ISSN Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ISSN Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei"

Transkripsi

1 Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

2 JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN Penanggung Jawab : Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Madura Pimpinan Redaksi : Rachman Hakim Dewan Redaksi : Zef Rizal Gazali Zainurrafiqi Taufik Rahman Moh. Amir Furqon Mitra Bestari : Agus Kamarullah Fathor Rahman Iriani Ismail Makro adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan dua kali dalam setahun oleh Fakultas Ekonomi Universitas Madura, yaitu pada bulan Mei dan November. Pertama kali terbit pada tahun Selama ini, jurnal makro sangat identik dengan FE Unira. Akan tetapi, identitas itu mulai berubah karena prodi Manajemen dan Akuntansi diharapkan memiliki jurnal masing-masing. Sejak tahun 2016, prodi Akuntansi memiliki jurnal sendiri dan jurnal Makro sepenuhnya milik prodi Manajemen. Jurnal ini merupakan media untuk mensosialisasikan ide atau gagasan dari sejumlah studi pustaka dan riset empiris yang mengkaji masalah manajemen, kewirausahaan, dan bidang ekonomi lainnya. Artikel yang dapat diterbitkan dalam jurnal ini meliputi : Alamat Penyunting : Fakultas Ekonomi Universitas Madura FE (UNIRA) Jl. Raya Panglegur Pamekasan Madura fe.unira@gmail.com Telp. (0324) , Fax (0324) Artikel konseptual: artikel hasil pemikiran Artikel hasil penelitian Artikel ulasan atas artikel lain Artikel terjemah Artikel tinjauan buku (book review) dan Artikel suplemen, yang memuat Current Issue Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

3 MAKRO JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN ISSN Vol - 1 No 01 DAFTAR ISI Zef Rizal Pengaruh Komunikasi Dan Semangat Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Di Glos Bakery And Resto Pamekasan Nuzulul Qurnain Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan Taufik Aris Saputra Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Bidang Consumer Goods Yang Terdaftar Di Dursa Efek Indonesia Citra larashati Analisis Pengukuran Kinerja Pada Badan Layanan Umum Dengan Metode Balanced Scorecard (Studi Pada Rumah Sakit Umum Daerah Pamekasan) Runik Puji Rahayu Analisis Atas Laporan Realisasi Anggaran Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Pamekasan Alfi Hasaniyah Pengaruh kualitas Pelayanan Terhadap Persepsi Konsumen PT. Pos Pamekasan Ummi Wahyuni Pengaruh Persepsi Terhadap Minat Konsumen Membeli Kartu Seluler 3 Di Kecamatan Pamekasan Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

4 PENGARUH KOMUNIKASI DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI GLOS BAKERY AND RESTO PAMEKASAN Zef Rizal UNIVERSITAS MADURA Abstrak Komunikasi dan semangat kerja memiliki peranan dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan pada suatu perusahaan.penelitian ini dilakukan di Glos Bakery and Resto di Jl. R. Abd.Aziz No. 26 Pamekasan.Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif.teknik penggalian data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan model regresi. Berdasarkan persamaan tersebut menunjukkan bilamana komunikasi dan semangat kerja meningkat satusatuan, maka nilai Y (efektivitas kerja) akan meningkat sebesar 0,453 (asumsi variabel lain konstan). Nilai konstanta dari persamaa regresi tersebut 2,694 berarti variabel bebas (komunikasi dan semangat kerja sama) sama dengan nol (konstan) maka efektivitas kerja (Y) sama dengan satuan. Sedangkan hasil uji ANOVA menyatakan bahwa komunikasi dan semangat kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan Glos Bakery and Resto.Variabel semangat kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan dibandingkan dengan variabel komunikasi. Kata kunci : Komunikasi Dan Semangat Kerja, Efektifitas Kerja PENDAHULUAN Dalam bekerja, tentunya pegawai akan selalu berkomunikasi baik dengan atasan, maupun sesama pekerja. Lingkungan kerja yang menyenangkan juga akan membuat para pegawai merasa betah bekerja sehingga dapat meningkatkan semangat kerjanya. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia.pentingnya komunikasi tidak terbatas pada komunikasi personal tetapi juga dalam tatanan komunikasi organisasi.kurang atau tidak adanya komunikasi dalam suatu organisasi dapat mengakibatkan tidak lancarnya kegiatan organisasi itu sendiri.dengan demikian, komunikasi dalam setiap organisasi mempunyai peranan sentral. Proses dan pola komunikasi merupakan sarana yang diperlukan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan kegiatan karyawan ke tujuan dan sasaran organisasi. Hicks dalam Kartasapoetra dkk (2000: 24) mengemukakan bahwa komunikasi merupakan dasar kehidupan organisasi. Seorang manajer/pengurus menggunakan 95% dari waktu berkomunikasi untuk mengkoordinasikan unsur manusia dan unsur fisik dari organisasi agar satuan kerjanya efisien dan efektif. Usaha yang dilakukan oleh karyawan dalam menangani pekerjaannya berpengaruh secara langsung dalam mewujudkan hasil kerja Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

5 perusahaan.peranan individu di dalam perusahaan secara keseluruhan sangat penting.oleh karena itu, komunikasi dan semangat kerja sangat penting artinya untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Hal yang harus diperhatikan pimpinan adalah perlunya komunikasi kepada para karyawan agar mereka lebih giat dalam bekerja. Komunikasi yang tepat akan mendorong karyawan untuk lebih tertarik dan bersemangat dalam bekerja. Hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada tugas yang dilaksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab. Glos Bakery and Resto adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kuliner, yaitu pastry and bakery serta restoran.produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini beraneka ragam, diantaranya aneka kue, cake, roti, puding dll.keunggulan dari perusahaan ini terletak pada lokasi yang strategis dengan desain interior yang didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk tempat bersantai.meskipun lokasi perusahaan berada di pinggir jalan, namun terbatasnya lahan parkir membuat pengunjung sedikit kewalahan dalam memarkir kendaraannya. Sumber daya manusia sebagai salah satu penggerak perusahaan menjadi unsur utama dalam menentukan kelancaran dan kelangsungan hidup perusahaan. Pegawai merupakan sumber daya manusia sekaligus menjadi aset yang paling penting. Jika pegawai diberikan latihan dan pengembangan yang tepat akan mampu memberikan prestasi dan kinerja yang baik. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah kurang optimalnya komunikasi dan semangat kerja pegawai sehingga berpengaruh terhadap efektivitas kerja. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian adalah: 1) Bagaimanakah pengaruh komunikasi dan semangat kerja terhadap efektivitas kerja karyawan di Glos Bakery and Resto?. 2)Variabel apakah yang paling dominan dalam mempengaruhi efektivitas kerja karyawan di Glos Bakery and Resto?. TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Beberapa ahli memiliki pendapat tentang apa itu komunikasi. Himstreet dan Baty dalam Purwanto (2003:3) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Tidak ada kehidupan manusia yang luput dari komunikasi.melalui komunikasi, manusia dapat berbicara, saling bertukar gagasan/ide, pengalaman, ilmu dan segala bentuk informasi. Tanpa komunikasi, perkembangan dan pertumbuhan organisasi tidak akan terwujud. Komunikasi dalam organisasi akan berjalan baik apabila arus informasi tidak mengalami hambatan. Ada 2 bentuk komunikasi diantaranya: 1) komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang menggunakan simbolsimbol atau kata yang dinyatakan secara tulisan (written) atau lisan (oral). 2) Komunikasi non verbal, adalah komunikasi yang menggunakan gerak tubuh, sikap tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, sentuhan dan kedetakan jarak. Proses komunikasi meliputi beberapa tahap sebagai berikut: Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

6 1. Penetapan gagasan atau ide oleh pihak pengirim berita. 2. Mengubah ide menjadi suatu pesan yang telah disusun dalam bentuk simbol, sandi, atau kode. 3. Pengirim menyampaikan pesan. 4. Penerimaan berita/pesan oleh pihak penerima. 5. Penerima menafsirkan pesan serta memberi tanggapan. 6. Mengirim umpan balin kepada pengirim. Dalam komunikasi ada beberapa komponen yang terlibat di dalamnya. Komponen tersebut meliputi: a) Pengirim berita atau komunikator b) Pesan atau berita/informasi c) Penerima berita atau komunikan d) Prosedur pengiriman berita atau media e) Reaksi/tanggapan atau efek Menurut Wursanto (1987: 37-53) komunikasi dibedakan menjadi: 1) Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang terjadi di antara para anggota yang secara tegas telah diatur dan telah ditentukan dalam struktur organisasi. 2) Komunikasi informal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi. 3) Komunikasi nonformal, yaitu komunikasi yang dilakukan secara tidak resmi, sehingga penanganannya juga dilakukan secara tidak resmi, dan tidak terikat oleh saluran birokrasi. Menurut ruang lingkupnya, komunikasi dibedakan menjadi: 1) Komunikasi internal adalah komunikasi yang berlangsung dalam organisasi, 2) Komunikasi eksternal, yaitu komunikasi yang berlangsung antara organisasi dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi. Sedangkan menurut aliran informasi, komunikasi dibedakan menjadi: 1) komunikasi ke atas, yaitu komunikasi dari bawahan ke atasan; 2) komunikasi ke bawah, yaitu komunikasi yang mengalir dari pimpinan kepada bawahan; 3) komunikasi horizontal, yaitu komunikasi antar karyawan yang mempunyai kedudukan yang sama; 4) komunikasi diagonal, yaitu komunikasi yang berlangsung antara karyawan pada tingkatan yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung pada pihak lain. Semangat Kerja Setiap perusahaan selalu berusaha agar produktivitas kerja para karyawannya dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, sudah selayaknya apabila setiap perusahaan akan selalu berusaha agar karyawannya mempunyai moral kerja yang tinggi. Dengan moral kerja yang tinggi diharapkan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan. Nitisemito (1982), menyatakan bahwa semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga pekerjaan akan lebih cepat dan lebih baik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan semangat kerja antara lain: a) Gajiyang cukup b) Memperhatikan kebutuhan rohani c) Sekali-kali menciptakan suasana santai d) Harga diri perlu mendapatkan e) Tempatkan para karyawan pada posisi yang tepat f) Berikan kesempatan kepada mereka untuk maju g) Usahakan para karyawan mempunya loyalitas h) Pemberian insentif yang terarah i) Fasilitas yang menyenangkan Indikasi turunnya semangat kerja penting sekali untuk diketahui oleh setiap perusahaan. Karena dengan pengetahuan tentang indikasi ini dapat diketahui sebab turunnya semangat Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

7 kerja. Indikasi turunnya semangat kerja dapat dilihat dari turunnya produktivitas kerja, tingkat absensi yang tinggi, labour turn over (tingkat perpindahan buruh) yang tinggi, tingkat kerusakan yang tinggi, kegelisahan dimana-mana, tuntutan yang seringkali terjadi, dan pemogokan kerja. Menurut Sugiyono dalam Utomo (2002), aspek-aspek semangat kerja karyawan dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu: a) Disiplin yang tinggi b) Kualitas untuk bertahan c) Kekuatan untuk melawan frustasi d) Semangat berkelompok Terdapat indikator semangat kerja yang diungkapkan oleh beberapa ahli.salah satunya, Azwar (2002). Beberapa dimensi dan indikator semangat kerja adalah: 1. Sedikitnya perilaku yang agresif yang menimbulkan frustasi: Konsetrasi kerja Ketelitian Hasrat untuk maju 2. Individu bekerja dengan suatu perasaan yang menyenangkan: Kebanggaan karyawan kepuasan karyawan Tingkat absensi 3. Menyesuaikan diri dengan temanteman sekerja: Perlakuan yang baik dari atasan dan rekan kerja 4. Keterlibatan ego dalam bekerja: Tanggung jawab Lancarnya aktivitas Sedangkan menurut Kossen (1993) ada beberapa tanda atau peringatan menurunnya semangat kerja, yaitu kemangkiran, keterlambatan, pergantian yang tinggi, mogok dan sabotase, ketiadaan kebanggaan dalam kerja. Efektivitas Kerja Efektivitas kerja merupakan suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.siagian (2007:24) menyebutkan bahwa efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankan. Sutarto dalam Tangkilisan (2002:60), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas meliputi faktor internal dan eksternal.faktor internal terdiri dari keseluruhan faktor yang ada dan berkaitan dengan organisasi itu sendiri. Faktor-faktor tersebut akan saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor internal meliputi: a) Departemenisasi, kegiatan menyusun satuan-satuan organisasi, b) Fleksibilitas, keadaan dimana struktur organisasi mudah diubah untuk disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan yang datangnya dari lingkungan organisasi, c) Rentangan control, terbanyak satuan bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh atasan, d) Berkelangsungan, kondisi organisasi untuk memberikan dukungan dengan berbagai sumber daya yang dimiliki agar aktivitas organisasi berjalan terus, e) Kepemimpinan, yaitu proses pemerintah dan mempengaruhi agar kegiatan atau pekerjaan yang saling terkait dapat diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi, f) Keseimbangan, satuan-satuan organisasi ditempatkan pada struktur organisasi sesuai dengan perannya. Faktor eksternal mencakup suatu jaringan hubungan-hubungan pertukaran dengan sejumlah organisasi dan melibatkan diri dengan transaksi- Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

8 transaksi dengan tujuan memperoleh dukungan, mengatasi hambatan, melakukan pertukaran sumber daya, menata lingkungan organisasi yang konduktif dan proses transformasi nilai inovasi maupun norma sosial yang ada. Efektivitas kerja karyawan dapat dilihat dari: prestasi kerja, kepuasaan kerja, dan kemampuan menyesuaikan diri. METODELOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Glos Bakery and Resto dengan sampel berjumlah 18 karyawan. Teknik Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Survei pendahuluan 2. Penelitian lapangan, meliputi wawancara, dan kuesioner 3. Studi kepustakaan Teknik Analisis Data Analisis Kualitatif Tabel 1 Deskripsi Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Orang Persentase (%) 1 Laki-laki Perempuan 5 28 Jumlah Responden Sumber: Data primer Kuesioner yang telah disebar selanjutnya akan dianalisis menggunakan skala linkert sebagai berikut: Sangat baik = 4,51 s.d,00 Baik = 3,51 s.d 4,50 Cukup baik = 2,51 s.d 3,50 Tidak baik = 1,51 s.d 2,50 Sangat tidak baik = 1,00 s.d 1,50 Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel peneliti.adapun uji yang dilakukan meliputi uji validitas, uji reabilitas, dan regresi. Dalam penghitungannya akan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi Kemudian untuk mengetahui korelasi atau hubungan variabel X terhadap variabel Y maka akan menggunakan interprestasi nilai r. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskripsi profil responden berdasarkan jenis kelamin dan usia. Adapun deskripsi profil responden menurut jenis kelamin dapat disajikan melalui tabel 1 berikut ini: Tabel 2 Deskripsi Profil Responden Berdasarkan Usia/Umur No Usia Responden Frekuensi Orang Persentase (%) Jumlah Responden Sumber: Data primer Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

9 Tabel 3 Jawaban Responden untuk Variabel Komunikasi No X Total rrt Sumber: Data diolah dari angket Tabel 4 Jawaban Responden untuk Variabel Semangat Kerja No X Total rrt Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

10 Tabel 5 Jawaban Responden untuk Variabel Efektivitas Kerja Karyawan Sumber: Data diolah dari tabel 3, 4, dan 5 No Y Total rrt Sumber: Data diolah dari angket Tabel 6 Hasil Perhitungan Korelasi Validitas Variabel Item Nilai Korelasi Std. Validitas Ket Valid X Valid Valid Valid Valid X Valid Valid Valid Valid Y Valid Valid Valid Berdasarkan tabel diatas, dari uji validitas semua indikator variabel memiliki koefisien korelasinya > 0,3 atau valid, kecuali item 4 dengan indikator sarana komunikasi. Tujuan dilakukannya uji reabilitas adalah untuk mengetahui tingkat kehandalan dari instrument penelitian. Jika koefisien alpha > 0,5 maka variabel/ instrument dapat dinyatakan handal. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

11 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keterangan Croncach's Alpha Keterangan X1 Komunikasi Reliable X2 Semangat Kerja Reliable Y Efektivitas Kerja Reliable Sumber Data: Diolah dari tabel 3, 4, dan 5 Berdasarkan tabel diatas, semua variabel mempunyai nilai koefisien > 0,5 sehingga semua variabel dapat diikutkan dalam proses analisis selanjutnya. Selanjutnya data yang dikumpulkan melalui angket, maka dapat diuraikan distribusi frekuensi jawaban responden sebagai berikut: a) Distribusi frekuensi jawaban responden untuk komunikasi (X1) 1. Rapat Tabel 8 Rapat Jawaban Frekuensi Persen Sangat tidak setuju (1) 0 0 Tidak setuju (2) 0 0 Cukup setuju (3) Setuju (4) Sangat setuju (5) Total Sumber Data : Diolah dari tabel 3 2. Interaksi Pimpinan Tabel 9 Interaksi Pimpinan Jawaban Frekuensi Persen Sangat Tidak Setuju (1) 0 0 Tidak Setuju(2) 0 0 Cukup Setuju (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) Total Sumber Data : Diolah dari tabel 3 3. Frekuensi Tatap Muka Tabel 10 Frekuensi Tatap Muka Jawaban Frekuensi Persen Sangat Tidak Setuju (1) 0 0 Tidak Setuju(2) 0 0 Cukup Setuju (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) Total Sumber Data : Diolah dari tabel 3 4. Sarana Komunikasi Tabel 11 Sarana Komunikasi Jawaban Frekuensi Persen Sangat Tidak Setuju (1) 0 0 Tidak Setuju(2) 0 0 Cukup Setuju (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) Total Sumber Data : Diolah dari tabel 3 b) Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Semangat Kerja 1. Pemberian Insentif Tabel 12 Pemberian Insentif Jawaban Frekuensi Persen Sangat Tidak Setuju (1) 0 0 Tidak Setuju(2) 0 0 Cukup Setuju (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) Total Sumber Data : Diolah dari tabel 4 2. Disiplin Kerja Tabel 13 Pemberian Insentif Jawaban Frekuensi Persen Sangat Tidak Setuju (1) 0 0 Tidak Setuju(2) 0 0 Cukup Setuju (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) Total Sumber Data : Diolah dari tabel 4 Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

12 3. Kerja Sama Tabel 14 Kerja Sama Jawaban Frekuensi Persen Sangat Tidak Setuju (1) 0 0 Tidak Setuju(2) 0 0 Cukup Setuju (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) Total Sumber Data : Diolah dari tabel 4 4. Loyalitas Tabel 15 Loyalitas Jawaban Frekuensi Persen Sangat Tidak Setuju (1) 0 0 Tidak Setuju(2) 0 0 Cukup Setuju (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) Total Sumber Data : Diolah dari tabel 4 c) Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Efektivitas Kerja 1. Kuantitas Kerja Tabel 16 Kuantitas Kerja Jawaban Frekuensi Persen Sangat Tidak Setuju (1) 0 0 Tidak Setuju(2) Cukup Setuju (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) Total Sumber Data : Diolah dari tabel 5 2. Kualitas Kerja Tabel 17 Kualitas Kerja Jawaban Frekuensi Persen Sangat Tidak Setuju (1) 0 0 Tidak Setuju(2) Cukup Setuju (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) Total Sumber Data : Diolah dari tabel 5 3. Pemanfaatn Waktu Tabel 18 Pemanfaatan Waktu Jawaban Frekuensi Persen Sangat Tidak Setuju (1) 0 0 Tidak Setuju(2) Cukup Setuju (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) Total Sumber Data : Diolah dari tabel 5 4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Tabel 19 Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Jawaban Frekuensi Persen Sangat Tidak Setuju (1) 0 0 Tidak Setuju(2) Cukup Setuju (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5) Total d) Descriptive Statistik Tabel 20 Descriptive Statistic Variabel Mean Std. Deviation N Komunikasi (X1) Semangat Kerja (X2) Efektivitas Kerja (Y) Berdasarkan hasil pehitungan descriptive statistic dapat dijelaskan bahwa rata-rata atau means dari variabel X1 (komunikasi) sebesar dengan standar deviasi dari 18 responden yang diteliti. Artinya komunikasi di Glos Bakery and Resto Pamekasan termasuk baik karena berada di antara nilai 3,51 4,50. Untuk variabel X2 (Semangat Kerja) sebesar 4,222 dengan standar deviasi 0,37268 dari 18 responden yang diteliti. Artinya bahwa semangat kerja karyawan di Glos Bakery and Resto Pamekasan Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

13 termasuk baik karena berada antara nilai 3,51 4,5. Nilai rata-rata dari variabel Y (Efektivitas Kerja) sebesar 4,3056 dengan standar deviasi 0,38877 termasuk baik karena berada di antara nilai 3,51 4,50 dengan 18 responden yang diteliti. e) Korelasi Untuk mengetahui hubungan antara variabel dilakukan uji korelasi seperti terlihat pada tabel dibawah ini: Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N y x1 x2 y x1 x2 y x1 x2 Tabel 21 Correlation y x1 x Model R Model Summmary R Adjusted R Square Square Std. Error of the Estimate 1.321a Dari hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi sebesar 0,321, artinya nilai koefisien korelasi (r) menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut rendah karena berada pada interval 0,20 0,399. f) Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa pengaruh antara variabel (X1 dan X2) terhadap efektivitas kerja (Y) karyawan Glos Bakery and Resto. Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

14 Model Unstandardized Coefficients B Tabel 22 Coefficients (a) Std. Error Standardized Coefficients Beta t Sig. 1 (Constant) , x x a Dependent Variable: Efektivitas Kerja Dari tabel di atas dapat dijelaskan tentang koefisien regresi dengan persamaan linear sederhana sebagai berikut: Y = e Berdasarkan persamaan tersebut menunjukkan: 1. Koefisien regresi X1 (Komunikasi) menunjukkan 0,097 dan semangat kerja X2 sebesar 0,453. Dari data tersebut dapat diasumsikan apabila komunikasi dan semangat kerja meningkat satu satuan, maka nilai Y (efektivitas kerja) akan meningkat sebesar 0,453 (catatan: variabel lain konstan). 2. Nilai konstanta dari persamaan regersi diperoleh 2,694. Artinya jika variabel bebas komunikasi dan semangat kerja sama dengan nol (konstan), maka efektivitas kerja (Y) sama dengan 2,694 satuan. 3. Taraf signifikan 0,05 atau dengan tingkat toleransi kesalahan 5% atau dengan tingkat keyakinan 0,95 dari perhitungan statistik diperoleh R square/ determinan R sebesar 0,103. Artinya pengaruh yang diberikan oleh komunikasi dan semangat kerja terhadap efektivitas kerja karyawan positif, yaitu sebesar 10,3% sedangkan 89,7% atau dipengaruhi oleh faktor lain yang diperkirakan tidak diteliti oleh penulis. Model SSum of Squares Tabel 23 ANOVA df Mmean Square F Ssig. 1 Regression a Residual Total.559 Sumber: Data diolah Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

15 Dari hasil perhitungan ANOVA dapat diasumsikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel komunikasi dengan semangat kerja terhadap efektivitas kerja karyawan Glos Bakery and Resto Pamekasan secara simultan. Selanjutnya untuk melihat variabel mana yang lebih dominan memberikan pengaruh terhadap efektivitas kerja dilakukan uji t. Dari hasil uji t dapat dilihat bahwa: 1) Variabel komunikasi memiliki nilai signifikan 0,795 dengan signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,10 dan niilai t- hitung (-0,265) < t- tabel (1,341) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan secara parsial. 2) Variabel semangat kerja mempunyai nilai signifikansi 0,215 dengan signifikan yang ditetapkan 0,10. Nilai t hitung (1,294) > t tabel (1,341), sehingga dapat disimpulkan semangat kerja memberikan yang signifikan terhadap efektivitas kerja DAFTAR PUSTAKA Azwar, Azrul Pengantar Epidemiologi. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Binarupa Akssara. Kartasapoetra G Makro Ekonomi. Edisi Kedua Cetakan Keempat Belas. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. Kossen, S Aspek Manusiawi dalam Organisasi. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. Nitisemito, Alex S Manajemen Suatu Dasar dan Pengantar.Ghalia Indonesia. karyawan Glos Bakery and Resto secara parsial. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Komunikasi dan semangat kerja memberikan pengaruh yang cukup siginifikan terhadap efektivitas kerja karyawan di Glos Bakery and Resto Pamekasan. 2. Semangat kerja memberikan pengaruh yang lebih terhadap efektivitas kerja karyawan di Glos Bakery and Resto Pamekasan dibandingkan dengan variabel komunikasi. Saran yang dapat diberikan kepada Glos Bakery and Resto sebagai berikut: 1. Karyawan wajib mengikuti setiap aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 2. Perlunya membina hubungan yang baik antara pimpinan dan karyawan agar suasana kerja menjadi lebih nyaman dan semangat kerja karyawan meningkat. 3. Monitoring kinerja karyawan dengan memberikan reward bagi karyawan teladan dan komunikasi yang baik dalam membina karyawan yang bolos dan tidak taat aturan. Purwanto, Djoko Komunikasi Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Erlangga. Siagian, Sondang Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama, Cetakan Keempat Belas. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Sugiyono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbiy Alfabeta. Tangkilisan Kebijakan. Jakarta: Penerbit Media Pesada. Wursanto, I. G Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

16 Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan Nuzulul Qurnain Universitas Madura Abstrak Activity Based Costing System (ABCS) merupakan suatu sistem kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas dan produk yang diniai dapat mengukur secara cermat biaya-biaya yang keluar dari setiap aktivitas tersebut. Penelitian ini merupakan penilitian deskriptif yang dilakukan di Rumah Sakit Paru Pamekasan. Data yang digunakan meliputi jenis biaya, laporan besarnya tariff konsumsi makanan, laporan jumlah pasien, laporan lama pasien dan besarnya tenaga listrik (EPS), dan data pendukung lain seperti data luas masing tipe kamar, nama tipe kamar, fasilitas pelayanan dan penunjang layangan di RS Paru Pamekasan. Hasil penelitian menunjukkan dengan penentuan tarif jasa rawat inap per tipe kamar menggunakan metode Activity Based Costing System (ABCS) memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan penentuan tarif yang dilakukan oleh RS Paru. Hal ini disebabkan adanya pembebanan biaya overhead pada masing-masing pproduk lebih rinci dengan menggunakan driver. RS Paru Pamekasan diharapkan mengganti sistem penentuan tarif tradisional dengan sistem Activity Based Costing System (ABCS) dalam menentukan tarif rawat inap karena informasi pada sistem ini lebih akurat untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan tarif rawat inap. Kata Kunci :Activity Based Costing System (ABCS) PENDAHULUAN Pelayanan terbaik merupakan salah satu tanggung jawab dari rumah sakit.rumah sakit dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi dan bidang kesehatan, bidang komunikasi, informasi, dan bidang transportasi yang dapat mendukung jasa pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan (Gabriela, 2012). Menurut Undang-Undang No 44 (2009) Rumah sakit diselenggarakan berasakan pancasila dan didasarkan pada nilai kemanusian, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien serta mempunyai faktor sosial.bentuk fungsi tugas pelayanan dari rumah sakit adalah penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.dalam memberikan jasa pelayanan tersebut, rumah sakit menggunakan perolehan pendapatan jasa, salah satunya dari tarif sewa unit rawat inap. Rumah sakit Paru Pamekasan merupakan salah satu rumah sakit miliki pemerintah yang melayani kesehatan bagi masyarakat sekitar Pamekasan dan luar kota Pamekasan. Ada beberapa unit yang diterapkan oleh rumah sakit ini, diantaranya unit rawat jalan, UGD, unit rawat inap, unit radiologi, unit laboratorium, dan unit farmasi.dalam perhitungan rawat inap rumah sakit paru Pamekasan masih menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional. Menurut Rudianto (2013) sistem akuntansi tradisional menekankan pada tujuan penentuan harga pokok produk yang dijual.akibatnya sistem ini hanya menyediakan informasi yang relatif sangat sedikit untuk mencapai keunggulan dalam persaingan global. Akuntansi tradisional juga kurang menekankan pentingnya daur Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

17 hidup, sehingga menyebabkan distorsi harga pokok daur hidup produk. Penentuan tarif sewa unit kamar inap adalah suatu keputusan yang penting.hal ini dapat mempengaruhi penentuan biaya yang akurat berkenan dengan biaya pelayanan yang diberikan.dalam menentukan harga pokok produk, masih ada rumah sakit yang memakai sistem perhitungan akuntansi tradisional.namun distorsi biaya produk dapat terjadi pada sistem akuntansi biaya tradisional. Distorsi dapat menyebabkan undercost pada hasil produksi. Dalam sistem akuntansi biaya tradisional, distorsi biaya bisa terjadi dikarenakan struktur biaya yang rumit (Carter, 2009). Metode penghitungan yang dapat digunakan rumah sakit agar tidak mengalami distorsi biaya dalam sistem tradisional adalah dengan menggunakan metode activity based costing system (ABCS). Metode ini menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas yang menimbulkan biaya, sehingga dianggap mampu mengalokasikan biaya aktivitas di setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Activity based costing system (ABCS) dapat meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya dan ketepatan pembiayaan yang lebih akurat, serta dapat membantu perusahaan jasa dalam mengelola keunggulan kompetitif, kekuatan, kelemahan perusahaan secaraa efisien dengan mengukur aktivitas dan biaya aktivitas di dalam perusahaan jasa rumah sakit (Hidayat, 2012). Berdasarkan latar belakang diatas, pentingnya perhitungan tarif rumah sakit penulis ingin membuat Analisis Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan. TINJAUAN PUSTAKA Activity Based Costing System Activity based costing system adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya (Rudianto, 2013). Menurut Mulyadi (2003:14) ada empat macam aktivitas, yaitu: a) Unit-Level Activity, jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa berdasarkan unit yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. b) Batch Related Activity, jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa yang dikonsumsi oleh produk yang diproduksi. Batch adalah sekolompok produk atau jasa yang diproduksi dalam satu kali proses. c) Product Sustaining Activity, jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa berdasarkan jenis produk yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. d) Facility Sustaining Activity, jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa berdasarkan fasilitas yang dinikmati oleh produk yang diproduksi. Menurut Blocher, et al (2011:212), menjelaskan manfaat dari ABCS adalah: ABCS menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif, mengaraj pada pengukuran profitabilitas produk dan pelanggan yang lebih akurat serta keputusan strategis yang diinformasikan secara lebih baik mengenai penetapan harga, lini produk dan segmen pasar. ABCS menyajikan pengukuran yang lebih akurat mengenai biaya yang dipicu oleh adanya aktivitas. Hal ini dapat membantu manajer untuk membuat keputusan yang lebih baik Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

18 mengenai desain produk serta nilai produk. ABCS menyediakan informasi untuk mengidentifikasi bidang-bidang dimana perbaikan proses dibutuhkan. ABCS meningkatkan biaya produk yang mengarah pada estimasi biaya pesanan yang lebih baik untuk keputusan penetapan harga, penganggaran dan perencanaan. ABCS menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengidentifikasi biaya dari kapasitas yang tidak digunakan dan mempertahankan akuntansi secara terpisah untuk biaya tersebut. Tahap- Tahap Penerapan Activity Based Costing System (ABCS) Menurut Blocher, Stout dan Cokins (2011:207) ada beberapa tahap dalam perhitungan ABCS diantaranya: 1. Mengidentifikasi sumber daya dan aktivitas 2. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas 3. Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan ABCS pada perusahaan jasa adalah: 1. Identifying and costing activities Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka beberapa kesempatan untuk pengoperasian yang efisien 2. Special Challenger Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur akan memiliki permasalahan-permasalahan yang serupa. Permasalahan itu seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas.selain itu jasa tidak dapat menjadi suatu persediaan, karena kapasitas yang ada namun tidak dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari. 3. Output diversity Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam melakukan identifikasi output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity yang menggambarkan aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal yang berbeda mungkin sulit untuk dijelaskan atau ditentukan dengan rumus: Tarif per kamar = Cost sewa + laba yang diharapkan Syarat Penerapan Sistem ABCS Penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem ABCS mensyaratkan 3 hal: 1. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi Artinya perusahaan memproduksi beberapa macam produk atau lini produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama. Contohnya pada rumah sakit dengan produk yang bervariasi perawatan dan penginapan. Selama menginap seorang pasien akan mendapatkan berbagai jasa misalnya perawatan harian yang terdiri dari 3 kegiatan: penginapan, pemberi makan, dan perawatan. Kondisi semacam ini akan menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masingmasing produk. 2. Tingkat persaingan industri yang tinggi Ada beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis tersebut maka perusahaan akan semakin meningkatkan persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen. 3. Biaya pengukuran yang rendah Biaya yang digunakan sistem ABCS untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat harus lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Pemicu Biaya (Cost Driver) Cost driver atau activity driver merupakan suatu yang menjadi penyebab timbulnya konsumsi aktivitas oleh produk atau jasa dan menjadi basis yang digunakan untuk membebankan biaya Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

19 aktivitas ke produk atau jasa yang memanfaatkan aktivitas tersebut. Menurut Gabriela (2012), cost driver adalah kejadian atau aktivitas yang menyebabkan atau berakibat keluarnya biaya. Ada tiga faktor dalam memilih cost driver sebagai berikut: a) Degree of correlation (tingkat korelasi). Konsep dasar ABCS adalah membebankan biaya-biaya dari setiap aktivitas ke lini produk, berdasarkan pada bagaimana setiap lini produk mengkonsumsi cost driver. Oleh karena itu, keakuratan pengalokasian setiap biaya tergantung pada tingkat korelasi antara konsumsi aktivitas dan konsumsi cost driver. b) Cost measurement. Perancangan sistem informasi memerlukan cost benefit trade offs. Jumlah activity cost pool yang terdapat dalam sistem ABCS yang lebih banyak memerlukan cost driver, menyebabkan biaya implementasi menjadi lebih besar. Namun demikian, korelasi yang tinggi antara cost driver dan konsumsi sesungguhnya dari setiap aktivitas menyebabkan perhitungan harga pokok semakin akurat. c) Behavioural effect. Sistem informasi berpotensi tidak hanya untuk memfasilitasi keputusan, tetapi juga mempengaruhi perilaku pengambil keputusan. Dalam mengidentifikasi cost driver, analisis ABCS perlu mempertimbangkan kemungkinan konsekuensi keperilakuan. Rayburn (1999:142) dan Blocher et al (2002:581) menyatakan ada 2 jenis cost driver yaitu: 1. Cost driver berdasarkan unit/volume Cost driver berdasarkan unit membebankan atau mengalokasikan biaya overhead pada produk melalui penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen. 2. Cost driver berdasarkan non unit Merupakan faktor penyebab selalin unit yang menjelaskan konsumsi overhead. Contoh cost driver berdasarkan unit pada perusahaan jasa adalah luas lantai, jumlah pasien, dan jumlah kamar yang tersedia. Perbedaan antara ABC System dengan Akuntansi Biaya Tradisional Menurut Carter (2009:532) menjelaskan perbandingan antara metode Activity Based Costing dengan metode Tradisional Costing diantaranya sebagai berikut: 1) Sistem ABCS mengharuskan penggunaan tempat penampungan overhead lebih dari satu, tetapi tidak setiap sistem dengan tempat penampungan biaya dari satu adalah sistem ABCS. 2) Jumlah tempat penampungan biaya overhead dan dasar alokasi cenderung lebih banyak sistem tradisional menggunakan satu tempat penampungan biaya atau satu dasar alokasi untuk semua tempat penampungan biaya. 3) Perbedaan umum antara sistem ABC dan sistem tradisional adalah homogenitas dari biaya dalam satu dasar alokasi untuk semua tempat penampungan biaya. 4) Perbedaaan lain antara sistem ABCS dan sistem tradisional adalah semua sistem ABCS merupakan sistem perhitungan biaya dua tahap, sementara sistem tradisional bisa merupakan sistem perhitungan satu atau dua tahap. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Paru Pamekasan.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data yang digunakan meliputi jenis biaya, laporan besarnya tariff konsumsi makanan, laporan jumlah pasien, laporan lama pasien dan besarnya tenaga listrik (EPS), dan data pendukung lain seperti data luas masing tipe kamar, nama tipe kamar, fasilitas pelayanan dan penunjang layangan di RS Paru Pamekasan periode Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

20 Teknik Analisis Data Langkahh-langkah yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakanactivity Based Costing System menurut Hansen dan Mowen (1999: ) sebagai berikut: Mengidentifikasi aktivitas Mengklasifikasi biaya berdasar aktivitas ke dalam berbagai aktivitas Mengidentifikasi cost driver Menentukan tarif per unit cost Tarif per unit cost driver = Jumlah aktivitas / Cost driver Membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tarif cost driver dan ukuran aktivitas 1. Pembebanan biaya overhead dari aktivitas ke setiap kamar BOP yang dibebankan = Tarif per unit cost driver x cost driver 2. Kemudian perhitungan tarif masingmasing tipe kamar dengan metode activity based costing system dapat dihitung dengan rumus: Tarif per kamar = Cost sewa + laba yang diharapkan ANALISIS DAN PEMBAHASAN Ada 4 kategori kelas yang diterapkan di RS Paru Pamekasan diantaranya dapat dilihat di tabel berikut ini: Tabel 1 Tabel Tarif dan Fasilitas Kamar Perawatan Kelas Tarif (/hari/pasien) Fasilitas a. 1 Tempat tidur pasien b. 1 Tempat tidur tunggu VIP Rp 590,000 c. Kamar mandi dalam d. Meja Obat e. Lemari Pasien f. TV, AC, Lemari Es a. 1 Tempat Tidur Pasien b. 1 Sofa tunggu I Rp 445,000 c. Kamar mandi dalam d. Meja Obat e. Lemari pasien f. TV, AC, Lemari Es a. 2 Tempat tidur pasien b. Kamar mandi dalam II Rp 335,000 c. Meja Obat d. Lemari Pasien e. 1 Kipas angin a. 5 Tempat tidur pasien b. Kamar mandi dalam III Rp 215,000 c. Meja Obat d. Lemari Pasien e. 1 Kipas angin Sumber: Data Internal Rumah Sakit Paru Pamekasan Dalam menetapkan harga pokok rawat inap, rumah sakit mengkategorikan biaya-biaya yang ada menjadi dua macam, yaitu: 1. Biaya Tetap, biaya depresiasi yaitu biaya atas investasi. Biaya tersebut meliputi biaya depreasi gedung dan depresiasi fasilitas. 2. Biaya Variabel, biaya operasional unit jasa rawat inap. Biaya yang diperlukan pada saat kegiatan produksi yang bersifat habis pakai atau relatif singkat. Biaya-biaya tersebut adalah biaya perawat, biaya bahan habis pakai, biaya konsumsi, biaya listrik dan air, serta biaya administrasi. Berdasarkan hasil perolehan data dari bagian administrasi, diketahui terdapat biaya yang disebabkan oleh unit rawat inap tetapi aktivitas-aktivitas biaya tersebut belum dibebankan sebagai biaya.diantaranya adalah biaya laundry, Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

21 biaya kebersihan dan biaya pemeliharaan alat dokter. Tabel 2 Data Pendukung Luas Kamar Rawat Inap dan Jumlah Kamar Rumah Sakit Paru Pamekasan TIPE KAMAR LUAS KAMAR JUMLAH KAMAR VIP 460 m 2 5 Kamar Kelas I 370 m 2 6 Kamar Kelas II 450 m 2 7 Kamar Kelas III 420 m 2 7 Kamar TOTAL 1700 m 2 25 Kamar Sumber : Rumah Sakit Paru Pamekasan Tabel 3 Tarif Konsumsi Tiap Kelas Rumah Sakit Paru Pamekasan TIPE KAMAR Tarif Konsumsi/Hari VIP Rp 45,000 Kelas I Rp 30,000 Kelas II Rp 30,000 Kelas III Rp 30,000 TOTAL Rp 135,000 Adapun data pendukung tarif konsumsi yang diberikan oleh rumah sakit paru pamekasan pada tiap-tiap kelas terdapat perbedaan sesuai dengan tiap kelas rawat inap.konsumsi diberikan 3 kali sehari yaitu pada pagi, siang, dan sore hari Sumber : Rumah Sakit Paru Pamekasan Rincian macam-macam biaya rawat inap yang akan dibebankan membutuhkan driver jumlah pasien yang menjalani rawat inap pada masing-masing tipe kamar dan driver lama hari pasien rawat inap dalam satu tahun seperti biaya administrasi dan sebagainya. Tabel 5 Data Macam-Macam Biaya Rawat Inap Rumah Sakit Paru Pamekasan No Elemen Biaya Jumlah 1 Biaya Laundry Rp 52,780,450 2 Biaya Kebersihan Rp 130,850,000 3 Biaya Konsumsi Rp 284,000,000 4 Biaya Listrik dan Air Rp 725,000,000 5 Biaya Gaji Tenaga Medis Rp 890,300,000 6 Biaya Penyusutan Gedung Rp 398,700,160 7 Biaya Penyusutan Fasilitas Rp 65,370,309 8 Biaya Administrasi Rp 575,000,000 9 Biaya Pemeliharaan Alat Dokter Rp 68,500, Biaya Bahan Habis Pakai Rp 535,230,000 Sumber : Rumah Sakit Paru Pamekasan Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

22 Tabel 6 Data Pendukung Lama Hari Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Paru Pamekasan BULAN VIP KELAS I KELAS II KELAS III Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah TOTAL Sumber : Rumah Sakit Paru Pamekasan Tabel 7 Penggunaan Tenaga Listrik Rumah Sakit Paru Pamekasan Tipe Kamar KWH VIP Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah Klasifikasi biaya ke dalam berbagai aktivitas dapat dikelompokkan pada tabel berikut ini. Tabel 8 Klasifikasi Biaya Ke Dalam Berbagai Aktivitas Unit Level Activity Cost Biaya Gaji Tenaga Medis Rp 890,300,000 Biaya Listrik dan Air Rp 725,000,000 Biaya Konsumsi Rp 284,000,000 Batch Related Activity Cost Biaya Kebersihan Rp 130,850,000 Biaya Administrasi Rp 575,000,000 Biaya Bahan Habis Pakai Rp 535,230,000 Facility Sustaining Activity Cost Biaya Penyusutan Laundry Rp 52,780,450 Biaya Penyusutan Gedung Rp 398,700,160 Biaya Penyusutan Fasilitas Rp 65,370,309 Biaya Pemeliharaan Alat Dokter Rp 68,500,300 TOTAL Rp 3,725,731, Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

23 Menentukan Tarif per Unit Pemicu Biaya (Cost Driver) Menurut Hansen dan Mowen (1999:134) tarif per unit cost driver dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Biaya Kebersihan = Dalam penentuan tarif per unit cost driver kamar rawat inap dengan metode Activity Based Costing System yaitu membebankan atau membagi jumlah aktivitas dari jenis-jenis biaya yang sudah ditentukan kepada cost driver dari masingmasing tipe kamar. Biaya Bahan Habis Pakai = = Biaya Gaji Tenaga Medis = = = = Biaya Listrik dan Air Biaya Administrasi = = = = Biaya Konsumsi Biaya Laundry = = Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

24 Biaya Pemeliharaan Alat Dokter = = = = = = Biaya Penyusutan Gedung = = Biaya Penyusutan Fasilitas = = = Menurut Hansen dan Mowen (1999:138), biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi masingmasing aktivitas produk.artinya yang dapat menimbulkan biaya ditelusuri ke produk yang disesuaikan dengan berapa banyak kegiatan produk yang digunakan. Pembebanan biaya overhead dari tiap aktivitas setiap kamar dihitung dengan rumus sebagai berikut: BOP yang dibebankan = Tarif per unit cost driver x cost driver yang dipilih Mulyadi (1999:98) menyatakan tarif masing-masing tipe kamar dengan metode ABC dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Tarif per kamar = Cost rawat inap + laba yang diharapkan = = Dari tipe per kamar yang ada di rumah sakit mengharapkan laba dari tarif jasa rawat inap, sedangkan laba yang diharapkan ditetapkan oleh pihak manajemen rumah sakit, yaitu : VIP 25%, kelas I 24%, kelas II 23%, dan kelas III 15%. Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

25 Tabel 9 Tarif Jasa Rawat Inap Kelas VIP No Aktivitas Tarif Per Cost Driver Driver Jumlah 1 Biaya Laundry Rp 5, hari Rp 8,086, Biaya Kebersihan Rp 76, m 2 Rp 35,406,467 3 Biaya Konsumsi Rp 28, hari Rp 43,509,512 4 Biaya Listrik dan Air Rp 13, KWH Rp 266,931,653 5 Biaya Gaji Tenaga Medis Rp 88, hari Rp 136,396,192 6 Biaya Administrasi Rp 189, pasien Rp 41,814, Biaya Bahan Habis Pakai Rp 53, hari Rp 81,998, Biaya Pemeliharaan Alat Dokter Rp 6, hari Rp 10,494, Biaya Penyusutan Gedung Rp 234, m 2 Rp 107,883, Biaya Penyusutan Fasilitas : Kulkas Rp 2, hari Rp 4,400, Televisi Rp 1, hari Rp 1,827, AC Rp 3, hari Rp 4,806, TOTAL BIAYA VIP Rp 743,555, JUMLAH HARI PAKAI 1538 Hari B IAYA RAWAT INAP PER KAMAR Rp 483, PROSENTASE LABA 25% Rp 120, TARIF JASA RAWAT INAP VIP Rp 604, Berdasarkan perhitungan tarif jasa rawat inap pada kelas VIP dengan menggunakan ABCS di rumah sakit paruparu pamekasan dihasilkan tarif sebesar Rp ,42 dengan tingkat keuntungan yang diharapkan 25%. Hal ini lebih besar dibandingkan dengan tarif yang selama ini diterapkan oleh RS Paru Pamekasan sebesar Rp Ada selisih Rp ,55. Hal ini disebabkan biaya yang diberlakukan oleh RS Paru Pamekasan masih menggunakan tarif dasar yang ada di pasaran dan perkiraan pembebanan biaya yang dikeluarkan pasien, sehingga terjadi penetapan tarif jasa rawat inap yang rendah dibandingkan dengan menggunakan ABCS. Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

26 Sedangkan untuk perhitungan penentuan tarif jasa rawat inap kelas I menggunakan metode activity based costing system diperoleh tarif jasa sebesar Rp ,18 dengan tingkat keuntungan yang diharapkan 24%. Ada selisih sebesar Rp ,18 dari tarif yang diterapkan RS Paru Pamekasan sebesar Rp Hasil perhitungan tarif jasa rawat inap kelas II juga tidak jauh berbeda. Tarif yang Tabel 10 Tarif Jasa Rawat Inap Kelas I ISSN dihasilkan dengan ABCS sebesar Rp ,44 dengan tingkat keuntungan 23%. Terdapat selisih tarif jasa rawat inap sebesar Rp25.095,44 dari tarif yang diberlakukan RS Paru Pamekasan sebesar Rp Untuk hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tarif Per Cost No Aktivitas Driver Jumlah Driver 1 Biaya Laundry Rp 5, hari Rp 9,395, Biaya Kebersihan Rp 76, m 2 Rp 28,479,115 3 Biaya Konsumsi Rp 28, hari Rp 50,553, Biaya Listrik dan Air Rp 13, KWH Rp 167,408,987 5 Biaya Gaji Tenaga Medis Rp 88, hari Rp 158,478, Biaya Administrasi Rp 189, pasien Rp 89,684, Biaya Bahan Habis Pakai Rp 53, hari Rp 95,274, Biaya Pemeliharaan Alat Dokter Rp 6, hari Rp 12,193, Biaya Penyusutan Gedung Rp 234, m 2 Rp 86,775, Biaya Penyusutan Fasilitas : Televisi Rp 1, hari Rp 2,122, AC Rp 3, hari Rp 5,585, TOTAL BIAYA VIP Rp 705,950, JUMLAH HARI PAKAI B IAYA RAWAT INAP PER KAMAR Rp 1787 hari 395, PROSENTASE LABA 24% Rp 90, TARIF JASA RAWAT INAP KELAS I Rp 485, Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No.01 Mei

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan. Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan Nuzulul Qurnain Universitas Madura Abstrak Activity Based Costing System (ABCS)

Lebih terperinci

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) 19 Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) Riadi Budiman Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO Ahmad Mustakim 10213444 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Seorang pemimpin juga merupakan merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas Hasil perhitungan uji validitas menggunakan data 86 responden dan data yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria penentuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang telah disebar kepada Auditor di 103 Kantor Akuntan Publik yang berada di seluruh wilayah Jakarta Barat dan Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI. dipertimbangkan oleh para manajer dengan cermat diantaranya adalah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI. dipertimbangkan oleh para manajer dengan cermat diantaranya adalah BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI Seperti disebutkan sebelumnya, dalam pelaksanaan pelatihan pada PT. MASWANDI perlu diadakannya pertanyaan-pertanyaan yang harus

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Activity-Based Costing Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsepkonsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA Nurul Aini Fanny Dwi Septiana Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Efektivitas Kegiatan Sarasehan di Radio Sky 90,50 FM Bandung terhadap

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU Veronika Hotmauli Sugiarto Salmon Sihombing Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 85 nasabah, yang akan disajikan gambaran karakteristik dari nasabah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK ABSTRAK Vivi Parita Sari email: vivi.paritasari@yahoo.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR Luh Ria Rakhmadianty1, Made Ary Meitriana1, Wayan Cipta2 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Satpol PP Perjalanan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Mojokerto diawali sebagai sub bagian pada Bagian

Lebih terperinci

ANGKET PENELITIAN L-1 KONTRIBUSI STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INDO POS INTERMEDIA PRESS SKRIPSI.

ANGKET PENELITIAN L-1 KONTRIBUSI STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INDO POS INTERMEDIA PRESS SKRIPSI. L-1 Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN KONTRIBUSI STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INDO POS INTERMEDIA PRESS SKRIPSI Ed Berg NIM : 0900818473 L-1 SURAT PENGANTAR Kepada Yth. Bpk/ Ibu.

Lebih terperinci

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif 1. Deskriptif Responden Berikut ini dijelaskan gambaran responden penelitian a. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1 Nama :Farah Npm :122100606 Jurusan :Manajemen Pembimbing :Rooswhan Budhi

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.1 JAN-JUNI 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI Nursaimatussaddiya Dosen Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta penelitian yang berjudul : PENGARUH KUALITAS MAKANAN, KUALITAS PELAYANAN DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta penelitian yang berjudul : PENGARUH KUALITAS MAKANAN, KUALITAS PELAYANAN DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP LAMPIRAN I KUESIONER Dengan hormat. Perkenalkan nama saya Ridwan Heriyanto. Mahasiswa Program Studi Manajemen dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang sedang melakukan penelitian yang berjudul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini akan menjawab masalah penelitian pada Bab

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh yang signifikan antara variabel

BAB III PENYAJIAN DATA. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh yang signifikan antara variabel BAB III PENYAJIAN DATA A. Pengenalan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh yang signifikan antara variabel iklim komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan. Lokasi penelitian ini di Kisel berada

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. responden dan berdasarkan jenis kelamin responden. Untuk lebih jelasnya dapat di

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. responden dan berdasarkan jenis kelamin responden. Untuk lebih jelasnya dapat di BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Analisis identitas responden dalam penelitian ini di lihat dari beberapa sisi, diantaranya adalah berdasarkan tingkat usia responden, tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Definisi Biaya Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Pembahasan dalam uraian ini adalah tentang gambaran subyek penelitian, dimana subyek penelitian ini menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 70 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1. Karakteristik Responden Penelitian Jumlah responden dalam penelitian ini 130 orang guru dari lima sekolah, yaitu SMA Negeri 57 Jakarta,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sarila Husada Sragen

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sarila Husada Sragen BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sarila Husada Sragen Rumah Sakit Umum Sarila Husada adalah salah satu Rumah Sakit Swasta di Kabupaten Sragen yang merupakan badan usaha

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Responden Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan kuesioner kepada 60 responden. Jumlah responden tersebut dihasilkan dari rumus perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepada 80 responden yang ada di Bank Sinarmas KCP Tanah Abang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepada 80 responden yang ada di Bank Sinarmas KCP Tanah Abang. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada sub bab ini penulis akan mencoba untuk menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil kuesioner yang telah diolah. Kuesioner dibagikan kepada 80 responden

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN Neni Triastuti 1* Fahmi Sulaiman 3 1* Program Studi Adminsitrasi Bisnis Politeknik LP3I Medan 2 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Lampiran 1. ANGKET KUESIONER

Lampiran 1. ANGKET KUESIONER 80 Lampiran. ANGKET KUESIONER Perihal Lampiran : Permohonan Pengisian Angket : satu berkas Yth. Bapak/Ibu Pegawai Kantor Wilayah DJP Banten Di Serang Dengan hormat, Dalam rangka menyelesaikan program pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri dagang di provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 65 Tahun 2013 IAIN Sunan Ampel Surabaya berubah menjadi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK Nama NPM Kelas : Stevanus Immanuel : 1A214460 : 3EA10 Latar Belakang Suatu kondisi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap No Aktivitas Driver Cost Driver Jumlah(Rp) 1 Unit-level activity cost a. Biaya gaji perawat Jumlah hari rawat inap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Instrumen Data Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan untuk mengukur apa yang diukur. Adapun caranya adalah dengan mengkorelasikan antara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada konsumen Warteg yang berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

Lebih terperinci

IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing

IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing 41 IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Validitas dan Reliabilitas. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing variabel pada penelitan yang dilakukan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek) Syamsul Bahri, M.Si 1, Fatimah, ST, MT 2, Anita 3 Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dalam bidang industri manufaktur yang memproduksi furniture. Perusahaan ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dalam bidang industri manufaktur yang memproduksi furniture. Perusahaan ini BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian PT. Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang memproduksi furniture. Perusahaan ini terletak di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Biaya 1. Pengertian Biaya Konsep dan istilah biaya telah dikembangkan selaras dengan kebutuhan para akuntan, ekonom, dan insinyur. Para akuntan telah mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Provinsi dan tercatat kedalam Rumah Sakit Tipe D. RS ini telah terdaftar

BAB IV PEMBAHASAN. Provinsi dan tercatat kedalam Rumah Sakit Tipe D. RS ini telah terdaftar BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Obyek Penelitian Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres yakni satu dari sekian RS milik Pemprop Jakarta Barat yang berwujud RSU, dinaungi oleh Pemerintah Provinsi dan tercatat

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU Selvia Puspa Sari dan Dewi Anggraini ABSTRAK Penerapan Activity Based Costing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

Nama : Neneng Badriah NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Harjanto Sutedjo, SSi.MMSi

Nama : Neneng Badriah NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Harjanto Sutedjo, SSi.MMSi PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Gunadarma Kalimalang) Nama : Neneng Badriah NPM : 15212281 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL Heri Wahyudi 1 *, Susanto Halim 2 & Fahmi Sulaiman 3* 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan 2 Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sebelum mendirikan Koperasi, Ponpes Sidogiri membuka usaha berupa kedai dan warung kelontong di dalam lingkungan pesantren untuk memenuhi kebutuhan para santri.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk mendukung kesehatan bagi masyarakat maka banyak didirikan lembaga atau organisasi yang memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner (angket) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner (angket) yang 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Variabel Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner (angket) yang berisi pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diajukan kepada

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO

PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO Nama : Isnaen Reza Saputra NPM : 13211740 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM Latar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN. Sebelum membagikan kuesioner kepada 100 responden, dilakukan uji validitas dan

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN. Sebelum membagikan kuesioner kepada 100 responden, dilakukan uji validitas dan BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Uji Validitas Sebelum membagikan kuesioner kepada 100 responden, dilakukan uji validitas dan reliabilitas pertanyaan kuesioner kepada

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan pada IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji itas dan Reabilitas 4.1.1 Uji itas Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisis faktor menggunakan alat bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT Novida Pazri Ferzadiana, H. Eddy K. Soegiarto, Titin Ruliana Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) ANALISIS PERHITUNGAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN UNIT COST SYSTEM DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) Oleh: ALVIRA DEWI MUTIARAWATI (123403267)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ),

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ), BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ), disiplin belajar (X 2 ) dan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey.(Y). berdasarkan pengelohan data, maka

Lebih terperinci

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak Analisis Tarif Rawat Inap Dengan Menggunakan Metode Biaya Berbasis Aktivitas di RSNU Banyuwangi Ahmad Ansyori Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang Abstrak Activity Based Costing merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA Nama : Ridwan Maulana NPM : 16212320 Pembimbing : Widiyarsih, SE.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Organisasi Tata Kerja Sekretariat Kabupaten Kutai Timur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Organisasi Tata Kerja Sekretariat Kabupaten Kutai Timur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.. Keadaan Geografis 4.. Keadaan Demografis 4.. Organisasi Tata Kerja Sekretariat Kabupaten Kutai Timur 4..4 Keadaan Kepegawaian Sekretariat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Jumlah responden yang diambil sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 98 responden. Penelitian dilakukan pada pelanggan PT. Optima

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Responden Karakteristik responden pada penelitian ini adalah penghuni Lokalisasi Karaoke Sukosari, Bawen, Kab.Semarang berdasarkan : jenis kelamin,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI JASA INDONESIA DI MAKASSAR

ANALISIS PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI JASA INDONESIA DI MAKASSAR ANALISIS PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI JASA INDONESIA DI MAKASSAR ANDI SYARIFUDDIN STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Suatu perusahaan akan selalu terikat pada kebijaksanaan

Lebih terperinci

penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.

penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS. Pada standar IFRS terdapat penggunaan metode nilai wajar. Salah satu penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Bunda merupakan Rumah Sakit yang didirikan oleh Dokter

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Bunda merupakan Rumah Sakit yang didirikan oleh Dokter BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Rumah Sakit Bunda merupakan Rumah Sakit yang didirikan oleh Dokter Librioda Suminar, tanggal awal didirikannya pada Tahun 2005 dan Rumah Sakit Bunda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian PT Maskapai Asuransi Raya (selanjutnya disebut PT Asuransi Raya atau Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan 9 BAB II LANDASAN TEORI II.1. SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan dalam mengelola biaya produksi suatu produk. Teknologi yang bermunculan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. yang terdapat pada kuesioner yang disebar. Peneliti menyebarkan kuesioner kebeberapa

BAB 4 HASIL PENELITIAN. yang terdapat pada kuesioner yang disebar. Peneliti menyebarkan kuesioner kebeberapa BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden dapat dilihat melalui data deskriptif tentang responden yang terdapat pada kuesioner yang disebar.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan data yang telah disebar kepada pelanggan Alfamart dengan total 100 kuesioner yang diberikan langsung kepada para pelanggan Alfamart.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Sampurna Kuningan Juwana. Sampurna agar lebih mudah dikenal oleh umum terutama para konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Sampurna Kuningan Juwana. Sampurna agar lebih mudah dikenal oleh umum terutama para konsumen. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum PT Sampurna Kuningan Juwana PT Sampurna Kuningan Juwana adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kerajinan kuningan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda adalah rumah sakit bersalin yang mengacu pada spesialisasi pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pada tanggal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan. Ampel yang berlokasi di di Jl. A.Yani 117 Surabaya.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan. Ampel yang berlokasi di di Jl. A.Yani 117 Surabaya. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Pelayanan Karyawan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Minimarket Indomaret Di Jl.Kemakmuran Depok 2 Tengah

Pengaruh Kualitas Pelayanan Karyawan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Minimarket Indomaret Di Jl.Kemakmuran Depok 2 Tengah Pengaruh Kualitas Pelayanan Karyawan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Minimarket Indomaret Di Jl.Kemakmuran Depok 2 Tengah TAUFIK DARMAWAN SAPUTRA 3EA10 (19210434) Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD)

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD) ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD) Nama : Karina Oktaviani NPM : 11209873 Pembimbing : Dr. Budi Prijanto Latar Belakang dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik parametrik. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan item-item

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Akhir karena pada bab ini akan diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Akhir karena pada bab ini akan diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam bab ini dibahas proses pengumpulan dan pengolahan data yang berlangsung selama penelitian. Analisis data merupakan bagian terpenting dalam penyusunan Tugas Akhir karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Profil Pegawai Pegawai PT Kabelindo Murni, Tbk memilik jumlah karyawan yang banyak, dengan beberapa divisi yang dapat menunjang keberhasilan perusahaan. Data karyawan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Objek Penelitian Converse merupakan salah satu merek di bidang fashion yang memfokuskan bisnisnya di industri sepatu.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP (STUDI BISNIS PADA HOTEL CHERRY RED JL. SEI MARTEBING MEDAN)

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP (STUDI BISNIS PADA HOTEL CHERRY RED JL. SEI MARTEBING MEDAN) LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP (STUDI BISNIS PADA HOTEL CHERRY RED JL. SEI MARTEBING MEDAN) A. IDENTITAS RESPONDEN Nama : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk meneliti adanya pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan PT PLN (Persero) pada Perumahan Pondok Bahar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan keterikatan kerja. Peneliti mendeskripsikan skor budaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hipotesis Gambar 4.1 Hubungan variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X 1 = Kompensasi X 2 = Iklim Organisasi Y = Kepuasan Kerja Hipotesis : 1. H 0 : r y1 = 0 H

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran1 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t

LAMPIRAN. Lampiran1 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t LAMPIRAN Lampiran Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t α untuk uji dua fihak (two tail test) 0,50 0,20 0,0 0,05 0,02 0,0 α untuk uji satu fihak (one tail test) Dk 0,25 0,0 0,005 0,025 0,0 0,005 2 3 4 5

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat CV. Tahu Merek W Jombang Pabrik tahu merek W Jombang adalah milik bapak Sulabi, pabrik ini pada awalnya hanya digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin, 51 BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan deskripsi tentang deskripsi responden dan analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE

BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE 7.1. Hubungan Bauran Promosi Terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran HONEY Madoe Bauran komunikasi pemasaran meliputi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Pembahasan pada bab ini merupakan hasil

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas social media twitter

BAB 4 HASIL PENELITIAN. bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas social media twitter BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Hasil dari analisis data yang telah peneliti lakukan, akan diuraikan pada bab ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas social media

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen. 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden 1. Tempat dan Waktu Penelitian Pada bab ini, penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh citra merek dan kepercayaan merek

Lebih terperinci