PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

Transkripsi

1 PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU Selvia Puspa Sari dan Dewi Anggraini ABSTRAK Penerapan Activity Based Costing System Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap Pada RSUD. Siti Aisyah Kota Lubuklinggau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan menggunakan Activity Based Costing System, dapat dijadikan sebagai acuan dalam menetapkan tarif jasa rawat inap pada RSUD. Siti Aisyah Kota Lubuklinggau dan sebagai alat pembanding dengan tarif rawat inap yang ditetapkanselama ini, serta menjadi salah satu masukan yang memberikan informasi mengenai Activity Based Costing System terutama dalam penerapannya pada sebuah rumah sakit yang orientasi utamanya adalah pelayanan masyarakat. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan yaitu analisis Kuantitatif dan kualitatif, teknik analisis Kualitatif yaitu berupa penjabaran atas hasil penelitian yang berupa penjelasan yang tidak dapat di nyatakan dalam bentuk angka-angka, sedangkan analisis Kuantitatif berupa rumus perhitungan sehingga dapat menetapkan metode biaya berdasarkanactivity based costing, kemudian membandingkan tarif rawat inap rumah sakit yang berlaku saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan activity based costing system, apabila dibandingkan dengan tarif yangdigunakan oleh rumah sakit maka activity based costing system memberikan hasil yang lebih Kelas V.VIP, Kelas II AC, Kelas II A, Kelas II B dan Kelas III, serta memberikan hasil yang lebih kecil untuk Kelas VIP dan Kelas I. Hal ini disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada activity based costing system, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam Activity Based Costing System, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Kata Kunci : Penerapan Activity Based Costing System Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pada organisasi yang orientasinya profit, atau yang bertujuan mencari laba, maka penjualan adalah sumber utama yang menghasilkan laba. Organisasi yang berorientasi mencari keuntungan akan berusaha menekan jumlah biaya yang dikeluarkan. Begitupun dengan organisasi yang berorientasi nonprofit juga tetap berusaha untuk meningkatkan penjualan dengan tujuan kelangsungan operasional organisasi, kepuasaan konsumen, dan memberikan layanan sebesar sumber daya yang dimiliki organisasi. Rumah sakit mempunyai tugas utama memberikanpengobatan, perawatan kepada pasien, dan pelayanan kesehatan kepadamasyarakat.tugas-tugas rumah sakit itu menjadikan rumah sakit sebagai STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 17 No. 2, Agustus

2 pihakyang sangat dibutuhkan dalam menyediakan kebutuhan masyarakat danmewujudkan cita-cita masyarakat yang menjadikan warganya memilikikehidupan yang lebih baik.berdasarkan kondisi tersebut maka rumah sakit dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi dan tenaga-tenaga ahli di bidang kesehatan, bidang komunikasi dan informasi, dan bidang transportasi yang mendukung jasa pelayanan kesehatan sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Pemanfaatan berbagai teknologi dan tenaga-tenaga ahli membuat biaya operasional yang dikeluarkan rumah sakit menjadi besar yang akan berdampak pada tarif rawat inap yang tinggi. Untuk mengendalikan biaya tersebut, pihak rumah sakit memerlukan sistem akuntansi yang tepat khususnya metode perhitungan tarif rawat inap untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat yang berkenaan dengan biaya aktivitas pelayanannya. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Aisyah adalah objek yang dijadikan fokus penelitian yang terletak di Kota Lubuklinggau menawarkan berbagai jenis pelayanan, yaitu: pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat darurat, pelayanan ICU, pelayanan rawat inap, klinik rawat gigi dan mulut, poliklinik bedah, poliklinik THT, poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik penyakit dalam dan penyakit anak, pelayanan keluarga berencana, radiologi dan laboratorium. RSUD Siti Aisyah menawarkan beberapa tipe kamar yang sesuai dengan tingkat ekonomi pasien, yaitu : kelas I, II, III, VIP dan Paviliun / VVIP. RSUD Siti Aisyah menghitung tarif kamar rawat inapnya atas dasar unit cost. Perhitungan unit cost dilakukan secara terpisah untuk setiap jenis kelas rawat inap. Cara perhitungannya yaitu dengan menjumlahkan biaya tetap, biaya semi variabel, dan biaya variabel sehingga dihasilkan biaya total. Kemudian biaya total dibagi dengan jumlah hari rawat inap. Walaupun perhitungan tarif rawat inap telah diatur oleh pemerintah berdasarkan unit cost, akan tetapi Rumah Sakit bisa menerapkan perhitungan berdasarkan Activity Based Costing System sebagai bahan pertimbangan. Oleh sebab itu peneliti ingin melakukan penelitian untuk menggunakan metode activity based costing system dalam penetapan tarif rawat inap. Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Penerapan Activity-Based Costing System Sebagai Dasar Penetapan Tarif JasaRawat Inap (Studi Kasus Pada RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau). Rumusan Masalah STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 17 No. 2, Agustus

3 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan dibahan dalam penelitian ini adalah:bagaimana penerapan activity based costing system sebagai dasar penetapan tarif jasa rawat inap pada RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau. Serta seberapa besar perbedaan tarif jasa rawat inap dengan metode unit cost dan metode activity based costing pada RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :Besarnya tarif jasa rawat inap berdasarkan activity based costing system pada RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau. Serta Perbedaan tarif jasa rawat inap metode unit cost dan metode activity based costing pada RSUD Siti Aisyah. Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan perhitungan tentang pengetahuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan activity based costing system. Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam menetapkan tarif jasa rawat inap dan sebagai bahan pertimbangan terhadap harga yang ditetapkan selama ini bagi pihak rumah sakit. Kemudian sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan judul ini serta dapat memberikan informasi mengenai activity based costing terutama dalam penerapannya pada sebuah rumah sakit yang orientasi utamanya adalah pelayanan masyarakat. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biaya Menurut Horngren (2008, h.34) Biaya (cost) adalah biaya (cost) sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Atkinson dan Kaplan (2009, h.33) mendefinisikan biaya sebagai Biaya (cost) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mmendapatkan manfaat sekarang atau masa depan. Biaya menurut Mulyadi (2010, h.8) adalah Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan aakan terjadi untuk tujuan tertentu. Dari Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan unsur pokok dalam biaya, yaitu : a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, b. Diukur dalam satuan uang, c. Memberikan manfaat sekarang atau masa depan, d. Yang telah terjadi aatau yang secara potensial akan terjadi, STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 17 No. 2, Agustus

4 e. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Sistem Akuntansi Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing) Menurut Blocher (2005, h.222) menyatakan bahwa activity based costing adalah Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah pendekatan perhitungan biaya yang dibebankan biaya sumber daya ke objek seperti produk, jasa atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya tersebut. Dasar pemikiran pendekatan perhitungan biaya ini adalah produk dan jasa perusahaan merupakan hasil dari aktivitas dan aktivitas tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Fokus utama activity based costing adalah aktivitas. Mengidentifikasi biaya aktivitas dan kemudian ke produk merupakan langkah dalam menyusun activity based costing system (Hansen dan Mowen, 2006, h.153). Activity based costing mengakui hubungan sebab akibat atau hubungan langsung antara biaya sumber daya, penggerak biaya, aktivitas, dan objek biaya dalam membebankan biaya pada aktivitas dan kemudian pada objek biaya. Keunggulan dan Kelemahan Activity Based Costing Keunggulan activity based costing adalah sebagai berikut : a. Suatu pengkajian activity based costing dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan memfokus pada mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses manufakturing, yang pada akhirnya dapat memicu aktivitas aktivitas untuk mereorganisasi proses, memperbaiki mutu dan mengurangi biaya. b. Activity based costing dapat membantu dalam pengambilan keputusan. c. Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang lebih wajar. d. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk mencari break even atas produk yang bervolume rendah. e. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai merekayasa kembali proses manufakturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi. Sedangkan kelemahan dari sistem activity based costing ini adalah sebagai berikut : a. Alokasi, beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya menemukan aktivitas biaya tersebut. Contoh pembersihan pabrik dan pengelolaan proses produksi. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 17 No. 2, Agustus

5 b. Mengabaikan biaya-biaya tertentu yang diabaikan dari analisis. Contoh iklan, riset, pengembangan, dan sebagainya. c. Pengeluaran dan waktu yang dikonsusmsi. Disamping memerlukan biaya yang mahal juga memerlukan waktu yang cukup lama. Kerangka Pemikiran Rumah Sakit Umum Siti Aisyah Laporan Keuangan Metode Perhitungan Unit Cost / Tradisional Metode Perhitungan Activity Based Costing (ABC) Jasa Tarif Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penerapan Activity Based Costing SystemSebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap Pada RSUD. Siti Aisyah Kota Lubuklinggau METODELOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 17 No. 2, Agustus

6 Tabel 1 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel Variabel Definisi Indikator Metode Unit Cost Metode Activity Based Costing (ABC) Unit Cost adalah sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan. Produk yang dimaksud dapat berupa barang ataupun jasa. ABC (Activity-Based Costing) adalah sistem akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk dengan menggunakan berbagai cost driver, dilakukan dengan menelusuri biaya dari aktivitas dan setelah itu menelusuri biaya dari aktivitas ke produk. Tarif Unit Cost Tarif Activity based Costing (ABC) Metode Dokumentasi Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data/dokumen yang ada pada perusahaan yang bersangkutan, guna mendapatkan data atau informasi secara lengkap. Teknik Analisis Data Menurut Iqbal Hasan (2004, h.30) adalah sebagai berikut : a. Analisis Kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif, yaitu analisis yang menggunakan model-model, seperti model matematika, model statistik, dan ekonometrik. Hasilnya disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian di jelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian. b. Analisis Kualitatif adalah analisis yang tidak menggunakan model matematika, atau model-model tertentu lainnya. Analisis data yamh dilakukan terbatas pada teknik pengolahan datanya, seperti pada pengecekan data tabulasi. Dalam hal ini, hanya membaca tabel-tabel, grafik, atau anggkaangka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang Penulis lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau diperoleh keterangan bahwa dalam menentukan harga jasa rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau menggunakan Peraturan Daerah No. 13 tahun 2008 tentang Pembentukan Rumah Sakit Siti Aisyah sebagai BLUD. Perhitungan harga pokok rawat STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 17 No. 2, Agustus

7 inap Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau adalah dengan cara menjumlahkan biaya akomodasi dengan biaya jasa pelayanan. Perbandingan Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2008 Kota Lubuklinggaudengan Metode Activity Based Costing Dalam Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap RSUD. Siti Aisyah Kota Lubuklinggau. Tabel 2 Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan PeraturanDaerah No. 13 Tahun Tipe Kamar 2008 Kota Lubuklinggau dan Metode Activity Based Costing (ABC) Tarif Perda No. 13 Tahun 2008 Tarif ABC Selisih V.VIP Rp ,00 Rp ,81 Rp ( ,81) VIP Rp ,00 Rp ,17 Rp 8.886,83 Kelas I Rp ,00 Rp ,91 Rp ,09 Kelas II AC Rp ,00 Rp ,63 Rp (63.378,63) Kelas II A Rp ,00 Rp ,15 Rp (87.874,15) Kelas II B Rp ,00 Rp ,02 Rp (6.667,02) Kelas III Rp ,00 Rp ,57 Rp (47.785,57) Sumber : RSUD. Siti Aisyah Kota lubuklinggau yang telah diolah kembali Pembahasan Berikut ini akan dijelaskan mengenai elemen-elemen biaya diatas sebagai berikut: 1. Biaya Jasa Perawat dan Jasa Dokter Biaya jasa perawatan dan jasa dokter dalam hubungannya dengan penetapan tariff kamar rawatbinap, biaya ini secara tidak langsung ikut mempengaruhi aktifitas bagian rawat inap, maka aktivitas ini termasuk dalam kategori unit level activity cost. Untuk itu biaya sebesar Rp ,00 dialokasikan secara professional pada setiap tipe kamar untuk setiap pasien rawat inap. 2. Biaya Air dan Listrik Seluruh tipe kamar rawat inap rumah sakit Siti Aisyah memerlukan tenaga listrik untuk menjalankan peralatan elektronik, untuk penerangan kamar atau fasilitas yang ada di masingmasing kamar, dan air untuk mandi dan kegiatan lainnya. Biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan biaya air dan listrik sebesar Rp ,00 biaya untuk penggunaan listrik dan air termasuk kategori unit level activity cost, karena biaya selalu berubah sesuai dengan pemakaian atau perubahan KWH kamar yang terpakai. Fasilitas yang menggunakan tenaga listrik meliputi STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 17 No. 2, Agustus

8 televisi, lemari es, lampu, kipas angin, AC. Berikut ini penggunaan tenaga listrik yang dikonsumsi masing-masing tipe kamar pada RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau. 3. Biaya Konsumsi Pasien yang menjalani rawat inap membutuhkan makanan dan minuman untuk membantu dan mempercepat proses penyembuhan pasien, sehingga menimbulkan adanya biaya konsumsi sebesar Rp ,00 yang termasuk dalam kategori unit level activity costs. 4. Biaya Administrasi Pelayanan administrasi diberikan untuk menunjang kelancaran dalam penyediaan aktivitas sarana dan prasarana. Biaya administrasi yang dikeluarkan sebesar Rp ,00 termasuk kategori batch related activity based costing. 5. Biaya Bahan Habis Pakai Biaya bahan habis pakai adalah biaya yang digunakan oleh perawat untuk pasien selama pasien dalam perawatan di rumah sakit. Besarnya biaya bahan habis pakai sebesar Rp ,00 6. Biaya Laundray Aktivitas yang dilakukan untuk menyediakan linen bersih kepada pasien rawat inap seperti seprai, selimut, korden, sarung bantal. Biaya laundray sebesar Rp ,00 7. Biaya Cleaning Service Biaya cleaning servise atau biaya kebersihan adalah biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit untuk menunjang kebersihan lingkungan rawat inap dan demi kenyamanan pasien dan keluarga pasien, sehingga pasien merasa nyaman dan tenang. Biaya ini termasuk dalam kategori Batch related activity cocts. Besarnya biaya cleaning service Rp , Biaya Depresiasi Gedung Biaya penyusutan bangunan di rumah sakit sebesar Rp ,00 merupakan fasility sustaining activity costs karena seluruh tipe kamar menggunakan bangunan dan pembebanan pada masing-masing kamar. 9. Biaya Depresiasi Fasilitas Pembebanan penyusutan fasilitas ini berdasarkan masing-masing tipe kamar di Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah. Penyusutan fasilitas ini termasuk dalam kategori fasility sustaining activity costs karena seluruh tipe kamar menggunakan fasilitas yang ada dalam masing-masing tipe kamar dan pembebanannya berdasarkan jumlah hari pakai. Penyusutan fasilitas di rumah sakit Siti Aisyah sebesar Rp ,00 yang terdiri dari penyusutan televise, AC, kulkas, bed dan kipas angin dan lain-lain. STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 17 No. 2, Agustus

9 10. Biaya Asuransi SELVIA PUSPA SARI Keberadaan pasien di rumah sakit Siti Aisyah khususnya di kamar rawat inap menyebabkan munculnya biaya asuransi sebagai jaminan kesehatan bagi pasien rawat inap. Biaya asuransi di rumah sakit Siti Aisyah sebesar Rp ,00 dan biaya ini termasuk dalam kategori fasility sustaining activity costs. Dari hasil pembahasan, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing untuk kelas V.VIP Rp , VIP Rp , Kelas I Rp , Kelas II AC , Kelas II A Rp , Kelas B Rp , Kelas III Rp Dari hasil tersebut, jika dibandingkan dengan Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2008 Kota Lubuklinggau, maka metode Activity Based Costing memberikan hasil yang lebih besar kecuali kelas VIP dan Kelas I. dengan selisih untuk Kelas V.VIP sebesar Rp ,81, Kelas VIP Rp 8.886,83, Kelas I Rp ,09, Kelas II AC Rp ,63, Kelas II A Rp ,15, Kelas II B Rp 6.667,02 dan Kelas III Rp ,57. Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap dengan menggunakan Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2008 Kota Lubuklinggau dan Metode Activity Based Costing, disebabkan karena adanya pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2008 Kota Lubuklinggau biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada Metode Activity Based Costing biaya overhead pada masingmasing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam Metode Activity Based Costing telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap kamar secara tepat berdasarkan komsumsi masing-masing aktivitas. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan oleh Penulis di Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Besarnya tarif jasa rawat inap berdasarkan Activity Based Costing System pada RSUD. Siti Aisyah Kota Lubuklinggau. Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costinguntuk kelas V.VIP Rp , VIP Rp , Kelas I Rp , Kelas II AC , Kelas II A Rp , Kelas B Rp , Kelas III Rp b. Perbedaan tarif jasa rawat inap metode unit cost dan metode activity based costing pada RSUD. Siti Aisyah KotaLubuklinggau STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 17 No. 2, Agustus

10 Jika dibandingkan dengan Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2008 Kota Lubuklinggau, maka metode Activity Based Costing memberikan hasil yang lebih besar kecuali kelas VIP dan Kelas I. dengan selisih untuk Kelas V.VIP sebesar Rp ,81, Kelas VIP Rp 8.886,83, Kelas I Rp ,09, Kelas II AC Rp ,63, Kelas II A Rp ,15, Kelas II B Rp 6.667,02 dan Kelas III Rp ,57. Saran a. Direktur RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau sebaiknya mulai mempertimbangkan perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing, dengan tetap mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang lain seperti tarif rumah sakit lain dan kemampuan ekonomi masyarakat yang dapat mempengaruhi dalam penetapan harga pelayanan rawat inap rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau. b. Direktur RSUD. Siti Aisyah Kota Lubuklinggau sebaiknya meninjau ulang perhitungan tarif jasa rawat inap antara metode Activity Based Costing dengan Peraturan Daerah No. 13 Tahun Hal ini dikarenakan, jika manajemen RSUD. Siti Aisyah Kota Lubuklinggau menerapkan metode Activity Based Costing, maka akan mendapatkan hasil sebesar Rp ,18,yang bersumber dari kelas V.VIP sebesar Rp ,81, kelas II AC Rp ,63, Kelas II A Rp ,15, Kelas II B Rp 6.667,02 dan Kelas III Rp ,57, sedangkan jika pihak manejemen RSUD. Siti Aisyah Kota Lubuklinggau menerapkan Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2008, maka laba yang diperoleh sebesar Rp ,92, yang bersumber dari Kelas VIP sebesar Rp 8.886,83, dan Kelas I sebesar Rp ,09. DAFTAR PUSTAKA Ana Diana Marlina Penerapan Metode Activity Based Costing System dalam Menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap pada RSUD Sobirin Kabupaten Musi Rawas. Disertai Tidak Diterbitkan. Lubuklinggau: Program Studi Ilmu Ekonomi, STIE. Atkinson, Anthony A., et al Akuntansi Manajemen, Edisi 5. Jilid I.Jakarta: PT.Indeks. Hansen, Don R. Maryanne M Mowen Manajemen, Edisi 7. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Hongren, Charles T. George Foster. Srikant M. Datar Akuntansi Biaya dengan Penekanan Manajerial. Jakarta: Salemba Empat. Ikhsan, Arfan. Ida Bagus Agung Dharmanegara Akuntansi dan Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mulyadi Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta : UPP STIM YKPN STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 17 No. 2, Agustus