumardi, ST, MT [2] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial Rustam Asnawi, Octa Heriana, Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial Rustam Asnawi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS

SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS Raditya Fahmi B. 2208 030 029 Disusun oleh : Aris Wijaya 2208 030 064 DOSEN PEMBIMBING Pujiono, ST., MT. NIP. 196802151994031022

Lebih terperinci