BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi profil sekolah a. Akreditasi sekolah Dari keseluruhan sampel sekolah menengah atas (SMA) yang diteliti, terdapat sebanyak 11 sekolah (34%) yang berakreditasi A, 14 sekolah (44%) yang berakreditasi B, 2 sekolah (6%) yang berakreditasi C, dan 5 sekolah (16%) yang tidak terakreditasi (TT). Tingkatan berdasarkan hasil akreditasi pada sekolah menengah atas (SMA) yang diteliti ini telah mewakili populasi sekolah menengah atas (SMA) yang ada di provinsi Gorontalo. Hasil akreditasi sekolah pada populasi SMA yang ada di provinsi Gorontalo dan sebarannya di setiap kabupaten / kota dapat dilihat dalam tabel berikut. N o Tabel 4.1. Hasil akreditasi SMA di Provinsi Gorontalo Kabupaten / Kota Jumlah Sekolah dengan Akreditasi A Jumlah Sekolah dengan Akreditasi B Jumlah Sekolah dengan Akreditasi C Jumlah Sekolah yang tidak terakreditasi (TT) 1 Kota Gorontalo 4 Sekolah 3 Sekolah Kabupaten Pohuwato 1 sekolah 3 Sekolah 1 Sekolah 1 Sekolah 3 Kabupaten Boalemo 2 Sekolah 2 Sekolah 1 Sekolah 1 Sekolah 4 Kabupaten Bone Bolango 3 Sekolah 2 Sekolah - 2 Sekolah 4 Kabupaten Gorontalo Utara - 4 Sekolah - 4 Sekolah 6 Kabupaten Gorontalo 4 Sekolah 5 Sekolah 1 Sekolah 3 Sekolah Jumlah 14 Sekolah 19 Sekolah 3 Sekolah 11 Sekolah (30%) (40%) (6%) (23%)

2 Adapun sebaran sekolah berdasarkan akreditasinya di setiap Kabupaten / kota dapat dilihat pada grafik berikut. Perbandingan Jumlah Sekolah Berdasarkan Akreditasi 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Kota Gorontalo Kabupaten Pohuwato Kabupaten Boalemo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara Kabupaten Gorontalo A B C TT Gambar 4.1. Grafik sebaran sekolah di Kabupaten / Kota berdasarkan pencapaian akreditasi sekolah Dari grafik tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa daerah yang paling baik kualitas sekolahnya berdasarkan akreditasinya adalah kota Gorontalo karena semua SMA telah berakreditasi A dan B. Adapun daerah yang paling buruk kualitas sekolahnya adalah kabupaten Gorontalo Utara karena belum memiliki SMA yang berakreditasi A, dan sebagian dari SMA yang ada belum terakreditasi. Secara keseluruhan, berdasarkan tabel diatas, Populasi SMA yang ada di provinsi Gorontalo didominasi oleh sekolah yang berakreditasi B (baik) dengan jumlah persentasi sebanyak 40%. Fakta bahwa Provinsi Gorontalo masih memiliki SMA yang belum terakreditasi dengan persentasi yang cukup besar yakni sebanyak 23% (11 sekolah), juga perlu dicermati. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat 23% SMA yang belum

3 memiliki kelayakan, ditinjau dari indikator penilaian badan akreditasi nasional (BAN). Keberadaan sekolah sekolah yang belum terakreditasi ini disebabkan oleh faktor kelayakan dan kesiapan sekolah. Sekolah sekolah tersebut belum mendapat kunjungan visitasi dari Badan Akreditasi Provinsi karena faktor kelayakan sekolah yang masih sangat kurang. Lima diantara SMA yang belum terakreditasi tersebut merupakan sekolah baru, dimana faktor kelayakannya masih sangat kurang bila ditinjau dari kelengkapan sarana dan prasarana serta jumlah guru. b. Status sekolah Dari keseluruhan sampel sekolah menengah atas (SMA) yang diteliti, terdapat sebanyak 27 sekolah (84%) yang berstatus sekolah negeri dan sebanyak 5 sekolah (16%) yang berstatus sekolah swasta. Status sekolah menengah atas (SMA) yang diteliti ini telah mewakili populasi sekolah menengah atas (SMA) yang ada di provinsi Gorontalo. Keseluruhan data status SMA yang ada di provinsi Gorontalo dan sebarannya di setiap kabupaten / kota dapat dilihat dalam tabel berikut. No Tabel 4.2. Data status SMA di setiap Kabupaten / Kota Kabupaten / Kota Jumlah SMA dengan status Sekolah Negeri Jumlah SMA dengan status Sekolah Swasta 1 Kota Gorontalo 4 Sekolah 3 Sekolah 2 Kabupaten Pohuwato 6 sekolah - 3 Kabupaten Boalemo 6 Sekolah - 4 Kabupaten Bone Bolango 6 Sekolah 1 Sekolah 4 Kabupaten Gorontalo Utara 7 Sekolah 1 Sekolah 6 Kabupaten Gorontalo 11 Sekolah 2 Sekolah

4 Jumlah 40 Sekolah (85%) 7 Sekolah (15%) Merujuk pada tabel diatas, populasi SMA yang ada di provinsi Gorontalo didominasi oleh sekolah dengan status sekolah negeri yakni sebanyak 85%. Empat diantara sekolah swasta yang ada, dikelola oleh yayasan organisasi Muhammadiyah dan tiga lainnya dikelola oleh yayasan lainnya. c. Lokasi sekolah Secara keseluruhan populasi sekolah menengah atas (SMA) di provinsi Gorontalo, sebagian besar berada di daerah pedesaan. Terdapat sebanyak 34 sekolah atau sebesar (73%) dari seluruh SMA di provinsi Gorontalo, yang berlokasi di daerah pedesaan, dan 13 sekolah atau sebesar (27%) dari seluruh SMA di provinsi Gorontalo, yang berlokasi di daerah perkotaan / ibukota kabupaten. Keseluruhan sekolah di daerah pedesaan tersebut berada pada rentang jarak yang jauh hingga terjauh dari daerah kota / ibukota kabupaten. Delapan diantara SMA yang ada merupakan sekolah dengan jarak terjauh dan dengan medan tempuh yang sulit. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan No 60 Tahun 2002 tentang pedoman pendirian sekolah, pendirian sebuah SMA diutamakan untuk daerah yang APK nya rendah, daerah terpencil atau daerah di wilayah perbatasan antar negara yang memerlukan layanan pendidikan SMA, sedangkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang sarana dan prasarana sekolah, menyebutkan bahwa minimum satu SMA disediakan untuk satu kecamatan. Dengan demikian, sekolah dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan seluruh peserta didik. Untuk kesesuaian kondisi dengan peraturan tersebut dapat dibandingkan dalam tabel berikut:

5 Kabupaten No / Kota 1 Kota Gorontalo Tabel 4.3. Daftar SMA di setiap kecamatan Kecamatan Jumlah SMA Kota Barat 1 SMA Dungingi - Kota Selatan 3 SMA Kota Timur 1 SMA Kota Tengah Dumbo Raya - Sipatana - 1 SMA Hulontalangi - Kota Utara 1 SMA Kecamatan Terjauh Jumlah SMA Kabupaten No / Kota 2 Kabupaten Pohuwato 3 Kabupaten Boalemo 4 Kabupaten Bone Bolango Lanjutan Tabel 4.3. Daftar SMA di setiap kecamatan Kecamatan Jumlah SMA Kecamatan Terjauh Jumlah SMA Paguat 1 SMA Popayato Timur - Dengilo - Marisa 1 SMA Buntulia 1 SMA Duhiadaa - Patilanggio - Randangan 1 SMA Taluditi - Wonggarasi - Lemito 1 SMA Popayato Barat - Popayato 1 SMA Tilamuta 1 SMA Paguyaman Pantai - Botumoito 1 SMA Paguyaman 1 SMA Dulupi 1 SMA Mananggu 1 SMA Wonosari 1 SMA Kabila 1 SMA Bone Raya - Tilongkabila - Bone 1 SMA Botupingge - Kabila Bone - Tapa - Bolango Selatan - Bulango Utara - Bulango Timur 1 SMA Bulango Ulu - Suwawa 2 SMA Suwawa Timur 1 SMA Suwawa Selatan - Suwawa Tengah -

6 5 Kabupaten Gorontalo Utara 6 Kabupaten Gorontalo No Kabupaten / Kota Bonepantai 1 SMA Bulawa - Kwandang 2 SMA Ponelo Kepulauan - Anggrek 1 SMA Gentuma Raya 1 SMA Monano - Sumalata 1 SMA Tomilito - Tolinggula 1 SMA Atinggola 1 SMA Sumalata Timur - Biawu - Limboto 2 SMA Batudaa Pantai - Limboto Barat 1 SMA Tolangohula 2 SMA Telaga 1 SMA Biluhu 1 SMA Tilango - Talaga Jaya - Telaga Biru 1 SMA Batudaa 1 SMA Tabongo - Bongomeme 1 SMA Tibawa 1 SMA Lanjutan Tabel 4.3. Daftar SMA di setiap kecamatan Kecamatan Jumlah SMA Pulubala - Boliyohuto 1 SMA Asparaga 1 SMA Mootilango - Bilato - Kecamatan Terjauh Jumlah SMA Merujuk pada Keputusan Menteri Pendidikan No 60 Tahun 2002 tentang pedoman pendirian sekolah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang sarana dan prasarana sekolah, tabel diatas mengindikasikan masih kurangnya jumlah unit SMA di Provinsi Gorontalo dikarenakan masih terdapat 35 kecamatan yang belum memiliki unit SMA dan enam diantaranya merupakan kecamatan / daerah terjauh, yang seharusnya diprioritaskan untuk pembangunan unit SMA baru. d. Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan Secara keseluruhan, populasi sekolah menengah atas (SMA) di provinsi Gorontalo, memiliki variasi jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang sangat besar di

7 setiap kabupaten / kota. Keseluruhan data jumlah pendidik dan tenaga kependidikan di SMA yang ada di provinsi Gorontalo dan sebarannya di setiap kabupaten / kota dapat dilihat dalam tabel dan grafik berikut. Tabel 4.4. Data jumlah pendidik dan tenaga kependidikan di SMA di Provinsi Gorontalo No Kabupaten Jumlah Jumlah Tenaga Nama Sekolah / Kota Pendidik Kependidikan 1 Kota SMAN 3 Kota Gorontalo 80 8 Gorontalo SMAN 2 Kota Gorontalo SMA Muh. Kota Gorontalo 10 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 23 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 25 3 SMAN 1 Kota Gorontalo SMA Tridharma Kota Gorontalo 16 5 Jumlah 284 orang 45 orang 2 Kabupaten 26 SMAN 1 Buntulia Lanjutan Pohuwato Tabel 4.4. Data jumlah pendidik dan tenaga kependidikan di SMA di Provinsi Gorontalo 2 SMAN 1 Lemito 22 6 SMAN 1 Randangan 39 7 SMAN 1 Popayato 23 7 SMAN 1 Paguat 28 9 SMAN 1 Marisa 38 7 Jumlah 176 orang 38 orang 3 Kabupaten Boalemo 4 Kabupaten Bone Bolango SMAN 1 Botumoito 23 4 SMAN 1 Dulupi 15 3 SMAN 1 Paguyaman SMAN 1 Tilamuta 53 7 SMAN 1 Mananggu 13 9 SMAN 1 Wonosari 24 7 Jumlah 160 orang 42 orang SMA Terpadu Wirabakti 25 8 SMAN 1 Bulango Timur 38 1 SMAN 1 Suwawa 34 3 SMAN 1 Kabila SMAN 1 Bone 12 1 SMAN 1 Bonepantai 24 5 SMAN 1 Suwawa Timur 12 0 Jumlah 199 orang 30 orang 4 Kabupaten SMAN 1 Kwandang 50 6 Gorontalo SMAN 1 Anggrek 27 0 Utara SMAN 2 Kwandang 23 4 SMAN 1 Tolinggula 23 3 SMAN 1 Sumalata 23 3 SMA Islam Al Akhyar 7 1 SMAN 1 Atinggola 35 3 Jumlah 188 orang 20 orang 6 Kabupaten SMAN 1 Bongomeme 26 7

8 No Kabupaten Jumlah Jumlah Tenaga Nama Sekolah / Kota Pendidik Kependidikan Gorontalo SMAN 1 Tolangohula 13 0 SMAN 1 Telaga Biru 25 4 SMAN 1 Telaga 45 6 SMAN 1 Limboto Barat 15 6 SMAN 1 Tibawa 38 6 SMAN 1 Biluhu 11 0 SMAN 1 Asparaga 9 0 SMAN 1 Boliyohuto 39 0 SMAN 2 Limboto 41 6 SMAN 1 Limboto 55 5 SMA Muh. Batudaa 15 1 SMA Muh. Tolangohula 8 2 Jumlah 340 orang 43 orang Jumlah keseluruhan 1347 orang 218 orang Sebaran Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Kabupaten / Kota Jumlah Pendidik Kota Gorontalo Kabupaten Pohuwato Kabupaten Boalemo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara Kabupaten Gorontalo Jumlah Tenaga Kependidik an Gambar 4.2. Grafik sebaran pendidik dan tenaga kependidikan di SMA di Provinsi Gorontalo e. Jumlah siswa dan rombongan belajar. Secara keseluruhan, populasi sekolah menengah atas (SMA) di provinsi Gorontalo, memiliki jumlah siswa dan rombongan belajar yang sangat bervariasi di setiap kabupaten / kota. Keseluruhan data jumlah siswa dan rombongan belajar di SMA

9 yang ada di provinsi Gorontalo dan sebarannya di setiap kabupaten / kota dapat dilihat dalam tabel dan grafik berikut. Tabel 4.5. Data jumlah siswa dan rombongan belajar SMA di Provinsi Gorontalo No Kabupaten / Kota 1 Kota Gorontalo 2 Kabupaten Pohuwato Nama Sekolah Jumlah Jumlah Siswa Rombel SMAN 3 Kota Gorontalo SMAN 2 Kota Gorontalo SMA Muh. Kota Gorontalo SMAN 4 Kota Gorontalo SMA Prasetya Kota Gorontalo SMAN 1 Kota Gorontalo SMA Tridharma Kota Gorontalo Jumlah 3793 siswa 132 rombel SMAN 1 Buntulia SMAN 1 Lemito SMAN 1 Randangan SMAN 1 Popayato Lanjutan Tabel 4.5. SMAN Data jumlah 1 Paguat siswa dan rombongan belajar 370 SMA di Provinsi 14 Gorontalo SMAN 1 Marisa Jumlah 3100 siswa 94 rombel 3 Kabupaten Boalemo 4 Kabupaten Bone Bolango 5 Kabupaten Gorontalo Utara 6 Kabupaten Gorontalo SMAN 1 Botumoito SMAN 1 Dulupi SMAN 1 Paguyaman SMAN 1 Tilamuta SMAN 1 Mananggu SMAN 1 Wonosari Jumlah 2154 siswa 86 rombel SMA Terpadu Wirabakti SMAN 1 Bulango Timur SMAN 1 Suwawa SMAN 1 Kabila SMAN 1 Bone SMAN 1 Bonepantai SMAN 1 Suwawa Timur Jumlah 2438 siswa 99 rombel SMAN 1 Kwandang SMAN 1 Anggrek SMAN 2 Kwandang SMAN 1 Tolinggula SMAN 1 Sumalata SMA Islam Al Akhyar SMAN 1 Atinggola Jumlah 2409 siswa 92 rombel SMAN 1 Bongomeme SMAN 1 Tolangohula SMAN 1 Telaga Biru

10 No Kabupaten / Jumlah Jumlah Nama Sekolah Kota Siswa Rombel SMAN 1 Telaga SMAN 1 Limboto Barat SMAN 1 Tibawa SMAN 1 Biluhu SMAN 1 Asparaga SMAN 1 Boliyohuto SMAN 2 Limboto SMAN 1 Limboto SMA Muh. Batudaa SMA Muh. Tolangohula Jumlah 6152 siswa 211 rombel Jumlah siswa 714 rombel Sebaran Rombongan Belajar di SMA di Provinsi Gorontalo Kota Kabupaten Kabupaten Kabupaten Gorontalo Pohuwato Boalemo Bone Bolango Kabupaten Kabupaten Gorontalo Gorontalo Utara Gambar 4.3. Grafik sebaran rombel SMA di Provinsi Gorontalo

11 Sebaran Siswa SMA di Provinsi Gorontalo Kota Gorontalo Kabupaten Pohuwato Kabupaten Boalemo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara Kabupaten Gorontalo Gambar 4.4. Grafik sebaran siswa SMA di Provinsi Gorontalo Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang sarana dan prasarana sekolah, sebuah SMA diharuskan memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar. Merujuk pada tabel dan grafik diatas, ketentuan tentang jumlah rombongan belajar ini telah terpenuhi kecuali untuk kota Gorontalo dimana tiga sekolahnya memiliki jumlah rombongan belajar yang melebihi ketentuan tersebut. Hal ini disebabkan oleh kepadatan penduduk dan jumlah lulusan SMP yang tinggi di kota Gorontalo. Untuk mengatasi hal tersebut, kota Gorontalo harus merujuk pada ketentuan selanjutnya dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang sarana dan prasarana sekolah yang menyebutkan bahwa minimum satu SMA disediakan untuk satu kecamatan. Dengan demikian, sekolah dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan seluruh peserta didik. Secara keseluruhan, perbandingan jumlah pendidik, tenaga kependidikan terhadap jumlah siswa dan rombongan belajar dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:

12 Tabel 4.6. Rasio jumlah pendidik dan tenaga kependidikan terhadap jumlah siswa di SMA di Provinsi Gorontalo No Kabupaten / Kota Rasio Jumlah Tenaga Kependidikan Terhadap Jumlah Siswa Rasio Jumlah Tenaga pendidik Terhadap Jumlah Siswa 1 Kota Gorontalo 1 : 84 1 : 13 2 Kabupaten Pohuwato 1 : 82 1 : 18 3 Kabupaten Boalemo 1 : 51 1 : 13 4 Kabupaten Bone Bolango 1 : 81 1 : 12 5 Kabupaten Gorontalo Utara 1 :120 1 : 13 6 Kabupaten Gorontalo 1 :143 1 : Perbandingan Jumlah Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Rombel Jumlah Guru Jumlah Tenaga Kependidikan Jumlah Rombel Kota Gorontalo Kabupaten Pohuwato Kabupaten Boalemo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara Gambar 4.5. Grafik perbandingan jumlah pendidik, tenaga kependidikan dan rombongan belajar di SMA di Provinsi Gorontalo Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rasio jumlah guru terhadap jumlah siswa di SMA di seluruh kabupaten / kota telah sesuai dengan standar yakni maksimal 1 : 32. Jika dibandingkan, daerah yang memiliki rasio tertinggi adalah kabupaten Gorontalo dan kabupaten Pohuwato. Secara logis, dapat dikatakan bahwa hal ini sesuai dengan kondisi jumlah sekolah dan kondisi geografis, dimana kabupaten Gorontalo merupakan daerah terluas dengan jumlah sekolah dan siswa terbanyak,

13 sedangkan kabupaten Pohuwato merupakan kabupaten terjauh yang memiliki jumlah guru yang minim. Tabel diatas juga mengindikasikan bahwa SMA di provinsi Gorontalo masih kekurangan jumlah tenaga kependidikan karena masih terdapat enam sekolah yang belum memiliki tenaga kependidikan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, sebuah SMA sekurang kurangnya memiliki tenaga kependidikan yang terdiri dari Kepala Sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium dan tenaga kebersihan sekolah. Dalam grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah guru berbanding lurus dengan jumlah rombongan belajar di setiap kabupaten / kota dan Sebaliknya, jumlah tenaga kependidikan tidak berbanding lurus dengan jumlah rombongan belajar, terutama di Kabupaten Gorontalo yang memiliki jumlah rombel sebanyak 211 dan jumlah siswa sebanyak 6152 orang dan hanya dilayani oleh 43 orang tenaga kependidikan, sementara Kabupaten Boalemo yang hanya memiliki jumlah rombel sebanyak 86 dan jumlah siswa sebanyak 2154 orang dilayani oleh 42 orang tenaga kependidikan Gambaran kinerja Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan indikator manajemen mutu terpadu (TQM). Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian, diperoleh sejumlah data dan informasi tentang kualitas kinerja sekolah yang diukur berdasarkan indikator manajemen mutu terpadu (TQM). Gambaran kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Sub variabel Planning / Perencanaan.

14 Berdasarkan data sampel yang diperoleh, secara statistik, sub variabel perencanaan di SMA di Provinsi Gorontalo dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 4.7. Data statistik sub variabel planning / perencanaan Statistics Totalkeseluruhan N Valid 32 Missing 0 Mean / rata rata Median / nilai tengah Mode / modus Std. Deviation / simpangan baku Variance / tingkat penyebaran data Range / rentang data Minimum / nilai terendah Maximum / nilai tertinggi Sum / jumlah nilai Sub variabel perencanaan didukung oleh tiga komponen yakni pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategi, partnership dan desain mutu. Secara keseluruhan, pencapaian sub variabel perencanaan dapat digambarkan dalam grafik berikut. Persentase Pencapaian Sub Variabel Perencanaan 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategi 76% 76% 77% Partnership Desain mutu

15 Gambar 4.6. Persentase pencapaian sub variabel perencanaan Sesuai dengan grafik tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa desain mutu merupakan komponen yang paling baik pelaksanaannya dengan pencapaian sebesar 77%. Komponen pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategi serta partnership memiliki nilai pencapaian yang sama yakni sebesar 76%. Secara keseluruhan, nilai pencapaian sub variabel perencanaan adalah sebesar 76,33%. Pencapaian sekolah terhadap sub variabel perencanaan ini secara lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategi Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk komponen pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategi dapat dijabarkan dalam tabel berikut. Tabel 4.8. Pencapaian sekolah terhadap komponen pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategi Nilai Nilai Rata No Nama Sekolah Sampel 14 SMA Terpadu Wirabakti 34 3,78 76% Persentase Capaian Capaian Rata 1 SMAN 3 Kota Gorontalo 36 4,00 80% 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 36 4,00 80% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 32 3,56 71% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 37 4,11 82% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 39 4,33 87% 6 SMAN 1 Buntulia 30 3,33 67% 7 SMAN 1 Lemito 41 4,56 91% 8 SMAN 1 Randangan 35 3,89 78% 9 SMAN 1 Popayato 27 3,00 60% 10 SMAN 1 Paguat 32 3,56 71% 11 SMAN 1 Botumoito 32 3,56 71% 12 SMAN 1 Paguyaman 36 4,00 80% 13 SMAN 1 Tilamuta 34 3,78 76%

16 15 SMAN 1 Bulango Timur 33 3,67 73% 16 SMAN 1 Suwawa 34 3,78 76% 17 SMAN 1 Kabila 32 3,56 71% 18 SMAN 1 Bone 27 3,00 60% 19 SMAN 1 Kwandang 38 4,22 84% 20 SMAN 1 Anggrek 28 3,11 62% 21 SMAN 2 Kwandang 31 3,44 69% 22 SMAN 1 Atinggola 42 4,67 93% 23 SMAN 1 Bongomeme 37 4,11 82% 24 SMAN 1 Tolangohula 41 4,56 91% 25 SMAN 1 Telaga Biru 35 3,89 78% 26 SMAN 1 Telaga 34 3,78 76% 27 SMAN 1 Limboto Barat 34 3,78 76% 28 SMAN 1 Boliyohuto 30 3,33 67% 29 SMAN 2 Limboto 31 3,44 69% 30 SMAN 1 Limboto 35 3,89 78% 31 SMA Muh. Batudaa 35 3,89 78% 32 SMA Muh. Tolangohula 37 4,11 82% Total Nilai 1095 x = 3,80 76% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap komponen pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategi mencapai 76% dengan nilai rata rata skor jawaban Dari tabel dan grafik tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat dua sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMA 1 Popayato dan SMA 1 Bone dengan pencapaian sebesar 60%, serta terdapat satu sekolah dengan pencapaian tertinggi yakni SMAN 1 Atinggola

17 dengan pencapaian sebesar 93%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap komponen pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategi, dapat dilihat pada grafik berikut. 106 Detail Pencapaian komponen pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategi Kesesuaian visi dan misi dengan RKS Pengembangan misi menjadi tujuan terukur Pengembangan misi ke dalam RKS Penyusunan RKS Kelengkapan RKS Tindak lanjut RKS Pemanfaatan RKS Orientasi RKS terhadap kualitas Detail RKS Grafik 4.7. Detail Pencapaian komponen pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategi Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategis adalah kesesuaian visi dan misi dengan rencana kerja sekolah, sedangkan elemen yang paling buruk pelaksanaannya adalah penyusunan rencana kerja sekolah. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel 4.9. Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen pengembangan dan penyebaran kebijakan dan strategi Elemen dalam Komponen Pengembangan dan Penyebaran Kebijakan dan Strategi Pencapai -an nilai Keterangan Pencapaian Kesesuaian visi dan misi 137 Sebanyak 31 sekolah (97%) menyatakan bahwa

18 Elemen dalam Komponen Pengembangan dan Penyebaran Kebijakan dan Strategi dengan rencana kerja Pencapai -an nilai Keterangan Pencapaian Lanjutan Tabel 4.9. Keterangan pencapaian rencana sekolah kerja terhadap sekolahnya komponen telah pengembangan sesuai dengan dan visi penyebaran kebijakan dan strategi sekolah dan misi sekolah. Pengembangan misi ke dalam rencana kerja sekolah Tindak lanjut rencana kerja sekolah Orientasi RKS terhadap kualitas Pengembangan misi menjadi tujuan yang terukur Kelengkapan rencana kerja sekolah Detail rencana kerja sekolah Pemanfaatan rencana kerja sekolah Penyusunan rencana kerja sekolah 135 Sebanyak 28 sekolah (87%) menyatakan bahwa visi dan misi sekolah benar benar dijadikan pijakan dalam penyusunan RKS. 133 Sebanyak 27 sekolah (84%) menyatakan bahwa penyusunan RKS ditindak lanjuti dengan pembentukan tim kerja. 131 Sebanyak 30 sekolah (94%) menyatakan bahwa RKS telah disusun dengan berorientasi kualitas. 130 Sebanyak 29 sekolah (90%) menyatakan bahwa misi sekolah telah dikembangkan menjadi tujuan tujuan yang lebih terukur. 126 Sebanyak 26 sekolah (81%) menyatakan bahwa rencana kerja sekolahnya lengkap. 120 Sebanyak 23 sekolah (72%) menyatakan bahwa rencana kerja sekolahnya dilengkapi dengan detail tentang prosedur dan cara kerjanya. 106 Sebanyak 16 sekolah (50%) menyatakan bahwa rencana kerja sekolah sekedar dijadikan dokumentasi sekolah. 77 Sebanyak 21 sekolah (45%) menyatakan bahwa sekolah menyusun rencana kerjanya hanya dengan mengadaptasi rencana kerja sekolah lainnya atau mengulang dari rencana kerja tahun sebelumnya. 2) Partnership

19 Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk komponen partnership dapat dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel Pencapaian sekolah terhadap komponen partnership No Nama Sekolah Sampel Nilai Persentase Nilai Rata Rata Capaian Capaian 1 SMAN 3 Kota Gorontalo 11 1,57 79% 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 11 1,57 79% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 8 1,14 57% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 10 1,43 71% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 11 1,57 79% 6 SMAN 1 Buntulia 9 1,29 64% 7 SMAN 1 Lemito 13 1,86 93% 8 SMAN 1 Randangan 11 1,57 79% 9 SMAN 1 Popayato 10 1,43 71% 10 SMAN 1 Paguat 10 1,43 71% 11 SMAN 1 Botumoito 8 1,14 57% 12 SMAN 1 Paguyaman 11 1,57 79% 13 SMAN 1 Tilamuta 13 1,86 93% 14 SMA Terpadu Wirabakti 11 1,57 79% 15 SMAN 1 Bulango Timur 13 1,86 93% 16 SMAN 1 Suwawa 11 1,57 79% 17 SMAN 1 Kabila 10 1,43 71% 18 SMAN 1 Bone 8 1,14 57% 19 SMAN 1 Kwandang 9 1,29 64% 20 SMAN 1 Anggrek 9 1,29 64% 21 SMAN 2 Kwandang 11 1,57 79% 22 SMAN 1 Atinggola 10 1,43 71% 23 SMAN 1 Bongomeme 12 1,71 86% 24 SMAN 1 Tolangohula 12 1,71 86% 25 SMAN 1 Telaga Biru 11 1,57 79% 26 SMAN 1 Telaga 11 1,57 79% 27 SMAN 1 Limboto Barat 11 1,57 79% 28 SMAN 1 Boliyohuto 11 1,57 79% 29 SMAN 2 Limboto 10 1,43 71% 30 SMAN 1 Limboto 13 1,86 93% 31 SMA Muh. Batudaa 12 1,71 86% 32 SMA Muh. Tolangohula 10 1,43 71% Total Nilai 341 x =1,52 76%

20 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap komponen partnership mencapai 76% dengan nilai rata rata skor jawaban Dari tabel dan grafik tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat tiga sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMA Muh. Kota Gorontalo, SMAN 1 Botumoito dan SMAN 1 Bone dengan pencapaian sebesar 57%, serta terdapat empat sekolah dengan pencapaian tertinggi yakni SMAN 1 Lemito, SMAN 1 Tilamuta, SMAN 1 Bulango Timur dan SMAN 1 Limboto dengan pencapaian sebesar 93%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap komponen partnership, dapat dilihat pada grafik berikut. Detail Pencapaian Komponen Partnership Kerjasama dengan WI LPMP Kegiatan yang berhubungan dengan orang tua siswa Kerjasama dengan institusi/organisasi lain Kerjasama dengan dunia usaha/industri Kerjasama dengan PT lokal Kerjasama dengan PT luar daerah Kerjasama dengan SMA lain Gambar 4.8. Detail pencapaian komponen partnership Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan partnership adalah kegiatan yang berhubungan dengan orang tua siswa, sedangkan elemen yang paling buruk pelaksanaannya

21 adalah kerjasama dengan LPMP terutama dengan tenaga widyaiswara. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen partnership Elemen dalam Komponen Partnership Kegiatan yang berhubungan dengan orang tua siswa Kerjasama dengan SMA lain Pencapai -an nilai Keterangan Pencapaian 64 Semua sekolah menyatakan bahwa sekolah membuat perencanaan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan orang tua siswa. 60 Sebanyak 28 sekolah (86%) menyatakan bahwa sekolahnya mengadakan kerjasama dengan SMA lain. Kerjasama Lanjutan dengan Tabel Keterangan Sebanyak pencapaian 24 sekolah sekolah terhadap (75%) komponen menyatakan partnership bahwa perguruan lokal tinggi Kerjasama dengan organisasi / institusi lainnya Kerjasama dengan dunia usaha / dunia industri Kerjasama dengan perguruan tinggi di luar daerah Kerjasama dengan LPMP sekolahnya mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi lokal. 52 Sebanyak 20 sekolah (63%) menyatakan bahwa sekolahnya mengadakan kerjasama dengan organisai/institusi lainnya. 39 Sebanyak 25 sekolah (78%) menyatakan bahwa sekolah tidak mengadakan kerjasama dengan dunia usaha/dunia industri. 36 Sebanyak 28 sekolah (86%) menyatakan bahwa sekolah tidak mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi di luar daerah. 34 Sebanyak 30 sekolah (94%) menyatakan bahwa sekolah tidak mengadakan kerjasama dengan LPMP terutama dengan tenaga widyaiswara. 3) Desain Mutu Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk komponen desain mutu dapat dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel Pencapaian sekolah terhadap komponen desain mutu

22 No Nama Sekolah Sampel Nilai Capaian Nilai Rata - Persentase Rata Capaian 1 SMAN 3 Kota Gorontalo 41 4,10 82% 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 39 3,90 78% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 39 3,90 78% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 35 3,50 70% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 45 4,50 90% 6 SMAN 1 Buntulia 28 2,80 56% 7 SMAN 1 Lemito 47 4,70 94% 8 SMAN 1 Randangan 38 3,80 76% 9 SMAN 1 Popayato 28 2,80 56% 10 SMAN 1 Paguat 41 4,10 82% 11 SMAN 1 Botumoito 41 4,10 82% 12 SMAN 1 Paguyaman 39 3,90 78% 13 SMAN 1 Tilamuta 37 3,70 74% 14 SMA Terpadu Wirabakti 40 4,00 80% 15 SMAN 1 Bulango Timur 44 4,40 88% 16 SMAN 1 Suwawa 38 3,80 76% 17 Lanjutan SMAN Tabel Kabila Pencapaian sekolah terhadap komponen 41 desain 4,10 mutu 82% 18 SMAN 1 Bone 30 3,00 60% 19 SMAN 1 Kwandang 38 3,80 76% 20 SMAN 1 Anggrek 30 3,00 60% 21 SMAN 2 Kwandang 38 3,80 76% 22 SMAN 1 Atinggola 46 4,60 92% 23 SMAN 1 Bongomeme 44 4,40 88% 24 SMAN 1 Tolangohula 38 3,80 76% 25 SMAN 1 Telaga Biru 38 3,80 76% 26 SMAN 1 Telaga 41 4,10 82% 27 SMAN 1 Limboto Barat 31 3,10 62% 28 SMAN 1 Boliyohuto 37 3,70 74% 29 SMAN 2 Limboto 43 4,30 86% 30 SMAN 1 Limboto 41 4,10 82% 31 SMA Muh. Batudaa 43 4,30 86% 32 SMA Muh. Tolangohula 32 3,20 64% Total Nilai 1231 x =3,85 77% Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap komponen desain mutu mencapai 77% dengan nilai rata rata skor jawaban Dari tabel dan grafik tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat satu sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMAN 1 Popayato dengan pencapaian sebesar 56%, serta terdapat satu sekolah dengan pencapaian

23 tertinggi yakni SMAN 1 Lemito dengan pencapaian sebesar 94%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap komponen partnership, dapat dilihat pada grafik berikut. Detail Pencapaian Komponen Desain Mutu Penyusunan Silabus Kelengkapan RPP Penyediaan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa Pemeriksaan kesiapan silabus dan RPP Penyusunan rencana penilaian hasil belajar siswa Penyusunan SOP perencanaan Penyusunan SOP monitoring dan supervisi Penyusunan SOP administrasi Penyusunan SOP evaluasi kerja Gambar 4.9. Detail pencapaian komponen desain mutu Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan desain mutu adalah pemeriksaan kesiapan silabus dan RPP yang dilakukan oleh kepala sekolah, sedangkan elemen yang paling buruk pelaksanaannya adalah penyusunan SOP (Standard Operating Procedure) kegiatan. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen desain mutu Elemen dalam Komponen Pencapai Keterangan Pencapaian Desain Mutu -an nilai Pemeriksaan kesiapan 137 Sebanyak 30 sekolah (94%) menyatakan bahwa silabus dan RPP kepala sekolah memeriksa kesiapan silabus dan RPP secara periodik. Kelengkapan RPP 134 Sebanyak 30 sekolah (94%) menyatakan bahwa para guru menyusun silabus secara lengkap. Penyusunan silabus Sebanyak 26 sekolah (81%) menyatakan bahwa

24 Elemen dalam Komponen Desain Mutu Pencapai -an nilai Keterangan Pencapaian para guru memperbaharui silabus secara periodik. - Sebanyak 8 sekolah (25%) menyatakan bahwa para guru menyalin silabus dari guru yang lain. Perencanaan penilaian hasil belajar siswa Penyediaan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa Penyusunan SOP kegiatan evaluasi kerja Penyusunan SOP kegiatan perencanaan 128 Sebanyak 28 sekolah (88%) para guru menyusun perencanaan penilaian hasil belajar siswa. 118 Sebanyak 11 sekolah (34%) menyatakan bahwa sekolah tidak menyediakan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa. 115 Sebanyak 11 sekolah (34%) menyatakan bahwa sekolah tidak menyusun SOP (Standard Operating Procedure) kegiatan evaluasi kerja 113 Sebanyak 10 sekolah (31%) menyatakan bahwa sekolah tidak menyusun SOP (Standard Operating Procedure) kegiatan perencanaan. Penyusunan SOP kegiatan administrasi 111 Sebanyak 14 sekolah (44%) menyatakan bahwa sekolah tidak menyusun SOP (Standard Operating Procedure) kegiatan administrasi. Lanjutan Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen desain mutu Penyusunan SOP kegiatan monitoring dan supervisi 111 Sebanyak 13 sekolah (41%) menyatakan bahwa sekolah tidak menyusun SOP (Standard Operating Procedure) kegiatan monitoring dan supervisi. b. Sub Variabel People / Karyawan Berdasarkan data sampel yang diperoleh, secara statistik, nilai sub variabel Karyawan di SMA di Provinsi Gorontalo dapat dijelaskan secara berikut : Tabel Data statistik sub variabel people / karyawan Statistics Total N Valid 32 Missing 0 Mean / rata rata Median / nilai tengah 81.50

25 Mode / modus 82 Std. Deviation / simpangan baku Variance / tingkat penyebaran data Range / rentang data 45 Minimum / nilai terendah 55 Maximum / nilai tertinggi 100 Sum 2537 Sub variabel karyawan ini didukung oleh tiga komponen yakni team work, kreatifitas dan inovasi dan pengembangan kapasitas guru. Secara keseluruhan, pencapaian sub variabel karyawan dapat digambarkan dalam grafik berikut. Persentase Pencapaian Sub Variabel karyawan 100% 80% 60% 40% 20% 0% Team work 75% 75% 76% Kreatifitas dan inovasi Pengembangan kapasitas guru Gambar Persentase pencapaian sub variabel people / karyawan Sesuai dengan grafik tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan kapasitas guru merupakan komponen yang paling baik pelaksanaannya dengan pencapaian sebesar 76%. Komponen team work serta kreatifitas dan inovasi memiliki nilai pencapaian yang sama yakni sebesar 75%. Secara keseluruhan, nilai pencapaian sub variabel karyawan adalah sebesar 75,33%. Pencapaian sekolah terhadap sub variabel karyawan ini secara lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Team work

26 Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk komponen team work dapat dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel Pencapaian sekolah terhadap komponen team work No Nama Sekolah Sampel Nilai Capaian Nilai Rata - Persentase Rata Capaian 1 SMAN 3 Kota Gorontalo 29 4,14 83% 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 24 3,43 69% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 25 3,57 71% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 26 3,71 74% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 34 4,86 97% 6 SMAN 1 Buntulia 19 2,71 54% 7 SMAN 1 Lemito 23 3,29 66% 8 SMAN 1 Randangan 26 3,71 74% 9 SMAN 1 Popayato 23 3,29 66% 10 SMAN 1 Paguat 28 4,00 80% 11 SMAN 1 Botumoito 33 4,71 94% 12 SMAN 1 Paguyaman 28 4,00 80% 13 SMAN 1 Tilamuta 28 4,00 80% 14 SMA Terpadu Wirabakti 28 4,00 80% 15 SMAN 1 Bulango Timur 30 4,29 86% 16 SMAN 1 Suwawa 27 3,86 77% 17 SMAN 1 Kabila 27 3,86 77% 18 SMAN 1 Bone 16 2,29 46% 19 SMAN 1 Kwandang 24 3,43 69% 20 SMAN 1 Anggrek 19 2,71 54% 21 SMAN 2 Kwandang 24 3,43 69% 22 SMAN 1 Atinggola 30 4,29 86% 23 SMAN 1 Bongomeme 31 4,43 89% 24 SMAN 1 Tolangohula 22 3,14 63% 25 SMAN 1 Telaga Biru 28 4,00 80% 26 SMAN 1 Telaga 27 3,86 77% Lanjutan 27 SMAN Tabel Limboto Pencapaian Barat sekolah terhadap komponen 27 team work 3,86 77% 28 SMAN 1 Boliyohuto 24 3,43 69% 29 SMAN 2 Limboto 28 4,00 80% 30 SMAN 1 Limboto 28 4,00 80% 31 SMA Muh. Batudaa 31 4,43 89% 32 SMA Muh. Tolangohula 24 3,43 69% Total Nilai 841 x =3,75 75% Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap komponen team work mencapai 75% dengan nilai rata rata skor

27 jawaban Dari tabel dan grafik tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat satu sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMAN 1 Bone dengan pencapaian sebesar 46%, serta terdapat satu sekolah dengan pencapaian tertinggi yakni SMA Prasetya Kota Gorontalo dengan pencapaian sebesar 97%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap komponen partnership, dapat dilihat pada grafik berikut. Detail Pencapaian Komponen Team Work Kerjasama antar guru Kerjasama antar guru dan pengawas Program mentoring Kerjasama antar guru dan kepala sekolah Gambar Detail pencapaian komponen team work Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan team work adalah kerjasama antar sesama guru, sedangkan elemen yang paling buruk pelaksanaannya adalah pelaksanaan program mentoring. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen team work Elemen dalam komponen team work Kerjasama antar sesama guru Pencapai -an nilai Keterangan Pencapaian Sebanyak 22 sekolah (69%) menyatakan bahwa para guru sering berdiskusi tentang penyusunan silabus dan RPP dan proses belajar mengajar di dalam kelas.

28 Kerjasama antar guru dan pengawas Kerjasama antar guru dengan kepala sekolah Program mentoring. - Sebanyak 24 sekolah (75%) menyatakan bahwa sekolah mereka memiliki guru senior tempat bertanya dan berbagi Sebanyak 22 sekolah (69%) menyatakan bahwa para guru sering berdiskusi dengan pengawas dalam menyusun silabus dan RPP - Sebanyak 20 sekolah (63%) menyatakan bahwa para guru sering berdiskusi dengan pengawas tentang kesulitannya dalam bekerja. 114 Sebanyak 19 sekolah (59%) menyatakan bahwa para guru sering berdiskusi dengan kepala sekolah tentang kinerjanya. 112 Sebanyak 19 sekolah (59%) menyatakan bahwa sekolah mereka memiliki program mentoring. 2) Kreatifitas dan inovasi Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk komponen kreatifitas dan inovasi dapat dijabarkan dalam tabel berikut. Tabel Pencapaian sekolah terhadap komponen kreatifitas dan inovasi No Nama Sekolah Sampel Nilai Capaian Nilai Rata - Persentase Rata Capaian 1 SMAN 3 Kota Gorontalo % 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 18 4,5 90% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 14 3,5 70% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 14 3,5 70% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 18 4,5 90% 6 Lanjutan SMAN Tabel 1 Buntulia Pencapaian sekolah terhadap 11 komponen kreatifitas 2,75 dan inovasi 55% 7 SMAN 1 Lemito 15 3,75 75% 8 SMAN 1 Randangan 14 3,5 70% 9 SMAN 1 Popayato 13 3,25 65% 10 SMAN 1 Paguat % 11 SMAN 1 Botumoito % 12 SMAN 1 Paguyaman % 13 SMAN 1 Tilamuta 15 3,75 75% 14 SMA Terpadu Wirabakti 17 4,25 85% 15 SMAN 1 Bulango Timur % 16 SMAN 1 Suwawa 17 4,25 85% 17 SMAN 1 Kabila 15 3,75 75%

29 No Nama Sekolah Sampel Nilai Capaian Nilai Rata - Persentase Rata Capaian 18 SMAN 1 Bone 11 2,75 55% 19 SMAN 1 Kwandang 14 3,5 70% 20 SMAN 1 Anggrek 11 2,75 55% 21 SMAN 2 Kwandang % 22 SMAN 1 Atinggola % 23 SMAN 1 Bongomeme 17 4,25 85% 24 SMAN 1 Tolangohula 15 3,75 75% 25 SMAN 1 Telaga Biru % 26 SMAN 1 Telaga % 27 SMAN 1 Limboto Barat 13 3,25 65% 28 SMAN 1 Boliyohuto % 29 SMAN 2 Limboto % 30 SMAN 1 Limboto % 31 SMA Muh. Batudaa 17 4,25 85% 32 SMA Muh. Tolangohula 15 3,75 75% Total Nilai 478 x =3,73 75% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap komponen kreatifitas dan inovasi mencapai 75% dengan nilai rata rata skor jawaban Dari tabel dan grafik tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat tiga sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMAN 1 Buntulia, SMAN 1 Bone dan SMAN 1 Anggrek dengan pencapaian sebesar 55%, serta terdapat dua sekolah dengan pencapaian tertinggi yakni SMAN 2 Kota Gorontalo dan SMA Prasetya Kota Gorontalo dengan pencapaian sebesar 90%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap komponen partnership, dapat dilihat pada grafik berikut.

30 Detail Pencapaian Komponen Kreatifitas dan Inovasi Metode pembelajaran yang bervariasi Alat bantu pembelajaran yang bervariasi Pemanfaatan teknologi Motivasi Kepsek kepada para guru Gambar Detail pencapaian komponen kreatifitas dan inovasi Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan kreatifitas dan inovasi adalah motivasi kepala sekolah kepada para guru, sedangkan elemen yang paling buruk pelaksanaannya adalah penggunaan alat bantu pembelajaran yang bervariasi. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen kreatifitas dan inovasi Elemen dalam Komponen Pencapaian Keterangan Kreatifitas dan Inovasi nilai Motivasi kepala sekolah 134 Sebanyak 25 sekolah (78%) menyatakan kepada para guru Metode Pembelajaran yang bervariasi bahwa kepala sekolah sering memberikan motivasi kepada para guru untuk lebih kreatif dan inovatif. 121 Sebanyak 23 sekolah (72%) menyatakan bahwa para guru sering menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Pemanfaatan teknologi 113 Sebanyak 18 sekolah (56%) menyatakan bahwa para guru sering memanfaatkan teknologi dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Alat bantu Pembelajaran 110 Sebanyak 16 sekolah (50%) menyatakan

31 yang bervariasi bahwa para guru sering menggunakan alat bantu pembelajaran yang bervariasi. 3) Pengembangan kapasitas guru Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk komponen pengembangan kapasitas guru dapat dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel Pencapaian sekolah terhadap komponen pengembangan kapasitas guru No Nama Sekolah Sampel Nilai Capaian Nilai Rata Persentase Rata Capaian 1 SMAN 3 Kota Gorontalo 40 4,44 89% 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 37 4,11 82% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 27 3,00 60% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 35 3,89 78% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 37 4,11 82% 6 SMAN 1 Buntulia 32 3,56 71% 7 SMAN 1 Lemito 40 4,44 89% 8 SMAN 1 Randangan 38 4,22 84% 9 SMAN 1 Popayato 34 3,78 76% 10 SMAN 1 Paguat 35 3,89 78% 11 SMAN 1 Botumoito 39 4,33 87% 12 SMAN 1 Paguyaman 34 3,78 76% 13 SMAN 1 Tilamuta 34 3,78 76% 14 SMA Terpadu Wirabakti 35 3,89 78% 15 SMAN 1 Bulango Timur 40 4,44 89% 16 SMAN 1 Suwawa 34 3,78 76% 17 SMAN 1 Kabila 32 3,56 71% 18 SMAN 1 Bone 26 2,89 58% 19 SMAN 1 Kwandang 30 3,33 67% 20 SMAN 1 Anggrek 22 2,44 49% 21 SMAN 2 Kwandang 28 3,11 62% 22 SMAN 1 Atinggola 39 4,33 87% 23 SMAN 1 Bongomeme 39 4,33 87% 24 SMAN 1 Tolangohula 36 4,00 80% 25 SMAN 1 Telaga Biru 34 3,78 76% 26 SMAN 1 Telaga 38 4,22 84% 27 SMAN 1 Limboto Barat 30 3,33 67% 28 SMAN 1 Boliyohuto 30 3,33 67% 29 SMAN 2 Limboto 34 3,78 76% 30 SMAN 1 Limboto 36 4,00 80% 31 SMA Muh. Batudaa 34 3,78 76% 32 SMA Muh. Tolangohula 35 3,89 78%

32 No Nama Sekolah Sampel Nilai Capaian Total Nilai 1094 Nilai Rata Rata x 3,80 Persentase Capaian 76% Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap komponen pengembangan kapasitas guru mencapai 76% dengan nilai rata rata skor jawaban Dari tabel dan grafik tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat satu sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMAN 1 Anggrek dengan pencapaian sebesar 49%, serta terdapat tiga sekolah dengan pencapaian tertinggi yakni SMAN 3 Kota Gorontalo, SMAN 1 Lemito, SMAN 1 Bulango Timur dengan pencapaian sebesar 89%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap komponen partnership, dapat dilihat pada grafik berikut. Detail Pencapaian Komponen Pengembangan Kapasitas Guru Keterlibatan guru dalam MGMP Fasilitasi kepsek untuk kegiatan MGMP Motivasi kepsek kepada para guru Kesempatan guru mengikuti diklat Anggaran sekolah untuk pengembangan kapasitas guru In House Training dan seminar Gambar Detail pencapaian komponen pengembangan kapasitas guru Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan pengembangan kapasitas guru adalah fasilitasi kepala sekolah untuk kegiatan MGMP, sedangkan elemen yang paling buruk

33 pelaksanaannya adalah pelaksanaan in house training dan seminar. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen pengembangan kapasitas guru Elemen dalam Komponen Pencapai Keterangan Pencapaian Pengembangan -an nilai Kapasitas Guru Fasilitasi kepala 134 Sebanyak 29 sekolah (91%) menyatakan bahwa sekolah kegiatan MGMP Keterlibatan dalam MGMP Motivasi untuk guru kepala sekolah kepada para guru. Kesempatan mengikuti diklat. Anggaran guru sekolah untuk pengembangan kapasitas guru kepala sekolah sering memfasilitasi kegiatan kegiatan MGMP Sebanyak 29 sekolah (91%) menyatakan bahwa para guru sering memanfaatkan MGMP untuk memudahkan penyusunan silabus dan RPP. - Sebanyak 29 sekolah (91%) menyatakan bahwa para guru terlibat secara aktif dalam kegiatan MGMP. - Sebanyak 30 sekolah (94%) menyatakan bahwa MGMP membantu pengembangan kapasitas guru. 131 Sebanyak 26 sekolah (81%) menyatakan bahwa kepala sekolah sering memotivasi para guru untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya. 127 Sebanyak 28 sekolah (88%) menyatakan bahwa kepala sekolah memberikan kesempatan yang sama pada semua guru untuk mengikuti diklat di lembaga lain. 120 Sebanyak 20 sekolah (63%) menyatakan bahwa sekolah menyediakan anggaran untuk pengembangan kapasitas guru.

34 In House Training dan seminar Sebanyak 17 sekolah (53%) menyatakan bahwa sekolah sering mengadakan In House Training. - Hanya terdapat 3 sekolah (9%) sekolah menyatakan bahwa sekolah sering mengadakan seminar. c. Sub Variabel Process / Proses Kerja. Berdasarkan data sampel yang diperoleh, secara statistik, sub variabel proses kerja di SMA di Provinsi Gorontalo dapat dijelaskan sebagai berikut. Tabel Data statistik sub variabel proses kerja Statistics N Valid 32 Missing 0 Mean / rata rata Median / nilai tengah Mode / modus 106 Std. Deviation / simpangan baku Variance / tingkat penyebaran data Range / rentang data 49 Minimum / nilai terendah 73 Maximum / nilai tertinggi 122 Sum / jumlah nilai 3208 Sub variabel proses kerja didukung oleh dua komponen yakni manajemen proses dan sistim manajemen mutu. Secara keseluruhan, pencapaian sub variabel proses kerja dapat digambarkan dalam grafik berikut.

35 Persentase Pencapaian Sub Variabel Proses 100% 80% 60% 40% 70% 77% 20% 0% Penjaminan Mutu Sistim Manajemen Mutu Gambar Persentase pencapaian sub variabel proses kerja Sesuai dengan grafik tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa sistim manajemen mutu merupakan komponen yang paling baik pelaksanaannya dengan pencapaian sebesar 77% sedangkan komponen penjaminan mutu mencapai 70%. Secara keseluruhan, nilai pencapaian sub variabel proses kerja adalah sebesar 73,5%. Pencapaian sekolah terhadap sub variabel proses kerja ini secara lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Penjaminan mutu. Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk komponen penjaminan mutu dapat dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel Pencapaian sekolah terhadap komponen penjaminan mutu No Nama Sekolah Sampel Nilai Persentase Nilai Rata - Rata Capaian Capaian 1 SMAN 3 Kota Gorontalo 65 3,82 76% 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 62 3,65 73% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 57 3,35 67% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 61 3,59 72% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 68 4,00 80% 6 SMAN 1 Buntulia 46 2,71 54%

36 No Nama Sekolah Sampel Nilai Persentase Nilai Rata - Rata Capaian Capaian 7 SMAN 1 Lemito 61 3,59 72% 8 SMAN 1 Randangan 58 3,41 68% 9 SMAN 1 Popayato 52 3,06 61% 10 SMAN 1 Paguat 60 3,53 71% 11 SMAN 1 Botumoito 58 3,41 68% 12 SMAN 1 Paguyaman 60 3,53 71% 13 SMAN 1 Tilamuta 61 3,59 72% 14 SMA Terpadu Wirabakti 68 4,00 80% 15 SMAN 1 Bulango Timur 69 4,06 81% 16 SMAN 1 Suwawa 66 3,88 78% 17 SMAN 1 Kabila 61 3,59 72% 18 SMAN 1 Bone 47 2,76 55% 19 SMAN 1 Kwandang 57 3,35 67% 20 SMAN 1 Anggrek 48 2,82 56% 21 SMAN 2 Kwandang 60 3,53 71% 22 SMAN 1 Atinggola 65 3,82 76% 23 SMAN 1 Bongomeme 76 4,47 89% 24 SMAN 1 Tolangohula 59 3,47 69% 25 SMAN 1 Telaga Biru 54 3,18 64% 26 SMAN 1 Telaga 60 3,53 71% 27 SMAN 1 Limboto Barat 54 3,18 64% 28 SMAN 1 Boliyohuto 56 3,29 66% 29 SMAN 2 Limboto 63 3,71 74% 30 SMAN 1 Limboto 59 3,47 69% 31 SMA Muh. Batudaa 62 3,65 73% 32 SMA Muh. Tolangohula 49 2,88 58% Total Nilai ,50 69,93% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap komponen penjaminan mutu mencapai 70% dengan nilai rata rata skor jawaban 3,5. Dari tabel tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat dua sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMAN 1 Buntulia dan SMAN 1 Buntulia dengan pencapaian sebesar 54%, serta terdapat satu sekolah dengan pencapaian tertinggi yakni SMAN 1 Bongomeme dengan pencapaian sebesar 89%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap komponen penjaminan mutu, dapat dilihat pada grafik berikut.

37 Detail Pencapaian Komponen Penjaminan Mutu ,0 Monitoring dan supervisi Kesiapan guru Kesiapan sarana prasarana Kesiapan buku ajar Kesiapan peserta didik Grafik Detail Pencapaian komponen penjaminan mutu Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan penjaminan mutu adalah memastikan kesiapan peserta didik yang dilakukan oleh guru, sedangkan elemen yang paling buruk pelaksanaannya adalah kesiapan buku ajar. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen penjaminan mutu Elemen dalam Komponen Penjaminan Mutu Kesiapan peserta didik Monitoring dan supervisi Pencapai -an nilai Keterangan Pencapaian 124 Sebanyak 24 sekolah (75%) menyatakan bahwa para guru sering memastikan kesiapan peserta didik sebelum memulai kegiatan belajar mengajar Sebanyak 22 sekolah (69%) menyatakan bahwa pengawas sekolah sering melakukan monitoring dan supervisi. - Sebanyak 23 sekolah (72%) menyatakan bahwa kepala Lanjutan Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen penjaminan mutu sekolah sering melakukan monitoring dan supervisi. - Sebanyak 20 sekolah (63%) menyatakan bahwa para guru menerima catatan supervisinya dari pengawas. Kesiapan guru Sebanyak 26 sekolah (81%) menyatakan bahwa kepala sekolah dan pengawas memiliki data / peta kompetensi dan kinerja guru.

38 Elemen dalam Komponen Penjaminan Mutu Kesiapan sarana prasana Kesiapan buku ajar Pencapai -an nilai Keterangan Pencapaian - Sebanyak 30 guru (94%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka tahu kekurangan kompetensi mereka. - Sebanyak 28 sekolah (88%) menyatakan bahwa para guru melakukan upaya untuk meningkatkan kompetensi dan kinerjanya. - Sebanyak 28 guru (88%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka yakin telah memberikan nilai tambah bagi siswa. - Sebanyak 20 sekolah (63%) menyatakan bahwa jumlah guru tidak sesuai dan dibawah standar yang ditetapkan. - Sebanyak 25 sekolah (78%) menyatakan bahwa jumlah tenaga kependidikan sesuai standar yang ditetapkan - Sebanyak 5 sekolah (16%) menyatakan bahwa penempatan kelas dan beban mengajar guru, berat. 97 Hanya terdapat 6 sekolah (19%) yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana sekolahnya lengkap Sebanyak 28 sekolah (88%) yang menyatakan bahwa buku ajar yang disediakan oleh sekolah kurang lengkap dan tidak lengkap. - Sebanyak 19 sekolah (60%) menyatakan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang mamiliki buku ajar yang lengkap. 2) Sistim Manajemen Mutu Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk komponen sistim manajemen mutu dapat dijabarkan dalam tabel berikut. Tabel Pencapaian sekolah terhadap komponen sistim manajemen mutu

39 No Nama Sekolah Sampel Nilai Persentase Nilai Rata - Rata Capaian Capaian 1 SMAN 3 Kota Gorontalo 49 4,08 82% 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 45 3,75 75% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 45 3,75 75% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 43 3,58 72% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 51 4,25 85% 6 SMAN 1 Buntulia 31 2,58 52% 7 SMAN 1 Lemito 49 4,08 82% 8 SMAN 1 Randangan 42 3,50 70% 9 SMAN 1 Popayato 40 3,33 67% 10 SMAN 1 Paguat 47 3,92 78% 11 SMAN 1 Botumoito 49 4,08 82% 12 SMAN 1 Paguyaman 48 4,00 80% 13 SMAN 1 Tilamuta 43 3,58 72% 14 SMA Terpadu Wirabakti 50 4,17 83% 15 SMAN 1 Bulango Timur 53 4,42 88% 16 SMAN 1 Suwawa 49 4,08 82% 17 SMAN 1 Kabila 50 4,17 83% 18 SMAN 1 Bone 36 3,00 60% 19 SMAN 1 Kwandang 47 3,92 78% 20 SMAN 1 Anggrek 37 3,08 62% 21 SMAN 2 Kwandang 50 4,17 83% 22 SMAN 1 Atinggola 53 4,42 88% 23 SMAN 1 Bongomeme 54 4,50 90% 24 SMAN 1 Tolangohula 49 4,08 82% 25 SMAN 1 Telaga Biru 48 4,00 80% 26 SMAN 1 Telaga 44 3,67 73% 27 SMAN 1 Limboto Barat 39 3,25 65% 28 SMAN 1 Boliyohuto 39 3,25 65% 29 SMAN 2 Limboto 50 4,17 83% 30 SMAN 1 Limboto 51 4,25 85% 31 SMA Muh. Batudaa 52 4,33 87% 32 SMA Muh. Tolangohula 39 3,25 65% Total nilai ,8 77% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap komponen sistim manajemen mutu mencapai 77% dengan nilai rata rata skor jawaban 3,8. Dari tabel tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat satu sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMAN 1 Buntulia dengan pencapaian sebesar 52% serta terdapat satu sekolah dengan pencapaian tertinggi yakni SMAN 1 Bongomeme dengan pencapaian sebesar 90%. Secara spesifik,

40 pencapaian sekolah terhadap komponen sistim manajemen mutu, dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar Detail pencapaian komponen sistim manajemen mutu Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan sistim manajemen mutu adalah persepsi guru terhadap sikap siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan elemen yang paling buruk pelaksanaannya adalah kesesuaian kegiatan dengan SOP yang telah disusun. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen sistim manajemen mutu Elemen dalam Komponen Sistim Manajemen Mutu Persepsi terhadap siswa proses Detail Pencapaian Komponen Sistim Manajemen Mutu Realisasi layanan bimbingan dan konseling bagi siswa Penggunaan bentuk assessment yang guru sikap dalam pembelajaran Pencapai -an nilai beragam Penerapan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan Persepsi guru Pembinaan khusus bagi siswa Kesesuaian kegiatan dengan SOP Pengorganisasian dan pengelolaan data dan informasi Keterangan Pencapaian Semua guru yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka suka ketika siswa banyak bertanya. - Sebanyak 22 guru (69%) menyatakan bahwa mereka suka ketika siswa tidak sependapat dan berargumentasi. - Sebanyak 29 guru (91%) menyatakan bahwa mereka sering mengarahkan siswa untuk berpikir dan mengkaji.

41 Elemen dalam Komponen Pencapai Sistim Keterangan Pencapaian -an nilai Manajemen Lanjutan Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen sistim manajemen mutu Mutu Pembinaan 129 Sebanyak 25 sekolah (78%) menyatakan bahwa para guru khusus siswa. Penerapan pembelajaran bagi yang interaktif dan menyenangkan. Pengorganisasi -an pengelolaan data informasi. Penggunaan bentuk assessment dan yang beragam. dan selalu melakukan pembinaan khusus bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. 125 Sebanyak 25 sekolah (78%) menyatakan bahwa para guru menerapkan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan Sebanyak 27 sekolah (84%) menyatakan bahwa pengumpulan, pencatatan, pengorganisasian dan sistim dokumentasi data sekolah, baik. - Semua sekolah (100%) menyatakan bahwa sekolah memiliki data jumlah siswa, sarana prasarana sekolah, penjadwalan kegiatan belajar mengajar, serta rencana pembiayaan dan keuangan sekolah. - Sebanyak 31 sekolah (97%) menyatakan bahwa sekolah memiliki data hasil supervisi pengawas dan hasil evaluasi siswa. - Sebanyak 30 sekolah (94%) menyatakan bahwa sekolah memiliki data profil seluruh guru dan staf serta rencana dan pelaksanaan perawatan sarana prasarana sekolah. - Sebanyak 29 sekolah (91%) menyatakan bahwa sekolah memiliki data tentang latar belakang sosial dan ekonomi siswa. - Sebanyak 26 sekolah (81%) menyatakan bahwa sekolah memiliki data portofolio seluruh guru dan staf. 122 Sebanyak 24 sekolah (75%) menyatakan bahwa para guru menggunakan bentuk assessment yang beragam.

42 Elemen dalam Komponen Sistim Manajemen Mutu Realisasi layanan Pencapai -an nilai Keterangan Pencapaian bimbingan Lanjutan Tabel dan Keterangan bimbingan pencapaian dan sekolah konseling terhadap bagi komponen siswa secara sistim maksimal. manajemen mutu konseling. 111 Hanya terdapat Sebanyak 18 sekolah (56%) yang menyatakan bahwa sekolah merealisasikan layanan Kesesuaian kegiatan dengan SOP. 110 Hanya terdapat Sebanyak 15 sekolah (47%) yang menyatakan bahwa sekolah menyusun SOP kegiatan dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan SOP yang telah disusun. d. Sub Variabel Performance / Pengukuran Kinerja Berdasarkan data sampel yang diperoleh, secara statistik, sub variabel pengukuran kinerja di SMA di Provinsi Gorontalo dapat dijelaskan secara berikut : Tabel Data statistik sub variabel performance / pengukuran kinerja Statistics N Valid 32 Missing 0 Mean / rata rata Median / nilai tengah Mode / modus 46 Std. Deviation / simpangan baku Variance / tingkat penyebaran data Range / rentang data 28 Minimum / nilai terendah 27 Maximum / nilai tertinggi 55 Sum / jumlah nilai 1387 Secara keseluruhan, pencapaian sub variabel pengukuran kinerja dapat digambarkan dalam grafik berikut.

43 Penetapan rencana pengukuran kinerja Penelusuran kepuasan siswa Evaluasi Diri Sekolah Pemahaman terhadap EDS Catatan dan dokumentasi hasil EDS Pemanfaatan dan tindak lanjut hasil EDS Persepsi tentang EDS Benchmarking Persepsi tentang Benchmarking Persentase Pencapaian Sub Variabel Pengukuran Kinerja 100% 80% 60% 40% 20% 68% 69% 73% 79% 73% 78% 84% 48% 72% 0% Gambar Persentase pencapaian sub variabel pengukuran kinerja Sesuai dengan grafik tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi tentang EDS merupakan komponen yang paling baik pencapaiannya yakni sebesar 84% sedangkan komponen benchmarking merupakan komponen yang paling rendah pencapaiannya yakni sebesar 48%. Secara keseluruhan, berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk sub variabel pengukuran kinerja dapat dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel Pencapaian sekolah terhadap komponen pengukuran kinerja No Nama Sekolah Sampel Nilai Persentase Nilai Rata Rata Capaian Capaian 1 SMAN 3 Kota Gorontalo 46 3,83 77% 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 46 3,83 77% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 42 3,50 70% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 49 4,08 82% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 55 4,58 92% 6 SMAN 1 Buntulia 31 2,58 52%

44 No Nama Sekolah Sampel Nilai Persentase Nilai Rata Rata Capaian Capaian 7 SMAN 1 Lemito 46 3,83 77% 8 SMAN Lanjutan 1 Randangan Tabel Pencapaian sekolah terhadap 45 komponen pengukuran 3,75 kinerja 75% 9 SMAN 1 Popayato 27 2,25 45% 10 SMAN 1 Paguat 44 3,67 73% 11 SMAN 1 Botumoito 42 3,50 70% 12 SMAN 1 Paguyaman 47 3,92 78% 13 SMAN 1 Tilamuta 38 3,17 63% 14 SMA Terpadu Wirabakti 48 4,00 80% 15 SMAN 1 Bulango Timur 50 4,17 83% 16 SMAN 1 Suwawa 45 3,75 75% 17 SMAN 1 Kabila 45 3,75 75% 18 SMAN 1 Bone 30 2,50 50% 19 SMAN 1 Kwandang 41 3,42 68% 20 SMAN 1 Anggrek 30 2,50 50% 21 SMAN 2 Kwandang 37 3,08 62% 22 SMAN 1 Atinggola 52 4,33 87% 23 SMAN 1 Bongomeme 52 4,33 87% 24 SMAN 1 Tolangohula 46 3,83 77% 25 SMAN 1 Telaga Biru 47 3,92 78% 26 SMAN 1 Telaga 46 3,83 77% 27 SMAN 1 Limboto Barat 39 3,25 65% 28 SMAN 1 Boliyohuto 41 3,42 68% 29 SMAN 2 Limboto 47 3,92 78% 30 SMAN 1 Limboto 44 3,67 73% 31 SMA Muh. Batudaa 49 4,08 82% 32 SMA Muh. Tolangohula 40 3,33 67% Total nilai ,61 72% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap sub variabel pengukuran kinerja mencapai 72% dengan nilai rata rata skor jawaban Dari tabel tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat satu sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMAN 1 Popayato dengan pencapaian sebesar 45%, serta terdapat satu sekolah dengan pencapaian tertinggi yakni SMA Prasetya Kota Gorontalo dengan pencapaian sebesar 92%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap sub variabel pengukuran kinerja, dapat dilihat pada grafik berikut.

45 Detail Pencapaian Sub Variabel Pengukuran Kinerja Penetapan rencana pengukuran kinerja Penelusuran kepuasan siswa Evaluasi Diri Sekolah Pemahaman terhadap EDS Catatan dan dokumentasi hasil EDS Pemanfaatan dan tindak lanjut hasil EDS Persepsi tentang EDS Benchmarking Persepsi tentang Benchmarking Gambar Detail pencapaian sub variabel pengukuran kinerja Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan pengukuran kinerja adalah persepsi tentang evaluasi diri sekolah, sedangkan elemen yang paling buruk pelaksanaannya adalah pelaksanaan benchmarking. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap sub variabel pengukuran kinerja Komponen dalam Sub Variabel Pengukuran Kinerja Persepsi tentang EDS Pemahaman terhadap EDS Pemanfaatan dan lanjut EDS tindak Pencapai -an nilai Keterangan Pencapaian 134 Sebanyak 26 sekolah (81%) menyatakan bahwa evaluasi diri sekolah, bermanfaat dalam peningkatan mutu sekolah. 126 Sebanyak 27 sekolah (84%) menyatakan bahwa kepala sekolah, guru dan staf, paham tentang evaluasi diri sekolah Sebanyak 27 sekolah (84%) menyatakan bahwa hasil hasil EDS dipertimbangkan dalam perumusan perencanaan tahunan. - Sebanyak 25 sekolah (78%) menyatakan bahwa pimpinan sekolah menginformasikan temuan dalam EDS pada seluruh guru dan staf.

46 Komponen dalam Sub Pencapai Variabel Keterangan Pencapaian -an nilai Pengukuran Lanjutan Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap sub variabel pengukuran kinerja Kinerja - Sebanyak sebanyak 24 sekolah (75%) menyatakan bahwa sekolah melakukan perbaikan setelah melakukan EDS. Pelaksanaan EDS Sebanyak 10 sekolah (31%) menyatakan bahwa sekolah melaksanakan EDS setiap tahun. - Sebanyak 9 sekolah (28%) menyatakan bahwa sekolah melaksanakan EDS lebih dari 2 kali. - Sebanyak 6 sekolah (19%) menyatakan bahwa sekolah melaksanakan EDS sebanyak 2 kali. - Sebanyak 6 sekolah (19%) menyatakan bahwa sekolah pernah melaksanakan EDS, 1 kali. - Sebanyak 1 sekolah (3%) menyatakan bahwa sekolah tidak pernah melaksanakan EDS. Catatan dan 116 Sebanyak 21 sekolah (%) menyatakan bahwa catatan dan dokumentasi dokumentasi temuan dari EDS, terorganisir dengan baik. hasil EDS Persepsi tentang 115 Sebanyak 26 sekolah (%) menyatakan bahwa benchmarking bermanfaat dalam peningkatan mutu sekolah. benchmarking Penelusuran kepuasan siswa 110 Hanya terdapat 16 sekolah (50%) yang menyatakan bahwa sekolah sering melakukan penelusuran kepuasan siswa terhadap cara dan metode pengajaran guru. Penetapan rencana 109 sebanyak 20 sekolah (63%) menyatakan bahwa sekolah menetapkan rencana pengukuran kinerja setiap tahun. pengukuran kinerja Benchmarking 77 - Hanya terdapat 1 sekolah (3%) yang menyatakan bahwa sekolah melaksanakan benchmarking setiap tahun. - Sebanyak 5 sekolah (16%) menyatakan bahwa sekolah melaksanakan benchmarking lebih dari 2 kali.

47 Komponen dalam Sub Variabel Pengukuran Kinerja Pencapai -an nilai e. Sub Variabel Culture / Budaya Kerja Keterangan Pencapaian - Sebanyak 8 sekolah (25%) menyatakan bahwa sekolah melaksanakan benchmarking 2 kali. - Sebanyak 10 sekolah (31%) menyatakan bahwa sekolah pernah melaksanakan benchmarking 1 kali. - Sebanyak 8 sekolah (25%) menyatakan bahwa sekolah tidak pernah melaksanakan benchmarking. Berdasarkan data sampel yang diperoleh, secara statistik, sub variabel budaya kerja di SMA di Provinsi Gorontalo dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel Data statistik sub variabel Budaya Kerja Statistics N Valid 32 Missing 0 Mean / rata rata Median / nilai tengah Mode / modus 49 Std. Deviation / simpangan baku Variance / tingkat penyebaran data Range / rentang data 15 Minimum / nilai terendah 40 Maximum / nilai tertinggi 55 Sum / jumlah nilai 1532 Secara keseluruhan, pencapaian sub variabel budaya kerja dapat digambarkan dalam grafik berikut.

48 Informasi kinerja dan kualitas Pemberian wewenang Penghargaan Keadilan Kompensasi Rasa ikut memiliki Ketelitian Orientasi orang Persentase Pencapaian Sub Variabel Budaya Kerja 100% 80% 60% 40% 77% 82% 76% 74% 81% 84% 82% 83% 20% 0% Gambar Persentase pencapaian sub variabel budaya kerja Sesuai dengan grafik tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa rasa ikut memiliki merupakan komponen yang paling baik pencapaiannya yakni sebesar 84% sedangkan komponen keadilan merupakan komponen yang paling rendah pencapaiannya yakni sebesar 78%. Secara keseluruhan, berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk sub variabel budaya kerja dapat dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel Pencapaian sekolah terhadap sub variabel budaya kerja No Nama Sekolah Sampel Nilai Persentase Nilai Rata - Rata Capaian Capaian 1 SMAN 3 Kota Gorontalo 47 3,92 78% 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 46 3,83 77% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 50 4,17 83% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 55 4,58 92% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 55 4,58 92% 6 SMAN 1 Buntulia 43 3,58 72% 7 SMAN 1 Lemito 49 4,08 82% 8 SMAN 1 Randangan 47 3,92 78%

49 No Nama Sekolah Sampel Nilai Persentase Nilai Rata - Rata Capaian Capaian 9 SMAN 1 Popayato 45 3,75 75% 10 SMAN 1 Paguat 47 3,92 78% 11 SMAN 1 Botumoito 48 4,00 80% 12 SMAN 1 Paguyaman 48 4,00 80% 13 SMAN 1 Tilamuta 49 4,08 82% 14 SMA Terpadu Wirabakti 49 4,08 82% 15 SMAN 1 Bulango Timur 48 4,00 80% 16 SMAN 1 Suwawa 46 3,83 77% 17 SMAN 1 Kabila 44 3,67 73% 18 SMAN 1 Bone 40 3,33 67% 19 SMAN 1 Kwandang 45 3,75 75% 20 SMAN 1 Anggrek 42 3,50 70% 21 SMAN 2 Kwandang 49 4,08 82% 22 SMAN 1 Atinggola 54 4,50 90% 23 SMAN 1 Bongomeme 53 4,42 88% 24 SMAN 1 Tolangohula 52 4,33 87% 25 SMAN 1 Telaga Biru 49 4,08 82% 26 SMAN 1 Telaga 47 3,92 78% 27 SMAN 1 Limboto Barat 46 3,83 77% 28 SMAN 1 Boliyohuto 45 3,75 75% 29 SMAN 2 Limboto 49 4,08 82% 30 SMAN 1 Limboto 46 3,83 77% 31 SMA Muh. Batudaa 49 4,08 82% 32 SMA Muh. Tolangohula 50 4,17 83% Total nilai ,99 80% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap sub variabel budaya kerja mencapai 80% dengan nilai rata rata skor jawaban 3,99. Dari tabel tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat satu sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMAN 1 Bone dengan pencapaian sebesar 67%, serta terdapat dua sekolah dengan pencapaian tertinggi yakni SMAN 4 Kota Gorontalo dan SMA Prasetya Kota Gorontalo dengan pencapaian sebesar 92%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap sub variabel budaya kerja, dapat dilihat pada grafik berikut.

50 Detail Pencapaian Sub Variabel Budaya Kerja Informasi kinerja dan kualitas Pemberian wewenang 130 Penghargaan Keadilan Kompensasi Rasa ikut memiliki Ketelitian Orientasi orang Gambar Detail pencapaian sub variabel budaya kerja Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan budaya kerja adalah rasa ikut memiliki, sedangkan elemen yang paling buruk pelaksanaannya adalah azas keadilan. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap sub variabel budaya kerja Elemen dalam Sub Variabel Budaya Kerja Rasa ikut memiliki Pencapai an Nilai Keterangan Pencapaian Sebanyak 31 kepala sekolah (97%) yang menjadi responden menyatakan bahwa sekolah merupakan bagian hidup mereka. - Sebanyak 30 guru (94%) yang menjadi responden Lanjutan Tabel Keterangan menyatakan pencapaian bahwa sekolah sekolah terhadap merupakan sub variabel budaya bagian kerja dari hidup mereka. Orientasi orang Pemberian wewenang 132 Sebanyak 31 sekolah (97%) menyatakan bahwa kepala sekolah memperhitungkan dampak dari setiap keputusan dan kebijakan terhadap guru, staf dan siswa Sebanyak 31 sekolah (97%) menyatakan bahwa kepala sekolah memberikan wewenang penuh untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. - Sebanyak 30 sekolah (94%) menyatakan bahwa kepala sekolah dan pengawas memberikan kebebasan yang lebih besar terhadap gaya dan teknik mengajar guru di dalam kelas.

51 Elemen dalam Sub Variabel Budaya Kerja Pencapai an Nilai Keterangan Pencapaian Ketelitian Sebanyak 29 guru (91%) yang menjadi responden menyatakan bahwa kepala sekolah dan pengawas sekolah sering memperhatikan ketelitian dalam bekerja. - Sebanyak 30 kepala sekolah (94%) yang menjadi responden menyatakan bahwa para guru sering memperhatikan ketelitian dalam bekerja. Kompensasi 130 Sebanyak 29 sekolah (91%) menyatakan bahwa pemberian Informasi kinerja kualitas dan insentif didasarkan pada pencapaian dan tanggung jawab Sebanyak 25 sekolah (78%) menyatakan bahwa hasil supervisi dan evaluasi pekerjaan diinformasikan oleh kepala sekolah dan pengawas kepada para guru dan staf. - Sebanyak 16 guru (50%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka sering / kadang kadang diadili oleh kepala sekolah dan pengawas terkait dengan hasil supervisi. Penghargaan 122 Sebanyak 25 sekolah (78%) menyatakan bahwa kepala sekolah dan pengawas menghargai prestasi dan kinerja guru. Keadilan 118 Sebanyak 28 sekolah (88%) menyatakan bahwa kepala sekolah memperlakukan semua guru dan staf dengan adil. f. Sub Variabel Communication / Komunikasi Berdasarkan data sampel yang diperoleh, secara statistik, sub variabel komunikasi di SMA di Provinsi Gorontalo dapat dijelaskan secara berikut. Tabel Data statistik sub variabel Komunikasi Statistics N Valid 32 Missing 0 Mean / rata rata Median / nilai tengah Mode / modus 48 Std. Deviation / simpangan baku 4.321

52 Variance / tingkat penyebaran data Range / rentang data 16 Minimum / nilai terendah 39 Maximum / nilai tertinggi 55 Sum / jumlah nilai 1533 Sub variabel komunikasi ini didukung oleh dua komponen yakni fungsi komunikasi dan media komunikasi. Secara keseluruhan, pencapaian sub variabel komunikasi dapat digambarkan dalam grafik berikut. Persentase Pencapaian Sub Variabel Komunikasi 100% 80% 60% 40% 20% 0% 80% Fungsi Komunikasi 98% Media Komunikasi Gambar Persentase pencapaian sub variabel komunikasi Sesuai dengan grafik tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa media komunikasi merupakan komponen yang paling baik pencapaiannya yakni sebesar 98% sedangkan komponen fungsi komunikasi mencapai 80%. Secara keseluruhan, sub variabel komunikasi mencapai 89%. Pencapaian sekolah untuk sub variabel komunikasi ini dapat dijabarkan dalam tabel berikut. 1) Fungsi komunikasi

53 Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk komponen fungsi komunikasi dapat dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel Pencapaian sekolah terhadap komponen fungsi komunikasi No Nama Sekolah Sampel Nilai Persentase Nilai Rata - Rata Capaian Capaian 1 SMAN 3 Kota Gorontalo % 2 SMAN 2 Kota Gorontalo % 3 SMA Muh. Kota Gorontalo % 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 55 4,58 92% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 54 4,50 90% 6 SMAN 1 Buntulia 42 3,50 70% 7 SMAN 1 Lemito 52 4,33 87% 8 SMAN 1 Randangan 49 4,08 82% 9 SMAN 1 Popayato 44 3,67 73% 10 SMAN 1 Paguat 47 3,92 78% 11 SMAN 1 Botumoito 46 3,83 77% 12 SMAN 1 Paguyaman 50 4,17 83% 13 SMAN 1 Tilamuta 53 4,42 88% 14 SMA Terpadu Wirabakti 49 4,08 82% 15 SMAN 1 Bulango Timur 49 4,08 82% 16 SMAN 1 Suwawa 45 3,75 75% 17 SMAN 1 Kabila 47 3,92 78% 18 SMAN 1 Bone 39 3,25 65% 19 SMAN 1 Kwandang 48 4,00 80% 20 SMAN 1 Anggrek 41 3,42 68% 21 SMAN 2 Kwandang 47 3,92 78% 22 SMAN 1 Atinggola 54 4,50 90% 23 SMAN 1 Bongomeme 54 4,50 90% 24 SMAN 1 Tolangohula 54 4,50 90% 25 SMAN 1 Telaga Biru 48 4,00 80% 26 SMAN 1 Telaga 49 4,08 82% 27 SMAN 1 Limboto Barat 41 3,42 68% 28 SMAN 1 Boliyohuto 41 3,42 68% 29 SMAN 2 Limboto 43 3,58 72% 30 SMAN 1 Limboto 48 4,00 80% 31 SMA Muh. Batudaa 48 4,00 80% 32 SMA Muh. Tolangohula 52 4,33 87% Total nilai ,99 80% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap komponen fungsi komunikasi mencapai 80% dengan nilai rata rata skor jawaban Dari tabel tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat satu sekolah dengan

54 pencapaian terbawah yakni SMA 1 Bone dengan pencapaian sebesar 65%, serta terdapat satu sekolah dengan pencapaian tertinggi yakni SMAN 4 Kota Gorontalo dengan pencapaian sebesar 92%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap komponen fungsi komunikasi, dapat dilihat pada grafik berikut. Detail Pencapaian Komponen Fungsi Komunikasi Fungsi Kendali Fungsi Motivasi Fungsi Pengungkapan Emosi 115 Fungsi Informasi Komunikasi eksternal Gambar Detail pencapaian komponen fungsi komunikasi Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan fungsi komunikasi adalah fungsi informasi, sedangkan elemen yang paling buruk pelaksanaannya adalah fungsi pengungkapan emosi. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen fungsi komunikasi Elemen dalam Komponen Fungsi Komunikasi Fungsi informasi Fungsi motivasi Pencapai -an nilai Keterangan Pencapaian Sebanyak 25 sekolah (78%) menyatakan bahwa semua pengambilan keputusan di sekolah melibatkan guru dan staf. - Sebanyak 29 guru (91%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka mengetahui informasi tentang keputusan dan kebijakan sekolah Sebanyak 29 sekolah (91%) menyatakan bahwa kepala sekolah menjelaskan tentang tugas tugas yang harus

55 Elemen dalam Pencapai Komponen Keterangan Pencapaian -an nilai Fungsi Lanjutan Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen fungsi komunikasi Komunikasi dikerjakan oleh guru dan staf. Komunikasi eksternal Fungsi kendali. Fungsi pengungkap an emosi - Sebanyak 29 sekolah (91%) menyatakan bahwa kepala sekolah memberikan pandangan dan ide tentang bagaimana seharusnya bekerja dengan benar. - Semua sekolah (100%) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu menggunakan kata kata yang baik dan simpatik dalam berkomunikasi. 131 Semua 24 sekolah (75%) menyatakan bahwa para guru selalu menginformasikan pencapaian siswa kepada orang tuanya Sebanyak 31 sekolah (97%) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu menginformasikan pada semua guru dan staf tentang semua aturan yang diberlakukan di sekolah. - Sebanyak 26 sekolah (81%) menyatakan bahwa kepala sekolah sering menegur staf yang melakukan kesalahan Sebanyak 22 sekolah (69%) menyatakan bahwa para guru dapat mengungkapkan kekecewaan atau rasa puasnya dalam berbagai kesempatan. - Sebanyak 20 sekolah (63%) menyatakan bahwa kepala sekolah menyediakan sarana yang memungkinkan guru dan staf untuk menyampaikan keluh kesahnya. - Sebanyak 25 sekolah (78%) menyatakan bahwa kepala sekolah sering mendengarkan keluhan dan harapan para guru dan staf. 2) Media komunikasi

56 Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk komponen media komunikasi dapat dijabarkan dalam tabel berikut. Tabel Pencapaian sekolah terhadap komponen media komunikasi No Nama Sekolah Sampel Nilai Persentase Nilai Rata - Rata Capaian Capaian 1 SMAN 3 Kota Gorontalo 12 2,0 100% 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 12 2,0 100% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 12 2,0 100% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 12 2,0 100% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 12 2,0 100% 6 SMAN 1 Buntulia 9 1,5 75% 7 SMAN 1 Lemito 12 2,0 100% 8 SMAN 1 Randangan 12 2,0 100% 9 SMAN 1 Popayato 12 2,0 100% 10 SMAN 1 Paguat 12 2,0 100% 11 SMAN 1 Botumoito 12 2,0 100% 12 SMAN 1 Paguyaman 11 1,8 91,7% 13 SMAN 1 Tilamuta 12 2,0 100% 14 SMA Terpadu Wirabakti 12 2,0 100% 15 SMAN 1 Bulango Timur 12 2,0 100% 16 SMAN 1 Suwawa 12 2,0 100% 17 SMAN 1 Kabila 12 2,0 100% 18 SMAN 1 Bone 11 1,8 91,7% 19 SMAN 1 Kwandang 12 2,0 100% 20 SMAN 1 Anggrek 12 2,0 100% 21 SMAN 2 Kwandang 12 2,0 100% 22 SMAN 1 Atinggola 12 2,0 100% 23 SMAN 1 Bongomeme 12 2,0 100% 24 SMAN 1 Tolangohula 12 2,0 100% 25 SMAN 1 Telaga Biru 12 2,0 100% 26 SMAN 1 Telaga 12 2,0 100% 27 SMAN 1 Limboto Barat 11 1,8 91,7% 28 SMAN 1 Boliyohuto 12 2,0 100% 29 SMAN 2 Limboto 12 2,0 100% 30 SMAN 1 Limboto 12 2,0 100% 31 SMA Muh. Batudaa 12 2,0 100% 32 SMA Muh. Tolangohula 11 1,8 91,7%

57 No Nilai Persentase Nama Sekolah Sampel Nilai Rata - Rata Capaian Capaian Total nilai 377 1,96 98,18% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap komponen media komunikasi mencapai 98% dengan nilai rata rata skor jawaban 1,96. Dari tabel tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat satu sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMAN 1 Buntulia dengan pencapaian sebesar 75%, serta terdapat 27 sekolah dengan pencapaian tertinggi dengan pencapaian sebesar 100%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap komponen media komunikasi, dapat dilihat pada grafik berikut. Detail Pencapaian Komponen Media Komunikasi Job Description Peraturan kerja Papan pengumuman Surat edaran Rapat rutin Pertemuan informal Gambar Detail pencapaian komponen media komunikasi Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik pelaksanaannnya terkait dengan media komunikasi adalah media papan pengumuman, sedangkan elemen yang paling buruk pelaksanaannya adalah media surat edaran. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap komponen media komunikasi

58 Elemen dalam Komponen Media Komunikasi Media papan pengumuman Pencapaian nilai Keterangan Pencapaian 64 Seluruh sekolah (100%) menyatakan bahwa sekolah memiliki papan pengumuman. Media rapat rutin 64 Seluruh sekolah (100%) menyatakan bahwa sekolah Media Description Media kerja Media informal Job Peraturan pertemuan mengadakan rapat rutin. 63 Sebanyak 31 sekolah (97%) menyatakan bahwa sekolah memiliki job description. 63 Sebanyak 31 sekolah (97%) menyatakan bahwa sekolah memiliki peraturan kerja. 62 Sebanyak 30 sekolah (94%) menyatakan bahwa sekolah mengadakan pertemuan informal. Media surat edaran 61 Sebanyak 29 sekolah (91%) menyatakan bahwa g. Sub Variabel Commitment / Komitmen sekolah memiliki media komunikasi berupa surat edaran. Terkait dengan sub variabel komitmen ini, hal yang diukur hanyalah komitmen kepala sekolah. Pengukuran komitmen guru dan staf tidak bisa dilakukan disebabkan keterbatasan waktu dan biaya. Berdasarkan data sampel yang diperoleh, secara statistik, sub variabel komitmen di SMA di Provinsi Gorontalo dapat dijelaskan secara berikut : Tabel Data statistik sub variabel Komitmen Statistics N Valid 32 Missing 0 Mean / rata - rata Median / nilai tengah Mode / modus 47 a Std. Deviation / simpangan baku Variance / tingkat penyebaran data Range / rentang data 16 Minimum / nilai terendah 44 Maximum / nilai tertinggi 60 Sum / jumlah nilai 1707 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

59 Identifikasi terhadap organisasi Keterlibatan sesuai dengan peran dan tanggungjawab pekerjaan Kehangatan, afeksi dan loyalitas terhadap organisasi. Kesediaan untuk memajukan organisasi. Keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Secara keseluruhan, pencapaian sub variabel komitmen dapat digambarkan dalam grafik berikut. Persentase Pencapaian Sub Variabel Komitmen 100% 80% 60% 40% 20% 0% 89% 91% 85% 94% 80% Gambar Persentase pencapaian sub variabel komitmen Sesuai dengan grafik tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kesediaan untuk memajukan organisasi merupakan komponen yang paling baik pencapaiannya yakni sebesar 94% sedangkan komponen keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi merupakan komponen yang paling rendah pencapaiannya yakni sebesar 80%. Secara keseluruhan, berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan sampel (32 sekolah), pencapaian sekolah untuk sub variabel komitmen dapat dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel Pencapaian sekolah terhadap sub variabel komitmen No Nama Sekolah Sampel Nilai Capaian Nilai Rata - Rata 1 SMAN 3 Kota Gorontalo 55 4,58 92% 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 49 4,08 82% 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 51 4,25 85% 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 59 4,92 98% 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 56 4,67 93% 6 SMAN 1 Buntulia 47 3,92 78% 7 SMAN 1 Lemito 59 4,92 98% 8 SMAN 1 Randangan 56 4,67 93% 9 SMAN 1 Popayato 44 3,67 73% Persentase Capaian

60 No Nama Sekolah Sampel Nilai Persentase Nilai Rata - Rata Capaian Capaian 10 SMAN 1 Paguat 57 4,75 95% 11 SMAN 1 Botumoito 59 4,92 98% 12 SMAN 1 Paguyaman 53 4,42 88% 13 SMAN 1 Tilamuta 57 4,75 95% 14 SMA Terpadu Wirabakti 58 4,83 97% 15 SMAN 1 Bulango Timur 57 4,75 95% 16 SMAN 1 Suwawa 47 3,92 78% 17 SMAN 1 Kabila 55 4,58 92% 18 SMAN 1 Bone 46 3,83 77% 19 SMAN 1 Kwandang 52 4,33 87% 20 SMAN 1 Anggrek 45 3,75 75% 21 SMAN 2 Kwandang 47 3,92 78% 22 SMAN 1 Atinggola 59 4,92 98% 23 SMAN 1 Bongomeme 56 4,67 93% 24 SMAN 1 Tolangohula 58 4,83 97% 25 SMAN 1 Telaga Biru 57 4,75 95% 26 SMAN 1 Telaga 50 4,17 83% 27 SMAN 1 Limboto Barat 47 3,92 78% 28 SMAN 1 Boliyohuto 49 4,08 82% 29 SMAN 2 Limboto 58 4,83 97% 30 SMAN 1 Limboto 56 4,67 93% 31 SMA Muh. Batudaa 58 4,83 97% 32 SMA Muh. Tolangohula 48 4,00 80% Total nilai % Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian sekolah terhadap sub variabel komitmen mencapai 89% dengan nilai rata rata skor jawaban 4. Dari tabel tersebut juga dapat terlihat bahwa terdapat satu sekolah dengan pencapaian terbawah yakni SMAN 1 Popayato dengan pencapaian sebesar 73%, serta terdapat empat sekolah dengan pencapaian tertinggi yakni SMAN 4 Kota Gorontalo, SMAN 1 Atinggola, SMAN 1 Lemito dan SMAN 1 Botumoito dengan pencapaian sebesar 98%. Secara spesifik, pencapaian sekolah terhadap sub variabel komitmen, dapat dilihat pada grafik berikut.

61 Detail Pencapaian Sub Variabel Komitmen Identifikasi terhadap organisasi Keterlibatan sesuai dengan peran dan tanggungjawab pekerjaan Kehangatan, afeksi dan loyalitas terhadap organisasi. Kesediaan untuk memajukan organisasi. Keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Gambar Detail pencapaian sub variabel komitmen Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa elemen yang paling baik terkait dengan komitmen kepala sekolah adalah kesediaan untuk memajukan organisasi, sedangkan elemen yang paling buruk adalah keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Secara spesifik, grafik diatas dapat dijelaskan oleh tabel berikut. Tabel Keterangan pencapaian sekolah terhadap sub variabel komitmen Elemen dalam Sub Variabel Komitmen Pencapaian nilai Keterangan Kesediaan untuk Sebanyak 31 kepala sekolah (97%) yang menjadi memajukan organisasi. responden menyatakan bahwa mereka ingin sekolahnya lebih maju dan lebih baik. - Semua kepala sekolah (100%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka berusaha memajukan sekolahnya. - Semua kepala sekolah (100%) yang menjadi responden

62 Elemen dalam Sub Variabel Komitmen Keterlibatan sesuai dengan peran dan tanggungjawab pekerjaan. Identifikasi terhadap organisasi. Kehangatan, afeksi dan loyalitas terhadap organisasi. Pencapaian nilai Keterangan menyatakan bahwa mereka terobsesi terhadap kualitas sekolah Sebanyak 31 kepala sekolah (97%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka menerima semua tugas yang dibebankan pada mereka. - Semua kepala sekolah (100%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka berusaha menyelesaikan semua tugas dengan baik. - Semua kepala sekolah (100%) yang menjadi responden menyatakan bahwa tingkat kehadiran mereka disekolah, baik Semua kepala sekolah (100%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka bangga terhadap sekolah tempat mereka bertugas saat ini. - Sebanyak 31 kepala sekolah (97%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka memiliki misi dan tujuan yang sama dengan misi dan tujuan sekolah Sebanyak 31 kepala sekolah (97%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka peduli terhadap masalah yang terjadi di sekolah. - Sebanyak 18 kepala sekolah (56%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka banyak menikmati waktu luang dengan para guru dan staf. - Semua kepala sekolah (100%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka memperlakukan para guru Lanjutan Tabel Keterangan pencapaian dan staf sebagai sekolah partner terhadap yang sub variabel harus dihargai. komitmen Keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi. 128 Sebanyak 23 kepala sekolah (72%) yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka ingin menjalani sisa karirnya di sekolah tempat mereka bertugas saat ini.

63 PLANNING (X1) PEOPLE (X2) PROCESS (X3) PERFORMANCE (X4) CULTURE (X5) COMMUNICATION (X6) COMMITMENT (X7) Secara keseluruhan, pencapaian kinerja TQM sekolah berdasarkan indikator indikator tersebut di atas dapat digambarkan dalam grafik berikut: Tabel Grafik pencapaian kinerja TQM sekolah secara keseluruhan 4,75 4,50 4,25 4,00 3,75 3,50 3,25 3,00 2,75 2,50 2,25 2,00 1,75 1,50 1,25 1,00 0,75 0,50 0,25 0,00 Dari ketujuh aspek yang mendukung kinerja TQM sekolah, aspek tertinggi yang dipenuhi dengan baik adalah aspek komitmen sedangkan aspek terendah yang adalah aspek pengukuran kinerja. Secara keseluruhan, analisis dari pencapaian ketujuh aspek tersebut akan dikupas dalam bagian pembahasan, adapun nilai pencapaian dan rata rata kinerja TQM sekolah secara keseluruhan, terdapat dalam lampiran Gambaran hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa SMA yang akan di analisis, diwakili oleh hasil pencapaian Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) siswa SMA di Provinsi Gorontalo.

64 a. Hasil Pencapaian Ujian Nasional (UN) Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementrian Pendidikan Nasional, pencapaian ujian nasional siswa SMA di Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut: Tabel Pencapaian nilai ujian nasional (UN) siswa SMA di Provinsi Gorontalo No Nama Sekolah Sampel Nilai UN Nilai UN 2009/ / SMAN 3 Kota Gorontalo 6,45 8,08 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 5,19 6,08 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 3,27 5,3 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 4,94 6,15 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 5,73 6,23 6 SMAN 1 Buntulia - 6,98 7 SMAN 1 Lemito 4,72 7,73 8 SMAN 1 Randangan 4,38 7,45 9 SMAN 1 Popayato 5,84 7,31 10 SMAN 1 Paguat 3,41 6,9 11 SMAN 1 Botumoito 3,76 7,44 12 SMAN 1 Paguyaman 6,36 7,75 13 SMAN 1 Tilamuta 5,49 7,51 14 SMA Terpadu Wirabakti 6,28 7,46 15 SMAN 1 Bulango Timur 4,15 7,32 16 SMAN 1 Suwawa 4,69 7,74 17 SMAN 1 Kabila 6,31 7,74 18 SMAN 1 Bone 6,23 7,55 19 SMAN 1 Kwandang 4,69 7,15 20 SMAN 1 Anggrek 3,48 7,52 21 SMAN 2 Kwandang 3,36 7,25 22 SMAN 1 Atinggola 3,58 7,08 23 SMAN 1 Bongomeme 6,29 7,65 24 SMAN 1 Tolangohula 6,2 6,82 25 SMAN 1 Telaga Biru 6,44 7,75 26 SMAN 1 Telaga 6,75 7,94 27 SMAN 1 Limboto Barat 5,93 7,49 28 SMAN 1 Boliyohuto 6,77 7,29 29 SMAN 2 Limboto 6,89 7,45 30 SMAN 1 Limboto 6, SMA Muh. Batudaa 6,19 7,56 32 SMA Muh. Tolangohula 5,74 6,23 Rata - rata keseluruhan 5,20 7,25

65 Nilai UN 2010/2011 Nilai UN 2009/ Gambar Grafik Pencapaian nilai ujian nasional (UN) siswa SMA di Provinsi Gorontalo Adapun klasifikasi nilai ujian nasional yang ditetapkan oleh pemerintah adalah sebagai berikut: Tabel Klasifikasi nilai ujian nasional (UN) a. Baik Sekali A (rata-rata nilai UN > 7,50) b. Baik B (6,50 < rata-rata nilai UN 7,50) c. Sedang C (5,50 < rata-rata nilai UN 6,50) d. Kurang D (4,50 < rata-rata nilai UN 5,50) e. Kurang Sekali E (rata-rata nilai UN 4,50)

66 Berdasarkan klasifikasi tersebut, distribusi data nilai ujian nasional dapat dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel Distribusi nilai UN tahun 2009/2010 dan tahun 2010/2011 Interval Nilai UN Frekuensi Nilai UN Tahun 2009/2010 Frekuensi Nilai UN Tahun 2010/2011 Klasifikasi Nilai Ujian Nasional A (rata-rata nilai UN > 7,50) - 11 Baik Sekali B (6,50 < rata-rata nilai UN 7,50) 4 16 Baik C (5,50 < rata-rata nilai UN 6,50) 13 4 Sedang D (4,50 < rata-rata nilai UN 5,50) 5 1 Kurang E (rata-rata nilai UN 4,50) 9 - Kurang Sekali Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa distribusi nilai ujian nasional siswa SMA di Provinsi Gorontalo untuk tahun ajaran 2009/2010 lebih banyak berada pada klasifikasi sedang sedangkan nilai ujian nasional untuk tahun ajaran 2010/2011 lebih banyak berada pada klasifikasi baik. Adapun pencapaian nilai berdasarkan nilai rata rata, ujian nasional siswa SMA di Provinsi Gorontalo untuk tahun ajaran 2009/2010 termasuk dalam klasifikasi kurang dengan nilai rata rata 5,2, sedangkan pencapaian untuk tahun ajaran 2010/2011 termasuk dalam klasifikasi baik dengan nilai rata rata 7,25. Berdasarkan tabel dan grafik tersebut diatas juga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pencapaian siswa dalam ujian nasional tahun ajaran 2009/2010 ke tahun ajaran 2010 / 2011 sebesar 20%. Secara statistik, pencapaian nilai ujian nasional dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel Data statistik nilai ujian nasional (UN) siswa SMA di Provinsi Gorontalo UN1 UN2 N Valid Missing 2 1 Mean / rata rata

67 Median / nilai tengah Mode / modus 5 6 a Std. Deviation / simpangan baku Variance / tingkat penyebaran data Range / rentang data 4 3 Minimum / nilai terendah 3 5 Maximum / nilai tertinggi 7 8 Sum / jumlah nilai a. Multiple modes exist. The smallest value is shown b. Hasil Pencapaian Ujian Akhir Sekolah (UAS) Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementrian Pendidikan Nasional, pencapaian ujian akhir sekolah (UAS) siswa SMA di Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut: Tabel Pencapaian nilai ujian akhir sekolah (UAS) siswa SMA di Provinsi Gorontalo No Nama Sekolah Sampel Nilai UAS 2010/ SMAN 3 Kota Gorontalo 8,44 2 SMAN 2 Kota Gorontalo 7,99 3 SMA Muh. Kota Gorontalo 7,71 4 SMAN 4 Kota Gorontalo 7,92 5 SMA Prasetya Kota Gorontalo 8,09 6 SMAN 1 Buntulia 7,6 7 SMAN 1 Lemito 7,64 8 SMAN 1 Randangan 7,15 9 SMAN 1 Popayato 7,25 10 SMAN 1 Paguat 7,57 11 SMAN 1 Botumoito 8,27 12 SMAN 1 Paguyaman 8,35 13 SMAN 1 Tilamuta 8,52 14 SMA Terpadu Wirabakti 8,23 15 SMAN 1 Bulango Timur 7,85 16 SMAN 1 Suwawa 8 17 SMAN 1 Kabila 7,93 18 SMAN 1 Bone 8,08 19 SMAN 1 Kwandang 8,06 20 SMAN 1 Anggrek 8,24 21 SMAN 2 Kwandang 7,94 22 SMAN 1 Atinggola 7,93 23 SMAN 1 Bongomeme 8,48 24 SMAN 1 Tolangohula 7,98 25 SMAN 1 Telaga Biru 8,28 26 SMAN 1 Telaga 8,13 27 SMAN 1 Limboto Barat 8,35

68 No Nama Sekolah Sampel Nilai UAS 2010/ SMAN 1 Boliyohuto 8,21 29 SMAN 2 Limboto 8,29 30 SMAN 1 Limboto 8,35 31 SMA Muh. Batudaa 8,09 32 SMA Muh. Tolangohula 7,74 Rata - rata keseluruhan 8, Nilai UAS 2010/ ,5 7 7,5 8 8,5 9 Gambar Grafik pencapaian nilai ujian akhir sekolah (UAS) siswa SMA di Provinsi Gorontalo Berdasarkan klasifikasinya, distribusi data nilai ujian akhir SMA di Provinsi Gorontalo dapat dijelaskan dalam tabel berikut. Tabel Distribusi nilai UAS tahun 2010/2011 Interval Nilai UAS Frekuensi Nilai UAS Tahun 2010/2011 Klasifikasi Nilai Ujian Nasional

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO DATA DASAR PROVINSI GORONTALO KONDISI DESEMBER 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015 JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2014) PROVINSI GORONTALO KAB/KOTA RAWAT INAP

Lebih terperinci

Lampiran I.75 PENETAPAN DAERA H PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGO TA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRO VINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.75 PENETAPAN DAERA H PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGO TA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRO VINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.75 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor Tanggal : 0/Kpts/KPU/T AHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGO TA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRO VINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Obyek dan Subyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Provinsi Gorontalo dengan unit analisis Sekolah Menengah Atas (SMA) baik yang

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan proses analisis data sesuai dengan rumusan masalah, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut. 5.1 Kesimpulan 1. Secara keseluruhan, kinerja SMA di Provinsi

Lebih terperinci

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN 75001 BOALEMO 1201260 MANANGGU 75001311 MANANGGU 0,6269 Berkembang 75001 BOALEMO 1201260 MANANGGU 75001312 TABULO 0,6672 Berkembang 75001 BOALEMO 1201260 MANANGGU 75001313 BENDUNGAN 0,5340 Tertinggal 75001

Lebih terperinci

(M.9) PENAKSIRAN UKURAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN METODE POVMAP DAN COKRIGING UNTUK DESA HASIL PEMEKARAN WILAYAH

(M.9) PENAKSIRAN UKURAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN METODE POVMAP DAN COKRIGING UNTUK DESA HASIL PEMEKARAN WILAYAH (M.9) PENAKSIRAN UKURAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN METODE POVMAP DAN COKRIGING UNTUK DESA HASIL PEMEKARAN WILAYAH 1 Amiek Chamami, 2 Gandhi Pawitan, 3 Lienda Noviyanti 1 Mahasiswa Magister Statistika Terapan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI KANTOR WILAYAH PROVINSI GORONTALO

KEMENTERIAN AGAMA RI KANTOR WILAYAH PROVINSI GORONTALO Nomor Lampiran Perihal KEMENTERIAN AGAMA RI KANTOR WILAYAH PROVINSI GORONTALO JalanPoigar No. 123 MolosifatLJTelp. (0435 ) 831943-831942 Fax 831941 Website :www.gorontalo.kemenag.go.id email gorontalo@kemenag.go.id

Lebih terperinci

PERTANIAN PANGAN / SULAWESI

PERTANIAN PANGAN / SULAWESI Koridor : Sulawesi Fokus Kegiatan : Pertanian Terpadu LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011 2025 (PENPRINAS MPEI 2011 2025)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERTANIAN PANGAN / SULAWESI

PERTANIAN PANGAN / SULAWESI Koridor : Sulawesi Fokus Kegiatan : Pertanian Terpadu LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011 2025 (PENPRINAS MPEI 2011 2025)

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN KONTRIBUSI PEMECAHAN MASALAH KE PEMDA PROPINSI GORONTALO DANA BOPTN TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN PENELITIAN KONTRIBUSI PEMECAHAN MASALAH KE PEMDA PROPINSI GORONTALO DANA BOPTN TAHUN ANGGARAN 2012 LAPORAN PENELITIAN KONTRIBUSI PEMECAHAN MASALAH KE PEMDA PROPINSI GORONTALO DANA BOPTN TAHUN ANGGARAN 2012 Analisis dan Pemetaan Tenaga Kesehatan Propinsi Gorontalo Menggunakan Sistem Informasi Geografis

Lebih terperinci

NOM0R 72O lkpts /KPU/TAHUN Menimbang

NOM0R 72O lkpts /KPU/TAHUN Menimbang KOrrtlSl PEM il ihiij LiMii[i KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOM0R 72O lkpts /KPU/TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI SETIAP DAERAH PEMITIHAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

LAYANAN KURIR DAN LEAD TIME CABANG MANADO

LAYANAN KURIR DAN LEAD TIME CABANG MANADO Manado Boalemo Botumoito Gorontalo RAW 4 Manado Boalemo Dulupi Gorontalo RAW 4 Manado Boalemo Mananggu Gorontalo RAW 4 Manado Boalemo Paguyaman Gorontalo RAW 4 Manado Boalemo Paguyaman Pantai Gorontalo

Lebih terperinci

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2011-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOALEMO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN RTRW PROVINSI GORONTALO

INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN RTRW PROVINSI GORONTALO LAMPRAN.1 PERATURAN DAERAH PROPNS GORONTALO N O M O R : 4 TAHUN 2011 TANGGAL : 29 DESEMBER 2011 NDKAS PROGRAM UTAMA LMA TAHUNAN RTRW PROVNS GORONTALO USULAN PROGRAM UTAMA LOKAS NSTANS V PERWUJUDAN STRUKTUR

Lebih terperinci

MEMPERKUAT KAPASITAS PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM. Prof. Dr. Ir. Nelson Pomalingo, M.Pd Bupati Kabupaten Gorontalo

MEMPERKUAT KAPASITAS PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM. Prof. Dr. Ir. Nelson Pomalingo, M.Pd Bupati Kabupaten Gorontalo MEMPERKUAT KAPASITAS PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM Prof. Dr. Ir. Nelson Pomalingo, M.Pd Bupati Kabupaten Gorontalo ASPARAGA 10 Desa TOLANGOHULA 15 Desa MOOTILANGO PULUBALA 10 Desa

Lebih terperinci

Tanggal Lahir (Tgl/Bln/Thn) Status Kepegawaian

Tanggal Lahir (Tgl/Bln/Thn) Status Kepegawaian DAFTAR NAMA GURU PAI SD, SMP, SMA DAN SMK (LONGLIST CALON PESERTA SERTIFIKASI) PROVINSI GORONTALO NO Nama Peserta Gelar Akademik NIP NUPTK Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir (Tgl/Bln/Thn) Status

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : 1406 TAHUN 2013

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : 1406 TAHUN 2013 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : 1406 TAHUN 2013 PENETAPAN GURU PROFESIONAL DALAM BINAAN DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : GORONTALO NO NRG NUPTK NOMOR PESERTA NAMA TEMPAT TUGAS

Lebih terperinci

Dari Gorontalo Untuk Indonesia

Dari Gorontalo Untuk Indonesia Dari Gorontalo Untuk Indonesia PENGANTAR Laporan eksekutif Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 Angka sementara Kabupaten Pohuwato ini menyajikan agregat data dasar penduduk yang diperoleh dari pelaksanaan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI GORONTALO TAHUN GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2010-2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH BAB 4 KEUANGAN DAERAH BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan IV-2010 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lambatnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di semua jenjang Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah

Lebih terperinci

N A M A / J U M L A H

N A M A / J U M L A H BUKU XXIX PROVINSI GORONTALO LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0 TENTANG KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI,

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI TAHUN 26 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASII TAHUN 26 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH TAHUN

Lebih terperinci

BUKU XXVIII KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

BUKU XXVIII KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO BUKU XXVIII KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO K O D E 7 GORONTALO 7.01 1. GORONTALO 19 1 191 1.70,83 388.363 7.01.01 7.01.01.1001 7.01.01.1002 7.01.01.1003 7.01.01.100 7.01.01.100

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gorontalo Utara yang merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi

Lebih terperinci

LAPORAN KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

LAPORAN KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 LAPORAN KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGUATAN NILAI-NILAI EKONOMI DAN PRODUK LOKAL PADA KELOMPOK USAHA

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

PENETAPAN KELULUSAN PERIODE II TAHUN AKADEMIK 2017/2018 SK REKTOR NOMOR 7219/UN31/KEP/2017 TANGGAL 29 SEPTEMBER 2017 PROGRAM PENDAS

PENETAPAN KELULUSAN PERIODE II TAHUN AKADEMIK 2017/2018 SK REKTOR NOMOR 7219/UN31/KEP/2017 TANGGAL 29 SEPTEMBER 2017 PROGRAM PENDAS 1 822993736 MARSIANA JL HI. SALIM MANUMBA DESA POTANGA 110 PGSD - S1 3,05 7219/UN31/KEP/2017 BOLIYOHUTO 2 822993474 ERFINA ADAM DESA HUNTU BARAT KEC. BULANGO SELATAN 110 PGSD - S1 2,78 7219/UN31/KEP/2017

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN / Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN / Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Singkat SMP Negeri 1 Suwawa SMP Negeri 1 Suwawa memiliki NSS/NPSN yakni; 201300401001/40500880. Selanjutnya, sekolah ini beralamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 4 Tahun 2004 dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 4 Tahun 2004 dan Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan Mahkamah Agung adalah sebuah lembaga pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan pada semua badan peradilan yang berada di bawahnya dalam menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa penduduk Indonesia hingga tahun 2016 yaitu sebanyak 255.461.700 jiwa.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Data Penelitian

Lampiran 1. Analisis Data Penelitian Daftar Lampiran Lampiran 1. Analisis Data Penelitian Lampiran 2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Lampiran 3. Expert Judgement Instrumen Lampiran 4. Instrumen Penelitian Lampiran 5. Surat

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BUPATI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN BUPATI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GORONTALO, Menimbang

Lebih terperinci

EVALUASI SEKOLAH ADIWIYATA PROVINSI GORONTALO TAHUN 2013 DAN PERSIAPAN TAHUN 2014

EVALUASI SEKOLAH ADIWIYATA PROVINSI GORONTALO TAHUN 2013 DAN PERSIAPAN TAHUN 2014 EVALUASI SEKOLAH ADIWIYATA PROVINSI GORONTALO TAHUN 2013 DAN PERSIAPAN TAHUN 2014 Oleh : Ivonela R. Larekeng, S.Hut, M.Kes (Kepala Bidang Sistim Informasi Lingkungan) PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO Badan

Lebih terperinci

N A M A / J U M L A H

N A M A / J U M L A H LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN B. KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI, UPATEN/. DAN DESA/ SELURUH INDONESIA

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antaranya yaitu: Asparaga, Batuda a, Batuda a Pantai, Bilato, Biluhu, Boliyohuto,

BAB I PENDAHULUAN. antaranya yaitu: Asparaga, Batuda a, Batuda a Pantai, Bilato, Biluhu, Boliyohuto, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu tetangga dari kota Gorontalo yang berdiri sendiri. Selain itu, Kabupaten ini adalah salah satu Kabupaten yang kaya akan budayanya.

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata kunci : Komoditi Unggulan, Spesialisasi, Lokalisasi dan Lokasi (LQ)

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata kunci : Komoditi Unggulan, Spesialisasi, Lokalisasi dan Lokasi (LQ) Julian Mukhtar 00, 0. Analisis Keunggulan Komoditi Jagung Dengan Pendekatan Ekonomi Wilayah Di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

Bab IV Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan Yang Direncanakan

Bab IV Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan Yang Direncanakan IV.1 Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) Bab IV Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan Yang Direncanakan Tabel 4.1 Rencana Program dan Kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi Saat Ini Tahun 2014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten Gorontalo. Letak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten Gorontalo. Letak BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat penelitian Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kwandang. Kabupaten ini

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 49 BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden dalam penelitiaan ini akan diuraikan secara rinci dibawah ini berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan

Lebih terperinci

,,,,, X Positif 3 X 1.SBx Negatif 4 X - 1.SBx Sangat Negatif Keterangan: : Rata-rata skor keseluruhan siswa SBx : Simpangan baku (standar deviasi) skor keseluruhan siswa X : Skor yang diperoleh siswa

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUMEN. Penelitian

LAMPIRAN INSTRUMEN. Penelitian LAMPIRAN INSTRUMEN Penelitian 109 ANGKET VALIDITAS DAN RELIABILITAS KINERJA GURU EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA MAGELANG A. Pengantar Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, saya bermaksud mengadakan penelitian

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN GORONTALO

PROFIL KABUPATEN GORONTALO PROFIL KABUPATEN GORONTALO PROFIL Kabupaten Gorontalao beribukota di Limboto memiliki luas wilayah 5.746,38 Km2, terletak antara 0o19-1o15 LU dan 121o84-123o26 BT, secara administratif, terbagi menjadi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 263 / 19 / VI /2015

KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 263 / 19 / VI /2015 PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO SEKRETARIAT DAERAH Kompleks Perkantoran Pemerintah Provinsi Gorontalo Kel. Botu. Kec. Dumbo Raya Kota Gorontalo Telp/Fax. (0435) 821277 KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Data 4.1.1.1. Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 8A dan 8C SMP Stella Matutina

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Tim Penyusun. Tahun 2011

Ringkasan Eksekutif. Tim Penyusun. Tahun 2011 Tahun 0 PENDAHULUAN. Latar Belakang Semangat otonom daerah telah memberikan peluang bagi setiap daerah untuk mempercepat proses pembangunan wilayah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara utuh,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Luas Wilayah Kecamatan Tilongkabila Kecamatan Tilongkabila merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di kabupaten Bone Bolango. Kecamatan ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. zaman Belanda beberapa kali terjadi perubahan pemerintahan sebagaimana tercantum dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. zaman Belanda beberapa kali terjadi perubahan pemerintahan sebagaimana tercantum dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Boalemo dengan Ibu Kota Tilamuta, merupakan hasil pemekaran Kabupaten Gorontalo pada tahun 1999. Kabupaten Boalemo dibentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Wilayah Kabupaten Pohuwato dulunya merupakan bagian dari Kabupaten Boalemo, namun sejak dikeluarkannya UU RI No. 6 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA PENELITIAN

BAB 4 ANALISA PENELITIAN BAB 4 ANALISA PENELITIAN 4.1 Profil Subjek 4.1.1 Gambaran Usia Subjek Tabel 4.1 Gambaran Usia Subjek Usia Jumlah Subjek Presentase 14 4 4,39% 15 5 5,49% 16 11 12,98% 17 31 34,06% 18 39 41,85% 19 1 1,09%

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Boalemo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Boalemo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.961, 2016 KEMENDAGRI. Kabupaten Boalemo dengan Kabupaten Pohuwato. Batas Daerah. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG BATAS

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan orang-orang semakin memiliki kemampuan untuk berwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan orang-orang semakin memiliki kemampuan untuk berwisata dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia dan akan terus berkembang dengan perkembangan industrialisasi dan perubahan gaya hidup

Lebih terperinci

POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI LIMBOTO BOLANGO BONE

POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI LIMBOTO BOLANGO BONE POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI LIMBOTO BOLANGO BONE TAHUN 2010 1. DAFTAR ISI 1. BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran Penyusunan Pola Pengelolaan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Gorontalo) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Gorontalo) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 10-07-25/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Gorontalo) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

ANALISIS PEMETAAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA TERPADU DI SMP NEGERI SE-KOTA JAMBI. Tiara Aprilini Universitas Negeri Jambi

ANALISIS PEMETAAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA TERPADU DI SMP NEGERI SE-KOTA JAMBI. Tiara Aprilini Universitas Negeri Jambi ANALISIS PEMETAAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA TERPADU DI SMP NEGERI SE-KOTA JAMBI Tiara Aprilini Universitas Negeri Jambi tiaraaprilini@gmail.com Abstrak. Pemetaan kualitas pembelajaran sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang persepsi citra tubuh anggota fitness Pesona Merapi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang persepsi citra tubuh anggota fitness Pesona Merapi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang persepsi citra tubuh anggota fitness Pesona Merapi Yogyakarta yang datanya diambil pada hari Senin, 1-7 September 2014

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MATEMATIKA Jalan Kaliurang Km. 6, Sambisari, Condongcatur, Depok, Sleman, D.I.Y. Kotak Pos 31

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Statistics. Kinerja Berwujud. N Valid Missing 0 0. Mean Std. Deviation

BAB IV HASIL PENELITIAN. Statistics. Kinerja Berwujud. N Valid Missing 0 0. Mean Std. Deviation BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan Siswa Atas Kualitas Pelayanan di SMA Batik 1 Surakarta Tahun 2013 ini menggunakan data yang dikelompokkan menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Evaluasi Penelitian ini menggunakan desain penelitian evaluatif dengan pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan pertimbangan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba, baik

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian terhadap penjaminan mutu telah menjadi isu penting di hampir seluruh organisasi baik organisasi yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba, baik sektor

Lebih terperinci

Hubungan Antara Praktek Otomotif Dengan Kesiapan. Praktek Kerja Industri Siswa

Hubungan Antara Praktek Otomotif Dengan Kesiapan. Praktek Kerja Industri Siswa Hubungan Antara Praktek Otomotif Dengan Kesiapan Praktek Kerja Industri Siswa Ahmat Su udi (10320089 ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Perkembangan teknologi terutama di bidang otomotif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fasilitas serta sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fasilitas serta sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Latar dan Karakteristik Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Keadaan sekolah SMA Negeri 1 Tapa cukup baik

Lebih terperinci

Executive Summary BAB -1 PENDAHULUAN

Executive Summary BAB -1 PENDAHULUAN BAB -1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG BATAS DAERAH KOTA GORONTALO DENGAN KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan perkembangan dan kemajuan Propinsi Sulawesi Utara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang: a. bahwa untuk memacu perkembangan dan kemajuan

Lebih terperinci

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung) STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung) INSTRUMEN PENELITIAN FUNDAMENTAL Tim Peneliti: Dr. Diding Nurdin,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MATEMATIKA Jalan Kaliurang Km. 6, Sambisari, Condongcatur, Depok, Sleman, D.I.Y. Kotak Pos 31

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POHUWATO UNIT LAYANAN PENGADAAN TAHUN 2012 Jl. P. Diponegoro Kompleks Blok Plan Perkantoran - Marisa

PEMERINTAH KABUPATEN POHUWATO UNIT LAYANAN PENGADAAN TAHUN 2012 Jl. P. Diponegoro Kompleks Blok Plan Perkantoran - Marisa PENGUMUMAN LELANG Nomor : 19.1/ULP-PHWT/THP III-KONSTRUKSI/UL/VI/2012 Satuan Kerja : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Pekerjaan : Pembangunan Gedung Cadangan Pangan Pemerintah HPS : Rp.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MARISA NOMOR : W20-U4/ /HK.02/II/2016

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MARISA NOMOR : W20-U4/ /HK.02/II/2016 KEPUTUSAN NOMOR : W20-U4/ /HK.02/II/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN NOMOR : W20-U4/172/HK.02/III/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PERDATA GUGATAN DAN PERMOHONAN PADA PENGADILAN NEGERI MARISA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Populasi dan Sampel. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah siswa kelas X SMK Yos Sudarso Rembang yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi 47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO KODE JUDUL : X.290 LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO KEMENTERIAN/ LEMBAGA : BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Bulila Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. PKBM Jabal Rahmah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Bulila Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. PKBM Jabal Rahmah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PKBM Jabal Rahmah yang berada di Desa Bulila Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. PKBM Jabal Rahmah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju

Lebih terperinci

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH Sekolah kami belum memiliki semua sarana dan alat-alat yang dibutuhkan untuk memenuhi ketetapan dalam standar STANDAR SARANA DAN PRASARANA TINGKATAN MASALAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... MP LP TE NG JA MP LP JA TE NG MP LP JA TE NG DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 4 C. Tujuan...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG PERIODE TAHUN 2014-2018 Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2019 merupakan amanat perundang-undangan

Lebih terperinci

Lampiran 1A Kisi-Kisi Instrumen pada Perencanaan Supervisi Akademik Sebelum Diujicobakan

Lampiran 1A Kisi-Kisi Instrumen pada Perencanaan Supervisi Akademik Sebelum Diujicobakan Lampiran 1A Kisi-Kisi Instrumen pada Perencanaan Supervisi Akademik Sebelum Diujicobakan o Sub Variabel Aspek Indikator o Item 1 Perencanaan Tujuan Menentukan tujuan 1, 2 Sasaran Menentukan sasaran 3,

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH KREATIVITAS DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 154-161 PENGARUH KREATIVITAS DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Lebih terperinci

STATISTIK PEMBANGUNAN BALAI 150,000 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI BONE BOLANGO TAHUN 2008

STATISTIK PEMBANGUNAN BALAI 150,000 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI BONE BOLANGO TAHUN 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL FUNGSI KAWASAN LUAS (ha) 400,000 350,000 300,000 250,000 200,000 STATISTIK PEMBANGUNAN BALAI 150,000 PENGELOLAAN DAERAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh

I. PENDAHULUAN. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh beberapa orang yang berfungsi secara relatif untuk mencapai tujuan bersama secara terus-menerus.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian Standar Pengelolaan Pendidikan di SMA Terakreditasi Kabupaten Semarang yang dilakukan mulai dari tanggal 15 September 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak semata-mata mengakibatkan permusuhan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya, melainkan

Lebih terperinci

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO K O D E UPATEN / (Km) GORONTALO.0. GORONTALO.0,.0 Termasuk Jumlah Penduduk Kab. Gorontalo Utara (Kab. Pemekaran).0.0 Limboto -.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.00.0.0.0.0.0.0.0.0.0

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat

Lebih terperinci

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN GORONTALO: PEMBANGUNAN INDUSTRI PAKAN TERNAK BERBAHAN BAKU JAGUNG

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN GORONTALO: PEMBANGUNAN INDUSTRI PAKAN TERNAK BERBAHAN BAKU JAGUNG Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN GORONTALO: PEMBANGUNAN INDUSTRI PAKAN TERNAK BERBAHAN BAKU JAGUNG Pengenalan Kabupaten Gorontalo Secara geografis Kabupaten Gorontalo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan. 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Objek Penelitian SMA Negeri 1 Limboto dan SMA Negeri 2 Limboto merupakan sekolah unggulan di kabupaten Gorontalo. Lokasi kedua

Lebih terperinci

BAB III PEMETAAN KUALITAS PENDIDIKAN

BAB III PEMETAAN KUALITAS PENDIDIKAN BAB III Bab III Pemetaan Kualitas Pendidikan PEMETAAN KUALITAS PENDIDIKAN III.1. Uji Kompetensi Guru Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi perintisan pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 3 Pakem SMP Negeri 3 Pakem merupakan sekolah yang terletak di dusun Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah

Lebih terperinci