BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan CV. Sumber Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan barang material bangunan dan alat listrik. CV. Sumber Abadi sudah beroperasi sejak tahun 1987, pertama beroperasi Sumber Abadi hanyalah perusahaan yang hanya menjual barang bangunan yang tidak mencakup alat listrik, pada waktu itu perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang menjual alat bangunan di wilayah kelurahan kunciran indah. Namun berjalannya waktu, perusahaan ini terus berkembang mengikuit perkembangan perumahan dan ruko sekitar yang membutuhkan jasa barang bangunan, hingga saat ini CV. Sumber Abadi telah terdaftar dalam badan pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu (Pemerintah Kota Tangerang). Dengan tanda daftar perusahaan perorangan berdasarkan undangundang nomor 3 tahun 1982 mengenai TDP (Tanda Daftar Perusahaan) dengan nomor , NPWP , SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dengan nomor 1126/PK/VIII/BPPMPT/2012, mendapat pengesahan dari kepala camat pinang dengan tanggal berlaku sampai dengan tanggal 6 Agustus CV. Sumber Abadi memiliki penanggung jawab atau pemilik Bpk. Suryanto, dengan alamat Jl.KH. Mas Mansyur No.03 Kel. Kunciran Indah Kecamatan Pinang Kota Tangerang. Berkat perkembangan usaha dan kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat, perusahaan ini sekarang memiliki asset bergerak dan tetap dengan memiliki hubungan baik dengan para pemasok sebanyak 7 pemasok tetap, selain itu perusahaan ini sekarang menyajikan pelayanan dalam jasa pembangunan perumahan yang menambah laba dan perkembangan perusahaan dalam mengantasi persaingan usaha. CV. Sumber Abadi mengutamakan pelayanan dengan mengedepankan pelanggan dan kualitas barang, selain itu mengutamakan hubungan dengan para pemasok. 51

2 Visi dan Misi Perusahaan Visi CV. SUMBER ABADI memiliki visi perusahaan diantaranya : a. Memberikan barang yang berkualitas untuk kebutuhan pelanggan. b. Memberikan pelayanan secara professional. c. Meningkatkan kerja sama dengan pemasok secara berkelanjutan. Misi a. Memberikan barang dengan mutu, kualitas, harga terjangkau, tepat waktu, dan selalu tersedia. b. Memberikan pelayanan sebaik mungkin dengan mengutamakan pelanggan, memberikan garansi untuk setiap barang, dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan. c. Menjalin komunikasi, dan komitmen, serta membayar utang tepat waktu dan jangan menunda pembayaran. 3.2 Business Modeling Struktur Organisasi Struktur organisasi sangat penting dala suatu perusahaan, struktur organisasi merupkan susunan jabatan atau bagian yang ada dalam perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola dan memiliki hubungan-hubungan di anara fungsi-fungsi, bagianbagian, atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masingmasing bagian. Dalam struktur organisasi ditampilkan secara jelas bagaimana jabatan-jabatan dalam organisasi terpisah antara satu dan yang lainnya sesuai dengan tugas dan wewenangnya masing-masing. Dibawah ini merupakan gambaran struktur organisasi CV. SUMBER ABADI pada gambar 3.1 seperti berikut :

3 53 Gambar 3.1 Struktur Organisasi CV. SUMBER ABADI (Sumber: CV. Sumber Abadi) Tugas dan Wewenang Organisasi 1. Pemilik a. Memastikan kelangsungan hidup perusahaan secara keseluruhan. b. Melakukan pengawasan atas jalannya usaha perusahaan. c. Membuat peraturan dalam perusahaan. d. Menentukan kebijakan visi, misi perusahaan untuk mencapai tujuan. e. Memberikan persetujuan atas negosisasi awal dan perjanjian dengan pemasok. f. Memberikan otorisasi dan mengisi atau menerbitkan giro untuk pembayaran utang. g. Bertanggung jawab atas masalah-masalah kepegawaian. h. Menjaga disiplin kerja, dengan cara menilai prestasi kerja bawahannya secara berkala. i. Menentukan kebijakan perusahaan secara keseluruhan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

4 54 2. Kepala Penjualan a. Melayani pelanggan dengan memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan. b. Memberikan informasi yang baik kepada pelanggan. c. Melaksanakan kegiatan penjualan yang perusahaan lakukan. d. Memberikan otorisasi atas faktur penjualan. e. Melayani pesanan dan transaksi pelanggan. f. Memberikan informasi dan berkoordinasi dengan kepala gudang atas barang yang dipesan oleh pelanggan, apakah barang tersedia atau tidak. 3. Bagian Piutang a. Mengelola piutang perusahaan dengan pelanggan. b. Menagih utang pelanggan dengan cara follow up pembayaran tagihan kepada pelanggan melalui telepon. c. Mencatat penerimaan uang atas piutang yang tertagih. d. Melakukan otorisasi atas persetujuan kredit. e. Mengawasi piutang perusahaan. 4. Kepala Pembelian a. Mengawasi dan memantau persediaan yang ada di dalam gudang. b. Melakukan pembelian untuk barang yang telah habis di dalam gudang. c. Bertanggung jawab terhadap dalam kegiatan pembelian, dari awal proses pembelian sampai dengan tibanya produk digudang. d. Mengotorisasi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pembelian barang ke pemasok. e. Membuat kwitansi / tanda terima atas pembelian barang ke pemasok. f. Menyimpan dokumen-dokumen sebagai bukti pembelian dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. g. Melakukan proses pertukaran antara dokumen yang berkaitan dengan pembelian barang dengan pemasok. h. Mengawasi utang-utang yang jatuh tempo.

5 55 5. Bagian Utang a. Mengelola utang perusahaan dengan baik. b. Menerima tagihan dari penagih. c. Melakukan perbandingan dan memeriksa faktur dari pemasok dengan dokumen internal perusahaan. d. Membayarkan utang jatuh tempo kepada pemasok. e. Memastikan utang perusahaan telah terbayarkan. f. Bertanggung jawab dalam menerima tagihan dan pembayaran utang. g. Menerima giro sebagai pembayaran utang dari pemilik. h. Meminta otorisasi dari pemilik untuk membayarkan utang perusahaan dengan mengeluarkan giro i. Membantu pemilik dalam memberi pertimbangan dalam membayar utang. j. Memberikan informasi dan status utang perusahaan kepada pemilik. k. Menyimpan bukti pembayaran utang, baik dokumen internal maupun dokumen eksternal dari perusahaan dan pemasok. l. Mencatat pertambahan dan pengurangan saldo utang ke dalam catatan utang. 6. Kepala Gudang a. Bertanggung jawab terhadap keluar masuknya barang. b. Bertanggung jawab dalam menjaga kualitas dan kuantitas barang di dalam gudang. c. Mengawasi bagian penerimaan dan pengiriman barang agar melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. d. Memeriksa ketersediaan barang atas perintah bagian penjualan. e. Memiliki otoritas dalam memasukan dan mengeluarkan barang dari gudang. f. Mencatat dan menyimpan barang serta dokumen penerimaan barang. 7. Bagian Pengiriman Barang a. Bertanggung jawab untuk mengatur jadwal pengiriman barang.

6 56 b. Memastikan barang sampai tepat waktu. c. Mengirim barang pesanan pelanggan. d. Memastikan barang sampai dengan tepat dan sesuai tujuan barang sampai ke pelanggan. 8. Bagian Penerimaan Barang a. Bertanggung jawab dalam menerima barang dari pemasok. b. Bertanggung jawab dalam memeriksa barang yang diterima dari pemasok. c. Membuat dokumen atau catatan manual penerimaan barang. d. Bertanggung jawab dalam memelihara dokumen internal dan eksternal perusahaan. e. Memastikan bahwa pemasok membawa surat jalan dan faktur sesuai dengan barang yang diterima. f. Melaporkan barang yang diterima kepada bagian gudang beserta catatan manual penerimaan barang. g. Memberikan otorisasi atas barang yang diterima maupun dalam penandatanganan dokumen kurir pemasok. h. Bertanggung jawab dalam memastikan barang yang rusak dan mengembalikan barang yang rusak. i. Menyaksikan dan mengawasi dalam perbaikan atas barang yang rusak yang tercatat di surat jalan maupun di dalam faktur yang dilakukan oleh kurir pemasok. j. Memastikan barang yang dikembalikan akibat rusak sesuai dengan kodisi fisiknya. 9. Bagian Operasional a. Memastikan semua proses bisnis yang dilakukan oleh semua bagian telah sesuai dengan tujuan perusahaan. b. Membantu semua bagian apabila terdapat kesulitan dalam melaksanakan tugas operasional perusahaan. c. Membantu mengawasi asset perusahaan baik dokumen perusahaan, persediaan barang dagang, dan asset diam maupun bergerak dalam perusahaan.

7 Bagian yang Terkait dengan Proses Bisnis Berjalan Untuk Siklus Pembelian, dan Persediaan pada CV. Sumber Abadi. Bagian yang terkait dengan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan pada CV. Sumber Abadi yang berjalan saat ini adalah: 1. Kepala pembelian, merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam mengelola pembelian dan mengatur kegiatan pembelian perusahaan. 2. Kepala gudang, merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam mengelola persediaan barang perusahaan, memastikan kelancaran barang yang masuk dan keluar dari gudang, selain itu pada bagian ini bertanggung jawab dalam menyimpan produk dan menyiapkan produk yang dipesan oleh pelanggan, dan memastikan kuantitas dan kualitas persediaan barang dagang. 3. Bagian penerimaan, merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam memastikan barang yang dipesan perusahaan sesuai dengan pesanan dan memeriksa kondisi barang yang dikirim pemasok, dan memastikan proses retur barang telah sesuai dengan prosedur yang ada. 4. Bagian utang, merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam mengelola utang, membayarkan utang kepada pemasok, menyimpan dokumen internal dan eksternal perusahaan terkait dengan utang dengan pemasok. 3.3 Dokumen-dokumen yang digunakan a. Faktur penjualan. b. Kwitansi / tanda terima. c. Faktur d. Surat jalan e. Catatan penerimaan barang f. Giro

8 Identifikasi Events Bisnis Prosedur Penjualan Produk ke Pelanggan Bagian penjualan akan menerima order dari pelanggan baik secara langsung atau melalui telepon, kemudian bagian penjualan akan mengkonfirmasikan ke bagian gudang akan status barang yang diminta pelanggan. Maka setelah status barang didapat dari bagian gudang yang menyatakan tersedia oleh bagian gudang dan mengeluarkan barang sesuai dengan permintaan, bagian penjualan akan membuatkan faktur penjualan sebanyak 2 rangkap yaitu : 1. Faktur penjualan rangkap ke-1 diberikan kepada pelanggan. 2. Faktur penjualan rangkap ke-2 didokumentasikan berdasarkan nomor urut Prosedur Permintaan Pembelian ke Bagian Pembelian Bagian gudang akan mendapat laporan secara lisan dari bagian penjualan untuk segera memeriksa barang digudang, terdapat 2 kondisi yaitu : 1. Jika barang tersedia maka bagian gudang akan mengeluarkan barang sesuai dengan jumlah yang diminta oleh bagian penjualan. 2. Jika barang tidak tersedia maka bagian gudang akan memberitahukan ke bagian pembelian untuk dilakukan pembelian secara lisan Prosedur Pembelian Produk ke Pemasok Pembelian dilakukan oleh bagian pembelian yang mendapat laporan secara lisan dari bagian gudang untuk melakukan pembelian berdasarkan permintaan dari bagian penjualan, kemudian bagian pembelian akan melakukan pembelian secara telepon. Setelah menelpon maka akan membuatkan kwitansi / tanda terima untuk digunakan sebagai bukti bahwa perusahaan telah melakuakan pembelian sesuai dengan pesanan sebanyak 2 rangkap, selanjutnya ke dua kwitansi / tanda terima tersebut dikirim ke bagian penerimaan barang untuk dilakukan proses selanjutnya sebagai bukti pembelian.

9 Prosedur Penerimaan Barang dari Pemasok Penerimaan barang dilakukan oleh bagian penerimaan pada saat pemasok datang mengirimkan barang, bagian penerimaan menerima dokumen dari 2 sumber yaitu : 1. Bagian pembelian berupa kwitansi / tanda terima 2 rangkap. 2. Dari pemasok berupa faktur 2 rangkap dan surat jalan. Bagian penerimaan akan menerima kwitansi / tanda terima sebanyak 2 rangkap sebagai bukti pembelian, setelah barang diterima oleh bagian penerimaan, pemasok akan memberikan surat jalan dan faktur 2 rangkap ke bagian penerimaan. Pada saat barang datang beserta dengan faktur dan surat jalan maka bagian penerimaan akan mencocokkan barang yang dikirim antara kwitansi / tanda terima dengan faktur dan surat jalan yang diberikan pemasok menurut jenis barang, kualitas, kuantitas, dan harga barangnya apakah sesuai. Pada saat pemeriksaan barang yang diterima terdapat kondisi barang yang diterima yaitu baik atau rusak, apabila kondisi barang tersebut baik / sesuai dengan pesanan, atau kodisi barang tersebut rusak atau tidak sesuai dengan pesanan Prosedur Menyerahkan Barang yang diterima dan Dokumen ke Bagian Gudang dan Bagian Pembelian Apabila kondisi barang tersebut baik atau sesuai dengan pesanan dan sesuai antara kwitansi / tanda terima dari perusahaan dan faktur, maka bagian penerimaan akan membuat catatan manual penerimaan barang (untuk diberikan ke bagian gudang), kwitansi / tanda terima rangkap ke-1, surat jalan dan faktur rangkap ke-2(untuk diberikan ke bagian pembelian), kwitansi / tanda terima rangkap ke-2 diberikan ke pemasok sebagai slip penerimaan barang, dan faktur rangkap ke-1 dipegang kembali oleh pemasok untuk digunakan pada saat melakukan penukaran kwitansi / tanda terima rangkap ke-1. Bagian penerimaan akan menyerahkan barang beserta catatan manual penerimaan barang kepada bagian gudang untuk disimpan.

10 Prosedur Retur Pembelian dan Pemotongan Utang Produk ke Pemasok Apabila kondisi barang tersebut ternyata rusak atau tidak sesuai maka bagian penerimaan akan mengembalikan barang yang rusak tersebut ke pemasok. Adapun dokumen yang ikut dikembalikan yaitu faktur 2 rangkap dan surat jalan dari kurir pemasok yang sebelumnya diterima, dan kurir pemasok akan mengubah atau memberikan catatan di dokumen tersebut sesuai dengan barang yang rusak untuk dikembalikan atau tidak sesuai. Setelah dokumen tersebut diubah maka dokumen-dokumen tersebut diambil kembali oleh pemasok untuk melakukan pergantian barang Prosedur Menerima dan Mencatat Barang dari Bagian Penerimaan Barang Bagian gudang akan menerima barang dari bagian penerimaan beserta catatan manual penerimaan barang untuk disimpan berdasarkan tanggal digunakan untuk mencatat barang masuk kedalam persediaan dan mencocokkan antara barang yang dipesan dengan barang yang masuk Prosedur Menerima Faktur Tagihan dari Penagih Bagian pembelian akan menerima sejumlah dokumen dari bagian penerimaan barang yaitu surat jalan, kwitansi / tanda terima rangkap ke-1 melakukan penyimpanan atas dokumen-dokumen tersebut diantaranya surat jalan disimpan berdasarkan tanggal, kwitansi / tanda terima rangkap ke-1 dan faktur rangkap berdasarkan abjad disimpan sementara sampai pemasok melakukan penukaran antara faktur rangkap ke-1 dengan kwitansi / tanda terima rangkap ke-1. Pada saatnya sesuai dengan perjanjian antara 2 sampai 3 hari, penagih akan kembali membawa faktur asli kurang dari 4 hari untuk melakukan penukaran, bagian pembelian akan memeriksa faktur rangkap ke-1 dengan faktur rangkap yang dipegang oleh bagian pembelian, apabila cocok maka menukar kwitansi / tanda terima rangkap ke-1 dengan faktur rangkap ke-1, kwitansi diberikan ke pemasok, faktur rangkap ke-1 disimpan berdasarkan nomor sedangkan faktur rangkap ke-2 diteruskan ke bagian utang untuk dilakukan proses selanjutnya

11 Prosedur Pembayaran Utang ke Pemasok Pembayaran utang dilakukan oleh bagian utang, bagian utang akan menerima dokumen dari 2 sumber yaitu : 1. Bagian pembelian berupa faktur rangkap ke Dari penagih berupa kwitansi / tanda terima rangkap ke-1. Setelah dokumen-dokumen tersebut diterima oleh bagian utang, kemudian bagian utang akan membandingkan faktur rangkap ke-2 dengan kwitansi / tanda terima rangkap ke-1, jika cocok maka bagian utang akan mengirim faktur rangkap ke-2 kepada pemilik untuk memeriksa faktur sekaligus mengetahui adanya utang yang harus dibayarkan, kemudian pemilik akan menerbitkan / membuat giro sesuai dengan jumlah pembayaran yang tertera didalam faktur beserta tanggal jatuh tempo pencarian giro, setelah membuatkan giro pemilik akan memberikan giro tersebut kepada bagian utang untuk segera diserahkan ke penagih. Setelah bagian utang menerima giro dari pemilik selanjutnya bagian utang membayarkan atau menyerahkan giro atas utang yang telah jatuh tempo, selajutnya bagian utang akan meminta kwitansi / tanda terima rangkap ke-1 dilakukan agar pemasok untuk kedepannya tidak menagih kembali dengan kwitansi / tanda terima yang sama. Kemudian kwitansi / tanda terima rangkap ke-1 dan faktur rangkap ke-2 disimpan berdasarkan tanggal, dan giro yang telah diisi diberikan kepada penagih untuk membayar utang. 3.5 Diagram Alir (Flowchart) Dokumen Proses Bisnis Berjalan Berdasarkan Identifikasi events bisnis dilakukan untuk mendeskripsikan kegiatan user dan alur kerja dari proses bisnis yang berjalan, yang dilengkapi dengan informasi tambahan berupa dokumen dari transaksi yang dihasilkan dari proses bisnis yang berjalan. Permodelan menggunakan flowchart. Diagram alir atau yang biasa dikenal sebagai flowchart merupakan aliran dokumen dari masing-masing bagian dalam perusahaan yang berkaitan dengan suatu proses bisnis pada CV. Sumber Abadi. Gambaran flowchart berikut ini menunjukkan sebuah flowchart untuk menjelaskan proses bisnis berjalan pada CV. Sumber Abadi, diantaranya:

12 Flowchart Prosedur Penjualan Produk ke Pelanggan Prosedur Penjualan Produk ke Pelanggan Bagian Penjualan Bagian Gudang Mulai 2 1 Menerima order dari pelanggan Membuat Faktur penjualan Memeriksa barang Mengkonfirmasikan ke Bagian gudang Faktur Penjualan 1 2 Mengeluarkan barang 1 Diberikan ke pelanggan N 2 Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Penjualan Produk ke Pelanggan

13 Flowchart Prosedur Permintaan Pembelian ke Bagian Pembelian Gambar 3.3 Flowchart Prosedur Permintaan Pembelian ke Bagian Pembelian

14 Flowchart Prosedur Pembelian Produk ke Pemasok Gambar 3.4 Flowchart Prosedur Pembelian Produk ke Pemasok

15 Flowchart Prosedur Penerimaan Barang dari Pemasok Gambar 3.5 Flowchart Prosedur Penerimaan Barang dari Pemasok

16 3.5.5 Flowchart Prosedur Menyerahkan Barang yang diterima dan Dokumen ke Bagian Gudang dan Bagian Pembelian 66 Gambar 3.6 Flowchart Prosedur Menyerahkan Barang yang diterima dan Dokumen ke Bagian Gudang dan Bagian Pembelian

17 Flowchart Prosedur Retur Pembelian dan Pemotongan Utang Produk ke Pemasok Gambar 3.7 Flowchart Prosedur Retur Pembelian Produk ke Pemasok

18 3.5.7 Flowchart Prosedur Menerima dan Mencatat Barang dari Bagian Penerimaan Barang 68 Gambar 3.8 Flowchart Prosedur Menerima dan Mencatat Barang dari Bagian Penerimaan Barang

19 Flowchart Prosedur Menerima Faktur Tagihan dari Penagih Gambar 3.9 Flowchart Prosedur Menerima Faktur Tagihan dari Penagih

20 Flowchart Prosedur Pembayaran Utang ke Pemasok Gambar 3.10 Flowchart Prosedur Pembayaran Utang ke Pemasok

21 Identifikasi Masalah dan Dampak Proses Bisnis yang lama Berikut ini adalah masalah-masalah yang dihadapi oleh CV. Sumber Abadi, diantaranya: 1. Bagian gudang sering sekali mengalami kehilangan barang atau pembelian tidak berdasarkan kondisi fisik didalam gudang. Dikarenakan bagian pembelian belum disertai oleh sistem database yang belum terintegrasi dengan baik antara data bagian gudang dengan bagian pembelian. Tidak adanya sistem yang terintegrasi akan mempersulit bagian gudang dan bagian pembelian memeriksa kesesuiaan data barang yang akan dibeli dengan kondisi fisik didalam gudang, serta akan sulit memeriksa arus keluar masuk barang didalam gudang. 2. Pada saat pemesanan seharusnya perusahaan memesan barang dengan menyertakan surat order pembelian dan surat order pembelian sebagai dasar bukti pemesanan kepada pemasok, bukan hanya kwitansi / tanda terima. Kondisi perusahaan sekarang hanya mengandalkan kwitansi / tanda terima yang sangat rentan terjadinya duplikasi atau kesalahan dalam penulisan. Dibutuhkan dokumen yang akurat, dapat dilacak sebab dokumen tersebut dibuat, dan otorisasi atas dokumen. Oleh karena itu dibutuhkan surat order pembelian, surat order pembelian ini sebagai dasar yang digunakan pada bagian penerimaan barang hingga pelunasan utang sebagai perbandingan atau pencocokan antara barang yang diterima dengan surat jalan, faktur dan dokumen eksternal dengan surat order pembelian yang diterbitkan oleh bagian pembelian. 3. Bagian pembelian mengalami kesulitan untuk melakukan penilaian terhadap pemasok dari segi harga, kualitas barang, dan ketepatan waktu dalam pengiriman barang. Harusnya bagian pembelian melakukan pencatatan history dengan menggunakan dokumen berupa surat permintaan penawaran harga yang dikirim ke masing-masing pemasok. Yang kemudian diterima kembali dari pemasok berupa surat penawaran harga sebagai perbandingan harga dari masing-masing pemilihan pemasok yang mempertimbangkan kriteria lain seperti: ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumlah, dan jumlah keseringan barang retur. Hal ini akan mengakibatkan sulitnya dalam menilai pemasok baru, dan perusahaan tidak

22 72 optimal dalam mendapatkan pemasok yang sesuai karena akan berdampak kepada kebutuhan perusahaan dalam memenuhi pesanan pelanggan serta dalam efisiensi biaya pembelian barang. 4. Terkait masalah penerimaan dari pemasok, selama ini belum ada proses pencatatan dokumen atau bukti penerimaan barang dari pemasok, pencatatan masih dilakukan secara tradisional dan sederhana yaitu masih menggunakan buku. Hal ini mengakibatkan bagian penerimaan hanya mencatat tidak sesuai dengan prosedur pencatatan persediaan maupun penerimaan karena tidak dibuat rangkapnya, sehingga sering kali terjadi kesalah pahaman dan telat dalam memberikan laporan ke bagian gudang. Disamping itu juga dapat mengakibatkan ada resiko hilangnya data, dan sulit dilakukan penelusuran atas penerimaan fisik barang yang telah terjadi. 5. Terkait masalah persediaan, belum adanya kebijakan mengenai jumlah persediaan minimum yang ditetapkan sebagai dasar untuk proses pemesanan kembali. Proses pembelian hanya dilakukan berdasarkan permintaan dari bagian penjualan, sehingga sering sekali pelanggan tidak mendapatkan barang yang di inginkan atau out of stock. Dampak akibat dari tidak adanya kebijakan persediaan minimum akan mempersulit perusahaan dalam memprediksi dan mempersiapkan persediaan barang dan akan menurunkan laba perusahaan karena banyak permintaan dari pelanggan yang tidak terpenuhi. 6. Terkait masalah pengelolaan utang usaha, sulit mengetahui tanggal jatuh tempo utang secara cepat agar bisa mengatur arus kas yang mendukung kelancaran pemenuhan pembayaran kepada pemasok. Seharusnya perusahaan dapat memperoleh informasi secara aktual mengenai tanggal jatuh tempo utang dengan mudah sehingga dapat melakukan perencanaan arus kas yang baik untuk menunjang kelancaran pemenuhan pembayaran utang ke pemasok. Selama ini pemasok yang melakukan penagihan secara langsung bukan perusahaan yang membayar berdasarkan jatuh tempo, hal ini mengakibatkan pada saat para pemasok datang pada hari yang sama untuk menagih utang maka akan mengakibatkan belum siapnya dana yang tersedia untuk pemenuhan pelunasan utang dan hubungan terhadap pemasok kurang baik.

23 73 7. Terkait masalah pembayaran utang, perusahaan masih rentan akan kecurangan dari pihak penagih hal ini terjadi karana proses penagihan yang belum baik, proses penagihan dilakukan dengan cara tukar menukar dokumen antara kwitansi / tanda terima 2 rangkap dari perusahaan, dan faktur 2 rangkap dari pemasok. Dan pada saat penagihan, pihak penagih datang dengan membawa kwitansi / tanda terima asli yang asalnya dari perusahaan untuk dilakukannya penagihan utang. Hal ini berdasarkan wawancara dengan perusahaan mengatakan bahwa pihak penagih sering melakukan penipuan dan duplikasi faktur. Perusahaan belum mampu mengelola cash flow dengan baik dikarenakan belum adanya dokumen bukti kas keluar atas pembayaran utang. Permasalahan yang timbul dikarenakan prosedur penagihan utang yang masih belum baik, belum adanya laporan yang mampu mengelola cash flow perusahaan, dan dikarenakan pegawai yang tidak teliti dalam memeriksa faktur dan kurangnya dokumentasi atas pencatatan transaksi perusahaan yang belum baik. 8. Pada saat retur barang, pihak perusaahan hanya menyerahkan kurir pemasok untuk melakukan hal tersebut dan tidak meminta persetujuan dari bagian pembelian atas barang yang akan di kembalikan, pada saat barang tidak sesuai atau dengan kata lain ketika barang rusak tidak ada pergantian barang dan barang dikembalikan ke pemasok untuk diganti dengan barang baru belum adanya dokumen yang diterbitkan dari perusahaan untuk mengurangi utang perusahaan terhadap pemasok dan pada saat penukaran barang tidak ada dokumen yang diterbitkan oleh perusahaan. Perusahaan hanya mengandalkan dokumen dari pihak pemasok dengan mencoret atau mengubah dokumen faktur secara langsung. Kurangnya dokumen dari perusahaan yang akan memicu kesalahan dalam penukaran barang dan perhitungan nilai utang atas barang tidak sesuai untuk dikembaikan ke pemasok dan tidak ada bukti dokumen yang di keluarkan pihak perusahaan yang menyatakan bahwa utang perusahaan pada pemasok berkurang akibat barang yang tidak sesuai untuk dikembalikan. 3.7 Usulan Perbaikan Untuk Masalah yang Dihadapi Dari identifikasi masalah yang timbul, berikut ini usulan perbaikan dari masalah yang dihadapi oleh CV. Sumber Abadi, diantaranya:

24 74 1. Untuk menyelesaikan masalah terkait sering terjadinya kehilangan dan pembelian tidak berdasarkan kondisi fisik didalam gudang maka dibutuhkan sistem database yang terintergrasi dengan baik yang membantu dalam hal pengecekan kesesuaian barang antara data barang didalam database dengan fisik barang yang dilakukan oleh bagian gudang dan bagian pembelian dapat memperoleh informasi mengenai data barang secara akurat, cepat, dan tepat. 2. Untuk menyelesaikan masalah terkait pembelian kepada pemasok yang masih menggunakan kwitansi / tanda terima, maka dibutuhkan prosedur yang sesuai dengan proses pembelian yaitu dengan menerbitkan dokumen surat order pembelian yang berisikan data barang, data pemasok, dan kuantitas order. Bagian pembelian yang memiliki otorisasi atas terbitnya surat order pembelian, surat order pembelian tersebut digunakan untuk melakukan pembelian kepada pemasok, dokumen tersebut terdiri dari rangkap 7, berikut keterangannya: a. Rangkap 1-3 diberikan kepada bagian penerimaan barang dimana rangkap 1 untuk disimpan oleh bagian penerimaan barang, dan rangkap 2 dan 3 untuk proses selanjutnya diserahkan kepada pemasok sebagai tanda terima barang, selain itu dokumen surat order pembelian juga digunakan sebagai pembanding dengan surat jalan yang nantinya diterima pada saat barang diterima oleh bagian penerimaan barang. b. Rangkap ke-4 diberikan kepada bagian utang untuk membandingkan faktur dari pemasok yang diikuti dengan dokumen bukti penerimaan barang. c. Rangkap ke-5 diberikan kepada bagian gudang dengan tujuan agar bagian gudang turut menerima bukti bahwa bagian pembelian telah melakukan pembelian berdasarkan permintaan dari bagian gudang atas dokumen surat permintaan pembelian, dan dokumen SOP disimpan berdasarkan nomor. d. Rangkap 6 dan 7 disimpan sebagai bukti pemesanan dan pembelian barang kepada pemasok yang masing-masing disimpan berdasarkan tanggal dan nama pemasok, dan tujuan surat order pembelian

25 75 disimpan adalah sebagai bukti pemesanan dan untuk menelusuri proses pembelian ke pemasok. 3. Untuk menyelesaikan masalah pada bagian pembelian mengenai pemilihan pemasok yang terbaik dibutuhkan sistem pencatatan semua informasi mengenai harga yang ditawarkan oleh pemasok selama ini. Dengan adanya sistem pencatatan yang teratur, informasi perbandingan harga yang terbaru dapat langsung dimanfaatkan sebagai pendoman dalam memilih pemasok. Dari pemilihan pemasok yang terbaik selanjutnya bagian pembelian membuat surat permintaan penawaran harga (SPPH) yang dikirim ke setiap pemasok yang masuk dalam kriteria perusahaan yang nantinya pemasok akan merespon balik dengan mengirimkan surat penawaran harga (SPH) berdasarkan kriteria dan hasil negosiasi, dan setelah hasil diterima dari pemasok berupa SPH maka bagian pembelian akan meminta keputusan atas SPH tersebut ke pemilik, dan kemudian pemilik akan memilih dan memutuskan dari beberapa SPH pemasok dengan beberapa kondisi, apabila tidak ada yang disetujui maka pemilik akan menyuruh bagian pembelian untuk mencari pemasok lain dan melakukan proses pembuatan awal SPPH yang disebarkan kepara pemasok yang telah di tentukan, dan apabila disetujui maka bagian pembelian akan meneruskan proses pembelian dengan pemasok pilihan dengan menerbitkan SOP dan menelpon pemasok yang dituju. Manfaat dengan adanya surat penawaran harga maka akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan negosiasi harga terbaik untuk perusahaan dalam memilih pemasok. 4. Untuk menyelesaikan masalah terkait dengan pencatatan barang dari pemasok yang dibutuhkan pencatatan barang berupa bukti penerimaan barang sebanyak 2 rangkap yang dibuat oleh bagian penerimaan barang yang nantinya akan dikirim ke bagian gudang untuk dilakukan pencatatan atas penerimaan barang yang telah terjadi, pencatatan ini dilakukan agar bagian gudang mengetahui bahwa barang yang dipesan telah sampai dan diterima oleh bagian penerimaan barang. Bukti penerimaan barang tersebut juga harus diberikan kepada bagian pembelian untuk dilakukan pencatatan tanggal penerimaan pada surat order pembelian rangkap ke-6 dan ke-7 untuk dokumentasi. Kemudian dibutuhkan pencatatan kedalam sistem dam mencatak dalam bentuk dokumen bukti penerimaan barang agar

26 76 memudahkan penyimpanan dan pencarian kembali informasi mengenai penerimaan barang. Bukti penerimaan barang ini juga digunakan sebagai dasar pencocokan pada saat pembayaran utang. 5. Untuk menyelesaikan masalah terkait dengan masalah persediaan minimum, dibutuhkan suatu sistem yang mampu menyediakan sistem pengendalian internal atas ROP berdasarkan kebijakan persediaan minimal sehingga diharapkan persediaan dapat selalu tersedia sesuai dengan jumlah kebutuhan pemakainya dan jumlah kapasitas persediaan digudang. Dimana sistem informasi yang dirancang dapat memberikan informasi mengenai ketersediaan barang digudang. Bentuk informasi yang dihasilkan berupa laporan persediaan apabila persediaan telah mencapai batas ROP yang telah ditentukan untuk setiap barang, sehingga bagian pembelian dapat melakukan pemesanan secara langsung, proses pembelian tidak hanya dilakukan atas dasar permintaan dari bagian penjualan saja tetapi terdapat sistem yang mampu menghadirkan informasi yang memberikan informasi untuk melakukan pemesanan kembali dalam bentuk laporan persediaan. 6. Untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan pengelolaan utang, perlu dirancang suatu sistem yang dapat merekapitulasi terkait dengan nilai utang sehingga memudahkan bagian utang untuk dapat mengetahui jumlah utang yang seharusnya dibayar dan tanggal jatuh tempo utang yang akan datang, sistem tersebut mampu memberikan informasi yang dibutuhkan bagian utang dalam mengelola utang dan terdapat informasi terkait status utang terhadap faktur yang jatuh tempo maupun yang telah terbayarkan. Sehingga pada saat utang jatuh tempo perusahaan sudah mengetahui dan siap dalam memenuhi dana yang akan dikeluarkan untuk pembayaran utang. 7. Untuk menyelesaikan masalah pembayaran utang yang rentan akan kecurangan dari pihak penagih, yang banyak disebabkan karena proses penagihan yang belum baik, serta proses penagihan yang melakukan tukar menukar dokumen yang dapat memicu timbulnya kecurangan yang dilakukan oleh penagih. Maka dari itu seharusnya perusahaan tidak melakukan tukar menukar dokumen internal perusahaan dengan penagih, seharusnya perusahaan hanya akan menerima faktur dari penagih atas utang yang akan ditagih. Yang pada dasarnya faktur tersebut menjadi

27 77 dokumen yang hanya digunakan pada saat penagihan, faktur tersebut harus diterima oleh bagian pembelian untuk memeriksa keabsahan dari faktur yang diberikan oleh penagih. Setelah dinilai sah maka faktur tersebut diberikan kepada bagian utang untuk dilakukan perbandingan dengan dokumen-dokumen internal perusahaan yang diantaranya surat order pembelian dan bukti penerimaan barang yang dimiliki perusahaan untuk memeriksa kesesuaian faktur tersebut dengan dokumen yang dimiliki perusahaan, merancang sistem yang mampu memberikan transaction history untuk menghindari kecurangan yang dilakukan pihak pemasok dalam menagih utang dalam hal duplikasi faktur atau penagihan kembali atas faktur palsu atau duplikasi. Selain itu untuk mengatasi pengelolaan cash flow yang dikarenakan belum adanya bukti kas keluar, perusahaan seharusnya membuat dokumen bukti kas keluar yang dikeluarkan oleh bagian utang sebanyak 3 rangkap, dimana 3 rangkap tesebut disimpan sementara bersamaan dengan faktur, dengan adanya sistem pengingat jatuh tempo sehingga bagian utang dapat mengetahui tanggal jatuh tempo utang yang akan datang dan memudahkan pemilik dalam mempersiapkan dana untuk membayar utang, setelah sistem memberikan informasi mengenai tanggal jatuh tempo faktur beserta bukti kas keluar diberikan kepada pemilik untuk dilakukan pemeriksaan atas faktur dan setelah sah maka pemilik selaku otorisasi akan menerbitkan giro yang kemudian diberikan kepada bagian utang, kemudian bagian utang membayarkan utang yang telah jatuh tempo. Dimana giro dan bukti kas keluar rangkap ke-1 dikirim ke pemasok bersamaan dengan itu bagian utang membuat rekapitulasi register giro, bukti kas keluar rangkap ke-2 dibuatkan rekapitulasi register bukti kas, bukti kas keluar rangkap ke-3 disimpan berdasarkan nomor, dan faktur yang telah terbayarkan diberikan ke bagian pembelian untuk disimpan berdasarkan nama pemasok. Hal ini akan mencegah terjadinya kecurangan, penipuan, dan duplikasi faktur dari pihak penagih, maupun pegawai perusahaan. 8. Untuk menagatasi masalah kurangnya dokumentasi pada saat barang tidak sesuai dan dikembalikan ke pemasok atau tidak ada pergantian barang serta pada saat penukaran barang akibat barang rusak ke pemasok, belum adanya dokumen yang diterbitkan dari perusahaan untuk mengurangi utang

28 78 perusahaan terhadap pemasok dan pada saat penukaran barang tidak ada dokumen yang diterbitkan oleh perusahaan. Dibutuhkan prosedur retur barang yang baik, yaitu dengan cara apabila terdapat barang yang rusak bagian penerimaan barang mengkonfirmasikan hal tersebut kepada bagian gudang bersamaan dengan surat jalan, setelah bagian gudang menerima barang yang rusak beserta surat jalan, bagian gudang memeriksa kondisi fisik barang untuk memastikan kemudian setelah menemukan kerusakan bagian gudang menginformasikan hal tersebut kepada bagian pembelian untuk melakukan retur atau membuat memo debit sebagai pemotongan utang apabila barang dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan atau tidak ada pergantian barang dan ketika barang ditukar ke pemasok, setelah bagian pembelian menerima informasi dari bagian gudang selanjutnya membuat memo debit 2 rangkap yang digunakan sebagai pemotongan utang apabila barang dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan atau barang ditukar ke pemasok. Bagian pembelian melakukan koreksi surat jalan dan faktur atas barang yang rusak dengan cara memberikan notes atau memperbaiki jumlah barang yang seharusnya diterima oleh perusahaan. Setelah proses itu selesai maka barang beserta memo debit rangkap ke-1, surat jalan dan faktur yang telah dikoreksi dikembalikan melalui kurir pemasok. Proses selanjutnya adalah memberikan memo debit rangkap ke-2 tersebut kepada bagian utang untuk dilakukannya rekonsiliasi antara bukti kas keluar dengan memo debit, memo debit yang diarsipkan sebagai pengurang utang atas barang rusak yang tidak bisa dikembalikan dan pada saat penukaran barang baru ke pemasok, diarsipkan bersamaan dengan bukti kas keluar atas nama debitur yang belum dibayar, dengan itu kesalahan dalam proses retur barang dapat dihindari dan untuk dapat mempermudah menetukan nilai utang secara akurat. 3.8 Manfaat Sistem Baru Untuk Mengatasi Masalah yang lama. 1. Setelah adanya sistem database yang baik, memudahkan bagian pembelian untuk memantau secara langsung data persediaan ke dalam database persediaan. Atas dasar pengecekan ke dalam database tersebut apabila kondisi persediaan habis atau hampir menyentuh ROP maka bagian pembelian dapat melakukan pembelian secara langsung berdasarkan status

29 79 atau kondisi persediaan di dalam database. Selain itu adanya sistem database yang terintergrasi dengan baik antar bagian gudang dan pembelian, dapat membantu dalam hal pengecekan kesesuaian barang antara data barang didalam database dengan fisik barang yang dilakukan oleh bagian gudang dan bagian pembelian dapat memperoleh informasi mengenai data barang secara akurat, cepat, dan tepat. 2. Dengan adanya dokumen surat order pembelian pada saat perusahaan memesan barang kepada pemasok, akan mengurangi terjadinya salah paham antara bagian pembelian dan pemasok pada saat proses pembelian, adanya otorisasi dan tanggung jawab terhadap dokumen, menghindari terjadinya kecurangan, dan dapat dilakukan pelacakan terhadap dokumen terkait pada saat penerimaan barang maupun pada saat pembayaran utang. 3. Dengan adanya dokumen surat penawaran harga maka akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan negosiasi harga terbaik untuk perusahaan dalam memilih pemasok, sehingga perusahaan dapat mengevaluasi mengenai kinerja pemasok mengenai ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumalah pengiriman pesanan, informasi atas perubahan harga maupun informasi lain terkait dengan perubahan barang mampu menghadirkan informasi secara cepat, kualitas yang dinilai dari bagaimana tingkat retur yang terjadi, dari kriteria diatas maka dapat dijadikan indikator dalam perhitungan atau penilaian pada saat evaluasi pemasok. 4. Dengan adanya dokumen bukti penerimaan barang, perusahaan dapat memonitor arus barang yang masuk ke dalam gudang, bukti penerimaan barang juga digunakan sebagai bukti fisik atas barang yang diterima dimana bukti penerimaan barang tersebut harus diketahui oleh bagian gudang, penerimaan barang, maupun bagian pembelian bukti penerimaan barang tersebut dicocokkan dengan dokumen-dokumen terkait serta barang yang diterima tujuaannya agar tidak terjadi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan maupun pemasok. 5. Dengan adanya sistem yang mampu menghadirkan informasi mengenai ketersediaan barang digudang dengan informasi yang menghasilkan laporan persediaan apabila persediaan telah mencapai batas ROP yang telah ditentukan untuk setiap barang, yang diikuti dengan kebijakan

30 80 persediaan minimal, sehingga diharapkan persediaan dapat selalu tersedia sesuai dengan jumlah kebutuhan pemakainya dan jumlah kapasitas persediaan digudang, serta menjaga persediaan dari out of stock dan over stock. Dengan adanya sistem pemesanan kembali akan mempermudah bagian gudang dan pembelian dalam melakukan proses pembelian, selain itu dengan adanya sistem tersebut menjaga agar persediaan pada posisi tersedia sehingga pada saat pelanggan memesan barang yang diinginkan maka barang tersebut tersedia, dengan itu laba perusahaan dan kepercayaan pelanggan akan meningkat. 6. Dengan adanya sistem pengelolaan utang yang baik maka akan membantu pemilik, terkait dalam melakukan perencanaan arus kas perusahaan dimasa depan dengan lebih baik. Selain itu juga perusahaan akan mendapatkan manfaat apabila dapat membayar utang dengan tepat waktu untuk mendukung perusahaan dalam menjaga nama baik perusahaan dengan membayar utang secara tepat waktu. Dengan adanya sistem yang mampu memberikan informasi atas utang jatuh tempo sehingga pemilik dapat mempersiapkan dana dan menentukan waktu pembayaran yang tepat dengan mempertimbangkan cash flow perusahaan, oleh karena pengelolaan hutang yang baik maka dapat meningkatkan hubungan kepercayaan dengan para pemasok. 7. Dengan memperbaiki proses penagihan yang sesuai dengan prosedur yang baik, dan merancang sistem yang mampu memberikan transaction history untuk menghindari kecurangan yang dilakukan pihak pemasok dalam menagih utang dalam hal duplikasi faktur atau penagihan kembali atas faktur palsu atau duplikasiakan menghindari terjadinya kecurangan, penipuan, dan duplikasi faktur dari pihak penagih, maupun pegawai perusahaan. Dan dengan adanya pencatatan transaksi atas bukti kas keluar perusahaan dapat mengelola dengan baik cash flow perusahaan sehingga perusahaan dapat mengurangi resiko kecurangan pemasok dalam melakukan penagihan kembali atas faktur yang telah terbayarkan dengan adanya dokumen dan prosedur yang diusulkan maka dapat dilakukan pelacakan bukti pengeluaran kas atas faktur. 8. Dengan prosedur retur yang baik menerbitkan memo debit, perusahaan memiliki bukti atas barang yang rusak untuk ditukar dan barang rusak tidak

31 81 bisa dikembalikan ke pemasok atau barang dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan. Dengan prosedur yang baik membuat antar bagian mengetahui barang yang diretur dan dilakukannya pengurang utang untuk mencegah terjadinya kerja sama antara pegawai penerimaan barang dengan kurir pemasok, serta perusahaan akan mudah dalam menentukan nilai utang secara akurat untuk menghindari kesalahan dan manupulasi pemasok, bagian yang terlibat dalam mengawasi proses retur dan pemotongan utang atau barang tidak sesuai adalah bagian gudang yang bertindak dalam memeriksa dan memastikan barang tersebut rusak, bagian pembelian yang menerbitkan memo debit dan mengawasi proses pengembalian barang atau pemotongan utang serta mengawasi dalam pengubahan dokumen surat jalan yang dilakukan oleh kurir pemasok, dengan adanya sistem mempermudah perusahaan dalam melakukan perhitungan akhir bukti kas keluar atas nama debitur yang belum dibayar dengan memo debit, selain itu untuk mengurangi resiko kecurangan dan kekeliruan pemasok dalam menetapkan nilai utang pada saat penagihan atau pada saat penerbitan faktur yang akan diberikan ke perusahaan. 3.9 Analisa ROP. Dalam perhitungan ROP ada beberapa informasi yang dibutuhkan dalam menghitung reorder point, yaitu : permintaan perhari x waktu tunggu untuk pesanan baru dalam hari (lead time) + safety stock. Dari informasi yang didapatkan perusahaan menetapkan safety stock 100% dari permintaan perhari, fungsi safety stock adalah untuk menjaga persediaan agar tetap pada posisi tersedia disaat waktu pemesanan (lead time). Perhitungan ROP dilakukan sampling pada barang yang perputaran perharinya tinggi dan barang yang perputaran perharinya rendah, karena banyaknya persediaan yang terdapat didalam perusahaan CV.. Sumber Abadi maka dilakukan sampling terhadap persediaan. Sebelum melakukan perhitungan, berikut ini adalah data tentang persediaan CV. Sumber Abadi yang dilakukan sampling pada tahun 2012 :

32 82 Tabel 3.1 Penjualan CV. Sumber Abadi tahun 2012 Nama Produk Jumlah Pesanan Jumlah Pesanan (Per tahun) (Per hari) Semen Tiga Roda (50kg) Batu Bata Closet Duduk TOTO Sumber : Catatan penjualan CV. Sumber Abadi tahun 2012 Tabel 3.2 Bahan baku dan pemasok CV. Sumber Abadi tahun 2012 Nama Produk Nama Bahan Baku Nama Pemasok Lead Time Supplier Tiga Roda Semen Tiga Roda PT. Indocement 1 hari (50kg) Batumer Batu Bata Merah CV. Nagamakmur 2 hari TOTO Closet Duduk TOTO PT. Intimegah 2 hari Sumber : Catatan penjualan CV. Sumber Abadi tahun 2012 Dalam proses analisis, perhitungan akan dilakukan pada beberapa produk atau sampling yang dimiliki perusahaan, semua perhitungan akan memiliki alur yang sama Perhitungan ROP a) Semen Safety Stock = 100% x (permintaan perhari x lead time) = 100% x (200 x 1) = 200 Zak Perhitungan per tahun ROP = permintaan tahun / 320 (hari) x lead time + Safety Stock = / 320 = 200 x 1 hari = (SS) = 400 Zak Perhitungan per hari

33 83 ROP = permintaan tahun / 320 (hari) x lead time + Safety Stock = 200 x = 400 Zak b) Batu Bata Merah Safety Stock = 100% x (permintaan perhari x lead time) = 100% x ( x 2) = Buah Perhitungan per tahun ROP = permintaan tahun / 320 (hari) x lead time + Safety Stock = / 320 = x 2 hari = (SS) = Buah Perhitungan per hari ROP = permintaan tahun /320 (hari) x lead time + Safety Stock = x = Buah c) Closet Duduk TOTO Safety Stock = 100% x (permintaan perhari x lead time) = 100% x (10 x 2) = 20 Unit Perhitungan per tahun ROP = permintaan tahun / 320 (hari) x lead time + Safety Stock = 3200 / 320 = 10 x 2 hari = (SS) = 40 Unit Perhitungan per hari ROP = permintaan tahun /320 (hari) x lead time + Safety Stock

34 84 = 10 x = 40 Unit Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan untuk sampling yang diambil : Tabel 3.3 Hasil perhitungan Safety Stock, dan ROP Nama Jumlah Permintaan Lead Safety ROP Produk Total Produk (per tahun) Rata Rata Harian (per hari) Time (hari) Stock A B = A / 320 hari C D = 150% x (B x C) E = B x C + D Semen Tiga hari 200 Zak 400 Zak Roda (50kg) Batu Bata Merah hari Buah Buah Closet Duduk TOTO hari 20 Unit 40 Unit

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari PT Kurnia Mulia Citra Lestari adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan akta notaris no.67 dihadapan Emmy Halim.SH,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL 3.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang Usaha PT. Aromatech International

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada PT Arwana Citramulia, Tbk Untuk mengetahui tentang prosedur pembelian pada PT Arwana Citramulia, Tbk, maka penerapan prosedur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut ini adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan di dalamnya : 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Perorangan Felindo Jaya didirikan pada tahun 1997, dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah perusahaan PD. Hutama Waserda merupakan perusahaan berbadan hukum yang bergerak di bidang retail dan didirikan pada tanggal 8 oktober 1993 oleh Bpk. Wendy

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam perkembangan dunia di bidang otomotif yang semakin maju, sehingga jumlah unit kendaraan khususnya di daerah jabotabek semakin menjamur,

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 41 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 3.1 Profile Perusahaan PT Rackindo Setara Perkasa merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa

Lebih terperinci

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK 1. TUJUAN Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian:

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian: L61 apakah penerimaan barang untuk kode order pembelian yang baru saja diterima barangnya sudah lengkap diterima atau belum, apabila sudah lengkap, maka status order pembelian di dalam basis data akan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut adalah gambaran tentang PT. Phanovindo Suksestama meliputi sejarah perusahaan, struktur, pembagian tugas dan tanggung jawab di

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Berawal dari hobi Bapak Arifin berolahraga, lalu muncul ide untuk mendirikan sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam melakukan kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap berjalannya kegiatan biasanya

Lebih terperinci

PT. WIYO. Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE. PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN

PT. WIYO. Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE. PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN Lampiran 1 PT. WIYO Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN 1. TUJUAN Tujuan dari Standard Operating Procedure penerimaan pesanan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain. BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam sub bab ini membahas mengenai situasi perusahaan dan sistem yang sedang berjalan, deskripsi masalah yang dihadapi perusahaan serta akibat yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Niagatama Cemerlang adalah sebuah perusahaan yang berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. PANCASONA DAYASAKTI YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. PANCASONA DAYASAKTI YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. PANCASONA DAYASAKTI YANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Pancasona Dayasakti adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN Lampiran 1. Persediaan Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN 1. TUJUAN Standard Operating Procedure sistem

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung

Lebih terperinci

BAB 3 DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN. di Bandung. PT Gemilang Elektrik Indonesia telah mendapat Surat Keputusan

BAB 3 DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN. di Bandung. PT Gemilang Elektrik Indonesia telah mendapat Surat Keputusan 52 BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN JAS A, PIUTANG DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT Gemilang Elektrik Indonesia didirikan pada tahun 2000

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan dan penerimaan kas PT Kurnia Mulia Citra Lestari, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja. 35 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Perumusan Objek Penelitian 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Delta Suplindo Internusa adalah sebuah perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan PD. Harapan Baru adalah sebuah perusahaan yang dijalankan dengan proses utamanya ialah membeli dan menjual barang elektronik.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. bergerak di bidang pembuatan plate flexo photopolymer. PT. PUTRA MANDIRI PT. PUTRA MANDIRI ABADI

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. bergerak di bidang pembuatan plate flexo photopolymer. PT. PUTRA MANDIRI PT. PUTRA MANDIRI ABADI BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. PUTRA MANDIRI ABADI adalah perusahaan perseorangan yang bergerak di bidang pembuatan plate flexo photopolymer. PT. PUTRA MANDIRI ABADI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT PANCAYASA PRIMATANGGUH berdiri pada awal tahun 1990 oleh Budi Arifandi, Yohanes Kaliman dan Soegiarto Simon. PT PANCAYASA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini menjelaskan hasil analisis terhadap jawaban teknik dari obseravasi, wawancara dan teknik pengumpulan data arsipakan di uraikan mengenai pembahasannya. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang 51 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang automotive accessories, plastic injection, dan moulding

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil dari proses evaluasi kegiatan pembelian tunai dan persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan persediaan, penggunaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Mutiara Electronic pertama kali didirikan pada tanggal 8 Maret 00 di Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN. Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika?

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN. Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika? L1 LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika? Jawab (J) : Kami membutuhkan aplikasi untuk kegiatan pembelian, produksi, inventory,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengauditan internal atas pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT TARGET MAKMUR SENTOSA merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL. Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak dalam bidang hasil bumi.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL. Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak dalam bidang hasil bumi. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL 3. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Sumber Hasil terletak di Jalan Godean km 5 no 03 Godean, Sleman 55292, Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. dengan akta bernomor 26 oleh notaris Silvia, SH yang bertempat di Jalan Suryopranoto

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. dengan akta bernomor 26 oleh notaris Silvia, SH yang bertempat di Jalan Suryopranoto BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Cakra Supra Aditia didirikan pada tanggal 11 Juni 1998 oleh Ibu Lily Liu sebagai salah satu pemegang saham utama dan beberapa pemegang saham

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Lama Melihat model bisnis dari PT XYZ maka kita dapat melakukan pembagian atas setiap proses bisnis yang ada didalam perusahaan. Adapun proses-proses bisnis tersebut

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait. Lampiran 1. SOP Akitivitas Penjualan Tunai CV. MAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE Prosedur Penjualan Tunai 1. TUJUAN Tujuan dari standard operating procedure untuk prosedur penjualan tunai hingga penerimaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 73 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Dutaniaga Khatulistiwa adalah perusahaan yang bergerak dibidang distibutor dalam perdagangan plastik. Perusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian Penulis melakukan studi kasus dengan objek penelitiah pada salah satu distributor mebel yaitu UD. Gege Furniture yang berada di

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Operasional Standar (POS) Aktivitas Pembelian

Lampiran 1 Prosedur Operasional Standar (POS) Aktivitas Pembelian Lampiran 1 Prosedur Operasional Standar (POS) Aktivitas Pembelian CV AGRO CHAMP PERKASA PEMBELIAN BAHAN BAKU No. Dokumen Tanggal Terbit 0 1 dari 7 1. TUJUAN Tujuan dari Prosedur Operasional Standar (POS)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Perkembangan Organisasi Perusahaan PT. Indah Sakti terbentuk pada Januari tahun 2004 atas prakarsa dan tujuan serta gagasan, misi yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dalam bab-bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan sistem akuntansi yang. bahan baku dan pembayaran hutang dagang sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN. dalam bab-bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan sistem akuntansi yang. bahan baku dan pembayaran hutang dagang sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN 5.1.Evaluasi Sistem Akuntansi UD BERDIKARI Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan sistem akuntansi yang saat ini

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Evaluasi Ada beberapa alasan mengapa harus dibuat perencanaan yang baik sebelum melakukan evaluasi yaitu memperoleh bahan bukti yang cukup, mengidentifikasi

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB 3. Gambaran Umum Perusahaan. flexo photopolymer. Dengan misi awal yang sangat sederhana, yaitu memproduksi plate

BAB 3. Gambaran Umum Perusahaan. flexo photopolymer. Dengan misi awal yang sangat sederhana, yaitu memproduksi plate BAB 3 Gambaran Umum Perusahaan 3.1 Sejarah perusahaan PT.FLS adalah perusahaan perseorangan yang bergerak dibidang pembuatan plate flexo photopolymer. Dengan misi awal yang sangat sederhana, yaitu memproduksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. PT. Sarana Prima Kencana merupakan perusahaan yang berdiri di

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. PT. Sarana Prima Kencana merupakan perusahaan yang berdiri di BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Sarana Prima Kencana merupakan perusahaan yang berdiri di Palembang, Sumatera Selatan pada 12 Mei 2004, didirikan oleh Sadioso Harmono, yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang supplier handuk dan sprey ke

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang supplier handuk dan sprey ke BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Bab ini membahas mengenai sejarah dari perusahaan. PT. Timur Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang supplier handuk dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Menurut Mulyadi (2008:5) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Objek & Lokasi Penelitian Penulis menggunakan Objek penelitian PT. Makmur Grafika yang berlokasi di LIK Bugangan Baru, Jl. Industri VIII B1 B/5-6,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan perusahaan pada zaman sekarang tidak terlepas dari aktivitas bisnis sebagai modal utama dalam menangani setiap proses bisnis yang terkait dengan suatu produk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

Lampiran 1 FLOWCHART PROSEDUR PENJUALAN

Lampiran 1 FLOWCHART PROSEDUR PENJUALAN Lampiran 1 FLOWCHART PROSEDUR PENJUALAN Lampiran 2 FLOWCHART USULAN PERBAIKAN SOP SIKLUS PENJUALAN Lampiran 3 CV. BINTANG JAYA Jalan Brigjen Katamso 141, Desa Janti Waru-Sidoarjo STANDARD

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88 67 BAB ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88. Sejarah Perusahaan Perusahaan Perorangan Notebook88 mulai beroperasi di Jakarta sejak September 00. Notebook88 adalah sebuah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA 3.1 Pembatasan Area Bisnis Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada perusahaan kontraktor terdapat beberapa pembatasan pada area bisnis. Pembatasan area bisnis

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Mandiri Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor (bahan konstruksi, mekanikal,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat PT. BERLIAN TECHPRINT INDONESIA merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei 2007. Perusahaan didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi pembelian, hutang dan pengeluaran kas pada PT Tuffiadi Semesta maka ditemukan beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN

BAB III OBYEK PENELITIAN BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat PT. Willindo Sukses Abadi PT. Willindo Sukses Abadi berdiri pada tanggal 31 Juli 2008 dengan akte pendirian nomor 116 dari notaris bernama Ibu Marina Soewana,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. A XI No. 5 Jakarta PT. Tanavit Organik Murni telah memulai

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. A XI No. 5 Jakarta PT. Tanavit Organik Murni telah memulai BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi PT. Tanavit Organik Murni merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan hasil bumi yang diproduksi secara organik. PT. Tanavit

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PD. Cahaya Fajar adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur. Perusahaan ini menjalankan usahanya dalam

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan perusahaan pada zaman ini maka setiap perusahaan harus memiliki sistem-sistem yang dapat di gunakan untuk merencanakan, menyusun,

Lebih terperinci

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata 68 BAB 3 Analisa Kebutuhan Basisdata 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Mitratama Uniplast merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mendaur ulang biji plastik, lalu menjualnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dari pemasok untuk pengadaan atau penyediaan barang agar. permintaan pelanggan dapat dipenuhi dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. barang dari pemasok untuk pengadaan atau penyediaan barang agar. permintaan pelanggan dapat dipenuhi dengan baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasionalnya sehari-hari untuk

Lebih terperinci

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O Tujuan dari siklus pengeluaran Meyakinkan bahwa seluruh barang dan jasa telah dipesan sesuai kebutuhan Menerima seluruh barang yang dipesan dan memeriksa (verifikasi)

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci