Merencanakan dan melakukan penelitian kesehatan masyarakat 2 1 SEP TEM BER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Merencanakan dan melakukan penelitian kesehatan masyarakat 2 1 SEP TEM BER"

Transkripsi

1 Merencanakan dan melakukan penelitian kesehatan masyarakat PANJI FO RTUNA H ADI SO EMARTO M ETO DE, AP LI K ASI DAN M ANAJEM EN P ENELI TIAN K ESM AS S2 I K M FK UP 2 1 SEP TEM BER

2 Teori, model dan kerangka pikir Ostrom (2009): Frameworks: contain the most general set of variables to use to examine a diversity of [a concept] Theories: specify which working parts of a framework are considered useful to explain diverse outcomes and how they relate to one another. Models: precise assumptions about a limited number of variables in a theory that scholars use to examine the formal consequences [of a set of determinants] Pengertian dan pemakaian istilah-istilah ini sering berbeda. Konsep: komponen utama dari teori Konstruk: konsep yang digunakan dalam satu teori spesifik PANJI HADISOEMARTO,

3 Teori/framework untuk penelitian IKM Teori perilaku Teori kependudukan Teori politik Teori matematika PANJI HADISOEMARTO,

4 Teori perilaku Teori perilaku di tingkat individu Health belief model Theory of planned behavior Transtheoretical model Teori perilaku di tingkat interpersonal Social cognitive theory Teori perilaku di tingkat komunitas Diffusion of innovation PANJI HADISOEMARTO,

5 Health belief model Champion and Skinner, in Glanz et al. (2008) PANJI HADISOEMARTO,

6 Health belief model Konstruk utama (Champion and Skinner, dalam Glanz dkk., 2008): Perceived susceptibility: Keyakinan tentang kemungkinan terkena suatu penyakit/kondisi Perceived severity: Keyakinan tentang keseriusan/dampak buruk dari terkena suatu penyakit atau membiarkan suatu penyakit tidak diobati (termasuk dampak medis dan sosial) Perceived benefits: Keyakinan mengenai keuntungan dari melakukan suatu tindakan terhadap berkurangnya ancaman dari terkena suatu penyakit/kondisi Perceived barriers: Keyakinan mengenai hambatan untuk melakukan suatu tindakan tertentu PANJI HADISOEMARTO,

7 Health belief model Self-efficacy: Keyakinan bahwa seseorang mampu melakukan suatu tindakan yang diperlukan untk mengubah outcome (Bandura, 1997) Cues to action: Petunjuk untuk melakukan suatu tindakan Variabel lain mempengaruhi perilaku melalui individual beliefs PANJI HADISOEMARTO,

8 Social cognitive theory Behavior Personal factors Environmental factors Reciprocal determinism PANJI HADISOEMARTO,

9 Konstruk utama (McAlister dkk., dalam Glans dkk,, 2008) Determinan psikologis Outcome expectations: Keyakinan tentang kemungkinan dan nilai dari konsekuensi dari suatu perilaku Self-efficacy: Keyakinan bahwa seseorang mampu melakukan suatu tindakan yang diperlukan untk mengubah outcome Collective efficacy: Keyakinan yang dimiliki sekelompok orang tentang kemampuan mereka untuk melakukan upaya bersama untuk mengubah suatu outcome PANJI HADISOEMARTO,

10 Observational learning Observational learning: Proses pembelajaran untuk melakukan perilaku baru melalui paparan terhadap hubungan interpersonal atau tampilan media, khususnya melalui peer model Determinan lingkungan Incentive motivation: Penggunaan reward dan punishment untuk mengubah perilaku Facilitation: Penyediaan alat, sumber daya, atau perubahan lingkungan yang mempermudah terjadinya suatu perilaku PANJI HADISOEMARTO,

11 Diffusion of innovation PANJI HADISOEMARTO,

12 Diffusion of innovation Konstruk utama (Oldenburg dan Glanz, dalam Glanz dkk., 2008) Diffusion: Penyebaran suatu inovasi, sebuah proses pengkomunikasian inovasi melalui saluransaluran tertentu di antara anggata-anggota sebuah sistem sosial Innovation: Ide, praktik, atau obyek yang dianggap baru oleh seorang idividu atau unit adopsi lain Communication channels: Media yang digunakan untuk menyebarkan pesan, termasuk media massa, saluran interpersonal, dan komunikasi elektronik Social system: Set dari unit-unit yang saling berhubungan dan berinterkasi dalam pemecahan masalah bersama untuk mencapai tujuan bersama. PANJI HADISOEMARTO,

13 Diffusion of innovation Tahap-tahap difusi Innovation development: Tahap pengembangan dan produksi ide Adoption: Penggunaan sebuah inovasi oleh kelompok target Implementation: Implementasi aktif dan terencana dari inovasi pada suatu seting Maintenance: Penggunaan inovasi secara ongoing Sustainability: Sejauh apa inovasi tetap dilanjutkan setelah sumber daya awal habis Institutionalization: Mausknya inovasi ke dalam praktik turin sebuah organisasi atau kebijakan PANJI HADISOEMARTO,

14 Diffusion of innovation Karakteristik inovasi Relative advantage: apakah inovasi lebih baik dari yang sudah ada? Compatibility: apakah inovasi cocok untuk populasi target? Complexity: apakah inovasi mudah digunakan? Trialability: apakah inovasi bisa dicoba sebelum diadopsi? Observability: apakah dampak inovasi terlihat dan mudah diukur? PANJI HADISOEMARTO,

15 Teori kependudukan Proximate determinant of mortality Proximate determinants of fertility PANJI HADISOEMARTO,

16 Proximate determinants of mortality Mosley & Chen, 1984 PANJI HADISOEMARTO,

17 (Bongaarts, 1978) PANJI HADISOEMARTO,

18 Teori politik Multiple streams theory PANJI HADISOEMARTO,

19 Multiple streams theory (Zahariadis dalam Sabatier, 2007) PANJI HADISOEMARTO,

20 Konstruk utama (Kingdon, 1984) Problem stream: masalah-masalah yang berpotensi mendapat perhatian pembuat kebijakan Policy stream: ide dan solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah Political stream: proses politik yang memungkinkan bergabungnya problem stream dan policy stream Policy window: periode waktu saat problem stream dan policy stream dapat bergabung Focusing event: event/peristiwa yang mencetuskan terbukanya policy window Policy entrepreneur: pelaku kebijakan yang memperjuangkan suatu agenda tertentu PANJI HADISOEMARTO,

21 Teori matematika Game theory PANJI HADISOEMARTO,

22 Game theory Model matematika tentang konflik dan kerja sama di antara intelligent, rational decision makers Konstruk utama Interdependensi: setiap pemain memperoleh jumlah total dari keputusan-keputusan yang diambil oleh seluruh pemain Rationalitas: asumsi bahwa setiap pemain akan mengambil keputusan yang memaksimalkan outcome yang mereka terima, dengan mempertimbangkan kemungkinan pilihan pemain lain Kompetisi dan kerja sama PANJI HADISOEMARTO,

23 Prisoner s dilemma (Westhoff et al, 2014) PANJI HADISOEMARTO,

24 (Westhoff et al, 2014) PANJI HADISOEMARTO,

25 Hubungan teori dan penelitian 1. Penelitian untuk mengembangkan teori Menambah konstruk baru kepada teori yang sudah ada Menyederhanakan teori lama sehingga lebih parsimoni Menggunakan teori dari disiplin ilmu lain yang belum pernah digunakan sebelumnya Membuat teori yang sepenuhnya baru 2. Penelitian untuk menguji teori Menggunakan teori sebagai dasar pemilihan variabel atau intervensi Menguji hubungan antar variabel atau antara intervensi dengan luaran tertentu 3. Penelitian tanpa dasar teori Deskriptif PANJI HADISOEMARTO,

26 Pertanyaan penelitian Pertanyaan penelitian: kalimat tanya yang secara jelas dan padat menunjukkan apa yang akan dijawab melalui proses penelitian Pertanyaan penelitian mengarahkan desain dan metode penelitian Question is king PICO: Population/problem Intervention/independent variable Comparison Outcome PANJI HADISOEMARTO,

27 Pertanyaan penelitian yang baik: 1. Tidak terlalu sempit (misal: berapa insidensi obesitas di puskesmas Sindang Jaya?) 2. Tidak terlalu luas (misal: apakah efek dari obesitas di puskesmas Sindang Jaya?) 3. Tidak terlalu obyektif/faktual (misal: berapa lama aktivitas fisik yang dilakukan penduduk Sindang Jaya?) 4. Menarik 5. Manageable 6. Penting PANJI HADISOEMARTO,

28 Masalah penelitian Pernyataan mengenai area permasalahan, kondisi yang perlu diperbaiki, atau permasalahan yang ada di literatur, teori atau praktik yang memerlukan penelitian untuk pemecahannya. Dapat dituliskan sebagai bagian dari tujuan penelitian. PANJI HADISOEMARTO,

29 Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan formal yang meramalkan outcome dari penelitian Pertanyaan penelitian hipotesis; sedemikian rupa sehingga pertanyaan penelitian dapat diuji Jenis hipotesis: Nondirectional: Tidak menyebutkan arah perbedaan Directional: Menyebutkan arah perbedaan Correlational: Meramalkan terdapat hubungan Null: Meramalkan tidak ada perbedaan atau hubungan uji statistik PANJI HADISOEMARTO,

30 Variabel Variabel adalah karakteristik atau atribut dari subyek yang dapat diukur atau diamati oleh peneliti dan nilai berbeda antara satu subyek dengan yang lain. Variabel independen: Variabel yang akan diuji/dimanipulasi Variabel dependen: Variabel diamati/dipengaruhi oleh variabel independen Variabel kendali: Variabel yang mempengaruhi variabel dependen dan independen, namun dikendalikan dalam desain atau analisis Extraneous variable: variabel independen yang tidak dikendalikan di dalam penelitian Variabel moderator: variabel yang dapat mempengaruhi kekuatan hubungan antara variabel independen dan dependen Definisi operasional: Penjelasan mengenai istilah/variabel yang secara spesifik digunakan di dalam penelitian PANJI HADISOEMARTO,

31 Konstruk 1 Variabel 1 Definisi op 1 Masalah/ pertanyaan penelitian Teori/ kerangka pikir Konstruk 2 Variabel 2 Definisi op 2 Konstruk Variabel Definisi op Hipotesis Instrumen PANJI HADISOEMARTO,

32 Batasan dan keterbatasan penelitian Peneliti perlu membatasi penelitian dalam parameter-parameter tertentu: 1. Wilayah geografis 2. Waktu 3. Populasi Keterbatasan penelitian: parameter atau batasan penelitian yang berada di luar kendali peneliti dan berpotensi mempengaruhi hasil penelitian. PANJI HADISOEMARTO,

33 Asumsi Asumsi adalah kondisi yang diterima sebagai kebenaran, namun tidak dapat diverifikasi, yang tanpanya penelitian tidak dapat dilaksanakan PANJI HADISOEMARTO,

34 Penulisan bab satu Latar belakang penelitian Signifikansi masalah Kajian teoretis Penelitian terdahulu Rumusan masalah Tujuan penelitian Kegunaan penelitian PANJI HADISOEMARTO,

35 Penulisan bab 2 Kajian pustaka Lihat inverted pyramid di kuliah sebelumnya Kerangka pemikiran Kerangka pemikiran/teori yang digunakan sebagai dasar penelitian yang dapat diambil dari kerangka pemikiran yang sudah ada maupun sebagai sintesis dari beberapa teori atau kerangka pemikiran yang sudah ada. Asumsi Hipotesis PANJI HADISOEMARTO,

Pengantar causal inference 2 8 SEP TEM BER

Pengantar causal inference 2 8 SEP TEM BER Pengantar causal inference PANJI FO RTUNA H ADI SO EMARTO M ETO DE, AP LI K ASI DAN M ANAJEM EN P ENELI TIAN K ESM AS S2 I K M FK UP 2 8 SEP TEM BER 2 0 1 6 Tujuan pembelajaran Melalui perkuliahan ini,

Lebih terperinci

Metode kuantitatif: Desain 5 O K TO BER 2016

Metode kuantitatif: Desain 5 O K TO BER 2016 Metode kuantitatif: Desain PANJI FO RTUNA H ADI SO EMARTO M ETO DE, AP LI K ASI DAN M ANAJEM EN P ENELI TIAN K ESM AS S2 I K M FK UP 5 O K TO BER 2016 Desain penelitian kuantitatif Empat kelompok desain

Lebih terperinci

PENDIDIKAN. Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP

PENDIDIKAN. Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP PENDIDIKAN Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP DEFINISI Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah sebuah proses

Lebih terperinci

Metode kuantitatif: Randomisasi 12 O K TO BER 2016

Metode kuantitatif: Randomisasi 12 O K TO BER 2016 Metode kuantitatif: Randomisasi PANJI FO RTUNA H ADI SO EMARTO M ETO DE, AP LI K ASI DAN M ANAJEM EN P ENELI TIAN K ESM AS S2 I K M FK UP 12 O K TO BER 2016 Random selection vs random allocation Dua jenis

Lebih terperinci

Merencanakan dan melakukan penelitian kesehatan masyarakat 1 4 SEP TEM BER

Merencanakan dan melakukan penelitian kesehatan masyarakat 1 4 SEP TEM BER Merencanakan dan melakukan penelitian kesehatan masyarakat PANJI FO RTUNA H ADI SO EMARTO M ETO DE, AP LI K ASI DAN M ANAJEM EN P ENELI TIAN K ESM AS S2 I K M FK UP 1 4 SEP TEM BER 2 0 1 6 Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dasar pemikiran pemasaran sebagaimana yang dikemukakan Kotler (2010:174), dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

Lebih terperinci

TOPIK SEMBILAN. Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI

TOPIK SEMBILAN. Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI TOPIK SEMBILAN TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan konsep divusi dan inovasi Mengidentifikasi ciri-ciri inovasi Mendeskripsikan masing-masing komponen inovasi Menganalisis sifat-sifat inovasi Menjelaskan inovasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu

BAB II LANDASAN TEORI. proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Informasi Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam perekayasaan sebagian besar proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi, dan konektivitas

Lebih terperinci

Praktikum Perilaku Konsumen

Praktikum Perilaku Konsumen Modul ke: Praktikum Perilaku Konsumen Difusi dan Inovasi Konsumen Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ade Permata Surya, S.Gz., MM. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Inovasi dan Difusi Inovasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional. Sedangkan yang menjadi faktor eksternal adalah sosialisasi JKN pada masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional. Sedangkan yang menjadi faktor eksternal adalah sosialisasi JKN pada masyarakat. 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional. Kepesertaan masyarakat dalam program JKN sebagai bentuk adanya perubahan perilaku dalam pelayanan kesehatan. Perubahan tersebut merupakan

Lebih terperinci

THEORY (IDT) DAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

THEORY (IDT) DAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Seminar Nasional Sains dan Aplikasi Komputasi (SENSAI.OM), 25 September 2013 ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGIINFORMASI MENGGUNAKAN PENEKATAN INNOVATION AND DIFFUSION THEORY (IDT) DAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE

Lebih terperinci

DIFUSI INOVASI. Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri

DIFUSI INOVASI. Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri DIFUSI INOVASI M ETODE PENGEMBANGAN PARTISIPATIF Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi 1. Sifat inovasi (keuntungan relatif, kompabilitas, kompleksitas, triabilitas,

Lebih terperinci

Vaughan, Roger Conceptual Framework. Bournemouth University. Accessed on April 12 th 2016.

Vaughan, Roger Conceptual Framework. Bournemouth University.  Accessed on April 12 th 2016. Http://monash.edu.au Vaughan, Roger. 2008. Conceptual Framework. Bournemouth University. http://bournemouth.ac.uk. Accessed on April 12 th 2016. Merupakan suatu tulisan atau presentasi visual atas: penjelasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bong-Keun Jeong & Tom E Yoon (2013) mobile banking. Berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bong-Keun Jeong & Tom E Yoon (2013) mobile banking. Berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM), 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang mengambil topik yang sama : 2.1.1 Bong-Keun Jeong & Tom E Yoon (2013) Penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

SIKAP KETUA RT/RW TERHADAP PENGGUNAAN APLIKASI QLUE DENGAN TEORI DIFUSI INOVASI (STUDI KASUS PADA KETUA RT/RW DI WILAYAH KELURAHAN TEBET TIMUR)

SIKAP KETUA RT/RW TERHADAP PENGGUNAAN APLIKASI QLUE DENGAN TEORI DIFUSI INOVASI (STUDI KASUS PADA KETUA RT/RW DI WILAYAH KELURAHAN TEBET TIMUR) SIKAP KETUA RT/RW TERHADAP PENGGUNAAN APLIKASI QLUE DENGAN TEORI DIFUSI INOVASI (STUDI KASUS PADA KETUA RT/RW DI WILAYAH KELURAHAN TEBET TIMUR) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang A. Teori Planned Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang dikemukakan oleh Fishbein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan

Lebih terperinci

Dalam konteks difusi inovasi menuju adopsi final itulah Rogers (1983) menawarkan karakteristik yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian tentang

Dalam konteks difusi inovasi menuju adopsi final itulah Rogers (1983) menawarkan karakteristik yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori difusi inovasi yang dikembangkan Everett M Rogers dikenal luas sebagai teori yang membahas keputusan inovasi. Melalui buku Diffusion of Innovation (DOI), Rogers

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Service mempunyai banyak karakteristik seperti, bersifat intangible dan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Service mempunyai banyak karakteristik seperti, bersifat intangible dan BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Service Service atau layanan sekarang ini sudah sangat berbeda dengan layanan tradisional yang dulu pernah ada. Layanan sekarang ini lebih bersifat cepat, tanggap,

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Modul ke: 11 Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Teori Penggunaan dan Gratifikasi dan Teori Pencarian Informasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu: BAB III LANDASAN TEORI A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) UTAUT adalah sebuah model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Viswanath Venkatesh, dkk pada tahun 2003 (Venkatesh

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU PERTEMUAN 4 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

TEORI PERILAKU PERTEMUAN 4 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT TEORI PERILAKU PERTEMUAN 4 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Adalah teori-teori terbentuknya atau terjadinya perilaku. Dengan adanya bermacam-macam teori ini akan mengarahkan intervensi kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah sangat berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya yang terdapat pada bidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Teknologi Informasi Menurut Information Technology Association of America (ITAA) dalam Sutarman (2009:13) teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH Teori Komunikasi-1, Sesi 14 Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH: Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produsen dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari telepon pintar berharga

BAB I PENDAHULUAN. produsen dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari telepon pintar berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam telepon pintar semakin sering diperkenalkan oleh produsen dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari telepon pintar berharga murah hingga telepon pintar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut O Brien pada bukunya Management Information Systems 10e (2010), sistem informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang (people), perangkat keras

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN TEKNOLOGI DAN DIFUSI INOVASI TERHADAP NIAT BERPERILAKU MENGGUNAKAN TELEPON PINTAR

PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN TEKNOLOGI DAN DIFUSI INOVASI TERHADAP NIAT BERPERILAKU MENGGUNAKAN TELEPON PINTAR TESIS PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN TEKNOLOGI DAN DIFUSI INOVASI TERHADAP NIAT BERPERILAKU MENGGUNAKAN TELEPON PINTAR ANDI KRISMAWAN No. Mhs. : 125001755/PS/MM PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Menggunakan Pendekatan Innovation and Diffusion Theory (IDT) dan Technology Acceptance Model (TAM)

Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Menggunakan Pendekatan Innovation and Diffusion Theory (IDT) dan Technology Acceptance Model (TAM) Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Menggunakan Pendekatan Innovation and Diffusion Theory (IDT) dan Technology Acceptance Model (TAM) 1) Slamet Erma Yudi, 2) Johan J.C. Tambotoh Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Hubungan Karakteristik Inovasi Terhadap Adopsi Inovasi Program Pelatihan Kerajinan Sampah The Relationship Between Innovation Characteristics and Innovation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Persepsi Mengenai PHBS 2.1.1. Pengertian Persepsi Individu satu dengan yang lainnya, tentu memiliki perbedaan dalam melihat serta memaknai sesuatu yang dilihatnya. Perbedaan

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK INOVASI SISTEM SOSIAL DAN SALURAN KOMUNIKASI TERHADAP ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN

PENGARUH KARAKTERISTIK INOVASI SISTEM SOSIAL DAN SALURAN KOMUNIKASI TERHADAP ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN i TESIS PENGARUH KARAKTERISTIK INOVASI SISTEM SOSIAL DAN SALURAN KOMUNIKASI TERHADAP ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN THOBIAS SERAH No. Mhs : 125001745 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Social Cognitive Theory (SCT) Social Cognitive Theory sebagai teori yang membahas tentang perilaku manusia. Feist et al (2013)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, penggunaan internet di dalam kelas sebagai bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah satunya disebabkan

Lebih terperinci

TERJADINYA PERILAKU dan TEORI PERILAKU

TERJADINYA PERILAKU dan TEORI PERILAKU TERJADINYA PERILAKU dan TEORI PERILAKU Disampaikan oleh: Yayi Suryo Prabandari Department HBSE Prodi S2 IKM FK UGM@2017 LEARNING OBJECTIVES After reading this chapter, the student will be able to: Define

Lebih terperinci

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1. Sikap. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1. Sikap. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1 Sikap Fakultas PSIKOLOGI Filino Firmansyah M. Psi Program Studi Psikologi Bahasan Pengertian Sikap Komponen Sikap Pembentukan Sikap Fungsi Sikap Pilih Apa? Mau berkenalan dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: intensi, determinan intensi, Ibu hamil, oral hygiene

ABSTRAK. Kata kunci: intensi, determinan intensi, Ibu hamil, oral hygiene ABSTRAK Salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada Ibu hamil di Indonesia adalah faktor perilaku mengabaikan oral hygiene saat kehamilan. Intensi dianggap dapat melihat faktor-faktor

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Review Penelitian Sebelumnya Dalam penelitian Oswari, Suhendra, Harmoni (2008), mengungkapkan penggunaan komputer sudah cukup tinggi pada pengelola UKM, terutama dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi saat ini sangat banyak digunakan di hampir seluruh bidang industri di Indonesia, dikarenakan perkembangan teknologi, perubahan proses bisnis yang dinamis,

Lebih terperinci

HAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN. (Suyantiningsih, M.Ed.)

HAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN. (Suyantiningsih, M.Ed.) HAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN (Suyantiningsih, M.Ed.) PENDAHULUAN Dalam sejarah Amerika Serikat, teori difusi inovasi telah ada sejak tahun 1950-an. Dalam konteks sejarah yang dimaksud,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN IMUNISASI CAMPAK: APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN IMUNISASI CAMPAK: APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN IMUNISASI CAMPAK: APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran CHRISTOPHER BRILLIANTO G0013064 FAKULTAS

Lebih terperinci

INOVASI DAN INOVATOR APARATUR SEBAGAI INOVATOR DAN CHANGE AGENT

INOVASI DAN INOVATOR APARATUR SEBAGAI INOVATOR DAN CHANGE AGENT INOVASI DAN INOVATOR APARATUR SEBAGAI INOVATOR DAN CHANGE AGENT 1 MODEL PENGEMBANGAN INOVASI NILAI- NILAI DAN SISTEM SOSIAL BERPIKIR KREATIF INOVA TIVE NESS MERESPONS PERUBAHAN INOVASI ADVANTAGE; COMPATIBILITY;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penggunaan tembakau adalah penyebab kematian yang paling bisa dicegah. Tembakau menyebabkan kematian 1 orang dalam setiap 6 detik. Selain itu, tembakau juga menyebabkan

Lebih terperinci

ELEMEN DIFUSI. Yogi Suwarno.

ELEMEN DIFUSI. Yogi Suwarno. ELEMEN DIFUSI Yogi Suwarno www.difusiinovasi.co.cc Difusi Diffusion is the process by which (1) an innovation (2) is communicated through certain channels (3) over time (4) among the members of a social

Lebih terperinci

1

1 BAB 1 PEDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular Diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global ( Riskesdas, 2013 ). dan prevalensinya

Lebih terperinci

Oleh : NIM : KERTAS KERJA. Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai KA DAN BISNIS : MANAJEMEN : EKONOMIKA FAKULTAS PROGRAM STUDI SALATIGA

Oleh : NIM : KERTAS KERJA. Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai KA DAN BISNIS : MANAJEMEN : EKONOMIKA FAKULTAS PROGRAM STUDI SALATIGA PENERAPAN E-COMMERCE UNTUK USAHA MIKRO (STUDI KASUS PADA PD. SASMITA) Oleh : ARJUNA EKA SAPUTRA NIM : 212008094 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika ka dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

Selamat membaca, mempelajari dan memahami

Selamat membaca, mempelajari dan memahami Selamat membaca, mempelajari dan memahami Materi Kuliah E-Learning mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif VARIABEL PENELITIAN Oleh Dr. Triana Noor Edwina D.S., M.Si VARIABEL PENELITIAN Variabel konstruk

Lebih terperinci

dan Organisasi Petani

dan Organisasi Petani Sessi - 7 A. Klarifikasi pemahaman konsep Kelembagaan dan Organisasi Petani Jepperson (1991), Lembaga suatu aturan yang dipahami dan dipakai oleh suatu kelompok masyarakat atau biasa disebut rules of the

Lebih terperinci

TINJAUAN BEBERAPA MODEL TEORI DASAR ADOPSI TEKNOLOGI BARU

TINJAUAN BEBERAPA MODEL TEORI DASAR ADOPSI TEKNOLOGI BARU TINJAUAN BEBERAPA MODEL TEORI DASAR ADOPSI TEKNOLOGI BARU BAMBANG WINARKO dan LUFINA MAHADEWI Sampoerna School of Business Abstrak: Berbagai model teori dasar telah dikembangkan untuk mengetahui variabel

Lebih terperinci

LEARNING OLEH: ASEP SUPENA

LEARNING OLEH: ASEP SUPENA LEARNING OLEH: ASEP SUPENA BELAJAR (LEARNING) PROSES PERUBAHAN YANG RELATIF PERMANEN PADA PENGETAHUAN ATAU TINGKAH LAKU YANG DISEBABKAN OLEH SUATU PENGALAMAN (Woolfolk, 2004) BELAJAR (LEARNING) Perubahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah : 1. Accounting Job Outcomes

Lebih terperinci

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 oleh : Yoga Adi Prabowo (190110080095) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Golput atau golongan putih merupakan suatu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk menggunakan TransJakarta ke tempat kerja. Partisipan penelitian ini sebanyak 103 pekerja di DKI Jakarta

Lebih terperinci

KONSEP KOGNISI SOSIAL - BANDURA

KONSEP KOGNISI SOSIAL - BANDURA 5 KONSE KOGNISI SOSIA - BANDURA A. KONSE KOGNISI SOSIA ENANG KERIBADIAN Menurut Bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan perilaku, namun prinsip tersebut harus

Lebih terperinci

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen

Lebih terperinci

Dyah Retno Pratiwi Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Surakarta

Dyah Retno Pratiwi Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Surakarta KOMUNIKASI KESEHATAN DAN PERILAKU AKSEPTOR KB MANTAB (Studi Kasus Pengaruh Komunikasi Kesehatan Oleh PLKB Terhadap Perilaku Akseptor KB Mantab MOP di Kelurahan Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena BAB II LANDASAN TEORI A. Intensi Berwirausaha 1. Pengertian Intensi Berwirausaha Fishbein dan Ajzein (Sarwono, 2002) mengembangkan suatu teori dan metode untuk memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap.

Lebih terperinci

SKRIPSI IDENTIFIKASI PERILAKU MAHASISWA HOMOSEKSUAL (GAY) TERHADAP UPAYA PREVENTIF HIV& AIDS

SKRIPSI IDENTIFIKASI PERILAKU MAHASISWA HOMOSEKSUAL (GAY) TERHADAP UPAYA PREVENTIF HIV& AIDS SKRIPSI IDENTIFIKASI PERILAKU MAHASISWA HOMOSEKSUAL (GAY) TERHADAP UPAYA PREVENTIF HIV& AIDS Oleh: DIAN MUHTARICCA NIM. 101211131043 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kapan dan ke mana manusia abad 21 akan bekerja. Pergeseran paradigma ini juga

BAB I PENDAHULUAN. kapan dan ke mana manusia abad 21 akan bekerja. Pergeseran paradigma ini juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan abad 21 telah membawa aspek pengetahuan teknologi ke seluruh aspek kehidupan masyarakat. Pergeseran signifikan telah terjadi, dan membahas tentang bagaimana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 8 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Difusi Inovasi Sejumlah konsep dan teori mengenai difusi inovasi yang dirujuk dari Rogers dan Shoemaker (1971) dan Rogers (1995) yang dikemukakan dalam subbab ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Definisi Perilaku Menurut Kwick dalam Azwar (2007), perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Skiner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan penerapan teknologi informasi salah satunya adalah pengguna atau pemakai. Pengguna merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KEYAKINAN MANFAAT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI

PENGARUH FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KEYAKINAN MANFAAT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI PENGARUH FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KEYAKINAN MANFAAT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI Agung Utama, Arif Wibowo, & Nurhadi Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia agungutama@uny.ac.id Abstract: Pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi telah meningkat secara signifikan. Sejak tahun 1980-an, sekitar 50 persen modal baru digunakan untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Ibrahim & M. Sadiq (2012) dengan judul Mobile Banking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Ibrahim & M. Sadiq (2012) dengan judul Mobile Banking BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan peneliti sudah pernah dilakukan peneliti lain, dibawah ini merupakan penelitian terdahulu dari peneliti lain. Penelitian pertama

Lebih terperinci

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP 5209 100 028 Dosen Pembimbing I : Tony Dwi Susanto,S.T.,M.T.,Ph.D Dosen Pembimbing II : Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc Kebutuhan & Tuntutan PT. Lisa Concrete Indonesia

Lebih terperinci

Memahami Komunikasi Kesehatan. :: komkes.wordpress.com

Memahami Komunikasi Kesehatan. :: komkes.wordpress.com Memahami Komunikasi Kesehatan dienanshari@gmail.com :: komkes.wordpress.com 1 Tujuan sesi ini: Memperkenalkan konsep komunikasi dan komunikasi kesehatan; Menjelaskan peran, area kerja, dan sumber informasi

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MASALAH

LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tuntutan kualitas sumber daya manusia era globalisasi abad 21 sangat tinggi dan kompleks. Kerangka kompetensi abad 21 dari 21 st Century Skills, Education,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alasan Pemilihan Teori Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Health Belief Model sebagai landasan berpikir. Peneliti memilih teori tersebut dikarenakan beberapa alasan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu Penelitian tentang mobile banking telah banyak dilakukan oleh peneliti di berbagai negara. Adapun jenis mobile banking yang paling banyak diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban terhadap pasien untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat dengan menggunakan fasilitas yang

Lebih terperinci

Definisi Teknologi Pendidikan

Definisi Teknologi Pendidikan Definisi Teknologi Pendidikan Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan,

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah: Kewirausahaan Lanjutan Semester: 5 (lima) Kode: BAH3E3 Program Studi: S1 Administrasi Bisnis Dosen: Kristina Sisilia SKS: 3 1. Mahasiswa mampu engembangkan

Lebih terperinci

Ria Fitriani A12/A Tingkatan teori

Ria Fitriani A12/A Tingkatan teori Ria Fitriani 131211132026 A12/A-2 1. Tingkatan teori Model promosi kesehatan Nolla J. Pender termasuk dalam middle-range theory yaitu teori yang menyeimbangkan kepesifikanya dengan konsep ekonomi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang maju mengikuti pertumbuhan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang maju mengikuti pertumbuhan ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang maju mengikuti pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi

Lebih terperinci

suatu sistem mencapai keberhasilan dalam implementasinya. Ang dan Pavri

suatu sistem mencapai keberhasilan dalam implementasinya. Ang dan Pavri 2 suatu sistem mencapai keberhasilan dalam implementasinya. Ang dan Pavri (1994) menyebutnya dengan reaksi, dan banyak istilah-istilah dari peneliti lainnya yang pada intinya merujuk pada hal yang sama

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual (Studi pada PDAM Kota Malang) Oleh : Bangun Kinarwanto

Faktor-Faktor Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual (Studi pada PDAM Kota Malang) Oleh : Bangun Kinarwanto Faktor-Faktor Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual (Studi pada PDAM Kota Malang) Oleh : Bangun Kinarwanto Dosen Pembimbing: Lutfi Harris M.Ak, Ak. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

POWER AND POLITICS. Presented by : M Anang Firmansyah

POWER AND POLITICS. Presented by : M Anang Firmansyah POWER AND POLITICS Presented by : M Anang Firmansyah DEFINITION of POWER Merujuk pada kapasitas yang dimiliki oleh A untuk mempengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sebagaimana diharapkan oleh A. Dependency/Ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah.

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) 1 Tujuan Pelatihan Bagian Pertama Para peserta pelatihan dapat: menjelaskan konsep dasar PTK menjelaskan karakteristik PTK menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh setelah penyentuhan sel telur dengan

Lebih terperinci

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking di Kota Denpasar Nama : Ni Wayan Dewi Mas Yogi Pertiwi NIM : 1306305008

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 1) Sistem Sistem adalah sekumpulan sumber daya yang saling berhubungan untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMK YPM 3 Sepanjang Taman Sidoarjo merupakan sekolah menengah kejuruan yang berdiri atas naungan Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma arif.

Lebih terperinci

Pokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi

Pokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi BAB 9 MOTIVASI Pokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi 1. Teori Isi (Content theory) 2. Teori Proses (Process theory) 3. Teori Penguatan (Reinforcement theory)

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) Salah satu bentuk kecurangan yang terjadi dibidang pendidikan dinamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara pada dasarnya merupakan suatu wadah terjadinya bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara pada dasarnya merupakan suatu wadah terjadinya bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara pada dasarnya merupakan suatu wadah terjadinya bentuk komunikasi sosial serta aturan-aturan yang mengikat didalamnya. Masyarakat di suatu negara memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif 2.Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan Definisi Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Pendidikan kesehatan konsepnya berupaya agar masyarakat menyadari atau

Lebih terperinci

Reviu Teori Social Learning Bandura. Asessmen & Analisis Behavioristik

Reviu Teori Social Learning Bandura. Asessmen & Analisis Behavioristik Reviu Teori Social Learning Bandura Asessmen & Analisis Behavioristik Magister Profesi Klinis Dewasa UI Februari 2009 Reinforcement theories: S modeling stimuli R S reinf Social learning theory: Anticipated

Lebih terperinci

Mubasysyir Hasanbasri: Policy making process - managerial approach

Mubasysyir Hasanbasri: Policy making process - managerial approach Topik Ini: Mengapa Keterampilan membuat kebijakan di Program MPH 1.Tekanan pada pendekatan rasional producing policy document 2.Lack of management practice dalam pendidikan 3.The need to learn from realities

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pada komputer yang saling berinteraksi. jaringan komputer yang menghubungkan jutaan orang di seluruh dunia, seperti

BAB 2 LANDASAN TEORI. pada komputer yang saling berinteraksi. jaringan komputer yang menghubungkan jutaan orang di seluruh dunia, seperti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Internet Menurut Elbert dan Griffin (2009:185), internet merupakan sistem besar pada komputer yang saling berinteraksi. Menurut Haag, Cummings dan McCubbrey

Lebih terperinci