commit to user BAB II DASAR TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "commit to user BAB II DASAR TEORI"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Aherwar dan Khalid (2012), dalam tulisannya menyebutkan teknik-teknik yang digunakan untuk menganalisa getaran pada gearbox. Teknik yang digunakan adalah analisa domain waktu, analisa domain frekuensi, analisa orde, time syncrous signal averaging, waveform analisys dan fuzzy neural network. Kegunaan dari teknik-teknik ini adalah domain waktu dan frekuensi dapat digunakan menghilangkan noise dari roda gigi yang rusak tetapi tidak cocok digunakan pada roda gigi yang memiliki kerusakan banyak. Time syncrous signal averaging cocok untuk mendeteksi dan mendiagnosa kerusakan poros dan roda gigi, fuzzy neural network digunakan untuk mengkategorikan kerusakan dan kondisi roda gigi dengan mengekstrak sinyal utama dari sinyal getaran, waveform analisys cocok digunakan mendeteksi kerusakan roda gigi yang berjumlah banyak tetapi tidak cocok untuk menggolongkan jenis kerusakannya. Ebrahimi (2012), mengkaji kerusakan yang terjadi pada roda gigi lurus. Metode yang digunakan adalah membandingkan sinyal-sinyal roda gigi tersebut dengan analisa domain waktu dan domain frekuensi. Hasil kajian tersebut terdapat adanya perbedaan domain waktu dan domain frekuensi, antara kondisi baik dan kondisi cacat. Dalam bentuk domain waktu, kondisi cacat ditandai lonjakan setiap satu putaran porosnya. Pada domain frekuensi, kondisi cacat ditandai dengan meningkatnya amplitudo pada gearmesh. Jayaswal dkk (2013), pada penelitiannya menyelidiki sinyal getaran pada susunan roda gigi. Tujuan penelitian ini adalah mendeteksi kerusakan roda gigi, khususnya karena kerusakan lelah. Metode yang dipakai adalah menganalisa nilai puncak dari getaran dari roda gigi yang baik dan cacat lelah setiap satu satuan waktu. Dengan metode tersebut dapat dideteksi roda gigi yang patah lelah memiliki nilai puncak yang lebih tinggi. 4

2 2.2 Roda Gigi Teori-teori yang digunakan akan dijelaskan pada subbab di bawah Bagian-bagian Roda Gigi Ketika dua dari roda gigi bertautan, maka dua gigi yang bersentuhan akan bersinggungan satu sama lain. Tangent adalah garis bersentuhan yang membelok pada satu titik. Garis tersebut terlihat ketika dua roda gigi bersentuhan, maka kedua permukaan roda gigi akan saling bersentuhan pada titik yang sama, seperti ditunjukkan pada gambar 2.1 Gambar 2.1 Dua roda gigi yang bersentuhan Sumber : Khurmi (2005) Berdasar gambar 2.1, titik pusat roda gigi ditunjukkan pada titik A dan B. Jika titik tersebut dihubungkan dengan garis, maka terdapat titik pertemuan. Titik pertemuan tersebut disebut pitch point. Roda gigi sebaiknya berputar pada kecepatan konstan. Sebaliknya, bila salah satu roda gigi akan berputar cepat maka menghasilkan getaran yang tinggi 5

3 yang merupakan indikasi kerusakan. Hal ini disebabkan beban yang terkait dengan gaya akselerasi akan sebanding dengan kuadrat frekuensi waktu inersia. Gambar 2.2 Istilah dalam roda gigi Sumber : Khurmi (2005) Setiap pitch point mempunyai jarak yang sama terhadap pusat dari roda gigi. Lingkaran yang menghubungkan pitch point disebut pitch circle. Beberapa istilah roda gigi lainnya adalah sebagai berikut: 1. Pitch circle diameter adalah diameter dari pitch circle 2. Diameter pitch adalah jumlah gigi pada roda gigi dibagi dengan pitch circle diameter. 3. Circular pitch adalah jarak dari gigi-gigi pada lingkaran pada pitch circle. 4. Gear ratio adalah perbandingan jumlah roda gigi pada setiap roda gigi. 5. Base helix angle adalah garis inklinasi dari garis paralel ke pusat dari putaran. 6. Backlash adalah clearance (ruang bebas) antara batas ketika dua gigi bersentuhan. 7. Working depth adalah jarak ujung pada gigi diukur secara radial dari roda gigi dengan roda gigi yang lain yang bersentuhan. 6

4 8. Addendum adalah selisih dari pitch circle dengan diameter terluar dari roda gigi. 9. Dedendum adalah selisih dari jari jari akar roda gigi dengan jari-jari pitch circle. Keuntungan menggunakan penggerak roda gigi dari pada penggerak lain adalah : 1. Dapat menggerakkan daya yang sangat besar. 2. Kaku. 3. Dapat bergerak tanpa slip. 4. Akurat. 5. Dapat berputar dengan kecepatan tinggi. Kerugian menggunakan penggerak roda gigi adalah: 1. Dibutuhkan pelumasan. 2. Dibutuhkan kesejajaran yang tinggi 3. Dapat menimbulkan suara berisik Jenis-jenis Roda Gigi Kebanyakan jenis-jenis roda gigi yang digunakan pada aplikasi gearbox adalah sebagai berikut. 1. Roda gigi lurus Roda gigi lurus digunakan pada kotak roda gigi yang paralel. Roda gigi ini mempunyai gigi lurus yang paralel dengan pusat dari roda gigi dengan gigi yang bersentuhan sepanjang dari gigi tersebut. 2. Roda gigi miring Roda gigi ini memiliki bentuk profil miring pada tiap gigi yang mengelilinginya. Roda gigi miring digunakan untuk menghubungkan dua poros, yang mana poros yang lain merupakan roda gigi lurus. 3. Roda gigi kerucut Bentuk dasarnya adalah dua buah kerucut dengan puncak gabungan yang saling menyinggung. Roda gigi ini mentramsmisikan daya poros yang saling berpotongan tegak lurus. 7

5 4. Roda gigi sekrup Roda gigi secara luas digunakan untuk mentransmisikan daya dengan rasio kecepatan yang tinggi. Rasio yang diberikan bias mencapai 300:1 atau lebih dengan kondisi single step. Roda gigi ulir biasa digunakan sebagai pengurang kecepatan. Ulir yang digunakan biasanya berbentuk silinder dengan jarak pitch sama dengan penggeraknya. Biasanya menggunakan ulir kiri atau ulir kanan Cacat Roda Gigi Secara umum cacat roda gigi dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Cacat pemukaan Cacat permukaan meliputi : a. Wear Wear adalah cacat pada roda gigi yang disebabkan terkikisnya bagian permukaan roda gigi ketika besentuhan dengan roda gigi yang lain. Cacat ini disebabkan oleh masuknya partikel kotoran asing ke dalam roda gigi ketika beputar. Oleh karena itu, partikel tersebut secara abrasif mengikis permukaan roda gigi, penyebab lain dari cacat ini adalah kondisi beban berat yang disertai dengan kecepatan rendah sehingga menimbulkan garis tipis. Cacat wear dapat dilihat digambar 2.3a b. Plastic flow Plastic flow adalah cacat yang disebabkan bila roda gigi beputar dengan beban yang berat. Cacat ini biasanya terjadi karena adanya perbedaan sifat material dua roda gigi yaitu roda gigi dengan material lunak dan roda gigi dengan material lebih keras. Profil permukaan roda gigi akan mengalami deformasi plastis. Getaran yang terlalu besar dan pelumasan yang kurang juga dapat menyebabkan cacat seperti ini. Cacat plastic flow dapat dilihat digambar 2.3b. c. Pitting (pembentukan kawah) Pitting adalah kerusakan lelah pada gigi yang terjadi pada awal setelah pertukaran beban. Cacat ini terjadi karena adanya pengkawahan (korosi sumur). Ketika timbul pengkawahan dimana terbentuk lidah-lidah dalam arah gelinding berlawanan, sehingga terbentuk pori-pori atau bercak kelabu. Cacat pitting dapat dilihat digambar 2.3c. 8

6 d. perpustakaan.uns.ac.id (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 2.3 Cacat permukaan roda gigi (a). Wear, (b). Plastic flow, (c) Pitting, (d). Spalling, (e). Burning. Sumber : Higgins (2002) d. Spalling Spalling merupakan cacat lelah yang jarang timbul. Cacat ini terjadi pada roda gigi yang dikeraskan permukaaan luarnya (heat treatment). Cacat ini ditandai 9

7 dengan partikel lebar yang mengelupas ke permukaan gigi sepanjang tepi. Cacat ini bukanlah cacat lelah seperti biasanya dan terjadi karena tekanan dari gaya dalam yang berlebihan. Cacat spalling dapat dilihat digambar 2.3d. e. Burning Cacat burning atau terbakar adalah cacat yang disebabkan berkurangnya sifat kekerasan roda gigi. Hal ini terjadi karena temperatur naik terlalu tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya temperatur meliputi pelumasan yang kurang, kecepatan putar terlalu tinggi dan beban yang berlebihan. Cacat ini terlihat bila permukaan roda gigi dietsa. Cacat burning dapat dilihat digambar 2.3e. 2. Cacat kerusakan gigi Cacat kerusakan gigi meliputi : a. Rusak lelah Rusak lelah adalah kerusakan roda gigi yang disebabkan tegangan bending berulang yang berada di atas batas ketahanan material roda gigi, sehingga menurunkan ketangguhan dari material tersebut. Tegangan yang berulang tersebut karena kelebihan beban, kesalahan desain, dan lain-lain. Cacat ini terlihat ketika dilihat dari mikroskop elektron akan terlihat seperti garis pantai. Cacat rusak lelah dapat dilihat digambar 2.4a. b. Quenching crack Quenching crack merupakan kerusakan yang disebabkan oleh tegangan dalam yang berlebih karena perlakuan panas. Tegangan tersebut mengawali terjadinya patah lelah. Jika retaknya besar akan menimbulkan cacat yang sama dengan overload breakage setelah berlangsung selama sedikit siklus (secara relatif). Cacat quenching crack dapat dilihat digambar 2.4b. c. Overload breakage Kerusakan roda gigi ini disebabkan karena beban berlebih yang menimpa roda gigi secara kejut. Permukaan patahannya akan terlihat halus pada material keras dan getas. Pada material berserabut dan basah akan muncul pola yang tidak terdefinisi dan untuk material ulet polanya semakin tidak terdefinisi. Cacat overload breakage dapat dilihat digambar 2.4c. 10

8 Gambar 2.4 Cacat kerusakan gigi (a). Rusak lelah, (b). Quenching crack (c) Overload breakage Sumber : Higgins (2002) 2.3 Pengertian Getaran Getaran adalah gerak periodik atau gerak yang berulang dengan sendirinya setelah interval waktu tertentu. Interval waktu disebut juga periode. Contoh sederhana fenomena getaran dapat dilihat pada sebuah pegas yang salah satu ujungnya dijepit dan ujung lainya diberi massa M seperti gambar 2.5 berikut. 11

9 F Gambar 2.5 Sistem pegas sederhana Sumber : Piersol (2010) Mula mula sistem dalam keadaan setimbang (gambar 2.5). Jika massa diberi gaya F maka massa akan turun sampai batas tertentu. Perpindahan maksimum posisi massa bergantung pada besarnya gaya F, massa dan kekuatan tarik pegas melawan gaya F tersebut. Jika gaya sebesar F tidak dikenakan lagi pada massa, maka massa akan ditarik kekiri oleh pegas karena tenaga potensial yang tersimpan dalam pegas (gambar 2.5). Massa akan kembali ke posisi kesetimbangan, selanjutnya bergerak kekanan sampai batas tertentu. Perpindahan maksimum ke kanan dipengaruhi oleh kekuatan tarik pegas dan massa benda. Proses tersebut akan berulang sampai tidak ada pengaruh gaya luar pada sistem. Pergerakan massa naik turun ini disebut osilasi mekanis. Berkaitan dengan mesin, getaran (machinery vibration) didefinisikan sebagai gerakan bolak-balik dari mesin atau elemen mesin dari posisi setimbang (diam) Karakteristik Getaran Kondisi mesin dan masalah meknik dapat diketahui dengan mempelajari karateristik getarannya. Pada suatu sistem pegas-massa, karateristik getaran dapat dipelajari dengan memplot pergerakan massa terhadap waktu. 12

10 Gambar 2.6 Karakteristik getaran Sumber : Mobley (2002) Gerak massa dari posisi netralnya ke batas atas kemudian kembali ke posisi netral (kesetimbangan) dan bergerak lagi ke batas bawah kemudian kembali ke posisi kesetimbangan, menunjukan gerakan satu siklus. Waktu untuk melakukan gerak satu siklus ini disebut periode, sedangkan jumlah siklus yang dihasilkan dalam satu interval waktu tertentu disebut frekuensi. Dalam analisis getaran mesin, frekuensi lebih bermanfaat karena berhubungan dengan rpm (putaran) suatu mesin (Crawford,1992) Frekuensi Getaran Frekuensi adalah jumlah siklus pada setiap satuan waktu. Besarnya dapat dinyatakan dalam siklus per detik (cycles per second) atau siklus per menit (cycles per minute). Frekuensi getaran penting diketahui dalam analisa getaran mesin untuk menunjukan masalah yang terjadi pada mesin tersebut. Dengan mengetahui frekuensi getaran, akan memungkinkan untuk dapat mengidentifikasi bagian mesin yang rusak (fault) dan sekaligus masalah yang menyebabkannya Gaya yang menyebabkan getaran dihasilkan dari gerak berputar elemen mesin. Gaya tersebut berubah dalam besar dan arahnya sebagaimana elemen putar berubah posisinya terhadap titik netral. Akibatnya, getaran yang dihasilkan akan mempunyai frekuensi yang bergantung pada kecepatan putar elemen yang telah mengalami kerusakan. Oleh karena itu, dengan mengetahui frekuensi getaran, akan dapat mengidentifikasi bagian dari mesin yang bermasalah. Penting untuk diketahui juga, bahwa permasalahan yang berbeda pada suatu mesin menyebabkan frekuensi getaran yang berbeda pula, sehingga permasalahan dasar yang terjadi akan dapat diidentifikasi. Sebagai contoh, 13

11 kerusakan bantalan akan menyebabkan frekuensi tinggi timbul pada komponen getarannya, ketidakseimbangan dari elemen rotasi akan menghasilkan frekuensi getaran sama dengan kecepatan putar (1X RPM) elemen tersebut. Contoh lain, kelonggaran mekanis (mechanical loosenes) akan menghasilkan frekuensi getaran sama dengan dua kali kecepatan putar (2X RPM). Kerusakan roda gigi juga akan menghasilkan frekuensi getaran yang tinggi, biasanya pada frekuensi sama dengan jumlah gigi dikali RPM-nya Sensor Getaran Accelerometer adalah instrumen yang mampu mengukur percepatan, mendeteksi dan mengukur suatu getaran, lendutan konstruksi. Alat ini dapat digunakan pada kendaraan, mesin dan bangunan (Aji, 2007). Pada penelitian ini, accelerometer digunakan untuk mengukur besarnya getaran (percepatan) yang terjadi pada pompa sentrifugal. Prinsip kerja piezoelectric accelerometer dijelaskan dalam gambar 2.7 berikut ini. Gambar 2.7 Prinsip kerja piezo-electric accelerometer Sumber : Jonathan(2007) Kristal piezo-electric, yang dapat dibuat oleh manusia atau dari alam, akan menghasilkan muatan (charge output) saat dimampatkan, dan sebaliknya saat direnggangkan (flexed) ataupun dengan gaya geser (shear forces). Kata piezo adalah saduran dari bahasa Yunani untuk kata memeras (squeeze). Di dalam piezo-electric accelerometer, suatu massa ditempelkan pada kristal piezo-electric 14

12 yang kemudian dipasang ke body accelerometer. Ketika bagian accelerometer ditujukan ke suatu bentuk getaran (vibration), massa yang diletakkan pada kristal akan mempertahankan posisinya karena pengaruh gaya inersia, sehingga akan menekan dan melonggarkan kristal piezo-electric. Gaya ini menimbulkan muatan dan menurut hukum pertama Newton, gaya ini sebanding dengan percepatan. Muatan yang keluar dikonversikan menjadi voltase berimpedansi rendah dengan piranti integral elektronik Penguraian Sinyal Getaran Sinyal adalah gambaran (deskripsi) tentang bagaimana suatu parameter mempengaruhi parameter lain. Misalnya voltase yang berubah setiap waktu dalam sirkuit elektronik. Sedangkan sistem merupakan suatu proses yang mengolah sinyal masukan menjadi sinyal keluaran. Sinyal yang diperoleh melalui sensor pada pengukuran suatu getaran mesin adalah suatu respon gabungan dari suatu mesin terhadap bermacam-macam gaya eksitasi, dari dalam maupun dari luar mesin tersebut. Kunci ke arah analisa yang efektif adalah, penguraian sinyal kompleks ini menjadi komponen-komponennya. Masing-masing komponen kemudian dikorelasikan dengan sumbernya. Ada dua pandangan dalam persoalan analisa getaran, yaitu domain waktu, yang memandang getaran sebagai simpangan terhadap waktu dan domain frekuensi, yang memandang getaran berupa amplitudo sebagai fungsi frekuensi. Domain waktu memberikan gambaran fenomena getaran secara fisik sedangkan domain frekuensi merupakan cara yang cocok untuk mengidentifikasikan komponen-komponennya Domain Waktu Data domain waktu adalah profil data yang dinyatakan sebagai grafik/plot amplitudo terhadap waktu. Perubahan simpangan suatu getaran terhadap waktu dapat diamati secara terinci dengan grafik domain waktu. Amplitudo sinyal sebanding dengan massa tak seimbang dan siklus berulang seiring dengan putaran. Sinyal ini sangat sederhana dan mudah dianalisa. Dalam praktek, sinyal yang didapat akan sangat rumit. 15

13 Gambar 2.8 Sinyal getaran dalam Domain waktu Sumber : Mobley (2002) Bila getaran yang terjadi kebih dari satu komponen, maka analisa domain waktu lebih sulit. Getaran-getaran tersebut sulit diturunkan masing-masing komponennya bila hanya melihat domain waktu. Domain waktu memberikan gambaran yang alamiah dari fenomena getaran, yang sangat berguna untuk menganalisa sinyal impuls yang dihasilkan oleh bantalan atau roda gigi yang rusak, atau sinyal dari bagian mesin yang kendor. Domain waktu berguna untuk menunjukkan fase antara satu sinyal dengan lainnya. Walaupun analisa sinyal dalam domain waktu untuk berbagai sinyal getaran dalam praktek sulit untuk dilakukan namun terdapat beberapa gejala getaran yang bermanfaat diamati dalam domain waktu yaitu analisa sinyal impuls yang berasal dari cacat pada gigi ataupun bantalan dan analisa sinyal getaran yang berasal dari bagian struktur yang longgar, misalnya tutup bantalan Domain Frekuensi Domain ferkuensi adalah profil data yang dinyatakan sebagai grafik/plot amplitudo terhadap frekuensi. Dalam praktek tidak ada sinyal getaran yang keberadaanya langsung dalam domain frekuensi. Sinyal getaran selalu terjadi dalam domain waktu tetapi untuk keperluan analisa sinyal getaran yang dalam domain waktu ini dapat dikonversikan kedalam domain frekuensi. 16

14 Gambar 2.9 Sinyal getaran Domain Frekuensi Sumber : Mobley (2002) Domain frekuensi berpedoman pada prinsip bahwa semua sinyal (bukan sinyal ideal) dapat dibangkitkan dengan penjumlahan gelombang sinus. Prinsip ini dirumuskan oleh J.B. Fourier satu abad yang lalu. Sebaliknya sembarang sinyal dapat diuraikan atas komponen-komponennya yang berupa gelombang sinus, penting untuk dikemukakan bahwa spektrum frekuensi sepenuhnya mewakili sinyal getaran. Tidak ada informasi yang hilang karena konversi dari domain waktu ke domain frekuensi, bila beda fase antar komponen juga disertakan. 2.4 Pendekatan Fourier untuk Gelombang Periodik Fenomena perodik sangat sering dijumpai dalam fisika dan penerapan rekayasa, dan suatu masalah praktis yang penting adalah merepresentasikan fenomena periodik yang muncul dengan menggunakan fungsi periodik sederhana seperti sinus dan kosinus (Erwin, 1988). Deret Fourier adalah deret yang bersuku sinus dan kosinus dan muncul ketika kita ingin merepresentasikan fungsi periodik umum ketika kita ingin merepresentasikan fungsi periodik umum. Fungsi dikatakan periodik jika fungsi itu didefinisikan untuk semua x nyata dan jika ada bilangan positif p sedemikian rupa sehingga, f (x p) f (x) (2.1) Bila p ini dinamakan periode fungsi f (x). Grafik fungsi demikian diperoleh melalui pengulangan periodik grafiknya untuk sembarang selang yang panjangnya p. 17

15 Gambar 2.10 Grafik suatu fungsi periodik Sumber : Kreyszig (2007) Transformasi Fourier Fourier memperlihatkan bahwa suatu fungsi periodik dapat dinyatakan oleh deret sinusoidal takhingga yang frekuensi-frekuensinya berkaitan secara harmonik. Untuk fungsi dengan periode T, suatu deret Fourier kontinu dapat dituliskan sebagai f ( t) a0 a1 cos( t) b1 sin( t) a1 cos(2 t) b2 sin( t)... atau secara lebih singkat dituliskan sebagai berikut, f ( t) a...(2.2) 0 [ ak cos( k 0t) bk cos( k 0t)] k 1 Integral Fourier merupakan alat utama yang tersedia untuk keperluan ini. Integral ini dapat diturunkan dari bentuk eksponen dari deret Fourier. Dengan, / 2 1 T jk 0t c k f ( t) e dt...(2.3) T T / 2 Untuk 0 2 /T dan k 0,1,2,... Transisi dari fungsi periodik ke takperiodik dapat diefektifkan dengan membiarkan periode mendekati takhingga. Dengan perkataan lain, begitu T menjadi tak hingga, fungsi-nya tidak pernah berulang sehingga, menjadi tidak periodik. Jika ini dibiarkan terjadi, maka dapat diperagakan bahwa deret fourier mengecil menjadi, 18

16 f 1 2 jk 0t ( t) F( i 0 ) e d (2.4) fungsi tersebut dikenal dengan integral fourier. Sedangkan jk f i f t e 0 t ( 0 ) ( ) dt...(2.5) dikenal dengan tranformasi fourier. Dari kedua pasangan persaman tersebut mengijinkan kita mentransfomasi bolak-balik antara domain waktu dan domain frekuensi untuk suatu sinyal tanpa periodik. Deret fourier dapat diterapkan pada bentuk gelombang periodik sedang transformasi fourier dapat diterapkan pada bentuk gelombang acak. Untuk mengubah domain waktu ke domain frekuensi maka digunakanlah Direct Fourier transformation, dan untuk mengubah kembali ke domain waktu digunakanlah Inverse Fourier Transformation Transformasi Fourier Diskrit (Discreet Fourier Transformation) Dalam rekayasa, fungsi seringkali dinyatakan dalam himpunan terhingga nilai diskrit. Data juga seringkali dikumpulkan atau dikonversikan ke bentuk yang demikian. Seperti dilukiskan pada gambar berikut, selang dari 0 s/d T dapat dibagi menjadi N selang bagian berjarak sama dengan lebar t T/N notasi n dipakai untuk menujukkan waktu-waktu diskrit saat sampel-sampel diambil. Jadi f n menunjukkan suatu nilai dari fungsi kontinu diambil pada t n. 19

17 Gambar 2.11 Titik-titik sampel dari deret fourier diskrit Sumber : Crawford (2007) Terlihat bahwa titik-titik data dirinci pada n = 0, 1, 2,..., N-1. Sehingga transformasi diskrit dapat dituliskan dengan F k N 1 n 0 f n e ik untuk k = 0 sampai N-1 dengan 0 0 n...(2.6) 2 / N Dua persamaan tersebut masing-masing menyatakan analog diskrit dari dua persamaan sebelumnya. Dengan demikian kedua persaman tersebut dapat digunakan untuk menghitung transformasi fourier untuk data diskrit. Dari rumus diatas, data diskrit dapat dihitung menggunakan transformasi fourier diskrit. Dari sini kita bisa menggunakan transformasi fourier diskrit untuk menghitung data diskrit. Discrete Fourier Transform (DFT) sangat penting sekali dalam bidang analisa spektrum (frekuensi) karena mampu mengubah sinyal diskrit dalam domain waktu menjadi frekuensi diskrit dalam representasi domain frekuensi. DFT memiliki sifat, diantaranya yaitu periodisitas dan kesimetrisan. Periodisitas, karena DFT, adalah periodik. Satu periode berkisar dari f = 0 sampai fs, dimana fs adalah frekuensi sampling. Selebihnya, DFT hanya didefinisikan pada daerah antara 0 sampai fs. 20

18 Kesimetrisan, ketika daerah antara 0 sampai fs diuji, maka akan terjadi kesimetrisan disekitar titik tengah, 0.5fs, atau disebut frekuensi Nyquist. FFT (Fast Fourier Transform) adalah varian tercepat dari DFT. FFT menggunakan algoritma yang canggih untuk melakukan proses yang sama dengan DFT, namun dalam waktu yang lebih singkat. Karena kecepatan dan sifat diskritnya inilah yang membuat FFT digunakan pada berbagai bidang pengolahan sinyal digital termasuk didalamnya program MATLAB. 2.5 Penggunaan fungsi FFT pada script MATLAB Matlab dilengkapi dengan fungsi sintaks, yang dapat membantu melakukan perhitungan dengan lebih cepat dan efisien. Fungsi FFT pada MATLAB adalah tool yang efektif untuk komputasi transformasi fourier diskrit dari suatu sinyal. Sintaks yang khas untuk komputasi FFT pada sinyal adalah seperti berikut: FFT ( x, N ) Dimana x adalah sinyal, x[n], yang ingin kita transformasi, dan N adalah jumlah titik dalam FFT. Nilai N harus lebih besar atau sama dengan jumlah sampel dalam x[n]. Fungsi fft inilah yang digunakan untuk mentransformasi data sinyal getaran dalam domain waktu, menjadi datasinyal dalam domain frekuensi 2.6 Getaran Roda gigi Roda gigi sangat luas pengunaanya untuk sistem transmisi yang tugasnya mentranfer torsi. Roda gigi mempunyai tanda getaran khusus yang mengidentifikasi operasi normal maupun tidak normalnya. Karakteristik dari tanda-tanda getaran atau spektrum getaran yang mudah dikenal, tetapi sulit diartikan. Untuk dapat melakukan identifikasi, diperlukan analyzer dengan resolusi tinnggi dan baseline vibration spectra ( spektrum getaran yang diukur pada saat roda gigi masih baru dan bagus). Cara termudah untuk mendeteksi persolan adalah dengan melakukan pemantauan berkala, karena kerusakan lanjut sangat sulit utuk dianalisis. 21

19 2.7 Karakteristik frekuensi roda gigi Karakteristik frekuensi roda gigi meliputi : 1) Gearmesh Ini adalah frekuensi pokok yang selalu dikaitkan dengan roda gigi. Dimana besarnya sama dengan jumlah gigi kali kecepatan putaranya. Gambar 2.1 merupakan tiruan spektum getaran sebuah gearbox yang mempunyai jumlah gigi 15 buah yang berputar pad kecepatan 3000 rpm (50 Hz). Jadi, frekuensi gearmesh = 15 x 50 = 750 Hz. Frekuensi ini akan selalu nampak pada spektrum getaran, baik untuk roda gigi yang baik maupun yang sudah rusak. Sideband kecepatan putar disekitar frekuensi gearmesh menandakan adanya backlash atau eksentrisitas. Amplitudo gearmesh dapat berubah dengan kondisi operasi. Ini menyatakan bahwa amplitudo gearmesh tidak dapat dipakai sebagai indikasi yang terpercaya untuk kondisi roda gigi. Selain itu, tingginya sideband, atau besarnya energi pada frekuensi pribadi atau frekuensi gearmesh menandakan adanya persoalan. 2) Sideband Frekuensi yang dibangkitkan oleh gearbox timbul dari backlash, eksentrisitas, pembebanan, dan pulsa yang dihasilkan oleh cacat. Sideband sering kali dapat menunjukan roda gigi yang rusak. Dimana jika n adalah jumlah gigi dan N adalah kecepatan putar (Hz) maka akan muncul pada spektrum getaran sideband pada (n-1)n dan (n+1)n, serta spectrum poros, frekuensi pribadi, serta gearmesh frekuensi. 3) Eksitasi roda gigi Eksitasi yang timbul pada roda gigi bisa disebabkan adanya gaya-gaya dari luar yang bekerja pada saat pasangan roda gigi tersebut dioperasikan. Selain hal tersebut eksitasi juga bisa muncul karena proses manufakturnya. Dimana roda gigi yang dibuat dengan presisi tinggi dengan ketidak sempurnaan yang sangat kecil dapat menciptakan komponen getaran yang tidak normal. Ketidak sempurnaan ini juga bisa disebabkan pada saat proses manufakturingnya atau pada saat pemasangan operasinya. Pemasangan yang tidak akurat dapat menyebabkan roda gigi yang sempurna menjadi kasar pada saat operasinya. Pengukuran dari 22

20 kesalahan roda gigi biasanya melahirkan bentuk yang kompleks dari ketidak akuratan geometri yang menghasilkan frekuensi getaran tidak normal. Untuk analisa getaran dari pasangan roda gigi ini, frekuensi harmoniknya yang lebih rendak adalah yang paling diharapkan karena komponen-komponen ini mengeksitasi frekuensi natural drive train yang paling rusak. Harmonik yang lebih tinggi seperti kesalahan gigi dengan gigi roda gigi dan fluktuasi pada perpindahan shaf dipengaruhi oleh fleksibilitas gigi roda gigi, membangkitkan kebisingan dari pada getaran pasangan roda gigi. Backlash adalah faktor yang penting pada operasi roda gigi. Semua roda gigi harus mempunyai ukuran tertentu dari backlash untuk mengijinkan toleransi dalam kekonsentrisan dan bentuk gigi. Ketidak cukupan backlash menyebabkan kerusakan lebih awal yang dipegaruhi oleh beban berlebih. Terlalu banyak backlash meningkatkan kontak dan mengurangi umur dari pasangan roda gigi. 4) Backlash Backlash yang tidak normal mengubah spasi dari sideband disekitar frekuensi gearmesh. Memonitor kondisi mekanik dari roda gigi mengunakan teknik analisa getaran, juga harus mempunyai pertimbangan gaya unik yang dibangkitkan roda gigi yang spesifik. Sebagai contoh: roda gigi heliks berdasarkan desainya membangkitkan beban trush yang tinggi yang diciptakan oleh meshing dari matting gear. Penurunan dari kondisi roda gigi heliks akan meningkatkan gaya aksial dan ini berdasarkan amplitudo getaran. 2.8 Putaran kritis poros Pada kecepatan tertentu sebuah poros rotor atau rotor diketahui memberikan getaran lateral yang berlebihan. Keepatan sudut dari suatu poros dimana hal ini terjadi disebut kecepatan kritis (critical whirling speed). Pada saat kecepatan kritis, lenturan dari poros menjadi berlebihan dan menyebabkan perubahan bentuk (deformasi) yang permanen atau strukturnya rusak sebagai contoh sudu-sudu dalam turbin. Lenturan poros yang besar yang terjadi pada bantalan yang besar dan menyebabkan kerusakan pada bantalan. Sebuah mesin tidak akan pernah dapat beroperasi dalam suatu lama waktu tertentu pada suatu kecepatan yang dekat dengan titiki kritis. Bila kecepatan rotasi poros sama dengan 23

21 salah satu frekuensi pribadi sistem rotor atau piringan yang dipasang pada poros elastis maka akan terjadi getaran yang besar dan hal ini harus dihindari. Sebuah poros jika ditopangkan pada bantalan peluru dapat dianggap sebagai suatu sistem topangan yang sederhana ; jika poros ditopangkan pada bantalan luncur dapat dianggap sebagai batang yang dijepit. Untuk suatu lempeng dengan massa M, yang didukungkan antara bantalan pada poros yang diabaikan massanyadan diletakkan pada jarak a dari bantalan sebelah kiri dan berjarak b dari bantalan sebelah kanan dan dimana bantalannya adalah bantalan peluru, kecepatan kritis n = g...(2.7) yst y st = 2 Mga b 3EIL Dari persamaan 2.8, n = 2 2 Di mana 2...(2.8) 3EIL...(2.9 Ma b n = kecepatan kritis, rad/det E = modulus elastisitas dari poros, Pa I = momen inersia daru penampang poros poros, 4 d 64 dimana d= diameter luncur g = percepatan gravitasi bumi = 9,806 m/detik 2 M = massa dari lempeng, kg L = jarak antar bantalan-bantalan Untuk kondisi-kondisi seperti di atas, kecuali yang menggunakan bantalan 3 Mga b 3EIL y st = (2.10) 3 = 3EIL n (2.11) Ma b 24

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI PADA GEARBOX MENGGUNAKAN SINYAL GETARAN. SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI PADA GEARBOX MENGGUNAKAN SINYAL GETARAN. SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI PADA GEARBOX MENGGUNAKAN SINYAL GETARAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : BAGUS HANDOKO NIM. I1406020 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2] Bab II Teori Dasar 2.1 Proses Akuisisi Data [2, 5] Salah satu fungsi utama suatu sistem pengukuran adalah pembangkitan dan/atau pengukuran tehadap sinyal fisik riil yang ada. Peranan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR

BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR BAB IV PERANGKAT PENGUJIAN GETARAN POROS-ROTOR 4.1 Perangkat Uji Sistem Poros-rotor Perangkat uji sistem poros-rotor yang digunakan tersusun atas lima belas komponen utama, antara lain: landasan (base),

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana. Teori Dasar Rodagigi Rodagigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN *Achmad Widodo, Djoeli Satrijo, Toni Prahasto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT ii PRAKATA Buku ini menyajikan pembahasan dasar mengenai getaran mekanik dan ditulis untuk mereka yang baru belajar getaran. Getaran yang dibahas di sini adalah getaran linier, yaitu getaran yang persamaan

Lebih terperinci

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Chapter 5 Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Gelombang dasar lain datang jika jarak dari beberapa titik dari titik tertentu dianggap sebagai koordinat relevan yang bergantung pada variabel akustik.

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK SEDERHANA

GERAK HARMONIK SEDERHANA GERAK HARMONIK SEDERHANA Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang

Lebih terperinci

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

Perencanaan Roda Gigi

Perencanaan Roda Gigi Perencanaan Roda Gigi RODA GIGI Roda gigi adalah roda silinder bergigi yang digunakan untuk mentransmisikan gerakan dan daya Roda gigi menyebabkan perubahan kecepatan putar output terhadap input 1 Jenis-jenis

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Hubungan 1/1 filter oktaf f 1 f 2 f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2f c1 = frekuensi tengah penyaring =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Analisis oktaf sepertiga,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Analisa Getaran Perawatan mesin tradisional, skedul overhaul perbaikan biasanya sulit dibuat karena kebutuhan perbaikan tidak dapat ditentukan secara pasti, tanpa membongkar mesin

Lebih terperinci

PUNTIRAN. A. pengertian

PUNTIRAN. A. pengertian PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2014 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan. 2.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Standar Pengujian Tarik Standar pengujian tarik yang digunakan adalah American Society for Testing Materials (ASTM) E 8M-04 sebagai acuan metode pengujian standar pengujian tarik

Lebih terperinci

PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah:

PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah: PEGAS Ketika fleksibilitas atau defleksi diperlukan dalam suatu system mekanik, beberapa bentuk pegas dapat digunakan. Dalam keadaan lain, kadang-kadang deformasi elastis dalam suatu bodi mesin merugikan.

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM POROS-ROTOR

BAB III PEMODELAN SISTEM POROS-ROTOR BAB III PEMODELAN SISTEM POROS-ROTOR 3.1 Pendahuluan Pemodelan sistem poros-rotor telah dikembangkan oleh beberapa peneliti. Adam [2] telah menggunakan formulasi Jeffcot rotor dalam pemodelan sistem poros-rotor,

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR LAMPIRAN TUGAS Mata Kuliah Progran Studi Dosen Pengasuh : Fisika Dasar : Teknik Komputer (TK) : Fandi Susanto, S. Si Tugas ke Pertemuan Kompetensi Dasar / Indikator Soal Tugas 1 1-6 1. Menggunakan konsep

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN Mata Pelajaran : Fisika Guru : Arnel Hendri, SPd., M.Si Nama Siswa :... Kelas :... EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA Matakuliah: Fisika Matematika DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA Di S U S U N Oleh : Kelompok VI DEWI RATNA PERTIWI SITEPU (8176175004) RIFKA ANNISA GIRSANG (8176175014) PENDIDIKAN FISIKA REGULER

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44) 2.9 Analisis Fourier Alasan penting untuk pusat osilasi harmonik adalah bahwa virtually apapun osilasi atau getaran dapat dipecah menjadi harmonis, yaitu getaran sinusoidal. Hal ini berlaku tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang Email : ganongzainal@outlook.com

Lebih terperinci

Modul ke: Studio Desain II 12FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

Modul ke: Studio Desain II 12FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk Modul ke: Studio Desain II Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn Fakultas 12FDSK Program Studi Desain Produk PEGAS Energy potensial yang disimpan dalam sebuah pegas dapat dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN Sebagaimana yang telah dibahas pada Bab IV, ada beberapa tahap pengujian yang dilakukan pada kaji eksperimental ini. Tahap pertama diawali dengan pengukuran FRF

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ANALISIS EKSPERIMENTAL CIRI KERUSAKAN RODA GIGI LURUS BERBASIS SPEKTRUM GETARAN Awal Syahrani Sirajuddin * Abstract This study aims to analyze the spectrum of vibration

Lebih terperinci

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan Mengingat lahan tebu yang cukup luas kegiatan pencacahan serasah tebu hanya bisa dilakukan dengan sistem mekanisasi. Mesin pencacah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin Oleh: Rahardian Faizal Zuhdi 0220120068 Mekatronika Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Kendali Umpan Maju Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada fenomena berkendara ketika berbelok, dimana dilakukan pemodelan matematika yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik yang ringan

Lebih terperinci

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL 33 4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL Perancangan simulator getaran ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : pengumpulan konsep rancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Membuat aplikasi pengenalan suara untuk pengendalian robot dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan sebagai algoritma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 01:

Materi Pendalaman 01: Materi Pendalaman 01: GETARAN & GERAK HARMONIK SEDERHANA 1 L T (1.) f g Contoh lain getaran harmonik sederhana adalah gerakan pegas. Getaran harmonik sederhana adalah gerak bolak balik yang selalu melewati

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

1. Sebuah beban 20 N digantungkan pada kawat yang panjangnya 3,0 m dan luas penampangnya 8 10

1. Sebuah beban 20 N digantungkan pada kawat yang panjangnya 3,0 m dan luas penampangnya 8 10 1. Sebuah beban 20 N digantungkan pada kawat yang panjangnya 3,0 m dan 7 luas penampangnya 8 10 m 2 hingga menghasilkan pertambahan panjang 0,1 mm. hitung: a. Teganagan b. Regangan c. Modulus elastic kawat

Lebih terperinci

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika Prediksi UN SMA IPA Fisika Kode Soal Doc. Version : 0-06 halaman 0. Dari hasil pengukuran luas sebuah lempeng baja tipis, diperoleh, panjang = 5,65 cm dan lebar 0,5 cm. Berdasarkan pada angka penting maka

Lebih terperinci

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya BAB 5 POROS (SHAFT) Definisi. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium PENDEKATAN TEORITIK Elastisitas Medium Untuk mengetahui secara sempurna kelakuan atau sifat dari suatu medium adalah dengan mengetahui hubungan antara tegangan yang bekerja () dan regangan yang diakibatkan

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batok Kelapa Batok Kelapa (endocrap) merupakan bagian buah kelapa yang bersifat keras yang diselimuti sabut kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa (Lit.5 diunduh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

Getaran, Gelombang dan Bunyi

Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06- Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan dan percepatannya maksimum

Lebih terperinci

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

MATERI PENGOLAHAN SINYAL : MATERI PENGOLAHAN SINYAL : 1. Defenisi sinyal 2. Klasifikasi Sinyal 3. Konsep Frekuensi Sinyal Analog dan Sinyal Diskrit 4. ADC - Sampling - Aliasing - Quantiasasi 5. Sistem Diskrit - Sinyal dasar system

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas 11 FISIKA Gerak Harmonis - Soal Doc Name: K1AR11FIS0401 Version : 014-09 halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran (A) selalu sebanding dengan simpangannya tidak bergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK 3.1 Metode Pengambilan Data Ada beberapa konfigurasi pengukuran yang digunakan dalam pengambilan data seismoelektrik di lapangan. Konfigurasi

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Rear Axle Shaft pada mobil diesel disambung dengan pengelasan. (www.competitiondiesel.com).

Gambar 1.1. Rear Axle Shaft pada mobil diesel disambung dengan pengelasan. (www.competitiondiesel.com). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Poros merupakan salah satu elemen mesin yang fungsinya sangat signifikan dalam konstruksi mesin. Sunardi, dkk. (2013) menyatakan bahwa poros digunakan dalam mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang

Lebih terperinci

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s². Hukum newton hanya memberikan perumusan tentang bagaimana gaya mempengaruhi keadaan gerak suatu benda, yaitu melalui perubahan momentumnya. Sedangkan bagaimana perumusan gaya dinyatakan dalam variabelvariabel

Lebih terperinci

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN BERBASIS DOMAIN FREKUENSI *Gigih Pribadi 1, Achmad Widodo 2, Djoeli Satrijo 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau

Lebih terperinci

MAKALAH GETARAN BEBAS TAK TEREDAM DAN GETARAN BEBAS TEREDAM

MAKALAH GETARAN BEBAS TAK TEREDAM DAN GETARAN BEBAS TEREDAM MAKALAH GETARAN BEBAS TAK TEREDAM DAN GETARAN BEBAS TEREDAM Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Getaran Mekanik Dosen Pengampu: Agus Nugroho, S.Pd., M.T. Disusun Oleh: 1. Andrika Hilman Hanif (5212415009)

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut; BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori - teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori - teori yang digunakan adalah gaya gravitasi,

Lebih terperinci

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana MODUL PERKULIAHAN OSILASI Bagian- Fakultas Program Studi atap Muka Kode MK Disusun Oleh eknik eknik Elektro 3 MK4008, S. M Abstract Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Poros Poros merupakan suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol,

Lebih terperinci

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK Nirma Priatama NRP. 2210100159 Dosen Pembimbing : Dimas Anton Asfani, ST.,

Lebih terperinci

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons SILABUS : 1.Getaran a. Getaran pada sistem pegas b. Getaran teredam c. Energi dalam gerak harmonik sederhana 2.Gelombang a. Gelombang sinusoidal b. Kecepatan phase dan kecepatan grup c. Superposisi gelombang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2] BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Elemen Hingga Analisa kekuatan sebuah struktur telah menjadi bagian penting dalam alur kerja pengembangan desain dan produk. Pada awalnya analisa kekuatan dilakukan dengan

Lebih terperinci

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan

Lebih terperinci