BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional. Sedangkan yang menjadi faktor eksternal adalah sosialisasi JKN pada masyarakat.
|
|
- Devi Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional. Kepesertaan masyarakat dalam program JKN sebagai bentuk adanya perubahan perilaku dalam pelayanan kesehatan. Perubahan tersebut merupakan interaksi dari dua faktor yaitu faktor internal yang merupakan faktor yang ada dalam diri orang itu sendiri dan faktor eksternal yang ada di luar diri individu tersebut. Dalam penelitian ini yang merupakan faktor internal adalah sosiodemografi (umur, pendidikan, penghasilan) dan persepsi masyarakat. Sedangkan yang menjadi faktor eksternal adalah sosialisasi JKN pada masyarakat. Perilaku merupakan suatu perwujudan dari hasil interaksi antara pengalaman dengan interaksi di lingkungan sekitar. Perilaku tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam setiap individu. Perilaku merupakan faktor kedua terbesar yang dapat mempengaruhi kesehatan dari individu, kelompok, maupun masyarakat setelah faktor lingkungan (Notoatmodjo, 2009). a. Respondent response atau reflexive, merupakan tanggapan yang ditimbulkan oleh rancangan stimulus tertentu yang dapat menimbulkan respon relatif tetap. Keberadaan dari respon ini sangat terbatas dan susah untuk dimodifikasi. b. Operant response atau instrumental response, merupakan timbulnya suatu respon yang dapat berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
2 12 Dalam bidang kesehatan, terkait perilaku manusia, Becker mengklasifikasikan dalam tiga kelompok perilaku seperti di bawah ini. a. Perilaku sehat (health behavior) yaitu semua bentuk perilaku yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Seperti olah raga teratur, tidak merokok, imunisasi, kepesertaan dalam jaminan kesehatan, kebiasaan mencuci tangan, dan sebagainya. b. Perilaku sakit (illness behavior) yaitu perilaku yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan seperti berkunjung ke puskesmas. c. Perilaku peran sakit (the sick behavior) yaitu berbagai tindakan yang dilakukan berkaitan dengan peran sosial dari individu yang sedang sakit seperti tindakan untuk memperoleh kesembuhan, mengetahui sarana kesehatan yang layak atau bermutu, dan sebagainya. Bentuk kepesertaan tersebut dapat berawal dari suatu partisipasi masyarakat. Aryenti (2000), berpendapat bahwa partisipasi adalah keterlibatan secara keseluruhan terhadap satu tekad yang sudah menjadi kesepakatan bersama, sehingga partisipasi sangat menuntut keterlibatan secara penuh dari para pelakunya. Menurut Wardani, (2004) partisipasi masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat mempunyai hak dan peran serta dalam pengambilan keputusan. Partisipasi tidak hanya ditunjukkan dari keikutsertaan, tetapi juga faktor keterlibatan secara emosional seseorang atas kegiatan yang diikuti dan adanya keinginan untuk mencapai tujuan bersama dengan menjalankan kewajiban yang telah ditetapkan dalam kelompok
3 13 Partisipasi langsung memiliki karakteristik yang paling tinggi untuk hal hal yang diharapkan (favourable) dari suatu partisipasi. Dengan adanya partisipasi maka dapat mencapai hasil yang lebih baik dan akan mewujudkan rasa tanggung jawab setiap individu, sehingga dapat menumbuhkan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan partisipasi diharapkan dapat menimbulkan kesadaran setiap manusia terhadap pencegahan penyakit, sehingga setiap manusia dapat berusaha untuk mengatasinya dengan mengandalkan semua kemampuan keahlian yang dimilikinya. Segala jenis pengetahuan yang terdapat di masyarakat dapat dimanfaatkan untuk menciptakan adanya perpaduan pengetahuan dari berbagai keahlian yang dimiliki masyarakat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Partisipasi masyarakat adalah salah satu pendekatan yang dipergunakan di negara berkembang untuk memecahkan masalah kesehatan dengan daya dan dana pemerintah yang minimal (Notoatmodjo, 2007). 2.2 Faktor Sosiodemografi yang Berhubungan dengan Kepesertaan Kepesertaan dipengaruhi faktor demografi yaitu umur, pendidikan dan penghasilan. Umur adalah lama waktu hidup yang ada, sejak dilahirkan atau ditiadakan. Dalam berbagai penelitian faktor umur mempunyai peran yang penting. Dalam penelitian ini, katagori dibedakan dua yaitu umur di atas 40 tahun dan umur di bawah 40 tahun. Tingkat pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan pelatihan yang formal. Menurut Lofgren dkk., tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran individu melakukan tindakan perencanaan
4 14 dan pengendalian untuk memahami risiko atas kesehatan dirinya. Dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin bertambah pengetahuan dan semakin bertambah pula kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Hal ini akan meningkatkan keinginan untuk menjadi peserta asuransi kesehatan. Tingkat pendapatan yang dimaksud adalah penghasilan yang diperoleh individu atau masyarakat dari aktiiftasnya setiap bulannya. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diukur dari pendapatan perkapita, Hal ini berdampak pada keinginan masyarakat tersebut berpartisipasi dalam asuransi kesehatan. Penelitian Gunistiyo (2006) tentang kesadaran berasuransi menemukan bahwaterdapat hubungan yang signifikan antara besaran pendapatan dengan kesadaran berasuransi. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka kesadarannya dalam berasuransi kesehatan akan semakin tinggi, demikian juga sebaliknya. 2.3 Health Belief Model Konsep Health Belief Model Menurut pendapat Becker & Rosenstock (dalam Sarafino, 2006) menyatakan bahwa health belief model adalah suatu perilaku pencegahan yang mau dilakukan oleh setiap individu dalam bentuk perilaku yang sehat. Dalam hal ini terdapat dua penilaian perilaku sehat, yaitu perceived threat (perceived seriousness, perceived susceptibility, cuesto action), dan perceived benefits and barriers. Berdasarkan penjelasan dari Rosenstock pada tahun 1966 dan Becker & koleganya (dalam Odgen, 2004), Health Belief Model ini biasanya dipakai untuk memperkirakan adanya perilaku pencegahan atau perilaku preventif dalam bentuk
5 15 suatu perilaku yang sehat serta respon dari perilaku terhadap pengobatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Selain itu, Health Belief Model juga dapat dipergunakan untuk memperkirakan adanya perilaku adalah kumpulan dari core belief yang artinya suatu persepsi individu yang mempunyai kaitan dengan susceptibility to illness, the severity of illness, the cost involved in carrying out the behavior dan cues to action. Health Belief Model menurut Rosenstock, Strecher dan Becker (dalam Family Health International, 2004) adalah sebuah model perilaku yang dapat menjelaskan dan memperkirakan adanya perilaku yang sehat yang berfokus pada sikap dan keyakinan (belief) pada setiap individu. Teori sikap yang sangat berpengaruh untuk menjelaskan alasan mengapa setiap individu melakukan perilaku yang sehat menurut Hocbaum pada tahun 1958 dan Rosenstock (dalam Taylor, 2009) adalah Health Belief Model. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Health Belief Model adalah sebuah model kognitif yang dapat menjelaskan dan memperkirakan adanya health behavior terhadap apa yang akan dilakukan dan berfokus pada belief dari setiap individu terhadap perceived seriousness, perceived susceptibility, cues to action, dan perceived benefits and barriers Komponen Health Belief Model Berdasarkan pendapat dari Becker & Rosenstock (dalam Sarafino, 2006) mengungkapkan bahwa komponen health belief model dibagi menjadi dua komponen.
6 16 1. Perceived Threat Perceived threat merupakan suatu penilaian perilaku dari individu tentang adanya perasaan dari sebuah ancaman yang sangat berkaitan dengan permasalahan kesehatan. Perceived threat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu sebagai berikut: a. Perceived Seriousness of The Health Problem Pada faktor ini setiap manusia akan memikirkan tingkat keparahan dari risiko suatu penyakit yang bisa terjadi apabila membiarkan masalah kesehatan yang dialaminya terus berkembang dan tidak ditangani secara medis. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan dari setiap manusia, jika tingkat kepercayaannya tinggi terhadap kemungkinan resiko yang akan terjadi semakin buruk, maka hal tersebut akan dirasakan sebagai suatu ancaman terhadap kesehatannya sehingga mereka akan melakukan tindakan pencegahan atau preventif. b. Perceived Susceptibility to the Health Problem Dalam faktor ini manusia mulai mengevaluasi setiap jenis masalah kesehatan lainnya yang kemungkinan bisa berkembang dan dapat mengancam kesehatannya. Faktor ini dipengaruhi oleh adanya persepsi terhadap risiko dari suatu penyakit. Semakin tinggi persepsi manusia terhadap risiko penyakit yang dialaminya, maka mereka akan menganggap hal itu sebagai sebuah ancaman yang dapat membahayakan kesehatannya sehingga mereka akan melakukan tindakan untuk pengobatannya.
7 17 c. Cues To Action Cues to action adalah sebuah peringatan terhadap suatu masalah kesehatan yang mempunyai potensi untuk meningkatkan keyakinan manusia agar mereka mempersepsikan hal tersebut sebagai sebuah ancaman yang dapat membahayakan kesehatannya, sehingga dapat mendorong mereka untuk melakukan tindakan pencegahan. Cues to action dapat berbentuk kegiatan sosialisasi atau pemberian informasi kepada masyarakat seperti media atau iklan bahaya merokok, maupun sejenis artikel yang terdapat di koran. 2. Perceived Benefits and Barriers Perceived benefits and barriers merupakan salah satu komponen dari Health Belief Model yang ada kaitannya antara keuntungan maupun hambatan yang akan didapat jika mereka melakukan tindakan pencegahan atau preventif terhadap suatu masalah kesehatan. Pada perceived benefits setiap manusia akan melakukan penilaian terhadap keuntungan yang akan diperoleh mereka apabila memanfaatkan layanan kesehatan sesuai dengan kebutuhannya. Keuntungan yang dimaksud seperti mereka dapat mengurangi resiko dari penyakit yang dialaminya sehingga tubuhnya menjadi semakin sehat. Perceived barriers adalah suatu hambatan yang dapat dirasakan oleh setiap orang untuk mendapatkan layanan kesehatan sesuai dengan kebutuhannya, seperti misalnya masalah biaya, resiko secara psikologis seperti adanya ketakutan jika melakukan cek up akan dikatakan tambah tua. Selain itu, mereka juga mempertimbangkan secara fisik seperti jarak untuk mengakses pelayanan kesehatan (rumah sakit atau puskesmas) yang jauh dari rumahnya, sehingga sangat sulit mencapainya.
8 18 Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep Health Belief Model (HBM) adalah suatu model kognitif yang dapat digunakan untuk memprediksi adanya perilaku dalam meningkatkan kesehatan. Menurut Maulana, (2009) menyatakan terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi faktor tingkat ancaman dari suatu penyakit, tingkat keseriusan terhadap masalah kesehatan, kerentanan tubuh terhadap suatu penyakit, pertimbangan dari keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Variabel tersebut adalah : variabel demografi, seperti umur, jenis kelamin dan latar belakang budaya setiap individu yang berbeda beda ; variabel sosio psikologis, seperti kepribadian, kelas sosial,dan tekanan sosial; serta variabel struktural, misalnya pengetahuan dan pengalaman dari setiap individu yang berbeda beda. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa adanya perbedaan perubahan perilaku terhadap suatu objek, dimana variasi dan perubahan perilaku tersebut sangat tergantung dari perilaku di sekitarnya (Kandera, 2004). 2.4 Sosialisasi tentang Jaminan Kesehatan Nasional Sosialisasi tentang JKN dapat berupa pemberian informasi atau edukasi untuk mengubah perilaku dengan cara mempengaruhi, membujuk, menghimbau, mengajak, memberi informasi dan kesadaran melalui kegiatan yang disebut pendidikan kesehatan. Dalam bidang kesehatan sering disebut promosi kesehatan, yang merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk mengubah persepsi setiap individu. Promosi kesehatan merupakan kegiatan memperbaiki kesehatan,
9 19 memajukan, mendukung dan mendorong serta menempatkan kesehatan lebih tinggi pada agenda perorangan maupun masyarakat umum (Ewles & Simnett, 1994). Dalam konsep promosi kesehatan, baik individu maupun masyarakat tidak hanya menjadi untuk sasaran saja, tetapi juga sebagai pelaku dalam perilaku sehat, dan secara aktif menjaga kesehatannya, kemudian ikut berperan aktif untuk mencegah terjadinya penyakit, dan melindungi dirinya dari berbagai macam penyakit yang bisa mempengaruhi tingkat kesehatannya.
HEALTH BELIEF MODEL. (Teori Kepercayaan Kesehatan)
HEALTH BELIEF MODEL (Teori Kepercayaan Kesehatan) HEALTH BELIEF MODEL (HBM) Rosenstock 1966, Becker 1970, 1980 HBM dikemukakan pertama oleh Rosenstock, 1966 kemudian disempurnakan oleh Becker, dkk 1970
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sarafino (2006), mendefinisikan treatment delay sebagai rentang waktu
BAB II LANDASAN TEORI II. A. TREATMENT DELAY II. A. 1. Pengertian Treatment Delay Sarafino (2006), mendefinisikan treatment delay sebagai rentang waktu yang berlalu antara ketika seorang individu pertama
Lebih terperinciIDA AYU PUTRI WIDHIASTUTI
TESIS HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, PERSEPSI DAN SOSIALISASI DENGAN KEPESERTAAN PASIEN RAWAT JALAN DALAM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL SECARA MANDIRI DI PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR IDA AYU PUTRI
Lebih terperinciHealth Belief Penderita Hipertensi Primer Non Compliance Di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Health Belief Penderita Hipertensi Primer Non Compliance Di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Resna Nurfitriyana & Farida Coralia Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Email: coralia_04@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku Kesehatan 2.1.1. Batasan Perilaku Menurut Notoatmodjo (2005) perilaku dapat ditafsirkan sebagai kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi pola konsumsi gizi dan aktivitas fisik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja mengalami peningkatan kebutuhan gizi karena pertumbuhan yang sangat cepat. Tetapi masukan zat gizi mereka sering tidak sesuai dengan kebiasaan makan karena kelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Definisi Perilaku Menurut Kwick dalam Azwar (2007), perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Skiner
Lebih terperinci1
BAB 1 PEDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular Diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global ( Riskesdas, 2013 ). dan prevalensinya
Lebih terperinciHUBUNGAN PERCEIVED BENEFIT
HUBUNGAN PERCEIVED BENEFIT DAN PERCEIVED BARRIER DENGAN STADIUM KANKER PAYUDARA BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL PADA PASIEN YANG BERKUNJUNG DI POSA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA Wulan Prihantini*, Esty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begel, desa merupakan tempat pemukiman para petani, sebenarnya, faktor
BAB I PENDAHULUAN I. A. LATAR BELAKANG MASALAH Desa secara umum lebih sering dikaitkan dengan pertanian. Menurut Egon.E. Begel, desa merupakan tempat pemukiman para petani, sebenarnya, faktor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut kesehatan reproduksi ini, salah satunya adalah kanker
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut organisasi kesehatan dunia ( World Health Organizatin/ WHO) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Persepsi Mengenai PHBS 2.1.1. Pengertian Persepsi Individu satu dengan yang lainnya, tentu memiliki perbedaan dalam melihat serta memaknai sesuatu yang dilihatnya. Perbedaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kolostrum 2.1.1 Pengertian Kolostrum merupakan air susu yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir, berwarna agak kekuningan lebih kuning dari ASI biasa,
Lebih terperinciStudi Mengenai Profil Health Belief pada Member di Y Fitness Bandung Study of Profil Health Belief of Member in Y Fitness Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Profil Health Belief pada Member di Y Fitness Bandung Study of Profil Health Belief of Member in Y Fitness Bandung 1 Nadya Annisaa Utami, 2 Oki Mardiawan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kroeber dan Cluckhohn (1952) dalam bukunya Culture : A Critical
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budaya Kroeber dan Cluckhohn (1952) dalam bukunya Culture : A Critical Review of Concepts and Definition, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kebudayaan adalah perpaduan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Anak Usia Sekolah 2.1.1 Definisi Anak Usia Sekolah Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari delapan belas tahun dan sedang berada dalam masa tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Rokok merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia dan juga salah satu pembunuh paling berbahaya saat ini. Merokok merupakan salah satu faktor resiko utama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alasan Pemilihan Teori Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Health Belief Model sebagai landasan berpikir. Peneliti memilih teori tersebut dikarenakan beberapa alasan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Health belief model 1. Pengertian health belief model Health belief model dikemukakan pertama kali oleh Resenstock 1966, kemudian disempurnakan oleh Becker, dkk 1970 dan
Lebih terperinciHubungan Health Belief dengan Perilaku Compliance pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di RSUD Al Ihsan
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Health Belief dengan Perilaku Compliance pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di RSUD Al Ihsan 1 Suci Nugraha, 2 Rita Nurhayati 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan
Lebih terperinciNizaar Ferdian *) *) mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Koresponden :
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM WARGA PEDULI AIDS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS DI KELURAHAN PETERONGAN, KOTA SEMARANG Nizaar Ferdian *) *) mahasiswa Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kanker merupakan penyebab kematian utama nomor dua di dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jiwa dan diantaranya adalah anak-anak. WHO (2014) mengestimasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah utama yang terjadi dalam kesehatan global. TB menjadi peringkat kedua penyebab kematian didunia setelah HIV. Angka
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI A. PEMANFAATAN LAYANAN VOLUNTARY COUNSELING TEST. A.1.1. Definisi Konseling dalam Voluntary Counseling and Testing (VCT)
BAB II LANDASAN TEORI A. PEMANFAATAN LAYANAN VOLUNTARY COUNSELING TEST (VCT) A.1. Layanan Voluntary Counseling Test (VCT) A.1.1. Definisi Konseling dalam Voluntary Counseling and Testing (VCT) Konseling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah keseluruhan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau orang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah keseluruhan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau orang yang terjangkit HIV di dunia sampai akhir tahun 2010 diperkirakan 34 juta orang. Dua pertiganya
Lebih terperinciinteraksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Konsep Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perilaku Dilihat dari aspek biologisnya, perilaku merupakan sesuatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Menurut teori Kurt Lewin, perilaku adalah hasil interaksi antara orang (person) dengan lingkungan (environment). Dimana orang (person) dalam perilaku merupakan suatu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat lima kesimpulan, yaitu:
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan Dalam penelitian ini terdapat lima kesimpulan, yaitu: 1. Terdapat pengaruh secara tidak langsung antara persepsi kerentanan
Lebih terperinciPerilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi 2 yakni (Notoatmodjo, 2003):
2.3 macam-macam perilaku kesehatan Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buku KIA 2.1.1 Definisi Buku KIA Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama jumlah penderita DBD
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Amiruddin dalam Harahap (2002) menjelaskan penyakit kusta adalah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit kusta Amiruddin dalam Harahap (2002) menjelaskan penyakit kusta adalah penyakit kronik disebabkan kuman Mycobacterium leprae yang pertama kali menyerang susunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ratusan anak-anak dan orang dewasa setiap tahun di seluruh dunia meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi
Lebih terperinciPERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHAT
PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHAT Ade Heryana Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: heryana@esaunggul.ac.id FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PERILAKU SEHAT Beberapa
Lebih terperinciPENERAPAN HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP KEPUTUSAN KELUARGA UNTUK MELAKUKAN KUNJUNGAN KE PUSKESMAS DALAM PENANGANAN DINI DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)
PENERAPAN HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP KEPUTUSAN KELUARGA UNTUK MELAKUKAN KUNJUNGAN KE PUSKESMAS DALAM PENANGANAN DINI DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF) (Implementation of Health Belief Model to the Analysis
Lebih terperinciPERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN
PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN Ade Heryana Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: heryana@esaunggul.ac.id PENDAHULUAN Perilaku seseorang memberi dampak yang penting terhadap
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN Skripsi, Juni 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN Skripsi, Juni 2015 Prima Deca Trisnawan, NIM : 1110101000082 Determinan Perilaku Pencarian Pengobatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu penyakit menular yang merupakan kumpulan gejala penyakit yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Lokasi Penelitian RSUD Dr Moewardi Surakarta merupakan rumah sakit negeri kelas A yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Balita Anak balita adalah anak yang sudah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih. Anak balita sering disebut anak di bawah usia lima tahun. Terdapat pulka istilah umum
Lebih terperinciThe Prevention of Recurrence of Asthma Bronchial Viewed from Health Belief Model Theory in RSUDZA Banda Aceh
UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ASMA BRONCHIAL DITINJAU DARI TEORI HEALTH BELIEF MODEL DI RSUDZA BANDA ACEH The Prevention of Recurrence of Asthma Bronchial Viewed from Health Belief Model Theory in RSUDZA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan meliputi pencegahan, pemeliharaan kesehatan, diagnosa, pengobatan baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengobatan Tradisional Pengobatan tradisional adalah keseluruhan dari pengetahuan, keterampilan, dan praktek yang ada berdasarkan teori, keyakinan serta pengalaman yang memiliki
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. merupakan zat psikoaktif yang bersifat adiksi atau adiktif. Zat psikoaktif adalah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Minuman Berakolhol Minuman berakolhol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan, bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menjamin hak-hak kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI HAMBATAN DAN PERSEPSI MANFAAT DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN
HUBUNGAN PERSEPSI HAMBATAN DAN PERSEPSI MANFAAT DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN Studi Observasional pada Ibu Bayi di Wilayah Puskesmas Gadang Hanyar Tahun 2017 CORRELATION BETWEEN PERCEIVED BARRIERS
Lebih terperincipopulasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Berdasarkan data
Lebih terperinciModel dan Nilai Promosi Kesehatan
PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN Model dan Nilai Promosi Kesehatan Oleh : Andreas W. Sukur PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Content List/ Outline Study Health Belief Model
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada teori Health Belief Model dari Rosenstock dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Penelitian ini mengacu pada teori Health Belief Model dari Rosenstock dan Compliance dari Sarafino. Alasan peneliti menggunakan teori HBM dari Rosenstock
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku sehat. untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan mereka (Taylor,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku sehat 1. Pengertian Perilaku sehat Perilaku sehat sebagai usaha atau tindakan yang dilakukan individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan mereka
Lebih terperinciPENGARUH PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MOTIVASI PEROKOK UNTUK BERHENTI MEROKOK
PENGARUH PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MOTIVASI PEROKOK UNTUK BERHENTI MEROKOK Abstraksi Kampanye anti-rokok dengan menggunakan peringatan kesehatan bergambar terbukti memiliki
Lebih terperinciSKRIPSI IDENTIFIKASI PERILAKU MAHASISWA HOMOSEKSUAL (GAY) TERHADAP UPAYA PREVENTIF HIV& AIDS
SKRIPSI IDENTIFIKASI PERILAKU MAHASISWA HOMOSEKSUAL (GAY) TERHADAP UPAYA PREVENTIF HIV& AIDS Oleh: DIAN MUHTARICCA NIM. 101211131043 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah interaksi antara konsumen dengan provider (penyedia pelayanan).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Donabedian dalam Notoatmodjo (2005), pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah interaksi antara konsumen dengan provider (penyedia pelayanan). Pemanfaatan
Lebih terperinciHubungan Health Belief dengan Perilaku Compliance pada Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Al-Islam Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Health Belief dengan Perilaku Compliance pada Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Al-Islam Bandung 1 Vina Lusiana
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Perpindahan Merek (Brand Switching) Perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu
Lebih terperinciPERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN
PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN Ade Heryana Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: heryana@esaunggul.ac.id PENDAHULUAN Perilaku seseorang memberi dampak yang penting terhadap
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Konsep Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
Lebih terperinciStudi Deskriptif Mengenai Health Belief pada Mahasiswa Perokok Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Health Belief pada Mahasiswa Perokok Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung 1 Handini Larasati, 2 Farida Coralia 1,2 Fakultas Psikologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan penting juga terjadi pada komposisi umur penduduk (Bongaarts, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ini sebagian besar negara di dunia mengalami transisi demografi yang ditandai dengan penurunan tingkat kelahiran maupun tingkat kematian. Selain itu, perubahan
Lebih terperinciKonsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Drg. Novitasari RA,MPH
Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan Drg. Novitasari RA,MPH Pendahuluan Aspek Biologis Batasan Perilaku (Behavior) S-O-R Situmulus-Organisme-Respons Dua Jenis Respons (Skiner, 1938) 1. Respondent Respons
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. teori Health Belief Model yang dikemukakan oleh Rosenstock, karena teori ini dapat
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Alasan Pemilihan Teori Pada bab ini akan dibahas mengenai uraian teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Penelitian ini melibatkan dua variabel yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus RNA yang dapat menyebabkan penyakit klinis, yang kita kenal sebagai Acquired Immunodeficiency
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Paparan Asap Rokok Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida (HCN), amonia (NH4OH), acrolein, acetilen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diprioritaskan dalam perencanaan dan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan suatu bangsa, sebab anak sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas 2.1.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
Lebih terperinciDyah Retno Pratiwi Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Surakarta
KOMUNIKASI KESEHATAN DAN PERILAKU AKSEPTOR KB MANTAB (Studi Kasus Pengaruh Komunikasi Kesehatan Oleh PLKB Terhadap Perilaku Akseptor KB Mantab MOP di Kelurahan Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIPERTENSI 1. Pengertian Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang tetap di atas batas normal. Seseorang dianggap terkena darah tinggi bila angka tekanan darahnya menunjukkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Kata manfaat diartikan sebagai guna; faedah; untung, sedangkan pemanfaatan adalah proses; cara; perbuatan memanfaatkan. Dan pelayanan adalah
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT MOTIVASI BERHENTI MEROKOK BERDASARKAN HEALTH BELIEF MODEL PADA MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT MOTIVASI BERHENTI MEROKOK BERDASARKAN HEALTH BELIEF MODEL PADA MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Kumboyono Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi kesejahteraan dan kesehatan manusia pada umumnya. World Health. berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti dan dipandang sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini masih merupakan ancaman bagi kesejahteraan
Lebih terperinciDITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI
DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI PENGERTIAN Dasar pemikiran: hubungan pikiran/mind dengan tubuh Merupakan bidang kekhususan dalam psikologi klinis yang berfokus pada cara pikiran,
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Analisa Univariat Analisa univariat ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang
Lebih terperinciLecture 6 Response to Illness
Lecture 6 Response to Illness Pengantar Menganalisa perilaku manusia memerlukan pendekatan pendekatan personal karena tidak semua gejala sosial dan permasalahan kesehatan tidak dapat hanya dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap penduduk di suatu negara membutuhkan perlindungan kesehatan sebagai kebutuhan dasar kehidupan. Salah satu bentuk perlindungan tersebut adalah jaminan kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat di seluruh dunia. Kanker yang khusus menyerang kaum wanita salah satunya ialah kanker serviks atau kanker leher
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya
0 BAB. Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kemauan, kesadaran, dan kemampuan bagi seluruh penduduk untuk hidup sehat agar dapat mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa tahap perkembangan. Keseluruhan tahap perkembangan itu merupakan proses yang berkesinambungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan
BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan bersifat dinamis (berubah setiap saat), dan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Maka untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya
Lebih terperinciTugas Kesehatan Keluarga Dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue Dengan Pendekatan Health Belief Model
Tugas Kesehatan Keluarga Dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue Dengan Pendekatan Health Belief Model The Family Health Task In Prevention Of Dengue Hemorrhagic Fever With Health Belief Model Approach
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN IMUNISASI CAMPAK: APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN IMUNISASI CAMPAK: APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran CHRISTOPHER BRILLIANTO G0013064 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Selain menimbulkan masalah kesehatan penyakit kusta juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
Lebih terperinciHealth Belief Model pada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural dengan Bantuan Dukun
Health Belief Model pada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural dengan Bantuan Dukun Syaikhul Fanani Triana Kesuma Dewi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. This study aims to
Lebih terperinciHubungan Health Belief dengan Health Locus Of Control pada Lansia Etnis Tionghoa Hipertensi di Kelompok Senam Aerobik Tegalega
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Health Belief dengan Health Locus Of Control pada Lansia Etnis Tionghoa Hipertensi di Kelompok Senam Aerobik Tegalega 1) Faldhy Dwi Budianysah, 2) Sita Rositawati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya keras menurunkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di RW IV Kelurahan Sambiroto Semarang. RW IV ini terdiri dari 10 RT dengan
Lebih terperinciDian Palupi Kusuma Wardani, Sheizi Prista Sari, Ikeu Nurhidayah Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Hubungan Persepsi dengan Perilaku Ibu Membawa Balita ke Posyandu Dian Palupi Kusuma Wardani, Sheizi Prista Sari, Ikeu Nurhidayah Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran E-mail: ngkeu_mail@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suka cita, tetapi untuk beberapa wanita melahirkan bisa membuat stress dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut (Wilkins, et al 2009), kelahiran bayi seharusnya membawa suka cita, tetapi untuk beberapa wanita melahirkan bisa membuat stress dan berpengaruh negatif yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembukaan UUD 1945, mencantumkan tujuan nasional bangsa Indonesia yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Dukungan Sosial 2.1.1 Definisi Persepsi dukungan sosial adalah cara individu menafsirkan ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan peristiwa
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Defenisi Perilaku Dipandang dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bisa dilihat, sedangkan perilaku
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KONSTRUK HEALTH
PATH ANALYSIS HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KONSTRUK HEALTH BELIEF MODEL DENGAN KINERJA KADER PADA PENGENDALIAN KASUS TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. & Perry, 2005). Menurut Havighurst (dalam Monks, Konoers & Haditono,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tugas perkembangan dewasa awal (Potter & Perry, 2005). Menurut Havighurst (dalam Monks, Konoers & Haditono, 2001), tugas perkembangan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Manusia memenuhi serta menjaga kelangsungan hidupnya, dengan berusaha
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Manusia memenuhi serta menjaga kelangsungan hidupnya, dengan berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan tersebut adalah makanan. Namun, pada
Lebih terperinci1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelas Ibu Hamil 2.1.1 Pengertian Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan
Lebih terperinci