BAB 4. Hasil dan Pembahasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4. Hasil dan Pembahasan"

Transkripsi

1 BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Industry Overview Aktivitas supply dan demand dalam industri minyak dunia sangat menentukan perkembangan industri migas. Seiring dengan kebutuhan manusia dan perkembangan teknologi, dari tahun ke tahun permintaan akan aktivitas industri ini kian meningkat. Rata-rata produksi minyak bumi Indonesia pada tahun 2009 sebesar 949 ribu barel per hari, tercapai 98,9% dari target pemerintah sebesar 960 ribu barel per hari. Penundaan proyek akibat krisis ekonomi global dan unplanned shutdown seperti gangguan cuaca, rusaknya fasilitas produksi, masalah kelistrikan, hingga pencurian menjadi penyebab utama tidak tercapainya target produksi minyak bumi. Meskipun demikian, pencapaian tersebut meningkat 2,6% dari tahun 2008 sebesar 925 ribu barel per hari. Kondisi sebaliknya justru terjadi pada produksi gas bumi, dimana produksi gas lebih tinggi dari target produksi yaitu juta kaki kubik per hari. Gabungan produksi minyak dan gas bumi tahun 2009 mencapai sekitar 2,374 juta setara barel minyak. Realisasi produksi migas ini lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi migas tahun lalu yang hanya sebesar 2,305 juta setara barel minyak. Realisasi produksi minyak yang dibawah target turut menyebabkan target lifting minyak (produksi minyak terjual) tidak tercapai. Pada akhir tahun 2009, lifting minyak mencapai 949 ribu barel per hari sedangkan targetnya 960 ribu barel per hari. 22

2 23 Walaupun tak mencapai target produksi sesuai APBN, pendapatan negara dari produksi minyak justru melebihi target dikarenakan rata-rata harga USD per barel yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Penerimaan negara tahun 2009 sebesar USD19,7 milyar (Rp235 triliun) atau melebihi target sebesar USD18,8 milyar (Rp230 triliun). Penerimaan tersebut lebih rendah dari realisasi tahun 2008 sekitar Rp350 triliun. Rata-rata penurunan Indonesian Crude Price (ICP) pada 2009 sebesar USD63 per barel, sedangkan tahun lalu rata-rata USD93 per barel. Selama tahun 2009 harga minyak kembali pulih berada di kisaran USD40 80 per barel (Laporan Tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk). Grafik 4.1 Produksi minyak bumi Indonesia Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk

3 24 Grafik 4.2 Pergerakan harga minyak dunia Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk Besar penurunan permintaan minyak pada 2009 yang mengakibatkan resesi ekonomi global, bersama-sama dengan peningkatan kapasitas produksi yang

4 25 signifikan meskipun terjadi penundaan dalam proyek-proyek pembangunan yang baru, menyebabkan kapasitas produksi cadangan minyak mencapai tingkat tertinggi dalam hampir dua dasawarsa. Dari segi pasokan, tingkat ketidakpastian dalam permintaan minyak dan harga minyak membuat perusahaan minyak memotong investasi pada tahun terutama dalam proyek-proyek dengan biaya produksi tertinggi - tapi perkiraan pada akhir tahun mengindikasikan kemungkinan peningkatan investasi kembali pada tahun Menurut data BP Migas, terdapat 10 Kontrak Kontraktor Kerja Sama (KKKS) yang produksinya naik sepanjang tahun 2009 dan terdapat 14 Kontraktor KKKS yang produksinya melebihi target yang ditetapkan dalam APBN (rata-rata 107 persen, sebesar bopd). Meski perolehan produksi tidak mencapai target, rasio pemboran cukup tinggi yakni mencapai 50% jika dibadingkan dengan rasio pemboran negara-negara lain yang mencapai 20% - 30% (Laporan Tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk). Salah satu dari perusahaan yang berada di Industri eksplorasi dan pengeboran minyak bumi dan gas alam di Indonesia yaitu PT Elnusa, Tbk. PT Elnusa, Tbk merupakan satu-satunya perusahaan nasional yang menyediakan jasa hulu migas terintegrasi (One-Stop-Services), fokus pada kegiatan seismic services, drilling services, dan oilfield services. Kompetensi yang paling diunggulkan oleh Elnusa yaitu dalam bidang geoscience services. Menurut data pada tahun 2009 divisi Geoscience Services menyumbang sebesar 54% pendapatan usaha dari kelompok jasa hulu migas terintegrasi.

5 Sejarah Perusahaan Elnusa didirikan di Jakarta dengan nama PT Electronika Nusantara berdasarkan Akta Pendirian No. 18 tanggal 25 Januari 1969 jo Akta Perubahan Anggaran Dasar No.10 tanggal 13 Februari 1969 di hadapan Notaris Tan Thong Kie SH, dan mendapatkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A.5/18/24 tanggal 19 Februari 1969 yang kemudian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 35, Tambahan No. 58 tanggal 2 Mei Kemudian pada 9 September 1969 berubah menjadi PT Elnusa. Pada awal berdirinya, perusahaan berkiprah sebagai Marine Electronics Workshop (pelayanan inspeksi, reparasi, instalasi dan perawatan peralatan komunikasi elektronik pelayaran). Perusahaan ini mengawali kiprahnya sebagai pendukung operasi perusahaan induk, yaitu PT Pertamina, terutama memberikan pelayanan termasuk pemeliharaan dan perbaikan, di bidang peralatan komunikasi elektronik (cikal bakal PT Elnusa Rentrakom), peralatan navigasi dan sistem radar yang digunakan oleh kapal-kapal milik Pertamina maupun kapal-kapal minyak asing yang memiliki perjanjian kerjasama dengan BUMN Migas. Pada periode ini Perusahaan melakukan pembangunan Integrated Oil Communication System (IOCS) Pertamina sebagai sistem jaringan komunikasi perminyakan terpadu. Pada tahun 1972, Elnusa membentuk Divisi Seismic Data Processing (cikal bakal dari PT Elnusa Geosains) bermitra dengan Geophysical Service Inc. (GSI). Tahun 2004 Membentuk PT Elnusa Drillling Services untuk memperkuat kompetensi Elnusa dalam jasa pemboran terintegrasi.

6 27 Pada tahun 2007, Elnusa melakukan restrukturisasi korporasi dan aktivitas bisnis dengan tujuan memposisikan diri sebagai perusahaan migas pertama di Indonesia yang mampu menawarkan jasa migas yang terintegrasi (integrated oil and gas services) dengan konsep one stop service di bidang pelayanan jasa hulu Migas. Empat anak perusahaan (PT Elnusa Geosains, PT Elnusa Oilfied Services, PT Sinarriau Drillindo dan PT Elnusa Drilling Services) yang menjadi tulang punggung bisnis jasa migas digabung ke dalam perusahaan, disamping penggabungan horisontal (PT Elnusa Telematika dan PT Elnusa Rentrakom kedalam PT Sigma Cipta Utama) yang mengukuhkan penunjang bisnis utama. Posisi baru ini membuat Elnusa semakin mantap memasuki bisnis jasa hulu migas terintegrasi. Bukan hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri. Kepercayaan pelanggan, kompetensi, dan komitmen mengedepankan quality excellence serta pengalaman panjang mengarungi bisnis jasa migas menjadi modal utama Perusahaan. Pada tahun 2008, Elnusa kembali membuat perubahan positif saat perusahaan telah resmi menjadi Perusahaan Terbuka yang juga tercatat dalam Bursa Efek Indonesia pada tanggal 6 Februari 2008 dengan kode saham ELSA. Dengan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham, Elnusa yang sudah memfokuskan bisnis usaha ke Jasa Hulu Migas terintegrasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan equity capital baik dalam pengembangan anak perusahaan maupun pengembangan usaha serta merealisasikan proyek-proyek yang bersifat asset based, disamping menjadikan perusahaan lebih profesional, transparan dan terpercaya serta memiliki good corporate governance dimata publik.

7 Pie-chart Komposisi kepemilikan saham Elnusa tahun 2009 setelah IPO Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk 4.3 Profil Perusahaan PT Elnusa, Tbk adalah satu-satunya perusahaan Nasional yang menyediakan Jasa Hulu Migas Terintegrasi dengan konsep one stop services di dan fokus pada kegiatan Seismic Services, Drilling Services, dan Oilfield Services. Bisnis dan kelompok usaha Elnusa dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok usaha antara lain: 1. Integrated Upstream Oil & Gas Services (Geoscience Services, Drilling Services & Oilfield Services) 2. Downstream Services 3. Upstream Oil and Gas Supporting Services 4. Asset Based (Management of Oil & Gas Field)

8 29 PT Elnusa, Tbk memiliki core business yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa hulu migas yang terintegrasi (integrated upstream oil and gas services One Stop Services) serta jasa lain seperti jasa hilir migas, jasa penunjang hulu migas, pengelolaan lapangan migas dan juga jasa telematika (information and communication technology) untuk menunjang kegiatan migas maupun non-migas. Pada tahun 2007, melalui penggabungan vertikal dan penggabungan horizontal, Elnusa melakukan restrukturisasi korporasi dan aktivitas bisnisnya dengan tujuan agar dapat memposisikan diri sebagai perusahaan migas pertama di Indonesia yang mampu menawarkan jasa migas yang terintegrasi (integrated oil and gas services) dengan konsep one stop services di bidang pelayanan jasa hulu migas (integrated upstream services) sebagai bisnis inti (core business) dari perusahaan.

9 30 Gambar 4.4 Struktur Bisnis Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk Integrated Upstream Oil & Gas Services Jasa hulu migas terintegrasi (Integrated Upstream Oil & Gas Services) dibagi menjadi tiga bagian yaitu divisi Geoscience Services, divisi Drilling Services dan divisi Oilfield Services. Elnusa menyediakan rangkaian jasa yang diperlukan untuk hulu migas yang dimulai dari pemetaan data dengan seismic, pemboran (drilling) dan jasa-jasa pendukung untuk pengelolaan lapangan migas. Jasa ini terintegrasi dan merupakan bisnis inti perusahaan serta fokus pengembangan usaha dimasa yang akan datang.

10 31 Tabel 4.5 penjelasan jasa hulu migas terintegrasi Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk Secara garis besar, proses bisnis yang dijalankan oleh Elnusa pada bidang hulu migas, mengikuti alur sebagai berikut: Pertama, diawali dengan kegiatan survei/pengukuran data seismik di lapangan, yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data seismik, interpretasi dan pemodelan seismik. Setelah itu, dilakukan studi geologi, geofisika dan reservoir untuk mengkaji potensi migas di suatu daerah (blok/wilayah kerja) yang diuji. Tahap selanjutnya, apabila dari hasil studi di atas menunjukkan suatu lahan memiliki indikasi mengandung cadangan migas yang potensial maka akan dilanjutkan dengan kegiatan pemboran, yaitu untuk membuktikan

11 32 keberadaan migas di perut bumi serta untuk mengetahui besarnya potensi migas di wilayah tersebut yang akan berguna sebagai data perhitungan keekonomisannya. Apabila dari tahap pembuktian pemboran di atas menunjukkan nilai keekonomian yang menarik, maka akan dilanjutkan dengan tahapan produksi migas dari perut bumi hingga permukaan bumi, yang kemudian dialirkan ke suatu stasiun pengumpul. Untuk kelancaran seluruh rangkaian kegiatan di atas, masih diperlukan beberapa usaha penunjang meliputi: jasa pengelolaan data migas, pengadaan jasa penunjang seperti pipa casing OCTG untuk pemboran, serta dukungan jasa telematika dan komunikasi satelit, terutama untuk daerah-daerah yang terperinci (remote area).

12 33 Gambar 4.6 Peta operasional kegiatan jasa hulu migas Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk Dari gambar peta operasional kegiatan jasa hulu migas di atas dapat terlihat bahwa sebagian besar proyek berlokasi di Indonesia bagian barat hingga tengah. Hal tersebut dikarenakan struktur reservoir dari wilayah Indonesia bagian timur yang lebih sulit dijangkau dan memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi sehingga proyek banyak berlokasi di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah Geoscience Services Geoscience Services adalah jasa pengukuran data geofisika/seismik secara terintegrasi. Aktifitas bisnis dari Geoscience Services dibagi lagi menjadi tiga yaitu Geodata acquisition

13 34 land/onshore services, Geodata acquisition marine/offshore services dan Geodata processing. Kira-kira 40 tahun perusahaan ini terbukti berpengalaman dalam industri minyak bumi dan gas alam, Elnusa sudah mempelajari dan menguasai bidang onshore seismic selama kurang lebih 30 tahun sehingga berkat strategi pengembangannya, Elnusa pun menguasai sekitar 80% market share di bisnis onshore services sehingga Elnusa dapat menjadi pemimpin pasar di seismik darat (onshore seismic/geodata Land). Melihat peluang dan prediksi bisnis kedepan, Elnusa kemudian melebarkan layanan divisi Geoscience Services-nya untuk tidak hanya mempelajari dan menguasai onshore services tetapi juga mulai memberikan layanan offshore services yaitu pengerjaan seismik pada transition zone dan marine zone untuk memenuhi kebutuhan klien. Offshore seismic atau seismik laut yang terdiri dari transition zone dan marine adalah salah satu rangkaian kegiatan dari Divisi Geoscience Services. Seismik laut yaitu pekerjaan mencari kandungan minyak bumi dan gas yang terdapat di wilayah laut dengan menggunakan gelombang seismik. Pekerjaan seismik laut dibagi menjadi dua wilayah yaitu transition zone (pesisir pantai dengan kedalaman <10m dari permukaan laut) dan marine (laut dalam dengan kedalaman >10m dari permukaan laut).

14 35 Gambar 4.7 Ilustrasi proses pencarian minyak bumi dan gas menggunakan gelombang seismik Pelanggan Elnusa untuk jasa ini adalah perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang hulu migas seperti Pertamina EP, JOB/TAC, Marathón Internacional Petroleum Indonesia Ltd, ConocoPhillips, Total E&P Indonesie, PetroChina, Medco E&P Indonesia, Loon Brunei Ltd dan perusahaan migas lainnya. Adapun perusahaan-perusahaan selain Elnusa yang juga bergerak di bidang seismik diantaranya adalah Citra Insulindo Abadi, Western Geco, CGGVeritas dan Sari Pari Geosains Drilling Services Drilling Services atau jasa pengeboran minyak bumi dan gas

15 36 adalah pekerjaan mengambil potensi minyak bumi dan gas dari dalam perut bumi setelah mengetahui olahan hasil data eksplorasi. Aktifitas bisnisnya mencakup Integrated Drilling Services, Drilling Rig, Reservoir Evaluation Service, Well Service & testing. Elnusa memiliki keunggulan dalam jasa ini dengan memiliki kegiatan pemboran yang terintegrasi (integrated driling services) yaitu manajemen operasi pemboran yang menggabungkan seluruh komponen yang beroperasi dalam setiap proyek pemboran dan merupakan satu-satunya perusahaan nasional yang memiliki sertifikasi untuk jasa pemboran yang terintegrasi. Pelanggan utama Elnusa dari jasa pemboran migas diantaranya adalah Pertamina EP, JOB/TAC Pertamina, ConocoPhillips, Chevron, Total E&P Indonesie, BOB PT Bumi Siak Pusako, PT Pertamina Geothermal Energy dan Nations Petroleum (Rombebai) B.V. Adapun kompetitor Elnusa dari jasa ini diantaranya adalah Binakarindo Yako Agung, Apexindo, Sari Pari Geosains, Geoprolog, Fergaco, Baroid, Halliburton, Baker Atlas, Barren Jackson (BJ) dan Bukit Apit Bumi Persada Oilfield Services Aktifitas dari Oilfield Services atau jasa produksi migas dibagi menjadi Well Services dan Production Facility Enhancement. Well Services adalah perawatan sumur-sumur yang sudah beroperasi yang

16 37 bertujuan untuk memonitor performa sumur dan meningkatkan produktivitas sumur terutama bagi yang produksinya sudah mulai turun. Production Facility Enhancement merupakan upaya untuk meningkatkan recovery factor (faktor perolehan) produksi minyak dengan menggunakan teknologi tinggi (Enhanced Oil Recovery/EOR). Pelanggan Elnusa dari jasa ini diantaranya adalah Total E&P Indonesie, Chevron Indonesia dan Pertamina EP. PT Elnusa, Tbk telah membina hubungan kerjasama dengan Total E&P Indonesie dan Chevron Indonesia selama lebih dari 20 tahun dalam jasa Oilfield Services. Kompetitor untuk bidang Well Services diantaranya adalah Wira Insani, Seleraya, Lekom Maras, Welltekindo dan Nesitor, sedangkan untuk bidang Oilfield Services adalah perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang EPC diantaranya adalah Rekayasa Industri. Elnusa menguasai pangsa pasar jasa Well Services di Indonesia sebesar 81%, terutama hydraulic workover di daerah Kalimantan Timur Upstream Oil & Gas Supporting Services Upstream Oil & Gas Supporting Services atau jasa penunjang hulu migas dikelola oleh empat anak perusahaan sesuai bidang masing-masing

17 38 yaitu PT Purna Bina Nusa (PBN), PT Patra Nusa Data (PND), PT Sigma Cipta Utama (SCU) dan PT Patra Telekomunikasi Indonesia (PKM) PT Purna Bina Nusa PT Purna Bina Nusa (PBN) bekerja di kegiatan usaha jasa penguliran, perdagangan pipa OCGT dan fabrikasi untuk pemboran migas. Aktivitas bisnisnya antara lain yaitu pengolahan, pembuatan dan perbaikan alat-alat perminyakan, menjalankan perdagangan umum, termasuk ekspor, interlokal dan lokal; memberikan jasa dalam bidang minyak dan gas bumi yaitu OCGT dan penguliran pipa PT Patra Nusa Data PT Patra Nusa Data (PND) memiliki kegiatan usaha di bidang jasa perolehan, pengelolaan, pengolahan dan penyimpanan data eksplorasi produksi migas. Aktivitas bisnisnya yaitu studi detail, antara lain studi perencanaan, studi kelayakan, studi teknik, studi operasi dan studi desain/evaluasi; pengadaan bahan, supervisi pemasangan instalasi peralatan, memberikan bantuan dan nasihat teknik dan operasi putar kunci, pembuatan sistem informasi dan progress pengelolaan data dengan komputer dan teknologi komputer; peningkatan kualitas data dan alih media penyimpanan data, pengelolaan dan pemasyarakatan data, workstation, penanganan data navigasi dan

18 39 positioning; melayani kualitas di bidang pengelolaan data; dan memperoleh data dalam rangka penyelidikan umum PT Sigma Cipta Utama PT Sigma Cipta Utama (SCU) bergerak di bidang jasa pengelolaan data migas dan jasa pembangunan sistem teknologi informasi terpadu jasa telekomunikasi. Aktivitas bisnisnya antara lain main storage operation; data re-mastering IT infrastructure; IT professional; application & content services radio conventional & trunking; AVTS dan NDB PT Patra Telekomunikasi Indonesia PT Patra Telekomunikasi Indonesia (PKM) menyediakan jasa penyediaan jaringan, telekomunikasi satelit dan sistem komunikasi VSAT. Aktivitas bisnisnya yaitu kegiatan jasa komunikasi satelit VOIP; FOIP; pelayanan jaringan global; komunikasi radio; komunikasi data paket; internet provider; pemeliharaan peralatan telekomunikasi; konsultan bidang telekomunikasi; pengembangan jaringan telekomunikasi dan perencanaan pembangunan sarana prasarana telekomunikasi dan pemeliharaan jaringan.

19 Oil & Gas Downstream Services Oil & Gas Downstream Services atau jasa hilir migas bergerak di bidang manajemen SPBU dan distribusi BBM. Pada jasa hilir migas ini Elnusa memiliki kontrak jangka panjang dengan Pertamina dan dapat menyumbangkan laba sekitar 2-4% setiap tahun. Anak perusahaan Elnusa yang mengelola jasa hilir migas ini adalah PT Elnusa Petrofin (EPN). Kegiatan bisnisnya yaitu jasa konstruksi/fabrikasi dan instalasi peralatan dalam bidang tidak terbatas pada instrumentasi tangki penimbun; usaha dalam bidang industri petrokimia termasuk pencampuran bahan bakar; dan usaha dalam bidang perdagangan dan distribusi BBM jenis premix, supertt serta BBM lainnya Oil & Gas Field Management Oil & Gas Field Management atau pengelolaan lapangan migas bergerak di bidang pengelolaan lapangan eksplorasi. Lapangan eksplorasi gas Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah (PSC) yang dikelola oleh Elnusa Bangkanai Energy, Ltd (EBE) untuk pengelolaan lapangan eksplorasi gas dan lapangan produksi minyak Blok Ramba, Sumatera Selatan (TAC) dikelola oleh Elnusa Tristar Ramba, Ltd (ETRL) untuk pengelolaan lapangan produksi minyak.

20 Visi dan Misi Visi Menjadi perusahaan kelas dunia kebanggaan nasional, di bidang jasa hulu migas secara solusi total untuk memberikan nilai tambah optimal bagi stakeholder Misi 1. Memberikan jasa layanan bermutu tinggi secara terintegrasi (one stop services) untuk kepuasan dan loyalitas pelanggan, yang didukung oleh profesionalisme SDM, ketersediaan peralatan, penguasaan teknologi, continuous improvement dan pengembangan inovasi produk. 2. Melaksanakan seluruh kegiatan usaha berdasarkan kaidah good engineering practices dengan standar kelas dunia serta mewujudkan operation excellence melalui penerapan kaidah-kaidah QHSE (quality, health & safety environment) yang benar dan konsisten, sebagai realisasi keunggulan perusahaan. 3. Meningkatkan pertumbuhan skala usaha secara berkesinambungan yang disertai dengan peningkatan kinerja finansial maupun non finansial. 4. Meningkatkan nilai pemegang saham secara berkelanjutan, serta kesejahteraan maupun kesempatan untuk tumbuh kembang karyawan. Membina hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan pemerintah, mitra kerja maupun masyarakat dimana perusahaan beroperasi.

21 Strategi Jangka Panjang Strategi jangka panjang PT Elnusa, Tbk pada tahun 2009 sebagai berikut: 1. Fokus pada ciri keunggulan penyediaan jasa hulu migas terintegrasi. 2. Peningkatan kompetensi Elnusa di bidang seismic marine dan transition zone market. 3. Pengembangan keahlian dan teknologi untuk melakukan penetrasi usaha pada pasar pemboran sumur dalam dan lepas pantai. 4. Perluasan pangsa pasar dan diversifikasi konsumen yang beragam. 5. Akuisisi kontrak jangka panjang dengan sistem manajemen risiko yang terpadu. 6. Optimalisasi penggunaan aset operasional dan pengembangan aliansi strategis. 7. Memastikan implementasi dari praktek tata kelola dan komitmen pada standar keselamatan kerja. 8. Secara konsisten melakukan peningkatan kompetensi sumber daya manusia.

22 Struktur Organisasi Tabel 4.8 Struktur Organisasi

23 Financial Highlights Setiap tahun Elnusa mendapatkan peningkatan pendapatan usaha yang naik dengan stabil. Terutama penguatan pada strategi bisnis jasa hulu migas pada tahun 2007 telah menghasilkan kinerja keuangan yang cukup baik dan investasinya akan menjadi sumber pertumbuhan baru ke depan. Tahun 2007 merupakan tonggak bersejarah bagi PT Elnusa Tbk, di mana Perseroan telah berhasil melakukan transformasi baik dari sisi fokus bisnis, restrukturisasi korporasi dan organisasi, maupun persiapan untuk menjadi perusahaan terbuka. Eteng A. Salam Direktur Utama Grafik 4.9 Pendapatan usaha tahun Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk Perusahaan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 12% menjadi 2,1 triliun di tahun 2007 dibandingkan tahun Pendapatan terbesar dibukukan oleh

24 45 segmen jasa hulu migas terintegrasi sebesar 52%, sedangkan profitabilitas tertinggi dicatatkan oleh segmen jasa hulu migas terintegrasi. Guna meminimalisasi resiko, perusahaan mempertahankan diversifikasi pelanggannya, yang terdiri dari perusahaan migas terkemuka berskala nasional maupun internasional, salah satunya Pertamina. Selain Pertamina, tahun 2007, sebagian besar pendapatan juga diperoleh dari KPS dan perusahaan swasta dengan kontribusi total sebesar 41%. Untuk tahun 2008, pendapatan terbesar bukan dari Pertamina namun dari kontrak bagi hasil pelanggan lain. Program IPO yang dilakukan Elnusa pada awal Februari 2008 sangat tepat karena didukung oleh momentum kenaikan harga minyak dunia yang mulai meningkat sejak akhir tahun Hal tersebut membuat harga saham-saham pada segmen industri pertambangan migas & energi menjadi cukup diminati di lantai bursa saham pada saat itu. Harga perdana saham Elnusa sebesar Rp400 per lembar saham pun sempat meningkat menjadi paling tinggi Rp550 pada triwulan I tahun 2008 dan tetap dalam posisi stabil sampai akhir Juni Setelah pertengahan tahun 2008, terjadi krisis ekonomi Amerika Serikat pada khususnya dan krisis ekonomi global pada umumnya yang memicu kondisi pasar saham Indonesia yang terus memburuk. Pada saat yang sama juga harga minyak dunia mulai mengalami penurunan tajam dari harga tertinggi USD146 per barel di bulan Juli 2008 sampai ke level USD37 per barel pada Desember Hal tersebut juga berdampak pada melemahnya saham Elnusa (ELSA). Sejak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai akhir Desember 2008, saham ELSA mengalami penurunan 71% dari harga IPO, vis-à-vis penurunan 49% pada Indeks Harga Saham Gabungan

25 46 (IHSG) BEI. Volume perdagangan saham Elnusa cukup stabil pada beberapa bulan setelah IPO namun pada akhir tahun menunjukkan trend penurunan. Secara umum, volume perdagangan Saham Elnusa menunjukkan peningkatan apabila terdapat press release/berita maupun keterbukaan informasi positif seperti laporan keuangan maupun laporan insidentil lainnya seperti perolehan kontrak, rencana investasi maupun perolehan pinjaman dari bank. Ini menunjukkan tingginya minat investor terhadap informasi perkembangan bisnis dan program kerja Elnusa. Di tengah-tengah krisis keuangan global di penghujung tahun 2008, kebijakan di atas telah dilaksanakan dan perusahaan mencatat pertumbuhan usaha dan perbaikan kinerja di core business, antara lain indikatornya yaitu laba bersih mengalami peningkatan sebesar 34% menjadi Rp 133,8 miliar dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp 100,1 miliar; peningkatan laba bersih seiring dengan pertumbuhan (growth) pendapatan usaha sebesar 21% dari Rp 2,1 triliun di tahun 2007 menjadi Rp 2,5 triliun di tahun 2008; dan meningkatnya komposisi bisnis hulu migas terintegrasi Elnusa mencapai 66% dari total pendapatan (total revenue) dibanding tahun 2007 sebesar 53%. Pendapatan usaha Elnusa hanya meningkat 21% dari Rp. 2,1 triliun di tahun 2007 menjadi Rp. 2,54 triliun di tahun 2008 karena peningkatan kapasitas operasi yang dilakukan dengan investasi alat belum dapat menghasilkan sepenuhnya di tahun Pendapatan usaha perusahaan meningkat 44% dari Rp2,5 triliun di tahun 2008 menjadi Rp3,6 triliun di tahun 2009 karena peningkatan kapasitas operasi yang

26 47 dilakukan dengan investasi alat. Peningkatan pendapatan terbesar Elnusa diperoleh dari kenaikan pendapatan dari segmen jasa hilir migas sebesar 90% dan diikuti oleh jasa hulu migas terintegrasi sebesar 36%. Jasa hulu migas terintegrasi masih menempati kontribusi tertinggi dari total pendapatan yaitu sebesar 62%. Penerimaan dari Operasi di tahun 2009 meningkat signifikan sebebesar 702% dari Rp35,9 miliar di tahun 2008 menjadi Rp288,4 miliar di tahun Peningkatan ini diperoleh dari peningkatan penerimaan dari pelanggan sebesar 53%, namun peningkatan pembayaran pada pemasok hanya meningkat 35% dan peningkatan pembayaran beban keuangan sebesar 58%, serta pembayaran pajak sebesar 454%. Perbaikan arus kas operasi ini didapat dari perbaikan proses bisnis Elnusa secara berkelanjutan dan dukungan sistem IT yang memadai. 4.7 Analisa Kasus Analisa Industri Sebagai perusahaan nasional yang merupakan anak perusahaan dari Pertamina, bukan berarti PT Elnusa, Tbk tidak perlu melakukan inovasi dan pengembangan bisnis. Agar dapat bertahan dalam industrinya maka Elnusa perlu melakukan perluasan market selain dari Pertamina. PT Elnusa, Tbk merupakan perusahaan yang menyediakan jasa dengan variasi produk namun fokus kepada satu rangkaian bisnis dan Geoscience Services merupakan core competencies dari PT Elnusa, Tbk terutama pada onshore seismic services yaitu rangkaian kegiatan eksplorasi minyak bumi dan

27 48 gas di wilayah darat. Geoscience services itu sendiri terbagi lagi menjadi dua divisi, selain onshore services yaitu offshore services atau kegiatan eksplorasi migas di wilayah laut yang juga dibagi menjadi dua yaitu transition zone dan marine zone. Melihat peluang ke depan yang menyatakan bahwa permintaan untuk offshore services akan semakin meningkat, maka Elnusa pelan-pelan mulai mengembangkan bisnis hulu migas geoscience services, selain onshore services yang sudah ada, ke offshore services. Proyek offshore seismic services dimulai pada tahun 2001, Elnusa berpartner dengan Multivawe Geophysical untuk melakukan pekerjaan marine seismic. Walaupun pada proyek tersebut, porsi Elnusa hanya berkisar 5% dari kerjasama. Proyek transition zone lainnya pada tahun 2001 terletak di Melandong untuk Pertamina. Kemudian sejak tahun 2005 Elnusa kembali berpartner dengan CGGVeritas untuk melakukan pekerjaan transition zone seismic dengan proporsi kerjasama. Tahun 2006, Elnusa melakukan joint operation dengan Wavefield Inseis AS, perusahaan dari Norwegia yang menyediakan vessel dan peralatan seismik sesuai teknologi yang dibutuhkan. Tahun 2008, Elnusa juga melakukan joint operation dengan Bergen Oilfield Services yang juga menyediakan teknologi terkini dari peralatan seismik laut. Lama kelamaan proporsi kerjasama ditingkatkan.

28 Klien Klien Elnusa beragam dan untuk offshore seismic selain Pertamina EP antara lain adalah perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang hulu migas seperti: 1. JOB/TAC, 2. Marathón Internacional Petroleum Indonesia Ltd, 3. ConocoPhillips, 4. Total E&P Indonesie, 5. PetroChina, 6. Medco E&P Indonesia, Cara yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kontraktor hulu migas seperti Elnusa untuk mendapatkan suatu proyek adalah melalui regulasi tender dibawah pengawasan dari BP Migas. Sebagai perusahaan business-to-business, membina relasi yang baik sangat penting bagi Elnusa. Terutama untuk pasar offshore seismic yang sangat bergantung pada partnership, walaupun membutuhkan waktu yang tidak sebentar namun sebagai upaya agar terus meningkatkan kompetensi dan menjadi market leader seperti onshore seismic Elnusa. Oleh karena itu Elnusa berupaya menjaga repeated dan ongoing releationship kepada semua aspek industri seperti klien, supplier, maupun kompetitor. Elnusa menyadari bahwa dalam industri business-to-business, yang dibutuhkan dan dibeli oleh klien adalah solusi. Karakteristik klien B2B pada umumnya menginginkan sales experience dan solution oriented.

29 50 Sehingga untuk meningkatkan kompetensinya terutama pada jasa hulu migas, tahun 2007 Elnusa melakukan restrukturisasi korporasi dan aktivitas bisnis dengan tujuan memposisikan diri sebagai perusahaan migas pertama di Indonesia yang mampu menawarkan jasa migas yang terintegrasi dengan konsep one stop service di bidang pelayanan jasa hulu migas. Empat anak perusahaan (PT Elnusa Geosains, PT Elnusa Oilfield Services, PT Sinarriau Drillindo dan PT Elnusa Drilling Services) yang menjadi tulang punggung bisnis jasa migas digabung ke dalam perusahaan. Posisi ini membuat Elnusa semakin mantap memasuki bisnis jasa hulu migas terintegrasi, bukan hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri. Strategi yang dilakukan pada onshore seismic services untuk memperluas pangsa pasar ke regional adalah mencari wilayah luar negeri yang struktur wilayahnya mirip dengan wilayah di Indonesia sehingga lebih mudah beradaptasi dari sisi sumber daya manusia dan teknologi. Selain itu Elnusa mencoba mengikuti perusahaan-perusahaan yang sudah terlebih dahulu melebarkan bisnisnya ke pasar regional atau luar negeri seperti Pertamina melalui joint operation sehingga dapat mempelajari regulasi dan teknis.

30 Kompetitor Pemain dalam bisnis eksplorasi migas di Indonesia cukup banyak terutama yang perlu diwaspadai adalah perusahaan asing. Sebagian besar proyek merupakan proyek kerjasama atau joint operation sehingga kondisi kompetensi kompetitor berbeda-beda tergantung pada ketersediaan vessel atau alat yang digunakan di Indonesia. Beberapa kompetitor untuk offshore seismic services Elnusa adalah perusahaan-perusahaan berikut ini: 1. Western Geco (Schlumberger), 2. Jason Fugro, 3. Seascape, 4. Calmarine, 5. MGS, 6. BMT Asia Pacific, dll Kelebihan dan kekurangan masing-masing kompetitor tidak dapat diprediksi dengan tepat karena dalam setiap proyek, kompetensi kompetitor dapat berubah-ubah sesuai kondisi. Namun sebagian besar kompetitor unggul dalam adaptasi teknologi. Teknologi yang cenderung berubah dan berkembang setiap bulannya menuntut para pemain di industri ini untuk cepat tanggap terhadap teknologi baik perangkat lunak maupun perangkat keras.

31 Analisa Perusahaan Ansoff Matrix Walaupun pada dasarnya PT Elnusa, Tbk adalah anak perusahaan dari Pertamina, namun klien Elnusa bukan hanya Pertamina EP melainkan sebagian besar pemasukan juga berasal dari diversifikasi klien. Karena itu Elnusa akan terus membutuhkan strategi untuk mengembangkan bisnisnya. Analisa untuk bisnis offshore services di Elnusa salah satunya menggunakan Ansoff-Matrix. Pada analisa Ansoff-Matrix, pengembangan bisnis geoscience Elnusa ke offshore seismic services termasuk dalam kategori new products karena membuka peluang untuk produk baru. Bisnis migas termasuk bisnis yang pemainnya tidak berkembang terlalu cepat sehingga calon klien Elnusa adalah calon klien yang sudah ada sebelumnya seperti Marathón Internacional Petroleum Indonesia Ltd, ConocoPhillips, Total E&P Indonesie, PetroChina, Medco E&P Indonesia, dan lain-lain sehingga analisa untuk market yaitu termasuk ke dalam kategori present market.

32 53 Tabel 4.10 Analisa Ansoff-Matrix Present Products New Products Present Markets Market Penetration Product Development New Markets Market Development Diversification Dengan begitu maka untuk meningkatkan kompetensi offshore seismic services agar dapat menjadi market leader, Elnusa harus mengembangkan strategi product development pada offshore services. Sampai saat ini sudah ditetapkan bahwa Elnusa merupakan technology adapter sehingga inovasi difokuskan pada proses bisnisnya. Sementara untuk menjawab kebutuhan teknologi yang diperlukan, Elnusa melakukan joint operation atau kerjasama untuk pasar offshore services dengan beberapa perusahaan seperti CGG Veritas (Perancis) untuk seismic acquisition survey di transition zone, kerjasama dengan Wavefield Inseis AS (Norwegia) dan Bergen Oilfield Services AS (Norwegia) untuk seismic acquisition survey di marine zone. Dengan adanya kerjasama diharapkan terjadi knowledge transfer atau pertukaran ilmu untuk operation management project, dan lain-lain sehingga kualitas sumber daya manusianya terus meningkat.

33 ps of Marketing Mix Product Elements Elnusa menfokuskan jasanya pada total solution yang diberikan untuk jasa hulu migas (upstream oil & gas services) termasuk di dalamnya offshore services. Offshore seismic services dibagi lagi menjadi transition zone dan marine zone. Kegiatan offshore seismic diawali dengan kegiatan survei data di lapangan, kemudian data tersebut diolah untuk mendapatkan informasi mengenai struktur lapisan tanah dan potensi minyak bumi dan gas alam di wilayah yang ditentukan dengan pemodelan seismik. Setelah itu, dilakukan studi geologi, geofisika dan reservoir untuk mengkaji potensi migas di wilayah tersebut. Offshore seismic services termasuk produk/jasa yang tergolong baru di Elnusa dan permintaannya masih lebih sedikit dibandingkan dengan onshore seismic services. Elnusa memasuki bisnis ini karena adanya proyeksi ke depan bahwa permintaan untuk offshore seismic services akan meningkat namun kenyataannya pada prediksi dua hingga tiga tahun ini, kemungkinan permintaan masih akan lebih banyak di onshore services. Elnusa belum memasuki bisnis offshore seismic services sejak lama seperti onshore seismic services yang sudah kurang lebih 30 tahun, dikarenakan Elnusa mendahulukan banyaknya permintaan pangsa pasar onshore seismic services. Selain itu membutuhkan investasi

34 55 yang cukup tinggi untuk berbisnis di offshore seismic services terutama bila permintaan terhadap jasa tersebut masih sangat minim karena peralatan yang sudah disewa membutuhkan biaya untuk penyimpanan Place and Time Segmen jasa hulu migas terintegrasi, yang dioperasikan oleh Divisi Geoscience services (GSC), Divisi Drilling services (EDS), dan Divisi Oilfield services (OFS), memiliki karakter kontrak pekerjaan yang berbeda-beda. Pada divisi GSC, kontrak umumnya bersifat jangka pendek atau kurang dari 1 (satu) tahun saja. Sementara divisi EDS dan OFS, umumnya memperoleh karakter kontrak yang berjangka waktu lebih panjang, antara kurang dari 1 (satu) tahun hingga 5 (lima) tahun. Oleh karena jasa yang diberikan pada offshore services merupakan kegiatan outdoor atau lapangan, maka lokasi kegiatan bergantung pada wilayah yang akan di eksplorasi. Untuk Offshore services, wilayah eksplorasi meliputi pesisir pantai hingga laut dalam. Waktu pengerjaan untuk satu proyek juga beragam tergantung dari perjanjian dan tingkat kesulitan pekerjaan yang diberikan. Bila dibandingkan dengan onshore services, masa operasi yang dibutuhkan untuk proyek offshore services lebih cepat karena faktor sosial dan gangguan di laut yang lebih sedikit

35 56 dibandingkan dengan onshore services. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi waktu pekerjaan adalah efek global warming dimana perubahan cuaca sulit untuk diprediksi terutama angin dan ketinggian ombak Price Elnusa menetapkan harga yang cukup tinggi dikarenakan fasilitas dan kualitas yang ditawarkan oleh Elnusa adalah kualitas premium. Biaya operasional yang dikeluarkan oleh Elnusa juga besar, karena itu pendapatan dari biaya jasa harus seimbang. Rata-rata untuk biaya membeli jasa offshore seismic services aqcuisition lebih mahal dibanding land seismic acquisition dikarenakan wilayah yang diteliti lebih sulit karena berada di bawah laut. Peralatan dan teknologi dituntut untuk lebih maju sehingga membutuhkan banyak biaya. Menghadapi kompetitor dari yang kecil hingga besar yang mulai bermunculan tidak menggetarkan penerapan harga yang diberikan oleh Elnusa. Walaupun terkadang Elnusa berani sedikit berkompromi soal harga jika menghadapi pesaing tertentu seperti pesaing China. Namun Elnusa percaya bahwa dibalik harga yang tinggi tentu ada komitmen tinggi mengenai kualitas jasa. Perusahaan menetapkan harga awal yang bersaing namun dapat berubah disesuaikan dengan pelayanan yang diinginkan oleh

36 57 klien. Biasanya selama proses proyek pihak Elnusa dianjurkan untuk terus menawarkan fasilitas dan teknologi yang bagus untuk klien sehingga klien tertarik dan menambah kombinasi materi dari proyek yang berlangsung dan tentu akan berdampak pada kenaikan harga dan pendapatan. Selain itu dengan mengetahui secara akurat biaya material di pasaran akan memperkuat pricing Promotion and Education Ada berbagai cara untuk mengkomunikasikan mengenai kredibilitas dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Karena Elnusa merupakan perusahaan jasa, maka produk hasil jadinya tidak dapat dilihat secara langsung, namun dengan mengkomunikasikan kepada calon klien mengenai company profile, visi dan misi Elnusa serta proyek-proyek yang pernah dikerjakan. Bentuk promosi yang dilakukan oleh Elnusa baik secara langsung maupun tidak langsung bermacam-macam, antara lain mengandalkan relasi, words-ofmouth, media massa, dan melalui website resmi PT Elnusa, Tbk. Bentuk promosi yang paling kuat sebagai perusahaan service dengan bentuk business-to-business diindikasikan melalui relasi/personal selling. Elnusa berupaya menjaga hubungan baik dengan para pelaku bisnis di industri. Kemudian kepada investor Elnusa senantiasa membangun hubungan dengan kegiatan berkala seperti pertemuan dengan analis/investor dalam skala nasional

37 58 maupun regional. Kemudian dalam meningkatkan kredibilitas Elnusa untuk menarik investor dan kreditor serta dapat berdampak pada harga saham Elnusa, kepada media massa Elnusa juga rutin menyelenggarakan kegiatan seperti pertemuan media, ulasan media, dan promosi melalui media. Elnusa rutin mengeluarkan press release dan memberitahukan mengenai perkembangan bisnis seperti achievements, proyek baru, restrukturisasi bisnis, dan lain-lain sehingga meningkatkan awareness publik terhadap perusahaan. Total coverage perusahaan pada kurun waktu 2009 adalah 597 artikel dengan advertising value senilai Rp (enam milyar tiga ratus dua puluh satu juta delapan ratus dua puluh lima ribu rupiah) dan PR value senilai Rp (dua puluh lima milyar seratus dua puluh empat juta seratus empat puluh ribu rupiah). Advertising value merupakan besaran artikel yang dihitung melalui pendekatan biaya iklan, sedangkan PR value merupakan standar penghitungan di dunia kehumasan, menghitung usaha dari pihak perusahaan untuk memasukkan berita atau foto di suatu media cetak.

38 59 Tabel 4.11 Pie-chart analisa media penetrasi (Tahun 2009) Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk Pada tahun 2009, perbandingan proporsi promosi dan artikel yang terkait dengan Elnusa adalah sebagai berikut: Media Article % Newspaper Magazine 8 1 Tabloid 7 1 Web Based Total Tabel 4.12 Analisa media penetrasi (Tahun 2009) Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk Selama tahun 2009, sebanyak 76% atau 456 artikel merupakan pemberitaan dengan tone positif, 22% atau 133 merupakan pemberitaan dengan tone netral, sisanya adalah pemberitaan dengan tone negatif. Efektifitas pemberitaan dengan pola ini bisa dilihat

39 60 dari banyaknya liputan yang terbit (media workshop, RUPSLB, dan investor summit). Media yang paling banyak berkontribusi dalam promosi Elnusa adalah koran harian, antara lain seperti Investor Daily, Bisnis Indonesia, Jakarta Globe, Seputar Indonesia, dan lain-lain. Sedangkan untuk media berbasis web (web based) seperti Inilah.com, Okezone.com, Detik.com, VIVAnews.com, Bisnis.com, dan lain-lain. Kemudian perusahaan memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat umum dan investor untuk memperoleh informasi melalui situs perusahaan di Situs ini memuat informasi terkini seperti pergerakan harga saham, aksi korporasi, laporan keuangan dan company guidance (triwulanan), bahan presentasi perusahaan ke publik dan kliping media mengenai pemberitaan perusahaan. Secara umum, tampilan situs cukup menarik dan mudah dimengerti, informasi cukup lengkap namun masih ada beberapa fitur yang masih dalam pengerjaan sehingga tidak dapat diakses informasinya. Tampilan dan isi dari situs cukup memberikan kesan profesional dan kredibilitas yang baik bagi Elnusa Process Pekerjaan proyek yang didapatkan adalah melalui tender

40 61 (bidding process) yang kompetitif yang dalam prosesnya diawasi oleh BP Migas. Dalam penentuan pemenang tender akan di dasarkan pada faktor seperti spesifikasi dan kondisi peralatan yang dimiliki, kualitas jasa, kompetensi dari sumber daya manusia (tenaga ahli), pengalaman kerja, track record keselamatan (HSE), dan harga penawaran. Salah satu strategi Elnusa untuk mengetahui apa saja spesifikasi yang dibutuhkan oleh klien secara tepat, maka ditempatkan representatif dari perusahaan (account executive) mulai dari tender hingga operasi selesai dijalankan. Semua proses bisnis yang terjadi dibuat dengan metode atau sistem yang menunjang serta proses pengendalian atau assurance. Oleh karena itu semakin baik relasi yang diciptakan oleh perusahaan dengan calon klien maka Elnusa akan semakin dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh klien.

41 62 Tabel 4.13 Proses bisnis Sumber: Laporan tahunan 2009 PT Elnusa, Tbk Pendekatan dalam menentukan proses bisnis berasal dari ketentuan pemangku kepentingan (stakeholder requirement pada tahap input) yang akan dijalankan oleh perusahaan. Elnusa telah menentukan bisnis inti pada jasa hulu migas terintegrasi (Integrated Upstream Oil & Gas Services) salah satunya meliputi jasa-jasa di Geoscience Services. Identifikasi terhadap ketentuan pemangku kepentingan kemudian dirumuskan dalam rencana bisnis perusahaan (business plan) dan menjadi target pencapaian di semua lini aktifitas mulai dari pra operasi, operasi dan pasca operasi. Pada

42 63 tahapan operasi selain yang terdiri dari perencanaan (planning), perencanaan dan persiapan material dalam pre-operation, operation dan post-operation (operational dalam gambar 4.13), terdapat juga fungsi Shared Services atau Support menunjang kegiatan operasional perusahaan di setiap tahapan operasi. Atas semua tahapan bisnis yang terjadi dibuat metode atau sistem (tahap System) yang menunjang serta proses pengendalian (tahap Assurance). Melalui gambar di atas, dapat dilihat keterlibatan prosesproses yang ada dalam proses bisnis perusahaan yang sekaligus merepresentasikan unsur organisasi yang mewakilinya. Terdapat juga prosedur perusahaan sebagai panduan dalam tata cara kerja atas kegiatan operasional perusahaan yang teratur dan terstandar secara konsisten sesuai tujuan dan kebijakan yang berlaku Physical Evidence PT Elnusa, Tbk memiliki kredibilitas yang cukup tinggi agar dapat dipercaya oleh pelanggan baik multinasional maupun pelanggan nasional. Pengalaman berbisnis di industri jasa kontraktor migas selama kurang lebih 40 tahun dengan kinerja yang baik telah membawa Elnusa ke tingkat yang dapat dipercaya oleh pelanggan terutama dari aspek Health, Safety & Environment (HSE) atau kinerja Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lindung Lingkungan

43 64 (K3LL). Sebagai perusahaan yang bergerak dan fokus pada jasa hulu migas, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan (K3LL) atau biasa disebut Health Safety and Environment (HSE) merupakan hal yang harus menjadi prioritas dalam pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan resiko pekerjaan dalam industri tersebut yang cukup besar, baik terhadap pekerja, pihak lain maupun lingkungan di daerah operasional, seperti misalnya terjadi semburan liar (blow out) maupun pencemaran lingkungan. Karyawan support yang bekerja didalam ruang kantor pun tidak serta merta terlepas dari resiko operasional, karena itu ruang lingkup sosialisasi maupun pelaksanaan K3LL juga mencakup seluruh personil dan lingkungan baik yang berada didaerah operasional maupun kantor pusat. Sampai saat ini, Elnusa menempatkan aspek K3LL sebagai prioritas utama dalam melakukan aktivitasnya untuk mendukung dan mencapai lingkungan kerja yang aman bagi karyawan, mitra kerja dan pihak-pihak yang berkepentingan. Elnusa menyadari bahwa aspek K3LL merupakan salah satu elemen yang sangat penting dan tidak terpisahkan dalam kriteria penentuan tingkat kualifikasi, kapabilitas dan performa perusahaan. Elnusa menetapkan target yang dicanangkan di setiap aktivitasnya yaitu : 1. Tidak ada kecelakaan yang berakibat fatal,

44 65 2. Rate kecelakaan yang berakibat hilangnya hari kerja (Lost Time Injury Rate atau LTIR) sama dengan atau kurang dari (<) 0.4, dan 3. Tidak berdampak negatif pada lingkungan. Sebagai bukti komitmen Perusahaan akan penerapan K3LL di lingkungan operasional maupun non operasional, selain sertifikasi ISO 9001:2000 yang telah didapatkan Perusahaan pada tahun 2008, Elnusa juga telah dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001:2007 dari PT SGS Indonesia pada tahun ini. OHSAS merupakan standar penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga standarisasi kelas dunia, salah satunya adalah dari PT SGS Indonesia. Sertifikasi OHSAS ini pun mencakup seluruh aktifitas Perusahaan dari semua divisi maupun pengelolaan gedung kantor pusat People Sebagai perusahaan nasional yang maju, Elnusa memilih dan memiliki sumber daya manusia yang kompeten. Karyawan merupakan asset penting dalam memenuhi tuntutan kualitas jasa hulu migas terintegrasi bagi pelanggan. Maka Elnusa melakukan pengembangan di bidang Sumber Daya Manusia antara lain di bidang pengembangan, telah disusun profil kompetensi berupa pengetahuan, skill/keahlian baik teknis maupun non teknis yang

45 66 dipersyaratkan di setiap bidang/fungsi kerja. Profil kompetensi ini digunakan sebagai dasar untuk memetakan level kompetensi karyawan untuk melihat kebutuhan pengembangan terkait dengan tuntutan kompetensi yang dipersyaratkan dengan level kompetensi yang dimiliki karyawan. Kemudian terdapat penyusunan Learning Directory sebagai kurikulum yang digunakan untuk program pelatihan dan pengembangan karyawan sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratan di tiap bidang/fungsi kerja. Pengembangan konsep talent management melalui assessment kompetensi karyawan dan kinerja karyawan untuk mengidentifikasi karyawan potensial (talent pooling), termasuk sebagai salah satu data pendukung untuk kepentingan promosi dan penempatan karyawan Costumer Relationship Management Pelanggan atau klien PT Elnusa, Tbk adalah perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina EP, JOB/TAC, Marathón Internacional Petroleum Indonesia Ltd, ConocoPhillips, Total E&P Indonesie, PetroChina, Medco E&P Indonesia, Loon Brunei Ltd dan perusahaan migas lainnya. Dalam bisnis jasa kontraktor migas, relasi merupakan kekuatan yang dapat diandalkan oleh perusahaan untuk mendapatkan kesempatan mengikuti tender. Informasi mengenai tender dapat diketahui darimana saja salah satunya adalah mendapat undangan langsung dari calon klien. Seluruh pekerjaan didapatkan melalui tender atas persetujuan dari

46 67 BP Migas. Strategi yang dilakukan oleh Elnusa agar memahami dengan baik mengenai masing-masing tender dan mengetahui apa yang diinginkan oleh klien adalah dengan menempatkan account executive pada masing-masing klien untuk dapat mengikuti sejak awal tender dikeluarkan hingga operasional selesai dijalankan. Baik untuk onshore seismic services maupun offshore seismic services, keduanya juga bergantung pada relasi. Onshore seismic services Elnusa sudah mendapatkan kredibilitas yang cukup baik karena kiprahnya yang sudah lama di bidang tersebut sehingga untuk mendapatkan pekerjaan relatif lebih mudah. Kepercayaan dari pelanggan akan kualitas layanan jasa onshore seismic Elnusa sudah terbentuk dan hubungan baik juga sudah terjalin kuat. Melalui hubungan yang kuat ini komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan/calon pelanggan akan dapat berlangsung dengan baik. Mulai dari informasi tender yang bisa diperoleh lebih dulu dari representatif perusahaan klien sehingga Elnusa dapat mempersiapkan diri agar memenangkan tender yang diajukan hingga berkompromi dengan jenis layanan dan fasilitas yang diminta oleh klien agar Elnusa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dalam menjalankan bisnisnya, Elnusa akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Namun jumlah fasilitas seperti vessel atau kapal dan sumber daya manusia yang terbatas ketika ada beberapa proyek yang harus berjalan bersamaan terkadang menjadi kendala. Cara penyelesaiannya adalah dengan melakukan outsourcing karyawan atau

47 68 fasilitas teknologi dari perusahaan lain dan pelanggan tidak perlu kesulitan untuk mengaturnya. Hal tersebut merupakan bagian dari total solution yang ditawarkan oleh Elnusa dan pelanggan hanya tinggal menunggu hasilnya. Oleh karena itu sekali lagi relasi menjadi cukup penting untuk kelancaran pekerjaan yang dilakukan. Keahlian berkomunikasi dan menjaga hubungan baik dari setiap representatif perusahaan kepada pelanggan harus maksimal. Sebagai dasar pengembangan kompetensi, perusahaan telah menyusun profil kompetensi berupa pengetahuan, skill/keahlian baik teknis maupun non teknis yang dipersyaratkan di setiap bidang kerja. Berdasarkan profil kompetensi tersebut, telah disusun Learning Directory sebagai kurikulum yang digunakan untuk program pelatihan dan pengembangan karyawan sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan di setiap bidang/fungsi kerja termasuk untuk account executive. Dalam offshore seismic services, relasi sedang terus dibangun untuk meningkatkan kompetensi dalam jasa tersebut termasuk memanfaatkan relasi dari jasa-jasa lain di Elnusa seperti klien pada onshore services, drilling services dan oilfield services. Analisa CRM ini dibatasi pada pengetahuan akan pentingnya relasi dalam bisnis ini dan tidak lebih untuk menampilkan model dari CRM yang dipakai oleh perusahaan dikarenakan adanya keterbatasan dalam keterbukaan data untuk pihak publik.

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 14 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perseroan merupakan anak perusahaan Pertamina yang di dirikan di Jakarta pada Akte Pendirian 25 Januari 1969 dengan nama PT. Elektronika Nusantara

Lebih terperinci

PUBLIC EXPOSE Leadership and Excellence in the Upstream Oil and Gas Services PT ELNUSA TBK

PUBLIC EXPOSE Leadership and Excellence in the Upstream Oil and Gas Services PT ELNUSA TBK PUBLIC EXPOSE 2009 Leadership and Excellence in the Upstream Oil and Gas Services 3 Desember 2009 @ Investor Summit & Capital Market Expo PT ELNUSA TBK Disclaimer Presentasi ini dipersiapkan oleh PT Elnusa

Lebih terperinci

BAB II ANALISA BISNIS

BAB II ANALISA BISNIS BAB II ANALISA BISNIS 2.1 Analisa Industri Perkembangan industri Migas tidak terlepas dari besarnya ketersediaan dan permintaan atas minyak (supply and demand). Data atas permintaan minyak dunia selama

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Services Marketing Marketing (pemasaran) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Perusahaan yang bergerak dibidang energi ini mulai beroperasi sejak tahun 1967 ketika perusahaan yang saat itu menandatangani kontrak bagi hasil pertama

Lebih terperinci

Strategi Usaha. Peningkatan kompetensi di bidang seismic transition zone & marine market

Strategi Usaha. Peningkatan kompetensi di bidang seismic transition zone & marine market Strategi Usaha 2 Peningkatan kompetensi di bidang seismic transition zone & marine market 1 Fokus pada ciri keunggulan penyediaan jasa hulu Migas 3 Pengembangan keahlian & teknologi untuk pengembangan

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI

KETERBUKAAN INFORMASI KETERBUKAAN INFORMASI KETERBUKAAN INFORMASI INI DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN BAPEPAM-LK NO.IX.E.1 DAN NO.IX.E.2 Komisaris dan Direksi PT Elnusa Tbk. ( Perseroan ), baik secara sendiri-sendiri

Lebih terperinci

Private & Confidential PT Logindo Samudramakmur Tbk.

Private & Confidential PT Logindo Samudramakmur Tbk. Presentasi ini disusun oleh PT Logindo Samudramakmur Tbk ( Perseroan ) dan hanya dipergunakan sebagai informasi kepada publik. Tidak satupun dari informasi yang disampaikan dalam presentasi ini boleh disebarluaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK PT Elnusa Tbk

PAPARAN PUBLIK PT Elnusa Tbk PAPARAN PUBLIK PT Elnusa Tbk Graha Elnusa, 18 Desember 2012 Agenda 1 2 Perbaikan Kinerja Elnusa Tahun 2012 Rencana Pengembangan Bisnis Elnusa 2 1 Perbaikan Kinerja Elnusa Tahun 2012 Paparan Publik Elnusa,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Objek Penelitian Sektor pertambangan yang terdaftar dari Bursa Efek Indonesia terdiri dari beberapa sub sektor pertambangan, diantaranya sub sektor pertambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi tercipta suatu perubahan yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi tercipta suatu perubahan yang besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi yang telah berjalan pada tahun-tahun terakhir ini, perusahaan-perusahaan di Indonesia dituntut untuk mampu bersaing secara

Lebih terperinci

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 1 Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Lifting minyak tahun 2016 diprediksi sebesar 811 ribu barel per hari (bph). Perhitungan ini menggunakan model

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sekawan Eka Sejati (SES) adalah perusahaan nasional dengan jalur utama bisnis sebagai berikut: OCTG, alat pengeboran, inspeksi BHA dan pemeliharaan

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENAWARAN WILAYAH KERJA MINYAK DAN GAS

Lebih terperinci

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015 REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas Jakarta, 13 Mei 2015 Outline Rekomendasi 1. Rekomendasi Umum 2. Pengelolaan Penerimaan Negara Dari Sektor Minyak dan Gas Bumi 3. Format Tata Kelola

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

PERAN SUCOFINDO SEBAGAI MITRA BISNIS BUMN

PERAN SUCOFINDO SEBAGAI MITRA BISNIS BUMN PERAN SUCOFINDO SEBAGAI MITRA BISNIS BUMN ISI MISI PERUSAHAAN Didirikan pada tahun 1956 Perusahaan BUMN 95% saham negara Republik Indonesia 5% saham SGS Perusahaan inspeksi pertama dan terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA No.127, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENAWARAN WILAYAH KERJA MINYAK DAN

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI MASALAH

BAB III DEFINISI MASALAH BAB III DEFINISI MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Tantangan dunia usaha semakin lama semakin berat dan rumit karena dinamika yang terjadi di pasar. Kebutuhan dan selera konsumen terus mengalami perubahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk tersebut

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENAWARAN WILAYAH KERJA MINYAK DAN GAS

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing, efisien, dan berwawasan pelestarian fungsi lingkungan serta mendorong

BAB I PENDAHULUAN. saing, efisien, dan berwawasan pelestarian fungsi lingkungan serta mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri Minyak dan Gas Bumi merupakan sektor penting di dalam pembangunan nasional baik dalam hal pemenuhan kebutuhan energi dan bahan baku industri di dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi minyak dan gas bumi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin meningkat dan selama belum

Lebih terperinci

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) Sistem suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur Manajemen suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan antar kontraktor untuk memenangkan tender proyek semakin ketat, sehingga perlu adanya daya bersaing yang unggul. Perusahaan kontraktor swasta sedikit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri telekomunikasi dan teknologi informasi, perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Melalui pembahasan dari Bab I sampai dengan pembahasan Bab IV dan sejumlah 5 (lima) pertanyaan yang dilampirkan pada rumusan masalah, maka kami dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada saat ini harga migas mengalami trend yang cenderung menurun membuat Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Dalam pengalokasian sumber dana untuk pelaksanaan proyek, material merupakan sumber daya yang mengadopsi terbesar sumber dana proyek. Manajemen material di bidang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha maka akan semakin berkembang juga pengelolaan suatu perusahaan, agar dapat tetap bertahan dalam persaingan bisnis dan usaha.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas hektar. PT. Karya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas hektar. PT. Karya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Jaya Lestari didirikan pada tanggal 2 Januari 2007 dan terletak di kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas 2.140 hektar.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

DEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG USAHA PERTAMBANGAN, INDUSTRI STRATEGIS, ENERGI DAN TELEKOMUNIKASI

DEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG USAHA PERTAMBANGAN, INDUSTRI STRATEGIS, ENERGI DAN TELEKOMUNIKASI MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA YANG DIWAKILI OLEH: ROES ARYAWIJAYA DEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG USAHA PERTAMBANGAN, INDUSTRI STRATEGIS, ENERGI DAN TELEKOMUNIKASI Kondisi Pengelolaan Energi, Ketenagalistrikan

Lebih terperinci

BAB II PROFILE PERUSAHAAN

BAB II PROFILE PERUSAHAAN BAB II PROFILE PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Pamapersada Nusantara PT Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah anak perusahaan milik PT United Tractors Tbk, distributor kendaraan konstruksi berat Komatsu

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Teknologi telah menjadi unsur yang terdapat dalam kehidupan manusia, bahkan hampir di semua aspek kehidupan. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semangat melakukan eksplorasi sumber daya alam di Indonesia adalah UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

Lebih terperinci

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih Kuartal 1 2018 AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar Jakarta, 1 Mei 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk (Stock Code:

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK. 30 Maret PT Logindo Samudramakmur Tbk.

PAPARAN PUBLIK. 30 Maret PT Logindo Samudramakmur Tbk. PAPARAN PUBLIK 30 Maret 2015 PT Logindo Samudramakmur Tbk. Peringatan dan Pengesampingan Presentasi ini disusun oleh PT Logindo Samudramakmur Tbk ( Perseroan ) dan hanya dipergunakan sebagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang bagus dipercaya dapat mempengaruhi nilai dan kepuasan nasabah sehingga

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang bagus dipercaya dapat mempengaruhi nilai dan kepuasan nasabah sehingga BAB I PENDAHULUAN Selama beberapa dekade terakhir, studi empiris mengenai kualitas layanan menjadi hal yang menarik dalam dunia industri terutama industri jasa. Kunci sukses meraih kemenangan dalam persaingan

Lebih terperinci

Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan)

Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan) Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan) Ringkasan Eksekutif PT. INDOTRUST TECHNOLOGY merupakan perusahaan swasta nasional, yang rencananya akan didirikan pada bulan Juli tahun

Lebih terperinci

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar,

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar, LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar, Jakarta, 29 Maret 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk. (Stock Code: AGII.IJ) merilis laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia.

BAB 1 Pendahuluan. merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia. BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Industri migas merupakan salah satu sektor yang memberikan pemasukan besar dan merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia. Permintaan

Lebih terperinci

Kebijakan Kapasitas Nasional Kegiatan Usaha Hulu Migas. 24 Agustus 2016 Surabaya

Kebijakan Kapasitas Nasional Kegiatan Usaha Hulu Migas. 24 Agustus 2016 Surabaya Kebijakan Kapasitas Nasional Kegiatan Usaha Hulu Migas 24 Agustus 2016 Surabaya Pergeseran Paradigma: beyond revenue.. Because it s limited we need to optimize the exploitation Old Approach: Revenue Maker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PT Pertamina (Persero) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PT Pertamina (Persero) atau yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berawal sebagai sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PT Pertamina (Persero) atau yang selanjutnya disebut

Lebih terperinci

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 01 Mar :10:03

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 01 Mar :10:03 No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 2 013000.S/HM.01.00/SPER/2013 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 01 Mar 2013 15:10:03 Perihal Keterbukaan Informasi Yang

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No. 304, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penunjang Minyak dan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan industri di Indonesia tidak ada habisnya, bahkan dapat dikatakan semakin ketat dan ramai. Perkembangan teknologi dan komunikasi membuat pasar bebas berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) minyak dan gas serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas kegiatan investasi eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan memiliki risiko dimana terdapat kemungkinan tidak ditemukannya sumber minyak dan gas baru,

Lebih terperinci

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah 9 BAB I 10 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak lokasi pengolahan minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah maupun

Lebih terperinci

Perbankan Komersial dan UKM

Perbankan Komersial dan UKM 01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan

Lebih terperinci

ELNUSA KINERJA KEUANGAN KONTRAK KERJA PENGEMBANGAN BISNIS AKSI KORPORASI. Highlights 3Q-2010

ELNUSA KINERJA KEUANGAN KONTRAK KERJA PENGEMBANGAN BISNIS AKSI KORPORASI. Highlights 3Q-2010 Rabu 2 KINERJA KEUANGAN Pendapatan usaha Konsolidasi naik 28%, namun Laba Kotor turun 38% dibandingkan 3Q- 2009. PENGEMBANGAN BISNIS Berhasil mengembangkan jasa seismic aquisition hingga ke zona perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak terlampau pesat. Namun secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan di banyak

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK

Lebih terperinci

Memperkuat Landasan Menetapkan Haluan

Memperkuat Landasan Menetapkan Haluan Paparan Publik Tahunan PT Samindo Resurces Tbk ( Perseroan ) Memperkuat Landasan Menetapkan Haluan 4 Mei 2018, Gran Melia Jakarta Daftar Isi 01 Profil Perseroan Informasi Umum Layanan & Kompetensi Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mekanisme kerja bank yang menjadi jembatan antara masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of fund) menjadi pilar

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat PT. X Berdasarkan data yang diperoleh melalui Laporan Tahunan 2009, PT. X didirikan pada 9 Juni 1980 di bawah hukum Republik Indonesia dan memulai usahanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan data yang disediakan oleh perusahaan kepada publik. Semua data yang telah diterbitkan oleh perusahaan merupakan bagian dari keterbukaan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) telah memainkan peran utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) telah memainkan peran utama bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) telah memainkan peran utama bagi pertumbuhan ekonomi di berbagai negara baik dari sisi negara penghasil (produsen) maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: waskita.co.id Didirikan pada 1 Januari 1961 Waskita Karya adalah salah satu BUMN terkemuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sedang dan telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia menjadi lebih fluktuatif dan biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Sejalan dengan visi, misi, dan program transformasi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia, dan seiring dengan berkembangnya pasar angkutan

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Profil PT. PERTAMINA Persero PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang berdiri sejak

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengelolaan dan Pertanggungjawaban. Fasilitas Dana. Geothermal. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PMK.011/2012

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo maka data dan informasi yang diperoleh sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 22 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmum Perusahaan Profil dan Sejarah Perusahaan ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Chan (2003) mendefinisikan relationship marketing sebagai pengenalan

BAB I PENDAHULUAN. Chan (2003) mendefinisikan relationship marketing sebagai pengenalan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan segala lini perusahaan pada masa kini merupakan hasil pengelolaan yang baik dalam tiap-tiap lini perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, terdapat

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya M enyatukan dan Memadukan Sumber Daya Keunggulan kompetitif BCA lebih dari keterpaduan kekuatan basis nasabah yang besar, jaringan layanan yang luas maupun keragaman jasa dan produk perbankannya. Disamping

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisa yang telah dijelaskan, dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan PT Kalimusada Motor telah mengelola serta memasarkan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1. Sejarah Perusahaan PT Rahajasa Media Internet (RadNet) didirikan oleh dua orang pendiri, salah satu diantaranya adalah Roy Rahajasa Yamin, pada bulan November tahun 1994. RadNet

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis efektivitas..., Maulana Abdillah, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis efektivitas..., Maulana Abdillah, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba yang optimum guna memaksimalkan nilai para pemegang saham. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan ekonomi nasional adalah mencapai masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, pemerintah di berbagai negara berusaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENYELARASAN STRATEGI SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN STRATEGI BISNIS PADA PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DAN BANK PEMERINTAH.

PENYELARASAN STRATEGI SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN STRATEGI BISNIS PADA PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DAN BANK PEMERINTAH. Media Informatika Vol. 14 No. 2 (2015) PENYELARASAN STRATEGI SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN STRATEGI BISNIS PADA PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DAN BANK PEMERINTAH Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi dunia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang cukup besar

Lebih terperinci

eksplorasi sebesar US$ 3,84 miliar, administrasi US$ 1,6 miliar, pengembangan US$

eksplorasi sebesar US$ 3,84 miliar, administrasi US$ 1,6 miliar, pengembangan US$ 2 eksplorasi sebesar US$ 3,84 miliar, administrasi US$ 1,6 miliar, pengembangan US$ 5,3 miliar, dan produksi sebanyak US$ 14,9 miliar. Investasi di sektor hulu migas menunjukkan tren meningkat beberapa

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lampiran 2 Ringkasan tanya jawab dalam Public Expose Tahun 2017: Pertanyaan 1: Berapa total dividen yang akan dibagikan tahun ini dan tanggal berapa pembagiannya. Untuk tahun 2017, berapa target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengembangan Perumahan Pengembangan perumahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengembang secara mandiri maupun bersama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan ekonomi dan

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional yang berbasis di Jakarta, Indonesia. PT. Bakrie and Brothers Tbk didirikan pada

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun 17 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini banyak muncul industri-industri yang menawarkan serta memasarkan sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI Andriani Rahayu 1 dan Maria Sri Pangestuti 2 1 Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 Indonesian Institute for

Lebih terperinci