LAPORAN PENELITIAN KONTRIBUSI PEMECAHAN MASALAH KE PEMDA PROPINSI GORONTALO DANA BOPTN TAHUN ANGGARAN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENELITIAN KONTRIBUSI PEMECAHAN MASALAH KE PEMDA PROPINSI GORONTALO DANA BOPTN TAHUN ANGGARAN 2012"

Transkripsi

1 LAPORAN PENELITIAN KONTRIBUSI PEMECAHAN MASALAH KE PEMDA PROPINSI GORONTALO DANA BOPTN TAHUN ANGGARAN 2012 Analisis dan Pemetaan Tenaga Kesehatan Propinsi Gorontalo Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Oleh: Moh. Hidayat Koniyo, ST., M.Kom (Ketua Peneliti) Agus Lahinta, ST., M.Kom (Peneliti Anggota) Muklisulfatih Latief, S.Kom., MT. (Peneliti Anggota) Lillyan Hadjaratie, S.Kom., M.Si (Peneliti Anggota) Manda Rohandi, M.Kom (Peneliti Anggota) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO NOVEMBER

2 HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Penelitian : Analisis dan Pemetaan Tenaga Kesehatan Propinsi Gorontalo 2. Ketua Peneliti Menggunakan Sistem Informasi Geografis a) Nama lengkap : Moh. Hidayat Koniyo, ST., M.Kom b) Jenis Kelamin : Laki-laki c) NIP : d) Jabatan Struktural : Pembantu Dekan II e) Jabatan Fungsional : Lektor Kepala f) Fakultas / Jurusan : Teknik / Jurusan Teknik Informatika g) Pusat Penelitian : Lembaga Penelitian Universitas Negeri Gorontalo h) Alamat : Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, Jl. Jenderal i) Telpon/Faks : (0435) Sudirman No. 6 Kota Gorontalo. j) Alamat Rumah : Jl. Hos Cokroaminoto 107 Kel. Heledulaa Utara, Kec. Kota Timur, Kota Gorontalo k) Telpon/Faks/ / /hidayat@ung.ac.id 3. Jangka Waktu Penelitian : 4 bulan 4. Jumlah biaya yang disetujui : Rp ,- Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik UNG Ketua Peneliti, Gorontalo, November 2012 Ir. Rawiyah Husnan, MT Moh. Hidayat Koniyo, ST., M.Kom NIP NIP Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian UNG, DR. Fitryane Lihawa, M.Si NIP i

3 ABSTRAK Penelitian Analisis Dan Pemetaan Tenaga Kesehatan Propinsi Gorontalo Menggunakan Web Gis bertujuan untuk menghasilkan aplikasi sistem informasi geografis Tenaga kesehatan berbasis web sebagai media pemetaan yang dapat menggambarkan lokasi dan menampilkan informasi tenaga kesehatan di Propinsi Gorontalo Metode analisis yang digunakan untuk menghitung rasio tenaga kesehatan menggunakan model Daftar Susunan Pegawai (DSP). Adapun Metode Perancangan Sistem yang digunakan adalah metode waterfall, dimana dalam pengembangan perangkat lunaknya bersifat sistematis dan sekuensial. Penelitian ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk mengetahui informasi lokasi tenaga kesehatan secara terpadu, jenis tenaga kesehatan yang diberikan dan informasi ketersediaan sarana/prasarana tenaga kesehatan, sedang bagi pemerintah adalah kemudahan dalam memantau dan mengawasi keseluruhan tenaga kesehatan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengembangan bidang kesehatan. Kata Kunci : tenaga Kesehatan, Daftar Susunan Pegawai, Pemetaan, GIS, Web ii

4 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAK... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat dan Urgensi Penelitian... 2 BAB II. KAJIAN PUSTAKA Analisis Rasio Tenaga Kesehatan Proses Pemetaan Tenaga Kesehatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Proses Model Waterfall Penelitian Terkait... 7 BAB III. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Penelitian Alat Penelitian Alur Penelitian BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan Tenaga Kesehatan Perancangan Sistem BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah tenaga kesehatan di Propinsi Gorontalo...5 Tabel 2. Banyaknya rumah sakit dan kapasitas tempat tidur per kabupaten/kota di Propinsi Gorontalo...5 Tabel 3. Model Puskesmas di daerah terpencil...14 Tabel 4. Model DSP Puskesmas di daerah pedesaan...15 Tabel 5. Model DSP Puskesmas di daerah perkotaan...15 Tabel 6. Model DSP Puskesmas di daerah sangat terpencil...16 Tabel 7. Model DSP Puskesmas di daerah kepulauan...17 Tabel 8. Model DSP Puskesmas di daerah strategis...18 Tabel 9. Rekapitulasi Model Puskesmas DSP...18 Tabel 10. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kota Gorontalo...20 Tabel 11. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Gorontalo...23 Tabel 12. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Gorontalo Utara...25 Tabel 13. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Boalemo...27 Tabel 14. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Pohuwato...29 Tabel 15. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Bone Bolango...31 Tabel 16. Rekapan Jumlah Kebutuhan Tenaga Kesehatan Provinsi Gorontalo...34 Tabel 17. Data-data yang digunakan sebagai dasar peta...42 Tabel 18. Struktur Tabel Wisata...43 Tabel 19. Struktur Tabel Transportasi...43 Tabel 20. Struktur Tabel Kantor Pemerintahan...43 iv

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Subsistem Sistem Informasi Geografis... 6 Gambar 2. Proses model waterfall... 7 Gambar 3. Alur Penelitian Gambar 4. Alur kerja sistem SIG Gambar 5. Flowchart Digitasi Point, Line dan Polygon Gambar 6. Pembentukan Data Spasial Gambar 7. Hasil digitasi peta propinsi Gorontalo dengan ArcGis Gambar 8. Tampilan untuk membuat shapefile baru Gambar 9. Tampilan untuk memulai editing Gambar 10. Tampilan Box Editing Gambar 11. Tampilan untuk mengaktifkan tool sketch Gambar 12 Membuat Database baru Gambar 13. Pengisian Nama untuk database baru Gambar 14 Import Shapefile ke PostgresSQL Gambar 15. Membuat koneksi ke database Gambar 16. Membuat koneksi Postgis Gambar 17. Menambahkan data Shapefiles Gambar 18. Export to Mapserver Gambar 19. Proses penyajian peta menggunakan MapServer Gambar 20. Proses Penyediaan Informasi GIS Gambar 21. Diagram Konteks Gambar 22. Tampilan web SIG sarana dan prasarana propinsi Gorontalo Gambar 23. Tampilan Legenda Peta Gambar 24. Tampilan Search Peta Gambar 25. Tampilan tool box Peta Gambar 26. Tampilan references Peta.. 53 v

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain pendapatan dan pendidikan, salah satu indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks kesehatan yang dalam pencapaiannya memerlukan upaya akselerasi peningkatan terhadap status kesehatan masyarakat, akses dan tenaga kesehatan yang tersedia bagi masyarakat. Sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan yakni percepatan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka Pemerintah Daerah Propinsi Gorontalo senantisa berupaya mendekatkan kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai tenaga kesehatan yang merata, terjangkau dan bermutu (BAPPENAS, 2009). Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi yang cepat dan kemudahan dalam mengakses informasi melalui perangkat teknologi informasi, memungkinkan ketersediaan informasi tentang tenaga kesehatan yang dapat diakses secara cepat, akurat dan up to date. Pada kenyataannya, berbagai data dan informasi terkait tenaga kesehatan, terutama yang berkaitan dengan sarana/prasarana serta tenaga kesehatan tertentu pada sebuah rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat di wilayah Propinsi Gorontalo masih sangat minim untuk diperoleh. Hal ini disebabkan data dan informasi tersebut belum terinvetarisasi dalam sebuah sistem informasi online yang berbasis spasial, sehingga masyarakat umum sulit untuk mengetahui dimana ia bisa mendapatkan kesehatan yang terbaik berdasarkan ketersediaan sarana/prasarana yang memadai maupun tenaga kesehatan berdasarkan jangkauan lokasi tempat tinggalnya. Adapun dampak bagi pemerintah adalah sulitnya memvisualisasikan sebaran sarana/prasarana serta tenaga kesehatan yang ada, sehingga mengakibatkan pada kurang optimalnya pengambilan keputusan untuk pengembangan bidang kesehatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, teknologi SIG (Sistim Informasi Geografis) yang berbasis web dapat membantu pengguna dalam hal ini masyarakat umum dan pemerintah untuk dapat melihat informasi sebaran lokasi tenaga kesehatan dengan lebih mudah, cepat, interaktif dan atraktif secara online. 1

8 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu Bagaimana menganalisis dan memetakan tenaga kesehatan dengan menggunakan sistem informasi geografis berbasis web dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi tenaga kesehatan di wilayah Propinsi Gorontalo? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membuat aplikasi sistem informasi geografis tenaga kesehatan berbasis web sebagai media pemetaan yang dapat menggambarkan lokasi dan menampilkan informasi tenaga kesehatan di Propinsi Gorontalo. 1.4 Manfaat dan Urgensi Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini bagi masyarakat umum, aplikasi ini memudahkan masyarakat untuk mengetahui informasi lokasi tenaga kesehatan secara terpadu dan jenis kesehatan yang diberikan dan informasi ketersediaan sarana/prasarana kesehatan berupa peralatan medis dan tenaga kesehatan. Bagi Pemerintah Propinsi Gorontalo, lebih mudah untuk memantau dan mengawasi keseluruhan tenaga kesehatan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Urgensinya adalah keterbatasan akses informasi kesehatan yang diketahui oleh masyarakat umum tentang lokasi tenaga kesehatan secara terpadu. Disamping itu dapat juga diketahui informasi lainnya berupa ketersediaannya sarana, prasarana, dan tenaga kesehatan bahkan hingga informasi rasio tenaga kesehatan terhadap suatu nilai tertentu. 2

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Tenaga Kesehatan Dalam menganalisis rasio tenaga kesehatan, maka dilakukan beberapa metode penyusunan yaitu sebagai berikut : 1. Pendekatan penyusunan kebutuhan SDM kesehatan adalah sebagai berikut : a. Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan mutlak dalam konteks penyusunan pengembangan SDM kesehatan yang ada untuk mewujudkan suatu tujuan pembangunan yang ditetapkan. b. Pentingnya untuk ditetapkan suatu cara penyusunan kebutuhan SDM yang benarbenar sesuai dengan keperluannya yang semakin kompleks. c. Pengguna dari cara-cara penyusunan SDM kesehatan ini perlu memahami kekuatan dan kelemahan dari cara yang dipilih. d. Sektor kesehatan sangat diperlukan oleh sektor lain yang terkait untuk dapat menyusun kebutuhan SDM kesehatan SDM dimasa mendatang. 2. Metode Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan. Pada dasarnya kebutuhan SDM kesehatan dapat ditentukan berdasarkan : a. Kebutuhan epidemiologi penyakit utama masyarakat. b. Permintaan akibat beban kesehatan. c. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan. d. Standar atau ratio terhadap nilai tertentu. 3. Determinan yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM adalah : a. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli, maupun keadaan social budaya dan keadaan darurat / bencana b. Pertubuhan ekonomi c. Berbagai kebijakan di bidang masyarakat. 4. Adapun metode-metode yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan keperluan kesehatan. b. Penyusunan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan kebutuhan kesehatan. c. Penyusunan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan sasaran upaya kesehatan yang ditetapkan. d. Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan ratio terhadap sesuatu nilai. 3

10 Selain 4 metode diatas, terdapat beberapa metode lainnya yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari keempat metode dasar tersebut diatas, yaitu : a. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan daftar susunan pegawai. b. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja atau metode WISN (work load indikator staff need). c. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan skenario / proyeksi dari WHO d. Penyusunan kebutuhan tenaga untuk bencana. 2.2 Proses Pemetaan Menurut Permanasari (2007), terdapat 3 tahapan pemetaan yang harus dilakukan yaitu: Tahap pengumpulan data Langkah awal dalam proses pemetaan dimulai dari pengumpulan data. Data merupakan suatu bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan. Keberadaan data sangat penting artinya, dengan data seseorang dapat melakukan analisis evaluasi tentang suatu data wilayah tertentu.data yang dipetakan dapat berupa data primer atau data sekunder.data yang dapat dipetakan adalah data yang bersifat spasial, artinya data tersebut terdistribusi atau tersebar secara keruangan pada suatu wilayah tertentu.pada tahap ini data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dahulu menurut jenisnya seperti kelompok data kualitatif atau data kuantitatif. Pengenalan sifat data sangat penting untuk simbolisasi atau penentuan dan pemilihan bentuk simbol, sehingga simbol tersebut akan mudah dibaca dan dimengerti. Setelah data dikelompokkan dalam tabel tabel, sebelum diolah ditentukan dulu jenis simbol yang akan digunakan. Untuk data kuantitatif dapat menggunakan simbol batang, lingkaran, arsir bertingkat dan sebagainya, melakukan perhitungan-perhitungan untuk memperoleh bentuk simbol yang sesuai Tahap penyajian data Langkah pemetaan kedua berupa panyajian data.tahap ini merupakan upaya melukiskan ataumenggambarkan data dalam bentuk simbol, supaya data tersebut menarik, mudah dibaca dan dimengerti oleh pengguna (users).penyajian data pada sebuah peta harus dirancang secara baik dan benar supaya tujuan pemetaan dapat tercapai. 4

11 2.2.3 Tahap penggunaan peta Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena menentukan keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang dirancang dengan baik akan dapat digunakan/dibaca dengan mudah. Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi, sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar pembuat peta (map maker) dengan pengguna peta (mapusers).pembuat peta harus dapat merancang peta sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca, diinterpretasi dan dianalisis oleh pengguna peta. Pengguna harus dapat membaca peta dan memperoleh gambaran informasi sebenarnya dilapangan (real world). 2.3 Tenaga Kesehatan Tersedianya tenaga kesehatan yang baik, murah dan terjangkau oleh masyarakat merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Dalam keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia tahun 2007, dituliskan bahwa Tenaga Kesehatan adalah tempat yang menyediakan layanan kesehatan secara medis bagi masyarakat. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo melalui website Pemerintah Propinsi Gorontalo berupa banyaknya tenaga kesehatan di Propinsi Gorontalo dari tahun dapat dilihat pada tabel 1 dan untuk banyaknya rumah sakit dan kapasitas tempat tidur per kabupaten/kota di Propinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel 2. Dari data tersebut menunjukkan adanya peningkatan layanan kesehatan berupa penambahan tenaga kesehatan di daerah tersebut. Tabel 1. Jumlah tenaga kesehatan di Propinsi Gorontalo Tahun Rumah sakit Puskesmas Posyandu Tabel 2. Banyaknya rumah sakit dan kapasitas tempat tidur per kabupaten/kota di Propinsi Gorontalo Kabupaten/kota RS pemerintah RS Swasta jumlah tempat tidur jumlah tempat tidur Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato

12 Kab. Bone Bolango Kab. Gorut Kota Gorontalo Total Sistem Informasi Geografis (SIG) Menurut Crisman dkk (dalam SIG konsep-konsep dasar, 2009), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia, organisasi atau lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah dipermukaan bumi. SIG merupakan alat bantu yang sangat efektif, aktraktif, interaktif dan komprehensif dalam memvisualisasikan dunia nyata terkait masalah spasial. SIG memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan data spasial maupun atribut-atributnya dan merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dalam warna, bentuk dan simbol-simbol. Menurut Prahasta (2002), SIG dapat digolongkan kedalam beberapa subsistem sebagaimana yang dapat digambarkan sebagai berikut: MANIPULASI DATA DATA INPUT SIG DATA OUTPUT PENGOLAHAN DATA Gambar 1. Subsistem Sistem Informasi Geografis, (Prahasta, 2002). 1) Data Input (Masukan data) berfungsi mengumpulkan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber, sekaligus bertanggung jawab dalam merubah/mengkonversi data atau mentranformasikan format data-dataaslinya ke dalam format yang dapat digunakan untuk SIG. 2) Data Management (Pengelolaan data) mengorganisasikan baik data spasial maupun data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di- Update,dan diedit. Jadi subsistem ini dapat menimbun dan menarik kembali dari arsip data dasar, juga dapat melakukan perbaikan data dengan cara menambah, mengurangi atau memperbaharui. 6

13 3) Data Manipulation and Analysis (Manipulasi dan analisis data) menentukan informasiinformasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Subsistem ini juga dapat melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. 4) Data Output berfungsi menayangkan informasi dan hasil analisis data geografis secara kualitatif maupun kuantitatif. Atau dapat berfungsi menampilkan/menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy, seperti tabel, grafik, peta, arsip elektronik dan lain-lainnya. 2.5 Proses Model Waterfall Model waterfall yang kadang juga disebut sebagai model klasik, merupakan proses model dengan pendekatan yang sistematis dan sekuensial. Pengembangan perangkat lunak dengan model ini dimulai dari tingkat sistem, analisis, perancangan, implementasi, pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan. Pada proses model ini suatu tahap harus terlebih dahulu selesai sebelum masuk ketahap berikutnya. Berikut adalah gambar proses model waterfall. Gambar 2. Proses model waterfall 2.6 Penelitian Terkait Kaswidjanti dkk (2008), memetakan tenaga kesehatan kota megelang berbasis web, dengan tujuan untuk menghasilkan aplikasi sistem informasi geografis on-line sebagai media pemetaan yang dapat menggambarkan lokasi dan menampilkan informasi tenaga kesehatan di Kota Magelang. Aplikasi SIG yang dibangun menggunakan metode waterfall, sedang Alat untuk membangun sistem digunakan aplikasi ArcView GIS 3.3 untuk membuat peta, MapServer untuk menampilkan peta digital ke halaman web, PHP sebagai bahasa pemrograman web, Macromedia Fireworks MX dan Macromedia Dreamweaver MX untuk membuat desain dan isi halaman web, serta MySQL untuk membuat basis data. Hasil penelitian berupa sistem informasi geografis pemetaan lokasi tenaga kesehatan di Kota 7

14 Magelang berbasis web yang dapat menampilkan secara online peta Kota Magelang dan lokasi tenaga kesehatan serta informasi dari tenaga kesehatan tersebut. Sistem yang dibuat juga memberikan informasi sekilas tentang kota Magelang, profil Dinas Kesehatan Kota Magelang, dan halaman buku tamu untuk pengunjung situs. Ahaliki (2012) melakukan penelitian untuk memetakan sarana dan prasarana di Kota Gorontalo menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Pemetaan ini bertujuan untuk membuat aplikasi web GIS, membantu masyarakat umum untuk memperoleh informasi mengenai sebaran atau tempat sarana dan prasarana di kota Gorontalo, serta Membantu pemerintah kota Gorontalo dalam pengambilan keputusan menganalisis jarak dan pemetaan sarana dan prasarana di kota Gorontalo. Arcgis digunakan sebagai perangkat lunak untuk membuat peta spasial beserta atributnya. Kemudian data-data tersebut diolah menggunakan PostreSql dan Quatum GIS yang kemudian ditampilkan ke dalam aplikasi web GIS menggunakan template pmapper. Dari aplikasi yang dihasilkan mampu memberikan informasi mengenai sebaran sarana wisata, kantor-kantor pemerintahan, tempat kesehatan, hotel dan sarana transportasiyang ada di Kota Gorontalo berupa titik koordinat, jarak dan informasi-informasi lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. 8

15 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Survei yaitu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh data tenaga kesehatan serta fakta mengenai jarak antar objek dan letak lokasi tenaga gedung rumah sakit dan puskesmas yang di wilayah Propinsi Gorontalo. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Sistem Informasi, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo. Penetapan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan akses data lebih mudah karena lokasi penelitian berada pada lingkup kerja peneliti sehingga proses pengumpulan data, pengolahan, analisa hingga implementasi relatif lebih mudah dilakukan Waktu Pelaksanaan Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu mulai bulan Agustus sampai dengan November Materi Penelitian Bahan penelitian utama adalah data tenaga kesehatan Propinsi Gorontalo meliputi data lokasi tenaga gedung rumah sakit, puskesmas, sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki seperti laboratorium, poliklinik, UGD, bedah, dan prasarana lainnya termasuk data tenaga kesehatan serta data penunjang lainnya yang dapat digunakan untuk menganalisis informasi rasio tenaga kesehatan terhadap suatu nilai tertentu. 3.3 Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Perangkat Keras : 1. Komputer dengan spesifikasi sbb : Prosesor Intel Core 2 Duo. Memory 2 Gbyte DDRAM. Harddisk 320 Gbyte. Mouse, Keyboard. 9

16 2. Scanner. 3. GPS (Global Position System). Perangkat Lunak : Sistem Operasi Microsoft Windows 7 Ultimate. Arc Gis9.3 untuk pengolahan data. Microsof exel 2010 untuk penginputan data attribute X, Y. PostgreSql untuk basis data. Quantum GIS untuk merubah file.shp ArcGis. Ms4w untuk pengolahan Map Server. pmapper 4.0 untuk template web. Perangkat Pendukung lainnya : Peta Administrasi Wilayah Propinsi Gorontalo. 10

17 3.4 Alur Penelitian 3 berikut: Tahapan proses penelitian ini digambarkan dalam suatu bagan alir seperti pada Gambar STUDI LITERATUR DATA : 1. DATA PRIMER 2. DATA SEKUNDER ANALISIS DATA SURVEI LAPANGAN KLASIFIKASI DATA DATA SPASIAL DATA ATRIBUT PEMBUATAN PETA : 1. PENGKOORDINATAN 2. DIGITASI 3. PEMBUATAN LAYOUT Perancangan Aplikasi WEB GIS : Keterangan : = Pengumpulan Data 1. PERANCANGAN DATABASE 2. IMPORT DATABASE KE QUANTUM GIS 3. PERANCANGAN WEB = Analisis Data = Perancangan Sistem = Hasil Akhir HASIL AKHIR PETA WEB SIG PEMETAAN FASILITAS KESEHATAN PROPINSI GORONTALO Gambar 3. Alur Penelitian 11

18 Secara detail tahapan penelitian diuraikan sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Untuk membangun sistem informasi geografis tenaga kesehatan berbasis web, diperlukan data spasial dan data atribut. Data spasial adalah data geografis wilayah seperti koordinat peta, jalan, maupun lokasi rumah sakit dan puskesmas, gambar, suara dan sebagainya. Data atribut berupa data sarana/prasarana kesehatan pada rumah sakit atau puskesmas berupa data ketersediaan tenaga medis dan peralatan medis lainnya. Kedua jenis data tersebut selanjutnya akan digunakan untuk membuat database spasial yang merupakan sumber data dari sistem informasi geografis yang akan dibuat. Hasil akhir dari tahapan ini adalah terkumpulnya data geografis wilayah dan data atribut yang nantinya akan digunakan pada tahap pengolahan data dan perancangan SIG. 2. Analisis Data Proses ini ditunjukkan untuk menganalisis rasio tenaga kesehatan terhadap suatu nilai tertentu. Perhitungan Perencanaan SDM ini menggunakan Daftar Susunan Pegawai (DSP) (Authorized Staffing List). 3. Perancangan Sistem Pada tahap ini, data hasil survey lapangan dan hasil analisis kemudian diklasifikasi kedalam dua jenis, yaitu data spasial berupa peta administrasi provinsi Gorontalo dan data atribut berupa titik koordinat tenaga kesehatan, kebutuhan rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, tempat tidur RS (Rumah Sakit), Puskesmas dan beban kerja. Data-data tersebut kemudian dibuat menjadi layer-layer peta dengan tiga langkah, yaitu pengkoordinatan, digitasi dan pembuatan layout. Hasil akhir pembuatan peta berupa layerlayer peta beserta atributnya. Atribut pada layer-layer peta tersebut dibuat menjadi database menggunakan tool PostgreSQL. Layer-layer dan database dari PostgreSQL kemudian diolah menggunakan tool Quantum Gis yang kemudian akan digunakan sebagai peta yang akan ditampilkan pada template web pmapper. Hasil akhir pada perancangan web SIG berupa aplikasi web SIG pemetaan tenaga kesehatan propinsi Gorontalo. 12

19 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan Tenaga Kesehatan Pokok-pokok perencanaan SDM kesehatan Secara garis besar perencanaan kebutuhan SDM kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu : 1. Perencanaan kebutuhan pada tingkat institusi Perencanaan SDM kesehatan pada kelompok ini ditujukan pada perhitungan kebutuhan SDM kesehatan untuk memenuhi kebutuhan sarana kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik dan lainnya. 2. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan pada tingkat wilayah. Perencanaan disini dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan di tingkat wilayah (Propinsi/Kabupaten/Kota) yang merupakan gabungan antara kebutuhan institusi dan organisasi. 3. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan untuk bencana. Perencanaan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan SDM kesehatan saat prabencana, terjadi bencana, dan post bencana Perencanaan SDM kesehatan Dalam perencanaan SDM kesehatan perlu memperhatikan : 1. Rencana kebutuhan SDM kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan kesehatan baik kebutuhan lokal, nasional maupun global. 2. Pendayagunaan SDM kesehatan diselenggarakan secara merata, serasi dan seimbang dan selaras dengan pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. 3. Penyusunan perencanaan mendasarkan pada sasaran nasional upaya kesehatan dari rencana pembangunan kesehatan menuju indonesia sehat. 4. Pemilihan metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan di dasarkan pada kesesuaian metode dengan kemampuan dan keadaan daerah masing-masing. Untuk perencanaan kebutuhan SDM kesehatan di tingkat institusi. Perhitungan Perencanaan SDM ini menggunakan Daftar Susunan Pegawai (DSP) (Authorized Staffing List) atau WISN (Work Load Indikator Staff Need). Yang kita gunakan disini adalah menggunakan DSP. 13

20 Prosedur perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan DSP ini bisa digunakan di berbagai unit kerja seperti puskesmas, rumah sakit dan sarana kesehatan lainya. Berikut ini adalah contoh DSP puskesmas dengan bermacam-macam model : 1. Model puskesmas yang berada di daerah terpencil dengan penduduk jarang, dengan kegiatan rendah 2. Model puskesmas di daerah pedesaandengan penduduk dengan output puskesmas pertahun = Model puskesmas di daerah perkotaan dengan penduduk padat, dengan output puskesmas per tahun Model puskesmas perawatan di daerahyang jauh hubungan daratnya dengan RSU terdekat 5. Model puskesmas perawatan di daerah kepulauan dengan sarana perhubungan laut yang sulit 6. Model puskesmas perawatan di daerah strategis 1) Model puskesmas di daerah terpencil Puskesmas di daerah terpencil mempunyai masalah kondisi geografis dan transportasi yang sulit, penduduk yang jarang dan yang kurang kebutuhan tenaga sekitar 17 orang. Tabel 3. Model DSP Puskesmas di daerah terpencil No Jenis Kegiatan Jenis Tenaga Jlh 1 Kepala Puskesmas Dokter/SKM 1 2 KIA, KB Bidan 1 3 Poliklinik Umum Perawat 1 4 Kepala Tata Usaha Perawat 1 5 Perencana Ev. Perawat 1 6 Imunisasi dan Pencegahan Perawat 1 7 Setiap Pustu Perawat 1 14

21 2) Model DSP Puskesmas Pedesaan Puskesmas yang terletak dalam kecamatan dengan penduduk orang dengan output puskesmas orang per tahun. Apabila produktivitas staff / hari = 5, maka tenaga yang dibutuhkan atau N = / 300 x 5 = 23 orang. Tabel 4. Model DSP Puskesmas di daerah pedesaan No Jenis Kegiatan Jenis Tenaga Jlh 1 Kepala Puskesmas Dokter/SKM 1 2 Poliklinik Umum Dokter umum 1 3 Poliklinik Umum Perawat 1 4 Kepala Tata Usaha SKM 1 5 Perencana Ev. Perawat 1 6 Imunisasi dan Pencegahan Perawat 1 7 Setiap Pustu Perawat 1 8 KIA, KB Bidan 1 9 Puskesmas Bidan 1 10 Peran serta masyarakat Bidan 1 11 Setiap Bidan Desa Bidan 1 3) Model DSP Puskesmas Perkotaan Puskesmas terletak di kota dengan penduduk agak padat dan kunjungan cukup tinggidengan output puskesmas orang / tahun. Apabila produktivitas staf / hari = 5, maka tenaga yang dibutuhkan atau N berjumlah = 40 orang. Tabel 5. Model DSP Puskesmas di daerah perkotaan No Jenis Kegiatan Jenis Tenaga Jlh 1 Kepala Puskesmas Dokter/SKM 1 2 Poliklinik Umum Dokter umum 1 3 Poliklinik Umum Perawat 1 4 Kepala Tata Usaha SKM 1 5 Perencana Ev. Perawat 1 6 Imunisasi dan Pencegahan Perawat 1 15

22 7 Setiap Pustu Perawat 1 8 Kamar suntik Perawat 1 9 UGD Perawat 1 10 UKS Perawat 1 11 Surveillance Imunisasi Perawat 2 12 Pustu Perawat 2 13 KIA, KB Bidan 1 14 Puskesmas Bidan 1 15 PSM Bidan 1 4) DSP puskesmas perawatan di daerah sangat terpencil Daerah terpencil ditandai dengan sulitnya hubungan geografi yang mengakibatkan masyarakat sulit menjangkau puskesmas demikian juga rujukan ke rumah sakit terdekat. Untuk itu puskesmas dilengkapi dengan sarana tempat tidur yang jumlahnya rata-rata 10 buah. Dengan demikian kebutuhan tenaganya terdiri dari kebutuhan tenaga untuk rawat jalan ditambah dengan palayanan diluar gedung serta kebutuhan tenaga untuk rawat inap. Tabel 6. Model DSP Puskesmas di daerah sangat terpencil No Jenis Kegiatan Jenis Tenaga Jlh 1 Kepala Puskesmas Dokter/SKM 1 2 Poliklinik Umum Dokter umum - 3 Poliklinik Umum Perawat 1 4 Kepala Tata Usaha Perawat 1 5 Perencana Ev. Perawat 1 6 Imunisasi dan Pencegahan Perawat 1 7 Setiap Pustu Perawat 1 8 Tugas Perawatan Perawat 4 9 Imunisasi dan Pencegahan Perawat 1 10 KIA, KB Bidan 1 11 Peran serta masyarakat Bidan 1 12 Perkesmas Bidan 1 13 Setiap Bidan Desa Bidan 1 16

23 5) DSP puskesmas perawatan di daerah kepulauan Puskesmas di pulau-pulau dikembangkan menjadi puskesmas dengan perawatan yang lebih mandiri karena letaknya dengan perawatan yang lebih mandiri karena letaknya yang terisolasi dan kesulitan hubungan laut mengakibatkan orang sakit ditampung untuk mengatasi masalah darurat. Sehubungan dengan itu puskesmas ini dilengkapi dngan peralatan yang memungkinkan dokter umum menegakkan diagnostik, seperti alat rotgen, peralatan bedah mikro, bangsal perawatan berjumlah 15 hingga 20 tempat tidur, kamar persalinan. Tabel 7. Model DSP Puskesmas di daerah kepulauan No Jenis Kegiatan Jenis Tenaga Jlh 1 Kepala Puskesmas Dokter/SKM 1 2 Poliklinik Umum Dokter umum 1 3 Poliklinik Umum Perawat 1 4 Kepala Tata Usaha Perawat 1 5 Perencana Ev. Perawat 1 6 Imunisasi Perawat 1 7 Perawatan Perawat 8 8 JPKM Perawat 1 9 KIA, KB Bidan 1 10 Perkesmas Bidan 1 11 Peran serta masyarakat Bidan 1 12 R.perawatan ibu hamil Bidan 3 6) Puskesmas Perawatan di daerah Strategis Daerah strategis adalah daerah pusat perkembangan perekonomian yaitu daerah perdagangan barang-barang yang bersal dari pedalaman atau daerah transit antarkota. Ciri daerah ini berpenduduk relatif padat dibanding daerah sekitarnya, lalu lintas relatif ramai, sehingga kunjungan ke puskesmas menjadi tinggi dibandingkan puskesmas di lingkungan daerah sekitarnya. Puskesmas ini dapat dikategorikan sebagai puskesmas rujukan bagi daerah sekitarnya. 17

24 Tabel 8. Model DSP Puskesmas di daerah strategis No Jenis Kegiatan Jenis Tenaga Jlh 1 Kepala Puskesmas Dokter/SKM 1 2 Poliklinik Umum Dokter umum 1 3 Poliklinik Umum Perawat 2 4 Kepala Tata Usaha SKM 1 5 Perencana Ev. D2/D3 1 6 Imunisasi Perawat 1 7 Perawatan Perawat 7 8 JPKM Perawat 1 9 Laboratorium Perawat 1 10 KIA, KB Bidan 2 11 Peran serta masyarakat Bidan 1 12 Kamar persalinan Bidan 2 Dari perhitungan menggunakan metode DSP yang menggunakan beberapa model diatas, maka dapat dilihat kebutuhan tenaga kesehatan di masing-masing puskesmas yang ada pada tiap-tiap kecamatan. Tabel 9. Rekapitulasi Model Puskesmas DSP Model Puskesmas DSP Kebutuhan Tenaga Kesehatan Dokter Perawat Bidan 1 Perkotaan Pedesaan Terpencil Strategis Kepulauan

25 Adapun prosedur untuk menentukan jumlah kebutuhan tenaga kesehatan ini adalah : 1. Menentukan kategori model DSP yang sesuai dengan Puskesmas yang ada di tiap kecamatan 2. Membandingkan jumlah tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) yang ada pada model DSP dengan jumlah tenaga kesehatan yang ada pada tiap puskesmas. 3. Menentukan status keadaan tenaga kesehatan tersebut kurang, sesuai atau lebih yang dapat dilihat dari hasil dari tahapan no 2. Berdasarkan tahapan di atas, maka dapat dilihat data tenaga kesehatan tiap tiap kecamatan berdasarkan data yang ada. Adapun data ini berdasarkan data dari dinas kesehatan masing-masing kabupaten / kota yang ada di Propinsi Gorontalo tahun

26 a) Data Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kota Gorontalo Tabel 10. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kota Gorontalo No Kecamatan Jumlah Tenaga Kesehatan Model Jumlah Tenaga Kesehatan Status Dokter Perawat Bidan DSP Dokter Perawat Bidan Dokter Perawat Bidan 1 PUSKESMAS TAMALATE Lebih Lebih Lebih 2 PUSKESMAS LIMBA B Sesuai Lebih Lebih 3 PUSKESMAS WONGKADITI Sesuai Lebih Lebih 4 PUSKESMAS DULALOWO Sesuai Lebih Lebih 5 PUSKESMAS BULADU Kurang Lebih Lebih 6 PUSKESMAS PILOLODAA Kurang Kurang Lebih 7 PUSKESMAS DUNGINGI Kurang Lebih Lebih 8 PUSKESMAS SIPATANA Kurang Kurang Kurang JUMLAH

27 Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa : 1. Tenaga DOKTERyang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Buladu, Pilolodaa, Dungigi dan Sipatana. Status SESUAI sebanyak 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Limba B, Wongkaditi dan Dulalowo. Status LEBIH sebanyak 1 kecamatan, yaitu Kecamatan Tamalate. 2. Tenaga PERAWAT yang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Pilolodaa dan Sipatana. Status SESUAI tidak ada. Status LEBIH sebanyak 6kecamatan, yaitu Kecamatan Tamalate, Limba B, Wongkaditi, Dulalowo, Buladu dan Dungigi. 3. Tenaga BIDAN yang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 1kecamatan, yaitu Kecamatan Sipatana. Status SESUAI tidak ada. Status LEBIH sebanyak 7kecamatan, yaitu Kecamatan Tamalate, Limba B, Wongkaditi, Dulalowo, Buladu, Pilolodaa dan Dungigi. 22

28 b) Data Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Gorontalo Tabel 11. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Gorontalo No Kecamatan Jumlah Tenaga Jumlah Tenaga Status Model Kesehatan Kesehatan DSP Dokter Perawat Bidan Dokter Perawat Bidan Dokter Perawat Bidan 1 PUSKESMAS LIMBOTO Lebih Sesuai Lebih PUSKESMAS LIMBOTO 2 BARAT Lebih Lebih Lebih PUSKESMAS 3 MONGOLATO Lebih Lebih Lebih PUSKESMAS TELAGA 4 JAYA Sesuai Kurang Lebih PUSKESMAS 5 TULADENGGI Lebih Lebih Lebih 6 PUSKESMAS TILOTE Lebih Kurang Lebih PUSKESMAS BATUDAA PANTAI Lebih Sesuai Lebih 8 PUSKESMAS BILUHU Lebih Kurang Lebih 9 PUSKESMAS BATUDAA Lebih Lebih Lebih 10 PUSKESMAS TABONGO Kurang Lebih Lebih 23

29 PUSKESMAS 11 BONGOMEME Sesuai Kurang Lebih PUSKESMAS 12 MOLOPATODU Sesuai Kurang Lebih 13 PUSKESMAS TIBAWA Lebih Lebih Lebih 14 PUSKESMAS BUHU Kurang Kurang Lebih PUSKESMAS 15 PONGONGAILA Sesuai Kurang Lebih 16 PUSKESMAS SIDOMULYO Sesuai Lebih Lebih PUSKESMAS 17 SUKAMAKMUR Lebih Lebih Lebih PUSKESMAS 18 MOOTILANGO Lebih Kurang Lebih 19 PUSKESMAS BILATO Lebih Kurang Lebih 20 PUSKESMAS BULULI Sesuai Lebih Lebih JUMLAH Berdasarkan Tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa : 1. Tenaga DOKTERyang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Tabongo dan Buhu. Status SESUAI sebanyak 6 kecamatan, yaitu Telaga Jaya, Tabongo, Molopatodu, Pongongaila, Sidomulyo dan Bulili. Status 24

30 LEBIH sebanyak 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Limboto, Limboto Barat, Mongolato, Tuladenggi, Tilote, Batudaa Pantai, Biluhu, Batudaa, Tibawa, Sukamakmur, Mootilango dan Bilato. 2. Tenaga PERAWAT yang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 9 kecamatan, yaitu Kecamatan Telaga Jaya, Tilote, Biluhu, Bongomeme, Molopatodu, Buhu, Pongongaila, Mootilango dan Bilato. Status SESUAI sebanyak 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Limboto dan Batudaa Pantai. Status LEBIH sebanyak 9kecamatan, yaitu Kecamatan Limboto Barat, Mongolato, Batudaa, Tabongo, Tibawa, Sidomulyo, Sukamakmur dan Bululi. 3. Tenaga BIDAN yang mempunyai status KURANG dan SESUAI tidak ada. Semua kecamatan berstatus LEBIH. c) Data Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Gorontalo Utara Tabel 12. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Gorontalo Utara No Kecamatan Jumlah Tenaga Jumlah Tenaga Model Status Kesehatan Kesehatan DSP Dokter Perawat Bidan Dokter Perawat Bidan Dokter Perawat Bidan 1 PKM ATINGGOLA Kurang Kurang Kurang 2 PKM GENTUMA Kurang Kurang Kurang 3 PKM DAMBALO Kurang Sesuai Lebih 4 PKM KMC Lebih Kurang Lebih 5 PKM PONELO Kurang Kurang Lebih PKM 6 MOLINGKAPOTO Lebih Lebih Lebih 25

31 7 PKM ANGGREK Sesuai Sesuai Lebih 8 PKM ILANGATA Kurang Lebih Lebih 9 PKM MONANO Kurang Lebih Lebih 10 PKM DULUKAPA Kurang Lebih Lebih 11 PKM BULOILA Kurang Lebih Lebih 12 PKM SUMALATA Kurang Lebih Lebih 13 PKM BIAU Kurang Lebih Lebih PKM 14 TOLINGGULA Kurang Lebih Lebih JUMLAH Berdasarkan Tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa : 1. Tenaga DOKTER yang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 11 kecamatan, yaitu Kecamatan Atinggola, Gentuma, Dambalo, Ponelo, Ilangata, Monano, Dulukapa, Buloila, Sumalata, Biau dan Tolinggula. Staus SESUAI sebanyak 1 kecamatan yaitu Kecamatan Anggrek. Status LEBIH sebanyak 2 kecamatan, yaitu Kecamatan KMC dan Molingkapoto. 2. Tenaga PERAWAT yang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Atinggola, Gentuma, KMC dan Ponelo. Status SESUAI sebanyak 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Dambalo dan Anggrek. Status LEBIH sebanyak 8kecamatan, yaitu Kecamatan Molingkapoto, Ilangata, Monano, Dulukapa, Buloila, Sumalata, Biau dan Tolinggula. 26

32 3. Tenaga BIDAN yang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 2kecamatan, yaitu Kecamatan Atinggola da Gentuma. Status SESUAI tidak ada. Status LEBIH sebanyak 12kecamatan, yaitu Kecamatan Dambalo, KMC, Ponelo, Molingkapoto, Anggrek, Ilangata, Monano, Dulukapa, Buloila, Sumalata, Biau, dan Tolinggula d) Data Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Boalemo Tabel 13. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Boalemo No Kecamatan Jumlah Tenaga Jumlah Tenaga Model Status Kesehatan Kesehatan DSP Dokter Perawat Bidan Dokter Perawat Bidan Dokter Perawat Bidan 1 PUSKESMAS TILAMUTA Lebih Lebih Lebih PUSKESMAS Lebih Lebih Lebih 2 PAGUYAMAN PANTAI PUSKESMAS PAGUYAMAN Lebih Lebih Lebih PUSKESMAS BONGO Kurang Lebih Lebih 4 NOL PUSKESMAS BONGO II Lebih Lebih Lebih 6 PUSKESMAS DULUPI Lebih Kurang Lebih 27

33 PUSKESMAS Kurang Lebih Lebih 7 MANANGGU PUSKESMAS PANGI Kurang Lebih Lebih 9 PUSKESMAS BOTUMOITO Kurang Lebih Lebih 10 PUSKESMAS BERLIAN Sesuai Kurang Lebih 11 PUSKESMAS SARITANI Kurang Lebih Lebih JUMLAH

34 Berdasarkan Tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa : 1. Tenaga DOKTERyang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Bongo Nol, Mananggu, Pangi, Botumoito dan Saritani. Staus SESUAI sebanyak 1 kecamatan yaitu Kecamatan Berlian. Status LEBIH sebanyak 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Tilamuta, Paguyaman Pantai, Paguyaman, Bongo II, dan Dulupi. 2. Tenaga PERAWAT yang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Dulupi dan Berlian. Status SESUAI tidak ada. Status LEBIH sebanyak 9kecamatan, yaitu KecamatanTilamuta, Paguyaman, Paguyaman Pantai, Bongo Nol, Bongo II, Mananggu, Pangi, Botumoito, dan Saritani. 3. Tenaga BIDAN yang mempunyai status KURANG dan SESUAI tidak ada. Semua kecamatan berstatus LEBIH. e) Data Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Pohuwato Tabel 14. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Pohuwato Jumlah Tenaga Jumlah Tenaga Model Status No Kecamatan Kesehatan Kesehatan DSP Dokter Perawat Bidan Dokter Perawat Bidan Dokter Perawat Bidan 1 Paguat Lebih Kurang Lebih 2 Dengilo Kurang Sesuai Kurang 3 Marisa Lebih Lebih Lebih 4 Duhiadaa Kurang Kurang Lebih 5 Buntulia Sesuai Kurang Lebih 29

35 6 Patilanggio Kurang Lebih Kurang 7 Motolohu Sesuai Lebih Lebih 8 Wonggarasi Kurang Lebih Kurang 9 Wonggarasi I Kurang Lebih Kurang 10 Lemito Kurang Sesuai Kurang 11 Popayato Lebih Lebih Kurang Popayato 12 Barat Kurang Kurang Kurang Popayato 13 Timur Sesuai Lebih Kurang 14 Pancakarsa I Lebih Lebih Lebih 15 Wonggarasi II Sesuai Kurang Lebih JUMAH Berdasarkan Tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa : 1. Tenaga DOKTERyang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Dengilo, Duhiadaa, Pilanggio, Wonggarasi,Wonggasari I, Lemito, dan Pooayato Barat. Status SESUAI sebanyak 4 kecamatan yaitu Kecamatan Buntulia, Motolohu, Popayato Timur dan Wonggarasi II. Status LEBIH sebanyak 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Paguat, Marisa, Popayato dan Pancakarsa I. 30

36 2. Tenaga PERAWAT yang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Paguat, Duhiadaa, Buntulia, Popayato Barat dan Wonggasari II. Status SESUAI sebanyak 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Dengilo dan Lemito. Status LEBIH sebanyak 8kecamatan, yaitu KecamatanMarisa, Patilanggio, Motolohu, Wonggarasi, Wonggarasi I, Popayato, Popayato Timur dan Pancakarsa I. 3. Tenaga BIDAN yang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 8kecamatan, yaitu Kecamatan Dengilo, Patilanggio, Wonggarasi, Wonggarasi I, Lemito, Popayato, Popayato Barat dan Popayato Timut. Status SESUAI tidak ada. Status LEBIH sebanyak 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Paguat, Marisa, Duhiadaa, Buntulia, Motolohu, Pancakarsa I dan Wonggarasi II. e) Data Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Bone Bolango Tabel 15. Analisis Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan) Kabupaten Bone Bolango No Kecamatan Jumlah Tenaga Kesehatan Model Jumlah Tenaga Kesehatan Status Dokter Perawat Bidan DSP Dokter Perawat Bidan Dokter Perawat Bidan PUSKESMAS 1 KABILA Kurang Kurang Lebih PUSKESMAS 2 SUWAWA Kurang Kurang Lebih 3 PUSKESMAS TAPA Kurang Kurang Kurang PUSKESMAS 4 DUMBAYA BULAN Kurang Sesuai Kurang PUSKESMAS 5 BULANGO Kurang Kurang Sesuai 31

37 PUSKESMAS 6 KABILA BONE Kurang Kurang Kurang 7 PUSKESMAS BONE Sesuai Kurang Kurang PUSKESMAS 8 BOTUPINGGE Kurang Kurang Sesuai PUSKESMAS 9 TILONGKABILA Kurang Lebih Kurang PUSKESMAS BONE 10 PANTAI Sesuai Sesuai Kurang PUSKESMAS 11 TOMBULILATO Sesuai Kurang Kurang PUSKESMAS 12 SUWAWA TENGAH Kurang Kurang Kurang PUSKESMAS 13 BULANGO SELATAN Kurang Lebih Sesuai PUSKESMAS TOTO 14 UTARA Kurang Kurang Sesuai PUSKESMAS 15 SUWAWA SELATAN Kurang Kurang Sesuai PUSKESMAS 16 BULAWA Sesuai Sesuai Kurang 17 PUSKESMAS Kurang Sesuai Kurang 32

38 BULANGO UTARA 18 PUSKESMAS BULANGO ULU Kurang Kurang Kurang 19 PUSKESMAS PINOGU Kurang Kurang Kurang 20 PUSKESMAS ULANTHA Kurang Kurang Kurang JUMLAH Berdasarkan tabel 15 di atas dapat diketahui bahwa : 1. Tenaga DOKTERyang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 16 kecamatan, yaitu Kecamatan Kabila, Suwawa, Tapa, Dumbaya Bulan, Bulango, Kabila Bone, Botupingge, Tilongkabila, Suwawa Tengah, Bulango Selatan, Toto Utara, Suwawa Selatan, Bulango Utara, Bulango Ulu, Pinogu dan Ulantha. Status SESUAI sebanyak 4 kecamatan yaitu Kecamatan Bone, Bone Pantai, Tombulilato dan Bulawa. Status LEBIHtidak ada. 2. Tenaga PERAWAT yang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 14 kecamatan, yaitu Kecamatan Kabila, Suwawa, Tapa, Bulango, Kabila Bone, Bone, Botupingge, Tombulilato, Suwawa Tengah, Toto Utara, Suwawa Selatan, Bulango Ulu, Pinogu dan Ulantha. Status SESUAI sebanyak 4 kecamatan yaitu Kecamatan Dumbaya Bulan, Bone Pantai, Bulawa dan Bulango Utara. Status LEBIH sebanyak 2kecamatan, yaitu Kecamatan Tilongkabila dan Bulango Selatan. 3. Tenaga BIDAN yang mempunyai status KURANG adalah sebanyak 13kecamatan, yaitu Kecamatan Tapa, Dumbaya Bulan, Kabila Bone, Bone, Tilongkabila, Bonepantai, Tombulilato, Suwawa Tengah, Bulawa, Bulango Utara, Bulango Ulu, Pinogu 33

39 4. dan Ulantha. Status SESUAI sebanyak 5 kecamatan yaitu Kecamatan Bulango, Botupingge, Bulango Selatan, Toto Utara, Suwawa Selatan dan. Status LEBIH sebanyak 2kecamatan, yaitu Kecamatan Kabila dan Suwawa. Tabel 16. Rekapan Jumlah Kebutuhan Tenaga Kesehatan Provinsi Gorontalo KOTA / KABUPATEN Analisis Kebutuhan Tenaga Kesehatan Dokter Perawat Bidan K S L K S L K S L KOTA GORONTALO KAB. GORONTALO KAB.BONE BOLANGO KAB. BOALEMO KAB. POHUWATO KAB. GORUT JUMLAH Keterangan : K = Kurang; S = Sesuai; L = Lebih 34

40 4.2 Perancangan Sistem Perancangan sistem informasi geografis meliputi beberapa tahapan-tahapan, yaitu analisis sistem SIG, proses digitasi peta, perancangan database SIG dan perancangan web SIG. adapun tahapan-tahapan berikut dijabarkan sebagai berikut : Analisis Sistem SIG Analisis sistem digunakan untuk mengetahui alur kerja Sistem Informasi Geografis (SIG). Dibawah ini merupakan perancangan diagram alur kerja sistem SIG. Data Hasil Survey Digitasi Peta Aplikasi ArcGis 9.3 File.shp Database PostGreSql Import Data.shp Quantum Gis Merubah file.shp WEB GIS Template pmapper Gambar 4 Alur kerja sistem SIG Proses kerja pada sistem SIG ini meliputi beberapa tahapan yaitu melakukan survei lapangan dengan mengambil titik-titik koordinat menggunakan GPS (Global Position System), kemudian melakukan penginputan data dari hasil survei untuk selanjutnya dijadikan attribut pada peta yang akan didigitasi menggunakan aplikasi ArcGis 9.3. Proses digitasi dilakukan untuk membuat layer-layer yang akan menampilkan informasi yang dibutuhkan. Hasil digitasi akan berupa data shapefile (.shp) yang kemudian akan dimasukkan ke dalam database postgresql. Tabel-tabel pada postgresql tersebut kemudian dibuat menjadi file Map menggunakan bantuan aplikasi Quantum GIS. File Map 35

41 tersebut kemudian akan digunakan pada tempalate pmapper untuk menampilkan peta. pmapper merupakan framework yang akan menampilkan peta kedalam bentuk aplikasi web. pmapper menawarkan fungsi yang luas dan berbagai konfigurasi untuk memtenagai pengembangan aplikasi MapServer berbasis pemrograman PHP/MapScript dan JavaScript Proses Digitasi Peta Digitasi adalah proses mengkonversi obyek geografis dari peta analog / cetak ke format digital. Metode digitasi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode on screen digitizing menggunakan tools ArcGIS. Proses digitasi ini dibagi menjadi 3 macam, antara lain digitasi terhadap point, digitasi terhadap line dan digitasi terhadap polygon. Adapun cara kerja digitasi ini dapat digambarkan melalui flowchart. 36

42 Digitasi terhadap point, line dan poligon. Proses digitasi terhadap point, line dan polygon pada dasarnya sama hal ini dapat dilihat pada Gambar dibawah ini. START Layer Dapat DiEdit Tidak Ya Tool Digitizer Point Aktif Tool Digitizer Tidak Aktif Tambah Point/Line/Polygon Pada Grafis Isikan Data End Gambar 5 Flowchart Digitasi Point, Line dan Polygon (Sumber : digilib.its.ac.id) 37

43 Proses digitasi terhadap point dilakukan untuk menunjukan tempat, seperti pusat kecamatan, rumah sakit dan puskesmas. Digitasi line dilakukan untuk menunjukan jalan, batas-batas kabupaten, batas-batas kecamatan dan batas-batas propinsi. Serta digitasi polygon dilakukan untuk menunjukan daerah kabupaten dan kecamatan. Proses digitasi ini akan menghasilkan data spasial yang dapat dimanipulasi pada aplikasi ArcGis 9.3. Adapun langkah-langkahnya dijabarkan pada Gambar berikut: Start Argis (Arcmap) Arckatalog Membuat shapfile baru Menentukan feature Point/Titik Line/Garis Polygon/Area Digitasi Data spasial Gambar 6. Pembentukan Data Spasial Setelah terbentuk data spatial dari hasil digitasi, maka proses selanjutnya adalah melakukan manipulasi terhadap peta hasil digitasi untuk membangun data spatial. Berikut ini adalah tampilan peta propinsi Gorontalo yang telah didigitasi kedalam aplikasi ArcGis

44 Gambar 7. Hasil digitasi peta propinsi Gorontalo dengan ArcGis 9.3 Peta hasil digitasi pada aplikasi ArcGis akan dibuat menjadi layer-layer yang berupa file.shp. Setelah semua objek didigitasi berdasarkan kategori, maka masing-masing layer dapat ditampilkan secara overlay. Untuk mendesain hasil digitasi peta seperti gambar diatas, maka setiap layer dibuat secara manual dengan menggunakan Software ArcGis 9.3. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : Buka ArcCatalog Klik kanan, pilih -new shapefile kemudian beri nama filenya dan pilih feature type-nya 39

45 Gambar 8. Tampilan untuk membuat shapefile baru Lalu drag file yang bertipe shapefile dari ArcCatalog ke ArcMap, setelah itu klik start editing pada Editor (untuk mulai men-digitasi), tampilannya seperti di bawah ini : Gambar 9 Tampilan untuk memulai editing 40

46 Setelah di klik start editing, maka akan tampil dialog editing sebagai berikut : Gambar 10. Tampilan Box Editing Lalu klik OK, dan untuk memulai melakukan digitasi, aktifkan juga gambar pensil, seperti yang terlihat di bawah ini : Gambar 11. Tampilan untuk mengaktifkan tool sketch 41

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO DATA DASAR PROVINSI GORONTALO KONDISI DESEMBER 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015 JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2014) PROVINSI GORONTALO KAB/KOTA RAWAT INAP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi profil sekolah a. Akreditasi sekolah Dari keseluruhan sampel sekolah menengah atas (SMA) yang diteliti, terdapat sebanyak 11

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Propinsi Gorontalo yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Propinsi Gorontalo yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kota Gorontalo Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Propinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 KM atau sekitar 0,53% dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di semua jenjang Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Novianti (11105172) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk pelayanan kesehatan masyarakat pernah dilakukan oleh Santosa (2011). Penelitian ini nantinya diharapkan mampu memberikan

Lebih terperinci

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI SISTEM IFORMASI GEOGRAFI A. DEFINISI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) Informasi permukaan bumi telah berabad-abad disajikan dalam bentuk peta. Peta yang mulai dibuat dari kulit hewan, sampai peta yang dibuat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini 2, Dian Safitri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN No Makalah : 103 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN Suzi Oktavia Kunang 1, Ilman Zuhriyadi 2 Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani 3 Palembang, Sumatera Selatan,Indonesia

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Endah Dharmaputeri (10105565) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Masyarakat membutuhkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya perikanan. Keberadaan lokasi budi daya udang di Kecamatan Medan Belawan tersebar cukup merata

Lebih terperinci

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pembimbing : Arif Basofi, S. Kom Arna Fariza, S.Kom, M. Kom Oleh : Yulius Hadi Nugraha 7406.030.060 Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS Software SIG/GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Spesifikasi Hardware ArcGIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Table Of

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN III.1. Data Penelitian Data yang digunakan dalam pelaksanaan Evaluasi Kesesuaian Tata Letak Bangunan Terhadap Sempadan Jalan Di Kawasan Central Business District Kota Semarang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS Sulistiyanto Jurusan Teknik Informatika - STT Nurul Jadid Paiton E-mail : sulistiyanto@ymail.com

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL Nama : DODY ARFIANSYAH 3506 100 046 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo S., DEA. DESS. Pendahuluan Latar Belakang GIS & WEBSIG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan. Keberadaan fasilitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini penulis akan membuat Sistem Informasi Geografis Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir ini dapat memberikan

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Usaha Kecil dan Menengah Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Usaha Kecil dan Menengah Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS Aplikasi Sistem Informasi Geografis Usaha Kecil dan Menengah Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS Febriyanti Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang sama pernah dilakukan sebelumnya oleh Bambang Pramono (2016) di STMIK AKAKOM dalam skripsinya yang berjudul Sistem Informasi

Lebih terperinci

MONITORING KONDISI JALAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMBANTU PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KOTA DEPOK

MONITORING KONDISI JALAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMBANTU PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KOTA DEPOK MONITORING KONDISI JALAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMBANTU PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KOTA DEPOK Budi Setiawan, Skom, MMSI Fakultas Sistem Informasi, Universitas Gunadarma Jl. Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan manusia akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Saat ini telah banyak sistem

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen) SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen) 1 Erna Kharistiani, 2 Eko Aribowo (0006027001) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1 WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB 1 PENDAHULUAN... 4 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Landasan Hukum... 5 1.3 Maksud Dan Tujuan... 6 1.4 Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan dan kemajuan yang telah disesuaikan pada

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan dan kemajuan yang telah disesuaikan pada BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi dan Teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Lampiran I.75 PENETAPAN DAERA H PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGO TA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRO VINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.75 PENETAPAN DAERA H PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGO TA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRO VINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.75 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor Tanggal : 0/Kpts/KPU/T AHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGO TA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRO VINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS Budi Widjajanto Abstrak : Perencanaan pembangunan yang baik dilakukan tidak hanya dengan memperhatikan data data deskriptif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media cetak/peta, cd-rom, dan media penyimpanan lainya dirasakan kurang

BAB I PENDAHULUAN. media cetak/peta, cd-rom, dan media penyimpanan lainya dirasakan kurang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan informasi geografis semakin dibutuhkan oleh banyak pihak, misalnya informasi jarak antar daerah, lokasi, fasilitas, sumber daya alam yang dicari, dan banyak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 PENDAHULUAN... 2 Latar Belakang... 2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan... 4 1.4 Rumusan Masalah... 4 1.5 Keluaran... 4 TENTANG WebSIGIT... 5 Fungsi dan Manfaat... 5

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH BERBASIS WEB SKRIPSI

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH BERBASIS WEB SKRIPSI APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH BERBASIS WEB SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Skripsi Oleh : Elgi Data

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Windhu Purnomo FKM UA 2013 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasi, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap orang tidak luput dari penggunaan komputer. Mulai dari pemakaian untuk pembuatan surat, membuat laporan, memperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data spasial berikut atribut-atributnya, seperti memodifikasi bentuk, warna,

BAB I PENDAHULUAN. data spasial berikut atribut-atributnya, seperti memodifikasi bentuk, warna, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan suatu teknologi mengenai geografis yang memiliki kemampuan dalam memvisualisasikan peta, data spasial berikut

Lebih terperinci

C. Prosedur Pelaksanaan

C. Prosedur Pelaksanaan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan peta-peta digital beserta data tabulernya, yaitu peta administrasi, peta tanah, peta geologi, peta penggunaan Lahan (Landuse), peta lereng,

Lebih terperinci

lebih memilih internet sebagai sumber informasinya. Dengan alasan bahwa informasi yang disajikan akurat dan selalu baru. Salah satu bentuk pelayanan d

lebih memilih internet sebagai sumber informasinya. Dengan alasan bahwa informasi yang disajikan akurat dan selalu baru. Salah satu bentuk pelayanan d WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNIVERSITAS DI DKI JAKARTA Lindra Yanita, Setia Wirawan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina,Depok

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI 81 BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI 5.1. Implementasi Sistem Implementasi adalah tahap penerapan dan sekaligus pengujian bagi sistem baru serta merupakan tahap dimana aplikasi siap dioperasikan pada keadaan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA Witarjo 1, Arna Fariza 2, Arif Basofi 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

Heriadi Progam Studi Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Jl. Jend. Sudirman Pangkalpinang

Heriadi Progam Studi Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Jl. Jend. Sudirman Pangkalpinang Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pemetaan Kawasan Pertambangan Timah Berbasis Web Studi Kasus Di Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Bangka Tengah Heriadi Progam Studi Teknik Informatika STMIK Atma

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Sari Rahma Nursuci(11105521) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Studio musik yang ada pada saat ini sudah banyak memfasilitasi sebuah band dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan studio musik melakukan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI Fie Jannatin Aliyah Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem Informasi yang menunjukkan letak atau pemetaan pada suatu tempat. Dimana yang dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem informasi geografis pengiriman buah import pada PT. Sekar Mulia Abadi berbasis Web dengan menggunakan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi merupakan hal yang paling mendukung khususnya teknologi komputerisasi yang sangat membantu dalam penyajian informasi serta mempercepat proses pengolahan data

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] SEJARAH ESRI Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. analisis terhadap sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. analisis terhadap sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka bumi. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografis adalah sebuah alat bantu manajemen yang berupa informasi berbantuan komputer

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Aplikasi SIG bukanlah sistem yang plug and play sehingga ada kemungkinan beberapa komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem informasi yang relevan untuk memudahkan dalam segala aktivitasnya.tidak terkecuali dalam bidang

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto Retno Mufidah 1, Arif Basofi S.Kom., M.T., OCA 2, Arna Farizza S.Kom., M.Kom 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA Disusun Oleh : Widya Lestafuri K3513074 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik PENGEMBANGAN PROGRAM PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH (P4T) SISTEM INFORMASI PERTANAHAN (SIP) (STUDI KASUS :DESA MOJOMULYO DAN DESA GEMPOLSARI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH) Oleh:

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas Pemodelan Profil Prasarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kebumen Menggunakan Sistem Informasi Geografis / GIS Mahmud Husein S Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat beberapa proses pengelolaan dan penanganan yang kurang berjalan secara efektif, diantaranya

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI Sistem Informasi Geografis merupakan sistem berbasis computer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan)1. Yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 Oleh: Deni Ratnasari 3513100040 Rizky Annisa Putri 3513100041 Cristian Febrianto 3513100051 Dody Pambudhi 3513100054 Kelas : Sistem Informasi

Lebih terperinci

Nilai Informasi Konsep Sistem Informasi Sistem Informasi Geografis Pengertian Geografi

Nilai Informasi Konsep Sistem Informasi Sistem Informasi Geografis Pengertian Geografi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv RINGKASAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar) SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar) 1 Medyantiwi Rahmawita, 2 M. Afdal 1,2 Program Studi Sistem Informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kotamadya Jakarta Pusat yang terletak di tengah-tengah Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota Jakarta, merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi mengenai geografis semakin dibutuhkan oleh banyak pihak misalnya informasi jarak antar daerah, lokasi, fasilitas, sumberdaya alam yang dicari, dan banyak

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan 35 BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Tahapan Pelaksanaan Secara khusus tahapan pelaksanaan pembuatan Peta Lahan Investasi ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini : Persiapan Administrasi Situasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berperan dominan di dalam menentukan keberhasilan pelayanan

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN Untuk keperluan penelitian ini, sangat penting untuk membangun basis data SIG yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan variabel yang

Lebih terperinci

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3 INSTRUKSI KERJA PROGRAM ArcGIS 9.3 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 i Instruksi Kerja PROGRAM ArcGIS 9.3 Laboratorium Pedologi & Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic information system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografis adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur)

ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur) ANALISA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kota Mojokerto, Jawa Timur) ELON FADILAH SETIAWAN 3510100052 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3.1 Pengertian Digitasi Peta Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah

Lebih terperinci

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN 75001 BOALEMO 1201260 MANANGGU 75001311 MANANGGU 0,6269 Berkembang 75001 BOALEMO 1201260 MANANGGU 75001312 TABULO 0,6672 Berkembang 75001 BOALEMO 1201260 MANANGGU 75001313 BENDUNGAN 0,5340 Tertinggal 75001

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA Seminar Nasional Teknologi Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012) ISSN: 2089-9815 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini 2 1,2 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 26 Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif Eko Budi Setiawan 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur

Lebih terperinci

Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D PT. Lexion Indonesia

Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D PT. Lexion Indonesia Proposal Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D Geographic Information System Pusat Data Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah PT. Lexion Indonesia Jl. Bendul Merisi Selatan IV No 72 Surabaya Phone.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gorontalo Utara yang merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk hard copy maupun bertanya kepada beberapa orang sekitar. Dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk hard copy maupun bertanya kepada beberapa orang sekitar. Dimana ini BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di Indonesia pencarian suatu lokasi tempat hiburan khususnya karaoke selama ini masih dilakukan secara manual yaitu dengan cara melihat peta yang berbentuk hard copy

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG Putu Kussa Laksana Utama 1, Amir Fatah Sofyan 2 Abstract Sistem Informasi Geografis Lokasi Hotel di Yogyakarta

Lebih terperinci

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDATAAN BANGUNAN BERDASARKAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KABUPATEN MERAUKE Agustan Latif 1 dan Suwarjono 2 (1) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Musamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Pengantar Teknologi FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO http://www.dinus.ac.id Informasi (Teori) Minggu ke-11 Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom Definisi GIS

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN VISUALISASI JALUR BERBASIS GIS (Study Kasus : Surabaya)

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN VISUALISASI JALUR BERBASIS GIS (Study Kasus : Surabaya) SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DENGAN VISUALISASI JALUR BERBASIS GIS (Study Kasus : Surabaya) Annisa Ayu Moninggar¹,Arna Fariza², Rengga Asmara.² Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SBNP) juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah

BAB I PENDAHULUAN. (SBNP) juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan

Lebih terperinci

menginformasikan gedung, jalan utama, lapangan, taman, tempat parkir dan lain

menginformasikan gedung, jalan utama, lapangan, taman, tempat parkir dan lain BAB III METODOLOGI 3.1 Gambaran Umum Sistem Sistem Informasi Geografis ini nantinya diharapkan dapat memberikan informasi mengenai denah Universitas Islam Indonesia. Sistem nantinya mampu menginformasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi dengan bantuan komputer

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO Sugianto 1, Arna Fariza 2 Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Padatnya jumlah penduduk dan tingkat kemacetan di kota-kota besar seringkali menimbulkan keresahan bagi sebagian besar warganya, terutama dalam bidang usaha dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pulau Bintan yang terdiri dari dua daerah administratif yaitu Pemerintah Kabupaten Bintan dan Pemerintah Kota Tanjungpinang merupakan daerah tujuan wisatawan

Lebih terperinci