BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul Analisis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul Analisis"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian yang relevan dengan penelitian yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul Analisis Kesepadanan Makna Dan Keberterimaan Bahasa Informal Pada Terjemahan Tuturan Slang Dalam Novel P.S I Love You Karya Cecelia Ahern. Dalam penelitiannya, Pristinian mengidentifikasi teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan bahasa slang yang terdapat di novel tersebut. Selain itu, ia juga meneliti tingkat kesepadanan dan keberterimaan makna teks terjemahan bahasa slang yang terdapat dalam novel P.S I Love You karya Cecelia Ahern. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif dengan bentuk content analysis. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data objektif dan afektif. Data objektif dalam penelitian ini berupa tuturan slang yang terdapat dalam novel P.S I Love You dan terjemahannya serta dokumen mengenai slang dalam masyarakat Irlandia (Irish Slang). Selanjutnya, penilaian terhadap pemahaman kualitas serta keberterimaan data dari pembaca awam maupun pengamat ahli digunakan sebagai data afektif. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, ditemukan 95 data yang dibagi menjadi 26 kategori, yaitu bloody, hiya, da, arse, shite, dry shite, jaysus, screw, kip, nuts, quid, ride, scarlet, eejit, dope, feck, feck 11

2 12 off, local, grand, dodgy, wreck, oddball, dump, knackered, eefing and blinding, dan balls. Hasil penelitian Yugasmara terbagi menjadi temuan terhadap slang, dan keberterimaan kandungan bahasa informal dalam terjemahan slang. Teknik yang digunakan dalam menerjemahkan bentuk slang dalam novel P.S I Love You adalah reduction, calque, dan variation atau gabungan dari ketiganya. Pada tingkat kesepadanan makna, berdasarkan hasil kuesioner ditemukan 81 (85,56%) data nilai yang sepadan, 11 (12,63%) data kurang sepadan, dan 3 (2,10%) data tidak sepadan. Dari penilaian keberterimaan makna, ditemukan 86 (90,52%) data berterima, 6 (6,31%) data kurang berterima, dan 3 (2,10%) data tidak berterima. Namun terhadap keberterimaan kandungan bahasa informal data, pembaca awam memberikan penilaian berterima terhadap 62 (65,26%) data dan kurang berterima terhadap 33 (34,73%) data. Dalam kajian ini pun terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini. Persamaannya adalah terletak pada topik bahasa slang tetapi dalam penelitian Yugasmara juga menganalisis kesepadanan makna dan keberterimaan bahasa informal. Perbedaan lainnya adalah sumber data, pada penelitian sebelumnya digunakan novel berbahasa Inggris dan kuesioner sebagai sumber data, sedangkan pada penelitian ini digunakan komik berbahasa Jepang. Ary Murti (2013) dalam skripsinya yang berjudul Slang Words And It s Indonesian Translation. Dalam skripsinya, Ary Murti mengidentifikasikan kata slang dan menganalisis kesetaraan hasil terjemahannya yang berupa bahasa

3 13 Indonesia dengan bahasa aslinya yang berupa bahasa Inggris yang terdapat dalam film Crank Voltage II:High Voltage karya sutradara Neveldine. Penelitian Ary Murti juga menganalisis bagian-bagian dialog yang diperhalus terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini dilandasi teori yang dikemukakan oleh Larson (1998) dan Jay (1992). Data dari penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian Ary Murti adalah tidak semua kata-kata slang bisa diterjemahkan secara harfiah dan kata per kata. Kata-kata slang pada dialog film bisa juga diterjemahkan secara konotatif, idiomatik, dan eufemisme. Hal tersebut tergantung pada situasi dan kondisi dalam mencapai tujuan dalam proses penerjemahan. Kegunaan dari eufemisme dalam menerjemahkan beberapa dialog yang tidak sesuai dalam sebuah film sangatlah penting peranannya. Dialog-dialog tersebut tidaklah patut jika diterjemahkan secara langsung untuk menghindari kebingungan pada penonton yang menyaksikan film tersebut. Dalam kajian ini pun terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini. Persamaannya adalah terletak pada topik bahasa slang dan sama-sama meneliti prosedur penerjemahan. Namun dalam penelitian sebelumnya peneliti lebih meneliti menggunakan teori eufemisme. Perbedaan lainnya terlihat pada objek penelitiannya, yaitu film berbahasa Inggris dan komik berbahasa Jepang. Desfriani (2013) dalam skripsinya yang berjudul Penerjemahan Bahasa Vulgar Dari Bahasa Indonesia Ke Bahasa Jepang Dalam Novel Cantik Itu Luka. Dalam skripsinya, Desfriani mengidentifikasikan prosedur dan metode

4 14 penerjemahan yang menerjemahkan bahasa vulgar dalam novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang yang dalam bahasa Jepang berjudul Bi Wa Kizu serta mengidentifikasi cara norma Jepang memberikan ruang untuk menerjemahkan bahasa vulgar sebagaimana bentuk aslinya. Dalam penelitian ini data penelitian dianalisis menggunakan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian Desfriani adalah diketahui bahwa metode penerjemahan komunikatif dan dua prosedur penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan bahasa vulgar dalam novel Cantik Itu Luka ke dalam bahasa Jepang. Prosedur penerjemahan yang digunakan penerjemah yaitu pergeseran bentuk (transposisi) dan pergeseran makna (modulasi). Di tengah budaya seksual yang terkenal ekstrim, norma Jepang tidak memberi cukup ruang untuk menerjemahkan bahasa vulgar yang ada di Indonesia sebagaimana makna aslinya. Mereka lebih suka menggunakan penghalusan bahasa (eufemisme) untuk menjelaskan hal-hal yang vulgar tersebut. Dalam kajian ini pun terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini. Persamaannya adalah terletak pada topik bahasa vulgar yang juga merupakan bagian dari bahasa slang. Persamaan lainnya adalah dalam penelitian ini juga sama-sama meneliti prosedur dan metode penerjemahan. Perbedaan lainnya terlihat pada objek penelitiannya, yaitu novel dan manga (komik). Ketiga kajian di atas memberi manfaat yang cukup banyak untuk penelitian ini. Kajian-kajian tersebut dapat menambah pemahaman dan gambaran

5 15 penelitian mengenai metode dan prosedur penerjemahan. Selain itu, menambah referensi teori yang dapat digunakan. 2.2 Konsep Adapun pada sub bab ini, berikut adalah konsep yang akan dideskripsikan dan akan digunakan sebagai landasan dalam melakukan penelitian ini Komik Komik yang dalam bahasa Jepang juga disebut dengan manga, di dalam kamus Kokugojiten, manga memiliki dua arti: (1) gambar yang mengandung sindiran, dilukis dengan garis-garis sederhana dan terlihat melebih-lebihkan sesuatu, (2) suatu kisah yang berpusat pada gambar, atau disebut juga dengan komik (Ono & Tanaka, 1995:1307). Pada dasarnya, tidak ada perbedaan makna antara manga dan komik (yang berasal dari kata comic dalam bahasa Inggris). Sebagian orang Jepang ada yang mengadaptasi kata komik, yang dalam lafal orang Jepang disebut komikkusu untuk menyebut manga (Schodt, 1983:18) Bahasa Slang Bahasa slang merupakan bahasa yang memusatkan kepada sebuah perbedaan dari bahasa pada umumnya. Bahasa slang tidak menggunakan bahasa sastra ataupun bahasa yang mengandung ungkapan puitis yang sering terdapat pada waka (puisi Jepang yang ada sejak akhir abad ke-6 hingga ke-8) ataupun haiku (puisi Jepang yang ada setelah akhir abad ke-19). Namun pada saat ini, bahasa slang telah mengikuti arus jaman dan arti dari bahasa slang itu sendiri pun

6 16 semakin luas. Selain itu, istilah dalam percakapan sehari-hari pun hampir seluruhnya telah menjadi bahasa slang. (Machi, 2000:1) Menurut Kridalaksana (2008), slang merupakan: Ragam bahasa tak resmi yang dipakai oleh kaum remaja atau kelompokkelompok sosial tertentu untuk komunikasi sebagai usaha supaya orangorang kelompok lain tidak mengerti: berupa kosakata yang serba baru dan berubah-ubah. Dari definisi tersebut, terlihat bahwa penggunaan slang terbatas pada komunikasi dalam kelompok masyarakat tertentu. Jika bahasa slang dari suatu kelompok digunakan untuk ataupun oleh kelompok lain (dengan catatan bahwa kelompok tersebut tidak menanyakan ataupun mengetahui artinya), dapat dipastikan bahwa tidak akan terjadi komunikasi yang baik. Hal ini didukung dengan definisi dari Abdul Chaer dan Leonie (2004:22) yang menyebutkan bahwa slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Artinya, variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu. Oleh karena itu, kosakata yang digunakan dalam bahasa slang ini selalu berubah-ubah. Slang bersifat temporal, dan lebih umum digunakan oleh kaum muda, meskipun kaum tua pun ada pula yang menggunakannya, dan cenderung mengandung kata-kata kasar ataupun vulgar. Karena slang ini bersifat kelompok dan rahasia, maka timbul kesan bahwa slang ini adalah bahasa rahasianya para penjahat, padahal tidaklah demikian. Faktor kerahasiaan ini menyebabkan pula kosakata yang digunakan dalam slang selalu berubah.

7 Penerjemahan Penerjemahan adalah proses menerjemahkan makna ke suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksud oleh pengarang (Newmark, 1988:5) Prosedur Penerjemahan Menurut The Macquarie Dictionary dalam buku Pedoman bagi Penerjemah (Machali, 2009:91-92) disebutkan bahwa pengertian dari prosedur adalah perbuatan atau cara kerja dalam segala tindakan atau proses Metode Penerjemahan Metode penerjemahan lebih kepada sebuah cara yang digunakan oleh penerjemah dalam proses penerjemahan sesuai dengan tujuannya, sehingga metode penerjemahan sangat mempengaruhi hasil terjemahan (Molina dan Albir, 2002: ). Perbedaan antara prosedur dan metode penerjemahan terletak pada satuan penerapannya. Metode penerjemahan berkenaan dengan keseluruhan teks, sedangkan prosedur penerjemahan berlaku untuk kalimat dan satuan bahasa yang lebih kecil seperti klausa, frase, dan kata. (Machali, 2009:91-92) 2.3 Kerangka Teori Dalam sub bab ini dipaparkan teori-teori yang akan digunakan sebagai landasan dalam melakukan penelitian ini.

8 Prosedur Penerjemahan Vinay dan Darbelnet (dalam Venuti (ed.) 2000:84-93) telah mengidentifikasikan prosedur penerjemahan menjadi tujuh jenis. Menurut Vinay dan Darbelnet tujuh prosedur tersebut dapat dikategorikan lebih lanjut menjadi dua prosedur penerjemahan, yaitu penerjemahan langsung atau harfiah dan penerjemahan tidak langsung. Tiga bagian pertama prosedur yang akan dijabarkan berikut termasuk ke dalam penerjemahan langsung atau harfiah, dan bagian yang lainnya termasuk ke dalam penerjemahan secara tidak langsung. Berikut adalah penjabaran lebih jelas mengenai ketujuh prosedur penerjemahan menurut Vinay dan Darbelnet. 1. Peminjaman (Borrowing) Untuk mengatasi kesenjangan, biasanya terdapat pada metalinguistik (misalnya terdapat suatu konsep yang tidak dikenal dalam budaya bahasa target), peminjaman adalah salah satu prosedur penerjemahan yang paling mudah dari semua prosedur yang ada. Peminjaman ini banyak digunakan untuk memperkenalkan rasa atau ungkapan dari BSu. Peminjaman tidak hanya digunakan untuk memperkenalkan unsur warna dari sebuah BSu, namun pada saat yang sama mungkin saja memiliki efek yang signifikan terhadap pesan yang terkandung. Sebagai contoh, nama makanan Mexico tequila dan tortillas tetap diterjemahkan begitu saja. Dalam hal ini tequila dan tortillas adalah pinjaman dari bahasa Spanyol dan menggunakan

9 19 pinjaman ini ke dalam terjemahan bahasa Indonesia, kebudayaan Mexico pun diperkenalkan. 2. Kalke (Calque) Kalke adalah salah satu jenis khusus dari bentuk borrowing dimana sebuah bahasa meminjam pada bentuk ungkapan lainnya, tapi penerjemah menerjemahkannya secara harafiah dari masing-masing unsur tersebut. Hasilnya adalah baik itu adalah kalke leksikal yang menghormati struktur sintaksis BSa sambil memperkenalkan cara baru untuk mengungkapkan suatu ekspresi. Contoh kalke leksikal bahasa Inggris ke dalam bahasa Prancis: Compliments of the Season! Salam dari musim! Pujian Musim! Compliments de la saison! Salam dari musim! Pujian Musim! Selain itu terdapat kalke struktural, yaitu memperkenalkan kontruksi baru ke dalam suatu bahasa. Contoh kalke struktural bahasa Inggris ke dalam bahasa Prancis: Science Fiction Ilmu Fiksi Fiksi Ilmiah Science Fiction Ilmu Fiksi Fiksi Ilmiah

10 20 3. Penerjemahan Harafiah (Literal Translation) Yang dimaksud dari penerjemahan harafiah atau penerjemahan kata-demi-kata adalah pemindahan langsung dari teks bahasa sumber (TSu) ke dalam teks bahasa sasaran (TSa) secara gramatikal dan idiomatik, dimana terlihat penerjemah menerjemahkan setiap unsur dari bahasa sumber. Misalnya penerjemahan harafiah dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Prancis: I left my spectacles on the table downstairs Saya meninggalkan kacamata saya di atas meja di bawah Saya meninggalkan kacamata saya di atas meja di bawah J ai laisse mes lunettes sur la table en bas Saya meninggalkan kacamata saya di atas meja di bawah Saya meninggalkan kacamata saya di atas meja di bawah 4. Transposisi (Transposition) Transposisi melibatkan penggantian satu kelas kata dengan yang lain tanpa mengubah makna pesan. Ada dua jenis transposisi, yaitu transposisi wajib dan transposisi opsional. Transposisi wajib terjadi ketika bahasa sasaran (BSa) tidak memiliki pilihan lain karena sistem bahasa. Misalnya prosedur transposisi dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Prancis: As soon as he gets up Segera setelah dia (laki-laki) bangun Segera setelah dia (laki-laki) bangun Dès son lever Sejak dia (laki-laki) bangun Sejak dia (laki-laki) bangun

11 21 Sebuah transposisi opsional adalah salah satu prosedur yang dapat dipilih oleh penerjemah untuk kepetingan style (gaya), ataupun jika dikatakan cocok dalam pengucapan bahasa sumber (BSa). 5. Modulasi (Modulation) Modulasi adalah variasi dari bentuk pesan yang memperoleh pergeseran sudut pandang. Pergeseran ini dapat dibenarkan ketika hasil terjemahan dekat dalam ucapan tata bahasa yang benar, tetapi dianggap tidak cocok, tidak idiomatik atau canggung dalam bahasa sasaran (BSa). Ada dua jenis modulasi, yaitu bebas atau modulasi opsional dan modulasi tetap atau wajib. Modulasi bebas atau opsional umumnya diadopsi karena alasan non linguistik. Hal ini sebagian besar digunakan untuk menekankan makna, untuk mempengaruhi keselarasan atau untuk mengetahui bentuk alami dalam BSa. Modulasi wajib atau tetap dipakai ketika sebuah kata, frase atau struktur yang tidak dapat ditemukan dalam BSa. Sebuah kalimat aktif diterjemahkan ke dalam satu pasif adalah turunan dari jenis ini. 6. Persamaan Derajat (Equivalence) Dalam prosedur ini penerjemah menggunakan struktur yang sama sekali berbeda dengan makna yang berbeda dari teks bahasa sumber (TSu) asalkan dianggap tepat dalam situasi komunikatif dan setara dengan teks bahasa sumber (TSu). Contoh persamaan derajat dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Prancis:

12 22 Like a bull in a china shop Bagai seekor banteng di sebuah Cina toko Bagai seekor banteng di sebuah toko Cina Comme un chien dans un jeu de quilles Bagai seekor anjing di sebuah permainan dari bowling Bagai seekor anjing di sebuah permainan bowling 7. Adaptasi (Adaptation) Prosedur ini diadopsi ketika objek atau situasi yang dimaksud dalam pesan bahasa sumber (BSu) tidak dikenal dalam budaya bahasa sasaran (BSa). Dalam kasus seperti ini penerjemah harus menciptakan ekspresi atau ungkapan baru untuk situasi baru yang dapat dianggap setara. Contoh adaptasi dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Inggris: Trois hommes et un couffin Tiga laki-laki dan sebuah boks bayi Tiga laki-laki dan sebuah boks bayi Three men and a baby Tiga laki-laki dan seorang bayi Tiga laki-laki dan seorang bayi Metode Penerjemahan Newmark telah mengidentifikasikan metode penerjemahan menjadi delapan jenis. Kemudian Newmark membaginya kembali menjadi dua kelompok penerjemahan yaitu (1) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sumber (BSu) antara lain, penerjemahan kata-demi-kata, penerjemahan harfiah, penerjemahan setia, dan penerjemahan semantis. (2) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran (BSa) antara lain, adaptasi, penerjemahan

13 23 bebas, penerjemahan idiomatik, dan penerjemahan komunikatif. (Newmark, 1988:45-47) 1. Penerjemahan Kata-demi-Kata Dalam metode penerjemahan jenis ini biasanya kata-kata TSa langsung diletakkan di bawah versi TSu. Kata-kata dalam TSu diterjemahkan di luar konteks, dan kata-kata yang bersifat kultural dipindahkan apa adanya. Umumnya metode ini dipergunakan sebagai tahapan prapenerjemahan pada penerjemahan teks yang sangat sukar atau untuk memahami mekanisme BSu. 2. Penerjemahan Harafiah Konstruksi gramatikal BSu dicarikan padanannya yang terdekat dalam TSa, tetapi penerjemahan leksikal atau kata-katanya dilakukan terpisah dari konteks. Penerjemahan yang lepas konteks semacam ini selain menghasilkan versi TSa yang tak bermakna, juga menghasilkan versi TSa yang tidak lazim. Maka seperti halnya metode Penerjemahan Kata-demi-Kata, dalam proses penerjemahan, metode ini dapat digunakan sebagai metode pada tahap awal pengalihan, bukan sebagai metode yang lazim. Sebagai proses penerjemahan awal, metode ini dapat membantu penerjemah melihat masalah yang harus diatasi. 3. Penerjemahan Setia Penerjemahan setia mencoba memproduksi makna kontekstual TSu dengan masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya. Di sini kata-kata yang bermuatan budaya dialihbahasakan, tetapi penyimpangan dari segi tata

14 24 bahasa dan pilihan kata masih tetap dibiarkan. Penerjemahan ini berpegang teguh pada maksud dan tujuan TSu, sehingga hasil terjemahan kadangkadang terasa kaku dan asing. Metode ini dapat dimanfaatkan untuk membantu penerjemahan dalam proses awal pengalihan. 4. Penerjemahan Semantis Apabila dibandingkan dengan metode penerjemahan setia, penerjemahan semantis lebih luwes, sedangkan penerjemahan setia lebih kaku dan tidak berkompromi dengan kaidah TSa. Penerjemahan semantis harus pula mempertimbangkan unsur estetika teks BSu dengan mengompromikan makna selama masih dalam batas kewajaran. Selain itu, kata yang hanya sedikit bermuatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang fungsional. 5. Adaptasi (Termasuk Saduran) Adaptasi merupakan metode penerjemahan yang paling bebas dan paling dekat dengan BSa. Istilah saduran dapat dimasukkan di sini asalkan penyadurannya tidak mengorbankan hal-hal penting dalam TSu, misalnya tema, karakter, ataupun alur. Biasanya metode ini dipakai dalam penerjemahan drama atau puisi, yaitu yang mempertahankan tema, karakter, dan alur. Tetapi dalam penerjemahan, terjadi peralihan budaya BSu ke budaya BSa, dan teks asli ditulis kembali serta diadaptasi ke dalam TSa.

15 25 6. Penerjemahan Bebas Metode ini merupakan penerjemahan yang mengutamakan isi dan mengorbankan bentuk teks BSu. Biasanya, metode ini berbentuk sebuah parafrase yang dapat lebih panjang atau lebih pendek daripada aslinya. Metode ini sering dipakai di kalangan media massa. 7. Penerjemahan Idiomatik Metode ini bertujuan mereproduksi pesan dalam teks BSu, tetapi sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak didapati pada versi aslinya. Dengan demikian, banyak terjadi distorsi nuansa makna. 8. Penerjemahan Komunikatif Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang sedemikian rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Oleh karena itu, versi TSa-nya pun langsung berterima. Sesuai dengan namanya, metode ini memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan. Melalui metode ini, sebuah versi TSu dapat diterjemahkan melalui beberapa versi TSa sesuai dengan prinsip-prinsip sebelumnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari dompet merupakan benda yang sangat penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap penting dan dapat diletakkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer dari Jepang saat ini menjadi tren di beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan akses informasi, produk budaya Jepang yang masuk

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etika adalah suatu hal yang wajib diperhatikan oleh seorang yang sedang melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. Menurut

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan

BAB I PENDAHULUAN. Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan anime, manga, style orang-orang Jepang dan budaya Jepang yang lainnya. Jepang adalah sebuah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru (musim semi), natsu (musim panas), aki (musim gugur), fuyu (musim dingin). Setiap musim mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 109 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dipaparkan tentang simpulan dan saran yang didapat setelah melakukan analisis data berupa majas ironi dan sarkasme dalam novel The Return of Sherlock Holmes dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana dalam berkomunikasi antara individu yang satu dengan lainnya. Dewasa ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku atau literatur 1 asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang banyak diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun

Lebih terperinci

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa menurut Koentjaraningrat merapakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Unsur-unsur yang lainnya adalah sistem pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa adalah ciptaan manusia dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai bahasa

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI Eka Dewi Octaviani email: echaoink@gmail.com Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) 1 PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) Oleh : Muchamad Latief Fahmi,SS,MSE (Widyaiswara Muda Balai Diklat Industri

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU DALAM FILM FROZEN

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU DALAM FILM FROZEN SKRIPSI PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN LIRIK LAGU DALAM FILM FROZEN HWAYEON JONG 1201705051 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam

BAB I PENDAHULUAN. Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam bukunya yang berjudul Understanding Comics, komik adalah bentuk seni; seni berturutan, terjukstaposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain, sehingga bahasa menjadi sesuatu alat yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cerita fantasi banyak disukai oleh penggemar novel. Cerita fantasi sering

BAB I PENDAHULUAN. Cerita fantasi banyak disukai oleh penggemar novel. Cerita fantasi sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita fantasi banyak disukai oleh penggemar novel. Cerita fantasi sering berisi teka-teki dan menggunakan latar cerita yang unik, misalnya perjalanan waktu atau perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence mendefinisikan terjemahan sebagai suatu perubahan bentuk dari

Lebih terperinci

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita (sumber: wikipedia.com). Penulis novel disebut novelis. Kata novel

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan yang sama ke dalam TSa. Kesepadanan yang sempurna dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan yang sama ke dalam TSa. Kesepadanan yang sempurna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mencari kesepadanan yang sempurna, seorang penerjemah harus membaca sebuah TSu dan memahami pesan yang terkandung di dalamnya untuk kemudian menyampaikan pesan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Novel adalah cerita rekaan yang panjang, yang menonjolkan tokoh-tokoh

BAB 1 PENDAHULUAN. Novel adalah cerita rekaan yang panjang, yang menonjolkan tokoh-tokoh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel adalah cerita rekaan yang panjang, yang menonjolkan tokoh-tokoh dan menampakkan serangkaian peristiwa yang berstruktur (Noor, 2005:26 27). Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan memerlukan energi dari alam. Makhluk hidup memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan memerlukan energi dari alam. Makhluk hidup memiliki karakteristik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup merupakan organisme yang memiliki kemampuan, bernafas, berpindah tempat, merespon perubahan di diri mereka dan lingkungannya 1. Makhluk hidup terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Karya sastra terjemahan merupakan peluang yang menjanjikan di abad ke- ini. Varietas karya sastra terjemahan yang diminati oleh masyarakat Indonesia terdiri atas empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi antara sesamanya, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, gagasan, pendapat serta untuk mengekspresikan diri dan perasaan. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua obyek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Obyek-obyek tersebut berupa delapan planet berorbit elips,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ringan biasa disebut raito noberu dan disingkat menjadi ranob. Salah satu penulis

BAB I PENDAHULUAN. ringan biasa disebut raito noberu dan disingkat menjadi ranob. Salah satu penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Jepang, animasi (anime) dan komik paling banyak digemari oleh masyarakat Jepang. Dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa menyukai anime dan komik. Tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luasnya pemakaian bahasa menyebabkan makna sebuah kata mengalami pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur atau peneliti bahasa akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY Desi Zauhana Arifin, Djatmika, Tri Wiratno Magister Linguistik Penerjemahan Program PASCASARJANA UNS dezauhana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki keterkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki keterkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan baik itu berupa skripsi, tesis, maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris telah dilakukan oleh praktisi atau pakar-pakar terjemahan untuk penyebaran informasi dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manga 漫画 adalah sebutan untuk komik Jepang. Berbeda dengan komik Amerika, manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan arah tulisan kanji di Jepang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan studi kasus terpancang. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam segala segi kehidupan, manusia tidak dapat terlepas dari bahasa. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran. Hatim dan Mason (1997:1) mendefinisikan penerjemahan sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sasaran. Hatim dan Mason (1997:1) mendefinisikan penerjemahan sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan solusi untuk memecahkan masalah perbedaan bahasa. Penerjemahan merupakan sebuah pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara maju yang kaya akan budaya dan sumber daya manusia yang memiliki kreativitas tinggi. Jepang selalu melahirkan karya-karya unik yang dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan Negara lain di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PROSEDUR PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG DALAM KOMIK DORAEMON TEEMA BETSU KESSAKU SEN EDISI 1 17

STRATEGI DAN PROSEDUR PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG DALAM KOMIK DORAEMON TEEMA BETSU KESSAKU SEN EDISI 1 17 1 STRATEGI DAN PROSEDUR PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG DALAM KOMIK DORAEMON TEEMA BETSU KESSAKU SEN EDISI 1 17 Luh Gede Wika Elfayanti Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini bertujuan untuk memberikan gambaran serta batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan teori, yang menjabarkan beberapa hal yang menjadi rujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah

BAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah sesuatu yang bersifat lucu dan menghibur sehingga dapat menghilangkan stres dan membuat suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan pertukaran informasi. Akan tetapi, masih ada beberapa kendala

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan pertukaran informasi. Akan tetapi, masih ada beberapa kendala 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan informasi sangatlah pesat. Banyak sarana dan media yang mendukung terjadinya proses komunikasi dan

Lebih terperinci

Penerjemahan Metafora

Penerjemahan Metafora Penerjemahan Metafora Parlindungan Pardede parlpard2010@gmail.com Universitas Kristen Indonesia Pendahuluan Metafora lazim digunakan dalam komunikasi sehari-hari untuk memperkenalkan objek atau konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Verba Aksi Verba aksi adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tindakan, atau yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak, keadaan dan terjadinya sesuatu (Keraf,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan 282 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan menyajikan keseluruhan hasil penelitian ini, yakni maksim prinsip kerjasama (cooperative principles) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) 1. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya festival film yang memberikan penghargaan untuk kategori film bahasa asing terbaik dapat menambah manfaat pemakaian lebih dari satu bahasa dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada zaman globalisasi ini, penerjemahan merupakan sebuah keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat sehingga penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerjemahan adalah satu ilmu yang sangat dibutuhkan dewasa ini, kekurangmampuan manusia dalammenguasaibahasa yang ada dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. penerjemahan adalah satu ilmu yang sangat dibutuhkan dewasa ini, kekurangmampuan manusia dalammenguasaibahasa yang ada dunia ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan memegang peranan yang sangat penting hampir diseluruh aspek kehidupan manusia. Dalam kaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, penerjemahan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi manusia karena dapat memberikan daya tarik bagi para ahli bahasa ataupun para peminat bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar individu satu dengan individu yang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. antar individu satu dengan individu yang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi sosial dalam hubungan antar individu satu dengan individu yang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), bahasa adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang dikumpulkan baik berupa skripsi dan jurnal penelitian, ditemukan penelitian yang menganalisis mengenai penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya dituntut untuk memiliki kemampuan lebih baik dalam memahami bahasa asing tersebut dibandingkan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga Bab 5 Ringkasan Komik atau yang dikenal dengan sebutan manga adalah salah satu budaya pop negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga telah dikenal luas oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan memahami teks dalam satu bahasa, yang lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman tentang bacaan tersebut ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk menyampaikan pesan moral kepada anak-anaknya. Di masa lalu, orang tua menceritakan kepada anak-anaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI

BAB 2 KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI BAB 2 KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI 2.1 Penerjemahan. Berbagai definisi penerjemahan telah dikemukakan oleh banyak pakar. Semua definisi itu menunjukkan bahwa penerjemahan bukan sekadar pengalihan sistem

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa memungkinkan sesama manusia berkomunikasi satu sama lain begitu

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa memungkinkan sesama manusia berkomunikasi satu sama lain begitu Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa memungkinkan sesama manusia berkomunikasi satu sama lain begitu dalamnya, sehingga makhluk hidup selain manusia tidak mampu melakukan seperti yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjukkan eksistensi sebuah masyarakat. Untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjukkan eksistensi sebuah masyarakat. Untuk membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi atau komunikasi dalam suatu masyarakat sangat dibutuhkan untuk menunjukkan eksistensi sebuah masyarakat. Untuk membangun komunikasi dalam suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling penting dalam kehidupan manusia. Manusia dapat mengungkapkan buah pikirannya, perasaannya,

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci