II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk dan Invensi 2.2 Pengembangan Produk Baru dan Inovasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk dan Invensi 2.2 Pengembangan Produk Baru dan Inovasi"

Transkripsi

1 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk dan Invensi Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Keller 2007). Produk dapat berupa barang fisik, jasa, pengalaman, orang, tempat, properti dan ide atau gagasan. Agar dapat dikenal dengan baik, produk harus memiliki diferensiasi. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Invensi dapat di daftarkan agar mendapatkan paten. Paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Ditjen Haki, 2005, Dit.RKS IPB, 2010a). Berdasarkan pengertian di atas maka produk invensi adalah ide inventor yang digunakan untuk memecahkan masalah spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses atau penyempurnaan dan pengembangannya baik yang dipatenkan ataupun tidak. Pertimbangan tertentu dapat menyebabkan orang tidak mematenkan invensinya. 2.2 Pengembangan Produk Baru dan Inovasi Sebelum diluncurkan ke pasar, inovasi membutuhkan evaluasi kritis dan dinamis sehingga perlu diperhatikan faktor-faktor peluang pendorong teknologi (opportunities for technology push) dan faktor-faktor peluang penarik pasar (opportunities for market pull). Peluang pendorong teknologi diantaranya adalah penemuan-penemuan ilmiah, aplikasi pengetahuan, identifikasi kebutuhan dan kekayaan intelektual. Peluang penarik pasar berupa kebutuhan pasar, identifikasi kebutuhan, peluang peningkatan skala produksi dan entrepreneur (Gambar 2). Di dalam mengintegrasikan peluang-peluang ini membutuhkan faktor manajemen dan strategi.

2 8 Opportunities for Technology Push Innovation Opportunities for Market Pull Scientific discoveries Applied knowledge Recognized needs Intelectual capital (scientists and engineers) Market demand Proliferation of application areas Recognized needs Opportunities for increased, profitability, quality, productivity Entrepreneurs Gambar 2 Integrasi pendorong teknologi dan penarik pasar untuk stimulasi inovasi (Khalil, 2000) Fuller (2005) mengklasifikasikan produk baru pangan kedalam 7 kelompok. Kelompok pertama adalah pengembangan lini (line extension) dari produk yang sudah ada. Kelompok kedua adalah produk yang sudah ada di posisikan kembali (repositioned existing product ). Kelompok ketiga adalah pembaharuan bentuk atau ukuran (form). Kelompok berikutnya adalah reformulasi produk yang sudah ada. Pengemasan kembali (repackaging) produk yang sudah ada. Kelompok produk inovasi dan kelompok produk kreatif. Di dalam pengembangan produk baru dikenal beberapa tahapan dari penggalian ide hingga peluncuran produk ke pasar. Khalil (2000) mendefinisikan tahapan-tahapan pengembangan produk baru mulai dari penciptaan ide hingga penjualan atau di daur ulang lagi. Sedangkan Kotler dan Armstrong (2008) mengembangkan konsep proses pengembangan produk baru dari penciptaan ide hingga komersialisasi. Dieter (1993) diacu dalam Dharmawan (2007) mengembangkan konsep daur hidup dengan membagi dua bagian besar yaitu fase pra pemasaran dan fase pemasaran. Fase pra-pemasaran dimulai dari pembangkitan gagasan. hingga produksi komersial. Perbandingan konsep tahapan produk baru dapat dilihat pada Tabel 3.

3 9 Tabel 3 Perbandingan tahapan pengembangan produk baru Tahapan Produk Baru / Technologi Life Cycle (Khalil 2000) 1. Penciptaan ide dan definisi konsep 2. Analisis pasar 3. Analisis teknikal 4. Perencanaan bisnis 5. Pengembangan dan tes produk 6. komersialisasi 7. Disingkirkan atau di recycle Tahapan Pengembangan Produk Baru (Kotler dan Armstrong, 2008) 1. Penciptaan ide 2. Penyaringan ide 3. Pengembangan dan pengujian konsep 4. Pengembangan strategi pemasaran 5. Analisis bisnis 6. Pengembangan produk 7. Uji pemasaran Komersialisasi Daur Hidup Suatu Produk Dieter (1993) diacu dalam Dharmawan, 2007 Fase pra pemasaran (litbang dan pengkajian pasar) 1. Pembangkitan gagasan 2. Evaluasi produk 3. Analisis kelayakan 4. Litbang teknik 5. Litbang produk (pasar) 6. Produksi awal 7. Pengujian pasar 8. Produksi komersial Fase pemasaran (penjualan produk) 9. Pengenalan produk 10. Pengembangan pasar 11. Pertumbuhan cepat 12. Pasar yang kompetitif 13. Pendewasaan 14. Penurunan 15. Pembuangan

4 10 Dalam memasarkan produk baru perlu diperhatikan konsep daur hidup pengembangan produk baru sehingga bisa diperkirakan nilai pasarnya. Crawford dan Benedetto (2008) mengaitkan tahapan dengan nilai pasar pengembangan produk baru (Gambar 3). Fase-fase yang dilewati menunjukkan nilai pasar produk. Nilai pasarnya semakin tinggi bila produk sampai di luncurkan. Phase 1: Opportunity identification Phase 2: Concept Generation Phase 3: Concept/Project Evaluation Phase 4: Development Phase 5: Launch 100% Succesful concept Marketed concept Pilot concept Clarity Process concept Protocol concept Batch concept Prototype concept Full screened concept Tested Concept opportunity concept Stated concept Idea concept 0 Low Market value High Gambar 3 Tahapan pengembangan produk baru dan nilai pasar (Crawford dan Benedetto 2008)

5 Strategi Komersialisasi Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Di dalam perusahaan level strategi dapat dibagi ke dalam level korporat, unit bisnis dan fungsional (Rangkuti, 2005). Dharmawan (2007) mengkategorikan strategi komersialisasi produk-produk invensi IPB ke dalam 6 kategori yaitu; (1) mengembangkan sendiri, (2) akuisisi, (3) joint venture, (4) lisensi (5), aliansi strategis, dan (6) penjualan. Sedangkan Dit.RKS IPB (2010a) membagi kedalam 4 kategori yaitu (1) menciptakan usaha baru (create new venture), (2) pemberian lisensi atau royalti, (3) penjualan paten, dan (4) joint venture. Megantz (2006) diacu dalam Dharmawan (2007) membagi strategi komersialiasi dalam matriks aset komplementar dan posisi teknologi (Tabel 4). Tabel 4 Strategi komersialisasi Posisi teknologi Kuat Lemah Aset komplementer Lemah Membutuhkan asset komplementer untuk : Pengembangan Aliansi strategis Joint venture Atau license out Jual atau melepaskan asset teknologi Sumber : Megantz (2006) diacu dalam Dharmawan (2007) Kuat Memproduksi hasil teknologi atau menjualnya Membutuhkan teknologi untuk : Pengembangan Aliansi strategis Joint venture Atau license in Elaborasi definisi strategi komersialisasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi komersialisasi sebagai berikut : a. Menciptakan usaha baru Mengembangkan usaha baru baik oleh inventor atau tim dan mengakuisisi perusahaan dapat disebut sebagai menciptakan usaha baru atau kalau di universitas dikenal dengan istilah spin-off. Perusahaan Spinoff didefinisikan sebagai produksi produk atau jasa yang berasal dari penelitian di universitas. Dalam banyak kasus anggota fakultas yang

6 12 terlibat penelitian akan menjalankan usaha dan mungkin meninggalkan universitas untuk menjalankannya perusahaan sebagai entrepreneur. Contoh perusahaan spin-off adalah Hewlett-Packard dari Stanford University dan Digital Equipment Corporation dari MIT (Brett, et.al. 1991). Beberapa alasan meningkatnya aktivitas spin-off adalah promosi diversifikasi ekonomi, menciptakan lapangan kerja lokal, menarik dan meningkatkan kualitas fakultas, tanggung jawab sosial dalam mewujudkan idea ke dalam produk yang berguna dan menciptakan sumber pendapatan. b. Lisensi Lisensi dapat dilakukan oleh inventor pemegang paten kepada pihak lain untuk menjalankan usahanya. Lisensi biasanya dilakukan untuk teknologi canggih (advance technology). Didalam bisnis makanan salah satu bentuknya adalah franchise. c. Penjualan (Jual putus) Penjualan dapat dilakukan untuk paket-paket teknologi. Beberapa perusahaan lebih menyukai sistem ini. Misalkan membeli atau memesan teknologi khusus kepada inventor. d. Joint Joint atau kerjasama dapat dilakukan dalam beberapa hal. Misalkan joint modal, joint perusahaan produksi, pemasaran atau pengembangan. Bentuk bentuk kemitraan (Taufiq, 2004) antara lain 1. kerjasama pengelolaan / joint operation, 2. kerjasama patungan / joint venture/ modal ventura, 3. Model alternatif misalnya bangun operasikan-serahkan (BOT), bangun-miliki-sewakan, kontrak manajemen, kontrak pelayanan, pengaturan keuntungan bersama, kontrak sewa, konsesi (kelonggaran). Didalam melakukan joint diperlukan persyaratan antara lain kebutuhan atau permintaan atas barang yang akan dimitrakan relatif tinggi, keberadaan desain teknis yang inovatif, keberadaan proposal pembiayaan program yang menarik, merupakan program yang strategis, program yang diusulkan terkait dengan strategi pembangunan sektoral guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, keberadaan persiapan teknis yang lengkap, dukungan analisis resiko dan sensitivitas dari

7 13 indikator finansial, kelengkapan kajian analisis dampak lingkungan, keberadaan resiko dan usulan pembagian resiko. 2.4 Pemetaan (klasterisasi) Klasifikasi produk invensi yang berkembang cukup beragam diantaranya adalah klasifikasi produk berdasarkan WIPO (World Intelectual Property Rights Organization), klasifikasi berdasarkan SIC (Standar Industrial Classification), klasifikasi produk berdasarkan pemasaran. Di bidang pemasaran, klasifikasi produk selain terkait dengan segmentasi, targetting dan positioning, juga bertujuan untuk mengidentifikasi bauran pemasaran yang lebih tepat. Berikut adalah contoh-contoh klasifikasi produk dalam pemasaran (Tabel 5). Tabel 5 Klasifikasi produk dalam pemasaran Peneliti Tahun Klasifikasi Copeland 1921 convenience, shopping, speciality goods Henderson and Quandt, 1958 substitute-complement Krugman 1965 high involvement-low involvement goods Nelson 1974, 1976 search-experience goods Kotler & Armstrong 1999 Private-public goods Dhar and Werttenbroch 2000 hedonic-utilitarian goods Sumber : Bhatnagar, 2004 ( Data diolah) Pasar produk dibedakan ke dalam pasar industrial dan konsumen (Havaldar, 2006; Kotler dan Armstrong, 2008). Perbedaan dirinci pada perbedaan karakteristik pasar, produk, jasa, perilaku pembelian, saluran distribusi, promosi dan harganya. Produk dan jasa dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu produk konsumen dan produk industri (Kotler dan Armstrong, 2008). Produk konsumen dibagi terdiri dari empat jenis yaitu produk kebutuhan sehari-hari (convenience product), produk belanja (shopping product) dan produk khusus (speciality product) dan produk tidak dicari (unsought product). Sedangkan produk industri meliputi 3 (tiga) kategori yaitu bahan dan suku cadang, barang-barang modal, dan persediaan serta pelayanan.

8 14 Produk teknologi menurut Cantlon dan Koenig (1991) dapat dibagi ke dalam 3 kategori yaitu Transitional Technogies, Cutting-Edge Technologies, dan Emerging Technologies. Transitional Technologies adalah teknologi yang sudah siap dan biasanya tersedia dan digunakan oleh industri seperti teknologi CAD (Computer Aided Design), teknologi polimer, media penumbuh bakteri. Cutting-Edge Technologies adalah teknologi yang sedang dikembangkan dan dicoba oleh industri perusahaan canggih misal teknologi robot berbasis sensor, rekayasa genetika mikrobial, desain mikroprosessor. Emerging Technologies adalah teknologi yang masih dikembangkan dan akan menjadi penting di masa mendatang misal Artificial Intelegence (AI), rekombinasi DNA, dan electrooptic system. Selain kategori tersebut di atas juga dapat digunakan analisis klaster untuk membedakan kelompok produk berdasarkan karakteristik tertentu. Analisis klaster termasuk dalam analisis multivariat (Simamora, 2005; Suliyanto, 2005). Klaster produk dapat disusun menggunakan pendekatan persamaan variabel produk. 2.5 Kriteria Kelayakan Komersialisasi Kelayakan komersialisasi menjadi salah satu ukuran penting bagi investor atau wirausaha baru. Salah satu ukuran penting adalah studi kelayakan usaha/ bisnis. Studi kelayakan bisnis ini dapat dilakukan bila informasi mencukupi atau asumsi-asumsi terpenuhi. Jumlah invensi yang tercatat di Direktorat Riset Kajian Strategis IPB lebih dari 100 produk, sehingga diperlukan klasifikasi dan pemrioritasan sebelum dilakukan studi kelayakan usaha. Berikut adalah beberapa parameter penilaian yang digunakan dalam klasifikasi pengembangan produk industri (Tabel 7) dan aplikasi parameter komponen penilaian valuasi komersialisasi produk invensi IPB (Tabel 8).

9 Tabel 6 Parameter penilaian strategi persaingan dan pengembangan produk Thompson and Strickland (1989) Watson (2004) Rangkuti (2005) Jonathan (2007) 1. Market size 2. Market growth rate 1. Competition (barrier to entry & exit) 3. Capacity surpluses or 2. Customer shortages 4. Industry profitability 3. Economic of the company 5. Entry/exit barriers 4. Management 6. Rapid technology change 5. Product 7. Capital requirements 8. Vertical integration 9. Economies of scale 10. Rapid product innovation 6. Supplier 1. Tidak memiliki persaingan yang dapat mendominasi pasar 2. Memiliki pangsa yang pasar yang cukup signifikan 3. memiliki sekurang-kurangnya produk yang unggul dalam pangsa pasar 4. Memiliki pangsa pasar yang terus meningkat 5. memperoleh keuntungan sebagai pemimpin pasar 6. memiliki pasar yang sangat kompetitif 7. memiliki posisi yang dilindungi, misalnya oleh undang-undang atau monopoli. 1. Tren nilai penjualan 2. Prospek Jangka panjang 3. Ukuran pasar 4. Stabilitas (faktor ekonomi) 5. Stabilitas (musiman) 6. Komponen marketing konsep a. Inovasi b. Kekuatan kompetitor c. Budget untuk awareness 7. Ketersediaan bahan baku 8. Teknologi 9. Harga pokok (manufacturing cost) 10. Distribusi 11. Perlindungan produk 12. Sumber pendanaan 15

10 16 Tabel 7 Aplikasi variabel komersialisasi teknologi Linguistic label FAKTOR Variabel Komersialisasi Teknologi Permen Cajuput Pelega Tenggorokan Sangat Penting Teknologi Daya saing terhadap produk yang sudah ada di pasar Kemungkinan memperoleh technical service dari inventor Kemudahan teknologi untuk ditiru (rentan plagiasi) Nilai jual dari rasa Nilai jual dari masa simpan Pasar Potensi jumlah pengguna akhir Tren pasar Potensi cakupan wilayah pasar Waktu untuk memasarkan Tingkat persaingan pasar Besarnya investasi untuk produksi Biaya modal pengembangan produk hasil invensi Cakupan pasar Kemungkinan masuknya kompetitor untuk produk sejenis Potensi Selisih keuntungan (margin) yang dapat dicapai pemasaran untuk membuat invensi menjadi produk massal Sumber : Dharmawan, 2007 Variabel Komersialisasi Teknologi Sari Buah Pala Instan Dapat menekan biaya produksi produk sejenis Besarnya investasi untuk produksi Biaya modal pengembangan produk hasil invensi Kemungkinan masuknya kompetitor untuk produk sejenis Selisih keuntungan (margin) yang dapat dicapai untuk membuat invensi menjadi produk massal

11 17 Elaborasi dari beberapa keterangan di Tabel 7 dan Tabel 8, maka pertimbangan pentingnya dapat dibagi ke dalam 3 9tiga) kategori yaitu aspek pasar, aspek teknis-teknologi dan aspek finansial. Uraian dari ketiga aspek tersebut adalah sebagai berikut: Aspek Pasar 1. Ukuran pasar Ukuran pasar, konsumen, pangsa pasar atau potensi pengguna akhir yang kecil cenderung tidak menarik bagi kompetitor baru/besar. Pasar yang besar sering menarik korporat lain untuk mengakuisisi dengan positioning industri yang atraktif. Di dalam ukuran pasar terdapat unsur stabiltas ekonomi, dan faktor musiman. 2. Tingkat pertumbuhan pasar Pertumbuhan, pangsa pasar atau tren nilai penjualan/pasar yang meningkat cepat akan menarik pendatang baru, pertumbuhan yang melambat akan meningkatkan rivalitas. 3. Tingkat persaingan/kompetisi Tingkat persaingan, keuntungan industri dan kekuatan kompetisi menjadi salah satu komponen penghambat masuk dan keluar. Industri yang memiliki keuntungan tinggi akan menarik pendatang baru dan meningkatkan persaingan 4. Kekuatan inovasi produk Produk yang inovatif atau daya saing tinggi meningkatkan daya tarik pasar dan diferensiasi produk (bagian dari konsep pemasaran). Sebaliknya produk yang kurang inovatif dan generik membutuhkan kekuatan efisiensi produksi/teknologi. Aspek Teknologi 1. Sifat Teknologi Teknologi yang memiliki siklus hidup pendek atau cepat berubah kurang menarik. meningkatkan faktor resiko, investasi dalam fasilitas/ peralatan teknologi bisa usang sebelum digunakan. Hal ini juga mencerminkan prospek jangka panjang. Demikian pula dengan sifat

12 18 produk yang lebih baik dikembangkan dengan skala kecil (UKM) atau skala besar. 2. Ketersediaan bahan baku Tanpa bahan baku yang memadai industri tidak dapat dijalankan dalam skala ekonomis. Membangun hubungan dengan pemasok menjadi tantangan lain bagi industri. 3. Kapasitas/skala produksi Kapasitas produksi menjadi pertimbangan perhitungan skala ekonomi. Skala produksi harus dapat ditingkatkan sesuai dengan permintaan pasar. Bagi produk baru, perhitungan skala laboratorium, skala pilot hingga skala industri membutuhkan penyesuaian perhitungan baik teknis maupun ekonomis. Produk berupa teknologi selain menjadi terobosan proses produksi, hendaknya dapat meningkatkan efisiensi produksi. 4. Perlindungan produk Perlindungan produk menjadi pertimbangan apakah produk gampang di tiru oleh perusahaan lain. Semakin banyak yang bisa meniru produk menjadi kurang menarik. Hal yang bisa dilakukan oleh inventor adalah melindunginya dengan paten. Aspek Finansial 1. Kebutuhan modal Kebutuhan modal yang besar menyebabkan keputusan investasi menjadi faktor kritis, sehingga menjadi pertimbangan untuk masuk atau keluar. Tidak semua invensi membutuhkan investasi yang besar. Banyak usaha yang dimulai dari modal relatif kecil sehingga perlu diklasifikasi kebutuhan modal usaha. Sumber-sumber pendanaan juga membutuhkan analisis investasi. 2. Sumber pendanaan Invensi yang berasal dari perguruan tinggi melibatkan beberapa pihak. Umumnya invensi masih dalam skala laboratorium sehingga membutuhkan pendanaan lebih lanjut untuk scale up. Dalam tahapan ini banyak inventor kesulitan untuk melanjutkan penelitiannya. Adanya

13 19 gambaran sumber pendanaan baik dari pemerintah ataupun swasta baik perorangan atau grup akan sangat membantu kelanjutan penelitian untuk scale up. 3. Resiko gagal komersialisasi Resiko gagal komersialisasi menjadi pertimbangan bagi investor. Selain perhitungan teknis, entrepreneur berpengalaman juga mengandalkan intuisinya. Produk yang membutuhkan investasi besar, selain resiko untung besar, resiko gagalnya juga besar. Produk dengan kategori baru membutuhkan edukasi pasar, sehingga selain dibutuhkan promosi yang gencar, waktu, persistensi dan juga modal yang tidak sedikit. 2.6 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu terkait strategi pemasaran produk baru di IPB khususnya produk pertanian masih terbatas. Berikut adalah beberapa penelitian tentang produk baru pertanian khususnya terkait makanan dan minuman. Tabel 8 Beberapa penelitian pemasaran produk baru Penelitian Tujuan Alat Syukri (2003) Analisis pola pengambilan keputusan konsumen dalam pemilihan jenis kerupuk berdasarkan daya terima, preferensi & keterpilihan produk. Yusriana (2004) Nasution (2005) Sidiq (2008) Bardhani (2009), Profil dan preferensi konsumen terhadap mutu abon ikan di Kotamadya Banda Aceh Analisis strategi pemasaran produk baru pestisida Analisis persepsi konsumen dan strategi pemasaran Jus Jeruk Siam Pontianak Persepsi konsumen terhadap minyak sawit merah sebagai minyak kesehatan Cognitive conceptual aspect of food acceptance dengan skala likert dari 1-7. Uji rank food preference Analisis deskriptif Analisis indeks Analisis swot untuk strategi pemasaran. AHP (Analytic Hierarchy Proces) Uji khi kuadrat Analisa biplot Analisa k-means clustering Analisis regresi berganda Beberapa program pemerintah untuk membantu pengembangan teknologi antara lain Small Business Innovation Research (SBIR) di USA (1982), Commercial Ready Program di Australia, Malaysia s Multimedia

14 20 Super Corridor, Vinnova Program di Swedia, Small Industry-University Cooperation Program di Taiwan (2002) (Krop dan Zolin, 2005, Hu and Mathews, 2009). Penelitian tentang konsep evaluasi program SBIR sedang diteliti oleh Kropp dan Zolin (2005). Kerangka kerjanya mengeksplorasi relasi antara orientasi entrepreneurial perusahaan dan keinginan berpartisipasi dalam program SBIR. Faktor yang diukur dalam orientasi entrepreneurial adalah autonomy, innovativeness, Risk Taking, Proaactivness, Competitive aggressiveness dihubungkan dengan kinerja (pertumbuhan penjualan, pangsa pasar, profitability, kinerja keseluruhan dan kepuasan stakeholder). Hu and Mathews (2009) meneliti tentang efek inovasi terhadap hubungan universitas-industri- pemerintah (UIG linkages) di Taiwan. Efek inovasi menggunakan ukuran transfer teknologi, lisensi teknologi, perusahaan yang diinkubasi dan paten yang didapatkan. Pengaruh UIG linkages dibedakan dalam ukuran perusahaan, tipe inovasi (orientasi product atau proses), tahapan siklus teknologi, dan aturan pemerintah. Estimasi hubungan menggunakan metode SEM (Structural Equation Modelling). Temuan utama adalah perusahaan besar memanfaatkan UIG linkages untuk mendapatkan tenaga kerja yang unggul dan trampil. Sedangkan perusahaan kecil (SME s) memanfaatkan UIG Linkages untuk keuntungan pemasaran terutama untuk start-up dalam industri baru.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Invensi perguruan tinggi hendaknya dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Semakin banyak digunakan masyarakat umum tentunya semakin baik. Hal ini sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI KOMERSIALISASI INVENSI MAKANAN-MINUMAN IPB. Mokhamad Syaefudin Andrianto

ANALISIS STRATEGI KOMERSIALISASI INVENSI MAKANAN-MINUMAN IPB. Mokhamad Syaefudin Andrianto ANALISIS STRATEGI KOMERSIALISASI INVENSI MAKANAN-MINUMAN IPB Mokhamad Syaefudin Andrianto SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Komponen siklus inovasi (Khalil, 2000)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Komponen siklus inovasi (Khalil, 2000) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan ilmiah tidak selalu memiliki nilai komersial. Produk akhir temuan ilmiah dapat berupa jurnal, buku atau invensi. Penemuan ilmiah yang disebut invensi biasanya

Lebih terperinci

PRODUCT PLANNING. Produk Manufaktur. Gambar : Produk Manufaktur

PRODUCT PLANNING. Produk Manufaktur. Gambar : Produk Manufaktur 1 PRODUCT PLANNING Produk Manufaktur Economic of scale Critical Mass Sales life Komponen khas produk Integrasi teknologi Diskrit dan fiscal Kandungan engineering Industrial Organization Global/regional

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pesaingan dalam era globalisasi, organisasi dituntut agar mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Industri Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

DASAR PENGEMBANGAN PRODUK. Kotribusi produk baru terhadap profitability. B. Mempertahankan Profit. A. Produk mempunyai Life Cycle (4) (5) (3) (2) (1)

DASAR PENGEMBANGAN PRODUK. Kotribusi produk baru terhadap profitability. B. Mempertahankan Profit. A. Produk mempunyai Life Cycle (4) (5) (3) (2) (1) DASAR PENGEMBANGAN PRODUK A. Produk mempunyai Life Cycle Hanya sedikit produk yang berumur panjang. Mengganti produk yang sudah tidak dapat dijual. (1) (2) (3) (4) (5) 1. Perkenalan 2. Pertumbuhan cepat

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL

KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Workshop KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL Malang, 28 April 2017 OUTLINE 1 2 3 PROFIL KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing. Marketing menggambarkan atau mengidentifikasi kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia. Salah satu definisi marketing yang pendek yaitu Meeting Needs Profitably. Dalam

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN Konsep Pengembangan Inkubator Bisnis disusun berdasarkan pengalaman dari berbagai inkubator yang disurvei dan studi literatur atas pelaksanaan praktek terbaik

Lebih terperinci

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-4 Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Stanton dalam Swastha dan Irawan (2008:5), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Setiap perusahaan baik yang berskala kecil, menengah, maupun yang besar akan selalu menghadapi persaingan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN STRATEGI PRODUK, JASA Fakultas FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi APAKAH PRODUK ITU?

Lebih terperinci

Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha

Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha A. Merintis usaha baru (starting) B. Dengan membeli perusahaan orang lain (buying) C. Kerjasama manajemen (franchising) MERINTIS USAHA BARU (STARTING) Bentuk usaha baru

Lebih terperinci

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M.

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M. Phillip Kevin Lane Kotler Keller Marketing Management Donald Picauly, S.E., M.M. donald_pic4uly@yahoo.com Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran Pertanyaan pada bab ini 1. Bagaimana pemasaran mempengaruhi

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja VARIABEL KINERJA Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja TAHAP 2: PERANCANGAN KELUARAN ORGANISASI PROSES INTERNAL VARIABEL KINERJA SISTEM MANAJEMEN KINERJA KEMAMPUAN SUMBER DAYA SEBAB AKIBAT KERANGKA KERJA

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication II

Integrated Marketing Communication II Modul ke: Integrated Marketing Communication II Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication www.mercubuana.ac.id New Product Development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kotler dan Keller (2012) pada bukunya Marketing Management di bab 20

BAB I PENDAHULUAN. Kotler dan Keller (2012) pada bukunya Marketing Management di bab 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kotler dan Keller (2012) pada bukunya Marketing Management di bab 20 yang berjudul Introducing New Market Offerings membahas mengenai beberapa pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing. Marketing didefinisikan sebagai salah satu fungsi organisasi dan pembentukan suatu proses kreatifitas, komunikasi dan menyalurkan nilai (value) kepada konsumen dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengembangan Produk Dalam persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus melakukan pengembangan produk, sesuai pula dengan perkembangan teknologi dan perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai: Suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

PERSOALAN SKALA NASIONAL

PERSOALAN SKALA NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY BERBASIS SAINSTEK UNTUK MENUMBUHKAN TECHNOPRENEUR DI PERGURUAN TINGGI MEWUJUDKAN TEKNOPRENER KAMPUS Kuncoro Diharjo Kepala Divisi Inovasi Teknologi

Lebih terperinci

Market Development. Produk lama/sedikit modifikasi, wilayah atau segmen pasar baru.

Market Development. Produk lama/sedikit modifikasi, wilayah atau segmen pasar baru. BAB 5 STRATEGI Market Development Produk lama/sedikit modifikasi, wilayah atau segmen pasar baru. Product Development Modifikasi produk/penciptaan produk baru terkait, pelanggan lama. Tujuan : - Memperpanjang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

KONTRAK BELAJAR 14 KALI PERTEMUAN PENILAIAN : KEHADIRAN 10% UTS 30% TUGAS/DISKUSI 20% UAS 40%

KONTRAK BELAJAR 14 KALI PERTEMUAN PENILAIAN : KEHADIRAN 10% UTS 30% TUGAS/DISKUSI 20% UAS 40% MANAJEMEN PEMASARAN KONTRAK BELAJAR 14 KALI PERTEMUAN PENILAIAN : KEHADIRAN 10% UTS 30% TUGAS/DISKUSI 20% UAS 40% Materi Perkuliahan (1) BAGIAN 1 : MEMAHAMI MANAJEMEN PEMASARAN - Mendefinisikan Pemasaran

Lebih terperinci

STRATEGI KOMERSIALISASI INVENSI PERGURUAN TINGGI

STRATEGI KOMERSIALISASI INVENSI PERGURUAN TINGGI Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 3 No. 3, Desember 2016: 216-227 ISSN : 2355-6226 E-ISSN : 2477-0299 http://dx.doi.org/10.20957/jkebijakan.v3i3.16255 STRATEGI KOMERSIALISASI INVENSI PERGURUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

Pendekatan In process Innovation Strategy

Pendekatan In process Innovation Strategy Pendekatan In process Innovation Strategy Melalui Analisis Faktor Pembelian dan Potensi Pasar Pangan Alternatif Pada Target Pasar Remaja (Studi Kasus Pengembangan Invensi Beras Analog (Artificial Rice))

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 PRODUCT LIFE CYCLE Fakultas ILMU KOMUNIKASI Cherry Kartika, SIP, M. Ikom Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Product

Lebih terperinci

ALIANSI STRATEGIS DAN MEMBANGUN JARINGAN BISNIS. Pertemuan 3

ALIANSI STRATEGIS DAN MEMBANGUN JARINGAN BISNIS. Pertemuan 3 ALIANSI STRATEGIS DAN MEMBANGUN JARINGAN BISNIS Pertemuan 3 Definisi Aliansi Strategis Background New level of competition New Paradigma of competition Aliansi strategis : Perjanjian kontraktual antara

Lebih terperinci

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng 1-1 BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng www.rudyct.com/about_me.htm Strategi Tkt Bisnis 1-2 adalah strategi bisnis yg perlu ditempuh agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

Pengelolaan Usaha dan Strategi Kewirausahaan. Muhlisin, S.E., M.Si.

Pengelolaan Usaha dan Strategi Kewirausahaan. Muhlisin, S.E., M.Si. Pengelolaan Usaha dan Strategi Kewirausahaan Muhlisin, S.E., M.Si. Pengelolaan Usaha Perencanaan Usaha Suatu hal yang tertulis berisikan misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian strategi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan manusia terus bertambah dan berkembang. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan manusia terus bertambah dan berkembang. Ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia terus bertambah dan berkembang. Ini ditandai dengan sangat bervariasinya kebutuhan dan keinginan manusia yang berbeda-beda. Kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk BAB I PENDAHULUAN Semua organisasi mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa tertentu. Organisasiorganisasi perusahaan harus selalu menyesuaikan

Lebih terperinci

Elemen Penting Riset Pemasaran

Elemen Penting Riset Pemasaran Riset Pemasaran Marketing Research Adalah suatu pendekatan yang ditempuh secara sistematis dan objektif untuk mendapatkan data/ informasi yang akan digunakan untuk proses pengambilan keputusan bidang pemasaran

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 278 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan temuan lapangan yang sudah dijelaskan di Bab IV, disimpulkan bahwa instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU belum menetapkan seluruh

Lebih terperinci

KONSEP PASAR. Dapat menghasilkan skala ekonomi Investasi kecil Hasil besar Resiko kecil C & C 2

KONSEP PASAR. Dapat menghasilkan skala ekonomi Investasi kecil Hasil besar Resiko kecil C & C 2 KONSEP PASAR KONSEP PASAR Pasar : tdd pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan i tertentu t t yang mungkin mau dan mampu untuk ambil bagian dalam jual beli guna memenuhi kebutuhan atau keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

Non Financial Measures

Non Financial Measures Non Financial Measures Modul ke: Keluaran Organisasi, Proses Internal, Kemampuan Sumber Daya Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Teknik Industri www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa rencana diversifikasi yang akan dilakukan dengan memasuki bisnis TPA akan menciptakan long term

Lebih terperinci

Memperkenalkan Penawaran Pasar Baru

Memperkenalkan Penawaran Pasar Baru Memperkenalkan Penawaran Pasar Baru MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN LANJUT JENIS-JENIS PRODUK BARU Produk baru berkisar dari produk baru bagi dunia yang menciptakan pasar yang seluruhnya baru pada satu

Lebih terperinci

NEW PRODUCT DEVELOPMENT

NEW PRODUCT DEVELOPMENT NEW PRODUCT DEVELOPMENT Pengembangan Produk Baru Perusahaan dapat menambah produk baru melalui akuisisi dan atau pengembangan produk baru. Akuisisi dapat dilakukan dengan 3 cara : Membeli perusahaan lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara-negara. Agenda berskala internasional yang diadakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara-negara. Agenda berskala internasional yang diadakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi di berbagai negara semakin meluas dalam berbagai aspek dan dimensi. Globalisasi membuka peluang dan menjadi tantangan bagi perekonomian

Lebih terperinci

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL Lingkungan di luar perusahaan Sifat uncontrollable Identifikasi Peluang dan Ancaman Jenis: 1. Lingkungan Jauh 2. Lingkungan Dekat FUNGSI ALE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Menurut Paul D. Converse, Harvey W. Huegy dan Robert V. Mitchell, dalam bukunya Elements of Marketing menyatakan bahwa marketing didefinisikan sebagai kegiatan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XXV MERENCANAKAN KEGIATAN USAHA PENGOLAHAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penjualan Pribadi (Personal Selling) Menurut Kotler (2010: 29), pemasaran adalah suatu proses sosial-manajerial yang membuat seorang

Lebih terperinci

Tantangan Pengembangan Produk Baru

Tantangan Pengembangan Produk Baru BAB V PRODUK BARU Tantangan Pengembangan Produk Baru Enam kategori produk baru 1. Produk baru bagi dunia 2. Lini produk baru 3. Tambahan pada lini produk yang telah ada 4. Perbaikan dan revisi produk yang

Lebih terperinci

Manajemen Operasional DESAIN & PENGEMBANGAN PRODUK

Manajemen Operasional DESAIN & PENGEMBANGAN PRODUK Manajemen Operasional DESAIN & PENGEMBANGAN PRODUK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-5 Ø Strategi pengembangan produk baru Ø Tahap tahap pengembangan produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar industri teknologi informasi di Indonesia dalam dekade terakhir tumbuh dengan pesat seiring dengan cepatnya perkembangan di bidang teknologi dan tingginya permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Strategi pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilahkukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

TARGET PASAR (SEGMENTASI)

TARGET PASAR (SEGMENTASI) D A F T A R ISI LATAR BELAKANG TARGET PASAR (SEGMENTASI) "' "( ~ Si}. . / .,' v- 'I,,', SKEMA KERJASAMA COVER BELAKANG Berisi alamat Unair dan CP Wala1 Rektor 4 *) dalam Business Plan ini tidak dimasukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi, dan peningkatan dalam ilmu pengetahuan turut mengubah cara pandang perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

Renny Indaryanti Akip F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan yang begitu cepat didalam bisnis.

Renny Indaryanti Akip F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan yang begitu cepat didalam bisnis. Analisis hubungan kinerja pemasaran dan proses pengembangan produk dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ) Renny Indaryanti Akip F.0201091 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Deskripsi Mata Kuliah 2 Mata kuliah Perencanaan dan Perancangan Produk memuat tentang tahapan dalam perancangan produk dengan aplikasinya pada dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya untuk mencari peluang menuju sukses. Munculnya kreatifitas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya untuk mencari peluang menuju sukses. Munculnya kreatifitas dan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orientasi Kewirausahaan Suryana (2006) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA.

MANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. KARYA ILMIAH E-BISNIS MANAJEMEN PEMASARAN Nama disusun oleh : : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : 08.11.1884 Kelas : S1-TI-6A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Marketing

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mekanisme kerja bank yang menjadi jembatan antara masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of fund) menjadi pilar

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran (Marsum 2009 dalam Firbani 2006) menjelaskan bahwa, restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN DOSEN:

MANAJEMEN PEMASARAN DOSEN: MANAJEMEN PEMASARAN DOSEN: 1) Dr. Johannes, S.E., M.Si 2) Drs. Mulyadi Raf.. MBA simatupangsbr@yahoo.com www.johannessimatupang.wordpress.com 1-1 ATURAN PERKULIAHAN 1) BAHAN AJAR (HANDOUT DAN BUKU PEGANGAN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan siklus pasar global. Strategi kunci untuk menjadi pemenang di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan siklus pasar global. Strategi kunci untuk menjadi pemenang di dalam sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan Pengembangan produk baru di Indonesia yang dilihat dari pergerakan siklus pasar global. Strategi kunci untuk menjadi pemenang di dalam sistem pasar

Lebih terperinci

Tinjauan Umum tentang Corporate dan Business Strategy Riri Satria

Tinjauan Umum tentang Corporate dan Business Strategy Riri Satria Tinjauan Umum tentang Corporate dan Business Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Mengapa orang TI perlu mengetahui strategi?

Lebih terperinci

BAURAN PEMASARAN. Muniya Alteza

BAURAN PEMASARAN. Muniya Alteza BAURAN PEMASARAN Muniya Alteza Bauran pemasaran (Kotler, 2006): Perangkat alat pemasaran yang dapat dikendalikan pemasar berupa produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (place)

Lebih terperinci

SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN

SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK KURMA SALAK BERDASARKAN ANALISIS PRODUCT LIFE CYCLE (PLC) DAN SWOT PADA KELOMPOK TANI AMBUDI MAKMUR II BANGKALAN KELOMPOK 6 DANAR ANGGRIAWAN

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Marketing Kata marketing saat ini ada dimana-mana. Secara formal atau informal, manusia dan organisasi berbaur dalam sejumlah besar kegiatan yang dapat disebut marketing. Marketing

Lebih terperinci

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Hak Atas Kekayaan Intelektual Hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada seseorang atau sekelompok orang untuk memegang

Lebih terperinci

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Yan Ardiansyah NIM : 08.11.2024 Kelas : S1TI-6C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

Definisi Marketing Mix

Definisi Marketing Mix KONTRAK PERKULIAHAN CP : Arda (085649326723) Mobile Phone Silent Please Terlambat Max 15 mnt. Pakaian bebas rapi berkrah dan bersepatu Titip absen, nilai quis 0 Tidak ada susulan tugas dan kuis Tidak ada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keberhasilan produk merek Chocodot ditinjau dari strategi pemasaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder menyatakan bahwa manajemen atau pihak perusahaan haruslah memberikan informasi mengenai aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berdasarkan dari kerangka permasalahan yang ada dan dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka landasan teori yang akan dipakai adalah teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Internet telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai organisasi, khususnya di dunia usaha. Internet menyediakan banyak kelebihan dalam dunia usaha, seperti tersedianya

Lebih terperinci

Kewirausahaan III. Praktek Pemasaran: kebijakan produk. Sistem informasi/ Penyiaran. Kata Pengantar. Modul ke: Kesimplan. Pendahulan.

Kewirausahaan III. Praktek Pemasaran: kebijakan produk. Sistem informasi/ Penyiaran. Kata Pengantar. Modul ke: Kesimplan. Pendahulan. Modul ke: 05Fakultas Maulida Fasilkom Fikom Program Studi Sistem informasi/ Penyiaran Kewirausahaan III Praktek Pemasaran: kebijakan produk Khiatuddin Kata Pengantar Kesimplan Pendahulan Daftr Pustaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dewasa ini memunculkan perubahan pandangan mengenai sumber daya yang bersifat stratejik bagi perusahaan. Perubahan tersebut

Lebih terperinci