BAB 1 PENDAHULUAN. Perencanaan produksi yang tepat dalam sebuah industri manufaktur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Perencanaan produksi yang tepat dalam sebuah industri manufaktur"

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perencanaan produksi yang tepat dalam sebuah industri manufaktur merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan apabila perusahaan ingin menerapkan proses produksi secara baik dan tepat sesuai target dengan meminimalkan kerugian akibat jumlah produksi dan pemesanan bahan baku yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan agregat dimana perusahaan akan merencanakan berapa supply yang harus disediakan untuk memenuhi permintaan dengan memilih hasil yang memberikan biaya paling murah. Dalam perencanaan agregat ini perlu diperhatikan pula kapasitas produksi yang mampu dipenuhi oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat mengantisipasi jumlah yang harus disediakan untuk memenuhi jumlah permintaan. Setelah proses perencanaan agregat selesai, hasilnya digunakan untuk menjadwalkan berapa komponen yang harus dibuat atau dipesan serta waktunya agar mampu memenuhi due date yang telah ditentukan. Proses ini akan menghasilkan MPS (Master Production Schedule) untuk produk akhir serta MRP (Material Requirement Planning) untuk komponen-komponen turunannya.

2 2 Seringkali perusahaan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan satu atau lebih dari kegiatan-kegiatan perencanaan di atas. Ketidaktepatan dalam salah satu saja dari kegiatan-kegiatan tersebut akan menimbulkan permasalahan yang cukup serius bagi perusahaan yaitu, jumlah produksi yang diproduksi perusahaan selalu lebih besar dari jumlah pesanan yang diorder oleh pemesan. Selain itu jumlah bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan lebih banyak dari jumlah yang akan diproduksi sementara bahan baku yang digunakan oleh perusahaan memiliki masa kadaluarsa selama 3 bulan saja. PT. Marino Pelita Indonesia adalah perusahaan yang telah berdiri sejak tahun Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi sepatu militer yang diperuntukkan buat ABRI dan polisi. Perusahaan ini memproduksi 2 jenis macam sepatu militer yaitu PDL (Pakaian Dinas Lapangan) dan PDH (Pakaian Dinas Harian). Dalam setahun perusahaan hanya berproduksi sekali saja itupun apabila ada order. Meskipun pangsa pasarnya segmented bukan berarti perusahaan bebas dari persaingan. Tiap tahun perusahaan harus bersaing dengan perusahaanperusahaan lain untuk mendapatkan tender. Agar dapat meminimalkan jumlah kerugian akibat adanya kesenjangan antara permintaan dengan produksi aktual maka perusahaan harus berusaha memperbaiki perencanaan produksinya supaya lebih akurat. Bedasarkan dari latar belakang masalah diatas maka dalam Tugas Akhir ini akan dibahas dan diuraikan lebih lanjut lagi dengan topik Usulan Perencanaan Kebutuhan Material Untuk Produksi Sepatu Militer di PT. Marino Pelita Indonesia.

3 3 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Pada waktu dilakukan observasi di perusahaan terlihat adanya produk-produk berlebih yang merupakan sisa dari pesanan dimana jumlah pesanan lebih sedikit dari jumlah produksi aktual. Demikian pula untuk bahan baku, ada beberapa bahan baku yang masih tersisa di storage yang merupakan kelebihan jumlah pesanan dan ternyata tidak terpakai untuk fase produksi itu. Baik sisa produk jadi maupun bahan baku yang tidak terpakai tentunya menimbulkan kerugian bagi perusahaan, hal ini disebabkan perusahaan kurang jeli dalam merencanakan kuantitas bahan baku yang harus dipesan serta berapa unit sepatu yang harus diproduksi agar sesuai dengan permintaan serta tidak menimbulkan ketidaksesuaian jumlah seperti yang terjadi pada kondisi sekarang. Jumlah kelebihan produksi tersebut mencapai hingga pasang sepatu untuk tiap kali produksi. Untuk menelusuri penyebab kesalahan dalam perencanaan tersebut maka tinjauan harus dilakukan terhadap rangkaian kegiatan perencanaan yang meliputi perencanaan agregat dan pembuatan MPS dan MRP. Jika penyebab kesalahan telah diketahui, perbaikan tetap harus dilakukan pada kedua aspek perencanaan tersebut karena pada dasarnya saling berhubungan satu sama lain. Akibat dari kekeliruan dalam perencanaan produksi adalah perusahaan memproduksi barang dalam jumlah dan waktu yang tidak tepat. Selain berpengaruh terhadap pemenuhan pesanan produk jadi, hal tersebut juga mempengaruhi pelaksanaan pemesanan bahan baku dari supplier. Dari penjelasan di atas dapat dirumuskan masalah yang dihadapi oleh PT.Marino Pelita Indonesia

4 4 adalah: Bagaimana cara menyeimbangkan jumlah produksi dengan jumlah pesanan?. 1.3 Ruang lingkup Agar tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan isi skripsi ini, maka akan dijelaskan beberapa batasan terhadap permasalahan yang akan dibahas. 1. Perusahaan hanya berproduksi sekali dalam setahun itupun apabila perusahaan mendapat order dari pihak pemesan. Produksi berlangsung pada paruh kedua yaitu pada bulan Juli-Agustus. Batas akhir (deadline) produksi berakhir pada akhir tahun yaitu pada bulan Desember. Oleh karena itu masalah-masalah pada perusahan telah diidentifikasi sewaktu proses kerja praktek dilakukan. Data yang diperlukan juga diambil pada pelaksanaan kerja praktek (periode September-November 2006). Data yang diambil merupakan data fase produksi terakhir yang dilakukan oleh perusahaan. Sampai saat ini perusahaan belum memulai produksi. Tinjauan kembali dilakukan pada bulan Maret 2007 untuk mengkonfirmasikan kebenaran data-data yang telah diambil, serta mengoreksi apabila terdapat data yang masih salah atau belum di data untuk melengkapi keperluan penelitian. 2. Proses MPS dan MRP hanya dilakukan untuk komponen-komponen yang dipesan dari supplier jadi berupa bahan baku yang belum mengalami pembentukan pada lini fabrikasi diperusahaan.

5 5 3. Perhitungan untuk perencanaan agregat menggunakan model transportasi (metode North West Corner Rule, Vogel Approximation Method dan Least Cost). 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan: 1. Merencanakan produksi sesuai pesanan untuk periode Juli-Desember 2006 sehingga sisa yang tidak terpakai dapat diminimumkan. 2. Merencanakan penyeimbangan antara supply dan demand yang memerlukan biaya terkecil/termurah dengan menggunakan metode transportasi. 3. Memesan bahan baku sesuai jumlah yang dibutuhkan sehingga tidak ada sisa yang terbuang percuma. 4. Merencanakan kapan harus memproduksi atau memesan bahan baku agar tidak terjadi keterlambatan dengan menggunakan sistem MRP Manfaat 1. Bagi penulis - Memberikan pengetahuan dan wawasan dari kasus yang terjadi secara nyata dalam dunia industri, khususnya dalam bidang perencanaan kebutuhan material.

6 6 - Dapat mencoba mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh selema proses perkuliahan untuk menemukan solusi alternatif bagi permasalahan yang tengah dihadapi perusahaan. 2. Bagi perusahaan - Perusahaan dapat mengetahui cara merencanakan produksi sesuai pesanan untuk periode Juli-Desember 2006 sehingga sisa yang tidak terpakai dapat diminimumkan. - Perusahaan dapat mengetahui cara merencanakan penyeimbangan antara supply dan demand yang memerlukan biaya terkecil/termurah dengan menggunakan metode transportasi. - Perusahaan dapat mengetahui cara memesan bahan baku sesuai jumlah yang dibutuhkan sehingga tidak ada sisa yang terbuang percuma. - Perusahaan dapat mengetahui cara merencanakan kapan harus memproduksi atau memesan bahan baku agar tidak terjadi keterlambatan dengan menggunakan sistem MRP. 3. Bagi Universitas - Dapat memperkaya koleksi pustaka Universitas Bina Nusantara dalam bidang keilmuan Teknik Industri, khususnya yang membahas mengenai perencanaan kebutuhan material.

7 7 1.5 Gambaran Perusahaan Sejarah Perusahaan PT. Marino Pelita Indonesia berdiri pada tanggal 26 Agustus Dengan bertempat di jalan Tanah Abang III no 6 Jakarta. Adapun keputusan utama yang dihasilkan rapat tersebut adalah mengenai siapa saja pemegang saham dan berapa besar saham masing-masing. Pemegang saham di PT. Marino Pelita Indonesia adalah : Bpk. Roy Irawan Tjandra sebesar 20% dari jumlah saham. PT. Pelita Surya Graha sebesar 80% dari jumlah saham. Pada awal masa produksinya, PT. Marino Pelita Indonesia menghasilkan dua macam produk yaitu sepatu militer dan baret militer. Sekarang, PT. Marino Pelita Indonesia akhirnya memutuskan untuk berkonsentrasi pada produk sepatu saja. Hingga saat ini (tahun 2007), PT. Marino Pelita Indonesia masih menjalankan aktivitasnya sebagai produsen sepatu militer untuk tentara dan polisi. PT. Marino Pelita Indonesia mempunyai lokasi pabrik dan kantor yang terpisah cukup jauh. Pabrik berada di Jalan Raya Cinangka no 400 Sawangan Depok, sementara kantor berada di Menara Gracia lantai 2, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. C 17 Jakarta Selatan. Seluruh kegiatan produksi dipusatkan di pabrik. Pabrik juga dilengkapi dengan kantor untuk mengurus keperluan administrasi yang data-datanya berkaitan langsung dengan kegiatan produksi. Kantor berfungsi untuk transaksi dengan

8 8 pihak pemesan serta kegiatan-kegiatan lain yang harus ditangani secara langsung oleh dewan direksi. Pemilihan lokasi untuk pabrik didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang biasa dilakukan pabrik-pabrik pada umumnya yaitu kawasan pinggiran yang tidak padat penduduk, tersedianya lahan yang cukup luas, mudah diakses alat transportasi berukuran besar, fasilitas pendukung (seperti air dan listrik) memadai. Sedangkan untuk kantor, PT. Marino Pelita Indonesia memilih lokasi di kawasan segitiga emas sentra bisnis di Jakarta. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa di kantor inilah semua kegiatan perusahaan diatur dan dikendalikan. Oleh karena itu lokasi kantor harus berada di kawasan pusat kegiatan bisnis agar dinamika perusahaan terus terjaga dengan dukungan atmosfer daerah sekelilingnya. Selain itu masyarakat bisnis di kota Jakarta telah memiliki image bahwa kantor-kantor yang berada di kawasan segitiga emas mempunyai prestise tersendiri Struktur Organisasi Perusahaan Pimpinan perusahaan PT. Marino Pelita Indonesia dipegang oleh seorang komisaris perusahaan dan dengan seorang direktur utama yang membawahi langsung beberapa orang direktur bagian untuk melakukan kegiatannya yang dibantu oleh beberapa staff. Gambar struktur organisasi PT. Marino Pelita Indonesia dapat diperlihatkan pada Gambar 1.1 :

9 9 Komisaris Direktur Utama Direktur Pemasaran Direktur Keuangan Direktur Pengadaan Direktur Produksi Direktur Personalia & Umum Staff Promosi (2) Staff Penjualan (4) Staff Tax Finance (3) Staff Accounting (5) Staff Pengadaan (3) Staff Produksi & Inventori (5) Staff Maintenan ce (1) Staff Recruit ment (3) Staff Kesejahteraan Karyawan (4) Staff Umum (3) Kepala Pabrik Kepala Gudang Bahan Baku Kepala Gudang Barang Jadi Wakil Kepala Pabrik Foreman (5) Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT.Marino Pelita Indonesia Adapun jabatan beserta tugas-tugas dalam struktur organisasi ini adalah sebagai berikut : Komisaris - Bertanggung jawab penuh terhadap semua hal yang berlangsung di perusahaan. - Berusaha memajukan perusahaan melalui strategi-strategi yang dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan dan kesejahteraan karyawannya.

10 10 - Menerima laporan dari direktur mengenai perkembangan perusahaan dan mengklarifikasi kebenaran laporan tersebut serta mengambil tindakan yang dirasa perlu jika ada permasalahan dalam perusahaan. - Mengambil kebijakan-kebijakan yang menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Direktur Utama - Mengkoordinasi para direktur bagian. - Menerima laporan dari para direktur bagian dan mengklarifikasinya. - Melaporkan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di perusahaan secara periodik kepada komisaris atau pemegang saham. Direktur Bagian (Pemasaran, Keuangan, Pengadaan / Procurement, Produksi, Personalia & Umum) - Membawahi dan mengkoordinasi para staff masing-masing. - Melakukan kerja sama antar departemen / bagian karena hasil kerja tiap departemen saling berkaitan satu sama lain terhadap kelangsungan kegiatan perusahaan. - Melaporkan hasil kerja kepada Dirut. Staff Promosi - Melakukan promosi dan lobi kepada pihak ABRI agar bersedia memberikan tender produksi sepatu kepada PT. Marino Pelita Indonesia.

11 11 Staff Penjualan - Mengurus negosiasi harga dengan pihak pemesan. - Mendokumentasikan hasil penjualan dari tahun ke tahun. Staff Tax Finance - Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan pajak. Staff Accounting - Mengurus penganggaran dan pembukuan perusahaan. Staff Pengadaan / Procurement - Bertanggung jawab atas pengadaan properti dan logistik perusahaan. Staff Produksi dan Inventori - Bertanggung jawab terhadap jalannya produksi dan pengelolaan inventori. Kepala Pabrik - Memimpin kegiatan produksi di lapangan secara langsung. - Melaporkan kegiatan produksi kepada staff produksi & inventori. Wakil Kepala Pabrik - Membantu tugas Kepala Pabrik dan menggantikan posisinya jika Kepala Pabrik berhalangan hadir. Kepala Gudang Bahan Baku - Mengurus pengelolaan inventori bahan baku.

12 12 Kepala Gudang Bahan Jadi - Mengurus pengelolaan produk jadi di gudang. Foreman - Bertugas mengawasi para tenaga kerja di lantai produksi, memberikan panduan, dan menjaga kedisiplinan, serta melakukan tugas inspeksi dan Quality Control. Staff Maintenance - Mengurus perawatan fasilitas produksi. Staff Recruitment - Mengurus penerimaan tenaga kerja baru. Staff Kesejahteraan Karyawan - Mengurus pemberian gaji, tunjangan, asuransi tenaga kerja, keselamatan dan kesejahteraan karyawan. Staff Umum - Mengurus administrasi perusahaan Proses Produksi Produk yang dihasilkan oleh PT. Marino Pelita Indonesia adalah sepatu untuk tentara atau polisi. Produk-produk tersebut ditandai berdasarkan pemesan dan tahun anggaran negara. Misalnya untuk sepatu TNI Angkatan Darat yang diperuntukkan untuk tahun 2007 maka pada bagian dasar sol terdapat emboss

13 13 tulisan TNI AD Sepatu-sepatu tersebut modelnya sama untuk semua pemesan, bagian yang membedakan hanyalah tulisan di dasar sol. Tetapi ada pengecualian untuk Polisi Lalu Lintas. Sepatu untuk Polantas modelnya sama dengan yang lain, hanya saja pada beberapa bagian badan sepatunya terdapat warna putih, sedangkan sepatu lain berwarna hitam seluruhnya. Ukuran sepatu yang diproduksi berkisar antara Secara garis besar PT.Marino Pelita Indonesia memproduksi 2 jenis sepatu militer. Kategori pertama adalah Pakaian Dinas Lapangan (PDL). Sedangkan Kategori kedua adalah Pakaian Dinas Harian (PDH). Tabel 1.1 akan menunjukkan perbedaan antara PDL dan PDH secara ringkas. Tabel 1.1 Perbedaan sepatu jenis PDL dan PDH PDL PDH Tinggi sepatu keseluruhan ± 20 cm ± 12 cm Ketebalan sol depan 11 mm 10 mm Ketebalan sol belakang 14 mm 14 mm Bahan karet yang diperlukan untuk sepasang sepatu 1 kg 0.8 kg Bahan kulit yang diperlukan untuk sepasang sepatu 4.2 ft² 2.5 ft² Ketebalan kulit mm mm Jenis kulit Kulit jeruk Kulit polos Keterangan : PDL = Pakaian Dinas Lapangan PDH = Pakaian Dinas Harian

14 14 Bahan baku utama yang digunakan perusahaan dalam meproduksi produk ini adalah Kulit sapi dan karet. Selain bahan baku utama perusahaan juga menggunakan bahan-bahan pendukung seperti kain keras, kain drill/belacu, mata ayam, leather coat, kayu, tali sepatu, benang, lem, semir sepatu, kain pembungkus, dan dus kemasan. Sistem produksi PT.Marino Pelita Indonesia hanya berproduksi sekali dalam setahun itupun jika tender yang diajukan telah diterima dan disetujui oleh pihak ABRI. Fase produksi dimulai pada paruh kedua yaitu periode juli-agustus. Deadline berakhir pada akhir tahun yaitu desember. PT. Marino Pelita Indonesia menerapkan sistem produksi Make To Order (MTO) yaitu membuat produk sesuai kuantitas pemesanan. Hal ini wajar mengingat produk perusahaan hanya berlaku sesuai tahun anggaran yang tercantum pada sepatu sehingga tidak ada gunanya menyimpan stok produk jadi maupun stok bahan baku. Apalagi bahan baku kulit dan karet tidak dapat disimpan dalam waktu lama karena akan menurun kualitasnya sehingga kalaupun ada stok hanya akan terbuang percuma. Namun demikian sistem MTO ini tidak diterapkan secara murni di PT. Marino Pelita Indonesia. Terbukti saat dilakukan observasi, di ruang finishing masih terdapat beberapa pasang sepatu yang merupakan sisa produksi tahun lalu yang kelebihan dibandingkan kuantitas pemesanan. Kelebihan barang jadi ini malah menjadi kerugian bagi perusahaan karena sudah tidak dapat dijual ke pemesan.

15 15 Stok berlebih yang masih dapat digunakan adalah stok barang setengah jadi (badan sepatu tanpa sol karet, karena nama pemesan dan tahun produksi hanya tercantum di alas solnya). Stok ini dapat digunakan karena model sepatu dari tahun ke tahun tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sebenarnya perusahaan tidak bermaksud menyediakan stok tetapi terkadang ada produksi berlebih yang digunakan untuk mengantisipasi jika ada produk-produk cacat yang ternyata lolos dari pengawasan QC selama proses produksi dan baru diketahui saat produk akan dikemas sehingga harus diapkir. Untuk menghindari kekurangan produk jadi maka dibuatlah cadangan tersebut. Dalam menentukan kuantitas cadangan untuk antisipasi, perusahaan melakukannya dengan penuh perhitungan karena pada dasarnya prinsip produksinya tetaplah MTO yang tidak memerlukan stok jangka panjang. Departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) adalah pihak yang bertanggung jawab dalam menentukan kuantitas ini. Perusahaan memutuskan untuk membuat kelebihan bahan baku dan produk jadi seminimal mungkin untuk menekan kerugian yang mungkin terjadi jika ternyata cadangan ini tidak terpakai. Mereka lebih berani memperbanyak kelebihan barang setengah jadi karena sesuai penjelasan di atas, barang ini kemungkinan besar masih dapat dipakai lagi untuk produksi berikutnya. Alasan adanya antisipasi ini adalah karena pengawasan dari pihak pemesan sendiri cukup ketat. Untuk meminimalkan kerugian akibat barang-barang sortiran maupun cadangan produk jadi yang tidak terpakai ini, perusahaan mempunyai solusi yaitu

16 16 membuang nama pemesan dan tahun produksi di dasar sol lalu menjualnya di bawah harga standar kepada masyarakat sipil yang biasa memakai sepatu jenis ini (misalnya Hansip, Linmas, dan sebagainya). Selama masa vakum, perusahaan tetap memperhatikan maintenance mesinmesin dan peralatannya karena walaupun jarang digunakan tetapi jika kurang perawatan maka asset tersebut akan cepat rusak. Perusahaan memperkerjakan ahli mekanik sebagai karyawan tetap sehingga dapat melakukan maintenance dan pemeriksaan berkala terhadap mesin-mesin dan peralatan. Sistem produksi yang cukup unik ini menyebabkan perusahaan dapat menekan biaya promosi dan biaya pengembangan produk. Perusahaan tidak perlu mengadakan promosi lewat media massa karena target konsumennya sudah benar-benar segmented, bukan masyarakat pada umumnya. Perusahaan hanya perlu mempromosikan contoh-contoh produknya ke pihak ABRI dan meyakinkan mereka bahwa PT. Marino Pelita Indonesia terbukti qualified dalam memproduksi sepatu tentara. Asalkan tender sudah didapat, perusahaan tidak perlu khawatir produknya tidak laku di pasaran. Perusahaan juga tidak mempunyai Departemen Pengembangan Produk karena kriteria dan persyaratan produknya sudah ditentukan oleh pihak pemesan. Berikut akan diuraikan urutan proses produksi sepatu militer di PT. Marino Pelita Indonesia.

17 17 1. Pemotongan Proses awal dari pembuatan sepatu ini adalah pemotongan bahan kulit, kain keras, kain drill, leather coat, dan kayu. Kulit yang masih berupa lembaranlembaran dipotong-potong sesuai bentuk bagian-bagian yang dibutuhkan untuk membuat badan sepatu. Pola bentuk potongan terbuat dari kerangka logam. Pola ini dipasangkan pada mesin lalu mesin akan melakukan pemotongan sesuai bentuk-bentuk yang ditentukan. Pola bagian-bagian yang membentuk badan sepatu keseluruhan adalah bagian tumit, bagian jari, bagian samping kiri, bagian samping kanan, bagian atas, lekukan di bagian belakang, bagian depan kiri, bagian depan kanan, bagian depan dalam, tatakan alas. Mesin potong hanya digunakan untuk memotong kulit karena memerlukan banyak pola yang berlainan. Sedangkan untuk pemotongan bahan-bahan lain seperti kain keras, kain drill, leather coat, dan kayu dilakukan secara manual karena polanya sedikit dan relatif mudah untuk dikerjakan tanpa menggunakan mesin. Di samping itu pemotongan bahan-bahan ini tidak menuntut presisi tinggi seperti pada pemotongan kulit karena pada produk akhir bagian-bagian ini tidak terlihat dari luar. Meskipun begitu, PT. Marino Pelita Indonesia tetap menerapkan standar yang tinggi bagi para pekerjanya dengan beberapa toleransi kesalahan manusia dibandingkan dengan mesin. Sebelum dipotong, bahan-bahan ini harus digambar polanya terlebih dahulu karena tidak adanya pola yang bisa dipasang langsung seperti pada mesin

18 18 pemotong. Pola digambar dengan menggunakan alat tulis. Untuk kain drill digunakan pensil warna putih atau warna terang lainnya karena kain ini berwarna gelap. Untuk kain keras (warna putih), leather coat (warna orange), dan kayu cukup menggunakan pensil atau bolpen atau spidol biasa. Kain keras dipotong menurut dua buah pola yaitu bagian jari dan bagian tumit. Kain drill dipotong sesuai bagian tumit, bagian jari, bagian samping kiri, bagian samping kanan, bagian atas, bagian depan dalam. Leather coat dipotong sesuai bentuk alas sepatu karena bahan ini nantinya akan menjadi insol (sol dalam). Kayu dipotong dengan bentuk sol bagian tumit (hak), tapi dengan ukuran yang lebih kecil daripada bentuk hak sol karetnya agar potongan kayu ini dapat diisikan ke dalam hak sol karet nantinya. 2. Penjahitan Sebelum masuk ke proses penjahitan yang sebenarnya, kulit dan kain keras yang telah dipotong-potong ditipiskan terlebih dahulu dengan menggunakan mesin seset. Untuk sepatu jenis PDL, kulit harus ditipiskan hingga ketebalan mm, sedangkan ketebalan kulit untuk sepatu jenis PDH adalah mm. Setelah mendapatkan ketebalan yang diinginkan, barulah kulit-kulit tersebut dijahit hingga membentuk bagian badan sepatu. Selain menjahit kulit antar bagian tersebut, proses ini juga mencakup penjahitan kulit dengan kain drill sebagai lapisan dalam badan sepatu. Setelah dijahit, badan sepatu ini mengalami proses pelubangan dan pemasangan mata ayam. Sepatu jenis PDL harus dilubangi

19 19 sebanyak delapan buah lubang untuk tiap sisi kiri depan dan kanan depan untuk sebuah sepatu (bukan sepasang), sedangkan sepatu jenis PDH cukup dilubangi sebanyak lima buah lubang. Proses ini dilakukan dengan alat pelubang. Kain keras setelah ditipiskan tidak mengalami proses penjahitan melainkan langsung digunakan dalam proses open. 3. Open Tugas dari proses ini adalah merakit badan sepatu secara keseluruhan, kecuali bagian sol. Secara singkat proses ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Menempelkan tatakan dari kulit dengan insol (sol dalam) yang terbuat dari leather coat yang telah dipotong sebelumnya. Menyisipkan kain keras ke bagian jari dan bagian tumit sepatu. Merekatkan badan sepatu ke tatakan dan insol tersebut. Setelah proses open selesai, bagian alas sepatu setengah jadi ini diamplas untuk memperhalus permukaan agar lem dapat menempel dengan baik. Lem yang digunakan adalah lem khusus berwarna hitam yang diproduksi oleh pabrik karet di mana PT. Marino Pelita Indonesia mengambil bahan baku karet darinya. 4. Molding Proses molding dilakukan dua kali. Proses pertama adalah untuk sol sepatu. Karet-karet berupa lembaran dicetak di mesin ini sesuai pola yang diinginkan.

20 20 Pola yang dimaksud adalah pola motif pada alas sol dan tulisan pemesan serta tahun anggaran. Cetakan sol sepatu terbuat dari logam tebal dan terdiri dari bermacam-macam ukuran. Cetakan ini kemudian dipasang pada mesin molding kemudian proses molding dapat dilakukan. Waktu ideal untuk melakukan proses molding yang pertama ini adalah 7 8 menit. Jika kurang dari itu menyebabkan karet masih mentah sehingga sepatu kurang nyaman dipakai untuk berjalan. Jika terlalu lama dapat menyebabkan emboss pola tercetak terlalu dalam. Setelah sol karet terbentuk, bagian dalam sol belakang (hak tumit) diisi dengan potongan kayu yang bertujuan untuk mengurangi massa sepatu. Proses molding kedua dilakukan untuk sepatu keseluruhan. Sebenarnya proses ini lebih tepat dikatakan untuk mem-press sol dengan badan sepatu. Sepatu setengah jadi yang telah diamplas tadi diberi lem, disatukan dengan sol, lalu dipress pada mesin molding agar menempel. 5. Finishing Bagian finishing menggunakan alat yang fungsinya memberikan panas untuk merapikan sepatu yang sudah jadi, misalnya membersihkan benang-benang yang tercerabut, merapikan potongan kulit yang sedikit melebihi pola, dan sebagainya. Proses selanjutnya adalah pemasangan tali sepatu, kemudian disemir agar mengkilap. Proses terakhir adalah packaging, yaitu memasukkan sepatu ke dalam plastik, lalu ke dalam dus-dus sesuai nomor ukuran yang tertera pada dus tersebut.

21 21 Proses pemasangan tali sepatu, penyemiran, dan pengepakan dilakukan secara manual.

BAB 1 PENDAHULUAN. jadi, yang dimana persediaan ini tentu saja sangatlah perlu untuk selalu. kapasitas produksi yang ditetapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. jadi, yang dimana persediaan ini tentu saja sangatlah perlu untuk selalu. kapasitas produksi yang ditetapkan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, persediaan adalah segala sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan konsumen pada suatu perusahaan. Persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata efisien tidak dapat dilepaskan dengan dunia industri. Dalam konteks umum,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata efisien tidak dapat dilepaskan dengan dunia industri. Dalam konteks umum, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata efisien tidak dapat dilepaskan dengan dunia industri. Dalam konteks umum, efisien berarti dapat melaksanakan tugas dengan baik dan menghasilkan sesuatu sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 60 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah : 1. Data Kapasitas Produksi Adapun kapasitas produksi reguler perhari untuk satu lini produksi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PRODUKSI SEPATU MILITER DI PT. MARINO PELITA INDONESIA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PRODUKSI SEPATU MILITER DI PT. MARINO PELITA INDONESIA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PRODUKSI SEPATU MILITER DI PT. MARINO PELITA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING CV. TRANSIT

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING CV. TRANSIT Sejarah Singkat CV Transit CV Transit adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang industri pembuatan sepeda. CV Transit didirikan pada tanggal 20 Juni 1995. Produk utama penjualan CV Transit ini adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Studi Pendahuluan Dalam memulai penelitian ini, mula-mula dilakukan studi pendahuluan yang terdiri dari studi lapangan dan studi kepustakaan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN MASALAH DAN ANALISA

BAB 4 PEMBAHASAN MASALAH DAN ANALISA BAB 4 PEMBAHASAN MASALAH DAN ANALISA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Komponen PT. Marino Pelita Indonesia memproduksi sepatu militer dalam 2 jenis yaitu jenis PDL (Pakaian Dinas Lapangan) dan PDH (Pakaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat PT. Parida Shoes Sejarah PT. Parida Shoes Jakarta berdiri pada tahun 1942, yang beralamat di Jl. Jatinegara Timur IV No. 26-29-31, Jakarta

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN & SARAN

BAB 5 SIMPULAN & SARAN BAB 5 SIMPULAN & SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian, pengolahan data dan analisa yang sudah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulan sebagai berikut : 1. Jenis kecacatan yang terdapat pada proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas berdasarkan jabatan pada struktur organisasi di PT. Ocean Centra Furnindo adalah sebagai berikut: 1. Direktur Direktur adalah merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan sepatu, sandal berbahan dasar karet dan bahan baku dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan sepatu, sandal berbahan dasar karet dan bahan baku dasar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UD Eka merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang pembuatan sepatu, sandal berbahan dasar karet dan bahan baku dasar untuk pembuatan sol. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Buana Indah Kreasi adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kardus untuk kemasan (karton box) sebagai produk yang dijual. PT. Buana Indah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di masa yang akan datang, siap ataupun tidak, sistem industri manufaktur

I. PENDAHULUAN. Di masa yang akan datang, siap ataupun tidak, sistem industri manufaktur I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa yang akan datang, siap ataupun tidak, sistem industri manufaktur akan menghadapi suasana ketidakpastian yang tinggi. Perilaku konsumen yang tidak menentu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara efektif dan efisien baik dalam perencanaan produksi,

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara efektif dan efisien baik dalam perencanaan produksi, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Mengingat kondisi dan situasi perekonomian saat ini di mana persaingan sangat ketat baik dalam negeri maupun luar negeri membuat suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional maupun di pasar internasional. Meningkatnya persaingan bisnis

Lebih terperinci

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab VI Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan dunia usaha industri di Indonesia saat ini berlangsung dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang 48 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Perusahaan CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang didirikan pada tahun 1996 dan mempunyai 40 mesin dan 30 tenaga kerja pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan untuk memperoleh data yang akurat pada sistem informasi persediaan, perusahaan membutuhkan pencatatan yang lengkap dan benar untuk memperoleh data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran objek penelitian yang berisi profil

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran objek penelitian yang berisi profil BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran objek penelitian yang berisi profil perusahaan, struktur organisasi dan personalia, serta produk jamu perusahaan yang menjadi objek penelitian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan secara global terjadi didalam bidang teknologi dan informasi, dengan perkembangan secara cepat ini menyebabkan persaingan di antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Dunia kita membutuhkan konsumsi energi yang semakin meningkat untuk sumber daya ekonomi kita. Sumber dominan energi dunia berasal dari pasokan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Budi Raya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada bulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam kebutuhan hidup manusia. Hal ini juga membawa suatu kompetisi khususnya di dunia manufaktur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Di Indonesia, sektor industri properti mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Salah satu produk yang digunakan untuk pembangunan yaitu beton ready mix. Adapun kelebihan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab CV. Mitra Lestari Plastik 1. Komisaris Adapun tugas Komisaris adalah sebagai berikut : a. Menerima laporan pertanggung jawaban

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan dalam dunia industri di negara kita semakin ketat. Rata-rata pertumbuhan perekonomian di beberapa negara industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana, prasarana, dan lain-lain yang dapat merugikan pihak perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sarana, prasarana, dan lain-lain yang dapat merugikan pihak perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern saat ini, dunia usaha dihadapkan pada kondisi persaingan yang ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Hanya perusahaan yang mampu menekan biaya produksi seminimal mungkin

Lebih terperinci

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING PT STARLIGHT

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING PT STARLIGHT Sejarah Singkat PT Starlight PT Starlight adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang industri pembuatan mobil. PT Starlight didirikan pada tanggal 20 Agustus 2004. Produk utama penjualan PT Starlight

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, serta harga yang tepat untuk memuluskan pelaksanaan organisasi. Berbagai bisnis perlu

Lebih terperinci

B A B 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

B A B 2 GAMBARAN UMUM OBJEK B A B 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ikrar Mandiriabadi, didirikan pada tahun 1988 di daerah Pertukangan utara, Jakarta Selatan. Awal berdirinya, jumlah karyawan hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti sekarang ini, Indonesia menghadapi era globalisasi di

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti sekarang ini, Indonesia menghadapi era globalisasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti sekarang ini, Indonesia menghadapi era globalisasi di segala bidang dan salah satunya di bidang industri. Banyaknya industri yang ada membuat

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

BAB III HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. penetapan anggaran persediaan bahan baku pada PT. Foximas Mandiri Bandung.

BAB III HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. penetapan anggaran persediaan bahan baku pada PT. Foximas Mandiri Bandung. BAB III HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kerja praktek yang penulis lakukan adalah mengenai penetapan anggaran persediaan bahan baku pada PT. Foximas

Lebih terperinci

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME (JIT) PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1. Pengertian Metode Just In Time (JIT) Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL)

PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL) PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sidang Sarjana Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Mitra Manis Sentosa merupakan produsen makanan ringan yang didirikan pada tahun 1986. Bentuk badan hukum dari perusahaan ini adalah perseroan terbatas

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Desi Widi Astuti (1401414320/2014) Dianita Utami (1401414266/2014) Muzoda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga industri manufaktur mulai mengadopsi sistem Just In Time atau Kanban karena keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Berjalan Penjadwalan produksi yang diterapkan pada PT. SURYA JAYA MANDIRI adalah metode penjadwalan berdasarkan FCFS (First Come First Serve), di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan sektor usaha yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan Presiden RI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah: 10 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam perusahaan setiap manajer operasional dituntut untuk dapat mengelola dan mengadakan persediaan agar terciptanya efektifitas

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA PRODUK LEMARI PAKAIAN

MEMPELAJARI PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA PRODUK LEMARI PAKAIAN MEMPELAJARI PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA PRODUK LEMARI PAKAIAN TIPE LP 7200 BEECH DI PT ATISHAR PANEL Nama : Heruji NPM : 32409787 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah laba yang diperoleh perusahaan makin rendah pula kinerja perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah laba yang diperoleh perusahaan makin rendah pula kinerja perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, tujuan setiap perusahaan adalah untuk mencari laba. Laba ini sering dijadikan tolak ukur dalam mengukur kinerja perusahaan. Makin tinggi laba yang didapat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN CV TKB merupakan perusahaan yang bergerak dibidang garmen. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 3 Maret 2008.Perusahaan ini terletak di Jl. Gardu Raya Km. 6 No. 27 Dramaga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Hando Dinamika merupakan perusahaan produsen filter untuk kendaraan yang didirikan pada tahun 2005. Saat ini perusahaan berlokasi di Jl. Soekarno

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengendalian manufacturing melibatkan seluruh aktifitas mulai dari pemasukan bahan mentah sampai menjadi produk jadi. Termasuk diantaranya accounting, order

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal?

LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal? LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA 1. Perancangan Barang dan Jasa: a. Apa saja macam dan desain pada sandal CV Rejomanunggal? Sebutkan. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal? 2. Kualitas:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk dapat menghasilkan produk dengan optimal. Namun

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk dapat menghasilkan produk dengan optimal. Namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini sangat pesat, khususnya pada bidang industri. Seiring dengan kemajuan tersebut perusahanperusahaan berusaha untuk

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan, bahwa sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. BATANGHARI TEBING PRATAMA adalah anak perusahaan dari PT. BATANGHARI & GROUP yang beralamat di Menara Kuningan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu

Lebih terperinci

DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA MANAJER UMUM MANAJER PERSONALIA MANAJER KEUANGAN MANAJER MANAJER MANAJER PENJUALAN MANAJER PEMASARAN PEMBELIAN

DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA MANAJER UMUM MANAJER PERSONALIA MANAJER KEUANGAN MANAJER MANAJER MANAJER PENJUALAN MANAJER PEMASARAN PEMBELIAN Struktur Organisasi Perusahaan Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tersendiri. Struktur organisasi merupakan suatu rangkaian hubungan antara individu dengan individu, dan individu dengan kelompok.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya dunia teknologi khususnya komputer yang semakin baik halam hal perangkat lunak maupun perangkat keras dan pentingnya informasi yang dikelolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT KYODA MAS MULIA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan spare part yang memiliki pasar sasaran baik untuk domestik maupun mancanegara. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir seluruh masyarakat di Indonesia memiliki sepatu. Sepatu biasa digunakan sebagai fashion dalam berbagai pekerjaan, seperti sepatu resmi, sepatu dansa, sepatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material

BAB I PENDAHULUAN. Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material yang melakukan proses didalamnya untuk menghasilkan produk tertentu. Sedangkan

Lebih terperinci