BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki keterkaitan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki keterkaitan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan baik itu berupa skripsi, tesis, maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Terdapat beberapa penelitian yang menganalisis tentang metode dan teknik penerjemahan baik itu dalam penerjemahan komik, buku, ataupun lagu. Berikut beberapa penjabaran penelitian yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. Suherman (2015) dalam skripsinya yang berjudul Teknik dan Metode Penerjemahan Nonoshiri Kotoba (Kata-Kata Umpatan) pada Manga Beelzebub karya Ryuhei Tamura. Fokus kajian yang menjadi permasalahan pada penelitian Suherman ini terletak pada penggunaan teknik-teknik dan metode-metode penerjemah yang digunakan dalam menerjemahkan kata-kata umpatan yang terdapat dalam manga Beelzebub dari versi bahasa Jepangnya ke dalam terjemahannya yang berbahasa Indonesia. Metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian suherman adalah metode simak yang diikuti dengan teknik catat, metode agih distribusional dengan melakukan perbandingan antara teks sumber (TSu) dan teks sasaran (TSa), dan dalam penyajian datanya menggunakan metode informal. Teori yang digunakan untuk menganalisis data mengacu pada teori milik Molina dan Albir (2002) dan Newmark (1988). 9

2 10 Hasil yang ditemukan dari penelitian Suherman memperlihatkan bahwa, di dalam manga Beelzebub ditemukan sembilan macam kata umpatan yaitu, Aho, Baka, Boke, Doke, Kaachan Debeso, Kuso, Okama, Sukebe, dan Temae. Pada bagian teknik penerjemahannya didapati empat teknik yang sering digunakan, yaitu teknik harfiah, teknik reduksi, teknik kreasi diskursif, dan teknik amplifikasi, namun yang paling banyak digunakan adalah teknik harfiah. Selanjutnya pada metode penerjemahannya ditemukan dua metode terjemahan yaitu, metode harfiah yang berorientasi pada bahasa sumber (BSu), dan metode bebas yang yang berorientasi pada bahasa sasaran (BSa). Penelitian Suherman memiliki persamaan dengan penelitian ini, yaitu pada metode dan teknik penerjemahan yang digunakan dalam menganalisis data, samasama menggunakan teori penerjemahan dari Molina dan Albir (1988) serta Newmark (2002), tetapi yang menjadi pembeda dalam penelitian ini adalah pada objek kajian dan sumber data yang diteliti, penelitian Suherman lebih mengkhususkan pada penerjemahan kata-kata umpatan pada manga beelzebub sedangkan pada penelitian ini lebih mengkhususkan pada penerjemahan kata-kata bijak yang terdapat dalam komik Naruto berbahasa Jepang karya Masashi Kishimoto beserta dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian Suherman dijadikan sebagai acuan karena dapat memberikan gambaran tentang cara menganalisis dengan menggunakan teknik dan metode penerjemahan pada kata-kata yang sering dijumpai dalam komik.

3 11 Azmy (2015) dalam skripsinya yang berjudul Teknik dan Metode Penerjemahan Lirik Lagu AKB48 ke JKT48 menganalisis tentang teknik dan metode penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan lirik lagu bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian Azmy yaitu metode simak dan teknik sadap yang diikuti dengan teknik catat, metode agih dan teknik bagi unsur langsung, dan dalam tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal. Teori teknik dan metode penerjemahan yang digunakan oleh Azmy mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Molina dan Albir (2002) serta Newmark (1988). Hasil yang ditemukan dari peneltian Azmy adalah, dari ketiga buah lagu yang diteliti yaitu River, Koisuru Fortune Cookie, dan Heavy Rotation ditemukan enam teknik penerjemahan dari Molina dan Albir, yaitu 1) Teknik harfiah, 2) Teknik transposisi, 3) Teknik peminjaman, 4) Teknik Modulasi, 5) Teknik amplifikasi, dan 6) Teknik padanan lazim. Kemudian pada metode penerjemahan dari Newmark ditemukan metode yang diterapkan dalam menerjemahkan lirik lagu River, Koisuru Fortune Cookie,dan Heavy Rotation cenderung berorientasi pada bahasa sumber (BSu). Penelitian Azmy memiliki persamaan dengan penelitian ini, yaitu samasama meneliti dengan menggunakan teori teknik penerjemahan dari Molina dan Albir (2002) dan metode penerjemahan Newmark (1988). Lalu yang menjadi pembedanya terdapat pada bidang objek kajian yang diteliti, penelitian Azmy lebih mengkhusus pada penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan lirik lagu bahasa Jepang ke bahasa Indonesia, sedangkan pada penelitian ini lebih

4 12 mengkhusus pada penerjemahan kata-kata bijak yang terdapat dalam komik Naruto berbahasa Jepang karya Masashi Kishimoto beserta dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian Azmy dijadikan acuan karena dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara menganalisis dan penerapannya dengan menggunakan teori teknik dan metode penerjemahan. Purwaningsih (2010) dari Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam tesisnya yang berjudul Analisis Terjemahan Kata-Kata Bijak Dalam Terjemahan Buku The 48 Laws Of Power karya Robert Greene, penelitian ini menganalisis tentang cara mendeskripsikan teknik-teknik penerjemahan, keakuratan terjemahan, kealamiahan terjemahan serta bentukbentuk terjemahan kata-kata bijak dalam buku teks The 48 Laws of Power karya Robert Greene dan terjemahannya 48 Hukum Kekuasaan oleh Amelia Listiani. Penelitian Purwaningsih merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian Purwaningsih adalah metode simak dan teknik catat, setelah itu untuk menganalisis datanya Purwaningsih menggunakan metode dengan model analisis interaktif, dan model analisis etnografi yang dikemukakan oleh Spradley. Teoriteori yang digunakan dalam penelitian Purwaningsih ini yaitu Teori dari Larson, Molina dan Albir, Nida, dan Venuti. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dokumen dan informan, juga data-data penelitian yang berupa teks-teks singkat yang berisi kata-kata bijak dalam buku teks The 48 Laws of Power karya Robert Greene dan terjemahannya 48 Hukum Kekuasaan.

5 13 Hasil dari penelitian Purwaningsih ini menunjukkan bahwa 93 data terjemahan kata-kata bijak menggunakan 327 penggunaan teknik penerjemahan dalam 13 macam teknik penerjemahan yang ditemukan yaitu, 1) Teknik harfiah, 2) penambahan, 3) transposisi, 4) amplifikasi, 5) generalisasi, 6) penghilangan, 7) modulasi, 8) kompensasi, 9) peminjaman alamiah, 10) peminjaman murni, 11) partikularisasi, 12) inversi, dan 13) reduksi serta kajian ini menunjukkan tingkat keterbacaan yang belum tinggi, karena penerjemah lebih mengedepankan keakuratan terjemahan. Pada penelitian Purwaningsih ini, objek kajian yang dianalisis memiliki persamaan dengan penelitian ini, yaitu sama-sama menganalisis tentang teknik penerjemahan kata-kata bijak. Selain itu, persamaan juga terletak pada salah satu teori yang digunakan yaitu, menggunakan teknik penerjemahan milik dari Molina dan Albir, sehingga penelitian Purwaningsih bermanfaat dalam memberikan gambaran untuk memahami teori serta dalam penganalisisan data. Namun, perbedaan lain yang terdapat dalam penelitian Purwaningsih terletak pada sumber data dan analisis data. Pada sumber data Purwaningsih menggunakan buku teks berbahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, sedangkan pada penelitian ini menggunakan sumber data berupa komik berbahasa Jepang beserta dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Selain itu juga pada penelitian ini hanya memfokuskan menganalisis tentang metode dan teknik penerjemahan katakata bijak saja, sedangkan penelitian purwaningsih menganalisis tentang teknik penerjemahan, bentuk-bentuk penerjemahan, keakuratan terjemahan, dan kealamiahan terjemahannya. Sehingga manfaat yang dapat diambil dalam

6 14 penelitian Purwaningsih adalah dapat memberikan gambaran mengenai cara menganalisis kata-kata bijak dengan menggunakan teori terjemahan secara lebih mendalam. Ketiga kajian di atas memberikan kontribusi yang cukup banyak untuk penelitian ini. Kajian-kajian yang telah dipaparkan tersebut dapat memberikan dan menambah pemahaman penelitian mengenai cara penerapan teknik dan metode penerjemahan dalam menerjemahkan kata-kata maupun lagu. 2.2 Konsep Dalam sebuah penelitian, tidak akan terlepas dari adanya konsep. Konsep merupakan kata-kata kunci yang digunakan dalam melakukan suatu karya ilmiah. Dalam penelitian ini, konsep-konsep yang dijabarkan adalah sebagai berikut : Penerjemahan Ada berbagai macam teori yang dikemukakan oleh para ahli dalam mendefinisikan penerjemahan tersebut. Dalam bukunya (Tjandra, 2005:04) menjelaskan bahwa penerjemahan merupakan salah satu bentuk pengalihan isi pesan yang terdapat dalam Bahasa Sumber (BSu) baik itu berupa informasi atau semacamnya ke dalam Bahasa Sasaran (BSa). Sedangkan menurut Nida dan Taber (1982:12) pengertian penerjemahan yaitu, Translation consists of reproducing in the receptor language the closest natural equivalence of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style. Dengan kata lain, penerjemahan terdiri dari suatu cara untuk menghasilkan Bahasa Sasaran (BSa) yang memiliki kedekatan padanan secara alamiah dengan

7 15 isi pesan dari Bahasa Sumber (BSu) pertama dilihat dari segi arti dan kedua dilihat dari segi gaya Kata-Kata Bijak (Meigen no Kotoba) Dalam bahasa Jepang, kata-kata bijak disebut juga dengan 名言 (meigen). Istilah meigen dijelaskan lebih terperinci oleh Umesao (1995) yang mengemukakan bahwa : すぐれた言葉 名高い言葉 Wise saying ; famous saying. を吐く ( 日本語大辞典, 1995:2139) Sugureta kotoba. Nadakai kotoba. Wise saying ; famous saying wo haku. (Nihongo Daijiten, 1995:2139) Kata-kata yang lebih baik dari pada yang lain. Kata- kata terkenal. Kata-kata bijak ; mengeluarkan kata-kata terkenal. (Nihongo Daijiten, 1995:2139) Jadi dapat disimpulkan, meigen no kotoba adalah kata-kata terkenal yang memiliki suatu kekhasan dan kelebihan tersendiri dibandingkan dengan kata-kata lainnya. Kata-kata ini berisikan nasehat-nasehat dan motivasi mengenai kehidupan sehingga disebut dengan kata-kata bijak. 1.3 Kerangka Teori Teori yang relevan sangatlah diperlukan untuk mengkaji suatu permasalahan yang ada di dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teori yang memiliki keterkaitan dengan Teknik dan Metode penerjemahan milik Molina dan Albir (2002) serta Newmark (1988) Teknik Penerjemahan Molina dan Albir (2002:509), dalam teorinya mendefinisikan teknik penerjemahan Translation techniques as procedures to analyse and classify how translation equivalence works. They have five basic characteristic:1).they affect

8 16 the results of translations,2).they are classified by comparison with the original, 3.)They affect micro-unit of text, 4). They are by nature discursive and contextual, and 5) They are fungsional. Dengan kata lain, teknik penerjemahan berfungsi sebagai prosedur untuk menganalisis dan mengklarifikasikan bagaimana kesepadanan terjemahan itu berlangsung. Teknik penerjemahan ini memiliki lima karakterisitik dasar, yaitu: 1). Berdampak pada hasil penerjemahan, 2). Diklasifikasikan dengan membandingkan yang asli, 3). Berefek pada satuansatuan mikro dari teks, 4). Berefek pada unit teks mikro, dan 5). Memiliki fungsi. Berikut ini dipaparkan 18 ragam teknik-teknik penerjemahan beserta pendeskripsiannya menurut Molina dan Albir (2002). a. Adaptasi Teknik adaptasi merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk mengganti unsur budaya pada TSu, yang disesuaikan dan atau memiliki kemiripan dengan unsur budaya pada TSa. Ini dikarenakan tidak ditemukannya padanan unsur budaya yang sesuai dengan TSa, dengan kata lain unsur budaya yang diterjemahkan ke dalam TSa lebih terlihat lazim di mata pembaca sasaran. Contohnya seperti, baseball dalam bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol menjadi futbol,(molina dan Albir 2002:509). b. Amplifikasi Teknik amplifikasi merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk memberikan penjelasan secara rinci atau memberikan suatu informasi tambahan pada TSa, yang tidak dijelaskan pada TSu. Misalnya, pada

9 17 istilah Ramadhan dalam bahasa Arab yang diparafrase ke dalam bahasa Inggris menjadi The Muslim Of Fasting, ini dimaksudkan agar pembaca TSa bisa lebih mudah memahami informasi tersebut (Molina dan Albir, 2002:510). c. Borrowing Teknik borrowing atau teknik peminjaman merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk mengambil kata atau ungkapan langsung dari TSu, secara murni (pure borrowing) dan tanpa pengubahan serta penyesuaian yang telah dialamiahkan (naturalized borrowing) pada TSa. Contohnya seperti, penggunaan kata Lobby dari bahasa Inggris yang digunakan dalam teks bahasa Spanyol, dan kata Meeting yang diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis menjadi mitin (Molina dan Albir, 2002:510). d. Kalke Teknik kalke merupakan suatu teknik yang bertujuan menerjemahkan teks yang ada pada TSu secara harfiah, yaitu dari segi kata atau frasa yang bermuatan asing diterjemahkan secara leksikal maupun struktural (Molina dan Albir, 2002:510). Contoh : TSu (Inggris) : Normal School Normal Sekolah Sekolah Normal TSa (Prancis) : Ecole Normale Sekolah Normal Sekolah Normal

10 18 Dari contoh di atas, terlihat tidak adanya perubahan yang terjadi pada TSu dan TSa, ini dibuktikan dengan kata atau frase yang tetap diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa Sasaran. e. Kompensasi Teknik kompensasi merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk memperkenalkan unsur-unsur informasi atau pengaruh gaya bahasa (stilistik) TSu pada TSa, karena unsur yang terdapat pada TSu tersebut tidak bisa digantikan dan tidak ditemukan padanannya dalam TSa (Molina dan Albir, 2002:510) Contoh : TSu (Inggris) : I was seeking thee flat hat Aku Btk.lmp mencari engkau datar kepala Aku mencari engkau kepala datar. TSa (Prancis) : En Verite c est bien toi que Je Sebenarnya ini baik engkau bahwa aku Cherche, O tete plate Mencari, O kepala datar Sebenarnya aku mencari engkau O kepala datar. Dari contoh tersebut, terlihat adanya perbedaan yang terjadi antara TSu dengan TSa. Hal ini dibuktikan dengan istilah thee dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis menjadi O, penggantian ini dilakukan karena tidak ditemukannya padanan yang pas pada TSa. f. Deskripsi Teknik deskripsi merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk memberikan suatu penjabaran (deskripsi) melalui segi bentuk dan fungsi dari sebuah istilah yang ada pada TSa. Contohnya seperti istilah Panettone dalam bahasa Italia, diterjemahkan secara deskriptif ke dalam bahasa

11 19 Inggris menjadi The traditional Italian cake eaten on New Years Eve (Molina dan Albir, 2002:510). g. Kreasi Diskursif Teknik kreasi diskursif merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk memberikan atau membangun sebuah kesan kesepadanan sementara yang sama sekali tidak terduga dan keluar dari konteks TSu. Pada umumnya ini dilakukan untuk menarik minat calon pembaca (Molina dan Albir, 2002:510). Contoh : TSu (Inggris) : Rumble Fish Gemuruh Ikan ikan gemuruh TSa (Spanyol) : La ley de la calle Hukum Jalanan Hukum Jalanan Dari contoh di atas, dapat disimpulkan telah terjadinya perubahan konteks penerjemahan antara TSu dan TSa, yaitu dapat dilihat pada teks yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol, yang jika dilihat kembali sama sekali tidak memiliki keterkaitan maupun kesepadanan makna dengan TSu, baik itu dari segi leksikal maupun struktural, sehingga keluar dari tujuan konteks yang ada pada TSu sebelumnya. h. Padanan Lazim Teknik padanan lazim merupakan suatu teknik yang menggunakan istilah yang sudah terdengar akrab di mata pembaca sasaran, baik itu yang bersumber dari kamus ataupun bahasa yang sering digunakan dalam

12 20 kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pembaca sasaran untuk lebih memahami teks yang diterjemahkan secara lebih lanjut (Molina dan Albir, 2002:510). Contoh : TSu (Inggris) : They are as like as two peas Mereka btk.jamak seperti dua Kacang-Jamak Mereka seperti dua kacang TSa (Prancis) : Se parecen Mereka como dos gotas de agua tampak seperti dua tetes air Mereka tampak seperti dua tetes air Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa penerjemah menggunakan istilah yang lazim untuk pembaca sasaran, ini terlihat dari istilah dua tetes air yang memiliki kesepadanan makna dengan istilah dari bahasa Inggris dalam hal ini yang merujuk pada TSu. i. Generalisasi Teknik generalisasi merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk menggunakan istilah yang lebih bersifat umum pada TSa kepada TSu yang lebih spesifik, secara khusus ke umum (subordinat-superordinat), contohnya seperti istilah bahasa prancis guichet (loket penjualanan tiket), fenetre (jendela rumah), or devanture (jendela etalase), diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris secara umum menjadi window. Teknik ini berlawanan dengan teknik partikularisasi yang lebih menekankan pada teknik penerjemahan umum ke khusus (superordinat-subordinat) (Molina dan Albir, 2002:510).

13 21 j. Amplifikasi Linguistik Teknik amplifikasi merupakan suatu teknik yang menggunakan tambahan unsur-unsur linguistik pada TSa, biasanya teknik ini sering dipakai dalam penerjemahan konsekutif dan alih suara (dubbing).teknik ini berlawanan dengan teknik kompresi linguistik (Molina dan Albir, 2002:510). Contoh : TSu ( Inggris) : No Way Tidak cara tidak mungkin TSa (Spanyol ) : De ninguna de las maneras Tidak dengan cara tidak dengan cara Dari paparan contoh di atas, dapat dilihat bahwa TSa memberikan unsur tambahan linguistik dengan, yang tidak sesuai dengan konteks TSu, sebagai gantinya penerjemah seharusnya menggunakan ungkapan dengan jumlah yang sama seperti En Absoluto yang terdiri dari dua kata. k. Kompresi Linguistik Teknik kompresi lingusitik merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mensintesa unsur-unsur linguistik pada TSa. Teknik ini berlawanan dengan teknik amplifikasi linguistik yang cenderung menambahkan suatu frasa atau kata yang tidak ada pada TSu. Biasanya teknik ini lebih sering digunakan pada penerjemahan simultan dan penerjemahan teks film (Molina dan Albir, 2002:510).

14 22 Contoh : TSu ( Inggris ) : Yes so what Ya jadi apa ya, lalu apa? TSa (Spanyol ) : Y? Lalu? lalu Dari contoh di atas, penerjemah berusaha untuk mengurangi unsur-unsur linguistik yang ada pada TSu, hal ini dibuktikan dengan tidak menerjemahkan kata so dan what, yang memiliki arti secara harfiah jadi apa, ke dalam TSu, karena y dirasa sudah cukup mewakili isi pesan yang ada pada TSu. l. Penerjemahan Harfiah Teknik Penerjemahan harfiah merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan cara menerjemahkan kata per-kata dan penerjemahannya tidak berkaitan dengan konteks, yang ada pada TSu. Di samping itu penerjemahan kata bahasa Inggris ink yang diterjemahkan menjadi encre dalam bahasa Prancis bukanlah sebuah bentuk dari teknik penerjemahan harfiah melainkan sebuah bentuk dari teknik padanan lazim (Molina dan Albir, 2002:510). Contoh : TSu ( Inggris) : She is reading Dia KOP Membaca dia membaca TSa ( Spanyol) : Ella esta layendo Dia KOP membaca dia sedang membaca

15 23 Dari paparan contoh di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan teknik ini tidak memandang konteks yang ada pada TSu. Hanya menerjemahkan suatu kata ke dalam bahasa yang berbeda namun tidak mempengaruhi kata yang lain. m. Modulasi Teknik modulasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengganti sudut pandang fokus atau kategori kognitif yang berhubungan dengan TSu. Perubahan yang terjadi pada sudut pandang tersebut bisa berupa leksikal ataupun struktural. Seperti contoh, you are going to be a father dalam teks bahasa Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi you are going to have a child (Molina dan Albir, 2002:510). n. Partikularisasi Teknik partikularisasi merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk menggunakan istilah yang dijabarkan secara konkret atau spesifik pada TSa kepada TSu yang lebih umum, dari Umum ke Khusus (Superordinat- Subordinat). Teknik ini merupakan lawan dari teknik generalisasi, yang lebih mengedepankan penerjemahan Khusus ke Umum (Subordinat- Supeordinat). Contohnya, kata window dalam bahasa Inggris yang merupakan pengertian umum dari jendela, diterjemahkan menjadi guichet dalam bahasa Prancis yang memiliki pengertian khusus loket penjualan tiket ( Molina dan Albir, 2002:510).

16 24 o. Reduksi Teknik reduksi merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk mengurangi istilah ataupun ungkapan yang ada pada teks sumber (TSu) dengan tidak menerjemahkannya ke dalam teks sasaran(tsa). Teknik ini berlawanan dengan teknik amplifikasi. Contohnya, the fasting of moslem, Ramadhan hanya diterjemahkan Ramadhan saja dalam bahasa Inggris (Molina dan Albir, 2002:510). p. Substitusi Teknik substitusi merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengubah unsur-unsur linguistik dan paralinguistik (intonasi dan syarat) dari TSu. Contohnya, seperti meletakkan tangan di dada diartikan sebagai ucapan terimakasih dalam bahasa Arab (Molina dan Albir, 2002:511). q. Transposisi Teknik transposisi merupakan teknik yang digunakan penerjemah untuk merubah satuan kategori gramatikal yang ada pada TSa (Molina dan Albir, 2002:511). Contoh : TSu ( Inggris ) : He will soon be back Dia akan segera KOP kembali dia akan segera kembali TSa (Spanyol) : No tardara envenir Tidak menunda datang akan segera datang.

17 25 Terlihat dari contoh di atas bahwa penggantian gramatikal terjadi pada adverbia soon yang berarti segera dalam bahasa Inggris menjadi verba tardar yang berarti menunda dalam bahasa Spanyol. v. Variasi Teknik variasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengganti unsur linguistik atau paralinguistik (intonasi, isyarat) yang memiliki dampak pada variasi aspek linguistik, seperti perubahan nada tekstual, gaya, dialek sosial, dialek geografis, dan sebagainya. Biasanya teknik ini sering diterapkan pada penerjemahan naskah drama, dan adaptasi penerjemahan novel anak (Molina dan Albir, 2002:511) Metode Penerjemahan Dalam teorinya Newmark (1988:45) membagi metode penerjemahan ke dalam dua jenis haluan, yang pertama terdiri dari Metode penerjemahan yang berorientasi pada Bahasa Sumber (BSu) dan yang kedua terdiri dari Metode penerjemahan yang berorientasi pada Bahasa Sasaran (Bsa). Untuk memudahkannya, Newmark mengelompokkan kedua jenis golongan ini dengan cara menggambarkannya ke dalam diagram V metode penerjemahan tersebut. Berorientasi pada BSu Penerjemahan Kata demi Kata Penerjemahan Harfiah Penerjemahan Setia Penerjemahan Semantis Berorientasi pada BSa Adaptasi Penerjemahan Bebas Penerjemahan Idiomatik Penerjemahan Komunikatif (Tabel 1.1 Diagram V Metode Penerjemahan Newmark,1988:45)

18 26 Berdasarkan kedua orientasi yang telah dipaparkan pada tabel di atas, berikut definisi beserta dengan klasifikasi metode penerjemahannya : a.) Penerjemahan Kata demi Kata Metode penerjemahan kata demi kata, merupakan suatu metode yang digunakan untuk menerjemahkan teks sumber (TSu) secara apa adanya ke dalam bahasa sasaran, dengan tetap mempertahankan struktur gramatikal dan makna yang ada dalam TSu. Kata-kata yang bermuatan budaya diterjemahkan secara apa adanya pada saat mengalihkannya ke dalam bahasa sasaran. Pada intinya metode ini digunakan untuk, mengetahui cara kerja dalam menerjemahkan teks yang sulit pada awal melakukan proses penerjemahan (Newmark, 1988:45). b) Penerjemahan Harfiah Metode penerjemahan harfiah, merupakan suatu metode yang digunakan untuk membangun kembali unsur gramatikal yang ada pada BSu, dengan cara mencarikan padanan yang terdekat pada saat menerjemahkannya ke dalam BSa. Akan tetapi penerjemahan kata-kata yang bersifat leksikal dilakukan secara terpisah dan keluar dari konteks yang ada. Pada intinya, metode ini digunakan untuk mengindikasikan masalah yang harus dipecahkan, sebagai tahap awal dalam melakukan proses penerjemahan (Newmark, 1988:45). c) Penerjemahan Setia Metode penerjemahan setia merupakan suatu metode yang biasanya digunakan pada tahap awal menerjemahkan suatu teks. Biasanya metode

19 27 ini tetap mempertahankan makna kontekstual yang ada pada bahasa sumber sebelumnya namun tetap mempertahankan unsur gramatikal yang ada, ini dikarenakan maksud dan tujuan yang ada pada TSu sebelumnya tetap menjadi faktor yang utama dalam mengalihbahasakannya kedalam bahasa sasaran. Sehingga hasil dari penerjemahannya memiliki kesan yang kaku dan terdengar asing bagi pembaca sasarannya (Newmark, 1988:46). d) Penerjemahan Semantis Metode penerjemahan semantis merupakan suatu metode yang hasil penerjemahannya lebih cenderung ke arah fleksibel. Metode ini cenderung mempertimbangkan estetika makna yang ada pada TSu agar bisa disesuaikan dengan TSa. Namun perubahan makna yang terjadi pada TSa ini masih dapat disetujui selama perubahan tersebut masih dalam batas yang wajar. Kata yang mengandung sedikit unsur budaya pada TSu diterjemahkan secara netral (Newmark, 1988:46). e) Adaptasi Metode penerjemahan adaptasi merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk menerjemahkan teks drama maupun puisi. Penerjemahan teks drama yang mengandung unsur penting seperti tema, karakter ataupun alur yang ada pada TSu tetap dipertahankan pada saat menerjemahkannya kedalam TSa. Ini dikarenakan metode ini tidak memiliki keterikatan yang berarti dengan bentuk terjemahan yang ada pada TSu sebelumnya, dan metode ini lebih memiliki kedekatan dengan TSa (Newmark, 1988:46).

20 28 f) Penerjemahan Bebas Metode penerjemahan bebas, atau yang lebih dikenal dengan penerjemahan intralingual ini lebih mengutamakan isi yang terkandung pada Bsa tanpa memperhatikan aturan ataupun bentuk asli dari BSu. Biasanya metode penerjemahan ini berbentuk parafrase yang lebih panjang atau lebih pendek dari bentuk aslinya (Newmark,1988:46). g) Penerjemahan Idiomatik Metode penerjemahan idiomatik merupakan suatu metode yang digunakan untuk mereproduksi isi pesan teks Bsu. Namun, dengan sering menambahkan kesan yang lebih akrab dan ungkapan idiomatik yang tidak ditemukan pada teks aslinya (Newmark, 1988:47). h) Penerjemahan Komunikatif Metode penerjemahan komunikatif merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menghasilkan makna, yang memiliki kesesuaian hubungan yang tepat dengan makna yang ada pada BSu. Metode ini juga bertujuan untuk menyesuaikan aspek kebahasaan yang ada pada TSa dengan begitu pembaca TSa bisa lebih mudah dalam memahami isi dari teks yang diterjemahkan tersebut (Newmark, 1988:47).

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang dikumpulkan baik berupa skripsi dan jurnal penelitian, ditemukan penelitian yang menganalisis mengenai penerjemahan

Lebih terperinci

TEKNIK DAN METODE PENERJEMAHAN NONOSHIRI KOTOBA (KATA UMPATAN) PADA MANGA BEELZEBUB KARYA RYUHEI TAMURA. Abstract

TEKNIK DAN METODE PENERJEMAHAN NONOSHIRI KOTOBA (KATA UMPATAN) PADA MANGA BEELZEBUB KARYA RYUHEI TAMURA. Abstract TEKNIK DAN METODE PENERJEMAHAN NONOSHIRI KOTOBA (KATA UMPATAN) PADA MANGA BEELZEBUB KARYA RYUHEI TAMURA Oleh: Wike Suherman email: langit_biru345@yahoo.co.id Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Karya sastra terjemahan merupakan peluang yang menjanjikan di abad ke- ini. Varietas karya sastra terjemahan yang diminati oleh masyarakat Indonesia terdiri atas empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul Analisis

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul Analisis BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian yang relevan dengan penelitian yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dikemukakan beberapa kajian teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan serta penilaian kualitas terjemahan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Verba Aksi Verba aksi adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tindakan, atau yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak, keadaan dan terjadinya sesuatu (Keraf,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini bertujuan untuk memberikan gambaran serta batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan teori, yang menjabarkan beberapa hal yang menjadi rujukan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer dari Jepang saat ini menjadi tren di beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan akses informasi, produk budaya Jepang yang masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menerjemahkan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menerjemahkan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menerjemahkan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan yang berupa pengetahuan ataupun informasi dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari dompet merupakan benda yang sangat penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap penting dan dapat diletakkan dalam

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian penerjemahan dan metode penerjemahan yang akan digunakan untuk menganalisis data pada Bab 3. Seperti dikutip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru (musim semi), natsu (musim panas), aki (musim gugur), fuyu (musim dingin). Setiap musim mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan studi kasus terpancang. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif

Lebih terperinci

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY Desi Zauhana Arifin, Djatmika, Tri Wiratno Magister Linguistik Penerjemahan Program PASCASARJANA UNS dezauhana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan

BAB I PENDAHULUAN. Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan anime, manga, style orang-orang Jepang dan budaya Jepang yang lainnya. Jepang adalah sebuah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU DALAM FILM FROZEN

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU DALAM FILM FROZEN SKRIPSI PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU DALAM FILM FROZEN HWAYEON JONG 1201705051 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan memahami teks dalam satu bahasa, yang lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman tentang bacaan tersebut ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prancis jika dia tidak mempelajari bahasa Prancis, sehingga untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Prancis jika dia tidak mempelajari bahasa Prancis, sehingga untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi bahasa dalam komunikasi verbal maupun tertulis adalah untuk menyampaikan pesan. Pesan ini tersampaikan dengan baik jika penerima pesan/pembaca mampu menguasai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan 282 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan menyajikan keseluruhan hasil penelitian ini, yakni maksim prinsip kerjasama (cooperative principles) dalam

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain, sehingga bahasa menjadi sesuatu alat yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS

KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa sangatlah penting, karena merupakan penghubung dalam setiap pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Pada setiap bangsa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN KERANGKA TEORI. 1) Roswita Silalahi (2009) dalam disertasinya berjudul Dampak Teknik, Metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN KERANGKA TEORI. 1) Roswita Silalahi (2009) dalam disertasinya berjudul Dampak Teknik, Metode 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2. 1. 1 Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan mengenai terjemahan yang berkaitan dengan budaya telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI Tinjauan pustaka bertujuan untuk menggambarkan batasan yang digunakan untuk dijadikan pembahasan. Adapun yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah:

Lebih terperinci

BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB II TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari dua bagian yaitu temuan penelitian dan pembahasan. Pada temuan penelitian menyajikan data berbagai teknik penerjemahan yang terdapat dalam terjemahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. pemasalahan yang diteliti, teori yang digunakan dalam menganalisis permasalahan tersebut,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. pemasalahan yang diteliti, teori yang digunakan dalam menganalisis permasalahan tersebut, BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam sebuah penelitian, diperlukan sebuah konsep yang terdiri atas latar belakang pemasalahan yang diteliti, teori yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan pertukaran informasi. Akan tetapi, masih ada beberapa kendala

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan pertukaran informasi. Akan tetapi, masih ada beberapa kendala 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan informasi sangatlah pesat. Banyak sarana dan media yang mendukung terjadinya proses komunikasi dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 109 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dipaparkan tentang simpulan dan saran yang didapat setelah melakukan analisis data berupa majas ironi dan sarkasme dalam novel The Return of Sherlock Holmes dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan yang sama ke dalam TSa. Kesepadanan yang sempurna dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan yang sama ke dalam TSa. Kesepadanan yang sempurna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mencari kesepadanan yang sempurna, seorang penerjemah harus membaca sebuah TSu dan memahami pesan yang terkandung di dalamnya untuk kemudian menyampaikan pesan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Definisi Penerjemahan Sesungguhnya penerjemahan sudah cukup lama dikenal dalam komunikasi antarmanusia. Ada berbagai definisi penerjemahan sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana dalam berkomunikasi antara individu yang satu dengan lainnya. Dewasa ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa menurut Koentjaraningrat merapakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Unsur-unsur yang lainnya adalah sistem pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

PEMILIHAN IDEOLOGI PELOKALAN DALAM TERJEMAHAN (EKSISTENSI IDENTITAS BUDAYA INDONESIA) Afriani, S.S., M.Hum (Universitas Terbuka)

PEMILIHAN IDEOLOGI PELOKALAN DALAM TERJEMAHAN (EKSISTENSI IDENTITAS BUDAYA INDONESIA) Afriani, S.S., M.Hum (Universitas Terbuka) PEMILIHAN IDEOLOGI PELOKALAN DALAM TERJEMAHAN (EKSISTENSI IDENTITAS BUDAYA INDONESIA) Afriani, S.S., M.Hum (Universitas Terbuka) afriani@ut.ac.id Abstrak Artikel ini bertujuan untuk memaparkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara maju yang kaya akan budaya dan sumber daya manusia yang memiliki kreativitas tinggi. Jepang selalu melahirkan karya-karya unik yang dapat diterima

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI Eka Dewi Octaviani email: echaoink@gmail.com Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa adalah ciptaan manusia dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini ada empat bagian yang akan dijelaskan. Pertama, konsep dasar yang meliputi teori penerjemahan dan bilingual.kedua, landasan teori yang berhubungan dengan teori-teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS. Oleh

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS. Oleh TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS Oleh NASIR BINTANG 127009030/LNG 117009008/LN TESIS FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etika adalah suatu hal yang wajib diperhatikan oleh seorang yang sedang melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya festival film yang memberikan penghargaan untuk kategori film bahasa asing terbaik dapat menambah manfaat pemakaian lebih dari satu bahasa dalam sebuah

Lebih terperinci

TEKNIK DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU AKB48 KE JKT48. Abstract

TEKNIK DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU AKB48 KE JKT48. Abstract TEKNIK DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU AKB48 KE JKT48 Rizhal Azmy Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana Abstract The title of this research is The Translation

Lebih terperinci

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) 1 PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) Oleh : Muchamad Latief Fahmi,SS,MSE (Widyaiswara Muda Balai Diklat Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat mendukung terjalinnya komunikasi di antara semua orang dari berbagai belahan dunia yang berbeda. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris telah dilakukan oleh praktisi atau pakar-pakar terjemahan untuk penyebaran informasi dari satu

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE FILM JANE EYRE VERSI SERIAL TV BBC TESIS

ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE FILM JANE EYRE VERSI SERIAL TV BBC TESIS digilib.uns.ac.id ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE FILM JANE EYRE VERSI SERIAL TV BBC TESIS Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk menyampaikan pesan moral kepada anak-anaknya. Di masa lalu, orang tua menceritakan kepada anak-anaknya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil 138 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian penerjemahan qa>la ke dalam bahasa Inggris ini akhirnya dapat menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil analisis menunjukkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. KATA PENGANTAR... ii. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR SINGKATAN... xi. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. KATA PENGANTAR... ii. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR SINGKATAN... xi. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... i KATA PENGANTAR... ii ABSTRAK....... vi ABSTRAK 要旨,. vii DAFTAR ISI..... viii DAFTAR SINGKATAN...... xi DAFTAR TABEL...... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan memerlukan energi dari alam. Makhluk hidup memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan memerlukan energi dari alam. Makhluk hidup memiliki karakteristik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup merupakan organisme yang memiliki kemampuan, bernafas, berpindah tempat, merespon perubahan di diri mereka dan lingkungannya 1. Makhluk hidup terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS

PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA PADA NOVEL THE GOOD EARTH DALAM BAHASA INDONESIA TESIS. Oleh MERRY NOVITA /LNG

TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA PADA NOVEL THE GOOD EARTH DALAM BAHASA INDONESIA TESIS. Oleh MERRY NOVITA /LNG TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA PADA NOVEL THE GOOD EARTH DALAM BAHASA INDONESIA TESIS Oleh MERRY NOVITA 137009030/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA PADA

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN METAFORA, SIMILE, DAN PERSONIFIKASI DALAM NOVEL THE KITE RUNNER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN TESIS

TEKNIK PENERJEMAHAN METAFORA, SIMILE, DAN PERSONIFIKASI DALAM NOVEL THE KITE RUNNER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN TESIS 1 TEKNIK PENERJEMAHAN METAFORA, SIMILE, DAN PERSONIFIKASI DALAM NOVEL THE KITE RUNNER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 Samsul Hadi, Ismani STKIP PGRI Pacitan samsulhadi.mr@gmail.com, ismanipjkr@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.

Lebih terperinci

ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA

ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KLAUSA RELATIF PADA NOVEL THE KITE RUNNER SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS HASIL TERJEMAHANNYA.

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KLAUSA RELATIF PADA NOVEL THE KITE RUNNER SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS HASIL TERJEMAHANNYA. ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KLAUSA RELATIF PADA NOVEL THE KITE RUNNER SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS HASIL TERJEMAHANNYA Tesis Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I

TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I ANALISIS IMPERATIVE SENTENCES DAN KUALITAS TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Linguistik Penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang Universitas Indonesia tiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa tidak sedikit orang yang ingin mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar untuk dikembangkan. Potensi ini mencakup keindahan alamnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. berupa skripsi, jurnal, tesis, artikel dan lain-lain, ditemukan beberapa penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. berupa skripsi, jurnal, tesis, artikel dan lain-lain, ditemukan beberapa penelitian 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 1.1 Kajian Pustaka Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dikumpulkan berupa skripsi, jurnal, tesis, artikel dan lain-lain, ditemukan

Lebih terperinci

KUALITAS HASIL PENERJEMAHAN INDIVIDU DAN PENERJEMAHAN KELOMPOK

KUALITAS HASIL PENERJEMAHAN INDIVIDU DAN PENERJEMAHAN KELOMPOK KUALITAS HASIL PENERJEMAHAN INDIVIDU DAN PENERJEMAHAN KELOMPOK (Studi Kasus Proses dan Hasil Penerjemahan Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Linguistik Minat Utama Penerjemahan Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting bagi kehidupan manusia. Fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk menyampaikan suatu makna kepada orang

Lebih terperinci

Analisis Teknik Dan Kualitas Terjemahan Kalimat Tanya pada Subtitle Film Sherlock Holmes

Analisis Teknik Dan Kualitas Terjemahan Kalimat Tanya pada Subtitle Film Sherlock Holmes digilib.uns.ac.id Analisis Teknik Dan Kualitas Terjemahan Kalimat Tanya pada Subtitle Film Sherlock Holmes TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Linguistik Minat Utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

KRITERIA DALAM PENERJEMAHAN SUBTITLE FILM DJANGO UNCHAINED DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA

KRITERIA DALAM PENERJEMAHAN SUBTITLE FILM DJANGO UNCHAINED DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA KRITERIA DALAM PENERJEMAHAN SUBTITLE FILM DJANGO UNCHAINED DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA Nadiatul Amri Universitas Negeri Jakarta nadiatul.amri@yahoo.com Abstract The objective of this research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari dan menggungkapkan suatu keinginannya. Menurut Chaer (2003: 4) bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari dan menggungkapkan suatu keinginannya. Menurut Chaer (2003: 4) bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan menggungkapkan suatu keinginannya. Menurut Chaer (2003: 4) bahasa

Lebih terperinci